Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Tahun 2017
Kerukunan DalamMasyarakatBuku Tematika Terpadu
Kurikulum Pendidikan 2013
Tema 2Buku Guru SMALB
Tunagrahita Kelas XII
Disusun oleh:TAWAR, M Pd.
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH2017
ii
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDilindungi Undang-Undang
MILIK NEGARATIDAK DIPERDAGANGKAN
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kerukunan Dalam Masyarakat/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.
xxviii, 79 hal- Untuk SMALB Kelas XII
Seri Pembelajaran Tematik Terpadu Untuk SMALB Kelas XII
ISBN: ....
Buku tematik Terpadu-Studi dan Pengajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis : Tawar, M.Pd.Penelaah materi : Ima Korrotun Ainin, M.PdIlustrator :Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Kemdikbud
Diterbitkan Oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar dan Menengah
Cetakan Ke-1, 2017Disusun dengan huruf Baar Metanoia, 12 pt
Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru berkebutuhan khusus yangdipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Bukuguru ini di ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi KementerianPendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum2013 untuk satuan pendidikan khusus. Buku ini merupakan dokumen yangfleksibel yang senantiasa diperbaiki dan diperbaharui sesuai dengan kondisi,kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan perubahanzaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkankualitas buku ini.
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia yang
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku guru
Tematik Terpadu Kurikulum Pendidikan Khusus 2013 dengan Tema: “ Kerukunan
Dalam Masyarakat”.
Buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk penggunaan buku siswa
dalam proses belajar berbasis aktivitas melalui pendekatan saintifik di sekolah.
Penulisan buku ini mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan serta
disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Khusus.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Pendidikan Khusus dan Layananan Khusus (PKLK) yang telah memfasilitasi
penulis dalam menyusun buku ini. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(PUSKURBUK) yang telah memberikan bimbingan dan arahan, serta Para
Akademisi PLB yang telah memberikan telaah dan kajian mendalam tentang
kelayakan buku ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-
teman guru atas masukkan dan saran, serta inspirasi yang diberikan sehingga
buku ini dapat terwujud.
Penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat khususnya
guru pendidikan khusus dalam mengembangkan kompetensi yang ada dalam
buku siswa. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, baik
substansi maupun teknis penulisannya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran
dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan buku ini.
Penulis
Kata Pengantar
iv
DAFTAR ISI
Katalog Dalam Terbitan (KDT)................................................................... ..... ii
Kata Pengantar ............................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Buku Panduan Guru........................................................................................ v
Bagaimana menggunakan Buku Panduan Guru ......................................... vii
Kegiatan Bersama Orang tua ........................................................................ x
Tentang Anak Tunagrahita ........................................................................... xi
Panduan Penilaian ......................................................................................... xvi
Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti Kelas IX
Tanagrahita ..................................................................................................... xxix
Pemetaan Kompetensi Dasar........................................................................ . 1
Subtema 1 Menghargai Perbedaan............................................................... 2
Pembelajaran 1................................................................................................ 6
Pembelajaran 2................................................................................................ 14
Pembelajaran 3................................................................................................ 20
Pembelajaran 4................................................................................................ 26
Pembelajaran 5................................................................................................ 32
Pembelajaran 6................................................................................................ 37
Subtema 2 Kegiatan Di Masyarakat.............................................................. 41
Pembelajaran 1................................................................................................ 46
Pembelajaran 2................................................................................................ 51
Pembelajaran 3................................................................................................ 56
Pembelajaran 4................................................................................................ 61
Pembelajaran 5................................................................................................ 67
Pembelajaran 6................................................................................................ 73
Glosarium ........................................................................................................ 77
Daftar Pustaka ................................................................................................ 78
Profil Penulis ................................................................................................... 80
v
Buku Panduan Guru disusun sebagai pendamping buku siswa agar para
guru mendapat gambaran yang jelas dan rinci sehingga memudahkan para
guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik terpadu untuk siswa
tunagrahita. Buku ini mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Jaringan tema yang memberi gambaran kepada guru tentang suatu tema
yang melingkupi beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari
berbagai mata pelajaran.
2. Ruang lingkup pembelajaran yang memberikan gambaran tentang kegiatan
dan kemampuan yang dikembangkan dalam satu subtema
3. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran.
4. Kegiatan pembelajaran tematik terpadu untuk menggambarkan kegiatan
pembelajaran yang menyatu dan mengalir.
5. Pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan
perilaku positif, penguasaan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir
tingkat tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreativitas, dan
pribadi reflektif.
6. Berbagai teknik penilaian siswa.
7. Informasi yang menjadi acuan kegiatan remedial dan pengayaan.
8. Kegiatan interaksi guru dan orang tua, yang memberikan kesempatan
kepada orang tua untuk ikut berpartisipasi aktif melalui kegiatan belajar
siswa di rumah.
Kegiatan pembelajaran di buku ini dirancang untuk mengembangkan
kompetensi (sikap, pengetahuan dan keterampilan) siswa melalui aktivitas
yang bervariasi. Aktivitas tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut.
Buku Panduan Guru
Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas XII Tunagrahita
vi
1. Membuka pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti
membacakan cerita, bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan,
demonstrasi dan pemecahan masalah dan sebagainya.
2. Menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat
mengorganisir informasi yang disampaikan (apa yang didengar, dirasakan,
dan dikerjakan).
3. Menggali pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa
mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.
4. Memberi tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep
5. Memberi tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
6. Memberi kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah
dipelajari.
7. Memberi umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.
vii
Bagaimana Menggunakan Buku Panduan Guru
Buku Panduan Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk
penggunaan Buku Siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas.
Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.
2. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar dan Indikator yang dikaitkan dengan
tema yang diajarkan.
3. Buku ini untuk siswa kelas XII Tunagrahita. Guru dapat memberikan
pembelajaran berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan sebelumnya.
4. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dalam semua
kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan melakukan penguatan untuk
mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku positif.
5. Dukunglah ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dengan kegiatan
pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.
6. Cocokan setiap langkah kegiatan yang terdapat di buku siswa sesuai dengan
langkah pembelajaran yang terdapat dalam buku guru.
7. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar
sesuai tema dan subtema pembelajaran dan kaitkan dengan lingkungan di
sekitar anak dan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa sehingga
memudahkan siswa memahami makna kegiatan pembelajaran. Lebih baik
lagi jika dilengkapi dengan kegiatan pembukaan yang menyenangkan dan
membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya bercerita, mengajukan
pertanyaan yang menantang, menyanyikan lagu, mengamati suatu benda
dan sebagainya. Demikian juga pada saat menutup pembelajaran.
8. Penyesuaian materi pelajaran dapat dilakukan sesuai kemampuan individual
siswa di kelas. Jika diperlukan pada siswa yang lebih cepat menyelesaikan
viii
tugasnya dapat diberikan materi pengayaan yang antara lain berupa
bacaan-bacaan yang mendukung pembelajaran. Siswa yang tidak dapat
menguasai kemampuan yang ditentukan dapat diberikan pengulangan pada
bagian yang belum dapat dikerjakan siswa. Jika telah dilakukan
pengulangan siswa belum juga dapat menguasai kemampuan tersebut, guru
perlu menganalisis kesesuaian indikator dengan kemampuan siswa.
9. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Temukan
juga kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan
perencanaan (misalnya, siswa tidak dapat mengamati tanaman di luar kelas
pada saat hujan).
10. Pilihlah beragam strategi pembelajaran yang akan dikembangkan (misalnya
siswa bermain peran, mengamati, bertanya, bercerita, bernyanyi, dan
menggambar), selain melibatkan siswa secara langsung, diharapkan
melibatkan warga sekolah dan lingkungan sekolah.
11. Guru diharapkan mengembangkan:
a. pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM),
b. keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi,
c. keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, dan
d. keterampilan mengelola kelas dan pajangan kelas.
12. Gunakanlah media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di
lingkungan sekolah.
13. Pada semester I dan II masing-masing terdapat 4 tema. Tiap tema terdiri
atas 2 subtema. Setiap subtema diuraikan ke dalam 5 pembelajaran dan
satu evaluasi. Untuk pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi siswa
dan satuan pendidikan.
14. Perhatikan alokasi waktu yang tersedia sesuai dengan struktur kurikulum.
ix
Guru kelas perlu memperhatikan kerja kolaborasi dengan guru mata
pelajaran (termasuk pelajaran Kemandirian) agar pembahasan materi
pelajaran seiring dan berkesinambungan. memperhatikan taraf berpikir dan
usia siswa. Sedapat mungkin kaitkan kegiatan pembelajaran tema
akademik dengan pendidikan kemandirian dalam bidang ketrampilan.
15. Jalin kerjasama dengan orang tua/wali, tenaga kependidikan, petugas kantin
dan pedagang di sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk
mengembangkan pembelajaran.
16. Libatkan semua siswa tanpa kecuali dan yakini bahwa setiap siswa cerdas
dalam keunikan masing-masing. Dengan demikian, pemahaman tentang
kecerdasan majemuk, gaya belajar siswa dan beragam faktor penyebab
efektivitas dan kesulitan belajar siswa, sangat dibutuhkan.
17. Buatlah catatan refleksi setelah satu subtema selesai, sebagai bahan untuk
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya
faktor-faktor yang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik,
kendala-kendala yang dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengembangan
lebih lanjut.
18. Pada akhir subtema buku siswa, dilengkapi dengan bahan-bahan latihan
yang sejalan dengan pencapaian kompetensi. Meskipun demikian, guru
dianjurkan untuk menambah bahan-bahan latihan bagi siswa dari sumber-
sumber yang lain.
19. Demi pencapaian tujuan pembelajaran, diperlukan komitmen guru untuk
mendidik sepenuh hati (antusias, kreatif, penuh cinta, dan kesabaran).
x
Kegiatan bersama Orang Tua
Secara khusus, di setiap akhir pembelajaran pada Buku Siswa, terdapat
kolom untuk orang tua dengan subjudul ‘Kegiatan bersama Orang Tua’. Kolom
ini berisi informasi tentang materi yang dipelajari dan aktivitas belajar yang
dapat dilakukan siswa bersama orang tua di rumah. Orang tua diharapkan
berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas belajar siswa. Guru perlu membangun
komunikasi dengan orang tua sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan melibatkan orang tua dan siswa di rumah.
Beberapa Singkatan Nama Mata Pelajaran dan Kepanjangannya untuk diketahui
orang tua.
1. SB : Seni Budaya
2. PPKn : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. PJOK : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Tentang Anak Tunagrahita
Dalam bahasa Indonesia kata tuna berarti memiliki kekurangan dan grahita
merupakan kata serapan dari bahasa Jawa grahito yang berarti kemampuan
berpikir atau akal. Sehingga secara harfiah dapat diartikan tunagrahita adalah
kekurangan atau lemah dalam berpikir. Tunagrahita dapat diartikan anak yang
memiliki keterbatasan dalam kemampuan berpikir atau menggunakan akalnya.
Batasan ketunagrahitaan pada dewasa ini umumnya mengacu pada tiga hal
yaitu:
1. Kemampuan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas artinya
kecerdasannya berada minimal dua standart deviasi di bawah rata-rata.
2. Keterbatasan dalam dua atau lebih dalam perilaku adaptif maksudnya anak
tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai
denga usianya.
3. Manisfestasi ketunagrahitaan terjadi sebelum usia 18 tahun.
xi
Fungsi intektual tunagrahita mengalami penyimpangan minimal dua standart
deviasi di bawah kurva normal, dengan demikian berdasarkan IQ dapat
digolongkan sebagai berikut
1. Tunagrahita ringan dengan IQ antara 55 – 70
2. Tunagrahita sedang dengan IQ antara 40 – 55
3. Tunagrahita berat dengan IQ antara 25-40
4. Tunagrahita sangat berat IQ di bawah 25
Perilaku adaptif dapat diartikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri pada
suatu situasi atau berperilaku dalam suatu masalah. Perilaku adaptif juga
ditandai dengan jenis perilaku individu untuk mengubah perilaku tidak
konstruktif (mengganggu) menjadi sesuatu yang lebih konstruktif. Perilaku
adaptif tersebut meliputi
1. Keterampilan praktikal; aktifitas kehidupan sehari-hari, fungsi motorik,
kemasyarakatan, kemampuan menolong diri sendiri, kemampuan
okupasional.
2. Keterampilan konseptual; ketrampilan berbahasa peseptif dan ekspresif,
kemampuan membaca dan menulis, kemampuan mengelola keuangan,
komunikasi non verbal.
3. Keterampilan sosial; menjalin dan menjaga pertemanan, interaksi dengan
sesamanya, berpartisipasi dalam kelompok, menjaga emosi, penyesuaian
diri dan sosial, memecahkan masalah, pengarahan diri sendiri, tanggung
jawab, sosialisasi, perkiraaan dan kontrol diri sendiri, sensitif, tidak mudah
menjadi korban.
Klasifikasi tunagrahita dapat juga dikelompokan menurut dukungan yang
diperlukan dalam kehidupan di masyarakat. American Association for Intellectual
Development Disabilities (AAIDD), mengelompokan ketunagrahitaan sebagai
berikut:
1. Intermittent; memerlukan bantuan insidental (sebentar-sebentar) terutama
pada masa transisi antara sekolah dan pekerjaan.
xii
2. Limited; memerlukan sedikit bantuan seperti latihan kerja pada masa
sekolah dan masa transisi antara sekolah dan pekerjaan
3. Extensive; memerlukan bantuan dalam pelayanan pendidikan serta
kehidupan sehari-hari di rumah dan tempat bekerja.
4. Pervasive; memerlukan bantuan pada hamper seluruh kehidupannya.
Klasifikasi anak tunagrahita yang dipaparkan dalam buku ini berdasar fungsi
intelektualnya. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di Indonesia, klasifikasi siswa
tunagrahita cenderung menggunakan penggolongan berdasarkan tingkat
intelektual. Klasifikasi tunagrahita tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tunagrahita Ringan
Secara sepintas kita sulit membedakan antara anak tunagrahita ringan
dengan anak yang sebaya dengannya. Mereka umumnya memiliki
penampilan fisik yang tidak terlalu berbeda dengan anak sebayanya.
Demikian pula dalam lingkup pergaulan sosial. Umumnya anak tunagrahita
ringan mengalami masalah yang serius dalam pendidikan ketika mereka
menginjak kelas 3 atau 4 SD. Secara umum dapat dijelaskan karaktristik
mereka sebagai berikut
a. Kemungkinan mengalami beberapa masalah dalam fisik, kesehatan dan
motorik
b. Adakalanya dapat melakukan aktifitas olahraga dan sosial bersama
sebayanya
c. Dapat berinteraksi dan bersahabat dengan sesama dan sebayanya,
dengan kemungkinan mengalami canggung
d. Dapat menguasai kemampuan sosial dan bermasyarakat dengan baik,
jika diberi pelatihan yang sesuai
e. Kemungkinan memerlukan bantuan untuk hidup di lingkungannya
f. Kemungkinan memerlukan bantuan finansial ketika menginjak dewasa
g. Dapat melakukan pekerjaan yang kompetitif dengan perlakuan khusus
atau dilingkungan khusus
h. Dapat diajarkan kemandirian dan kemampuan fungsional
xiii
2. Tunagrahita sedang
a. Dapat terlibat dalam komunikasi yang sederhana, tetapi mengalami
kesulitan memahami dan berbicara dalam permasalahan
b. Hanya dapat memahami komunikasi yang sederhana karena
keterbatasan kemampuan verbal
c. Kemungkinan memerlukan tehnik komunikasi non verbal (misalnya;
bahasa isyarat dan gestures)
d. Umumnya mempunyai gangguan kesehatan dan motorik yang
signifikan
e. Keterbatasan interaksi sosial.
f. Memerlukan bantuan dalam kegiatan hidup sehari-hari
g. Dapat mengerjakan pekerjaan yang sangat sederhana pada rangkaian
pekerjaan seperti sheltered workshop atau lingkungan pekerjaan yang
terlindung.
h. Dapat diberi pelatihan fungsional misalnya; keterampilan menolong
diri sendiri.
3. Tunagrahita berat
Keberadaan tunagrahita berat pada umumnya dapat kita kenali dari
perkembangan fisik dan mental sejak usia dini. Mereka mengalami
keterlambatan yang signifikan dalam perkembangan berjalan dan bicara.
Mereka memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Kemampuan berkomunikasinya sangat terbatas, sering hanya bersuara
non verbal, dan tidak effektif.
b. Kemampuan motorik terbatas dan kesehatan yang rapuh
c. Kemungkinan tidak terlihat kemampuan adaptasi sosialnya
d. Ketergantungan penuh.
e. Tidak dapat dilatih keterampilan
f. Kemungkinan hanya dapat menguasai kemampuan dasar kehidupan.
xiv
4. Tunagrahita sangat berat
a. Sangat tergantung pada orang lain dalam segala bidang.
b. Tidak dapat memerawat diri sendiri.
c. Kesulitan dalam komunikasi verbal dan non verbal, jika dapat berkata-
kata ucapannya tidak jelas.
d. Tidak dapat mengenal bahaya.
e. Tidak dapat berpartisipasi dengan kegiatan sosial
Prinsip Pembelajaran Anak Tunagrahita
Beberapa prinsip pembelajaran bagi tunagrahita adalah
1. Prinsip pengulangan
Anak tunagrahita memiliki karakteristik cepat lupa mengenai apa yang
dipelajarinya, maka dalam mengajar mereka membutuhkan pengulangan-
pengulangan disertai contoh yang bervariasi. Pembelajaran anak
tunagrahita tidak maju atau pindah ke materi berikutnya sebelum guru
yakin betul bahwa anak telah benar-benar memahami materi yang
dipelajarinya.
2. Prinsip keperagaan
Anak Tunagrahita mengalami keterbatasan dalam berpikir abstrak.
Pembelajaran bagi anak tunagrahita membutuhkan sesuatu yang
dikonkritkan untuk itu dibutuhkan alat peraga. Selain memudahkan anak
tunagrahita memahami sesuatu dengan konkrit juga untuk menghindari
terjadinya verbalisme.
3. Prinsip skala perkembangan mental,
Prinsip ini menekankan pada pemahaman mengenai usia kecerdasan anak
tunagrahita. Dengan memahami usia ini guru dapat menentukan materi
pelajaran yang sesuai dengan usia mental anak tunagrahita tersebut.
Dengan demikian, anak tunagrahita dapat mempelajari materi yang
diberikan guru.
xv
4. Prinsip individualisasi
Prinsip ini menekankan perhatian pada perbedaan individual anak
tunagrahita. Anak tunagrahita belajar sesuai dengan iramanya sendiri.
Namun, ia harus berinteraksi dengan teman atau dengan lingkungannya.
Jadi, ia tetap belajar bersama dalam satu ruangan dengan kedalaman dan
keluasan materi yang berbeda.
5. Prinsip kecekatan motorik tunagrahita.
Melalui prinsip ini anak tunagrahita dapat mempelajari sesuatu dengan
melakukannya. Di samping itu dapat melatih motorik anak terutama untuk
gerakan yang kurang mereka kuasai.
6. Prinsip korelasi.
Maksud prinsip ini adalah bahan pelajaran dalam bidang tertentu
hendaknya berhubungan dengan bidang lainnya atau berkaitan langsung
dengan kegiatan kehidupan sehari-hari anak tunagrahita.
7. Prinsip pembelajaran bertahap.
Prinsip ini menghendaki agar dalam memberikan pembelajaran pada anak
tunagrahita diberikan secara bertahap yakni tugas-tugas itu dirinci dan
diberikan setahap-demi setahap. Misalnya dalam hal menulis abjad dapat
dimulai dengan menebalkan abjad dengan pensil, menghubungan titik-
titik dari huruf tersebut dan pada akhirnya menulis dengan contoh.
xvi
Panduan Penilaian
A. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui perilaku peserta
didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran, yang dilakukan
untuk pembinaan perilaku sesuai budipekerti dalam rangka pembentukan
karakter peserta didik. Upaya untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap
yang diharapkan sesuai dengan KI-1 dan KI-2.
Penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui perilaku spiritual dan sosial
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas sebagai
hasil pendidikan.
Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian
pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan
juga berbeda.
Penilaian sikap dapat dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran misalnya,
saat berdiskusi dalam kelompok dapat dinilai sikap santun, saat bekerja
kelompok dapat dinilai sikap tanggungjawab, saat presentasi dapat dinilai
sikap percaya diri. Selain itu, penilaian sikap dapat juga dilakukan di luar
kegiatan pembelajaran, misalnya sikap disiplin dapat dinilai dengan
mengamati kehadiran peserta didik, sikap jujur, santun dan peduli, dapat
diamati pada saat peserta didik bermain bersama teman. Penilaian sikap
dapat dilakukan oleh guru kelas (termasuk guru mata pelajaran)
menggunakan teknik observasi yang ditulis dalam bentuk jurnal. Penilaian
diri dan penilaian antar teman dilakukan oleh peserta didik sesuai
kebutuhan guru sebagai alat konfirmasi.
1. Perencanaan Penilaian Sikap
Perencanaan penilaian sikap dilakukan berdasarkan KI-1 dan KI-2. Guru
merencanakan dan menetapkan sikap yang akan dinilai dalam
pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Pada penilaian
sikap di luar pembelajaran guru dapat mengamati sikap lain yang
muncul secara natural.
xvii
Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap adalah sebagai berikut:
a. Menentukan sikap yang akan dikembangkan di sekolah mengacu
pada KI-1 dan KI-2.
b. Menentukan indikator sesuai dengan kompetensi sikap yang akan
dikembangkan.
Contoh, kompetensi sikap spiritual beserta indikator-indikatornya.
* Ketaatan beribadah.
- perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya,
- mau mengajak teman seagamanya untuk melakukan ibadah
bersama,
- mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan sekolah,
- melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama, misalnya: sholat,
puasa.
- merayakan hari besar agama,
- melaksanakan ibadah tepat waktu.
* Berperilaku syukur.
- perilaku menerima perbedaan karakteristik sebagai anugerah
Tuhan,
- selalu menerima penugasan dengan sikap terbuka,
- bersyukur atas pemberian orang lain,
- mengakui kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta,
- menjaga kelestarian alam, tidak merusak tanaman, ? tidak
mengeluh,
- selalu merasa gembira dalam segala hal,
- tidak berkecil hati dengan keadaannya,
- suka memberi atau menolong sesama,
- selalu berterima kasih bila menerima pertolongan,
xviii
* Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
- perilaku yang menunjukkan selalu berdoa sebelum atau
sesudah melakukan tugas atau pekerjaan,
- berdoa sebelum makan,
- berdoa ketika pelajaran selesai,
- mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan,
- mengingatkan teman untuk selalu berdoa,
* Toleransi dalam beribadah.
- tindakan yang menghargai perbedaan dalam beribadah,
- menghormati teman yang berbeda agama,
- berteman tanpa membedakan agama,
- tidak mengganggu teman yang sedang beribadah,
- menghormati hari besar keagamaan lain,
- tidak menjelekkan ajaran agama lain.
Guru dan satuan pendidikan dapat mengembangkan kompetensi
sikap spiritual lain sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah.
Contoh, kompetensi sikap sosial beserta indikator-indikatornya.
* Jujur.
- tidak mau berbohong atau tidak mencontek,
- mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak
tugas orang lain,
- mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek,
- mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang
dialaminya dalam kehidupan sehari-hari,
- mau mengakui kesalahan atau kekeliruan,
- mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan,
- mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya,
walaupun berbeda dengan pendapat teman,
xix
- mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya
di sekolah,
- membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan),
* Disiplin.
- mengikuti peraturan yang ada di sekolah,
- tertib dalam melakspeserta didikan tugas,
- hadir di sekolah tepat waktu,
- masuk kelas tepat waktu,
- memakai pakaian seragam lengkap dan rapi,
- tertib mentaati peraturan sekolah,
- melaksanakan piket kebersihan kelas,
- mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu,
- mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik,
- membagi waktu belajar dan bermain dengan baik,
- mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada
tempatnya,
- tidak pernah terlambat masuk kelas.
* Tanggung jawab.
- menyelesaikan tugas yang diberikan,
- mengakui kesalahan,
- melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas
seperti piket kebersihan,
- melaksanakan peraturan sekolah dengan baik,
- mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik,
- mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu,
- mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada
teman,
xx
- berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah,
- menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam
kelompok di kelas/sekolah,
- membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan.
* Santun.
- menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang
tepat,
- menghormati guru, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang
yang lebih tua,
- berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar,
- berpakaian rapi dan pantas,
- mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, dan orang-
orang di sekolah,
- menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut,
- mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam
bentuk jasa atau barang dari orang lain.
Guru dan satuan pendidikan dapat mengembangkan kompetensi sikap
sosial lain sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah.
Karena KI-1 dan KI-2 bukan merupakan hasil pembelajaran langsung, maka
perlu merancang pembelajaran sesuai dengan tema dan sub tema serta
KD dari KI-3 dan KI-4. Dalam pembelajaran, memungkinkan munculnya
sikap yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan
bahwa penilaian sikap merupakan pembinaan perilaku sesuai budipekerti
dalam rangka pembentukan karakter siswa. Setelah menentukan langkah-
langkah perencanaan, guru menyiapkan format pengamatan yang akan
digunakan berupa lembar observasi atau jurnal. Indikator yang telah
dirumuskan digunakan sebagai acuan guru dalam membuat lembar
observasi atau jurnal.
xxi
2. Pelaksanaan Penilaian Sikap
Penilaian sikap disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang
dilakukan pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran.
a. Prosedur Pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan
di luar pembelajaran.
2) Mencatat perilaku-perilaku peserta didik dengan menggunakan
lembar observasi.
Contoh Pengisian Lembar Observasi
Nama : .......
Kelas : .......
Pelaksanaan Pengamatan : di luar pembelajaran
No. Aspek yang diamati Tanggal Catatan Guru
1 Taat beribadah 21/07/17 Mengajak teman se-agama
untuk melakukanibadah
2 10/12/2017 Mengajak temannya untuk
sholat berjamaah.
3.
Keterangan:
Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapat
mengembangkan sesuai kebutuhan.
Contoh Pengisian Jurnal Sikap Spiritual (KI 1)
Nama Sekolah : SLB ...
Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2017/2018
xxii
No. Tanggal Nama Peserta Catatan Perilaku Butir Sikap
Didik
Selalu mengajak teman
seagama untuk
melakukan ibadah
Mendapat bantuan
untuk beli buku dan
setelah menerima pergi
tanpa mengucapkan
kata terima kasih
Setiap ada kegiatan
apapun selalu berdoa
Memberi kesempatan
sembahyang pada
teman yang beda
agamanya
Ketaatan
beribadah
Berperilaku
syukur
Berdoa
sebelum
dan
sesudah
melakukan
kegiatan
Toleransi
beragama
Arora
Lukito
Arora
Lukito
21/07/17
22/09/17
1
2
Keterangan:
Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapat
mengembangkan sesuai kebutuhan.
xxiii
Contoh Pengisian Jurnal Sikap Sosial (KI 2)
Nama Sekolah : SLB ...
Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2017/2018
No. Tanggal Nama Peserta Catatan Perilaku Butir Sikap
Didik
menemukan uang di
lingkungan sekolah dan
menyerahkan kepada
guru kelasnya
mengakui belum
menyelesaikan tugas
karena tertidur
Terlambat datang ke
sekolah
Selalu datang ke
sekolah tepat waktu
Jujur
Jujur
Disiplin
Disiplin
Arora
Lukito
Arora
Lukito
21/07/17
22/09/17
1
2
Keterangan:
Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapat
mengembangkan sesuai kebutuhan
xxiv
Contoh Pengisian Instrumen Penilaian Diri Peserta Didik
Nama : ......
Kelas : XI1 (dua belas)
Semester : 1 (satu)
Waktu penilaian : 13 November 2017
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No. Tanggal Ya Tidak
1 Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh. V
2 Saya mengikuti pembelajaran dengan penuh
perhatian. V
3 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang
tidak dipahami. V
4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru
tepat waktu. V
5 Saya menyerahkan tugas tepat waktu. V
... ...
Keterangan:
Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan.
Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapat
mengembangkan sesuai kebutuhan.
xxv
Contoh Pengisian InstrumenPenilaian Antarteman.
Nama teman yang dinilai : Arora
Nama penilai : Lukito
Kelas : XII (dua belas)
Semester : 1 (satu)
Waktu penilaian : 13 November 2017
Petunjuk: Berilah tanda cek (V ) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
No. Tanggal Ya Tidak
1 Berperan aktif dalam kelompok V
2 Menghormati dan menghargai pendapat
orang lain V
3 Tidak memaksakan kehendak/pendapatnya V
4 Mau bekerja sama dalam kelompok V
5 Mengerjakan tugas yang diberikan V
... ...
Keterangan: Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan
dapat mengembangkan sesuai kebutuhan.
xxvi
Menindaklanjuti hasil pengamatan
Hasil pengamatan dan catatan guru tentang aspek sikap peserta didik
dibahas oleh seluruh guru minimal dua kali dalam satu semester.
Pembahasan tersebut untuk menindaklanjuti hasil penilaian sikap peserta
didik. Pada dasarnya setiap peserta didik diasumsikan berperilaku baik,
namun hasil penilaian lebih ditekankan pada peningkatan dan ada pula
yang mengalami penurunan terhadap sikap peserta didik. Sebagai tindak
lanjut bagi peserta didik yang mengalami peningkatan, perlu diberikan suatu
penghargaan baik secara verbal maupun non-verbal, sedangkan untuk
peserta didik yang mengalami penurunan sikap maka perlu diberikan
program pembinaan atau motivasi.
1. Pengolahan Penilaian Sikap
Hasil penilaian sikap direkap setiap selesai satu tema oleh guru. Data
hasil penilaian tersebut dibahas minimal dua kali dalam satu semester.
Pembahasan hasil penilaian akan menghasilkan deskripsi nilai sikap peserta
didik.
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu
semester:
a. Guru kelas dan guru muatan pelajaran mengelompokkan atau menandai
catatan-catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal baik
sikap spiritual maupun sikap sosial.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu
semester (jangka waktu bisa disesuaikan sesuai pertimbangan satuan
pendidikan).
c. Guru kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru muatan
pelajaran (PJOK dan Agama) dan warga sekolah (guru ekstrakurikuler,
petugas kebersihan dan penjaga sekolah). Dengan memperhatikan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru muatan pelajaran,
guru kelas menyimpulkan atau merumuskan deskripsi capaian sikap
spiritual dan sosial setiap peserta didik.
xxvii
Berikut adalah rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu
semester:
- Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna
kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ...
namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
- Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didik yang
sangat baik dan atau baik dan yang mulai atau sedang berkembang.
- Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap
peserta didik tersebut diasumsikan BAIK.
- Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester,
deskripsi nilai sikap peserta didik berdasarkan sikap peserta didik pada
masa akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir
semester dirumuskan, guru muatan pelajaran dan guru kelas harus
memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk
melihat apakah telah ada catatan yang menunjukkan bahwa sikap
peserta didik tersebut telah menjadi sangat baik, baik, atau mulai
berkembang.
Apabila peserta didik memiliki catatan sikap KURANG baik dalam jurnal
dan peserta didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan
positif, deskripsi sikap peserta didik tersebut dirapatkan dalam forum dewan
guru pada akhir semester.
xxviii
Contoh Rekap Sikap Spiritual Semester 1
No NamaSiswa
TaatBeribadah
Bersyukur Berdoa ToleransiDiskripsi Raport
SB PB SB PB SB PB SB PB
1 Arora
2 Lukito
II - 1 - II - - II
- - - - - -1III
Arora sangat taatberibadah,berperilaku syukur,dan selalu berdoasebelum melakukankegiatan.
Dengan bimbingandan pendampinganyang lebih, Aroraakan mampumeningkatkan sikap
toleransi beragama
Lukito sangat
toleransi dalam
beragama.
Dengan bimbingan
dan pendampingan
yang lebih, Lukito
akan mampu
meningkatkan sikap
berperilaku syukur.
xxix
Contoh Rekap Sikap Sosial Semester 1
No NamaSiswa
Jujur DisiplinPercaya
DiriSantun
Diskripsi RaportSB PB SB PB SB PB SB PB
1 Arora
2 Lukito
II - - - - -IIArora sangat jujurdan percaya diri.Dengan bimbingandanpendampinganyang lebih, Arora
akan mampumeingkatkan sikapdisiplin
Lukito sangat jujurdan disiplin.
Dengan bimbingandanpendampinganyang lebih, Lukito
akan mampumeningkatkansikap santun
I - I - - - - II
Berdasarkan rekap sikap pada tabel di atas, maka diskripsi Rapor penilaian
sikap sebagai berikut :
xxx
Nama Peserta Didik : Arora Kelas : XII
NISN/NIS : Semester : I
Nama Sekolah : Tahun Pelajaran : 2017/18
Alamat Sekolah :
A. Sikap
Deskripsi
1. Sikap Spiritual
2. Sikap Sosial
Arora sangat taat beribadah, berperilaku syukur,dan selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan.Dengan bimbingan dan pendampingan yang lebih,Arora akan mampu meningkatkan sikap toleransiberagama.
Arora sangat jujur, percaya diri, santun, peduli dantanggung jawab. Dengan bimbingan danpendampingan yang lebih, Arora akan mampumeingkatkan sikap disiplin.
Penilaian di Rapor.
B. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah
maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan
dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuanpun dapat dilakukan.
Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus mengacu kepada pemetaan
kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu.
xxxi
Berikut ini merupakan tahapan dalam melakukan penilaian pengetahuan
dan keterampilan.
Skor penilaian pengetahuan dan ketrampilan
Instrumen penilaian : Tes tertulis (Isian)
Tes tertulis : Skor Perolehan
Skor maksimal : 100
xxxii
Skor yang diperoleh
Penilaian : —————-———-————- x 100
Skor maksimal
Konversi Nilai
(Skala 0-100)
81-100
66-80
51-65
0-50
Predikat
A
B
C
D
Klasifikasi
SB ( Sangat Baik)
B ( Baik )
C (Cukup )
D (Kurang )
C. Penentuan KKM
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung
meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria
ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan
ideal.
xxxiii
Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
Kelas XII
Standar Kompetensi LuLusan
DOMAIN
SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
SMLB
Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, , percaya diri,
dan bertangguang jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan berwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban
Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang
produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
kongkret
Kompetensi Inti
1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di sekolah
dan tempat bermain.
4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
xxxiv