50
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI PUSKESMAS TAMALATEA KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan Disusun dan Diajukan Oleh HJ. NURALISLA. HB Nomor Stambuk : 10564 01522 11 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS

DI PUSKESMAS TAMALATEA KECAMATAN TAMALATEA

KABUPATEN JENEPONTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

HJ. NURALISLA. HB

Nomor Stambuk : 10564 01522 11

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2015

Page 2: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

ii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan BPJS di

Puskesmas Tamalatea Kecamatan Tamalatea

Kabupaten Jeneponto.

Nama Mahasiswa : Hj. Nuralisla. HB

Nomor Stambuk : 10564 01522 11

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Abdul Mahsyar, M.Si DR. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan

Pembimbing I Ilmu Pemerintahan

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si A.Luhur Prianto, S.IP., M. Si

Page 3: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

iii

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan surat keputusan/undangan

menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar,

Nomor ……………………………….. sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S.1) dalam program studi Ilmu Pemerintahan di

Makassar pada Hari ………………. Tanggal ….. Bulan ….. Tahun …….

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si DR. Abdul Mahsyar, M.Si

Penguji :

1. Dr. H. Muhlis Madani, M.Si (Ketua) ( )

2. DR. Abdul Mahsyar, M.Si ( )

3. DR. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si ( )

4. ……………………………………… ( )

Page 4: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Hj. Nuralisla. HB

Nomor Stambuk : 10564 01522 11

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah peneltian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Hj. Nuralisla. HB

Page 5: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

v

ABSTRAK

Hj. Nuralisla. HB. Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan BPJS di

Puskesmas Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

(dibimbimbing oleh : DR. Abdul Mahsyar, M.Si dan DR. Abdul Mahsyar,

M.Si)

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelayanan BPJS di Puskesmas Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten

Jeneponto yang meliputi tangibles, realibility, responsiveness, assurance dan

emphaty.

Jenis penelitian yang di gunakana adalah penelitian deskriptif kuantitatif

yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu

keadaan di dalam komunitas atau organisasi berdasarkan data yang ditemukan di

lapangan. Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang di gunakan peneliti adalah

mengobservasi langsung dan menanyakan pelayanan seperti apa yang didapatkan

dan diukur berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada responden pada saat

penelitian berlangsung. Data tersebut dianalisis secara statistik deskriptif

kuantitatif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi secara sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan jaminan kesehatan dalam hal ini (BPJS) yang

dipengaruhi oleh faktor tangibles, realibility, responsiveness, assurance dan

emphaty.

Kata Kunci : Kepuasan Masyarakat, Pelayanan BPJS

Page 6: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang terindah dan teragung selain mengucapkan puji syukur

kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga skripsi

ini yang berjudul “Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan BPJS di

Puskesmas Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto” dapat di

selesaikan oleh penulis walaupaun jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,

penulis sangat mengharapkan kepada pembaca yang budiman, agar dapat

memberikan masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan

kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak DR. Abdul Mahsyar, M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu DR. Hj. Ihyani

Malik, S.Sos., M.Si sebagai pembimbing II, yang telah mengarahkan dan

membimbing penulis sejak pengusulan judul sampai kepada penyelesaian Skripsi

ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr.H. IrwanAkib,M. Pd.

2. Dekat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar Dr. H. Muhlis Madani, M. Si

3. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan A. Luhur Prianto, S. Ip, M. Si yang telah

membina Jurusan Ilmu Pemerintahan

Page 7: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

vii

4. Dosen Fisipol, Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantu penulis

selama menempuh pendidikan di kampus ini.

5. Terkhusus kepada kedua orang tua dan keluarga penulis yang membantu

penulis berupa materi maupun non materi.

6. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberi saran, dukungan, dan

motivasi kepada penulis.

7. Teman-teman kelas ilmu yang banyak memberi ide atau pikiran kritikan yang

bersipat membangun.

Semoga bantuan semua pihak senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat

ganda di sisi Allah SWT, Amin.

Makassar, September 2015

Hj. Nuralisla. HB

Page 8: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

viii

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ............................................................................... i

Halaman Persetujuan .......................................................................................... ii

Penerimaan TIM ................................................................................................. iii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................ iv

Abstrak ............................................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................... vi

Daftar Isi.............................................................................................................. vii

Daftar Tabel ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Service Quality ....................................................... 9

B. Konsep Tentang Manajemen Pelayanan Publik ............................... 13

C. Konsep Tentang Kepuasan Masyarakat ........................................... 16

D. Konsep Tentang Pelayanan Publik ................................................... 17

E. Konsep Tentang Pelayanan Kesehatan ............................................ 21

F. Konsep Tentang BPJS ...................................................................... 25

G. Kerangka Pikir ................................................................................. 30

Page 9: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

ix

H. Definisi Operasional .......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ............................................................................... 34

B. Tipe dan Jenis Penelitian ................................................................... 34

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36

E. Teknik Analisa Data .......................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 37

B. Hasil Penelitian .................................................................................. 42

C. Pembahasan ...................................................................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 66

B. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

Page 10: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Jaminan Kesehatan di Puskesmas Tamalatea Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun 2015 …………………. 47

4.2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Jaminan Kesehatan Berdasarkan Tangibles di Puskesmas

Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun

2015 …………………………………………………………….. 48

4.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Jaminan Kesehatan Berdasarkan Reliability di Puskesmas

Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun

2015 …………………………………………………………….. 48

4.4 Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Jaminan Kesehatan Berdasarkan Responsiveness di Puskesmas

Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun

2015 …………………………………………………………….. 49

4.5 Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Jaminan Kesehatan Berdasarkan Assurance di Puskesmas

Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun

2015……………………………………………………………... 49

4.6 Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan

Jaminan Kesehatan Berdasarkan Emphaty di Puskesmas

Tamalatea Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun

2015……………………………………………………………... 50

4.7 Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Jaminan Kesehatan

Berdasarkan Tangibles di Puskesmas Tamalatea Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun 2015…………………. 50

4.8 Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Jaminan Kesehatan

Berdasarkan Reliability di Puskesmas Tamalatea Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun 2015…………………. 51

4.9 Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Jaminan Kesehatan

Berdasarkan Responsiveness di Puskesmas Tamalatea

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun 2015…….. 52

Page 11: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

xi

4.10 Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Jaminan Kesehatan

Berdasarkan Assurance di Puskesmas Tamalatea Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun 2015………………… 53

4.11 Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Jaminan Kesehatan

Berdasarkan Emphaty di Puskesmas Tamalatea Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto Tahun 2015………………… 54

Page 12: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …
Page 13: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …
Page 14: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …
Page 15: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

1

BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan desa tidak terpisahkan dari

penyelenggaraan otonomi daerah. Pemerintahan desa merupakan unit terdepan

(ujung tombak) dalam pelayanan kepada masyarakat serta tombak strategis untuk

keberhasilan semua program. Karena itu, upaya untuk memperkuat desa

(Pemerintah Desa dan Lembaga Kemasyarakatan) merupakan langkah

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan otonomi

daerah (Widjaja, 2003 : 76). Sehingga penyelenggaraan Pemerintahan Desa

merupakan sub sistem dari sistempenyelenggaraan pemerintahan, sehingga Desa

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa yang ditetap kan pada tanggal 30 Desember 2005, pada pasal 1 menyebutkan

bahwa yang dimaksud Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan permusyawaratan Desa dalam

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.Seperti yang disebutkan dalam Undang-

undang bahwa dalam sebuah Pemerintah Kabupaten/Kota dibentuk Pemerintahan

Desa dan Badan permusyawaratan Desa.

Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.Perangkat

Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya.Sedangkan yang

1

Page 16: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

2

dimaksud Pemerintahan Desa adalah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa. Badan

Perwakilan Desa adalah lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan

peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa dan keputusan kepala

Desa.BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah desa. Sementara

kedudukan Sekretaris Desa menjadi sangat penting dalam membantu pelaksanaan

tugas Kepala Desa. Apa yang terjadi apabila Sekretaris Desa menjadi ganjalan

kepala Desa dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan kepemerintahan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 45 Tahun 2007 tentang

persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri

Sipil, pada pasal 1 yang disebut dengan Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa

yang bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang tertib administrasi

pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

Pada pasal 14 disebutkan bahwa Sekretaris Desa yang diangkat menjadi PNS

berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dapat dimutasikan setelah menjalani masa

jabatan Sekretaris Desa sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.

Hubungan antara Pemerintah Desa dan Badan perwakilan Desa. Pertama,

hubungan dominasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut pihak pertama

menguasai pihak kedua; kedua, hubungan sub koordinasi artinya dalam

melaksanakan hubungan tersebut pihak kedua menguasai pihak pertama, atau

pihak kedua dengan sengaja menempatkan diri tunduk pada kemauan pihak

pertama, Ketiga, hubungan kemitraan artinya pihak pertama dan kedua setingkat

dimana mereka bertumpu pada kepercayaan, kerjasama dan saling menghargai.

Page 17: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

3

Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas pembangunan dan

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat harus benar-benar memperhatikan

hubungan kemitraan kerja dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa itu sendiri.

Kemitraan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa disini berarti bahwa dalam

melaksanakan tugas pembangunan maupun pemberian pelayanan kepada

masyarakat, semua aparatur Pemerintahan Desa, baik itu Kepala Desa, Sekretaris

Desa, dan Badan Perwakilan Desa harus benar-benar memahami kapasitas yang

menjadi kewenangan maupun tugasnyamasing-masing. Sehingga dalam

melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa semua aparatur pemerintah

desa dalam hubungannya dapat bersinergi dan bermitra dengan baik dan tepat

dalam meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang profesional dan

akuntabel.

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Indonesia memang seringkali

mengalami persoalan-persoalan yang timbul terkait dengan hubungan tersebut,

seperti hubungan antara Kepala Desa dengan BPD. Beberapa issu yang terjadi

dalam hubungan antara pemerintah Desa (Kepala Desa) dengan BPD menurut

hasil penelitian awal (2013) sebagai berikut:

a) Adanya arogansi BPD yang merasa kedudukannya lebih tinggi dari Kepala

Desa, karena Kepala Desa bertanggung jawab kepada BPD;

b) Dualisme kepemimpinan desa, yaitu kepala desa dengan perangkatnya dan

badan perwakilan desa, yang cenderung saling mencurigai;

c) Sering terjadi mis-persepsi sehingga BPD sebagai unsur legislatif desa tetapi

melakukan tugas dan fungsi eksekutif kepala desa;

Page 18: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

4

d) Anggota BPD sering belum bisa memilah antara fungsi pemerintahan desa

dengan pemerintah desa;

e) Kondisi sumberdaya manusia BPD yang masih belum memadai;

f) Kinerja perangkat desa menjadi tidak efektif karena banyak mantan calon

Kepala Desa yang tidak jadi kepala Desa menjadi anggota BPD dan cenderung

mencari-cari kesalahan perangkat desa bahkan ada kesan pula mereka berusaha

untuk menjatuhkan Kepala Desa ;

g) Dalam hubungan kerja organisasional, (1) dalam pelantikannya BPD dibekali

oleh DPRD; (2). BPD melakukan hubungan langsung dengan DPRD; (3). Terjadi

kontradiksi perilaku kerja BPD, misalnya BPD tidak mau berurusan dengan

Camat.

Persoalan hubungan dalam penyelenggraan Pemerintahan Desa, tidak

hanya terjadi antara hubungan Kepala Desa dengan BPD saja, namun antara

Kepala Desa dengan Sekdes juga sering menjadi kendala tersendiri. Hambatan

hubungan antara Sekdes dengan Kepala Desa biasa terjadi karena ada

ketidaksepahaman Sekdes dalam menunjang tugas-tugas Kepala Desa. Ada

anggapan bahwa Sekdes sudah mendapat tunjangan kompensasi yang dihitung

berdasarkan masa kerja selama yang bersangkutan menjadi Sekretaris

Desa.Penetapan besaran tunjangan kompensasi bagi setiap Sekretaris Desa

ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota.Disamping tunjangan yang

diperoleh, pada pasal 14 disebutkan bahwa Sekretaris Desa dapat dimutasikan

setelah menjalani masa jabatan Sekretaris Desa sekurang-kurangnya 6 (enam)

tahun. Apabila selama Sekretaris Desa menjalankan tugas belum mencapai 6

Page 19: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

5

tahun dan ada permasalahan kinerja Sekretaris Desa dianggap tidak memuaskan

Kepala desa, maka Sekretaris Desa tidak dapat dimutasi. Jadi persoalan antara

Sekretaris Desa dan kepala Desa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Kadang terjadi dilapangan Sekretaris desa masih mendapat bagian dari kas

desa, misalnya bagian pendapatan dari tanah bengkok, padahal Sekdes sudah

mendapat tunjangan kompensasi;

b) Sekretaris Desa mendapat hak pensiun, sedang Kepala Desa tidak. Hal ini

membuat Kepala Desa ingin Sekretaris Desa mempunyai kinerja yang bagus;

c) Sekretaris Desa yang tidak disukai oleh Kepala Desa karena kinerja yang tidak

memuaskan Kepala desa, sulit untuk dimutasi ketempat lain sebelum memiliki

kinerja 6 tahun;

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakan diatas, Kajian ini dibatasi

pada beberapa permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana pembenahan administrasi desa di Barana Kecamatan Bangkala

Barat di Kabupaten Jeneponto ?

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pembenahan administrasi

desa di Barana Kecamatan Bangkala Barat di Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pembenahan administrasi desa di Barana

Kecamatan Bangkala Barat di Kabupaten Jeneponto.

Page 20: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

6

2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi

pembenahan administrasi desa di Barana Kecamatan Bangkala Barat di

Kabupaten Jeneponto?

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, baik secara

teoritis maupun secara praktis antara lain:

1. Manfaat Akademik

a. Bagi peneliti,untuk menambah khasanah pengetahuan tentang sejauh mana

peran pemerintah desa dalam tertib administrasi di Desa Barana Kecamatan

Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto.

b. Bagi pemerintah dan masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tambahan pengetahuan bagi masyarakat dalam memahami peran pemerintah

desa dalam tertib administrasi di Desa Barana Kecamatan Bangkala Barat

Kabupaten Jeneponto.

2. Manfaat Praktis

Bagi Aparat Pemerintahan di Kantor Desa Barana Kecamatan Bangkala

Barat Kabupaten Jeneponto Secara praktis dari hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan literatur dalam upaya memperbaiki pelayanan prima

kepada masyarakat setempat serta memberikan terobosan baru dalam birokrasi

pemerintahan di Kantor Desa Barana Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten

Jeneponto dalam menyikapi kebutuhan birokrasi modern. Di sisi lain juga

membantu Pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam mengevaluasi pejabat

publik dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Page 21: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

7

BAB II

TUJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsep dan Teori

1. Sistem Administrasi Masyarakat di Tingkat Desa

Syafiie (1997) mengemukakan bahwa desa merupakan suatu wilayah yang

ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di

dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan

langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri

dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkembangan

perkotaan, beberapa wilayah desa yang berada di perkotaan dijadikan kelurahan,

kepala kelurahan tidak dipilih, tidak dapat secara otonom membuat keputusan

sendiri, tidak dapat menetapkan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan

Desa (APPKD) sendiri, sehingga tidak perlu dibentuk Lembaga Musyawarah

Desa (LMD).

Lurah sebagai kepala kelurahan diangkat diangkat secara vertikal sebagai

kepala wilayah dalam waktu yang tidak ditentukan, tetapi tetap sebagai

penyelenggara dan penanggung jawab pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan di wilayahnya masing-masing. Keberadaannya diambil dari

pegawai negeri yang diangkat bupati/walikota madya ataupun walikota

administratif. Dengan demikian kelurahan dapat didefinisikan sebagai suatu

wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah, langsung di bawah camat, tetapi tidak berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.

7

Page 22: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

8

Untuk membantu kepala desa dalam menjalankan hak, wewenang, dan

kewajiban selaku pimpinan pemerintahan desa, maka dibentuklah Sekretariat

Desa selaku unsur staf, dikepalai sekretaris desa yang membawahi kepala-kepala

urusan seperti:

1.) Kepala Urusan Administratif (TU).

2.) Kepala Urusan Keamanan.

3.) Kepala Urusan Ekonomi.

4.) Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat.

5.) Kepala Urusan Keuangan.

Apabila kepala desa berhalangan maka sekretaris desa menjalankan tugas

dan wewenang sehari-hari kepala desa. Sistem administrasi masyarakat di tingkat

desa di Indonesia sudah memiliki tata struktur yang baik dari mulai adanya kepala

desa sampai staf-staf pembantu kepala desa. Hampir di seluruh desa dalam

wilayah Indonesia menerapkan sistem pemerintahan desa yang sama antara

wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, dan antara desa yang satu dengan

desa yang lain, sehingga tatanan pemerintahan di tingkat desa bisa berjalan

dengan baik dan tersistem.

2. Hak, Wewenang, dan Kewajiban Perangkat Desa

Perangkat desa merupakan seperangkat warga desa yang bekerja di balai

desa. Ada berbagai macam jabatan di dalam perangkat desa yaitu; kepala desa,

sekretaris desa, bendahara desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ketua

RT/RW, dan sebagainya.

Page 23: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

9

1. Kepala Desa

Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa dibagi dua jenis golongan

besar yaitu hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang penyelenggaraan

rumah tangga desa dan hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang

tugas pembantuan.

A. Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang penyelenggaraan rumah

tangga desa meliputi yaitu:

1. Bidang pemerintahan

a. Menetapkan keputusan desa bersama LMD.

b. Menetapkan keputusan kepala desa.

c. Membina LMD.

d. Melaksanakan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa

(APPKD).

e. Mengusulkan calon sekretaris desa.

f. Mengusulkan calon kepala urusan.

g. Membina perangkat desa.

h. Menyelenggarakan rapat-rapat desa.

i. Mengendalikan jumlah penduduk desa.

j. Melayani tamu desa (pemerintah dan masyarakat).

k. Membina RT dan RK.

l. Pertanggung jawaban terhadap LMD.

m. Mendata kekayaan desa.

n. Mengawasi pertanahan desa (perkuburan, mutasi).

Page 24: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

10

o. Berkonsultasi dengan bidangnya mengenai hal-hal teknis yang menyangkut

pembangunan dan pengembangan desa.

2. Bidang pembangunan

a. Memelihara pekerjaan umum desa, misalnya:

- Jalan

- Jembatan

- Kegotongroyongan

- Pasar

- Air bersih

- Rumah ibadah dan lain-lain.

b. Peningkatan tahap desa.

c. Pembinaan rumah jompo dan yatim piatu.

d. Membina partisipasi pembangunan LMD.

e. Mebina kerukunan beragama.

f. Peningkatan kecerdasan warga desa.

g. Membina pengembangan berbagai kegiatan, misalnya:

- Pramuka

- Karang taruna

- PKK

- Majelis taklim dan lain-lain.

h. Membina potensi ekonomi desa.

i. Membina perkoperasian.

j. Memonitor perkembangan harga.

Page 25: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

11

k. Menjaga kelancaran hasil produksi.

l. Memanfaatkan sumber daya alam.

m. Melestarikan lingkungan hidup serasi.

n. Meningkatkan keterampilan warga desa, misalnya:

- Kelompok Tani

- Mitra Cai

- Kelompok Pendengar

- Perindustrian dan lain-lain.

o. Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

B. Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang tugas pembantuan

meliputi yaitu:

1. Bidang Pembantuan Program Pemerintah Pusat

a. Pelaksanaan KB.

b. Pelaksanaan Bimas.

c. Pelaksanaan inpres SD dan madrasah.

d. Pelaksanaan kesehatan.

e. Pelaksanaan santunan fakir miskin.

f. Pelaksanaan koperasi.

g. Pelaksanaan Koran Masuk Desa.

h. Pelaksanaan penghijauan.

i. Pelaksanaan Inpres bantuan desa.

j. Pelaksanaan bantuan presiden.

k. Pelaksanaan MTQ.

Page 26: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

12

l. Pelaksanaan wajib belajar.

m. Pelaksanaan transmigrasi.

n. Pelaksanaan padat karya.

o. Pelaksanaan pembinaan generasi muda.

p. Pelaksanaan pembinaan peranan wanita.

q. Pelaksanaan permukiman kembali.

2. Membina persatuan, kesatuan, dan kerukunan bangsa, misalnya kerukunan

umat beragama, meliputi:

a. Umat beragama dengan pemerintah.

b. Antar umat beragama (Islam, Kristen, Budha, Hindu).

c. Sesama umat beragama dalam satu aqidah.

Untuk memperlancar jalannya pemerintahan desa dalam setiap desa

dibentuklah dusun yang dikepalai oleh kepala dusun sesuai dengan pedoman yang

ditetapkan Menteri Dalam Negeri. Jadi, kepala dusun adalah unsure pelaksana

tugas kepala desa dengan wilayah kerja tertentu. Sedangkan dalam wilayah

kelurahan dibentuk lingkungan yang dikepalai oleh kepala lingkungan sebagai

unsur pelaksana tugas kepala kelurahan (lurah) dengan wilayah kerja tertentu

pula.

2. Sekretaris Desa

Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa di bidang pembinaan

administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrasi kepala seluruh

perangkat desa. Pada umumnya, tugas sekretaris desa adalah menulis surat dan

mengatur dan menyimpan dokumen penting dari surat yang dikeluarkan oleh

Page 27: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

13

kelurahan dan surat yang diterima kelurahan atas persetujuan kepala desa.

Sekretaris desa selalu menggantikan posisi kepala desa secara sementara apabila

kepala desa sedang ada tugas keluar kota atau tuntutan yang lain yang

mengharuskan kepala desa tidak berada di tempat (kelurahan), sehingga kapan

saja warga desa membutuhkan surat atau keterangan apapun dari desa atau

kelurahan setempat, bisa secara langsung ditangani oleh sekretaris desa. Hal itu

dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sekretaris desa, maka jalannya perangkat

desa tetap berjalan dengan lancar walaupun kepala desa sedang tidak ada ditempat

(balai desa).

3. Bendahara desa

Bendahara desa diarahkan pada upaya mewujudkan pengelolaan keuangan

desa yang tertib dan dapat dipertanggungjawabkan serta mengacu pada Pedoman

Administrasi Keuangan Desa. Tugas dan wewenang bendahara desa yaitu:

a.) Memimpin dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keuangan desa yang

meliputi penerimaan, pengeluaran dan pembukuan

b.) Mengeluarkan uang atas persetujuan Kepala Desa

c.) Membagi tugas diantaraa wakil bendahara dan anggota pengurus bendahara

lainnya.

d.) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh wakil bendahara

e.) Memberikan saran dan pertimbangan yang dipandang perlu kepada ketua/

wakil ketua baik diminta maupun tidak diminta

Page 28: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

14

f.) Menyiapkan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran yang sah sesuai dengan

ketentuan ysng berlaku. Untuk diverifikasi satu kali dalam satu tahun atau

sewaktu-waktu diperlukan.

4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil

dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. BPD

mempunyai tugas dan wewenang yaitu:

a.) Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa

b.) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan

Peraturan Kepala Desa

c.) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa

d.) Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa

e.) Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi

masyarakat

f.) Member persetujuan pemberhentian/ pemberhentian sementara perangkat desa

g.) Menyusun tata tertib BDP

BPD juga mempunyai hak yaitu:

a.) Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa

b.) Menyatakan pendapat

Sedangkan anggota BPD mempunyai hak yaitu:

a.) Mengajukan rancangan Peraturan Desa

b.) Mengajukan pertanyaan

Page 29: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

15

c.) Menyampaikan usul dan pendapat

d.) Memilih dan dipilih

e.) Memperoleh tunjangan

5. Ketua RT dan RW

RT/RW mempunyai tugas membantu pemerintah desa dan lurah dalam

penyelenggaraan urusan Pemerintah. RT/RW dalam melaksanakan tugasnya

mempunyai fungsi yaitu:

a.) Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya

b.) Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga

c.) Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan

mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat

d.) Penggerak swadaya gotomg royong dan partisipasi rakyat masyarakat di

wilayah lainnya.

3. Sumber Keuangan Desa

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara

optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian

sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada

Undang-Undang yang mengatur Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan

pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Semua sumber keuangan

yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah

menjadi sumber keuangan daerah.

Page 30: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

16

Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara

lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan

urusan pemerintah yang diserahkan. Kewenangan memungut dan

mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi

hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana

perimbangan lainnya. Hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan

sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.

Dengan pengaturan tersebut, dalam hal ini pada dasarnya pemerintah

menerapkan prinsip uang mengikuti fungsi. Di dalam Undang-Undang yang

mengatur Keuangan Negara, terdapat penegasan di bidang pengelolaan keuangan,

yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai bagian dari

kekuasaan pemerintahan, dan kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari

presiden sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala

pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah

daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Ketentuan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan

daerah, yaitu bahwa Kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) adalah pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan bertanggungjawab atas pengelolaan

keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Dalam

melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh

kekuasaan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat daerah. Dengan

demikian pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah

Page 31: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

17

melekat dan menjadi satu dengan pengaturan pemerintahan daerah, yaitu dalam

Undang-Undang mengenai pemerintahan daerah.

Sumber pendapatan desa antara lain:

1.) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi:

(a) hasil pajak daerah;

(b) hasil retribusi daerah;

(c) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

(d) lain-lain PAD yang sah.

2.) Dana perimbangan yang meliputi: Dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan

dana alokasi khusus

3.) Hibah dan sumbangan dari pihak ke tiga yang tidak mengikat. APB Desa

terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan

APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala

desa bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan peraturan desa.

4.) Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan

pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat

setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah

dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah

dan/atau milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang

pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya

ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.

Page 32: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

18

Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana keuangan

tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD

merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun

anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Kepala

daerah mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan dan

dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan

bersama.

4. Tertib Administrasi

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, telah membawa perubahan yang mendasar dalam sistem

dan struktur Pemerintahan Daerah serta membawa dampak yang sangat luas bagi

penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan pembangunan, pengelolaan

keuangan dan sistem penganggaran dalam menunjang penyelenggaraan

pemerintahan di Daerah, khususnya pada tingkat Pemerintahan Desa.Untuk

meningkatkan manajemen Pemerintahan Desa perlu dilakukan penataan

administrasi agar lebih effektif dan effisien, penataan administrasi merupakan

pencatatan data dan informasi dalam mendukung penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, maka perlu dilakukan langkah penyempurnaan terhadap pelaksanaan

administrasi

a. Pengertian

1. Administrasi Desa adalah keseluruhan proses kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dengan memanfaatkan kemampuan Aparat

Desa serta segala sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

Page 33: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

19

yaitu terwujudnya peningkatan partisipasi dalam pemerintahan dan

pembangunan serta penyelenggaraan administrasi yang makin meluas dan

efektif.

2. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai

kegiatan Pemerintahan Desa pada Buku Administrasi Umum di Desa .

3. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi

mengenai penduduk pada Buku Administrasi Penduduk di Desa.

4. Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi

mengenai pengelolaan Keuangan Desa pada Buku Adminitrasi Keuangan di

Desa .

5. Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi

pembangunan yang akan, sedang dan telah dilaksanakan pada Buku

Administrasi Pembangunan di Desa .

b. Maksud dan Tujuan Penataan Administrasi Negara

1. Maksud

Untuk menata kembali pelaksanaan Administrasi Desa agar dapat

digunakan bagi Aparat pemerintah Desa sehingga dapat bekerja lebih baik dalam

menyelenggrakan Administrasi Desa yang semakin luas dan effektif sejalan

dengan dinamika yang berkembang dalam masyarakat.

2. Tujuan

Sebagai Pedoman bagi aparat Pemerintah Desa dalam melakukan kegiatan

pencatatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Page 34: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

20

Teknis Penyelenggaraan Administrasi Desa

a. Peranan Pencatatan Data

Peranan Pencatatan Data dilakukan untuk :

1) Pengelolaan administrasi pada semua tingkatan organisasi termasuk

organisasi Pemerintahan Desa dan Kelurahan merupakan suatu tuntutan

yang sangat diperlukan, karena dengan terbentuknya administasi yang baik

di bidang pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan dengan

kata lain bahwa suatu kegiatan pemerintahan pada tingkat Desa akan

berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu sistem adminitrasi yang

tertib dan teratur.

2) Sistem pengelolaan administrasi Pemerintahan Desa diarahkan kepada suatu

pencatatan data melalui Buku-buku Administrasi Desa sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dicatat secara tertib dan

teratur berdasarkan kegiatan-kegiatan setiap harinya sehingga diharapkan

akan selalu tersedia data yang diperlukan dalam berbagai hal.

3) Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan dari tahun ke tahun, maka keadaan demikian itu

menuntut pula pengembangan sistem administrasi terutama di tingkat Desa

khususnya dalam upaya mewujudkan Desa yang mampu berfungsi sebagai

sumber data dan informasi bagi semua kegiatan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan secara nasional.

4) Penyelenggaraan pemerintahan desa yang merupakan subsistem dari sistem

penyelenggaraan pemerintahan menjadikan desa sebagai tumpuan dan ujung

Page 35: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

21

tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan sekaligus sumber data dan informasi dalam penentuan

berbagai kebijaksanaan pemerintahan secara nasional. Dalam posisi seperti

ini salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan

pemerintahan desa adalah terwujudnya penyelenggaraan sistem administrasi

pemerintahan desa yang berdaya guna dan berhasil guna. Dengan semakin

meningkatnya penyelenggaraan administrasi pemerintahan pada tingkat desa

semakin penting artinya dalam upaya mewujudkan otonomi desa yang kuat

sebagaimana diharapkan oleh UU No. 32 tahun 2004 dan sekaligus

mendukung otonomi daerah.

5) Ketertiban dalam penyelenggaraan administrasi pada tingkat Desa

merupakan salah satu bukti keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan. Telah menjadi kenyataan

bahwa Desa dalam kedudukannya sebagai sumber data dan informasi bagi

segala kegiatan pemerintahan dan pembangunan mempunyai peranan yang

sangat menentukan karena keberhasilan terhadap pelaksanaan berbagai

program pemerintahan dan pembangunan pada semua tingkatan sangat

tergantung kepada penyusunan perencanaan yang berpangkal pada data dan

informasi yang akurat.

6) Pelaksanaan pencatatan data pada Buku Administrasi Pemerintahan Desa

dikelompokkan menjadi 6 jenis Buku Administrasi Desa.

b. Jenis Administrasi Desa

Jenis Administrasi Desa terdiri dari 6 jenis yaitu:

Page 36: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

22

a. Administrasi Umum;

b. Administrasi Penduduk;

c. Administrasi Keuangan;

d. Administrasi Pembangunan;

e. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa;

f. Administrasi Lainnya;

IV. Model Buku Administrasi Desa

1. Buku Administrasi Umum

a. Model A.1 : Buku Data Peraturan Desa

b. Model A.2 : Buku Data Keputusan Kepala Desa

c. Model A.3 : Buku Data Inventaris Desa

d. Model A.4 : Buku Data Aparat Pemerintah Desa

e. Model A.5 : Buku Data Tanah Milik Desa/Tanah Kas Desa

f. Model A.6 : Buku Data Tanah Desa

g. Model A.7 : Buku Agenda

h. Model A.8 : Buku Ekspedisi

2. Buku Administrasi Penduduk

a. Model B.1 : Buku Data Induk Penduduk

b. Model B.2 : Buku Data Mutasi Penduduk

c. Model B.3 : Buku Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Akhir Bulan

d. Model B.4 : Buku Data Penduduk Sementara

3. Buku Administrasi Keuangan Desa

a. Model C.1.a : Buku Anggaran Penerimaan

Page 37: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

23

b. Model C.1.b : Buku Anggaran Pengeluaran Rutin

c. Model C.1.c : Buku Anggaran Pengeluaran Pembangunan

d. Model C.2 : Buku Kas Umum

e. Model C.3.a : Buku Kas Pembantu Penerimaan

f. Model C.3.b : Buku Kas Pembantu Pengeluaran Rutin

g. Model C.3.c : Buku Kas Pembantu Pengeluaran Pembangunan

4. Buku Administrasi Pembangunan

a. Model D.1. : Buku Rencana Pembangunan

b. Model D.2. : Buku Kegiatan Pembangunan

c. Model D.3 : Buku Inventaris Proyek

d. Model D.4 : Buku Kader-Kader Pembangunan

5. Buku Administrasi Badan Permusyawaratan Desa

a. Model E.1. : Buku Data Anggota BPD

b. Model E.2. : Buku Data Keputusan BPD

c. Model E.3 : Buku Data Kegiatan BPD

d. Model E.4.a : Buku Agenda BPD

e. Model E.4.b : Buku Ekspedisi BP

6. Buku Administrasi Lainnya

a. Model F.1 : Buku Data Pengurus Dan Anggota Lembaga Kemasyarakatan

b. Model F.2 : Buku Register

c. Model F.3 : Buku Profil Desa

Page 38: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

24

B. Kerangka Pikir

C. Fokus Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka sasaran atau fokus pada penelitian

ini adalah kantor Desa Barana Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Sedangkan permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada sejauh mana

hubungan interaksi aparatur pemerintah desa di Kabupaten Jeneponto.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Aparatur Desa adalah seperangkat warga desa yang bekerja di balai desa.

Ada berbagai macam jabatan di dalam perangkat desa yaitu; kepala desa,

sekretaris desa, bendahara desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD),

ketua RT/RW, dan sebagainya.

1. Tertib Admistrasi Umum

2. Tertib Admistrasi Penduduk

3. Tertib Admistrasi Keuangan

4. Tertib Admistrasi

Pembangunan

5. Tertib Admistrasi BPD

6. Ketua RT dan RW

Aparatur Pemerinta Desa

Optimalisasi

Administrasi Desa

Faktor Penghambat Faktor Pendukung

Page 39: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

25

2. Kepala Desa adalah orang yang dipilih langsung oleh masyarakat untuk

mengurus desa.

3. Sekretaris Desa adalah orang yang bertugas membantu kepala desa di

bidang pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis

administrasi kepala seluruh perangkat desa

4. Bendahara Desa adalah orang yang bertugas mengelola keuangan desa

yang tertib dan dapat dipertanggungjawabkan serta mengacu pada

Pedoman Administrasi Keuangan Desa.

5. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah merupakan lembaga

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

6. RT/RW mempunyai tugas membantu pemerintah desa dan lurah dalam

penyelenggaraan urusan Pemerintah.

7. Optimalisasi Administrasi Desa adalah keseluruhan proses kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan memanfaatkan

kemampuan Aparat Desa serta segala sumber yang ada untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan yaitu terwujudnya peningkatan partisipasi dalam

pemerintahan dan pembangunan serta penyelenggaraan administrasi yang

makin meluas dan efektif.

Page 40: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 s/d April 2014 di

Kantor Desa Barana Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto, tempat

dimana terdapat banyak pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat

yang ada di Jeneponto.Alasan memilih lokasi ini didasarkan pada pertimbangan

kesesuaian topik dengan kondisi di lapangan yang dimana merupakan pusat

pelayanan masyarakat dalam mengurusi masalahnya.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi

wawancara , catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.

peneliti kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan

orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas

tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Patton dalam Poerwandari, 1998)

C. Sumber Data

Dalam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan

demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subjek.

26

Page 41: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

27

Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya

akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun,

ditunjukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembibing penelitian

untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancarara. Setelah mendapat

masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap

pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara.

Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat pedoman observasi yang

disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara

dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya

terhadap perilaku subjek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat

peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti

sesegera mungkinmencatatnya setelah wawancara selesai.

Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik

subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya

kepada subjek tentang kesiapanya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia

untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut

mengenai waktu dan temapat untuk melakukan wawancara.

2. Tahap pelaksanaan penelitiaan

Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat

untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah

wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasrkan

wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan

analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan

Page 42: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

28

pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. setelah itu, peneliti membuat

dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-

saran untuk penelitian selanjutnya.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2000 :

97). Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang

akan diteliti.

Dalam penelitian ini terdapat 2 informan diantaranya:

1. Informan kunci, yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yan

diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini

adalah Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa

2. Informan non kunci, yaitu orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang

diteliti yaitu masyarakat yang memiliki kepentingan di Kantor Desa Barana

Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah

dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses

Page 43: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

29

wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview

dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu

yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak

terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer

mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek

(check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.

Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan

tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus

menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung

(Patton dalam poerwandari, 1998)

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan

metode wawancara :

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang

diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan

memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak

dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga

memiliki kelemahan, yaitu :

a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang

penyusunanya kurang baik.

Page 44: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

30

b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang

sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang

akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar

oleh interviwer.

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.

Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau

gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses

terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek

selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap

relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari

perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting,

namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi.

Page 45: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

31

Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting

karena :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal

yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada

penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk

mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian

sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang

karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka

dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif

terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan

menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk

memahami fenomena yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk

proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif

terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman

dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :

Page 46: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

32

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara

mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape

recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan

mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara

verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti

benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,

perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa

Syang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti

menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam

mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca

transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang

relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan

singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka

analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.

Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal

diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti

dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata

kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan

dinamika yang terjadi pada subjek.

Page 47: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

33

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data

tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini

kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan

landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan

apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai.

Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan

teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan

factor-faktor yang ada.

4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,

peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang

telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau

alternative penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam

penelitian kualitatif memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil

analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau

tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain

melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada

bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

5. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu

hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang

dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase

Page 48: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

34

data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan

wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses

dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca

berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian

dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari

subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di

dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

G. Pengabsahan Data

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin

(2003) mengajukan emmpat criteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan

dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai

berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang

berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga

dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya

adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999)

ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan,

yaitu :

Page 49: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

35

a. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu

subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan

data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai

pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya

data tersebut.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancara dilakukan.

Page 50: KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN BPJS DI …

36

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1983.Interaksi Desa-Kota Dan Permasalahannya: Yogyakarta. Gmalia

Hariyanto, 2011. Pengertian interaksi sosial. Di Makassar, Indonesia pada 14

Herimanto dan Winarno.(2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Kansil, C., S., T., dan S.,T., Kansil, Cristine. Kitab Undang-Undang Otonomi

Daerah 1999-2001 (Kitab 1), Jakarta: PT Pradnya Paramitha

Madani, Muhlis, 2011. Dimensi Interaksi Aktor dalam Proses Perumusan

Kebijakan Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu

Makmur, 2013.Kriminologi Administrasi Dalam Pemerintahan. Jakarta : Reflika

Aditama

Nain, Umar .2011.Perangkat Desa dan Pengangkatan Sekdes Menjadi PNS.

Bulukumba : Pustaka Refleksi

Nugroho, Riant.D. 2003. Kebijakan Publik : Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta : Kelompok Gramedia.

Sajogyo dan Pudjiwati Sajogjo.1992. Sosiologi Pedesaan: Yogyakarta. UGM

Press

Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.

Santoso,Purwo.2006.Pembaharuan Desa Secara Partisifatif. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Wijaja, H,AW, 1993, Pemerintah Desa dan Administrasi Desa, Palembang :

Rajawali Pers,

Wijaya, HAW. 2002. Pemerintahan Desa/ Marga: Berdasarkan Undang-Undang

Nomor22 tahun 2011 Tentang Pemerintahan Daerah (Suatu Telaah Administrasi

Negara). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

UU No. 6/2014 Tentang Desa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/)