Laporan Jamur Dan Bakteri 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fgh

Citation preview

I. TUJUAN Jamur Menguasai tahapan-tahapan pengembangbiakkan jamur. Menguasai dan terampil membuat media padat, inokulum starter dan media pertumbuhan jamur. Menguasai dan terampilmemilih metoda yang tepat untuk menentukan konsentrasi biomassa jamur. Memahami profil pertumbuhan jamur melalui grafik konsentrasi mikroba (X) terhadap waktu (t). Menguasai dan dapat menentukan fasa-fasa pertumbuhan jamur. Dapat menghitung dan mengevaluasi nilai laju pertumbuhan spesifik ( ) jamur. Bakteri Menguasai tahapan-tahapan pengembangbiakkan bakteri. Menguasai dan terampil membuat media padat, inokulum starter dan media pertumbuhan bakteri. Menguasai dan terampil memilih metoda yang tepat untuk menentukan konsentrasi biomassa bakteri (plating koloni dan optical density menggunakan spektrofotometer). Memahami profil pertumbuhan jamur melalui grafik konsentrasi mikroba (X) terhadap waktu (t). Menguasai dan dapat menentukan fasa-fasa pertumbuhan bakteri. Dapat menghitung dan mengevaluasi nilai laju pertumbuhan spesifik () bakteri.

II. LANDASAN TEORI2.1 Bakteri Escherichia coliEscherichia coli atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis spesies utama bakterigram negatif. Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40C, optimum pada 37C. Pada umumnya, bakteri ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya (Anonim, 2009).2.1.1 Manfaat Escherichia coliBakteri E. coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya.2.1.2 BahayaEscherichia coliDalam jumlah yang berlebihan bakteri E. coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK], umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi bagi wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu arahkan air juga tangan ke arah belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.Sedangkan bakteri Escherichia coli tipe O157:H7 sudah dipastikan berbahaya, E. coli tipe O157:H7 dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah dan asam. Untuk bakteri E. coli yang sedang mewabah di Eropa [Jerman] saat ini belum diketahui jenisnya [kemungkinan tipe O157:H7]. Selain di usus besar bakteri ini banyak juga di alam liar, jadi masak makanan dengan matang dan jaga kebersihan untuk menghindari dampak buruk dari Escherichia coli.2.2 Kinetika Pertumbuhan MikrobaPertumbuhan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu makhluk hidup. Pada dasarnya pertumbuhan yaitu penambahan massa, ukuran, dan jumlah sel. Pada mikroorganisme pertumbuhan sel dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi, jumlah sel bertambah sangat cepat dengan waktu yang cepat pula. Mikroorganisme dapat tumbuh dibawah pengaruh fisik, kimia, dan kondisi nutrient. Pada nutrient yang cocok mikroorganisme menguraikan nutrient dari media dan mengubahnya dalam komposisi-komposisi biologi. Sebagian dari nutrient-nutrient digunakan untuk memproduksi energi dan sebagian lagi digunakan untuk biosintesis dan pembentukkan produk. Pertambahan massa sel seiring dengan waktu dapat digambarkan sebagai berikut:Substrat + Sel/mikroorganisme Mikroorganisme + ProdukPertumbuhan mikroorganisme merupakan contoh yang baik pada suatu reaksi autokatalis. Pertumbuan mikrobial biasanya dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menggandakan massa atau jumlah sel. Waktu ganda massa dapat berbeda dengan waktu ganda sel, karena massa sel dapat meningkat tanpa peningkatan jumlah sel. Laju pertumbuhan ditunjukkan langsung oleh konsentrasi sel dan penambahan jumlah sel (biomassa) yang merupakan keluaran yang normal dari reaksi tersebut. Namun demikian, bila pada suatu lingkungan tertentu interval antara massa sel atau penggandaan jumlah konstan dengan waktu, maka organisme itu tumbuh pada kecepatan eksponensial. Laju pertumbuhan mikroorganisme dicirikan dengan laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate) dinyatakan sebagai berikut: = Cx dimana:Cx= Konsentrasi sel dalam gram/litert= waktu = laju pertumbuhan spesifik dalam jam-1Dengan membuat grafik In Cx terhadap t, maka didapat tg = Metode-metode yang digunakan untuk evaluasi populasi mikroorganisme yaitu:a. Metode langsung: (menggunakan mikroskop) perhitungan jumlah sel, dan countingchamber, selain itu dengan penetapan bahan kering seluler.b. Metode tidak langsung : turbidimetri, spektrofotometri, dan pengenceran.Metode-metode tersebut digunakan untuk memantau dan mengkaji fenomena pertumbuhan mikroorganisme. Untuk lebih jelasnya dapat diamati dengan kurva pertumbuhan yaitu sebagai berikut :

KURVA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

2.2.1 Fasa-fasa pada Kinetika Pertumbuhan

a. Fase LagFase awal adalah fase sejak inokulasi sel pada medium dan merupakan suatu periode adaptasi.Pada fasa ini sebagian besar mikroba menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan barunya dan belum mengadakan perbanyakan sel, bahkan sebagian selnya mati, hanya sel yang kuat saja yang bertahan hidup.Dan sintesis enzim sudah terjadi. Selama fase ini massa sel dapat berubah tanpa adanya suatu perubahan jumlah sel. Dapat juga terjadi fase awal yang palsu bilamana inokulum yang diberikan terlalu sedikit atau mempunyai viabilitas yang rendah. Suatu saat bila perubahan-perubahan telah terjadi, maka sel-sel bergerak kearah fase tumbuh. Fase ini biasanya merupakan fase eksponensial atau fase logaritmik. Ciri daripada fasa ini adalah Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk membelah diri.Faktor penentu fase lag:a. Medium dan lingkungan pertumbuhan: jika medium sama dengan medium sebelumnya, waktu adaptasi pendek atau tidak ada, jika sangat berbeda pelu waktu untuk sintesis enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme (pembentukan enzim induktif).b. Kondisi starter/inokulum Jumlah inokulum; jumlah sel awal yang semakin tinggi mempercepat fase adaptasi. Germinasi spora; bila mikroba yang ditanam pada medium ada dalam bentuk spora dan bukan sel vegetatif maka bila ia ditanam dalam medium dengan kondisi lingkngan yang baik , ia akan berubah menjadi bentuk sel vegetatif dan ini memerlukan sedikit waktu. Mutan yag baru terbentuk perlu waktu untuk adaptasi dengan lingkngan yang baru.b. Fasa Petumbuhan Dipercepat (Decelerated Growth Phase)Pada fasa ini mikroba telah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sel mulai membelah diri dengan kecepatan rendah, ukuran sel dapat mencapai maksimum serta mulai adanya aktivitas metabolisme.c. Fasa Eksponensial (Exponential/ Logarithmic Growth Phase)Pada fasa ini pembelahan mikroba sangat cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Dalam kondisi kultur yang optimum, sel mikroba mengalami reaksi metabolisme yang maksimum. Selama fase logaritma, konsentrasi nutrient esensial ada dalam keadaan cukup jenuh untuk menunjang reaksi-reaksi metabolisme utama dari pertumbuhan. Pada saat ini paling sensitif terhadap lingkunganFase logaritmik dicirikan oleh suatu garis lurus pada plot semilog antara In x melawan waktu. Periode ini adalah keadaan pertumbuhan yang seimbang atau mantap, dengan laju pertumbuhan spesifik. konstan dan selnya membelah diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang.Kekhususan fase logaritmika. Bila populasi sel yang sedang mengalami fasa ini dipindahkan ke dalam medium baru dengan komposisi nutrient dan kondisi lingkungan yang sama maka di dalam medium baru populasi sel ini akan langsung mengalami fasa logaritma tanpa mengawali pertumbuhan dengan fasa pertumbuhan awal/pertumbuhan dipercepat.b. Ditinjau dari sel bakteri secara individual, pada fase ini ukuran sel minimum dengan dinding sel yang tipis, karena sel membelah diri dengan sangat aktif, sintesa makrmolekul dari komponen sel berlomba dengan waktu.d. Fasa Pertumbuhan Diperlambat (Negative Decelerated Growth Phase)Pada fasa ini laju pertumbuhan diperlambat, karena nutrisi dalam medium sudah sangat berkurang, dan adanya hasil-hasil metabolisme yan mungkin beracun atau menhambat pertumbuhan mikroba. Pada fase ini pertumbuhan sel tidak stabil, api jumlah populasi masih naik karena jumla sel yang tumbuh masih lebih banyak daripada jumlah sel yang mati.e. Fasa Stationer (Stationary Phase)Pada fasa ini kecepatan pertumbuhan adalah nol. Jumlah sel baru sebagai hasil reproduksi, seimbang dengan jumlah sel yang mati.Ini menyebabkan grafiknya linier dan sejajar dengan absisnya.Reproduksi sel masih terjadi selama fasa ini menggunakan cadangan makanan yang ada dalam protoplast sebagai building blocks pembangun sel yang baru.Karena kekurangan nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fasa logaritmik.Pada fasa ini lebih tahan terhadap keadaan ekstrim, seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan kimia.Muncul modifikasi struktur biokimiawi sel.Bila dilanjutkan, beberapa kejadian masih mungkin timbul meskipun pertumbuhan telah terhenti, metabolisme dan akumulasi produk masih terjadi di dalam sel atau di dalam cairan. Massa sel total dapat tetap konstan, tetapi jumlah sel hidup cenderung menurun. Pada saat ketahanan hidup menurun, lisis sel mungkin terjadi dan massa sel akan menurunLisis sel akan menyebabkan terjadinya suatu medium yang kompleks dari produk-produk hasil lisis, oleh karena itu suatu pertumbuhan yang sekunder, disebut pertumuhan kriptik akan erjadi. Sering juga terjadi metabolik sekunder yang kurang penting terbentuk oleh enzim-enzim yang sebelumnya tidak terdapat atau tidak berfungsi dalam sel. Selain itu terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel dan kandungan nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel mati dan lainnya tetap tumbuh sehingga jumlah sel menjadi konstan.f. Fasa Kematian DipercepatPada fasa ini jumlah kematian sel mulai dipercepat.g. Fasa Kematian (Death Pahse)Pada fasa ini jumlah sel yang hidup makin lama makin menurun, sedangkan jumlah kematian (mortalitas) sel semakin banyak.Kematian ini desebabkan oleh kondisi lingkungan yang makin memburuk, terutama oleh makin banyaknya akumulasi hasil metabolisme yang toksik terhadap sel (metabolit sekunder). Pada fase ini nutrisi dalam medium sudah habis, energi cadangan dalam sel habis. Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara eksponensial.Lamanya fasa ini tergantung pada species dari mikrobanya dan kondisi lingkungannya sendiri.2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan MikrobaKemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui.Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba:a) Suplai NutrisiMikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini.Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.b) Suhu/TemperaturSuhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme.Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan:1. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolism akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.2. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga,yaitu: Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum (disebut juga suhu inkubasi). Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada diatasnya maka pertumbuhan tidak terjadi. Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan menjadi:

Tabel 1 :Penggolongan Bakteri menurut suhuKelompokSuhu Minimumsuhu OptimumSuhu Maksimum

Psikrofil- 15o C.10o C.20o C.

Psikrotrof- 1o C.25o C.35o C.

Mesofil5 10o C.30 37o C.40o C.

Thermofil40o C.45 55o C.60 80o C.

Thermotrof15o C.42 46o C.50o C.

Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:a. Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20 menit.b. Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.c. Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.

c) Keasamanatau Kebasaan (pH)Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8,08,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.

d) Ketersediaan OksigenMikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi: Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas. Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas. Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas. Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.e) Kadar AirAir sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba, air tidak hanya komponen utama dari pada plasma sel mikroba, namun air penting bagi pelarutan makanan sebelum makanan tersebut dapat diserap oleh sel. Selain itu juga kekurangan air dapat menyebabkan kekeringan sel sehingga dapat mematikan mikrobaf) CahayaKebanyakan mikroba dapat dirusak oleh cahaya tak langsung dari matahari dan dalam waktu beberapa jam saja dapat dapat dimatikan oleh cahaya yang langsung mengenainya. Sinar violet, ultraviolet, dan biru sangat kuat untuk mematikan pertumbuhan mikroba.g) Tekanan OsmawaSel-sel mikroba dibalut oleh suatu membran yang semifermiabel.Membran ini dapat melewatkan air masuk ke dalam sel begitu pula sebaliknya membrane ini mampu menahan zat-zat yang larut di dalam cairan dimana sel-sel itu berada.Untuk tidak masuk ke dalam sel atau menahan zat terlarut dalam sitoplasma untuk keluar dari sel. Sel-sel merupakan suatu unit osmosis yang kecil yang responsive terhadap perubahan-perubahan pada cairan dalam lingkungan.

III. ALAT DAN BAHAN Bahan yang digunakan Bakteria. Kultur murni bakteri escherichia coli sp.dalam agar miring NA (Nutrient Agar) dengan komposisi : beef ekstrak 3 gr, pepton 10 gr, NaCl 5 gr, agar bacto 18 gr, aquadest 1000 mL.b. 50 mL media cair untuk starter/ inokulum dari 450 mL media pertumbuhan dengan komposisi:NutrientKonsentrasi (gr)

Sukrosa10

Pepton5

Beef ekstrak3

Yeast ekstrak2

KH2PO41

MgSO4.7H2O0,5

Aquadest500 mL

c. 500 mL air steril untuk pengenceran untuk metoda plating koloni.d. 12 tabung reaksi yang berisi 10 mL media Nutrien Agar (NA) untuk metoda plating koloni.

Jamura. Kultur murni jamur rhizopus oryzaedalam agar miring (Potato Dextrose Agar) dengan komposisi: kentang 200 gr, dextrose 20 gr, agar bacto 16 gr, CaCO3 0,02 gr, MgSO4 0,02 gr, aquadest 1000 mL.b. 500 mL media cair steril untuk starter/ inokulum dengan komposisi:NutrientKonsentrasi (gr)

Sukrosa71

(NH4)CO33,5

KH2PO40,7

MgSO4.7H2O0.5

FeCl30,25 mg

Aquadest500 mL

ZnSO4

c. 1 labu erlemenyer 100 mL yang berisi 50 media cair steril sebagai media pertumbuhan.d. Kertas saring Alat yang digunakan Bakteria. Erlemenyer 1000 mLb. Erlemenyer 100 mLc. Pipet steril 10 mLd. Spectronic 20e. Kuvet spektrofotometerf. Tabung reaksi sterilg. Pembakar spirtush. Incubator shakeri. Jarum ose Jamura. Erlemenyer 100 mL b. Corong gelasc. Neraca analitikd. Ovene. Kertas saringf. Pipet steri 10 mLg. Cawan petr

IV. LANGKAH KERJA Jamur Pembuatan inokulum dan media pertumbuhan

Memasukkan dalam tabung yang berisi kultur murni jamur dan lepaskan sporanyaMenuangkan kedalam media inokulumMemipet 5 mL media cair untuk inokulum

Melakukan samplingMemasukan media inokulum ke dalam media pertumbuhanInkubasi dalam incubator shaker selama 16 jam pada suhu 37C, 150 rpm

Pembuatan kurva pertumbuhan dengan menggunakan metoda berat sel kering

Menuangkan sample sebanyak 10 mL kedalam kertas saringMemberi nomor setiap kertas saring

Menimbang kertas saring dan catat

Keringkan dalam oven selama 36 jam pada suhu 60C

Bakteri Memasukkan kedalam kultur yang berisi bakteri dan melarutkan bakteri yang ada.Memipet 5 mL media cair untuk media inokulumPembuatan inokulum dan media pertumbuhan

Memasukkan inokulum kedalam media pertumbuhan

Inkubasi dan ambil sampleInkubasi selama 12 jam

Pembuatan kurva pertumbuhan bakteri dengan metoda optical density dengan menggunakan spektrofotometer Membuat kurva baku antara berat sel kering X (mg/mL) terhadap absorbansi (A) pada panjang gelombang 620 nm.

Kurva standar absorbansi terhadap berat keringAbsorbansi pada 620 nmBerat sel kering (mg/ml)

0,060,40

0,181,09

0,281,81

0,392,50

0,573,72

0,835,31

0,925,89

1,086,90

1,217,79

1,348,40

Setiap sample mulai to diukur absorbansinya (A) pada panjang gelombang 620 nm, kemudian plotkan pada kurva baku untuk mendapatkan konsentrasi biomassa X (mg/mL). Pembuatan kurva pertumbuhan bakteri dengan metoda planting koloni Mencairkan media NA dan setelah siap tuangkan kedalam cawan petri. Memipet 1 mL sample dan menuangkan ke atas media padat ratakan. Inkubasi selama 24 jam dan hitung koloni yang terbentuk. Melakukan pengenceran pada sample t3 karena sudah mulai pekat.V. DATA PENGAMATAN JamurWaktuBerat kertas saringKertas saring + berat jamurBerat jamur

00,440,59680,1568

10,530,64920,1192

20,420,53920,1192

50,520,68150,1615

80,480,65700,177

110,450,57620,1262

140,560,7330,173

170,3770,49700,12

210,440,640,20

250,44280,580,1428

410,51630,640,1463

190,580,72450,1445

690,450,68650,2365

720,650,8570,207

BakteriAbsorbansiWaktuJumlah koloni (mg/ml)

000,01910828

0,12340,802547771

0,305201,961783439

0,332292,133757962

0,445482,853503185

0,448522,872611465

0,408542,617834395

VI. PENGOLAHAN DATA Bakteri

At (jam)X (mg/ml)ln X

000,01910828-3,95763

0,12340,802547771-0,21996

0,305201,9617834390,673854

0,332292,1337579620,757885

0,445482,8535031851,048547

0,448522,8726114651,055222

0,408542,6178343950,962347

Y = mx + bm = slope ; b = intersepy = 0,059x -1,715= slope=0,059jam

JamurXtln X

0,15680-1,85278

0,11921-2,12695

0,11922-2,12695

0,16155-1,82325

0,1778-1,73161

0,126211-2,06989

0,17314-1,75446

0,1217-2,12026

0,221-1,60944

0,142825-1,94631

0,146341-1,9221

0,144549-1,93448

0,236569-1,44181

0,20772-1,57504

Y = mx + bm = slope ; b = intersepy = 0,027x+0,512= slope=0,027/jam

VII. PEMBAHASANKinetika Pertumbuhan Bakteri Eschericia coliPraktikum kinetika pertumbuhan bakteri ini menggunakan bakteri Eschericia coli karena bakteri ini mudah tumbuh dalam media nutrien sederhana. Media yang digunakan mengandung beef ekstrak, pepton, NaCl, dan aquadest. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampling yang berada dalam shaker incubator sebanyak 7 kali, yaitu pada jam ke 0, 4, 20, 29, 48, 52, dan 54. Proses pertumbuhan diamati pada suhu 37oC, karena bakteriinitergolongkedalambakterimesofilik,yaitubakteri yang tidaktahanterhadaptemperaturterlalupanasdiatas 40oC danterlaludinginataudibawah 20oC. Menurut dasar teori, seharusnya terdapat fase lag, fase eksponensial, fase perlambatan pertumbuhan, fase stasioner, dan fase kematian. Namun, dari kurva yang terbentuk, tidak terlihat fase lag. Dalam hal ini, pertumbuhan bakteri sangat cepat karena struktur sel dalam bakteri sangat sederhana. Khusus untuk vakuola gas, organel ini berfungsi mengatur jumlah vakuola gasnya sehingga bakteri dapat meningkatkan atau menurunkan kepadatan sel mereka secara keseluruhan. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Eschericia coli. Kecepatan berkembangbiak bakteri ini adalah pada interval 20 menit jika faktor media, derajat keasaman dan suhu tetap sesuai. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode optical density dengan menggunakan alat spektrofotometer. Metoda ini lebih mudah dan lebih cepat dari pada metode penentuan berat sel kering karena bakteri merupakan mikroorganisme uniselular. Pada awalnya, dibuat kurva baku antara berat sel kering (mg/mL) VS absorbansi (A), setelah itu, setiap sampel yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang 620 nm diplotkan dalam kurva tersebut sehingga didapatkan konsentrasi biomassa dari setiap sampel. Lalu, dibuat kurva antara konsentrasi biomassa terhadap waktu.Kemudian, dibuat kurva ln X terhadap waktu, sehingga didapatkan persamaan y = 0,0596x 1,7159. Dari persamaan ini, dapat diketahui nilai laju pertumbuhan spesifik bakteri (), yaitu 0,0596/jam. Dalam proses pertumbuhan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah jenis nutrisi, temperatur, pengadukan, pH, kadar air, dan ketersediaan oksigen.

Kinetika Pertumbuhan Jamur Rhizopus oryzaeJamur yang diamati kinetika pertumbuhannya pada praktikum ini adalah Rhizopus oryzae. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya metode gravimetri, counting chamber, plating koloni, spektrofotometri, dan sebagainya, namun metode yang digunakan adalah gravimetri, yaitu dengan menyaring media berisi biakan dengan menggunakan kertas saring, dioven hingga kering, kemudian ditimbang beratnya. Berat biomassa adalah berat kertas saring setelah penyaringan dikurangi berat kertas saring kosong.Metodainidilakukankarenasifatjamur yang multiselulermemilikihifadanmiseliumsehinggaakanmembentukpelet-peletdalamukuranantara 1 10 mm.Media yang digunakan adalah media cair dengan komposisi sukrosa, (NH4)2SO4, KH2PO4, MgSO4.7H2O, FeSO4, dan aquades yang dibutuhkan oleh jamur selama masa pengembangbiakan. Berdasarkan komposisinya, sumber karbon diperoleh dari sukrosa, sumber nitrogen didapatkan dari (NH4)2SO4, sumber fosfat dari KH2PO4, dan sumber Fe dari FeSO4. Komposisi media pertumbuhan jamur berbeda dengan bakteri, karena jamur lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga komposisi untuk media pertumbuhan jamur tidak terlalu kompleks dibandingkan dengan media pertumbuhan bakteri.Berdasarkan pengolahan data menggunakan metode gravimetri, diperoleh kurva konsentrasi biomassa (X) terhadap waktu (t). Menurut dasar teori, seharusnya terdapat fase lag, fase eksponensial, fase perlambatan pertumbuhan, fase stasioner, dan fase kematian. Namun, dari kurva yang terbentuk, fase-fase tersebut tidak dapat dibedakan. Hal ini disebabkanpertumbuhan jamur yang cenderung lambatJamur yang digunakandalampercobaaninimemilikimemiliki hifa coenositiksehinggatidakbersekat. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasmasehinggapertumbuhanjamurberlangsunglambat. Selain itu, media pertumbuhan yang sering dimasukkan ke dalam kulkas membuat jamur tidak aktif, dan setelah dikeluarkan, jamur masih dalam masa adaptasi, sehingga pertumbuhan jamur menjadi naik-turun dan tidak optimal.Dengan membuat garis eksponensial pada kurva ln X terhadap waktu, didapatkan persamaan y = 0,0053x 1,9868. Dari persamaan ini, dapat diketahui bahwa nilai laju pertumbuhan spesifik jamur adalah 0,0053/jam. Dapat dilihat, bahwa laju pertumbuhan jamur lebih kecil daripada laju pertumbuhan bakteri. Dalam proses pertumbuhannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu jenis nutrisi, temperatur, pengadukan, pH, kadar air, oksigen, tekanan osmosis, dan cahaya. Dari faktor pengadukan, jamur memerlukan pengadukan yang lebih cepat daripada bakteri.

VIII. KESIMPULANSimpulan yang didapat dari percobaan yang dilakukan adalah : Laju pertumbuhan spesifik () dari jamurRhyzopus oryzae sebesar 0,027 /jam Laju pertumbuhan spesifik () dari bakteriEschericia colisebesar 0,059/jam Lajupertumbuhanjamurlebihlambatdibandingkanlajupertumbuhanbakteri Terdapat fasa-fasa dalam kurva pertumbuhan ragi rhyzopus oryzaedanEschericia coli, yaitu:a. Fasa adaptasi ( Lag Phase )b. Fasa eksponensial ( Log Phase )c. Fasa Perlambatan ( Deceleration Phase )d. Fasa Tetap ( Stationer Phase )e. Fasa Kematian ( Death Phase ) Ada beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan jamurdanbakteri yaitu jenis nutrisi, temperatur, pengadukan, pH, kadar air dan oksigen

IX. DAFTAR PUSTAKADjumali M. 1994. TeknologiBioproses. PenebarSwadaya

MW.Emmanuela,dkk., BukuPraktikumDasarBioproses. JurusanTeknik Kimia PoliteknikNegeri Bandung

Shuler Michael L. 1992.Bioprocess Engineering Basic Concepts.Prentince-Hall International Inc. New Jersey.

Log (konsentrasi massa sel)

Waktu

1

2

3

4

5

6

7