62
TUGAS REPRODUKSI II ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR ) Disusun Oleh : Agustinus LMK (1002001) Bona Fasia Dimas Eka Putra (1002029) Estriani I Gede Made Indra Putra (1002053) Maria Patmy Reza Windarti (1002068) Tegar Handitya Tama (1002098) Rina Wijayanti (1002087) PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

TUGAS REPRODUKSI II

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM( AKDR )

Disusun Oleh :Agustinus LMK (1002001)Bona FasiaDimas Eka Putra (1002029)EstrianiI Gede Made Indra Putra (1002053)Maria Patmy Reza Windarti (1002068)Tegar Handitya Tama (1002098)Rina Wijayanti (1002087)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANSTIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

2012 /2013

Page 2: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)

I. Sejarah AKDR

Cerita sejarah yang sering disampaikan, tetapi tidak tercatat baik, menghubungkan

penggunaan IUD pertama dengan kafilah yang diduga menggunakan batu – batu yang

diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan pada unta mereka dalam perjalanan –

perjalanan panjang.

Pelopor IUD modern adalah pesarium dengan batang kecil yang digunakan dalam

tahun 1800-an, sebuah struktur yang menyerupai kancing kecil yang menutupi mulut serviks

dan melekat pada batang yang menjulur ke dalam kanalis servikalis. Pesarium ini tidak pasti

digunakan untuk kontrasepsi, tetapi tampaknya dimaksudkan untuk hal ini. Pada tahun 1902,

sebuah pesarium yang meluas hingga ke dalam uterus telah dikembangkan oleh Hollweg di

Jerman dan digunakan kontrasepsi. Pesarium ini dijual untuk disisipkan sendiri oleh

pemakainya, tetapi bahaya infeksi menjadi besar, yang kemudian menyebabkan hujatan

terhadap masyarakat medis.

Pada tahun 1909, Richter di Jerman melaporkan keberhasilan dengan cincin catgut

ulat sutera yang mempunyai kawat nikel dan tembaga yang menjulurkan ke luar melalui

serviks. Segera setelah itu, Pust mengombinasikan cincin Richter dengan pesarium tipe-

kancing yang kuno, dan mengganti kawatnya dengan benang catgut. IUD ini digunakan

selama Perang Dunia I di jerman, walaupun kepustakaan Jerman cepat melaporkan adanya

infeksi sehubungan dengan penyisipan dan penggunaannya. Pada tahun 1920-an, Gräfenberg

membuang ekor dan pesarium karena ia meyakini bahwa inilah yang merupakan penyebab

infeksi. Ia melaporkan pengalamannya pad atahun 1930 menggunakan cincin yang dibuat dari

perak dan emas yang digelung, kemudia baja.

Cincin Gräfenberg hanya memiliki umur yang singkat, menjadi korban dari filosofi

politik Nazi yang dengan sengit melawan adanya kontrasepsi. Gräfenberg yang bukan

merupakan ras Aria akhirnya dimasukkan ke penjara, tetapi ia berhasil melarikan diri dari

Jerman, dan meninggal di New York City pada tahun 1955. Ia tidak pernah menerima

penghargaan atas apa yang menjadi haknya.

Cincin Gräfenberg telah dihubungkan dengan angka ekspulsi yang tinggi. Hal ini

dipecahkan oleh Ota di Jepang yang menambahkan sebuah struktur pendukung pada bagian

pusat cincin berlapis emas atau peraknya pada tahun 1934. Ota juga menjadi korban politik

Perang Dunia II, yang dikirim ke tempat pengasingan, tetapi cincinnya terus digunakan.

Page 3: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Cincin Gräfenberg dan Ota pada dasarnya telah dilupakan oleh seluruh dunia selama

periode Perang Dunia II. Kesadaran akan ledakan populasi dan pengaruhnya mulai terasa

pada decade pertama dan kedua setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1959, laporan dari

Jepang dan Israel oleh Ishihama dan Oppenheimer sekali lagi menggerakkan minta terhadap

cincin tersebut. Laporan Oppenheimer dimuat dalam American Journal of Obstetrics and

ginecology, dan banyak ahli ginekologi Amerika testimulasi untuk menggunakan cincin perak

atau sutera, sedangkan yang lain mengembangkan alatnya sendiri.

Dalam tahun 1960-an, IUD berkembang pesat. Teknik IUD dimodifikasi dan banyak

sekali tipe diperkenalkan. Berbagai alat yang dikembangkan dalam tahun 1960-an dibuat dari

plastic (polietilen) yang diisi dengan barium sulfat sehingga alat tersebut dapat dilihat pada

pemeriksaan sinar-x. Margulies Coil, yang dikembangkan oleh Lazer Margulies, pada tahun

1960 di Rumah sakit Mt. Sinai di New York City merupakan alat plastic pertama yang

memungkinkan penggunaan penyisip (inserter) dan rekonfigurasi bentuk pada waktu

dimasukkan ke dalam uterus. Margulies Coil tersebut merupakan alat berukuran besar

(diyakini menyebabkan kram dan perdarahan), dan ekor plastiknya yang keras terbukti

memiliki resiko bagi pasangan pria.

Pada tahun 1962, Population Council, atas anjuran Alan Guttmacher, yang pada tahun

tersebut menjabat presiden Planned Parenhood Federation of America, mengorganisasikan

konferensi IUD internasional yang pertama di kota New York. Pada konferensi inilah Jack

Lippes dari Buffalo menyajikan pengalaman dengan alatnya, yang untungnya seperti yang

akan kita lihat, mempunyai ekor dari benang filament tunggal. Margulies coil dengan segera

digantikan oleh Lippes Loop, yang dengan cepat menjadi IUD yang paling luas direespkan di

Amerika Serikat pada tahun 1970-an.

Konferensi pada tahun 1962 juga menghasilkan pengorganisasian program

Cooperative Statistical Program yang ditetapkan oleh Population Council di bawah

pengawasan langsung Christoper Tietze, untuk mengevaluasi IUD, Ninth progress report

dalam tahun 1970 menjadi pembanding penting terhadap kemanjuran dan masalah yang

timbul pada berbagai IUD yang tengah digunakan.

Banyak alat lain kemudian muncul, tetapi dengan pengecualian keempat Lippes Loop

dengan ukuran berbeda serta kedua Saf-T-Coils, alat – alat tersebut terbatas penggunaanya.

Alat dari baja tahan karat yang digabung dengan pegas diranjang untuk mampu berkompetesi

sehingga memudahkan penyisipan, tetapi pergerakan alat – alat ini memungkinkannya

tertanam di dalam uterus, menyebabkannya sulit untuk diangkat. Majzlin Spring merupakan

contoh yang mengesankan.

Page 4: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Dalkon Shield diperkenalkan pada tahun 1970. Dalam waktu 3 tahun, suatu insiden

infeksipanggul yang tinggi sudah diketahui. Tidak diragukan lagi bahwa masalah yang timbul

pada Dalton Shield terjadi akibat konstruksi yang cacat, yang ditunjukkan pada awal tahun

1975 oleh tatum. Ekor multifilament Dalkon Shield (ratusan serat yang dibungkus dalam

sarung plastic) memberikan jalan bagi bakteri untuk bergerak naik, terlindung dari perintang

mucus serviks.

Walaupun penjualan di hentikan pada tahun 1975, perintah untuk menyingkirkan

semua Dalkon shield belum dikeluarkan hingga awal tahun 1980-an. Sejumlah besar wanita

dengan infeksi panggul mengajukan tuntutan perkara terhadap perusahaan farmasi, yang

akhirnya menyebabkan perusahaan tersebut bangkrut. Sayangnya masalah Dalkon Shield

terlanjur mencemari semua IUD dan sejak itu, media dan public telah secara tidak tepat

memandang semua IUD lewat satu cara tunggal yang generic.

Kira – kira pada saat Dalton Shield diperkenalkan, Senat Amerika Serikat melakukan

dengar pendapat mengenai keamanan kontrasepsi oral. Wanita muda yang merasa takut

menggunakan kontrasepsi oral setelah dengar pendapat ini beralih ke IUD, terutama Dalton

Shield yang dipromosikan cocok bagi wanita nulipara. Perubahan dalam perilaku seksual

pada tahun 1960-an dan 1970-an serta kegagalan menggunakan kontrasepsi protektif (kondom

dan kontrasepsi oral) menyebabkan terjadinya epidemic penyakit menular seksual serta

penyakit radang panggul, yang dianggap terjadi sebagian akibat IUD.

IUD Modern

Penambahan tembaga pada IUD telah dianjurkan oleh James Zipper dari Chile, yang

eksperimennya dengan logam menunjukkan bahwa tembaga bekerja secara local pada

endometrium. Howard Tatun mengombinasikan anjuran Zipper dengan mengembangkan

bentuk-T guna menghilangkan reaksi uterus terhadap kerangka structural, dan menghasilkan

copper-T. IUD tembaga pertama mempunyai kawat tembaga yang melilit batang lurus T

tersebut, TCu-200 (200 mm2 kawat tembaga yang terpajan), yang juga dikenal sebagai Tatum-

T. Rasionalisasi Tatum adalah bahwa bentuk T akan mengikuti bentuk uterus, berbeda dengan

IUD yang lain yang menuntut uterus untuk menyesuaikan diri dengan bentuk IUD. Lebih

lanjut, IUD tembaga dapat berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan alat plastic

lembam yang sederhana, dan akan memberikan kontrasepsi yang efektif. Penelitian

mengindikasikan bahwa tembaga mengerahkan efeknya sebelum implantasi ovum yang

fertile; tembaga dapat bersifat spermisidal, atau tembaga mungkin dapat menghilangkan

mortalitas sperma dan menghilangkan kemampuan sperma melakukan fertilisasi. Penambahan

tembaga pada IUD dan pengurangan dalam ukuran serta struktur kerangka telah memperbaiki

toleransi, yang menyebabkan lebih sedikit pengangkatan karena alasan nyeri dan perdarahan.

Page 5: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Cu-7 dengan batang yang dilingkari tembaga dikembangkan pada tahun 1971 dan

dengan cepat menjadi alat paling popular di Amerika Serikat. Baik Cu-7 maupun Tatum-T

ditarik dari pasar Amerika Serikat pada tahun 1986 oleh G. D. Searle ang Company.

Meskipun demikian, IUD terus berkembang. Lebih banyak lagi tembaga ditambahkan

oleh peneliti Population Council, menghasilkan TCu-380A (380 mm2 daerah p-ermukaan

tembaga yang terpajan---tembaga yang dililit mengelilingi batang serta bungkus-lengan

tembaga (copper sleeves) pada setiap lengan horizontal). Huruf “A” pada TCu-380A adalah

untuk menunjukkan lengan (arm), mengindikasikan peran penting bungkus-lengan tembaga.

Tembaga dibuat padat dan tubular untuk meningkatkan efektivitas dan memperpanjang masa

kadaluwarsa IUD. IUD ini telah digunakan di lebih dari 30 negara sejak tahun 1982, dan pada

tahun 1988, dipasarkan di Amerika Serikat sebagai “ParaGard”.

“Progestasert” telah dikembangkan oleh Alza Corporation pada saat IUD tembaga

juga dikembangkan. Alat berbentuk-T ini melepaskan 65 μg progesterone per hari, paling

sedikit selama satu tahun. Progesterone mengurangi jumlah kram dan jumlah darah yang

hilang, dan dengan demikian, terutama berguna untuk wanita yang memiliki periode

menstruasi “berat” serta kram. Masa kadaluwarsa yang pendek dapat dan telah diatasi dengan

menggunakan progestin yang lebih poten, seperti levonogestrel. (Speroff, Leon. 2003.

Pedoman Klinis Kontrasepsi. Edisi 2. Hal.199-205. Jakarta:EGC)

II. Pengertian AKDR

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari

polythylen (plastic) yang halus, dipasang di dalam rahim. (Martosewojo, samiarti. [et al ].

1992. Pedoman KB IBI. Jakarta:Pengurus Pusat ikatan Bidan Indonesia)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim (Hartanto, 2004). Di

mana AKDR terdiri dari bermacam-macam bentuk, terdiri dari plastik (polietiline), ada yang

di lilit tembaga (Cu), ada pula yang tidak. Tetapi ada pula yang di lilit tembaga bercampur

perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.

IUD atau AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ) adalah alat kontrasepsi yang

ditempatkan di dalam rahim, yang terbuat dari plastik khusus yang diberi benang pada

ujungnya,dan terdiri dari beberapa bentuk. IUD/AKDR yang berbentuk spiral disebut Lippes

Loop, yang berbentuk T disebut Copper T mengandung logam atau tembaga, ada pula yang

mengandung hormon.

AKDR adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat

efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia

reproduktif (Saefuddin,22003)

Page 6: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim

wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998)

AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas,

diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2005)

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang

lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam

rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim,

terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-

macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk

spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter / bidan

terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan

kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah

melahirkan (Subrata, 2000:33).

IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita

merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap

hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,

kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu

memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini (Maryani, 2002).

AKDR merupakan salah satu metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET), oleh

karena efektif dalam memberikan perlindungan terhadap terjadinya kehamilan. Biaya

pemasangan yang relatif cukup murah dengan masa pakai yang cukup lama, bahkan sekarang

telah dipasarkan AKDR dengan masa pakai hingga 10 tahun, kesuburan akan segera kembali

setelah penghentian pemakaian metode ini, disamping itu tidak diperlukan motivasi berulang-

ulang.

III. Mekanisme kerja AKDR

Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum diketahui, namun ada beberapa

mekanisme kerja yang telah diajukan:

a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya

implantasi.

c. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.

d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.

Page 7: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

e. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

f. Dari penelitian terakhir, disangka bahwa AKDR juga mencegah spermatozoa

membuahi sel telur (mencegah fertilisasi).

g. Untuk AKDR yang mengandung Cu :

1) Antagoisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim

carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita, dimana

Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan

terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phospatase.

2) Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.

3) Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.

4) Mengganggu metabolisme glikogen.

h. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :

1) Gangguan proses pematangan proliteratif –sekretoir sehingga timbul penekanan

terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap

berada dalam fase decidual/ progestational).

2) Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin.

(Saifuddin, et. al., 2003).

Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang

berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat,

dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma. Mekanisme kerja AKDR

yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam konsentrasi kecilyang

dikeluarkanke dalamrongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase

alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lendirsehingga menghalangi

pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).

Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini

pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan reaksi

peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan

blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada

pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun

sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukansering adanya kontraksi

uterus pada pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh

meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).

Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR

mengubah transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga

pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan sexual terjadi)

Page 8: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan

mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam

dinding rahim (BKKKBN, 2003)

Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun

AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus

IV. Jenis – jenis AKDR

1. AKDR Non-hormonal

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam

AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra

dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.

Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :

1. Bentuk terbuka (oven device)

Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T

2. Bentuk tertutup(closed device)

Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

Menurut Tambahan atau Metal:

1. Medicated IUD

Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu

375

2. Un Medicated IUD

Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.

IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu

Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.

Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan

luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga

adalah 200mm2.

Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal

1. Progestasert-T = Alza T

Page 9: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

- Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.

- Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan

65mcgprogesteron per hari

- Tabung insersinya berbentuk lengkung

- Daya kerja :18 bulan

- Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2. LNG-20

- Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari

- Sedang diteliti di Finlandia

- Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun

- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih

tinggidibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan

hait yan sangat sedikit.

Dalam Program KB Nasional, terdapat beberapa macam Alat kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR), antara lain :

Lippes Loop yang terbuat dari plastic dan berbentuk spiral

Multi Load C 250, yang berbentuk jangkar dan dililiti logam tembaga

Copper T 200 B, yang terbuat dari plastic halus , berbentuk T, dan dililiti

logam tembaga

Copper 7, yang berbentuk angka 7, terbuat dari bahan plastic yang batangnya

dililiti dengan logam tembaga.

(Martosewojo, samiarti. [et al ]. 1992. Pedoman KB IBI. Jakarta:Pengurus

Pusat ikatan Bidan Indonesia)

Menurut (Speroff, Leon. 2003) tipe – tipe IUD dibagi menjadi beberapa macam,

diantaranya adalah :

IUD yang Tidak Mengandung Obat

Page 10: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

- Lippes Loop, yang terbuat dari plastic dan diisi dengan barium sulfat masih

digunakan di seluruh dunia (kecuali di Amerika Serikat). Cincin baja tahan

karat yang fleksibel digunakan secara luas di Cina, tetapi tidak di tempat

lain.

- Nova T serupa dengan TCu-200, mengandung 200 mm2 tembaga;

meskipun demikian Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya,

lengan yang fleksibel, dan sebuah lengkung besar yang juga fleksibel pada

ujung bawah guna menhindari cedera jaringan serviks. Ada sejumlah

kekhawatiran bahwa kemajuan Nova T akan menurun setelah tiga tahun

berdasarkan data WHO; namun, dari data Finlandia dan Skandinavia

menunjukkan angka kehamilan yang rendah dan stabil setelah lima tahun

penggunaan.

IUD Pelepas-Hormon

- Progestasert (satu – satunya alat yang melepaskan hormone yang

dipasarkan di Amerika Serikat sejak tahun 1976) adalah IUD berbentuk T

yang terbuat dari etilen/vinil asetat kopoliner yang mengandung titanium

dioksida. Batang vertikalnya mengandung suatu reservoir progesterone 38

mg bersama dengan barium sulfat yang terdispersi dalam cairan silicon.

Lengan horizontal berstruktur padat dan terbuat dari kopolimer yang sama.

Dua kawat monofilament berwarna biru-hitam melekat pada lubang di

dasar batang. Progesterone dilepas pada kecepatan 65 μg per hari.

- LNG-20, yang dibuat oleh Leiras di finlandia, melepas secara in vitro 20 μg

levonorgestrel setiap hari. Alat ini sudah dipasarkan di Eropa. Alat

berbentuk T ini mempunyai kerah yang melekat pada lengan vertical, yang

mengandung 52 mg levonogestrel yang terdispersi dalam

polidimetilsiloksan dan dilepas pada kecepatan 15 μg setiap hari in vivo.

IUD levonogestrel bertahan hingga 10 tahun dan mengurangi jumlah

perdarahan haid serta angka infeksi panggul.

IUD Masa Depan

Modifikasi IUD tembaga sedang diteliti di seluruh dunia. Ombrelle-250 dan

Ombrelle-380, yang dirancang lebih fleksibel untuk mengurangi ekspulsi dan

efek samping telah dipasarkan di perancis. IUD tanpa kerangka, flexiGard

(juga dikenal sebagai Cu-Fix), terdiri dari 6 bungkus-lengan tembaga (330

mm2 tembaga),yang terangkai pada benang nilon bedah (polipropilen) dan

disimpul pada satu ujung. Pada saat penyisipan, simpul tersebut didorong ke

Page 11: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

dalam miometrium menggunakan jarum yang ditarikkan, yang bekerja seperti

tombak harpoon miniature. Karena tidak memiliki kerangka, alat ini

diharapkan mempunyai angka keharusan pengangkatan karena perdarahan atau

nyeri yang rendah, tetapi karena penyisipan lebih sulit dilakukan terdapat

angka ekspulsi yang juga lebih rendah.

Macam – Macam AKDR

a. Un-Medicated AKDR

Lippes Loop – AKDR yang terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara

biologik) ditambah Barium Sulfat.

b. Medicated AKDR

Cooper AKDR – AKDR dengan penambahan selubung Cu yang padat, dimaksudkan

untuk memperbesar luas permukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih

mendekatkan Cu pada fundus uteri.

(Hartanto, 2004)

Saifuddin, Ab., dkk (2003) menyebutkan jenis AKDR sebagai berikut :

a) AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh

kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu), tersedia di Indonesia dan terdapat

dimana-mana.

b) AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering).

Pembagian macam AKDR menurut Maryani, H (2003) adalah sebagai berikut :

(1) Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian

vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini

mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T

yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah

selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang

Page 12: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan

menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping

hormonal dan amenorhea.

(2) Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan

ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200

mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

(3) Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri

dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah

3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250

mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu

standar, small (kecil), dan mini.

(4) Lippes Loop

Page 13: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau

huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.

Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian

atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang

hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang

putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.

Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang

menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama spiral.

Jenis-jenis dari IUD tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini :

a. Lippes-Loop

b. Saf-T-Coil

c. Dana-Super

d. Copper-T (Gyne-T)

e. Copper-7 (Gravigard)

f. Multiload

g. Progesterone IUD

Page 14: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada 3

macam jenis yaitu :

IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada

pada kedua lengan IUD dan batang IUD. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut : 

IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD

bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.

Gambar IUD Nova T :

Page 15: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas

hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu

menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :

V. Keuntungan dan kerugian AKDR

1. Keuntungan Penggunaan AKDR

Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal

(Cu T 380A):

a. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi

Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun

pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)

b. AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual

f. Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk

hamil

Page 16: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

j. Dapat digunakan sampai menopause

k. Tidak ada intraksidengan obat-obat.

l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:

a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe

b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh

synechiae(Asherman’s Syndrome)

Keuntungan Kontraseptif

Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun

pertama penggunaan (Tembaga T 380A)

Segera efektif dan efek sampingnya sedikit

Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan

Tembaga T 380A)

Tidak mengganggu proses sanggama

Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas

Tidak mengganggu produksi ASI

Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu kembali

ke klinik jika tak ada masalah

Dapat disediakan oleh petugas kesehatan terlatih

Tidak mahal (CuT380A)

Keuntungan Non Kontraseptif

Mengurangi kram akibat menstruasi (hanya yang mengandung progestin)

Mengurangi darah menstruasi (hanya yang mengandung progestin)

Mengurangi insidensi kehamilan ektopik (kecuali Progestasert)

2. Kerugian penggunaan AKDR

Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:

a. Efek samping yang umum terjadi:

- Perubahan siklus haid

Page 17: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

- Haid lebih lama dan banyak

- Perdarahan(spotting) antar menstruasi

- Disaat haid lebih sakit

b. Komplikasi lain :

- Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

- Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)

- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

- Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang

sering berganti pasangan

- Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR

untuk mencegah kehamilan normal.

(Saifuddin, Abdul Bari., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi. Edisi 2, Cetakan 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo)

Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal:

- Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD

- Harus diganti setelah 18 bulan

- Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan

bercak(spotting)

- Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi

AKDR: Keterbatasan

Perlu pemeriksaan ginekologi dan penapisan penyakit menular seksual

(PMS) sebelum menggunakan AKDR

Membutuhkan petugas terlatih untuk memasukkan dan mengeluarkan AKDR

Perlu deteksi benang AKDR (setelah menstruasi) jika terjadi kram,

perdarahan bercak atau nyeri

Tidak dapat dihentikan sendiri (harus dilepas petugas)

Meningkatkan jumlah perdarahan dan kram menstruasi dalam beberapa

bulan pertama (hanya pelepas tembaga)

Kemungkinan terjadi ekspulsi spontan

Walaupun jarang (< 1/1000 kasus), dapat terjadi perforasi saat insersi AKDR

Tidak mencegah semua kehamilan ektopik (khususnya Progestasert)

Page 18: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Dapat meningkatkan risiko PRP/PID dan yang berlanjut dengan infertilitas

bila pasangannya risiko tinggi PMS (misalnya: HBV, HIV/ AIDS)

VI. Komplikasi AKDR

Menurut (Sarwono. 2006),

1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

2. Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang memungkinkan penyebab

anemia.

3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

Komplikasi pemakaian AKDR yang sering muncul yaitu AKDR tertanam dalam-dalam

di endometrium atau miometrium (embedding, displacement) dan infeksi (Hartanto, 2004).

VII. Persyaratan Pemakaian AKDR atau IUD(Menurut Saefuddin,2004)

1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert

a. Usia reproduktif

b. Keadan nullipara

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f. Resiko rendah dari IMS

g. Tidak menghendaki metode hormonal

h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadaan misalnya:

Perokok

Sedang memakai antibiotika atau anti kejang

Gemuk ataupun yang kurus

Sedang menyusui

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-

380A):

Penderita tumor jinak payudara

Epilepsi

Malaria

Tekanan darah tinggi

Penyakit tiroid

Page 19: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Setelah kehamilan ektopik

Penderita DM

2. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert

Sedang hamil

Perdarahan vagina yang tidak diketaui

Sedang menderita infeksi genetalia

Penyakit trifoblas yang ganas

Diketahui menderita TBC velvik

Kanker alat genital

Ukuran rongga rahim kurang dari 5.

VIII. Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim

(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan

masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan

pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:

Usia reproduktif

Keadaan nulipara

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

Perokok

Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.

Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap

bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan

sekali.

IX. Kontra Indikasi pemakaian AKDR

Page 20: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah :

1. Adanya tanda-tanda kehamilan.

2. Infeksi panggul bagian dalam.

3. Erosi pada cervix uteri.

4. Diperkirakan adanya tumor, tumor rahim, myoma uteri cavum uteri kurang dari

5 cm.

5. Adanya perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya, perdarahan pada

saluran kencing/ infeksi panggul.

6. Perdarahan haid yang hebat.

7. Alergi terhadap logam / tembaga.

8. Adanya kelainan bentuk rahim.

9. Adanya keganasan kanker.

Kontraindiaksi Insersi AKDR

a. Kontraindikasi Absolut :

1) Infeksi pelvis yang aktif (akut atau sub-akut), terutama persangkaan Gonorhoe

atau Chlamydia.

2) Kehamilan atau persangkaan kehamilan

b. Kontraindikasi relatif kuat

1) Partner seksual yang banyak.

2) Partner memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi.

3) Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang rekuren, post-partum

endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir.

4) Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi.

5) Cervitis akut purulent.

6) Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.

7) Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan

predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.

8) Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih menginginkan kehamilan

selanjutnya.

9) Kelainan pembekuan darah.

Keadaan –keadaan lain yang dapat merupakan kontra-indikasi untuk insersi AKDR:

1) Penyakit katup jantung

2) Keganasan endometrium atau serviks.

3) Stenosis serviks yang berat.

Page 21: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

4) Uterus yang kecil sekali

5) Endometriosis

6) Myoma uteri

7) Polip endometrium

8) Kelainan kongenital utrerus

9) Dismenorhe yang berat

10) Darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau perdarahan bercak (spotting)

11) Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu penyakit gangguan Cu yang turun

temurun

12) Anemia

13) Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya AKDR

14) Ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri ekor AKDR

15) Riwayat Gonorhoe, Chlamydia, Syphilis atau herpes

16) Actinomycosis genitalia

17) Riwayat reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan

18) inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh negative

19) Pernah mengalami problem ekspulsi AKDR

20) Leukore atau infeksi vagina

21) Riwayat infeksi pelvis

22) Riwayat operasi pelvis

23) Keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan kesuburan

dimasa yang akan datang.

(Saifuddin, et. al., 2003).

X. Waktu pemasangan AKDR yang tepat.

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah :

1. Waktu haid mulai hari ke 3

2. Dua sampai empat hari setelah persalinan atau setelah abortus komplit.

3. Empat puluh satu hari setelah melahirkan

XI. Prosedur Insersi AKDR

a. Pemberian analgetika dan sedative bila diperlukan.

b. Pasangan speculum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding

vagina.

Page 22: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

c. Bila mungkin terjadi, kerjakan papanicolauo smear dan pemeriksaan bakteriologis

terhadap Gonorrhoe.

d. Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan

mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya

infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya.

e. Pasang kembali speculum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan

dinding vagina.

f. Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk

meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko

perforasi.

g. Lakukan sondage uterus.

h. Masukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya.

i. Lepaskan AKDR dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi

mungkin di fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan

dipaksakan, keluarkan alatnya dan lakukan re-insersi.

j. Keluarkan tabung inserternya.

k. Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium uteri

eksternum.

l. Keluarkan tenakulum dan speculum

m. AKDR jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di dalam tabung insersinya,

karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lipess loop).

(Saifuddin, et. al., 2003).

XII. Alat-alat untuk pemasangan AKDR

1. Bak steril berisi :

a. Duk.

b. Sarung tangan

c. Kapas basah lysol / sublimat

d. Spekulum

e. Tenakulum

f. AKDR dan inserter

g. Gunting

h. Lidi berkapas

i. Pinset panjang

j. Sonde rahim

Page 23: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

k. Kateter.

2. Neerbekken

3. Bethaden

4. Lampu kepala ( head lamp)

XIII. Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR

1. Pemeriksaan perut.( pemeriksaan luar )

2. Pemeriksaan dalam ( Bimanual ), pemeriksaan melalui Vagina

XIV. Langkah-langkah pemasangan AKDR

1. Lippes loop

a. Calon akseptor diberi penjelasan agar siap mental.

b. Kandung kemih ibu terlebih dahulu dikosongkan.

c. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.

d. Calon akseptor berbaring dengan posisi dorsal racumbant, duk dipasang dibawah

pantat atas perut.

e. Diadakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus.

f. Spekulum dipasang, vagina dan servix dibersihkan dengan kapas lembab.

g. Mulut rahim didesinfeksi.

h. Kalau perlu, jepit servix dengan tenakulum pada posisi jam 10.00 dan 2.00.

i. Sonde rahim dipasang untuk menentukan ukuran, posisi, dan bentuk rahim.

j. Inserter yang telah berisi AKDR didorong perlahan-lahan kedalam rongga Rahim

melalui canalis cervicalis sesuai dengan posisi rahim, kemudian inserter

dikeluarkan.

k. Jika perlu, dapat menggunakan tenakulum untuk memegang muluit Rahim

l. Apabila benang AKDR lebih panjang dari 5 cm, gunting.

m. Spekulum dilepas dan benag AKDR didorong ke samping mulut rahim.

n. Alat-alat dbereskan

o. Sebelum akseptor pulang, beri penjelasan mengenai gejal-gejala yang mungkin

dialami setelah pemasangan dan cara mengatasinya serta beritahu untuk

pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke 1, 2, 3 dan 12 atau apabila ada keluhan.

Catatan:

Bila pada waktu pemasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa

( hentikan ) ==> rujuk.

Bila sonde masuk kedalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan

terjadi perforasi. Keluarkan sonde ==> rujuk segera.

Page 24: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Panjang rongga uterus 6 -7 cm jika kurang dari 5 cm AKDR jangan dipasang.

Lippes loop tidak boleh lebih dari 2 menit di dalam inserter.

Apabila ada indikasi untuk melepas AKDR, dapat dilaksanakan dengan menarik

benangnya perlahan-lahan menggunakan klem dibawah perlindungan speculum

2. Copper T

a. Bukalah bungkus copper T, cukup separuh saja dimulai dari ujung dan jagalah

agar AKDR tertutup dengan bungkus plastiknya.

Lihat gambar berikut :

b. Masukkanlah pendorong ( plunger ) kedalam lobang pemasang

c. Ukur alat pemasang sampai batas biru ( untuk batas servix ), sesuai dengan

panjang rahim ( uterus ) sewaktu melakukan pengukuram rahim dengan sonde.

d. Memasukan cooper T kedalam alat pemasang sesuai batas pada alat pemasang .

Lihat gambar berikut ;

e. Dengan memakai sarung tangan karet kecil ,bukalah seluruh bungkus plastic dan

lipatlah sisi-sisi sayap T dan masukkan kedalam alat pemasang sampai 0,6 cm.

Page 25: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

f. Hati-hati dan yakinkan agar sayap T didalam alat pemasang dalam kedudukan

bidang horizontal yang sama dengan batas biru ( untuk servix )

Lihat gambar berikut ;

g. Peganglah tenakulum dengan tangan kiri dan tarik baik-baik kebawah dan

keluar,agar rongga rahim , saluran indoservix dan saluran liang senggama menjadi

lurus.

h. Doronglah alat pemasang copper T masuk kedalam rahim sampai batas biru

( gambar 19 a )

i. Jangan lupa agar batas biru ada pada bidang hirozontal

j. Peganglah ujung bawah dari alat pemasang dengan tangan kiri dan cincin

pendorong dengan tangan kanan, bersamaan dengan tarikan yang tetap pada

tenakulum, dorong AKDR tidak boleh bergerak peganglah terus pada tempatnya.

(lihat gambar 19 b)

k. Tarik alat pemasang berlahan-lahan ,dengan demikian akan meninggalkan Copper

T dengan letak yang diinginkan ( lihat gambar 19 c )

3. Multi Load (ML ) cu 250

a. Setelah pemeriksaan dalam, untuk menentukan bentuk, besar dan kedudukan

rahim.

b. Masukkan spekulum, bersihkan liang senggama dengan larutan antiseptik, olesi

portio dengan jodium 1 %.

Page 26: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

c. Kait bibir depan atau bibir belakang portio dengan cunam peluru, masukkan sonde

dan tentukan posisi rahim sekaligus ukuran dalam rongga rahim( jarak antara

mulut luar leher uterus dan fundus).

d. Jika perlu dilakukan dilatasi dengan hegar nomor 4.

e. Cincin pada alat pemasangsesuaikan dengan ukuran dalam rongga rahim.

f. Perlahan-lahan masukkan alat pemasang sammpai ML Cu 250 menyentuh fundus

uteri .,lihat gambar berikut;

g. Keluarkan alat pemasang dengan perlahan-lahan dan gunting tali jika terlalu

panjang , lihat gambar berikut ;

Cara Pemasangan AKDR/IUD

Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD :

1. Bivale speculum

2. Tanekulum(penjepit portio)

3. Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)

4. Forsep

5. Gunting

6. Bengkok larutan antiseptic

7. Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT

8. Kasa atau kapas

9. Cairan DTT

10. Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik

Page 27: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

11. AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka

12. Aligator(penjepit AKDR)

(Menurut Prawirohardjo (2005) Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T

Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan

insersi melalui servikalis.

1. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi

uterus

2. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik

3. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptic Iinspekulum, servik

ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit

dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi

Saturday

4. Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk

menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi

osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde

masuk kurang dari 5 cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan

dilakukan

5. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis

servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan

sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam

hal demikian pemasangan diulangi

6. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung

penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara

pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR

7. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-

3cm.

XV. Cara mengeluarkan AKDR

Siapkan alat-alat seperti pada pemasangan , beritahukan pada akseptor

bahwa hal ini tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Cuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih.

b. Pasang sarung tangan steril.

Page 28: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

c. Ambillah korentang dari tempatnya yang steril, kemudian bersihkan vulva dengan

kapas yang telah direndam dengan lysol.

d. Pasanglah spekulum steril kedalam vagina dan carilah letak benangnya.

e. Apabila kelihatan, peganglah benang tersebut dengan korentang dan tariklah

perlahan-lahan.

Cara Pencabutan AKDR :

1. Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid

2. Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut

keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde

uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan.

Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas

3. Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret.

Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri

4. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria

AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek

samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri.

Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang

Progestasert-T 1-2 tahun.

XVI. Efek samping AKDR

Menurut (Sarwono. 2006), antara lain :

Perubahan siklus haid ( siklus haid umunya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan )

Haid lebih lam dan banyak

Perdarahan (spotting) antar menstruasi

Saat haid lebih sakit

Page 29: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) efek samping yang ada diantaranya adalah :1. Perdarahan

a. Waktu menstruasi relatif lebih banyak

b. Sedikit-sedikit ( spoting ) di luar masa haid.

c. Diluar haid yang banyak.

2. Eksplusi.

3. Nyeri.

4. Keluhan suami

Menurut (Hartanto, 2004) :

a. Saat Insersi

Rasa sakit/nyeri, muntah, keringat dingin dan syncope, serta perforasi uterus.

b. Setelah Insersi

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, dan perdarahan (spotting) antar

menstruasi dan saat haid lebih sakit.

Efek Samping AKDR antara lain :

A. Spoting

Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul

jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika

menggunakan kontrasepsi AKDR (Republika, 2007).

B. Perubahan Siklus Menstruasi

Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus

menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari

dengan lama haid 3 – 7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.

C. Amenore

Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih. Penanganan efek samping

amenore adalah memeriksa apakah sedang hamil, apabila tidak, AKDR tidak

dilepas, memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila

dikehendaki. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR

apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang

tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas.

Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas

Page 30: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan

kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan

diperhatikan

D. Dismenorhea

Munculnya rasa sakit menstruasi tanpa penyebab organik. Untuk penanganan

dismenorhe adalah memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang

panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan. Menaggulangi penyebabnya

apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk

sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR

dilepas dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.

E. Menorrhagea

Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau menstruasi. Memastikan

dan menegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada

kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan

konseling dan pemantauan. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1

minggu) untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet

setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien

menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebh dari 3 bulan dan

diketahui menderita anemi (Hb <7g/%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan

membantu memilih metode lain yang sesuai.

F. Fluor Albus

Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan

abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan

flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai

konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.

G. Pendarahan Post Seksual

Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang

menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan,

akan tetapi pendarahan yang muncul ini jumlahnya hanya sedikit, pada beberapa

kasus efek samping ini menjadi pembenar bagi akseptor untuk melakukan drop

out, terutama disebabkan dorongan yang salah dari suami.

Efek samping semu oleh AKDR diantaranya adalah :

1. AKDR tidak menyebabkan kanker

Page 31: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

2. AKDR bukanlah alat untuk menggugurkan kandungan

3. AKDR tidak menyebabkan bayi cacat

4. AKDR tidak berjalan – jalan di dalam tubuh

5. AKDR tidak merintangi hubungan kelamin

6. AKDR tidak menyebabkan turunya berat badan

XVII. Penanganan efek samping AKDR

Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) Cara penanggulangan akibat efek samping AKDR :

1. Bila terjadi akibat samping seperti pada butir 1a, 1bdan 1c ==> rujuk.

2. Reinsersi AKDR yang cocok ukurannya.

3. Pemberian analgesik sesuai ketentuan.

4. Bila disebabkan gangguan benang yang yang menusuk dapat didorong kebagian

samping atas mulut rahim ( fornix) atau benang dipendekkan seperlunya

Menurut Saefuddin(2004).Penanganan efek samping AKDR(Cu T-380A)

a. Amenora

Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan

konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil,

jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan

kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau

kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang

hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR

jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi

serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan

Kejang

Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan.

Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan

penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien

menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan

metode kontrasepsi yang lain.

Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur. Pastikan dan tegaskan

adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan

potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat,lakukan konseling

dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk

Page 32: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1

sampai 3bulan).

Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah

AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan

kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri(apabila

memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid

briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau

pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak

ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode

lain.

Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP

Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan

menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal,

lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah

48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya

teratasi.

Menurut Direktorat Pelayanan Medis KB.1984. Penanggulangan efek samping AKDR

adalah sebagai berikut :

1. Perdarahan oleh AKDR

a. Bentuk gejala/keluhan :

- Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasa (Menoragia)

- Perdarahan di luar haid (Metroragia)

- Perdarahan yang berupa tetesan (Spotting)

b. Penyebab gejala/keluhan :

Diperkirakan karena kerja enzim yang terkonsentrasi di jaringan selaput

lender rahim (endometrium). Enzim ini bersifat fibrionolitik (menghancurkan

fibril).

Catatan : Fibrin adalah zat yang berguna untuk pembekuan darah.

Factor mekanik yaitu perlukaan selaput lender rahim karena kontraksi rahim.

Disebabkan karena adanya ketidakserasian antara besarnya AKDR dan rongga

rahim (incompatibility).

c. Penanggulangan dan pengobatan :

KIE:

o Penjelasan sebab terjadinya.

Page 33: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

o Gangguan haid berlebihan memang akan terjadi pada 3 bulan pertama

pemakaian AKDR.

o Untuk menoragia segera menghubungi petugas kesehatan untuk

pemeriksaan lebih lanjut.

o Pada pemakaian AKDR tembaga biasanya tidak menimbulkan

perdarahan yang lama dan banyak.

Tindakan medis :

o Pemberian vitamin, koagulasi (obat untuk pembekuan darah), zat besi

dll

Dalam hal ini bisa diberikan :

- Vit. K : 3 x 1 tablet sehari (3-5)

- Vit. C : 3 x 1 tablet sehari (3-5)

- Adona : 3 x 1 tablet sehari (3-5)

o Penggantian AKDR

o Apabila tindakan poin 1 & 2 belum menolong, dilakukan pencabutan

AKDR dan diganti dengan cara kontrasepsi lainnya.

Catatan khusus :

- Dalam keadaan normal, perdarahan pada waktu haid 35 cc, pada

pemakaian AKDR bisa bertambah antara 20 – 30 cc

2. Infeksi oleh AKDR

a. Bentuk gejala/keluhan :

Nyeri di daerah perut bawah

Keputihan yang berbau

Demam

Nyeri pada waktu bersetubuh

b. Penyebab gejala :

o Peradangan bisa terjadi akibat pemasangan yang tidak steril

o Peradangan bisa juga terjadi pada waktu pemasangan saja atau setiap saat

selama memakai AKDR

c. Penanggulangan dan pengobatan :

KIE :

- Penjelasan sebab terjadinya.

- Segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Tindakan medis :

- Pengobatan dengan antibiotika broad spectrum, misal :

Page 34: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Penicillin : 3 x 500 mg 3 – 5 hari (penbritin, amicilin dll)

Teramycin : 3 x 500 mg 3 – 5 hari

Erythromycin : 3 x 500 mg 3 – 5 hari

Atau

Penicillin : 800.000 u/hari 3 – 5 hari

Teramycin injeksi : 50 mg/hari 3 – 5 hari

Garamycin injeksi : 80 mg/hari 3 – 5 hari

- Bila telah dilakukan pengobatan 5 – 7 hari tigak berhasil, AKDR di cabut

dang anti cara kontrasepsi yang lain.

Catatan khusus :

Injeksi dapat berupa :

- Radang liang senggama (vaginitis)

- Radang leher rahim (cervicitis)

- Radang selaput lender rahim (endometritis)

- Radang selaput sel telur (salphingitis/adnexitis)

- Radang panggul (PID=Pelvis Inflamatory Disease)

- Abses

3. Keputihan oleh AKDR

a. Bentuk gejala/keluhan :

- Dapat timbul setelaha pemasangan AKDR.

- Keluar cairan berwarna putih dari vagina.

b. Penyebab gejala :

Reaksi dari endometrium karena adanya AKDR di dalam kandung rahim

(benda asing).

Adanya infeksi yang terbawa pada waktu pemasangan AKDR.

c. Penanggulangan & pengobatan :

KIE :

Diberikan penerangan bila keputihan yang terjadi adalah sedikit dan tidak perlu

dirisaukan, karena hal tersebut adalah gejala biasa, serta diberikan penjelasan

sbb:

Keputihan bening tidak berbau tidak berbahaya, akan berkurang setelah 3

bulan

Kalau ada bau, keruh/kekuningan harus diperiksakan kepada dokter.

Tindakan medis :

Periksa dalam

Page 35: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Bila keputihan banyak agar diberikan obat vaginal yang tersedia, missal

albotil

Dilihat apakah ada erosi portio, bila ada diobati dengan albotil

Bila dengan pengobatan tidak menolong, AKDR dicabut dan diganti cara

kontrasepsi lain.

Catatan khusus :

Keputihan dapat juga disebabkan oleh penyakit :

- Infeksi panggul

- Candidiasis (infeksi jamur candida)

- Trichomoniasis (infeksi jamur trichomonas)

- Vaginitis spesifik (infeksi liang senggama oleh gonoroe)

Dalam hal ini diberikan pengobatan infeksi.

4. Ekspulsi AKDR

b. Bentuk gejala/keluhan :

- Bila ada AKDR teraba di dalam vagina (bisa seluruh AKDR atau sebagian)

- Dapat terjadi sewaktu – waktu, akan tetapi biasanya pada waktu haid

berikutnya setelah pemasangan.

- Bisa juga terjadi secara spontan pada bulan pertama pemasangan.

c. Penyebab gejala :

Karena ukuran AKDR terlalu kecil atau terlalu besar (AKDR yang terlalu

kecil lebih tinggi angka ekspulsi dari pada AKDR yang lebih besar)

Karena letak AKDR yang tidak sempurna di dalam rahim.

d. Penanggulangan & pengobatan :

KIE :

Pemantapan kembali pemakaian AKDR

Tindakan medis :

AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR baru yang sesuai dengan

ukuran rahim dan cara pemasangan yang baik.

Bila AKDR terlalu kecil -------- ganti yang lebih besar

Bila AKDR terlalu besar -------- ganti yang lebih kecil

Catatan khusus :

Kemungkinan terjadinya ekspulsi ini sangat di pengaruhi oleh jenis bahan yang

dipakai.

Makin elastic sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi.

Page 36: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Pada waktu muda denga paritas rendah lebih sering terjadi ekspulsi disbanding

dengan wanita yang lebih tua denga paritas lebih tinggi

5. Perforasi/Translokasi oleh AKDR

a. Bentuk gejala/keluhan :

- Bisa tanpa gejala

- Biasanya disertai rasa nyeri dan perdarahan

- Pada pemeriksaan ginekologi :

o Benang tidak ditemukan

o Sewaktu dilakukan sondage, tidak ditemukan AKDR dalam rahim

Perforasi terjadi kira – kira 1 ‰ pemakai AKDR

b. Penyebab gejala :

Karena tindakan yang terlalu kasr pada waktu pemasangan AKDR

Pada waktu pemasangan AKDR mengalami kesulitan sehingga dilakukan

dengan paksaan

Karena memasukkan alat pendorong (insetor) ke dalam rongga rahim

dengan alat yang salah

c. Penanggulangan & pengobatan :

KIE :

Penjelasan sebab terjadinya

Bila lipesloop yang perforasi dan tidak ada keluhan, tidak perlu segera

dikeluarkan, karena tidak menimbulkan reksi jaringan.

Bila AKDR tembaga atau bentuk AKDR tertutup yang perforasi,

sebaiknya segera diangkat/dikeluarkan, karena dapat mengakibatkan

perlekatan sampai ileus.

Tindakan medis :

Memastikan terjadinya perforasi denga sondage.

Merujuk ke RS untuk pemeriksaan dan pertolongan lebih lanjut.

Pemeriksaan tersebut berupa :

- Bila pada pemeriksaan dengan sondage tidak ditemukan

AKDR,

- Bila pada pemeriksaan dengan sondage tidak ditemukan

AKDR, maka dilakukan foto Rontgen kemudian dilanjutkan

dengan HSG (Hystero Shalphingo Grafi) apabila bayangan

AKDR tidak Nampak,

Page 37: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Atau dengan memasang sebuah AKDR baru, kemudian dibuat

foto Rontgen perut/abdomen.

Mengangkat AKDR dengan cara laparotomi atau cara lain sesuai

perkembangan teknologi (misal : laparaskopi atau kuldoskopi)

6. Nyeri waktu haid oleh AKDR

a. Bentuk gejala/keluhan :

- Dysmenorhe (nyeri waktu haid)

b. Penyebab gejala :

Psychis

Mungkin disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tak sesuai

dengan rongga rahim (besarnya AKDR yang terlalu besar)

Kemungkinan lain disebabkan infeksi menahun pada saat kandungan.

c. Penanggulangan & pengobatan :

KIE :

Pemantapan agar tetap memakai IUD

Memastikan penyebabnya dengan menganjurkan pemeriksaan dalam

Tindakan medis :

Pengobatan simtomatik (analgetika = anti nyeri dan atau spasmotika = anti

mules).

Apabila tidak berhasil, maka pengobatan dilanjutkan sebagai berikut :

Mengganti AKDR yang baru dan cocok

Pemberian antibiotika.

7. Nyeri waktu senggama oleh AKDR

a. Bentuk gejala/keluhan :

- Dispareunia (nyeri pada waktu senggama)

b. Penyebab gejala :

Psychis

Karena ada infeksi

c. Penanggulangan & pengobatan :

KIE :

Pemantapan pemakaian AKDR

Memastikan penyebab dengan menganjurkan pemeriksaan dalam.

Tindakan medis :

Pengobatan dengan antibiotika bila terjadi infeksi.

Page 38: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

8. Mules – mules atau rasa nyeri oleh AKDR

a. Bentuk gelaja/keluhan :

- Rasa mules diperut.

Sesudah pemasangan dapat timbul rasa nyeri seperti mules – mules, kadang

– kadang dapat menjadi rasa nyeri atau sakit pinggang terutama pada hari –

hari pertama pemasangan.

b. Penyebab gejala :

Psychis

Kemungkinan disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak sesuai

dengan rongga rahim.

c. Penanggulangan & pengobatan :

KIE :

Pemnatapan agar tetap memakai AKDR

Memastikan penyebabnya dengan menganjurkan pemeriksaan dalam

Tindakan medis :

Kalau ringan diberi analgetika (obat anti nyeri), spasmolitika (obat anti

mules) atau kombinasi keduanya.

Kalau berat, dilihat apakah AKDR masih ada di dalam rahim, sebaiknya

oleh dokter. Bila AKDR terlihat sedikit, berarti sebagian sudah keluar,

maka keluarkanlah AKDR dan ganti AKDR yang baru.

9. Kegagalan pada pemasangan AKDR

a. Bentuk gejala :

- Terjadi kehamilan.

- Frekuensi kehamilan pada pemakaian AKDR 2 – 5 %. Makin lama AKDR

terpasang, makin berkurang terjadinya kehamilan.

Pada tahun pertama pemasangan, 2,4 % hamil, tahun kedua 2 %, dan pada

tahun selanjutnya 1 %

- Dengan pemasangan AKDR yang dililiti tembaga (Copper-T, Multiload)

akan mengurangi kegagalan ini.

b. Penanggualangan :

KIE :

Dianjurkan segera menghubungi dokter untuk penanggulangan dan

penjelasan selanjutnya.

Tindakan medis :

Page 39: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Bila benang dapat dilihat, dilakukan pengangkatan AKDR (sebaiknya

oleh dokter), dengan menarik benangnya perlahan – lahan, sambil

menjelaskan kepada pasien bahwa 25 % kemungkinan keguguran

spontan.

Bila pengangkatan AKDR sukar, AKDR dibiarkan di dalm rahim.

Selama kehamilan, AKDR berada di luar selaput ketuban, sedangkan

bayi berada di dalam selaput ketuban. Oleh karena itu AKDR dan bayi

tidak pernah bersinggungan selama kehamilan berlangsung, sehingga

tidak perlu dikhawatirkan terjadinya kelainan bawaan pada bayi yang

dilahirkan. Pada waktu persalinan, AKDR akan “lahir” bersama – sama

dengan ari – ari.

Dilaporkan bahwa kehamilan dengan AKDR di dalam rahim, kira – kira

50 % akan mengalami keguguran (abortus) spontan, kemungkinan

kelahiran premature, kemungkinan hamil ektopik (5 %), dan 26 % tetap

berlangsung cukup bulan (aterm).

Bila benang tidak terlihat, jangan coba untuk diangkat, sebaiknya pasien

dirujuk ke RS.

Untuk AKDR yang dililit tembaga, yaitu tipe Copper-T (Cu-T) dan

MultiLoad (ML) harus diangkat pada triwulan pertama kehamilan.

XVIII. Bagaimana cara memeriksa benang IUD :

1. ke tenaga kesehatan

2. memeriksa sendiri dengan cara :

a. cuci tangan

b. duduk dalam posisi jongkok

c. masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut Rahim

d. cuci tangan setelah selesai

(Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003 & Alat Bantu

Pengambil Keputusan dalam Ber-KB, 2005)

XIX. Tindakan Diagnostik Persangkaan Perforasi AKDR menurut Hartanto (2004)

adalah :

Page 40: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Tentukan ada tidaknya kehamilan ?

a. Ada kehamilan : periksa dengan Ultrasonografi

b. Tidak ada kehamilan :

1) Lakukan sondage cavum uteri

2) Sondage positif : AKDR intra –uterine

3) Sondage negatif :

a) X-foto pelvis (AP dan Lateral) dengan sonde in- utero, atau masukan

AKDR macam lain intra –uterine.

b) Histerografi

c) Histeroskopi

d) Ultrasonografi

XX. Penanggulangan Perforasi AKDR menurut Hartanto (2004) :

a. Perforasi partial : keluarkan AKDR

b. Perforasi komplit :

1) Closed devices : harus segera dikeluarkan oleh karena bahaya

strangulasi usus.

2) Cu devices : harus segera dikeluarkan oleh karena bahaya timbulnya

reaksi inflamasi dan adhesi sekitar AKDR di dalam rongga peritoneum

(adhesi omentum).

3) Open –linier devices

Sampai sekarang masih ada 2 pendapat :

Menurut Medical Advisory Panel IPPF, tidak perlu dikeluarkan kecuali bila ada

gejala-gejala dan keluhan abdominal. Harus dikeluarkan meskipun tidak ada gejala-

gejala dan keluhan abdominal.

XXI. Pengeluaran dan Komplikasi AKDR di Kemudian Hari menurut Hartanto (2004) :

a. Rasa Sakit Perdarahan

1) Merupakan alasan medis utama dari penghentian pemakaian AKDR,

yaitu kira-kira 4 -15% dalam 1 tahun. Tetapi menurut penelitian-penelitian,

rasa sakit dan perdarahan akan berkurang dengan semakin lamanya

pemakaian AKDR.

2) Perdarahan bertambah banyak dapat berbentuk :

a) Volume darah haid bertambah, kecuali pada AKDR yang

mengandung hormon.

b) Perdarahan berlangsung lebih lama

c) Perdarahan bercak/ spotting diantara haid.

Page 41: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

b. Embedding dan Displacement

AKDR tertanam dalam-dalam di endometrium atau myometrium.

c. Infeksi.

1) Merupakan komplikasi yang paling serius yang berhubungan dengan

pemakaian AKDR.

2) Akseptor AKDR mempunyai risiko 2 X lebih besar untuk mendapatkan PID

dibandingkan non – akseptor KB.

3) PID adalah suatu istilah luas yang menunjukkan adanya suatu infeksi yang

naik dari serviks kedalam uterus, tuba falupi dan ovarium.

4) Komplikasi PID umumnya berat, antara lain dapat menyebabkan sumbatan

partial ataupun total pada satu atau kedua tuba falopii, dengan akibat

bertambah besarnya kemungkinan insidens kehamilan ektopik dan

infertilitas.

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko infeksi :

a) Insersi (terutama dalam 2-4 bulan pertama post-insersi

b) Type/ macam AKDR

c) Penyakit akibat hubungan seks (PHS)

d) Umur

XXII. Kunjungan Ulang

Menurut BKKBN,(2003)

1 bulan pasca pemasangan

3 bulan kemudian

setiap 6 bulanberikutnya

1 tahun sekali

bila terlambat haid 1 minggu

perdarahan banyak dan tidak teratur.

XXIII. Angka kegagalan IUD

Menurut Hanafi (2003).

Belumad IUD yang 100% efektif

Angka kegagalan untuk:

- IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun

Page 42: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

- Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: 2kehamilan per 100 wanita per

tahun.

- Second Generation Cu IUD

XXIV. KENDALA PEMAKAIAN

Selain karena efek samping / kerugian pemakaian serta kontraindikasi penggunaan

IUD, beberapa kendala yang sering dijumpai di lapangan sehingga masyarakat masih

enggan menggunakan kontrasepsi IUD / AKDR ini antara lain :

1) Pengetahuan / pemahaman yang salah tentang IUD

Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap

pemakaian kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi

program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan

kontrasepsi terutama IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang

selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan,

suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada

komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan.

2) Pendidikan PUS yang rendah

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami - istri yang rendah akan menyulitkan

proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang IUD

juga terbatas.

3) Sikap dan Pandangan negatif masyarakat

Sikap ini juga berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang. Banyak

mitos tentang IUD seperti dapat mengganggu kenyamanan hubungan suami-istri,

mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan, dan lain

sebagainya.

4) Sosial budaya dan ekonomi

Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan

karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus

menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi

keekonomisannya, kontrasepsi IUD lebih murah dari KB suntik atau pil, tetapi

kadan orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali

pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali pasang, mungkin IUD tampak

jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat masa / jangka waktu penggunaannya, tentu

Page 43: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan IUD akan lebih murah

dibandingkan KB suntik ataupun pil. Untuk sekali pasang, IUD bisa aktif selama 3

- 5 tahun, bahkan seumur hidup / sampai menopause. Sedangkan KB Suntik atau

Pil hanya mempunyai masa aktif 1-3 bulan saja, yang artinya untuk mendapatkan

efek yang sama dengan IUD, seseorang harus melakukan 12-36 kali suntikan

bahkan berpuluh-puluh kali lipat.

XXV. INFORMASI UMUM

Menurut Saefuddin(2004)

AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan

AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan

pertama.

Kemungkinan terjadi perdarahan(spotting) beberapa hari setelah pemasangan.

Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak

AKDR mungkin dilepas setiap saat atas khenda

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman KB IBI, Pengurus pusat Ikatan Bidan indonesia, Jakarta 1992.

Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, Departeman Kesehatan RI, Direktorat

Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan

Keluarga , Jakarta 1993

Albahri, Dahlan M, 1994, Kamus Modern, Arkola, Yogyakarta.

Birang Avandi, Enriquito R.Lu, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Bina

Pustaka, Jakarta.

BKKBN Pusat, 2005, Upaya Peningkatan Pengguna Kontrasepsi IUD

BBKBN, 2001, Kebijakan Teknis Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi Melalui

Program KB Nasional, Jakarta.

BKKBN, 1992, Panduan Konseling KB Bagi PPKB, SUB PPKBD, Kader, Jakarta.

BKKBN, 2004, Panduan Pengelolaan Program KB, Jakarta.

BKKBN, 2005, Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam

Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta.

Cunningham,dkk. (1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Direktorat Pelayanan Medis keluarga Berencana. 1984. Penanggulangan efek samping

kontrasepsi. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Hanifa Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo,

Page 44: Kontrasepsi Intrauterin AKDR

Jakarta.

Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari

Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP