28
 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Penyakit Lambung(Gaster) adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian kecuali bagian kecil terletak pada bagian sisi garis tengah. Regia-regia lambung terdiri dari bagian-bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian pilorus. Fact or resik o kank er gaste r antara lain infeksi Helicobak ter pilor i, diet tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai pengawet, makanan yang diasap dan diasinka n, perok ok, atrofi lamb ung. Di samp ing itu ada juga facto r- faktor resiko yang memperm udah yaitu Seks, kank er gaster pada pria 2 kali lebih sering daripada perempuan, Umur, kebanyakan kanker lambung pad a umur 50- 70 tah un dan jar ang dib awa h umur 40 tah un, Alc oho l, Operasi lambung sebelumnya, dan polip lambung. Mul any a pas ien ser ing sak it kep ala dan nyeri ulu hat i. Riwaya t maag 3 thn terakhir. Benjolan di perut bagian atas sejak 2 bulan yang lalu kemudian MRS dengan diagnosis TU.Gaster Sups.Melagnancy. Setelah menjalani operasi sering merasakan sebah. B. Data Dasar Pasien 1. Iden ti ta s pasi en N a m a : Tn. Anto U m u r : 49 tahun Pekerjaan : Petani A g a m a : Islam Pendidikan : SD Alamat : Bone Ruang Rawat : Lontara II Atas Di agnosa Med is : Tumor Gas te r Susp. Me lagnancy 2. Data suby ek ti f  1

Lap.Bedah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 1/28

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Penyakit

Lambung(Gaster) adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian

superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian kecuali

bagian kecil terletak pada bagian sisi garis tengah. Regia-regia lambung

terdiri dari bagian-bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian

pilorus.

Factor resiko kanker gaster antara lain infeksi Helicobakter pilori,

diet tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai pengawet, makanan yang diasap

dan diasinkan, perokok, atrofi lambung. Di samping itu ada juga factor-

faktor resiko yang mempermudah yaitu Seks, kanker gaster pada pria 2

kali lebih sering daripada perempuan, Umur, kebanyakan kanker lambung

pada umur 50-70 tahun dan jarang dibawah umur 40 tahun,Alcohol,

Operasi lambung sebelumnya, dan polip lambung.

Mulanya pasien sering sakit kepala dan nyeri ulu hati. Riwayatmaag 3 thn terakhir. Benjolan di perut bagian atas sejak 2 bulan yang lalu

kemudian MRS dengan diagnosis TU.Gaster Sups.Melagnancy. Setelah

menjalani operasi sering merasakan sebah.

B. Data Dasar Pasien

1. Identitas pasien

N a m a : Tn. Anto

U m u r : 49 tahun

Pekerjaan : Petani

A g a m a : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Bone

Ruang Rawat : Lontara II Atas

Diagnosa Medis : Tumor Gaster Susp.Melagnancy

2. Data subyektif 

1

Page 2: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 2/28

 

a. Keluhan utama

Tn. Anto masuk rumah sakit dengan keluhan utama perut

terasa penuh disertai nyeri habis operasi.

b. Sosial ekonomi dan lingkungan

Pasien adalah seorang petani, beragama islam dan tidak

mempunyai anak. Pendidikan terakhir SD.

c. Kebiasaan makan

Makan nasi 3x sehari, dengan porsi sedang, ± 350 gr nasi

perhari, tapi tidak teratur, kadang terlambat makan, sehingga

sering mengalami penyakit maag, Pasien jarang makan ikan,

Makan sayur 2x sehari, ± 200 gr, Buah 3x dalam seminggu

sebanyak 1 buah dalam sehari, seperti pepaya, pisang, Sering

minum soda ketika sakit kepala 3 btl/mggu, Tidak memiliki

pantangan serta alergi makanan.

1. Data obyektif 

a. Data antropometriBB = 49kg

TB =165 cm

Umur= 49 kg

IMT= BB/TB2

= 49/1.652

= 18 kg/m2 (Gizi Kurang)

BBI=(TB-100)-10%(TB-100)

=(165-100)-10%(165-100)

=(65)-10%(65)

=65-6,5=58.5

b. Pemeriksaan laboratorium

2

Page 3: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 3/28

 

Hasil pemeriksaan laboratorium pasien sebelum intervensi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sebelum

Intervensi

Pemeriksaan Hasil Normal Ket

GDS 126 140mg/dl N

Hb(mg/dl) 8.5 13-16 ↓

Ureum 46 10-50 mg/dl N

Kreatinin 0,4 <1,3 mg/dl N

SGOT 394 <38 u/L ↑

SGPT 438 <41 u/L ↑

Albumin 2,7 3,5-5 ↓

Asam Urat 4,0 1,4-5,7 N

Natrium 147 136-145 mmol/L ↑

Kalium 3,7 3,5-5,1 mmol/L N

Protein Total 6,1 6,6-8,7gr/dl ↓

Klorida 119 97-111mmol/L ↑

Sumber: Data Sekunder 2011

c. Pemeriksaan Fisik Klinis

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis Sebelum Intervensi

Jenis Pemeriksaan Hasil

Keadaan UmumKesadaran

BAK

BAB

Tensi

Nadi

Respirasi

Suhu

BaikSadar 

Lancar 

Lancar 

140/100 mmHg

84x/menit

20x/menit

36,6°C

3

Page 4: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 4/28

 

Sumber: Data Sekunder 2011

d. Riwayat Makan

Data konsumsi makanan pasien sebelum intervensi

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Daftar menu Recall 24 jam sebelum intervensi

Waktu Menu Bahan Brt

( gr )

Pagi bubur saring Beras giling 15

Daging sapi 15Telur ayam 25

Tahu 25

Kacang ijo 8

Labu siam 13

susu peptisol 24

Snack susu entramix 30

Siang bubur Beras giling 30

ikan masak Ikan segar 25

tempe Tempe kedele murni 20

sayur bayam Bayam 20

pisang Pisang ambon 20

Snack susu entramix 15

Mlm bubur Beras giling 20

Ikan segar 15

Telur ayam 20

Kacang panjang 15

Snack susu entramix 30

Sumber: Data Primer 2011

4

Page 5: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 5/28

 

Tabel 4 Asupan Zat Gizi Sebelum Intervensi

Energi

(Kkal)

Protein

(gr)

Lemak

(gr)

KH

(gr)

Asupan 924,53 45,99 22,9 134

Kebutuhan 1806 77 40 284

% asupan 51,2 59,73 57,3 47.2

  Sumber: Data Primer Terolah 2011

e. Skrining Gizi

Tabel 5. Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien

No Indikator Hasil

1 Perubahan BB -

2 Nafsu makan kurang +

3 Kesulitan mengunyah/& menelan -

4 Mual dan muntah -

5 Hipoalbumin +

6 Anemia +

7 Alergi/intoleransi zat Gizi -

5

Page 6: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 6/28

 

BAB IIPENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE

A. Diagnosis Gizi

1. Domain intake

Tabel 6. Distribusi diagnosa berdasarkan domain intake

Problem Etiologi SignAsupan makanan

kurang

nafsu makan yang

menurun akibat

rasa nyeri dan rasa

sebah

Recall 24 jam

E:1046,6 Kal(46,5 %)

P: 53,7 gr ( 56,6 %)

L: 30 gr( 52,7 %)

K: 141 gr( 41,7 %)NI.2.1

Asupan makanan/minuman yang kurang/lebih kecil dibanding

kebutuhan normal yang disebabkan oleh nafsu makan yang

menurun akibat rasa nyeri dan rasa sebah yang ditandai oleh data

intake sebelum intervensi:

E:1046,6 Kal(46,5 %)

P: 53,7 gr ( 56,6 %)

L: 30 gr( 52,7 %)

K: 141 gr( 41,7 %)

Problem Etiologi Sign-Status Gizi Kurang

-Albumin ↓

-Protein Total ↓

-Hb ↓ 

keadaan katabolik

yang lama, serta

malaborbsi

Hb: 8,5 gr/dl

Protein Total:6,1gr/dl

Albumin: 2,7 gr/dl

IMT: 18 kg/m2 (Gizi

Kurang)NI.5.1

Meningkatnya kebutuhan dari zat gizi spesifik dibandingkan dengan

referensi standar yang disebabkan karena keadaan katabolik yang

6

Page 7: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 7/28

 

lama, serta malaborbsi, yang ditandai dengan:

Hb: 8,5 gr/dl

Protein Total:6,1gr/dl

Albumin: 2,7 gr/dl

IMT: 18 kg/m2 (Gizi Kurang)

2. Domain Klinik

Tabel 7. Distribusi diagnosa berdasarkan domain klinik 

Problem Etiologi Sign

SGOT↑ 

SGPT ↑ Gangguan fungsiginjal, dan hati

*SGOT : 394 u/l*SGPT: 438 u/l

NC.2.2

Perubahan kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa

metabolisme disebabkan Gangguan fungsi ginjal, dan hati akibat

perubahan biokimia

Ditandai oleh:

*SGOT : 394 u/l

*SGPT: 438 u/l

B. Diagnosis Medis

Tumor Gaster Susp.Melagnancy

BAB III

RENCANA TERAPI GIZI

A. Rencana Asuhan Gizi

1. Tujuan diet

7

Page 8: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 8/28

 

Memberikan makanan yang adekuat untuk:

1. Membantu meningkatkan BB untuk mencapai Status Gizi

Normal.

2. Membantu meningkatkan kadar albumin, protein total, dan Hb

hingga mencapai normal.

3. Menurunkan kadar SGOT dan SPGT dalam darah hingga

mencapai normal.

2. Prinsip / Syarat Diet

1. Energy sesuai dengan kebutuhan.

2. Protein tinggi, 17% dari total energi, untuk perbaikan dan

pemeliharaan jaringan tubuh pasca operasi.

3. Lemak cukup, 23% dari total energi sebagai sumber energy,

menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein.

4.Karbohidrat, 60% dari total energy. Dibutuhkan lebih banyak

karena berfungsi untuk menyediakan energy bagi tubuh, dan

menghemat penggunaan protein.

5. Konsumsi vitamin utamanya vitamin A, C, E yang berfungsisebagai aktioksidan.

6. Memberikan makanan yang kaya akan sumber Fe untuk

meningkatkan Hb.

7. Hindari makanan yang merangsang saluran cerna.

8. Diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

8

Page 9: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 9/28

 

3. Perencanaan Kebutuhan Energi & Zat Gizi-Kebutuhan Energi (Harrist Bennedict)

BEE=66+(13,7xBBI)+

(5xTB)- (6,8xU)

=66+(13,7x58.5)+

(5x165)-(6.8x49)

=66+801.45+825-333.2

= 1359,3 kkal

Faktor Aktivitas

Tidur =1,00 x 13,5/24=0,56

Jalan = 2,37 x 2,5/24= 025

Duduk=1,08 x 4,75/24=0,21

Berdiri=1,17x3,25/24= 0,16+

1,18

Faktor Stress:

1,4(Post Operasi)

TEE=BEExFAxFS

=1359,3x1,18x1,4

= 2246 kkal

P= (17%xTEE):4

= 0.17x2246 kkal

= 382 kkal : 4 = 95 gr 

L= (23%xTEE):9

= 0.23x2246 kkal

= 517 kkal : 9 = 57 gr 

K=(60%xTEE)

=0,6 x 2246 kkal

=1348 kkal : 4 = 337 gr 

9

Page 10: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 10/28

 

4. Rencana motivasi dengan penyuluhan konsultasi

a. Judul : TKTP

b. Materi :

-Tujuan pemberian diet.

-Makanan yang perlu dikonsumsi dan yang perlu dibatasi.

-Memberikan informasi yang benar mengenai pola hidup sehat.

c. Tujuan : Agar pasien & keluarga:

-Dapat menjalankan diet yang dianjurkan dengan benar 

-Mengerti tentang makanan yang boleh, dibatasi dan dihindari

untuk dikonsumsi.

-Mengerti tentang pola hidup sehat.

c. Waktu : -Edukasi diberikan setiap kali kunjungan

-Penyuluhan± 25 menit

d. Metode : Konseling dan Penyuluhan kepada pasien

dan keluarga pasien

e. Alat peraga : leaflet

5. Rencana Monitoring dan Evaluasi

A. Antropometri

Penimbangan BB awal dan akhir intervensi

B. Biokimia

Setiap ada pemeriksaan biokimia (Hb, Albumin, SGOT, SGPT,

Protein Total)

C. Fisik/klinis

Keluhan umum

Suhu

Tensi

Nadi

D. Dietary

Intake/hari

E. Edukasi

10

Page 11: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 11/28

 

Kepatuhan pasien menjalani diet yang diberikan serta kepatuhan

keluarga pasien dala hal membantu pasien menjalankan diet yang

sedang di jalaninya dengan memberikan makanan/minuman kepada

pasien sesuai yang dianjurkan. Serta memahami pola hidup sehat.

A. Implementasi Asuhan Gizi

1. Diet Pasien

Pada pasien diberikan diet Diet Pasca Bedah (Prinsip:TKTP). TKTP

ini dengan tujuan untuk mengupayakan agar status gizi pasien bisa

normal, dan untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan

daya tubuh pasien.

  2. Susunan menu

Perencanaan susunan menu sehari adalah sebagai berikut :

Table 8 . Contoh Perencanaan Menu

Pagi Bubur  

Ikan pallumara

Pepes Tempe

Sayur bening

Buah

Snack Susu

Bubur Kacang Ijo

Siang Bubur  

Semur Daging

Telur BB. Tomat

Tahun BB.Kuning

Sup Syuran

Buah

Snack Jus Pepaya

Mlm Bubur  

11

Page 12: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 12/28

 

Kakap BB.Tomat

Tempe Bacem

Sayur Bening

Buah

Tabel 9. Distribusi makanan sehari

 

Waktu Menu Bahan Brt

( gr )

Pagi bubur Beras giling 40

ikan palumara Bandeng 40

Minyak kelapa sawit 2.5

pepes tempe Tempe kedele murni 40

sayur bening Bayam 25

Jagung segar kuning 20

Kacang panjang 20

buah Pisang ambon 100

Snack susu entramix 30

bubur kacang ijo Kacang ijo 20

Gula aren 15

Santan peras, dengan

air 

5

Siang bubur Beras giling 50

semur daging Daging sapi 50

Kecap 10

Minyak kelapa sawit 3

telur bb.tomat Telur ayam 50

Tomat masak 10

12

Page 13: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 13/28

 

Minyak kelapa sawit 3

tahu bb.kuning Tahu 40

Minyak kelapa sawit 3

sup sayuran Buncis 30

Wortel 25

Kentang 25

Kacang merah 25

buah Apel 100

snack

 jus pepaya Pepaya 100

Gula pasir 10

Mlm bubur Beras giling 50

kakap bb.tomat Kakap 50

Tomat muda 8

Minyak kelapa sawit 3

tempe bacem Tahu 50

Gula aren 5

Minyak kelapa sawit 5

sayur bening Labu siam 30

Kacang kedele basah 25

buah Pisang ambon 100

13

Page 14: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 14/28

 

BAB IVTINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Tumor Gaster susp.Malignancy

a. Pengertian 

Lambung(Gaster) adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian

superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian kecuali

bagian kecil terletak pada bagian sisi garis tengah. Regia-regia lambung

terdiri dari bagian-bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian

pilorus.

a. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus

dan lambung (pertemuan gastroesofagus).

b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.

c. Badan lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus yang

membentuk dua pertiga bagian lambung.

d. Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan

membuka ke duodenum.

Fungsi lambung terdiri dari penyimpanan makanan, produksi

kismus, digesti protein, produksi mukus, produksi faktor intrinsik

(glikoprotein, vitamin B12 dan absorpsi.

Tumor Gaster terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak

lebih jarang daripada tumor ganas. Tumor jinak didapatkan pada autopsi

berkisar antara 0,2 - 0,4 % dan jarang ditemukan di bawah umur 55 tahun.Tumor ganas didapatkan 10 kali lebih banyak daripada tumor jinak. Tumor 

ganas yang terbanyak adalah adenokarsinoma dan tumor ini menempati

urutan ketiga tumor saluran cerna di Amerika Serikat setelah tumor kolon

dan Pankreas.

Tumor jinak dibagi atas tumor jinak epitel (benigna epithelial tumor)

dan tumor jinak non epitel. Neoplasma jaringan ikat yang banyak

ditemukan adalah tumor otot polos. Perangai tumor ini sulit diramalkan,

dan sulit dibedakan antara tumor ganas dan jinak berdasarkan kriteria

14

Page 15: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 15/28

 

histologis. Salah satu gambaran yang mengarah ke jinak ialah ukurannya

yang kecil, berkapsul, aktivitas mitolik yang rendah dan tidak ditemukan

nekrosis. Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2005 : 555) tumor jinak

yang tersering ditemukan adalah polip dan leiomioma yang dapat

membentuk adenomatosa hiperplastik, atau fibroid.

Leiomioma yang merupakan tumor jinak otot polos lambung tidak

bersimpai sehingga sulit dibedakan dari bentuk yang ganas

(leiomiosarkoma) gambaran klinis dapat terjadi pada semua kelompok

umur dan umumnya tumor ini tidak memberikan gejala klinis, kalaupun

ada hanya berupa nyeri yang tidak sembuh dengan antasid. Pemeriksaan

fisik tidak menemukan sesuatu kelainan, bila ditemukan kelainan perlu

dipikirkan adanya karsinoma.

Neoplasma Malignancy (Cancer lambung) yang ditemukan di

lambung, biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan

limfoma malignansi. Diketahui bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum

terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang

mengalami anemia pernisiosa.Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus yang dihubungkan

dengan ca lambung, banyak faktor yang tampak berhubungan dengan

perkembangan penyakit ini seperti inflamasi lambung kronik, anemia

pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor 

keturunan.

b. Etiologi

Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1078) penyebab tumor 

gaster dimulai dari gastritis kronis menjadi atropi dan metaplasia intestinal

sampai displasia premaligna, telah diketahui sebagai prekursor tumor 

gaster. Sejumlah mekanisme yang mungkin menghubungkan antara H.

pylori dengan tumor gaster. Infeksi yang berlangsung lama menyebabkan

atrofi kelenjar dan menurunnya produksi asam secara bertahap. Menurut

Underwood (2000 : 440) yang menjadi penyebab tumor gaster adalah diet

tinggi makanan asap, kurang buah-buahan dan sayuran dapat

15

Page 16: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 16/28

 

meningkatkan risiko terhadap tumor lambung. Faktor lain yang

berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi

lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri H. pylori,

keturunan dan golongan darah A.

Factor resiko kanker gaster antara lain infeksi Helicobakter pilori,

diet tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai pengawet, makanan yang diasap

dan diasinkan, perokok, atrofi lambung.

Di samping itu ada juga factor-faktor resiko yang mempermudah :

1. Seks, kanker gaster pada pria 2 kali lebih sering daripada perempuan.

2. Umur, kebanyakan kanker lambung pada umur 50-70 tahun dan jarang

dibawah umur 40 tahun.

3. Alcohol.

4. Operasi lambung sebelumnya.

5. Polip lambung

6. Sindrom Kanker familial .

c. PatofisiologiKebanyakan kanker gaster adalah adenokarsinoma (90 – 99%),

yang lain limfoma, leiomiosarkoma, adenoxanthoma dan lain-lain.

Kebanyakan lokasi tumor pada daerah atropilorik, kurvatura minor lebih

sering daripada kurvatura mayor. Karsinoma gaster berasal berasal dari

perubahan epitel pada membrane mukosa gaster, yang berkembang pada

bagian bawah gaster, sedangkan pada atrofi gaster didapatkan bagian

atas gaster dan secara multisenter.

Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk:

1. Seperempatnya berasal dari propia yang berbentuk fungating dan

tumbuh ke lumen sebagai massa.

2. Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi

3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.

4. Penyebarannya melalui dinding yang dicemari penyebaran pada

permukaan (8%)

16

Page 17: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 17/28

 

5. Berbentuk linitisplastika (10 – 15%)

6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas

Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih

sering ditemukan pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker 

lambung adalah adeno karsinoma dan terjadi dalam bentuk-bentuk

polypoid, ulseratif atau infiltratif. Bentuk ulseratif merupakan bentuk yang

paling sering terjadi dan mungkin menampakkan gejala-gejala semacam

ulkus peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat diagnosis dan

mendorong pasien untuk mengobati sendiri.

Tumbuhnya kanker pada pintu masuk atau pintu keluar lambung

dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi esofagus dan pilorus (nyeri ulu

hati dan cepat kenyang). Pada umumnya bagaimanapun tanda-tanda

awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak. Kanker lambung

dapat menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-

 jaringan yang berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional di

lambung, ke organ-organ perut lain dan cenderung menyebar ke arah

intraperitoneal. Prognosis tergantung pada dalamnya invasi dan tingkatanmetastasis.

d. Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan tumor gaster meliputi :

1. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.

2. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.

3. Sitologi dengan gastrofiberskop.

4. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta kompresi).

5. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.

6. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.

7. Fosfor radio aktif dan CT scanning.

e. Komplikasi

komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut :

17

Page 18: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 18/28

 

1. Perforasi

2. Hematemesis

3. Obstruksi pada bagian bawah lambung dekat pilorus

4. Adhesi

5. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.

f. Penatalaksanaan

Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1081) tidak ada pengobatan

yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat

tumornya. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat di eksisi

secara bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan

pasien ini paling efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi dapat

diperoleh dengan reaksi tumor. Bila gastrektomi subtotal radikal dilakukan,

puntung lambung di anastomosikan pada yeyenum, seperti pada

gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas

gastrointestinal di perbaiki dengan anastomosis pada organ vital lain

seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif danbukan radikal. Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala

obstruksi dan disfagia. Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun

tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan dengan kemoterapi dapat

memberikan kontrol lanjut terhadap penyakit dan paliasi.

b.Tinjauan tentang Post Laparotomi

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu

insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen. Ditambahkan

pula bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada

daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn.

Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik insisi

laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi,

hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi

dfan fistuloktomi. Sedangkan tindkan bedah obgyn yang sering dilakukan

dengan tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus,

18

Page 19: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 19/28

 

operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi

hissterektomi, baik histerektomi total, radikal, eksenterasi pelvic,

salpingooferektomi bilateral.

Ada 4 cara insisi pembedahan yang dilakukan, antara lain:

a. Midline incision : Metode insisi yang paling sering digunakan, karena

sedikit perdarahan, eksplorasi dapat lebih luas, cepat di buka dan di

tutup, serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian,

kerugian jenis insis ini adalah terjadinya hernia cikatrialis.

Indikasinya pada eksplorasi gaster, pankreas, hepar, dan lien serta

di bawah umbilikus untuk eksplorasi ginekologis, rektosigmoid, dan

organ dalam pelvis.

b. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm),

panjang (12,5 cm). Terbagi atas 2 yaitu, paramedian kanan dan kiri,

dengan indikasi pada jenis operasi lambung, eksplorasi pankreas,

organ pelvis, usus bagian bagian bawah, serta plenoktomi.

Paramedian insicion memiliki keuntungan antara lain : merupakanbentuk insisi anatomis dan fisiologis, tidak memotong ligamen dan

saraf, dan insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah

c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas,

misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.

d. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian

bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi

appendectomy

Ada banyak indikasi dilakukannya laparatomi, dibawah ini akan

dipaparkan, diantaranya :

1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam). Trauma abdomen didefinisikan

sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma

dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk).

Dibedakan atas 2 jenis yaitu : Trauma tembus (trauma perut dengan

penetrasi kedalam rongga peritonium) yang disebabkan oleh : luka

19

Page 20: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 20/28

 

tusuk, luka tembak. Dan jenis kedua yaitu trauma tumpul (trauma

perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang dapat

disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi

atau sabuk pengaman (sit-belt).

2. Peritonitis. Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane

serosa rongga abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder 

dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan oleh spontaneous

bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis

sekunder disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan

penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon

sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab

peritonitis tersier.

3. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi). Obstruksi usus

dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran

normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya

mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya

lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang

memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila

penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat berupa perlengketan

(lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara

lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen),

Intusepsi (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian

lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus

(usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri

dengan demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya

gelungan usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi usus

melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen),

dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus

atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).

4. Apendisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti

kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum.

20

Page 21: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 21/28

 

Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen

oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis

mukosa menyebabkan inflamasi.

5. Tumor abdomen

6. Pancreatitis (inflammation of the pancreas)

7. Abscesses (a localized area of infection)

8. Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)

9. Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the

intestines)

10.Intestinal perforation

11.Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)

12.Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)

13. Internal bleeding

Post op atau Post operatif Laparatomi merupakan tahapan setelah

proses pembedahan pada area abdomen (laparatomi) dilakukan. Dalam

Perry dan Potter (2005) dipaparkan bahwa tindakan post operatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu periode pemulihan segera dan pemulihan

berkelanjutan setelah fase post operatif. Proses pemulihan tersebut

membutuhkan perawatan post laparatomi. Perawatan post laparatomi

adalah bentuk pelayanan perawatan yang di berikan kepadaklien yang

telah menjalani operasi pembedahan abdomen

21

Page 22: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 22/28

 

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Monitoring

1. Monitoring Diet Pasien

Tabel 10. Distribusi Monitoring Asupan Makanan Pasien

Hari Uraian

Asupan Zat GiziEnergi

(kkal)

Protein

(gr)

Lemak

(gr)

KH

(gr)

I

2/11/201

1

Asupan 1507,8 57,8 34,3 250

Kebutuhan 2246 95 57 337

% Asupan 67 60,9 60 74

II

3/11/201

1

Asupan 1732 64,9 51,4 256

Kebutuhan 2246 95 57 337

% Asupan 77 68,3 90 76

Rata-rata asupan 72 64.6 75 75

Sumber : Data Primer Terolah, 2011

Selama studi kasus berlangsung, pasien mengalami

peningkatan namun asupannya masih kurang dari segi asupan

energi, protein, lemak dan karbohidrat. Hal ini disebabkan oleh

rasa sebah yang dirasakan oleh pasien. Jika dirata – ratakan,

asupan makan pasien selama 2 hari intervensi yaitu untuk asupan

energi (72%), asupan protein (64.6%), asupan lemak (75%) dan

asupan karbohidrat (75%).

Nafsu makan pasien berkurang sejak pasien masuk rumah

sakit akibat rasa nyeri dan rasa sebah, sehingga menyebabkan

asupan makan pasien kurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka

pasien diberikan diet TKTP dengan porsi kecil tapi sering, frekuensi

pemberian makanan 3 x makanan utama dan 2 x makanan

22

Page 23: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 23/28

 

selingan, bentuk makanan lunak. Kemudian dijelaskan manfaat

diet tersebut kepada pasien serta keluarganya, dijelaskan makanan

yang dianjurkan dan tidak dianjurkan/dibatasi kemudian pasien

diberikan leaflet. Edukasi yang diberikan ternyata memberikan

hasil yang baik, terlihat asupan makanannya pun sudah mulai

bertambah. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

2. Monitoring Pengukuran Antropometri

Tabel 11. Distribusi Perkembangan Data Antropometri Pasien

Parameter Sebelum intervensi Setelah intervensi

BB 49 kg 49 kg

TB 165 cm 165 cm

IMT 18 18

Status Gizi Gizi Kurang Gizi Kurang

Sumber : Data Primer Terolah, 2011

Selama dilakukan intervensi selama 2 hari, hasil monitoring

menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada berat badan maupun

tinggi badan pasien.

3. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinik 

Adapun perkembangan pemeriksaan fisik/klini pasien yang

meliputi tekanan darah, suhu, pernapasan dan nadi tidak dapat

dimonitor karena tidak terdapat dalam rekam medis pasien selama

intervensi.

23

Page 24: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 24/28

 

4. Monitoring Pemeriksaan LaboratoriumTabel 12. Distribusi Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sebelum Intervensi Setelah intervensi

Hb(mg/dl) 8.5 -

SGOT 394 u/L -

SGPT 438 u/L -

Albumin 2,7 -

Natrium 147 mmol/L -

Protein Total 6,1 gr/dl -

Klorida 119 mmol/L -

Sumber : Data Sekunder Terolah, 2011

Tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium selanjutnya, jadi tidak

melakukan monitoring terhadap perkembangan nilai laboratorium pasien.

B. Hasil Motivasi Diet Pasien

1. Perkembangan Pengetahuan Gizi

Pasien dan penjaga pasien, sebelum pelaksanaan intervensi belum

pernah mendapatkan edukasi terkait dengan masalah gizi.

Terapi edukasi yang diberikan dengan metode penyuluhan gizi

yang dilakukan selama 1 hari sebelum pelaksanaan intervensi dan

diskusi yang dilakukan setiap hari selama 3 hari intervensi

menunjukkan hasil yang baik, dimana penjaga pasien dan pasien

merespon dengan baik apa yang kami sampaikan terkait diet yang

dianjurkan, terlihat penjaga pasien yang mendampingi pasien sedikit

demi sedikit mulai memahami dan mengetahui tentang diet pasca

bedah(prinsip TKTP).

2. Sikap Dan Perilaku Pasien Terhadap Diet

Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi

menunjukkan bahwa asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat

24

Page 25: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 25/28

 

pasien kurang dari kebutuhan berdasarkan hasil perhitungan

kebutuhan yang disesuaikan dengan jenis diet yang diberikan pada

pasien.

Penyuluhan gizi dan diskusi dapat memberikan motivasi pasien dan

penjaga pasien untuk menjalankan terapi diet yang dianjurkan dengan

baik dan benar. Hal ini terlihat dari sikap positif dan perilaku pasien

terhadap anjuran diet.

C. Evaluasi asuhan gizi pasien

1. Konsumsi energi dan zat gizi pasien

Grafik 1. Presentase Asupan Zat Gizi

Hasil monitoring evaluasi asupan energi dan zat gizi selama

studi kasus didapatkan data bahwa terjadi peningkatan asupan

dibanding sebelum intervensi yaitu asupan energy dari 46,5% menjadi

76%, protein dari 56,6% menjadi 68,3%, lemak dari 52,7% menjadi

90% dan karbohidrat dari 41,7% menjadi 76%. Hal ini disebabkankarena pasien mulai menyadari pentingnya asupan makanan setelah

menjalani operasi untuk proses penyembuhan bekas operasi. Hal

tersebut terlihat oleh karena pasien yang sudah ada kemajuan makan,

dengan hanya menyisakan sedikit makanan rumah sakit. Namun

peningkatan tersebut belum mencapai kebutuhan standar untuk itu

diagnosa gizi NI-2.1 masih perlu ditegakkan.

Dengan demikian, pasien patuh terhadap diet yang dianjurkan,

tetapi belum mampu menghabiskan semua makanan yang diberikan

berhubungan masih terasa nyeri pada bagian perutnya.

2. Evaluasi status gizi

Selama studi kasus tidak terjadi perubahan status gizi. Sejak

awal sebelum intervensi hingga akhir intervensi berat badan

pasien masih 49 kg dengan tinggi 165 cm, dengan status gizi

Kurang. Untuk menaikkan BB pasien harus meningkatkan kembali

25

Page 26: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 26/28

 

asupan makanannya agar lebih meningkat lagi. Untuk itu diagnosa

gizi NI-5.1 masih perlu ditegakkan.

Oleh karena itu pada saat terapi edukasi pasien diberi

motivasi agar mau meningkatkan asupan makanannya.

3. Perkembangan Pengobatan Yang Berhubungan Dengan

Gizi

Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau

selama studi kasus dilaksanakan.

4. Perkembangan Terapi Diet

Terapi diet yang diberikan sejak awal intervensi hingga akhir 

intervensi tidak berubah karena dari hasil monitoring dan evaluasi

yang dilakukan setiap hari tidak terdapat identifikasi masalah baru baik

dari pemeriksaan antropometri, fisik/klinis maupun laboratorium

sehingga terapi diet tetap yaitu Diet pasca bedah (Prinsip TKTP)

dengan energi 2246 kal dan protein 94,41 gr, lemak 57 gr, dan

karbohidrat 337 gr dengan konsistensi makanan lunak. Berdasarkan

hasil evaluasi makanan pasien selama intervensi diketahui bahwaasupan makanan pasien mengalami peningkatan dibanding sebelum

intervensi.

26

Page 27: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 27/28

 

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pasien didiagnosa Tumor Gaster Susp.Malignancy ,Post.

Laparotomy,

2. Jenis diet yang diberikan adalah Diet Pasca Bedah (Prinsip TKTP)

dengan konsistensi makanan lunak.

3. Berdasarkan pengukuran antropometri IMT pasien tetap 18 berarti

pasien dalam keadaan status gizi kurang, sehingga diagnose gizi

NI-5.1 belum tertangani.

4. Ada peningkatan asupan energi dan zat gizi pasien setelah

dilakukan intervensi dibandingkan sebelum intervensi, tetapi

peningkatannya belum mencapai standar ketubuhan. Untuk itu

diagnosa gizi NI-2.1 belum tertangani.

A. Saran

1. Terapi diet dan edukasi gizi harus terus dilakukan untuk

memberikan motivasi pada pasien dan keluarganya sehingga

pasien tetap menjalankan diet yang diberikan.

2. Rencana asupan pasien harus diberikan secara bertahap, tidak

boleh sekaligus, karena hal ini dapat dimuntahkan pasien.

3. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetapdipantau untuk melakukan identifikasi masalah gizi sedini mungkin.

27

Page 28: Lap.Bedah

5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 28/28

 

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Anonym, 2011. Tumor Gaster , di download http://kireihimee.blogspot.com/ 

pada tanggal 25 November 2011.

Anonym, 2011. Post Op Laparatomy . di download

http://semangateli.blogspot.com. pada tanggal 25 November 2011.

Gayuh, 2011, Tumor Gaster, di download http://denfirman.blogspot.com/ 

pada tanggal 25 November 2011.

Yustini, DCN, M.Kes. 2009. Translate International Dietetic & Nutrition

Terminology (IDNT) Reference Manual. Instalasi Gizi RS.Dr.Wahidin

Sudirohusodo. Makassar.

28