89
i KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN DI YOGYAKARTA (Studi Deskriptif Pada Postulan Mengikuti Kursus Bina Awal di Yogyakarta Tahun 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh: Berdinus Raja Najak NIM: 131114042 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

i

KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN

DI YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif Pada Postulan Mengikuti Kursus Bina Awal

di Yogyakarta Tahun 2016/2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Berdinus Raja Najak

NIM: 131114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

iv

Halaman Motto

Akulah yang bekerja, Tuhanlah yang menentukan

(Amsal, 19:21)

Rahasia untuk Maju adalah memulai

(Mark Twain)

Buatlah kesempatanmu! Hidup adalah sebuah kesempatan.

Seseorang yang melaju paling jauh pada umumnya adalah dia

yang Ingin dan berani melakukan sesuatu

(Dale Carnegia)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun dan membimbing langkah

hidupku

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Bapak ibu dosen Prodi Bimbingan dan Konseling

Keluarga: Bapak Bernardus dan Ibu Yosefina

Kongregasi Bruder-Bruder Santo Aloysius Gonzaga dari Semarang

Para Bruder CSA

Saudara-saudari terdekat yang selalu memberikan harapan dan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

Sahabat dan teman dekat BK angkatan 2013 yang saling mendukung,

memotivasi dan saling membantu satu sama lain selama ini

Dosen Pembimbing Tercinta (Dra. M. J. Retno Priyani. M. Si.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

vi

ABSTRAK

KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN

DI YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif Pada Postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta

Tahun 2016/2017)

Berdinus Raja Najak

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa banyak postulan

Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 mengalami kesulitan

penyesuaian hidup membiara dan mengetahui kesulitan-kesulitan penyesuaian

hidup membiara para postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun ajaran

2016/2017 berdasarkan analisis capaian skor item-item yang tinggi

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan

penelitian populasi. Subjek penelitian adalah para postulan Kursus Bina Awal di

Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 66 orang. Instrumen

penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup

membiara. Koefisien reliabilitas penelitian ini sangat tinggi karena menunjukkan

hasil perhitungan 0,94. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung

tertutup. Data dianalisis berdasarkan kriteria Arikunto, 2006. Pengelompokan

disusun berdasarkan distribusi normal dengan model pengelompokan jenjang

dengan tujuh jenjang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (28) postulan

Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 memiliki kesulitan

penyesuaian hidup membiara, sedangkan sisanya sebagian besar (6) postulan

Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 memiliki kesulitan

penyesuaian hidup membiara, setengah (22) postulan Kursus Bina Awal di

Yogyakarta tahun 2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup membiara,

kurang dari setengah (8) postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun

2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup membiara, dan sebagian kecil

(2) postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 memiliki

kesulitan penyesuaian hidup membiara. Berdasarkan analisis item-item tersebut,

kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sebagian besar postulan yaitu dalam aspek

psikologis, hidup bersama dan psiko-spiritual. Hal-hal yang berkaitan dengan

indikator spikologis yaitu bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan, hidup lepas

bebas dan pergaulan, indikator hidup bersama yaitu hidup bersama dengan orang

lain, mampu berkomunikasi dan adanya kesatuan budi dan hati, indikator psiko-

spiritual yaitu mampu mengelolah luka batin dan mampu menerima diri.

Kata Kunci: Penyesuaian, Postulan, Membiara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

vii

ABSTRACT

ADJUSTMENT DIFFICULTIES AMONG MONASTIC POSTULANTS

IN YOGYAKARTA

( Descriptive Study On Bina Awal Postulants Course in Yogyakarta

Year 2016/2017)

Berdinus Raja Najak

Sanata Dharma University

2017

This study aimed to describe how many postulants on Bina Awal

Postulants Course in Yogyakarta had difficulty adjusting to monastic life and to

know the difficulties of adjustment among monastic postulants on Bina Awal

Postulants Course in Yogyakarta year 2016/2017 based on analysis of the

achievements of items scores.

This study was a descriptive study. This study was a population study.

Subjects were postulants of Bina Awal Postulants Course in Yogyakarta

2016/2017, amounting to 66 people. The research instrument was a questionnaire

to reveal monastic adjustment difficulties. The coefficient of reliability was

significantly high because the research showed the calculation result of 0.94. The

type of questionnaire used is a direct enclosed questionnaire. The data were

analyzed based on the criteria of Arikunto, 2006. The grouping was based on

normal distribution model with seven-level grouping levels.

The results showed that more than half (28) postulants of Bina Awal

Postulants Course in Yogyakarta 2016/2017 had difficulty adjusting to monastic

life, while the rest (6) postulants had half of difficulties in adjusting to monastic,

(22) postulants Early Development Course in Yogyakarta in 2016/2017 had

difficulty adjusting monastic life, less than half (8) postulants Early Development

Course in Yogyakarta in 2016/2017 had difficulty adjusting monastic life, and a a

small number (2) of postulants of Bina Awal Postulants Course in Yogyakarta

2016/2017 had difficulty adjusting monastic life. Based on analysis of these items,

the difficulties experienced by the majority of postulants, namely the

psychological aspects, living together and psycho-spiritual. Things related to

psychological indicators were growing up within the calling accordingly and

living social life. Living together indicator such as living in a community,

communicating skill, and unity of virtue and mind. The indicator of psycho-

spiritual were ability to self-heal and self acceptance.

Keywords: Adjustment, Postulants, monastic.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis

berterima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu

meluangkan waktu dengan penuh sukacita, sabar dalam membimbing dan

mendampingi, dan memberikan motivasi selama penulisan skripsi.

4. Pak Sinurat, Pak Donal, Bu Retha, Bu Indah, Bu Hayu dan Pak Budi yang

telah membimbing peneliti selama masa studi di Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

5. Mas Moko yang telah sabar membantu peneliti selama mengurus

administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tua penulis tersayang Bapak Bernardus dan Ibu Yosefina

yang selalu setia dengan cinta dan kasih sayang memberikan motivasi,

nasihat, perhatian, kepercayaan, doa dan semuanya yang tak bisa peneliti

ungkapkan disini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Sr. Babtista, CB selaku Ketua Kursus Bina Awal Para Postulan di

Yogyakarta yang telah berkenan menerima dan memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian

8. Kongregasi Bruder-Bruder Santo Aloisius Gonzaga dari Semarang yang

telah memberikan kesempatan kepada saya untuk studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

xi

9. Para bruder CSA terutama komunitas postulan Kalasan, yang selalu setia

dengan cinta dan kasih sayang memberikan motivasi, nasihat, perhatian,

kepercayaan, doa dan semuanya yang tak bisa peneliti ungkapkan disini

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Para postulan Kursus Bina Awal Yogyakarta atas waktu dan kesediaannya

sebagai responden dalam pengumpulan data.

11. Sahabatku yang telah berjuang bersama Katerina Mangampang, Pretty

Klara Elizabeth Br Tarigan, Andrias Purwanto, Mersy Cahyati, Benedikta

Putri Indah Lestari, yang memberikan dukungan, bantuan dan semangat

selama menyelesaikan skripsi.

12. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma angkatan 2013, khususnya kelas B atas dukungannya

kepada peneliti selama proses menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman satu bimbingan yang berproses bersama selama

bimbingan/konsultasi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,

peneliti beraharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Peneliti

Berdinus Raja Najak

DAFTAR ISI

Halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

xii

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................iv

PERSEMBAHAN ..................................................................................................v

ABSTRAK .............................................................................................................vi

ABSTRACT ..........................................................................................................vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................viii

HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................x

DAFTAR ISI .........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................6

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................6

D. Rumusan Masalah .......................................................................................6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................7

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................7

G. Definisi Istilah .............................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Penyesuaian Diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

xiii

1. Definisi Penyesuaian Hidup Membiara.........................................10

2. Ciri-Ciri Penyesuaian Hidup Membiara ........................................11

3. Aspek-Apek Penyesuaian Hidup Membiara..................................13

B. Hidup Membiara........................................................................................27

C. Postulan Sebagai Masa Dewasa Awal.......................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..........................................................................................31

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian...........................................................................32

2. Waktu Penelitian ...........................................................................32

C. Subjek Penelitian .......................................................................................32

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................32

E. Keabsahan Data

1. Validitas ........................................................................................34

2. Reliabilitas ....................................................................................37

F. Teknik Analisis Data ................................................................................39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .........................................................................................41

B. Pembahasan ...............................................................................................47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................54

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................55

C. Saran ..........................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................57

DAFTAR TABEL

Halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

xiv

Tabel 1.1 Subjek Penelitian .............................................................................3

Tabel 3.1 Kriteria Reliabilitas ......................................................................39

Tabel 3.2 Kategorisasi Persentase..................................................................40

Tabel 4.1 Kategorisasi Kesulitan Penyesuaian Hidup Membiara Para

Postulan Kursus Bina Awal Di Yogyakarta...................................41

Tabel 4.2 Item-Item Kesulitan Penyesuaian Hidup Membiara Para Postulan

Kursus Bina Awal di Yogyakarta yang Mendapat Skor Tinggi.....44

Tabel 4.3 Nomor Item yang Memiliki Skor Tinggi …...................................46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penyesuaian Dalam Hidup Membiara..........................59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

xv

Lampiran 2 Imput Data Awal............................................................................63

Lampiran 3 Hasil Hitung Validitas Item Dengan SKALO................................65

Lampiran 4 Hasil Hitung Reliabilitas Dengan KR 20.......................................67

Lampiran 5 Kisi-Kisi Kuesioner Penyesuaian Hidup Membiara......................69

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian........................................................................74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki peran sebagai makluk sosial di dalam kehidupan ini.

Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial, apabila terdapat interaksi sosial

dalam hubungannya dengan makhluk lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial

selalu berinteraksi dengan sesama dan lingkungan untuk memenuhi berbagai

kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain,

manusia perlu adanya keselarasan di antara manusia itu sendiri yang melakukan

menyesuaian.

Munculnya berbagai perilaku personal selalu berkaitan dengan

penyesuaian dalamn hidup membiara. Louisie (1989) penyesuaiana hidup

membiara merupakan suatu panggilan mendapat jawaban yang semakin jelas

melalui proses penuh pergulatan dalam hidup bersama, dalam menghayati kaul-

kaul, dalam karya kerasulan, serta dalam upaya terus-menerus mengelolah diri.

Louisie (1989) memberikan batasan penyesuaian dalam hidup membiara sebagai

proses yang melibatkan mental perilaku manusia yang bertujuan untuk mengatasi

pelbagai macam dorongan dari dalam diri untuk menghadapi tuntutan lingkungan.

Menurut Jacobs (1987) konsep penyesuaian hidup membiara sebagai

interaksi seseorang yang terus-menerus dengan dirinya sendiri, orang lain, dan

dengan komunitasnya (kongregasi). Jacobs menegaskan bahwa penyesuaian hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

2

membiara itu berkaitan erat dengan hidup bersama, penghayatan ketiga kaul

(kemurnian, kemiskinan dan ketaatan), hidup doa dan aturan yang berlaku.

Seseorang dituntut agar mampu hidup sesuai dengan aturan-aturan dalam

komunitas, hidup bersama dan mampu menghayati kaul dan doa menjadi

kekuatan dalam hidupnya.

Berdasarkan definsisi di atas dapat di simpulkan bahwa penyesuaian hidup

membiara merupakan kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan diri,

orang lain maupun lingkungan agar tercapai tujuan yang diharapkan yaitu mampu

hidup bersama, menghayati kaul, doa menjadi spirit hidup dan mampu mengikuti

aturan yang berlaku. Orang yang mampu menyesuaikan dalam hidup membiara

dengan baik ketika ia mampu hidup bersama, menghayati kaul, memiliki hidup

rohani yang baik dan mengikuti aturan yang berlaku. Oleh karena itu penyesuaian

hidup membiara sangatlah penting bagi manusia, khususnya bagi para postulan

Kursus Bina Awal (KUBINA) di Yogyakarta.

Perlu dipahami bahwa postulan itu merupakan masa peralihan dan

perkenalan bagi calon religius agar dapat berorientasi dan mengenal kehidupan

membiara, khususnya kongregasi yang dipilih. Pada masa postulan ini, mereka

diharapkan mampu mengenal dirinya, menjadi pribadi yang dewasa,

mengembangkan nilai-nilai kepribadian, khususnya kemampuan untuk mengolah

hidup, mengarahkan emosi dan mengintegrasikan hidup rasa-perasaan yang masih

liar agar dapat memperoleh kebebasan sejati dalam diri sendiri, orang lain dan

Tuhan. Mereka juga diharapkan hidupnya benar-benar merupakan pilihan bebas

dari jawaban iman. Pada masa ini, mereka juga belajar mengenai hidup rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

3

agar benar-benar masuk dalam irama doa pribadi, doa bersama dan mereka juga

belajar tentang bagimana hidup sebagai seorang religius yang baik dan ajaran-

ajaran Gereja terlebin kharisma dan spiritualitas kongregasi yang dipilih

(Prasetyo, 1992).

Kursus Bina Awal (KUBINA) merupakan sebuah wadah pembelajaran

bersama untuk para calon religius kaum biarawan-biarawati yang terdiri dari

beberapa kongregasi atau tarekat. Kongregasi/tarekat yang tergabung dalam

Kursus Bina Awal (KUBINA) adalah CSA, MASF, OFM, OP, CB, PMY, SCD,

ADM, SX, RGS, PBHK, BM, FC, MTB, FJD, DAN PPYK. Kursus Bina Awal

dilaksanakan di Kampus Ilmu Pendidikan Agama Khatolik (IPAK) Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Perkuliahan/kursus bersama dilaksanakan selama

satu tahun (dua semester) dan perkuliahan/kursus dilaksanakan dua kali seminggu

yaitu hari Selasa dan hari Rabu.

Berdasarkan wawancara dari ketua dan para pendamping postulan Kursus

Bina Awal, data anggota Kursus Bina Awala (KUBINA) 3 tahun tahun terakhir

adalah

Tabel 1.1. Subjek Penelitian

No Angkatan / Tahun Masuk Keluar/Persentase

1 2013/2014 75 orang 8

2 2014/2015 75 orang 9

3 2015/2016 76 orang 13

4 2016/2017 87 orang 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

4

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa panggilan hidup membiara

dapat dikatakan semakin menurun. Pada tahap pembinaan awal yaitu masa

postulan, banyak jumlah calon religius, tetapi ketika di pertengahan, satu demi

satu calon mengundurkan diri. Hal ini terjadi hampir di semua kongregasi.

Kongregasi adalah perkumpulan para biarawan, biarawati, rohaniwan, atau

rohaniwati khatolik dari satu kesatuan khusus. Berdasarkan hasil wawancara

beberapa calon religius biarawan-biarawati yang mengundurkan diri dari hidup

membiara, kebanyakan mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan

penyesuaian dengan lingkungan atau komunitas (biara), seperti perbedaan

budaya, bahasa, rutinitas, kebiasaan dan peraturan-peraturan yang berlaku serta

merasa program pendampingan kurang menarik (tidak relevan).

Adapun hasil sharing dan wawancara dengan beberapa pendamping

postulan, masalah-masalah yang dihadapi oleh para postulan antara lain kurang

mampu hidup bersama, sering menyendiri, tidak mengikuti kegiatan komunitas

seperti rekreasi bersama, makan bersama, doa bersama, tidak mau bekerja

(mengepel, membersihkan toilet, memasak, mencuci, bercocok tanam, berbelanja

untuk kebutuhan komunitas, memberi makan ternak dll), sulit bangun pagi

sehingga tidak mengikuti doa pagi bersama, meditasi, ibadat dan ekaristi

bersama), tidak mampu melepaskan harta miliknya (hidup sederhana) seperti alat

komunikasi dan media sosial. Sering secara diam-diam paar postulan keluar dari

komunitas untuk mengakses internet (warnet) serta menolak jika mengungkit-

ungkit pengalaman sama lalu yang menyakitkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

5

Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

penyesuain dalam hidup membiara calon religus sangat mempengaruhi seorang

invidu untuk bertahan. Lingkungan baru bagi beberapa orang merupakan sebuah

rangsangan terjadinya kesulitan penyesuaian dalam hidup membiara. Begitu juga

dengan para calon religius (postulan) yang mengalami kecemasan, kekawatiran di

dalam lingkuangan baru (di biara) yang sangat berbeda dengan lingkungan

rumahnya/tempat tinggalnya. Ada juga calon religius (postulan) yang tidak

membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri ketika berada di biara atau

komunitas.

Menjadi seorang religius harus mampu menyesuaikan dalam hidup

membiara teruatama penghayatan ketiga kaul yaitu kaul kemiskinan, ketaatan dan

kemurnian. Menjadi seorang religius itu harus merupakan pilihan bebas atau

sendiri, harus mengikuti test seleksi dan harus memenuhi syarat yang ditentukan

oleh kongregasi. Seorang religius juga harus bisa hidup bersama, bisa

berkarya/bekerja dan bisa berdoa. Ada Indikasi bahwa kesulitan penyesusain

dalam hidup membiara di atas juga ikut mempengaruhi seseorang untuk tidak

bertahan dalam hidup membiara. Setiap kongregasi atau komunitas memiliki

aturan, karakter, semangat atau spiritualitas dan kekhasan berbeda-beda. Sebagai

calon religius dituntut agar mampu menyesuaikan dengan berbagai kehidupan di

biara. Ada sebagian calon religius yang sulit menyesuaikan dalam hidup

membiara dan ada juga yang mudah menyesuaikan dengan berbagai kehidupan di

biara/komunitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

6

Berdasarkan keadaan dan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian dengan mengangkat judul “Kesulitan Penyesuaian

Hidup Membiara Para Postulan Di Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, upaya untuk

meningkatkan penyesuaian diri para calon religius, dapat diidentifikasi

berbagai masalah sebagai berikut:

1. Persentase postulan yang mengundurkan diri dari hidup membiara cukup

signifikan

2. Menurunnya minat hidup membiara

3. Beberapa postulan mengundurkan diri dengan rasa kecewa

4. Terjadi konflik diantara anggota sekomunitas

5. Postulan merasa kurang mendapatkan pendampingan

6. Postulan mengalami kesulitan penyesuaian diri dalam hidup membiara

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian di arahkan untuk mengetahui

kesulitan penyesuaian dalam hidup membiara para postulan di Yogyakarta

tahun 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah

1. Seberapa banyak postulan yang mengalami kesulitan penyesuaian hidup

membiara Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

7

2. Apa kesulitan penyesuaian hidup membiara para postulan Kursus Bina

Awal di yogyakarta tahun 2016/2017 berdasarkan analisis item-item yang

tinggi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan seberapa banyak potulan yang mengalami kesulitan

penyesuaian hidup membiara Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun

2016/2017

2. Mengetahui apa saja kesulitan penyesuaian hidup membiara para

postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017

berdasarkan analisis item-tem yang tinggi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan membantu

dalam pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang ilmu Bimbingan dan

Konseling, Ilmu Teologi, Psikologi yaitu tentang penyesuaian dalam hidup

membiara para postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta 2016/2017.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para pendamping (Formator)

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengantisipasi, menyikapi

dan mampu memotivasi kaum biarawan-biarawati dalam kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

8

membiara dengan menyusun program pendampingan yang sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

b. Bagi anggota Kursus Bina Awal

Para anggota Kursus Bina Awal mampu menyesuaikan diri dengan

situasi dan keadaan di komunitas serta semakin termotivasi untuk tetap

setia menjalani panggilan hidup membiara serta kesulitan yang

dihadapi oleh mereka diketahui oleh pendamping.

G. Definisi Istilah

1. Penyesuaian Hidup Membiara merupakan kemampuan individu dalam

menghadapi tuntutan diri, orang lain maupun lingkungan agar tercapai

tujuan yang diharapkan yaitu mampu hidup bersama, menghayati kaul,

hidup rohani yang baik dan mampu mengikuti aturan yang belaku.

2. Hidup Membiara merupakan ungkapan hidup manusia, yang menyadari

bahwa hidupnya berada di tangan Tuhan dan membutuhkan penyerahan

diri yang total dan menyeluruh serta memungkinkan manusia untuk

mengembangkan diri dan pribadinya.

3. KUBINA (Kursus Bina Awal) merupakan sebuah wadah pembelajaran

bersama untuk para calon religius kaum biarawan-biarawati yang terdiri

dari beberapa kongregasi. KUBINA dilaksanakan di Kampus IV

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

9

4. Postulan merupakan masa peralihan dan perkenalan bagi calon religius

agar dapat berorientasi dan mengenal kehidupan membiara, khususnya

kongregasi yang dipilih. Pada masa postulan ini, mereka diharapkan

mampu mengenal dirinya, menjadi pribadi yang dewasa, mengembangkan

nilai-nilai kepribadian, khususnya kemampuan untuk mengolah hidup,

mengarahkan emosi dan mengintegrasikan hidup rasa-perasaan yang

masih liar agar dapat memperoleh kebebasan sejati dalam diri sendiri,

orang lain dan Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan postulan sebagai masa dewasa awal, hakekat

penyesuaian hidup membiara, Hidup membiara dan penyesuaian Hidup

Membiara. Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan secara singkat, padat dan

jelas.

A. Hakikat Penyesuaian Hidup Membiara

1. Definisi Penyesuaian Hidup Membiara

Menurut Louisie (1989) penyesuaiana hidup merupakan suatu

panggilan mendapat jawaban yang semakin jelas melalui proses penuh

pergulatan dalam hidup bersama, dalam menghayati kaul-kaul, dalam

karya kerasulan, serta dalam upaya terus-menerus mengelolah diri sesuai

dengan semangat kongregasi. Louisie (1989) memberikan batasan

penyesuaian dalam hidup membiara sebagai proses yang melibatkan

mental perilaku manusia yang bertujuan untuk mengatasi pelbagai macam

dorongan dari dalam diri untuk menghadapi tuntutan lingkungan atau

kongregasi.

Senada dengan Louisie, Jacobs (1987) mendefinisikan penyesuaian

dalam hidup membiara sebagai interaksi seseorang yang terus-menerus

dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dengan komunitasnya (kongregasi).

Jacobs menegskan bahwa penyesuaian hidup membiara itu berkaitan erat

dengan hidup bersama, penghayatan ketiga kaul (kemurnian, kemiskinan

dan ketaatan) dan aturan yang berlaku. Seseorang dituntut agar mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

11

hidup sesuai dengan aturan-aturan dalam komunitas, hidup bersama dan

mampu menghayati kaul.

Berdasarkan definsisi di atas dapat di simpulkan bahwa

penyesuaian hidup membiara merupakan kemampuan individu dalam

menghadapi tuntutan diri, orang lain maupun lingkungan agar tercapai

tujuan yang diharapkan yaitu mampu hidup bersama, menghayati kaul,

hidup rohani yang baik dan mampu mengikuti aturan yang belaku. Orang

yang mampu menyesuaikan dalam hidup membiara dengan baik ketika ia

mampu hidup bersama, menghayati kaul dan mengikuti aturan yang

berlaku.

2. Ciri-ciri Penyesuaian Hidup Membiara

Menurut Prasetya (1992) mengungkapkan bahwa ciri-ciri

penyesuaian hidup membiara yang baik sebagai berikut:

a. Kemampuan menerima kenyataan

Seseorang dikatakan termasuk dewasa apabila ia terbuka untuk

mengetahui dan menerima dirinya dan orang lain. Ia termasuk

orang yang memiliki integrasi pribadi. Orang yang mampu

menerima kenyataan antara lain ia tidak menyangkal dan

menyembunyikan kelemahannya sendiri dan kelemahan orang lain

tetapi dapat memahami dan menerimanya. Ia juga mampu

membedakan antara semangat, cita-cita, dan spiritualitas oarng

tertentu dan kemampuan real untuk mewujudkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

12

b. Memiliki cinta yang tidak egois

Cinta yang tidak egois adalah cinta yang melampaui personalisme

dan tidak menuntut apa-apa bagi diri sendiri (tanpa pamrih). Oleh

karena itu, orang yang memilikinya tidak akan mudah frustrasi jika

cintanya tidak dihargai, diterima, tidak terbalaskan, tidak

mendatangkan kepuasan hati. Cinta tanpa pamrih selalu

menomorsatukan nilai cinta Kristus dan cinta ini bukanlah semata-

mata digerakan oleh dorongan spikologis.

c. Sikap realistis

Sikap realistis yang dimaksud adalah berhubungan dengan

pelaksanaan nilai dan sikap hidup panggilan. Orang yang

memilikinya akan tahu bagaimana membedakan mana yang hakiki

dan tidak, mana fakta dan prinsip, ia juga tahu kapan harus

berbicara dan kapan harus diam.

d. Mampu mempercayai orang lain

Mampu mempercayai orang lain merupakan sikap dasar yang

muncul dari kepercayaan terhadapo diri sendiri. Orang karena itu,

orang semacam ini akan mampu hidup bersama tanpa kegelisahan

dan tanpa kekerasan, kemarahan yang tidak perlu, apalagi

kekejaman. Dengan demikmian ia pun akan merasa bebas untuk

memberi dan menerima dari hidup bersama yang makin

mamperkaya kepribadiannya sendiri. Ia tidak mendominasi palagi

merendahkan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

13

e. Memiliki kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri

Orang yang percaya diri tidak hanya dalam hal-hal yang telah

dialami tetapi juga hal-hal yang masih diusahakannya. Jika ia

mengalmi kegagalan ia tetap memiliki semangat pembaharuan

terus-menerus sebelum persoalan baru datang lagi. Ia akan selalu

siap meperbaiki diri, bangkit lagi untuk memperbaharui dirinya

sejauh mungkin atas dasar rahmat dan kemampuan dirinya.

f. Relasi sosial yang berciri dependibility

Orang yang memiliki sikap dependibility adalah orang yang

memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan, mampu

bertanggungjawab, mampu menyesuaikan diri dengan orang lain

tanpa merasa terancam, dan memiliki kepekaan untuk menentukan

diri atas dasar pertimbangan objektif tentang dirinya sendiri dan

orang lain.

3. Aspek-Aspek Penyesuaian Hidup Membiara

Menurut Prasetya (1992) mengungkapkan bahwa penyesuaian

hidup membiara yang baik meliputi beberapa aspek sebagai berikut:

a. Kebutuhan psikologis

1) Bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan

Jika seseorang belum bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan dan

masih berorientasi pada kesenangan duniawi maka, akan

berpengaruh dalam kehidupan membiaranya. Pengaruh tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

14

tampak dalam kesulitan untuk membatinkan nilai panggilan, dalam

hidup bersama, hidup karya kerasulan atau pekerjaannya. Orang

yang mampu bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan adalah orang

yang bersikap dewasa dalam segala hal, peka terhadap situasi, tahu

menempatkan diri seperti: mengikuti doa bersama di komunitas,

selalu membuat refleksi setiap hari, dan menjaga keheningan dan

ketenangan. Sedangkan orang yang belum menghidupi dan

menumbuhkan nilai-nilai panggilan adalah mencari kesempatan

untuk menonjolkan diri, menyukai suasana yang meriah/ramai, ia

selalu bercanda terus-menerus tanap melihat situasi, suka mengatur

orang lain. Contoh: Hidup di dalam biara ada aturan yang harus

ditaati. Salah satu aturan adalah pukul 18:00 adalah waktunya

hening dan tidak boleh ribut, tetapi pada saat jam hening tersebut ia

selalu ribut, berbicara yang keras, tertawa terbahak-bahak. Intinya

bahwa ia membuat keributan dan tidak manjaga heningan pada saat

jam hening yang telah ditentukan bersama. Menjadi seorang yang

memilih hidup dalam biara harus mampu menghidupi dan

menumbuhkan nilai-nilai panggilan di dalam hidupnya dan mampu

menempatkan diri serta bersikap dewasa dalam segala hal. Orang

yang mampu menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang

yang mampu bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

15

2) Hidup lepas bebas

Orang yang mampu hidup lepas bebas adalah orang yang tidak

terikat pada seseorang maupun keluarga, mau melakukan apa saja

tanpa ada motif yang tersembunyi, mampu hidup sederhana atau

apa adanya, tidak ada beban dalam menjalani pilihan hidup saat ini.

Sedangkan orang yang tidak mampu hidup lepas bebas adalah

orang yang selalu gelisah, kurang mampu mengendalikan

dorongan perasaan. Contohnya: seseorang yang telah memutuskan

untuk hidup membiara (menjadi bruder atau suster atau frater),

tetapi ia masih sering memikirkan keluarganya. Ia masih sering

ingat keluarga dan tidak bisa tinggal jauh dari orang tua. Hal seperti

ini jika dibiarkan maka, hidupnya tidak akan tenang dan ada

indikasi tidak akan betah tinggal di dalam biara. Menjadi seorang

yang telah menentukan pilihan hidupnya saat ini harus mampu

melepaskan segala keterikatan baik itu dengan keluarga maupuan

harta benda. Orang yang mampu menyesuaikan dalam hidup

membiara adalah orang yang mampu hidup lepas bebas tanpa ada

ikatan dengan siapapun .

3) Kemampuan dalam pergaulan

Orang yang tidak memiliki kemampuan dalam bergaul dengan

orang lain maka, akan berdampak buruk dalam hidup dengan orang

lain. Pergaulan yang baik dengan orang lain akan membuat

seseorang merasa nyaman dan bahagia. Orang yang mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

16

bergaul dengan orang lain adalah selalu bersosialisasi dengan orang

lain tanpa membeda-bedakan. Sebaliknya orang yang kurang

mampu bergaul dengan orang lain akan sering mengurung diri,

menarik diri, tidak mau bergaul dengan siapa pun kecuali dengan

mereka yang menuruti kehendaknya, bergantung pada orang lain,

suka memanfaatkan orang lain demi kepentingan dirinya,

membangun hubungan yang eksklusif dengan seseorang. Contoh:

ketika rekreasi bersama, ia tidak mau ikut, dan orang lain selalu

bercanda, bercerita bersama, ia tidak mau bergabung dan sukanya

menyendiri. Orang yang mampu menyesuaikan dalam hidup

membiara adalah orang yang mampu bergaul dengan siapa saja

tanpa membeda-bedakan.

b. Hidup bersama

1) Hidup bersama dengan orang lain

Komunitas terdiri dari berbagi pribadi dan karakter baik itu

pemimpin maupun anggotanya. Mereka bersatu karena memiliki

tujuan yang sama. Di dalam hidup berkomunitas setiap anggota

dituntut untuk mampu menjalankan fungsi dan peran masing-

masing dengan sikap kedewasaan dan relasi yang baik antara

pemimpin dengan anggotanya. Perlu dipahami bahwa setiap

komunitas memiliki cara dan gaya hidup yang berbeda-beda.

Masing-masing anggota mempunyai cara berpikir, cara merasakan,

cara bertindak yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

17

hidup bersama perlu berhati-hati karena memungkinkan terjadi

konflik, beda pendapat, persepsi yang salah, saling mengkritik,

terjadi kesenjangan antara anggota satu dengan yang lain serta

kurangnya kehangatan dalam berelasi. Hal ini akan semakin parah

jika masing-masing anggota berjalan sendiri seturut keinginannya

sendiri. Hidup bersama yang baik adalah saling mendukung dan

melengkapi, menciptakan suasana yang harmonis, tidak ada

kesenjangan antara satu dengan yang lain, peka dan tanggap

terhadap kebutuhan orang lain. Contohnya: ada anggota yang

sedang sakit dan sangat membutuhkan bantuan orang lain. Sebagai

saudara di dalam satu komunitas, harus peka dan tanggap bahwa

saudaraku sedang sakit dan membutuhkan bantuan. Oleh karena

itu, saya harus membantu saudaraku. Orang yang mampu

menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang yang mampu

hidup bersama dengan orang lain.

2) Komunikasi

Komunikasi yang baik dan saling mendukung sangat dibutuhkan

dalam hidup bersama. Komunikasi dimanfatkan untuk kepentingan

bersama bukan untuk kepentingan pribadi. Dalam hidup bersama

tentunya membutuhkan relasi yang sehat dan tidak kaku serta tidak

hanya mengandalkan aturan ketat dan disiplin yang ditentukan

secara otoriter atau ditafsirkan secara sepihak oleh pemimpin

maupun seorang anggota saja. Di dalam kehidupan bersama perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

18

adanya komunikasi. Misalnya, jika ada informasi segera

disampaikan kepada anggota yang lain, menggunakan kata-kata

yang sifatnya mendukung, mengatakan apa adanya (jujur) dengan

anggota yang lain dan mengambil keputusan harus ada dialog atau

kesepakatan bersama. Contohnya: pemimpin membuat aturan baru

yaitu jika pada saat makan tidak boleh mengunakan alat

komunikasi. Aturan tersebut dibuat dan diputuskan sendiri oleh

pemimpin tanpa ada dialog dengan anggota yang lain. Meskipun

pemimpin mempunyai kekuasan atau hak, tetapi perlu adanya

dialog dan kesepatan bersama dengan anggota yang lain. Orang

yang mampu menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang

yang mampu mengkomunikasikan atau berkomunikasi dengan

semua anggota.

3) Kesatuan budi dan hati

Kesatuan persaudaraan dan jalinan cinta kasih dalam komunitas

merupakan tumpuan untuk bertumbuh dalam panggilan hidup

membiara. Dengan kesatuan persaudaran dan jalinan cinta kasih

akan membantu membentuk identitas pribadi dan perwujudan nilai.

Dengan adanya kesatuan budi dan hati maka ia akan saling

mendukung, saling menghargai, mendengarkan orang lain yang

sedang berbicara, tidak menang sendiri, saling menerima kelebihan

dan kekurangan, tidak terjadi ketegangan antar pemimpin dan

anggota dan anggota dengan anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

19

Jika semua ini dijalankan oleh setiap anngota komunitas, maka

kesatuan budi dan hati akan terasa dan terwujud. Dengan adanya

kesatuan budi dan hati maka akan tercipta keharmonisan, kerukunan

dan kedamaian di antara semua anggota komunitas. Contohnya: di

dalam komunitas jika salah satu anggota komunitas membutuhkan

bantuan (sedang mengalami masalah), maka anggota yang lain

membantu. Penyesuaian dalam hidup membiara yang baik adalah

adanya kesatuan budi dan hati antara pemimpin dengan anggota dan

anggota yang satu dengan yang lain.

c. Kebutuhan psiko-spiritual

1) Menerima dan mengolah luka batin

Dengan adanya pengolahan hidup, seseorang diajak untuk melihat

kembali perjalanan pengalaman hidupnya dan berusaha untuk

menerima dan mengolahnya. Pengalaman-pengalaman hidupnya baik

itu yang positif (hal yang menyenangkan) maupun pengalaman yang

negatif yang menyakitkan (luka batin). Pengalaman yang positif

dikembangkan sedangkan yang negatif diolah agar menjadi lebih baik

sehingga tidak menghambat proses perjalanan hidup membiaranya.

Cara pengolahannya dengan berefleksi dan bermeditasi. Orang yang

dikatakan mampu menerima dan mengolah luka batinnya apabila ia

bisa menerima dan berdamai dengan pengalaman masa lalu yang

menyakitkan, mau menggali masa lalunya yang menyakitkan, mau

merefleksikan dan bermeditasi tentang pengalaman masa lalunya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

20

menyakitkan serta mau menuliskan kembali pengalaman perjalanan

hidupnya. Contohnya: seseorang yang mengalami luka batin dengan

ayahnya sewaktu di SD karena sering dipukul. Pengalaman dipukul ini

membuat individu tersebut mengalami luka batin sehingga ia sangat

membenci ayahnya. Hal ini jika tidak diolah dengan baik maka ketika

masuk biara dan bertemu dengan sosok yang mirip dengan ayahnya, ia

akan merasa tidak nyaman, dan rasa benci itu akan muncul lagi.

Penyesuaikan dalam hidup membiara yang baik adalah orang yang

mampu menerima masa lalunya yang menyakitkan dan mau diolah.

2) Penerimaan diri

Proses penerimaan diri tidak selalu mudah. Olehh karena itu, salah

satu cara yang dilakukan agar bisa menerima dirinya adalah dengan

pembinaan. Tujuan pembinaan adalah untuk membuka kedok diri atau

sesuatu yang tersembunyi di dalam dirinya agar ia mampu

menerimanya sebagai kenyataan real dan perlu diolah selama masa

pembinaan. Orang yang mampu menerima dirinya adalah mau

menerima kekurangan dan kelebihannya, selalu bersyukur dengan apa

yang dimiliki, menghargai hasil karya sendiri, selalu percaya diri,

optimis dengan apa yang dimiliki dan dilakukan. Contohnya:

seseorang yang memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang kecil. Ia

menyadari bahwa ia memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang kecil dan

berbeda dengan teman-teman yang lain. Hal ini membuat dia menjadi

pribadi yang minder dan pesimis. Ia sering tidak berani tampil di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

21

depan umum, tidak mau bergaul dengan orang lain. Hal ini

dikarenakan ia belum mampu menerima dirinya bahwa ia memiliki

bentuk dan ukuran tubuh yang kecil. Pribadi seperti ini yang perlu

diolah dan dibantu agar ia mampu menerima dirinya dan menjadi

pribadi yang percaya diri dan optimis. Orang yang mampu

menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang yang mampu

menerima dan mensyukuri dirinya.

3) Mengubah diri

Orang yang mampu mengubah dirinya apabila ia mengenal kenyataan

dirinya saat ini dan mampu menerimanya. Tanda orang yang

mengalami perkembangan rohani dan semakin dewasa jika seseorang

mampu menerima kenyataan dirinya. Proses ini biasanya ditandai

dengan adanya pertobatan yang mendalam dan mewaspadai

kecendrungan emosional yang bertentangan dengan nilai-nilai

panggilan. Jika seseorang dikatakan mampu menerima dirinya ketika

ia mampu menerima masukan dan kritikan dari orang lain, memiliki

keinginan yang kuat untuk berubah, rajin berdoa, rajin berefleksi dan

mampu bersikap tegas terhadap godaan. Contohnya: seseorang

menyadari dirinya bahwa saat ini ia memiliki banyak kekurangan dan

kekurang itu sering menghambat dirinya seperti sulit bangun pagi.

Jika ia tidak mau mengubah dirinya, maka hal ini akan berdampak

negatif bagi dirinya maupun orang lain. Jika dalam proses perjalanan

mendapat bantuan dan bimbingan dari teman-temannya maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

22

pembimbingnya tetapi ia tidak memiliki keinginann untuk berubah,

maka apa yang dilakukan dan diusahakan oleh orang lain akan sia-sia.

Hal ini kan berdampak pada kehidupan membiaranya (hidup dalam

komunitas/biara). Orang yang mampu menyesuaikan dalam hidup

membiara adalah orang yang mau dan mampu mengubah dirinya.

d. Latar belakang yang berbeda

1) Hidup tekun (tidak bersarang dalam biara)

Orang-orang yang tidak dewasa dan tidak siap untuk membatinkan

serta menghayati nilai-nilai panggilan, secara diam-diam dan tanpa

disadari, hidupnya dipakai untuk mencari kesenangan dan kepuasan

saja. Mereka memiliki keinginan yang kuat tinggal di biara tetapi

hanya sekedar bersarang (numpang hidup). Oleh karena itu, mereka

tidak bertumbuh di dalam keutamaan-keutamaan hidup religius.

Mereka masih memiliki keinginan untuk menjadi iman, suster, bruder,

frater tetapi sekedar bersarang saja dan sama sekali tidak produktif

dan konsumtif. Apa yang dilakukan hanya menguntungkan diri

sendiri. Orientasi kegiatan yang dilakukan hanya untuk mencari

pemuasan diri. Misalnya: mencari kegiatan atau pekerjaan yang

sifatnya menguntungkan dirinya, mengikuti semua aturan untuk

mencari aman saja, menghindari hal-hal yang sifatnya berat dan rumit.

Contohnya: seseorang yang masuk biara karena ingin makan yang

enak. Ia merasa dan yakin bahwa menjadi bruder, suster, frater itu

makannya yang enak-enak dan terjamin hidupnya. Oleh karena itu ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

23

memutuskan untuk hidup membiara. Di dalam biara orientasi

utamanya hanya ingin makan enak dan tidak secara sungguh-sungguh

menghidupi dan mendalami nilai-nilai panggilan. Ia selalu mengikuti

semua kegiatan di komunitas tanpa mengalami kesulitan karena ia

mampu. Ia hanya mencari yang enak dan menyanangkan sedangkan

yang tidak menyenangkan ia akan menghindari. Orang yang mampu

menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang yang mampu

hidup tekun (tidak bersarang dalam biara).

2) Keyakinan yang kuat terhadap pilihan (bukan hidup dalam

kebingungan)

Menjadi Orang-orang yang mengalami kebingungan dan terombang

ambing oleh daya tarik di luar biara dan apa yang mereka pikirkan

sebelumnya tidak sesuai dengan kenyataan. Mereka mempunyai

kemampuan untuk melihat nilai yang baik, tetapi tidak memiliki

kemampuan untuk memilih dan menghayati. Di dalam

biara/komunitas, selalu mengalami kegelisahan dan kebingungan

terus-menerus dan memiliki dorongan ingin meninggalkan

biara/komunitas daripada menderita. Ia menyadari dan meyakini

bahwa di dalam biara/komunitas bukanlah tempat yang sesuai untuk

mengikuti Allah. Seseorang yang telah mengambil keputusan dan

pilihan dalam hidupnya harus bertanggungjawab dan bekomitmen

dengan keputusan dan pilihannya. Ia seharus yakin dan percaya akan

pilihan dan keputusannya saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

24

Contohnya: seseorang yang sebelum masuk biara/komunitas, ia

memiliki pandangan dan keyakinan bahwa menjadi seorang religius

itu tidak ada konflik, hidup yang tenang dan rukun, tetapi ketika telah

berada di dalam biara/komunitas, ia menemukan ada konflik. Ia

mengalami kegelisahan dan kebingungan yang berlebihan karena

tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Di dalam biara/komunitas

terjadi konflik dan kurang merasakan kedamaian, oleh karena itu ia

memutuskan untuk meninggalkan biara/komunitas. Orang yang

mampu menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang yang

memiliki keyakinan yang kuat terhadap pilihan (bukan hidup dalam

kebingungan).

3) Mengendalikan diri

Orang-orang yang tidak mampu mengendalikan diri karena kurang

mampu mengendalikan amarah. Kadang emosi membuat sesorang tak

terkendali. Amarah sebenarnya dikarenakan adanya pikiran negatif

terhadap sesuatu hal sehingga pikiran itu berkelanjutan dan membuat

orang kurang mampu mengendalikan dan mengontrol diri. Dalam

keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di

mana banyak hal yang membuat ingin marah dan berontak. Orang

yang tidak mampu mengendalikan diri adalah orang yang mudah

marah, mudah tersinggung, keras kepala, melakuakn kegiatan

melebihi batas waktu karena senang dan nyaman (lupa waktu),

mengucapkan atau menggunakan kata-kata yang tidak sopan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

25

kasar serta kadang menggunakan kekerasan fisik (kontak fisik). Orang

yang mampu menyesuaikan dalam hidup membiara adalah orang yang

mampu mengendalikan dirinya.

e. Pembimbing

1) Bersikap adil dan merata

Apabila terjadi perlakuan yang tidak adil dan merata antara

pembimbing dan anggota di dalam komunitas maka, akan

menimbulkan permasalahan antar anggota dengan pembimbing.

Seorang pembimbing harus mampu bersikap adil dan merata dengan

semua anggota di dalam komunitas. Dengan adanya sikap

pembimbing yang tidak adil dan merata, maka akan membuat anggota

tidak bertahan atau betah di dalam komunitas. Seorang pembimbing

yang baik apabila tidak ada perlakuan anak emas dan anak tiri di

dalam komunitas, memberi perhatian secara merata, membangun

relasi yang merata dengan semua anggota. Sebaliknya pembimbing

yang tidak baik apabila mengajak diskusi hanya dengan orang tertentu

saja, hanya membela orang-orang tertentu saja, hanya meminta

bantuan dengan orang-orang tertentu saja. Sebagai seorang

pembimbing yang baik, seharusnya mampu bersikap adil dan merata

terhadap semua anggota di dalam komunitas. Orang yang mampu

menyesuaiakan dalam hidup membiara adalah ia harus mampu

memahami dan menerima segala tutur kata, sikap, tindakan serta

mampu bersikap adil dan merata terhadap semua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

26

2) Menjadi teladan bagi orang lain

Secara tidak sengaja kadang-kadang sikap dan perilaku pembimbing

tidak sesuai dengan apa yang diucapkan. Pembimbing kadang hidup

dalam dua arus yaitu sikap dan tutur kata di depan anak bimbing

tampaknya meyakinkan, tetapi dari sumber lain anak mendengar

tentang kesaksian hidup pembimbing yang tidak konsisten sehingga

mengurangi kepercayaan terhadap pembimbing. Seharusnya

pembimbing yang baik adalah pembimbing yang mampu bersikap dan

berperilaku sesuai dengan apa yang diucapkan dan mampu menjadi

teladan bagi orang lain, di dalam biara maupun di luar biara selalu

bersikap baik, selalu melakukan apa yang dikatakannya, dan selalu

disiplin waktu.

Contohnya: pembimbing menjarkan disiplin kepada anak bimbing,

maka pembimbing juga harus disiplin, pembimbing mengajarkan agar

tidak mudah marah maka pembimbing juga tidak mudah marah.

Sebaliknya pembimbing yang kurang baik adalah pembimbing yang

sikap dan perilaku tidak sesuai dengan apa yang diucapkan dan

diajarkan. Contohnya: pendamping selalu menyalahkan anggotanya,

suka memarahi anggotanya, dan selalu aktif di luar komunitas. Orang

yang mampu menyesuaiakan dalam hidup membiara adalah ia harus

mampu menerima dan memahami segala sikap, tindakan, tutur kata

serta mampu menjadi teladan bagi orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

27

B. Hidup Membiara

Menurut Jacobs (1987) hidup membiara merupakan ungkapan hidup

manusia, yang menyadari bahwa hidupnya berada di tangan Tuhan. Agar

hidupnya dapat diungkapkan secara padat dan menyeluruh, orang melepaskan diri

dari segala urusan hidup berkeluarga. Hidup membiara menuntut suatu

penyerahan diri secara mutlak dan menyeluruh. Cara hidup ini sangat

memungkinkan manusia untuk mengembangkan diri dan pribadinya. Hidup

membiara mempunyai amanahnya sendiri, yakni: menunjukkan dimensi hadirat

Allah dalam hidup manusia.

Inti hidup membiara adalah persatuan erat dengan Kristus. Tanpa

persatuan dengan Kristus, hidup membiara akan rapuh karena tidak memiliki

dasar. Seorang biarawan/biarawati (romo, suster, bruder, frater) hendaknya terus

menerus mengusahakan persatuan erat dengan Kristus dan menerima pola hidup

Kristus secara radikal (sampai ke akar-akarnya) bagi dirinya. Inti hidup Kristus

didasarkan pada cinta Allah sendiri. Demi cinta-Nya kepada manusia, Allah

mengutus Putera-Nya ke dunia untuk mewartakan, menjadi saksi, dan

melaksanakan karya keselamatan-Nya bagi manusia.

Menurut hukum gereja, seorang biarawan-biarawati adalah orang yang

mengikat diri dengan ketiga kaul (kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan), dan

hidup dalam suatu kongregasi/komunitas. Orang yang mau hidup dalam biara

harus bisa hidup bersama dalam suatu komunitas, mampu menghayati ketiga kaul

(kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan) dan menjadi saksi Kristus

(Harjawiyanto, 1983: 10, 11). Sorang biarawan-biarawati mengikrarkan ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

28

kaul maka ia telah diterima dalam hidup membiara. Hidup membiara

membutuhkan kesetiaan, komitmen dan tanggungjawab terhadap pilihan atau

keputusan.

Mengikrarkan ketiga kaul merupakan sebuah keharusan dan kewajiban bagi

seorang biarawa-biarawati di dalam hidup membiara. Kaul adalah janji yang

dipertimbangkan dengan bebas mengenai sesuatu yang lebih baik dan terjangkau

yang dinyatakan kepada Allah, harus dipenuhi demi keutamaan religi. Yang

dimaksud dengan kaul kemurnian adalah melepaskan hak-haknya untuk hidup

berkeluarga demi Kerajaan Allah. Inti kaul kemurnian bukanlah tidak kawin,

melainkan penyerahan diri secara menyeluruh kepada Kristus, yang dinyatakan

dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan terus-menerus berusaha

mengarahkan diri kepada Kristus, terutama melalui hidup doa. Kaul kemiskinan

adalah melepaskan hak untuk memiliki harta benda atau kekayaan dan bersikap

lepas-bebas terhadap harta benda (tidak lekat tak teratur terhadap barang-barang

duniawi seperti: kekayaan, keluarga, saudara, teman, dll). Sedangkan Kaul

ketaatan adalah memutuskan melepaskan kemerdekaannya dan taat kepada

pimpinannya yang merupakan manifestasi pribadi Kristus (Ridick, Joyce, 1987).

Dalam hidup membiara, Hidup berkomunitas merupakan sebuah keharusan

yang harus dijalani. Komunitas adalah satu dari sejumlah tempat berkumpulnya

manusia baru yang hidup bersama dalam kedamaian, kegembiraan, dan

kebahagiaan para anggota biarawan-biarawati menjalani hidup persaudaraan

dalam komunitas menurut ketentuan khusus kongregasi masing-masing. Masing-

masing kongregasi memiliki aturan dan tradisi yang berberda-beda dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

29

bersama/berkomunitas. Hidup bersama adalah usaha utama untuk mewujudkan

Kerajaan Allah. Apa yang dimiliki oleh setiap anggota adalah milik bersama dan

setiap anggota dituntut agar bisa hidup besama dengan orang lain.

Untuk mampu hidup berkomunitas yang baik, setiap anggota melepaskan

segala sikap gila hormat dan mementingkan diri sendiri dan berusaha untuk saling

menghargai, menghormati, saling mendukung, membangun komunikasi yang

baik, jujur dan saling percaya. Anggota komunitas yang baik adalah mampu

mengikuti setiap kegiatan komunitas seperti: doa bersama, makan bersama,

rekreasi bersama, rapat komunitas bersama, rekoleksi bersama dan lain-lain.

Di dalam hidup membiara seseorang dituntut menjadi saksi Kristus. Setiap

anggota memberikan kesaksian akan Kristus dan gereja. Kesaksian ini disesuaikan

dengan ciri dan tujuan kongregasi masing-masing. Pada umumnya kesaksian

biasanya diungkapkan dengan pekaian kebiaraan/jubah yang dikenakan dalam

berbagai kegiatan resmi seperti: memimpin ekaristi, memimpin ibadah, membagi

komuni, menghadiri acara remi gereja dan lain-lain).

Yesus menjalankan tugas perutusan-Nya secara sempurna dan radikal

dengan menyerahkan diri secara total kepada Bapa-Nya, memiliki dan

menggunakan harta benda hanya sejauh diperlukan untuk melaksanakan karya-

Nya, dan taat kepada Bapa-Nya sampai wafat di kayu salib. Pola hidup semacam

itulah yang hendaknya dihayati oleh seorang biarawan/biarawati di dalam hidup

hidup membiara, sebagai tanda persatuan dengan Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

30

C. Postulan Sebagai Masa Dewasa Awal

Menurut Hurlock (1980) Masa dewasa awal adalah masa awal seseorang

dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan

sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memenuhi kehidupannya

memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran dalam dunia

kerja (berkarier) dan mampu mengengembangkan nilai-nilai baru sesuai dengan

tugas baru. Masa dewasa awal juga merupakan masa pencarian kemantapan dan

masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan

emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,

perbuhan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.

Pada masa ini persoalan yang dihadapi seperti persoalan

pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya

memerlukan penyesuaian di dalamnya. Seseorang dituntut untuk mampu

menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru. Demikian pula penyesuaian diri

sangat dibutuhkan oleh para postulan yang tinggal di komunitas (biara) karena

mereka mengalami keadaaan dan situasi yang baru dan apabila para postulan yang

tinggal di komunitas (biara) memiliki penyesuaian diri yang baik maka akan

tercipta kenyamanan dan kebahagiaan. Masa dewasa awal menuntut penyesuaian

diri yang baik dengan lingkungan baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrument penelitian, vadilitas

dan realibilitas dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2013) penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara Random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah digunakan.

Penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)

tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang

lain. Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan

data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan

metode statistik yang digunakan (Sugiyono, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

32

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Universitas Sanata Dharma

Kekhususan Pendidikan Agama Khatolik, yang beralamat di Jl. Achmad

Jazuli 2, Kota Baru, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni 2017.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan subjek penelitian pada

para postulan Kursus Bina Awal yang berjumlah 66 orang. Pemilihan subjek

berdasarkan data dari setiap kongregasi yang tergabung dalam Kursus Bina

Awal, hasil wawancara dengan ketua, para pendamping dan mantan calon

religius (postulan). Populasi penelitian ini adalah seluruh postulan Kursus

Bina Awal di Yogyakarta. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Etta, dkk 2010). Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

angket. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuesioner kesulitan penyesuaian hidup membiara. Kuesioner merupakan sebuah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugyono, 2013). Jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

33

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner ini terdiri dari dua

bagian. Bagian pertama memuat tentang tujuan dan petunjuk kuesioner,

sedangkan bagian kedua memuat pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan penyesuaian hidup membiara para

Potulan Kursus Bina Awal. Angket yang disusun menggunakan skala Guttman.

Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu

permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2013).

Item-item angket ini disusun berdasarkan aspek-aspek penyesuaian hidup

membiara. Aspek-aspek penyesuaian hidup membiara ini telah dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing. Kisi-kisi kuesioner Penyesuaian Hidup Membiara

terlampir.

Pengukuran variabel penelitian menggunakan skala Guttman. Skala

Guttmal digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap

permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2013). Hal ini sudah spesifik

dijelaskann oleh peneliti, selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Variabel penelitian dijabarkan menjadi sub variabel, dan sub variabel dijadikan

sebagai indikator yang dijadikan item-item pernyataan untuk mengungkap

variabel penelitian.

Instrumen penelitian ini menyediakan 2 alternatif jawaban yaitu Ya atau

Tidak. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga

dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu

dan terendah nol. Misalnya, jwaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak

setuju diberi skor nol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

34

Responden diminta untuk menjawab penyataan-pernyataan yang

terdapat pada kuisioner kesulitan penyesuaian hidup membiara dengan memilih

salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda

(√). Scoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada

masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka

semakin tinggi pula kesulitan penyesuaian hidup membiara, sebaliknya

semakin rendah jumlah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula

kesulitan dan tingkat penyesuaian hidup membiara.

E. Keabsahan Data

Setelah jenis intrumen ditentukan, langkah selanjutnya adalah menguji

validita dan reliabilitas instrumen. Instrumen yang baik harus memenuhi

persyaratan valid dan reliabel. Untuk itu penyusun mengadakan uji validitas

dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum instrumen tersebut digunakan dalam

penelitian.

1. Validitas

Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi apabila alat yang bersangkutan memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan maksud pengukuran. Salah satu alat ukur yang valid, tidak

sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga

memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar,

2011). Validitas yang diuji untuk instrument penelitian ini adalah

validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui

pengujian terhadap isi alat ukur ini dengan analisis rasional dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

35

profesional judgement (Azwar, 2011).

Dalam penelitian ini, instrument penelitian dikonstruksi

berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya

dikonsultasikan pada ahlinya (dosen pembimbing). Hasil konsultasi dari

ahli dilengkapi dengan pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan

skor-skor tiap item instrument terhadap skor-skor total aspek dengan

teknik Koefisien Reprodusibilitas menggunakan aplikasi spreadseet

LibreOffice Calc dengan program SKALO (Progran Analisisn Skala

Guttman), menurut Rianse dan Abdi (2008:157). Rumus Koefisien

Reprodusibilitas adalah sebagai berikut:

Keterangan:

n = total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah

responden.

e = jumlah eror.

Kr = koefisien reprodusibilitas.

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas yaitu apabila

koefisien reprodusibilitas memiliki nilai > 0,90.

Koefisien Skalabilitas (Ks)

Keterangan rumus:

e = jumlah kesalahan/nilai error

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

36

k = Jumlah kesalahan yang diharapkan = c (n-Tn)

dimana c adalah kemungkinan mendapatkan kesalahan yang benar.

Karena jawaban adalah “Ya’ dan “Tidak”, maka c adalah 0,5.

n = Jumalah jawaban yang benar = jumlah pernyataan x jumlah

responden.

Tn = Jumlah jawaban pilihan

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien

skalabilitas memiliki nilai >0, 60

Setelah penyusun melaksananakan uji instrument, didapatkan hasil dari

jumlah responden 66 orang dengan jumlah potensi salah sebesar 3960 dan jumlah

eror sebesar 690 dengan koefisien Reprodusibilitas 0,825 dan koefisien

Skalabilitas 0,651. Untuk perhitungan secara praktis koefisien Reprodusibilitas

dan koefisien Skalabilitas, penyusun menggunakan aplikasi spreadseet

LibreOffice Calc dengan program SKALO (Progran Analisisn Skala Guttman),

hasil perhitungan terlampir. Adapun perhitungannya secara manualnya yaitu

sebagai berikut:

Koefisien Reprodusibilitas (Kr)

= 1 -

= 1- 0, 174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

37

= 0.82

Skala yang memiliki nilai Kr >90 dianggap baik, karena nilai dari hasil

perhitungan ini 0,82 maka koefisien Reprodusibilitas untuk hasil uji instrument ini

dianggap hampir memenuhi.

Koefisien Skalabilitas (Ks)

1-

= 1-

= 1-

= 1–0.35

= 0,65

Dalam perhitungan koefisien Skalabilitas, jika nilai Ks >60 maka dianggap

baik untuk digunakan dalam penelitian. Karena dalam perhitungan ini

menghasilkan sejunlah 0,65 maka koefisien Skalabilitas ini baik digunakan

untuk penelitian.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan instrument yang

benar sesuai dengan kondisi di lapangan. Menurut Arikunto (2006)

“instrument yang reliabel adalah instrument tersebut cukup baik,

sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya”. Pengujian

reliabilitas dalam uji instrument ini adalah dengan internal consistency,

yaitu dilakukan dengan cara mengujicobakan sekali saja, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

38

setelah data dipeoleh lalu dianalisis dengan teknik tertentu. Uji

reliabilitas ini dengan menggunakan KR 20 (Kuder Richardson), adapun

rumusnya sebagai berikut :

{ ∑

}

Keterangan :

k = jumlah item dalam instrument

Pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

Qi = 1 – Pt

= Varian total

Rumus KR 20 digunakan karena skor yang diperoleh skor

dikatomi 1 dan 0, adapun hasil uji reliabilitas instrument dengan KR 20

terlampir.

Rumus KR 20 :

{ ∑

}

=

{

}

=

{

}

= 1,02 x 0,93

= 0,94

Maka dengan demikian didapatkan hasil uji realibilitas sebesar 0,94

kemudian dimasukan ke dalam tabel kriteria reliabilitas Arikunto

(2006). Hasil dari perhitungan menunjukan bahwa reliabilitas sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

39

tinggi untuk digunakan dalam penelitian.

Tabel.3.1

Kriteria Reliabilitas (Arikunto,2006)

Nilai Kriteria

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71- 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,04 Rendah

-1,00 - 0,20 Sangat rendah

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013) analisis data merupakan kegiatan setelah

seluruh responden atau sumber data terkumpul. Setelah melakukan penelitian

dengan pengumpulan data-dari reponden, kemudian peneliti melakukan

analisis data. Data yang didapatkan oleh peneliti adalah data mentah yang

berisi jawaban dari responden mengenai permasalahan yang diteliti. Alah satu

tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data dan kemudian

disajikan dalam susunan yang sistematis, setelah itu ditafsirkan atau

memaknai data yang didapat.

Data yang diperoleh peneliti bersifat kuantitatif dengan skala Guttman

sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Teknik analisis data

yang digunakan adalah teknik hitung analisis deskriptif untuk

mendeskripsikan variabel penelitian dalam pengukuran dan tidak

menggunakan statistik inferensial karena tidak ada hipotesis dalam penelitian

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

40

Adapun teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

persentase. Persentase untuk setiap kemungkinan jawaban diperoleh dari

berbagai frekuensi yang diperoleh dengan jumlah sampel, kemudian dikalikan

100 % (Bugin, 2011). Adapun rumus sebagai berikut :

P =

× 100 %

Keterangan rumus:

P = prosentase

f = frekunsi dari setiap jawaban yang dilpilih

n = jumlah

100 % = konstanta

Selanjutnya persentase yang diperoleh dikategorisasi sesuai yang

disajikan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.2

Kategorisasi Persentase (Bungin, 2010:177)

Persentase Kategori

100 % Seluruhnya

76 % – 99 % Sebagian besar

51 % - 75 % Lebih dari setengah

50 % Setengah

26 % - 49 % Kurang dari setengah

2 % - 25 % Sebagian kecil

0 – 1 % Tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan dengan

menggunakan data statistik yang kemudian dideskripsikan dalam uraian kesulitan

penyesuaian dalam hidup membiara para postulan di yogyakarta. Pengolahan data

statistik dilakukan dengan bantuan program Excel 2013.

A. Hasil Penelitian

1. Banyaknya Kesulitan Penyesuaian Hidup Membiara Para Postulan

Kursus Bina Awal Di Yogyakarta

Untuk mengetahui seberapa banyaknya potulan yang mengalami kesulitan

penyesuaian hidup membiara, maka dilakukan kategorisasi pada skala

kesulitan penyesuaian hidup membiara . Norma kategorisasi disusun

berdasarkan norma kategori yang oleh Bungi (2010:177). Banyaknya

penyesuaian hidup membiara para postulan Kursus Bina Awal di

Yogyakarta tahun 2016/2017 terdiri dari tujuh kategori, yaitu

seluruhnya, sebagian besar, lebih dari setengah, setengah, kurang dari

setengah, sebagain kecil, tidan ada. Kategorisasi tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

42

Tabel 4.1

Kategorisasi Kesulitan Penyesuaian Hidup Membiara Para Postulan

Kursus Bina Awal Di Yogyakarta tahun 2016/2017

Kategori

Keseluruhan

Seluruhnya

0

Sebagian besar

6

Lebih dari setengah

28

Setengah

22

Kurang dari setengah

8

Sebagian kecil

2

Tidak ada

0

Jumlah 66

Berdasarkan tabel 4.1 dapat tampak bahwa:

a. Tidak ada postulan memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara dengan kategori seluruhnya

b. Ada 6 postulan memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara dengan kategori sebagian besar

c. Ada 28 postulan memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara dengan kategori lebih dari setengah,

d. Ada 22 postulan memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara dengan kategori setengah.

e. Ada 8 postulan memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara dengan kategori kurang dari setengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

43

f. Ada 2 postulan memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara dengan kategori sebagian kecil.

Peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar postulan Kursus Bina

Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 mengalami kesulitan penyesuaian

hidup membiara.

2. Penggolongan Skor Item Kesulitan Penyesuaian Hidup Membiara

Para Postulan di Yogyakarta 2016/2017 Dilihat dari Item-Item yang

Mendapat Skor Tinggi.

Untuk mengetahui item-item yang masuk ke dalam kategori tinggi pada

kesulitan penyesuain hidup membiara, maka dilakukan kategorisasi

pada skala penyesuaian hidup membiara. Norma kategorisasi disusun

berdasarkan norma kategori yang oleh Bungin (2010:177). Kategori

item penyesuaian hidup membiara para postulan di Yogyakarta tahun

2016/2017 terdiri dari tujuh kategori kategori, yaitu seluruhnya,

sebagian besar, lebih dari setengah, setengah, kurang dari setengah,

sebagain kecil, tidan ada. Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

44

Tabel 4.2

Item-Item Kesulitan Penyesuaian Hidup Membiara Para Postulan

Kursus Bina Awal di Yogyakarta yang Mendapat Skor Tinggi

Kategori Interval Frekuensi No Item

Seluruhnya

100 % 0

Sebagian besar

76 % – 99 % 27 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30

Lebih dari

setengah

51 % - 75 % 13

Setengah

50 % 0

Kurang dari

setengah

26 % - 49 % 10

Sebagian kecil

2 % - 25 % 10

Tidak ada

0 – 1 % 0

Jumlah 60

Dari tabel 4.2 tampak bahwa:

a. Item dengan skor yang berada dalam kategori seluruhnya tidak

ada (100 %) item

b. Item dengan skor yang berada dalam kategori sebagian besar

sebanyak 27 (76-99 %) item.

c. Item dengan skor yang berada dalam kategori lebih dari

setengah sebanyak 13 (51-75 %) item.

d. Item dengan skor yang berada dalam kategori setengah tidak

ada (50 %)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

45

e. Item dengan skor yang berada dalam kategori kurang dari

setengah sebanyak 10 (26-49 %) item

f. Item dengan skor yang berada dalam kategori sebagian kecil

sebanyak 10 (2-25 %) item.

g. Item dengan skor yang berada dalam kategori tidak ada, tidak

ada (0-1%) item

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa item-item yang paling

banyak dengan skor yang berada dalam kategori sebagian besar sebanyak

27 (76-99 %) item. Adapun item-item pernyataan yang masuk dalam

kategori sebagian besar adalah item dengan nomor item 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

Secara rinci item-item yang mendapatkan skor tinggi dapat dilihat pada

tabel 4.3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

46

Tabel 4.3

Nomor Item yang Memiliki Skor Tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

47

B. Pembahasan

1. Penyesuaian Dalam Hidup Membiara Para Postulan Kursus Bina

Awal Di Yogyakarta.

Pembahasan hasil peneilitian ini akan mendeskripsikan hasil

penelitian untuk menjawab permasalahan yang telah dibahas pada bab

sebelumnya. Penjelasannya sebagai berikut:

Tidak ada subjek berada pada kategori kesulitan penyesuaian hidup

membiara seluruhnya dan tidak ada, 6 subjek berada pada kategori

kesulitan penyesuaian hidup membiara sebagian besar, 28 subjek berada

pada kategori kesulitan penyesuaian hidup membiara lebih dari setengah,

22 subjek berada pada kategori kesulitan penyesuaian hidup membiara

setengah, 8 subjek berada pada kategori kesulitan penyesuaian hidup

membiara kurang dari setengah, 2 subjek berada pada kategori kesulitan

penyesuaian hidup membiara sebagian kecil.

Hasil penelitian terhadap 66 postulan dari berbagai kongregasi

religius yang ada di Yogyakarta dapat dikatakan lebih dari setengah

mengalami kesulitan penyesuaian hidup membiara. Hal tersebut

dibuktikan dengan kategori tingkat kesulitan penyesuaian hidup membiara

adalah lebih dari setengah. Adapun kesulitan penyesuaian dalam hidup

membiara dipengaruhi oleh banyak hal. Para postulan mengalami kesulitan

dalam penyesuaian hidup membiara, hal ini disebabkan karena mengalami

kesulitan dalam mengikuti dan menyesuaikan dengan kegitan-kegiatan

seperti doa setiap hari, apa yang diperintahkan oleh pembimbing, hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

48

sederhana atau apa adanya, bergaul dengan orang lain (perbedaan budaya,

latar belakang, bahasa), membuat refleksi setiap hari, dan menerima

pengalaman masa lalu yang menyakitkan (pengoilahan hidup).

Adapun hal lain bahwa sebagai seorang religius dituntut agar mampu

menyesuaikan diri dengan segala rutinitas dan segala peraturan yang ada di

dalam komunitas (disiplin diri). Tetapi, pada kenyataannya, ada sebagaian

besar para postulan mengalami kesulitan dalam penyesuaian dengan segala

rutinitas dan segala peraturan yang ada di dalam komunitas. Segala

rutinitas dan tuntutan yang ada di komunitas seperti, setiap pagi harus

bangun lebih awal (04:00), wajib doa setiap hari (6 kali sehari), membuat

refleksi setiap hari, bekerja setiap hari seperti mengepel, membersihkan

kamar mandi, beternak, bertani (pagi, siang, sore).

Hurlock (1980) mengemukakan bahwa masa dewasa awal

merupakan masa dimana seseorang dituntut untuk menyesuaikan dengan

pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa ini

merupakan suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan

emosional, periode komitmen dan masa ketergantungan, kreativitas dan

penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Jika seseorang tidak mampu

menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut, maka akan mengalami

kesulitan dalam penyesuaian dalam hidup membiara. Demikian pun

dengan para postulan yang lebih dari setengah mengalami kesulitan

penyesuaian hidup membiara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

49

Berdasarkan hasil penelitian penyesuaian hidup membiara berbeda

dengan dugaan awal peneliti bahwa para potulan Kursus Bina Awal tahun

2016/2017, seluruhnya mengalami kesulitan penyesuaian hidup membiara,

tetapi hasil penelitian mengungkapkan bahwa para potulan Kursus Bina

Awal tahun 2016/2017 sebagian besar mengalami kesulitan hidup

membiara.

2. Kesulitan Penyesuaian dalam Hidup Membiara Para Postulan

Kursus Bina Awal Di Yogyakarta

Berdasarkan hasil kategorisasi item penyesuaian hidup membiara

menunjukkan bahwa tidak ada item yang berada pada kategori Item

dengan skor yang berada dalam kategori. Walupun demikian, hasil

penelitian ini menunjukkan ada 27 item kesulitan penyesuaian hidup

membiara berada pada kategori sebagian besar. Keduapuluh tujuh item

tersebut masuk dalam 3 aspek dan 8 indikator. Hal ini diperoleh melalui

perolehan skor item dari aspek-aspek tersebut.

Aspek yang pertama adalah kebutuhan psikoligis. Pencapain skor

masuk kedalam kategori sebagian besar pada aspek ini berkaitan dengan

indikator mampu bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan, mampu hidup

lepas bebas, dan adanya kemampuan dalam pergaulan. Aspek kedua

adalah Hidup bersama. Pencapaian skor masuk ke dalam kategori

sebagian besar pada aspek ini berkaitan dengan indikator mampu hidup

bersama dengan orang lain, mampu berkomunikasi, dan adanya kesatuan

budi dan hati. Aspek ketiga adalah kebutuhan psiko-spiritual. Pencapaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

50

skor masuk ke dalam kategori sebagian besar pada aspek ini berkaitan

dengan indikator mampu mengelolah luka batin dan mampu menerima

diri.

Adapun yang menjadi penyebab sebagian besar potulan mengalami

kesulitan penyesuaian hidup membiara. Penyebab kesulitan dalam

psikologis yaitu mereka setiap hari harus menjalankan doa atau berdoa

enam kali sehari. Hal ini yang membuat para postulamn merasa bosan,

jenuh, tidak semangat (betah). Mereka juga dituntut agar hidup

sederhana, dengan meninggalkan segala kepunyaan mereka yang

berkaitan dengan harta benda (kelekatan). Hal yang paling sulit mereka

terima adalah tidak boleh memegang dan menggunakan Hand Phone.

Pada kenyataannya bahwa masih ditemukan ada sebagian postulan yang

secara diam-diam menyimpan dan menggunakan Hand Phone. Kita

memahami bahwa zaman sekarang adalah zaman IT, maka manusia tidak

terlepas dengan yang namanya alat komunikasi. Apalagi sebelum masuk

biara, Hand Phone sudah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ketika di

dalam biara, mereka dituntut untuk meninggalakan, maka mereka

mengalami pergulatan dan tekanan yang cukup dasyat.

Adapun yang menjadi penyebab kesulitan dalam hidup bersama

yaitu mereka sulit beradaptasi dengan budaya, karakter, bahasa yang

berbeda. Kadang diantara mereka saling menyalahkan dan mendiamkan

satu sama lain karena tidak cocok. Mereka yang masuk biara dari

berbagai daerah dengan latar belakang budaya, bahasa dan karakter yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

51

berbeda, sehingga ketika disatukan butuh penyesuaian, jika tidak maka

akan terjadi konflik dan perselisihan. Dalam kenyataan masih ada konflik

dan saling mendiamkan (tidak suka) diantara mereka baik itu dengan

sesama teman seangkatan maupun dengan pendamping. Penyebab

konflik dan saling mendiamkan cukup sederhana (sepele) yaitu tutur kata

dan sikap yang kasar dan menyakitkan serta menggunakan bahasa

daerah.

Adapun yang menjadi penyebab kesulitan dalam psiko-spiritual

yaitu membuat refleksi setiap hari. Mereka mengalami kejenuhan,

kebosanan dan kesulitan dalam membuat refleksi. Refleksi jika dilakukan

tidak dengan sungguh-sungguh maka akan terlihat jelas, maka hal ini

akan membuat mereka mengalami tekanan dan pergulatan secara pribadi.

Dari hasil refleksi mereka akan dinilai dan melakukan wawancara.

Kebanyakan berusaha untuk menghidari melakukan wawancara karena

harus berhadapan dengan pendamping. Jika pendamping memiliki

karakter yang tegas dan keras, maka akan memambah beban dan

pergulatan yang barat. Adapun penyebab lain yaitu dalam bahasa zaman

sekarang yaitu move on. Para postulan sulit move on dari pengalaman

masa lalu yang menyakitkan. Di masa postulan, dituntut wajib menjalani

tahap pengolahan hidup. Dalam tahap pengolahan hidup ini, mereka

diarahakn, dituntutun agar mampu mengingat, menemukan dan

berdamai dengan akar masalah mereka di masa lalu. Berusaha agar

mengingat-ingat setiap peritiwa yang terjadi dan dialami di masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

52

sejak dalam kandungan hingga saat ini. Jika masa lalu mereka banyak

mengalami luka-luka batin, maka mereka akan berontak dan menolak.

Pada tahap pengolahan hidup ini, kebanyak mengalami kesulitan dan

ponolakan jika diajak melihat kembali peristiwa-peristiwa pengalaman

masa lalu.

Hidup di biara atau komunitas tidaklah mudah, banyak tuntutan

yang membuat para postulan mengalami berbagai tekanan baik itu

berkaitan dengan sesama anggota, hidup bersama, kebijakan pemimpin

dan aturan-aturan yang berlaku. Adapun yang berkaitan dengan

perbedaan baik itu budaya, bahasa, dan karakter setiap individu. Mereka

juga belum mempunyai pengalaman belajar di rumah yang teratur,

sehingga pada saat di biara mereka mengalami kesulitan penyesuaian

hidup membiara. Kehidupan di rumah yang kurang teratur mungkin

karena adanya kebebasan, ketidak terarturan dan kurang disiplin, ketika

masuk biara mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dengan dinamika

kehidupan di biara atau komunitas yang sangat teratur dan disiplin.Jika

para postulan tidak siap menghadapi dan tidak menyesuaikan, maka

mereka akan mengalami kesulitan hidup membiara.

Para postulan KUBINA di Yogyakarta sebagian besar mengalami

kesulitan penyesuaian dalam hidup membiara. Oleh karena itu

penyesuaian diri yang baik adalah kemampuan individu dalam

menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

53

mempertemukan tuntutan diri dan lingkungan agar tercapai keadaan atau

tujuan yang diharapkan oleh diri sendiri dan lingkungannya.

Hasil penelitian ini sama dengan dugaan awal peneliti, bahwa

kesulitan-kesulitan yang dialami para potulan Kursus Bina Awal tahun

2016/2017 berkaitan dengan hidup bersama, hidup doa, refleksi, peraturan

yang berlaku, rutinitas, kegaitan-kegiatan dalam komunitas, pengalaman

masa lalu yang menyakitkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa apa yang menjadi dugaan awal peneliti sama dengan

hasil penelitian.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

54

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian, kesimpulan, saran-

saran untuk berbagai pihak dan keterbatasan penelitian

A. Kesimpulan

1. Lebih dari setengah (28) postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta

tahun 2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup membiara,

sedangkan sisanya sebagian besar (6) postulan Kursus Bina Awal di

Yogyakarta tahun 2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup

membiara, setengah (22) postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta

tahun 2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup membiara,

kurang dari setengah (8) postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta

tahun 2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup membiara, dan

sebagian kecil (2) postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun

2016/2017 memiliki kesulitan penyesuaian hidup membiara.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah

postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 memiliki

kesulitan penyesuaian hidup membiara.

2. Terindikasi 28 item pengukuran kesulitan penyesuaian hidup membiara

para postulan Kursus Bina Awal di Yogyakarta tahun 2016/2017 yang

capaian skornya terindikasi sebagian besar yaitu item nomor 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

55

Berdasarkan analisis item-item tersebut, kesulitan-kesulitan yang

dialami oleh sebagian besar postulan yaitu dalam aspek psikologis,

hidup bersama dan psiko-spiritual. Hal-hal yang berkaitan dengan

indikator spikologis yaitu bertumbuh dalam nilai-nilai panggilan,

hidup lepas bebas dan pergaulan, indikator hidup bersama yaitu hidup

bersama dengan orang lain, mampu berkomunikasi dan adanya

kesatuan budi dan hati, indikator psiko-spiritual yaitu mampu

mengelolah luka batin dan mampu menerimaan diri.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan utama peneliti adalah alat dikonsultasikan hanya kepada

dosen pembimbing dan tidak sepenuhnya menggunakan “profesional

judgment”, karena tidak sempat dikonsultasikan kepada ahli-ahli lain

seperti ahli psikologi, ahli agama, dan ahli bahasa.

2. Alat yang digunakan hanya kuesioner. Akan lebih tepat kalau

dilakukan juga observasi

3. Pengambilan data hanya sekali saja tanpa ada uji coba (uji terpakai).

C. Saran

Berikut ini dikemukkan saran bagi berbagai pihak:

1. Kongregasi

Kongregasi khususnya pemimpin umum dan anggota dewan perlu

mengkaji ulang program-program pendampingan para postulan dan

disesuaikan dengan konteks zaman sekarang.

2. Pendamping/ Formator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

56

Pendamping/formator hendaknya melakukan kegiatan-kegiatan lain yang

dapat meningkatkan penyesuaian dalam hidup membiara para postulan.

3. Peneliti Lain

Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian tentang penyesuaian dalam

hidup membiara, hendaknya mengusahakan adanya “profesional

judgement” dengan mengonsultasikan alatnya ke berbagai ahli seperti ahli

bahasa, ahli agama, dan ahli psikologi. Adalah ideal kalau dilakukan juga

observasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

57

DAFTR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar. 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

-----------------. 2013. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Etta. 2010. Metodologi penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Fatimah. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka setia.

Harjawiyanta. 1983. Bentuk-Bentuk Hidup religius. Yogyakarta: Kanisius.

Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan). Ed. 5. Jakarta: Erlangga.

Jacobs. 1987. Hidup Membiara (Makna dan Tantangannya).Yogyakarta: Kanisius

Louisie. 1989. Hidup Membiara Apostolis. Yogyakarta. Kanisius.

Prasetyo. 1992. Psikologi Hidup rohani. Yogyakarta: Kanisius.

Ridick,. 1987. KAUL Harta Berlimpah Dalam Bejana Tanah Liat. Yogyakarta:

Kanisius.

Rubiyatmoko. 2011. Kitab Hukum Kanonik. Jakarta.Grafika Mardi Yuana.

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Konsep Cakupan dan Pedrkembangannya.

Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Usman & Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung.

Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

58

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

59

KUESIONER

KESULITAN PENYESUAIAN DALAM HIDUP MEMBIARA

PARA POSTULAN DI YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

Berdinus Raja Najak

131114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

60

A. Identitas

Nama :

Jenis Kelamin :

Tanggal pengisian : 3 / April / 2017

B. Kata Pengantar

Teman-teman yang terkasih pada kesempatan ini saya meminta kerelaan Anda untuk

mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui Kesulitan

Penyesuaian Dalam Hidup Membiara Para Postulan Di Yogyakarta. Saya sangat

mengharapkan Anda mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan

diri dan pengalaman Anda. Atas kesedian Anda, saya mengucapkan terimakasih.

C. Petunjuk Pengisian

Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang penyesuaian dalam hidup membiara.

Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti, dan berikanlah tanda centang (√)

pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan diri serta pengalaman Anda.

Alternatif jawaban yang ada adalah Ya dan Tidak.

No Pernyataan Mengalami Kesulitan

Ya Tidak

1 Saya membuat refleksi setiap hari

2 Saya berbohong untuk menyelamatkan diri

3 Saya lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada

kepentingan pribadi di komunitas

4 Saya jengkel jika pendamping membela teman saya

5 Saya selalu siap melakukan apa saja yang diperintahkan oleh

pembimbing

6 Saya membangun relasi yang baik dengan siapa saja

7 Saya menerima kelemahan dan kekurangan teman-teman

sekomunitas

8 Saya senang jika pendamping selalu menyapa anggota

komunitas setiap hari

9 Saya menyukai suasana yang hening dan tenang

10 Saya suka memanfaatkan orang lain demi kepentingan

pribadi

11 Saya menggunakan kata-kata yang kurang sopan ketika

berbicara dengan teman-teman sekomunitas

12 Saya menerima perilaku pendamping yang bersikap baik

ketika berada di dalam maupun di luar biara

13 Saya selalu memikirkan orang tua saya setiap malam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

61

14 Saya berusaha agar tidak ada kesenjangan antara anggota

yang satu dengan yang lain

15 Saya selalu teliti dalam mengerjakan pekerjaan komunitas.

16 Saya menerima perilaku pendamping yang selalu bersikap

ramah dengan semua anggota

17 Saya merasa bosan jika doa setiap hari

18 Saya mengatakan apa adanya kepada orang lain

19 Saya menghindari pekerjaan yang rumit dan berat

20 Saya menerima perilaku pendamping yang selalu tepat waktu

dalam mengikuti kegiatan

21 Saya merasa tidak nyaman berada di komunitas, sehingga

saya memilih untuk menyendiri

22 Saya suka menyalahkan teman-teman sekomunitas jika

melakukan kesalahan

23 Apa yang saya pikirkan sebelum masuk biara berbeda dengan

kenyataan di dalam biara

24 Saya menerima perilaku pendamping yang selalu

menyalahkan anggotanya

25 Saya suka mengatur orang lain

26

Sebelum mengambil keputusan yang sifatnya demi

kepentingan bersama, saya tidak berdialog atau

bermusyawarah terlebih dahulu dengan teman-teman

sekomunitas

27 Saya menyembunyikan pengalaman masa lalu yang

menyakitkan ketika wawancara dengan pendamping

28 Saya menyukai perilaku pendamping yang menjalin

hubungan eksklusif dengan salah satu anggota komunitas

29 Saya peka dan tanggap terhadap kebutuhan orang lain

30 Saya mendengarkan orang yang sedang berbicara

31 Saya mengalami kesulitan jika tampil di depan umum

32 Saya menyukai perilaku pendamping yang sering memarahi

anggotanya

33 Jika ada informasi, saya segera menginformasikan kepada

anggota yang lain

34 Saya merefleksikan dan menuliskan kembali pengalaman

perjalanan hidup sejak dalam kandungan hingga saat ini

35 Saya mudah merasa bosan dan jenuh

36 Saya menerima perilaku pendamping yang selalu aktif di luar

komunitas daripada di dalam komunitas

37 Saya menerima keadaan fisik saya saat ini

38 Saya menerima masukan dan kritikan dari orang lain demi

perkembangan pribadi saya

39 Saya suka menunda-nunda tugas yang diberikan

40 Saya menonton TV tidak melewati batas waktu yang telah

disepakati

41 Saya menciptakan suasana yang harmonis di komunitas

42 Saya bersikap tegas jika ada godaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

62

43 Saya merasa daya tarik di luar biara jauh lebih menarik dari

pada di dalam biara

44 Saya mudah tersinggung ketika teman-teman berbicara

tentang diri saya

45 Saya membantu teman-teman sekomunitas yang sedang

membutuhkan bantuan

46 Saya bersyukur atas bakat dan kemampuan yang saya miliki

47 Saya mampu mengontrol emosi ketika teman-teman

mengejek saya

48 Saya menyukai perilaku pendamping yang kurang

memperhatikan anggota komunitas yang sedang sakit

49 Saya bergaul dengan siapa saja tanpa pilih kasih

50 Saya menerima pengalaman masa lalu saya yang

menyakitkan

51 Saya selalu pesimis dengan apa yang saya lakukan

52 Saya tidak mengulangi kesalahan yang sama

53 Saya tetap setia menjalani pilihan hidup saat ini

54 Saya menerima perilaku pendamping yang selalu mengajak

semua anggota untuk berdiskusi

55 Saya mampu hidup sederhana atau apa adanya

56 Saya selalu merasa gelisah

57 Saya suka mengkritik orang lain

58 Saya marah jika mengungkit kembali pengalaman masa lalu

yang menyakitkan

59 Saya bahagia dengan pilihan hidup saya saat ini

60 Saya menerima perilaku pendamping yang selalu melakukan

apa yang dikatakannya

-Terima Kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

63

DATA AWAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

65

HASIL HITUNG VALIDITAS ITEM DENGAN SKALO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

67

HASIL HITUNG RELIABILITAS DENGAN KR 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

69

TABEL 3.1 . KISI-KISI KUESIONER PENYESUAIAN

HIDUP MEMBIARA

No Aspek Indikator Item Positif Negatif

a. Mampu

bertumbuh

dalam nilai-

nilai

Panggilan

1. Saya membuat refleksi

setiap hari (+)

1, 2 3, 4

2. Menyukai suasana yang

hening dan tenang (+)

3. Doa setiap hari sangat

membosankan (-)

4. Suka mengatur orang

lain (-)

1 Kebutuha

n

psikologi

s

b. Mampu hidup

lepas bebas

5. Selalu siap melakukan

apa saja yang

diperintahkan oleh

pembimbing (+)

5, 6 7, 8

6. Mampu hidup sederhana

atau apa adanya (+)

7. Selalu memikirkan orang

tua setiap malam (-)

8. Selalu merasa gelisah (-)

c. Adanya

kemampuan

dalam

pergaulan

9. Bergaul dengan siapa

saja tanpa pilih kasih (+) 9, 10 11, 12

10. Membangun relasi

yang baik dengan siapa

saja (+)

11. Merasa tidak nyaman

berada di komunitas,

sehingga saya memilih

untuk menyendiri (-)

12. Suka memanfaatkan

orang lain demi

kepentingan pribadi (-)

a. Mampu hidup

bersama dengan

orang lain

13. Peka dan tanggap

terhadap kebutuhan

orang lain (+)

13, 14 15, 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

70

14. Menciptakan suasana

yang harmonis di

komunitas (+)

15. Suka mengkritik orang

lain (-)

16. Tidak ada kesenjangan

antara anggota yang satu

dengan yang lain (+)

2 Hidup

Bersama

b. Mampu

berkomuni-kasi

17. Mengatakan apa adanya

kepada orang lain (+) 17, 18 19, 20

18. Jika ada informasi

segera

menginformasikan

kepada anggota yang

lain (+)

19. Berbohong itu hal yang

baik untuk

menyelamatkan diri (-)

20. Tanpa berdialog atau

bermusyawarah terlebih

dahulu dengan teman-

teman sekomunitas,

sebelum mengambil

keputusan yang sifatnya

demi kepentingan

bersama (-)

c. Adanya

kesatuan budi

dan hati

21. Menerima kelemahan

dan kekurangan teman-

teman sekomunitas (+)

21, 22 23, 24

22. Membantu teman-teman

sekomunitas yang

sedang membutuhkan

bantuan (+)

23. Mendengarkan orang

yang sedang berbicara

(+)

24. Suka menyalahkan

teman-teman

sekomunitas jika

melakukan kesalahan (-)

a. Mampu

mengelolah

luka batin

25. Merefleksikan dan

menuliskan kembali

pengalaman perjalanan

hidup sejak dalam

kandungan hingga saat

ini (+)

25, 26 27, 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

71

26. Menerima pengalaman

masa lalu yang

menyakitkan (+)

27. Menyembunyikan

pengalaman masa lalu

yang menyakitkan

ketika wawancara

dengan pendamping (-)

28. Marah jika mengungkit

kembali pengalaman

masa lalu yang

menyakitkan (-)

3 Kebutuha

n psiko-

spiritual

b. Mampu

menerimaan diri

29. Menerima keadaan

fisik saya saat ini (+) 29, 30 31, 32

30. Bersyukur atas bakat

dan kemampuan yang

dimiliki (+)

31. Selalu pesimis dengan

apa yang dilakukan (-)

32. Kurang percaya diri

jika tampil di depan

umum (-)

c. Mampu

mengubah diri

33. Menerima masukan

dan kritikan dari orang

lain demi

perkembangan pribadi

(+)

33, 34 35, 36

34. Bersikap tegas jika ada

godaan (+)

35. Selalu mengulangi

kesalahan yang sering

dilakukan (-)

36. Mudah merasa bosan

dan jenuh (-)

b. Mampu hidup

tekun dan tidak

hanya sekedar

bersarang di

dalam biara

37. Lebih mengutamakan

kepentingan bersama

daripada kepentingan

pribadi (+)

37, 38 39, 40

38. Selalu teliti dalam

mengerjakan pekerjaan

komunitas. (+)

39. Menghindari pekerjaan

yang rumit dan berat (-)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

72

40. Suka menunda-nunda

tugas yang diberikan (-)

4 Latar

belakang

yang

berbeda

b.Adanya

keyakinan yang

kuat terhadap

pilihan (bukan

hidup dalam

kebingungan)

41. Bahagia dengan pilihan

hidupnya saat ini (+) 41, 42 43, 44

42. Tetap setia menjalani

pilihan hidup saat ini

(+)

43. Daya tarik di luar biara

jauh lebih menarik dari

pada di dalam biara (-)

44. Apa yang di pikirkan

sebelum masuk biara

tidak sesuai dengan

kenyataan di dalam

biara (-)

c. Mampu

mengendali-

kan diri

45. Menonton TV tidak

melewati batas waktu

yang telah disepakati

(+)

45, 46 47, 48

46. Mampu mengontrol

emosi ketika teman-

teman mengejek saya

(+)

47. Mudah tersinggung

ketika teman-teman

berbicara tentang diri

saya (-)

48. Menggunakan kata-

kata yang kurang sopan

ketika berbicara dengan

teman-teman

sekomunitas (-)

a. Mampu

bersikap adil

dan merata

49. Pendamping selalu

menyapa setiap

anggota komunitas (+)

49,

50,

51,

52, 53,

54

50. Pendamping selalu

mengajak berdiskusi

dengan semua anggota

(+)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

73

51. Pemimpin selalu

bersikap ramah dengan

semua anggota (+)

52. Saya senang jika

pendamping selalu

menyapa anggota

komunitas setiap hari

(+)

53. Pendamping menjalin

hubungan yang

eksklusif dengan salah

satu anggota (-)

5 Pembim-

Bing

54. Saya jengkel jika

pendamping membela

teman saya (-)

b. Mampu

menjadi

teladan bagi

orang lain

55. Di dalam biara maupun

di luar biara

pendamping selalu

bersikap baik (+)

55,

56, 57

58, 50,

60

56. Saya menerima

perilaku pendamping

yang selalu tepat waktu

dalam mengikuti

kegiatan (+)

57. Pendamping selalu

melakukan apa yang

dikatakannya (+)

58. Pendamping yang

selalu aktif di luar

komunitas daripada di

dalam komunitas (-)

59. Pendamping selalu

menyalahkan

anggotanya (-)

60. Pendamping yang

sering memarahi

anggotanya (-)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KESULITAN PENYESUAIAN HIDUP MEMBIARA PARA POSTULAN …repository.usd.ac.id/12727/2/131114042_full.pdf · penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kesulitan penyesuaian hidup membiara

74

SURAT IJIN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI