5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 1/28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Penyakit
Lambung(Gaster) adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian
superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian kecuali
bagian kecil terletak pada bagian sisi garis tengah. Regia-regia lambung
terdiri dari bagian-bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian
pilorus.
Factor resiko kanker gaster antara lain infeksi Helicobakter pilori,
diet tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai pengawet, makanan yang diasap
dan diasinkan, perokok, atrofi lambung. Di samping itu ada juga factor-
faktor resiko yang mempermudah yaitu Seks, kanker gaster pada pria 2
kali lebih sering daripada perempuan, Umur, kebanyakan kanker lambung
pada umur 50-70 tahun dan jarang dibawah umur 40 tahun,Alcohol,
Operasi lambung sebelumnya, dan polip lambung.
Mulanya pasien sering sakit kepala dan nyeri ulu hati. Riwayatmaag 3 thn terakhir. Benjolan di perut bagian atas sejak 2 bulan yang lalu
kemudian MRS dengan diagnosis TU.Gaster Sups.Melagnancy. Setelah
menjalani operasi sering merasakan sebah.
B. Data Dasar Pasien
1. Identitas pasien
N a m a : Tn. Anto
U m u r : 49 tahun
Pekerjaan : Petani
A g a m a : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Bone
Ruang Rawat : Lontara II Atas
Diagnosa Medis : Tumor Gaster Susp.Melagnancy
2. Data subyektif
1
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 2/28
a. Keluhan utama
Tn. Anto masuk rumah sakit dengan keluhan utama perut
terasa penuh disertai nyeri habis operasi.
b. Sosial ekonomi dan lingkungan
Pasien adalah seorang petani, beragama islam dan tidak
mempunyai anak. Pendidikan terakhir SD.
c. Kebiasaan makan
Makan nasi 3x sehari, dengan porsi sedang, ± 350 gr nasi
perhari, tapi tidak teratur, kadang terlambat makan, sehingga
sering mengalami penyakit maag, Pasien jarang makan ikan,
Makan sayur 2x sehari, ± 200 gr, Buah 3x dalam seminggu
sebanyak 1 buah dalam sehari, seperti pepaya, pisang, Sering
minum soda ketika sakit kepala 3 btl/mggu, Tidak memiliki
pantangan serta alergi makanan.
1. Data obyektif
a. Data antropometriBB = 49kg
TB =165 cm
Umur= 49 kg
IMT= BB/TB2
= 49/1.652
= 18 kg/m2 (Gizi Kurang)
BBI=(TB-100)-10%(TB-100)
=(165-100)-10%(165-100)
=(65)-10%(65)
=65-6,5=58.5
b. Pemeriksaan laboratorium
2
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 3/28
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien sebelum intervensi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sebelum
Intervensi
Pemeriksaan Hasil Normal Ket
GDS 126 140mg/dl N
Hb(mg/dl) 8.5 13-16 ↓
Ureum 46 10-50 mg/dl N
Kreatinin 0,4 <1,3 mg/dl N
SGOT 394 <38 u/L ↑
SGPT 438 <41 u/L ↑
Albumin 2,7 3,5-5 ↓
Asam Urat 4,0 1,4-5,7 N
Natrium 147 136-145 mmol/L ↑
Kalium 3,7 3,5-5,1 mmol/L N
Protein Total 6,1 6,6-8,7gr/dl ↓
Klorida 119 97-111mmol/L ↑
Sumber: Data Sekunder 2011
c. Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis Sebelum Intervensi
Jenis Pemeriksaan Hasil
Keadaan UmumKesadaran
BAK
BAB
Tensi
Nadi
Respirasi
Suhu
BaikSadar
Lancar
Lancar
140/100 mmHg
84x/menit
20x/menit
36,6°C
3
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 4/28
Sumber: Data Sekunder 2011
d. Riwayat Makan
Data konsumsi makanan pasien sebelum intervensi
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Daftar menu Recall 24 jam sebelum intervensi
Waktu Menu Bahan Brt
( gr )
Pagi bubur saring Beras giling 15
Daging sapi 15Telur ayam 25
Tahu 25
Kacang ijo 8
Labu siam 13
susu peptisol 24
Snack susu entramix 30
Siang bubur Beras giling 30
ikan masak Ikan segar 25
tempe Tempe kedele murni 20
sayur bayam Bayam 20
pisang Pisang ambon 20
Snack susu entramix 15
Mlm bubur Beras giling 20
Ikan segar 15
Telur ayam 20
Kacang panjang 15
Snack susu entramix 30
Sumber: Data Primer 2011
4
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 5/28
Tabel 4 Asupan Zat Gizi Sebelum Intervensi
Energi
(Kkal)
Protein
(gr)
Lemak
(gr)
KH
(gr)
Asupan 924,53 45,99 22,9 134
Kebutuhan 1806 77 40 284
% asupan 51,2 59,73 57,3 47.2
Sumber: Data Primer Terolah 2011
e. Skrining Gizi
Tabel 5. Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien
No Indikator Hasil
1 Perubahan BB -
2 Nafsu makan kurang +
3 Kesulitan mengunyah/& menelan -
4 Mual dan muntah -
5 Hipoalbumin +
6 Anemia +
7 Alergi/intoleransi zat Gizi -
5
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 6/28
BAB IIPENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE
A. Diagnosis Gizi
1. Domain intake
Tabel 6. Distribusi diagnosa berdasarkan domain intake
Problem Etiologi SignAsupan makanan
kurang
nafsu makan yang
menurun akibat
rasa nyeri dan rasa
sebah
Recall 24 jam
E:1046,6 Kal(46,5 %)
P: 53,7 gr ( 56,6 %)
L: 30 gr( 52,7 %)
K: 141 gr( 41,7 %)NI.2.1
Asupan makanan/minuman yang kurang/lebih kecil dibanding
kebutuhan normal yang disebabkan oleh nafsu makan yang
menurun akibat rasa nyeri dan rasa sebah yang ditandai oleh data
intake sebelum intervensi:
E:1046,6 Kal(46,5 %)
P: 53,7 gr ( 56,6 %)
L: 30 gr( 52,7 %)
K: 141 gr( 41,7 %)
Problem Etiologi Sign-Status Gizi Kurang
-Albumin ↓
-Protein Total ↓
-Hb ↓
keadaan katabolik
yang lama, serta
malaborbsi
Hb: 8,5 gr/dl
Protein Total:6,1gr/dl
Albumin: 2,7 gr/dl
IMT: 18 kg/m2 (Gizi
Kurang)NI.5.1
Meningkatnya kebutuhan dari zat gizi spesifik dibandingkan dengan
referensi standar yang disebabkan karena keadaan katabolik yang
6
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 7/28
lama, serta malaborbsi, yang ditandai dengan:
Hb: 8,5 gr/dl
Protein Total:6,1gr/dl
Albumin: 2,7 gr/dl
IMT: 18 kg/m2 (Gizi Kurang)
2. Domain Klinik
Tabel 7. Distribusi diagnosa berdasarkan domain klinik
Problem Etiologi Sign
SGOT↑
SGPT ↑ Gangguan fungsiginjal, dan hati
*SGOT : 394 u/l*SGPT: 438 u/l
NC.2.2
Perubahan kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa
metabolisme disebabkan Gangguan fungsi ginjal, dan hati akibat
perubahan biokimia
Ditandai oleh:
*SGOT : 394 u/l
*SGPT: 438 u/l
B. Diagnosis Medis
Tumor Gaster Susp.Melagnancy
BAB III
RENCANA TERAPI GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi
1. Tujuan diet
7
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 8/28
Memberikan makanan yang adekuat untuk:
1. Membantu meningkatkan BB untuk mencapai Status Gizi
Normal.
2. Membantu meningkatkan kadar albumin, protein total, dan Hb
hingga mencapai normal.
3. Menurunkan kadar SGOT dan SPGT dalam darah hingga
mencapai normal.
2. Prinsip / Syarat Diet
1. Energy sesuai dengan kebutuhan.
2. Protein tinggi, 17% dari total energi, untuk perbaikan dan
pemeliharaan jaringan tubuh pasca operasi.
3. Lemak cukup, 23% dari total energi sebagai sumber energy,
menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein.
4.Karbohidrat, 60% dari total energy. Dibutuhkan lebih banyak
karena berfungsi untuk menyediakan energy bagi tubuh, dan
menghemat penggunaan protein.
5. Konsumsi vitamin utamanya vitamin A, C, E yang berfungsisebagai aktioksidan.
6. Memberikan makanan yang kaya akan sumber Fe untuk
meningkatkan Hb.
7. Hindari makanan yang merangsang saluran cerna.
8. Diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
8
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 9/28
3. Perencanaan Kebutuhan Energi & Zat Gizi-Kebutuhan Energi (Harrist Bennedict)
BEE=66+(13,7xBBI)+
(5xTB)- (6,8xU)
=66+(13,7x58.5)+
(5x165)-(6.8x49)
=66+801.45+825-333.2
= 1359,3 kkal
Faktor Aktivitas
Tidur =1,00 x 13,5/24=0,56
Jalan = 2,37 x 2,5/24= 025
Duduk=1,08 x 4,75/24=0,21
Berdiri=1,17x3,25/24= 0,16+
1,18
Faktor Stress:
1,4(Post Operasi)
TEE=BEExFAxFS
=1359,3x1,18x1,4
= 2246 kkal
P= (17%xTEE):4
= 0.17x2246 kkal
= 382 kkal : 4 = 95 gr
L= (23%xTEE):9
= 0.23x2246 kkal
= 517 kkal : 9 = 57 gr
K=(60%xTEE)
=0,6 x 2246 kkal
=1348 kkal : 4 = 337 gr
9
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 10/28
4. Rencana motivasi dengan penyuluhan konsultasi
a. Judul : TKTP
b. Materi :
-Tujuan pemberian diet.
-Makanan yang perlu dikonsumsi dan yang perlu dibatasi.
-Memberikan informasi yang benar mengenai pola hidup sehat.
c. Tujuan : Agar pasien & keluarga:
-Dapat menjalankan diet yang dianjurkan dengan benar
-Mengerti tentang makanan yang boleh, dibatasi dan dihindari
untuk dikonsumsi.
-Mengerti tentang pola hidup sehat.
c. Waktu : -Edukasi diberikan setiap kali kunjungan
-Penyuluhan± 25 menit
d. Metode : Konseling dan Penyuluhan kepada pasien
dan keluarga pasien
e. Alat peraga : leaflet
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
A. Antropometri
Penimbangan BB awal dan akhir intervensi
B. Biokimia
Setiap ada pemeriksaan biokimia (Hb, Albumin, SGOT, SGPT,
Protein Total)
C. Fisik/klinis
Keluhan umum
Suhu
Tensi
Nadi
D. Dietary
Intake/hari
E. Edukasi
10
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 11/28
Kepatuhan pasien menjalani diet yang diberikan serta kepatuhan
keluarga pasien dala hal membantu pasien menjalankan diet yang
sedang di jalaninya dengan memberikan makanan/minuman kepada
pasien sesuai yang dianjurkan. Serta memahami pola hidup sehat.
A. Implementasi Asuhan Gizi
1. Diet Pasien
Pada pasien diberikan diet Diet Pasca Bedah (Prinsip:TKTP). TKTP
ini dengan tujuan untuk mengupayakan agar status gizi pasien bisa
normal, dan untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan
daya tubuh pasien.
2. Susunan menu
Perencanaan susunan menu sehari adalah sebagai berikut :
Table 8 . Contoh Perencanaan Menu
Pagi Bubur
Ikan pallumara
Pepes Tempe
Sayur bening
Buah
Snack Susu
Bubur Kacang Ijo
Siang Bubur
Semur Daging
Telur BB. Tomat
Tahun BB.Kuning
Sup Syuran
Buah
Snack Jus Pepaya
Mlm Bubur
11
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 12/28
Kakap BB.Tomat
Tempe Bacem
Sayur Bening
Buah
Tabel 9. Distribusi makanan sehari
Waktu Menu Bahan Brt
( gr )
Pagi bubur Beras giling 40
ikan palumara Bandeng 40
Minyak kelapa sawit 2.5
pepes tempe Tempe kedele murni 40
sayur bening Bayam 25
Jagung segar kuning 20
Kacang panjang 20
buah Pisang ambon 100
Snack susu entramix 30
bubur kacang ijo Kacang ijo 20
Gula aren 15
Santan peras, dengan
air
5
Siang bubur Beras giling 50
semur daging Daging sapi 50
Kecap 10
Minyak kelapa sawit 3
telur bb.tomat Telur ayam 50
Tomat masak 10
12
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 13/28
Minyak kelapa sawit 3
tahu bb.kuning Tahu 40
Minyak kelapa sawit 3
sup sayuran Buncis 30
Wortel 25
Kentang 25
Kacang merah 25
buah Apel 100
snack
jus pepaya Pepaya 100
Gula pasir 10
Mlm bubur Beras giling 50
kakap bb.tomat Kakap 50
Tomat muda 8
Minyak kelapa sawit 3
tempe bacem Tahu 50
Gula aren 5
Minyak kelapa sawit 5
sayur bening Labu siam 30
Kacang kedele basah 25
buah Pisang ambon 100
13
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 14/28
BAB IVTINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Tumor Gaster susp.Malignancy
a. Pengertian
Lambung(Gaster) adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian
superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian kecuali
bagian kecil terletak pada bagian sisi garis tengah. Regia-regia lambung
terdiri dari bagian-bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian
pilorus.
a. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus
dan lambung (pertemuan gastroesofagus).
b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
c. Badan lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus yang
membentuk dua pertiga bagian lambung.
d. Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan
membuka ke duodenum.
Fungsi lambung terdiri dari penyimpanan makanan, produksi
kismus, digesti protein, produksi mukus, produksi faktor intrinsik
(glikoprotein, vitamin B12 dan absorpsi.
Tumor Gaster terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
lebih jarang daripada tumor ganas. Tumor jinak didapatkan pada autopsi
berkisar antara 0,2 - 0,4 % dan jarang ditemukan di bawah umur 55 tahun.Tumor ganas didapatkan 10 kali lebih banyak daripada tumor jinak. Tumor
ganas yang terbanyak adalah adenokarsinoma dan tumor ini menempati
urutan ketiga tumor saluran cerna di Amerika Serikat setelah tumor kolon
dan Pankreas.
Tumor jinak dibagi atas tumor jinak epitel (benigna epithelial tumor)
dan tumor jinak non epitel. Neoplasma jaringan ikat yang banyak
ditemukan adalah tumor otot polos. Perangai tumor ini sulit diramalkan,
dan sulit dibedakan antara tumor ganas dan jinak berdasarkan kriteria
14
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 15/28
histologis. Salah satu gambaran yang mengarah ke jinak ialah ukurannya
yang kecil, berkapsul, aktivitas mitolik yang rendah dan tidak ditemukan
nekrosis. Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2005 : 555) tumor jinak
yang tersering ditemukan adalah polip dan leiomioma yang dapat
membentuk adenomatosa hiperplastik, atau fibroid.
Leiomioma yang merupakan tumor jinak otot polos lambung tidak
bersimpai sehingga sulit dibedakan dari bentuk yang ganas
(leiomiosarkoma) gambaran klinis dapat terjadi pada semua kelompok
umur dan umumnya tumor ini tidak memberikan gejala klinis, kalaupun
ada hanya berupa nyeri yang tidak sembuh dengan antasid. Pemeriksaan
fisik tidak menemukan sesuatu kelainan, bila ditemukan kelainan perlu
dipikirkan adanya karsinoma.
Neoplasma Malignancy (Cancer lambung) yang ditemukan di
lambung, biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan
limfoma malignansi. Diketahui bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum
terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang
mengalami anemia pernisiosa.Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus yang dihubungkan
dengan ca lambung, banyak faktor yang tampak berhubungan dengan
perkembangan penyakit ini seperti inflamasi lambung kronik, anemia
pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor
keturunan.
b. Etiologi
Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1078) penyebab tumor
gaster dimulai dari gastritis kronis menjadi atropi dan metaplasia intestinal
sampai displasia premaligna, telah diketahui sebagai prekursor tumor
gaster. Sejumlah mekanisme yang mungkin menghubungkan antara H.
pylori dengan tumor gaster. Infeksi yang berlangsung lama menyebabkan
atrofi kelenjar dan menurunnya produksi asam secara bertahap. Menurut
Underwood (2000 : 440) yang menjadi penyebab tumor gaster adalah diet
tinggi makanan asap, kurang buah-buahan dan sayuran dapat
15
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 16/28
meningkatkan risiko terhadap tumor lambung. Faktor lain yang
berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi
lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri H. pylori,
keturunan dan golongan darah A.
Factor resiko kanker gaster antara lain infeksi Helicobakter pilori,
diet tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai pengawet, makanan yang diasap
dan diasinkan, perokok, atrofi lambung.
Di samping itu ada juga factor-faktor resiko yang mempermudah :
1. Seks, kanker gaster pada pria 2 kali lebih sering daripada perempuan.
2. Umur, kebanyakan kanker lambung pada umur 50-70 tahun dan jarang
dibawah umur 40 tahun.
3. Alcohol.
4. Operasi lambung sebelumnya.
5. Polip lambung
6. Sindrom Kanker familial .
c. PatofisiologiKebanyakan kanker gaster adalah adenokarsinoma (90 – 99%),
yang lain limfoma, leiomiosarkoma, adenoxanthoma dan lain-lain.
Kebanyakan lokasi tumor pada daerah atropilorik, kurvatura minor lebih
sering daripada kurvatura mayor. Karsinoma gaster berasal berasal dari
perubahan epitel pada membrane mukosa gaster, yang berkembang pada
bagian bawah gaster, sedangkan pada atrofi gaster didapatkan bagian
atas gaster dan secara multisenter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk:
1. Seperempatnya berasal dari propia yang berbentuk fungating dan
tumbuh ke lumen sebagai massa.
2. Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4. Penyebarannya melalui dinding yang dicemari penyebaran pada
permukaan (8%)
16
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 17/28
5. Berbentuk linitisplastika (10 – 15%)
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas
Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih
sering ditemukan pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker
lambung adalah adeno karsinoma dan terjadi dalam bentuk-bentuk
polypoid, ulseratif atau infiltratif. Bentuk ulseratif merupakan bentuk yang
paling sering terjadi dan mungkin menampakkan gejala-gejala semacam
ulkus peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat diagnosis dan
mendorong pasien untuk mengobati sendiri.
Tumbuhnya kanker pada pintu masuk atau pintu keluar lambung
dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi esofagus dan pilorus (nyeri ulu
hati dan cepat kenyang). Pada umumnya bagaimanapun tanda-tanda
awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak. Kanker lambung
dapat menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-
jaringan yang berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional di
lambung, ke organ-organ perut lain dan cenderung menyebar ke arah
intraperitoneal. Prognosis tergantung pada dalamnya invasi dan tingkatanmetastasis.
d. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan tumor gaster meliputi :
1. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.
2. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.
3. Sitologi dengan gastrofiberskop.
4. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta kompresi).
5. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.
6. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.
7. Fosfor radio aktif dan CT scanning.
e. Komplikasi
komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut :
17
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 18/28
1. Perforasi
2. Hematemesis
3. Obstruksi pada bagian bawah lambung dekat pilorus
4. Adhesi
5. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.
f. Penatalaksanaan
Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1081) tidak ada pengobatan
yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat
tumornya. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat di eksisi
secara bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan
pasien ini paling efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi dapat
diperoleh dengan reaksi tumor. Bila gastrektomi subtotal radikal dilakukan,
puntung lambung di anastomosikan pada yeyenum, seperti pada
gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas
gastrointestinal di perbaiki dengan anastomosis pada organ vital lain
seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif danbukan radikal. Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala
obstruksi dan disfagia. Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun
tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan dengan kemoterapi dapat
memberikan kontrol lanjut terhadap penyakit dan paliasi.
b.Tinjauan tentang Post Laparotomi
Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu
insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen. Ditambahkan
pula bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada
daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn.
Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik insisi
laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi,
hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi
dfan fistuloktomi. Sedangkan tindkan bedah obgyn yang sering dilakukan
dengan tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus,
18
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 19/28
operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi
hissterektomi, baik histerektomi total, radikal, eksenterasi pelvic,
salpingooferektomi bilateral.
Ada 4 cara insisi pembedahan yang dilakukan, antara lain:
a. Midline incision : Metode insisi yang paling sering digunakan, karena
sedikit perdarahan, eksplorasi dapat lebih luas, cepat di buka dan di
tutup, serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian,
kerugian jenis insis ini adalah terjadinya hernia cikatrialis.
Indikasinya pada eksplorasi gaster, pankreas, hepar, dan lien serta
di bawah umbilikus untuk eksplorasi ginekologis, rektosigmoid, dan
organ dalam pelvis.
b. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm),
panjang (12,5 cm). Terbagi atas 2 yaitu, paramedian kanan dan kiri,
dengan indikasi pada jenis operasi lambung, eksplorasi pankreas,
organ pelvis, usus bagian bagian bawah, serta plenoktomi.
Paramedian insicion memiliki keuntungan antara lain : merupakanbentuk insisi anatomis dan fisiologis, tidak memotong ligamen dan
saraf, dan insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah
c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas,
misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
d. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian
bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi
appendectomy
Ada banyak indikasi dilakukannya laparatomi, dibawah ini akan
dipaparkan, diantaranya :
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam). Trauma abdomen didefinisikan
sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma
dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk).
Dibedakan atas 2 jenis yaitu : Trauma tembus (trauma perut dengan
penetrasi kedalam rongga peritonium) yang disebabkan oleh : luka
19
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 20/28
tusuk, luka tembak. Dan jenis kedua yaitu trauma tumpul (trauma
perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang dapat
disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi
atau sabuk pengaman (sit-belt).
2. Peritonitis. Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane
serosa rongga abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder
dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan oleh spontaneous
bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis
sekunder disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan
penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon
sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab
peritonitis tersier.
3. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi). Obstruksi usus
dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran
normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya
mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang
memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila
penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat berupa perlengketan
(lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara
lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen),
Intusepsi (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian
lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus
(usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri
dengan demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya
gelungan usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi usus
melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen),
dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus
atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).
4. Apendisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti
kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum.
20
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 21/28
Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen
oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis
mukosa menyebabkan inflamasi.
5. Tumor abdomen
6. Pancreatitis (inflammation of the pancreas)
7. Abscesses (a localized area of infection)
8. Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)
9. Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the
intestines)
10.Intestinal perforation
11.Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)
12.Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)
13. Internal bleeding
Post op atau Post operatif Laparatomi merupakan tahapan setelah
proses pembedahan pada area abdomen (laparatomi) dilakukan. Dalam
Perry dan Potter (2005) dipaparkan bahwa tindakan post operatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu periode pemulihan segera dan pemulihan
berkelanjutan setelah fase post operatif. Proses pemulihan tersebut
membutuhkan perawatan post laparatomi. Perawatan post laparatomi
adalah bentuk pelayanan perawatan yang di berikan kepadaklien yang
telah menjalani operasi pembedahan abdomen
21
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 22/28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Monitoring
1. Monitoring Diet Pasien
Tabel 10. Distribusi Monitoring Asupan Makanan Pasien
Hari Uraian
Asupan Zat GiziEnergi
(kkal)
Protein
(gr)
Lemak
(gr)
KH
(gr)
I
2/11/201
1
Asupan 1507,8 57,8 34,3 250
Kebutuhan 2246 95 57 337
% Asupan 67 60,9 60 74
II
3/11/201
1
Asupan 1732 64,9 51,4 256
Kebutuhan 2246 95 57 337
% Asupan 77 68,3 90 76
Rata-rata asupan 72 64.6 75 75
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
Selama studi kasus berlangsung, pasien mengalami
peningkatan namun asupannya masih kurang dari segi asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat. Hal ini disebabkan oleh
rasa sebah yang dirasakan oleh pasien. Jika dirata – ratakan,
asupan makan pasien selama 2 hari intervensi yaitu untuk asupan
energi (72%), asupan protein (64.6%), asupan lemak (75%) dan
asupan karbohidrat (75%).
Nafsu makan pasien berkurang sejak pasien masuk rumah
sakit akibat rasa nyeri dan rasa sebah, sehingga menyebabkan
asupan makan pasien kurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka
pasien diberikan diet TKTP dengan porsi kecil tapi sering, frekuensi
pemberian makanan 3 x makanan utama dan 2 x makanan
22
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 23/28
selingan, bentuk makanan lunak. Kemudian dijelaskan manfaat
diet tersebut kepada pasien serta keluarganya, dijelaskan makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan/dibatasi kemudian pasien
diberikan leaflet. Edukasi yang diberikan ternyata memberikan
hasil yang baik, terlihat asupan makanannya pun sudah mulai
bertambah. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
2. Monitoring Pengukuran Antropometri
Tabel 11. Distribusi Perkembangan Data Antropometri Pasien
Parameter Sebelum intervensi Setelah intervensi
BB 49 kg 49 kg
TB 165 cm 165 cm
IMT 18 18
Status Gizi Gizi Kurang Gizi Kurang
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
Selama dilakukan intervensi selama 2 hari, hasil monitoring
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada berat badan maupun
tinggi badan pasien.
3. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinik
Adapun perkembangan pemeriksaan fisik/klini pasien yang
meliputi tekanan darah, suhu, pernapasan dan nadi tidak dapat
dimonitor karena tidak terdapat dalam rekam medis pasien selama
intervensi.
23
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 24/28
4. Monitoring Pemeriksaan LaboratoriumTabel 12. Distribusi Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sebelum Intervensi Setelah intervensi
Hb(mg/dl) 8.5 -
SGOT 394 u/L -
SGPT 438 u/L -
Albumin 2,7 -
Natrium 147 mmol/L -
Protein Total 6,1 gr/dl -
Klorida 119 mmol/L -
Sumber : Data Sekunder Terolah, 2011
Tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium selanjutnya, jadi tidak
melakukan monitoring terhadap perkembangan nilai laboratorium pasien.
B. Hasil Motivasi Diet Pasien
1. Perkembangan Pengetahuan Gizi
Pasien dan penjaga pasien, sebelum pelaksanaan intervensi belum
pernah mendapatkan edukasi terkait dengan masalah gizi.
Terapi edukasi yang diberikan dengan metode penyuluhan gizi
yang dilakukan selama 1 hari sebelum pelaksanaan intervensi dan
diskusi yang dilakukan setiap hari selama 3 hari intervensi
menunjukkan hasil yang baik, dimana penjaga pasien dan pasien
merespon dengan baik apa yang kami sampaikan terkait diet yang
dianjurkan, terlihat penjaga pasien yang mendampingi pasien sedikit
demi sedikit mulai memahami dan mengetahui tentang diet pasca
bedah(prinsip TKTP).
2. Sikap Dan Perilaku Pasien Terhadap Diet
Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi
menunjukkan bahwa asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
24
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 25/28
pasien kurang dari kebutuhan berdasarkan hasil perhitungan
kebutuhan yang disesuaikan dengan jenis diet yang diberikan pada
pasien.
Penyuluhan gizi dan diskusi dapat memberikan motivasi pasien dan
penjaga pasien untuk menjalankan terapi diet yang dianjurkan dengan
baik dan benar. Hal ini terlihat dari sikap positif dan perilaku pasien
terhadap anjuran diet.
C. Evaluasi asuhan gizi pasien
1. Konsumsi energi dan zat gizi pasien
Grafik 1. Presentase Asupan Zat Gizi
Hasil monitoring evaluasi asupan energi dan zat gizi selama
studi kasus didapatkan data bahwa terjadi peningkatan asupan
dibanding sebelum intervensi yaitu asupan energy dari 46,5% menjadi
76%, protein dari 56,6% menjadi 68,3%, lemak dari 52,7% menjadi
90% dan karbohidrat dari 41,7% menjadi 76%. Hal ini disebabkankarena pasien mulai menyadari pentingnya asupan makanan setelah
menjalani operasi untuk proses penyembuhan bekas operasi. Hal
tersebut terlihat oleh karena pasien yang sudah ada kemajuan makan,
dengan hanya menyisakan sedikit makanan rumah sakit. Namun
peningkatan tersebut belum mencapai kebutuhan standar untuk itu
diagnosa gizi NI-2.1 masih perlu ditegakkan.
Dengan demikian, pasien patuh terhadap diet yang dianjurkan,
tetapi belum mampu menghabiskan semua makanan yang diberikan
berhubungan masih terasa nyeri pada bagian perutnya.
2. Evaluasi status gizi
Selama studi kasus tidak terjadi perubahan status gizi. Sejak
awal sebelum intervensi hingga akhir intervensi berat badan
pasien masih 49 kg dengan tinggi 165 cm, dengan status gizi
Kurang. Untuk menaikkan BB pasien harus meningkatkan kembali
25
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 26/28
asupan makanannya agar lebih meningkat lagi. Untuk itu diagnosa
gizi NI-5.1 masih perlu ditegakkan.
Oleh karena itu pada saat terapi edukasi pasien diberi
motivasi agar mau meningkatkan asupan makanannya.
3. Perkembangan Pengobatan Yang Berhubungan Dengan
Gizi
Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau
selama studi kasus dilaksanakan.
4. Perkembangan Terapi Diet
Terapi diet yang diberikan sejak awal intervensi hingga akhir
intervensi tidak berubah karena dari hasil monitoring dan evaluasi
yang dilakukan setiap hari tidak terdapat identifikasi masalah baru baik
dari pemeriksaan antropometri, fisik/klinis maupun laboratorium
sehingga terapi diet tetap yaitu Diet pasca bedah (Prinsip TKTP)
dengan energi 2246 kal dan protein 94,41 gr, lemak 57 gr, dan
karbohidrat 337 gr dengan konsistensi makanan lunak. Berdasarkan
hasil evaluasi makanan pasien selama intervensi diketahui bahwaasupan makanan pasien mengalami peningkatan dibanding sebelum
intervensi.
26
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 27/28
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien didiagnosa Tumor Gaster Susp.Malignancy ,Post.
Laparotomy,
2. Jenis diet yang diberikan adalah Diet Pasca Bedah (Prinsip TKTP)
dengan konsistensi makanan lunak.
3. Berdasarkan pengukuran antropometri IMT pasien tetap 18 berarti
pasien dalam keadaan status gizi kurang, sehingga diagnose gizi
NI-5.1 belum tertangani.
4. Ada peningkatan asupan energi dan zat gizi pasien setelah
dilakukan intervensi dibandingkan sebelum intervensi, tetapi
peningkatannya belum mencapai standar ketubuhan. Untuk itu
diagnosa gizi NI-2.1 belum tertangani.
A. Saran
1. Terapi diet dan edukasi gizi harus terus dilakukan untuk
memberikan motivasi pada pasien dan keluarganya sehingga
pasien tetap menjalankan diet yang diberikan.
2. Rencana asupan pasien harus diberikan secara bertahap, tidak
boleh sekaligus, karena hal ini dapat dimuntahkan pasien.
3. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetapdipantau untuk melakukan identifikasi masalah gizi sedini mungkin.
27
5/13/2018 Lap.Bedah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapbedah 28/28
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Anonym, 2011. Tumor Gaster , di download http://kireihimee.blogspot.com/
pada tanggal 25 November 2011.
Anonym, 2011. Post Op Laparatomy . di download
http://semangateli.blogspot.com. pada tanggal 25 November 2011.
Gayuh, 2011, Tumor Gaster, di download http://denfirman.blogspot.com/
pada tanggal 25 November 2011.
Yustini, DCN, M.Kes. 2009. Translate International Dietetic & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual. Instalasi Gizi RS.Dr.Wahidin
Sudirohusodo. Makassar.
28
Recommended