Upload
dwi-angga-teguh-santoso
View
115
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
JOB DESK LABORATORIUM LINGKUNGAN1.Melakukan pengambilan sample ke lapangan 2. Melakukan pengujian sample sesuai jenis
sampel dan parameter yang di minta oleh konsumen/klien
3. Pelaporan hasil pengujian sample
2
3
Air• Badan Air Penerima (BAP)• Air Limbah (AL)• Air Minum (AM)• Air Bersih (AB)
Udara• Ambien• Emisi
Jenis Sample Laboratorium
Lingkungan
4
AL
• Limbah Domestik• Limbah Hotel• Limbah Rumah Sakit• Limbah Inlet / Outlet
AM• AM• AMDK
BAP• Sungai• Danau• Waduk
AB• Sumur • Air tanah
Jenis Sample Air
5
• Udara dalam ruang• Udara luar ruang• Pertikulat/debu• Kebisingan• Kebauan
Ambien
• Cerobong boiler• Diesel• Genset• Incinerator• Kendaraan bergerak• partikulat
Emisi
Jenis Sample Udara
6
Air Udara1. Limbah Cair Industri
SK Gub Jabar No.6 Tahun 1999PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
2. Limbah DomestikKep-MENLH No.112 tahun 2003
PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Di Tempat Kerja
3. Limbah HotelKep-MENLH No.52 tahun 1995
KEPGUB No. 551/2001 Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan
4. Limbah Rumah SakitPermenkes RI No.1204 tahun 2004
PERMENKENTRANS No. 13 tahun 2011 tentang Iklim Kerja
5. Badan Air Penerima (BAP) PP RI No. 82 tahun 2001
kepLH No.49 tahun 1996 tentang tingkat getaran
6. Air Minum Permenkes RI No.492 tahun 2010
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 tahun 2007 tentang baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi ketel uap
7. Air Bersih Permenkes RI No 416 tahun 1990
Kep-MENLH No 13 tahun 1995 tentang baku mutu Emisi untuk jenis kegiatan lain
8. Air LautPP RI No. 51 tahun 2004
BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGANNOMOR 205 TAHUN 1996
Landasan Hukum
Untuk mendapatkan sample yang representatif, mengukur jumlah kontaminan/analit dalam contoh, dan untuk memberikan gambaran keadaan air sungai/air limbah tersebut.
Tujuan Sampling Air
8
Acuan yang digunakan untuk Sampling Air dan Air Limbah :1. SNI 6989.59 : 2008, Air dan Air Limbah – Bagian 59 : Metoda pengambilan
contoh air limbah.2. SNI 6989.58 : 2008, Air dan Air Limbah – Bagian 58 : Metoda pengambilan
contoh air tanah3. SNI 6989.57: 2008, Air dan Air Limbah – Bagian 57 : Metode pengambilan
contoh air permukaan
9
Acuan
Peralatan Sampling Air
Sampling Air
10
Gayung
Botol
Water Sampler (Sungai)
Water Sampler (Air Sumur Bor)
Water Sampler (Air Sumur gali)
Water Sampler (Kedalaman Terpadu (Integrated Depth Sampler - USHD) )
Cara pengambilan Sampel Air Untuk Parameter Mikrobiologi
Sampling AirMikrobiologi
Note:Sampel Air AB dan AM gunakan Botol Gelap SterilSampel Air AL RS in/out dan BAP gunakan Botol kaca Steril
13
Penentuan lokasi sampling air sesuai jenis Air dan titik pengambilan sampel air
Sampling Air
Keterangan Gambar :
1. Sumber air alamiah2. Sumber air perkantoran3. Sumber air untuk industri4. Sumber air yang sudah tercemar5. Lokasi masuknya air ke waduk atau danau
Lokasi pengambilan Air Sungai
Titik Pengambilan Sampel
14
Penentuan lokasi sampling air sesuai jenis Air dan titik pengambilan sampel air
Sampling Air
Lokasi pengambilan Air IPAL
15
Lokasi pengambilan Air Tanah
PRINSIP
Dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan
PERSYARATAN PENEMPATAN PERALATAN
1.Letakkan peralatan pengambil contoh uji pada daerah yang aman
2. Letakkan peralatan pengambil contoh uji pada lokasi yang mempunyai prasarana seperti listrik dan bebas bencana alam (seperti banjir)
3. Penempatan pengambil contoh uji di atap bangunan dapat lebih baik untuk daerah dengan kepadatan penduduk/bangunan menengah sampai tinggi
4. Letakkan di atap bangunan yang bersih dan tidak terpengaruh oleh emisi gas buang dari dapur, incinerator atau sumber lokal lainnya
KRITERIA PENENTUAN TITIK SAMPLING PEMANTAUAN
UDARA AMBIEN
1.Area dengan konsentrasi pencemar tinggi.
2. Area dengan kepadatan penduduk tinggi.
3. Sesuai dengan strategi pengendalian pencemaran.
4. Kajian dengan mewakili seluruh wilayah studi.
Pusat kota (perbelanjaan, perdagangan, jasa dan daerah publik)
Latar kota (urban backgroud) lokasi perkotaan yang jauh dari sumber
Sub urban pemukiman di pinggir kota Tepi jalan (roadside) 1-5 m dari pinggir jalan Sisi jalan (kerbside) 1 m dari jalan raya Industri Pedesaan (rural) jumlah penduduk rendah, jauh dari
sumber Lokasi dengan sumber tertentu
Klasifikasi lokasi pemantauan
Penentuan Lokasi Sampling Udara Ambien
21
Acuan : SNI 19-7119.6-2005
Persyaratan Pemilihan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji adalah: a. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pepohonan).b. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam c. Hindari tempat dirnana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu (particulate matter) tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi d. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan. e. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang
Arah angin dominan
industri pemukiman, tempat spesifik = lokasi pemantauan
Peralatan Sampling Udara Ambien
22
Partikel tersuspensi total dengan alat HVAS dengan metode gravimetri
Partikel tersuspensi total dengan alat LVAS dengan metode gravimetri
Rangkaian Impinger
23
Kecepatan Laju Alir Parameter :SO2 : 0,2 L/menit H2S : 0,1-0,5 L/menitNO2 : 0,4 L/menit O3 : 0,5-3,0 L/menitNH3 : 1,0 L/menit
25
Bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki sesuai kondisi ruang dan waktu dan merusak kesehatan
Kebisingan
26
Sumber Kebisingan
Kebisingan
Industri
Pertambangan
Perkebunan dan
PertanianBandara,
Pelabuhan, Terminal Bus
dan Stasiun KATempat Hiburan
Baku Tingkat Bising Kep. Men LH no. 48 tahun 1996
PERUNTUK K AN K AWASAN / LINGK UNGAN K EGIATAN
TINGK AT K EBISINGAN dB(A)
1. Peruntukan Kawasan a. Perumahan dan Pemukiman b. Perdagangan dan jasa c. Perkantoran dan perdagangan d. Ruang Terbuka Hijau e. Industri f. Pemerintahan dan Fasilitas Umum g. Rekreasi h. Khusus : 30 Bandar Udara 31 Stasiun Kereta Api 32 Pelabuhan Laut 33 Cagar Budaya
2. Lingkungan Kegiatan a. Rumah Sakit atau sejenisnya b. Sekolah atau sejenisnya c. Tempat Ibadah atau sejenisnya
55 70 65 50 70 60 70
*) *) 70 60
55 55 55
Keterangan : *) Disesuaikan dengan Ketentuan Menteri Perhubungan
Kondisi-kondisi pada saat Pengukuran
Ketinggian mikropon haruslah 1.2 sampai dengan 1.5 meter dari atas permukaan tanah.
Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan lainnya yang dapat memantulkan suara haruslah paling sedikit 3.5 meter. Pada kondisi tertentu, pengukuran dapat dilakukan pada ketinggian tertentu dan jarak lebih dekat dengan dinding. (0.5 meter dengan kondisi jendela terbuka).
Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya digunakan windscreen, terutama sekali jika pengukuran dilakukan di daerah terbuka.
Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.
28
Pemilihan Lokasi Sampling: Prinsip Pemilihan lokasi dilaksanakan pada suatu tempat paling
sedikit 8 kali diameter cerobong dari aliran bawah (hulu) dan 2 kali diameter dari aliran atas (hilir) dan bebas dari gangguan aliranseperti belokan, pelebaran atau penyempitan aliran di dalam cerobong. Untuk memenuhi kriteria minimum standar yaitu menghindari adanya aliran turbulen, Lokasi alternatif dapat dipilih pada posisi 2 kali diameter cerobong dari aliran bawah atau 0,5 kali diameter cerobong dari aliran atas. Apabila kriteria 8 kali diameter di belokan bawah dan 2 kali diameter di atas tidak bisa dipenuhi, kriteria alternatif ini harus dipenuhi.
Sampling Udara EmisiSumber tidak bergerak
30
• 1. Lubang sampling harus terletak di 8D dari bawah & 2D dari atas.
• 2. Banyaknya lubang sampling 2 buah
• 3. Ukuran lubang sampling min 10 cm, ditutup• 4. Tersedia tangga untuk naik
• 5. Tersedia platform (tempat kerja)
• 6. Tersedia pagar pengaman
• 7. Tersedia sumber listrik dan air
Persyaratan Cerobong & Lubang
Sampling
Sampling Udara EmisiSumber tidak bergerak
32
Rangkaian Alat pengambilan sampel Emisi (SNI 7117.17:2009)Pengambilan sampel partikulat, gas emisi dan Laju Alir Emisi sumber tidak bergerak Secara isokinetik
Sampling Udara EmisiSumber tidak bergerak
33
Penentuan Nilai Opasitas (SNI 7117.11:2009)Menggunakan alat dengan skala Ringalmann
34
Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk
Akreditasi Laboratorium Lingkungan
KAN-G-16
35
Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedur K3 serta menjamin komitmen terhadap penerapannya.
Menetapkan personil yang bertanggung jawab terhadap penerapan K3.
Menetapkan perencanaan dan pemeliharaan fasilitas K3, simulasi K3, pelatihan K3, dan pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja.
Melakukan evaluasi penerapan K3. Memelihara rekaman kegiatan K3.
1. Manajemen K3 di Laboratorium
36
Informasi Bahaya Contoh informasi rangking bahaya
tercantum dalam table berikut :
2. Informasi dan Komunikasi K3
RANGKING
BAHAYA KESEHATAN
BAHAYA KEBAKARAN
BAHAYA REAKTIF
4 Penyebab kematian Cepat Mengap dan mudah
terbakar
Mudah meledak, sensitive terhadap
panas3 Berakibat serius
pada keterpaan singkat
Cair atau padat dapat dinyalakan pada suhu
biasa
Mudah meledak tetapi memerlukan
panas
2 Keterpaan terus menerus berakibat
serius
Perlu sedikit ada
pemanasan sebelum bahan
terbakar
Mudah meledak tetapi memerlukan panas dan tumbukan
kuat
37
RANGKING
BAHAYA KESEHATAN
BAHAYA KEBAKARAN
BAHAYA REAKTIF
1 Penyebab cidera ringan
Perlu pemanasan
sebelum dapat terbakar
Stabil pada suhu normal
0 Tidak berbahaya bagi kesehatan
Tidak dapat terbakar
Stabil dan tidak reaktif
42
Penanggulangan tanggap darurat bila terkena bahan kimia
Penanggulangan tanggap darurat bila terjadi kebakaran
4. Penanggulangan Tanggap Darurat
44
Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedu pengolahan limbah
Laboratorium memiliki kebijakan untuk minimisasi limbah sebelum menghasilkan dan mengolah limbah
Menetapkan personil yang bertanggungjawab pada penerapan prosedur pengolahan limbah
Menetapkan perencanaan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prosedur pengolahan limbah
Melakukan evaluasi penerapan prosedur pengolahan limbah
1. Manajemen Pengolahan Limbah Laboratorium
46
Dalam kondisi yang baik Maksimal kapasitas 25Liter Mampu mengamankan limbah yang
disimpan di dalamnya Diberi simbol sesuai dengan karakteristik Memiliki penutup yang kuat saat dilakukan
pemindahan
3. Syarat Penyimpanan Limbah
47
Memiliki rancang bangun dan luas ruang yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan
Terlindungi dari masuknya air hujan Dibuat tanpa plafon, memiliki peghawaan
yang memadai Memiliki sistem penerangan yang memadai Pada bagian luar diberi symbol Lantai harus kedap air, tidak bergelombang,
kuat dan tidak retak
4. Persyaratan Ruang Penyimpanan Limbah
49
Sebelum dibuang ke lingkungan harus dilakukan pengujian di laboratorium
Setiap pembuangan limbah harus direkam dan dipelihara
6. Pembuangan