Kedaruratan Pada Mata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gawat Darurat Mata

Citation preview

  • KEGAWAT DARURATAN PADA MATADr. Hj. Hasmeinah B, Sp.M13 September 2014

  • Pendahuluan :

    Merupakan pancaindera sangat penting kehidupan Dengan majunya teknologi penglihatan yang baik tidak dapat diabaikan.Mata merupakan bagian yang sangat peka.Syst pelindung kelopak mata, proses berkedip, jaringan lemak retrobulbar trouma dari dunia luar.

    Trouma kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata, rongga orbita

    Memberikan penyulit sehingga menganggu fungsi penglihatan

    Memerlukan perawatan yang tepat

    Mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat

    Kebutaan

  • Trouma Okular - Kebutaan yang cukup signifikan golongan sosioekonomi rendah negara-negara berkembang. - Pria 3 sampai 5x daripada wanita. - WHO 1998 : kebutaan 19 juta orang, 2,3 juta : penurunan visus bilateral 1,6 juta : kebutaan bilateral - Mengenai : palpebra, konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, orbita - Trouma merupakan kasus gawat darurat pada mata, perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat kebutaan / kehilangan mata.

    Penanganannya diklasifikasikan tiga macam yaitu : 1. Kasus gawat sangat. 2. Kasus gawat. 3. Kasus semi gawat.

  • TroumaTrouma FisikaTrouma Mekanik1. Trouma tumpul ( contusio bulbi ) - Terpukul, kena bola tenis, shutle cock, ketapel, tutup botol2. Trouma tajam ( perforasi trouma ) pisau dapur, gunting, garpu, peralatan pertukangan.3. Trouma peluru : senapan angin, peluru karatTrouma radiasi sinar infra merah : gerhana matahariTrouma Radiasi sinar ultraviolet : sinar las3. Trouma radiasi sinar X dan sinar terionisasi : sinar rontgenTrouma asam : cuka, gas airmata, asam-asam di laboratoriumTrouma basah : sabun, shampo, pembersih lantai, kapur, lemTrouma Kimia

  • Mata gawat dapat digolongkan kedalam kelompok

    I. Gawat sangat : tindakan sudah diberikan kedalam beberapa menit. 1. Luka bakar kimia pada mata a. Trauma Alkali b. Trauma Asam 2. Oklusi arteri retina sentral

    II. Gawat : diagnosis dan pengobatan sudah harus diberikan dalam satu atau beberapa jam. Yang termasuk dalam golongan gawat adalah - Dakriosistitis akut.- Benda asing didalam mata. - Laserasi kelopak. - Trauma tembus. - Konjungtivitis gonore.- Hifema. - Skleritis.- Ulcus cornea. - Laserasi kornea.- Gloucoma akut kongestive. - Ablatio retina.- Endopthalmitis.

  • III. Semi Gawat

    Diagnosis dan pengobatan bila mungkin sudah diberikan dalam beberapa hari atau minggu.

    Yang termasuk kedalam semi gawat adalah : - Defisiensi vitamin A- Retina blastoma. - Oftalmia simpatika.- Hipertensi maligna. - Katarak kongenital.- Toxalmia graucidarum. - Glaucoma kongenital.- Retinopati diabtica. - Strabismus.- Perdarahan retrobulbar.

  • 1. Trauma kimia yang dapat memberikan kerusakan pada mata dikenal dalam bentuk : a. Trauma alkali. b. Trauma asam.

    a. Trauma Alkali / basa - Semen, soda kuat, amoniak, NaOH, KOH, cairan pembersih rumah tangga. - Dalam waktu 7 menit, bahan alkali dengan PH tinggi cepat menembus kornea COA retina kebutaan. - Terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. - Basa bersifat coagulasi sel proses persabunan disertai dengan dehidrasi.

  • Terdapat 2 klasifikasi akibat trouma alkali basa :1. Klasifikasi hughes.2. Klasifikasi thoft.

    1. Klasifikasi Hughes a. Enteng : - Prognosis baik. - Terdapat kekeruhan ringan - Tidak terdapat iskemia, nekrosis, kornea dan konjungtiva. b. Sedang : - Prognosis baik. - Kekeruhan kornea, sehingga sulit melihat iris dan pupil. - Nekrosis dan iskemi ringan pada konjungtiva dan kornea. c. Sangat berat : - Prognosis buruk. - Kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat. - Konjungtiva dan sklera pucat.

  • 2. Klasifikasi thoft maka trauma basa dapat dibedakan dalam :

    Derajat 1 : Hiperemi Konjungtiva + Keratitis pungtata Derajat 2 : Hiperemi konjungtiva + hilangnya epitel kornea Derajat 3 : Hiperemi dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea. Derajat 4 : Nekrosis konjungtiva peri limbal 50 %

    Derajat 1 & 2 : Jaringan parut tanpa neovaskularisasi kedalam kornea.Derajat 3 & 4 : Waktu sembuh berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.

  • Pengobatan Trauma Alkali :

    Segera irigasi dengan air selama 30 menit : 2000 ml.Netralisasi basa dengan kertas lakmus PH normal air mata : 7,3.Penyebab Caoh EDTA 0,05 dapat berekasi dengan Caoh dan melekat pada jaringan.Antibiotik, debridement mencegah infeksi oleh kuman aportunis.Sikloplegik iritis dan sinekia posterior.Beta bloker dan diamox mengatasi gloucoma.Steroid topikal atau sistemik 7 hari pertama trauma.Kolagenase inhibitor 7 hari setelah trauma.Vitamin C : untuk pembentukan jaringan colagenDiberikan : - Bebat pada mata. - Lensa kontak lembek. - Air mata buatan.Keratopati bila kekeruhan kornea sangat menganggu penglihatan.

    Prognosis : Keratoplasti akibat trauma alkali : tidak begitu baik

  • b. Trauma Asam : - Asam sulfat, asam acetat, hidroclorida, asam chlorida. - Koagulasi protein konjungtiva bulbi : dalam beberapa menit / beberapa jam hiperemis dan perdarahan conjungtiva bulbi. - Koagulasi protein epithel cornea kekeruhan kornea ( oedem konea ). - Penetrasi lebih dalam : irirtis dan katarak. - Bila trauma asam lemah regenerasi epitel terjadi beberapa hari kemudian sembuh. - Asam kuat stroma kornea akan berwarna kelabu : terjadi infiltrasi sel radang kedalamnya 24 jam. - TIO meningkat pada hari pertama nomal. - PH asam < 7 - Dinetralisir 7,3 7,7

  • Pada Minggu 1 3 : Mulai terjadi penyembuhan.Trauma asam yang berat : tukak kornea dengan vaskularisasi yang bersifat progresif

    Sesudah 3 minggu :Trauma asam tidak berat sembuh dalam waktu 3 minggu.Pada endotel terbentuk membran fibrosa.

    Penyulit yang terjadi :Katarak.- Iritis.Glaukoma.- Enteropion.Hipotoni bola mata.- Trikhiasis.Airmata abnormal.- Simberfaron.

    Pengobatan :Irigasi segera : NaCL / air.Kontrol PH air mata.Pertimbangkan pengobatan yang sama dengan trauma alkali.

  • 2. Oklusi Arteri Retina Sentral ( OARS ) - Terdapat pada usia tua atau usia pertengahan. - Keluhan penglihatan kabur yang hilang timbul tidak disertai rasa sakit, gelap menetap. - Penurunan visus yang mendadak penyakit-penyakit embali. - Penurunan visus berupa serangan serangan berulang penyakit penyakit spasme pembuluh / embali yang berjalan. - Penglihatan tiba-tiba gelap tanpa kelihatan kelainan mata luar. - Reaksi pupil lemah dengan pupil anisokoria. - Funduskopi : - Retina pucat edema dan gangguan nutrisi pada retina. Gambaran sosis pada arteria retina. - Sesudah beberapa jam : retina pucat, keruh keabu- abuan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel ganglion cherry red spot pada makula lutea. - Lama kelamaan papil pucat dan batas kabur.

  • OARS dapat disebabkan : radang arteri, trombus, embolus pada arteri spasme pembeuluh darah, akibat terlambatnya pengaliran darah, giant cell artheritis, penyakit kolagen, kelainan hiperkagulasi, sifilis, trauma.Tempat tersumbatnya arteri retina sentral di daerah lamina cribrosa.Emboli paling sering menjadi penyebab berasal dari perkapuran yang berasal dari penyakit emboli jantung.Penyebab spasme pembuluh lainnya antara lain : a. Migran b. Keracunan alkohol. c. Tembakau d. Kina. e. Timah hitam.

    Perlambatan aliran pembuluh darah retina terjadi pada peningktan TIO, stenosis aorta atau arteri karotis.

  • Pengobatan Menurunkan TIO mengurut bola mata, acetazolamid, parasintesis COA. Vasodilator bersama antikoagulasi Steroid. O2.Penyulit : - Glaucoma neovaskuler. - Tergantung letak dan lamanya oclusi visus dapat normal tetapi lapang pandangan menjadi kecil.

  • II. Keadaan gawat : Disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Kerusakan jaringan : bervariasi : mulai rigan berat kebutaan. Untuk mengetahui kelainan : anamnesa dan pemeriksaan.

    a. Anamnesa : proses terjadi trauma : - Benda apa, arah datang dan kecepatan, besar benda tsb. - Kapan. - Tajam penglihatan berkurang sebelum / sesudah trauma. - Keluar darah, rasa sakit. - Apakah sudah mendapat pertolongan.

  • b. Pemeriksaan - Subyektif : tajam penglihatan. - Obyektif : - peradangan sekitar mata - Pembengkakan didahi, pipi, hidung, dan lain-lain. - Kelopak mata, kornea, BMD, pupil, lensa, fundus, gerakan bolamata, tekanan bolamata.

    Pemeriksaan segmen anterior : sentolop, loupe, slit lamp, opthalmoskop

  • a. Laserasi pada Palpebra :

    - Coloboma palpebra akwisita. - Kerusakan kornea karena tidak menutup sempurna. - Tindakan harus secepatnya. Tidak kotor dapat ditunggu sampai 24 jam. - Perbaiki kontinuitas margo palpebra dan kedudukan bulu mata. - Hindari trichiasis. - Margo palpebra robek : rekanalisasi secepatnya.

  • b. Trouma Tumpul Penyebab : pukulan, benturan, permainan anak - anak.

    Menyebabkan : hifema uveitis, glaukoma, hemosiderosis, imbibisi cornea, penglihatan menurun.

    Pengobatan - Dirawat : - Bedrest : elevasi 30 45 5 hari. - Satu / dua mata ditutup - Zalf mata - Coagulantia - Anti fibrotik : transamim.

    - Imbisisi cornea penumpukan pigmen iris dilapisan kornea

  • Selama dirawat perhatikan : a. Hifema penuh / . b. Tekanan intraokuler naik / tidak. c. Fundus terlihat / tidak.

    Hifema penuh +TIO tinggi : diamox, glycerin dinilai selama 24 jam. TIO tinggi / turun, tapi tetap diatas N : parasintesa. TIO Normal : diamox setiap hari. TIO Normal dan darah di COA + sampai hari 5 9 : pembedahan.

  • Pengobatan :

    Pada dasarnya pengobatan hifema ditujukan untuk :Menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang.Mengeluarkan darah dari bilik mata depan.Mengendalikan tekanan bolamata.Mencegah terjadinya imbisisi kornea.Mengobati uveitis bila terjadi akibat hifema ini.Menemukan sedini mungkin penyulit yang mungkin terjadi.

  • c. Benda asing dalam mata

    Dibagi 2 kelompok : a. Logam : emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga besi. b. Bukan logam : batu, kaca, porselin, karbon, tumbuh-tumbuhan, bahan pakaian dan bulu mata. Cara pemeriksaan : - Riwayat terjadi trouma. - Pemeriksaan keadaan mata akibat trauma. - Pemeriksaan oftalmoskop - Pemeriksaan radiologi.

  • Riwayat terjadi trauma :

    Membantu kemungkinan letak benda asing.Ledakan perforasi benda asing mencapai segmen posteriorPalu-pahat segmen posterior.Pecahan kaca sudut bilik depan.

    Pemeriksaan :SentolopLoupeSlit lampBila pada konjungtiva bulbi, kornea, sklera tidak tampak benda asing atau luka perforasi selalu benda asing di fornik atau konjungtiva palpebra kelopak mata dibuka dan dilipat keluar.

  • Pemeriksaan dengan Oftamoskop :

    Tidak ada kekeruhan pada badan kaca : benda asing dapat dilihat didalam badan kaca dan retina.Terdapat kekeruhan badan kaca, perdarahan retina dan ablatio prognosis jelek untuk penglihatan.

    Pemeriksaan Radiologi : Luka perforasi : - Ada tidaknya benda asing radiopaque - Letak benda asing dalam mata. - Ro Photo orbita posisi postero anterior dari lateral. - Benda asing non radiopaque USG menentukan letaknya. - CT scan : menentukan letak benda asing, bilik mata depan, lensa, segmen posterior, retina, retrobulbar, extraokuler atau extra orbital

  • Akibat benda asing dalam mata :

    Benda asing yang masuk tidak sampai menembus bola mata tetapi hanya tertinggal pada konjngtiva atau kornea erosi konjungtiva / kornea.Benda asing dengan kecepatan tinggi menembus sklera, kornea, jaringan lain didalam rongga mata perforasi benda asing bersarang didalam rongga orbita terlihat luka orbita : prolaps iris lensa atau badan kaca.

  • Reaksi Jaringan Mata Bentuk reaksinya tergantung macam dan letak benda asingSiderosis : - Reaksi jaringan mata akibat penyebaran ion besi ke seluruh mata dengan konsentrasi terbanyak pada jaringan yang mengandung epithel kornea, epithel pigmen iris, epithel pigmen kapsul lensa, epihtel pigmen retina. - Timbul 2 bulan 2 tahun setelah trauma. - Gejala : penurunan tajam penglihatan, buta malam, penyempitan lapang pandang. - Kornea : - Endapan karat besi pada kornea berwarna coklat kekuningan. - Pupil bulat, reaksi lambat. - Bintik-bintik bulat kecoklatan pada iris.

  • Kalkolosis :

    - Ion tembaga jaringan yang mengandung membran seperti membran descement kapsul anterior lensa, iris, badan kaca dan permukaan retina. - Reaksi purulent, beberapa hari sesudah trauma pada badan kaca ablatio.

  • Tindakan pengobatan :

    Benda asing dipermukaan mata :Anestetik tetes mata.Benda lunak di permukaan mata : kapas steril.Benda keras luka jarum suntik menghindari perforasi.Bilas dengan larutan fisiologis.Tetes midriatik skopalamin 0,25 %. homatropin 2 %.Antibiotik lokal.Tutup kasa.

  • Benda asing didalam mata :Hal-hal yang harus dipertimbangkan Jenis benda asing : inert dan reaktif.

    Akibat yang timbul apabila dikeluarkan :inert harus dilihat apakah benda tersebut menimbulkan reaksi mekanik yang mengganggu fungsi mata / tidak. Tidak menimbulkan reaksi mekanik dibiarkan perhatian ditujukkan pada perawatan luka perforasi dan akibatnya. - Bila benda tersebut reaktif harus dikeluarkan.

  • Perawatan terhadap luka perforasi

    Pemberian tetes mata anestetik.Pembersihan luka dengan NaCl.Iris, badan kaca prolaps dipotong tidak boleh direposisi kecuali yakin tidak infeksi.Benda asing dapat dilihat langsung dikeluarkan dengan pinset / magnit melalui luka perforasi dijahit dengan benang halus.Fasilitas tidak memungkinkan rujuk.Sebelum dikirim ke pusat, mata ditutup kasa steril dop mencegah isi bola mata prolaps lebih banyak.Obat penenang, analgsik, anti emetik.Pertimbangan pemberian ATS

  • d. Glaukoma Akut Differential Diagnosis

    IritisKonjungtivitisGlaukoma AkutKeluhanSakit, fotofobiaSeperti berpasir, gatalSakit ( sering berat ), fotofobiaSekretMengalirPus, mukosa, atau mengalirMengalirPupilMiosisNormalSetengah melebarInjeksiLimbalDifusDifus dan limbalKorneaPrespitat keratikJernihKornea berkabutTekananBiasanya rendahNormalTinggiBilik depanFlare dan sel-selNormalDangkal

  • III. Semi Gawat Yang dimaksud dengan keadaan semi gawat adalah keadan atau kondisi pasien memerlukan pengobatan yang harus sudah diberikan dalam waktu beberapa hari atau minggu. Adapun keadaan atau kondisi pasien yang termasuk didalam kategori ini adalah : - Defisiensi ( kekurangan ) vitamin A. - Trakoma yang disertai dengan entropion. - Oftalmia simpatika. - Katarak kongenital. - Glaukoma kongenital. - Glaukoma simpleks. - Perdarahan badan kaca. - Retinoblastoma ( tumor ganas retina ). - Neuritis optika / papilitis. - Eksoftalmus ( bola mata menonjol keluar ) atau lagoftalmus ( kelopak mata tidak dapat menutup sempurna ). - Tumor intraorbita. - Perdarahan retrobulbar.

  • Definisi Vitamin A :

    Penyebab utama kebutaan di negara berkembang selain infeksi mata luar.Setiap tahun lebih dari 60.000 anak pra sekolah di Indonesia yang terancam menderita kebutaan akibat kekurangan vitamin A.Berkelompok di pedesaanKehidupan sosial yang rendah.Keluarga dengan penghasilan cukup kurangnya pengertian dan kesalahan gizi penyakit G.EInsiden tertinggi : golongan umur 2 5 tahun.

  • Klasifikasi defisiensi Vitamin A di Indonesia XO : hemeralopiaX1 : hemaralopia + xerosis konjungtiva + bitotX2 : xerosis korneaX3 : keratomalasiaX4 : stafiloma, ptisis bulbi

    X0 sampai X2 : masih reversibelX3 sampai X4 : ireversibel

    Klasifikasi menurut WHO :X1 A : xerosis conjungtivaX1 B : bercak bitot dengan xerosis konjungtiva.X2 : xerosis korneaX3 : xerosis dengan tukak kornea difisiensi proteinX3 b : keratomalasia

  • Xerosis yang terjadi pada defisiensi vitamin A :Xerosis epitel - Khas konjungtiva bulbi yang terdapat pada celah kelopak mata. - Disertai pergerasan dan penebalan epitel. - Celah kantus externus - Mata digerakkan : lipatan yang timbul pada konjungtiva bulbi - Konjungtiva kering dan kurang mengkilat - Bercak bitot di pangkal limbus dan ada busa diatasnya. - Mengenai kedua mata.

  • Defiensi vitamin A akan memberikan gejala sistemik berupa :

    Retardasi mentalTerhambatnya perkembangan tubuhApatiaKulit keringKeratinisasi kornea

  • Pemeriksaan tambahan pada penderita difiensi vitamin ATes adaptasi gelap.Kadar vitamin A dalam darah ( kadar < 20 mcg / 100 ml menunjukkan kekurangan intake ).

    Pengobatan :Vitamin A 50.000 i.u / KG BB tidak melebihi 300.000 i.u yang diberikan 100.000 i.u setiap minggu.

    Pemberian vitamin A memberikan perbaikan nyata dalam : 1 2minggu, berupa :Mikrovilli kornea akan timbul kembali sesudah 1 7 hari.Keratitis yang terjadi menghilang.Sel goblet konjungtiva kembali normal 2 4 minggu .Tukak kornea memperlihatkan perbaikan, sehingga dapat direncanakan keratoplasti.

  • Pencegahan dan penanggulangan :

    Memberikan minyak kelapa sawit 4 cc / hari pada anak balita.Pemberian vitamin A bentuk emulsi 200.000 i.u / 2x / tahun.Makanan yang banyak mengandung koroten

  • Gambar diambil dari J. Kanski, Jack. 2009, Clinical Opthalmology A Synopsis. Edisi kedua. Butterworth Heinemann, USA.

  • Gambar diambil dari J. Kanski, Jack. 2009, Clinical Opthalmology A Synopsis. Edisi kedua. Butterworth Heinemann, USA.Gambar diambil dari American Academy Of Opthalmology. 1982. Opthalmology Study Guide. Fourth Edition. San Fransisco.

  • Gambar diambil dari American Academy Of Opthalmology. 1982. Opthalmology Study Guide. Fourth Edition. San Fransisco.

  • DAFTAR PUSTAKA

    American Academy Of Opthalmology. 1982. Opthalmology Study Guide. Fourth Edition. San Fransisco. Ilyas, Sidarta, 2011. Ilmu Penyakit Mata. edisi keempat cetakan kesatu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Ilyas, Sidarta, 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. edisi kedua, CV Sagung Seto, Jakarta. J. Kanski, Jack. 2009, Clinical Opthalmology A Synopsis. Edisi kedua. Butterworth Heinemann, USA. James, B. Chris, C. Anthony, B. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta Leitman, Mark W. 1993. Panduan Diagnosis dan Pemeriksaan Mata. edisi ketiga. Binarupa Aksara, Jakarta.

    Perkins ES, 1986. An Atlas Of Diseases Of The Eye. Third Edition. Edinburgh London Melbourne Vaughan, D.G. Asbury, T. 2008, Oftalmologi Umum., edisi ketujuh belas, Widya Medika, Jakarta.

  • STRUKTUR ORGANISASIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

  • STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM STUDI (PRODI)FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

    ************************