Upload
profhariko
View
1.065
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Albert ellis
Pengantar konseling rasional emotif Pandangan tentang manusia Teori kepribadian Teori A B C D E Perkembangan kepribadian salah suai Tujuan konseling Karakteristik konselor Kekuatan/kelemahan konseling KOREM Analisis kasus berdasarkan KONREM
Tokoh: Albert Ellis Pada tahun 1955 Ellis menggabungkan terapi
humanistik, filosofis, dan behavioral menjadi terapi rasional emotif (TRE)
Teori Rasional Emotif (TRE) memisahkan diri dari beberapa sistem pendekatan seperti: Psikoanalitik, terpusat pada pribadi, dan gestalt.
TRE banyak kesamaan dengan dengan terapi yang berorientasi pada kognisi, perilaku dan perbuatan dimana TRE menekankan pada berpikir, memikirkan, mengambil keputusan, menganalisis dan berbuat
TRE didasarkan pada asumsi bahwa kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi secara signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat timbal balik
Manusia memiliki potensi berpikir baik (rasional) maupun irrasional
Seseorang memiliki kecenderungan untuk menjaga kelangsungan:A. Keadaan DirinyaB. KeberadaannyaC. KebahagiaanD. KesempatanE. MencintaiF. Bekomunikasi Dengan Orang LainG. Aktualisasi Diri
Manusia juga memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk: A. Merusak diri sendiriB. Menghindar dari memikirkan sesuatuC. Menunda-nundaD. Berulang-ulang melakukan kekeliruanE. Percaya pada takhyulF. Tidak memiliki tenggang rasaG. Menjadi perfeksionis dan menyalahkan diri
sendiriH. Menghindari adanya aktualisasi diri
Kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi secara signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat timbal balik
A
FD
C
E
B
KETERANGAN:A: Peristiwa yang sedang terjadiB: KeyakinanC: Konsekuensiemosi dan perilakuD: Intervensi yang meragukan/membantahE: EfekF: Perasaan Baru
Yang menjadi umpannya adalah: Kalimat-kalimat tidak logis yang berulang-ulang
diucapkan orang thp diri sendiri (iB) Irasional belief
Setelah A-B-C muncullah D,merupakan aplikasi dari metode ilmiah untuk menolong klien menentang keyakinan irasional mereka
3 komponen dari proses meragukan/membantah ini yaitu:a. Mendeteksib. Memperdebatkanc. Mendiskriminasi
E F
Manusia tercipta dengan1. Dorongan yang kuat untuk
mempertahankan diri dan memuaskan diri2. Kemampuan untuk merusak diri (self- destruktif) dan menolak aktualisasi diri
Individu sangat mudah dipengaruhi orang lain (suggestible)
Mengubah pemikiran yang tidak logis/irasional (iB) irasional belief dengan cara ‘menyerangnya’ agar menjadi (rB) rasional belief
Mengurangi kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain
TRE terutama didesain untuk ‘menggelitik’ orang agar mau meneliti dan mengubah beberapa dari nilai-nilai yang membuat mereka terganggu
1. Minat thp diri sendiri (selft- interest)
2. Minat sosial (sosial-interest)
3. Pengarahan diri (self –direction)
4. Tenggang rasa (tolerance)
5. Keluwesan (flexibility)
6. Kesediaan menerima ketidak pastian (acceptance of uncertainty).
7. Komitmen (commitment)
8. Berpikir ilmiah (scientific thinking)
9. Mau menerima diri sendiri(self–acceptance)
10. Mau mengambl resiko (rist – talking)
11. Bertoleransi tinggi thp frustasi (nonutopianisme)
Mendorong klien untuk menemukan beberapa ide irasional yang menyebabkan dirinya bermasalah
Menunjukkan pada klien sifat tidak logisnya Menggunakan humor dan kekonyolan-
kekonyolan untuk berkonfrontasi dgn ketidak rasionalan pemikiran klien
Menggunakan analisis yang logis untuk meminimalkan keyakinan irasional klien
Menunjukkan dan menerangkan betapa ide-ide klien yang irasional tsb dapat diganti dengan ide rasional
Mengajarkan klien cara mengaplikasikan pendekatan ilmiah pada jalan pikirannya
Penerimaan klien sepenuhnya Toleransi Empati
Konselor dan klien bekerjasama untuk mempermasalahkan keyakinan yang irrasional menuju kepentransformasian gaya berpikir tidak realistik, Kurang dewasa dan penuh tuntutan
Realistik Dewasa Logis Empiris
Menghasilkan reaksi perasaan terhadap situasi
hidup yang lebih tepat
Persuasif Sugestif Aktif Logis Pemberian nasehat Terapi kepustakaan Pelaksanaan prinsip-prinsip belajar Konfrontasi langsung
Teknik kognitif1. Mempertanyakan keyakinan irasional klien2. Memperlihatkan pada klien bahwa klien harus
meninggalkan sikapnya yang perfeksionis agar ki lebih bahagia dan terhindar dari kecemasannya
3. Mengubah gaya berbahas klien, bahasa yang kurang tepat merupakan salah satu sebab dari kesalahan berpikir seseorang
4. Menggunakan humor, humor merupakan salah satu dari teknik konselor TRE yang paling populer, tujuannya untuk memerangi pikiran yang dibesar-besarkan yang membawa klien ke kesulitan
Teknik emotif, seperti:
1.Penerimaan tanpa syarat (KTPS)2.Bermain peran 3.Pemberian contoh4. Imajinasi 5.Latihan menyerang rasa malu6.Penerimaan tanpa syarat
Teknik emotif-evokatif, seperti:
Imaginasi rasional-emotif: untuk menciptakan pola emosi baruContoh: Klien diminta membayangkan marah disaat yang tidak tepat thp suatu situasi kemudian klien mengubahnya menjadi tepat pada situasinya
Bermain PeranContoh: Klien diminta untuk memerankan posisi dirinyanya yang selalu menyalahkan diri terhadap suatu situasi, hingga akhirnya ia dapat menantang gagasan irasionalnya
Latihan menyerang rasa malu: untuk menolong orang menghilangkan rasa malu yang tidak rasional terhadap perilaku tertentuContoh: Klien diminta menampilkan perilaku yang ia merasa malu untuk melakukannya secara berulang-ulang hingga akhirnya klien menyadari bahwa rasa malu tersebut adalah ciptaan klien sendiri
Penggunaan Kekuatan dan ketegaran, untuk menolong klien beranjak dari pemahaman intelektual ke emosionalContoh: Klien menggunakan dialog yang keras dengan diri sendiri dimana mereka mengungkapkan keyakinan irasionalnya dan mempertanyakannya, klien diminta berdebat dengan konselor
Teknik Behavioral, seperti:
1.Kondisioning operan2.Prinsip mengatur diri3.Disensitisasi4.Bersantai5.Permodelan
Lebih rasional dalam membantu klien Membantu klien untuk
mengaktualisasikan diri Membantu klien untuk siap menghadapi
kenyataan Menyadarkan klien akan kekuatan dan
kelemahan diri serta menyikapinya secara tepat
Menyadarkan klien terhadap pikiran/nilai yang irasional yang membuatnya bermasalah
Konselor lebih otoritatif Adanya perdebatan dalam proses konseling Konselor terang-terangan dalam menyerang
irasional klien Klien terkesan dipaksa untuk melakukan apa
yang selama ini ia merasa tidak sanggup untuk dilakukannya
Korem terbatas pada individu dewasa, tidak dapat diterapkan pada anak dan remaja