11
Guru Les Privat ke Rumah untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa http://www.sigmaganesha.com/2013/07/Guru-les-privat-ke- rumah.html Bagaimana peran yang bisa dilakukan oleh guru les privat bersama orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar pada anak? Kesulitan belajar anak dapat dilihat dari menurunnya prestasi akademis siswa di sekolah. Namun di samping itu gejala-gejala lain dapat terlihat dari perilaku anak seperti suka berteriak di kelas, murung, sering mengganggu teman, berkelahi, bolos sekolah dan lain-lain. Untuk mencegah atau mengatasi kesulitan belajar anak diperlukan peran orang tua dan guru agar memberikan perhatian yang cukup kepada anak. Namun dalam hal ini peran guru sekolah dan orang tua akan sangat terbantu manakala siswa memiliki guru les privat di rumah. Dengan adanya guru les privat di rumah maka kekurangan atau kesulitan siswa terutama dalam belajar akan dapat diketahui dan diatasi. Namun sebelum orang tua dan guru les privat melakukan tindakan perlu mengetahui terlebih dahulu apa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak/siswa, sehingga para orang tua dan guru les privat bisa menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut. Faktor Internal a. Fisiologis Faktor ini berkaitan erat dengan fungsi-fungsi organ yang akan mendukung dalam proses pembelajaran, seperti otak, alat indra dan sistem saraf. Gangguan pada fungsi-fungsi organ ini akan menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam menerima dan merespon informasi yang ada. Kesulitan belajar seperti ini memerlukan perlakuan khusus dari pembimbing atau guru les privat

Kajian Privat.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kajian Privat.docx

Citation preview

Guru Les Privat ke Rumah untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswahttp://www.sigmaganesha.com/2013/07/Guru-les-privat-ke-rumah.html Bagaimana peran yang bisa dilakukan oleh guru les privat bersama orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar pada anak?Kesulitan belajar anak dapat dilihat dari menurunnya prestasi akademis siswa di sekolah. Namun di samping itu gejala-gejala lain dapat terlihat dari perilaku anak seperti suka berteriak di kelas, murung, sering mengganggu teman, berkelahi, bolos sekolah dan lain-lain.Untuk mencegah atau mengatasi kesulitan belajar anak diperlukan peran orang tua dan guru agar memberikan perhatian yang cukup kepada anak. Namun dalam hal ini peran guru sekolah dan orang tua akan sangat terbantu manakala siswa memiliki guru les privat di rumah. Dengan adanya guru les privat di rumah maka kekurangan atau kesulitan siswa terutama dalam belajar akan dapat diketahui dan diatasi.Namun sebelum orang tua dan guru les privat melakukan tindakan perlu mengetahui terlebih dahulu apa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak/siswa, sehingga para orang tua dan guru les privat bisa menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.Faktor Internala. FisiologisFaktor ini berkaitan erat dengan fungsi-fungsi organ yang akan mendukung dalam proses pembelajaran, seperti otak, alat indra dan sistem saraf. Gangguan pada fungsi-fungsi organ ini akan menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam menerima dan merespon informasi yang ada. Kesulitan belajar seperti ini memerlukan perlakuan khusus dari pembimbing atau guru les privat di rumah agar siswa mampu mengoptimalkan potensi yang ada. Gangguan kesehatan pada organ-organ tertentu seperti kondisi sakit akan dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.b. Faktor IntelegensiaPada prinsipnya siswa tidak ada yang bodoh, namun pada faktanya setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda di setiap bidang. Jika mengacu pada teori multiple intelligence yang dikembangkan oleh Howard Gardner setiap siswa akan memiliki banyak kecerdasan namun di beberapa bidang akan menonjol dan di beberapa bidang mungkin akan kurang. Nah disanalah peran para guru les privat atau sekolah harus mengetahui di mana atau di bidang apa siswa itu dapat menonjol. Sehingga dengan demikian guru les privat dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa pada bidang pelajaran tertentu dan dapat memberikan metode belajar yang tepat.c. PsikologisFaktor psikologis ini seperti faktor minat dan motivasi siswa. Minat siswa sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar. Dalam hal ini guru les privat di rumah atau pembimbing les privat siswa hendaknya harus memahami akan minat siswa sehingga pembelajaran memerlukan keterkaitan dengan minat setiap siswa. Dengan konteks pembelajaran yang sesuai dengan minat/interest siswa diharapkan akan mendorong motivasi dalam belajar siswa. Selain itu peran guru les privat di rumah dan orang tua harus mampu memacu motivasi belajar siswa. Diharapkan guru dan orang tua mampu meningkatkan motivasi intrinsik siswa.Faktor Eksternala. Lingkungan KeluargaKeadaan keluarga seperti keharmonisan, tingkat ekonomi, dan kebiasaan dalam keluarga turut berandil besar dalam keberhasilan seseorang. Begitu pula halnya dengan kesulitan belajar akan timbul jika keadaan keluarga yang kurang baik. Seperti anak yang orang tuanya tidak harmonis akan mengganggu konsentrasi belajar anak. Dalam situasi seperti ini sebaiknya orang tua memiliki kepekaan terhadap kondisi psikologis anak. Guru les privat di rumah memiliki tanggung jawab bagaimana menjadi partner siswa dalam memberikan masukan yang tepat. Barangkali peran guru les privat disini adalah bagaimana menjadi teman yang memberikan kenyamanan dan sekaligus guru yang dibutuhkan.b. Lingkungan Sosial MasyarakatJika anak bergaul dengan anak-anak terdidik dan memiliki kepedulian terhadap belajar maka seseorang siswa akan terbawa dan terpacu semangatnya untuk belajar lebih giat. Namun jika sebaliknya jika pergaulan seorang siswa kurang baik maka kecenderungan akan mengakibatkan menurunnya minat dan semangat belajar. Siswa les privat biasanya memiliki banyak minta dan hobi yang beragam, hal ini akan mempengaruhi pergaulan mereka. Seperti contohnya siswa yang suka musik atau band maka dia akan memiliki teman dalam pergaulan yang sama. Biasanya dengan pergaulan seperti ini akan mempengaruhi tingkat kesibukan siswa dan perilakunya. Nah orang tua harus dapat menyeimbangkan akan kebutuhan siswa tersebut antara hobi dan jadwal belajarnya. Guru les privat dapat memberi masukan bagaimana mengatur jadwal yang baik ditengah kesibukan siswa tersebut.c. GuruYang dimaksud disini adalah guru sekolah, jika di sekolah maka faktor guru sekolah sangat besar terhadap keberhasilan suatu proses belajar anak. Sesungguhnya guru sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap keberhasilan setiap individu siswa. Namun masih banyak guru sekolah yang kurang memahami peran ini. Sehingga peran mereka dianggap masih kurang. Nah guru les privat di rumah akan menjadi alternatif solusi sebagai pendamping bagi siswa les privat. Guru les privat di rumah akan menjadi motivator, fasilisator dan innovator dalam pembelajaran yang cocok dengan siswa.d. Media BelajarMedia pembelajaran yang lengkap dan beragam akan mampu memacu siswa untuk lebih giat belajar. Disini peran guru les privat di rumah akan menjadi pembimbing dalam menghadirkan media belajar yang tepat bagi siswa. Hal ini diharapkan akan memberi solusi efektif bagi kesulitan belajar siswa.Dari faktor-faktor yang menimbulkan hambatan atau kesulitan belajar diatas hendaknya para guru les privat di rumah dan orang tua lebih tanggap akan permasalahan apa yang dihadapi siswa dalam belajar. Komunikasi antara guru les privat dan orang tua adalah hal yang terpenting bagi pencarian solusi masalah belajar siswa. Dengan menghadirkan guru les privat yang handal dan tepat, maka akan memberi dampak yang baik bagi kemajuan siswa-siswi dan putra-putri kita.

Mengkritisi Menjamurnya Bimbel di Indonesiahttp://ratnalumbantobing.blogspot.com/2013/01/mengkritisi-menjamurnya-bimbel-di.html Menjamurnya Lembaga Bimbingan BelajarRatna Lumban TobingMagister Manajemen PendidikanUniversitas Negeri Riau

AbstrakArtikel ini menjelaskan tentang peran Lembaga Bimbingan Belajar dalan pengembangan pendidikan nasional. Lembaga Bimbingan Belajar menjelaskan apa sebenarnya pengertian Lembaga Bimbingan Belajar itu, apa yang menyebabkan Lembaga Bimbingan Belajar menjamur khususnya di Indonesia, dampak positif dan dampak negatif apa yang diterima dengan menjamurnya bimbingan belajar di Indonesia, dan apakah ada titik temu antara lembaga pendidikan formal dan pihak orangtua/siswa dengan Lembaga Bimbingan Belajar untuk menyukseskan tujuan pendidikan nasional. Diharapkan setelah membaca artikel ini akan menimbulkan pengertian untuk mengkritisi dampak positif dan negatif menjamurnya lembaga bimbingan belajar di Indonesia.1. PendahuluanLembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi dunia pendidikan saat ini. Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) atau sering disingkat Bimbel menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok, mulai dari privat sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber-AC. Hingga kini masih banyak tempat-tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan dengan menawarkan berbagai macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri berprofesi sebagai salah satu guru Bimbingan Belajar SD sampai SMP yang dikelola pribadi penulis. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi bisnis pendidikan.Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83.55% diantaranya telah memiliki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi. Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45.51%, kemudian diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 22.97%, SD 17.84%, S2/S3 sebanyak 10.11%. Penulis pernah membaca iklan di koran dan yang ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah dibuka bimbingan belajar untuk anak pra-TK seperti Lembaga Bimbingan Belajar Kumon.Disebut-sebut bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orang tua terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.Peran sekolah, walaupun belum tergantikan, kian tersaingi oleh maraknya Lembaga Bimbingan Belajar. Kini, Lembaga Bimbingan Belajar semakin kreatif dan variatif dalam memberikan pelayanan kepada siswa serta memahami kebutuhan siswa. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial antara pihak Lembaga Pendidikan Formal, Lembaga Bimbingan Belajar serta pihak orang tua siswa/murid.2. Hasil Penelitian dan Pembahasana) Lembaga Bimbingan Belajar1) Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)Menurut Jones (2011), lembaga bimbingan belajar adalah suatu lembaga pendidikan informal yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya melalui guru pembimbing yang kompeten. Menurut Crow dan A Crow (2011), lembaga bimbingan belajar adalah suatu lembaga pendidikan informal yang memberikan bantuan kepada orang lain melalui orang-orang yang telah terdidik dan terlatih.Dapat disimpulkan bahwa, lembaga bimbingan belajar adalah lembaga pendidikan informal yang dibuat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan di dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Lembaga bimbingan belajar turut berperan dalam mencerdaskan anak bangsa.Lembaga bimbingan belajar cenderung sebagai tempat pelarian siswa yang kurang di dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain itu, lembaga bimbingan belajar juga memiliki tanggung jawab besar karena mengembang kepercayaan orang tua dan wali untuk meningkatkan kemampuan anaknya di bidang akademik, moral, sosial, dan agama serta pendidikan kemandirian.2) Latar Belakang Adanya Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)Menurut Tilaar (2000), beberapa agenda persoalan pendidikan di Indonesia yang menonjol yang harus segera diselesaikan adalah, pertama: masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; kedua: masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan ketiga: masih lemahnya manejemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi.Oleh karena itu maka dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional khususnya bidang pendidikan, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka seluruh stakeholders pendidikan, baik warga sekolah dan warga masyarakat harus bekerja sama dengan baik.Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar adalah mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan khususnya didirikannya lembaga bimbingan belajar. Menurut penulis, latar belakang menjamurnya lembaga bimbingan, yaitu antara lain:a) Masih lemahnya mutu pendidikan formal di IndonesiaAda dugaan bahwa orang tua siswa yang mengirimkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anaknya dapat lebih berprestasi karena siswa yang ikut bimbingan belajar kebanyakan justru dari sekolah-sekolah favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif baik.Hal ini didukung oleh:i) Pemerintah menerapkan kebijakan nilai UN sebagai penentu utama kelulusan siswa.ii) Tuntutan persaingan memperebutkan sekolah favorit, mendapatkan nilai UN yang optimal.iii) Kurikulum yang terus berubah tiap tahun.iv) Keterbatasan jam pelajaran di sekolah.Ketergantungan ini diperparah sekolah yang cenderung mengutamakan transfer ilmu pengetahuan tanpa penanaman nilai. Akibatnya, proses pendidikan timpang. Di sisi lain, antara sekolah dengan bimbingan belajar terjadi missing-link, dimana materi maupun trik yang didapatkan di bimbel justru tidak diajarkan di sekolah. Kegiatan belajar mengajar di lembaga bimbingan belajar berfokus pada pencapaian nilai ujian tertinggi yang mengajarkan cara cepat menyelesaikan soal-soal ujian melalui konsep drilling.Lembaga bimbingan belajar juga menjanjikan kualitas pembelajaran dan target output, serta janji pelayanan dengan metode pembelajaran yang up to date. Metode pembelajaran yang diberikan lebih menjanjikan bagaimana siswa dapat belajar efektif, cerdas dan penerapan strategi belajar cepat, dimana metode tersebut tidak didapatkan siswa di sekolah.Bukan itu saja, ada paket pendamping belajar siswa dengan memberi pelayanan konseling dan pemecahan masalah siswa.Di samping itu, pembelajaran didukung dengan fasilitas lengkap yang merangsang siswa belajar asyik. Terbayang, siswa masuk bimbel sudah terarah pada tujuan dan target belajar yang jelas hendak didapat siswa.b) Memudarnya tanggung jawab orang tua dalam membimbing anaknyaMenurut Sleman, Kompas (2010), peran orang tua sebagai pendidik utama anak dinilai memudar karena orang tua semakin bergantung pada lembaga pendidikan di luar keluarga seperti sekolah atau bimbingan belajar. Padahal, pendidikan dalam keluarga merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan anak.Konsultan pendidikan Sofyan (2010) juga mengatakan, saat ini orang tua terlalu mengandalkan sekolah. Kalau anak menemui kesulitan belajar di sekolah, mereka lalu memasukkan ke lembaga bimbingan belajar. Orang tua memegang peran terpenting dalam segala bidang kehidupan anak termasuk pendidikan sehingga idealnya sekitar 60-70 persen waktu anak berada dalam interaksi dengan orang tuanya. Sejumlah penelitian dan kajian psikologis menunjukkan, anak yang berhasil berprestasi di sekolah memperoleh cukup perhatian dan kasih sayang dari orang tua.Ketergantungan orang tua pada lembaga pendidikan dapat berakar dari ketidakmampuan orang tua menjadi teman belajar anak, orang tua terlalu sibuk dan alasan tidak mau repot.c) Para siswa mengalami kesulitan menyerap pelajaran di sekolah formalMenurut Djumhur dan Surya ada dua faktor yang timbul dalam kesulitan belajar anak, yaitu (1975), faktor Endogen dan faktor Eksogen.Faktor endogen adalah faktor yang datang dari anak itu sendiri, hal ini dapat bersifat biologis, ialahan hambatan yang bersifat kejasmanian dan fisiologis, ialah hambatan yang bersifat kejiwaan.Faktor eksogen ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak, faktor ini meliputi faktor lingkungan keluarga dan sekolah.Penelitian bahwa setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda:i) 50% adalah pelajar visual (penglihatan), anak lebih menyukai dan mengerti gambar-gambar, grafik, dan tulisan di buku dibandingkan dengan ceramah.ii) 30% adalah pelajar kinestetik (perabaan, gerakan), anak lebih membutuhkan aktivitas yang berdasarkan perabaan dan pergerakan.iii) 20% adalah pelajar auditori (suara/pendengaran), anak belajar dengan baik ketika mereka berbicara tentang apa yang anak pelajari.iv) Otak bekerja lebih baik saat berada pada keadaan emosi yang positif. Murid harus merasa aman secara fisik dan emosi sebelum otaknya siap untuk belajar. Guru bisa membuat situasi lingkunganbelajar yang positif dengan memberi dorongan dan pujian pada usaha-usaha yang dilakukan murid.v) Otak belajar informasi baru melalui modul-modul kecil. Penelitian tentang otak menyatakan bahwa anak-anak usia antara 5-13 tahun belajar paling baik saat mereka diberi informasi 2-4 modul. Anak-anak usia 14 ke atas bisa belajar sampai dengan 7 modul pada saat yang sama. Guru harus merencanakan batasan ini dan mengajarkan materi dalam bentuk modul-modul kecil.vi) Murid memerlukan sedikit waktu untuk mengistirahatkan otaknya terhadap tugas tertentu. Memberi waktu bebas antara pelajaran ke pelajaran lain bisa meningkatkan fokus murid. Sebagai contoh, memberi murid waktu untuk beridri dan meregangkan otot, mengobrol sekitar 2 menit, dan lain-lain. Otak akan lebih siap untuk tugas dan menyimpan informasi.vii) Menyediakan ruang pribadi yang cukup untuk murid. Lebih banyak ruang pribadi mengurangi ketegangan belajar.3. Status hukum lembaga bimbingan belajar (LBB)Pengertian kursus dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luas Sekolah, Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen DIklusepora) Nomor: KEP-105/E/L1990 sebagai berikut:Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat selanjutnya disebut kursus, adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana masyarakat.Dari beberapa informasi tersebut diatas maka jelas bahwa keberadaan lembaga bimbingan belajar adalah resmi, legal, sah dan diatur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia.