Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN
INDUSTRI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh
ABU BAKHTIAR ROHMANSYAH
F 100 140 132
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DILAHAN INDUSTRI
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
ABU BAKHTIAR ROHMANSYAH
F 100 140 132
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen Pembimbing
Dra. Partini,M.si,Psikolog
NIP /NIDN.594/0614066501
1
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DILAHAN INDUSTRI
Abstrak
Petani dilahan industri merupakan individu yang bekerja mengelola alam atau
persawahan akan tetapi tempat bekerjanya berangsur mengalami fungsi alih
lahan pertanian ke non pertanian,sehingga hal ini mempengaruhi kesejahteraan
subjektif pada petani di lahan industri. Tujuan penelitian ini untuk memahami
kesejahteraan subjektif yang dimiliki petani dilahan industri. Metode wawancara
ini digunakan untuk menggali data lima informan yang merupakan petani tulen
atau pemilik lahan persawahan mengalami konversi lahan pertanian menjadi non
petanian atau berangsur menjadi kawasan industri. Hasil dari penelitian
kesejahteraan subjektif menunjukan petani melakukan evaluasi terhahap kepuasan
hidup melalui cara – cara yang efektif dengan peningkatan ilmu pertanian dalam
memberantas hama serta lebih kreatif dan inovatif dalam bertani serta petani
menilai bahwa dirinya merupakan pahlawan atau tulang punggung negara sebagai
penghasil makanan masyarakat sehingga muncul perasaan bahagia, tetapi kurang
dukungan dari pemerintah serta lingkungan dan sarana prasarana tidak
mendukung serta serangan hama, kegagalan panen membuat petani kurang puas
dalam hidup sehingga membuat hal yang tidak menyenangkan dalam hidup, akan
tetapi petani memiliki sisi positif dengan petani melakukan usaha yang maksimal
serta sikap pasrah dan bersyukur atas penerimaan yang diberikan mengurangi afek
negatif pada diri petani, pendapatan yang meningkat untuk kebutuhan serta
kebersamaan keluarga dan hubungan yang psoitif dengan rekan atau tetangga
serta bekerja dengan kebebasan membuat petani dilahan industri tetap melakukan
pekerjaan nya.
Kata kunci : kesejahteraan subjektif, petani, dilahan industri
Abtract
Farmer in industrial land are individual who work to manage nature or rice fields
the place of work gradually undergoes the function of transfering agricultural land
to non agriculture, so that this affect subjective well being of farmer in industrial
land. The purpose of this study is to understand the subjective well being of
farmers in industrial land. An interview method is used to collect data on five
informants who are native farmers or rice field ownerss who have converted in to
agricultulral land or gradually become industrial land. Reseacrch results from
subjective well being show that farmers evaluate life satisfaction throgh effective
woys to improve agricultural science in eradicating pest and being more creative
and innovatie in farming and farmers assesing them shelves as heroes ar the
backbone of country as a food producer so that energe happy,felling, but lack of
support from the goverment and the infrastructure facilities do not support and
attacks of pest, crop failure makes farmers less satisfied in life so that makes thing
inpleasant in life, but farmers have a psoitive and thankful the revebue given
reduces the negative effects and postive relactionships with coleagues or
neighbors and working with freedom to make farmers in industrial areas continue
to do their jobs.
Keywords : subjective well being, farmers, land industri.
2
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah,
salah satu diantaranya dari sektor pertanian yang merupakan salah satu sumber
perekonomian negara,akan tetapi dengan perkembangan zaman,pertumbuhan
ekonomi dan pertambahan penduduk, maka kebutuhan selain lahan semakin
meningkat, tak jarang lahan pertanian mulai beralih fungsi ke non pertanian
sehingga lahan pertanian pun mulai berkurang. Meningkatnya pembangunan dari
berbagai sektor semestinya tidak terlepas akan kebutuhan lahan,sementara luas
lahan saat ini jumlahnya sudah terbatas. Saat ini penggunaan lahan untuk industri
dan perumahan semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Nasional luas lahan pertanian di Indonesia selama 5 tahun terakir mengalami
pasang surut.
Gambar 1. Luas Lahan Pertanian
Berdasarkan data dari kantor kelurahan dengan mengacu pada
(Prodeskel.binapemdes.kemandagri.go.id) Desa Parangjoro memiliki jumlah
penduduk 5132 jiwa dimana penduduk yang masuk usia kerja 2154 . dengan
jumlah petani 564 kemudian Luas wilayah desa ± 499,9 ha dengan luas lahan
sawah 299 ha, namun dengan seiring nya kemajuan teknologi dan meningkatnya
industrilisasi dan perumahan,sehingga terjadi konversi lahan pertanian menjadi
non pertanian,sekarang yang masih produktif menjadi lahan pertanian petani 221
ha sebagian sudah menjadi industri, perumahan ataupun tanah kering milik
swasta.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2013 tentang
pemberdayaan dan perlindungan petani menerangkan bahwa pertanian adalah
kegiatan manusia untuk mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan
teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas
7.900.000
8.000.000
8.100.000
8.200.000
2011 2012 2013 2014 2015
satuan Ha
3
pertanian yang mencakup tanaman pangan,hortikultura,perkebunan atau
peternakan dalam agrosistem. Menurut Rodjak (2002) Petani merupakan individu
yang melakukan kegiatan bercocok tanam dari hasil bumi atau memelihara ternak
dengan harapan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya tersebut. Petani
merupakan pengelola usaha tani dimana ia harus dapat mengambil berbagai
keputusan dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk kesejahteraan
hidupnya sendiri maupun keluarga. Lebih lanjut pertanian adalah suatu kegiatan
individu mengelola alam untuk memperoleh hasil-hasil tanaman maupun hewan
tanpa mengakibatkan kerusakan alam. Petani sendiri merupakan individu yang
melakukan kegiatan bercocok tanam atau memelihara ternak dari lahan pertanian
untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut. Banyak fungsi alih lahan
pertanian ke non pertanian ini mempengaruhi bagi kesejahteraan hidup petani
(mediaruang.com,2016).
Santosa dkk. (2011) alih fungsi lahan sangat sulit dihentikan, bahkan
cenderung meningkat dengan luas yang semakin banyak, dan ini sangat
berpengaruh pada ketahanan pangan.Pada kenyataan konversi lahan pertanian ke
non pertanian mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian yang menjadi
kebutuhan pokok petani untuk melakukan pekerjaan sehingga petani sulit
mencapai kepuasan hidup yang dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup nya.
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan didapatkan tentang keluhan petani
dilahan industri dengan informan P (L/50) menyampaikan bahwa sekarang ini
banyak lahan persawahan yang telah beralih fungsi menjadi non pertanian
(industri), dalam hal ini memunculkan dampak negatif diantara nya
menyempitnya saluran irigasi dan kurang lancarnya pasukan air disebabkan
karena terhalang bangunan-banguan industri, sehingga banyak petani yang
membuat sumur dan memompa dengan mesin disel, namun disisi lain pada sumur
yang dibuat petani terkadang tidak mengeluarkan air dikarenakan sumber air
kalah dengan milik pabrik – pabrik sekitar. Kurangnya regenerasi petani karena
banyak anak muda maupun anak petani sendiri yang lebih memilih bekerja
disektor industri, hal ini mengakibatkan sulit mencari buruh tani dan biaya yang
tinggi bagi buruh tani, kemudian informan HS (L/63) menyampaikan penerangan
4
lampu dari industri dapat mengundang hama wereng, serta disekitar pabrik
menjadi sarang tikus. Kurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani
mengenai persoalan pengelolaan limbah indutri,dengan masuknya limbah- limbah
industri ke lahan pertanian nya mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanaman.
Dampak dari alih fungsi lahan persawahan membuat petani kehilangan
pendapatan dari berusaha tani Afandi (2011).
Kehidupan yang bahagia, sejahtera serta terbebas dari kecemasan atau stres
merupakan keinginan setiap individu. Bukan hal yang mustahil apabila kita
menemui individu yang dapat menghargai dan memanfaatkan kehidupannya lebih
baik dengan berbagai cara, (kompasiana.com,2017). Sehingga individu tersebut
memiliki kepuasan hidup serta kesehatan mental yang baik).Individu yang mampu
mengevaluasi kehidupannya dengan positif dan memiliki kepuasan hidup yang
tinggi dapat dikatakan kesejahteraan subjektifnya baik (Miranda dan Amma,
2017). Gambaran kesejahteraan subjektifpada individu mengarah pada kepuasan
hidup, pengalaman menyenangkan, merasakan emosi yang positif seperti halnya
gembira, kasih sayang serta rendahnya emosi negatif seperti hal nya kesedihan
dan amarah (Ulfah & Mulyana, 2014). Kepuasan hidup merupakan kepuasan
individu yang sifatnya menyeluruh dan sangat mendasar, serta subjektif ,pada
bagaimana individu tersebut memandang dirinya dan kehidupannya. Hal ini
terkait pada perasaan sejahtera secara personal (Santrock, 2004)
Diener (2005) menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif (subjective well-
being) mengacu pada tipe evaluasi, kognisi dan afeksi pada individu terhadap
kehidupannya, terdapat evaluasi secara kognitif yang dibuat individu pada
kehidupannya seperti ketertarikan dan minat, kepuasan dalam bekerja, kemudian
pada evaluasi afektif yaitu reaksi afeksi terhadap pengalaman hidup,kebahagian
dan kesedihan. Menurut Diener ( 2005) Terdapat dua teori yang digunakan dalam
kesejahteraan subjektif ( subjective well being ) yaitu :
Teori ini memandang bahwa kebahagian dan kepuasaan hidup yang
dirasakan serta dialami individu tergantung dari kebahagian kecil dan peristiwa –
peristiwa bahagia. Secara khusus kesejahteraan subjektif adalah kumpulan
pengalaman – pengalaman positif yang terjadi dalam kehidupan seseorang.
5
Semakin banyak peristiwa yang menyenangkan yang dialami , maka semakin
bahagia dan puas individu tersebut. Dalam meningkatkan kesejahteraan subjektif.
Pada teori ini beranggapan dengan perlunya mengunakan lingkungan serta situasi
yang akan mempengaruhi pengalaman seseorang misalnya : pekerjaaan yang
menyenangkan dan memadai, lingkungan yang nyaman baik rumah atau sosial
maupun lingkungan pekerjaan serta pendapatan atau gaji yang memadai.
Kesejahteraan subjektif pada individu tergantung pada bagaimana cara
individu dalam mengevaluasi serta menginterprestasi pada suatu peristiwa atau
kejadian dengan persepsi atau sudut pandang yang positif. Dalam sudut pandang
teori ini beranggapan bahwa, individu itu sendiri yang menentukan suatu
peristiwa yang dialami dapat membuat kesejahteraan psikologis bagi diri individu
tersebut. Kesejahteraan subjektif ialah sudut pandang individu terhadap keadaan
kehidupan yang terdiri dari evaluasi kognitif dan afektif dengan menilai tentang
keadaan kehidupan apakah individu tersebut dapat merasa telah memenuhi
kepuasan hidup. Dalam hal ini setiap individu memiliki cara yang berbeda – beda
dalam mengevaluasi kesejahteraan subjektif.
Menurut Diener ( 2009) ada dua aspek dalam kesejahteraan subjektif, yang
pertama aspek kognitif yaitu evaluasi yang dilakukan individu pada kepuasan
hidup. Aspek afektif yaitu cara individu dalam merefleksikan suatu pengalaman
yang dialami dikehidupan nya. Terdapat juga faktor – faktor yang mempengaruhi
antara lain : faktor harga diri,faktor arti kontrol kesadaran,faktor ekstrovet,faktor
optimis dan faktor hubungan positif.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis ingin memahami dan
mengetahui bagaimana kesejahteraan subjektif yang dimiliki petani dilahan
industri ? maka dari itu penulis ingin mengambil judul “kesejahteraan subjektif
pada petani dilahan industri”
2. METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
fenomologi. Peneltian kualitatif ialah penelitian dengan menggunakan pendektan
kualitatif. penelitian kualitatif ialah suatu penelitian yang bertujuan dengan
maksud untuk memahami kejadian atau fenomena apa tentang yang dialami oleh
6
subjek dalam penelitian sebagai contoh : kesejahteraan,motivasi,persepsi atau
perilaku dan tindakan lain sebagainya dengan secara holistik sera menggunakan
cara mendeskrisikan dalam bentuk kata-kata serta bahasa,pada suatu konteks
terkhusus secara alamiah menggunakan beraneka metode alamiah. Sebelum nya
peneliti mempersiapkan prosedur prosedur penelitian, yaitu : 1. Peneliti
melakukan orientasi lapangan. 2. Peneliti melakukan penyusunan panduan
wawancara. 3. Peneliti mencari dan mengambil dan mengumpulkan data 4.
Peneliti melakukan analisis data. Informan dalam penelitian ini diambil secara
purposive sampling yaitu informan ini dipilih melalui kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya,informan dalam penelitian ini ialah petani yang memiliki
lahan berada dikawasan industri dan berdomisili didesa yang dijadikan tempat
peneliti. Peneltian ini melibatkan lima orang petani yang masih aktif dalam
melakukan aktifitas bekerja. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara.
Tabel 1. Identitas informan
Tujuannya untuk memperoleh data secara langsung dari narasumber yang
terkait, teknik yang dilakukan dengan wawancara terstuktur dengan menyusun
panduan wawancara terlebih dahaulu. Panduan wawancara berdasarkan
pertanyaan penelitian dan landasan teori yang berupa kesejahteraan subjektif
panduan wawancara mengalami pengembangan dan penyempitan dikarenakan
menyesuaikan informasi dari informan, untuk mengkaji keabsahan data dalam
penelitian ini menggunkan metode member check dan melakukan cek ulang.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan analisis tematik.
No Nama Usia Lama
bekerja
Tingkat
pendidikan Status
1 H.S 63 tahun ± 35 tahun SR/SD Menikah
2 H 43 tahun ± 25 tahun SMA Menikah
3 D.M 31 tahun ± 15 tahun Diploma Menikah
4 B . S 42 tahun ± 25 tahun Diploma Menikah
5 P 50 tahun ± 30 tahun SMA Menikah
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesejahteraan subjektif pada petani
dilahan industri. Disini ditunjukan 1. Evaluasi individu pada kepuasan hidup 2.
Penilaian individu pada situasi tertentu seperti pekerjaan,kesehatan,relasi sosial
dan lingkungan 3. Pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenankan
dalam hidup 4. Intensitas bekerja petani dilahan industri.
Pada evaluasi terhadap kepuasan hidup, selama bekerja menjadi petani,
semua informan merasakan kepuasan dengan hasil pendapatan dapat mencukupi
kebutuhan keluarga dan sehari hari untuk kebutuhan masyarakat, pendidikan
anak, hal ini pendapat Linley dan Joseph ( 2004 ) menyatakan bahwa kebahagian
individu berasal dari pendapatan yang tinggi pekerjaannya, semakin tinggi tingkat
pendapatan maka individu tersebut merasa dihormati. Akan tetapi akhir ini petani
merasakan kurang puas terhadap pekerjaannya karena lingkungan kerja yang
kurang mendukung serta kurangnya dukungan pemerintah. Seperti yang
disampaikan oleh informan BS : Pengaruh pabrik terhadap petani saluran irigasi
menjadi kurang lancar, dangkal dan tata ruang pabrik yang tidak teratur
menbuat banjir. lingkungan sekitar pabrik menjadi sarang hama tikus serta
penerangan pabrik mengundang hama wereng.(W.BS.197-209).
Sehingga petani memiliki cara – cara yang efektif dalam mengatasi dalam
melakukan evaluasi kepuasan hidup, petani melakukan peningkatan ilmu
pertanian maupun mencari pekerjaan alternatif atau srabutandengan menjadi
tukang bangunan, keamanan proyek atau mencari lokasi tempat pertanian diluar
daerah, seperti yang disampaikan oleh informan DM : Petani mencari pekerjaan
sampingan karena tidak panen untuk menutup kebutuhan sehari hari.(W.DM.392-
397). Hal ini dilakukan untuk mengatasi menganggur sambil menunggu musim
tanam, hal ini disebabkan kurang lebih dua musim tanam petani tidak
menggerjakan lahan sawahnya, hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Linley
dan Joseph ( 2004 ) individu yang mengatakan bahwa menjadi pengangguran
bukanlah harapan yang diinginkan serta menjadi pengangguran bukan hal yang
dapat membahagiakan dalam kehidupan.
8
Para petani tetap melakukan pekerjaan nya sebagai petani karena petani
merupakan merupakan pekerjaan yang mulia serta pahlawan dan tulang negara
sebagai penghasil makanan masyarakat, sehingga petani melakukan pekerjaanya
dengan kebebasan,hal tersebut yang membuat petani menjadi bangga, seperti yang
disampaikan informan BS : pekerjaan yang mulia, dan tidak tergantung atau
merugikan orang lain serta membantu program pemerintah untuk swasembada
pangan dan membuka pekerjaan untuk buruh tani.(W.BS.85-92).
Rutinitas melakukan pekerjaan menjadikan badan petani menjadi bugar dan
sehat, seperti yang diampiakan oleh informan H : Dengan rutinitas bekerja subjek
merasa sehat serta informan selalu menjaga kesehatan W.H.101-106.). Pendapat
Astuti (2016) dalam penelitian nya Kebanggan petani sejalan dengan sikap positif
atas perasaan yang menganggap petani pekerjaan yang mulia, pekerjaan petani
membuat individu tetap melakoni pekerjaan meskipun ada pekerjaan lain, seperti
yang diampaikan oleh informan.
Dukungan dan hubungan yang positif dengan orang – orang terdekat
munumbuhkan motivasi kerja pada petani sepeerti yang disampaikan Haryanti &
Putri ( 2015 ) menyatakan dukungan sosial keluarga merupakan kepedulian ,
pertolongan atau perhatian yang diberikan oleh kelurga pada individu dalam
bentuk dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Seperti
yang disampaikan oleh informan HS : Bekerja sebagai petani didukung keluarga
dengan istrinya mengikuti jejak nya. (W.HS.91-93)
Petani dilahan industri dalam bekerja sangatlah membutuhkan kondisi
lingkungan yang nyaman ,akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan para petani
dilahan industri ,kurangnya sarana dan prasara serta lingkungan yang kurang
mendukung,serta generasi penerus sudah mulai berkurang seperti yang
disampaikan Yusriyadi ( 2003) sulit mencari tenaga kerja bidang pertanian
ditempat tinggal, dikarenakan generasi muda tidak tertarik menjadi petani, karena
pekerjaan yang kotor dan berat serta kurang bergengsi, pendapatan semakin
merosot karena tinggi biaya produksi serta harga jual yang relatif murah serta
pembagunan industri membuat tidak berfungsinya saluran irigasi, seperti yang
disampaikan Irawan (2005) dalam penelitiannya dengan adanya alih fungsi
9
lahan,akan menghilangkan pendapatan para petani, baik petani pemilik, penyewa,
penggarap maupun buruh tani yang menggantungkan hidupnya dari usaha tani
seperti informan P : Lahan pertanian berkurang mempengaruhi hasil pendapatan
petani (W.P.170-173).
Serangan hama kemudian menimbulkan kegagalan dalam panen atau
menurunya harga gabah sehinga membuat tidak tercapainya cita – cita petani
yaitu hasil panen bagus dan harga gabah tinggi hal ini membuat afek negatif pada
diri petani seperti yang disampaikan Diener ( 2009) salah satu aspek subjective
well being evaluasi afek negatif adalah individu dapat mempresentasikan mood
dan emosi yang tidak menyenangkan serta merefleksikan respon negatif pada
individu terhadap hidup, kesehatan dan peristiwa yang dialami, akan tetapi
muncul sisi positif pada petani, mereka berusaha dengan maksimal dan berinovasi
dalam pemberantasan hama, dan selalu berpikir positif sehingga timbul afek
positif pada diri petani membuat petani dapat menentukan tujuan dan harapan
hidup untuk lebih sejahtera, hal ini didukung dengan Diener dkk ( 2009 ) kontrol
diri merupakan keyakinan individu dapat menghasilkan hal bagus secara
maksimal dan meminimalkan yang jelek, dengan keyakinan individu dapat
mempengaruhi peristiwa yang telah terjadi dalam hidup,menghadapi konsekuensi
dan menginprestasikan hasil pilihan, kontrol diri ini membantu individu
mewujudkan harapan apa yang diinginkan sehingga membawa kepuasan dan
kebahagian. Seperti yang disampaikan oleh informan BS : Berusaha dengan
maksimal dan intopeksi diri untuk mengatasi pengalamn tidak menyenagkan dan
berserah kepada tuhan serta mensyukuri atas nikmat yang diberikan.(W.BS.331-
343)
Sikap menerima dan bersyukur hasil yang diberikan tuhan membuat petani
tetap bersujud menjalankan ibadah tepat waktu, hal ini menunjukan sikap relegius
pada petani seperti ysng disampaikan oleh informan DM ibadah tepat waktu
membuat bahagia (W.DM.192-194),hal ini sesuai pendapat Ryff dan keyes (
2005) religiusitas berpengaruh pada kepuasan dan kebahagian yang tinggi pada
individu, dengan religius individu mengalami dampak negatif dan peristiwa
traumatis yang lebih rendah.
10
4. PENUTUP
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan informan memiliki perasaan
kepuasan yang berbeda beda dalam bekerja sebagai petani, serta terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam bekerja
Petani pada tahap kognitif yang merupakan penilaian individu pada
pekerjaan,petani menilai bahwa meraka pahlawan pangan dan tulang punggung
negara sebagai penghasil pangan masyarakat. Dukungan keluarga dan hubungan
yang positif dengan rekan kerja membuat petani tetapa menjalani pekerjaan
sehingga petani memiliki sikap mandiri karena petani merupakan pekerjaan yang
tidak terpaut aturan dan waktu sehingga petani tetap melakukan pekerjaan nya
Pengaruh industri terhadap pekerjaan meyebabkan lingkungan kerja yang
tidak nyaman, serangan hama dan sarana prasarana tidak mendukung, kesehatan
yang menurun membuat petani menjadi kurang puas dalam bekerja akan tetapi
petani mampu dalam mengatasi, sehingga petani tetap melakukan runititas
pekerjaan nya.
Pada aspek afektif positif yang merupakan cara individu dalam
merefleksikan perasaan positif sesuia pengalaman yang dialami, selama menjadi
petani hal yang membuat menyenangkan ialah pendapatan, dengan pendapatan
informan dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan sehari hari serta kebersamaan
keluarga sehingga membuat puas dan bahagia dalam bekerja, dengan adanyan
afeksi positif petani mampu berkembang secara masa depan dengan memiliki
harapan dan tujuan hidup serta sebagai petani harus kreatif dan inovatif hal ini
juga harus mendapatkan perhatian dari lingkungan seperti dukungan dan perhatian
dari berbagai pihak dan kemandirian dalam diri serta sikap relegiusitas yang
membuat rasa bersyukur dengan apa yang didapat.
Pada aspek afektif negatif yang merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan dan duka dalam kehidupan ,seperti hal nya ketika gagal panen dan
harga turun serta serangan hama,sarana prasana tidak mendukung dan dukungan
pemerintah, kurang komunikasi dan ibadah tidak tepat waktu membuat tidak
menyenanangkan sehingga muncul afeksi negatif pada informan yang menganggu
informan dalam bekerja sehingga membuat kepuasan menurun dan menyebabkan
11
rendah nya kesejahteraan subjektif ( subjective well being ) mengalami penurunan,
namun informan memiliiki cara yang positif dalam mengatasi hal tersebut dengan
usaha dan doa yang dilakukan secara maksimal sehingga informan muncul
autonomi atau mampu menentukan arah dengan mandiri serta ketahanan dalam
menghadapi tekanan dan mengatur tingkah laku dan mengevaluasi diri dengan
standar personal.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (30 Juni 2016). "Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Industri Sama dengan
Menjajah Negeri Sendiri". Bandung: http://mediatataruang.com.
Afandi, Muhamad Nur. 2011. “Analisis Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian
Terhadap Ketahanan Pangan di Jawa Barat”. Jurnal Ilmu Administrasi. Vol.
VIII No.2Agustus 2011.
Astuti, N. B. (Maret 2016). SIKAP PETANI TERHADAP PROFESI PETANI:
UPAYA UNTUK MEMAHAMI PETANI MELALAUI PENDEKATAN
PSIKOLOGI SOSIAL( KASUS PETANI DIKECAMATAN PAUH KOTA
PADANG). AGRISEP , Vol 16 No.1 Hal: 59 – 66
Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013
(Pencacahan Lengkap). Laporan Hasil Sensus Pertanian. Jakarta:
Pengarang.
Diener, E. (2015). "The Science of Happiness and a Proposal for a National
Index". American Psychologist, 70(3), 234-242. DOI: 10.1037/a0038899
Fahrezhi, A. (17 Juni 2017). "Membangun Subjective,Psychologicaldan Spiritual
Well-Being Melalaui Pertunjukan Sendratari Kalijaga".
https://www.kompasiana.com.
Haryanti, R. R. (2015). HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
DAN KEPUASANKERJA DENGAN WORK-FAMILY CONFLICT
PADA ANGGOTAIKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA
(IWAPI) JAWATENGAH, . PSIKODIMENSIA , ISSN : 1411 - 6073
VOL.14/2. 55-73.
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi Revisi. Bumi
Aksara: Jakarta
Hurlock, Elizabeth, B. 2000.Psikologi Perkembangan. Jakarta: ErlanggaIrawan,
Bambang. 2005. “Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola
12
Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan”. Forum Penelitian Agro Ekonomi.
Volume 23 No. 1, Juli 2005 : 1 – 18
Lennon, M.C. (1994). Women, work, and well-being: The importance of work
conditions. J Health and Social Behavior; 35: 235-247.
Linley, P.A & Joseph S.2004. Positive Psychology in Pratice.New Jersey : John
Wiley & Sons. Inc
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya.
Rathakrishnan B., B.N. (2017)). "Kesejahteraan Pengkultur Rumpai Laut di Pulau
Kerindingan, Semporna, Sabah: Satu Kajian Komprehesif". E-Bangi
Faculty of Social Scieness and Humanitis Journal of Social Sciences and
Humanities, Vol. 12, No. 2,061-073, ISSN: 1823-884x.
Ryff ,C.D (1995 ). Psychological well- being in adult life. Current Directions in
Psychological Science,57(6),99-104.
Santosa, I Gusti Ngurah; Gede Menaka Adnyana dan IKetut Kartha Dinata.
(2011). “Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Ketahanan Pangan
Beras”.
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian : Urgensi dan Strategi
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian.Bengkulu 7 Juli 2011. ISBN
978-602-19247-0-9
Santrock, J. W. (2004). Life span development (9th edition). New York: The Mc
Graw-Hill Companie
Wulandari, S. W. (Juni 2014). "Faktor-Faktor Kebahagiaan di Tempat Kerja".
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1.
WWW.Prodeskel.binapemdes.kemandagri.go.id. Diakses hari Jum’at 15 maret
2019 jam 11.00 wib
Yusriyadi. 2010. Industrialisasi & Perubahan Fungsi Sosial Hak Milik Atas
Tanah, Yogyakarta: Genta Publishing