16
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN INDUSTRI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh ABU BAKHTIAR ROHMANSYAH F 100 140 132 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN

INDUSTRI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh

ABU BAKHTIAR ROHMANSYAH

F 100 140 132

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DILAHAN INDUSTRI

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

ABU BAKHTIAR ROHMANSYAH

F 100 140 132

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Dra. Partini,M.si,Psikolog

NIP /NIDN.594/0614066501

Page 3: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah
Page 4: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah
Page 5: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

1

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DILAHAN INDUSTRI

Abstrak

Petani dilahan industri merupakan individu yang bekerja mengelola alam atau

persawahan akan tetapi tempat bekerjanya berangsur mengalami fungsi alih

lahan pertanian ke non pertanian,sehingga hal ini mempengaruhi kesejahteraan

subjektif pada petani di lahan industri. Tujuan penelitian ini untuk memahami

kesejahteraan subjektif yang dimiliki petani dilahan industri. Metode wawancara

ini digunakan untuk menggali data lima informan yang merupakan petani tulen

atau pemilik lahan persawahan mengalami konversi lahan pertanian menjadi non

petanian atau berangsur menjadi kawasan industri. Hasil dari penelitian

kesejahteraan subjektif menunjukan petani melakukan evaluasi terhahap kepuasan

hidup melalui cara – cara yang efektif dengan peningkatan ilmu pertanian dalam

memberantas hama serta lebih kreatif dan inovatif dalam bertani serta petani

menilai bahwa dirinya merupakan pahlawan atau tulang punggung negara sebagai

penghasil makanan masyarakat sehingga muncul perasaan bahagia, tetapi kurang

dukungan dari pemerintah serta lingkungan dan sarana prasarana tidak

mendukung serta serangan hama, kegagalan panen membuat petani kurang puas

dalam hidup sehingga membuat hal yang tidak menyenangkan dalam hidup, akan

tetapi petani memiliki sisi positif dengan petani melakukan usaha yang maksimal

serta sikap pasrah dan bersyukur atas penerimaan yang diberikan mengurangi afek

negatif pada diri petani, pendapatan yang meningkat untuk kebutuhan serta

kebersamaan keluarga dan hubungan yang psoitif dengan rekan atau tetangga

serta bekerja dengan kebebasan membuat petani dilahan industri tetap melakukan

pekerjaan nya.

Kata kunci : kesejahteraan subjektif, petani, dilahan industri

Abtract

Farmer in industrial land are individual who work to manage nature or rice fields

the place of work gradually undergoes the function of transfering agricultural land

to non agriculture, so that this affect subjective well being of farmer in industrial

land. The purpose of this study is to understand the subjective well being of

farmers in industrial land. An interview method is used to collect data on five

informants who are native farmers or rice field ownerss who have converted in to

agricultulral land or gradually become industrial land. Reseacrch results from

subjective well being show that farmers evaluate life satisfaction throgh effective

woys to improve agricultural science in eradicating pest and being more creative

and innovatie in farming and farmers assesing them shelves as heroes ar the

backbone of country as a food producer so that energe happy,felling, but lack of

support from the goverment and the infrastructure facilities do not support and

attacks of pest, crop failure makes farmers less satisfied in life so that makes thing

inpleasant in life, but farmers have a psoitive and thankful the revebue given

reduces the negative effects and postive relactionships with coleagues or

neighbors and working with freedom to make farmers in industrial areas continue

to do their jobs.

Keywords : subjective well being, farmers, land industri.

Page 6: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

2

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah,

salah satu diantaranya dari sektor pertanian yang merupakan salah satu sumber

perekonomian negara,akan tetapi dengan perkembangan zaman,pertumbuhan

ekonomi dan pertambahan penduduk, maka kebutuhan selain lahan semakin

meningkat, tak jarang lahan pertanian mulai beralih fungsi ke non pertanian

sehingga lahan pertanian pun mulai berkurang. Meningkatnya pembangunan dari

berbagai sektor semestinya tidak terlepas akan kebutuhan lahan,sementara luas

lahan saat ini jumlahnya sudah terbatas. Saat ini penggunaan lahan untuk industri

dan perumahan semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Nasional luas lahan pertanian di Indonesia selama 5 tahun terakir mengalami

pasang surut.

Gambar 1. Luas Lahan Pertanian

Berdasarkan data dari kantor kelurahan dengan mengacu pada

(Prodeskel.binapemdes.kemandagri.go.id) Desa Parangjoro memiliki jumlah

penduduk 5132 jiwa dimana penduduk yang masuk usia kerja 2154 . dengan

jumlah petani 564 kemudian Luas wilayah desa ± 499,9 ha dengan luas lahan

sawah 299 ha, namun dengan seiring nya kemajuan teknologi dan meningkatnya

industrilisasi dan perumahan,sehingga terjadi konversi lahan pertanian menjadi

non pertanian,sekarang yang masih produktif menjadi lahan pertanian petani 221

ha sebagian sudah menjadi industri, perumahan ataupun tanah kering milik

swasta.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2013 tentang

pemberdayaan dan perlindungan petani menerangkan bahwa pertanian adalah

kegiatan manusia untuk mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan

teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas

7.900.000

8.000.000

8.100.000

8.200.000

2011 2012 2013 2014 2015

satuan Ha

Page 7: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

3

pertanian yang mencakup tanaman pangan,hortikultura,perkebunan atau

peternakan dalam agrosistem. Menurut Rodjak (2002) Petani merupakan individu

yang melakukan kegiatan bercocok tanam dari hasil bumi atau memelihara ternak

dengan harapan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya tersebut. Petani

merupakan pengelola usaha tani dimana ia harus dapat mengambil berbagai

keputusan dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk kesejahteraan

hidupnya sendiri maupun keluarga. Lebih lanjut pertanian adalah suatu kegiatan

individu mengelola alam untuk memperoleh hasil-hasil tanaman maupun hewan

tanpa mengakibatkan kerusakan alam. Petani sendiri merupakan individu yang

melakukan kegiatan bercocok tanam atau memelihara ternak dari lahan pertanian

untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut. Banyak fungsi alih lahan

pertanian ke non pertanian ini mempengaruhi bagi kesejahteraan hidup petani

(mediaruang.com,2016).

Santosa dkk. (2011) alih fungsi lahan sangat sulit dihentikan, bahkan

cenderung meningkat dengan luas yang semakin banyak, dan ini sangat

berpengaruh pada ketahanan pangan.Pada kenyataan konversi lahan pertanian ke

non pertanian mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian yang menjadi

kebutuhan pokok petani untuk melakukan pekerjaan sehingga petani sulit

mencapai kepuasan hidup yang dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup nya.

Berdasarkan hasil wawancara dilapangan didapatkan tentang keluhan petani

dilahan industri dengan informan P (L/50) menyampaikan bahwa sekarang ini

banyak lahan persawahan yang telah beralih fungsi menjadi non pertanian

(industri), dalam hal ini memunculkan dampak negatif diantara nya

menyempitnya saluran irigasi dan kurang lancarnya pasukan air disebabkan

karena terhalang bangunan-banguan industri, sehingga banyak petani yang

membuat sumur dan memompa dengan mesin disel, namun disisi lain pada sumur

yang dibuat petani terkadang tidak mengeluarkan air dikarenakan sumber air

kalah dengan milik pabrik – pabrik sekitar. Kurangnya regenerasi petani karena

banyak anak muda maupun anak petani sendiri yang lebih memilih bekerja

disektor industri, hal ini mengakibatkan sulit mencari buruh tani dan biaya yang

tinggi bagi buruh tani, kemudian informan HS (L/63) menyampaikan penerangan

Page 8: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

4

lampu dari industri dapat mengundang hama wereng, serta disekitar pabrik

menjadi sarang tikus. Kurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani

mengenai persoalan pengelolaan limbah indutri,dengan masuknya limbah- limbah

industri ke lahan pertanian nya mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanaman.

Dampak dari alih fungsi lahan persawahan membuat petani kehilangan

pendapatan dari berusaha tani Afandi (2011).

Kehidupan yang bahagia, sejahtera serta terbebas dari kecemasan atau stres

merupakan keinginan setiap individu. Bukan hal yang mustahil apabila kita

menemui individu yang dapat menghargai dan memanfaatkan kehidupannya lebih

baik dengan berbagai cara, (kompasiana.com,2017). Sehingga individu tersebut

memiliki kepuasan hidup serta kesehatan mental yang baik).Individu yang mampu

mengevaluasi kehidupannya dengan positif dan memiliki kepuasan hidup yang

tinggi dapat dikatakan kesejahteraan subjektifnya baik (Miranda dan Amma,

2017). Gambaran kesejahteraan subjektifpada individu mengarah pada kepuasan

hidup, pengalaman menyenangkan, merasakan emosi yang positif seperti halnya

gembira, kasih sayang serta rendahnya emosi negatif seperti hal nya kesedihan

dan amarah (Ulfah & Mulyana, 2014). Kepuasan hidup merupakan kepuasan

individu yang sifatnya menyeluruh dan sangat mendasar, serta subjektif ,pada

bagaimana individu tersebut memandang dirinya dan kehidupannya. Hal ini

terkait pada perasaan sejahtera secara personal (Santrock, 2004)

Diener (2005) menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif (subjective well-

being) mengacu pada tipe evaluasi, kognisi dan afeksi pada individu terhadap

kehidupannya, terdapat evaluasi secara kognitif yang dibuat individu pada

kehidupannya seperti ketertarikan dan minat, kepuasan dalam bekerja, kemudian

pada evaluasi afektif yaitu reaksi afeksi terhadap pengalaman hidup,kebahagian

dan kesedihan. Menurut Diener ( 2005) Terdapat dua teori yang digunakan dalam

kesejahteraan subjektif ( subjective well being ) yaitu :

Teori ini memandang bahwa kebahagian dan kepuasaan hidup yang

dirasakan serta dialami individu tergantung dari kebahagian kecil dan peristiwa –

peristiwa bahagia. Secara khusus kesejahteraan subjektif adalah kumpulan

pengalaman – pengalaman positif yang terjadi dalam kehidupan seseorang.

Page 9: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

5

Semakin banyak peristiwa yang menyenangkan yang dialami , maka semakin

bahagia dan puas individu tersebut. Dalam meningkatkan kesejahteraan subjektif.

Pada teori ini beranggapan dengan perlunya mengunakan lingkungan serta situasi

yang akan mempengaruhi pengalaman seseorang misalnya : pekerjaaan yang

menyenangkan dan memadai, lingkungan yang nyaman baik rumah atau sosial

maupun lingkungan pekerjaan serta pendapatan atau gaji yang memadai.

Kesejahteraan subjektif pada individu tergantung pada bagaimana cara

individu dalam mengevaluasi serta menginterprestasi pada suatu peristiwa atau

kejadian dengan persepsi atau sudut pandang yang positif. Dalam sudut pandang

teori ini beranggapan bahwa, individu itu sendiri yang menentukan suatu

peristiwa yang dialami dapat membuat kesejahteraan psikologis bagi diri individu

tersebut. Kesejahteraan subjektif ialah sudut pandang individu terhadap keadaan

kehidupan yang terdiri dari evaluasi kognitif dan afektif dengan menilai tentang

keadaan kehidupan apakah individu tersebut dapat merasa telah memenuhi

kepuasan hidup. Dalam hal ini setiap individu memiliki cara yang berbeda – beda

dalam mengevaluasi kesejahteraan subjektif.

Menurut Diener ( 2009) ada dua aspek dalam kesejahteraan subjektif, yang

pertama aspek kognitif yaitu evaluasi yang dilakukan individu pada kepuasan

hidup. Aspek afektif yaitu cara individu dalam merefleksikan suatu pengalaman

yang dialami dikehidupan nya. Terdapat juga faktor – faktor yang mempengaruhi

antara lain : faktor harga diri,faktor arti kontrol kesadaran,faktor ekstrovet,faktor

optimis dan faktor hubungan positif.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis ingin memahami dan

mengetahui bagaimana kesejahteraan subjektif yang dimiliki petani dilahan

industri ? maka dari itu penulis ingin mengambil judul “kesejahteraan subjektif

pada petani dilahan industri”

2. METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

fenomologi. Peneltian kualitatif ialah penelitian dengan menggunakan pendektan

kualitatif. penelitian kualitatif ialah suatu penelitian yang bertujuan dengan

maksud untuk memahami kejadian atau fenomena apa tentang yang dialami oleh

Page 10: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

6

subjek dalam penelitian sebagai contoh : kesejahteraan,motivasi,persepsi atau

perilaku dan tindakan lain sebagainya dengan secara holistik sera menggunakan

cara mendeskrisikan dalam bentuk kata-kata serta bahasa,pada suatu konteks

terkhusus secara alamiah menggunakan beraneka metode alamiah. Sebelum nya

peneliti mempersiapkan prosedur prosedur penelitian, yaitu : 1. Peneliti

melakukan orientasi lapangan. 2. Peneliti melakukan penyusunan panduan

wawancara. 3. Peneliti mencari dan mengambil dan mengumpulkan data 4.

Peneliti melakukan analisis data. Informan dalam penelitian ini diambil secara

purposive sampling yaitu informan ini dipilih melalui kriteria yang telah

ditentukan sebelumnya,informan dalam penelitian ini ialah petani yang memiliki

lahan berada dikawasan industri dan berdomisili didesa yang dijadikan tempat

peneliti. Peneltian ini melibatkan lima orang petani yang masih aktif dalam

melakukan aktifitas bekerja. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara.

Tabel 1. Identitas informan

Tujuannya untuk memperoleh data secara langsung dari narasumber yang

terkait, teknik yang dilakukan dengan wawancara terstuktur dengan menyusun

panduan wawancara terlebih dahaulu. Panduan wawancara berdasarkan

pertanyaan penelitian dan landasan teori yang berupa kesejahteraan subjektif

panduan wawancara mengalami pengembangan dan penyempitan dikarenakan

menyesuaikan informasi dari informan, untuk mengkaji keabsahan data dalam

penelitian ini menggunkan metode member check dan melakukan cek ulang.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan analisis tematik.

No Nama Usia Lama

bekerja

Tingkat

pendidikan Status

1 H.S 63 tahun ± 35 tahun SR/SD Menikah

2 H 43 tahun ± 25 tahun SMA Menikah

3 D.M 31 tahun ± 15 tahun Diploma Menikah

4 B . S 42 tahun ± 25 tahun Diploma Menikah

5 P 50 tahun ± 30 tahun SMA Menikah

Page 11: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesejahteraan subjektif pada petani

dilahan industri. Disini ditunjukan 1. Evaluasi individu pada kepuasan hidup 2.

Penilaian individu pada situasi tertentu seperti pekerjaan,kesehatan,relasi sosial

dan lingkungan 3. Pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenankan

dalam hidup 4. Intensitas bekerja petani dilahan industri.

Pada evaluasi terhadap kepuasan hidup, selama bekerja menjadi petani,

semua informan merasakan kepuasan dengan hasil pendapatan dapat mencukupi

kebutuhan keluarga dan sehari hari untuk kebutuhan masyarakat, pendidikan

anak, hal ini pendapat Linley dan Joseph ( 2004 ) menyatakan bahwa kebahagian

individu berasal dari pendapatan yang tinggi pekerjaannya, semakin tinggi tingkat

pendapatan maka individu tersebut merasa dihormati. Akan tetapi akhir ini petani

merasakan kurang puas terhadap pekerjaannya karena lingkungan kerja yang

kurang mendukung serta kurangnya dukungan pemerintah. Seperti yang

disampaikan oleh informan BS : Pengaruh pabrik terhadap petani saluran irigasi

menjadi kurang lancar, dangkal dan tata ruang pabrik yang tidak teratur

menbuat banjir. lingkungan sekitar pabrik menjadi sarang hama tikus serta

penerangan pabrik mengundang hama wereng.(W.BS.197-209).

Sehingga petani memiliki cara – cara yang efektif dalam mengatasi dalam

melakukan evaluasi kepuasan hidup, petani melakukan peningkatan ilmu

pertanian maupun mencari pekerjaan alternatif atau srabutandengan menjadi

tukang bangunan, keamanan proyek atau mencari lokasi tempat pertanian diluar

daerah, seperti yang disampaikan oleh informan DM : Petani mencari pekerjaan

sampingan karena tidak panen untuk menutup kebutuhan sehari hari.(W.DM.392-

397). Hal ini dilakukan untuk mengatasi menganggur sambil menunggu musim

tanam, hal ini disebabkan kurang lebih dua musim tanam petani tidak

menggerjakan lahan sawahnya, hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Linley

dan Joseph ( 2004 ) individu yang mengatakan bahwa menjadi pengangguran

bukanlah harapan yang diinginkan serta menjadi pengangguran bukan hal yang

dapat membahagiakan dalam kehidupan.

Page 12: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

8

Para petani tetap melakukan pekerjaan nya sebagai petani karena petani

merupakan merupakan pekerjaan yang mulia serta pahlawan dan tulang negara

sebagai penghasil makanan masyarakat, sehingga petani melakukan pekerjaanya

dengan kebebasan,hal tersebut yang membuat petani menjadi bangga, seperti yang

disampaikan informan BS : pekerjaan yang mulia, dan tidak tergantung atau

merugikan orang lain serta membantu program pemerintah untuk swasembada

pangan dan membuka pekerjaan untuk buruh tani.(W.BS.85-92).

Rutinitas melakukan pekerjaan menjadikan badan petani menjadi bugar dan

sehat, seperti yang diampiakan oleh informan H : Dengan rutinitas bekerja subjek

merasa sehat serta informan selalu menjaga kesehatan W.H.101-106.). Pendapat

Astuti (2016) dalam penelitian nya Kebanggan petani sejalan dengan sikap positif

atas perasaan yang menganggap petani pekerjaan yang mulia, pekerjaan petani

membuat individu tetap melakoni pekerjaan meskipun ada pekerjaan lain, seperti

yang diampaikan oleh informan.

Dukungan dan hubungan yang positif dengan orang – orang terdekat

munumbuhkan motivasi kerja pada petani sepeerti yang disampaikan Haryanti &

Putri ( 2015 ) menyatakan dukungan sosial keluarga merupakan kepedulian ,

pertolongan atau perhatian yang diberikan oleh kelurga pada individu dalam

bentuk dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Seperti

yang disampaikan oleh informan HS : Bekerja sebagai petani didukung keluarga

dengan istrinya mengikuti jejak nya. (W.HS.91-93)

Petani dilahan industri dalam bekerja sangatlah membutuhkan kondisi

lingkungan yang nyaman ,akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan para petani

dilahan industri ,kurangnya sarana dan prasara serta lingkungan yang kurang

mendukung,serta generasi penerus sudah mulai berkurang seperti yang

disampaikan Yusriyadi ( 2003) sulit mencari tenaga kerja bidang pertanian

ditempat tinggal, dikarenakan generasi muda tidak tertarik menjadi petani, karena

pekerjaan yang kotor dan berat serta kurang bergengsi, pendapatan semakin

merosot karena tinggi biaya produksi serta harga jual yang relatif murah serta

pembagunan industri membuat tidak berfungsinya saluran irigasi, seperti yang

disampaikan Irawan (2005) dalam penelitiannya dengan adanya alih fungsi

Page 13: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

9

lahan,akan menghilangkan pendapatan para petani, baik petani pemilik, penyewa,

penggarap maupun buruh tani yang menggantungkan hidupnya dari usaha tani

seperti informan P : Lahan pertanian berkurang mempengaruhi hasil pendapatan

petani (W.P.170-173).

Serangan hama kemudian menimbulkan kegagalan dalam panen atau

menurunya harga gabah sehinga membuat tidak tercapainya cita – cita petani

yaitu hasil panen bagus dan harga gabah tinggi hal ini membuat afek negatif pada

diri petani seperti yang disampaikan Diener ( 2009) salah satu aspek subjective

well being evaluasi afek negatif adalah individu dapat mempresentasikan mood

dan emosi yang tidak menyenangkan serta merefleksikan respon negatif pada

individu terhadap hidup, kesehatan dan peristiwa yang dialami, akan tetapi

muncul sisi positif pada petani, mereka berusaha dengan maksimal dan berinovasi

dalam pemberantasan hama, dan selalu berpikir positif sehingga timbul afek

positif pada diri petani membuat petani dapat menentukan tujuan dan harapan

hidup untuk lebih sejahtera, hal ini didukung dengan Diener dkk ( 2009 ) kontrol

diri merupakan keyakinan individu dapat menghasilkan hal bagus secara

maksimal dan meminimalkan yang jelek, dengan keyakinan individu dapat

mempengaruhi peristiwa yang telah terjadi dalam hidup,menghadapi konsekuensi

dan menginprestasikan hasil pilihan, kontrol diri ini membantu individu

mewujudkan harapan apa yang diinginkan sehingga membawa kepuasan dan

kebahagian. Seperti yang disampaikan oleh informan BS : Berusaha dengan

maksimal dan intopeksi diri untuk mengatasi pengalamn tidak menyenagkan dan

berserah kepada tuhan serta mensyukuri atas nikmat yang diberikan.(W.BS.331-

343)

Sikap menerima dan bersyukur hasil yang diberikan tuhan membuat petani

tetap bersujud menjalankan ibadah tepat waktu, hal ini menunjukan sikap relegius

pada petani seperti ysng disampaikan oleh informan DM ibadah tepat waktu

membuat bahagia (W.DM.192-194),hal ini sesuai pendapat Ryff dan keyes (

2005) religiusitas berpengaruh pada kepuasan dan kebahagian yang tinggi pada

individu, dengan religius individu mengalami dampak negatif dan peristiwa

traumatis yang lebih rendah.

Page 14: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

10

4. PENUTUP

Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan informan memiliki perasaan

kepuasan yang berbeda beda dalam bekerja sebagai petani, serta terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi dalam bekerja

Petani pada tahap kognitif yang merupakan penilaian individu pada

pekerjaan,petani menilai bahwa meraka pahlawan pangan dan tulang punggung

negara sebagai penghasil pangan masyarakat. Dukungan keluarga dan hubungan

yang positif dengan rekan kerja membuat petani tetapa menjalani pekerjaan

sehingga petani memiliki sikap mandiri karena petani merupakan pekerjaan yang

tidak terpaut aturan dan waktu sehingga petani tetap melakukan pekerjaan nya

Pengaruh industri terhadap pekerjaan meyebabkan lingkungan kerja yang

tidak nyaman, serangan hama dan sarana prasarana tidak mendukung, kesehatan

yang menurun membuat petani menjadi kurang puas dalam bekerja akan tetapi

petani mampu dalam mengatasi, sehingga petani tetap melakukan runititas

pekerjaan nya.

Pada aspek afektif positif yang merupakan cara individu dalam

merefleksikan perasaan positif sesuia pengalaman yang dialami, selama menjadi

petani hal yang membuat menyenangkan ialah pendapatan, dengan pendapatan

informan dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan sehari hari serta kebersamaan

keluarga sehingga membuat puas dan bahagia dalam bekerja, dengan adanyan

afeksi positif petani mampu berkembang secara masa depan dengan memiliki

harapan dan tujuan hidup serta sebagai petani harus kreatif dan inovatif hal ini

juga harus mendapatkan perhatian dari lingkungan seperti dukungan dan perhatian

dari berbagai pihak dan kemandirian dalam diri serta sikap relegiusitas yang

membuat rasa bersyukur dengan apa yang didapat.

Pada aspek afektif negatif yang merupakan pengalaman yang tidak

menyenangkan dan duka dalam kehidupan ,seperti hal nya ketika gagal panen dan

harga turun serta serangan hama,sarana prasana tidak mendukung dan dukungan

pemerintah, kurang komunikasi dan ibadah tidak tepat waktu membuat tidak

menyenanangkan sehingga muncul afeksi negatif pada informan yang menganggu

informan dalam bekerja sehingga membuat kepuasan menurun dan menyebabkan

Page 15: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

11

rendah nya kesejahteraan subjektif ( subjective well being ) mengalami penurunan,

namun informan memiliiki cara yang positif dalam mengatasi hal tersebut dengan

usaha dan doa yang dilakukan secara maksimal sehingga informan muncul

autonomi atau mampu menentukan arah dengan mandiri serta ketahanan dalam

menghadapi tekanan dan mengatur tingkah laku dan mengevaluasi diri dengan

standar personal.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (30 Juni 2016). "Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Industri Sama dengan

Menjajah Negeri Sendiri". Bandung: http://mediatataruang.com.

Afandi, Muhamad Nur. 2011. “Analisis Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Terhadap Ketahanan Pangan di Jawa Barat”. Jurnal Ilmu Administrasi. Vol.

VIII No.2Agustus 2011.

Astuti, N. B. (Maret 2016). SIKAP PETANI TERHADAP PROFESI PETANI:

UPAYA UNTUK MEMAHAMI PETANI MELALAUI PENDEKATAN

PSIKOLOGI SOSIAL( KASUS PETANI DIKECAMATAN PAUH KOTA

PADANG). AGRISEP , Vol 16 No.1 Hal: 59 – 66

Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013

(Pencacahan Lengkap). Laporan Hasil Sensus Pertanian. Jakarta:

Pengarang.

Diener, E. (2015). "The Science of Happiness and a Proposal for a National

Index". American Psychologist, 70(3), 234-242. DOI: 10.1037/a0038899

Fahrezhi, A. (17 Juni 2017). "Membangun Subjective,Psychologicaldan Spiritual

Well-Being Melalaui Pertunjukan Sendratari Kalijaga".

https://www.kompasiana.com.

Haryanti, R. R. (2015). HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

DAN KEPUASANKERJA DENGAN WORK-FAMILY CONFLICT

PADA ANGGOTAIKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA

(IWAPI) JAWATENGAH, . PSIKODIMENSIA , ISSN : 1411 - 6073

VOL.14/2. 55-73.

Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi Revisi. Bumi

Aksara: Jakarta

Hurlock, Elizabeth, B. 2000.Psikologi Perkembangan. Jakarta: ErlanggaIrawan,

Bambang. 2005. “Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola

Page 16: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PETANI DI LAHAN …eprints.ums.ac.id/72035/16/NASKAH PUBLIKASI.pdfKurangnya komunikasi dari pihak pabrik dengan petani mengenai persoalan pengelolaan limbah

12

Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan”. Forum Penelitian Agro Ekonomi.

Volume 23 No. 1, Juli 2005 : 1 – 18

Lennon, M.C. (1994). Women, work, and well-being: The importance of work

conditions. J Health and Social Behavior; 35: 235-247.

Linley, P.A & Joseph S.2004. Positive Psychology in Pratice.New Jersey : John

Wiley & Sons. Inc

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya.

Rathakrishnan B., B.N. (2017)). "Kesejahteraan Pengkultur Rumpai Laut di Pulau

Kerindingan, Semporna, Sabah: Satu Kajian Komprehesif". E-Bangi

Faculty of Social Scieness and Humanitis Journal of Social Sciences and

Humanities, Vol. 12, No. 2,061-073, ISSN: 1823-884x.

Ryff ,C.D (1995 ). Psychological well- being in adult life. Current Directions in

Psychological Science,57(6),99-104.

Santosa, I Gusti Ngurah; Gede Menaka Adnyana dan IKetut Kartha Dinata.

(2011). “Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Ketahanan Pangan

Beras”.

Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian : Urgensi dan Strategi

Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian.Bengkulu 7 Juli 2011. ISBN

978-602-19247-0-9

Santrock, J. W. (2004). Life span development (9th edition). New York: The Mc

Graw-Hill Companie

Wulandari, S. W. (Juni 2014). "Faktor-Faktor Kebahagiaan di Tempat Kerja".

Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1.

WWW.Prodeskel.binapemdes.kemandagri.go.id. Diakses hari Jum’at 15 maret

2019 jam 11.00 wib

Yusriyadi. 2010. Industrialisasi & Perubahan Fungsi Sosial Hak Milik Atas

Tanah, Yogyakarta: Genta Publishing