Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KONFLIK MASYARAKAT KELURAHAN LETUNG KECAMATAN
JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS TERHADAP KEBERADAAN
PT KARTIKA JEMAJA JAYA
Defi1, S; Suryaningsih
2, M,Si; Tri Samnuzulsari
3
Program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan salah satu daerah yang
hutannya terekploitasi. Salah satu perusahaan yang ada di Letung adalah PT
Kartika Jemaja Jaya. Perusahaan yang direncanakan akan membuka lahan
perkebunan sawit ini, dituding hanya akal-akalan untuk menguntungkan
kepentingan pribadi dan sengaja membenturkan masyarakat setempat dengan
investor tiga ribu tanda tangan warga Jemaja yang menolak pembukaan lahan
yang merupakan hutan di Kecamatan Jemaja oleh PT Kartika Jemaja Jaya untuk.
dialih fungsikan sebagai perkebunan karet. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Jemaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Konflik Masyarakat Kelurahan
Letung Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas Terhadap Keberadaan PT Kartika
Jemaja Jaya. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif
kualitatif.
Hingga saat ini masih terjadi konflik karena masih ada orang di kelurahan
Jemaja sendiri yang melakukan pertemuan-pertemuan dengan PT. KJJ untuk
membahas secara khusus pelaksanaan PT KJJ ini, sehingga sebagian besar
masyarakat beranggapan bahwa PT KJJ akan tetap beroperasi walaupun terjadi
penolakan dan konflik hingga saat ini. Adanya perbedaan pola pikir masyarakat
diakibatkan karena ada sebagian masyarakat yang beralasan adanya PT KJJ akan
membantu penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Jemaja ini. Tidak hanya demo
para pemuda juga dengan keras menolak PT. KJJ dengan membuat spanduk besar
di Kelurahan Jemaja
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Konflik Masyarakat Kelurahan
Letung Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas Terhadap Keberadaan Pt Kartika
Jemaja Jaya hingga saat ini masih terjadi, konflik terjadi akibat kekecewaan
masyarakat terhadap keberadaan PT KJJ yang dianggap masyarakat bisa merusak
lingkungan di Kelurahan Letung Kecamatan Jemaja.
Kata Kunci : Konflik Masyarakat, Illegal Logging
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penebangan hutan secara ilegal itu sangat berdampak terhadap
keadaan ekosistem di Indonesia. Penebangan memberi dampak yang sangat
merugikan masyarakat sekitar, bahkan masyarakat dunia. Kerugian yang
diakibatkan oleh kerusakan hutan tidak hanya kerusakan secara nilai ekonomi,
akan tetapi juga mengakibatkan hilangnya nyawa yang tidak ternilai harganya.
Illegal Logging juga mengakibatkan berkurangnya sumber mata air di daerah
perhutanan. Pohon-pohon di hutan yang biasanya menjadi penyerap air untuk
menyediakan sumber mata air untuk kepentingan masyarakat setempat, sekarang
habis dilalap para pembalak liar. Hal ini mengakibatkan masyarakat di daerah
sekitar hutan kekurangan air bersih dan air untuk irigasi.
Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan salah satu daerah yang
hutannya terekploitasi. Salah satu perusahaan yang ada di Letung adalah PT
Kartika Jemaja Jaya. Perusahaan yang direncanakan akan membuka lahan
perkebunan sawit ini, dituding hanya akal-akalan untuk menguntungkan
kepentingan pribadi dan sengaja membenturkan masyarakat setempat dengan
investor tiga ribu tanda tangan warga Jemaja yang menolak pembukaan lahan
yang merupakan hutan di Kecamatan Jemaja oleh PT Kartika Jemaja Jaya untuk.
dialih fungsikan sebagai perkebunan karet.
Adanya PT ini menimbulkan konflik bagi masyarakat. Konflik adalah
interaksi antar individu, kelompok dan organisasi yang membuat tujuan atau arti
3
yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu yang
potensial terhadap pencapaian tujuan mereka. Putman dan Pool (dalam Sutarto
wijono, 2012:203), yang menjadi penyebab timbulnya konflik itu dikarenakan
kurangnya kontrol sosial yang masyarakat tidak diikuti dengan tindakan para
penegak hukum sehingga para pelanggar peraturan ini tidak akan merasakan
ketakutan karena telah memahami ketika melakukan peanggaran tidak akan
mendapatkan hukuman yang tercantum dalam peraturan. Pemerintah dianggap
mengizinkan PT ini berada di Jemaja. Keadaan masyarakat yang beranekaragam
inilah yang membuat masyarakat itu mengambil kesimpulan dan memutuskan apa
yang harus mereka lakukan sendiri, walaupun itu bertentangan dengan hukum
yang ada.
Pemerintah Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, meminta pemerintah
meninjau ulang izin perkebunan karet seluas 3.600 hektar. Kabupaten itu hanya
punya daratan terbatas dan perkebunan karet itu akan memangkas sisa hutan di
daerah terdepan tersebut. Hutan yang akan jadi lokasi kebun adalah sisa hutan asli
Anambas. Masih banyak kayu keras yang berusia puluhan hingga ratusan tahun di
sana. Semua itu akan habis jika perkebunan jadi dibuka.
Masyarakat menolak beraktifitasnya Perusahaan Pabrik Karet di desanya,
ratusan masyarakat Desa Ulu Maras, Kecamatan Jemaja Timur menggelar Unjuk
Rasa (Unras) di Kantor Desa Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, PT
Kartika Jemaja Jaya (KJJ) yang akan membuka perkebunan karet di lahan seluas
3.605 Ha di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur, yang saat ini telah melakukan
4
proses pembibitan Karet di lahan seluas 1,7 Ha. Berikut peta kerja PT KJJ di
Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur :
Gambar 1
Peta kerja PT KJJ
Sumber : PT KJJ, 2016
Berdasarkan peta tersebut dijelaskan bahwa total rencana biaya proyek
pembangunan seluas 3.605 Ha namun perusahaan ini dianggap hanya kedok saja
ingin membuka perkebunan karet, aktivitas sebenarnya yang dilakukan adalah
illegal loging yang dapat merugikan masyarakat setempat dan Negara. Karena
pada tahun 1999 - 2000 perusahaan PT KJJ yg merupakan PMA (penanaman
modal asing) pernah membabat hutan di Jemaja dengan dalih penanaman kelapa
sawit, ternyata yang terjadi hutan kayu tersebut di babat berdasarkan pemetaan PT
KJJ sampai selesai tidak ada penanaman satupun kelapa sawit yg di janjikan oleh
PT KJJ, sedangkan hutan di Jemaja yang mempunyai kualitas nomor 1 di dunia
5
sudah banyak di bawa keluar dalam bentuk kelondongan di bawa perusahaan PT
KJJ ke Singapura dan Malaysia.
Sejak tahun 1999 hingga saat ini setiap ada perusahaan yang masuk selalu
tidak diterima dengan baik oleh masyarakat, karena adanya rasa tidak percaya
terhadap perusahaaan tersebut yang akan merusak lingkungan dan membawa
kerugian di Kelurahan Letung. Hingga sekarang masyarakat Jemaja masih
menolak PT tersebut karena adanya krisis kepercayaan, masyarakat menganggap
adanya indikasi kerusakan hutan. Kemudian terlalu besar dampak dari kegiatan
PT KJJ terhadap budaya lingkungan dan masyarakat sekitar.
Padahal selama ini PT KJJ sudah menjanjikan adanya penyerapan
lapangan tenaga kerja untuk masyarakat sekitar, bahkan beberapa masyarakat
sempat bekerja di PT tersebut, namun karena banyak masyarakat yang tidak setuju
akhirnya PT ini kembali di tutup. Hingga saat ini tidak pernah ada kompensasi di
bicarakan kepada masyarakat.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa
Kabupaten Kepulauan Anambas (Himka)
di depan Gedung DPRD Kepri. Mereka
menuntut penghentian aktivitas PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) di Jemaja
Kabupaten Anambas. Selain menyatakan menolak aktivitas perambahan hutan,
para mahasiswa itu juga, menyayangkan sikap pemerintah pusat dan Provinsi
Kepri, yang seolah enggan melakukan evaluasi Izin penguahaan lahan dan Izin
Perkebunan PT. KJJ yang dikhawatirkan warga akan berdampak pada
pengerusakan lingkungan atas perambahaan hutan di Pulau Jemaja. Dalam
6
orasinya, mereka meminta Pemerintah Provinsi Kepri dan kementerian terakiat
untuk mencabut Izin Pemanfaatan kayu atas pemberiaan Izin Penguasaan lahan
kepada PT.KJJ. Selain itu, para mahasiswa juga menyosoti, penempatan Brimob
oleh Polda Kepri di kawasan perkebunan PT. KJJ yang terkesan menakut-nakuti
warga. Dan atas keberadaaan Brimob itu, mahasiswa meminta DPRD Kepri
mendesak Kapolda Kepri agar menarik Pasukan Brimob dari Jemaja, hingga tidak
meicu konflik atas keberadaanya. (Sumber : http://www.batamtoday.com)
Hingga saat ini masih terjadi konflik karena masih ada orang di kelurahan
Jemaja sendiri yang melakukan pertemuan-pertemuan dengan PT. KJJ untuk
membahas secara khusus pelaksanaan PT KJJ ini, sehingga sebagian besar
masyarakat beranggapan bahwa PT KJJ akan tetap beroperasi walaupun terjadi
penolakan dan konflik hingga saat ini. Adanya perbedaan pola pikir masyarakat
diakibatkan karena ada sebagian masyarakat yang beralasan adanya PT KJJ akan
membantu penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Jemaja ini, kemudian akan
membawa keuntungan bagi kelurahan Jemaja, namun pendapat yang berbeda juga
bermunculan karena PT KJJ di takutkan akan merusak sumber daya alam di
Kelurahan Jemaja seperti hutan akan menjadi gundul kemudian akan
mendatangkan banyak permasalahan baru.
Tidak hanya demo para pemuda juga dengan keras menolak PT. KJJ
dengan membuat spanduk besar di Kelurahan Jemaja, yang dapat dilihat sebagai
berikut :
7
Gambar I
Spanduk Penolakan PT. KJJ di Jemaja
Jika dilihat dari gambar diatas jelas bahwa masyarakat serta forum-forum
pemuda yang ada di Kelurahan Jemaja menolak secara keras adanya PT.KJJ,
namun konflik ini tetap berjalan karena mengingat perusahaan ini masih belum
benar-benar dinyatakan non-aktif oleh pemerintah sehingga masih ada
kesempatan PT KJJ untuk tetap beroperasi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu penelitian yang
berjudul : “KONFLIK MASYARAKAT KELURAHAN LETUNG
KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS TERHADAP
KEBERADAAN PT KARTIKA JEMAJA JAYA”
8
BAHAN DAN METODE
A. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deksirptif
kualitatif
b. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Jemaja.
c. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara
HASIL
Konflik Masyarakat Kelurahan Letung Kecamatan Jemaja Kabupaten
Anambas Terhadap Keberadaan Pt Kartika Jemaja Jaya
Kerusakan lingkungan, terutama kerusakan hutan, yang telah berkembang
pesat dan tidak terkontrol. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menjaga hutan
dari kerusakan yang terjadi sekarang ini karena hal itu dapat digunakan untuk
kebutuhan sekarang dan sebagai warisan masa yang akan datang. Salah satu upaya
yang dilakukan yaitu dengan menerapkan kearifan lokal yang telah dilakukan oleh
beberapa kelompok tradisional di Indonesia dan menunjukan keberhasilan
9
perlindungan dan pemeliharaan hutan. Kearifan lokal adalah ide-ide lokal yang
berkarakteristik bijak, penuh dengan kearifan, dan nilai-nilai kebaikan, yang
ditanamkan dan dianut oleh masyarakat. Kearifan lokal muncul dalam nilai,
norma, keyakinan, adat, kepercayaan.
Pemerintah Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, meminta pemerintah
meninjau ulang izin perkebunan karet seluas 3.600 hektar. Kabupaten itu hanya
punya daratan terbatas dan perkebunan karet itu akan memangkas sisa hutan di
daerah terdepan tersebut. Hutan yang akan jadi lokasi kebun adalah sisa hutan asli
Anambas. Masih banyak kayu keras yang berusia puluhan hingga ratusan tahun di
sana. Semua itu akan habis jika perkebunan jadi dibuka.
Masyarakat menolak beraktifitasnya Perusahaan Pabrik Karet di desanya,
ratusan masyarakat Desa Ulu Maras, Kecamatan Jemaja Timur menggelar Unjuk
Rasa (Unras) di Kantor Desa Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, PT
Kartika Jemaja Jaya (KJJ) yang akan membuka perkebunan karet di lahan seluas
3.605 Ha di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur, yang saat ini telah melakukan
proses pembibitan Karet di lahan seluas 1,7 Ha.
Sejak tahun 1999 hingga saat ini setiap ada perusahaan yang masuk selalu
tidak diterima dengan baik oleh masyarakat, karena adanya rasa tidak percaya
terhadap perusahaaan tersebut yang akan merusak lingkungan dan membawa
kerugian di Kelurahan Letung. Hingga sekarang masyarakat Jemaja masih
menolak PT tersebut karena adanya krisis kepercayaan, masyarakat menganggap
adanya indikasi kerusakan hutan. Kemudian terlalu besar dampak dari kegiatan
PT KJJ terhadap budaya lingkungan dan masyarakat sekitar.
10
PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana
Konflik Masyarakat Kelurahan Letung Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas
Terhadap Keberadaan Pt Kartika Jemaja Jaya
1. Penyebab Konflik Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat dianalisa bahwa
penyebab konflik adalah ketidak percayaan masyarakat terhadap keberadaan PT
KJJ, Sejak tahun 1999 hingga saat ini setiap ada perusahaan yang masuk selalu
tidak diterima dengan baik oleh masyarakat, karena adanya rasa tidak percaya
terhadap perusahaaan tersebut yang akan merusak lingkungan dan membawa
kerugian di Kelurahan Letung. Hingga sekarang masyarakat Jemaja masih
menolak PT tersebut karena adanya krisis kepercayaan, masyarakat menganggap
adanya indikasi kerusakan hutan. Kemudian terlalu besar dampak dari kegiatan
PT KJJ terhadap budaya lingkungan dan masyarakat sekitar. Jika dilihat penyebab
konflik terjadi lebih ke arah adanya Kemajemukan vertikal Setiadi dan Kolip
(2011 : 361), yang artinya struktur masyarakat yang terpolarisasi berdasarkan
kekayaan, pendidikan, dan kekuasaan. Kemajemukan vertikal dapat menimbulkan
konflik sosial kerena ada sekelompok kecil masyarakat yang memiliki kekayaan,
pendidikan yang mapan, kekuasaan dan kewenangan yang besar, sementara
sebagian besar tidak atau kurang memiliki kekayaan, pendidikan rendah, dan tidak
memiliki kekuasaan dan kewenangan. Pembagian masyarakat seperti ini
merupakan benih subur bagi timbulnya konflik social.
11
2. Bentuk Konflik
Berdasarkan temuan di lapangan diketahui bahwa yang terjadi antara
masyarakat dengan pihak KJJ adalah konflik realistis, dimana menurut bentuknya
konflik yang terjadi adalah Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari
kekecewaan masyarakat Letung atas tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-
perkiraan keuntungan yang di berikan oleh pihak PT KJJ yang terjadi dalam
hubungan-hubungan sosial, masyarakat menganggap masuknya PT KJJ akan
merusak lingkungan masyarakat. Kemudian menurut tempat terjadinya konflik
yang terjadi adalah Konflik out-group adalah konflik yang terjadi antara suatu
kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain yaitu PT
KJJ.
3. Penyelesaian konflik
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat dianalisa
bahwa penyelesaian konflik dilakukan dengan pertemuan dimana dihadiri oleh tim
Gabungan Penegakan Hukum (Gakum) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK), yang turun dan melakukan investigasi atas penolakan
masyarakat terhadap operasional PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) di Pulau Jemaja,
Kabupaten Anambas, menemukan adanya konflik serta dugaan pelanggaran
pengeluaran Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) serta izin lingkungan dan kelayakan
lingkungan ata Amdal PT KJJ. Temuan Tim Gakum Kementerian LHK itu,
terungkap dalam rapat dan pertemuan tertutup yang dilakukan dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepri dan Badan Penanaman Modal
12
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri. Dari pertemuan dan rapat
dengan Tim Gakum Kementerian LHK, telah diungkapkan adanya temuan konflik
akibat penolakan operasional PT KJJ di Jemaja. Selain itu, mengenai izin IPK dan
izin Amdal perlu dievaluasi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Konflik Masyarakat Kelurahan Letung Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas
Terhadap Keberadaan Pt Kartika Jemaja Jaya hingga saat ini masih terjadi,
konflik yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut : Bentuk konflik yang terjadi
adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok atas
tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam
hubungan-hubungan sosial, dalam penelitian ini konflik terjadi akibat kekecewaan
masyarakat terhadap keberadaan PT KJJ yang dianggap masyarakat bisa merusak
lingkungan di Kelurahan Letung Kecamatan Jemaja. Penyebab konflik adalah
ketidak percayaan masyarakat terhadap keberadaan PT KJJ, Sejak tahun 1999
hingga saat ini setiap ada perusahaan yang masuk selalu tidak diterima dengan
baik oleh masyarakat, karena adanya rasa tidak percaya terhadap perusahaaan
tersebut yang akan merusak lingkungan dan membawa kerugian di Kelurahan
Letung. Hingga sekarang masyarakat Jemaja masih menolak PT tersebut karena
adanya krisis kepercayaan, masyarakat menganggap adanya indikasi kerusakan
hutan. Kemudian terlalu besar dampak dari kegiatan PT KJJ terhadap budaya
lingkungan dan masyarakat sekitar. Masyarakat menolak keberadaan PT KJJ
karena pencemaran air minum, irigasi dan air laut dari dampak operasional KJJ
13
yang akan menebang hutan. Selain itu, perizinan PT KJJ tak sesuai dengan aturan
dan mekanisme, ketika melakukan sidang amdal beberapa waktu lalu, masyarakat
juga melakukan penolakan, Konflik yang terjadi antara masyarakat dan PT KJJ
terjadi hingga saat ini, penolakan terus dilakukan oleh masyarakat, mulai dari
meminta pemerintah untuk mencabut izin perusahaan tersebut, kemudian
masyarakat berdemo di tempat lahan yang diizinkan pemerintah untuk KJJ.
SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya penyelesaian yang dilakukan oleh berbagai pihak khususnya
masyarakat agar tidak merugikan kedua belah pihak misalnya dilakukan
pertemuan dan perjanjian-perjanjian khusus.
2. Kepada Pihak PT KJJ sebaiknya melakukan sosialisasi atau pemahaman
secara terbuka kepada masyarakat terhadap tujuan dan aktivitas yang
dilakukan pihak KJJ agar menimbulkan kepercayaan kepada masyarakat.
3. Kepada pihak masyarakat seharusnya bisa mencari fakta terlebih dahulu
terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh pihak PT KJJ sebelum
melakukan tindakan dan pengrusakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2005. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Media Group
David Berry. 2004. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,
Elly M Setiadi, Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial. Jakarta : Kencana.
George Ritzer dan Goodman J Douglas. 2011Teori Sosiologi,Yogyakarta:Kreasi
Wacana.
Irving M. 1998. Memahami Kembali Sosiologi, Kritik terhadap Teori Sosiologi
Kontemporer, alih bahasa Anshori dan Juhanda, Yogyakarta :Gajah Mada
Press.
Lauer, Robert H. 2001 Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka
Cipta
Nurdjana, Teguh Prasetyo, Sukardi, 2008., Korupsi dan illegal logging dalam
sistem desentralisasi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Soekanto, Soerjono, dan Lestarini, Ratih. 2002. Fungsionalisme dan Teori Konflik
dalam Perkembangan Sosiologi. Jakarta: Sinar Grafika.
Susan, Novri. 2009. pengantar sosiologi konflik dan isu-isu kontemporer.
Kencana: Jakarta.
Wijoyo, Sutarto. 2012. Konflik dalam Organisasi/ Industri dengan strategi
Pendekatan Psikologi , Semarang, Satya Wacana
Jurnal :
15
Adilla, Nisa. 2009. Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kriminologi Indonesia. Universitas
Indonesia Vol.5 No.1, 56-66
Dian Taufik Ramadhan, Arif Budimanta, Soemarno Witoro Soelarno. 2014.
Resolusi Konflik Antara Masyarakat Lokal Dengan Perusahaan
Pertambangan (Studi Kasus: Kecamatan Naga Juang, Kabupaten
Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara). Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol
12 (2): 92-104, 2014 ISSN : 1829-8907
Cecep Handoko dan Yumantoko. 2015. Perspektif Lokal Terhadap Hak Dan
Konflik Tenurial Di Kphl Rinjani Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 4 No.2, Agustus 2015: 157 -
170
Nita Safitri (2016) tentang Masalah Sosial Dan Konflik Masyarakat Adat Papua
Dengan Pt Freeport Indonesia (Tinjauan Antropologis). Jurnal Ilmu
Sosial-Fakultas Isipol Uma ISSN : 2085 – 0328