36
KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara Be rn as Edisi 10 Tahun V, Nomor 33, Oktober 2016 ISSN 2252-360X NUSA TERINDAH TOLERANSI Kembali Dikunjungi Karena Rukun GELAR UTSAWA DHARMA GITA KE VI

KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE

Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara

BernasEdisi

10 Ta

hun V

, Nom

or 33

, Okto

ber 2

016 ISSN 2252-360X

NUSA TERINDAH TOLERANSIKembali Dikunjungi Karena RukunGELAR UTSAWA DHARMA GITA KE VI

Page 2: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Http :// ntt.kemenag.go.id

M I S I• Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama• Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama• Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas• Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi

Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang Berkualitas dan

Akuntabel• Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan

Agama pada Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan• Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V I S ITerwujudnya Masyarakat

Nusa Tenggara Timur Yang Taat Beragama, Rukun,Cerdas, dan Sejahtera Lahir

Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-Royong

Page 3: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

1

Membangun Masyarakat Beragama NTT Beriman, Cerdas, Rukun, dan Sejahtera

Pelindung :Kepala Kantor Wilayah

Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Penanggungjawab :Kepala Bagian Tata Usaha

Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Pemimpin Umum :Drs. Sarman Marselinus

Wakil Pemimpin Umum:H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd

Pemimpin Redaksi./Redaktur Pelaksana :

John. B. Seja

Dewan Redaksi :Yohanes F. G.M. Wassa

Bobby BabaputraYakobus Sabon IgorGenoveva Menggol

Robertus FidiantoDaniel H. N. Ngaji, S.Kom

Sirkulasi :Genoveva Menggol; Gabriel Were

Design Grafis/Layout/ Foto :Daniel H. N. Ngaji, S.Kom

Kontributor Daerah :Kantor Kementerian Agama Kabupaten/

Kota dan Madrasah Negeri se-NTT

ALAMAT REDAKSI/ SIRKULASI :Subbag Informasi dan Humas

Kanwil Kementerian Agama NTTJl. Frans Seda Kupang,

Telp/Fax [email protected]

Diterbitkan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

PERCETAKAN :CV. INARA

Jl. Amabi, Samping Gereja Maranatha OebufuHP. 0812 46 646 222, Kupang - NTT

Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan

DITERBITKAN OLEH SUB BAGIAN INFORMASIDAH HUBUNGAN MASYARAKAT

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Salam Redaksi

1

Salam Sejahtera.

Pembaca nan budiman.

Selamat bersua kembali pada edisi kesepuluh Majalah BERNAS bulan Oktober tahun 2016. Kali ini BERNAS hadir dengan tema umum Nusa Terindah Toleransi Kembali Dikunjungi Karena

Rukun. Hal pokok yang kami sajikan ke hadapan pembaca adalah laporan peristiwa menonjol di bulan Oktober ini yakni Kunjungan Kerukunan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur bersama FKUB Provinsi Jawa Timur ke Kanwil Kementerian Agama Prov. NTT.

Pada rubrik Liputan Khusus kami suguhkan informasi kegiatan Utsawa Dharma Gita ke VI tingkat Prov. NTT yang diselenggarakan di Kota Kupang. Ini juga menyampaikan tema kerukunan, karena sebagaimana lazim terjadi di NTT, perhelatan publik dari suatu agama tertentu, sudah pasti juga menjadi perhatian dan komitmen dari semua elemen masyarakat dan agama yang ada di NTT.

Pada edisi kesepuluh ini, kami juga menampilkan liputan kegiatan menonjol sepanjang bulan Oktober 2016 pada satuan kerja Kementerian Agama di Provinsi Nusa Tenggara Timur, baik dalam berita maupun lensa kegiatan. Secara khusus informasi tentang kunjungan kerja Ketua dan anggota Komisi VIII DPR RI ke wilayah provinsi NTT, secara khusus di Kota Ende, Bumi Rahim Pancasila.

Kami juga menampilkan beberapa informasi menarik lainnya yang tampak terlepas dari tema pokok BERNAS Oktober 2016, itu dikarenakan kami bermaksud menampilkan kegiatan yang kami pandang strategis, unik dan bernilai lebih sepanjang bulan Oktober 2016.

Dan pada bagian akhir kami menghadirkan sosok Sahabat BERNAS, I Putu Gede Adhitya Dharma, seorang pemuda Hindu dari Kota Kupang yang aktif dan berhasil menoreh prestasi pada Gelar Utsawa Dharma Gita VI tingkat Provinsi NTT. Sosok muda berprestasi yang semoga saja dapat menginspirasi kaum muda untuk aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan, dengan semboyan khasnya: Dream It, Believe It, Do It.

Selamat membaca.Redaksi

Page 4: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

2

DAFTAR ISI

Salam Redaksi 1

Daftar Isi 2

Editorial 3

Fokus Utama 4-7

Ssst, Ini Bukan SARA 8

Liputan Khusus 9-11

Bidik Lensa 12-14

Seputar Kanwil 15-22

Lintas Flobamora 23-29

Sahabat BERNAS 30-31

Bianglala 32

Fokus Utama Hal. 4 - 7

Liputan Khusus Hal. 9 - 11

Sahabat BERNAS Hal. 30 - 31

Utsawa Dharma Gita VIMMMomentum Peningkatan Penghayatan Keagamaan Menuju NTT Sebagai

Nusa Terindah Toleransinya

NTT Kembali DikunjungiKarena Rukun“Toleransi. Kata yang mudah untuk diucapkan namun tak jarang, sulit untuk dipraktikan. Dan untuk itu, warga Nusa Tenggara Timur boleh berbangga bahwa pohon toleransi yang ditanam, dirawat, dan dipupuk dengan baik berbuah ranum kerukunan di atas tanah keberagaman. Kerukunan merupakan buah dari sikap toleransi yang tinggi. Itu sebabnya, NTT kini diplesetkan menjadi Nusa Terindah Toleransi. ”

I Putu Gede Adhitya DharmaSosok Petualang Bermental Juara:

“Dream it, Believe it, Do it“

Page 5: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

3

Sekali Lagi Tentang Kerukunan

Editorial

Untuk kesekian kalinya, Kupang Kota Karang, ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur dikunjungi oleh rombongan kerukunan dari

berbagai wilayah nusantara. Rupanya ceritera tentang bangunan hidup rukun damai dalam masyarakat NTT telah tersebar luas di seantero Indonesia. Mulai dari akedemisi, pejabat pemerintah, wisatawan hingga tokoh agama telah menginjakkan kakinya di kota karang ini. Sebuah pertanyaan yang pantas didengungkan adalah mengapa harus ke Kupang? Tentu saja pertanyaan lanjutannya adalah untuk apa? Dan seterusnya akan melahirkan puluhan bahkan hingga ratusan pertanyaan lagi.

Dari kisah pertemuan Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur di Kupang, sekilas jawaban atas pertanyaan di atas ditemukan. Kupang adalah ibukota provinsi NTT, Nusa Tenggara Timur sudah dikenal sebagai Nusa Terindah To l e r a n s i n y a , b a h k a n d i p e n g h u j u n g 2015, NTT diberi anugerah harmony award, sebaga i wi layah dengan indeks kerukunan t e r t i n g g i d i Indonesia. Karena itu, Kupang pantas menjadi destinasi k u n j u n g a n kerukunan.

Apakah benar kerukunan itu dapat ditemui dan dirasakan dalam rentang waktu kunjungan yang relatif singkat, antara satu hingga tiga hari? Jawaban tentu ada pada pengunjung sendiri. Sebagai tuan rumah, yang disajikan pastilah hanya wajah bersahabat, sekelumit kisah hidup bersama di NTT dalam testimoni yang diperkuat dengan gambar dan rekaman video. Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi tidak perlu semua pengalaman orang lain harus dialami seseorang supaya dapat belajar, karena keterbatasan usia manusia, namun dengan mendengarkan dan mengambil hikmah dari pengalaman orang lain, itu juga menjadi guru yang terbaik. Mungkin ini dapat menjadi salah satu pembenaran.

Pada bulan yang sama, Oktober 2016 ini, di Kupang telah terjadi sebuah peristiwa rutin, yang bahkan dapat dikatakan sudah biasa di NTT ini, yakni penyelenggaraan

lomba keagamaan dari penganut agama tertentu yang melibatkan semua elemen masyarakat dari berbagai agama. Gelar Utsawa Dharma Gita ke VI tingkat Provinsi NTT dilangsungkan di Kupang, Kota Kasih.

Moment Utsawa Dharma Gita, yakni lomba keterampilan keagamaan Hindu di NTT sedianya tentu adalah kegiatan khusus umat Hindu di NTT. Namun penyelenggaraannya melibatkan seluruh elemen masyarakat di NTT, bahkan ketua panitia UDG VI di NTT adalah seorang Katolik, apalagi anggota panitianya. Setiap unsur agama ada dan berpartisipasi aktif menyukseskan kegiatan UDG. Mengapa harus melibatkan semua unsur agama? Bukankah ini sebenarnya adalah kegiatan khusus untuk umat Hindu?

Pertanyaan ini menjadi sulit untuk dijawab, tetapi begitu mudah untuk dilaksanakan di NTT. Bukan hanya pada

penyelenggaraan UDG saja, pada semua kegiatan publik agama apa pun di NTT, sudah pasti melibatkan s e m u a u n s u r a ga m a d i N T T, b u ka n s e ke d a r formalitas belaka. I n i l a h s a l a h satu wujud dari toleransi di NTT. “Apa yang kalian ingin saudaramu

lakukan kepadamu, perbuatlah demikian pula kepada saudaramu. Jika Anda ingin dihormati, maka hormatilah, jika ingin dicintai maka mencintailah, jika ingin dihargai maka mulailah menghargai.”

Toleransi. Kata yang mudah untuk diucapkan namun tak jarang, sulit untuk dipraktikkan. Dan untuk itu, warga Nusa Tenggara Timur boleh berbangga bahwa pohon toleransi yang ditanam, dirawat, dan dipupuk dengan baik berbuah ranum kerukunan di atas tanah keberagaman. Kerukunan merupakan buah dari sikap toleransi yang tinggi. Inilah mungkin salah satu simpulan yang boleh jadi memposisikan NTT, Nusa Tenggara Timur sebagai penyandang predikat Nusa Terindah Toleransinya, karena di NTT semua agama besar hidup damai berdampingan dengan rukun, saling mendukung untuk sama-sama menjadi besar dan berkembang.***(JohnSeja)

Page 6: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

4

Fokus Utama

Masyarakat Nusa Tenggara Timur dan secara khusus jajaran Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

pantas berbangga. Usai kedatangan rombongan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara pada medio April tahun ini, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali mendapat kunjungan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada Kamis (13/10/2016). Kedua kunjungan tersebut untuk melihat dari dekat bagaimana kerukunan hidup dan mekar di Bumi Flobamora.

Pagi itu Kamis, 13 Oktober 2016 langit tampak cerah. Tepat pukul 09.00 Wita beberapa mobil dinas terlihat bergerak ke arah timur keluar dari Kanwil Kemenag Provinsi NTT. Laju kendaraan roda empat tersebut bergerak menuju Bandara El Tari Kupang

untuk menjemput rombongan kerukunan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dipimpin Plh. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Yakobus B. Kleden, MM didampingi Kepala Bagian Tata Usaha, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd bersama segenap pejabat eselon III dan para Kasubag di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rombongan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur disambut di Bandara El tari Kupang untuk kemudian diantar menuju Hotel.

Di pendopo depan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur tampak beberapa orang pegawai berdandan tak biasa. Mengenakan busana daerah khas Nusa Tenggara Timur. Mereka ditugaskan untuk menyambut kedatangan tamu dari Timur pulau Jawa. Tentu dengan adat istiadat khas Nusa Tenggara Timur. Segala persiapan tampak serius dilakukan ‘tuan rumah’.

Sementara itu, jarum jam menunjukkan pukul 10.00 Wita ketika mobil dinas Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi NTT tampak memasuki halaman kantor diikuti oleh dua buah bus. Satu per satu dari rombongan tersebut tampak turun dan melangkah masuk kedalam pelataran Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. 2 (dua) orang Tua Golo (baca = Pemuka Adat) asal Manggarai menerima rombongan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dengan seremony adat ‘Tuak Curu, Manuk Kapu’ dengan tutur adat serta menyerahkan tuak dan ayam jantan putih sebagai simbol dalam tradisi

“Toleransi. Kata yang mudah untuk diucapkan namun tak jarang, sulit untuk dipraktikan. Dan untuk itu, warga Nusa

Tenggara Timur boleh berbangga bahwa pohon toleransi yang ditanam, dirawat, dan dipupuk dengan baik

berbuah ranum kerukunan di atas tanah keberagaman. Kerukunan merupakan buah dari sikap toleransi yang tinggi. Itu sebabnya, NTT kini diplesetkan menjadi Nusa

Terindah Toleransi. Sebuah plesetan yang boleh jadi bermakna tugas mulia menjaga Indonesia tetap harmonis

dalam indahnya perbedaan dimulai dari belantara Nusa Tenggara Timur untuk Nusantara. Bekal nilai-nilai

kerukunan yang hidup di Nusa Tenggara Timur mesti terus digalakkan karena sifat kerukunan yang dinamis.”

NTT Kembali DikunjungiKarena Rukun

Page 7: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

5

masyarakat Manggarai menyambut tamu resmi baik tamu dalam konteks pelaksanaan acara adat maupun tamu-tamu pemerintahan atau tamu asing yang secara resmi berkunjung ke sebuah kampung atau daerah. Ini adalah bentuk penghargaan dan penghormatan untuk para tamu yang dengan ketulusan dan kebesarannya dianggap mau bertemu dan hidup bersama dengan masyarakat setempat.

Usai diterima secara adat, Plt. Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, DR. Musta’in, M.Ag yang juga merupakan ketua rombongan lantas menerima tuak dan ayam jantan putih untuk diangkat ke udara yang disambut aplaus meriah dari para hadirin.

Plh. Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM pun lantas menyematkan topi Ti’i langga dan selendang khas Timor kepada DR. Musta’in, M.Ag yang diikuti oleh penyematan selendang khas NTT kepada anggota rombongan Kanwil

Kemenag Provinsi Jawa Timur lainnya oleh para pejabat teras Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Setelah seremony penerimaan dilaksanakan,

acara silahturahmi keluarga besar Kanwi l Kementer ian Agama Provinsi NTT bersama keluarga besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pun digelar di aula utama Kanwil Kemenag Provinsi NTT. Rombongan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur berjumlah ± 20 orang berkunjung ke Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT selain untuk bersi lahturahmi, juga untuk melihat lebih dekat kerukunan umat beragama di Provinsi NTT.

NTT Dikunjungi Bukan Saja Karena AlamnyaPada acara silahturahmi keluarga besar Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTT bersama Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Plh. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM saat memberikan sekapur sirih mengatakan bahwa Nusa Tenggara Timur tidak hanya dikunjungi karena sebagai New Tourism Teritory alamnya yang indah tapi juga karena kehidupan masyarakatnya yang harmonis sehingga sering diplesetkan Nusa Terindah Toleransinya. Sapaan pembuka Plh. Kakanwil Kemenag Provinsi NTT ini pun langsung disambut aplaus dari segenap hadirin di aula utama Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT.

Plh. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM pada kesempatan tersebut menyampaikan selamat datang di Provinsi Nusa Terindah Toleransinya kepada rombongan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur sekaligus memperkenalkan para pejabat

teras di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT.

L e b i h l a n j u t , d a l a m s e k a p u r sirih, Kepala Bidang Urusan Agama Katolik in i membeberkan profil Provinsi Nusa Te n g g a r a T i m u r mulai dari sejarah perkembangan agama di NTT, persebaran agama di NTT, hingga d i s t r i b u s i a g a m a di NTT. Selain itu,

beliau juga membeberkan tentang ketentuan dasar pembinaan kerukunan beragama yang berlandaskan prinsip persaudaraan, prinsip kebersamaan, serta aspek persamaan dan kesetaraan.

Page 8: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

6

Dijelaskan Pak Kleden, sapaan akrabnya, kerukunan di Nusa Tenggara Timur sudah melekat sejak dahulu kala sebagai warisan leluhur yang mana masyarakat NTT memiliki kearifan lokal serta kekerabatan yang erat sehingga dialog yang muncul seringkali sudah sampai pada tahap dialog iman pada praktik kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur.Plt. Kakanwil Kemenag Jatim Apresiasi Kemenag NTT

Sementara itu, Plt. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, DR. Musta’in, M.Ag saat memberikan sambutan memberikan apresiasi kepada jajaran Kanwil Kemenag Provinsi NTT atas penyambutan yang luar biasa kepada rombongan Kanwil Kemenag Jatim. Diakuinya, informasi mengenai rencana kedatangan rombongan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur sangat singkat namun penyambutan yang diterima sangat luar biasa dan diluar dugaan.

Pada kesempatan tersebut, Musta’ in juga memperkenalkan para pejabat serta Wakil Ketua FKUB Provinsi Jatim, H. Abdul Hadi yang hadir dalam rombongan. Musta’in mengatakan kunjungan dari Kanwil

Kemenag Provinsi Jawa Timur selain ingin berdialog tentang kerukunan, juga ingin mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kerukunan agar dapat dijadikan dasar menyusun perencanaan juga antisipasi terkait kerukunan di Provinsi Jawa Timur. Dikatakan, Jawa Timur bersyukur tidak memiliki kasus-kasus kerukunan antar agama tetapi, diakuinya, memiliki banyak kasus kerukunan intern agama.

Dalam acara penuh nuansa kekeluargaan antara dua saudara dari rahim Ikhlas Beramal ini, juga ditampilkan Senam 5 Nilai Budaya Kerja yang dibawakan oleh ASN MTsN Kupang. Selain itu, juga diperkenalkan rupa-rupa pakaian adat NTT yang diperagakan oleh ASN Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT bak model.

Usai menyantap sajian khas berselera yang disiapkan tuan rumah. Dialog pun berlangsung. Menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan kerukunan di Nusa Tenggara Timur. Plh. Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Yakobus B. Kleden yang langsung memandu acara dialog tersebut mempersilahkan kepada masing-masing pejabat Eselon III untuk mengungkapkan testimoni tentang kerukunan yang tumbuh subur di tanah Flobamora.

Kesempatan pertama diberikan kepada Kepala Bidang Haji & Bimas Islam, Drs. H. Syamsul Ma’arif yang m e n g u n g ka p ka n b a h wa selama ± 20-an tahun hidup di Nusa Tenggara Timur, ia temukan bahwa terdapat 4 jenis kerukunan yang hidup di Nusa Tenggara Timur yakni Kerukunan Generik, Kerukunan Genetik, Kerukunan Retor ik , dan Kerukunan Eksotik. Keempatnya, saling kait mengait dan mengikat ke h i d u p a n m a s y a r a k a t Nusa Tenggara Timur untuk hidup berdampingan tanpa

Page 9: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

7

mempersoalkan perbedaan. Senada dengan Kabid Haji, Pembimas Buddha, Aryadi Satyawira, SH pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa selama ia bertugas baik ketika masih di Kementerian A ga m a R I m a u p u n s a at ditugaskan di Padang, baru di Nusa Tenggara Timur ia mendapat disposisi untuk membawakan doa pada acara kenegaraan ataupun acara resmi secara agama Buddha dan itu bukanlah persoalan.

H a l s e n a d a j u g a d i u n g ka p ka n Pe m b i m a s Hindu bahwa ia tidak merasa minoritas hidup di Nusa Tenggara Timur karena berbagai kemudahan dan kenyamanan yang diperoleh terutama menyangkut kehidupan masyarakat yang rukun. Bahkan, beliau mengisahkan suatu ketika saat bertugas membawakan doa pada acara kenegaraan menjelang 17 Agustus, usai membawakan doa secara Hindu, ia dihampiri salah seorang petinggi militer yang baru saja bertugas di NTT. Petinggi militer itu, kisahnya, terkejut ketika doa yang didaraskan secara Hindu walau di NTT mayoritas Katolik.

Plh. Kakanwil, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM menutup dialog dengan memberikan kisah ilustrasi tentang kehidupan masyarakat yang rukun di Nusa Tenggara Timur. “Ketika kita sudah menerima orang lain untuk hidup di samping kita sebagai tetangga kita, maka

sesungguhnya tidak ada alasan untuk menolaknya ketika ia butuh sarana peribadatan untuk berdoa. Bukan tidak mungkin sarana itu dipergunakan untuk mendoakan kita.”

Usai berdialog dalam nuansa penuh kekeluargaan di Aula Utama Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, tukar menukar cindera mata menjadi pamungkas pertemuan bersahaja ini. Rombongan dari Provinsi Jawa Timur pun melanjutkan perjalanan menuju ke Gedung FKUB NTT untuk berdialog dengan para tokoh agama dalam Forum Kerukunan Umat Beragama Nusa Tenggara Timur. Keeseokan hari, Jumat (14/10/2016) rombongan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur kembali ke Surabaya. Sayonara….sampai jumpa lagi!! ***(Gerald Wassa)

Page 10: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

88

Sssttt...Ini Bukan SARA

Anak ayam : "Pak, jengger kita mengapa tumbuh begitu tinggi?"Bapak ayam : "Ini adalah lambang dari prestise kita."Anak ayam : "Lalu paruh kita mengapa begitu keras dan begitu lancip?"Bapak ayam : "Paruh ini adalah senjata kita yang perkasa."Anak ayam : "Suara kita mengapa sedemikian nyaringnya?"Bapak ayam : "Ini demi menciptakan kekuatan untuk menundukkan musuh kita."Anak ayam : "Tetapi, Pak..."Bapak ayam : "Eh... Ada pertanyaan apa lagi?"Anak ayam : "Lho, kita begitu gagah berani, mengapa sehari-harinya kok berada di dalam kandang ayam?"

dari berbagai sumber

Anak Nyamuk Belajar TerbangNyamuk : “Gimana nak rasanya belajar

terbang?”Anak Nyamuk : “Enak mak... keren...!!!”Nyamuk : “Kok bisa gitu??”Anak Nyamuk : “Abis tiap terbang, orang-orang

pada tepuk tangan, Mak...”dari berbagai sumber

Suatu hari seorang wanita tua berjalan ke toko dan mengambil beberapa bungkus

makanan anjing, dia pergi untuk membayar dan kasir berkata, “Anda tidak bisa membeli makanan anjing, kami perlu bukti bahwa anda memiliki anjing.” Jadi dia pulang mengambil anjingnya dan dia bisa membeli makanan anjing itu.

Keesokan harinya wanita tua yang sama pergi untuk memperoleh beberapa bungkus makanan kucing dan kasir berkata, “Anda tidak bisa memiliki makanan kucing, kami perlu bukti bahwa anda memiliki kucing…” Jadi dia pulang ke rumah mengambil kucing dan dia akhirnya bisa membeli makanan kucing.

Hari berikutnya wanita tua yang sama masuk lagi dan dia membawa sebuah kotak, dia mengatakan kepada kasir untuk memasukkan jarinya ke dalam kotak itu, jadi kasir itu melakukannya. Kasir berkata,

Bukti Agar Dapat Membeli

“Yang saya rasakan, yang di dalam kotak ini terasa hangat dan lembut…”

Wanita tua itu tersenyum kemudian berkata, “Nah, jika Anda sudah puas dengan buktinya, bisakah saya memperoleh beberapa rol kertas tisu toilet?”

dari berbagai sumber

Pertanyaan Seekor Anak Ayam Jantan

Page 11: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

9

Utsawa Dharma Gita VIMMMomentum Peningkatan Penghayatan Keagamaan Menuju NTT Sebagai Nusa Terindah Toleransinya

Liputan Khusus

Bertempat di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Selasa (18/10/2016) malam, Utsawa Dharma Gita (UDG) VI Tingkat Provinsi Nusa

Tenggara Timur secara resmi dibuka. Dalam laporannya, Ketua Panitia mengungkapkan bahwa UDG VI akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 17 s.d 20 Oktober 2016 di Astiti Hotel Kupang dengan melibatkan 137 orang peserta dari seluruh Kabupaten/Kota se-NTT.

Menurut rencana ke-137 orang peserta ini akan memperebutkan kejuaraan pada enam jenis dan kategori lomba masing-masing Utsawa Pembacaan dan terjemah Sloka kategori anak-anak, remaja dan dewasa, Pembacaan dan terjemah Palawakya kategori remaja dan dewasa, Menghafal Sloka Terbanyak kategori Anak-anak, remaja dan dewasa, Utsawa Dharma Widya tingkat SD, SMP dan SMA, Utsawa Dharma Wacana Bahasa Indonesia kategori anak-anak, remaja dan dewasa serta Utsawa Dharma Wacana Bahasa Inggris kategori Remaja dan Dewasa.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam sambutannya, sebagaimana dibacakan Asisten III Sekda Provinsi NTT, Ir. Benediktus Po l o M a i n g m e nya m b u t b a i k penyelenggaraan kegiatan ini sekaligus menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada pengurus PHDI dan semua pihak yang telah berpartisipasi menyukseskan kegiatan bermartabat ini.

Menurutnya, Utsawa Dharma Gita merupakan

momen berahmat bagi seluruh umat Hindu karena dengannya umat Hindu diperkaya pemahaman dan pengetahuannya atas Kitab Suci Weda. Kekayaan makna dan nilai yang terkandung di dalam Kitab Suci Weda, akan sangat membantu umat Hindu dalam membangun kebersamaan yang harmonis. Untuk itu Gubernur berharap agar momentum Utsawa Dharma Gita VI ini dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk semakin memperkaya diri dengan berbagai keutamaan yang terkandung di dalam Kitab Suci Weda khususnya dalam membina hubungan yang harmonis antar seluruh komponen masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Hal senada diungkapkan Walikota Kupang, Jonas Salean, SH, MH dalam sambutannya. Menurutnya, dalam

sejumlah mata lomba yang diselenggarakan selama pegelaran UDG VI ini tentu terkandung di dalamnya nuansa kerohanian yang dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan.

Page 12: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

10

lebih dari i tu, yakni sebagai kesempatan mengekspresikan penghayatan yang mendalam akan ni la i keagamaan Hindu sekaligus momentum membina persaudaraan, kebersamaan, dan solidaritas sosial,” ungkapnya.

L e b i h j a u h , K a k a n w i l meminta agar umat Hindu agar memperhatikan tiga hal yang dapat dijadikan acuan untuk membina spiritual umat. Pertama, Pembinaan spiritual umat harus mencapai kedalaman ajaran yang sejati dan bersifat utuh sebagaimana tertuang

dalam Kitab Suci. Kedua, Pembinaan spiritual tidak cukup hanya dengan pengajaran melalui kata-kata, tetapi perlu ditunjukkan dengan teladan dan perbuatan nyata. Ketiga, Pembinaan spiritual harus seirama dengan tuntutan jaman.

UDG VI, Kota Kupang Raih Juara UmumSetelah melalui perjuangan yang luar biasa, kontingen

Kota Kupang akhirnya kembali dinobatkan sebagai juara umum pada event Utsawa Dharma Gita VI tahun 2016 ini. Hal itu diperoleh pada acara penutupan Utsawa Dharma Gita VI, Rabu, (19/10/2016) malam di aula rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur usai Dewan Juri membacakan kejuraan Lomba UDG VI Tahun 2016. “Berdasarkan rekap kejuaraan, dengan ini Dewan Juri memutuskan Kontingen Kota Kupang sebagai juara umum Utsawa Dharma Gita VI Tahun 2016,” ungkap sekretaris

Dewan Juri, I Nengah Aditananya yang disambut riuh kontingen Kota Kupang.

I Nengah menjelaskan bahwa penetapan Kota Kupang sebagai juara umum didasarkan pada jumlah kejuaraan yang diraih kontingen di mana Kota Kupang berhasil meraih peringkat I dan II terbanyak pada enam jenis lomba. Menyusul Kabupaten Kupang di urutan II dan di urutan III kontingen UDG Sumba Timur. Atas prestasi ini, kontigen Kota Kupang berhak memperoleh piala tetap setelah sebelumnya dalam ajang yang sama pada UDG IV dan V di Waikabubak dan Waingapu sukses meraih juara umum.

Penyerahan piala tetap dimaksud dilakukan oleh Walikota Kupang didampingi Kakanwil Kemenag Provinsi NTT dan Ketua PHDI NTT. Meskipun demikian, lanjut Nengah, peserta peraih peringkat pertama pada masing-masing mata lomba selanjutnya akan menjadi duta NTT pada

Lebih jauh, Walikota mengungkapkan kebanggaannya kepada seluruh umat Hindu di Kota Kupang atas kontribusinya terhadap pembangunan kehidupan umat beragama di Kota Kupang terutama dalam menjamin NTT sebagai Nusa Terindah Toleransinya. Diakuinya, selama ini kehidupan umat beragama di Kota Kupang termasuk umat Hindu sangat baik dan tidak ada masalah. “Semoga kegiatan UDG ini semakin mempererat kita untuk semakin menjalin kebersamaan terutama dalam mewujudkan NTT sebagai Nusa Terindah Toleransinya,” papar Walikota Kupang.

Bukan sekedar Lomba Tetapi Juga Momentum Peningkatan Pemahaman dan Penghayatan Iman

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan dua tahunan ini, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus dalam sambutannya ketika menekankan bahwa Utsawa Dharma Gita pada hakekatnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Hindu sebagaimana tertuang di dalam Kitab Suci Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu. Hal ini sejalan dengan mengatakan bahwa fungsi utama dari Kementerian Agama adalah mengupayakan peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama, melalui berbagai kegiatan keagamaan dan penyediaan sarana prasarana keagamaan.

Karena itu, ia berharap agar kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG) VI ini, tidak saja dilihat sebagai ajang kompetisi melainkan momentum untuk merajut kebersamaan, persaudaraan dan silaturahmi. “Jadikan kegiatan ini tidak saja sebagai ajang meraih prestasi melainkan

Page 13: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

11

ajang UDG Tingkat Nasional yang akan berlangsung tahun depan di Palembang.

UDG, Wujud Nyata Kehadiran NegaraKesuksesan penyelenggaraan UDG

VI Tingkat Provinsi NTT ini tidak terlepas dari campur tangan banyak pihak terutama dukungan penuh dari seluruh Pemerintah Daerah baik Kabupaten/Kota maupun Provinsi se NTT. Kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG) VI Tingkat Provinsi NTT merupakan wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat dalam upaya mengokohkan kerukunan antar umat beragama sebagai pondasi persatuan dan kesatuan. Bukti bahwa negara hadir melalui kegiatan UDG dapat terlihat dari begitu besarnya dukungan dan perhatian Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten Kota se Provinsi NTT dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan ini meskipun secara kuantitas, umat beragama Hindu di NTT masih sangat kecil jumlah dibandingkan dengan umat beragama lain seperti Katolik, Kristen dan Islam.

Sejalan dengan itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. I Gusti Made Putra Kusuma, M.Si, pun mengakui bahwa dukungan Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk pembinaan Utsawa Dharma Gita (UDG) semakin baik. Pengakuan ini diungkapkannya menyusul semakin baiknya kualitas pelaksanaan UDG dari tahun ke tahun sejak UDG pertama tahun 2001 hingga UDG ke VI tahun 2016. Menurutnya, secara kuantitas maupun kualitas pelaksanaan UDG VI tahun 2016 mengalami peningkatan yang amat besar. Secara kuantitas, katanya dapat terlihat dari makin banyaknya keikutsertaan masing-masing Kabupaten/Kota pada setiap mata lomba. Sementara secara kualitas,

tergambar pada selisih nilai perolehan serta juara pada masing-masing jenis lomba tidak lagi menjadi monopoli Kota Kupang tetapi sebaliknya sudah mulai merata pada seluruh kontingen dari Kabupaten/Kota.

Hal inilah yang dikatakannya sebagai cerminan dari makin baiknya pembinaan Utsawa Dharma Gita di daerah sekaligus sebagai wujud meningkatnya perhatian Pemerintah terhadap pelaksanaan UDG sebagai pertunjukkan keterampilan membaca Kitab Weda sekaligus ekspresi dari penghayatan yang mendalam umat Hindu atas ajaran Hindu yang tertuang

dalam Kitab Weda. Karena itu, dosen pada Universitas Nusa Cendana Kupang ini menyampaikan terimakasih dan penghargan kepada semua pihak yang ikut memberikan dukungan, kerjasama dan partisipasi dalam melakukan pembinaan UDG di daerah serta semua pihak yang telah menyukseskan pegelaran Utsawa Dharma Gita VI ini. “Terimakasih dan penghargaan patut kami sampaikan kepada bapak Gubernur, pak Walikota dan seluruh Bupati se Nusa Tenggara Timur yang telah memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan UDG khususnya UDG VI tahun ini,” pungkasnya seraya berharap agar kerjasama seperti ini bisa berlanjut dalam rangka mewujudkan NTT sebagai Nusa Terindah Toleransinya. Ia berharap agar seluruh umat Hindu Nusa Tenggara Timur dapat memaknai pelaksanaan UDG VI ini sebagai pencerahan jiwa dan pendorong semangat untuk menata sikap dan prilaku serta meningkatkan pengendalian hawa nafsu terutama dalam menghadapi kondisi masyarakat saat ini yang sangat rentan dengan prilaku buruk dan gampang melakukan tindakan anarkis yang merugikan diri sendiri maupun masyarat pada umumnya. ***(robertfidianto)

Page 14: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

12

Bidik Lensa

Kepala Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Kabag TU, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd ketika melepas rombongan studi banding Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Prov. NTT menuju Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (06/10/2016).

Ketua Komisi 8 DPR RI, Dr. Ali Taher, MH ketika melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Ende, dijemput oleh Wakil Bupati Ende, H. Ahmad Djafar. Tampak ikut menjemput, Kepala Kantor Kemenag Kab. Ende, Petrus Pedo Beke, S.Ag (mengenakan seragam keki) pada Senin (31/10/2016).

Kepala Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Direktur Pendidikan Katolik, Fransiskus Endang, SH, MM dan segenap pejabat e s e l o n I I I p a d a K a n w i l Kemenag Prov. NTT, serta Kepala Kankemenag Kab. Ende, Nagekeo dan Kab. Sikka, bergambar bersama Bupati Ende, Ir. Marsel Petu (berbaju batik kuning) setelah acara tatap muka bersama Komisi 8 DPR RI, di Aula Rujab Bupati Ende, Senin (31/10/2016).

Page 15: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

13

Kabid Pendidikan Katolik, Drs. Djata Dominikus, M.Si dan Kabid Urusan Agama Katolik, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM bergambar bersama segenap pejabat eselon IV Bimas Katolik Kanwil Kemenag Prov. NTT dan tim perencanaan Ditjen Bimas Katolik setelah acara sinkronisasi perencanaan secara khusus Ver i f ikas i K e b u t u h a n A n g g a r a n Tunjangan Guru Pendidikan Agama Katolik pada Rabu (12/10/2016) di Aula Utama Kanwil Kemenag Prov. NTT.

Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa (STIPAR) Ende di usianya yang ke-26 tahun, mewisuda 48 orang Sarjana Agama Katolik angkatan ke-XXI I , d i Au la Mgr. Donatus Djagom, Jumad (07/10/2016). Nampak hadir dalam acara wisuda tersebut, Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Kabid Pendkat Kanwil Kemenag NTT, KaKankemenag Kab. End dan Wakil Bupati Ende, H. Achmad Djafar.

Kepala Seksi Pendidikan Islam Kankemenag Kab. Sikka, Yusuf Raya, S.PdI, menerima dokumen KIP (Kartu Indonesia Pintar) yang diserahkan oleh Kasi Pendidikan Madrasah Tingkat Menengah pada Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. H. Ibrahim Arif, bertempat di Aula Kankemenag Kab. Sikka, Maumere, pada hari Kamis (06/10/2016).

Page 16: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

14

"SMAK mesti menjadi pohon ara yang berbuah dan menjadi berkat bagi orang lain dan dunia," demikian ditegaskan oleh YM Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsensius Sensi Potokota pada acara pembukaan kegiatan pentas seni dan lomba antar Sekolah Menengah Agama Katolik se- Provinsi Nusa Tenggara Timur bertempat di aula Syuradikara Mart, Kota Ende pada hari Sabtu (23/10/2016).

B e r t e m p a t d i S w i s s Bell Kristal Hotel, Senin (03/10/2016), Kakanwil Kemenag Prov. NTT melepas 10 muda-mudi utusan umat Budha NTT mengikuti kegiatan Yobbana Dhama Samaya (wahana bagi muda-mudi Budhis seIndonesia menjalin kerukunan dan saling berbagi pengalaman) se lama seminggu dar i tanggal 03 s.d 08 Oktober 2016 di Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Kakankemenag Kab. Malaka, Dra. Yosefina Neonbeni, M.Hum didampingi oleh Kasubbag TU, Yohanis Ukat, S.Ag dan Kasi Urakat, Matheus M a u k , S . A g m e l a ku ka n kunjungan ke Wilayah Tapal Batas Indonesia Timur Leste tepatnya d i Metamauk, K e c . K o b a l i m a T i m u r, memperkenalkan keberadaan Kantor Kemenag Kab. Malaka sembari menjalin kerja sama pembinaan mental kepada para prajurit di Tapal Batas, pada Selasa (18/10/2016).

Page 17: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

15

Seputar Kanwil

Kupang - Suasana masjid raya Nur Saada Kupang sedikit berbeda dari biasanya. Ratusan santri berjubel memadati halaman masjid pagi itu. Santriwan di sebelah kiri. Sementara para santriwati di sebelah kanan. Semuanya berjumlah 608 orang. Mereka memenuhi undangan mengikuti gebyar penulisan Mushaf Al-Quran.

Allahu Akbar! Allahu Akbar, pekik para santri di kanan kiri saat Kakanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus dan rombongan memasuki arena masjid. Keriuhan para santri seolah menyulap cuaca yang tergolong panas Rabu pagi itu menjadi sangat hangat.

Kepala Bidang Pendidikan Islam, Drs. H. Husen Anwar selaku Ketua Panitia Penyelenggara mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut hari santri nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober mendatang. Masih dalam laporannya,

Haji Husen, demikian ia biasa disapa mengungkapkan bahwa kegiatan bertajuk Dari Pesantren Untuk Indonesia itu berlangsung sehari dengan melibatkan 608 orang santri di seputaran Kota Kupang.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag NTT dalam sambutannya menyampaikan penghargaan dan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, gebyar penulisan Musaf Al-Quran ini selain merawat tradisi penulisan Al-Quran, pada sisi lain membangkitkan semangat para santri untuk mencintai Al-Quran.

Saya menyambut gembira kegiatan ini yang tentu membangkitkan semangat kecintaan para santri pada Al-Quran, ungkap Kakanwil.

Tampak hadir pada kegiatan tersebut sejumlah pejabat di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi NTT. Hadir pula Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kupang dan imam Masjid Raya Nur Saada Kupang, H. Mohammad Jafar serta sejumlah Kepala Seksi dari Kemenag Kota Kupang.

***[email protected]/bobby

Gebyar Musaf Al-Quran, 608 Santri SerbuMasjid Raya Nur Sa’adah

Page 18: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

16

Kupang - Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, H. Syamsul Maarif menyoroti kepulangan Jemaah Haji tahun 2016 M/1437 H melalui akun facebook Syamsul Ma Arif.

Dikutip melalui laman facebooknya, pria asal Gresik ini secara khusus menyoroti tata berbusana para Jemaah Haji. Banyaknya Jemaah Haji yang pulang dengan mengenakan Gamis (Busana Pria Arab) dan Iqal (Tutup kepala dengan lingkaran atau segi empat yang numpang di atas kepala) mendapat sorotannya.

"Ketika banyak orang mengira bahwa Gamis (busana pria arab) dan Iqal (tutup kepala dengan lingkaran atau segi empat yang numpang di atas

kepala) adalah pakaian agama, maka hampir sebahagian jamaah kita yang memburu pakaian budaya arab tersebut di sela-sela pelaksanaan ibadah haji. Dan selanjutnya mereka pun sibuk mendandani diri dengan pakaian adat orang Arab tersebut demi dapat tampil laksana orang Arab, meski terkadang terkesan ada yang memaksa diri. Saya katakan terkesan memaksa diri karena sebagian besar postur orang Arab itu besar, tinggi, dan mancung. Sementara postur kita cenderung terbalik, meskipun satu dua ada juga yang tinggi dan mancung," tulis Syamsul Maarif (Selasa, 10/10/2016).

Diakuinya, hal tersebut tidaklah salah apalagi jika di balik pengenaan busana tersebut

terselip motivasi untuk menjadi manusia baru yang lebih baik dari sebelum pulang ibadah. Namun, lanjutnya, terkadang muncul kesan bahwa pulang haji seolah harus menjadi orang Arab.

"Tidak ada yang salah dengan kebiasaan itu. Terlebih jika di balik pengenaan busana tersebut ada motivasi untuk menjadi manusia baru yang lebih baik dari sebelum pulang ibadah, meskipun terkadang muncul kesan bahwa orang pulang haji itu seolah harus menjadi orang Arab. Dan ijinkan aku ingin menjadi orang islam tetap berpijak di atas adat dan budayaku INDONESIA," tulis ayah 3 orang anak ini menandaskan. ***[email protected]/bobby

Kabid Haji NTT SorotiKepulangan Jemaah Haji

Kupang - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus mengingatkan seluruh pengelola anggaran di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT agar selalu mematuhi aturan. Hal itu dikatakannya saat memberikan arahan pada rapat evaluasi penyerapan anggaran dan hasil audit ITJEN, Selasa (10/10/2016) sekaligus merespon upaya untuk mengejar target capaian serapan 95 % pada tahun anggaran 2016.

“Pada prinsipnya, kita semua berpacu lagi untuk mengejar target capaian serapan anggaran.

Kejar Target 95 %, Kakanwil : Tetap Patuhi Aturan

Page 19: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

17

Namun, satu hal yang patut diingat agar jangan sampai mengabaikan aturan yang berlaku. Kebut capaian tetapi tetap patuhi aturan mainnya,” ungkap Kakanwil mengingatkan.

Menurut Kakanwil, meskipun pengendalian internal lebih pada tanggungjawab pimpinan tetapi hal itu sesungguhnya juga menjadi bagian dari seluruh jajaran Kanwil Kemenag Provinsi NTT melalui kepatuhan pada tata aturan yang berlaku.

Lebih jauh, berkaca pada hasil audit oleh tim ITJEN yang berlangsung beberapa waktu lalu, ia mengharapkan agar seluruh jajarannya berupaya menghindari kesalahan berulang.“Kurangi kesalahan berulang. Dicermati dan diupayakan agar tidak terjadi

lagi,” sambungnya menegaskan.Perlu diketahui bahwa rapat dimaksud digelar

dalam rangka mengevaluasi tingkat capaian serapan anggaran hingga triwulan III serta respon atas hasil audit oleh tim ITJEN yang berlangsung beberapa waktu lalu. Hadir pada rapat dimaksud Kepala Bidang/Pembimbing, para Kasubag, pejabat pengadaan serta bendahara dan operator perencana pada masing-masing unit teknis di lingkup Kanwil Kemenag NTT. Dalam rapat yang berlangsung hingga pukul 11.30 WITA dan dipandu Kabag TU, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd itu, dipaparkan tingkat capaian serapan anggaran serta beberapa catatan penting hasil audit ITJEN. ***[email protected]/bobby

Sukolilo - Tekad untuk menambah jumlah kuota jemaah calon haji asal NTT kembali diutarakan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Frans menyampaikan hal ini ketika menyambut kedatangan jemaah haji asal NTT yang baru pulang menunaikan ibadah haji, jumat (07/10/2016) malam, di asrama haji Sukolilo, Surabaya. "Kita akan terus berjuang agar ada penambahan kuota untuk NTT. Karena itu kuota yang ada kita utamakan untuk masyarakat NTT," ungkap Frans di depan jemaah haji.

Gubernur NTT itu juga berharap agar ke depan jemaah haji asal NTT dapat masuk dalam dua kelompok terbang (kloter). Hal ini juga sangat tergantung pada jumlah kuota yang ditetapkan untuk NTT. Selama ini sebagian jemaah haji asal NTT berada bersama kloter jawa timur mengingat jumlah jemaah NTT yang belum dapat memenuhi satu kloter tersendiri.

Seperti diketahui, tahun ini NTT masuk dalam kloter 48 dan 49. Kloter 49 merupakan kloter Jawa Timur. Kedatangan Kloter 49 juga pada hari sama yakni jumat (07/10/2016) pukul 23.40 setelah Kloter 48 tiba di asrama haji Sukolilo.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam sambutannya mengatakan bahwa peristiwa penyambutan Jemaah haji

NTT Akan Berjuang Untuk Penambahan Kuota Hajitahun 2016 berbeda dan istimewah karena dihadiri oleh seluruh unsur Forkopimda NTT. “Saya menyampaikan penjemputan haji tahun ini paling istimewah karena seluruh Forkopimda lengkap datang. Satu-satunya Bupati yang hadir Bupati Ende. Ini tanda perhatian kami dengan cara datang menerima kalian,” kata Frans Lebu Raya disambut tepuk tangan para Jemaah.

Dalam kesempatan itu Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, SH menyampaikan terima kasih kepada Kakanwil Kemenag NTT dan jajarannya yang telah melaksanakan tugas dengan sukses dalam penyelenggaraan haji tahun 2016. "Terima kasih kepada Kakanwil Kementerian Agama NTT dan jajarannya, BPIH dan seluruh pihak yang telah bekerja demi suksesnya penyelenggaraan haji tahun ini," kata Anwar.

Anwar yang juga sebagai Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) NTT itu menyampaikan selamat datang kepada jemaah haji dan berharap agar jemaah haji dapat menjadi haji mabrur dan menjadi contoh bagi lingkungan dan masyarakat. Anwar juga berharap semoga perjuangan untuk mendapatkan jatah dua kloter untuk NTT dapat terwujud di tahun-tahun yang akan datang.***[email protected]/bobby

Page 20: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

18

K u p a n g - T i m P u s a t Informasi dan Humas (PINMAS) Kementerian Agama RI yang beranggotakan Sutini, S.Ag., M.Si dan Anita Puspitasari, S.Si, menyambangi Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. NTT. Kehadiran tim Pinmas dalam rangka Sosialisasi Draft Peraturan Menteri Agama (PMA) Tentang Tata Kelola Data Kementerian Agama bertempat di Aula I Kantor Wilayah, Kamis (20/10/2016).

Kegiatan yang dipandu oleh Kepala Subbag Inmas Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. NTT, Yohanes B. Seja, S.Fil berlangsung alot, serius namun santai. Tujuan dari kegiatan sosialisasi tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan atau menemukan formula yang tepat sehingga nantinya PMA yang diterbitkan dapat dilaksanakan tanpa menimbulkan multi tafsir.

Tanya jawab soal beberapa pasal dan ayat dalam draf PMA bermuara pada kesamaan persepsi bahwa perlu adanya keseragaman data yang pengelolaannya hanya melalui satu pintu.

Sosialisasi Draf PMA Tata KelolaData Kementerian Agama

"Yang terjadi selama ini adalah data selalu berbeda karena sumber data dikumpulkan dan diminta langsung pada unit teknis terkait dan tidak pada sumber pengelola data seperti yang ada dalam draft PMA yakni pada bagian Sekretariat Jenderal (Sekjen) atau Subbag Inmas dalam Lingkungan Kantor Wilayah," jelas Kasubbag Inmas.

"Dengan adanya draft ini diharapkan agar kedepan terjadi keseragaman dalam pengelolaan data," urai Anita Puspitasari.

Hadiri dalam kegiatan sosialisasi ini beberapa perwakilan dari Bidang-Bidang teknis lingkungan Kanwil kemenag Prov. NTT dan seluruh staf Subbag Inmas.

***[email protected]/bobby

Kupang - Kepala Kanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus mengatakan bahwa jatuhnya penilaian yang diberikan kepada Kementerian Agama oleh BPK dari sebelumnya memperoleh predikat WTP-DPP dan menjadi WDP antara l a i n d i s e b a b ka n karena kurangnya k e p a t u h a n d a n ket idakpahaman a k a n a t u r a n p e n g e l o l a a n a n g g a r a n y a n g berlaku.

Hal itu dikatakan Ka ka n w i l ke t i ka memberikan arahan

Kakanwil Sebut Jatuhnya Opini Ke WDP

Karena Kurang Paham Aturanpada pembukaan kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan Hukum bagi staf Kanwil Kemenag NTT, Selasa (19/10/2016) di Hotel Sasando International Kupang.

Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kesalahan

Page 21: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

19

Kupang - Kepala Kanwil Kementerian Agama NTT, Drs. Sarman Marselinus mengingatkan para santri untuk mempertaruhkan jiwa dan raganya demi menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu dikatakan Sarman Marselinus ketika memberikan arahan pada acara penutupan Training Center dan Pelepasan Kontingen Peserta Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Nasional (POSPENAS) asal NTT yang diselenggarakan oleh Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag NTT, Kamis (20/10/2016) di Aula Asrama Haji Oebufu Kupang.

Kakanwil Sarman mengatakan keberadaan para santri di pondok pesantren mestinya dimaknai sebagai sebuah kekuatan yang berfungsi mendidik, mengembangkan dan melahirkan generasi bangsa yang akan menjadi sebuah kekuatan yang mampu menjaga kelestarian NKRI. Karena

itu menurut Sarman sistem pendidikan yang ada di pondok pesantren harus terus dikembangkan sambil tetap memperhatikan keseimbangan antara perkembangan mental spiritual dan jasmaniah serta mengedepankan penghargaan akan realitas kebangsaan yang majemuk. "Para santri harus jadi orang terdepan yang mencerahkan lingkungan dengan menjamin bahwa perbedaan adalah sebuah kenyataan yang mesti diterima dan bukan untuk dipermasalahkan", kata Kakanwil.

Kakanwil menambahkan Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang dimiliki lembaga agama. Di dalam Pondok pesantren tidak hanya diajarkan pengetahuan agama saja akan tetapi para santri perlu ditunjang jiwa dan raganya agar tetap sehat dan jiwa yang dipenuhi seni hikmat keagamaan.

Berkaitan dengan penyelenggaraan POSPENAS, Kakanwil mengatakan bahwa POSPENAS dimaksudkan untuk mendorong para santri memiliki jiwa dan raga yang sehat yang kelak akan berguna bagi kemaslatan bersama. "Tampilkan kemampuan kalian secara maksimal, jangan ragu, bertandinglah tanpa beban, jaga kekompakkan sebagai tim dan raih kesempatan secara maksimal," ajak Kakanwil.

Kepada kontingen POSPENAS asal NTT, Kakanwil juga berpesan agar terbuka menjalin silahturahim dengan peserta dari daerah lain sehingga memberi bobot nilai lebih dalam kegiatan POSPENAS tersebut. "Jangan lupa membangun pergaulan seluas-luasnya. Berkenalanlah dengan teman-teman dari daerah lain. Jika anda pulang bawa medali itu adalah bonus", pesan Kakanwil.

Sebelumnya, Ketua Panitia, Sanu Badjuri melaporkan bahwa POSPENAS VII tahun 2016 diselenggarakan di Kota Serang Banten. Kontingen asal NTT seluruhnya berjumlah 30 orang yang akan terjun di lima cabang yakni Pencak Silat, Sepak Takraw, Badminton, Pidato Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab serta Atletik. "3 cabang menjadi target kita untuk mendapatkan medali. NTT selama ini menjadi pesaing utama khusus di bidang Pencak Silat dan Sepak Takraw," jelas Sanu. ***[email protected]/bobby

Lepas Kontingen POSPENAS,Kakanwil Ingatkan Para Santri Jaga Keberlangsungan NKRI

yang sama pada waktu yang akan datang, menurut rencana Kakanwil Kemenag NTT dalam waktu dekat akan membentuk satuan tugas yang berfungsi melakukan pengawalan dan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran.

"Di Kanwil NTT sekarang sedang proses pembenahan SAKIP sesuai dengan regulasi terkini. Setelahnya akan dilanjutkan dengan pembentukan Satgas SPI (Sistem Pengendalian Internal) yang bertugas mengawal dan mengawasi pengelolaan keuangan," ungkap Kakanwil.

Terkait dengan kegiatan yang digelar oleh Sub Bagian Hukum dan KUB itu, Kakanwil mengatakan bahwa hukum harus menjadi kebutuhan yang rutin dan harus menjadi mindset bagi setiap orang. Karenanya penyuluhan hukum yang dilaksanakan dimaksudkan untuk mengingat hukum, paham hukum dan patuh melaksanakan aturan. "Tidak tahu aturan tidak menjadi alasan pemaafan bagi orang yang melanggar aturan," kata Kakanwil. ***[email protected]/bobby

Page 22: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

20

Kupang – “Saya baca di internet, di Malaysia, Kementerian Agama disebut Kementerian Tak Berdosa,” demikian ungkap Yorhans Lopis ketika memberikan arahan

Di Malaysia, Kementerian Agama DisebutKementerian Tak Berdosa

di depan ASN Kanwil Kemenag NTT pada apel siaga, Senin (31/10/2016).

Pernyataan Kabid Bimas Kristen Kanwil Kemenag NTT itu seketika disambut tawa kecil para ASN. Mungkin karena kedengaran lucu dan ganjil. Meski demikian, Yorhans mengatakan dengan menyebut Kementerian Tak Berdosa artinya pegawai yang bekerja di lembaga tersebut mestinya sungguh-sungguh melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara professional dan jauh dari kesalahan-kesalahan baik dari segi laporan maupun tindakan lainnya.

Lebih lanjut, Mantan Kakankemenag Kabupaten Kupang itu mengatakan untuk mewujudkan aparatur Kementerian Agama yang professional maka perlu setiap ASN harus memiliki kemampuan seperti self sertifikasi, self supervise, developer, integritas dan visionering. Kemampuan dan ketrampilan seperti itu, kata Yorhans akan sangat membantu melahirkan ASN yang professional.

“Ini butuh kesadaran kita semua. Dan kita sudah tahu. Ibaratnya tidak perlu mengajar ikan untuk berenang atau monyet untuk memanjat pohon,” kata Yorhans.

***[email protected]/bobby

Kupang - Kepala Kanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus meminta kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTT untuk mewariskan nilai-nilai kerukunan kepada generasi bangsa khususnya kaum muda yang ada di NTT.

Permintaan Kakanwil itu disampaikan ketika memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Sosialisasi PBM yang digelar FKUB NTT, Sabtu (29/10/2016) dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun 2016 ini. Kakanwil Sarman mengatakan FKUB memiliki keahlian dan peran penting dalam mewariskan nilai-nilai yang selama ini telah menjadi budaya dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.

“Nilai-nilai ini perlu diwariskan kepada generasi selanjutnya sehingga ke depan mereka dapat diandalkan untuk terus menjaga keutuhan NKRI,” kata Kakanwil Sarman.

Kakanwil Sarman mengharapkan tokoh-tokoh agama untuk selalu memberikan arahan kepada umatnya, karena menurut Sarman, suara dan perilaku tokoh-tokoh

agama dapat mempengaruhi umat dalam berinteraksi dengan sesama umat beragama.

Kakanwil juga mengajak tokoh agama dan peserta kegiatan untuk melihat kerukunan dalam konteks Indonesia tidak hanya dalam lingkup NTT saja karena menurutnya ancaman nasional dapat berdampak bagi kerukunan di NTT. “Saya kira FKUB memiliki informasi dan keahlian yang berkaitan dengan hal-hal itu yang dapat didiskusikan secara efektif sebagai wujud tekad bersama menjaga kelestarian NKRI,” ungkap Kakanwil.

***[email protected]/bobby

Kakanwil Minta FKUB NTT Wariskan Nilai Kerukunan

Page 23: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

21

Kupang - Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus mengajak para guru untuk membentuk group WA yang akan berfungsi sebagai media untuk men-share pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan serta berbagai masalah yang dihadapi para guru di lapangan sehingga dapat menjadi kekayaan pengetahuan sekaligus memberi solusi atas situasi-situasi khusus yang tengah dialami guru dan peserta didik dalam lingkungan pendidikan dewasa ini.

Harapan itu disampaikan ketika menyampaikan arahan pada acara penutupan kegiatan Sosialisasi Kurikulum PAK 2013 tingkat SD yang digelar Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag NTT, Rabu (26/10/2016) di Hotel Romyta Kupang.

“Era digital menjadi tantangan karena itu guru diharapkan peka untuk mencari alternative pendidikan agama yang efektif sehingga anak didik tidak jatuh dalam hal-hal yang menyesatkan,” kata Kakanwil

Berkaitan dengan K - 1 3 , K a k a n w i l mengatakan bahwa K-13 menjadi tuntutan yang harus dipahami dengan baik agar memenuhi tuntutan pendidikan. K-13. Kakanwil sekali lagi berpesan agar para guru dapat membentuk forum tersendiri semisal WA.

“ J a n g a n l u p a m e m b a n g u n w a d a h

untuk berdiskusi. Pa Kabid dapat memonitor diskusi yang berkembang dalam grup nanti,” pesan Kakanwil Sarman.

Yorhans Lopis, Kabid B i m a s Kr i s te n Ka nw i l K e m e n a g N T T p a d a kesempatan itu mengatakan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat ditentukan dari pola dan cara berpikir yang ingin mengubah dan memajukan p e n d i d i ka n s e ka l i g u s mengembangkan kwalitas

kemampuan guru itu sendiri. Yorhans menegaskan bahwa salah satu tujuan

sosialisasi kurikulum 2013 adalah agar para guru memiliki perubahan mindset atau pola pikir yang dapat dibuktikan melalui persiapan bahan ajar yang matang, pelaksanaan KBM yang kreatif dan komunikatif serta evaluasi dengan menggunakan metode pendekatan yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan sosialnya.

Mantan Kakan Kemenag Kupang itu menambahkan Kurikulum 2013 juga memposisikan guru dalam beberapa fungsi seperti sebagai fasilitator, desainer pembelajaran, motivator bagi peserta didik sehingga siswa dapat lebih kreatif dan mampu belajar secara mandiri. “Mendidik ibarat menanam pohon; harus siapkan lahan, mencangkul, menggali, kemudian menanam, terus menyiram dan akhirnya merawat,” kata Yorhans Lopis. ***[email protected]/Bobby

Kakanwil Ajak Guru SD Bentuk Grup WA

Page 24: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

22

Kupang - Bertempat di Aula MAN Model Kupang, Rabu (26/10/2016), Dharma Wanita Perasatuan Kanwil Kemenag Prov. NTT dengan narasumber utama Ny. Xaveria Ghunu Sarman didampingi Ny. HJ. Iriani Hasan Manuk dan Ny. Hj. Sukmawati Ma’arif, melakukan Sosialisasi SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) di hadapan puluhan siswa/i MAN Model Kupang.

Mengawali arahannya, Ny. Xaveria Ghunu Sarman menjelaskan peranan perempuan sebagai seorang istri dan sebagai ibu yang adalah tokoh sentral dalam keluarga yang memberi andil sangat besar terhadap perkembangan suami maupun anak-anak.

“Kekuatan perempuan akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi upaya perlawanan terhadap korupsi khususnya dalam hal pencegahan,” tegas Ny Xaveria Ghunu Sarman.

Xaver ia juga mengura ikan tentang berbagai macam modus korupsi baik dalam dunia pendidikan maupun yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mendengar uraian tersebut, para siswa/I MAN juga menimpali dengan berbagai macam jenis korupsi dalam versi anak sekolah.

Pantauan kontributor Inmas, kecenderungan ini mengindikasikan bahwa korupsi telah menjadi berita populer di kalangan masyarakat pada semua jenis usia, mungkin setiap orang pernah melakukannya dan atau

sekurang-kurangnya pernah terjebak dalam tindakan koruptif.

Dalam sesi tanya jawab sebagai penutup pembawaan materi, tampak para siswa/i begitu antusias memberikan pertanyaan berkaitan dengan sosialsasi Tim SPAK, korupsi dan beberapa pertanyaan lain dalam hubungan dengan kegiatan.

“Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman akan bahaya laten korupsi yang kini telah merambah pada semua sisi kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara,” jelas Ny. Xaveria Ghunu Sarman.

Di akhir kegiatan dalam suasana santai dilaksakan permainan atau simulasi anti korupsi sebagai bagian dari pemahaman dan pembelajaran terhadap korupsi, apa yang pantas dan tak pantas dilakukan oleh siswa/i MAN Model Kupang sebagai kader muda penerus bangsa ini.***[email protected]/bobby

DWP Kanwil NTT Sosialisasi SPAK

Page 25: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

23

Lintas FLOBAMORA

Kefamenanu - "Menjelang akhir Oktober ini kita perlu siaga dan mempersiapkan segala macam laporan, baik itu capaian Sasaran Kinerja setiap PNS, Unit Kerja dan Laporan Keuangan!” Demikian kata Jumhur Sarbini, S.PdI, ketika memimpin Apel Pagi di Halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara, Senin (24/10/2016).

Himbauan Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kemenag Kab. TTU ini sebagai tindak lanjut penyampaian Kepala Kantor Kemenag Kab. TTU sebelumnya, mengingat akan berakhirnya tahun 2016, terutama berkaitan dengan penyerapan DIPA TA. 2016 dan laporan laporan. Selain itu, Jumhur juga menekankan tentang disiplin waktu yang menurutnya masih sangat perlu ditingkatkan lagi demi kenyamanan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing Aparatur Sipil Negara.

Siaga Menuju Akhir Tahun

Atas nama Kepala Kantor Kemenag Kab. TTU, Jumhur juga menyampaikan terima kasih kepada segenap ASN Kemenag Kab. TTU yang pada pekan sebelumnya, bekerja sama dengan tim pengelola arsip dari Kanwil Kemenag Prov. NTT telah sukses melaksanakan kegiatan yang baru dan pertama kalinya yakni acara pemusnahan arsip yang menurut peraturan perundang-undangan sudah pantas dimusnahkan.***(sumber: ntt.kemenag.go.id/wens/yen)

Atambua - Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu kembali berduka telah berpulangnya salah satu ASN asal Kankemenag Kota Kupang pada hari Sabtu (15/10/2016) di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. W.Z. Yohanes Kupang. Tampak seluruh ASN Kankemenag Kab. Belu berkunjung ke rumah duka di Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Senin (17/10/2016).

Informasi yang dihimpun, sebab meninggalnya Ibu Sonya Mesah, demikian ia sering disapa, diakibatkan karena kecelakaan motor pada hari Rabu (12/10/2016) lalu di Kupang. Almarhumah mengalami benturan keras di bagian perut saat kecelakaan itu dan sempat dirawat di RSUD Prof. W.Z. Yohanes Kupang hingga menghembuskan nafas terakhir pada hari Sabtu (15/10/2016).

Sipora Sonya Marlinda Messah,

S.Ag demikian nama lengkapnya adalah ASN pada Kankemenag Kota Kupang yang baru menyelesaikan pendidikan Magister Pendidikan Kristen di STAKN Kupang pada bulan September 2016 silam. Beliau dikenal sebagai orang yang periang dan cerdas di kalangan teman-teman di kantor dan teman-teman gurunya di sekolah.

Jenasah almarhumah dihantar dari Kupang ke rumah duka di Atambua pada hari Minggu (16/10/2016). Sesuai rencana dimakamkan pada hari Selasa (18/10/2016) di Atambua, kabupaten Belu.

Almarhumah awalnya adalah ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu, kemudian berpindah tugas ke Kankemenag Kota Kupang karena sedang menempuh Pendidikan Magister Pendidikan Kristen di STAKN Kupang.***(sumber: ntt.kemenag.go.id/deky/bbp/yen)

Selamat Jalan Ibu Sonya, Semoga Bahagia Di Surga

Page 26: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

24

Waingapu – Dirjen Bimas Katolik, Drs. Eusabius Binsasi hadiri Pekan Misi Sedunia ke 90 di Paroki Sang Penebus Wara- Waingapu, Sabtu (22/10/2016).

Tiba di bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu, Dirjen Eusabius dijemput oleh Kakankemang Kab. Sumba Timur, Maxy Lakapu, M.Pd.K dengan didampingi Direktur Pusat Pastoral dan Sosial (PUSPAS) Katikuloku, Keuskupan Weetabula, P. Simon Tenda, CSsR yang juga menjadi Ketua Panitia dalam perayaan Pekan Misi tahun ini.

Dirjen hadir untuk menyaksikan dan memberikan dukungannya bagi seluruh peserta lomba lagu dan gerak, pidato, serta lomba cerdas cermat Alkitab untuk Temu Minggu dan Sekami se-Keuskupan Weetabula Sumba yang diselenggarakan menyambut Pekan Misi Tahun ini. Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Pekan Misi Sedunia ke-90 ditutup dengan perayaan Ekaristi yang juga dilaksanakan di Paroki Sang Penebus Wara Waingapu, Minggu (23/10/2016). "Jalan menuju kesaksian adalah menghayati eksistensi kita yang seratus persen Katolik dan seratus persen Warga Negara Indonesia. Selain itu, untuk menjadi saksi kerahiman, kita sebagai umat Katolik perlu saling memberi dan meminta pengampunan. Memberi dan meminta adalah dua kata kunci untuk menghayati kerahiman Ilahi dalam hidup kita," tegasnya.

Pekan Misi Sedunia ke-90 yang mengangkat tema “Gereja Misionaris, Saksi Kerahiman” dilaksanakan secara megah dan meriah di Paroki Sang Penebus Wara, Waingapu. Serangkaian kegiatan telah dilaksanakan 2 (dua) bulan sebelum acara puncaknya, yang lebih melibatkan anak-anak Temu Minggu dan Sekami (Serikat Kerasulan Anak Misioner) yang menjadi penerus gereja di masa datang. Setelah kegiatan lomba lagu dan gerak, pidato, serta cerdas cermat Alkitab dilaksanakan, malam harinya ditutup dengan Pegelaran Budaya NTT yang diikuti oleh beberapa paguyuban NTT yang ada di Kab. Sumba

Timur, Sabtu (22/10/2016).Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Drs.

Eusabius Binsasi juga hadir dalam pegelaran tersebut dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan

Dirjen Bimas Katolik Hadir Dalam PerayaanPekan Misi Se-Dunia Ke-90

sambutannya. “Saya telah menerima banyak proposal pengajuan dana untuk pembangunan gereja, jumlahnya mencapai ratusan proposal. Namun melihat apa yang terjadi pada rangkaian perayaan Pekan Misi ini, saya merasa bahwa hal yang terpenting yang perlu dilakukan saat ini adalah membangun gereja sebagai persekutuan umat daripada membangun gereja sebagai gedung,” jelas Dirjen Eus. Eusabius yang pernah menjabat sebagai Kakankemenag Kab. Sikka ini juga menyampaikan ucapan terima kasih kakrena dapat berada di tengah Umat Katolik di Sumba Timur untuk perayaan ini. “Kekayaan budaya sama dengan kekayaan Iman, mari tetap bergandengan tangan menjaga kerukukan umat beragama di NTT umumnya, dan secara khusus di pulau Sumba ini,” tandas Eusabius.***(sumber: ntt.kemenag.go.id/dion/bbp/yen)

Kakankemenag SBDMenerima Pimpinan Pusat Saksi Yehuwa & Rombongan

Tambolaka - Di sela sela k e s i b u k a n , Kepala Kantor Ke m e n t e r i a n A g a m a K a b .Sumba Barat D a y a , D r s . Fransiskus menerima kedatangan Pimpinan pusat saksi Yehuwa, Yusak Susanto dan rombongan di ruang kerja Kepala Kantor Kemenga Kab. Sumba Barat Daya, Rabu, (19/10/2016).

Kedatangan saksi Yehuwa secara langsung mengajukan permohonan, dan konsultasi tentang tata cara pendirian

Page 27: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

25

Ende - Terhitung tanggal 22 s.d 25 Oktober tengah berlangsung Pentas Seni dan Lomba yang diikuti oleh 172 orang siswa/siswi dari 7 Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) di Provinsi NTT yakni: SMAK St. Petrus Kewapante, SMAK St. Maria Imaculata Adonara, SMAK St. Dominikus Tambolaka, SMAK St. Fransiskus Asisi Larantuka, SMAK St. Carolus Riung, SMAK St. Mikhael Solor, dan SMAK St. Thomas Morus Ende selaku tuan rumah. Hadir pula pada acara ini, pimpinan SMAK St. Yohanes Paulus II Labuan

Panti Kaderisasi Awam,Sekolah Menengah Agama

Katolik Diminta Jadi Pohon Ara Yang Berbuah

Bajo, SMAK St. Peregrinus Laziosi Watu Mingan Kota Komba, Manggarai Timur dan SMAK St. Joannes Baptista Wolosambi, Nagekeo sebagai pengamat. Total terdapat 10 SMAK di Prov. NTT, dari 25 SMAK yang ada di Indonesia.

Diawali dengan karnaval budaya, kegiatan yang digelar Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kemenag Provinsi NTT itu dibuka dengan misa yang dipimpin Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Potokota. Dalam homilinya, Uskup Sensi mengingatkan bahwa SMAK adalah salah satu tempat pengkaderan awam katolik yang beriman kokoh pada Yesus Kristus. Untuk itu ia berharap agar seluruh stakeholder terkait memberi perhatian yang serius demi kemajuan panti pembinaan awam ini sehingga kehadirannya bisa dirasakan oleh umat. "SMAK mesti menjadi pohon ara yang berbuah dan menjadi berkat bagi orang lain dan dunia," Uskup Sensi menegaskan.

Senada dengan itu, Sekretaris Dirjen Bimas Katolik, Drs. Agus T. Gempa, MM dalam sambutannya pada acara pembukaan menyinggung soal perhatian Pemda terhadap kemajuan SMAK sebagai salah satu satuan pendidikan formal setara Sekolah Menengah Atas yang mengintegrasikan mata pelajaran pendidikan Agama Katolik dengan mata pelajaran umum. Dikatakannya, kehadiran SMAK di NTT adalah ikhtiar sejumlah awam Katolik untuk menghadirkan lembaga pendidikan yang khas Katolik atau semacam ‘Madrasah’ Katolik yang bermutu dan murah untuk proses pewarisan tradisi dan nilai-nilai Kekatolikan. Untuk itu beliau berharap agar Pemda setempat ikut memberikan perhatian bagi kemajuan SMAK. Sementara itu, Bupati Ende Marsel Petu ketika memberikan arahan pada acara pembukaan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan Pentas Seni dan Lomba ini penting dalam rangka merawat adat istiadat dan budaya agar tidak terlindas globalisasi. Dan memandang perlu sekali dilakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam memajukan SMAK.

Dalam sambutan pada acara penutupan kegiatan Lomba & Pentas Seni antar SMAK pada Senin (25/10/2016), Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus mengharapkan agar para siswa/siswi SMAK memiliki spiritualitas keimanan Katolik yang tangguh tidak hanya cerdas dan memiliki keterampilan dan menjadi suri teladan bagi generasi muda yang lainnya. Sarman Marselinus juga meminta agar para siswa SMAK memberikan kontribusi positif dalam menjaga dan merawat pilar-pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.***(Sumber: adv-Rf/Jose/Yen)

tempat Ibadah, yang selama ini menurut pimpinan saksi Yehuwa mereka beribadah di rumah warga kareana mereka belum terdaftar di Kementerian Agama khususnya pada seksi Bimas Kristen. Dengan adanya tanda lapor di Kementerian Agama, maka secara resmi kami datang dan melakukan konsultasi tentang cara pendirian rumah Ibadah.

Menanggapi perihal konsultasi tersebut, Pak Frans, biasa beliau disapa menanggapi dan memberi penjelasan secara terperinci dengan merujuk pada Peraturan Bersama Dua Menteri No. 9 dan 8 tahun 2006, tentang tata cara pendirian rumah Ibadah. Menurut PBM nomor 9 dan 8 ini secara umum pendirian rumah ibadah mengkondisikan jumlah pemeluk agama tertentu, dan jumlah penduduk sekitar yang mendukung dengan syarat minimal 90 penganut dan 60 masyarakat pendukung. Diakhir dialog, Fransiskus mengatakan, sebagai instansi pemerintah menerima dan melindungi terhadap semua kegiatan selama tidak mengganggu kerukunan antar umat beragama.***(sumber: ntt.kemenag.go.id/@me Yos/JW/yen)

Page 28: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

26

MTsN Wolowaru - Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di buka secara resmi oleh Faridah, S.Pd, selaku Plt. Kepala Tata Usaha, Rabu (19/10/2016), di Aula MTs Negeri Wolowaru. Kegiatan tersebut diikuti oleh 40 orang siswa/i yang merupakan perwakilan dari pengurus kelas sebanyak 24 orang, perwakilan pramuka 14 orang dan perwakilan paskibraka 2 orang yang akan berlangsung selama 2 (dua) hari dari tanggal 19 s.d 20 Oktober 2016 .

Pada laporan Ketua Panitia oleh Musrudin Muhamad (Wakamad Kesiswaan) mengatakan, kegiatan LDK merupakan dasar pengetahuan awal bagi seorang siswa/i yang masih mengenyam dan melanjutkan pendidikan di tingkat menengah, sebagai lanjutan dari tamatan Pendidikan Dasar (SD) serta sebagai motor pengerak dalam berorganisasi. Hal tersebut ditegaskan oleh Plt. Kepala Tata Usaha, Faridah, S.Pd, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut

Ma’e Hila Hala Ga Aji secara resmi yang di moderator oleh Taufik Hidayat, S.Pd. Narasumber pada kegiatan tersebut adalah Kepala Dandramil 1602-02 Wolowaru, Melkior Nandi, sebagai pemateri pertama dengan materi Bela Negara, pemateri kedua oleh Iskandar Gani dan Arnold (Anggota Koramil 1602-02 Wolowaru) dengan materi Peraturan Baris-Berbaris yang diimplementasikan langsung di lapangan sepak bola Kecamatan Wolowaru.

Iskandar Ghani dan Arnold selaku pelatih PBB memberikan instruksi pada latihan tersebut kepada anak-anak dengan mengatakan: "Jangan ada mata ke sana dan ke mari" atau yang dalam bahasa daerah Ende Lio: "Mae Hila Hala Ga aji," karena latihan ini membutuhkan konsentrasi dan displin.

***(sumber:ntt.kemenag.go.id/Arief&Musrudin/Prily/yen)

Waibakul - Kantor Kemenag Sumba Tengah menggelar kegiatan Dialog Tokoh-Tokoh Agama dengan tema "Implementasi Tiga Gerakan Moral Dalam Perspektif Agama-Agama", bertempat di Aula Kantor Kemenag Kab. Sumba Tengah, Kamis (06/10/2016). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka melakukan pembinaan dan kerja sama antar Pemerintah Daerah dan semua elemen masyarakat dalam mengimplementasikan Tiga Gerakan Moral (hidup hemat, kembali ke kebun, dan desa aman) serta Visi dan Misi Kantor Kemenag Kab. Sumba Tengah.

Hadir pada acara tersebut, Bupati Sumba Tengah, Drs. Umbu Sapi Pateduk, Danramil Katikutana, Kapolsek Katikutana, Para Camat se Sumba Tengah, dan sejumlah Kepala Desa, Tokoh Agama, Tokoh Adat, dan Tokoh Masyarakat Sumba Tengah.

Bupati Sumba Tengah dalam sambutannya ketika membuka acara tersebut menyampaikan terima kasih kepada Kantor Kementerian Agama Sumba Tengah atas diangkatnya tema tiga gerakan moral ini dari perspektif agama-agama.Mudah-mudahan dengan pendekatan secara agama tiga gerakan moral ini bisa lebih menyentuh hati dan batin masyarakat sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Moral masyarakat Sumba Tengah saat ini sudah sangat memprihatinkan, karena untuk bekerja guna kelangsungan hidupnya saja harus didorong oleh pemerintah," ucap

Bupati yang sering disapa Umbu Bintang ini.Narasumber yang mengisi acara ini terdiri dari empat orang

yakni Kepala Kantor Kemenag Sumba Tengah Bulla Nggallu, S.Pd.; Ketua Umum Sinode GKS, Pdt. Alfred Dj. Samani, M.Si; Tokoh Agama Katolik, Romo Marsel Lamunde; Tokoh Agama Islam, Ust. Drs. H. Pua Monto Umbu Nay, serta Kasubbag Tata Usaha bertindak sebagai moderator. Kepala kantor Kementerian Agama Kab. Sumba Tengah, Bulla Nggallu, S.Pd, M.Si dalam memaparkan materinya menyampaikan bahwa, semua lembaga baik pemerintah, swasta maupun lembaga agama mengusung visi kesejahteraan secara lahiriah dan batiniah, demikian juga dengan Kementerian Agama.

Sedangkan narasumber lainnya dari tiga golongan agama sepakat bahwa gerakan moral hidup hemat, kembali ke kebun, dan desa aman adalah gerakan kemanusian yang mensejahterakan masyarakat itu sendiri. Gerakan ini sekaligus mempunyai hubungan dengan moralitas dari masyarakat itu sendiri di dalam memberikan kontribusi lewat berbagai kegiatan dan usaha yang pada gilirannya mengsejahterakan masyarakat.

Setelah keempat narasumber menyampaikan materinya, dibuka sesi dialog. Peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan usul dan saran agar tiga gerakan moral ini dapat terus direalisasikan dalam kehidupan masyarakat Sumba Tengah.

Dari dialog tersebut terdapat beberapa usul dan saran. Pertama, tiga gerakan moral dapat dijadikan mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah; Kedua, pemerintah hendaknya menjadi teladan bagi masyarakat; Ketiga, perlu sanksi yang tegas bagi mereka yang melanggar; Keempat,mengapresiasi masyarakat yang berhasil dengan penghargaan dari pemerintah; Kelima, dibentuknya forum-forum dialog di desa; Keenam, dibentuknya tim terpadu untuk menilai; Ketujuh, sosialisasi secara terus menerus oleh pemerintah dan tokoh agama.***(sumber: ntt.kemenag.go.idFRS/Yen)

Ajak Hidup Hemat, Selenggarakan Dialog

Tokoh Agama Di Sumba Tengah

Page 29: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

27

SoE - Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur H. Hasan Manuk, S.Pd. MPd. didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.TTS, Saturlino Correia, S.Th., memberikan pembinaan kepada 240 guru agama K2 lingkup Kantor Kantor Kemenag Kab. TTS, Selasa (18/10/2016), bertempat di Aula Utama Haumeni Kantor Kantor Kemenag Kab.TTS .

Pada kesempatan tersebut, Kakankemenag TTS atas nama para guru agama K2 menyampaikan terima kasih kepada Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. NTT atas upaya dan kerja kerasnya sehingga seluruh guru agama K2 asal Kab. TTS telah menerima SK CPNS dan telah ditempatkan pada sekolah di mana mereka mengabdi selama ini sebagai tenaga honorer dan juga telah mengikuti pra jabatan di Denpasar.

Dalam arahan, Kabag TU Kanwil kemenag Prov NTT mengatakan bahwa profesi yang sangat dimanjakan oleh Negara adalah PNS. Hal ini terlihat dari kepastian yang diperoleh bagi ASN di lingkup Kantor Kementerian Agama antara lain : gaji, kenaikan gaji setiap tahun, gaji berkala, kenaikan pangkat setiap 4 tahun, gaji 13, uang makan, serta tunjangan kinerja atau sertifikasi.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan tiga hal tingkatan guru yakni : pertama; Guru sebagai pekerja, yang mana

Kabag TU Kanwil Kemenag NTT Sambangi TTS

dalam melaksanakan tugasnya lebih mengedepankan hak dari pada kewajibannya. Kedua; Guru profesional, guru yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara professional dan yang ketiga; Guru penikmat, guru yang melaksanakan tugasnya lebih mengedepankan kewajiban ketimbang menuntut haknya. Oleh karena itu pekerjaan seorang guru adalah profesi bukan pilihan.

Mengakhiri sambutan, orang nomor dua di Kanwil Kemenag NTT ini mengharapkan kepada para guru agama K2 agar senantiasa meningkatkan peran, tugas, dan tanggung jawab yang telah dipercayakan sehingga dapat mengimbangi apa yang telah diberikan oleh Negara melalui kinerja yang baik, disiplin dalam melaksanakan tugas, dan patuh terhadap setiap aturan yang berlaku.

***(Sumber : ntt.kemenag.go.id/Edy Katu/JW/yen)

Maumere - "Sebagai guru agama kita harus menjaga citra Kementerian Agama. Ini bukanlah tugas Pegawai yang bekerja di Kemenag atau pun para pimpinan saja, namun harus dilakukan bersama-sama."

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sikka, Drs. Petrus Fahik pada acara Tatap Muka Bersama para Guru Agama Penerima Tunjangan Profesi Guru bertempat di Aula Kemenag Kab. Sikka, pada Selasa (18/10/2016).

Menurut Kakankemenag, citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan p e rs e p s i d a n p e m a h a m a n terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Dikatakan, dengan pengabdian yang profesionalharus mampu menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika

dan integritas profesi dan dengan pengabdian yang amanah sebagai sesuatu yang dipercayakan kepada orang lain yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka sebagai guru agama,amanah ini harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menjalankan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Petrus Fahik melanjutkan, ajaran agama masing-masing harus menjadi jiwa dan pedoman dalam kehidupan dunia

disamping sebagai bekal di akhirat dan Kode Etik Pegawai sebagai pedoman dalam pengabdian kita kepada negara dan juga agama. Untuk itu, sambungnya, jika dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kita ada persoalan, maka harus diselesaikan secara berjenjang pada institusi kemenag, bukan dengan mengambil tindakan sesuai dengan keinginan sendiri; apalagi langsung dipublikasikan melalui media sosial tetapi harus berpedoman pada peraturan yang berlaku.***(sumber : www.ntt.kemenag.go.idYesyurun/JW/yen)

Guru Agama Harus Menjaga Citra Kemenag

Page 30: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

28

Borong - "Bu Kadis, kami datang untuk bersilaturahmi dan menyampaikan bahwa Kankemenag Manggarai Timur sudah eksis di daerah ini," demikian Kakankemenag Kab Matim, Drs. Kristoforus Mahal, mengawali pertemuan dengan Kadis PPO Kab. Matim, Dra. Frederika Soch, S.Pd, M.Pd. Mantan Kakankemenag Kab Mabar ini didampingi oleh Kasi Pendidikan, Bimais dan PHU, Drs. Abdurrazak diterima oleh Kadis PPO dan Sekretaris Dinas PPO di ruang kerja Kadis PPO, pada Selasa (18/10/2016).

Kunjungan Kakankemenag Matim disambut antusias Ibu Ika, demikian ia biasa dipanggil, dan mengungkapkan

Siap Untuk Bersama-sama Memajukan Pendidikanrasa senangnya atas kehadiran Kemenag Mat im, sehingga koordinas i da lam pelaksanaan pendidikan khususnya dengan sekolah-sekolah di bawah pembinaan Kementerian Agama menjadi lebih baik.

Pada kesempatan itu, ibu Kadis PPO juga menyampaikan keluhan-keluhan terkait beberapa guru agama dan lembaga pendidikan berciri khas agama yang kurang respek terhadap Dinas PPO. "Mereka tidak mau dengar dan tidak anggap kami Pak. Dan mereka sampaikan bahwa yang urus kami kan

Kemenag," katanya mengeluhkan.Menanggapi keluhan itu, Kakankemenag berjanji

untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada guru agama dan lembaga terkait untuk menghargai posisi dan peran masing-masing secara lintas sektoral dan tidak boleh lagi ada egoisme sektoral. "Kita perlu menggelar pertemuan bersama untuk menjelaskan kepada guru-guru tentang tugas dan peran yang secara sinergis perlu kita laksanakan demi memajukan pendidikan di daerah ini," kata Ibu Ika menawarkan.

***(sumber: ntt.kemenag.go.id/dus bangkur/JW/yen)

Sabu Raijua - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sabu Rajiua, Mikael Pah, S.IP bersama rombongan pada Senin (17/10/2016), melakukan silahturahmi dengan para Tokoh Agama dan pimpinan lembaga Keagamaan yang ada di Kabupaten Sabu Raijua.

Kepada media ini Mikael Pah mengatakan, mengawali seluruh proses aktivitas di satker baru Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sabu Raijua, harus didahului dengan silahturahmi dengan para tokoh agama dan pimpinan lembaga keagamaan. Ajang kunjungan ini dimaksudkan sebagai langkah awal untuk menyampaikan eksistensi lembaga Kementerian Agama yang telah hadir dan melayani masyarakat sekaligus untuk mempererat kerukunan umat beragama.

"Ajang silahturahmi ini dimaksudkan untuk menyampaikan kepada tokoh agama dan pimpinan lembaga keagamaan bahwa kantor Kementerian Agama sudah ada di Kabupaten Sabu Raijua sekaligus untuk mempererat kerukunan umat beragama, dan ini akan kita lakukan beberapa hari kedepan, sedangkan untuk pemerintah daerah kami sudah melaporkan secara tertulis maupun bertemu secara langsung,” katanya.

Sementara itu pada hari pertama kunjungannya, Kepala Kantor bersama rombongan yang terdiri dari

Silahturahmi, Ajang Mempererat Kerukunan Umat BeragamaKasubbag TU, Huki Y. O. Wila Hida, S.Pd, Kasi. Pendidikan Kristen, Agus Liu, S.Pd dan Kepala KUA Sabu Raijua, Abdul Latif R, S.Pd.I, menyambangi kediaman Ketua FKUB, Ketua Klasis, Ketua MUI dan Pastor Paroki Sabu Raijua. Dan pada kesempatan tersebut, para tokoh agama dan pimpinan lembaga keagamaan ini mengaku sangat senang dan menyambut baik akan keberadaan dan kehadiran Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Sabu Raijua.

Pastor Paroki Sabu Raijua, Pater Frans Lakner, mengaku sangat senang dan begitu respek dengan kehadiran Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Sabu Raijua.***(sumber: ntt.kemenag.go.ig/Lasarus /Prily/yen)

Page 31: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

29

Mbay - Setelah melalui perjalanan panjang yang menyita waktu dan tenaga dari Tanah Suci Mekah sampai di Nagekeo, akhirnya 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) Jamaah yang menunaikan Ibadah Haji dari Nagekeo pada tahun 2016 tiba di Nagekeo pada Selasa (11/10/2016). Penyambutan Jamaah dilaksanakan di Nangaroro.Para jemaah ditunggu oleh Wakil Bupati Nagekeo, Paulinus Nuwa Veto dan pejabat lain dari Pemda Nagekeo serta semua anggota keluarga dari jamaah dan masyarakat setempat yang telah menunggu sejak pagi hari.

Dalam sambutanya Kepala Kantor Kementerian Agama kab. Nagekeo, Yosef Nganggo, S.Ag mengatakan bahwa seluruh masyarakat beragama Nagekeo turut berbahagia sebab Jamaah Haji kita telah pulang ke tanah

Sembilan Jamaah Haji Tiba Di NagekeoNagekeo. Maka dari itu, mari kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala penyelenggaraa dan penyertaa-Nya sehingga putra dan Putri Nagekeo dapat menunaikan Ibadah Haji.

Yos Nganggo juga menyampaikan harapannya agar para jemaah haji yang telah menyandang predikat baru yaitu seorang Haji dan Hajah dapat member makna tersendiri. "Keberadaan bapak/ibu menjadi contoh bagi umat beragama di daerah ini baik dalam iman maupun dalam bidang pembangunan kehidupan bersama didaerah ini.

Ibadah Haji merupakan Ibadah pribadi tetapi bisa menjadi ibadah sosial artinya pengalaman yang diperoleh dapat dibagikan kepada yang lain melalui kata-kata kita, tindakan-tindakan,dan sikap kita. Itu yang dikatakan Haji Mabrur dan ini menjadi harapan pemerintah dalam diri bapak/ibu semunya yang merupakan sumber serta menjadi aset dan contoh bagi pembangunan di daerah ini," urai Yos Nganggo. Sementara Kasi Gara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kab. Nagekeo, Drs. Sudirman Samsudin, saat menyampaikan laporannya mengatakan agar para Jamaah Haji tetap mempertahankan kemabrurannya dengan membina keluarga dan tetap memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam pembangunan didaerah ini.***(sumber:ntt.kemenag.go.id/Vall N/Prily/yen)

Labuan Bajo - Wakil Bupati Manggarai Barat, drh. Maria Geong menerima kembali 67 orang jemaah Haji asal Manggarai Barat secara lengkap, utuh dan tak kurang satu apapun dalam prosesi penerimaan secara resmi di Aula Setda, Senin (10/10/2016) setelah dengan jumlah yang sama dilepaskannya pada 25 Agustus 2016 yang lalu.

W a b u p M a r i a Geong dalam sambutan m e n g u n g k a p k a n kegembiraannya tersebut dan untuk keberhasilan ini, beliau mengucapkan terima kasih kepada panitia. Dia pun berharap para jemaah yang sudah menunaikan ibadah haji mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. "Bapak/ibu jemaah sudah sepantasnya menjadi panutan, contoh, dan teladan di masyarakat khususnya di lingkungan tempat tinggal masing-masing," ungkap Wabup Maria. Hadir pada upacara penjemputan ini Penyelenggara Haji Kemenag Mabar, Ahmad Sahudin, Wakapolres Manggarai Barat, Ketua MUI Manggarai Barat, Sakar A. Jangku, anggota DPRD Mabar, Pimpinan SKPD, serta tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang ada di kota Labuan Bajo.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah penerimaan haji di Manggarai Barat, seorang jemaah perempuan diberi kesempatan berdiri di podium untuk menyampaikan kesannya. Perempuan istimewa ini adalah Hajah

Wabup Maria Geong Terima Kembali Jemaah Haji Secara UtuhAndi Rizky Nur Cahya, 41 tahun, seorang jemaah asal Labuan Bajo, Kecamatan Komodo yang kesehariannya berwirausaha.Dengan langkah tegap dan percaya diri, dia menyampaikan pesan kesannya selama prosesi ibadah haji

mulai dari persiapan, manasik di Kementerian Agama, pemberangkatan hingga kembalinya di Manggarai Barat.

H a j a h A n d i R i z k y mengungkapkan, pelayanan pemerintah yang sangat baik di Arab Saudi mulai dari konsumsi, transportasi hingga akomodasi di mana para jemaah ditempatkan di

hotel berbintang empat sehingga para jemaah merasa aman dan nyaman. "Kami merasakan betul bantuan dan perhatian pemerintah yang sangat baik dan ramah sehingga ibadah kami pun berjalan sangat baik juga," pungkasnya sambil berharap agar apa yang didapatkan selama di Tanah Suci dapat diimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Sementara Penyelenggara Haji Kemenag Mabar, Ahmad Sahudin,S.Ag yang ditemui mengamini dan berterima kasih untuk semua ungkapan tersebut. Ahmad Sahudin mengutip pesan dokter KKP Labuan Bajo yang mengingatkan para jemaah terkait masa karantina mereka yang masih 14 hari, yang jika ditemukan gejala sesak napas dan pusing agar segera ke rumah sakit atau ke puskesmas terdekat.

***sumber: ntt.kemenag.go.id/JM/JW/yen

Page 32: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

30

Sahabat BERNAS

30

I Putu Gede Adhitya DharmaSosok Petualang Bermental Juara:

“Dream it, Believe it, Do it“

Perjalanan hidup adalah sebuah kemungkinan, hanya Yang Kuasa yang tahu pasti ke mana, di mana dan akan apa yang terjadi pada manusia.

Manusia merencanakan dan Tuhan menentukan, mungkin inilah penggerak sosok muda paruh baya berwajah tampan yang tengah berjuang menggapai cita-cita. Terlibat dalam berbagai kegiatan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus, menjadikan beliau dikenal banyak kalangan muda seusianya namun tetap komit menjaga integritas agar tampil sebagai orang muda yang tekun beriman.

Walaupun tidak sempat mewawancarai secara langsung, namun hal ini tidak menghalangi Inmas untuk mengenal sekaligus mengenalkan sosok muda yang aktif dalam gelar Utsawa Dharma Gita Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur ke hadapan pembaca sekalian.

I Putu Gede Adhitya Dharma yang akrab disapa Putu Dharma terpilih sebagai sosok sahabat BERNAS karena keberhasilannya menjuarai Lomba Palawakya (Palawakya adalah suatu bacaan terjemahan sloka dengan irama tertentu, dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Dalam kitab Sarasamuscaya yang menggunakan bahasa Jawa Kuno sering dibaca menggunakan irama Palawakya) Tingkat Dewasa Putra pada pelaksanaan Utsawa Dharma Gita VI Tingkat Prov. NTT yang diselenggarakan di Hotel Astiti Kupang, 17 hingga 20 Oktober 2016. Berikut isi lengkap wawancara Tim Inmas bersama Putu Dharma.P : BagaimanareaksiAndaketikadinobatkanmenjadi

JuaraIdalamlombaPalawakyaTingkatDewasaPutrapadapelaksanaanUDGTingkatProv.NTTini?

J : Saya sungguh merasa senang dan t idak menyangka bahwa saya dapat menyabet juara I Lomba Palawakya Tingkat Dewasa Putra pada pelaksanaan event Utsawa Dharma Gita VI Tingkat Prov. NTT. Lebih istimewanya lagi bahwa perlombaan ini menjadi perlombaan perdana saya mewakili teman-teman remaja Hindu dari Kota Kupang.

P :ApasajapersiapanAndasebelummengikutilombaUDGVITingkatProv.NTT?

J : Persiapan saya sebelum mengikuti lomba yang pasti adalah dengan latihan rutin, tetap menjaga pola makan dan minum agar tidak mudah terserang penyakit terlebih yang dapat merusak kualitas pita suara, mengatur

waktu istirahatyang cukup dan yang paling penting dari semuanya adalah berdoa memohon berkah dari Yang Kuasa.

P : TanggapanAndatentangpersaingandaripesertalainpadaperlombaanUDGTingkatProvinsiIni?

J : Para peserta yang mengikuti lomba ini bervariasi dari semua jenjang pendidikan maupun pekerjaan. Pada umumnya masing-masing peserta memiliki persiapan untuk menghadapi lomba yang cukup matang, sulit menentukan siapa pesaing terberat dan siapa yang akan memenangi perlombaan pada tingkat dewasa putra ini. Saya hanya berjuang untuk memberi yang terbaik dan juga tetap berkomitmen untuk merebut juara. Perlombaan ini hanya memperebutkan posisi juara I dan juara II, dan menurut saya pesaing terberat pasti akan datang dari peserta yang berstatus sebagai guru.

P :SebagaiPesertalomba,apamaknaPelaksanaanUtsawaDharmaGita(UDG)?

J : Pelaksanaan Utsawa Dharma Gita menjadi momen menumbuhkan dan memperbesar rasa

kepedulian serta rasa ingin belajar terhadap ilmu-ilmu agama yang

belum tentu semua orang dapat mempelajarinya. Apalagi dengan

diadakan perlombaan, akan menambah semangat juang

peserta untuk belajar, berlatih, memahami

d a n m e n g h ayat i . Meski hanya terlibat

d a l a m 1 ( s at u ) jenis perlombaan,

minimal peserta h a r u s

Page 33: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

31

BIODATANama : I Putu Gede Adhitya DharmaSapaan : Putu DharmaTempat/tanggal lahir : Kefa, 28 November 1994Nama Ayah/Ibu : I Ketut Nurata/Bendelina WaduAnak ke/dari : Anak Pertama dari Dua BersaudaraRiwayat Pendidikan : SDN Inpres Oebobo 1 Tamat Tahun 2006 SMPN 1 Kupang Tamat Tahun 2009 SMA Negeri 2 Kupang Tamat Tahun 2012 Mahasiswa Semester III Teknik Informatika UNWIRA KupangHobby : AdventureCita – Cita : Pengusaha sukses

31

“Impikan apa yang diinginkan, Percayalah bahwa akan terwujud, Lakukan usaha agar benar-benar terwujud.”

benar-benar harus menguasai dan tampil all out pada lomba tersebut dan hal itu baik.

P : TemaUtsawaDharmaGita(UDG)yangdimaknaisebagai“DalamRangkaMemperkokohKerukunanMenujuNTTSebagaiNusaTerindahToleransinya.”ApapendapatAndatentangtemaini?

J : Saya sependapat dengan tajuk ini, karena dalam ajaran agama Hindu, setiap umat Hindu diarahkan untuk menciptakan suasana hidup yang rukun dan damai. Pelaksanaan Utsawa Dharma Gita menjadi kesempatan untuk semakin menghayati isi ajaran agama itu agar dalam penerapannya, umat Hindu giat mendukung adanya toleransi hidup umat beragama di NTT tercinta ini.

P :SejauhmanapandanganAndaterhadapKerukunanUmatBeragamadiProv.NTT?

J : Sejalan dengan Tema Utsawa Dharma Gita, kondisi kerukunan di NTT benar-benar sepadan dengan akronim Nusa Terindah Toleransinya karena hanya di Nusa Tenggara Timur bukan hanya dalam urusan agama tetapi kekerabatan antara suku pun terjalin erat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak hal menarik berbicara tentang kerukunan di Nusa Tenggara Timur dan seakan tak akan habis. Benar adanya bila GONG PERDAMAIAN ada di Nusa Tenggara Timur karena terbukti nyata bahwa dalam keseharian hidup, masyarakat di Nusa Tenggara Timur sangat menjunjung tinggi keanekaragaman atau kebhinekaan yang berpadu menjadi satu dalam ruang hidup penuh kedamaian.

P : Apa kiat Anda sebagai orang muda dalammemaknaiKerukunanUmatBeragamadiNTT?

J : Sebagai generasi muda yang berdiam di wilayah Prov. Nusa Tenggara Timur, yang juga tergabung dalam organisasi kemahasiswaan dan kelompok

Pemuda Hindu NTT, kiat kami dalam menjaga kerukunan di Prov. Nusa Tenggara Timur adalah dengan memelihara sikap saling menghargai umat beragama lain khususnya dalam menjalankan ibadahnya, juga berupaya untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang bertujuan untuk mengadu domba antara umat beragama karena hidup umat beragama di Nusa Tenggara Timur ini sudah terjalin rukun, juga dengan terus menjalankan tali silahturahmi dengan umat beragama yang ada dalam wilayah Prov. Nusa Tenggara Timur tercinta ini. Beberapa wujud nyata komitmen kami sebagai kaum muda dalam menjaga kerukunan umat beragama telah terlaksana pada kegiatan yang sudah kami bina bersama selama ini di antaranya :n Ikut menjaga ketertiban ibadah Natal umat

Kristiani di gereja-gereja yang ada di Kota Kupang dengan berbaur bersama teman-teman dari Mahasiswa & Pemuda Hindu NTT serta para Pemuda Ansor NTT.

n Menjaga ketertiban ibadah Sholat Idul Fitri Umat Muslim yang ada di Kota Kupang.

n Melakukan Kolaborasi dengan Pemuda GMIT dalam pawai kemerdekaan dengan menampilkan kelima unsur Agama dengan ciri khas masing-masing agama.

n Mengikuti pawai Paskah sebagai wujud menghargai prosesi keagamaan umat Kristiani.

Pokoknya, saya sebagai pemuda Hindu merasa bahagia bisa hidup di NTT ini. Mari kita bersama menjaga kerukunan hidup mulai dari lingkungan terkecil dari rumah, ke tetangga dan seterusnya, hingga ke seluruh dunia.***YantoNgadji

Page 34: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Edisi 10 Tahun V, Nomor 33 Oktober 2016

32

Bianglala

Tak dapat disangkali bahwa komitmen awal bangsa Indonesia adalah untuk menyatu dalam keragaman. Menjadi tanggungjawab

dan komitment bersama seluruh anak bangsa adalah menjaga dan merawatnya. Maka, pemerintah, melalui Kementerian Agama diberi tugas dan tanggungjawab untuk mengupayakan pembangunan kerukunan.

Salah satu cara untuk peran bersama merawat kemajemukan itu adalah melalui dialog. Dialog sendiri dapat kita artikan sebagai percakapan untuk membangun pengertian. Pemerintah membicarakan kerukunan dan hubungan antar sesama umat dalam satu agama yang sama, kedua dialog antar umat beragama, yakni antar agama kita dengan agama yang lain dalam kehidupan bersama dan ketiga dialog umat beragama dan pemerintah. Agama dan pemerintah bersama-sama berbicara bagaimana menata kerukunan dalam negara ini.

Secara teoritis, kita dapat membedakan tiga jenis dialog: dialogue of hand (dialog kehidupan), dialogue of mind (dialog konsep teologis), dan dialogue of heart (dialog kekayaan spiritual). Dialog yang pertama, dialog kehidupan, terjadi secara spontan ketika orang-orang dari berbagai latar belakang agama hidup bersama dalam lingkungan yang sama. Tolong-menolong dalam susah dan senang terjadi secara alami. Dialog ini juga terjadi, misalnya, saat musibah melanda lokasi tertentu. Orang dari berbagai latar belakang agama yang beragam akan membantu saudaranya yang terkena musibah, tanpa peduli latar belakang agama dan suku bangsanya.

Dialog jenis kedua, dialog konsep teologis, adalah tugas para teolog masing-masing agama. Dalam konteks masyarakat yang beragam seperti di NTT, para pemimpin agama mesti sungguh-sungguh memahami dan melaksanakan dengan baik ajaran agamanya. Tetapi perlu juga bersedia belajar mengenali kebaikan dalam agama-agama yang lain. Misalnya, dalam rangka hari raya tertentu, komunitas agama mengadakan seminar atau ceramah. Selain menghadirkan pemimpin agama sendiri sebagai pembicara, komunitas itu dapat mengundang penceramah dari komunitas beragama lain, untuk berdiskusi mengenai topik tertentu. Kesempatan itu menjadi ruang untuk menimba hikmat dari berbagai ajaran kebajikan yang ada dalam agama-agama yang berbeda.

Jenis dialog yang ketiga, dialog kekayaan spiritual, biasanya terjadi pada kelompok-kelompok umat yang sudah lebih matang relasi antar-imannya. Dialog kekayaan spiritual dapat berbentuk upaya untuk berbagi kekayaan praktik religius. Bentuk doa/sholat umat Islam yang

tahajud dapat menjadi inspirasi umat Kristen untuk berdoa dengan penuh sujud kepada Tuhan. Adzan masjid atau lonceng gereja dapat menjadi sarana pemanggil umat beragama lain untuk datang berdoa kepada Tuhan.

Untuk menumbuhkan budaya dialogal dan solider ini, diperlukan 3 hal mendasar yakni kesadaran atau keyakinan; kecakapan atau perilaku; dan peraturan serta struktur. Ketiga unsur ini sebenarnya merupakan elemen-elemen yang ada dalam setiap kebudayaan. Jika salah satu dari tiga komponen ini terganggu, maka kerukunan hidup antar umat juga terganggu.

Budaya dialog dan berbela rasa antar umat beragama dapat dilahirkan apabila kita memiliki keyakinan atau kesadaran akan pentingnya hal tersebut. Tercakup dalam kesadaran tersebut adalah nilai yang diberikan bagi dialog dan solidaritas antarumat beragama. Di sini dijawab pertanyaan tentang mengapa dialog dan solidaritas penting dalam kehidupan antarumat beragama.

Dari kesadaran tersebut akan lahir dan dibentuk sejumlah perilaku dan kecakapan untuk berdialog dan bekerja sama. Perilaku dan kecakapan adalah jawaban atas pertanyaan bagaimana dialog dan solidaritas dapat dibangun dan dikembangkan. Yang patut diingat di sini adalah bahwa perilaku dan kecakapan adalah hasil pembelajaran yang terus menerus. Pengalaman pertumbuhan setiap pribadi dan pergaulan lintas batas mengingatkan kita bahwa seringkali terjadi penyimpangan dalam perilaku dan ketidakmatangan dalam kecakapan. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh niat yang buruk, tetapi karena kurangnya pengalaman. Sebab itu, kita tidak perlu segera menilai seseorang sebagai pribadi yang tidak menghargai kerukunan dan mengancam kebebasan beragama apabila orang tersebut pada kesempatan tertentu berperilaku menyimpang.

Perilaku dan kecakapan memerlukan pengaturan dalam bentuk tata perundangan dan struktur. Agar dialog dan solidaritas dapat berjalan sesuai nilai yang disadari dan perilaku yang dibangun, maka diperlukan perangkat peraturan dan struktur tertentu. Pada ranah ini Kantor Wilayah kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan berbagai program dan kegiatannya demi “TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA TIMUR YANG TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS, DAN SEJAHTERA LAHIR BATIN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”.

*)SebuahcatatandariKakanwilKemenagProvinsiNTTpadaKegiatanSosialisasiRegulasiTerkaitKerukunanUmatBeragamadan

PengembanganWawasanMultikulturaldiMaumere)

Membangun Dan Menghidupi Kerukunan Di NTT *

Page 35: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

Kepada Segenap Umat Islam di Provinsi Nusa Tenggara Timur

KELUARGA BESARKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMURBERSAMA

DHARMA WANITA PERSATUAN UNIT KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Mengucapkan

Drs. Sarman MarselinusKakanwil

Page 36: KOMISI VIII DPR RI KUNKER KE NTT DI KABUPATEN ENDE … · Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan ... Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi

ASN

pada Subbagian Um

um Kanw

il Kementerian Agam

a Provinsi NTT, Tahun 2016.

ISSN 2252-360X