61
Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat i Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia -nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan ... filePuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkatNya, Kajian Ekonomi Regional Provinsi

  • Upload
    vonhu

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

i

Visi Bank Indonesia

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki

serta

Misi Bank Indonesia

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ii

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan

berkatNya, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Papua Barat triwulan I tahun 2012

ini dapat terbit tepat waktu. Ditengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, kajian

yang meliputi analisa makro ekonomi daerah, perbankan, sistem pembayaran,

ketenagakerjaan dan keuangan daerah menjadi sangat penting terutama bagi pemerintah,

dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi bagi masyarakat luas.

Pada periode triwulan I-2012, perekonomian Provinsi Papua mengalami

pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar -3,62% (yoy) sementara perekonomian Provinsi

Papua Barat tumbuh positif sebesar 36,74% (yoy). Dari sisi permintaan, kontraksi ekonomi

Papua pada periode triwulan I-2012 terutama disebabkan oleh penurunan ekspor.

Sementara dari sisi penawaran, pertumbuhan negatif pada sektor pertambangan dan

penggalian menjadi penyumbang utama penurunan kinerja ekonomi Papua.

Inflasi di Propinsi Papua dihitung pada pergerakan harga barang dan jasa di Kota

Jayapura. Sampai dengan periode triwulan I-2012, inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,94%

(yoy) menurun dari 3,40% pada triwulan IV-2011. Namun demikian jika dilihat dari

perkembangan inflasi secara triwulanan, harga-harga di kota Jayapura mengalami deflasi

sebesar 0,47% (qtq). Hal ini disebabkan siklus konsumsi baik oleh Pemerintah maupun

Swasta yang secara historis lebih rendah pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan lain

khususnya triwulan IV-2011. Inflasi Provinsi Papua Barat merupakan inflasi gabungan yang

terjadi di Kota Manokwari dan Sorong. Pada triwulan I-2012, inflasi Provinsi Papua Barat

tercatat sebesar -0,98%(qtq).

Kinerja perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jayapura yang meliputi

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2012 cukup menggembirakan. Hal

ini tercermin dari beberapa indikator seperti tingginya pertumbuhan aktiva (9,46%),

pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (9,87%), dan tingginya pertumbuhan

kredit (23,14%), dan rendahnya tingkat Non Performing Loan (NPL=1,32%) yang jauh di

bawah batas maksimum 5% sesuai ketetapan Bank Indonesia.

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iii

Pada triwulan I-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari Wilayah

Papua mencapai Rp 16,88 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 10.341. Dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai transaksi tersebut mengalami

kontraksi sebesar -3,55% sementara volume warkat. Berbeda dengan perilaku triwulan

sebelumnya, pada triwulan I-2012 terjadi net inflow yang ditengarai sebagai akibat

masuknya dana alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan digunakan

oleh Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi aktivitas Pemerintahan dan

investasi di wilayah Papua. Tercatat sampai dengan triwulan I-2012 dana perimbangan

yang sudah masuk mencapai Rp. 563 Miliar dan dan dana alokasi umum bagi beberapa

Kabupaten yang mencapai Rp. 600,- miliar.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari koordinasi berbagai pihak, untuk itu

pada kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

semoga hubungan kerjasama yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di

masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami kiranya laporan triwulan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak dalam memahami perekonomian Provinsi Papua dan Papua

Barat.

Jayapura, Juni 2012

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT

Kepala Perwakilan Ttd.

Leo R. Tandiarrang Deputi Direktur

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................. ix

TABEL INDIKATOR MONETER ........................................................................................... xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................... xiii BAB I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL .............................................. 1

I. Provinsi Papua ................................................................................................... 4 1.1. Sisi Permintaan ............................................................................................. 4

1.1.1. Konsumsi ................................................................................. 4 1.1.2. Investasi .................................................................................... 6 1.1.3. Ekspor-Impor .............................................................................. 6

1.2. Sisi Penawaran ................................................................................................ 8 1.2.1. Sektor Pertanian ....................................................................... 8 1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ....................................... 10 1.2.3. Sektor Industri Pengolahan ........................................................ 10 1.2.4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .................................... 10 1.2.5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ........................................ 11 1.2.6. Sektor Lainnya .......................................................................... 12

II. Provinsi Papua Barat ......................................................................................... 13 2.1. PDRB Dari Sisi Permintaan ..................................................................... 13 2.1.1. Konsumsi ......................................................................................... 15

2.1.2. Investasi ............................................................................................ 15 2.2.3. Ekspor Impor ...................................................................................... 16

2.2. Sisi Penawaran...................................................................................... 16 2.2.1. Sektor Pertanian ...................................................................... 16 2.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................................... 16 2.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ....................................... 17 2.2.4. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................... 18 2.1.5. Sektor Jasa-Jasa ......................................................................... 18

BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA........................................................ .......................... 20

I. Provinsi Papua.................................................................................................... 20 1.1. Kondisi Umum ................................................................................. 20 1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

Pada Periode Berjalan Di Kota Jayapura ............................................ 20 1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas .............................................. 21

1.3.1. Kelompok Bahan Makanan .................................................... 22 1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ............................................................................ 22 1.3.3. Kelompok Perumahan, Air dan Listrik ...................................... 23 1.3.4. Kelompok Sandang ............................................................... 23

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

v

1.3.5. Kelompok Kesehatan .............................................................. 23 1.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ......................... 23 1.3.7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan ................................................................... 23

II. Provinsi Papua Barat .......................................................................................... 24

2.1 Kondisi Umum ................................................................................. 24 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Selama

Periode Berjalan................................................................................ 24 2.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ............................................... 24 2.2.1. Kelompok Bahan Makanan ....................................................... 24 2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ............................................................................... 25

2.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ......................................................................... 25

2.2.4. Kelompok Sandang .................................................................. 25 2.2.5. Kelompok Kesehatan ................................................................ 25 2.2.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ........................... 25 2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan. .................. 25

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ......................................................................... 27

I. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua ............................................. 27

II. Perbankan Provinsi Papua ................................................................................ 29 2.1. Perkembangan Umum .............................................................................. 29

2.2. Perkembangan Aset ............................................................................. 30 2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ...................................................... 30 2.4. Penyaluran Kredit Perbankan ................................................................ 31 2.5. LDR dan NPL ........................................................................................ 31 2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ........................................................ 31

III. Perbankan Provinsi Papua Barat ....................................................................... 32 3.1. Perkembangan Umum .............................................................................. 32 3.2. Perkembangan Aset ................................................................................. 33 3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan .......................................................... 33 3.4. Penyaluran Kredit Perbankan .................................................................... 34 3.5. LDR dan NPL ........................................................................................... 34 3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ............................................................ 35

BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH .......................................................... 36

I. Keuangan Daerah Provinsi Papua ....................................................................... 36 1.1 Realisasi Pendapatan .............................................................................. 36 1.2 Realisasi Pengeluaran ............................................................................. 37

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ...................................................... 39

I. Bank IndonesiaReal Time GrossSettlement (BI-RTGS) ........................................... 39 II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) ................................................... 42

III. Perkembangan Uang Kartal ................................................................................. 42

BAB 6. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ........................................................... 43 I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ......................................................................... 43

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua ......................................... 43 1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ............................... 43

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vi

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat ................................................................ 43 2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat .................................................................................... 44 2.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ................................ 45

BAB 7. PRAKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ................................................ 46 I. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daerah ............................................................. 46 II. Prospek Inflasi ................................................................................................... 46 III. Prospek Perbankan ............................................................................................ 46

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vii

Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat Dari Sisi Penawaran .......................................................... 3

Tabel 2 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ..................................... 3

Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua

dan Provinsi Papua Barat Dari Sisi Permintaan(%) .............................................. 4

Tabel 4 Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap

PertumbuhanEkonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat..... ..................................................... 4

Tabel 5 Perkembangan Penjualan PT. Freeport ................................................................ 11

Tabel 6 Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua ............................................. 12

Tabel 7 Perkembangan Produksi Kacang Kedelai Provinsi Papua ...................................... 12

Tabel 8 Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua ................................................... 13

Tabel 9 Perkembangan Produksi Perikanan di Provinsi Papua ........................................... 13

Tabel 10 Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia ................................................ 14

Tabel 11 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang Pelabuhan Jayapura .......................... 16

Tabel 12 Perkkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua .............................. 17

Tabel 13 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang Pelabuhan Jayapura .......................... 21

Tabel 14 Realisasi Pengadaan Semen di Papua ............................................. 21

Tabel 15 Perkembangan Produksi Padi Provinsi Papua ....................................................... 22

Tabel 16 Perkembangan Bongkar Muat Barang ................................................................ 23

Tabel 17 Perkembangan Arus Penumpang ........................................................................ 24

Tabel 18 Nilai Tambah Bank ............................................................................................. 25

Tabel 19 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura .................................................................. 26

Tabel 20 Diasagregasi Inflasi ................................................................................................ 27

Tabel 21

Tabel 22 Perkembangan Infasi Papua Barat .......................................................................... 33

Tabel 23 Perkembangan Perbankan Wilayah Papua ............................................................. 39

Tabel 24 Perkembangan NPL persektor ................................................................................ 40

Tabel 25 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua .............................................................. 41

Tabel 26 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua ....................................................... 42

Tabel 27 Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua ........................................ 44

Tabel 28 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat ..................................................... 45

Daftar Tabel

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

viii

Tabel 29 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat ................................................ 47

Tabel 30Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan IV-2010 ................................. 49

Tabel 31 Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Papua Triwulan I Tahun 2010-2011 .......................................................... 50

Tabel 32 Transaksi RTGS Wilayah Papua .............................................................................. 53

Tabel 33 Transaksi Kliring Wilayah Papua ............................................................................. 54

Tabel 34Perkembangan Perkasan KBI Jayapura .................................................................... 55

Tabel 35Penduduk Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua ................................................ 57

Tabel 36 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Papua ............................................ 58

Tabel 37 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua Barat ..................................................... 58

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ix

Grafik 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua..................... ........................... 2

Grafik 2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua Barat ........................................ 2

Grafik 3 Indeks Keyakinan ..................................................................................................... 6

Grafik 4 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi .................................................................... 6

Grafik 5 Konsumsi Listrik RT .................................................................................................. 7

Grafik 6 Kredit Konsumsi ..................................................................................................... 7

Grafik 7 Realisasi Belanja Pegawai Pemda .............................................................................. 7

Grafik 8 Jumlah kendaraan Baru............................................................................................ 7

Grafik 9 Kredit Investasi Bank Umum ..................................................................................... 9

Grafik 10 Realisasi Belanja Modal Pemrov. Papua ................................................................... 9

Grafik 11 Volume Impor Barang Modal ................................................................................. 9

Grafik 12 Realisasi Pengadaan Semen Papua ......................................................................... 9

Grafik 13 Volume Ekspor Non Migas Papua ........................................................................... 10

Grafik 14 Nilai Ekspor Non Migas Papua ................................................................................ 10

Grafik 15 Volume Impor Non Migas Papua ........................................................................... 11

Grafik 16 Nilai Impor Non Migas Papua ................................................................................. 11

Grafik 17 Pertumbuhan Tahunan Konsumsi Listrik Industri .................................................... 15

Grafik 18 Indeks Keyakinan Konsumen Manokwari ............................................................... 19

Grafik 19 Komponen IKE Manokwari ................................................................................... 19

Grafik 20 Komponen Indeks Ekspektasi ................................................................................ 19

Grafik 21 Kredit Konsumsi Papua Barat ................................................................................ 19

Grafik 22 Pertumbuhan Konsumsi Listerik Papua Barat .......................................................... 20

Grafik 23 Pertumbuhan Konsumsi Listrik Komersial Papua Barat ............................................. 23

Grafik 24 Perkembangan Disagregasi Inflasi Papua ................................................................ 27

Grafik 25 Perkembangan SEK ................................................................................................ 28

Grafik 26 Perkembangan Harga Beberapa Komoditi............................................................... 29

Grafik 27 Perkembangan Aset perbankan Prov. Papua ........................................................... 41

Grafik 28 Perkembangan DPK Papua ..................................................................................... 42

Grafik 29 Perkembangan Kredit Papua .................................................................................. 43

Grafik 30 Perkembangan Indikator Perbankan Papua ............................................................ 44

Grafik 31 Perkembangan Perbankan Papua Barat .................................................................. 45

Grafik 32 Perkembangan DPK Papua Barat ............................................................................ 46

DaftarGrafik

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

x

Grafik 33 Perkembangan Kredit Papua Barat ........................................................................ 46

Grafik 34 Perkembangan Indikator Perbankan Papua Barat .................................................... 47

Grafik 35 Perkembangan Belanja Tidak Langsung Papua ........................................................ 51

Grafik 36 Nilai Transaksi RTGS ............................................................................................... 53

Grafik 37 Perkembangan Kliring Wilayah Papua ..................................................................... 54

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xi

TABEL INDIKATOR

INFLASI DAN PDRB

2012

I II III IV I II III IV I

P E R T A N I A N 866.178,43 965.000,16 972.866,94 903.474,29 921.347,23 978.422,47 994.626,61 948.018,08 932.000,64

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.170.592,17 2.070.592,48 2.649.987,49 2.583.862,91 2.219.974,34 1.962.842,40 1.809.088,78 1.022.164,73 1.750.735,84

INDUSTRI PENGOLAHAN 134.040,44 134.140,66 141.336,18 149.280,00 153.225,10 145.021,71 148.737,26 154.486,81 161.047,34

LISTRIK DAN AIR BERSIH 12.564,17 12.712,23 13.108,77 13.183,48 13.225,78 13.321,48 13.614,61 13.997,15 13.890,08

B A N G U N A N 445.000,64 465.193,05 519.883,94 611.215,71 524.022,94 543.174,13 607.685,01 703.607,77 568.247,52

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 395.493,63 403.534,92 424.356,96 454.104,88 440.189,35 447.169,07 465.485,91 487.994,12 476.197,57

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 409.029,33 422.461,13 448.946,61 466.979,13 451.629,20 462.345,00 480.551,75 515.587,22 485.116,19

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 159.182,48 156.082,79 173.064,93 304.447,06 165.599,05 231.693,82 221.279,80 239.770,66 219.352,57

JASA-JASA 480.993,77 539.248,72 608.526,57 726.617,12 551.570,84 592.541,08 677.248,36 816.278,21 636.979,07

( P D R B ) 5.073.075,06 5.168.966,15 5.952.078,41 6.213.164,58 5.440.783,82 5.376.531,15 5.418.318,09 4.901.904,74 5.243.566,83

2012

I II III IV I II III IV I

P E R T A N I A N 489.736,52 501.882,13 509.698,23 513.007,52 512.555,03 504.754,22 512.575,32 515.833,52 517.288,54

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 267.439,89 270.040,14 273.427,27 279.144,23 275.337,62 284.987,40 295.157,74 300.480,78 328.547,74

INDUSTRI PENGOLAHAN 560.784,42 650.554,06 953.455,15 846.136,40 841.359,38 1.081.228,94 1.584.511,61 1.450.729,51 1.608.399,49

LISTRIK DAN AIR BERSIH 8.171,65 8.439,25 8.616,57 8.857,66 8.904,55 9.164,64 9.463,24 9.570,31 9.801,71

B A N G U N A N 165.803,19 175.375,57 181.383,36 195.906,11 192.390,27 198.320,63 206.069,68 209.617,14 213.241,75

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 179.470,23 181.094,65 183.125,24 200.191,72 201.605,70 206.980,59 211.653,97 213.717,93 219.539,15

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 145.849,64 149.612,04 155.064,49 161.674,88 163.362,38 169.510,14 177.805,35 180.911,08 184.050,06

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 46.725,40 46.630,46 52.825,63 52.060,44 50.000,67 51.887,33 59.403,30 59.213,63 52.679,67

JASA-JASA 224.614,42 223.475,51 233.387,44 262.745,98 264.097,98 290.435,90 305.493,64 307.042,58 298.158,34

( P D R B ) 2.088.595,37 2.207.103,82 2.550.983,38 2.519.724,93 2.509.613,59 2.797.269,79 3.362.133,85 3.247.116,48 3.431.706,45

2011PDRB PROVINSI PAPUA BARAT

2010

PDRB PROVINSI PAPUA2010 2011

Kelompok Komoditi IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOYBahan Makanan 136,79 (0,23) 3,38 4,28 135,97 (0,03) 2,76 2,79 136,41 (2,87) 3,09 1,34 140,26 (0,36) 6,00 6,00 137,38 (5,71) (2,05) 0,43

Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 142,91 -0,1 0,2 8,36 144,76 -0,01 1,49 5,43 145,14 -0,07 1,76 5,43 145,66 0,3 2,12 2,12 146,8 0,472 0,783 2,722

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 115,05 0,13 0,52 4,24 115,71 0,10 1,09 4,65 116,05 0,13 1,39 2,44 116,67 0,42 1,93 1,93 117,50 0,38 0,71 2,13

Sandang 119,39 0,24 0,3 4,48 120,54 0,05 1,27 3,14 126,53 1,48 6,3 9,2 129,03 0,26 8,4 8,4 129,5 0,077 0,364 8,468

Kesehatan 114,06 0,22 (0,21) 1,67 114,67 0,14 0,32 1,34 115,16 0,38 0,75 1,67 114,87 0,01 0,50 0,50 115,42 0,25 0,48 1,19

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108,31 0 -0,02 0,39 108,32 0 -0,01 0,24 108,76 0 0,4 0,62 108,74 -0,12 0,38 0,38 108,75 0 0,009 0,406

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 115,16 - (0,57) 2,22 118,63 2,74 2,43 5,26 117,50 (1,71) 1,45 2,62 118,72 1,52 2,50 2,50 117,59 0,19 (0,95) 2,11

Inflasi Jayapura 123,97 -0,03 0,95 4,12 125,03 0,6 1,82 3,93 125,38 -1,07 2,1 2,82 126,97 0,36 3,4 3,4 126,38 -1,52 -0,46 1,944

Kelompok Komoditi IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY

Bahan Makanan 144,57 (1,51) (1,11) 5,97 144,56 2,02 (1,12) 0,62 148,50 (1,45) 1,57 3,00 148,05 2,75 1,27 1,27 145,80 0,01 (1,52) 0,85

Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 146,42 -1,33 -0,91 2,1 147,2 -0,01 -0,38 2,26 147,78 0,05 0,01 1,92 148,69 0,24 0,63 0,63 148,64 -0,05 -0,03 1,516

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 147,29 0,04 0,99 5,43 149,50 0,07 2,51 7,27 150,97 0,13 3,52 6,03 151,21 0,11 3,68 3,68 152,57 0,07 0,90 3,58

Sandang 126,37 0,222 1,145 3,48 126,83 0,02 1,51 3,84 129,64 0 3,76 5,51 129,89 -0,59 3,96 3,96 129,9 0,054 0,008 2,793

Kesehatan 132,31 0,33 0,87 1,60 132,31 - 0,87 1,63 136,13 (0,01) 3,78 4,26 136,81 0,45 4,30 4,30 137,16 0,20 0,26 3,67

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 120,05 0,008 0,008 1,57 121,37 0,82 1,11 3,28 121,98 0 1,62 2,52 122,55 0 2,09 2,09 123,57 0 0,832 2,932

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 114,82 (2,36) (5,19) 1,62 120,38 2,57 (0,60) 6,16 128,03 (4,87) 5,71 6,59 133,15 3,11 9,94 9,94 125,75 (1,07) (5,56) 9,52

Inflasi Manokwari 136,64 -1,02 -1,06 4,03 138,51 1,09 0,3 3,81 141,95 -1,33 2,79 4,41 143,12 1,42 3,64 3,64 141,35 -0,18 -1,24 3,447

Kelompok Komoditi IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOYBahan Makanan 163,29 (1,13) (3,86) 5,94 168,80 5,29 (0,61) 7,20 168,17 (0,63) (0,98) (3,23) 166,62 1,59 (1,90) (1,90) 162,37 (0,42) (2,55) (0,56)

Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 173,11 -0,17 -0,17 5,55 174,72 0,32 0,76 3,75 174,66 0,11 0,72 1,39 178,44 1,49 2,9 2,9 180,86 0,595 1,356 4,477

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 128,84 0,17 1,16 4,22 129,27 0,01 1,50 3,85 130,63 - 2,57 2,49 132,55 0,29 4,08 4,08 132,86 0,11 0,23 3,12

Sandang 113,9 0,035 -0,32 1,58 114,83 0,24 0,49 2,01 115,21 0 0,82 1,78 115,53 0 1,1 1,1 116,53 0,275 0,866 2,309

Kesehatan 132,53 2,51 3,20 7,04 131,72 (1,12) 2,57 2,39 132,44 - 3,13 2,42 132,77 0,03 3,39 3,39 136,31 1,00 2,67 2,85

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 121,5 0,305 0,38 9,81 120,96 -0,4 -0,07 10,41 125,45 3,7 3,64 3,6 125,51 0 3,69 3,69 125,97 0,367 0,367 3,679

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 109,43 0,14 (1,80) 2,84 111,43 2,40 (0,01) 2,24 110,78 (0,05) (0,59) 0,47 112,25 2,20 0,73 0,73 111,30 0,42 (0,85) 1,71

Inflasi Sorong 142,6 -0,33 -1,47 5,12 145,12 2,35 0,27 5,05 145,36 -0,09 0,44 -0,26 146,03 1,19 0,9 0,9 145,05 0,09 -0,67 1,718

Kelompok Komoditi IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY IHK MTM YTD YOY

Bahan Makanan 159,37 (1,20) (3,35) 5,94 155,53 3,60 (0,87) 3,75 157,40 (1,06) 0,32 (0,11) 156,45 2,19 (0,28) (0,26) 153,30 (0,18) (2,02) 0,17

Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 167,52 -0,39 -0,31 4,9 159,66 0,15 1,79 3,75 159,95 0,08 0,36 1,66 162,15 0,86 1,75 1,75 163,22 0,27 0,66 2,96

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 132,70 0,14 1,12 4,50 140,34 0,05 0,18 5,82 141,76 0,08 3,12 4,52 142,76 0,19 3,85 3,85 143,68 0,10 0,64 3,41

Sandang 116,51 0,08 0,01 2 121,4 0,12 1,07 3,05 123,11 0 2,5 3,9 123,39 -0,34 2,73 2,73 123,85 0,15 0,37 2,59

Kesehatan 132,48 2,04 2,70 5,86 132,04 (0,51) 1,63 1,97 134,46 (0,01) 3,49 3,43 134,98 0,26 3,89 3,89 136,78 0,56 1,33 3,30

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 121,2 0,25 0,31 7,99 121,18 0,26 0,31 6,38 123,55 1,67 2,54 3,01 123,89 0 2,82 2,82 124,66 0,17 0,62 3,27

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 110,56 (0,41) (2,56) 2,57 116,33 2,50 9,66 4,43 120,22 (2,92) 2,99 3,95 116,62 2,74 5,96 5,96 119,21 (0,44) (3,62) 6,08

Inflasi Papua Barat 141,35 -0,47 -1,39 4,9 141,5 1,67 0,28 4,38 143,49 -0,76 1,7 2,22 144,44 1,32 2,36 2,36 143,02 -0,05 -0,98 2,65

TW I

2012

TW I

2011 2012

2012TW I

2012

TW I

2011

2011

TW IV

TW IIITW I TW II

TW III

TW I TW II

TW IV

TW IV

2011

TW I TW II

TW I TW II TW III

TW IVTW III

Inflasi Kota Jayapura

Inflasi Kota Manokwari

Inflasi Kota Sorong

Inflasi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xii

2012

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 43.075,97 44.407,51 42.424,53 43.003,87 9,46%

DPK (Rp miliar) 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 27.795,65 31.063,17 30.486,95 31.100,15 9,87%

Giro (Rp miliar) 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 11.921,16 13.969,19 9.868,75 11.994,74 6,82%

Deposito (Rp miliar) 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 5.262,86 5.643,69 5.697,11 6.078,42 8,79%

Tabungan (Rp miliar) 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 10.611,63 11.450,29 14.926,66 13.026,99 13,36%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 13.112,08 15.084,86 14.789,08 15.224,80 23,14%

Modal Kerja 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 6.022,17 6.644,90 6.602,85 6.764,81 25,23%

Investasi 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 1.411,10 2.455,39 1.736,39 1.702,51 44,28%

Konsumsi 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 5.911,17 5.984,58 6.498,98 6.757,48 16,88%

LDR 0,45 0,43 0,45 0,46 0,44 0,47 0,49 0,49 0,99 125,98%

NPL 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01

Kredit MKM (Rp miliar) 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 10.830,19 11.316,18 11.703,52 11.936,54 21,16%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 1.117,97 1.214,84 1.274,49 1.308,89 -5,91%

Kredit Kecil 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 6.280,58 6.191,14 6.475,65 6.567,71 29,63%

Kredit Menengah 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 3.431,64 3.910,19 3.953,38 4.059,94 19,61%

Wilayah Papua Growth2010 2011

I II III IV I II III IV I

Nominal (Rp.milliar) 18.934,34 17.483,07 18.775,25 24.572,21 17.503,73 19.176,54 22.619,06 25.392,53 16.881,59 -3,55%

Lembar Warkat 8.148,00 9.715,00 11.304,53 11.102,00 9.264,20 14.893,74 10.005,87 12.539,60 10.341,50 11,63%

Nominal (Rp.milliar) 7.277,16 11.140,69 15.813,21 16.597,26 9.220,09 11.450,06 15.893,09 16.840,94 10.545,44 14,37%

Lembar Warkat 14.696,00 16.765,00 21.038,67 21.953,00 13.492,85 12.358,65 18.705,16 22.310,89 14.090,36 4,43%

Nominal (Rp.milliar) 11.657,18 6.342,38 2.962,04 7.974,95 8.283,65 7.726,48 6.725,97 8.551,59 6.336,16 -23,51%

Lembar Warkat -6.548,00 -7.050,00 -9.734,14 -10.851,00 -4.228,65 2.535,09 -8.699,28 -9.771,29 -3.748,86 -11,35%

Nominal (Rp.milliar) 1.008,91 1.929,96 2.509,57 4.277,09 1.129,45 1.026,80 2.482,26 4.273,27 995,81 -11,83%

Lembar Warkat 1.187,00 1.544,00 1.625,74 1.717,00 1.356,00 1.085,00 1.669,64 2.042,60 1.574,41 16,11%

Outflow

Inflow

Net Outflow

Intra Papua

Growth

(YOY)Keterangan

2010 2011 2012

2012

I II III IV I II III IV I

Inflow (Rp Miliar) 1.543,61 830,57 1.141,04 1.132,19 1.212,62 1.548,62 1.358,85 1.107,82 2.171,38 79,06%

Outflow (Rp Miliar) 659,39 1.709,60 2.268,54 4.074,46 942,10 1.677,10 2.279,70 4.329,84 1.006,38 6,82%

Net Outflow (Rp Miliar) -884,22 879,03 1.127,50 2.942,27 -270,53 128,47 920,85 3.222,02 -1.164,99 330,64%

Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 2.462,58 1.467,15 1.527,10 1.858,01 2.487,58 2.624,10 2.299,10 1.473,41 2.554,37 2,68%

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 1.679,56 1.022,25 1.147,45 2.131,23 1.995,00 2.536,00 2.167,17 1.241,29 2.104,76 5,50%

Pemusnahan Uang kertas-TLE (Rp Miliar) 195,83 120,40 251,46 216,89 194,40 136,80 150,68 263,36 274,10 41,00%

Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 216,70 397,55 1.189,78 273,22 467,54 275,13 968,99 918,62 449,60 -3,84%

Growth

(YOY)Keterangan

2010 2011

I II III IV I II III IV ITotal Volume (lembar) 44.359,00 44.608,00 47.387,31 47.816,27 46.222,00 41.168,27 47.628,49 48.729,66 46.393,00

Growth Volume -2,5% -4,6% -7,9% 7,0% 4,2% -7,7% 0,5% 1,9% 0,4%

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1.064,67 1.113,47 1.146,05 1.345,81 1.179,33 1.175,28 1.328,43 1.394,20 1.205,76

Growth Nominal Kliring 5,52% 13,73% 10,69% 43,23% 10,77% 5,55% 15,91% 3,60% 2,24%

Rata-Rata Volume (lembar) 712,46 743,47 696,68 787,59 753,10 686,14 710,49 807,17 800,86

Growth Volume -9,35% 0,17% -19,76% 9,24% 5,70% -7,71% 1,98% 2,49% 6,34%

Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari (Rp Milliar) 16,85 18,56 17,39 22,21 25,74 19,58 21,62 22,70 26,62

Growth Rata-Rata Nominal -3,59% 19,45% 0,17% 46,71% 52,74% 5,51% 24,34% 2,21% 3,43%

Volume Nisbah Penolakan (lembar) 1,29 1,28 1,40 1,34 1,32 0,82 1,66 1,34 1,49

Growth Volume 111,27% 79,37% 78,98% 85,06% 1,89% -35,73% 18,61% -0,50% 13,48%

Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp Milliar) 1,59 2,06 2,10 1,53 1,62 0,90 1,78 1,40 1,25

Keterangan2010 2011 2012

TABEL PERBANKAN

TABEL SISTEM PEMBAYARAN

Tabel Transaksi Kliring

Tabel Transaksi RTGS

Tabel Perkasan KBI Jayapura

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. GAMBARAN UMUM

Pada periode triwulan I-2012, perekonomian Provinsi Papua

mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sementara

perekonomian Provinsi Papua Barat tumbuh positif. Hal ini

disebabkan oleh perbebdaan karakter pembentukan PDRB masing-

masing provinsi dimana Provinsi Papua dominan digerakkan oleh

sektor pertambangan sementara itu Provinsi Papua Barat di gerakkan

oleh sektor pengolahan dan pertanian.

2. MAKRO EKONOMI

Pada periode triwulan I-2012, perekonomian Provinsi Papua

mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar -3,62% (yoy)

sementara perekonomian Provinsi Papua Barat tumbuh positif

sebesar 36,74% (yoy). Dari sisi permintaan, kontraksi ekonomi Papua

pada periode triwulan I-2012 terutama disebabkan oleh penurunan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiv

ekspor. Sementara dari sisi penawaran, pertumbuhan negatif pada

sektor pertambangan dan penggalian menjadi penyumbang utama

penurunan kinerja ekonomi Papua.

3. INFLASI

Inflasi di Propinsi Papua dihitung pada pergerakan harga barang

dan jasa di Kota Jayapura. Sampai dengan periode triwulan I-2012,

inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,94% (yoy) menurun dari 3,40%

pada triwulan IV-2011. Namun demikian jika dilihat dari

perkembangan inflasi secara triwulanan, harga-harga di kota

Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,47% (qtq). Hal ini disebabkan

siklus konsumsi baik oleh Pemerintah maupun Swasta yang secara

historis lebih rendah pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan lain

khususnya triwulan IV-2011.

Inflasi Provinsi Papua Barat merupakan inflasi gabungan yang

terjadi di Kota Manokwari dan Sorong. Pada triwulan I-2012, inflasi

Provinsi Papua Barat tercatat sebesar -0,98%(qtq).

4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

kinerja perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Jayapura yang meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada

triwulan I-2012 cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari

beberapa indikator seperti tingginya pertumbuhan aktiva (9,46%),

pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (9,87%), dan

tingginya pertumbuhan kredit (23,14%), dan rendahnya tingkat Non

Performing Loan (NPL=1,32%) yang jauh di bawah batas maksimum

5% sesuai ketetapan Bank Indonesia.

Pada triwulan I-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-

RTGS dari Wilayah Papua mencapai Rp 16,88 trilliun dengan jumlah

warkat sebesar 10.341. Dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya, nilai transaksi tersebut mengalami kontraksi

sebesar -3,55% sementara volume warkat. Berbeda dengan perilaku

triwulan sebelumnya, pada triwulan I-2012 terjadi net inflow yang

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xv

ditengarai sebagai akibat masuknya dana alokasi umum dan

masuknya dana perimbangan yang akan digunakan oleh Pemerintah

Daerah sebagai alat pembiayaan bagi aktivitas Pemerintahan dan

investasi di wilayah Papua. Tercatat sampai dengan triwulan I-2012

dana perimbangan yang sudah masuk mencapai Rp. 563 Miliar dan

dan dana alokasi umum bagi beberapa Kabupaten yang mencapai

Rp. 600,- miliar.

5. PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

diperkirakan mengalami masih pertumbuhan negatif meskipun lebih

rendah dari periode sebelumnya walaupun masih mengalami

pertumbuhan yang negatif. Perbaikan ekonomi Papua diprakirakan

akan sangat dipengaruhi oleh perbaikan produksi di sektor

pertanian, sektor pertambangan. Sementara itu Provinsi Papua Barat

diprakirakan didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian dan

sektor pengolahan.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

1

BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Pada periode triwulan I-2012, perekonomian Provinsi Papua mengalami

pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar -3,62% (yoy) sementara perekonomian

Provinsi Papua Barat tumbuh positif sebesar 36,74% (yoy). Dari sisi permintaan,

kontraksi ekonomi Papua pada periode triwulan I-2012 terutama disebabkan oleh

penurunan ekspor. Sementara dari sisi penawaran, pertumbuhan negatif pada sektor

pertambangan dan penggalian menjadi penyumbang utama penurunan kinerja

ekonomi Papua.

Berbeda dengan Papua, dilihat dari sisi permintaan, ekonomi Papua Barat yang

tumbuh sangat signifikan terutama disebabkan oleh tingginya konsumsi (baik

masyarakat maupun pemerintah) dan membaiknya kinerja ekspor. Dari sisi

penawaran, peningkatan kinerja sektor industri pengolahan, sektor perdagangan,

dan sektor keuangan menjadi penggerak utama peningkatan kinerja ekonomi Papua

Barat.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

2

2012

I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 9,27% 9,44% 7,94% 7,21% 6,74% 6,01% 6,24% 7,19% 5,72%

Konsumsi Pemerintah 3,28% 6,35% 17,38% 33,52% 15,93% 15,09% 7,91% 1,61% 1,72%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,86% 8,55% 9,12% 12,28% 7,63% 8,38% 7,53% 8,12% 0,86%

Perubahan Stok *) -22,58% 208,21% 30,03% -63,24% -33,93% -19,10% -42,49% 169,38% -4,23%

Ekspor -25,73% -17,81% -2,89% 6,75% -16,12% -11,05% -27,25% -62,65% -24,77%

Dikurangi Impor 10,40% -2,14% 2,50% 38,80% 3,26% 8,76% 16,32% -26,51% -17,09%

PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62%

2012

I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 0,98% 2,93% 3,67% 6,30% 5,80% 4,94% 4,46% 3,29% 3,19%

Konsumsi Pemerintah 1,66% 3,46% 2,81% 2,34% 0,31% 0,00% 0,41% 0,67% 2,28%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,53% 1,54% 1,82% 3,88% 3,66% 2,36% 2,07% 1,51% -4,00%

Perubahan Stok 5,62% 7,07% 6,30% 6,79% 1,44% 0,30% -0,04% 0,61% -12,23%

Ekspor Barang dan Jasa 15,54% 14,71% 13,20% 18,32% 23,62% 31,46% 42,21% 26,18% 46,87%

Dikurangi Impor -0,93% 0,27% 2,81% 3,26% 1,71% 2,21% 3,51% 3,44% 10,21%

PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 36,74%

KONTRIBUSI PDRB PROVINSI PAPUA BARAT2010 2011

KONTRIBUSI PDRB PROVINSI PAPUA 2010 2011

2012

I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 9,27% 9,44% 7,94% 7,21% 10,36% 6,01% 6,24% 7,19% 7,24%

Konsumsi Pemerintah 3,28% 6,35% 17,38% 33,52% 15,93% 15,09% 7,91% 1,61% 7,86%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,86% 8,55% 9,12% 12,28% 7,63% 8,38% 7,53% 8,12% 2,00%

Perubahan Stok -22,58% 208,21% 30,03% -63,24% -33,93% -19,10% -42,49% 169,38% 28,66%

Ekspor -25,73% -17,81% -2,89% 6,75% -16,12% -11,05% -27,25% -62,65% -48,68%

Dikurangi Impor 10,40% -2,14% 2,50% 38,80% 3,26% 8,76% 16,32% -26,51% -21,43%

PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62%

2012

I II III IV I II III IV I

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,64% 4,99% 7,38% 11,61% 11,92% 10,37% 10,43% 7,31% 7,04%

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,38% 19,61% 18,36% 13,37% 2,02% 0,02% 2,83% 4,56% 17,36%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,95% 5,66% 7,86% 15,01% 16,46% 10,66% 10,34% 6,82% -18,58%

Perubahan Stok 179,02% 258,91% 251,55% 278,79% 20,64% 3,96% -0,58% 8,91% -174,29%

Ekspor Barang dan Jasa 46,72% 42,53% 30,66% 48,49% 60,64% 82,63% 93,85% 62,75% 90,00%

Dikurangi Impor Barang dan Jasa -2,22% 0,64% 8,18% 8,50% 5,21% 6,85% 11,84% 11,12% 35,56%

PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 36,74%

PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI PAPUA

BARAT

2010 2011

PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI PAPUA 2010 2011

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

P D R B 5073075,06 5168966,15 5952078,41 6213164,58 5440783,82 5376531,15 5418318,09 4901904,74 5243827,45

GROWTH -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62%

-25,00%

-20,00%

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

PDRB 2.088 2.207 2.550 2.519 2.509 2.797 3.362 3.247 3.431

GROWTH 25,31 29,43 25,02 34,42 20,16 26,74 31,80 28,87 36,74

0,00

500.000,00

1.000.000,00

1.500.000,00

2.000.000,00

2.500.000,00

3.000.000,00

3.500.000,00

4.000.000,00

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

Gafik 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua & Provinsi Papua Barat

(Harga Konstan)

Sumber : BPS Provinsi Papua & BPS Provinsi Papua Barat

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Dari Sisi Permintaan (%)

Tabel 2. Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

3

2012

I II III IV I II III IV I

P E R T A N I A N 866.178,43 965.000,16 972.866,94 903.474,29 921.347,23 978.422,47 994.626,61 948.018,08 932.000,64

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.170.592,17 2.070.592,48 2.649.987,49 2.583.862,91 2.219.974,34 1.962.842,40 1.809.088,78 1.022.164,73 1.750.735,84

INDUSTRI PENGOLAHAN 134.040,44 134.140,66 141.336,18 149.280,00 153.225,10 145.021,71 148.737,26 154.486,81 161.047,34

LISTRIK DAN AIR BERSIH 12.564,17 12.712,23 13.108,77 13.183,48 13.225,78 13.321,48 13.614,61 13.997,15 13.890,08

B A N G U N A N 445.000,64 465.193,05 519.883,94 611.215,71 524.022,94 543.174,13 607.685,01 703.607,77 568.247,52

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 395.493,63 403.534,92 424.356,96 454.104,88 440.189,35 447.169,07 465.485,91 487.994,12 476.197,57

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 409.029,33 422.461,13 448.946,61 466.979,13 451.629,20 462.345,00 480.551,75 515.587,22 485.116,19

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 159.182,48 156.082,79 173.064,93 304.447,06 165.599,05 231.693,82 221.279,80 239.770,66 219.352,57

JASA-JASA 480.993,77 539.248,72 608.526,57 726.617,12 551.570,84 592.541,08 677.248,36 816.278,21 636.979,07

( P D R B ) 5.073.075,06 5.168.966,15 5.952.078,41 6.213.164,58 5.440.783,82 5.376.531,15 5.418.318,09 4.901.904,74 5.243.566,83

2012

I II III IV I II III IV I

P E R T A N I A N 489.736,52 501.882,13 509.698,23 513.007,52 512.555,03 504.754,22 512.575,32 515.833,52 517.288,54

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 267.439,89 270.040,14 273.427,27 279.144,23 275.337,62 284.987,40 295.157,74 300.480,78 328.547,74

INDUSTRI PENGOLAHAN 560.784,42 650.554,06 953.455,15 846.136,40 841.359,38 1.081.228,94 1.584.511,61 1.450.729,51 1.608.399,49

LISTRIK DAN AIR BERSIH 8.171,65 8.439,25 8.616,57 8.857,66 8.904,55 9.164,64 9.463,24 9.570,31 9.801,71

B A N G U N A N 165.803,19 175.375,57 181.383,36 195.906,11 192.390,27 198.320,63 206.069,68 209.617,14 213.241,75

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 179.470,23 181.094,65 183.125,24 200.191,72 201.605,70 206.980,59 211.653,97 213.717,93 219.539,15

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 145.849,64 149.612,04 155.064,49 161.674,88 163.362,38 169.510,14 177.805,35 180.911,08 184.050,06

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 46.725,40 46.630,46 52.825,63 52.060,44 50.000,67 51.887,33 59.403,30 59.213,63 52.679,67

JASA-JASA 224.614,42 223.475,51 233.387,44 262.745,98 264.097,98 290.435,90 305.493,64 307.042,58 298.158,34

( P D R B ) 2.088.595,37 2.207.103,82 2.550.983,38 2.519.724,93 2.509.613,59 2.797.269,79 3.362.133,85 3.247.116,48 3.431.706,45

2011PDRB PROVINSI PAPUA BARAT

2010

PDRB PROVINSI PAPUA2010 2011

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Dari Sisi Penawaran (%)

Tabel 4. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

2012

I II III IV I II III IV I

P E R T A N I A N 1,18% 0,69% 0,09% 0,53% 1,09% 0,26% 0,37% 0,72% -0,29%

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -15,37% -20,47% -2,83% 5,26% 0,97% -2,08% -14,13% -25,14% -3,52%

INDUSTRI PENGOLAHAN 0,14% 0,12% 0,20% 0,29% 0,38% 0,21% 0,12% 0,08% 0,14%

LISTRIK DAN AIR BERSIH 0,01% 0,01% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%

B A N G U N A N 1,35% 1,46% 1,64% 2,04% 1,56% 1,51% 1,48% 1,49% 0,81%

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 0,59% 0,56% 0,73% 0,90% 0,88% 0,84% 0,69% 0,55% 0,66%

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,81% 0,82% 1,00% 1,02% 0,84% 0,77% 0,53% 0,78% 0,62%

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,02% -0,12% 0,38% 0,59% 0,13% 1,46% 0,81% -1,04% 1,29%

JASA-JASA -0,14% 0,68% 1,65% 3,29% 1,39% 1,03% 1,15% 1,44% 3,29%

( P D R B ) -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62%

2012

I II III IV I II III IV I

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,90% 1,72% 1,44% 5,87% 1,09% 0,13% 0,11% 0,11% 0,19%

3. INDUSTRI PENGOLAHAN -0,33% -0,20% -0,12% 0,63% 0,38% 0,68% 0,85% 0,85% 2,12%

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 19,01% 44,04% 14,32% 118,19% 13,43% 19,51% 24,74% 23,99% 30,56%

5. KONSTRUKSI 0,03% 0,03% 0,03% 0,16% 0,04% 0,03% 0,03% 0,03% 0,04%

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 0,67% 0,82% 0,74% 5,33% 1,27% 1,04% 0,97% 0,54% 0,83%

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0,29% 0,16% 0,11% 4,32% 1,06% 1,17% 1,12% 0,54% 0,71%

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 0,93% 0,71% 0,79% 3,79% 0,84% 0,90% 0,89% 0,76% 0,82%

9. JASA-JASA 0,35% 0,05% 0,39% -0,13% 0,16% 0,24% 0,26% 0,28% 0,11%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2,35% 1,53% 1,79% 13,80% 1,89% 3,03% 2,83% 1,76% 1,36%

25,31% 29,43% 25,02% 150,48% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 36,74%

KONTRIBUSI PDRB PAPUA2010 2011

KONTRIBUSI PDRB PROVINSI PAPUA BARAT2010 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

4

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

50,00

70,00

90,00

110,00

130,00

150,00

170,00

3 5 6 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Garis 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

3 5 6 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Pembelian durable goods Ketersediaan lapangan kerja saat ini

Garis 100 Penghasilan saat ini

I. Provinsi Papua

1.1. Sisi Permintaan

Belum optimalnya kinerja ekspor menjadi faktor penyebab

pertumbuhan negatif perekonomian Papua pada triwulan I-2012. Hal ini

disebabkan oleh sempat terhentinya aktivitas PT.Freeport Indonesia yang

menyebabkan produksi tambang tembaga dan emas yang akan di ekspor

mengalami penurunan. Namun demikian konsumsi pemerintah dan masyarakat

yang tumbuh positif, sebagai dampak dari masuknya Hari Raya Natal dan Tahun

baru, berhasil menahan laju kontraksi yang semakin dalam.

1. 1.1 Konsumsi Rumah Tangga

Pada periode triwulan I-2012, komponen konsumsi masyarakat

(rumah tangga dan swasta nirlaba) tumbuh mencapai 7,24% (yoy) atau

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 7,19%.

Relatif tingginya pertumbuhan konsumsi masyarakat terutama dipengaruhi oleh

adanya berbagai persiapan PILKADA Gubenur Provinsi Papua yang mendorong

peningkatan nilai konsumsi masyarakat yang tercermin dari hasil survei konsumen

di Kota Jayapura yang menunjukkan kecenderungan peningkatan pembelian

barang-barang durable goods dengan Indeks mencapai 108,7 di triwulan I-2012,

sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2011 yang sebesar 102

Grafik 2. Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 3.Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber: Kantor Bank Indonesia Jayapura Sumber: Kantor Bank Indoensia Jayapura

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

5

-

2

4

6

8

10

12

14

16

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

(%)(Juta Kwh)

Konsumsi Listrik Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

45,0%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Konsumsi Pertumbuhan

-40

-20

0

20

40

60

80

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

2009 2010 2011 2012

%Rp Juta

Realisasi Belanja Pegawai Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2009 2010 2011

(Unit)

Jumlah Kendaraan Baru Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Pertumbuhan komponen konsumsi masyarakat juga tergambar dari

perkembangan konsumsi listrik rumah tangga yang tetap tumbuh positif pada

triwulan I-2012 mencapai 13,25% (yoy) lebih tingi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 10,39% (yoy).

Selain itu, peningkatan komponen konsumsi masyarakat juga tergambar oleh masih

tingginya pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi oleh Bank Umum yang tumbuh

sebesar 21,18% (yoy) pada triwulan I-2012. Sejalan dengan hal tersebut

pertumbuhan konsumsi juga tercermin dari pertumbuhan realisasi belanja pegawai

yang mengalami pertumbuhan sebesar 1,61% (yoy) dan peningkatan jumlah

kenderaan baru sebesar 60,62% (yoy)

Grafik 5. Kredit Konsumsi Bank Umum Papua

Sumber: Kantor Bank Indoensia Jayapura

Grafik 7. Jumlah Kendaraan Baru Papua

Sumber: Dispenda Provinsi Papua, diolah

Grafik 6. Realisasi Belanja Pegawai PEMDA Prov. Papua

Sumber: BPKAD Provinsi Papua,

diolah

Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah

Grafik 4. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Papua

Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah

Sumber: BKAD Provinsi Papua, diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

6

-100

-50

0

50

100

150

200

250

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

Tw4

Tw1

2008 2009 2010 2011 2012

%Rp Juta

Realisasi Belanja Modal PEMDA Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-50,0%

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

200,0%

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Investasi Pertumbuhan

1.1.1. Investasi

Realisasi investasi pada periode triwulan I-2012 tumbuh positif didorong

cenderung melambat yang disebabkan belum terealisasinya berbagai

rencana investasi pada triwulan berjalan. Komponen Investasi (Pembentukan

Modal Tetap Bruto) mengalami pertumbuhan sebesar 2,00% (yoy), tumbuh lebih

tinggi bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,12%. Tetap

bertumbuhnya investasi tidak terlepas dari peran perbankan dalam penyaluran kredit

untuk pembiayaan kegiatan investasi. Pada periode triwulan I-2012, realisasi kredit

investasi tercatat sebesar Rp 1,33 triliun atau tumbuh 54,67% (yoy). Tingginya

realisasi kredit investasi mencerminkan peningkatan peran investasi swasta dalam

mendorong pengembangan ekonomi Papua. Selain faktor pembiayaan perbankan,

pertumbuhan investasi di triwulan I-2012 juga didorong oleh meningkatnya realisasi

belanja modal Pemerintah Daerah (PEMDA) Provinsi Papua yang tumbuh mencapai

3,84% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh realisasi pengerjaan

beberapa proyek infrastruktur PEMDA yang signifikan. Dengan demikian, ekonomi

Papua masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap APBD Pemerintah

Daerah.

1.1.3 Ekspor dan Impor

Ekspor Provinsi Papua pada triwulan I-2011 mengalami kontraksi yang

cukup dalam sebesar -48,68% (yoy). Penurunan pertumbuhan ekspor yang

siginifikan tersebut tercermin antara lain oleh pertumbuhan negatif volume ekspor

non migas Papua. Pada periode triwulan I-2012, volume ekspor non migas Papua

diperkirakan mencapai 248 ribu ton. Adapun kelompok komoditas yang

mendominasi ekspor non migas pada triwulan IV-2011 adalah produk mineral

Grafik 8. Kredit Investasi Bank Umum Papua

Sumber: Kantor Bank Indonesia Jayapura

Grafik 9. Realisasi Belanja Modal Pemda Prov. Papua

Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

7

-2000,00

0,00

2000,00

4000,00

6000,00

8000,00

10000,00

12000,00

14000,00

16000,00

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Tw 1

2010 2011 2012

Volume ekspor Non Migas (Ton) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-5000,00

0,00

5000,00

10000,00

15000,00

20000,00

25000,00

-

200.000,00

400.000,00

600.000,00

800.000,00

1.000.000,00

1.200.000,00

1.400.000,00

1.600.000,00

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Tw 1

2010 2011 2012

Nilai ekspor Non Migas (US$ Ribu) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

2012

I II III IV I II III IV I

Penjualan Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 296 259 364 295 278 265 253 50 134

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Tembaga (%) -19,783 -40,046 10,303 9,67 -6,08108 2,3166 -30,494505 -83,05 -51,80

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 458 276 466 565 454 330 384 102 266

Pertumbuhan Tahunan Penjualan Emas (%) -12,092 -65,968 -31,772 7,01 -0,87336 19,5652 -17,596567 -81,95 -41,41

2010 2011Jenis Komoditas

dengan komoditas antara lain berupa konsentrat tembaga dan konsentrat emas

produksi PT. Freeport Indonesia (PT.FI). Penurunan Volume ekspor (penjualan) non

migas juga tercermin dari penurunan penjualan dua konsentrat hasil produksi PT.FI

yang pada periode triwulan laporan ini secara tahunan tumbuh negatif (kontraksi)

masing-masing sebesar -83,05% dan -81,95%.

Penurunan volume ekspor non migas yang signifikan dan penurunan

permintaan internasional menyebabkan nilai ekspor non migas Papua juga

kontraksi sebesar -50,14% (yoy). Hal itu sejalan dengan penjualan hasil tambang

PT Freeport baik tembaga dan emas yang mengalami kontraksi masing-masing

sebesar -51,80% dan -41,41%

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

Sejalan dengan menurunnya kinerja ekspor, perkembangan impor Papua juga

menunjukkan kontraksi pada triwulan I-2012 yang mencapai -21,43% (yoy),

Penurunan kinerja impor antara lain diindikasikan oleh penurunan volume impor

non migas Papua yang tumbuh negatif pada triwulan laporan sebesar -94,88%

(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif 13,11%

(yoy). Sejalan dengan penurunan volume impor, nilai impor Papua juga mengalami

penurunan kinerja dengan perumbuhan negatif yang mencapai -99,80% (yoy).

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 10. Volume Ekspor Non Migas Papua Grafik 11. Nilai Ekspor Non Migas Papua

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Tabel 5. Perkembangan Penjualan PT. Freeport Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

8

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I

2009 2010 2011 2012

%Ribu Ton

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-100

-50

0

50

100

150

200

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

%Juta USD

Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Penurunan kinerja impor tersebut antara lain disebabkan oleh gangguan kinerja PT.

FI yang selama ini mendominasi impor Papua khususnya barang modal.

1.2. Sisi Penawaran

Pada sisi penawaran, kontraksi ekonomi yang terjadi di Provinsi Papua pada

triwulan I-2012 terutama disebabkan oleh melambatnya sektor pertambangan yang

meberikan shrae yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB di Papua. Namun

demikian, sektor-sektor lain tetap menunjukkan pertumbuhan positif sehingga

mampu menahan kontraksi dari sektor pertambangan. Selanjutnya, kinerja beberapa

sektor diuraikan sebagai berikut:

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada periode triwulan I-2012 tumbuh melambat sebesar

1,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai 4,93%.

Pertumbuhan tersebut tercermin dari perkembangan beberapa komoditas

tanaman mengalami pertumbuhan produksi seperti komoditas padi ubi kayu dan ubi

jalar yang merupakan 2 komoditas dengan produksi yang signifikan di Papua

diprakirakan produksinya tumbuh dalam tingkat yang rendah masing-masing sebesar

1,98% (yoy) dan 5,42% (yoy).

Grafik 12. Volume Impor Non Migas Papua Grafik 13. Nilai Impor Non Migas Papua

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

9

Walaupun tidak setinggi pertumbuhan ubi pada triwulan IV-2012 sebesar

10,51%, pertumbuhan produksi padi tetap tumbuh positif sebesar 3,16% (yoy) yang

di dorong didorong oleh peningkatan luasan panen dan peningkatan produksi.

Sub sektor perikanan sebagai salah satu sub sektor pendorong pertumbuhan

sektor pertanian pada periode triwulan ini tumbuh sebesar 17,20% (yoy).

Peningkatan kinerja sub sektor perikanan tercermin dari peningkatan volume

produksi seluruh jenis komoditas perikanan baik perikanan laut, perikanan perairan

umum maupun perikanan budidaya. Sepanjang periode triwulan IV-2011, total

volume hasil produksi perikanan mencapai 67.343 ton.

Tabel 9. Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua

Keterangan 2009 2010 2011* 2012* Pertumbuhan yoy

(%)

Produksi Ubi Kayu (Ton) 36.500 35.530 36.010 37.307 3,60

Produktivitas (Ku/Ha) 119,83 118,91 121,29 124,86 2,94

Luas Panen (Ha) 3.046 2.988 2.969 3.048 2,65

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

*) Proyeksi KBI Jayapura

Keterangan 2009 2010 2011* 2012*Pertumbuhan

yoy (%)

Produksi Ubi Jalar (Ton) 343.325 349.135 361.870 366.592 1,30

Produktivitas (Ku/Ha) 98,01 100,70 101,05 105,74 4,64

Luas Panen (Ha) 35.028 34.670 35.810 37.444 4,56

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

*) Proyeksi KBI Jayapura

Keterangan 2009 2010 2011* 2012* Pertumbuhan

yoy (%)

Luas Panen (Ha) 26.336 26.686 28.784 29.355 1,98

Produktivitas (Ku/Ha) 37,41 38,45 39,39 41,53 5,42

Produksi (Ton) 98.510 102.610 113.393 116.975 3,16

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

*) Proyeksi KBI Jayapura

2012

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

LAUT

Produksi (Ton) 57.750 56.916 57.058 58.502 58.510 67.349 67.922 68.360 67.343

Pertumbuhan Tahunan (%) 2 -0,12 0,05 1,68 1,32 18,33 19,34 16,85 15,10

PERAIRAN UMUM

Produksi (Ton) 1.914 1.877 1.887 1.925,8 1.926 1.901 1.903 1.930 2.616

Pertumbuhan Tahunan (%) 2,00 -0,09 0,41 2,39 0,63 1,27 1,35 0,21 35,80

BUDIDAYA

Produksi (Ton) 584 613 643 656,3 656,4 587,5 590 1.030 1.640

Pertumbuhan Tahunan (%) 45,31 9,10 19,79 -16,78 12,46 -4,13 -3,69 56,94 149,85

TOTAL PRODUKSI (Ton) 60.247 59.407 59.588 61.084 61.093 69.837 70.415 71.320 71.599

PERTUMBUHAN TAHUNAN (%) 2,25 -0,07 0,21 1,43 1,40 17,56 18,53 16,76 17,20

2011

2

3

No URAIAN

1

2010

Tabel 6. Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Provinsi Papua

Tabel 7. Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua

Tabel 8. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua,

diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

10

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2012 diperkirakan

mengalami pertumbuhan negatif sebesar -21,14%(yoy). Namun demikian,

pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan IV-2011 sebesar -58,29%.

Perkembangan sektor pertambangan dan penggalian Provinsi Papua tidak

terlepas dari kegiatan operasional/produksi PT. Freeport Indonesia yang pada triwulan

laporan telah beroperasi normal walaupun sempat mengalami penghentian

operasional. Penghentian sementara tersebut disebabkan oleh adanya penyelesaian

ketengaa kerja an dan gangguan keamanan.

Tabel 10. Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia

Laporan Keuangan Publikasi periode triwulan I-2012 Freeport-McMoran Copper

and Gold (holding company dari PT.Freeport Indonesia) menunjukkan volume

produksi konsentrat tembaga tercatat sebesar 128 juta pounds atau tumbuh negatif

mencapai -56,69% (yoy). Pada periode yang sama, volume produksi komoditas

konsentrat emas tumbuh negatif sebesar -48,07% (yoy).

1.2.3. Sektor pengolahan

Industri pengolahan pada triwulan I-2012 diperkirakan tumbuh sebesar

5,11% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang mencapai 3,49% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan

konsumsi listrik sektor industri yang tercatat mencapai sebesar 604 ribu Kwh

sepanjang periode triwulan I-2012 atau tumbuh mencapai 44,09% (yoy).

1.2.4. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan I-2012

diperkirakan tumbuh sebesar 8,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan IV-2011 yang mencapai 7,46% (yoy). Pertumbuhan sektor PHR yang

signifikan pada periode triwulan ini didorong adanya persiapan PILKADA. Disamping

2012

I II III IV I II III IV I

Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 279 276 358 309 284 261 233 68 123

Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) -30,94 -31,51 8,16 12,77 1,79 -5,43 -34,92 -77,99 -56,69

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 429 294 462 601 441 325 357 148 229

Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) -24,74 -62,21 -32,55 12,34 2,80 10,54 -22,73 -75,37 -48,07

2010 2011Jenis Komoditas

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

*) Proyeksi KBI Jayapura

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

11

2012

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 208.463 506.208 761.284 1.072.523 250.156 297.747 254.740 922.370 284.266

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis

Perdagangan (%)-4,25 12,70 7,11 32,09 20,00 -41,18 -66,54 -14,00 13,64

-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 208.463 506.207 761.284 1.269.775 245.986 297.746 254.740 922.370 284.266

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis

Distribusi (%)-4,25 12,70 7,11 56,38 18,00 -41,18 -66,54 -14,00 15,56

-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 208.463 506.208 761.039 1.107.456 252.240 290.998 255.625 919.188 284.265

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis

Kemasan (%)-4,25 9,67 7,07 35,08 21,00 -42,51 -66,41 -17,00 12,70

Perkembangan Arus Bongkar

Muat Barang

2010 2011

itu, adanya berbagai pertemuan Pemerintah Daerah dalam perencanaan kesepakatan

anggaran 2012 memberikan stimulus bagi pertumbuhan sektor PHR.

Kinerja sektor PHR mengalami perbaikan tercermin dari arus bongkar muat

barang di Pelabuhan Papua yang walaupun masih tumbuh negatif pada triwulan

laporan. Arus bongkar muat barang yang dibagi menjadi 3 kategori tumbuh negatif

pada triwulan IV-2011, masing-masing sebesar: menurut jenis perdagangan -

14,00%, menurut jenis distribusi -14,00% dan menurut jenis kemasan -17,00%.

Walau masih tumbuh negatif, namun telah terjadi perbaikan secara signifikan.

Perbaikan tersebut disebabkan oleh semakin baiknya perencanaan yang dilakukan

oleh para distributor untuk memasok kebutuhan pokok di Wilayah Papua.

Pemenuhan pasokan barang dilaksanakan secara rutin dan teratur sehingga

penumpukan pasokan barang pada waktu tertentu dapat dihindari meskipun

terdapat perayaan hari besar keagamaan yang dapat mendorong peningkatan

permintaan.

Tabel 11. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Papua

1.2.5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-2012 tumbuh

mencapai 7,41% (yoy), lebih rendah lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 10,41% (yoy). Pertumbuhan sektor ini didorong sub sektor-

sub sektor yang dominan yaitu angkutan laut, angkutan udara dan komunikasi, serta

sub sektor angkutan jalan raya yang tetap tumbuh pada periode triwulan ini

dibadingkan triwulan sebelumnya.

Sesuai kondisi geografis, sarana transportasi laut dan angkutan udara

merupakan transportasi dominan yang dipergunakan di Provinsi Papua dalam

menunjang mobilitas arus distribusi barang maupun orang. Pertumbuhan siginifikan

yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi juga tercermin dari arus

Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

12

penumpang di pelabuhan Papua yang tumbuh 0,95% (yoy), dengan jumlah

penumpang sebesar 47.419 orang.

1.2.7. Sektor Lainnya Beberapa sektor lainnya yaitu sektor listrik dan air bersih , sektor bangunan,

sektor jasa-jasa pada periode triwulan I-2012 juga masing-masing tumbuh sebesar

5,02% (yoy), 8,44 % (yoy), 15,48% (yoy) lebih tinggi bila dibandingkan periode

triwulan sebelumnya.

2011

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Penumpang (orang) 43.191 102.685 153.247 210.308 46.971 48.683 81.078 232.699 47.419

Pertumbuhan Tahunan (%) -29,72 -6,44 2,84 17,08 8,75 -52,59 -47,09 10,65 0,95

Keterangan2010 2011

Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Tabel 12. Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

13

2012

I II III IV I II III IV I

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,64% 4,99% 7,38% 11,61% 11,92% 10,37% 10,43% 7,31% 7,04%

1.1. Makanan 1,47% 4,90% 7,38% 10,83% 12,22% 9,86% 9,74% 6,27% 5,46%

1.2. Non Makanan 2,01% 5,19% 7,37% 13,29% 11,27% 11,49% 11,94% 9,50% 10,50%

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6,67% -0,56% 6,27% 10,25% 6,34% 5,38% 8,67% 9,06% 5,22%

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,38% 19,61% 18,36% 13,37% 2,02% 0,02% 2,83% 4,56% 17,36%

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,95% 5,66% 7,86% 15,01% 16,46% 10,66% 10,34% 6,82% -18,58%

5. Perubahan Stok 179,02% 258,91% 251,55% 278,79% 20,64% 3,96% -0,58% 8,91% -174,29%

6. Diskrepansi Statistik

7. Ekspor Barang dan Jasa 46,72% 42,53% 30,66% 48,49% 60,64% 82,63% 93,85% 62,75% 90,00%

7.1. Ekspor Luar Negeri 69,30% 67,83% 41,97% 69,49% 74,09% 100,75% 110,21% 74,83% 106,90%

7.2. Ekspor Antar Daerah -0,14% -8,12% -7,64% -5,07% 13,31% 16,37% 8,77% 7,71% -1,37%

8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -2,22% 0,64% 8,18% 8,50% 5,21% 6,85% 11,84% 11,12% 35,56%

8.1. Impor Luar Negeri -65,81% 48,16% 83,54% 245,78% 210,36% 18,78% 6077,31% 2428,25% 2454,38%

8.2. Impor Antar Daerah -2,17% 0,62% 8,16% 8,45% 5,16% 6,85% 9,54% 9,43% 33,82%

PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 36,74%

2010Pertumbuhan YOY

2011

II. Provinsi Papua Barat

2.1. Sisi Permintaan

Ekonomi Papua Barat periode triwulan I-2012 tumbuh signifikan sebesar 36,74%

(yoy) dan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya juga cukup tinggi sebesar

28,87% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh

pertumbuhan konsumsi rumah tangga (7,04%) konsumsi Pemerintah (17,36%) serta

pertumbuhan nilai ekspor yang sangat signifikan (90%). Adanya pemilihan kepala

daerah di Provinsi Papua Barat ditengarai menjadi sumber peningkatan komponen

konsumsi pemerintah sedangkan konsumsi rumah tangga yang meningkat diyakini

sebagai semakin meningkatnya pendapatan masyarakat. Sementara itu, komponen

ekspor Papua Barat yang meningkat terutama didorong oleh ekspor LNG dari proyek

LNG Tangguh.

Tabel 13 Pertumbuhan Sisi Permintaan Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.1.1 Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2012 tumbuh sebesar 7,04%

(yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 7,31% (yoy). Relatif cukup tingginya pertumbuhan nilai konsumsi

tersebut merupakan salah indikator dari semakin membaiknya pendapatan

masyarakat. Perbaikan pendapatan tersebut dapat ditangkap dari hasil survei

konsumen yang dilaksanakan di Manokwari. Walaupun Indeks Keyakinan Kosumen

(IKK) pada triwulan I 2012 sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 129,4 pada

triwulan I-2012 dari 130,3 pada triwulan IV-2011, namun hal tersebut masih

menunjukkan optimisme konsumen bahwa kondisi keuangan mereka saat ini masih

lebih baik dibanding bulan sebelumnya. Konformasi perbaikan tingkap pendapatan

masyarakat tersebut juga terlihat dari masih tingginya keinginan konsumen

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

14

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Penghasilan saat ini Pembelian durable goods

Ketersediaan lapangan kerja saat ini Garis 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Ekspektasi kondisi perekonomianEkspektasi ketersediaan lapangan kerjaEkspektasi penghasilan

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

50,00%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012Konsumsi Pertumbuhan Konsumsi

melaksanakan pembelian durable goods seperti tercermin dari rata-rata indeks

pembelian durable goods yang mencapai sebesar 106,2.

Selanjutnya, komponen konsumsi masyarakat yang tumbuh 7,04% memberikan

kontribusi pertumbuhan ekonomi sebesar 3,19% pada triwulan I-2012. Pertumbuhan

yang signifikan tersebut antara lain didorong oleh peningkatan peranan intermediasi

perbankan melalui penyaluran kredit konsumsi. Pada periode triwulan I-2012,

realisasi kredit konsumsi tercatat sebesar Rp 1,80 trilliun atau tumbuh sebesar

39,66% (yoy). Peningkatan kinerja konsumsi masyarakat juga tercermin dari

konsumsi listrik rumah tangga yang pada periode triwulan I-2012 tercatat sebesar

48,27 juta Kwh atau tumbuh sebesar 23,04% (yoy), tumbuh lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 15,39% (yoy).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Garis 100

Grafik 14. Indeks Keyakinan Konsumen Manokwari

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Jayapura

Grafik 15. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Jayapura

Grafik 16. Komponen Indeks Ekspektasi

Grafik 17. Kredit Konsumsi Papua Barat

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Jayapura Sumber: Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

15

2.1.3. Ekspor Impor

Perkembangan ekspor Provinsi Papua Barat pada periode triwulan I-2012

diperkirakan tumbuh mencapai 90,00% (yoy), jauh lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2011 sebesar 62,73%. Tinginya nilai

ekspor Provinsi Papua Barat didominasi antara lain oleh ekspor gas alam cair hasil

produksi LNG Tangguh. Namun demikian juga terdapat ekspor non migas

khususnya Nikel hasil produksi usaha tambang di Kabupaten Raja Ampat dengan

volume ekspor sebesar 2.558.341 ton.

2.2. Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, seluruh sektor utama ekonomi mengalami pertumbuhan

positif. Pertumbuhan positif terjadi pada sejumlah sektor seperti industri pengolahan;

sektor pertambangan dan penggalian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan

konstruksi. Lebih lanjut rincian masing-masing sektor diuraikan sebagai berikut:

0

5

10

15

20

25

30

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

(Juta Kwh) (%)

Jumlah Konsumsi Listrik Komersial Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-5

0

5

10

15

20

25

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

(%)(Juta Kwh)

Jumlah Konsumsi Listrik RT Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Grafik 18. Konsumsi Listrik Papua Barat

Sumber: PLN Wilyah Papuua

Tabel 14. Realisasi Ekspor Non Migas Provinsi Papua Barat

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

16

2011 2012

I II III IV I II III IV I

1. PERTANIAN 6,91% 7,26% 5,53% 5,16% 4,66% 0,57% 0,56% 0,55% 0,92%

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2,08% -1,45% -0,80% 0,95% 2,95% 5,54% 7,95% 7,64% 19,33%

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 133,11% 167,18% 77,37% 143,95% 50,03% 66,20% 66,19% 71,45% 91,17%

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,18% 7,37% 6,13% 8,52% 8,97% 8,60% 9,83% 8,05% 10,08%

5. KONSTRUKSI 7,15% 9,99% 8,07% 13,57% 16,04% 13,08% 13,61% 7,00% 10,84%

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,81% 1,80% 1,16% 10,07% 12,33% 14,29% 15,58% 6,76% 8,90%

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11,68% 10,35% 10,27% 11,44% 12,01% 13,30% 14,67% 11,90% 12,66%

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13,08% 2,06% 13,92% -1,13% 7,01% 11,27% 12,45% 13,74% 5,36%

9. JASA-JASA 20,68% 15,55% 16,54% 29,38% 17,58% 29,96% 30,90% 16,86% 12,90%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 36,74%

2010Pertumbuhan YOY

99

99,5

100

100,5

101

101,5

102

102,5

103

103,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Tabel 15 Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada periode triwulan I-2012 diperkirakan tumbuh

sebesar 0,92% (yoy) atau relatif sama dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya (0,55%). Mulai masuknya musim panen pada beberapa komoditas

seperti padi merupakan salah satu penyebab masih positif pertumbuhan sektor ini.

Seiring dengan mulai masuknya musim panen, indeks nilai tukar petani pada triwulan

I-2012 juga meningkat menjadi sebesar 102,85 dari sebesar 102,26 pada triwulan

sebelumnya.

Grafik 19 Nilai Tukar Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan I-2012

diperkirakan tumbuh sebesar 8,90% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan

triwulan IV-2011 yang mencapai 6,76% (yoy). Peningkatan kinerja sektor PHR

tercermin dari masih tingginya tingkat hunian hotel di Jayapura pada periode berjalan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

17

yang mencapai 77%. Selain itu, pertumbuhan arus bongkar muat barang di

pelabuhan Provinsi Papua Barat yang tumbuh menurut jenis perdagangan, menurut

jenis distribusi maupun menurut jenis kemasan yang masing-masing tumbuh sebesar

23,74% (yoy) juga merupakan indikasi membaiknya sektor PHR.

Selanjutnya, perbaikan kinerja sektor PHR juga tercermin dari meningkatnya

konsumsi listrik konsumen komersial yang tumbuh mencapai 14,65% (yoy) sebagai

akibat dari meningkatnya aktivitas bisnis atau dengan jumlah konsumsi listrik

mencapai sebesar 25,75juta Kwh.

2.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada triwulan I-2012, sektor pengangkutan dan komunikasi

diperkirakan tumbuh mencapai 12,66% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 11,90% (yoy). Perkembangan sektor pengangkutan

dan komunikasi tercermin dari tumbuhnya sub sektor angkutan udara dan angkutan

0

5

10

15

20

25

30

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012

(Juta Kwh) (%)

Jumlah Konsumsi Listrik Komersial Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Tabel 16. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Provinsi Papua Barat

Sumber: PT. Pelindo IV Cabang Manokwari

Grafik 20. Perkembangan Konsumsi Listrik Komersial Provinsi Papua Barat

Sumber: PLN Wilayah Papua

Sumber: PLN Wilyah Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

18

2012

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1

Perkembangan Arus Penumpang (orang) 51.951 43.468 51.336 39.237 58.412 46.280 64.293 54.649 62.846

Pertumbuhan Tahunan Arus Penumpang (%) 16,52 10,91 3,02 -9,56 12,44 6,47 25,24 39,28 7,59

Keterangan2010 2011

laut sebagai jenis angkutan yang paling banyak dipergunakan masyarakat di Papua

Barat. Event Hari Injil masuk Papua ditengarai menjadi salah satu penyebab

meningkatnya pertumbuhan di sektor ini. Tumbuhnya sektor angkutan dan

kkomnikasi juga tercermin antara lain dari perkembangan arus penumpang kapal di

Pelabuhan Papua Barat yang tercatat sebesar 62.846 orang penumpang, atau

tumbuh mencapai 7,59% (yoy)

Tabel 17. Perkembangan Arus Penumpang

2.2.4. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pada periode laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

tumbuh sebesar 5,36% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-

2011 sebesar 13,74% (yoy). Sub sektor bank memberikan andil yang cukup

signifikan pada pertumbuhan sektor ini. Kinerja positif sektor keuangan pada periode

triwulan I-2012 juga tercermindari pertumbuhan tahunan Nilai Tambah Bank (NTB)

sebesar 43,48% (yoy) dengan nilai mencapai Rp 114,52 milyar.

2.2.5. Sektor Lainnya Sektor-sektor lainnya yang juga tumbuh signifikan adalah sektor industri

pengolahan yang tumbuh sebesar 91,17% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode

triwulan sebelumnya yang mencapai 71,45% (yoy). Kinerja sektor industri

pengolahan didominasi oleh sub sektor gas alam cair yang dikontribusikan oleh

aktivitas LNG Tangguh. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang

sangat dominan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat mencapai 30,56%.

Tabel 18. Perkembangan Nilai Tambah Bank Provinsi Papua Barat

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua & Papua Barat

2012

I II III IV I II III IV I

1. Output 95.014,72 103.960,38 112.115,94 111.532,11 95.704,76 126.587,44 125.486,81 135.341,42 133.664,80

a. FISIM 83.686,56 90.068,95 97.691,77 94.739,85 80.347,24 109.141,59 115.525,26 117.577,27 117.986,80

b. Provisi/Komisi 11.800,76 12.478,44 14.646,71 15.834,20 14.309,64 16.137,27 9.147,73 14.817,87 13.973,00

c. Pendapatan Sekunder: -472,59 1.412,98 -222,54 958,07 1.047,89 1.308,59 813,82 2.946,28 1.705,00

- Pendapatan Margin Surat Berharga -559,54 -18,81 804,45 106,59 317,57 -317,57 0,00 0,00 0,00

- Pendapatan Margin Valas 39,33 37,02 44,08 45,48 53,59 41,96 41,60 41,16 35,00

- Pendapatan Operasional Lainnya 47,62 1.394,78 -1.071,07 805,98 676,73 1.584,20 772,22 2.897,72 1.670,00

- Pendapatan Non Operasional 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 7,40 0,00

2. Konsumsi Antara 12.146,63 15.252,47 16.000,86 18.206,56 14.336,55 19.188,44 19.329,69 29.978,50 19.143,70

3. Nilai Tambah Bruto (NTB) 82.868 88.708 96.115 93.326 81.368 107.399 106.157 105.363 114.521

KOMPONEN NILAI TUKAR BANK2010 2011

Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari Sumber: Bank Indonesia

Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

19

Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa pada

periode triwulan laporan ini tumbuh positif dibandingkan triwulan sebelumnya

dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat masing-masing

sebesar 19,33% dan 12,90%.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

20

BAB 2 PERKEMBANGAN HARGA

1. Provinsi Papua

1.1. Kondisi Umum

Inflasi di Propinsi Papua dihitung pada pergerakan harga barang dan jasa di Kota

Jayapura. Sampai dengan periode triwulan I-2012, inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,94%

(yoy) menurun dari 3,40% pada triwulan IV-2011. Namun demikian jika dilihat dari

perkembangan inflasi secara triwulanan, harga-harga di kota Jayapura mengalami deflasi

sebesar 0,47% (qtq). Hal ini disebabkan siklus konsumsi baik oleh Pemerintah maupun

Swasta yang secara historis lebih rendah pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan lain

khususnya triwulan IV-2011.

Tabel 19. Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Sumber: BPS Provinsi Papua

Penurunan harga barang dan jasa ditunjukkan oleh perubahan indeks pada kelompok

barang dan jasa yakni; kelompok Bahan Makanan sebesar -2,05%, kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,78%, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar sebesar 0,71%, kelompok Sandang sebesar 0,36%, kelompok Kesehatan

sebesar 0,48%, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga tidak mengalami perubahan

indeks, kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar -0,95%.

1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

Pada periode triwulan I-2012, kelompok volatile food mengalami deflasi baik secara

triwulanan (-2,16%) maupun bulanan (-5,56%). Penyumbang utama deflasi adalah sub

kelompok ikan segar sebesar -5,32%, sayur-sayuran sebesar -6,32%, bumbu-bumbuan

sebesar -10,27%, buah-buahan sebesar -1,88%.

Sementara itu, komponen inflasi inti mengalami inflasi secara triwulanan (0,62%)

maupun bulanan (0,12%). Penyebab inflasi kelompok ini disumbang oleh inflasi pada sub

kelompok ikan diawetkan sebesar 2,15%, sub kelompok bahan makanan lainya 0,60%, sub

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

21

-10

-5

0

5

10

15

20

25

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2009 2010 2011

%,yoyDisagregasi Inflasi Papua

Inflasi IHK (yoy) Core Adm Price Volatile Foods

Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

5 6 7 8 9 1112 3 4 6 8 9 1112 3 5 6 8 9 1011 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Penghasilan saat ini

Ekspektasi penghasilan Pembelian durable goods

Garis 100

kelompok makanan jadi 0,30%, sub kelompok minuman tidak beralkohol 2,47%, sub

kelompok biaya tempat tinggal 1,03%, sub kelompok perlengkapan rumah tangga 0,20%,

sub kelompok perawatan kosmetik 1,14%, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga

0,35%, sub kelompok sandang wanita 0,17%, sub kelompok sandang laki-laki 0,01%, dan

sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 0,97%.

Selanjutnya, kelompok administered mengalami mengalami deflasi -0,75% (qtq) tetapi

mengalami inflasi 0,25% (mtm). Deflasi triwulanan tersebut terjadi karena secara historis

biaya transportasi laut dan udara mencapai peak pada triwulan IV dan kemudian mengalami

penurunan pada triwulan I.

Tabel 20. Disagregasi Inflasi

Sumber: KBI Jayapura

Grafik 21. Perkembangan Disagregasi Grafik 22. Perkembangan SEK

Inflasi Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura Sumber: KBI Jayapura

2012

I II III IV I II III IV I

Index 112,77 114,54 114,78 116,78 117,19 117,89 118,83 119,45 120,20

Kontribusi (mtm) 0,04 0,28 0,18 0,47 0,04 0,01 0,03 0,11 0,08

Kotribusi qtq 0,13 0,66 0,13 0,77 0,16 0,26 0,32 0,21 0,30

Kontribusi (yoy) 0,77 1,53 1,07 1,71 1,75 1,33 1,55 0,98 1,11

Inflasi Core (mtm) 0,09 0,66 0,37 1,07 0,09 0,01 0,09 0,23 0,12

Inflasi Core (qtq) 0,27 1,56 0,21 1,74 0,35 0,60 0,80 0,52 0,62

Inflasi Core (yoy) 1,83 3,40 2,40 3,83 3,91 2,93 3,53 2,29 2,57

Index 130,82 131,90 134,52 132,35 136,60 135,99 136,32 140,10 137,08

Kontribusi (mtm) 0,46 0,42 0,33 0,97 0,00 -0,01 -0,76 -0,08 -1,38

Kontribusi (qtq) 1,18 0,20 0,58 -0,40 1,13 -0,12 -0,09 0,94 -0,56

Kontribusi (yoy) 0,58 1,50 2,70 1,40 1,48 1,05 0,53 1,78 0,16

Inflasi Volatile (mtm) 1,68 1,98 1,38 3,81 -0,27 0,05 -2,79 -0,38 -5,56

Inflasi Volatile (qtq) 4,42 0,82 1,98 -1,61 3,21 -0,44 0,24 2,78 -2,16

Inflasi Volatile (yoy) 2,38 5,90 9,55 5,64 4,41 3,11 1,34 5,86 0,35

Index 120,55 120,77 124,47 125,99 125,61 129,18 128,29 129,70 128,73

Kontribusi (mtm) 0,06 -0,02 0,04 0,33 0,00 0,54 -0,31 0,33 0,06

Kontribusi QTQ) 0,01 0,04 0,78 0,28 -0,06 0,65 -0,15 0,25 -0,17

Kontribusi (yoy) 1,76 1,45 0,93 1,12 1,04 1,66 0,71 0,68 0,57

Inflasi Adm Price (mtm) 0,25 -0,09 0,18 1,46 0,00 2,39 -1,42 1,47 0,25

Inflasi Volatile (qtq) 0,03 0,18 3,06 1,22 -0,30 2,84 -0,69 1,10 -0,75

Inflasi Adm Price (yoy) 7,67 6,34 3,64 4,54 4,19 6,96 3,07 2,94 2,48

2011

Core

Volatile

Foods

Adm Price

2010Komponen Disagregasi

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

22

1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

& Papua Barat terhadap komoditas pada sejumlah pasar tradisional maupun pasar modern di

Kota Jayapura menunjukkan adanya tendensi penurunan harga. Hal tersebut terindikasi dari

kenaikan harga komoditas seperti ikan ekor kuning, cabe rawit, ikan gembung/kembung,

bawang merah, kangkung yang secara rerata mengalami penurunan sebesar 1-8% seperti

terlihat pada Tabel 21 berikut.

Tabel 21. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Volatile Food

Sumber: Survei Pemantauan Harga KBI Jayapura Bekerjasama Dengan KEDUA UNCEN

1.3.1 Kelompok Bahan Makanan

Pada triwulan laporan, kelompok bahan makanan mengalami deflasi -2,05% (qtq) dan

deflasi -5,71% (mtm). Adapun penyumbang deflasi pada kelompok ini adalah sebagai

berikut: sub kelompok bumbu-bumbuan -10,27%, sub kelompok sayur-sayuran -6,32%, sub

kelompok ikan segar -5,32%, sub kelompok buah-buahan -1,88%, dan sub kelompok

kacang-kacangan -0,69%. Selanjutnya, komoditas yang memberikan andil deflasi terdiri dari:

ikan ekor kuning 0,42%, ikan kembung 0,32%, ikan cakalang sebesar 0,18%, ikan

kawalina 0,14%, tomat sayur 0,13%, kangkung dan cabe merah masing-masing sebesar

0,10%, ikan deho 0,09%, ikan mujair sebesar 0,08%, ikan cakalang asap 0,06%, cabe

rawit 0,04%, telur ayam ras masing-masing 0,03%, ikan bubara, ikan ekor kuning asap,

cumi-cumi dan sawi hijau masing-masing 0,02% dan daging ayam ras, udang basah, ikan

bandeng, tomat sayur, ikan tongkol, tempe, tomat buah, bayam, kol putih/kubis, bawang

merah, ikan kakap merah, ikan mujair dan bawang merah masing-masing sebesar 0,01%.

Sedangkan komoditas yang masih mengalami kenaikan harga serta memberikan

sumbangan inflasi yaitu: minyak goreng 0,07%; beras dan buncis masing-masing 0,02%

serta labu siam/jipang dan susu kental manis masing-masing 0,01%.

1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau pada triwulan berjalan

mengalami inflasi 0,78% (qtq), tercatat semua sub kelompok mengalami kenaikan angka

indeks yaitu sub kelompok Makanan Jadi 0,30%, sub kelompok Minuman Tidak Beralkohol

2,47%, dan sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol 0,66%.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

23

1.3.3 Kelompok Perumahan, Air Dan Listrik.

Kelompok Perumahan, Air dan Listrik pada triwulan berjalan mengalami inflasi sebesar

0,71% (qtq). Hal ini disebabkan oleh kenaikan sub kelompok Biaya Tempat Tinggal sebesar

1,30% sub kelompok Penyelenggaraan Rumah Tangga sebesar 0,35% dan sub kelompok

Perlengkapan Rumah Tangga sebesar 0,20%. Kelompok ini memberikan andil/sumbangan

inflasi sebesar 0,09%. Komoditas yang dominan memberikan kontribusi inflasi adalah pasir

dan semen.

1.3.4. Kelompok Sandang

Kelompok Sandang pada triwulan berjalan mengalami inflasi sebesar 0,36% (qtq).

Penyumbang inflasi tersebut adalah sub kelompok Sandang Laki-Laki 0,01% sub kelompok

Sandang Wanita 0,17% dan sub kelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain 0,97%.

Kelompok ini secara keseluruhan memberikan andil/sumbangan inflasi 0,01%.

1.3.5 Kelompok Kesehatan

Kelompok ini pada triwulan I-2012 mengalami inflasi 0,48% dengan penyumbang

terbesar berasal dari sub kelompok Perawatan Jasmani dan Kosmetika (1,14%). Adapun sub

kelompok Jasa Kesehatan, sub kelompok Obat-Obatan dan sub kelompok Jasa Perawatan

Jasmani tidak mengalami perubahan. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil/

sumbangan inflasi sebesar 0,01%.

1.3.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada triwulan I-2012 mengalami inflasi

sebesar 0,01% (qtq). Adapun sub kelompok yang menyebabkan kenaikan harga tersebut

adalah perlengkapan/perlatan pendidikan sebesar 0,07%.

1.3.7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Pada triwulan laporan, kelompok ini mengalami deflasi sebesar -0,95% (qtq). Deflasi ini

terutama disebabkan penurunan harga sub kelompok Transpor -1,22%. Secara keseluruhan

kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,04% dengan kontribusi terbesar

disumbangkan oleh komoditas angkutan udara sebesar 0,04%.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

24

2. Provinsi Papua Barat

2.1. Kondisi Umum

Inflasi Provinsi Papua Barat merupakan inflasi gabungan yang terjadi di Kota Manokwari

dan Sorong. Pada triwulan I-2012, inflasi Provinsi Papua Barat tercatat sebesar -0,98%(qtq).

Tabel 22. Perkembangan Inflasi Provinsi Papua Barat

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter, BPS Provinsi Papua Barat

2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Deflasi gabungan di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya penurunan harga

pada sejumlah kelompok barang seperti kelompok bahan makanan -2,02%, serta kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan -3,62%. Berbeda dengan 2 kelompok ini, lima

kelompok lain justru mengalami inflasi sebagai berikut: kelompok kesehatan 1,33%,

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,66%, kelompok pendidikan,

rekreasi, dan olahraga 0,62%, kelompok sandang 0,37%, serta kelompok perumahan, air,

listrik, gas, dan bahan bakar 0,64%.

2.2.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan I-2012 mengalami deflasi sebesar -0.19%.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 6 sub kelompok mengalami deflasi sedangkan 5

sub kelompok lainnya mengalami inflasi. Sub kelompok dengan deflasi terbesar adalah sub

kelompok bumbu-bumbuan (-5,48%) sedangkan sub kelompok lemak dan minyak adalah

sub kelompok dengan deflasi terkecil (-0,20%). Sementara itu, sub kelompok bahan

makanan lainnya adalah sub kelompok dengan inflasi (3,07%) sedangkan inflasi terkecil

terjadi pada sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya lemak dan minyak (0,61%).

2.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan I-2012

mengalami inflasi sebesar 0,27%. Dari 3 sub kelompok pada kelompok ini, 2 sub kelompok

mengalami inflasi sedangkan 1 sub kelompok lainnya mengalami deflasi. Sub kelompok

yang mencatat inflasi adalah sub kelompok tembakau, dan minuman beralkohol (1,08%)

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

25

dan sub kelompok makanan jadi (0,13%). Adapun kelompok minuman yang tidak

beralkohol mengalami deflasi sebesar -0,09%.

2.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan berjalan

mengalami inflasi sebesar 0,10%. Sub kelompok yang mengalami inflasi terbesar adalah sub

kelompok perlengkapan rumah tangga (0,32%) sedangkan sub kelompok biaya tempat

tinggal tercatat dengan inflasi terkecil (0,10%). Adapun sub kelompok yang tidak mengalami

penurunan harga adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air.

2.2.4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan berjalan mengalami inflasi sebesar 0,15%. Dari 4 sub

kelompok pada kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok

tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan

sandang lain sebesar 0,61%, sedangkan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sandang

wanita sebesar 0,02%. Adapun sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks

adalah sub kelompok sandang laki-laki.

2.2.5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada triwulan I-2012 mengalami inflasi sebesar 0,56%. Dari 4

sub kelompok pada kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi sedangkan 1 sub

kelompok tidak mengalami perubahan (sub kelompok obat-obatan). Sub kelompok jasa

perawatan jasmani mengalami inflasi tertinggi (2,63%) sedangkan sub kelompok

perawatan jasmani dan kosmetika menjadi sub kelompok dengan inflasi terkecil (0,28%).

2.2.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada triwulan berjalan mengalami

inflasi sebesar 0,17%. Dari 5 sub kelompok pada kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami

inflasi dan 3 sub kelompok lainnya tetap. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok kursus-

kursus/pelatihan (7,12%) sedangkan sub kelompok jasa perlengkapan/peralatan pendidikan

mengalami inflasi terendah (0,03%).

2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan I-2012 mengalami

deflasi sebesar -0,44%. Dari 4 sub kelompok pada kelompok ini, 1 sub kelompok

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

26

mengalami deflasi sedangkan 3 sub kelompok lainnya tetap. Deflasi terjadi pada sub

kelompok transpor (-0,57%) sedangkan 3 sub kelompok lainnya yang tidak mengalami

perubahan adalah sub kelompok komunikasi dan pengiriman; sub kelompok sarana dan

penunjang transport; serta sub kelompok jasa keuangan.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

27

BAB 3

PERKEMBANGAN PERBANKAN

I. Perkembangangan Umum Perbankan Wilayah Papua

Secara umum, kinerja perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Jayapura yang meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan I-2012

cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari beberapa indikator seperti relatif

tingginya pertumbuhan aktiva (9,46%), pertumbuhan penghimpunan dana pihak

ketiga (9,87%), tingginya pertumbuhan kredit (23,14%), dan rendahnya tingkat Non

Performing Loan (NPL=1,32%) yang jauh di bawah batas maksimum 5% sesuai

ketentuan Bank Indonesia.

Tabel 23. Perkembangan Perbankan Wilayah Papua (Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

Jika dilihat dari pertumbuhan masing-masing komponen dana pihak ketiga, Giro

berada diperingkat tertinggi dengan pertumbuhan 25,91% diikuti oleh deposito

sebesar 18,02% dan tabungan yang tumbuh sebesar 19,22% dibandingkan dengan

2012

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 43.075,97 44.407,51 42.424,53 43.003,87 9,46%

DPK (Rp miliar) 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 27.795,65 31.063,17 30.486,95 31.100,15 9,87%

Giro (Rp miliar) 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 11.921,16 13.969,19 9.868,75 11.994,74 6,82%

Deposito (Rp miliar) 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 5.262,86 5.643,69 5.697,11 6.078,42 8,79%

Tabungan (Rp miliar) 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 10.611,63 11.450,29 14.926,66 13.026,99 13,36%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 13.112,08 15.084,86 14.789,08 15.224,80 23,14%

Modal Kerja 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 6.022,17 6.644,90 6.602,85 6.764,81 25,23%

Investasi 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 1.411,10 2.455,39 1.736,39 1.702,51 44,28%

Konsumsi 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 5.911,17 5.984,58 6.498,98 6.757,48 16,88%

LDR 45,20% 42,64% 45,21% 45,75% 43,68% 47,17% 48,56% 48,51% 98,70% 125,98%

NPL 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,32%

Kredit MKM (Rp miliar) 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 10.830,19 11.316,18 11.703,52 11.936,54 21,16%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 1.117,97 1.214,84 1.274,49 1.308,89 -5,91%

Kredit Kecil 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 6.280,58 6.191,14 6.475,65 6.567,71 29,63%

Kredit Menengah 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 3.431,64 3.910,19 3.953,38 4.059,94 19,61%

Wilayah Papua Growth2010 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

28

triwulan yang sama tahun 2011. Masuknya dana otonomi khusus dan tranfer

sejumlah dana APBD ke wilayah Papua ditengarai menjadi penyebab naiknya dana

Giro di wilayah Papua.

Dari sisi kredit, kredit modal kerja mendominasi kredit yang diberikan perbankan

dengan share mencapai 45% dan tumbuh cukup tinggi sebesar 25,23%

dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, walau

dengan share yang lebih rendah, kredit investasi dan konsumsi mengalami

pertumbuhan sangat signifikan dengan pertumbuhan masing-masing mencapai

sebesar 44,28% dan 16,88%.

Tabel 24. Perkembangan NPL Persektor

Sumber: KBI Jayapura

Tumbuh signifikannya kredit tersebut juga diikuti oleh peningkatan kualitas

penyaluran kredit seperti tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah dari

1,39% pada triwulan I-2011 menjadi 1,32% triwulan I-2012.

2012

I II III IV I II III IV I II III IV I

Total 1,73% 1,96% 2,21% 1,55% 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,32%

Tani 1,76% 1,99% 2,24% 1,57% 1,98% 1,77% 1,87% 1,20% 1,41% 1,27% 1,17% 1,15% 1,19%

Tambang 0,54% 0,61% 0,69% 0,48% 0,61% 0,54% 0,58% 0,37% 0,44% 0,44% 0,41% 0,40% 0,42%

Industri 1,69% 1,91% 2,16% 1,51% 1,91% 1,70% 1,80% 1,15% 1,36% 1,37% 1,26% 1,24% 1,29%

Listrik,Gas 12,05% 13,65% 15,39% 10,79% 13,61% 12,14% 12,83% 8,24% 9,70% 4,95% 4,55% 4,46% 4,64%

Konstruksi 1,92% 2,18% 2,45% 1,72% 2,17% 1,94% 2,05% 1,31% 1,55% 1,86% 1,71% 1,67% 1,74%

Dagang/Hotel 1,64% 1,86% 2,10% 1,47% 1,85% 1,65% 1,75% 1,12% 1,32% 1,60% 1,47% 1,44% 1,50%

Angkut/Komunikasi 1,50% 1,70% 1,92% 1,34% 1,70% 1,51% 1,60% 1,03% 1,21% 1,22% 1,12% 1,10% 1,14%

JS.Dunia Usaha 0,50% 0,57% 0,64% 0,45% 0,57% 0,51% 0,54% 0,35% 0,41% 0,41% 0,38% 0,37% 0,38%

JS.Sosial 2,04% 2,31% 2,61% 1,83% 2,30% 2,06% 2,17% 1,39% 1,64% 1,66% 1,53% 1,50% 1,56%

Lain-2 1,84% 2,08% 2,35% 1,65% 2,08% 1,85% 1,96% 1,26% 1,48% 1,50% 1,38% 1,35% 1,40%

2010NPL Sektor

2009 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

29

II. Perbankan Provinsi Papua

2.1. Perkembangan Umum

Secara umum perbankan Provinsi Papua menunjukkan kinerja yang cukup

menggembirakan seperti tercermin dari beberapa indikator, antara lain:

pertumbuhan aset sebesar 6,72% (yoy), DPK sebesar 10,06 (yoy), dan kredit yang

disalurkan sebesar 21,08% (yoy), sementara LDR mencapai 46,55% dengan rasio

kredit bermasalah sebesar 1,36%.

Tabel 25. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

2.2 Aset Perbankan

Total aset perbankan di Papua tercatat sebesar Rp 34,60 triliun. Dari jumlah itu,

bank-bank Pemerintah masih menjadi pelaku dominan dengan pangsa sebesar 81%

dengan aset sebesar Rp. 28,10 triliun. Sementara itu, aset bank umum milik swasta

dan BPR masing-masing mencapai Rp 6,0 triliun dan Rp. 445,28 miliar. Pertumbuhan

aset tersebut tidak terlepas dari pertumbuhan aktiva produktif seperti kredit yang

mencapai 21,08%

Gafik 23. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

2012

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 26.548,52 29.642,33 29.006,88 28.863,48 32.421,15 34.135,67 36.139,84 34.505,96 34.600,91 6,72%

DPK (Rp miliar) 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.424,41 21.650,25 21.248,63 23.853,37 23.818,69 23.828,40 10,06%

Giro (Rp miliar) 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.413,04 9.075,82 9.309,03 10.940,68 8.195,55 9.520,81 4,90%

Deposito (Rp miliar) 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.727,20 4.416,20 4.073,42 4.364,10 4.398,87 4.670,07 5,75%

Tabungan (Rp miliar) 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.284,47 8.158,23 7.866,19 8.548,59 11.229,84 9.637,53 18,13%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 6.789,69 7.695,52 8.170,85 8.456,83 9.161,73 9.661,12 11.418,50 11.021,55 11.093,31 21,08%

Modal Kerja 2.530,38 3.127,69 3.589,64 3.781,28 3.810,77 4.269,84 4.727,65 4.753,89 4.807,51 26,16%

Investasi 690,77 748,54 777,47 822,99 864,50 1.070,81 2.112,43 1.353,09 1.337,30 54,69%

Konsumsi 3.568,54 3.819,29 3.803,74 3.852,55 4.486,46 4.523,30 4.578,42 4.963,71 4.948,50 10,30%

LDR 42,99% 40,83% 43,16% 43,54% 42,32% 45,47% 47,78% 46,27% 46,55% 10,01%

NPL 2,29% 1,87% 2,04% 1,24% 1,42% 1,65% 1,54% 1.20% 1,36%

Kredit MKM (Rp miliar) 5.302,39 6.421,55 6.431,20 6.778,37 7.324,77 7.934,95 8.334,09 8.628,87 8.672,99 18,41%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 824,69 900,97 962,84 952,72 -5,45%

Kredit Kecil 2.634,28 3.404,16 3.194,84 3.482,35 3.863,35 4.657,95 4.615,10 4.839,76 4.847,16 25,47%

Kredit Menengah 1.713,20 2.035,74 2.148,74 2.167,72 2.453,84 2.452,31 2.818,01 2.826,26 2.873,12 17,09%

Provinsi Papua Growth2010 2011

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Perkembangan Aset

Total Aset Pertumbuhan

Pertumbuhan (yoy)Rp. Miliar

Swasta18%

Pemerintah81%

BPR1%

Komposisi Aset Perbankan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

30

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua mencapai Rp 23,81 triliun yang terdiri dari giro

sebesar Rp 8,19 triliun, tabungan sebesar Rp 11,22 triliun dan deposito sebesar Rp

4,39 triliun. Apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya,

masing-masing mengalami pertumbuhan cukup tinggi yakni: giro pertumbuhan

22,62%, deposito sebesar 18,02%, dan tabungan sebesar 20,95%.

Sementara itu, dilihat dari masing-masing share kelompok bank, Bank

Pemerintah masih mendominasi dengan share sebesar 85% diikuti kelompok bank

swasta 14% dan kelompok BPR 1%.

Tabel 26. Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

Grafik 24. Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

2012

I II III IV I II III IV IBank Pemerintah 12.453,58 15.341,46 15.146,37 14.976,47 16.861,33 16.587,15 18.528,53 18.150,55 18.287,97 8,46%

Giro 4.874,44 7.297,35 6.691,18 5.232,11 7.637,72 7.752,47 9.268,26 6.304,84 7.698,35 0,79%

Deposito 2.206,06 2.769,19 2.940,39 2.282,30 2.782,29 2.638,03 2.653,35 2.656,07 2.955,54 6,23%

Tabungan 5.373,08 5.274,93 5.514,81 7.462,27 6.441,32 6.196,64 6.606,92 9.189,64 7.634,08 18,52%

Bank Swasta 3.181,94 3.338,99 3.610,59 4.447,94 4.601,51 4.661,29 4.922,20 5.444,50 5.303,38 15,25%

Giro 513,41 620,36 795,56 1.180,83 1.438,11 1.556,55 1.672,43 1.890,71 1.822,46 26,73%

Deposito 1.278,68 1.338,65 1.452,37 1.444,90 1.484,34 1.435,23 1.487,52 1.563,15 1.523,22 2,62%

Tabungan 1.389,85 1.379,98 1.362,66 1.822,20 1.679,06 1.669,51 1.762,25 1.996,22 1.957,70 16,59%

BPR 156,41 165,32 173,50 166,35 187,42 197,87 402,64 223,64 237,06 26,48%

Deposito 127,25 134,95 142,04 131,78 149,57 159,33 223,22 179,66 191,31 27,91%

Tabungan 29,16 30,37 31,47 34,56 37,85 38,54 179,42 43,98 45,75 20,86%

Total DPK Provinsi Papua 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.590,75 21.650,25 21.446,31 23.853,37 23.818,69 23.828,40 10,06%

Giro 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.412,94 9.075,82 9.309,03 10.940,68 8.195,55 9.520,81 4,90%

Deposito 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.858,99 4.416,20 4.232,59 4.364,10 4.398,87 4.670,07 5,75%

Tabungan 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.319,03 8.158,23 7.904,69 8.548,59 11.229,84 9.637,53 18,13%

2010 Growth

(yoy)

2011Kelomok Bank

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Bank Pemerintah

Giro

Deposito

Tabungan

Bank Swasta

Giro

Deposito

Tabungan

BPR

Deposito

Tabungan

Total DPK Provinsi Papua

Giro

Deposito

Tabungan

Rp. Miliar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

31

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Total penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh

perbankan masih relatif kecil. Namun demikian pertumbuhan kredit cukup

menggembirakan yakni sebesar sebesar 21,08% (yoy). Hal ini didorong oleh

pertumbuhan oleh kredit investasi sebesar 54,69% (yoy), kredit modal kerja sebesar

26,16% (yoy), kredit konsumsi sebesar 10,30% (yoy).

Grafik 29. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

2.5 LDR Dan NPL

Perbankan Papua masih lebih banyak berfungsi sebagai sumber pembiayaan

(funding) dan bukan sebagai penggerak dunia usaha (lending). Hal itu terlihat dari

rendahnya fungsi intermediasi yang dilakukan seperti tercermin dari rendahnya

nisbah kredit terhadap DPK (LDR) yang hanya 46,55%. Namun demikian, kualitas

kredit perbankan Papua masih sangat baik seperti tercermin dari rendahnya rasio

kredit bermasalah (NPL) sebesar 1,36% yang jauh dibawah 5% sesuai ketetapan oleh

Bank Indonesia.

Grafik 25. Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Kredit

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Rp. Miliar

Modal Kerja43%

Investasi12%

Konsumsi45%

Komposisi Kredit

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

LDR

NPL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

32

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Rasio kredit mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap total kredit di Provinsi

Papua cukup besar (78,29%) dengan nilai mencapai Rp 8,62 triliun. Nilai itu

mengalami pertumbuhan sebesar 27,30% jika dibandingkan dengan posisi yang

sama tahun sebelumnya.

Tabel 27. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura, Penghitungan masih menggunakan pendekatan berdasarkan plafond.

III. Perbankan Provinsi Papua Barat

3.1 Perkembangan Umum

Total aktiva perbankan Provinsi Barat pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 8,40

triliun meningkat sebesar 22,40% (yoy) sementara total DPK mencapai Rp 7,27

triliun atau meningkat 9,23% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Searah dengan itu, penyaluran kredit mencapai Rp 4,13 triliun atau tumbuh

22,95% (yoy). Disisi lain, Rasio LDR mencapai 56,82% dengan rasio kredit

bermasalah (NPL) mencapai 1,20%, masih jauh di bawah ambang batas maksimal

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5% .

Tabel 28. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

2012

I II III IV I II III IV I

Kredit MKM (Rp miliar) 5.302 6.422 6.431 6.778 7.325 7.935 8.334 8.629 8.673

Growth MKM 64,51% 101,49% 81,86% 73,16% 38,14% 23,57% 29,59% 27,30% 18,41%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 824,69 900,97 962,84 952,72

Growth Kredit Mikro 220,10% 229,74% 403,67% 474,31% 5,52% -15,99% -17,16% -14,66% -5,45%

Kredit Kecil 2.634 3.404 3.195 3.482 3.863 4.658 4.615 4.840 4.847

Growth Kredit Kecil 177,47% 259,88% 184,15% 160,44% 46,66% 36,83% 44,46% 38,98% 25,47%

Kredit Menengah 1.713 2.036 2.149 2.168 2.454 2.452 2.818 2.826 2.873

Growth Kredit Menengah -13,28% 4,75% -2,16% -8,96% 43,23% 20,46% 31,15% 30,38% 17,09%

Provinsi Papua2010 2011

2012

I II III IV I II III IV ITotal Asset (Rp miliar) 6.127,50 6.471,14 6.479,85 6.732,98 6.865,40 8.940,30 8.267,68 7.918,57 8.402,96 22,40%

DPK (Rp miliar) 5.696,31 5.602,87 5.531,76 5.760,45 6.657,10 6.547,02 7.209,80 6.668,26 7.271,75 9,23%

Giro (Rp miliar) 1.888,18 2.322,17 2.151,63 1.424,64 2.152,63 2.612,13 3.028,51 1.673,20 2.473,94 14,93%

Deposito (Rp miliar) 992,99 996,71 980,47 1.100,13 1.170,91 1.189,44 1.279,59 1.298,24 1.408,36 20,28%

Tabungan (Rp miliar) 2.815,14 2.283,99 2.399,66 3.235,69 3.333,56 2.745,44 2.901,70 3.696,82 3.389,45 1,68%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 2.923,65 2.729,77 2.887,98 3.064,19 3.201,69 3.450,96 3.666,37 3.767,54 4.131,49 29,04%

Modal Kerja 1.003,07 1.275,12 1.481,71 1.662,54 1.590,98 1.752,33 1.917,25 1.848,96 1.957,30 23,02%

Investasi 849,38 336,03 309,58 292,71 315,47 340,30 342,96 383,30 365,21 15,77%

Konsumsi 1.071,20 1.118,62 1.096,69 1.108,94 1.295,23 1.387,86 1.406,16 1.535,28 1.808,97 39,66%

LDR 51,33% 48,72% 52,21% 53,19% 48,09% 52,71% 50,85% 56,50% 56,82% 18,13%

NPL 1,15% 1,38% 1,28% 1,03% 1,30% 1,55% 1,49% 1,47% 1,20%

Kredit MKM (Rp miliar) 1.746,75 2.160,00 2.254,79 2.325,66 2.527,15 2.895,24 2.982,09 3.074,65 3.263,55 29,14%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 297,41 289,78 301,55 292,26 383,53 293,28 313,87 311,65 356,17 -7,13%

Kredit Kecil 826,36 1.089,84 1.081,51 1.178,80 1.203,33 1.622,64 1.576,04 1.635,88 1.720,56 42,98%

Kredit Menengah 622,98 780,37 871,74 854,60 940,59 979,33 1.092,18 1.127,12 1.186,82 26,18%

2010 2011Provinsi Papua Barat Growth

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

33

3.2 Total Aset

Secara total, aset perbankan Papua Barat mencapai Rp. 8,40 triliun. Dari jumlah

tersebut, Bank-bank pemerintah masih mendominasi dengan pangsa 88%

sedangkan bank swasta hanya 11%.

Grafik 26. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua Barat mencapai Rp 7,27 triliun terdiri dari giro Rp

2,47 triliun, tabungan Rp 1,40 triliun dan deposito Rp 3,38 triliun. Apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing

komponen tumbuh sebagai berikut: giro sebesar 14,93%, deposito sebesar 20,28%,

dan tabungan sebesar 1,68%. Sementara itu, berdasarkan kelompok bank, share

bank pemerintah masih mendominasi (89%) diikuti oleh kelompok bank swasta

dengan pangsa 11%.

Grafik 27. Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Perkembangan Aset

Total Aset Pertumbuhan

Pertumbuhan (yoy)Rp. Miliar

Swasta10%

Pemerintah89%

BPR1%

Komposisi Aset Perbankan

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

DPK (Rp miliar) Giro (Rp miliar)Deposito (Rp miliar) Tabungan (Rp miliar)Pertumbuhan DPK Pertumbuhan Giro

Rp. Miliar Pertumbuhan.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

34

0,00%

0,20%

0,40%

0,60%

0,80%

1,00%

1,20%

1,40%

1,60%

1,80%

2,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

LDR

NPL

Sumber: KBI Jayapura

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Total penyaluran kredit sampai dengan triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan

sebesar 29,04%. Berdasarkan penggunaannya, kredit modal kerja memiliki share

terbesar yakni 49%, diikuti kredit konsumsi mencapai 41% dan kredit investasi 10%.

Grafik 28. Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

3.5. LDR dan NPL

LDR perbankan Provinsi Papua Barat mengalami perbaikan signifikan. Hal ini

tercermin dari peningkatan LDR mencapai 56,82 % pada triwulan I-2012. Namun

demikian, peningkatan LDR tersebut diikuti oleh perbaikan kualitas kredit. Kualitas

kredit justru mengalami penurunan seperti tercermin dari penurunan NPL menjadi

1,20% pada triwulan I-2012.

Grafik 29. Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua Barat Sumber: KBI Jayapura

-100,00%

-50,00%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

250,00%

300,00%

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012Modal Kerja Investasi

Konsumsi Pertumbuhan Modal Kerja

Pertumbuhan investasi Pertumbuhan Konsumsi

Modal Kerja47%

Investasi9%

Konsumsi44%

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

35

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) yang disalurkan perbankan Provinsi

Papua Barat pada triwulan I-2012 mencapai Rp 3,26 triliun. Kredit MKM tersebut

didominasi oleh kredit usaha kecil dengan share 53%, kemudian kredit menengah

sebesar 36% dan kredit usaha mikro sebesar 11%.

Tabel 29. Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat (Rp Miliar)

Sumber: KBI Jayapura, Penghitungan masih menggunakan pendekatan berdasarkan plafond

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

36

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH I. Keuangan Daerah Provinsi Papua

Pengeluaran Pemerintah merupakan salah satu komponen cukup penting

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain mempengaruhi langsung

perekonomian, misalnya melalui pengeluaran pemerintah, alokasi anggaran

pemerintah dalam APBD juga menjadi acuan bagi sektor swasta dalam melaksanakan

kegiatan ekonomi. Disisi lain, rencana pendapatan pemerintah juga sebagai acuan

dalam memproyeksikan kegiatan ekonomi ke depan. Peningkatan pendapatan

pemerintah, misalnya dengan menaikkan tarif Pajak, akan mengakibatkan

melemahnya gairah usaha dan sebaliknya penurunan tarif pajak akan direspon pihak

swasta dengan menambah jumlah investasi.

Realisasi pengeluaran pemerintah diyakini secara langsung berdampak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun dalam

jangka panjang. Oleh karena itu, kecepatan dan ketepatan waktu realisasi baik

pengeluaran maupun pendapatan pemerintah akan berpengaruh pada proses

pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Jumlah anggaran pendapatan tahun 2011 mencapai sebesar Rp. 7,29

triliun, lebih tinggi (Rp1,9 triliun) atau 35,88% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan anggaran tersebut terutama karena kenaikan anggaran Pendapatan

Asli Daerah, Dana Perimbangan, serta Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

masing-masing sebesar Rp. 99 Miliar, Rp. 585 Miliar, Rp. Rp.1,24 Triliun.

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua pada triwulan I-2012 mencapai

Rp 563 Miliar atau mencapai 7,72% dari target sebesar Rp 7,29 triliun. Apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi

pendapatan Provinsi Papua tersebut mengalami penurunan sebesar 68,89%.

Proses persetujuan anggaran yang lamban serta Pemimpin Daerah yang masih

belum definitif (PJs) ditengarai menjadi penyebab utama penurunan realisasi

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

37

anggaran ini. Total pendapatan tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebesar Rp.58,83 milliar, Dana Perimbangan sebesar Rp 395,63 milyar,

serta Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp 108,77 triliun.

Tabel 30. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan I-2012

Sumber: Pemerintah Provinsi Papua

1.2. Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Total anggaran belanja Pemerintah Daerah Provinsi Papua pada tahun

2012 mencapai Rp5,18 triliun atau turun sebesar Rp1,9 triliun dibanding tahun

2011. Hingga triwulan I-2012, realisasi belanja pemerintah baru mencapai

sebesar Rp245 miliar atau hanya 4,77%. Pola realisasi yang lambat juga terjadi

pada tahun 2001 yang hanya sebesar 0,18% sepanjang triwulan I. Lambatnya

pola realisasi 2012 ditengarai antara lain sebagai dampak dari keterlampatan

proses DIPA kepada Provinsi Papua serta masih belum definitifnya Gubernur

Papua hingga saat ini.

Memperhatikan struktur anggaran belanja tersebut (Tabel 31), jelaslah

bahwa peran Pemerintah Daerah dalam mengakselerasi pembangunan Papua

masih sangat terbatas. Pengembangan infrastruktur yang sangat dibutuhkan

antara lain untuk membangun jalan, listrik, jaringan komunikasi masih sangat

terbatas. Belanja modal hanya sekitar 14% dari total anggaran sementara biaya

terbesar adalah untuk sektor non produktif seperti belanja pegawai, hibah,

bantuan sosial serta bagi hasil kepada Pemerintah Tingkat II yang mencapai

62,56%.

URAIAN Anggaran 2011 % Realisasi Triwulan

s.d I-2011

%

Realisasi Anggaran 2012 %

Realisasi s.d

Triwulan I-2012

%

Realisasi

PENDAPATAN 5.369.147.179.000 100 1.810.589.681.239 33,72% 7.295.601.882.000 100 563.256.551.891 7,72%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 304.175.000.000 5,67 97.878.843.336 32,18% 403.560.936.000 5,53 58.839.136.942 14,58%

Pajak Daerah 230.500.000.000 4,29 60.897.156.482 26,42% 273.920.000.000 3,75 42.133.536.552 15,38%

Retribusi Daerah 20.500.000.000 0,38 4.298.337.707 20,97% 15.500.000.000 0,21 3.034.693.052 19,58%

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 29.175.000.000 0,54 19.887.905.137 68,17% 19.887.900.000 0,27 - 0,00%

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah 24.000.000.000 0,45 12.795.444.010 53,31% 94.253.036.000 1,29 13.670.907.338 14,50%

DANA PERIMBANGAN 1.570.107.391.000 29,24 525.472.973.903 33,47% 2.155.377.790.000 29,54 395.639.709.949 18,36%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil

Bukan Pajak 421.366.500.000 7,85 71.198.077.903 16,90% 479.404.176.000 6,57 3.194.097.949 0,67%

Dana Alokasi Umum 1.148.740.891.000 21,40 425.428.636.000 37,03% 1.569.782.444.000 21,52 392.445.612.000 25,00%

Dana Alokasi Khusus - 0,00 28.846.260.000 106.191.170.000 1,46 - 0,00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH 3.494.864.788.000 65,09 1.187.237.864.000 33,97% 4.165.234.585.000 57,09 108.777.705.000 2,61%

Dana Penyesuaian/BOS 0,00 331.832.450.000 4,55 108.777.705.000 32,78%

Dana Otonomi Khusus 3.494.864.788.000 65,09 1.187.237.864.000 33,97% 3.833.402.135.000 52,54 - 0,00%

Dana Tambahan Infrastruktur 809.660.372.340 15,08 91.056.504.373 11,25% 571.428.571.000 7,83 - 0,00%

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

38

Tabel 31. Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Papua Triwulan I Tahun 2011 -2012

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Ke depan, diharapkan Pemerintah Provinsi dapat mengalokasikan

anggaran yang lebih besar bagi pengembangan wilayah untuk membuka

daerah-daerah terisolir, mengembangkan dunia pendidikan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, dan pembangunan lainnya yang berpotensi lebih

meningkatkan produktivitas masyarakat.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

39

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem Pembayaran merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai

salah satu ukuran dalam mengukur kemajuan ekonomi suatu daerah. Secara umum,

semakin tinggi frekuensi dan nilai transaksi sistem pembayaran suatu daerah semakin

besar besar pula kapasitas perekonomiannya. Dalam kaitan itu, otoritas sistem

pembayaran diharapkan dapat mendorong bertumbuhnya sistem pembayaran yang

cepat, efisien, handal, dan aman yang mampu memenuhi kebutuhan sistem

perekonomian. Dalam kaitan itu, Bank Indonesia Jayapura senantiasa menjaga

ketersediaan alat pembayaran tunai (uang kartal) baik dalam jumlah, denominasi,

maupun tingkat kelayakan edar uang pada seluruh wilayah kerja KBI Jayapura. Untuk

mendukung berkembangnya perekonomian, KBI Jayapura juga senantiasa berupaya

menjaga kelancaran, keamanan, dan efisiensi proses penyelesaian transaksi uang giral

(non tunai) dengan memastikan bahwa Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-

RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) dapat berjalan dengan baik

tanpa gangguan yang berarti.

I. Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Pada triwulan I-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari

Wilayah Papua mencapai Rp 16,88 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 10.341.

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai transaksi tersebut

mengalami kontraksi sebesar -3,55% sementara volume warkat.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

40

-100,00%

-50,00%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

(5.000,00)

-

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Outflow Nominal (Rp.milliar) Outflow Growth Out Flow Inflow Nominal (Rp.milliar)Net Outflow Nominal (Rp.milliar) Intra Papua Nominal (Rp.milliar) Inflow Growth In FlowNet Outflow Growth Net Flow Intra Papua Growth Intra Papua

Rp. Miliar Rp. Miliar

Tabel 32. Transaksi RTGS Wilayah Papua

Sumber:KBI Jayapura

Sebaliknya nilai transaksi yang menuju Wilayah Papua (inflow) tercatat sebesar Rp.

10,55 trilliun dengan jumlah warkat sebanyak 14.090 lembar atau mengalami

peningkatan sebesar 14,37% (yoy).

Grafik 30. Nilai Transaksi RTGS

Sumber: KBI Jayapura

Berbeda dengan perilaku triwulan sebelumnya, pada triwulan I-2012 terjadi net

inflow yang ditengarai sebagai akibat masuknya dana alokasi umum dan masuknya

dana perimbangan yang akan digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai alat

pembiayaan bagi aktivitas Pemerintahan dan investasi di wilayah Papua. Tercatat sampai

dengan triwulan I-2012 dana perimbangan yang sudah masuk mencapai Rp 563 Miliar

dan dan dana alokasi umum bagi beberapa Kabupaten yang mencapai Rp 600,- miliar.

II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Selain BI-RTGS, KBI Jayapura juga menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank

melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Kliring adalah jasa penyelesaian

utang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan

I II III IV I II III IV I

Nominal (Rp.milliar) 18.934,34 17.483,07 18.775,25 24.572,21 17.503,73 19.176,54 22.619,06 25.392,53 16.881,59 -3,55%

Lembar Warkat 8.148,00 9.715,00 11.304,53 11.102,00 9.264,20 14.893,74 10.005,87 12.539,60 10.341,50 11,63%

Nominal (Rp.milliar) 7.277,16 11.140,69 15.813,21 16.597,26 9.220,09 11.450,06 15.893,09 16.840,94 10.545,44 14,37%

Lembar Warkat 14.696,00 16.765,00 21.038,67 21.953,00 13.492,85 12.358,65 18.705,16 22.310,89 14.090,36 4,43%

Nominal (Rp.milliar) 11.657,18 6.342,38 2.962,04 7.974,95 8.283,65 7.726,48 6.725,97 8.551,59 6.336,16 -23,51%

Lembar Warkat -6.548,00 -7.050,00 -9.734,14 -10.851,00 -4.228,65 2.535,09 -8.699,28 -9.771,29 -3.748,86 -11,35%

Nominal (Rp.milliar) 1.008,91 1.929,96 2.509,57 4.277,09 1.129,45 1.026,80 2.482,26 4.273,27 995,81 -11,83%

Lembar Warkat 1.187,00 1.544,00 1.625,74 1.717,00 1.356,00 1.085,00 1.669,64 2.042,60 1.574,41 16,11%

Outflow

Inflow

Net Outflow

Intra Papua

Growth

(YOY)Keterangan

2010 2011 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

41

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) Growth Kliring

Rp. Miliar Growth

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari (Rp Milliar)

Growth Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring

Rp. Miliar Growth

dikliringkan di lembaga kliring (penagihan warkat seperti cek atau bilyet giro yang

berasal dari dalam kota). Penyelesaian transaksi melalui SKNBI adalah untuk transaksi

dengan nilai nominal yang relatif kecil. Terdapat perbedaan jeda waktu settlement

antara kiliring dan RTGS. Transaksi kliring membutuhkan proses sttelment yang lebih

lama dibanding RTGS.

Tabel 33 . Transaksi Kliring Wilayah Papua

Sumber: KBI Jayapura

Perkembangan transaksi kliring selama periode triwulan I-2012 di wilayah kerja

KBI Jayapura secara nominal mencapai Rp. 1,20 triliun dengan jumlah warkat sebesar

46.393 warkat. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,

terdapat peningkatan nilai nominal kliring sebesar 2,24%. Secara rata-rata, perputaran

kliring pada triwulan I-2012 sebesar Rp. 26 milliar/hari dengan rata-rata warkat yang

digunakan sebanyak 800 lembar. Nisbah rata-rata penolakan sampai dengan triwulan I-

2012 mencapai sebesar Rp 1,25 milliar dengan rata rata penolakan warkat sebesar 1,40

lembar.

Grafik 31. Perkembangan Kliring Wilayah Papua

Sumber:Kantor Bank Indonesia Jayapura

I II III IV I II III IV I

Total Volume (lembar) 44.359,00 44.608,00 47.387,31 47.816,27 46.222,00 41.168,27 47.628,49 48.729,66 46.393,00 0,37%

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1.064,67 1.113,47 1.146,05 1.345,81 1.179,33 1.175,28 1.328,43 1.394,20 1.205,76 2,24%

Rata-Rata Perputaran

Rata-Rata Volume (lembar) 712,46 743,47 696,68 787,59 753,10 686,14 710,49 807,17 800,86 6,34%

Rata-Rata Nominal Perputaran

Kliring Perhari (Rp Milliar)16,85 18,56 17,39 22,21 25,74 19,58 21,62 22,70 26,62 3,43%

Nisbah Rata-Rata Penolakan

Volume (lembar) 1,29 1,28 1,40 1,34 1,32 0,82 1,66 1,34 1,49 13,48%

Nominal Nisbah Rata-Rata

Penolakan(Rp Milliar)1,59 2,06 2,10 1,53 1,62 0,90 1,78 1,40 1,25 -22,68%

Growth (YOY)Keterangan2010 2011 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

42

Sumber: KBI Jayapura

2012

I II III IV I II III IV I

Inflow (Rp Miliar) 1.543,61 830,57 1.141,04 1.132,19 1.212,62 1.548,62 1.358,85 1.107,82 2.171,38 79,06%

Outflow (Rp Miliar) 659,39 1.709,60 2.268,54 4.074,46 942,10 1.677,10 2.279,70 4.329,84 1.006,38 6,82%

Net Outflow (Rp Miliar) -884,22 879,03 1.127,50 2.942,27 -270,53 128,47 920,85 3.222,02 -1.164,99 330,64%

Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 2.462,58 1.467,15 1.527,10 1.858,01 2.487,58 2.624,10 2.299,10 1.473,41 2.554,37 2,68%

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 1.679,56 1.022,25 1.147,45 2.131,23 1.995,00 2.536,00 2.167,17 1.241,29 2.104,76 5,50%

Pemusnahan Uang kertas-TLE (Rp Miliar) 195,83 120,40 251,46 216,89 194,40 136,80 150,68 263,36 274,10 41,00%

Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 216,70 397,55 1.189,78 273,22 467,54 275,13 968,99 918,62 449,60 -3,84%

Growth

(YOY)Keterangan

2010 2011

III. Perkembangan Uang Kartal

Untuk mendukung aktivitas transaksi secara tunai, KBI Jayapura menyediakan alat

pembayaran berupa uang kartal yang cukup untuk menjamin terselenggaranya

transaksi tunai secara aman dan lancar.

Pada periode triwulan I-2012, jumlah uang kartal yang masuk (inflow) ke kas KBI

Jayapura mencapai Rp 2,17 triliun. Sementara itu, total outflow yang keluar dari Kas KBI

Jayapura sebesar Rp 1,00 Triliun. Secara keseluruhan KBI Jayapura mengalami posisi net

out flow sebesar Rp. 1.16 triliun.

Tabel 34. Perkembangan Perkasan KBI Jayapura

Sumber : KBI Jayapura

Sementara itu, untuk memastikan bahwa uang yang dipegang masyarakat tetap

dalam kondisi layak edar, KBI Jayapura melakukan berbagai upaya diantaranya:

mencabut uang yang sudah habis masa edar, memusnahkan uang tidak layak edar,

melaksanakan kas keliling, dan membuka pelayanan kas titipan di perbankan untuk

kota Sorong, Merauke, Timika, dan Biak. Tercatat sampai dengan Maret 2012, kas

titipan yang dilakukan oleh Bank Indonesia Jayapura mencapai Rp.449,60 miliar dan

pemusnahan uang tidak layak edar sebesar Rp.274,10 miliar.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

43

BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN

I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua1

Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2012 mencapai 1.591.693 orang,

mengalami kenaikan sebesar 3,41% dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya. Hal

ini menyebabkan tingkat partisipasi kerja sebesar 79,29% mengalami penurunan

sebesar 2,23% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Namun

demikian pertumbuhan penyediaan lapangan pekerjaan yang melampaui pertambahan

jumlah angkatan kerja menyebabkan tingkat pengangguran terbuka mengalami

penurunan sebesar dari 3,72% pada Februari 2011 menjadi 2,90% pada Februari

2012.

Tabel 35. Penduduk Menurut Kegiatan Utama Februari 2012 Provinsi Papua

1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2011 mengalami peningkatan cukup

besar dibandingkan 6 bulan sebelumnya. Ditinjau dari lapangan pekerjaan; peningkatan

penyerapan tenaga kerja terjadi pada sektor pertanian, perdagangan dan sektor jasa.

Sedangkan penerapan tenaga kerja pada sektor lainnya, dan industri justru mengalami

penurunan.

1 Data ketenagakerjaan di release oleh BPS setiap bulan Februari dan Agustus.

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari

1. Penduduk 15+ 1.479.086 1.864.589 1.909.402 1.958.892 2.007.880

2. AngkatanKerja 1.166.346 1.510.176 1.556.336 1.536.728 1.591.693

Bekerja 1.118.779 1.456.545 1.498.454 1.476.227 1.545.467

Penganggur 47.567 53.631 57.882 60.501 46.226

3. Bukan Angkatan Kerja 31.274 354.413 353.066 422.164 416.187

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 78,86 80,99 81,51 78.45 79,29

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,08 3,55 3,72 3.94 2,90

Kegiatan Utama2010 2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

44

Walaupun mengalami penurunan tenaga kerja, namun sektor pertanian masih

mendominasi penyerapan tenaga kerja. Pada Februari 2012, tenaga kerja yang berhasil

diserap oleh sektor pertanian mencapai 72,78% dan menjadi sektor yang menyerap

tenaga kerja paling besar.

Tabel 36. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2008 Agustus 2011 Provinsi Papua

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat

2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat

Sampai dengan periode bulan Februari 2012, jumlah angkatan kerja di

Provinsi Papua Barat mencapai 384.092 orang, atau mengalami peningkatan sebesar

17.739 (4,57%) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Hal ini

menyebabkan naiknya tingkat pastisipasi angkatan kerja meningkat dari 71,50% pada

Februari 2011 menjadi 72,27% pada Februari 2012. Perbaikan berbagai sektor yang

tercermin dari pertumbuhan ekonomi menyebabkan meningkatnya penyerapan tenaga

kerja, sehingga tingkat pengangguran mengalami penurunan dari 8,28% pada Februari

2011 menjadi 6,57% pada Februari 2012.

Tabel 37. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Februari 2010 Februari 2012 Provinsi Papua Barat

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari

Pertanian 783,857 803,843 840,696 1133982 1.092.878 1.036.520 1.124.829

Industri 10,925 19,07 10,601 15671 24,645 19.885 14.468

Perdagangan 89,249 89,046 88,214 96,199 118,183 130.766 135.469

Jasa-Jasa 107,487 93,509 114,057 118,839 160,465 147.906 152.476

Lainnya 53.409 76.560 65.221 89.307 102.283 141.150 118.225

TOTAL 1.044.927 1.082.028 1.118.779 1.456.545 1.498.454 1.476.227 1.545.467

Lapangan Pekerjaan

Utama2009 2010 2011

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari Penduduk 15+ 488.287 494.862 513.750 522.211 531.489

Angkatan Kerja 343.365 342.888 367.312 369.619 384.092

- Bekerja 316.700 316.547 366.890 336.588 358.846

- Penganggur 26.665 26.341 30.422 33.031 25.246

Bukan Angkatan Kerja 144.922 151.974 146.438 152.592 147.397

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 70,32 69,29 71,50 70,78 72,27

Tingkat Pengangguran terbuka (%) 7,77 7,68 8,28 8,94 6,57

2011 Keterangan

2010

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

45

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari

Pertanian 152.442 171.060 173.803 163.164 170.911

Industri 10.864 12.300 10.208 11.580 16.049

Perdagangan 41.226 37.852 41.668 56.325 56.596

Jasa-Jasa 70.057 54.070 62.532 58.731 62.655

Lainnya 42.111 41.265 48.679 46.788 52.635

TOTAL 316.700 316.547 336.890 336.588 358.846

Lapangan Pekerjaan

Utama

2010 2011

2.2 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Jika dibandingkan dengan posisi Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja

pada Februari 2012 mengalami kenaikan hampir di seluruh sektor tenaga kerja. Namun

demikian terutama di sektor pertanian mengalami penurunan mencapai sebesar 2.892

orang.

Tabel 38 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Jumlah penduduk yang bekerja sampai dengan posisi Februari 2012 mencapai

358.846 orang dan tersebar pada beberapa sektor sektor pertanian sebesar 170.911

orang (49%), sektor industri sebesar 16.049 orang (3%), sektor perdagangan sebesar

62.655 orang (17%), sektor jasa-jasa 62.655 (17%).

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

46

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH 1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Pada triwulan II-2012, ekonomi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

diperkirakan mengalami pertumbuhan negatif meskipun lebih rendah dari periode

sebelumnya. Proyeksi pertumbuhan yang masih negatif tersebut juga disebabkan

ketergantungan pada sektor tambang yang produksinya masih belum naik signifikan

dan terjadinya penuruhan harga komoditas di pasar internasional pada periode triwulan

I-II 2012. Berbeda dengan Provinsi Papua, perekonomiaan Provinsi Papua Barat

diprakirakan masih tumbuh signifikan terutama didorong oleh sektor pertanian dan

sektor industri pengolahan (peningkatan produksi LNG Tangguh).

Pada sisi permintaan, baik perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat

diperkirakan masih didominasi oleh komponen konsumsi dan investasi.

2. PROSPEK INFLASI

Inflasi di wilayah Papua diperkirakan pada triwulan I-2012 akan berada 4,5 1.

Target ini diperkirakan dapat dicapai sepanjang tidak ada guncangan signifikan dari sisi

supply (shock). Keyakinan pencapaian target tersebut juga ditopang oleh relatif

terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat serta peran aktif pemerintah dalam

pengendalian harga-harga khususnya kebutuhan bahan pokok melalui pemantauan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

3. PROSPEK PERBANKAN

Perluasan aktivitas ekonomi seiring dengan pemekaran wilayah Tingkat II

dipastikan membutuhkan kehadiran perbankan. Pemekaran wilayah tersebut tentu saja

membutuhkan perluasan jaringan perbankan sehingga layanan jasa perbankan

diperkirakan akan meningkat seiring dengan prakiraan bertambahnya jaringan kantor

bank dalam bentuk penambahan ATM maupun KCP baru. Dari sisi permintaan kredit,

diperkirakan akan terjadi peningkatan kredit perbankan mengikuti trend penurunan BI

Rate dari 6,00% menjadi 5,75% baru-baru ini.