25
LAPORAN KASUS A. PENDAHULUAN Dinding perut menyokong dan melindungi struktur intraperitoneal dan retroperitoneal. Susunan otot yang kompleks pada dinding perut memungkinkan batang tubuh melakukan gerakan berputar, menunduk, dan menegadah. Dinding perut terdiri atas beberapa lapis yaitu dari luar ke dalam, lapisan kulit terdiri dari kutis dan subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisial (fasia scarpa), kemudian ketiga otot dinding perut yaitu otot oblikus eksternus abdominis, oblikus internus abdominis, dan transversus abdominis serta peritonium, fasia transversalis, lemak praperitoneal, dan peritoneum. Otot dibagian depan tengah terdiri atas sepasang otot rektus abdominis dengan fasianya dipisahkan oleh linea alba pada garis tengah. Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi ronga perut. integritas lapisan musculoaponeurosis dinding perut sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan maupun didapat. Otot dinding perut juga berfungsi dalam pernapasan, proses berkemih. 1 Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas, hernia bawaaan atau kongenital,hernia didapat. Berdasarkan letaknya, dibagi berdasarkan letak anatomisnya seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis dan femoralis. Page | 1

Laporan Kasus Dehisensi Luka - IsI (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hernia

Citation preview

LAPORAN KASUSA. PENDAHULUANDinding perut menyokong dan melindungi struktur intraperitoneal dan retroperitoneal. Susunan otot yang kompleks pada dinding perut memungkinkan batang tubuh melakukan gerakan berputar, menunduk, dan menegadah.Dinding perut terdiri atas beberapa lapis yaitu dari luar ke dalam, lapisan kulit terdiri dari kutis dan subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisial (fasia scarpa), kemudian ketiga otot dinding perut yaitu otot oblikus eksternus abdominis, oblikus internus abdominis, dan transversus abdominis serta peritonium, fasia transversalis, lemak praperitoneal, dan peritoneum. Otot dibagian depan tengah terdiri atas sepasang otot rektus abdominis dengan fasianya dipisahkan oleh linea alba pada garis tengah.Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi ronga perut. integritas lapisan musculoaponeurosis dinding perut sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan maupun didapat. Otot dinding perut juga berfungsi dalam pernapasan, proses berkemih. 1Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas, hernia bawaaan atau kongenital,hernia didapat. Berdasarkan letaknya, dibagi berdasarkan letak anatomisnya seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis dan femoralis.Sekitar 75 % hernia terjadi disekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis, hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikalis 3%. Pada hernia diabdomen. Isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan amusculo-apponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.2 Hernia insisional adalah defek yang terjadi melalui bekas luka operasi. Ini adalah satu-satunya hernia yang benar-benar dianggap iatrogenik. Hal ini terjadi karena kegagalan menutupnya garis pada dinding abdomen setelah laparotomi. Hernia insisional terjadi ketika semua lapisan kecuali kulit gagal dalam proses penyembuhan, ini adalah salah satu kondisi yang paling banyak membutuhkan operasi meskipun sudah ada kemajuan di bidang teknik bedah dan bahan jahitan.3Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya usia, hal ini kemungkinan dikarenakan meningkatnya penyakit yang membuat peningkatan tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.1B. KASUS

Pasien laki-laki umur 57 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan adanya benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri atau melakukan aktivitas dan menghilang ketika berbaring, Pasien memiliki riwayat operasi apendisitis 2 tahun lalu dan ada riwayat hipertensi.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmhg, Nadi 90 x/m, reguler, kuat angkat, respirasi 20x/m, suhu 37 c. GCS E4V5M6. Pada pemeriksaan abdomen pada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran (p x l) 7 x 4 cm, bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, konsistensi kenyal, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran (pxl) 4x1 cm didaerah Mc burney, warna kecoklatan.

C. DISKUSIPada kasus ini diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa : Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri atau melakukan aktivitas dan menghilang ketika berbaring, benjolan tidak terasa nyeri, mual, muntah tidak ada. Buang air besar dan buang air kecil biasa. Demam tidak ada. Pasien memiliki riwayat operasi apendisitis 2 tahun lalu, dan menurut pasien setelah operasi pasien dirawat di ruang ICU karena hipertensi dan selama diruang ICU pasien mengeluhkan sering batuk-batuk.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmhg, Nadi 90 x/m, reguler, kuat angkat, respirasi 20x/m, suhu 37 c. GCS E4V5M6. Pada pemeriksaan abdomen pada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran (p x l) 7 x 4 cm., bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kuit sama dengan kulit sekitarnya, konsistensi kenyal, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran (pxl) 4x1 cm didaerah Mc burney, warna kecoklatan.Hernia insisional merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama, sekitar 10 % luka operasi abdomen menimbulkan hernia insisonal Secara klinis, hernia insisional tampak sebagai tonjolan di dekat sayatan bedah . Hampir semua operasi abdomen memungkinkan terjadinya hernia insisional didaerah bekas luka. Sebenarnya hernia ini dapat terjadi pada semua sayatan, namun cenderung sering terjadi pada daerah garis lurus dari prosesus xiphodeus lurus hingga ke pubis. Tanda pertama yang biasanya muncul dan menjadi perhatian pasien adalah munculnya benjolan asimtomatik didaerah sayatan bekas operasi, semakin lama hernia tersebut bisa menjadi lebih besar dan menjadi nyeri dengan gerakan atau batuk. Faktor Presdeposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia sikatrik adalah infeksi luka operasi, dehisensi luka, tehnik penutupan luka operasi yang kurang baik, Jenis insisi, obesitas, peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus pasca bedah, batuk karena kelainan paru dan lubang fasia akibat trokar pada laparoskopi yang tidak terjahit. Keadaan umum pasien yang kurang baik, seperti pada malnutrisi. Pada pasien ini mengeluhkan benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri atau melakukan aktivitas dan menghilang ketika berbaring, hal ini sesuai dengan teori dimana hernia insisional merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama. Pasien memiliki riwayat operasi apendisitis, dan pasien mengeluhkan sering batuk-batuk setelah dilakukan tindakan operasi yang mana keluhan batuk-batuk merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hernia insisisional. Gambar 1A. Setelah laparotomy medial bawahB. Setelah operasi apendiks. Klafikasi Hernia Menurut sifatnaya21. Hernia Reponibel Bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus dapat keluar bila berdiri dan saat mengedan dan masuk kembali saat berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri.2. Hernia IreponibelBila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, pada kasus ini biasanya disebabkan perlengketan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia yang disebut hernia akreta. Pada keadaan ini masih tidak ada keluhan nyeri seta belum ada tanda sumbatan usus.3. Hernia InkarserataBila isi hernia semakin banyak yang masuk akan terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong hernia terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut dan dapat menyebabkan gangguan pasase. Pada keadaan ini akan timbul gejala ileus antara lain perut kembung, muntah dan obstipasi.4. Hernia StrangulataPada hernia ini terjadi gangguan vaskularisasi. Di sebut hernia richter bil a strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus. Pada keadaan ini nyeri timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi warna merah dan pasien menjadi gelisah.

Gambar 2Keterangan(1) Kulit dan jaringan subkutan, (2)lapisan otot atau apponeurosis, (3) peritoneum parietale dan jaringan dan jaringan praperitoneal, (4) kantong hernia dinding usus.A. Hernia reponibel tanpa inkarserata dan strangulasiB. Hernia ireponibel atau hernia akreta karena perlekatan. Tidak ada gejala atau gangguan pasase isi usus.C. Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi ususD. Hernia strangulata, bila ileus obstruksi disertai nekrosis sampai gangren akibat gangguan peredaran darah.

Gambar 3Keterangan :1. Hernia Richter tanpa ileus obstruksi2. Hernia Richter dengan ileus obstruksi Menurut Terjadinya 1,21. Hernia bawaan atau kongenital2. Hernia didapat atau akuistia. Menurut Letaknya 5,1. Hernia InguinalisMerupakan hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis) yang terbagi menjadi : Hernia inguinalis Indirek (lateralis)Hernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior, dan disebut indirek karena keluar dari dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Hernia inguinal direk (medialis)Hernia inguinalis direk adalah hernia yang kantongnya menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior canalis inguinalis medial terhadap arteri vena epigastrika inferior. Disebut sebagai hernia direk karena hernia yang langsung menonjol melalui segetiga hesselbach.2. Hernia FemoralisHernia femoralis pada lipat paha merupakan penonjolan kantong di bawah ligamentum inguinal di antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis di lateral, hernia femoralis disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdominal yang kemudian akan mendorong lemak preperitonial ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia. Faktor penyebab lainya adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.3. Hernia UmbilikalisMerupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. Hernia ini terdapat kira-kira 20 % bayi dan angka ini lebih tinggi pada bayi prematur.4. Hernia ParaumbilikalisMerupakan hernia melalui suatu celah garis tengah di tepi kranial umbilikus, yang jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan tindakan operasi untuk koreksi.5. Hernia EpigastrikaHernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan prosesus xipodeus. Isi hernia berupa penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.6. Hernia VentralisHernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian anterolateral. Nama lainya adalah hernia insisional dan hernia sikatrik. Hernia insissional merupakan penonjolan peritoneum melalui luka bekas operasi yang baru maupun yang lama. Kebanyakan hernia ventralis oleh insisi pada tubuh yang sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan abnormal.7. Hernia Lumbalis Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum masing-masing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (petit) berbentuk segitga. Trigonum Grijeflt di batasi di kranial oleh iga XII, di anterior oleh tepi bebas m. Obliqus internus abdominis, sedangkan tutupnya M. Latisimusdorsi8. Hernia Littre Merupakan sebutan untuk divertikulum meckel yang mengalami herniasi. Regio yang sering adalah di daerah ingiunal yaitu 50 % femoral 20%, umbilikal 20%. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah perlahan dibandingkan hernia lainya, dan dapat berupadistensi abdominal, nyeri, demam, dan vomitus.9. Hernia spieghellMerupakan hernia ventralis dapatan yang menonjol di linea semilunaris dengan atau tanpa isinya melalui fasia spieghel. Hernia ini hampir selalu ditemukan lebih tinggi dari letak pembuluh darah epigastrika inferior. Diagnosis ditegakan dengan ditemukan adanya benjolan di sebelah Mc burney bagian kanan maupun sebelah kiri pada tepi lateral M. Rectus abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus, omentum atau ovarium.10. Hernia obturatoria Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria. Hernia ini sering pada wanita tua dan sukar di diagnosis sebelum operasi. Hernia ini dapat berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum masuk ke dalam kanalis obturatorius, disusul oleh tonjolan peritoneum parietal. Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat mengalami inkaserasi parsial, sering secara Richter atau total.Diagnosis dapat ditegakan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan parastesia didaerah panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat penekanan pada n. Obturatorius (tanda howship romberg) yang patognomonik. Pada colok dubur atau pemeriksaan vaginal dapat ditemukan tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda (Hoeship Romberg). Pengelolaan bedah dengan pendekatan transperitoneal atau preperitoneal. Faktor Presdeposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia sikatrik adalah : Infeksi luka operasi Dehisensi luka Tehnik penutupan luka operasi yang kurang baik Jenis insisi Obesitas Peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus pasca bedah. Batuk karena kelainan paru dan lubang fasia akibat trokar pada laparoskopi yang tidak terjahit. Keadaan umum pasien yang kurang baik, seperti pada malnutrisi.1Gejala dan tanda hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia atau sifat hernianya. Sebagian besar hernia bersifat asimptomatik dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Keluhan yang didapat pada pasien dengan hernia reponibel adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang saat berbaring, keuhan nyeri jarang di jumpai, nyeri yang disertai mual dan muntah baru timbul bila terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis.1Penatalaksanaan tindakan operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti. Pada herniotomi, dilakukan pembedahan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan bila ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia di jahit setinggi-tinggi mungkin lalu di potong.5,6 Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dari pada dengan hernitomoy, terdapat berbagai metode hernioplasti, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan, dan menjahitkan pertemuan otot transversus internus abdominis dan otot obliqus internus abdomini, yang di kenal dengan nama conjoint tendon.ke lingamnetum pouparti menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia transversa, otot transversus abdominis, dan otot oblikus internus abdominis ke ligamnetum cooper pada metode Lotheissen- Mc vay.1,2Berdasarkan pendekatan operasi, banyak tehnik hernioraphy dan dikelompokan menjadi 4 kategori. Pada herniorapi, mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbukadengan menjahit pertemuan transversus internus dn muskulus oblikus internus abdominis ke ligamentum inguinal.6 Pengenalan prostetik telah merevolusi pembedahan hernia dengan konsep tension free repair. Meskipun berbagai prosedur pembedahan telah diadopsi untuk perbaikan hernia insisional, tetapi implantasi dari prosthetic mesh tetap menjadi metode yang paling efisien dalam menangani hernia insisional.3D. PENUTUPHernia insisional adalah defek yang terjadi melalui bekas luka operasi. Ini adalah satu-satunya hernia yang benar-benar dianggap iatrogenik. Hal ini terjadi karena kegagalan menutupnya garis pada dinding abdomen setelah laparotomi. Hernia insisional terjadi ketika semua lapisan kecuali kulit gagal dalam proses penyembuhan, ini adalah salah satu kondisi yang paling banyak membutuhkan operasi meskipun sudah ada kemajuan di bidang teknik bedah dan bahan jahitan. Faktor Presdeposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia sikatrik adalah : Infeksi luka operasi Dehisensi luka Tehnik penutupan luka operasi yang kurang baik Jenis insisi Obesitas Peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus pasca bedah. Batuk karena kelainan paru dan lubang fasia akibat trokar pada laparoskopi yang tidak terjahit. Keadaan umum pasien yang kurang baik, seperti pada malnutrisi.1Gejala dan tanda hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia atau sifat hernianya. Sebagian besar hernia bersifat asimptomatik dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan fisik dan demeriksaan penunjang. Keluhan yang didapat pada pasien dengan hernia reponibel adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang saat berbaring, keuhan nyeri jarang di jumpai, nyeri yang disertai mual dan muntah baru timbul bila terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis.DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R., Karnadihardja W., Prasetyo T.O.H., Rudiman R 2010. Buku Ajar Ilmu bedah. Edisi 3. EGC. Jakarta.2. Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2, Jakarta : EGC. 1994.228-245.3. Hammed f. Dkk. Incisional Hernia Repair by Preperitoneal (Sublay) Mesh Implantation Vol :3 No. 1 januari-june 2009.4. Schwartz, shires, spencer. Abdominal Wall Hernias. Principles of surgery. 5 th Edition. The Mc Graw-Hill Compaines, Inc, 1988. 1525-15445. Schwartz, Hernia dinding abdomen dalam intisari prinsip-prinsip ilmu bedah, edisi VI, jakarta : EGC, 2000, 509-5186. Stead LG, et all,. First aid for the surgery clerkship, international edition, The McGraw- Hill C.ompainess, inc, singapore, 2003, 307

LAPORAN KASUS

STATUS KOASBagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Tadulako Palu

I. IDENTITAS

Nama: Tn. Ahmad Tanggal Masuk: Selasa, 17-03-2015Umur: 57 Tahun Pekerjaan: PNSJK: Laki-laki Ruangan: Garuda bawahAgama: Islam Rumah Sakit: RSU AnutapuraAlamat: jln Manggis

II. ANAMNESISKeluhan utama : Benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawahRiwayat Penyakit Sekarang :Keluhan dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, benjolan tidak terasa nyeri. Mual, muntah tidak ada. Buang air besar dan buang air kecil biasa. Demam tidak ada.Riwayat penyakit dahulu :Pasien memiliki riwayat operasi apendisitis 2 tahun lalu, dan menurut pasien setelah operasi pasien dirawat di ruang ICU karena hipertensi dan selama diruang ICU pasien mengeluhkan sering batuk-batuk.Riwayat penggunaan obat: Amlodipin 10 mg (1x1), dan Micardis 80 mg (1x1) Riwayat peyakit lain : Pasien memiliki riwayat hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus tidak ada.

III. PEMERIKSAAN FISIK.

BB: 62 Kg TB: 165 cmGCS : E4V5M6Status generalisata: Sakit Sedang/ Composmentis/ Gizi KurangTanda Vital: TD: 120/80 mmHgPernapasan: 20 x/menitNadi: 90 kali/menitSuhu aksilla: 36.7 C Kepala : NormocephalMata: Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterus (-)Mulut: Bibir sianosis (-), tonsil T1:T1 tidak hiperemis Leher : Massa Tumor (-), Nyeri Tekan (-), Deviasi Trakea (-)Thoraks: Inspeksi : Simetris kiri = kanan Palpasi : Massa Tumor (-), Nyeri Tekan (-), Vokal Fremitus kiri = kanan Perkusi : Sonor bilateral Auskultasi : Bunyi Pernapasan : Vesikuler Bunyi Tambahan : Rhonki -/-, Wheezing -/-Jantung : Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak Palpasi : Iktus cordis tidak teraba Perkusi: Batas jantung kesan normal Auskultasi: BJ I/II murni reguler, bising (-)Abdomen Inspeksi : Pada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran (p x l) 7 x 4 cm., bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kuit sama dengan kulit sekitarnya, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran (pxl) 4x1 cm didaerah Mc burney, warna kecoklatan.Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal Perkusi : TimpaniPalpasi : Massa Tumor (+), konsistensi kenyal (+) Nyeri Tekan (-) , hepar dan lien tidak teraba.

Genitalia : Genitalia eksterna udem (-), eritema (-)Ekstremitas : Deformitas (-), Akral Hangat (+)

IV. RESUMEPasien laki-laki umur 57 tahun masuk dengan keluhan adanya benjolan daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, Pasien memiliki riwayat operasi apendisitis 2 tahun lalu dan ada riwayat hipertensi.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmhg, Nadi 90 x/m, reguler, kuat angkat, respirasi 20x/m, suhu 37 c. GCS E4V5M6. Pada pemeriksaan abdomen pada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran (p x l) 7 x 4 cm., bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kuit sama dengan kulit sekitarnya, konsistensi kenyal, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran (pxl) 4x1 cm didaerah Mc burney, warna kecoklatan.

V. DIAGNOSIS AWALHernia Insisional reponibilis dextraVI. PEMERIKSAAN PENUNJANG LaboratoriumDarah Rutin RBC: 4 83 x 1012/L(4,5 - 6.5)(N)WBC: 5.20 x 109/L(4,0 10,0)(N)Hb: 14.7 g/dL(12 - 18)(N)Hct: 44.9 %(35 - 52)(N)Plt: 157 ribu/ul (150 - 450)(N)

Kimia Darah GDS: 90 mg/dL(70 - 200)(N)Ureum: 22 mg/dL(10 - 50)(N)Kreatinin: 1.39 mg/dL(0.70 1.20)()SGPT: 14(7-32)(N)SGOT: 21(6-30)(N)

VII. DIAGNOSIS AKHIRHernia Insisional reponibilis dextraVIII. PENATALAKSANAANMedikamentosa :IVFD Futrolit20 tpmAmlodipin 10 mg (1x1)Micardis 80 mg (1x1)Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/ivInj. Ketorolac 30 mg/8 jam/ivInj. Ranitidin 1 amp/12 jam/ivNon Medikamentosa :Tirah baringDiet lunakTindakan Operatif (hernioraphy)

FOLLOW UP

NoTanggal& JamFollow UpTanda Tangan

1

2

3

4

17/03-1506.30

18/03/15

19/03/15

20/03/1506.30

S : Nyeri bekas operasi (+).O : TTV : TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, S 36.5oC, P 18 x/mMata : K. Anemis (-)/(-), S. Ikterik (-)/(-)Thoraks : BP vesikuler (+)/(+), Rh (-)/(-), Wh (-)/(-) Status lokalis Regio : Abdomen Inspesi : Dinding perut datar, mengikuti gerak nafas, tampak jaringan bekas operasi Auskultasi : Peristaltik (+) kesan menurun Perkusi : Timpani Palpasi : Nyeri tekan disekitar bekas operasiA : Post op hernioraphy H0P : Instruksi post op IVFD RL 28 tpm Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IVInj. Ketorolac 30 mg/8 jam/ivInj. Ranitidin 1 amp/12 jam/ivAsam traneksamat 1amp/8 jamJam 18:00 boleh minum sedikit-sedikit.

S : Nyeri bekas operasi (+), belum BAB O : TTV : TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, S 36 C, P 18 x/mMata : K. Anemis (-)/(-), S. Ikterik (-)/(-)Thoraks : BP vesikuler (+)/(+), Rh (-)/(-), Wh (-)/(-)Status lokalis Regio : Abdomen Inspesi : Dinding perut datar, mengikuti gerak nafas, tampak jaringan bekas operasi Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal Perkusi : Timpani Palpasi : Nyeri tekan disekitar bekas operasi

A : post op hernioraphy hari ke 1P : IVFD RL 28 tpm Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IVInj. Ketorolac 30 mg/8 jam/ivInj. Ranitidin 1 amp/12 jam/iv Syr Solac 3x1 cth

S : Nyeri bekas operasi (-), BAB normalO : TTV : TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, S 36 C, P 18 x/mMata : K. Anemis (-)/(-), S. Ikterik (-)/(-)Thoraks : BP vesikuler (+)/(+), Rh (-)/(-), Wh (-)/(-)Status lokalis Regio : Abdomen Inspesi : Dinding perut datar, mengikuti gerak nafas, tampak jaringan bekas operasi Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal Perkusi : Timpani Palpasi : Nyeri tekan disekitar bekas operasi

A : post op hernioraphy Hari ke 2P : Instruksi post op IVFD Futrolit 28 tpm Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IVInj. Ketorolac 30 mg/8 jam/ivInj. Ranitidin 1 amp/12 jam/iv Syr Solac 3x1 cth Diet lunak Ganti verban

S : Nyeri bekas operasi (-) O : TTV : TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, S 36 C, P 18 x/mMata : K. Anemis (-)/(-), S. Ikterik (-)/(-)Thoraks : BP vesikuler (+)/(+), Rh (-)/(-), Wh (-)/(-)A : post op hernioraphy H-3P : Instruksi post op AFF infus Asam Mefenamat 3x1Cefixim 2x1 Kontrol poli

Page | 17