Upload
chu-arien-angelaugh
View
3.387
Download
404
Embed Size (px)
Citation preview
ALKALOID
BAB 1 PENDAHULUAN1.1Latar Belakang
Reaksi identifikasi suatu senyawa golongan adalah suatu cara
yang dilakukan untuk mengetahu golongan suatu senyawa tersebut.
Cara-cara yang dapat digunakan yaitu berhubungan dengan metode
analisis kualitatif. Metode yang dapat digunakan yaitu melalui
pengujian organoleptik, menggunakan pereaksi golongan dan
selanjutnya menggunakan pereaksi spesifik yang sesuai dengan hasil
pereaksi golongan yang telah diperoleh.
Alkaloid adalah bagian tanaman penting yang menimbulkan
dampak fisiologis pada sejumlah sistem tubuh termasuk saraf dan
pencernaan. Alkaloid dapat digolongkan menjadi lima yaitu alkaloid
fenantren, alkaloid kuinolon, isokuinolon, alkaloid yang mempunyai
lingkaran indol dan purin.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang
terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom
nitrogen.
Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai
keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula
yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan
stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis
dan fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian
tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alkaloida
umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari
campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.
Penentuan golongan alkaloid sangat penting bagi formulator
agar mengetahui golongan dari suatu alkaloid yang dapat digunakan
sebagai bahan makanan, sediaan farmaseutik seperti obat dan
kosmetik yang digunakan setiap hari.
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
1.2Maksud PraktikumAdapun maksud dari percobaan ini yaitu mengetahui dan
memahami cara mengidentifikasi suatu sampel dari senyawa
golongan alkaloid berdasarkan pemeriksaan golongan secara
kualitatif.
1.3Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
senyawa golongan alkaloid yang terdapat didalam suatu sampel
dengan menggunakan beberapa metode pengujian, yaitu uji
organoleptis, uji kelarutan dan uji golongan senyawa
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Teori Umum
Alkaloid adalah basa organic yang mengandung amina
sekunder, tersier atau siklik. Diperkirakan 5500 alkaloid telah
diketahui, dan alkaloid adalah yang containing some 5500 alkaloids
are known, yang merupakan golongan senyawa metabolit sekunder
terbesar dari tanaman. Tidak satupun definisi yang memuaskan
tentang alkaloid, tetapi alkaloid umumnya mencakup senyawa
senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, biasanya sebagai bagian dari system siklik. Secara kimia,
alkaloid adalah golongan yang sangat heterogen berkisar dari
senyawa-senyawa yang sederhana (Utami, at all, 2008).
Sejarah Alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia
telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam
minuman, kedokteran, teh, tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak
ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan
hingga permulaan abad ke sembilan belas (Cordell, 2008).
Alkaloid merupakan golongan metabolit sekunder terbesar dan
heterogen, istilah alkaloid diperkenalkan oleh W. Meissner pada tahun
1918, dimana alkaloid berasal dari kata “alkali”yang berarti basa dan
“iod” yang berarti mirip atau menyerupai. Jadi alkaloid merupakan
suatu senyawa yang mempunyai sifat seperti alkali atau basa. Definisi
umum dikemukakan oleh Pellitier (1982), alkaloid adalah senyawa
siklik yang mengandung nitrogen dalam tingkat oksidasi negative yang
terdistribusi terbatas dalam kehidupan organisme. Secara ilmiah,
definisi alkaloid pertama kali diberikan oleh Winterstein dan Trier yang
menyatakan alkaloid sebagai suatu senyawa yang bersifat basa,
mengandung nitrogen, dan berasal dari tumbuhan atau hewan.
(Febriany, 2008).
Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang
didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
dari struktur molekul. Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin,
isokuinolin, indol, piridin dan sebagainya (Robinson, 2003).
Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu,
suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kunin,
morfin dan stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang
mencirikan alkaloida (Cordell, 2008).
Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai
struktur heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya. Sifat
umum yang dimiliki oleh golongan senyawa ini adalah basa, rasa
pahit, umumnya berasal dari tumbuhan dan berkhasiat secara
farmakologis. Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang
sederhana sampai yang rumit. nikotin adalah contoh yang sederhana
(Padmawinata, 2000).
Pada temperatur kamar kebanyakan alkaloid berupa padatan.
Bentuk alkaloid ada yang kristal dan amorf. Beberapa diantaranya
berupa cairan, namun tidak banyak jumlahnya. Alkaloid yang padat
umumnya berwarna putih atau tidak berwarna, tetapi adapula yang
berwarna kuning, misalnya berberina (Sumardjo, 2008).
Alkaloid telah dikenal karena pengaruh fisiologinya terhadap
mamalia dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam
tumbuhan hampir sama sekali kabur. Sifat alkaloid (Robnson, 2003):
1. Mengandung atom N dan bersifat basa
2. Bereaksi dengan logam dan mengendap
3. Alkaloid yang mengandung atom O bersifat padat dan dapat
dkristalkan pada suhu kamar, kecuali poliketida dan arekolin
4. Alkaloid yang tidak mengandung atom O bersifat cairan danmudah
menguap serta menimbulkan bau yang sangat kuat
5. Banyak terdapat di tumbuhan daripada di hewan
6. Disintesis dari asam amino
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
7. Larut membentuk garam, yang bersifat lebih larut dalam air pelarut
organik, sebaliknya. alkaloid sendiri lebih larut dalam pelarut
organik daripada air.
Penggolongan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau inti
yang dimiliki, yaitu (Swastini, 2007) :
a. Alkaloid Piridin-Piperidin
Pada proses reduksi, basa tersier piridin dikonversi menjadi basa
piperidin. Alkaloid dengan struktur inti dari kelompok ini terbagi
menjadi 3 sub kelompok, yaitu :
Derivat piperidin, contohnya lobelin dan lobelia
Derivat asam nikotinat, contohnya arekolin dari areca
Derivat piridin dan piperidin, contohnya nikotin dari
tembakau
Contoh dari alkaloid ini adalah nikotin dari tembakau, areca dari
tanaman areca catechu, dan lobelia dari tanaman lobelia inflata.
b. Alkaloid Tropan
Alkaloid tropan memiliki struktur inti bisiklik, mengandung nitrogen
yaitu azabisiklo [3,2,1] oktan atau 8-metil-8-azabisiklo [3,2,1]
oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada angiospermae, yaitu famili
Solanaceae (Atropa, Brugmansia, Datura, Scopolia, Physalis),
Erythroxylaceae (Erythroxylem), Proteaceae (Belladena dan
Darlingia) dan Convoovulaceae (Convovulus dan Calystegia).
Alkaloid tropan secara sporadis ditemukan pada tanaman
Bruguiera, Phyllanthus, dan Cochlearia. Karakter alkaloid yang
mengandung inti tropan adalah jika direaksikan dengan asam
nitrat, kemudian residunya dilarutkan dalam aseton maka akan
muncul warna ungu gelap. Hal ini disebabkan karena munculnya
larutan etanol dalam KOH ( Reaksi Vitalli Morin). Contoh alkaloid
tropan adalah dihasilkan oleh Atropa belladone dan kokain yang
dihasilkan oleh Erythroxylem coca.
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
c. Alkaloid Quinolin
Alkaloid yang memiliki struktur inti quinolin dihasilkan dari
tanaman cinchona (kina). Alkaloid yang tergolong quinolin
diantaranya quinin, quinidin, cinchonin, dan cinchonidin. Alkaloid
cinchona saat ini merupakan satu-satunya kelompok alkaloid
quinolin yang memiliki efek terapeutik. Cinchonin yang merupakan
isomer dari cinchonidin merupakan ”alkaloid orang tua” dari
semua seri alkaloid quinin. Quinin dan isomernya yaitu quinidin
merupakan 6-metoksicinchonin.
d. Alkaloid Isoquinolin
Obat-obat penting yang berasal dari alkaloid isoquinolin adalah
ipekak, emetin, hidrastin, sanguinaria, kurare, tubokurarin,
berberin, dan opium. Meskipun alkaloid isoquinolin memiliki
struktur yang kompleks tetapi biosintetsisnya sangat sederhana.
Alkaloid isoquinolin merupakan hasil kondensasi derivat
feniletilamin dengan derivat fenilasetaldehid dimana kedua
senyawa ini merupakan derivat dari fenilalanin dan tirosin.5.
e. Alkaloid Indol
Obat-obat penting yang mengandung gugus indol adalah
rauwolfia (reserpin), catharanthus atau vinca (vinblastin dan
vincristin ), nux vomica (strihnin dan brusin), physostigma
(fisostigmin), dan ergot (ergotamin dan ergonovin). Terdapat tiga
kerangka monoterpenoid yang membentuk kompleks indol yaitu
kerangka tipe Aspidosperma, Corynanthe, dan Iboga. Penamaan
tipe kerangka ini berdasarkan tanaman yang banyak mengandung
alkaloid dengan inti monoterpen.
f. Alkaloid Imidazol
Cincin imidazol (glioxalin) adalah cincin utama dari pilokarpin yang
dihasilkan oleh tanaman Pilocarpus jaborandi. Pilokarpin adalah
basa tersier yang mengandung gugus lakton dan imidazol. Ditinjau
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
dari strukturnya, alkaloid ini mungkin dibentuk dari histidin atau
suatu metabolit yang ekivalen.
g. Alkaloid steroid
Alkaloid steroid dikarakterisasi dengan adanya inti
siklopentanofenantren. Alkaloid ini biasanya dibentuk dari
kolesterol dan memiliki prekursor yang sama dengan kolesterol.
Alkaloid steroid yang penting adalah veratrum.
h. Alkaloid Amin
Alkaloid dalam kelompok ini tidak memiliki atom nitrogen dalam
cincin heterosiklik. Kebanyakan merupakan derivat dari
feniletilamin dan asam amino umum seperti fenilalanin dan tirosin.
Contoh alkaloid ini adalah efedrin dan kolkisin.
i. Basa Purin
Purin adalah inti heterosiklik yang mengandung anggota 6 cincin
pirimidin yang bergabung dengan anggota 5 cincin imidazol. Purin
sendiri tidak ada di alam tetapi derivatnya signifikan secara
biologis. Alkaloid basa purin yang penting adalah kafein,
teobromin, dan teofilin.
2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)a. Coffein
Kristal putih, rasa pahit, tidak berbau.
TL: 234-237°C
Kelarutan : dalam air (1:50), spir, dan CHCl3: mudah larut
Reaksi murexide: zat + 1 tetes H2O2 3% atau KclO3 padat + 1
tetes HCl 25% panaskan di water bath sampai kering, agak
jingga + NH4OH: ungu.
Larutan dalam air + I2 tidak terjadi endapan + HCl: coklat, larut
dalam NaOH.
Larutan + larutan tannin dalam air putih larut dalam reagen
berlebih.
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
Larutan jenuh + larutan 5% HgCl2 : putih, rekristalisasi dengan
pemanasan tampak kristal jarum panjang.
Reaksi zwikker: 1 ml pyridin 10% + CuSO4 larutan dalam air:
kristal batang panjang tak berwarna.
b. Theophylin
Bubuk kristal, rasa pahit
Titik lebur : 270-274°C
Kelarutan : air (1:80), spir (1:80), eter tidak larut, CHCl3 sukar
larut, dalam air panas larut.
Murexide : zat + HCl 25% + KClO3 dipanaskan di water bath:
sisanya kuning merah coklat, bila di+ NH3: ungu.
+NH4OH + AgNO3 : endapan seperti selai
Larutan jenuh + larutan tannin : endapan putih
Roux : hijau stabil
Parri: ungu
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
BAB 3 METODE KERJA3.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan yaitu botol semprot, pipet
tetes, rak tabung, tabung reaksi, sendok besi.
3.2 Bahan PraktikumAdapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, AgNO3,
FeCl3,HCl, NaOH,NH4OH Roux, zwikker, dan sampel 25
3.3 Cara Kerjaa. Uji Organoleptik
1. Diamati bau, warna, bentuk dari sampel 25.
b. Uji Kelarutan1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan sedikit sampel 25 kedalam masing-masing tabung
reaksi.
3. Lalu ditambahkan Alkohol dan dilihat kelarutannya.
4. Lalu ditambahkan Aquadest dan dilihat kelarutannya.
c. Uji Golongan1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan zat ke dalam tabung reaksi
3. Ditambahkan NH4OH dan AgNO3
4. Dililhat perubahan warna yang terjadi
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
BAB 4 HASIL DAN PENGAMATAN4.1 Hasil
Sampel 25a. Uji organoleptik dari sampel 25
Warna Putih
Bentuk Serbuk halus
Bau Tidak berbau
b. Uji Kelarutan Zat + Aquadest larut
c. Uji Spesifik golongan (penambahan pereaksi)
No. Pereaksi Perubahan
warnaKeterangan
2. Zat 25 + NH4OH + AgNO3Endapan
seperti selaiNegatif
4.2 PembahasanAlkaloid adalah suatu senyawa organik yang berstruktur kimia
heterosiklik dan bersifat basa serta banyak ditemui dalam tumbuh-
tumbuhan. Alkaloid adalah bagian tanaman penting yang
menimbulkan dampak fisiologis pada sejumlah sistem tubuh termasuk
saraf dan pencernaan. Alkaloid dapat digolongkan menjadi lima yaitu
alkaloid fenantren, alkaloid kuinolon, isokuinolon, alkaloid yang
mempunyai lingkaran indol dan purin.
Pada tanaman, alkaloid ditemukan dalam bentuk garam larut
air seperti sitrat, malat, mekonat, tartrat, isobutirat, benzoat, atau
kadang-kadang kombinasi dengan tanin. Secara mikrokimia,
ditemukan bahwa alkaloid banyak ditemukan pada jaringan perifer
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
dari batang atau akar. Alkaloid disintesis padatempat yang spesifik
seperti pada akar yang sedang tumbuh, kloroplas, dan sel laktiferus.
Pada praktikum analisis golongan alkaloid dilakukan identifikasi
senyawa alkaloid yaitu dengan uji organoleptik terlebih dahulu lalu
diambil sampel 19 dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi. Diamati bau, warna, bentuk dari sampel tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan uji golongan dengan menggunakan pereaksi lalu
amati perubahan warna yang terjadi.
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini, yaitu untuk
menentukan sampel golongan alkaloid apa pada sampel tersebut
dengan cara analisis kualitatif berdasarkan perubahan warna yang
terjadi.
Pengujian golongan senyawa terhadap sampel 25 dilakukan
dengan 3 cara yaitu organolepti, kelarutan dan reaksi golongannya.
Sampel P setelah diuji organoleptik berwarna putih, bentuk serbuk
dan tidak berbau. Sedangkan pada uji kelarutan yaitu sampel 25 larut
dalam air. Sedangkan pada uji penggolongan yaitu direaksikan
dengan pereaksi AgNO3 dan H2SO4 tidak terbentuk endapan seperti
selai.
Sampel 25 diketahui merupaka golongan senyawa coffein
karena hasil uji organoleptik dan kelarutannya yang sesuai dan
berhati-hati saat melakukan pengantara dan sebagainya.
Pada reaksi uji golongan tidak menunjukkan reaksi yang sesuai
dengan literatur, selain itu kurangnya perealsi yang digukan. Namun
dengan uji organoleptik dan kelarutan dapat menetukan golongan
senyawa alkaloid dengan menyesuaikan sifat-sifat umum yang dimiliki
dari alkaloid apakah sesuai dengan sampel yang diujikan.
Adapun faktor-faktor kesalahan dalam praktikum kali ini yaitu,
tidak ketelitian dalam mengereaksikan sampel dengan pereaksinya,
sehingga memperoleh hasil yang tidak diinginkan.
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi
golongan suatu senyawa alkaloid dengan menggunakan sampe 25
diperoleh hasil termasuk golongan coffein berdasarkan uji
organoleptik dan kelarutannya.
5.2 SaranDi harapkan kepada praktikan untuk lebih berhati-hati saat
praktikum berlangsung untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
Selain itu lebih teliti dalam melakukan percobaan agar hasil yang
diperoleh sesuai.
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Penuntun Laboratorium Kimia Analisis. UMI : Makassar.
Cordell, A. 2008. Introduction to Alkaloid, A Biogenetic Approach, A WileyInterscience Publication. New York: John Wiley and Sons, In.
Ditjen POM., 1979., Farmakope Indonesia Edisi III., Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Martiana,febriany. 2008. Isolasi Alkoloid Utama dari Tumbuhan. J. Sains Kimia. Vol.91 hal 57-58.
Utami, Nurul, at all. 2008. Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Heksana Daun Ageratum conyzoides. J Sains Kimia.Vol 9(2) hal 82-84.
Padmawinata, K. 2000 . Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung:Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The OrganicConstituens of Higher Plant, 6th ed).
Robinson, Trevor. 2003. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi keenam. Terjemahan Kokasih Padmawinata. Bandung : FMIPA ITB
Sumardjo, D., 2008, Pengantar Kimia. EGC: Jakarta.
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
ALKALOID
LAMPIRAN
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082
Sampel
Zat + NH4OH + AgNO3 Zat + aquadest
Hasil dari sampel + Pereaksi
ALKALOID
SKEMA KERJA1. Uji Organoleptik
Disiapkan alat dan bahanl↓
Dilakukan uji bau terhadap sampeI↓
Diamati warna pada sampeI↓
Dicatat hasil pengamatan 2. Uji Kelarutan
Disiapkan alat dan bahan↓
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi↓
Ditambahkan dengan aquadest↓
Diamati kelarutan dari sampel ↓
Dicatat hasil pengamatan
3. Uji GolonganDisiapkan alat dan bahan
↓Dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi
↓Direaksikan sampel dengan NH4OH + AgNO3
↓Diamati perubahan yang terjadi
ARIN RIZKI TALIB RISKI ENDAH PRATIWI15020130082