Upload
muhtar-teo
View
219
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN AWAL RESIDENSI
IMPLEMENTASI INOVASI INTERVENSI KEPERAWATANMENGATASI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN KANKER PARU
DI RUANG PALEM II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMOSURABAYA
Oleh :
NANTIYA PUPUH N NIM. 131141001PEPIN NAHARIANI NIM. 131141036MARGARETA KEWA LAMAK NIM. 131141050RONI SUSANTO NIM. 131141053MUHTAR NIM. 131141055THERESIA ANITA P NIM. 131141057DWIHARINI P. NIM. 131141059
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayahnya, maka kami dapat menyelesaikan makalah Implementasi
Inovasi Intervensi Keperawatan Mengatasi Kecemasan Pada Pasien Dengan
Kanker Paru di Ruang Palem II Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo
Surabaya. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Lanjut KMB-Kritis di Program Studi Magister Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada :
1. Ninuk Dian ,SKep,Ns, MANP selaku PJMK mata kuliah Keperawatan lanjut
KMB-Kritis di Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Airlangga.
2. Seluruh Tim Konsultan Ahli mata kuliah Keperawatan lanjut KMB-Kritis
Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Airlangga.
3. Teman sejawat Magister Keperawatan Angkatan IV
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami mohon saran dan
kritik dari para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Surabaya, 10 Oktober 2012
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah .........................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................3
BAB 2 PENGUMPULAN DATA ...........................................................................4
2.1 Hasil Pengkajian Ruangan .........................................................................4
2.1.1 Visi, Misi, dan Motto.................................................................................5
2.1.2 Identifikasi Tenaga dan Pasien (M1 - Man) ..............................................5
2.1.3 Identifikasi Sarana dan Prasarana (M2/ Material) .....................................9
2.1.4 Identifikasi Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Metode) ....16
2.2 Hasil Pengkajian Kasus Pasien ................................................................21
BAB 3 LITERATUR REVIUW ............................................................................26
4
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society (2012), WWW.Cancer.Org/Cancer/CancerBasics/Cancer prevalensi.
http://www.wikicancer.org/page/Lung+cancer+-+prevalence+and+prevention
http://www.nursingdirectorys.com/2011/01/ncp-nursing-care-plans-for-lung-cancers.html.
Nancy L.N. Stephenson, PhD, RN, CS, Sally P. Weinrich, RN, PhD, FAAN, andAbbas S. Tavakoli, DrPH, 2000, The Effects of Foot Reflexology onAnxiety and Pain in Patients With Breast and Lung Cancer. OncologyNursing Forum : January/February 2000, Volume 27, Number 1
Nazar,I,M.(2000). Situasi Penyakit kanker di Akhir Abat ke 20, Jakarta.EGC
Paul B. Jacobsen, PhD; Heather S. Jim, PhD, 2008 : Psychosocial Interventionsfor Anxiety and Depression in Adult Cancer Patients, Achievements andChallenges : A Literatur Review : CA Cancer J Clin 2008;58:214–230
Penelope Schofield, Michael Jefford, Mariko Carey, Kathryn Thomson, et. al,2007. Preparing patients for threatening medical treatments: effects of achemotherapy educational DVD on anxiety, unmet needs, and self-efficacy. Support Care Cancer (2008) 16:37–45 (Springerlink).
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan masalah utama pada bidang kesehatan, termasuk
salah satu penyebab kematian utama dunia serta merupakan penyakit
keganasan yang bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya. Menurut
WHO tahun 2005 data jenis kanker yang menjadi penyebab kematian
terbanyak adalah kanker paru mencapai 1,3 juta kematian per tahun
Kanker paru memiliki dampak yang luar biasa terhadap kematian di
Amerika Serikat, dengan 172.570 kasus baru dan diperkirakan 163.510
kematian pada tahun 2005. Epidemi kanker paru pada abad ke-20 terutama
disebabkan dominan peningkatan merokok (Wikicancer, 2012). Kanker paru
saat ini menyumbang 13 % dari kasus kanker baru dan 29 % dari semua
kematian akibat kanker setiap tahun di Amerika Serikat. Pada tahun 2005,
diperkirakan ada 73.020 kematian dikalangan wanita Amerika Serikat akibat
kanker paru, dibandingkan dengan 40.410 karena kanker payudara
(Wikicancer, 2012). Prevalensi kanker paru pada US National Cancer
Instituts Surveillance Epidemiology And Erd Results (SEER) pada 1 januari
2008 terdapat 373.000 pertahun dengan distribusi laki-laki sejumlah 173.000
orang dan distribusi pada wanita sejumlah 200.000 orang ( American Cancer
Society, 2012). Kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi
diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate
(CFR) sebesar 24,1 % ( Nazar, 2000).
Seperti komplikasi penyakit neoplasma lain, kanker paru terjadi ketika
kanker menyebar ke organ lain. Tahap awal mungkin tanpa gejala tetapi
setelah penyakit menjadi dominan terkait dengan pertumbuhan tumor maka
akan terjadi penekanan pada struktur organ yang berdekatan. Ketika tumor
menyebar maka terjadi komplikasi yang mencakup obstruksi trakea, kompresi
esophageal, disfagia, kelumpuhan syaraf frenikus dengan elevasi diaprhagma
dan dyspnea serta menibulkan gejala lain dari penyebaran tumor termasuk
menimbulkan masalah nyeri serta hipoksia (Nursingdirectorys, 2012). Gejala-
gejala yang Nampak adalah batuk, dyspnea, penurunan berat badan,
2
peningkatan produksi sputum, hepoptisis, suara serak (keterlibatan saraf
faring), efusi pleura dan atelektasis, sakit kronis, nyeri dibahu dan tulang
belikat, lengan nyeri. Komplikasi lain adalah anoreksia dan penurunan berat
badan, kadang-kadang menyebabkan cachexia, digital clubbing, dan
osteoarthoropathy hipertofik (Nursingdirectorys, 2012).
Permasalahan keperawatan pada kanker paru adalah gangguan
pertukaran gas, bersihan jalan napas tidak efektif, nyeri akut, ketakutan atau
kecemasan, kekurangan pengetahuan berhubungan dengan penyakitnya
(Nursingdirectorys, 2012).
Sehubungan dengan hal-hal diatas bahwa kanker paru menimbulkan
masalah yang luar biasa baik segi kedokteran maupun keperawatan, sehingga
sangat diperlukan suatu implementasi inovasi intervensi pada pasien dengan
kanker paru. Pada kesempatan ini penulis memfokuskan pada implementasi
keperawatan pada masalah intervensi terhadap rasa cemas pada pasien kanker
paru yang dirawat di Ruang Palem II Rumah sakit dr. Soetomo Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah dengan implementasi inovasi keperawatan berbasis evidence base
dapat mengatasi kecemasan pada pasien dengan kanker paru.
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Tujuan Umum
Mengimplementasikan inovasi keperawatan mengatasi kecemasan pada
pasien kanker paru di Ruang Palem Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien kanker paru.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber pendukung dalam inovasi intervensi
keperawatan mengatasi kecemasan pada pasien kanker paru.
3. Mengidentifikasi variable dan atribut dalam inovasi intervensi
keperawatan mengatasi kecemasan pada pasien kanker paru.
4. Mendesain rencana implementasi inovasi intervensi keperawatan
menagtasi kecemasan pada pasien kanker paru.
3
5. Mengembangkan teknik evaluasi inovasi intervensi keperawatan
mengatasi kecemasan pada pasien kanker paru.
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Diketahuinya konsep inovasi intervensi keperawatan mengatasi
kecemasan, sehingga mengetahui metode baru mekanisme tersebut yang
dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan penelitian ilmu
keperawatan KMB - Kritis.
1.4.2 Praktis
Setelah mengetahui mekanisme inovasi intervensi keperawatan mengatasi
kecemasan, diharapkan bahwa pasien dengan kanker paru-paru dapat
melaksungkan hidupnya dengan bebas rasa nyeri dan dapat mengatasi
masalah kecemasan terhadap penyakitnya dengan harapan lajut sesuai
dengan Peaceful End Of Life Theory pasien dapat hidup damai pada akhir
kehidupannya.
4
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengumpulan data
yang meliputi Visi Misi dan Motto RSUD Dr. Soetomo, identifikasi Man (Tenaga
dan pasien), Material dan Metode di Palem II RSUD Dr. Soetomo dan hasil
pengkajian kasus pasien.
2.1 Hasil Pengkajian Ruangan
2.1.1 Visi, Misi, dan Motto
Visi RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Menjadi rumah sakit yang terkemuka dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian di kawasan Internasional dengan ciri keluaran AIEEMMM, yaitu aman,
informatif, efektif, efisien, mutu, manusiawi dan memuaskan.
Misi RSUD Dr.Soetomo Surabaya
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif,
efektif, efisien dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial.
2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan
tertinggi dengan menggunakan teknologi terkini.
3. Membangun sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang profesional,
akuntabel, yang berorientasi pada serta mempunyai integritas tinggi dalam
memberikan pelayanan.
4. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima
berdasarkan standar nasional dan internasional.
5. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan
teknologi di bidang kedokteran dan dan pelayanan perumahsakitan.
Motto RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Motto RSUD Dr.Soetomo adalah “Saya senantiasa mengutamakan
kesehatan penderita”
Visi Instalasi Rawat Inap Palem II
Menjadi ruang Palem II ruang yang bersih, aman dan nyaman di
lingkungan rumah sakit.
5
Misi Instalasi Rawat Inap Palem II
1. Meningkatkan kesadaran dan kerjasama antara petugas, pasien dan keluarga
dalam menjaga kebersihan lingkungan
2. Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan tenang dalam
meningkatkan pelayanan
3. Meningkatkan kesejahteraan melalui usaha bersama dalam memenuhi
kebutuhan ruangan
4. Mengutamakan pelayanan dan kesembuhan pasien di atas segalanya
Tujuan Khusus Unit Keperawatan: Ruang Palem II
1. Memenuhi kebutuhan dasar klien (bio, psiko, sosio, spiritual) pada pasien
dengan Tb Paru, Tumor Paru, CAP, Efusi Pleura, PPOK, Status Asmaticus
tanpa membedakan agama, ras, dan golongan.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
3. Mengurangi angka kesakitan/ menurunkan angka kematian.
4. Menciptakan suasana kekeluargaan antara petugas, klien dan keluarga
5. Membatasi kecacatan
6. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah yang timbul baik
yang actual maupun yang potensial.
2.1.2 Identifikasi Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan. Ruang Palem II memiliki tenaga perawat sebanyak 11 orang dimana
S1 Keperawatan 2 orang (18,18%) dan jumlah tenaga DIII Keperawatan sebanyak
9 orang (81,81%). Selain itu, Ruangan Palem II memiliki beberapa tenaga
keperawatan yang telah mengikuti pelatihan.
6
1. Struktur Organisasi
Gambar 2.1 Bagan struktur organisasi Ruang Palem II RSUD Dr. SoetomoSurabaya
Keterangan :
: Garis Komando : Garis Koordinasi
2. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan di Palem II sudah cukup memenuhi kualifikasi RSUD
Dr. Soetomo, dimana hampir seluruh perawat Ruang Palem II sudah mendapatkan
pelatihan seperti pelatihan PKMRS, AT, CI, BLS, Dalin, transfusi, PPOSR,
Paliatif, P3KRS, Flu burung, Manajemen, LKE, LSH. Tetapi untuk kualifikasi
sebagai sebuah parameter peningkatan pelayanan masih belum memadai, karena
baru 2 orang yang mempunyai jenjang pendidikan S1 Keperawatan. Kemampuan
dalam bidang keperawatan maupun kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada
umunya perawat di Ruang Palem II mempunyai kemampuan yang bagus. Karena
kolaborasi yang terbangun dengan petugas medis lain sangat baik. Dari segi
kedisiplinan, keinginan untuk berubah, ketepatan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai standar masih cukup baik. Kegiatan dalam perawatan, seperti
pemasangan infus dan mengambil darah, sudah menggunakan universal
precaution.
Kepala Ruangan
Tata usaha
Wakil Kepala Ruangan
Perawat Pelaksana
Pekarya kesehatan
Pekarya rumah tangga
7
3. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 2.1 : Tenaga Non Keperawatan di Ruang Palem II RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1
2
3
4
Tata Usaha (Medical record)
Pekarya Kesehatan
Pekarya RT
Cleaning Service
1 orang
8 orang
2 orang
2 orang
PNS
PNS dan harian
PNS
Out Sourcing
4. Tenaga Medis
Tabel 2.2 : Tenaga Medis di Ruang Palem II RSUD Dr. Soetomo Surabaya
No Kualifikasi Jumlah
1
2
3
Dokter PPDS Chief
Dokter PPDS supervisor
Dokter PPDS
2
2
10
5. Rencana Pengembangan staf tahun 2011-2012
Tabel 2.3 : Rencana Pengembangan staff tahun 2010-2011 di Ruang PalemII RSUD Dr. Soetomo Surabaya
6. Persentase Kasus Terbanyak Di Ruang Palem II
Tabel 2.4 : Kasus Terbanyak di Ruang Palem II RSUD Dr. SoetomoSurabaya pada studi pendahuluan 4 Oktober 2012.
No Klasifikasi Penyakit
1
2
3
4
5
Tuberculosis
Ca Paru
Pneumonia
Status asmatikus
Tumor paru
6. PPOK
7. TB sequale
8. TB MDR
9. Pneumothorak
10. TB Millier
No Kegiatan 2011 2012
1
2
Peningkatan tingkat pendidikan S1 Keperawatan
Pelatihan auditor, CI, Managemen Bangsal,
LSH, PKMRS
0
5
2
5
8
7. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat 2012
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan
tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut
Douglas (1984), klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu:
a. Perawatan Minimal (minimal care) yang memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
b. Perawatan Intermediate (partial care) yang memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan Maksimal (total care) yang memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
(Nursalam, 2002 : 157)
Menurut Konsep Penghitungan Ketenagaan (Ratna Sitorus, 2006 : 28),
tingkat ketergantungan pasien di Ruang Palem II secara menyeluruh tanggal 4
Oktober 2012 sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga perawat secara keseluruhan :
Klasifikasi
pasien
Jumlah
pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Pagi Sore Malam
Minimal care 10 10 x 0.17 = 1,7 10 x 0.14 = 1,4 10 x 0,07 = 0,7
Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total care 1 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,3= 0,3 1 x 0,20 = 0,2
Total 13 2,6
3
2,0
2
1,1
1
Total tenaga perawat :
Pagi : 2,6
Sore : 2,0
Malam : 1,1 +
Total : 5,7 = 6 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
86 x 6
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 6
perawat + 2 orang struktural (karu dan wakaru) + 2 orang lepas dinas = 10 orang.
= 1,73 orang = 2 orang297
9
8. Bed Occupation Rate (BOR)
Menurut Hasil pengkajian yang dilakukan di Ruang Palem II RSUD dr.
Soetomo Surabaya tanggal 4 Oktober 2012, maka dapat dihitung laju penggunaan
tempat tidur adalah sebagai berikut :
No. ShiftJumlahPasien
Jumlah bedruang
BOR
1.
2.
3.
Pagi
Sore
Malam
27
27
27
30
30
30
90%
90%
90%
BOR rata–rata 90%
9. Gambaran ALOS di Ruang Palem II
Berdasarkan data pada bulan Oktober 2012 di Ruang Palem II jumlah total
lama hari dirawat sebesar 639 hari, sedangkan jumlah total pasien yang keluar
hidup sebesar 67 orang dan 11 orang meninggal dunia, sehingga ALOS ruang
Palem II saat ini sebesar 8-9 hari
2.1.3 Identifikasi Sarana dan Prasarana (M2/ Material)
Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2012 data yang
didapat adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi Ruang Palem II RSU Dr. Soetomo terletak di lantai 3 dengan batas –
batas sebagai berikut:
1) Sebelah Barat berbatasan dengan ruang dokter spesialis dan PPDS Paru
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang Palem I
Ruang Palem II terbagi menjadi 5 ruang yaitu area kelas I, area kelas II, area
kelas III, ruang MDR dan RPI. Ruangan sebelah barat pintu utama adalah ruang
kelas I dan RPI sedangkan ruangan sebelah timur dekat tangga adalah ruang kelas
III. Ruang kelas II berada di sebelah timur ruang kelas I dan RPI. Depo farmasi
berada di dalam ruang kelas I. Sebelah selatan ruangan adalah ruangan supervisor
dan ruang kepala ruangan. Bagian utara ruangan terdapat musholla untuk pegawai
dan spoelhoek. Bagian belakang/timur ruangan terdapat dapur, ruang ganti
petugas, kamar mandi petugas, kamar mandi pasien dan ruang ujian DM.
10
2. Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari kamis tanggal 4 Oktober 2012,
didapatkan gambaran linruang Palem II lingkungan kerja dengan rincian sebagai
berikut:
a. Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di Ruang Palem II:
No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan
1 Alat TIP 1 buah Rusak Diperbaiki/dibelikan baru2 Continous Suction 1 buah Baik Tidak ada usulan3 Infus Pump 1 buah Baik Tidak ada usulan
4 Monitor kardio pulponal 2 buah Baik Tidak ada usulan
5 Nebulizer 2 buah Baik Tidak ada usulan
6 Saturasi 1 buah Baik Tidak ada usulan7 Suction Pump 2 buah Baik Tidak ada usulan8 Syiringe Pump 2 buah Baik Tidak ada usulan
9 Ventilator 1 buah Rusak Dibelikan baru
10 WSD set 1 buah Baik Tidak ada usulan11 Spirometer nonTB 1 buah Baik Tidak ada usulan12 Viewer Box 2 buah Rusak Dibelikan baru
13 PFK TB 1 buah Rusak Dibelikan baru
14 PFK Non TB 1 buah Rusak Dibelikan baru
15 Ambu bag 5 buah Baik
16 Bak injeksi 3 buah Rusak Dibelikan baru
17 Bak Instrumen 5 buah Baik Tidak ada usulan
18 Bed lajur 1 buah Rusak Dibelikan baru
19 Bengkok 5 buah Baik Tidak ada usulan20 Brancard 2 buah Rusak Dibelikan baru21 Cucing 5 buah Baik Tidak ada usulan
22 Dressing card 5 buah Baik Tidak ada usulan
23 Emergency kit 2 buah Rusak 1 Dibelikan baru
24 Gerusan obat 1 buah Baik Tidak ada usulan
25 Gunting AJ 1 buah Baik Tidak ada usulan
26 Gunting nekrotomi 1 buah Rusak Dibelikan baru
27 Hb meter 1 buah Baik Tidak ada usulan
28 Injeksi pump 3 buah Baik Tidak ada usulan
29 Set rawat luka 2 buah Baik Tidak ada usulan
30 Kereta alat tenun 1 buah Baik Tidak ada usulan
31 Kereta injeksi 3 buah Rusak Dibelikan baru32 Kereta injeksi sitostatika 1 buah Baik Tidak ada usulan33 Kereta makan 2 buah Rusak 1 Dibelikan baru
34 Kereta pakaian 1 buah Baik Tidak ada usulan
35 Kereta snack 1 buah Rusak Dibelikan baru
36 Kereta Verbending 1 buah Rusak Dibelikan baru
37 Kipas angin dinding 9 buah Rusak 3 Dibelikan baru38 Kom tutup 3 buah Rusak 1 Dibelikan baru39 Korentang 2 buah Rusak Dibelikan baru
11
No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan
40 Kursi bundar 15 buah Baik
41 Kursi kerja karyawan 15 buah Baik Tidak ada usulan
42 Kursi pasien 10 buah Baik Tidak ada usulan
43 Kursi roda 4 buah Baik Tidak ada usulan44 Lampu tindakan 1 buah Baik Tidak ada usulan
45 Manometer O2 sentral 14 buah Rusak 2 Dibelikan baru
46 Manometer O2 tabung 3 buah Baik Tidak ada usulan47 Meja kerja 5 buah Rusak 1 Dibelikan baru48 Meja pasien tertutup 14 buah Rusak 3 Dibelikan baru49 Papan baca foto/foto chart 2 buah Baik Tidak ada usulan
50Papan observasi/ papandada
10 buah Baik Tidak ada usulan
51 Pinset anatomi 2 buah Baik Tidak ada usulan52 Pinset sirurgis 2 buah Baik Tidak ada usulan53 Senter 1 buah Baik Tidak ada usulan54 Sketsel pasien 3 buah Baik Tidak ada usulan55 Standart infuse 13 buah Baik Tidak ada usulan56 Standart O2 transport 3 buah Baik Tidak ada usulan57 Tabung O2 besar 3 buah Baik Tidak ada usulan58 Tabung O2 kecil 1 buah Baik Tidak ada usulan59 Tempat tidur krank 6 buah Baik Tidak ada usulan60 Tensimeter 4 buah Rusak Dibelikan baru61 Tensimeter dinding 4 buah Rusak Dibelikan baru62 Thermometer manual 4 buah Rusak Dibelikan baru63 Thermometer digital 2 buah Rusak 1 Dibelikan baru64 Timbang tinggi badan 1 buah Baik Tidak ada usulan65 Timbangan badan 1 buah Baik Tidak ada usulan66 Trocard 1 buah Rusak Dibelikan baru67 Tromol (17 cm x 13,5cm) 2 buah Rusak Dibelikan baru68 Tromol (12 cm x17cm) 2 buah Rusak Dibelikan baru69 Tromol (22 cm x 21 cm) 2 buah Rusak Dibelikan baru
70Tromol WSD (48cm x 48cm)
1 buah Rusak Dibelikan baru
71 Tromol besar 1 buah Baik72 Tromol handscon 1 buah Rusak Dibelikan baru73 Tromol kasa besar 1 buah Rusak Dibelikan baru74 Tromol kasa kecil 1 buah Rusak Dibelikan baru75 Tromol kecil 1 buah Baik76 Tromol kotak kecil 1 buah Rusak Dibelikan baru77 Tromol sedang 1 buah Rusak Dibelikan baru78 Urinal stainlestil 4 buah Baik Tidak ada usulan79. Alat faal paru 1 buah Baik Tidak ada usulan80 Almari kayu jati lokal 1 Baik Tidak ada usulan81 Almari pasien kayu 10 baik Tidak ada usulan
12
b. Administrasi penunjang
1) Buku serah terima obat 1 buah
2) Buku injeksi 2 buah
3) Buku pasien baru 1 buah
4) Buku rincian ongkos perawatan 1 buah
5) Ekspedisi pasien pulang Askes/Maskin 1 buah
6) Buku ekspedisi resume medis 1 buah
7) Buku ekspedisi pasien Astek 1 buah
8) Buku ekspedisi foto 1 buah
9) Buku ekspedisi laboratorium 1 buah
10) Buku ekspedisi konsul 1 buah
11) Buku ekspedisi TB MDR 1 buah
12) Buku pembagian jatah pasien untuk perawat 1buah
13) Buku ekspedisi pinjam alat 1 buah
14) Serah terima obat dan alat RPI 1 buah
15) Buku – buku Protap dan Acuan
a) Buku protap rekam medik
b) Protap keperawatan
(1) Rekam Medis (pencatatan berkas rekam medis pasien rawat
inap)
(2) Rekam medis (Coding Rawat Inap)
(3) Rekam medis (pemantauan perawatan ulang pasien rawat inap)
(4) Ketua tim perawatan
(5) Wakil Kepala Ruangan I
(6) Wakil kepala Ruangan II
(7) Perawat/Bidan pelaksana
(8) Pembimbing siswa/mahasiswa
(9) Perawat penanggung jawab sore/malam
(10) Pelaksana tata usaha kantor bidang perawatan
(11) Pelaksana tata usaha ruang rawat inap
(12) Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di unit
perawatan
13
(13) Pekarya rumah tangga di unit perawatan RS
(14) Penanganan peralatan makan-minum pasien penyakit menular
(15) Pembuatan larutan klorin 0,5 %
(16) Mencuci tangan
(17) Pemberian O2 nasal
(18) Pembuangan cairan tubuh pasien flu burung
(19) Penerimaaan pasien baru
(20) Injeksi sub kutan
(21) Injeksi intravena
(22) Injeksi intra cutan
(23) Injeksi intramuscular
(24) Sikap atau posisi fowler
(25) Mengatur posisi Trendelenberg
(26) Pingiriman linen kotor dan pengambilan linen bersih di AI
(27) Cara mengambil darah vena
(28) Postural drainage
(29) Menimbang berat badan bayi (0-11)
(30) Menolong pasien BAK atau BAB
(31) Mengukur suhu rectal
(32) Mengukur suhu aksila
(33) Mengukur tekanan darah
(34) Menghitung denyut nadi
(35) Memberikan oksigen dengan ventury mask
(36) Pemberian obat per syringe pump
(37) Prosedur pemasangan infuse
(38) Mengukur cairan yang masuk atau keluar
(39) Perawatan luka bersih
(40) Memasnag kateter
(41) Pemberian nebulizer dan perawatannya
(42) Penghisap lender
(43) Melakukan clapping
(44) Perawatan tracheostomy
14
(45) Memberikan oksigen masker
(46) Pemasngan NGT
(47) Pemberian makanan dan minuman melalui pipa lambung
(48) Memelihara dan memotong kuku
(49) Memelihara rambut
(50) Perawatan jenazah dan transportasi jenazah
c. Alur Pengadaan Barang di Ruang Palem II
Gambar 2.2 Alur Pengadaan Barang di Ruang Palem II RSUD Dr.Soetomo
Alat – alat habis
pakai (Alkohol,
betadin, dll)
R K B U
Farmasi
Kepala Ruang I P
S
Perbaikan
alat
elektronik
yang rusak
IRNA MEDIK
Logistik Yanmed
Pengadaan alat
kantor dan kebutuhan
rumah tangga
Alat – alat
medis
A T K IRNA
Medik
15
d. Inventaris Alat Tenun
No Nama Barang JumlahK o n d i s i
B a i k R u s a k1 Baju dan sarung pasien 50 buah 15 buah 35 buah2 Laken 30 buah 15 buah 15 buah3 Laken biru 30 buah - 15 buah4 Laken hijau 15 buah - 25 buah5 Sarung bantal putih 30 buah 15 buah 15 buah6 Selimut 30 buah 15 buah 15 buah7 Stik laken 30 buah 15 buah 15 buah8 Taplak meja pasien 30 buah 15 buah 159 Topi + masker + skort 3 buah 3 buah -
e. Daftar kalibrasi Alat Kesehatan
No Tanggal Nama Barang Jumlah
1 8 September 2011 Nebulizer 22 8 September 2011 Monitor 23 8 September 2011 Infus Pump 14 8 September 2011 Syring Pump 35 8 September 2011 Suction Thorax/Bullow 46 8 September 2011 Flow 137 9 Agustus 2010 Ventilator 18 9 Agustus 2010 Monitor EKG 19 9 Agustus 2010 Suction Aparat 210 9 Agustus 2010 WSD Suction 411 9 Agustus 2010 Timbangan 1
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang
Palem II belum memenuhi jumlah standar yang ditetapkan oleh RSUD Dr.
Soetomo. Tidak semua peralatan ada standar jumlahnya dan tidak semua alat yang
ada standar jumlahnya tersedia di ruangan sehingga peralatan di ruangan masih
perlu ditambah sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit. Alat –
alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh ruangan sesuai
kebutuhan klien. Sebagian besar peralatan dalam keadaan baik, namun terdapat
juga beberapa peralatan dalam keadaan rusak ringan bahkan sampai rusak berat.
Untuk peralatan yang tidak ada standar jumlahnya selama ini untuk
mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria kecukupan penggunaan dalam
kegiatan sehari – hari. Berdasarkan informasi dari Kepala Ruangan, pengadaan
alat – alat kesehatan di Ruang Palem II dikoordinasi oleh Wakil Kepala Ruangan
bekerjasama dengan bagian inventaris barang.
16
2.1.4 Identifikasi Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Metode)
1. Penerapan Pemberian Model Praktik Keperawatan Profesional (MAKP)
Dari hasil pengkajian data tanggal 4 Oktober 2012 kepada perawat Ruang
Palem II, Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang Palem II
menggunakan MAKP moduler, yaitu tim-primer dengan kepala ruangan adalah
seorang S1 Keperawatan yang berpengalaman, dan Perawat Associate adalah D
III Keperawatan. MAKP moduler diterapkan dengan adanya 2 tim, dimana
masing-masing tim terdiri dari 1 perawat primer dan 1 perawat associate. Tim 1
mempunyai tugas pada ruang Kelas III dan MDR sedangkan TIM 2 bertanggung
jawab pada Kelas I, II, dan RPI. Perawat primer hanya dinas pada shift pagi
sedangkan untuk shift sore dan malam yang bertugas merupakan perawat
associate. Pada MAKP moduler terdapat pembagian tugas jelas antara perawat
primer dengan perawat associate. Dari 11 perawat Ruang Palem II, sebanyak 5
orang perawat telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan.
2. Timbang Terima
Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas dan juga kepala
rungan kecuali untuk shift sore dan malam timbang terima tanpa dihadiri kepala
ruangan. Timbang terima pada shift pagi dan sore dilakukan di ruang kepala
ruangan, sedangkan pada shift malam operan langsung dilakukan bersamaan
dengan validasi ke bed pasien. Prinsip operan di Ruang Palem II pada dasarnya
sudah sesuai dengan prosedur timbang terima, yaitu pasien yang dioperkan adalah
pasien yang baru masuk, pasien yang sudah beberapa hari di ruangan tetapi
memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta membutuhkan observasi
lebih lanjut. Untuk pelaporan secara lisan saat pelaksanaan timbang terima masih
belum lengkap karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Timbang terima dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan
kemudian di pimpin berdoa oleh kepala ruangan dan perawat primer dipersilahkan
mengoperkan pasiennya kepada perawat associate. Isi pelaporan timbang terima
masih kurang lengkap yaitu hanya berupa jumlah pasien, identitas pasien,
diagnosa medis, keluhan penderita, tanda-tanda vital, intervensi kolaborasi dan
rencana tindakan selanjutnya (terkait hal medis, seperti pemeriksaan lab, foto,
dll.). Untuk data subjektif, objektif, masalah keperawatan, dan intervensi mandiri
17
perawat yang dilaporkan secara lisan masih insidentil tapi sudah terdokumentasi
dengan cukup baik, tetapi kurang lengkap. Setelah dilakukan pelaporan timbang
terima secara lisan, dilakukan validasi ke pasien secara bersama-sama.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang terima yang
sudah disediakan oleh ruangan. Tanda tangan yang tercantum dalam buku tanda
tangan perawat yang bertugas, tanpa tanda tangan dari perawat jaga selanjutnya.
3. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan di Ruang Palem II belum dilaksanakan secara optimal.
Jika ada pasien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan, perawat hanya mengkomunikasikan hal tersebut
pada dokter yang merawat dan tidak dengan tim kesehatan yang lain, seperti ahli
gizi, apoteker, radiologis, dan fisioterapi. Salah satu kendala pelaksanaan ronde
keperawatan di ruang Palem II tidak dilakukan karena mayoritas perawat belum
memahami tentang ronde keperawatan itu sendiri, waktu dan tenaga tidak
memungkinkan untuk di lakukannya ronde keperawatan.
4. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang kami lakukan pada tanggal 4 Oktober 2012
supervisi yang dilakukan di Ruang Palem II itu meliputi supervisi yang terjadwal
dan yang tidak terjadwal, supervisi yang terjadwal dilakukan secara periodik
sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Keperawatan Irna Medik
untuk menilai kinerja perawat secara umum serta audit internal di ruangan Palem
II. Supervisi juga dilakukan secara tidak terjadwal yang dilakukan juga oleh
Kepala Perawatan Irna Medik untuk melihat kinerja perawat dan kekurangan yang
ada di ruangan. Supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan tidak terjadwal
untuk menilai kinerja perawat ruang Palem II saat melakukan tindakan
keperawatan apakah sudah sesuai dengan protap yang ada serta pendokumentasian
proses keperawatan. Tidak terdapat format penilaian yang baku, terstruktur, dan
dokumentasi supervisi, hasil supervisi di kemukakan pada saat timbang terima
dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan DP3 (Daftar Penilaian
Prestasi Pegawai).
18
5. Discharge Planning (DP)
Discharge planning di Ruang Palem II sudah dilakukan hampir pada
semua pasien yang akan pulang dengan lisan oleh perawat ataupun dokter dengan
dilampirkan lembar Dischage Planning, tetapi discharge planning tidak dilakukan
mulai dari awal pasien masuk rumah sakit. Proses pelaksanaan DP dilakukan di
nurse station atau di bed pasien dengan cara memanggil keluarga dan pasien.
Kartu DP sudah ada dengan isi sesuai dengan standart: Identitas pasien, tanggal
kontrol, aturan diet, obat, perawatan luka di rumah, aktifitas dan istirahat,
perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Dalam DP tidak
ada leaflet dan penjelasan terkait perawatan lanjutan selama pasien dirumah. DP
dilakukan oleh perawat dan terkadang oleh dokter tepat saat pasien dinyatakan
boleh pulang. Beberapa kendala ini disebabkan oleh kurangnya ketenagaan di
ruangan terutama pada pasien yang pulang pada saat shift sore dan shift malam
dimana tenaga perawat lebih sedikit yang bertugas.
6. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di Ruang Palem II sudah dilakukan dengan modifikasi,
untuk pasien askes maskin, askes PNS, askes swasta, ASTEK dan PKS. Baik obat
oral maupun obat injeksi telah dilakukan sistem sentralisasi dengan program yang
disebut UDD (unit dose dispensing) namun pada prakteknya masih menggunakan
ODD (one day dose). Sedangkan pasien biaya sendiri (umum) sentralisasi obat
dilaksanakan berdasarkan persetujuan pasien, bila pasien tidak setuju maka obat
dikelola oleh pasien tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Alur sentralisasi obat
adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh keluarga untuk
mengambil resep ke depo farmasi. Setelah itu berdasarkan resep obat diserahkan
depo ke perawat dalam kemasan perdosis pemberian dengan tanda bukti lembar
serah terima obat namun belum ada informed concent tentang sentralisasi obat
dari depo farmasi ke pasien. Terdapat format pencatatan jenis obat dan jadwal
pemberiannya ke pasien serta nama perawat yang bertugas memberikan obat
sehingga obat apa saja yang sesudah diberikan dapat terdokumentasikan. Jumlah
obat oral dan injeksi yang diserahkan adalah dosis obat untuk 2 atau 3 kali
pemberian dalam waktu 24 jam berdasarkan kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil
observasi dengan bagian farmasi didapatkan data bahwa depo farmasi Ruang
19
Palem II telah terdapat form pemberian obat yang berisikan daftar obat untuk
injeksi dan oral. Berdasarkan hasil kuesioner 100% perawat mengatakan farmasi
menyediakan obat setiap pasien sesuai dengan advis dokter, sedangkan dalam
pengelolaan maupun pendistribusian dilakukan oleh perawat, untuk pelaksanaan
penerimaan obat dari depo farmasi sampai ke pasien juga sudah
terdokumentasikan.
7. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada medical record (status)
didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Palem II adalah sistem SOR
(Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,
perawat, ahli gizi dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh
status pasien yang ada, didapatkan:
Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi yang pelaksanaannya tidak
sesuai standar pendokumentasian yang telah ditetapkan.
Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan pendokumentasian
mencakup asuhan keperawatan mulai dari keluhan utama, data subjektif, data
objektif, tindakan keperawatan dan evaluasi namun dalam pelaksanaannya,
dokumentasi pada implementasi hanya berisi jawaban intruksi dokter.
Rekam Medik disusun sesuai urutan berdasarkan nomor register dan identitas
pasien tidak dicantumkan, jam pendokumentasian belum ada dan keluhan
pasien tidak disebutkan.
Kelengkapan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan mencapai 13 %
Beberapa pendokumentasian yang dilaksanakan berdasarkan syarat LARB
(Langsung, Aktual, Relevan, dan Baru)
Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan
pada lembar rekam medis dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan
keperawatan pada rekam medis terkait advice dari dokter, sedangkan pada format
pencatatan askep meliputi diagnosa dan intervensi serta evaluasi keperawatan.
20
Lembar observasi pasien belum tertempel pada bed pasien masing-masing pada
ruang elektif.
Tabel 2.5 : Uraian Lembar Dokumentasi Ruang Palem II
No URAIAN BAGAN SUMBER
1Lembar penerimaan pasien baru, lembar pernyataanpersetujuan atau penolakan (RM 1)
TU
2 Merupakan lembar masuk dan keluar rumah sakit (RM 1a) Dokter
3 Merupakan lembar sebab kematian (RM 2) Dokter
4 Lembar penempelan surat (MRS,rujukan dll) (RM 3) Perawat
5 Daftar masalah (RM 4) Dokter
6 Lembar Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik (RM 5) Dokter
7 Lembar catatan kemajuan (perjalanan penyakit) (RM 6) Dokter
8 Lembar instruksi dokter dan laporan perawat (RM 7)Perawat/Dokter
9 Lembar penempelan hasil pemeriksaan penunjang (RM 8)Perawat/Dokter
10 Lembar konsultasi (RM 9)Perawat/Dokter
11 Lembar daftar pengamatan intensif (RM 10) Perawat
12 Lembar grafik suhu, tensi dan nadi (RM 11) Perawat
13 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit) (RM 12) Dokter
14 Lembar penolakan tindakan (RM 14)Perawat/Dokter
8. Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, proses penerimaan
pasien baru yang datang di ruangan ini, sudah dilakukan kegiatan PPB
(penerimaan pasien baru). Alur dari pelaksanaan pasien baru disini sudah sesuai
teori, hanya saja dari segi pengorganisasian (pelaksana) masih kurang sesuai
dikarenakan keterbatasan tenaga. Sarana prasarana yang dibutuhkan dalam PPB
menurut teori baru yaitu:
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan
3. Nursing kit
21
4. Lembar informed consent sentralisasi obat
5. Lembar tingkat kepuasan pasien
6. Kartu penunggu pasien
Jika melihat sarana prasarana yang dibutuhkan seperti di atas, di ruang
Palem II ini belum terdapat lembar tingkat kepuasan pasien.
Adapun teknis pelaksanaan PPB di ruang Palem II adalah bila ada pasien datang,
perawat akan menyiapkan tempat tidur pasien, lembar pasien masuk RS,
memperkenalkan diri, melakukan anamnesa pasien, memperkenalkan aturan
rumah sakit dan memberikan petunjuk keadaan ruang perawatan Palem II. Akan
tetapi tidak semua perawat melakukan perkenalan diri, aturan RS dan petunjuk
keadaan ruang. Pasien baru yang datang diorientasikan secara lisan berdasarkan
format penerimaan pasien baru yang berisi identitas pasien, dokter yang
bertanggung jawab, perawat yang bertanggung jawab.
2.2 Hasil Pengkajian Kasus Pasien
Ny. E usia 37 tahun seorang IRT dirawat di Ruang Palem 2 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya tanggal 1 Otober 2012 karena mengeluh sesak napas 2 bulan
SMRS, batuk (+), nafsu makan menurun, BB turun, demam (-) dengan suhu 36oC,
benjolan di leher dan ketiak (-). Klien dirawat dengan diagnosa medis tumor paru
(D), atelektasis (D), S. metastase paru (S). Pasien saat ini mengeluhkan sesak,
nyeri dada pada saat batuk, nyeri pada perut dan mual.
Adapun hasil pengkajian lengkap terhadap Ny. E adalah sebagai berikut :
1. Riwayat penyakit dahulu : klien pernah dirawat sebelumnya di RS
Muhammadiyah Lamongan dengan penyakit yang sama dan dipasang selang
di paru kanan pada bulan Mei 2011.
2. Riwayat penyakit keluarga : tidak terdapat penyakit keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
B1 : RR 28 x/menit dengan O2 masker 3 lpm, keluhan batuk produktif, sekret
warna kehijauan. Bentuk dada asimetris, pergerakan dinding dada asimetris
(bagian kanan tertinggal), terdapat retraksi otot bantu nafas intercostae,
fremitus raba menururn pada paru kanan.
22
Perkusi : redup + - Auskultasi : ves -
+ - -
Masalah keperawatan:
B2 : TD: 100/60 mmHg, nadi: 80x/menit, irama jantung reguler, CRT <3
detik, S1S2 tunggal, klien mengeluh nyeri dada saat batuk, akral hangat dan
basah, anemis (-).
Masalah keperawatan:
B3 : status kesadaran klien compos mentis dengan GCS 4 5 6
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah
B4 : klien minum air kurang lebih satu botol air mineral besar tidak habis,
urin warna kuning normal.
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah
B5 : Mulut bersih, mukosa lembab, abdomen supel, nafsu makan menurun,
klien dan keluarga mengatakan berat badan klien menurun, peristaltik usus
4x/menit. Klien mengeluh nyeri pada perut dan mual. Beberapa alternative
pemberian makanan sudah dicoba namun tidak berhasil, klien hanya mau
makan 1 sendok.
Masalah keperawatan: Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
B6 : Kekuatan otot klien mengalami penurunan, namun klien masih dapat
mengambil minum sendiri. Tidak terdapat oedem pada kedua ekstremitasnya.
Turgor kulit tampak menurun
4. Pengkajian Psikososial :
Klien menunjukkan sikap kooperatif saat diajak berkomunikasi. Klien
mengatakan dirinya baru tahu kalau menderita penyakit seperti ini, dan harus
mengalami berbagai pemeriksaan diagnostik. Klien juga mengatakan takut
karena diberitahu bahwa kemungkinan pula akan dilakukan kemoterapi jika
hasil pemeriksaan menunjukkan ada metastase.
23
5. Personal Hygiene dan kebiasaan :
Dibantu keluarga
6. Hasil laboratorium BGA tanggal 4-10-2012:
pH 7,41
pCO2 31 mmHg
pO2 56 mmHg
HCO3 19,6 mmol/L
Be -5 mmol/L
AADO2 54 mmHg
7. Hasil pemeriksaan foto thorax AP (1-10-2012): simetris
Cor : batas jantung kanan-kiri tertutup perselubungan
Pulmo : tampak perselubungan dengan airbronchogram pada parahiler-
paracardial kiri, paru kanan tertutup perselubungan.
Sinus phrenicocostalis kanan AP tertutup perselubungan, kiri tajam.
Tampak perselubungan homogen pada hemithorax bawah.
Tampak trachea tertarik ke kanan dengan penyempitan ICS kanan atas.
Kesan : atelektasis paru kanan DD Schwarte kanan, perselubungan dengan
airbronchogram pada parahiler-paracardial kiri dapat merupakan
DD; peradangan paru dapat merupakan proses spesifik, pneumonia.
8. Hasil laboratorium tanggal 1-10-2012:
LDH 748 U/L 240-480
BUN 23,4 mg/dl 10-20
Albumin 4,37 g/dl 3,4-5
Glukosa 119 mg/dl 40-121
Kreatinin serum 0,95 mg/dl 0,5-1,2
SGOT 28 U/L <38
SGPT 19 U/L <41
Na 133 mmol/L 136-144
K 4,4 mmol/L 3,8-5
Cl 91 mmol/L 97-103
WBC 15,7x103/uL 4,5-10,5
RBC 5,35x106/uL 4-6
PLT 488x103/uL 150-450
24
9. Terapi saat ini (tanggal 5-10-2012):
O2 nasal 3 lpm
PZ:D5 = 1:1 14 tpm
Diet TKTP 2100 kkal/hari
Tablet ranitidin 2x1
Tablet codein 3x1
Syrup antasida 3x1c
Tablet curcuma 3x1
Injeksi ondansentron 3x1 amp IV
10. Rencana pemeriksaan diagnostik:
Sitologi sputum, tumor marker, CT scan (9/10), FNAB (18/10), FOB, USG
abdomen.
11. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : klien mengatakan sesak
DO : RR 28 x/mnt
Terpasang O2 maker3lpm
terdapat retraksi ototbantu nafas intercostae
Massa pada paru
Pengembangan paruturun
Gangguan pola napas
Gangguan pola napas
DS: klien mengatakan nyeripada dadanya saat batuk
DO : bentuk dada asimetris
Pergerakan dada kanantertinggal
Fremitus kanan menurun
Perkusi redup pada sisikanan
Massa pada paru
Menekan dinding dadadada dan diafragma
nyeri
Nyeri
25
DS : klien mengatakan nafsumakan menurun
Keluarga mengatakanberat badan klienmenurun
Keluarga mengatakanklien hanya mau makan1 sendok saja
Klien mengatakan nyeriperut dan mual
DO : peristaltik usus4x/menit.
Klien nampak lemah
Adanya massa pada paru
Menekan diafragma
Menekan lambung
Nyeri & mual
Anoreksia
Perubahan nutrisi
Perubahan nutrisikurang darikebutuhan
DS : klien mengatakan cemasdengan kondisipenyakitnya
Klien mengatakan tidaktahu kalau menderitapenyakit ini dan tidaktahu penyebabnya
DO : klien nampak lesu danmerenung
Massa pada paru
Perawatan danpengobatan
Hospitalisasi
Kurang pengetahuan
cemas
Cemas
26
BAB 3
LITERATURE REVIEW
No Penulis,Tahun
TempatPenelitian
Perlakuan Kontrol Sample Metode Random HasilYang diukur Temuan
1 PenelopeSchofield,MichaelJefford,MarikoCarey,KathrynThomson,et. al,2007.
PeterMacCallumCancerCentre, aspecialistcancerhospital inMelbourne,Australia
Group 2(n=50): pasienyangmenerimakemoterapiuntuk pertamakali,mendapatkanterapi umumdan DVDedukasi
Group 1(n=50):pasien yangmenerimakemoterapiuntukpertama kali,mendapatkanterapi umumsaja
Jumlahsampel100pasiendengankemoterapi untukpertamakali
QuasiEksperimentalDesign
Ya Group 1 dangroup 2 diukurdiseasevariables yaitupersepsi pasiententang tujuantreatment yangditerima “tocure”,”toprevent cancerrecurring”(curative), “tocontrol”(palliative),tingkatkepuasantentanginformasi yangdiberikanperihalkemoterapi,tingkatkecemasanmenggunakanHADS(HospitalAnxiety and
HADS anxiety anddepression scores:tidak ada perbedaanyang signifikan padakedua grup;Self efficacy:perbedaan yangsignifikan pada self-perceived curativepatient pada grup 2terkait self efficacyterhadap pencariansocial support[t(67)= −2.048,p=0.044],dengan pasien yangmenonton DVDmenyatakan lebihpercaya diri untukmencari dukungansosial dibandingkanpasien yang tidakmenonton DVD;SCNS supportive careneeds: tidak ditemukanperbedaan signifikanantara kedua grup, pada
27
No Penulis,Tahun
TempatPenelitian
Perlakuan Kontrol Sample Metode Random HasilYang diukur Temuan
DepressionScale), rasapercaya diridalammenghadapikanker (selfefficacy),kebutuhanyang dirasakanpasienmenggunakanformat TheSupportiveCare NeedsSurvey(SCNS)
kelompok curative danpaliative kebutuhanpsikologis lebih besardaripada kebutuhanyang lain dan seksualadalah jenis suportifcare yang paling kurangdibutuhkan;Tingkat kepuasantentang informasiyang diterima: pasienpaliatif pada grup 2memiliki tingkatkepuasan tentanginformasi efekkemoterapi yang lebihtinggi daripada grup 1[t(29)=2.348, p=0.026].
2 NancyL.N.Stephenson, PhD,RN, CS,Sally P.Weinrich,RN, PhD,FAAN,and AbbasS.
Amedical/oncologyunit in a314-bedhospitalin thesoutheasternUnitedStates
Kelompokkontrolmendapatkanperlakuanrefleksi padapertemuanpertama
Kelompokkontrolmendapatkanperlakuanrefleksi padapertemuankedua
Jumlahsampelpenelitian 23pasiendengankankerpayudaradankankerparu.
Quasi-experimental,pre/post,crossover trial
Ya Tingkatkecemasan :instrumenyangdigunakanTHE VAS
Nyeri:instrumenyangdigunakan
Refleksi kaki yangdiberikan pada sampelmenunjukkan adanyapenurunan kecemasandan nyeri yangsignifikan.
28
No Penulis,Tahun
TempatPenelitian
Perlakuan Kontrol Sample Metode Random HasilYang diukur Temuan
Tavakoli,DrPH,2000
Sebagianbesarsampeladalahwanita,Caucasian, danberusia65 tahunke atas.
The Short-Form McGillPainQuestionnaire(SF-MPQ)