LAPORAN KASUS JIWA RS SYEKH YUSUF.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN KASUSI.IDENTITAS PASIENNAMA: Ny. HUMUR: 42 tahunTANGGAL LAHIR: 3 Mei 1972JENIS KELAMIN: PerempuanSTATUS PERKAWINAN: Sudah menikahAGAMA: Islam WARGA NEGARA: IndonesiaPENDIDIKAN TERAKHIR: SMAPEKERJAAN: Ibu rumah tanggaDATANG KE RS SYEKH YUSUF: 4 Agustus 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRI1. Keluhan Utama :Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan lemas.

2. Riwayat Gangguan Sekarang : Keluhan dan gejalaPasien mengeluh lemas di bagian tangan dan kaki. Di rasakan sejak tahun lalu dan memberat saat bulan puasa. Pasien mengeluh gemetar, tegang di daerah leher, pusing dan bahkan nyeri di bagian ulu hati. Emosi pasien sulit untuk dikontrol. Pasien mengeluh tentang penyakit terdahulu yang dialaminya sejak beberapa tahun silam yang membuatnya sulit untuk beristirahat dan kehilangan nafsu makan. Hendaya/Disfungsi :a. Hendaya pekerjaan: (-)b. Hendaya sosial: (-)c. Hendaya penggunaan waktu senggang: (+)

Faktor stressor psikosis :Pasien merasa khawatir apabila penyakitnya yang terdahulu kembali lagi.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya : Riwayat Penyakit Terdahulu :a. Pasien di operasi pengangkatan tumor dalam rahim pada 7 yang lalub. Maag Riwayat Penggunaan NAPZA :a. Merokok : (-)b. Alkohol: (-)c. Narkotika: (-) 4. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya : (-) 5. Riwayat Kehidupan Pribadi :a. Riwayat prenatal & perinatal : lahir normal, cukup bulanb. Riwayat masa kanak awal-pertengahan Usia 1-3 tahun : pertumbuhan & perkembangan sesuai dengan sebayanya. Usia 3-5 tahun : pertumbuhan & perkembangan sesuai dengan sebayanya. Usia 6-11 tahun : pertumbuhan & perkembangan sesuai dengan sebayanya.c. Riwayat masa kanak akhir dan remaja :Pertumbuhan & perkembangan sesuai dengan sebayanya

d. Riwayat masa dewasa : Riwayat pendidikanSMA Riwayat pekerjaanIbu rumah tangga Riwayat pernikahanSudah menikah Riwayat keluargaPasien anak ke 2 dari 5 bersaudara ( ) Riwayat kehidupan sosialHubungan dengan keluarga & tetangga baik

Riwayat agamaIslam Situasi kehidupan sekarangPasien tinggal bersama suami & anaknya. Persepsi pasien tentang diri & kehidupannyaPasien merasa dirinya sakit & selalu khawatir dengan penyakitnya yang terdahulu akan kembali lagi.

AUTOANAMNESIS TANGGAL 4 AGUSTUS 2014DM: Selamat siang bu. Perkenalkan, saya ruhama, dokter muda disini.P: Siang dokter.DM: Ada yang bisa saya bantu bu?P: Begini dok, lemas kurasa badanku.DM: Sejak kapan kita rasa lemas?P: Dari tahun lalu mi dok tapi tambah lemas lagi kurasa pas waktu puasa kemarin.DM: Dibagian mana kita rasa lemas? Di kaki atau di tangan ta bu?P: Iya dok, di kaki sama di tangan ku. Baru tegang-tegang leherku. Mungkin karena tegang leherku jadi sering marah-marah.DM: itu lemas yang kita rasakan tiap hari bu?P: iya, hampir tiap hari saya rasa dokDM: Ada lagi yang kita rasa bu?P: Pusing sama jantungku rasanya berdebar-debar dok kadang sampai gemetar ka.DM: kapan itu kita rasa ibu pusing sama gemetar ta? Setelah beraktifitas atau tidak?P: tidak dokDM: sering ki rasakan itu pusing dan gemetar ta?P: seringDM: kalau itu berdebar-debar ta, kita rasakan saat sudah ki beraktifitas atau tidak?P: tidak, biar istirahat ka ku rasa berdebar-debar juga jantung ku DM: Selama ini bagaimana tidur ta?P: Tidak teratur, bahkan kalau malam susah untuk tidur dok. Larut malam baru bisa tidur.DM: biasa ki terbangun tengah malam ibu?P: iya dok.DM: Mungkin ada kita rasa sakit dibagian mana lagi?P: Sakit di bagian ulu hatiku.DM: Ibu punya riwayat maag?P: Iya, sudah lama. Mungkin karena banyak yang saya pikir jadi hilang nafsu makanku sampai sulit juga untuk istirahat.DM: Kenapa bisa bu? Selama ini kita makan teratur atau tidak?P: Tidak dok. Tidak ada nafsu makanku.DM: ada yang kita pikir ibu?P:Kalau boleh jujur, iya ada. Tapi jangan ki ceritakan ke siapa-siapa nah dok.DM: Iya bu. P: Sekitar 7 tahun yang lalu saya di operasi karena ada tumor dalam rahimku. Tapi lama setelah di operasi saya kepikiran terus kalau nanti suatu saat muncul kembali lagi penyakitku.DM: Kalau boleh tahu, mungkin ibu punya masalah keluarga atau dengan tetangga?P: Tidak ada dok. Baik-baik ji hubunganku sama keluarga dan tetangga.DM: ndak ada ji sering ganggu ki ibu?seperti dengar suara bisik-bisik atau lihat bayangan begitu?P: alhamdulillah ndak pernah ji dok,DM: Pernah ki periksa ke dokter lain sebelum datang ke sini bu?P: Iya pernah.DM: Bagaimana hasilnya?P: Baik dok, tapi ada sedikit masalah dengan maag ku. Jadi dokter sarankan untuk istirahat & makan yang teraturDM: Ada keluarga ta yang sakit seperti kita bu?P: Tidak ada dok.DM: Ibu berapa bersaudara?P: 5 bersaudara, saya anak kedua.DM: ibu, bisa ki ikuti yang saya angka yang saya sebut?P: iya dokDM: 7658P: 7658DM: kitta tau apa artinya itu panjang tangan bu?P: pencuri dokDM: Baik bu, saya rasa cukup untuk hari ini. Tolong obatnya di minum terus dan usahakan untuk istirahat yang teratur.P: Iya dok. Terima kasih.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL1. Deskripsi Umum :a. Penampilan :Seorang perempuan memakai jilbab cokelat, baju berwarna hitam, memakai sendal. Perawatan diri baik.

b. Kesadaran :Baik

c. Perilaku & Aktivitas Psikomotor :Normal, pasien duduk dengan tenang

d. Sikap Terhadap Pemeriksa :Kooperatif

2. Kesadaran Afektif :a. Mood : Baikb. Afek : Apropriatec. Keserasian : Serasid. Empati : Dapat diraba rasakan 3. Fungsi Intelektual (kognitif) a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan:Pengetahuan umum baik b. Orientasi : Waktu: baik Tempat: baik Orang: baik c. Daya ingat : Jangka Panjang : baik Jangka Sedang : baikJangka Pendek : baik Jangka Segera : baik d. Konsentrasi dan perhatian: baik e. Pikiran abstrak: baik f. Bakat kreatif: tidak ada g. Kemampuan menolong diri sendiri: baik

4. Gangguan Persepsi : a. Halusisnasi: tidak ada b. Ilusi: tidak ada c. Depersonalisasi: tidak ada d. Derealisasi: tidak ada5. Pikiran : a. Arus pikiran : Produktivitas: cukup Kontinuitas: relevan, koheren b. Isi pikiran : preokupasi (-) c. Hendaya berbahasa : (-)6. Pengendalian impuls : baik7. Daya nilai & tilikan : a. Norma sosial: baik b. Uji daya nilai: baik c. Penilaian realitas : baik d. Tilikan: tilikan 2 (ambivalensi terhadap penyakitnya)8. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercayaIV. DIAGNOSIS BANDING Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) Gangguan Panik (F41.0) Episode Depresif (F32)

V . PEMERIKSAAN FISIK & NEUROLOGISa. Pemeriksaan fisik :Tekanan darah : 120/90Nadi: 80x/menit

b. Pemeriksaan neurologis :GCS : E4 V5 M6Kaku kuduk : (-)Fungsi motorik & sensorik dalam batas normal

VI . IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang perempuan umur 42 tahun, datang ke poli jiwa Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa. Ibu tersebut mengeluh lemas sejak tahun yang lalu. Lemas dirasakan di tangan & kaki. Pasien merasa pusing, tegang dileher & jantungnya berdebar-debar. Pasien merasa khawatir apabila penyakitnya yang terdahulu kembali lagi. Setelah dilakukan pemeriksaan, semua dalam kondisi baik. Pasien kurang istirahat & nafsu makannya berkurang. Ada riwayat maag. Tidak ada keluarga yang menderita sama seperti pasien. Pasien anak kedua dari lima bersaudara.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)Aksis I: Dari autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu pasien merasa sulit untuk beristirahat, emosictidak stabil, dan jantung yang berdebar-debar. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien & keluarganya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.Pada pemeriksaan status mental didapatkan pasien mengeluh lemas di tangan & kaki sejak tahun yang lalu, disertai pusing dan nyeri ulu hati sehingga dapat di diagnosis sebagai gangguan neurotik.Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya yang terdahulu akan kembali lagi setelah dilakukan operasi pengangkatan tumor dalam rahimnya. Setelah dilakukan pemeriksaan ke dokter, di dapatkan hasil semuanya dalam kondisi normal, sehingga dapat di diagnosis sebagai gangguan anxietas fobik (F40).

Aksis II : Ciri kepribadian tidak khasAksis III : Pasien pernah di operasi 7 tahun yang laluAksis IV : Pasien merasa khawatir apabila penyakit yang pernah dideritanya akan kembali lagi.Aksis V : GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

VIII. PROGNOSIS Dubia et bonamFaktor pendukung : Pasien rajin minum obat. Keluarga pasien mendukung pasien untuk menjalani pengobatan.

IX. RENCANA TERAPIa. Psikofarmaka : alprazolam 0,25 mg 1/2-1/2-1 (3 x 1)b. Psikoterapi : Ventilasi : memberikan kesempatan pada pasien untuk menceritakan keluhan & isi hati agar perasaan pasien menjadi lega. Konseling : memberikan penjelasan kepada keluarganya & orang sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif.

X. DISKUSI

Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis pasien gangguan anxietas fobik (F40), maka harus memenuhi kriteria umum gangguan anxietas fobik, yaitu :

Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan. Kondisi lain (dari individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfofobia) yang tidak realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik)Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebutdihindari atau dihadapi dengan perassan terancam. Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbeda dari anxietas yang lain & dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik)

Anxietas fobik seringkali berbaringan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya agorofobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan.Untuk terapi psikofarmaka diberikan alprazolam. Alprazolam merupakan obat anti-anxietas yang termasuk dalam golongan benzodiazepine. Sindrom anxietas disebabkan hiperaktivitas dari sistem limbik SSP yang terdiri dari dopaminergic, noradrenergic, serotoninergic neurons yang dikendalikan oleh GABA-ergic neurons (Gamma Amino Butiric Acid, suatu inhibitory neurotransmitter). Dalam kasus ini ditemukan gejala negative yang menonjol yaitu pasien merasa lemas & cemas. Anti-anxietas memiliki efek samping berupa sedasi (rasa ngantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif melemah). Obat alprasolam sangat minimal dalam menimbulkan gejala putus obat.

XI. FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWALAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN Agustus 2014UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

GANGGUAN ANXIETAS FOBIK (F40)

Oleh :

Ruhama Purwa Ananda, S. Ked.10542 0119 09

Pembimbing :

dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama: Ruhama Purwa Ananda, S. Ked.Stambuk:10542 0119 09 Judul Lapsus : Gangguan Anxietas Fobik (F40)

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2014Pembimbing

dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan lapsus ini dengan judul Gangguan Anxietas Fobik (F40). Syukur Alhamdulillah ya Allah. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas lapsus ini. Namun berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-teman sehingga tugas ini dapat terselesaikan.Penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak kepada dr. Lanny Pratiwi, Sp. KJ. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa lapsus ini masih jauh dari yang diharapkan oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga lapsus bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.Makassar, Agustus 2014

Penulis