Documentkk

  • Upload
    riza611

  • View
    49

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Test

Citation preview

  • ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN MADRASAH MATA PELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF

    KELAS XII MA NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/201 1

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    dalam Ilmu Pendidikan Fisika

    Oleh:

    INAYATUR ROFIQOH NIM. 073611007

    FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG 2011

  • ii

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Inayatur Rofiqoh NIM : 073611007 Jurusan/Progam study : Tadris Fisika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 10 Juni 2010 Saya yang menyatakan, Inayatur Rofiqoh NIM: 0736110s07

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

    Telp. 024-7601295 Fax 7615387

    PENGESAHAN

    Naskah skripsi dengan:

    Judul : ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN MADRASAH MATA PELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF KELAS XII MA NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

    Nama : Inayatur Rofiqoh NIM : 073611007 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : Tadris Fisika

    telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

    Semarang, 10 Juni 2011

    DEWAN PENGUJI

    Ketua,

    Joko Budi Poernomo, M.Pd.

    NIP: 19760214 200801 1011

    Sekretaris,

    Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom NIP: 19770622 200604 2005

    Penguji I,

    Lianah, M.Pd NIP: 19590313 198103 2007

    Penguji II,

    Muhammad Nafi Annury, M.Pd NIP: 19780719 200501 1007

    Pembimbing I,

    Joko Budi Poernomo, M.Pd. NIP: 19760214 200801 1011

    Pembimbing II,

    M. Ridwan, M.Ag NIP: 19630106 199703 1 001

  • iv

    NOTA PEMBIMBING Semarang, 10 Juni 2011

    Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang

    Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika

    Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011

    Nama : Inayatur Roiqoh NIM : 073611007 Jurusan : Tadris Progam Studi : Tadris Fisika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Pembimbing I

    Joko Budi Poernomo, M.Pd. NIP: 19760214 20081 1011

  • v

    NOTA PEMBIMBING Semarang, 10 Juni 2011

    Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang

    Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika

    Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011

    Nama : Inayatur Roiqoh NIM : 073611007 Jurusan : Tadris Progam Studi : Tadris Fisika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Pembimbing II

    M. Ridwan, M.Ag NIP: 19630106 199703 1 001

  • vi

    ABSTRAK Judul : Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata pelajaran Fisika

    Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

    Penulis : Inayatur Rofiqoh NIM : 073611007

    Penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang

    bertujuan (1) untuk mengkategorikan dan mengetahui prosentase tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif pada soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 (2) untuk mengetahui kualitas soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 berdasarkan analisis empiris yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif artinya data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar variabel. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan tehnik korelasi. Sumber penelitian ini adalah lembar soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011, yang kemudian di analisis sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom dan di analisis secara empirik.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) berdasarkan tingkatan taksonomi Bloom, dalam soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011, untuk prosentase tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif adalah tingkatan mengingat (C1) 7 item soal= 17,5%, memahami (C2) 12 item soal= 30%, menerapkan (C3) 9 item soal= 22,5%, menganalisis (C4) 12 item soal= 30%, sedangkan untuk tingkatan mengevaluasi (C5) dan menciptakan (C6) belum muncul dalam soal. Dapat dikatakan tingkatan C5 dan C6 0%. (2) Untuk dari segi empiris yang meliputi:(a) Validitas, soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang digolongkan valid adalah 16 item soal (40%) dan yang tidak valid 34 item soal (60%) dengan besar rtabel 0,339 dan taraf kepercayaan 5%. (b) Reliabilitas soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang digolongkan mempunyai reliabilitas tinggi yaitu 0,69 karena lebih besar dari rtabel. (c) Untuk taraf kesukaran butir soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 kriteria mudah 40 soal (100%). (d) Daya pembeda soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 terdapat empat kriteria yaitu baik, cukup, jelek dan sangat jelek. Soal ujian madrasah dengan kriteria jelek 25 soal (62,5%), kriteria cukup 10 soal (25%), kriteria baik 4 soal (10%) dan soal sangat jelek yang harus dibuang karena bernilai negatif 1 soal (2,5%).

  • vii

    MOTTO

    karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (QS. Al-Insyirah: 5)

    Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan (QS. Ar-Radu: 11)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    !"# $!"

    %

    % &

    "(#() *)

    !

    "

    +(++++$# #

    #*#,)-

    % +

    .(/0$) .1234

  • ix

    TRANSLITERASI ARAB LATIN

    Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

    Bacaan madd: Bacaan diftong:

    !

  • x

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, akhirnya peneliti

    mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam

    senantiasa pula tercurahkan ke hadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,

    sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafaatnya

    di hari kiamat nanti.

    Skripsi yang berjudul Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran

    Fisika Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri

    Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

    guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah IAIN

    Walisongo Semarang.

    Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan

    juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

    diselesaikan. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih sedalam-

    dalamnya kepada:

    1. Prof. Dr. Muhibbin, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

    2. Dr. Sujai, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    Semarang.

    3. Joko Budi Poernomo, M.Pd dan M. Ridwan, M.Ag., selaku Pembimbing I dan

    Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

    selalu memberikan bimbingan dan arahan, sehingga skripsi ini dapat

    terselesaikan.

    4. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom., selaku dosen wali study yang

    memotifasi dan memberi arahan selama kuliah.

    5. Seluruh dosen Tadris Fisika, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya selama

    kuliah.

  • xi

    6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas

    Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

    7. Drs. H. Kasnawi, M.Ag selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri

    Kendal yang telah memberikan izin penelitian dan Drs. H. Misbahul Fuad,

    M.Pd selaku guru mapel Fisika kelas XII yang telah membantu memberikan

    fasilitas dalam berlangsungnya penelitian. Dan segenap Bapak-Ibu guru dan

    karyawan MA Negeri Kendal.

    8. Ayahanda Mustadjab (Alm) dan Ibunda Siti Umayah tercinta yang telah

    memberikan dukungan, baik moril maupun materiil dengan ketulusan dan

    keikhlasan doanya sehingga skripsi ini dapat selesai, semoga Allah senantiasa

    memberikan kesehatan untuk selalu beribadah kepadaNYA dan dapat

    menyertai putra-putrinya menjadi seperti apa yang beliau harapkan.

    9. Kakak (Kak Adib, Kak Aek, Kak Aing, Kak Tofa, Mbak Saroh, Mbak Uka,

    Mbak Lilik) dan kakak iparku tercinta yang selalu memotivasi dalam proses

    penulisan skripsi ini.

    10. Teman-teman kost Mbah Dongkrak yang telah menganggap peneliti sebagai

    bagian dari keluarga sendiri dan selalu memberikan dukungan.

    11. My spirit Amrih Prayoga, terima kasih selalu setia menemaniku dan terima

    kasih atas segala bantuannya.

    12. Kawan-kawan TF 07 senasib seperjuangan yang telah menjadi motivasi dan

    tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini.

    Semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang saleh, dan

    mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

    Akhirnya Penulis Berharap semoga skripsi ini bermanfaat, Khususnya

    bagi penulis, Amin Ya RabbalAlamin.

    Semarang, 10 Juni 2011

    Peneliti

    Inayatur Rofiqoh

    073611007

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

    PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................ii

    PENGESAHAN ..................................................................................................iii

    NOTA PEMBIMBING .......................................................................................iv

    ABSTRAK ..........................................................................................................vi

    MOTTO ..............................................................................................................vii

    PERSEMBAHAN ..............................................................................................viii

    TRANSLITERASI ..............................................................................................ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................x

    DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

    C. Penegasan Istilah ...................................................................... 4

    D. Rumusan Masalah .................................................................... 6

    E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

    F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

    BAB II : LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka ...................................................................... 7

    B. Kerangka Teoritik ................................................................ 8

    1.Pendidikan

    a. Pengertian Pendidikan. ........................................... 8

    b. Dasar dan Tujuan Pendidikan ................................ 9

    2.Evaluasi Pendidikan

    a. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan ...... 12

    b. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ........................... 13

  • xiii

    c. Tujuan Evaluasi ...................................................... 15

    d. Obyek atau Sasaran Evaluasi Pendidikan .............. 16

    e. Ciri-ciri Alat Evaluasi ............................................ 17

    3.Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika................................ .. 18

    a. Tinjauan IPA .......................................................... 18

    b. Tinjauan Mata Pelajaran Fisika .............................. 19

    c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .......... 21

    4.Taksonomi Bloom ................................................................. 25

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ......................................................................... 37

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 37

    C. Sumber Penelitian .................................................................... 37

    D. Fokus Penelitian ....................................................................... 38

    E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38

    F. Tehnik Analisis Data ................................................................39

    1. Analisis Kategorisasi ........................................................... 39

    2. Analisis Prosentase Tingkatan Bloom ................................. 39

    3. Analisis Empirik...................................................................40

    a. Validitas...........................................................................40

    b. Reliabilitas........................................................................41

    c. Taraf Kesukaran................................................................41

    d. Daya Pembeda..................................................................42

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Analisis Data Penelitian

    1. Tinjauan Geografis dan Histori Sekolah ............................. 43

    2. Alur Pembuatan Soal Ujian Madrasah ............................... 45

    3. Analisis Tingkatan Taksonomi Bloom ............................... 46

    4. Analisis Prosentase Tingkatan Taksonomi Bloom .................... 56

    5. Analisis Empirik ................................................................. 56

  • xiv

    BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

    A. Simpulan .................................................................................. 61

    B. Saran ......................................................................................... 63

    C. Penutup ..................................................................................... 64

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi

    kebanyakan peserta didik. Prestasi belajar untuk memahami pelajaran fisika

    dalam suatu sekolah sering kali di bawah prestasi belajar mata pelajaran yang

    lain. Fisika juga merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari

    fenomena kegiatan alam atau gejala alam dan segala sesuatu yang mengalami

    proses perubahan suatu keadaan dan kondisi materi yang tidak perlu dihafal

    tetapi perlu dimengerti, dipahami dan diterapkan. KTSP adalah kurikulum

    operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan

    pendidikan yang siap dan mampu mengembangkannya dengan

    memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional pasal 36.1 Dalam KTSP fisika merupakan mata pelajaran

    yang lebih banyak memerlukan pemahaman yang dilakukan melalui kegiatan

    pembelajaran di sekolah menengah yang dapat dijadikan modal penguasaan

    ilmu dan teknologi pada pendidikan selanjutnya.

    Pembelajaran merupakan serangkaian proses belajar yang memiliki

    tiga komponen, yakni tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan

    evaluasi. Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang saling

    menopang sehingga tidak dapat dipisahkan. Sebagai salah satu komponen

    proses dalam pembelajaran, evaluasi dinilai memiliki kedudukan sangat

    penting. Hal ini disebabkan evaluasi dapat menjadi tolok ukur berhasil

    tidaknya peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Bagi peserta didik

    evaluasi sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam melakukan

    kegiatan belajar selama mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan bagi guru,

    evaluasi sangat penting untuk mengetahui apakah proses pembelajaran sudah

    1 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

    2007), Cet.2, hlm. 12.

  • 2

    mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Sehingga dapat dilakukan evaluasi

    dalam pembelajaran tersebut.

    Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu

    adanya hubungan erat tiga komponen, yaitu:

    a. Tujuan pembelajaran.

    b. Kegiatan pembelajaran atau KBM.

    c. Evaluasi.2

    Adapun tujuan utama evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah

    untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan

    instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Evaluasi

    dapat diberikan secara berkala atau di lakukan secara periodik seperti ulangan

    harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan lain

    sebagainya.

    Pelaksanaan evaluasi harus sesuai dengan kompetensi dasar yang telah

    diberikan kepada siswa. Di dalam kompetensi dasar terdapat indikator

    kompetensi yaitu perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk

    menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

    penilaian mata pelajaran. Indikator tersebut menjadi acuan bagi guru dalam

    membuat soal. Untuk membuat indikator guru menggunakan kata-kata kerja

    operasional. Kata-kata kerja operasional yang digunakan terdapat pada

    taksonomi Bloom yang disusun oleh Benjamin S. Bloom. Penggunaan kata

    kerja operasional yang sesuai dengan tingkatan taksonomi Bloom digunakan

    untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan memaksimalkan proses

    pembelajaran. Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif,

    ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dalam hal ini peneliti hanya membahas

    tentang ranah kognitif yang dibagi menjadi enam tingkatan.

    Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu

    ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang

    berbentuk pemberian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus

    2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 4,

    2003), hlm. 24.

  • 3

    dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga

    (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat

    dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai

    mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya

    atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.3

    Tes sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar mempunyai peranan

    yang penting dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tujuan khusus dari

    item analisis ialah mencari soal tes mana yang baik dan mana yang tidak baik,

    dan mengapa item atau soal itu dikatakan tidak baik. Dengan mengetahui soal-

    soal itu tidak baik selanjutnya dapat dicari kemungkinan sebab-sebab

    mengapa item itu tidak baik.4Analisis tersebut juga dapat menjadi evaluasi

    agar kualitas soal yang dibuat guru akan menjadi lebih baik lagi.

    Tes dikatakan baik sebagai alat ukur apabila memenuhi persyaratan

    tes, yaitu memiliki: 1) validitas, 2) reliabilitas, 3) objektifitas, 4) praktisibilitas

    dan 5) ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat

    mengukur apa yang hendak diukur. Tes dikatakan reliabel apabila

    memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-kali. Susunan tes

    dikatakan objektif apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor

    subjektif yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki praktisibilitas

    tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis yaitu mudah dilaksanakan, mudah

    pemeriksaannya dan dilengkapi petunjuk-petunjuk yang jelas. Sedangkan

    persyaratan ekonomis artinya bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak

    membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

    Sekarang dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan

    (KTSP) guru diberi keleluasaan dalam melakukan penilaian mulai dari

    perencanaan sampai pelaksanaan, terutama dalam menyusun soal tes. Baik

    tidaknya soal tes sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyusun

    3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

    2009), hlm. 67. 4 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

    Rosdakarya, cet. Ke-13, 2006), hlm. 118.

  • 4

    soal. Agar evaluasi yang dilakukan melalui penilaian dengan menggunakan tes

    sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya peninjauan kembali

    terhadap pelaksanaan evaluasi tersebut.

    Perangkat yang dipergunakan untuk menganalisis adalah taksonomi

    Bloom, terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan (domain), yaitu ranah

    kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Pada aspek kognitif inilah

    dianggap paling penting, karena aspek kognitif yang dikemukakan oleh Bloom

    sudah mewakili tiga aspek penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

    Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk

    aspek kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman,

    penerapan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

    Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti akan

    melakukan penelitian dengan judul Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata

    Pelajaran Fisika Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII

    MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan atau dipaparkan di

    atas maka identifikasi dalam masalah ini adalah:

    1. Tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif pada butir soal Ujian

    Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal tahun

    pelajaran 2010/2011.

    2. Kualitas butir soal soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII

    MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 dari segi empirik yang

    meliputi: validitas soal, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.

    C. Penegasan Istilah

    Penegasan istilah pada judul penulisan skripsi ini dipandang perlu agar

    pembaca terhindar dari salah tafsir dalam mengartikan tema skripsi dan untuk

    memberikan kepastian para pembaca mengenai arah dan tujuan yang akan

    dicapai dalam penulisan ini. Adapun istilah yang terdapat dalam judul ini

    adalah:

  • 5

    1. Analisis

    Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu

    masalah untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenar-benarnya.5

    2. Soal

    Soal atau pertanyaan yang dimaksud disini adalah tes. Tes adalah

    alat/prosedur yang digunakan untuk mengetahui/mengukur sesuatu dalam

    suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan.

    3. Taksonomi Bloom

    Taksonomi Bloom merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan

    pendidikan yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau

    kawasan (domain), yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

    psikomotor.6 Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

    (otak), dalam ranah kognitif Benjamin Bloom mengklasifikasikan

    kemampuan peserta didik atas 6 tingkatan, yaitu:

    a. Tingkatan pengetahuan.

    b. Tingkatan pemahaman.

    c. Tingkatan penerapan.

    d. Tingkatan analisis.

    e. Tingkatan sintesis.

    f. Tingkatan evaluasi.

    Dari penegasan istilah yang telah dijelaskan rumusan judul yaitu

    Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika Menggunakan

    Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun

    Pelajaran 2010/2011, yang akan menyelidiki dan menguraikan soal ujian

    madrasah mata pelajaran fisika dengan menggunakan taksonomi Bloom ranah

    kognitif.

    5 Dany Hariyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Solo: Dilema, 2004), Cet.

    4, hlm. 27. 6 http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/01/19/taksonomi-bloom-versi-baru/ di akses

    tanggal 09 maret 2011 jam 20.30 WIB

  • 6

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah

    1. Bagaimana kategori dan prosentase tingkatan taksonomi Bloom ranah

    kognitif pada tiap soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII

    MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011?

    2. Apakah butir soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika kelas XII MA

    Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 kualitasnya baik jika ditinjau

    berdasarkan analisis empirik yang melingkupi daya pembeda, tingkat

    kesukaran, reliabilitas, dan validitas?

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

    1. Untuk mengkategorikan dan mengetahui prosentase tingkatan taksonomi

    Bloom pada tiap soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika MA Negeri

    Kendal kelas XII tahun pelajaran 2010/2011.

    2. Untuk mengetahui kualitas soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika

    kelas XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011 ditinjau dari

    analisis empirik.

    F. Manfaat Penelitian

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

    kegunaan antara lain:

    1. Dapat bermanfaat bagi pembuat soal khususnya guru mata pelajaran fisika

    agar lebih baik dalam membuat soal.

    2. Konsep-konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan masukan

    untuk dunia pendidikan khususnya bidang evaluasi pendidikan.

    3. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi

    para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan

    penilaian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.

  • 7

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka

    Kajian yang relevan dalam penelitian ini adalah skripsi yang ditulis

    oleh Fitriani Nur Fadhilah mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas

    Tarbiyah Prodi Pendidikan Matematika tentang Analisis Soal Ujian Akhir

    Semester (UAS) mata pelajaran matematika menggunakan taksonomi Bloom

    ranah kognitif di SMAN 2 kota Mojokerto, diperoleh hasil Pada soal UAS

    matematika kelas XI semester genap SMAN 2 Kota Mojokerto mayoritas

    level yang digunakan adalah pada level analisis (C4) sebanyak 28 soal, level

    terbanyak setelah level analisis adalah pada level penerapan (C3) yaitu

    sebanyak 9 soal setelah level penerapan, level terbanyak ke-3 adalah pada

    level sintesis (C5) yaitu 3 soal. Untuk level yang lain seperti pada

    pengetahuan, pemahaman, dan evaluasi tidak digunakan di dalam soal UAS.

    Soal UAS matematika kelas XI semester genap SMAN 2 Kota Mojokerto

    pada level pengetahuan (C1) terdapat 0 %, level pemahaman (C2) terdapat

    0%, level penerapan (C3) terdapat 22,5 %, level analisis (C4) ada 70 %, level

    sintesis (C5) terdapat 7,5%,dan pada level evaluasi (C6) terdapat 0 %.

    Skripsi Mujiyanto dari UNNES Fakultas Ilmu Pendidikan tentang

    Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Ilmu Pengetahuan

    Alam (IPA) Kelas VII Semester Gasal Sekolah Menengah Pertama Negeri I

    Sukorejo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007, diperoleh hasil

    kualitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi IPA kelas VIII semester

    gasal SMPN 1 Sukorejo Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2006/2007 belum

    baik berdasarkan analisis teoritik yang melingkupi isi dan kaidah penulisan

    soal. Tentang kualitas soal Ulangan Akhir Semester bidang studi IPA kelas

    VIII semester gasal SMPN 1 Sukorejo Kabupaten Kendal tahun pelajaran

    2006/2007 belum baik berdasarkan analisis empirik yang melingkupi daya

    pembeda, tingkat kesukaran, reliabilitas, validitas dan distraktor/pengecoh.

  • 8

    Berbeda dengan dua skripsi yang dijadikan kajian pustaka, penelitian

    ini menggabungkan antara dua skripsi diatas. Peneliti memfokuskan pada soal

    ujian sekolah atau madrasah mata pelajaran fisika yang kemudian akan di

    analisis menggunakan taksonomi Bloom ranah kognitif. Selain dianalisis

    dengan menggunakan taksonomi Bloom peneliti akan menganalisis soal

    secara teoritis (meliputi isi dan kaidah penulisan soal) dan secara empiris

    (meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, reliabilitas, dan validitas).

    B. Kerangka Teoritik

    1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan

    Pendidikan sebenarnya mempunyai arti banyak menurut pakar

    pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantoro, pendidikan adalah daya

    upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan

    batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Maksudnya, supaya

    dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan

    penghidupan anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.

    Menurut Dr. D. Marimba menyatakan, pendidikan adalah bimbingan

    atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

    jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

    utama. Jadi dalam pendidikan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

    1) Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau

    pertolongan) dan dilakukan secara sadar.

    2) Ada pendidik atau pembimbing atau penolong.

    3) Ada yang didik atau si terdidik.

    4) Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.

    5) Dalam usaha itu tentunya ada alat-alat yang dipergunakan.1

    Sehingga secara jelasnya pendidikan adalah segala usaha orang

    dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan

    jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Atau lebih jelas lagi

    1Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1992), hlm. 9.

  • 9

    bahwa pendidikan ialah pimpinan yang diberikan oleh orang dewasa

    kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar

    berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.

    Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional menjelaskan, pendidikan adalah usaha sadar dan

    terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

    agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

    diperlukan dirinya, bangsa dan negara.2

    b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pendidikan mempunyai dasar dan tujuan yang jelas yaitu yang

    termuat dalam Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No.12

    tahun 1954 dan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional.3Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil

    pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah

    diselenggarakannya kegiatan pendidikan.

    Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan

    pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan yang spesifik

    dan operasional. Tingkat-tingkat tujuan pendidikan itu meliputi:

    1) Tujuan Pendidikan Nasional

    Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak

    dicapai dalam sistem pendidikan nasional, antara lain:

    a) Sejak tahun 1966 berlaku tujuan nasional yang menyatakan

    bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia

    Pancasialis sejati berdasarkan ketentuan seperti yang

    dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan

    2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hlm. 3 3M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2007), hlm. 18

  • 10

    isi Undang-Undang Dasar 1945 (TAP MPR No.

    XXVII/MPR/1966).

    b) Sejak tahun 1973 berlaku tujuan nasional membentuk manusia

    pembangunan yang ber-Pancasila dan membentuk manusia

    Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki

    pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan

    kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap

    demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan

    kecerdasan tinggi, dan disertai budi pekerti luhur, mencintai

    bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan

    yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 (TAP MPR

    No. IV/MPR/973)

    c) Sejak tahun 1973 berlaku tujuan pendidikan nasional yakni

    meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

    kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,

    memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

    kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia

    pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta

    bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa

    (TAP MPR No. IX/1978).

    d) Sejak tahun 1989 pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

    seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

    pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

    kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab

    kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang No. 2

    Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal

    4).

    e) Dalam GBHN (1993), pendidikan nasional bertujuan untuk

    meningkatkan kualitas manusia Indonesian yaitu manusia yang

  • beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    berbudi

    terampil, berdisiplin, beretos

    bertanggungjawab, dan

    rohani (TAP MPR No. II/MPR/1993).

    2) Tujuan Institusional

    pendidikan nasional adalah menunjuk pada pengembangan warga

    Negara yang baik, sedangkan t

    pengembangan aspek

    nilai.

    3) Tujuan Kurikulum

    tujuan

    studi bersangkutan.

    4) Tujuan Pembelajaran

    setelah diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini

    disusun berdasarkan tujuan kurikulum.

    menjelaskan tentang pendi

    merupakan perintah dari Allah SWT dan merupakan perwujudan

    ibadah kepada

    yang memiliki

    surat al

    Allah akanantaramubeberapa derajat

    4Oemar Hamalik,

    4-6.

    beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    berbudi pekerti luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

    terampil, berdisiplin, beretos kerja, profession

    bertanggungjawab, dan produktif serta sehat jasmani dan

    rohani (TAP MPR No. II/MPR/1993).

    Tujuan Institusional

    Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum

    pendidikan nasional adalah menunjuk pada pengembangan warga

    Negara yang baik, sedangkan tujuan khususnya meliputi

    pengembangan aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan

    Tujuan Kurikulum

    Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada

    tujuan pendidikan/taksonomi tujuan, yang dikaitkan

    bersangkutan.

    Tujuan Pembelajaran

    Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai

    setelah diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini

    disusun berdasarkan tujuan kurikulum.4

    Tidak hanya dalam Undang-undang dalam Al

    menjelaskan tentang pendidikan. Melaksanakan pendidikan adalah

    merupakan perintah dari Allah SWT dan merupakan perwujudan

    ibadah kepada-Nya. Al-Quran bahkan memposisikan

    yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. A

    surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:

    Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

    Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.

    11

    beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

    luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

    kerja, professional,

    produktif serta sehat jasmani dan

    Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum

    pendidikan nasional adalah menunjuk pada pengembangan warga

    ujuan khususnya meliputi

    aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan

    pada kategorisasi

    tujuan, yang dikaitkan dengan bidang

    Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai

    setelah diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini

    undang dalam Al-Quran juga

    Melaksanakan pendidikan adalah

    merupakan perintah dari Allah SWT dan merupakan perwujudan

    Quran bahkan memposisikan manusia

    derajat yang tinggi. Al-Quran

    orang yang beriman di orang yang diberi ilmu pengetahuan

    , (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.

  • 12

    Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya

    pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan

    pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang

    buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan

    yang membawa madharat.5

    2. Evaluasi Pendidikan a. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan

    Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris

    evaluation, dalam bahasa Arab: al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia

    berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan

    (educational evaluation) dapat diartikan sebagai penilaian dalam

    bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan

    dengan kegiatan pendidikan.6Adapun segi istilah, sebagaimana

    dikemukakan oleh Edwind wand dan Gerald W. Brown: Evaluation

    refer to the act process to determining the value of something. Menurut

    definisi ini, maka istilah evaluasi mengandung arti suatu tindakan atau

    proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat

    tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu

    tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu dalam dunia

    pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia

    pendidikan.

    Selain itu evaluasi adalah mengukur dan menilai. Pelaksanaan

    penilaian dapat di lakukan pengukuran.

    1) Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.

    Pengukuran bersifat kuantitatif.

    2) Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu

    dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.

    5http://hasanrizal.wordpress.com/2009/10/21/tafsir-tarbawi-pendidikan-dalam-

    perspektif-al-qur%E2%80%99an/ diakses tanggal 9 April 2011 jam 14:38 6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

    2009), hlm. 1

  • 13

    3) Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni

    mengukur dan menilai.

    Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement,

    sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah

    diperoleh kata indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi

    dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Mengenai evaluasi

    pendidikan, Suharsimi Arikunto mengutip pendapat dari Ralph Tyler

    (1950) mengatakan bahwa: Evaluasi pendidikan merupakan sebuah

    proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal

    apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum,

    bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas

    dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Crobach dan Stufflebeam.

    Tambahan definisi tersebut bukan hanya mengukur sejauh mana tujuan

    tercapai, tetapi juga digunakan untuk membuat keputusan.7

    Dari definisi-definisi tentang evaluasi pendidikan di atas dapat

    dipahami bahwa evaluasi pendidikan selain merupakan suatu proses

    untuk mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai, juga berguna untuk

    membuat keputusan dalam dunia pendidikan.

    b. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

    Dalam pelaksanaannya, evaluasi harus mempunyai dasar yang

    kuat. Dasar yang dimaksud adalah prinsip ilmiah yang melandasi

    penyusunan dan pelaksanaan evaluasi yang mencakup 7 konsep yaitu

    filsafat, psikologi, komunikasi, kurikulum, manajemen dan sosiologi-

    antropologi.8

    Dasar filsafat dalam evaluasi pendidikan berhubungan dengan

    masalah-masalah yang merupakan dasar dalam pendekatan sistem

    yang menyangkut pertanyaan-pertanyaan apakah evaluasi itu, mengapa

    7 Suharsimin Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2003),

    hlm. 2-3. 8Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 8

  • 14

    evaluasi pendidikan perlu diberikan dan bagaimana cara

    memberikannya. Yang dimaksud dengan dasar psikologi adalah bahwa

    evaluasi itu dilaksanakan harus mempertimbangkan tingkat kesukaran

    dengan tingkat perkembangan siswa, tingkat kemampuan yang dimiliki

    siswa, dan teori-teori yang dianut dalam pendidikan. Dasar komunikasi

    dimaksudkan bahwa evaluasi itu dapat dilaksanakan secara langsung

    maupun tidak langsung. Adapun yang menjadi dasar evaluasi

    selanjutnya adalah kurikulum, maksudnya isi evaluasi harus sesuai

    dengan materi yang diajarkan seperti tercantum dalam kurikulum yang

    telah ada dan dilaksanakan. Sedangkan dasar manajemen, artinya

    bahwa evaluasi perlu diorganisasikan pelaksanaannya, apakah secara

    individual atau kelompok dan bagaimana pengelolaannya. Disamping

    itu evaluasi harus sesuai dan berguna dalam masyarakat untuk

    mencapai suatu kemajuan.

    Evaluasi juga mempunyai prinsip dasar agar pelaksanaannya

    dikatakan baik. Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan

    evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen

    yaitu antara:

    a. Tujuan pembelajaran

    b. Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

    c. Evaluasi

    Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai

    berikut:

    Penjelasan dari bagan triangulasi diatas adalah demikian

    a. Hubungan antara tujuan dengan KBM

    Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk

    rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan

    yang hendak dicapai.

    Tujuan

    KBM Evaluasi

  • 15

    b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

    Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk

    mengukur sejauh mana tujuan sudah dicapai.

    c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, KBM direncana dan

    disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.

    Telah disebutkan pula bahwa alat evaluasi juga disusun dengan

    mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga

    harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.9

    c. Tujuan Evaluasi

    Bagi penyusun soal, fungsi evaluasi perlu diperhatikan secara

    sungguh-sungguh agar evaluasi yang diberikan betul-betul mengenai

    sasaran yang diharapkan. Evaluasi pendidikan secara umum

    mempunyai tujuan:

    1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan

    bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang

    dialami oleh peserta didik, setelah mereka mengikuti proses

    pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

    2) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode

    pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran

    selama jangka waktu tertentu.

    Sedangkan secara khusus evaluasi mempunyai tujuan :

    1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh

    program pendidikan.

    2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab

    keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti

    program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan

    keluar atau cara-cara perbaikannya.10

    9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , hlm. 24-25 10Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm.16-17

  • 16

    Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-

    mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai

    tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat

    diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan

    fungsi evaluasi dan dapat berupa:

    1) Penempatan pada tempat yang tepat,

    2) Pemberian umpan balik,

    3) Diagnosis kesulitan belajar siswa, atau

    4) Penentuan kelulusan

    Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini

    diadakan tes, yang diberi nama:

    1) Tes penempatan,

    2) Tes formatif,

    3) Tes diagnostik,

    4) Tes sumatif.11

    d. Obyek atau Sasaran Evaluasi Pendidikan

    Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu

    yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan

    titik pusat perhatian. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui

    objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari

    tiga sisi, yaitu dari segi input, transformasi, dan output.12 Dimana input

    dianggap sebagai bahan mentah yang akan diolah, transformasi

    dianggap sebagai dapur tempat mengolah bahan mentah. Dan output

    dianggap sebagai hasil pengolahan yang dilakukan dapur dan siap

    untuk dipakai.

    Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses

    pembelajaran di sekolah, input tidak lain adalah calon siswa. Ditilik

    dari segi input ini, maka objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga

    11 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2008), hlm.11 12Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 25

  • 17

    aspek, yaitu: (1) aspek kemampuan, (2) aspek kepribadian, (3) aspek

    sikap.

    e. Ciri-ciri Alat Evaluasi

    Salah satu alat evaluasi adalah tes, dalam soal objektif perlu

    dilakukan analisis soal yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi

    soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis

    soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan

    petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Salah satu ciri-ciri alat

    evaluasi adalah:

    1) Taraf kesukaran

    Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan

    proporsi siswa yang menjawab betul suatu soal. Makin besar

    tingkat kesukaran berarti soal itu makin mudah demikian juga

    sebaliknya yaitu makin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu

    makin sukar.

    2) Daya pembeda

    Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes

    hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang

    berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah

    demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki

    kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih

    banyak menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab

    betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk

    menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat

    menjawab item dengan betul.13

    3) Validitas

    Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh

    sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes

    13AnasSudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 385.

  • 18

    sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya

    diukur lewat butir item tersebut.14

    4) Reliabilitas

    Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan

    pertanyaan tes yang didalamnya berupa seperangkat butir soal

    apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Suatu tes

    dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan

    hasil yang relatif sama.

    3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika a. Tinjauan IPA

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

    tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

    hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

    konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

    proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

    bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

    serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

    dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada

    pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

    agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

    ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat

    sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

    pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

    Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari

    perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan

    alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan

    komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material

    melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat

    banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang

    14Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 182.

  • 19

    mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang

    baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.

    Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan

    dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa

    pemahaman yang baik tentang fisika.15

    Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting untuk

    diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa

    pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta

    didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk

    menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan

    masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika

    perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali

    peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan

    yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih

    tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika

    dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

    berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai

    salah satu aspek penting kecakapan hidup.16

    b. Tujuan Mata Pelajaran Fisika Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki

    kemampuan sebagai berikut:

    1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari

    keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran

    Tuhan Yang Maha Esa.

    2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis

    dan dapat bekerjasama dengan orang lain.

    15 Http://sidikpurnomo.net/standar-kompetensi-fisika-smadiakses pada tanggal 09 juni

    2011 jam 11.00 WIB 16 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Standar Isi Untuk

    Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 5

  • 20

    3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,

    mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang

    dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan

    menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara

    lisan dan tertulis.

    4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis

    induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip

    fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan

    menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

    5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai

    keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri

    sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang

    lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Lulusan SMA atau MA untuk mata pelajaran Fisika harus

    mampu:

    1) Melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah,

    mengajukan dan meguji hipotesis, menentukan variabel,

    merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan

    menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan

    hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

    2) Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan

    pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung

    secara cermat, teliti dan objektif.

    3) Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan

    mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls dan momentum.

    4) Mendiskripsikan prinsip dan konservasi kalor sifat gas ideal,

    fluida dan perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika

    serta penerapannya dalam mesin kalor.

    5) Menerapkan konsep dan prinsip optik dan gelombang dalam

    berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi.

  • 21

    6) Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

    masalah dan produk teknologi.17

    c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar telah ditentukan oleh

    Kementerian Pendidikan Nasional, secara garis besar standar

    kompetensi dan kompetensi dasar lulusan SMA atau MA .

    Kelas X, Semester 1

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    1. Menerapkan konsep

    besaran fisika dan

    pengukurannya

    1.1 Mengukur besaran fisika (massa,

    panjang, dan waktu)

    1.2 Melakukan penjumlahan vektor

    2. Menerapkan konsep dan

    prinsip dasar kinematika dan

    dinamika benda titik

    2.1 Menganalisis besaran fisika pada

    gerak dengan kecepatan dan percepatan

    konstan

    2.2 Menganalisis besaran fisika pada

    gerak melingkar dengan laju konstan

    2.3 Menerapkan Hukum Newton sebagai

    prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,

    gerak vertikal, dan gerak melingkar

    beraturan

    Kelas X, Semester 2

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    3. Menerapkan prinsip kerja

    alat-alat optik

    3.1 Menganalisis alat-alat optik secara

    kualitatif dan kuantitatif

    3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam

    kehidupan sehari-hari

    17 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006, Standar Kompetensi

    Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 90

  • 22

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    4. Menerapkan konsep kalor

    dan prinsip konservasi

    energi pada berbagai

    perubahan energi

    4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap

    suatu zat

    4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor

    4.3 Menerapkan asas Black dalam

    pemecahan masalah

    5. Menerapkan konsep

    kelistrikan dalam berbagai

    penyelesaian masalah dan

    berbagai produk teknologi

    5.1 Memformulasikan besaran-besaran

    listrik rangkaian tertutup sederhana (satu

    loop)

    5.2 Mengidentifikasi penerapan listrik

    AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari

    5.3 Menggunakan alat ukur listrik

    6. Memahami konsep dan

    prinsip gelombang

    elektromagnetik

    6.1 Mendeskripsikan spektrum

    gelombang elektromagnetik

    6.2 Menjelaskan aplikasi gelombang

    elektromagnetik pada kehidupan sehari-

    hari

    Kelas XI, Semester 1

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    1. Menganalisis gejala

    alam dan keteraturannya

    dalam cakupan mekanika

    benda titik

    1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak

    melingkar dan gerak parabola dengan

    menggunakan vektor

    1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet

    dalam tatasurya berdasarkan hukum-

    hukum Newton

    1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada

    sifat elastisitas bahan

    1.4 Menganalisis hubungan antara gaya

    dengan gerak getaran

  • 23

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    1.5 Menganalisis hubungan antara

    usaha, perubahan energi dengan hukum

    kekekalan energi mekanik

    1.6 Menerapkan hukum kekekalan

    energi mekanik untuk menganalisis gerak

    dalam kehidupan sehari-hari

    1.7 Menunjukkan hubungan antara

    konsep impuls dan momentum untuk

    menyelesaikan masalah tumbukan

    Kelas XI, Semester 2

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    2. Menerapkan konsep dan

    prinsip mekanika klasik

    sistem kontinu dalam

    menyelesaikan masalah

    2.1 Menformulasikan hubungan antara

    konsep torsi, momentum sudut, dan

    momen inersia, berdasarkan hukum II

    Newton serta penerapannya dalam

    masalah benda tegar2.2 Menganalisis

    hukum-hukum yang berhubungan dengan

    fluida statik dan dinamik serta

    penerapannya dalam kehidupan sehari-

    hari

    3. Menerapkan konsep

    termodinamika dalam mesin

    kalor

    3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal

    monoatomik

    3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas

    ideal dengan menerapkan hukum

    termodinamika

  • 24

    Kelas XII, Semester 1

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    1. Menerapkan konsep dan

    prinsip gejala gelombang

    dalam menyelesaikan

    masalah

    1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri

    gelombang secara umum

    1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri

    gelombang bunyi dan cahaya

    1.3 Menerapkan konsep dan prinsip

    gelombang bunyi dan cahaya dalam

    teknologi

    2. Menerapkan konsep

    kelistrikan dan kemagnetan

    dalam berbagai penyelesaian

    masalah dan produk

    teknologi

    2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat

    medan listrik, fluks, potensial listrik,

    energi potensial listrik serta penerapannya

    pada keping sejajar

    2.2 Menerapkan induksi magnetik dan

    gaya magnetik pada beberapa produk

    teknologi

    2.3 Memformulasikan konsep induksi

    Faraday dan arus bolak-balik serta

    penerapannya

    Kelas XII, Semester 2

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    3. Menganalisis berbagai

    besaran fisis pada gejala

    kuantum dan batas-batas

    berlakunya relativitas

    Einstein dalam paradigma

    fisika modern

    3.1 Menganalisis secara kualitatif gejala

    kuantum yang mencakup hakikat dan

    sifat-sifat radiasi benda hitam serta

    penerapannya

    3.2 Mendeskripsikan perkembangan teori

    atom

    3.3 Memformulasikan teori relativitas

    khusus untuk waktu, panjang, dan massa,

  • 25

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    serta kesetaraan massa dengan energi

    yang diterapkan dalam teknologi

    4. Menunjukkan penerapan

    konsep fisika inti dan

    radioaktivitas dalam

    teknologi dan kehidupan

    sehari-hari

    4.1 Mengidentifikasi karakteristik inti

    atom dan radioaktivitas

    4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan

    radoaktif dalam teknologi dan kehidupan

    sehari-hari

    Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan

    landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran,

    dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam

    merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan

    Standar Proses dan Standar Isi. Dengan berpedoman pada Standar Isi

    dan Standar Kompetensi dalam pembuatan soal hendaknya bisa

    mengukur kemampuan peserta didik yaitu dengan taksonomi Bloom.

    4. Taksonomi Bloom

    Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk

    mengklasifikasi, dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi adalah Suatu

    pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri

    tertentu.18Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk

    tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S.

    Bloompada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi

    beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi

    kembali kedalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

    Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi)

    tujuan pendidikan yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau

    18 (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy) diakses tanggal 10 April jam

    15:13

  • 26

    kawasan (domain), yaitu ranah kognitif, ranah afektif , dan ranah

    psikomotor.19Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan

    aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan

    berpikir. Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

    perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian

    diri. Ranah psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

    keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

    mengoperasikan mesin.

    Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan

    pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang

    spesifik dan operasional. Tingkat-tingkat tujuan pendidikan itu meliputi:

    (a) tujuan pendidikan nasional, (b) tujuan institusional, (c) tujuan

    kurikuler, (d) tujuan pembelajaran (instruksional), yang mencakup tujuan

    pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.20

    Perumusan tujuan pembelajaran memang tidak mudah bagi guru,

    apalagi dalam KTSP tujuan pembelajaran akan menjadikan nilai ke-khas-

    an dari tiap sekolah. Pada umumnya guru akan menyusun tujuan

    pembelajaran mengikuti taksonomi Bloom yang menyangkut ranah

    kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai kategori perilaku belajar.

    Penerapan taksonomi Bloom berlaku pada semua mata pelajaran termasuk

    mata pelajaran fisika. Contohnya: dalam materi praktek fisika tentang

    kalor, dari ranah kognitif dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap

    konsep dan teori kalor. Kemudian ranah afektif dinilai dari sikap peserta

    didik yang teliti dan hati-hati dalam pengambilan data hal ini dimaksudkan

    agar dalam pengambilan data dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan

    ranah kognitif dilihat dari kemahiran peserta didik dalam merangkai alat-

    alat praktek.

    12 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloomasikan peran.diakses tanggal 10 April

    2011 jam 14:51 20 Oemar hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran,hlm. 4

  • 27

    Dalam skripsi ini penulis merujuk pada tujuan pembelajaran dan

    hanya membahas tentang ranah kognitif saja. Pembatasan ini diambil

    karena pada pelajaran yang lebih dominan adalah ranah kognitif. Pada

    ranah kognitif, taksonomi karya bloom dank awan-kawannya

    mengemukakan 6 kategori kemampuan yang hierarkis; hierarkis disini

    berarti bahwa penguasaan yang pertama merupakan pra-syarat untuk

    penguasaan kedua, penguasaan yang kedua merupakan pra-syarat untuk

    penguasaan ketiga, dan seterusnya.21

    Menurut taksonomi Bloom, jenjang yang perlu dilakukan dalam

    proses kognitif adalah enam tahapan, yaitu mengukur atau melihat

    pencapaian dari hal-hal sebagai berikut:

    1. Pengetahuan (Knowledge)

    2. Pemahaman (Comprehension, understanding)

    3. Penerapan (Application)

    4. Analisis (Analysis)

    5. Sintesis (Synthesis)

    6. Evaluasi (Evaluation).22

    21 T.Raka Joni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Malang : YP2LPM, 1984), hlm. 64 22 SumiatiAsra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2007), cet

    pertama,hlm. 214

  • 28

    Gambar 1. Kognitif domain23

    Ranah kognitif merupakan domain taksonomi yang digunakan

    untuk mengukur tingkat intelektual berdasarkan satu hirarki kognitif yang

    disusun dari tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu dari

    pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian,

    seperti diringkaskan dalam gambar 1 pada taksonomi yang lama.

    Selama hampir setengah abad taksonomi ini menjadi rujukan di

    berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, sekitar tahun 2000,

    terdapat beberapa perubahan telah dilakukan untuk lebih bisa

    mengadopsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan.

    Oleh karena itu diterbitkan edisi revisi buku dari Taksonomi Bloom yang

    berjudul: A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing: A

    Revision of Blooms Taxonomy of Educational Objectives(Anderson,

    23 Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, (Jakarta : PT Dunia Pustaka

    Jaya, 1995) , cet. Pertama, hlm. 58

    Pengetahuan

    (Knowledge)

    Komprehensif

    (Comprehensive)

    Aplikasi (Application)

    Analisis (Analysis)

    Sintesis (Synthesis)

    Evaluasi

    (Evaluation)

  • Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock,

    2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan

    terminologi yang digunakan s

    contoh, istilah

    dan evaluasi

    menganalisis, mengevaluasi

    Gambar

    meliputi dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata

    kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi

    pengetahuan dengan dimensi

    lama, dimensi

    sedangkan pada

    dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena

    pengetahuan berbeda

    merupakan kata benda, sedangkan proses

    Pada

    kognitif tetap

    analisis dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai

    Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock,

    2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan

    terminologi yang digunakan seperti yang ditunjukkan Gambar 2

    contoh, istilah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

    evaluasi ditukarkan kepada menghafal, memahami, mengaplikasi,

    , mengevaluasi dan membuat.

    Gambar 2.Perubahan taksonomi Bloom

    Gambar di atas menunjukkan perubahan dari taksonomi bloom

    dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata

    kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi

    dengan dimensi proses berpikir. Kalau pada

    lama, dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah,

    pada taksonomi yang baru pengetahuan benar

    dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena

    pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan

    merupakan kata benda, sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja.

    taksonomi Bloom yang direvisi jumlah dan

    tetap sama seperti dalam taksonomi yang lama, h

    dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai

    29

    Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, danWittrock,

    2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan

    g ditunjukkan Gambar 2. Sebagai

    analisis, sintesis

    menghafal, memahami, mengaplikasi,

    taksonomi Bloom

    taksonomi bloom

    dari kata yang digunakan berubah dari kata benda menjadi kata

    kerja aktif. Kemudian juga melakukan pemisahan antara dimensi

    taksonomi yang

    jenjang paling bawah,

    benar-benar dipisah

    dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan karena dimensi

    dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan

    kognitif merupakan kata kerja.

    dan jenis proses

    taksonomi yang lama, hanya kategori

    dan evaluasi ditukar urutannya dan kategori sintesis kini dinamai

  • 30

    mencipta (create). Seperti halnya taksonomi yang lama, taksonomi yang

    baru secara umum juga menunjukkan penjenjangan, dari proses kognitif

    yang sederhana ke proses kognitif yang lebih komplek. Namun demikian

    penjenjangan pada taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya,

    untuk dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak

    disyaratkan penguasaan proses kognitif yang lebih rendah. Berikut adalah

    taksonomi proses kognitif yang baru:

    a. Mengingat (Remember, C1): menarik kembali informasi yang

    tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan

    proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Kategori ini

    mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan

    mengingat (recalling).

    1) Mengenali (Recognizing): mencakup proses kognitif untuk menarik

    kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang yang

    identik atau sama dengan informasi yang baru. Bentuk tes yang

    meminta siswa menentukan betul atau salah, menjodohkan, dan pilihan

    berganda merupakan tes yang sesuai untuk mengukur kemampuan

    mengenali. Istilah lain untuk mengenali adalah mengidentifikasi

    (identifying).

    2) Mengingat (Recalling): menarik kembali informasi yang tersimpan

    dalam memori jangka panjang apabila ada petunjuk (tanda) untuk

    melakukan hal tersebut. Tanda di sini seringkali berupa pertanyaan.

    Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving).

    b. Memahami (Understand, C2): mengkonstruk makna atau pengertian

    berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi

    yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau

    mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah

    ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusunan skema adalah konsep,

    maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori

    memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan

    (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan

  • 31

    (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring),

    membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).

    1) Menafsirkan (interpreting): mengubah dari satu bentuk informasi

    ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik

    atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau

    sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya

    meringkas atau membuat parafrase. Informasi yang disajikan

    dalam tes haruslah baru sehingga dengan mengingat saja siswa

    tidak akan bias menjawab soal yang diberikan. Istilah lain untuk

    menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), memparafrase

    (paraphrasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan

    kembali (representing).

    2) Memberikan contoh (exemplifying): memberikan contoh dari suatu

    konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh

    menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan

    selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh.

    Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi

    (illustrating) dan mencontohkan (instantiating).

    3) Mengklasifikasikan(classifying): Mengenali bahwa sesuatu (benda

    atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam

    kemampuan mengklasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang

    dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk

    mengklasifikasikan adalah mengkategorisasikan (categorizing).

    4) Meringkas (summarizing): membuat suatu pernyataan yang

    mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari

    sebuah tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih inti dari

    suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas

    adalah membuat generalisasi (generalizing) dan mengabstraksi

    (abstracting).

    5) Menarik inferensi (inferring): menemukan suatu pola atau

    kesimpulan dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat

  • 32

    melakukan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik abstraksi

    suatu konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah

    lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi

    (extrapolating), menginterpolasi (interpolating), memprediksi

    (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).

    6) Membandingkan (comparing): mendeteksi persamaan dan

    perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi.

    Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-

    unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek

    atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah

    mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan

    memetakan (mapping).

    7) Menjelaskan (explaining): mengkonstruk dan menggunakan model

    sebab-akibat dalam suatu system. Termasuk dalam menjelaskan

    adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang

    terjadi apabila salah satu bagian system tersebut diubah. Istilah lain

    untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a

    model).

    c. Mengaplikasikan (Apply, C3): mencakup penggunaan suatu prosedur

    guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu

    mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.

    Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk

    pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam

    proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan

    (implementing).

    1) Menjalankan (executing): menjalankan suatu prosedur rutin yang

    telah dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan

    sudah tertentu dan juga dalam urutan tertentu. Apabila langkah-

    langkah tersebut benar, maka hasilnya sudah tertentu pula. Istilah

    lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).

  • 33

    2) Mengimplementasikan (implementing): memilih dan menggunakan

    prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru.

    Karena diperlukan kemampuan memilih, siswa dituntut untuk

    memiliki pemahaman tentang permasalahan yang akan

    dipecahkannya dan juga prosedur-prosedur yang mungkin

    digunakannya. Apabila prosedur yang tersedia ternyata tidak tepat

    benar, siswa dituntut untuk bisa memodifikasinya sesuai keadaan

    yang dihadapi. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah

    menggunakan (using).

    d. Menganalisis (Analyze, C4): menguraikan suatu permasalahan atau

    obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling

    keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga

    macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis:

    membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan

    menemukan pesan tersirat (attributing).

    1) Membedakan (differentiating): membedakan bagian-bagian yang

    menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting

    tidaknya. Oleh karena itu membedakan (differentiating) berbeda

    dari membandingkan (comparing). Membedakan menuntut adanya

    kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial dari

    suatu perbedaan terkait dengan struktur yang lebih besar. Misalnya,

    apabila seseorang diminta membedakan antara apel dan jeruk,

    faktor warna, bentuk dan ukuran bukanlah ciri yang esensial.

    Namun apabila yang diminta adalah membandingkan hal-hal

    tersebut bisa dijadikan pembeda. Istilah lain untuk membedakan

    adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan

    memfokuskan (focusing).

    2) Mengorganisir (organizing): mengidentifikasi unsur-unsur suatu

    keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait

    satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.

  • 34

    3) Menemukan pesan tersirat (attributing): menemukan sudut

    pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.

    e. Mengevaluasi (Evaluate, C5): membuat suatu pertimbangan

    berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses

    kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan

    mengritik (critiquing).

    1) Memeriksa (Checking): Menguji konsistensi atau kekurangan suatu

    karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan

    sifat produk tersebut). Contoh: Memeriksa apakah kesimpulan

    yang ditarik telah sesuai dengan data yang ada.

    2) Mengkritik (Critiquing): menilai suatu karya baik kelebihan

    maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh:

    menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau

    tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara

    pandang penilai).

    f. Mencipta (Create, C6): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu

    bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong

    dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan

    (planning), dan memproduksi (producing).

    1) Membuat (generating): menguraikan suatu masalah sehingga dapat

    dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada

    pemecahan masalah tersebut. Contoh: merumuskan hipotesis untuk

    memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan

    di lapangan.

    2) Merencanakan (planning): merancang suatu metode atau strategi

    untuk memecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian

    percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

    3) Memproduksi (producing): membuat suatu rancangan atau

    menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah. Contoh:

  • 35

    mendesain atau juga membuat suatu alat yang akan digunakan

    untuk melakukan percobaan.24

    Tabel 1. Kata-kata operasional untuk setiap tingkat

    Perubahan Kemampuan internal Kata kerja operasional

    Remembering (menghafal)

    Mengingat kembali informasi (istilah, fakta, dan metode)

    Mengenal Mendaftarkan Menggambarkan Mendapatkan kembali Penamaan Menemukan

    Understanding (memahami)

    Menjelaskan informasi dengan bahasa sendiri

    Menerjemahkan Memperkirakan Memahami

    (konsep/kaidah/prinsip

    /kaitan antara fakta, isi pokok)

    Menjelaskan Mengartikan Meringkas Melengkapi Mengklasifikasikan Menerangkan

    Applying (mengaplikasikan)

    Menginterpretasikan (tabel, grafik, bagan)

    Mengaplikasikan pengetahuan atau generalisasi kedalam situasi baru

    Memecahkan masalah yang formulatif

    Menggunakan (rumus, kaidah, formula, metode, prosedur, konsep)

    Mengoperasikan Menerapkan Membawa Menggunakan Pembuatan Menghitung Menghubungkan Membuktikan Menghasilkan

    Analyzing Memecahkan Membandingkan

    24 Siskha Sofiana, Skripsi Analisis Butir Soal Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Kimia

    Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta tahun Pelajaran 2009/2011, Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

  • 36

    (menganalisis) informasi ke dalam bagian-bagian dan menunjukkan hubungan diantara bagian-bagian tersebut.

    Membedakan (fakta dari interpretasi, data dari kesimpulan)

    Menganalisis (struktur dasar, bagian-bagian, hubungan antara)

    Mempertentangkan Memisahkan Menghubungkan Membuat diagram/skema Menunjukkan hubungan Mempertanyakan

    Evaluating (mengevaluasi)

    Memberikan suatu keputusan atau penilaian suatu kegiatan.

    Mengecek Membuat hipotesa Mengkritik Mengeksperimenkan Memutuskan

    Creating (berbuat)

    Menghasilkan ide baru, konsep, atau cara mendapatkan benda

    Mendesain Menyusun Merencanakan Menghasilkan Menemukan25

    25 http://adisaputrabtm.wordpress.com/2011/04/20/perubahan-taksonomi-bloom-dan-

    pengembangan-butsir-soal-kimia-sma/

  • 37

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitan ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,

    artinya data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika

    ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang

    diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar

    variabel. Dengan penelitian deskriptif dilakukan pengumpulan data untuk

    mengetes pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian

    sekarang. Penelitian demikian berusaha melaporkan keadaan objek yang

    diteliti sesuai dengan apa adanya, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan

    kategori tingkatan taksonomi Bloom pada soal Ujian Madrasah mata pelajaran

    fisika serta mendeskripsikan prosentase di setiap tingkatan taksonomi bloom

    pada setiap soal Ujian Madrasah mata pelajaran fisika, yang kemudian di

    analisis secara empirik (validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya

    pembeda).

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian ini adalah MA Negeri Kendal dan dilakukan pada

    tanggal 13 April 2011-13 Mei 2011. Dengan melakukan wawancara dengan

    guru mata pelajaran, kemudian meminta data berupa butir soal ujian madrasah

    kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Setelah itu, peneliti

    melakukan analisis butir soal setelah mendapatkan data.

    C. Sumber Penelitian

    Sumber penelitian ini adalah butir soal ujian madrasah mata pelajaran

    fisika kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

  • 38

    D. Fokus Penelitian

    Penelitian ini difokuskan pada butir soal Ujian Madrasah mata

    pelajaran fisika kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 yang

    akan dianalisis sesuai tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif dan

    dianalisis secara empirik meliputi: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan

    taraf kesukaran soal.

    E. Tehnik Pengumpulan Data

    Yang dimaksud cara mengumpulkan data adalah proses diperolehnya

    data dari sumber data. Sumber data adalah subjek dari penelitian yang

    dimaksud untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Dalam penelitian ini

    metode yang digunakan adalah:

    a. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

    berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

    monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya

    sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumentasi

    berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup. Dalam penelitian ini

    dokumentasinya berupa soal ujian madrasah mata pelajaran fisika kelas

    XII MA Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011.

    b. Wawancara

    Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut a

    meeting of two persons to exchange information and idea through question

    and responses, resulting in communication and joint construction of

    meaning about a particular topic.Wawancara adalah merupakan

    pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

    jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

    1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

    2008), hlm. 240.

  • 39

    tertentu. Metode wawancara disini adalah wawancara dengan guru mata

    pelajaran fisika.

    c. Tehnik korelasi.

    Metode ini digunakan untuk mencari data yang berkaitan dengan

    penelitian, seperti penilaian serta aturan pembuatan soal yang sesuai

    dengan BSNP.

    F. Teknik Analisis Data

    Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data penelitian dapat

    diuraikan sebagai berikut:

    a. Kategorisasi

    Kategori dilakukan terhadap butir soal ujian madrasah mata

    pelajaran fisika menggunakan tingkatan taksonomi bloom yang

    didalamnya terdapat 6 tingkatan yaitu mengingat, memahami,

    menerapkan, menganalisis, evaluasi dan menciptakan. Kategorisasi ini

    dilakukan dengan pertimbangan analisis menurut peneliti sesuai tingkatan

    taksonomi Bloom.

    b. Perhitungan Prosentase penggunaan taksonomi Bloom

    Setelah dikategorisasikan peneliti menghitung prosentase pada

    tingkatan taksonomi Bloom. Dengan demikian dapat ditulis prosentase di

    setiap tingkatan soal taksonomi bloom melalui rumus sebagai berikut:

    %100=SMR

    NP

    Keterangan:

    NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan.

    R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab.

    N = skor maksimum (jumlah soal)4

    2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D, hlm. 231. 3 Paul Suparno, Metode Penelitian Pendidikan Fisika, (Yogyakarta: Universitas Sanatha

    Dharma, 2007),Cet. 1, hlm. 83.

  • 40

    c. Analis empirik

    a) Validitas

    Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir

    item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu

    totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir

    item tersebut. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas

    yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item

    yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan

    skor totalnya, atau dengan bahasa statistik ada korelasi positif yang

    signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total disini

    berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan

    skor item berkedudukan sebagai variabel bebasnya (independent

    variable). Untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin

    diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita dapat

    menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya. Sebutir item

    dapat dinyatakan valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti

    mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.5

    rpbi = qp

    SDtMtMp -

    Keterangan:

    rpbi : Validitas koefisien item

    Mp : skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk

    butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul

    M t : skor rata-rata dari skor total