Upload
adammicigan
View
504
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
erito
Citation preview
LAPORAN KASUS
ERITODERMA
Tugas Stase Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Disusun oleh:
Adam Mici Gandana
H2A008001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
Eritoderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema
universal (90% – 100%), biasanya disertai skuama. Bila eritemanya antara 50 % -
90% dapat disebut pre-eritoderma. Eritoderma dapat terjadi karena alergi obat
secara sistemik, pada mulanya tidak sertai dengan skuama, baru kemudian pada
stadium penyembuhan timbul skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema
tidak begitu jelas, karena bercampur dengan hiperpigmentasi.
Prevalensi eritoderma kian meningkat selaras dengan peningkatan
kejadian psoriasis karena salah satu kausa yang paling sering adalah psoriasis.
Dari beberapa pendapat para ahli, eritoderma dibagi menjadi dua sesuai
penyebabnya yaitu : eritoderma akibat alergi obat secara sistemik dan eritoderma
akibat perluasan penyakit kulit.
Pada eritoderma akibat alergi obat diperlukan anamnesis yang teliti untuk
mencari obat penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 10 hari dan
ujud kelainan kulitnya berupa eritema saja setelah fase penyembuhan barulah
timbul skuama.
Pada eritoderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali disebabkan oleh
psoriasis dan dermatitis seborik pada bayi. Faktor penyebab psoriasis menjadi
eritoderma ada 2 hal yaitu karena penyakitnya sendiri atau karena pengobatan
yang terlalu kuat.
2
BAB II
STATUS PASIEN
A. Identitas pasienNama : Sri Riwayati
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 46 th
Alamat : Ngaliyan rt 03
Agama : Islam
No. CM : 099523
B. AnamnesisAnamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada pasien pada tanggal 24
Mei 2012, jam 10.00.
1. Keluhan utama : gatal dan panas, skuama erithem generalisata
2. Keluhan tambahan : demam (-), muntah(-), batuk berdahak(-), pilek(-),
keringat dingin(-), sulit BAK (-), Sulit BAB (+) sudah 4 hari, sulit berdiri
setelah duduk lama.
3. Riwayat penyakit sekarang
± 2 bln yang lalu SMRS, pasien merasa batuk tidak sembuh kemudian
meminum obat batuk yang berbeda dalam sehari 3 kali waktu minum, pagi
siang, dan malam. Besoknya pasien mendapat tekanan psikis dan
kemudian baru muncul keluhan gatal bentuk bintik kecil di lengan kanan
semakin lama semakin menjalar ke seluruh badan berbentuk bintik merah.
Kemudian pasien berobat ke praktik dokter diberikan obat tetapi tidak
sembuh, kemudian berobat ke puskesmas di sarankan untuk di opname
tetapi selama satu minggu tidak membaik tetapi pasien terasa bengkak di
wajah dan bagian lain kemudian di rujuk ke rumah sakit Tugu.
± 1 bulan yang lalu SMRS, pasien di opname di rumah sakit tugu selama
19 hari keadaan sudah mulai membaik dari sebelumnya tetapi karena
pasien merasa bosan, makan pasien meminta rawat jalan hingga sekarang.
3
* saat kontrol pertama, pasien mengeluh merasa gatal (+) seluruh tubuh
bila berkeringat, wajah erytheme (+), perih (+), panas (+), ngelemeng (+),
BAK lancar, BAB sakit (+). UKK : skuama eriteme generalisata
* saat kontrol kedua, pasien mengeluh masih terasa gatal seluruh badan
(+), wajah terasa panas(+), demam(-), batuk(-), pilek(-), BAB darah (+),
BAK sakit terasa panas(+), bila makan minum terasa asin semua. UKK :
skuama eriteme generalisata, sudah mulai membaik.
* Saat kontrol ketiga, pasien mengeluh masih merasa gatal seluruh badan,
BAB sulit (+) sudah 4 hari, demam(-), panas(-), mual(-), muntah(-),
batuk(+), pilek(-), BAK sulit (-), masih merasa asin ketika makan dan
minum, nafsu makan menurun (+), sulit berdiri setelah duduk lama (ada
riwayat lumpuh dan trauma kemudian terjadi pergeseran tulang) di konsul
ke bagian saraf. UKK : sudah mulai membaik, mengelupas, skuama halus
eriteme at manus, skuama plakat eriteme at pedis. Wajah semakin
membaik berwarna pink, pigmen kulit mulai membaik.
*Saat kontrol keempat, pasien datang dengan menggunakan kursi roda,
tidak bisa berjalan, dan tidak bisa menahan kencing, BAB sulit (+),
keluhan gatal seluruh badan berkurang, demam(-), panas(-), mual(-),
muntah(-), batuk(-), pilek(-), lidah bercak putih (+), bibir kering, turgor
kulit menurun (+), merasa asin, asam ketika makan dan minum, nafsu
makan dan minum menurun (+) UKK : sudah mulai membaik,
mengelupas, makula eriteme at manus, skuama plakat eriteme at pedis.
Pigmen wajah semakin membaik.
4. Riwayat penyakit dahulu
a. Riwayat diabetes melitus : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat jatuh trauma : (+)
4
d. Riwayat diabetes melitus : disangkal
5. Riwayat penyakit keluarga
a. Riwayat menderita penyakit serupa di keluarga : disangkal
b. Riwayat penyakit kronis : disangkal
6. Riwayat penyakit pribadi
a. Riwayat merokok : disangkal
b. Riwayat alcoholic : disangkal
c. Riwayat lingkungan dan sosial ekonomi
1. Biaya pengobatan : Jamkesmas
2. Kesan : sosial ekonomi cukup baik
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : tampak lelah
2. Kesadaran : compos mentis
3. Vital sign
a. Nadi : 100x/ menit isi dan tegangan lemah
b. RR : 30 x/menit tipe nafas torako abdominal
c. Suhu : 38 oC
d. BB : tidak diperiksa
e. TB : tidak diperiksa
f. BMI : tidak diperiksa
g. Kesan : tidak diperiksa
4. Status Dermatologis
a. Inspeksi
Lokasi : diseluruh badan
Distribusi : generalisata
Konfigurasi : Skuama eritema
b. Palpasi : teraba hangat
c. Lain-lain : -
5
5. Status Venereologis
a. Inspeksi : tidak diperiksa
b. Inspekulo : tidak diperiksa
c. Palpasi : tidak diperiksa
6. Status interna
a. Kulit : sianosis (-), erytheme (+)
b. Kepala : mesocepal
c. Mata : CA +/+, SI -/-, reflek cahaya +/+, edem palpebra
-/-, pupil isokor 2mm/2mm, reflek bulu mata +/+
d. Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-), konka
hiperemis (-)
e. Telinga : serumen -/-, nyeri mastoid -/-, nyeri tragus -/-,
hiperemis -/-, fistula -/-.
f. Mulut : bibir kering(+), sianosis (-), mukosa hiperemis (-),
g. Leher : limfonodi (-), struma (-)
h. Thorax (Cor) : tidak diperiksa
1. Inspeksi : -
2. Palpasi : -
3. Perkusi : -
4. Auskultasi : -
i. Thorax (Pulmo) : tidak diperiksa
j. Abdomen :
1. Inspeksi : tidak diperiksa
2. Auskultasi : tidak diperiksa
3. Palpasi : teraba keras seluruh lapang abdomen
4. Perkusi : tidak diperiksa
7. Ekstrimitas
Superior InferiorAkral hangatOedemSianosis
+/+-/--/-
+/+-/--/-
6
GerakReflek fisiologisReflek patologis
+/++/+-/-
+/++/+-/-
D. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan lab atau penunjang lainnya
E. Diagnosis banding
* Psoriasis vulgaris
Pada psoriasis vulgaris terjadi berupa makula eritemtus dengan batas jelas,
tertutup skuama tebal dan transparan yang lepas pada bagian tepid an lekat
dibagian tengah. Skuama ini selalu menunjukkan gambaran menebal yang
konstan dan perlekatannya kendor. Bentuk yang paling sering dijumpai
adalah bentuk makula yaitu berupa bercak yang dapat bulat atau oval
dengan diameter satu sampai beberapa sentimeter.
* Pemfigus
Ditandai dengan timbulnya bula yang lembek, berdinding tipis, mudah
pecah, timbul pada kulit dan mukosa yang tampaknya normal atau
eritematosa. Isi bula mula – mula cairan jernih, dapat menjadi haemoragis
atau seropurulen. Bula yang pecah meninggalkan erosi yang eksudatif,
mudah berdarah dan sukar menyembuh. Bila sembuh meninggalkan bekas
yang hiperpigmentasi. Dalam beberapa minggu atau bulan lesi dapat
meluas, dimana didapatkan erosi lebih banyak dari pada bula 60% dari
penderita lesi mulai di mukosa mult kemudian di tempat – tempat lain
kepala, muka, leher, ketiak, lipat paha atau daerah kemaluan. Bila lesi luas
sering mengalami infeksi sekunder yang menyebabkan timbul bau yang
tidak enak.
* Dermatitis atopik/kontak.
7
Kelainan terjadi dapat berupa dermatitis akut, sub akut, dan kronis. Lesi
yang akut, berupa lesi yang polimorf yaitu tampak makula yang
eritematus, batas tidak jelas dan di atas makula yang eritematusterdapat
papul, vesikel, bula yang bila pecah menjadi lesi yang eksudatif. Bentuk
yang kronis gambarannya lebih sederhana berupa makula hiperpigmentasi
disertai likenifikasi dan ekskoriasi.
F. Diagnosis pasti
Eritoderma
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi1
- Perbaikan cairan tubuh
- Kortikosteroid : Prednison 10 mg sehari 3 kali, 10 mg sehari 2
kali, 10 mg sehari 1 kali dst.
- Dexamethasone 1 mg sehari 3 kali, 1 mg sehari 2 kali, dst.
- Erythromycin 250 -500 mg sehari 3 – 4 kali selama 7 – 10 hari.
2. Non Farmakologi1
- Bila masih menggigil, penderita tidak boleh mandi dulu.
- Setiap pagi seluruh tubuh diolesi oleum cocos
- Untuk kulit yang terlalu kering dapat digunakan krim
hydrocortisone 1%
3. Monitoring
Kontrol bila obat habis dan timbul keluhan lain
H. Prognosis
1. Quo ad Vitam : dubia ad bonam
2. Quo ad Sanam : dubia ad bonam
3. Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
4. Quo ad Cosmeticam : dubia ad malam
8
Gambar berurutan, skuama eritema di bagian tangan, kaki dan leher
9
BAB III
PEMBAHASAN
Seorang pasien berjenis kelamin perempuan berumur 46 tahun datang
berobat kerumah sakit dengan keluhan gatal dan panas seluruh badan dari kepala
hingga kaki. Terdapat skuama eritema pada tangan skuama eritema numular pada
kaki. Gejala lain dari pasien ini demam (-), muntah(-), batuk berdahak(-), pilek(-),
keringat dingin(-), sulit BAK (-), Sulit BAB (+) sudah 4 hari, sulit berdiri setelah
duduk lama. Mula – mula pasien ini menderita gatal – gatal setelah minum obat.
Beberapa hari kemudian menjadi lebih parah dan tidak ada perbaikan.
Kemungkinan pasien ini terjadi eritoderma akibat reaksi obat.
Belum jelas patofisiologi yang terjadi pada eritoderma tetapi dapat
diketahui akibat suatu agent dalam tubuh, maka tubuh bereaksi berupa pelebaran
pembuluh darah kapiler (eritema) yang universal. Eritema berarti terjadi pelebaran
pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga
kehilangan panas bertambah. Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil.
Pada eritoderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia
akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairanyang makin meningkat dapat
menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga
meningkat. Pengaturan suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan
hipermetabolisme kompensatoar dan peningkatan laju metabolism basal.
Kehilangan cairan oleh transpirasi meningkatkan sebanding laju metabolisme
basal.Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih
sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein. Hipoproteinemia dengan
berkurangnya albumin dan peningkatan relative globulin terutama globulin ᵧ
merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan
oleh pergeseran cairan ke ruang ekstravaskuler.Eritoderma akut dan kronis dapat
10
mengganggu mitosis rambut dan kuku berupa rontokan rambut difus dan
kehilangan kuku. Pada eritoderma yang telah berlangsung berbulan – bulan dapat
terjadi perburukan keadaan umum yang progresif. 2
BAB IV
RINGKASAN
A. KASUSSeorang pasien berjenis kelamin perempuan berumur 46 tahun datang
berobat kerumah sakit dengan keluhan gatal dan panas seluruh badan dari
kepala hingga kaki. Terdapat skuama eritema pada tangan skuama eritema
numular pada kaki. Gejala lain dari pasien ini demam (-), muntah(-), batuk
berdahak(-), pilek(-), keringat dingin(-), sulit BAK (-), Sulit BAB (+) sudah 4
hari, sulit berdiri setelah duduk lama.
B. PERMASALAHANMula – mula pasien ini menderita gatal – gatal setelah minum obat.
Beberapa hari kemudian menjadi lebih parah dan tidak ada perbaikan.
Kemungkinan pasien ini terjadi eritoderma akibat reaksi obat
C. SOLUSIFarmakologi
- Perbaikan cairan tubuh
- Kortikosteroid : Prednison 10 mg sehari 3 kali, 10 mg sehari 2
kali, 10 mg sehari 1 kali dst.
- Dexamethasone 1 mg sehari 3 kali, 1 mg sehari 2 kali, dst.
- Erythromycin 250 -500 mg sehari 3 – 4 kali selama 7 – 10 hari.
Non Farmakologi
- Bila masih menggigil, penderita tidak boleh mandi dulu.
- Setiap pagi seluruh tubuh diolesi oleum cocos
- Untuk kulit yang terlalu kering dapat digunakan krim
hydrocortisone 1%
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Panitia Medik Farmasi dan Terapi RSU Dr. Soetomo. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabya : FK Unair. 2005.
2. Djuanda, A., Dermatitis Eritroskuamosa, Eritoderma. dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. (Ed) V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2005.
3. Siregar, R.S., Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. (Ed) II. Jakarta : EGC; 2005
12