32
KATA PENGANTAR Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan laporan lengkap mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian dengan baik. Laporan ini adalah laporan lengkap hasil praktikum dari yang telah saya lakukan. Laporan ini menjelaskan tentang langkah pengolahan tanah, cara menghitung kapasitas kerja alat, efisiensi lapang serta slip. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan laporan seperti ini, praktikum yang telah kita laksanakan dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses belajar kita terutama dalam bidang Alat dan Mesin Pertanian. Saya juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada asisten-asisten. Merekalah yang mengajarkan saya dan teman-teman kelompok saya sehingga kami dapat membuat suatu laporan dengan baik.

laporan alsin

  • Upload
    nurilmi

  • View
    245

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan alsin

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan

laporan lengkap mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian dengan baik.

Laporan ini adalah laporan lengkap hasil praktikum dari yang telah saya

lakukan. Laporan ini menjelaskan tentang langkah pengolahan tanah, cara

menghitung kapasitas kerja alat, efisiensi lapang serta slip.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya

penyusunan laporan seperti ini, praktikum yang telah kita laksanakan dapat

tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain

untuk kepentingan proses belajar kita terutama dalam bidang Alat dan Mesin

Pertanian.

Saya juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada

asisten-asisten. Merekalah yang mengajarkan saya dan teman-teman

kelompok saya sehingga kami dapat membuat suatu laporan dengan baik.

Makassar, November 2015

Page 2: laporan alsin

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan........................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Traktor.................................................................................................. 2

2.2 Pengolahan Tanah................................................................................. 2

2.3 Pola-Pola Pengolahan Tanah................................................................ 4

2.4 Alat-Alat Pengolahan Tanah................................................................. 6

2.5 Kapasitas Kerja Lapang....................................................................... 7

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 10

3.2 Alat dan Bahan..................................................................................... 10

3.3 Prosedur Kerja...................................................................................... 10

3.4 Rumus yang Digunakan........................................................................ 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ..................................................................................................... 12

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 12

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan........................................................................................... 14

5.2 Saran .................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

LAMPIRAN..................................................................................................... 16

ii

Page 3: laporan alsin

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penggunaan traktor untuk pengolahn lahan semakin berkembang seiring

denga perkembangan waktu. Penggunaan traktor dapat mengurangi jumlah waktu

yang dibutuhkan dalam pengolahan lahan. Masyarakat sadar bahwa ternyata

melakukan pengolahan tanah dengan traktor akan meningkatkan kapasitas kerja

dan hasil yang didapatkan pada pengolahan akan lebih baik dibandingkan dengan

menggunakan hewan ataupun tenaga manusia. Pada saat ini, traktor digunakan

untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk

pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan

pertanian yang relative membutuhkan daya yang besar dibandingkn pekerjaan

lainnya.

Tujuan utama dari penggunan mesin-mesin di bidang pertanian adalah untuk

meningkatkan produktifitas kerja petani dan mengubah pekerjaan berat menjadi

lebih ringan. Kegiatan pengolahan tanah pada lahan kering merupakan kegitan

yang cukup berat, kegiatan ini memerlukan tenaga dan waktu serta biaya yang

cukup besar.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan praktikum uji kinerja traktor empat

roda untuk mengetahui kapasitas kerja dari traktor empat roda sehingga dapat

ditentukan tingkat efisiensi penggunaan traktor tersebut pada suatu lahan dan

dapat ditentukan layak atau tidaknya menggunakan traktor tersebut untuk

mengolah tanah di lahan tersebut.

I.2 Tujuan dan Kegunan

Tujuan dilaksanakannya praktikum uji kinerja traktor empat roda adalah

untuk mengetahui efisiensi traktor empat roda yang menarik implemen bajak

piring, mengetahui slip, serta lebar kerja dari traktor tersebut.

Kegunaan dari praktikum uji kinerja traktor empat roda adalah mahasiswa

diharapkan mampu menentukan efisiensi traktor dan menentukan kelayakan

penggunaan traktor tersebut pada suatu lahan.

1

Page 4: laporan alsin

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Traktor

Traktor pertanian didefinisikan sebagai suatu kendaraan yang mempunyai

daya penggerak sendiri, minimum mempunyai sebuah poros roda yang dirancang

untuk menarik serta menggerakan alat/mesin pertanian. Atas dasar bentuk dan

ukuran traktor, maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

traktor tangan, traktor mini dan traktor besar (Anonim, 2015).

Menurut Ikbal (2015), bahan bakar yang digunaka, traktor terbagi atas dua

jenis yaitu bahan bakar kerosine dan diesel. Sedangkan menurut bentuk dan

jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda traktor terbagi atas beberapa

jenis, diantaranya:

a. Traktor Roda Ban

- Traktor dengan roda satu

- Traktor dengan roda dua

- Traktor dengan roda tiga

- Traktor dengan roda empat

b. Traktor Roda Rantai

c. Traktor Beroda kombinasi roda ban dan rantai.

II.2 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan proses

mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama

pertumbuhan tanaman budidaya. Pengolahan tanah meliputi pekerjaan

penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami. Pengolahan tanah secara

umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer (pengolahan tanah

pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah kedua), meskipun

pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang

tindih) (Suastawa, 2002).

Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder

biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil olahannya.

Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih 2

Page 5: laporan alsin

dalam (>15 cm) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar,

sedangkan pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta

hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata atau siap

untuk ditanami (Suastawa, 2000).

Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan

dilembekkan dengan menggunakan tangkai kemudi ataupun penggaru yang ditarik

oleh traktor maupun bajak yang ditarik oleh binatang maupun manusia. Melalui

proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menembus

tanah dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering

digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang (Anonim, 2015).

Menurut Anonim (2015), dalam mengolah tanah secara mekanis, lahan yang

akan diolah harus dikondisikan terlebih dahulu sehingga siap untuk diolah. Ada

beberapa hal yang perlu disiapkan agar lahan siap untuk diolah secara

mekanis, yaitu :

a. Topografi (kenampakan permukaan lahan)

Traktor dapat bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Untuk

traktor roda empat sebaiknya jangan melebihi 20°. Apabila lahan terlalu miring,

traktor bisa terguling. Lahan yang bergelombang juga akan berpengaruh terhadap

hasil pengolahan. Sebaiknya lahan yang demikian dibuat berteras sehingga lahan

bisa memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis.

b. Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan)

Batang tanaman dan sisa tanaman yang cukup besar akan menghambat

implemen masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Batang

tanaman yang lentur tetapi kuat (liat) akan tergulung oleh putaran mesin rotari,

sehingga akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Vegetasi yang

sekiranya mengganggu harus dipindakan dari lahan atau dihancurkan.

c. Bebatuan

Bebatuan yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implemen, dapat

merusak implemen. Mata bajak singkal atau piringan bisa pecah, sedangkan pisau

mesin rotari bisa patah. Batu-batu yang besar harus disingkirkan terlebih dahulu

dari lahan sebelum diolah.

d. Kadar air tanah

3

Page 6: laporan alsin

Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Pada

tanah yang terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan

memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar.

Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Tanah hasil olahan berpariasi dari

bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga menimbulkan debu

yang berterbangan.

II.3 Pola Pengolahan Tanah

Untuk mendapatkan hasil pengolahan tanah pertama yang efektif dan

efisien, dalam mengolah tanah diperlukan pola pengolahan tertentu. Ada beberapa

macam pola pengolahan tanah pertama (pembajakan) yang disesuaikan dengan

bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan. Beberapa pola pengolahan tanah

pertama (pembajakan), antara lain :

1. Pola Tengah

Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan, kemudian pembajakan

kedua dilakukan pada sebalah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan

dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan berikutnya

dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan.

Gambar 1. Pola tengah

2. Pola Tepi

Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan

ke arah luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi seberang pembajakan pertama.

Traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah sebaliknya.

Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan.

4

Page 7: laporan alsin

Gambar 2. Pola tepi3. Pola Keliling Tengah

Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan, berputar sejajar sisi lahan

sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal

pengolahan operator akan mengalami kesulitan dalam membelokkan traktor. Pola

pengolahan ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar dan lahan tidak

terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan.lahan

yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa

lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual dengan cangkul.

Gambar 3. Pola keliling tengah4. Pola Keliling Tepi

Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan, berputar ke kiri

sejajar sisi lahan sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan.

Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokkan traktor.

Gambar 4. Pola keliling tepi5. Pola Bolak Balik Rapat

Pengolahan dilakukan dari tepi salah satu sisi lahan dengan arah membujur.

Arah lemparan hasil pembajakan ke luar. Setelah sampai ujung lahan, pembajakan

kedua dilakukan berimpit dengan pembajakan pertama. Arah lemparan hasil

pembajakan kedua dibalik, sehingga akan mengisi alur hasil pembajakan pertama.

Pembajakan dilakukan secara bolak balik sampai sisi lahan.

5

Page 8: laporan alsin

Gambar 5. Pola bolak balik rapat

II.4 Alat-Alat Pengoahan Tanah

Berdasarkan Anonim (2015), terdapat berbgai macam alat dan mesin

pengolahan tanah yang sering digunakan. Alat dan mesin pengolahan yang

digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan tanah ini diantaranya adalah :

1. Bajak Singkal (Mold Board Plow)

Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan

sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi

memotong dan membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian

utama, yaitu : singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping

(landside).

2. Bajak Piringan (Disk Plow)

Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit

bagi bajak singkal misalnya saja pada tanah kering. Pada saat beroperasi piringan

dari bajak ini dapat menggelinding dan berputar, sehingga bukan telapak bajak

yang harus meluncur sehingga diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan

tanah (draff) yang terjadi dan juga dilengkapi dengan pengeruk (scraper) untuk

membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam

pembalikan potongan tanah.

3. Bajak rotari (bajak putar)

Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.

Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak

ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu

poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor.

6

Page 9: laporan alsin

4. Garu piringan (disk harrow)

Karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan

besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan

dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan

sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan.

5. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)

Garu bergigi paku atau biasa disebut sebagai garu sisir. Garu sisir yang

ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu sedangkan dengan tenaga

traktor gigi-giginya terbuat dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan

(tooth bar) dengan di klem atau di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik

dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan

gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan

yang satu dengan lainnya. Bentuk gigi paku sangat bervariasi.

6. Garu bergigi per (spring tooth harrow)

Garu bergigi per ini secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai

garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat dari per atau pegas. Juga digunakan

untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan. Alat ini juga lebih

sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan.

2.5 Kapasitas Kerja Lapang

Menurut Putra (2013), dalam pengolahan tanah, kecepatan penggarapan

suatu lapang dengan sebuah mesin merupakan salah satu dasar pertimbangan

menghitung biaya pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan. Dalam hal ini

ada beberapa istilah yang digunakan yaitu :

a. Kapasitas lapang teoritis

Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang

akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100

% waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar

kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada

kapasitas lapang teoritis tersebut. Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana

mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar

akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai

lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.

7

Page 10: laporan alsin

Persamaan yang digunakan untk menghitung kapasitas lapang teoritis (KLT)

adalah dengan rumus sebagai berikut (Suastawa dkk, 2000).

KLT = 0.36 (v x P)…………………………………………………………. (1)

Keterangan :

KLT = kapasitas lapang teoritis (ha/jam)

V = kecepatan rata-rata (m/s)

LP = lebar pembajakan rata-rata (m)

0.36 = factor konversi (1 m2/s = 0.36 ha/jam)

b. Kapasitas lapang efektif

Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual

menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total sebagaimana

didefinisikan. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam.

Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis

mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan

besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Kecepatan maju terbesar

yang diijinkan berkaitan dengan faktor-faktor semacam sifat pengerjaan, kondisi

lapang, dan besarnya daya tersedia.

Persamaan yang digunakan untk menghitung kapasitas lapang efektif (KLE)

adalah dengan rumus sebagai berikut (Suastawa dkk, 2000).

KLE = …………………………………………………………........... (2)

Keterangan :

KLE = kapasitas lapangan efektif (ha/jam)

L = luas lahan hasil pengolahan (ha)

WK = waktu kerja (jam)

c. Waktu Hilang

Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam

hubungannya dengan kapasitas lapang. Waktu lapang bisa hilang akibat

penyetelan/ pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di

ujung. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang,

waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat,

ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup

8

Page 11: laporan alsin

waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan yang

dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain seperti diuraikan di

depan. Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif

ditambah waktu hilang.

d. Efisiensi lapang

Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan

kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan

pengaruh waktu hilang di lapang dan ketidak mampuan untuk memanfaatkan

lebar teoritis mesin.

Persamaan yang digunakan untk menghitung efisiensi pengolahan tanah

adalah dengan rumus sebagai berikut (Yuswa, 2004).

Efisiensi = ................................................................................. (3)

Keterangan :

KLE = kapasitas lapang efektif

KLT = kapasitas lapang teoritis

e. Slip (Slippage)

Intensitas slip merupakan pengurangan kecepatan maju traktor karena beban

operasi pada kondisi lapang. Slip roda yang terjadi pada roda traksi traktor dapat

diketahui dari pengurangan kecepatan traktor pada saat operasi dengan beban

dibandingkan dengan kecepatan teoritis. Slip akan selalu terjadi pada traktor baik

pada saat menarik beban maupun saat tidak menarik beban (Liljedahl dkk dalam

Ariesman, 2012)

Persamaan yang digunakan untuk menghitung slip pada roda traksi adalah

berikut (Suastawa dkk, 2000).

St = .................................................................................(4)

Keterangan :

St = slip roda traksi (%)

Sb = jarak tempuh traktor saat diberi pembebanan dalam 5 putaran roda (m)

So = jarak tempuh traktor tanpa beban dalam 5 putaran roda (m)

9

Page 12: laporan alsin

III. METODE PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum uji kinerja traktor empat roda dilaksanakan pada hari Sabtu, 24

Oktober 2015 pukul 09.00 sampai selesai bertempat di lahan Experimental

Farming Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.

III.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah traktor empat roda, bajak

piring, meteran, patok, stop watch, dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan

pada praktikum ini adalah solar.

III.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari praktikum ini adalah:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Membuat plot dengan ukuran 10 meter x 10 meter

3. Melakukan pengolahan tanah dan mengambil data sebagai berikut:

a. Lebar kerja (cm)

Pengukuran lebar kerja dilakukan dengan mengukur lebar olahan

tanah setelah diolah dengan traktor tangan menggunakan bajak piring

sebagai implemen.

b. Kecepatan maju (km/jam)

Pengukuran kecepatan maju traktor dilakukan dengan mengukur

berapa waktu yang ditempuh oleh traktor dalam jarak 10 meter.

c. Kapasitas kerja (jam/ha)

Pengukuran kapasitas kerja lapang teoritis (KLT) dilakukan dengan

cara mengukur lebar kerja bajak piring kemudian mengukur kecepatan

maju traktor dan menghitungnya dengan persamaan (1).

Pengukuran kapasitas lapang efektif (KLE) dilakukan dengan

mengukur berapa luas lahan yang diolah dan berapa lama waktu yang

diperlukan untuk mengolah lahan dan menghitungnya dengan persamaan

(2). Untuk mengetahui efisiensi kerja pengolahan tanah dapat dihitung

dengan persamaan (3).

10

Page 13: laporan alsin

d. Slip roda traksi

Pengukuran slip roda traksi dilakukan dengan cara mengukur jarak

tempuh traktor sejauh 10 meter dengan beban dan tanpa beban kemudian

menghitungnya dengan persamaan (4).

e. Kedalaman kerja

Pengukuran kedalaman kerja dilakukan dengan cara mengukur jalur

lintas yang terolah dengan membenamkan penggaris lalu membaca

kedalaman yang diperoleh.

III.4 Rumus yang Digunakan

Rumus yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung kapasitas kerja lapang teoritis (KLT):

KLT = 0.36 (v x lP)…………………………..……………………….(1)

2. Menghitung kapasitas kerja lapang efektif (KLE):

…………………………………………………………….(2)

3. Menghitung efisiensi kerja:

.....................................................................(3)

4. Menghitung slip roda traksi:

..............................................................................(4)

11

Page 14: laporan alsin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Tabel 1. Hasil perhitungan

Kecepatan (m/s)

Lebar Bajak(m)

KLT (ha/jam)

Luas Lahan (Ha)

Total Waktu (jam)

KLE(ha/jam)

Efisiensi(%)

Sb (m)

So (m)

Slip (%)

0,304 1,1 0,1203 0,01 0,305 0,0327 27,18 3,502 10 64,98Sumber: data primer setelah diolah, 2015

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Kapasitas lapang teoritis

Berdasarka praktikum yang telah dilakukan, diperoleh lebar kerja bajak

piring sebesar 1,1 meter. Waktu tempuh yang diperoleh yaitu 32.89 detik dengan

jarak tempuh traktor yaitu 10 meter, maka kecepatan rata-rata traktor yaitu 0.304

meter per detik.

Berdasarkan data tersebut didapatkan kapasitas lapang teoritis sebesar

0.1203 ha/jam. Artinya traktor dapat mengolah lahan selebar 0.1203 hektar per

jam. Nilai yang diperoleh untuk kapasitas lapang teoritis adalah kemampuan

traktor dalam bekerja secara optimal yaitu 100%. Hal ini sesuai dengan pendapat

Putra (2013), yang menyatakan bahwa kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah

kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut

melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju

teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya.

4.1.2 Kapasitas lapang efektif

Kapasitas lapang efektif yang diperoleh dari praktikum yaitu sebesar

0,0327ha/jam. Artinya traktor dapat melakukan pengolahan tanah sebesar

0,0327ha/jam. Kapasitas lapang efektif merupakan kemampuan alat bekerja

dikurangi dengan waktu belokan, waktu hiang, dan kemampuan operator dalam

melakukan pengolahan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Putra (2013), yang

menyatakan bahwa kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar

12

Page 15: laporan alsin

kerja teoritis mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai,

kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan.

IV.3 Efisiensi Kerja

Dengan mengetahui kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif,

maka dapat dihitung efisiensi kerja traktor. Efisiensi penglahan tanah tergantung

dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Dari hasil praktikum

yang telah dilakukn, diperoleh efisiensi kerja yaitu 27,18% dari kemampuan

optimalnya. Besarnya efisiensi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kemampuan operator dalam melakukan pengolahan tanah, jenis tanah, pola

pengolahan tanah, waktu yang hilang pada proses pengoahan dan lain sebagainya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Putra (2013), yang menyatakan bahwa efisiensi

lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketidak mampuan untuk

memanfaatkan lebar teoritis mesin.

Pola pengolahan tanah yang digunakan yaitu pola pengolahan tepi. Pola

pengolahan berhubungan dengan waktu yang hilang karena belokan. Keadaan

tanah saat dibajak yaitu lahan yang kering, lahan yang kering sebaiknya

menggunakan bajak tipe piring. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2015),

yang menyatakan bahwa bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan

kondisi yang sulit bagi bajak singkal misalnya saja pada tanah kering. Pada saat

beroperasi piringan dari bajak ini dapat menggelinding dan berputar, sehingga

bukan telapak bajak yang harus meluncur sehingga diharapkan dapat mengurangi

gesekan dan tahanan tanah (draff) yang terjadi.

IV.4 Slip

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh nilai slip

sebesar . Artinya selama jarak 10 meter, terjadi slip pada roda sebesar 64,98%,

yang menandakan terjadinya pengurangan tenaga sebesar 64,98% dari tenaga

optimalnya. Slip roda yang terjadi pada roda traksi traktor dapat diketahui dari

pengurangan kecepatan traktor pada saat operasi dengan beban dibandingkan

dengan kecepatan teoritis. Slip dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

adalah keadaan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariesman (2012), yang 13

Page 16: laporan alsin

menyatakan bahwa intensitas slip merupakan pengurangan kecepatan maju traktor

karena beban operasi pada kondisi lapang.

14

Page 17: laporan alsin

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum uji kinerja traktor roda 4, maka dappat

disimpulkan bahwa:

1. Besarnya kapasitas lapang teoritis menggunakan traktor roda 4 dengan bajak piring dan pola tepi adalah sebesar 0,1203 ha/jam.

2. Besarnya kapasitas lapang efektif adalah sebesar 0,0327 ha/jam.

3. Efisiensi lapang dengan menggunakan bajak putar dan traktor roda 4 dengan pola tepi adalah 64,98 % dan nilai slip sebesar

4. Efisiensi dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk petakan, keadaan tanah, tingkat keterampilan traktor, pola pengolahan tanah, topografi, dan jenis vegetasi.

5.2 Saran

Sebaiknya operator yang menjalankan traktor memiliki tingkat keterampilan yang tinggi agar dapat meningkatkan efisiensi kerja dalam mengolah tanah.

15

Page 18: laporan alsin

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Alat dan Mesin Pertanian. http://www.unsu.co.id. Diakses pada tanggal 3 November 2015

Ikbal, Salim. 2015. Traktor. Universitas Hasanuddin: Makassar.

Putra, Abdul Mufti. 2013. Mekanisasi Pertanian. Universitas Mercubuana Yogyakarta: Yogyakarta

Suastawa, I. N., W. Hermawan, dan E. N. Sembiring. 2000. Konstruksi dan Pengukuran Kinerja Traktor Pertanian. Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Yuswar. Yunus. 2004. Perubahan Sifat Fisik Tanah dan Kapasitas Kerja Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal pada Berbagai Kadar Air Tanah. Tesis. Program Pascasarjana USYIAH. Banda Aceh

16

Page 19: laporan alsin

LAMPIRAN

1. Tabel Data

No.

V Maju dalam 10 m (Detik) Waktu

Belokan (Detik)

Waktu Kerja

(Detik)

Lebar Kerja (cm) Luas

Lahan (m2)Tanpa

BebanDengan Beban

Aktual Teoritis

1 11,52 32,89 52,58 1098,48 110 110 1002     71,76   110    3     71,23   110    4     72,8        5 81,976 84,117 67,128 77,70

Sumber: data primer sebelum diolah, 2015

2. Perhitungan

A. Kapasitas Lapang

a. Kapasitas lapang teoritis

Diketahui :

Lebar Bajak = 110 cm = 1,1 m

Kecepatan Rata-Rata = Jarak : Waktu Tempuh = 10:32,89 = 0,304 m/s

Ditanyakan : KLT ..... ?

Peny.

KLT = 0,36 (V x LP)

KLT = 0,36 (0,304 * 1,1)

KLT = 0,1203 ha/jam ,

b. Kapasitas lapang efektif

Diketahui.

Luas Lahan = 10 m X 10 m = 100 m2 = 0,01 Ha

Total Waktu Tempuh = 1098,48 detik / 3600 = 0,305 jam

Ditanyakan KLE .....?

Peny.

KLE = L/T

KLE = 0,01 / 0,305 = 0,0327 ha/jam

B. Efisiensi Kerja17

Page 20: laporan alsin

Diketahui.

KLE = 0,0327 ha/jam

KLT = 0,1203 ha/jam

Ditanyakan efesiensi ... ?

Peny.

C. Slip

Diketahui:

tb = 32,89 detik

to = 11,52 detik

So = 10 meter

Sb = 10 meter

Dit. St .... ?

Peny.

vb = = = 0,304 m/s

Untuk tb = 11,52 detik

Sb = vb x tb = 0,304 m/s x 11,52 s = 3,502 m

St =

St = 64,98 %

18

Page 21: laporan alsin

3. Foto

19