Upload
buiquynh
View
332
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. KALTIM PARNA INDUSTRI
AKTIVITAS PENGADAAN BARANG DI DEPARTEMEN
LOGISTIC & SHIPPING MENGGUNAKAN SISTEM AVANTIS
Disusun oleh :
Andreas Hiskia Nainggolan
14 06 07894
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT.Kaltim Parna Industri mulai
tanggal 21 Juni 2016 sampai dengan 04 Agustus 2017 disusun oleh:
Nama
: Andreas Hiskia Nainggolan
NPM
: 14 06 07894
Program Studi
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Telah diperiksa dan disetujui oleh,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
Wahyono Adhi Ir. B. Kristyanto, M.Eng ., Ph.D
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek
selama 32 hari kerja di PT. Kaltim Parna Industri dan dapat menyelesaikan
laporan Kerja Praktek ini dengan baik.
Tujuan dari penyusunan Laporan Kerja Praktek yaitu sebagai salah satu
syarat akademis yang wajib dipenuhi oleh penulis dalam menempuh
perkuliahan di Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
serta sebagai bukti pertanggungjawaban terhadap kegiatan Kerja Praktek yang
telah penulis laksanakan. Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek yaitu untuk
memperkenalkan dunia kerja yang sesungguhnya kepada mahasiswa, sehingga
dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja kelak.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini
tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang senantiasa memberikan
bantuan dan motivasi kepada penulis. Maka dari itu, dengan segala kerendahan
hati penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Haryanto, selaku Logistic & Shipping Manager yang membantu
dalam penjelasan struktur organisasi departemen Logistic & Shipping.
2. Bapak Wahyono Adhi, selaku Logistic Superintendent sekaligus
pembimbing lapangan yang telah membantu berbagai hal selama penulis
melakukan kerja praktek di PT. Kaltim Parna Industri.
3. Bapak Edi Susanto, selaku Procurement Supervisor yang telah
membantu dalam mengarahkan sistematis pekerjaan.
4. Ibu Arifah Priestiwi, selaku Buyer-I yang telah membantu dalam hal
penjelasan pembuatan dokumen Purchase Order.
5. Bapak Widi Pahala, selaku Buyer-II yang membantu dalam hal
penjelasan penilaian kualitas vendor.
6. Bapak Lias Bunga, selaku buyer-III yang membantu dalam hal
penjelasan pembuatan Bid tab, dan SPK.
7. Bapak Harun, selaku HRD yang membantu dalam hal administrasi kerja
praktek dan penjelasan ketenagakerjaan karyawan PT. Kaltim Parna
Industri.
8. Bapak Masrani, selaku MPC yang membantu dalam menjelaskan
prosedur procurement jasa di PT. Kaltim Parna Industri.
iv
8. Bapak Agus Jaya, selaku Procurement Administration yang membantu
dalam menjelaskan penginputan data administrasi procurement dan
mengijinkan penulis melakukan penginputan data ke sistem.
9. Ibu Nanik, selaku sekertaris Maintenance yang membantu dalam
menjelaskan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam procurement
jasa di PT. Kaltim Parna Industri.
10. Bapak Ir. B. Kristyanto, M.Eng., Ph.D. selaku dosen pembimbing Kerja
Praktek yang telah membimbing dari awal pelaksanaan Kerja Praktek
hingga penyusunan Laporan Kerja Praktek.
11. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan,
motivasi, dan doa.
12. Seluruh karyawan PT. Kaltim Parna Industri yang telah membantu
selama pelaksanaan Kerja Praktek.
13. Teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan pada penulis.
14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu penulis selama pelaksanaan Kerja Praktek hingga
terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih
jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun guna lebih
baiknya laporan ini sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap agar
Laporan Kerja Praktek ini dapat berguna untuk semua pihak yang terkait.
Yogyakarta, 4 Agustus 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksaaan Kerja Praktek 3
BAB 2. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 4
2.2. Struktur Organisasi 9
2.3. Manajemen Perusahaan 14
BAB 3. TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis Perusahaan 26
3.2. Produk yang Dihasilkan 29
3.3. Proses Produksi 31
3.4. Fasilitas Produksi 38
vi
BAB 4. TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan 42
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 43
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 43
4.4. Hasil Pekerjaan 43
BAB 5. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan 68
5.2. Saran 68
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Prestasi KPI 7
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Keseluruhan Tahun 2015 10
Gambar 2.3.Struktur Organisasi Departemen Logistik 11
Gambar 2.4. Jadwal Shift PT. Kaltim Parna Industri 11
Gambar 3.1. Proses Bisnis Departemen Logistic & Shipping di PT. Kaltim
Parna Industri 26
Gambar 3.2. Proses Produksi Amonia 31
Gambar 3.3. Mesin Desulfurisasi 32
Gambar 3.4. Mesin Primary Reformer 33
Gambar 3.5. Mesin Secondary Reformer 33
Gambar 3.6. Mesin CO Shift Conversion 34
Gambar 3.7. Mesin CO2 Revormal 35
Gambar 3.8. Mesin Metanasi 36
Gambar 3.9. Mesin Amonia Converter 37
Gambar 3.10. Tangki Refrigerasi 38
Gambar 3.11. Tampilan Layar DCS 39
Gambar 3.12. Tampilan Layar DCS 40
Gambar 3.13. Loading Arm 41
Gambar 4.1. Menu Utama Sistem AVANTS 44
Gambar 4.2. PR Setelah di Approve 45
Gambar 4.3. Pembukuan 46
Gambar 4.4. Contoh PR 47
Gambar 4.5. Filter Pencarian 48
Gambar 4.6. Hasil Filter Pencarian 48
Gambar 4.7. Letter Of Inquiry 49
Gambar 4.8. Quotation 50
Gambar 4.9. Memo To File 51
Gambar 4.10. Bid Tabulation 52
Gambar 4.11. Menu KPI-Purchase Orders 53
Gambar 4.12. Menu KPI-Purchase Orders sub Menu General 54
viii
Gambar 4.13. Add Line 55
Gambar 4.14. Tab Deliver To 56
Gambar 4.15. Pengimputan Tax 57
Gambar 4.16. Menu Enable Editing 57
Gambar 4.17. Menu Condition Details 58
Gambar 4.18. Menu Akhir Conditions 59
Gambar 4.19. Menu Description 59
Gambar 4.20. Menu Print 60
Gambar 4.21. KPI PO Approval 60
Gambar 4.22. Purchase Order 61
Gambar 4.23. Purchase Order Lanjutan 61
Gambar 4.24. Material Acceptance Report 62
Gambar 4.25. Delivery Order 63
Gambar 4.26. Menu Report Card 64
Gambar 4.27. Interface Report Card 64
Gambar 4.28. Penyelesaian Vendor Performance 65
Gambar 4.29. AVANTIS Function 66
Gambar 4.30. Reciept Transaction Worksheet 67
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Daftar Peristiwa PT. Kaltim Parna Industri 5
Tabel 2.1. Lanjutan Daftar Peristiwa PT. Kaltim Parna Industri 6
Tabel 3.1. Spesifikasi Produk Amoniak dan Karbondioksida 29
Tabel 3.2. Komposisi Gas Alam 29
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Bimbingan Pelaksanaan dan Penyusunan Kerja Praktek.
2. Proses Bisnis Departemen Logistic & Shipping di PT. Kaltim Parna
Industri.
3. Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek.
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab awal sebagai pengantar mengenai latar
belakang serta tujuan diadakannya Kerja Praktek ini. Pada bab ini terdiri dari 3
bagian yaitu latar belakang, tujuan, serta tempat dan waktu pelaksanaan kerja
praktek yang telah penulis laksanakan.
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan dalam
dunia usaha semakin ketat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi,
termasuk dalam sektor industri. Hal ini menyebabkan dunia kerja menuntut
tersedianya faktor produksi yang berkualitas. Tenaga kerja merupakan salah
satu faktor produksi yang dituntut untuk dapat menguasai pekerjaannya dengan
baik, terampil, dan profesional agar dapat mendukung tercapainya tujuan suatu
perusahaan dan peningkatan taraf hidup yang lebih baik.
Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan dalam
mencetak tenaga-tenaga profesional yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun
industri. Namun demikian, bekal yang diberikan oleh universitas kepada
mahasiswa hanya memadai secara teori, namun kurang memadai dalam
prakteknya, sehingga banyak sarjana lulusan universitas kurang mengenal
secara langsung dunia kerja yang akan dimasukinya serta penerapan ilmu yang
diperolehnya selama kuliah.
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. Untuk
melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa memerlukan bekal ilmu yang cukup,
karenanya syarat untuk melaksanakan kerja praktek ini adalah mahasiswa telah
menempuh kuliah minimal 5 semester. Selain itu mahasiswa diwajibkan telah
mengikuti kegiatan Kunjungan Industri untuk mendukung pemahaman
mengenai lingkungan yang akan dihadapi ketika melaksanakan kerja praktek.
Untuk melaksanakan kerja praktek ini, mahasiswa dapat memilih sendiri
perusahaan tempat kerja prakteknya dan kemudian mengajukannya ke PSTI
UAJY untuk mendapatkan persetujuan dan surat pengantar dari Fakultas
Teknologi Industri UAJY kepada perusahaan tempat kerja praktek yang dituju.
Adapun syarat bagi
1
mahasiswa untuk dapat mengajukan surat pengantar kerja praktek tersebut
adalah telah menempuh minimal 81 sks, memperoleh nilai minimal C untuk
mata kuliah Sistem Produksi, telah mengikuti seminar (ujian) kerja praktek
minimal 3 kali (dalam waktu yang berbeda), telah mengikuti sosialisasi kerja
praktek, dan mengikuti kegiatan kunjungan industri yang diselenggarakan oleh
PSTI UAJY. Kerja Praktek paling cepat dilaksanakan setelah Ujian Akhir
Semester kelima sejak pertama kali mahasiswa terdaftar.
PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi
mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan,
meningkatkan, mengembangkan, dan mensimulasikan etos kerja profesional
sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai
ajang simulasi profesi mahasiswa teknik industri. Paradigma yang harus
ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di
perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hali ini mencakup kegiatan
perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah.
Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa
adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan.
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu.
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan.
d. Mengamati perilaku sistem.
e. Menyusun laporan akhir dalam bentuk tertulis.
f. Melaksanakan ujian kerja praktek.
Secara khusus, dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu disadari
bahwa yang dikaji adalah kesatuan elemen sistem yang terdiri atas Manusia,
Mesin, Material, Metode, Uang, Energi, Lingkungan dan Informasi. Artinya,
dalam melaksanakan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya, Sarjana
Teknik Industri harus selalu memandang aktivitasnya dalam kerangka sistem
yang melingkupi aktivitas itu.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
2
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnisnya.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 21 Juni 2017
sampai dengan 4 Agustus 2017 di PT. Kaltim Parna Industri.
Selama pelaksanaan kerja praktek, Penulis ditempatkan pada
Departemen Logistic & Shipping khususnya di sektor pengadaan barang
dibawah pengawasan Manager Departemen Logistic & Shipping yaitu Bapak
Haryanto dan Pembimbing Lapangan yaitu Bapak Wahyono Adhi.
3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
2.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Kaltim Parna Industri atau dikenal dengan nama KPI merupakan
pabrik yang memproduksi Anhyrous Amonia dengan kapsaitas 1.500 MT/hari.
Pada awal berdirinya, 13 Februari 1996, KPI merupakan perusahaan yang
berstatus PMDN, namun seiring dengan perjalanannya dan berdasarkan
persetujuan BKPM, tanggal 27 Februari 1998, diubah statusnya menjadi PMA.
Namun selanjutnya melalui keputusan BKPM No.867/A.8/PMA/2013 tanggal 7
Mei 2013 status KPI kembali berubah menjadi PMDN.
Selanjutnya KPI dikenal sebagai salah satu pemasok dan eksportir
amoniak untuk Kawasan Asia dan Australia.
Secara komersil produksi amoniak KPI dimulai pada bulan Februari
2002, dan sejak itu sampai dengan Desember 2013 pengapalan amoniak telah
mencapai 5.211.681.939 MT. Dalam pengoperasiannya didukung oleh 263
karyawan terdiri dari karyawan direct hire, karyawan penungasan dari PT.
Pupuk Kaltim dan karyawan alihdaya.
Pabrik dan kantor pusat KPI terletak di kawasan industri PT.Kaltim
Industrial Estate, Bontang, dengan kantor perwakilan di Jakarta. Pemilihan
lokasi pabrik mempertimbangkan berbagai factor antara lain kemudahan
memperoleh bahan baku, pemasaran, transportasi, penyediaan tenaga kerja,
utilitas, lingkungan dan lain-lain. Untuk pemilihan kantor sendiri di tempatkan
pada ibu kota yang mudah untuk di cari dan ditemukan. Pabrik memiliki batas
batas lokasi pada penempatannya. Batas lokasi pabrik yaitu :
a. Sebelah Utara : Urea Bulk Strotage 5 PT. Pupuk Kaltim
b. Sebelah Barat : Pabrik Methanol Industri (KMI)
c. Sebelah Selatan : Laut
d. Sebelah Timur : Boiler Batubara PT. Pupuk Kaltim
Selanjutnya merujuk pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 27 Mei 2013, seluruh pemegang saham asing di KPI dialihkan kepada
PT. Parna Raya, sehingga jenis Perseroan menjadi PMDN yang diwakilkan 4
4
Direksi, dengan kepemilikan saham : PT.Parna Raya 90%, YKHT Pupuk Kaltim
5% dan Dana Pensiun Pupuk Kaltim 5%.
Tabel 2.1 Daftar Peristiwa PT. Kaltim Parna Industri
Tanggal Peristiwa
28 September 1996 Pemerintah menyetujui pendirian KPI sebagai perusahaan
PDN sesuai dengan akta NO.97 pada tanggal17 Juli
1995.
26 Januari 1996 Perjanjian kerjasama penanaman modal ditandatangani
Antara PT. Parna Raya, YKHT Pupuk Kaltim dan
Mitsubishi Corporation.
13 Februari 1996 KPI didirikan sesuai dengan akte No.9
09 Januari 1998 Asahi Chemical bergabung sebagai salah satu pemegang
Saham.
19 Februari 1998 Penandatanganan kontrak EPC dengan Mitsubishi Heavy
Industries, Ltd.
27 Februari 1998 Pemerintah menyetujui perusahaan status KPI menjadi PMA sesuai
keputusan BKPM No.13/V/PMA/1998
14 Juli 1999 Ditandatanganinya kontrak jual beli gas alam dengan Pertamina.
02 Februari 2000 Dimulainya pemasangan tiang pancang.
10 November 2000 Instalasi alat-alat berat.
26 Oktober 2001 Dimulainya uji coba produksi.
5
Tabel 2.1 Lanjutan Daftar Peristiwa PT. Kaltim Parna Industri
01 Februari 2002 Dimulainya produksi secara komersial
04 Juli 2002 Peresmian pabrik KPI oleh Presiden RI
01 September 2004 NYK Line bergabung sebagai salah satu pemegang
Saham
01 Nopember 2004 Pertama kalinya mendapatakan sertifikat ISPS code
03 Januari 2005 Diterimanya penghargaan kerja nihil kecelakaan kerja
yang pertama kali
10 Nopember 2006 Mendapatkan sertifikat system manajemen terpadu ISO
9001, ISO 14001, OHSAS 18001
25 Juni 2008 Memperoleh sertifikat SMK3 peringkat bendera Emas
12 Juni 2009 Laboratorium KPI mendapatkan sertifikat ISO 17025;2005
dari Komite Akreditasi Nasional KAN
27 Januari 2010 Mencapai 2500 hari LTI (lost time Injury)
13 Juni 2011 Mendapatkan penghargaan Properda peringkat bendera
Emas
30 November 2012 Memperoleh Predikat Emas pada acara Temu Karya Mutu
Produksi Nasional XVI
27 Mei 2013 Pengalihan saham PT. Parna Raya dari pemegang saham
Jepang dan KPI menjadi perusahaan PMDN
2.1.2. Profil Perusahaan
PT. Kaltim Parna Industri mempunyai tiga (3) bagian penting yaitu:
Kantor Perwakilan, Kantor Industri dan Wisma KPI sebagai tempat pengiriman
surat. Berikut disajikan profil perusahaan dari PT. Kaltim Parna Industri:
a. Kantor pewakilan
i. Lokasi : Menara Imperium Lantai 12 Metropolitan
Superblok Jl.HR. Rasuna Said, Kav.1, Jakarta
12980
ii. Telepon : (021)8354081
iii. Fax : (021)8354106
6
b. Wisma KPI (alamat surat)
i. Lokasi : Wisma KPI JL.Pupuk Raya KM 2 Bontang 75314,
Kalimantan Timur
ii. Telepon/Fax : (0548)41695
c. Kantor Pusat/Pabrik
i. Lokasi : Kawasan Industri PT.Kaltim Industrial Estate
Guntung, Bontang Utara, Kota Bontang 75314
ii. Telepon : (0548) 41091
iii. Fax : (0548) 41017
Pada kantor pusat/ pabrik memiliki data fisik sebagai berikut:
a. Lokasi : Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia
b. Lisensi proses : Haldor Topsoe
c. Kapasitas tangki amoniak : 40.000 MT (bersih)
d. Kapasitas jetty amoniak : 35.000 DWT ship
e. Luas area pabrik : + 8 hektar
2.1.3. Pencapaian dari PT. KPI
Setiap karyawan berkomitmen untuk menjaga kelangsungan operasional
pabrik secara lancar dan aman. Secara berurutan KPI telah menerima
penghargaan nihil kecelakaan kerja yang kesepuluh dan akan terus
mempertahankannya. Terhitung sejak 1 Januari 2003 sampai dengan 10
September 2014 dengan pencapaian 9.791.561 jam kerja.
Gambar 2.1 Prestasi KPI
7
Ditahun 2006 KPI mendapatkan sertifikat sistem Manajemen Terpadu
untuk ISO 9001, ISO 14001, OHAS 18001 sebagai komitmen menjadi
perusahaan yang handal dalam pemenuhan persyaratan standar internasional
untuk Manajemen Mutu, Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan.
ISPS Code Terminal KPI telah menerima sertifikasi ISPS Code dari
kementrian perhubungan, Direktorat Jendral Perhubungan Laut sejak tahun
2004 dengan pemenuhan ISPS Code, maka terminal KPI dapat memastikan
melakukan aktivias pemuatan kapal berbendera Indonesia pelayaran luar negri
dan juga kapal berbendera asing.
Sertifikat ISO 17025 pada laboratorium KPI, meliputi bidang manajemen
dan teknik, untuk memastikan data analisis produk dapat dilakui, baik secara
nasional maupun secara internasional.
Dengan pengawasan dari lembaga pemerintah baik dari daerah, provinsi
dan pusat melakukan Properda dan Propernas menjadikan KPI selalu berusaha
berpartisipasi dan meningkatkan pengolaan lingkungan serta pencegahan
terjadinya pencermaran lingkungan baik air, udara maupun yang sibebakan
oleh limbah B3.
KPI juga memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehaan Kerja (SMK3) untuk kedua kali dengan tingkat pencapaian tingkat
kinjera EMAS.
2.1.4. Sumber Energi
Energi merupakan unsur yang penting pada suatu produksi, energi
berguna untuk sarana penyokong produksi, pada PT. KPI mempunyai sumber
energi listrik sendiri yang di kelola oleh KDM (Kaltim Daya Mandiri), selain KDM
PT. KPI mempunyai 4 genset yang berguna bila terjadi pemadaman. Tenaga
listrik pada KDM hanya di gunakan sekitar 20%, karena sumber tenaga listrik
utama pada PT. KPI merupakan dari Steam Turbine Generator (STG) sebesar
80%. STG merupakan generator yang merubah energi gerak menjadi energi
listrik. Bila pada saat listrik dari KDM mati, maka kebutuhan listrik pabrik akan
disuplai melalui STG dan power dari emergency diesel generator (EDG). PT KPI
mempunyai 1 EDG lama dan 2 EDG baru. Listrik dari EDG di suplai ke Motor
Control Centre (MCC) yang akan mendistirbusikan energi listrik ke semua user.
Listrik diperoleh dengan memproduksinya sendiri dan ada juga yang
membeli dari KDM (Kaltim Daya Mandiri). Steam yang terdiri dari 4 jenis, yaitu
8
steam LP, steam MLP, steam MP , dan steam HP diproduksi sendiri di package
boiler dan waste heat boiler yang bahan baku utamanya adalah air laut yang
telah mengalami beberapa treatment, yaitu desalination, demineralization,
deareator hingga dapat digunakan sebagai umpan boiler.
2.1.5. Produk yang dihasilkan
Produk yang ingin dihasilkan dari KPI sendiri merupakan amoniak yang
sudah dapat digunakan secara komersial, biasa disebut dengan amoniak
anhidrat. Makna dari istilah diatas menandakan bahwa amoniak yang diproses
tidak mempunyai kandungan air. Disain konsentrasi amoniak di KPI adalah
99,90% namun kenyataannya KPI berhasil membuat konsentrasi amoniak
hingga 99,97%.
2.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu jabaran dari kedudukan setiap pelaku
dalam perusahaan, hubungan dari orang-orang yang menjabat di dalamnya.
Struktur organisasi mencerminkan setiap kedudukan memiliki fungsi, tanggung
jawab dan wewenang masing-masing. Struktur organisasi berperan sangat
fundamental dalam suatu perusahaan karena tanpa adanya struktur organisasi,
maka suatu perusahaan tidak akan dapat menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya. Penempatan jabatan dalam organisasi harus sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki sehingga orang-orang tersebut dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Struktur organisasi tiap perusahaan pasti berbeda-
beda, disesuaikan dengan kebutuhan dan kultur daripada perusahaan tersebut.
Selain itu juga disesuaikan dengan ukuran atau skala dari perusahaan tersebut.
2.2.1. Bagan Struktur Organisasi
Bagan struktur organisasi yang penulis sajikan adalah bagan organisasi
secara keseluruhan dan lebih spesifik ke bagian logistik. Bagan struktur
organisasi PT. Kaltim Parna Industri dapat dilihat pada gambar 2.2
9
Gambar 2.2. Struktur Organisasi keseluruhan Tahun 2015
10
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Departemen Logistik
11
Berikut adalah penjelasan untuk fungsi masing-masing jabatan:
1. President Direktur.
2. Internal Controller bertugas untuk memeriksa kembali Purchase Order dan
mesetujui Purchase Order dengan cara mentanda tangani KPI PO
Approval.
3. Production Director bertugas untuk membuat jadwal produksi.
4. QSHE Manager bertugas untuk menjamin keselamatan para pekerja
dengan cara pemberian instruksi kelesamatan serta pemberian safety
equipment.
5. Operation Manager bertugas untuk mengkontrol dan mengatur tentang
pengoperasian produksi, target produksi, dan efesiensi yang mengarah ke
standard prosedur produksi
6. Maintenance Manager bertugas untuk mengatur, mengkontrol dan
berkoordinasi dengan hal yang melibatkan aktivitas maintenance seperti
inspeksi, quality control, modifikasi dan pebetulan yang terkait dengan
target produksi, kualitas, kuantitas dan efesiensi agar sesuai dengan
standard keamanan lingkungan
7. Technology Director
8. Technivsl support Manager bertugas untuk, mengkontrol dan
mengkoordinasikan perencanaan mengenai kehandalan teknologi dengan
melakukan inspeksi, modifikasi yang terkait dengan kehandalan teknologi
pabrik.
9. Technology Manager bertugas untuk mengatur dan mengkontrol pada
perkembangan sistem dan aktivias pada laboratory, melakuan pengecekan
kualitas terhadap bahan mentah serta barang jadi
10. HRD & GADirector
11. GA Manager bertugas untuk merencanakan, berkoordinasi dan mengelola
hubungan dengan pihak luar dengan tujuan untuk mempermudah
kelancaran operasi perusahaan. GA manager dapat membantu HRD
Manager dalam hal Human Resource bila diperlukan.
12. HRD Manager bertugas untuk merencanakan dan mengembangkan
sumber daya manusia pada keseluruhan organisasi untuk mencapai
sumberdaya manusia yang paling efektif.
13. Legal & Compi Manager bertugas untuk bertangung jawab atas
management dari department legal, dan sebagai penyediaan layanan
12
konsultasi hukum dan memastikan menejemen yang efektif dari resiko
hukum dan kontrak.
14. Finance Director
15. FA Manager bertugas untuk mengatur dan mengkontrol accounting,
finance, pajak dan dokumen import yang bertujuan untuk dimasukan pada
sistem untuk mempermudah pihak internal dan pihak eksternal.
Berikut adalah penjelasan untuk fungsi masing-masing jabatan pada departemen
Logistic & Shipping:
1. GM Logistic bertugas untuk menyiapkan dan memonitor persediaan
barang, spare part yang di butuhkan pada tiap department. Me-review dan
mengawasi jalannya pembelian pada tahap tertentu. Melakukan persiapan
koordinasi bersama devisi shipping, terutama persiapan dokumen yang
dperlukan buyer agar proses pengapalan berjalan dengan baik
2. Logistic and Shipping Manager: Bertugas untuk mengawasi secara
langsung dan memantau alur pembelian barang baku, dan material lainnya
yang dibutuhkan oleh semua departemen dan berkoordinasi serta
mengawasi devisi shipping untuk melakukan penyaluran amoniak ke kapal
pengangkut.
3. Logistic superintendent: Bertugas untuk mengawasi, menyiapkan dan
bertanggung jawab dalam ketersediaan barang, material, dan sparepart
yang di butuhkan pada semua departemen untuk membantu terjalannya
proses produksi.
4. Procurement Admin: Bertugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
administrasi Logistic, termasuk pengisian dan distribusi dokumen yang
dibutuhkan oleh Logistic & Shipping Manager, Logistic Superintendent,
Logistic Supervisior dan buyer.
5. Procurement Supervisor: Bertugas untuk membantu dan memberi laporan
kepada logistic superintendent mengenai pembelian yang bertujuan untuk
mengatur pembelian domestik dan import, bidding proses, pemilihan
vendor,dll
6. Inv & Warehouse Supervisor: Bertugas untuk mengawasi dan
mengkoordinasi perihal, penerimaan, penempatan dan pemeliharaan
barang yang user perlukan, agar tetap dalam kondisi terbaik saat
diperlukan.
13
7. Shipping Superintendent: Bertugas untuk mengawasi dan bertangung
jawab atas pekerjaan Shipping Officer dalam hal pengapalan serta
pengurusan
dokumen yang dibutuhkan.
8. Warehouse officer: Bertugas untuk membantu mengidentifikasi material
yang datang dan mengarahkan warehouseman di lapangan dalam
penempatan material yang masuk.
9. Inventory Officer :serta meramalkan stock item yang diperlukan, serta
bersiap untuk membuat Purchase Request untuk memenuhi material On
Hand. Mengurus dokumen yang masuk dan juga membuat Material
Acceptance Report.
10. Buyer: Membantu, melapor, dan bertanggung jawab kepada Procurement
Supervisor, dan mengatur dan melaksanakan pembelian material /
spareparts / equipment dari supplier lokal melalui proses
bidding/penawaran atau kepada vendor yang telah ditetapkan, agar harga
beli yang terbaik dan spesifikasi maupun waktu pengiriman yang diminta
user, dapat terpenuhi.
11. Service Buyer :Bertugas untuk melakukan melakukan pengadaan jasa
yang dibutuhkan oleh seluruh departemen, untuk menunjang proses
produksi
12. Warehouseman: Bertugas untuk mengatur stock item, bisa berupa barang
kimia, spare part dan menempatkan pada keadaan tertentu untuk mejaga
kondisi stock item, dengan prosedur yang tepat
13. Warehouse Helper :Tenaga Out sourcing yang bertugas untuk siap
membantu Warehouseman dalam melakukan tugasnya.
14. Shipping officer: Bertugas untuk melakukan pengecekan kapal selama
proses loading Amoniak dan mengendalikan alur dokumentasi berupa
penyaluran dokumen yang dibutuhkan oleh buyer, agent dan bea cukai
terkait pengapalan
2.3. Manajemem Perusahaan
2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Perusahaan penghasil amoniak terefisien di dunia.
b. Misi
i. Peduli akan kualitas, keselamatan, kesehatan dan lingkungan
ii. Fokus pada produktifitas dan ketepatan hasil pabrik
14
iii. Perusahan yang tangguh dan prima, dimana setiap karyawan
berkomitmen untuk turut dalam pengembangan secara terus menerus
dan bangga menjadi bagian dari Perusahaan.
2.3.2. Ketenagakerjaan
a. Sumber Daya Manusia
Manusia adalah salah satu elemen dalam perusahaan. Tanpa adanya
manusia, proses bisnis suatu perusahaan tidak akan mungkin berjalan. Manusia
yang memiliki potensi dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan sangat
dibutuhkan sebagai sumber daya perusahaan. PT. Kaltim Parna Industri
memiliki 289 karyawan terhitung hingga bulan Juli 2016 ini.Penjabaran jenis-
jenis karyawan dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.2 Total Manpower PT.Kaltim Parna Industri
Total Manpower PT.Kaltim Parna Industri
BOD 4
Direct Hire 208
PKT Assigne 9
Outsourcing Employee 68
Total All Employee 289
PT. Kaltim Parna Industri menerapkan sistem karyawan tetap dan
karyawan kontrak. Operator mesin yang ada di lantai produksi diterapkan sistem
karyawan tetap. Sedangkan untuk karyawan tidak tetap diambil dari
outsourcing. Contoh untuk karyawan tidak tetap seperti driver bus dan security.
Untuk Pekerja operator diterapkan sistem job rotation yaitu operator yang
menangani mesin tertentu akan dipindah untuk mengoperasikan mesin yang
lain pada periode tertentu. Hal ini didasari dengan adanya perhatian dari
perusahaan terhadap karyawannya tentang adanya ancaman gangguan
kesehatan yang disebabkan dari aktivitas pekerjaan.
15
b. Prosedur Perekrutan Karyawan
Pada PT. Kaltim Parna Industri perekrutan karyawan untuk mengisi
jabatan tertentu yang kosong diprioritaskan lebih dahulu kepada karyawan yang
sudah bekerja di PT. Kaltim Parna Industri. Sehingga hal ini memungkinkan
seorang karyawan di PT. Kaltim Parna Industri untuk
rotasi/mutasi/promosi dari
jabatan sebelumnya. Namun perekrutan ini juga harus melewati serangkaian
tes seleksi.
Jika tidak ada kandidat internal dari karyawan PT. Kaltim Parna Industri
maka perusahaan baru membuka lowongan kerja ke masyarakat umum
maupun outsourcing. Sebelum seseorang diterima sebagai karyawan di PT.
Kaltim Parna Industri, calon karyawan tersebut harus mengikuti prosedur
perekruitan karyawan yang ada. Berikut ini merupakan prosedur perekrutan
karyawan yang terbagi menjadi beberapa tahap, antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Tahap seleksi administrasi yaitu melalui surat lamaran yang masuk. Bagian
HRD akan menyeleksi surat lamaran yang masuk, apakah sudah
memenuhi syarat yang ada.
2) Tahap pemanggilan calon karyawan untuk tes.
3) Tahap pelaksanaan tes tertulis
4) Tahap pelaksanaan tes wawancara
5) Tahap pelaksanaan tes psikotest
6) Tahap pelaksanaan tes kesehatan
Setelah melalui serangkaian tes pihak HRD akan mengirimkan surat
berhasil / gagal kepada seluruh pelamar. Untuk pelamar yang berhasil HRD
menyertakan surat penawaran berkaitan dengan posisi yang diterima pelamar.
Setelah pelamar memutuskan untuk bergabung, pelamar harus mengikuti
kegiatan PDPE & K3, penyuluhan keselamatan kerja dan keperluan administrasi
lainnya seperti membuat badge karyawan (izin masuk kawasan pabrik), stiker
masuk kendaraan (izin kendaraan untuk memasuki wilayah tertentu) dan lain
sebagainya. Setelah semua kegiatan diikuti, maka secara resmi pelamar
tersebut menjadi karyawan PT. Kaltim Parna Industri.
c. Pembagian Jam Kerja
Pada pembagian jam kerja di PT. Kaltim Parna Industri terdapat 2 jenis
pembagian jam kerja yaitu jenis shift dan non-shift.
16
Untuk jenis shift ditujukan untuk karyawan yang bekerja di area produksi yaitu
operator mesin. Selain itu jugabagian securitydan bagian penelitian labolatorium
untuk bahan kimia.
Jam operasional produksi pada PT. Kaltim Parna Industri adalah selama 24
jam. Hal ini berarti pabrik ini tergolong ke dalam continuous production. Hal itu
mengakibatkan terjadinya pembagian 3 shift untuk, yaitu meliputi :
1) Shift 1, bekerja dari pukul 07.00 - 15.00 WITA
2) Shift 2, bekerja dari pukul 15.00 - 23.00 WITA
3) Shift 3, bekerja dari pukul 23.00 - 07.00 WITA
4) Shift 4, Off (Tidak bekerja)
Di bagian produksi terdapat pembagian operator menjadi 4 group.
Disetiap grup operator terdiri dari 17 hingga 19 orang. Sistem pergantian shift
untuk setiap grup operator diganti dengan jangka 2 hari sekali, sehingga grup
operator di shift 1 tidak selalu bekerja di shift 1 setiap harinya. Misalnya grup
operator A bekerja di shift 1 terhitung dari hari selasa. Untuk hari rabu grup
operator A tetep bekerja di shfit 1. Namun untuk hari kamis dan jumat grup
operator bekerja di shift 2. Khusus untuk hari Sabtu, Minggu dan Senin jadwal
untuk bekerja di suatu shift tertentu adalah 3 hari. Untuk contoh jadwal shift
dapat dilihat pada gambar 2.1.
17
Gambar 2.4 Jadwal Shift PT.Kaltim Parna Industri
Pada kondisi tertentu misalnya ada pekerja dari suatu grup yang tidak
masuk atau ada kondisi emergencymaka diadakan lembur. Untuk contoh
terdapat pekerja suatu group operator yang tidak masuk, solusinya adalah
dengan menarik pekerja dari grup operator lain untuk dipekerjakan dan dihitung
sebagai lembur. Untuk contoh kondisi lain misalnya ada suatu grup operator
yang memiliki jadwal shift di hari libur nasional, maka pekerja di grup operator
tersebut terhitung sebagai kerja lembur.
Untuk jenis non-shift ditujukan untuk karyawan yang bekerja di area
perkantoran seperti karyawan di Departemen Logistic & Shipping, HRD & GA
Directorate,Finance Directorate dan Departemen Maintenance. Berikut adalah
18
pembagian jam kerja untuk jenis non-shift :
1) Hari Senin - Kamis, bekerja dari pukul 07.30 - 16.30 WITA
2) Hari Jumat, bekerja dari pukul 07.30 - 17.30 WITA
Untuk hari sabtu, minggu dan hari libur nasional, karyawan non-shift tidak
bekerja.
d. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PT. Kaltim Parna Industri dibayarkan sebulan
sekali pada awal bulan. Gaji tersebut dibayarkan melalui rekening Bank dari
masing-masing karyawan. Besarnya gaji yang diterima oleh karyawan tetap PT.
Kaltim Parna Industri ditinjau berdasarkan dari tingkat jabatan dari karyawan
tersebut. Didalam suatu tingkatan jabatan tersebut masih ditinjau lagi dari grade
level jabatannya biasanya dilihat dari masa kerja, pencapaian atau prestasi dan
lain sebagainya. Sedangkan untuk pengupahan karyawan outsourcing besarnya
pengupahan yang dibayarkan oleh PT. Kaltim Parna Industri kepada karyawan
outsourcing adalah sesuai dengan perjanjian kontrak diawal penerimaan
karyawaan.
Besar nominal pengupahan karyawan outsourcing juga didasarkan pada
jenis pekerjaan dan tingkat jabatan dari karyawan tersebut. Semua upah yang
diterima oleh karyawan yang bekerja di PT.Kaltim Parna Industri besar
nominalnya sudah berada di atas rata - rata UMHK (Upah Minimum Hasil Kimia)
yang berlaku.
PT. Kaltim Parna Industri selain memberikan gaji pokok juga memberikan
tunjangan lain kepada seluruh karyawannya. Tunjangan tersebut antara lain :
1. Tunjangan Makan
2. Tunjangan Perumahan
3. Tunjangan Transportasi
4. Tunjangan Hari Raya (Idul Fitri)
5. Bonus Akhir Tahun
6. Bonus Pencapaian Target Produksi
19
e. Fasilitas yang Diterima oleh Karyawan
Karyawan adalah salah satu elemen paling penting yang harus dimiliki
dan dirawat oleh suatu perusahaan. Dari sisi kesehatan, jaminan ekonomi,
tunjangan, keselamatan, agama, budaya dan keamanan. Setelah seseorang
diterima menjadi karyawan di PT. Kaltim Parna Industri ini, semua karyawan
memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas meliputi:
1) Tunjangan makan
Tunjangan makan disini berbentuk uang tunai yang diberikan ke semua
karyawan yang ada di PT. Kaltim Parna Industri. Tunjangan makan
diberikan bersama pada saat pembayaran gaji.
2) Tunjangan Hari Raya (THR)
Menjelang hari raya Idul Fitri setiap setahun sekali perusahaan memberikan
tunjangan hari raya keagamaan sesuai dengan PerMen No.04/Men/1994
tentang pemberian tunjangan hari raya. Dan diberikan selambat-lambatnya
7 hari sebelum hari raya.
3) Tunjangan Perumahan
Tunjangan perumahan disini berbentuk uang tunai yang diberikan kepada
karyawan PT. Kalitim Parna Industri khusus yang tidak mendapatkan
fasilitas rumah dinas dari PT. Kaltim Parna Industri.
4) Bonus Akhir Tahun
Bonus akhir tahun disini berbentuk uang tunai yang diberikan oleh PT.
Kaltim Parna Industri kepada seluruh karyawannya yang diberikan setiap
akhir tahun.
5) Bonus Pencapaian Target Produksi
Bonus pencapaian target produksi disini berbentuk uang tunai yang
diberikan oleh PT. Kaltim Parna Industri kepada seluruh karyawannya
dimana besarnya nominal bonus berasal dari jumlah keuntungan
pencapaian target produksi yang didapat oleh PT.Kaltim Parna Industri
dibagi rata untuk seluruh karyawannya.
6) Jaminan kesehatan (melalui BPJS)
Perusahaan memberikan jaminan kesehatan dengan mendaftarkan setiap
karyawan ke dalam Program BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan
yang meliputi kecelakaan kerja, jaminan dihari tua,biaya rumah sakit dan
kematian.
7) Asuransi Kesehatan (melalui AXA)
20
Perusahaan memberikan jaminan kesehatan dengan mendaftarkan setiap
karyawan ke dalan program asuransi kesehatan melalui AXA yang meliputi
biaya pengobatan rumah sakit yang bekerja sama dengan Rumah Sakit
PKT. Jika biasanya dalam asuransi yang diberikan oleh perusahaan
memiliki batas maksimal nominal biaya, asuransi di PT. Kaltim Parna
Industri ini tidak memiliki batas maksimal nominal biaya. Selain itu
berapapun jumlah anggota keluarga yang masih dalam satu kartu keluarga
akan ditanggung biaya kesehatannya.
8) Rumah Sakit PKT
Fasilitas ini adalah sebuah bentuk kepedulian perusahaan terhadap
kesehatan dan keselamatan karyawannya. Semua karyawan yang
mengalami cedera atau keluhan kesehatan akibat pekerjaannya di pabrik
dapat mendatangi rumah sakit ini. Semua biaya pengobatan pekerja di PT.
Kaltim Parna Industri di rumah sakit ini ditanggung oleh asuransi
perusahaan sehingga karyawan PT. Kaltim Parna Industri.
9) Tempat ibadah
Fasilitas mushola disediakan disetiap unit, dan di dalam masing-masing
unit, terdapat beberapa titik ruangan mushola. Karyawan dapat menunaikan
kewajiban beribadahnya meskipun jauh dari tempat ibadah. Namun selain
itu di depan kompleks pabrik terdapat satu masjid besar yang juga dapat
digunakan untuk beribadah khususnya ibadah sholat jumat. PT. Kaltim
Parna Industri akan menyediakan bus pengangkut yang akan
mengantarkan semua karyawan yang hendak pergi ke masjid tersebut hal
ini dikarenakan jarak ke masjid yang cukup jauh.
10) Kantin Koperasi
Terdapat sebuah kantin yang disediakan oleh PT. Kaltim Parna Industri
yang menjual beberapa jenis makanan snack maupun makanan berat.
Sistem pembeliannya adalah pesan di pagi harinya, hal ini dikarenakan
kantin tidak menyediakan juru masak melainkan menyediakan jasa
pembelian makanan diluar komplek pabrik. Di dalam kantin tersedia meja
dan kursi dengan jumlah yang memadai. Kantin juga menyediakan jasa
pembelian makanan dengan cara dibungkus untuk karyawan yang ingin
makan didalam kantor saja.
21
11) Toilet
Toilet tersebar dengan jumlah yang merata pada semua bangunan di
departemen bahkan di area produksi (pabrik). Toilet difasilitasi dengan
kloset jongkok maupun kloset duduk, keran (sumber air), ember, gayung
dan sabun cuci tangan.
12) Area parkir
Kebanyakan karyawan di PT. Kaltim Parna Industri menggunakan alat
transportasi umum yaitu bus perusahaan. Namun ada juga beberapa
karyawan dengan jabatan tertentu menggunakan kendaraan pabrik yaitu
mobil. Hal ini disebabkan karena jauhnya jarak yang harus ditempuh
karyawan untuk menuju ke pabrik. Oleh karena itu perusahaan
menyediakan tempat parkir roda empat yang disediakan dibagian depan
pabrik disebelah pintu masuk area pabrik. Untuk parkir kendaraan roda dua
sendiri tidak disediakan karena kendaraan roda tidak diperbolehkan
memasuki area pabrik.
13) Bus Penjemput
PT. Kaltim Parna Industri ini menyediakan beberapa unit bus penjemput
yang dapat digunakan oleh karyawan untuk menuju ke area pabrik. Bus
penjemput ini datang pada dua shiftkhusus untuk karyawan non-shift. Shift
pertama jam 06.45 WITA dan shift berikutnya jam 07.30 WITA. Bus ini
dapat digunakan baik menuju area pabrik maupun meninggalkan area
pabrik. Untuk meninggalkan area pabrik, jadwal antar bus ini menyesuaikan
jadwal pulang karyawan baik karyawan non-shift dan karyawan shift.
Jadwal untuk mengantar karyawan non-shift yang pulang kerja adalah jam
16.00 WITA untuk hari Senin hingga Kamis, jam 17.30 WITA untuk hari
Jumat. Sedangkan untuk jadwal mengantar karyawan shiftadalah jam 15.00
WITA, jam 23.00 WITA dan jam 07.00 WITA. Selain untuk mengantar
karyawan yang pulang kerja, bus ini juga digunakan untuk mengantar
karyawan yang akan melaksanakan ibadah di masjid besar yang ada di luar
area pabrik, jadwal bus mengantarkan karyawan untuk ibadah ini adalah
pada jam 12.00 WITA.
14) Safety Tools
PT. Kaltim Parna Industri selalu memperhatikan keselamatan dari para
karyawannya, sehingga perusahaan menyediakan alat-alat pengaman saat
bekerja (safety tools). Untuk semua karyawan memperoleh sepatu
pelindung
22
dan helm pelindung. Kemudian untuk karyawan yang berada diproses
diberikan perlengkapan tambahan seperti sarung tangan, masker,
kacamata pelindung danear plug. Untuk karyawan pada divisi K3 juga
disediakan baju anti api untuk digunakan jika sewaktu - waktu terjadi
kebakaran dan harus memadamkan api.
15) Smoking area
Di area perkantoran dan khususnya area produksi, karyawan tidak dijinkan
merokok. Namun PT.Kaltim Parna Industri menyediakan tempat khusus
untuk merokok bagi karyawan yang merokok yaitu di area terbuka.
16) Fasilitas Komunikasi
Untuk beberapa karyawan yang memiliki job desk yang mengharuskan
karyawan untuk berhubungan dengan pihak luar ataupun karyawan yang
memiliki kesibukan tinggi, PT.Kaltim Parna Industri memberikan fasilitas
komunikasi berupa satu unit handphone
17) Internet dan email
Setiap karyawan di berikan email untuk memperlancar komunikasi tentang
pekerjaan, mengirim file dal lain sebagainya. Untuk fasilitas internet
diberikan kepada karyawan agar proses pegirimanemail tersebut dapat
terlaksana dengan baik, selain itu juga untuk mencari informasi yang
dibutuhkan dengan menggunakan browser.
18) Kendaraan Dinas
Fasilitas kendaraan dinas ini diberikan oleh PT. Kaltim Parna Industri
kepada beberapa karyawan disetiap departemen berdasarkan jabatannya.
Jabatan yang memperoleh kendaraan dinas ini seperti Superintendent,
Manager, General Manager, dan President Directure. Sedangkan untuk
General Manager, President Directure mendapat fasilitas tambahan lagi
berupa supir pribadi.
19) Rumah Dinas
Rumah dinas ini diberikan oleh PT. Kaltim Parna Industri kepada seluruh
karyawan diseluruh departemen yang berasal dari luar Pulau Kalimantan
serta karyawan dengan jabatan mulai dari Superintendent, Manager, Genral
Manager, danPresident Directure.
20) Bantuan Biaya Transportasi
Bantuan biaya transportasi ini adalah biaya dana yang diberikan pada saat
mudik libur. Untuk karyawan yang berdomisili di Pulau Kalimantan bantuan
23
dapat berupa bantuan dana untuk tiket bus dan transportasi umum lainnya.
Sedangkan untuk karyawan yang berasal dari luar Pulau Kalimantan akan
mendapat bantuan dana mulai dari transportasi darat dari Kota Bontang
menuju bandara di Kota Balikpapan hingga bantuan dana untuk tiket
pesawat terbang sesuai tujuan masing - masing karyawan.
21) Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi adalah bantuan yang diberikan oleh PT. Kaltim Parna Industri
kepada semua karyawan baru yang akan pindah dari tempat asalnya (diluar
Kota Bontang) untuk tinggal di Kota Bontang. Bantuan disini dapat berupa
bantuan dana untuk membayar transportasi diri dari kota asal menuju Kota
Bontang maupun bantuan untuk mengangkut barang - barang pribadi
menggunakan jasa pengiriman barang.
Demobilisasi adalah bantuan yang diberikan oleh PT.Kaltim Parna Industri
kepada semua karyawan yang keluar atau berhenti bekerja dari PT.Kaltim
Parna Industri. Bantuan disini berupa dana yang digunakan untuk
membayar transportasi diri dari Kota Bontang menuju kota tujuan maupun
untuk membayar biaya pengangkutan barang dari Kota Bontang menuju
kota tujuan.
2.3.3. Sistem Pengolahan Limbah
Salah satu hasil samping dari proses produksi adalah limbah. Pengertian
limbah adalah sisa hasil pengolahan dari suatu proses yang tidak memiliki nilai
tambah, tetapi memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan harus segera
ditangani agar tidak membahayakan lingkungan. Setiap pabrik harus
mengidentifikasi potensi limbah apa yang bisa muncul akibat kegiatan
operasionalnya. Setelah mengidentifikasi potensi limbah yang muncul dalam
suatu pabrik, pabrik tersebut harus berupaya untuk menanggulanginya
sehingga limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna atau tidak berguna
tetapi tidak memberikan dampak bahaya bagi lingkungan. Limbah yang
dihasilkan oleh PT. Kaltim Parna Industri adalah limbah gas dan limbah cair.
Untuk limbah cair yang dihasilkan oleh PT.Kaltim Parna Industri berupa
air yang mengandung zat amonia (NH3) sedangkan untuk limbah gas yang
dihasilkan beupa gas karbondioksida (CO2). Untuk penanganan limbah gas CO2
PT.Kaltim Parna Industri langsung membuangnya ke udara bebas dengan
menggunakan cerobong asap karena menurut PT.Kaltim Parna Industri gas
CO2
dapat diserap dan diolah oleh tanaman. Langkah yang dilakukan PT.Kaltim
24
Parna Industri dalam rangka membantu mempercepat penyerapan CO2oleh
tanaman adalah dengan mengadakan kegiatan rutin penanaman bibit pohon.
Untuk limbah cair di PT.Kaltim Parna Industri sendiri tidak mempunyai sistem
pengolahan limbah cair sendiri sehingga limbah cair yang dihasilkan oleh
PT.Kaltim Parna Industri dikirim ke anak perusahaan PT.Pupuk Kaltim yaitu PT.
KNE untuk kemudian diolah sebelum dibuang ke laut lepas.
25
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Departemen
Proses bisnis adalah rangkaian aktivitas dari suatu bagian atau antar
bagian yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan bisnis. Porses bisnis
tidak hanya mencakup lingkungan internal organisasi, tetapi mengacu juga pada
pihak customer atau mitra bisnis sehingga mencapai suatu tujuan bisnis yang
diinginkan. Proses bisnis yang penulis dapatkan adalah proses bisnis di
departemen dimana penulis ditempatkan yaitu Departemen Logistic& Shipping.
Proses bisnis pada PT. Kaltim Parna Industri secara umum dapat dilihat dari
gambar 3.1.
Gambar 3.1 Proses Bisnis Departemen Logistic & Shipping di PT. Kaltim
Parna Industri (Terlampir)
Terlihat pada proses bisnis tersebut banyak yang berperan dalam
prosedur pengadaan barang pada divisi Logistic.
Proses bisnis pengadaan barang berlangsung dari Logistic
Superintendent menerima Purchase Request yang dibuat oleh user yang
bersangkutan, pada hal ini Superintendent bertugas meninjau apakah
Purchase Request (PR) yang diterima sudah melalui persetujuan dari atasan
user. Purchase Request merupakan form yang berisi barang yang dibutuhkan
oleh user, ada 2 (dua) tipe item PR yaitu yang berupa Direct Purchase dan
Stock item. Bila PR berupa barang stock, PR di distribusikan terlebih dahulu
kepada Superintendent Logistic untuk diperiksa terlebih dahulu apa benar
barang pada warehouse tidak mencukupi batas minimum yang ada, dan
diperiksa lagi oleh Manager Logistic & Shipping. Setelah penerimaan PR,
Logistic Administration bertugas untuk mengupdate tanggal penerimaan PR,
untuk update ini Logistic Admin menggunakan software AVANTIS dan
melakukan backup dengan Excel. Saat proses update Logistic Admin
melakukan scan PR yang bertujuan
26
sebagai lampiran untuk para Buyer agar mudah untuk membuat Letter of
Inquiry maupun pada saat pembuatan Purchase Order (PO). PR yang sudah di
update di berikan pada Procurment Supervisor untuk melakukan distribusi PR.
Pada tahap ini Procurment Supervisior memilih buyer mana yang cocok untuk
PR yang ada, atau bisa saja mengerjakan PR tersebut sendiri.
Setelah penerimaan PR buyer bertugas mencari vendor, hal yang
dipertimbangkan dalam pemilihan vendor adalah: data masa lalu, yaitu melihat
data PR sebelumnya, sebagai patokan harga dan vendor, selain
mempermudah hal ini juga bisa mempercepat proses pembuatan PO, tapi bila
item yang ingin dibeli baru, kita membuat Letter of Inquiry yaitu mengirim email
kepada vendor untuk membuat penawaran, dari email tersebut kita
mendapatkan Quotation yaitu surat penawaran vendor kepada kita. Harga
penawaran yang diberikan tidak langsung diterima, buyer melakukan negosiasi
untuk mendapatkan harga terbaik,
Bila didapatkan harga lebih dari 20 juta, maka dibutuhkan pembuatan Bid
Tabulation/ MTF jika tidak bisa melanjutkan untuk pembuatan PO. Perbedaan
Bid Tabulaton dan Memo to File sendiri terletak pada jumlah vendor yang dapat
menyediakan barang pada PR. Jika hanya ada satu vendor yang mampu
menyediakan barang pada PR tersebut maka buyer akan membuat Memo to
File namun jika ada beberapa vendor yang mampu menyediakan barang pada
PR tersebut maka buyer akan membuat Bid Tabulation. Dalam Bid Tabulation
ini akan berisi informasi mengenai penawaran harga barang yang hendak
digunakan oleh PT. Kaltim Parna Industri dari masing - masing vendor, tidak
hanya itu, pada Bid Tabulation terdapat spesifikasi yang diinginkan oleh user.
Kemudian tim bidding akan me-review Bid Tabulation atau Memo to File
tersebut. Jika spesifikasi atau harga tidak terpenuhi maka dilakuan negosiasi
ulang kepada vendor. Kemudian jika Bid Tabulation atau MTF tersebut
memenuhi spesifikasi atau harga maka perlu adanya persetujuan oleh pihak
tertentu berdasarkan jumlah nominal total harganya. Jika total harga 500 juta
rupiah kebawah maka hanya membutuhkan persetujuan dari General Manager
Logistic & Shipping sedangkan jika total harga melebihi 500 juta rupiah maka
membutuhkan pengecekan dan persetujuan dari Presiden Direktur. Dokumen
Bid
27
Tabulation / MTF ini bisa disetujui maupun tidak. Jika Bid Tabulation /MTF
tidak disetujui maka permintaan terhadap vendor tersebut dapat di batalkan
pembeliannya ataupun dilakukan negosiasi ulang dengan vendor jika
memungkinkan dan pilihan terakhir adalah mencari vendor lain.
Bila saat pengajuan Bid Tabulation atau MTF disetujui maka berlanjut ke
proses berikutnya yaitu proses penerbitan PO. Buyer menerbitkan PO Approval
yang dilampirkan pada PO sementara yang dijadikan satu berserta PR dan
lampiran Quotation untuk diperiksa oleh Internal Controler. Bila PO Approval
disetujui maka PO diterbitkan, bila tidak buyer menginformasikan kepada user
dan vendor bahwa permintaan/ ordernya ter-cancel. Di dalam dokumen PO
terdapat pihak yang harus menandatangani sesuai dengan jumlah nominal total
harga yang tertera dalam dokumen PO. Jika total harga dalam dokumen PO
kurang dari sama dengan 20 juta rupiah maka Manager Logistic & Shipping
yang menandatangani, jika total harga dalam dokumen PO lebih dari 20 juta
rupiah namun tidak lebih dari 500 juta rupiah maka General Manager Logistic &
Shipping yang harus menandatangani. Sedangkan jika total harga dalam
dokumen PO lebih dari 500 juta rupiah maka Presiden Direktur yang harus
menandatangani.
Setelah dokumen PO ditandatangani sesuai dengan penanggung jawab
PO tersebut, bagian Logistic Administration mengupdate data PO yang telah
disetujui pada program AVANTIS. Dari PO yang diapprove dikembalikan
kepada buyer yang bersangkutan agar segera mengirim PO yang berupa
softcopy kepada vendor untuk barang segera diproses. Setelah menunggu
balasan dari vendor yang berupa softcopy yang telah di tanda tangani oleh
pihak vendor kita mengirim hard copy PO kepada vendor yang bersangutan.
Setelah menerima PO asli yang berupa hardcopy ,vendor akan mengirimkan
barang untuk dikirim sesuai dengan perjanjian sebelumnya.
Terdapat dua jenis vendor, Vendor Domestic (lokal) dan Vendor import.
Pada vendor import pihak buyer harus mempersiapkan dokumen legal yang
berupa: NPWP, Izin usaha, API-P, tanda daftar perusahaan. Setelah pihak
buyer mempersiapkan dokumen legal, pihak vendor harus menyiapkan invoice,
packing list dan bill of loading. Bill of loading
28
memiliki 2 (dua) jenis yaitu Airway Bill (AWB) dan Seaway Bill (SWB).
Dokumen Airway Biill digunakan bila menggunakan transportasi udara,
sedangan Seaway Bill ketika menggunakan transportasi laut. Setelah dokumen
yang diperlukan siap, bea cukai mengeluarkan pemberitahuan Import Barang
(PIB), untuk mengetahui jumlah harga yang dibayarkan oleh pihak KPI
terhadap vendor.
Pada vendor domestic tidak ada syarat khusus yang perlu dilakuan.
Barang yang dikirimkan bisa langsung masuk menuju kawasan industri
maupun bisa di kirimikan ke wisma KPI yang nantinya akan diambil oleh kurir
yang sudah bekerja sama dengan KPI. Barang yang sudah diterima diperiksa
oleh user yang bersangkutan dan pihak maintenance, setelah diperiksa item
dibawa kedalam warehouse dan akan di buatkan Material Acceptance Report
(MAR) setelah di lakukan pengecekan kembali dari warehouse.
MAR bertujuan untuk pelaporan hasil inspeksi yang sudah dilakukan
oleh user yang menerima dan dokumen MAR dibuat oleh bagian Inv.
Warehouse dan dapat digunakan untuk mengevaluasi vendor serta penutupan
PO.
3.2. Produk yang Dihasilkan
3.2.1. Produk
Pabrik Amoniak PT. Kaltim Parna Industri memproduksi amoniak cair
anhydrat (tidak mengandung air) yang disimpan dalam tangki pada kondisi
bertekanan. Produksi minimumnya sebanyak 1500 ton per hari. Selain amoniak
pabrik juga menghasilkan CO2 yang akan di-venting dimana proses venting ini
dilakukan untuk menghilangkan gas yang terkandung pada amoniak tersebut
pada kondisi normal. Spesifikasi produk amoniak yang dihasilkan dapat dilihat
pada tabel 3.1
29
Tabel 3.1 Spesifikasi Produk Amoniak dan Karbondioksida
Amoniak Karbondioksida (basis kering)
NH3 Min. 99,9 % Co2 Min. 99,0 %
H2O berat H2 + N2 + CH4 Berat
Minyak Maks. 0,1% Kandungan air Maks. 1 % mol
Tekanan berat Tekanan Jenuh
Suhu Maks. 5 Ppm Suhu 0,27 Kg/cm2 G
berat 40 °C
5 Kg/cm2G
-32 °C
3.2.2. Bahan Baku
Bahan baku utama pabrik amoniak adalah gas alam yang juga
digunakan sebagai fuel. Komposisi komponen-komponen yang ada dalam gas
alam dapat dilihat dalam tabel 3.2
Tabel 3.2 Komposisi Gas Alam
Komponen Komposisi, % vol Komposisi, % vol
(kondisi dasar) (kondisi terburuk)
CH4 88,14 82,668
C2H6 6,49 5,647
C3H8 1,5 3,881
iC410 0,24 0,824
iC4H10 0,32 0,927
iC5H12 0,14 0,350
nC5H12 0,08 0,215
C6H14 0,08 0,414
C02 2,97 5,001
N2 0,04 0,073
Total 100 100
Apabila dalam gas alam terdapat senyawa organik S, maka ditambahkan katalis
Co-Mo. Unsur senyawa utama pembentuk amonia diproduksi dari Hidrogen (H2)
30
yang diperoleh dari steam proses dan hidrokarbon dari gas alam dan Nitrogen
(N2) yang didapat dari udara bebas.
3.3. Proses Produksi
Amoniak dihasilkan dari campuran hidrogen dan nitrogen dengan
perbandingan H2 terhadap N2 sekitar 3 : 1. Selain itu terdapat pula campuran
gas yang mengandung gas inert (gas yang tidak ikut bereaksi) seperti misalnya
argon dan metana yang berasal dari bahan baku dengan kadar tertentu. Secara
umum proses produksi amonia dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Proses Produksi Amonia
3.3.3. Bagian Desulfurisasi
Pada bahan baku gas alam tidak jarang mengandung senyawa sulfur di
atas 10 ppm. Jika ini terjadi maka harus dilakukan proses desulfurisasi karena
bahan katalis yang nantinya akan digunakan sangat sensitif terhadap senyawa
sulfur. Gas alam diambil dan ditekan dengan menggunakan NG booster
compressor (K-0411) dan kemudian dipanaskan di NG Preheater. Gas
kemudian dilewatkan ke bagian desulfuraisasi. Penyerapan sulfur dilakukan di
sulphur absorbser. Setelah didesulfurisasi, kandungan sulfur dalam gas kurang
dari 0,05 ppm. Gambar Mesin Desulfurisasi dapat dilihat pada gambar 3.3
31
Gambar 3.3 Mesin Desulfurisasi
3.3.4. Bagian Reforming
Di bagian reforming, gas hasil desulfurisasi diubah menjadi bahan baku
synthesis gas dengan catalyticreforming campuran hidrokarbon dengan steam
dan penambahan udara. Reaksi reforming meliputi 2 tahap, yaitu reaksi pada
primary refrormer dan secondary reformer.
Pada proses primary reformer campuran hidrokaron dan steam
dipanaskan hingga temperatur 520 °C. Panas yang dibutuhkan untuk reaksi
diperoleh secara radiasi dari sejumlah tungku pembakaran. Pada akhir proses,
senyawa hidrokarbon diubah menjadi hidrogen karbon dan karbon dioksida.
Temperatur gas keluar primary reformer sekitar 790 - 795 °C, yang kemudian
langsung masuk ke secondary reformer.
Di secondary reformer, gas proses dicampur dengan udara. Udara disini
difungsikan untuk menangkap senyawa nitrogen yang akan digunakan sebagai
bahan pelengkap. Pembakaran dengan udara menghasilkan gas dengan suhu
sekitar 1100 - 1200 °C. Kemudian pendinginan gas proses dilakukan di RG
Waste Heat Boiler. Suhu gas keluar dari secondary reformer sekitar 970 °C
dengan suhu minimum reaksi adalah 650 °C. Gambar Mesin Primary Reformer
dan Mesin Secondary Reformer dapat dilihat pada gambar 3.4 dan gambar 3.5.
32
Gambar 3.4 Mesin Primary Reformer
Gambar 3.5 Mesin Secondary Reformer
3.3.5. Bagian CO Shift Conversion
Pada bagian CO conversion ini terdapat 2 tahap utama yaitu High
Temperature CO-Converter dan Low Temperature CO-Converter. Perbedaan
33
mendasar antara keduanya tentunya pada perlakuan suhunya, kemudian juga
jenis katalis yang digunakan.
Pada High Temperature CO-Conversion menggunakan katalis yang
mengandung kromium oksida yang dilapiskan pada besi oksida yang berupa
pallet. Katalis ini dapat digunakan secara terus menerus pada kisaran
temperatur 320 - 500 °C.
Pada Low Temperature CO-Conversion katalis yang digunakan
mengandung oksida dari tembaga, seng, dan kromium atau alumunium.Katalis
ini digunakan pada suhu sekitar 150 - 200 °C.
Tujuan utama dari proses CO Shift Conversion ini adalah mengubah CO
menjadi CO2. Gambar Mesin CO Shift Conversion dapat dilihat pada gambar
3.6.
Gambar 3.6 Mesin CO Shift Conversion
3.3.6. Bagian CO2 Removal Bagian utama sistem ini yaitu CO2absorbser, CO2stripper. CO2
dihilangkan dengan proses MDEA . Pelarut yang digunakan yaitu aMDEA 03
yang mampu mengabsorbsi CO2. Larutan ini mengandung 37 % berat MDEA, 3
% berat piperazine (berfungsi sebagai zat aktif yang akan meningkatkan
kecepatan transfer massa CO2 dari gas ke cair). Pada CO2 absorbser, gas CO2 diambil dengan countercurrent dua tingkat. Pada tingkat pertama zat
pengabsorpsi yang dipakai adalah larutan semi-lean (MDEA yang mengandung
sedikit CO2). Pada tingkat kedua dimasukan larutan lean (MDEA) (mengandung
34
sangat sedikit CO2).Reaksi absorpsi berlangsung eksotermis, sehingga larutan
lean yang awalnya bersuhu sekitar 50 °C dan larutan semi lean yang awalnya
bersuhu sekitar 72 °C akan naik suhunya sampai 81 °C
Secara umum pada CO2absorbser berfungsi menyerap unsur karbon
monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) yang akan merusak katalis dalam
reaktor amonia. Kemudian sisa larutan aMDEA yang telah digunakan untuk
menyerap unsur CO dan CO2 masih bisa digunakan lagi maka dari itu pada CO2
Stipper larutan aMDEA dipisahkan dari CO2 dengan menyemburkan uap panas
agar CO2 terbawa dan dikeluarkan melalui cerobong asap. Gambar Mesin
CO2Removal dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Mesin CO2 Removal
3.3.7. Bagian Metanasi
Langkah terakhir penyiapan gas adalah metanasi, yaitu proses dimana
semua sisa oksida karbon diubah menjadi metana. Sebelum masuk ke unit
utama pembuatan amonia yaitu pada reaktor amonia, maka karbon monoksida
dan karbon dioksida yang masih tersisa direaksikan kembali ke dalam unit
metanasi, supaya gas yang akan masuk kedalam reaktor amonia benar-benar
murni dan menghasilkan amonia dengan tingkat efisien yang tinggi. Pada
operasi normal, suhu masuk metanator adalah 290 °C. Gas hasil proses dari
CO2absorbser dipanaskan sampai suhu tersebut melalui methanator heat
exchanger dan methanator trim heater. Kenaikan suhu harus sekitar 25 °C,
yang bersesuaian dengan suhu keluar methanator 315 °C. Gas kemudian
didinginkan
35
sampai suhu sekitar 76 °C. Unsur CO dan CO2 direaksikan dengan unsur H2
sehingga menjadi CH4, H2 dan N2. Gambar Mesin Metanasi dapat dilihat pada
gambar 3.8.
Gambar 3.8 Mesin Metanasi
3.3.8. Bagian NH3Converter Pada tahap pengkonversian unsur N2 dan H2 diubah menjadi amonia
(NH3). Hanya 30 % dari keseluruhan massa unsur yang dapat terkonversi.
Sisanya yang tidak terkonversi, di proses kembali ke converter setelah amonia
produk dipisahkan dalam bentuk cair. Setelah gas melewati proses konversi,
selanjutnya gas akan didinginkan sampai suhu dimana amonia akan
terkondensasi. PT. Kaltim Parna Industri sendiri menggunakan rasio H2 dan N2
dalam proses konversi yaitu sebesar 3 : 1. Rasio ini memiliki keuntungan yaitu
produksi amonia akan menghasilkan panas sehingga mempercepat sirkulasi
gas dan mempercepat pula reduksi katalis, selain itu air yang terbentuk selama
proses pengaktifan dapat terambil dari gas yang bersirkulasi karena terlarut
dalam amonia, hal ini penting karena air merupakan racun bagi katalis. Gambar
mesin NH3Converter dapat dilihat pada gambar 3.9.
36
Gambar 3.9 Mesin Amonia Converter
3.3.9. Bagian Refrigerasi
Tujuan utama dari bagian refrigerasi adalah mengubah unsur amonia
(NH3) hasil dari proses NH3 converter yang masih berwujud gas menjadi amonia
(NH3) yang berwujud cair. Proses pengubahan unsur amonia (NH3) berwujud
gas menjadi amonia (NH3) yang berwujud cair dilakukan dengan cara
mendinginkan suhu udara hingga menjadi - 33 °C sehingga unsur gas dapat
mengembun dan menjadi cairan. Setelah menjadi cairan selanjutnya amonia
cair disimpan ke dalam tangki penyimpanan. PT. Kaltim Parna Industri
mengubah amonia dari bentuk gas menjadi bentuk cair agar perusahaan
mampu menghemat ruang penyimpanan, hal ini disebabkan karena unsur gas
adalah menempati seluruh ruang yang menyebabkan tekanan dalam tangki ikut
besar sehingga membutuhkan tangki berukuran besar jika ingin menjaga
tekanan tangki tetap stabil. Berbeda dengan gas , jika amonia disimpan dalam
bentuk cair maka membutuhkan ruang tangki penyimpan akan relatif lebih kecil.
Namun sifat unsur amonia sendiri adalah mudah menguap sehingga meskipun
sudah diubah dalam bentuk cair namun amonia bisa berubah kembali menjadi
bentuk gas. Oleh karena itu PT. Kaltim parna menyiapkan beberapa pengaman
agar tekanan dalam tangki tidak meningkat disebabkan oleh penguapan amonia
yaitu dengan sistem boil of gas, flare, dan buka tutup katup. Gambar tangki
refrigerasi dapat dilihat pada gambar 3.10
37
Gambar 3.10 Tangki Refrigerasi
3.4. Fasilitas Produksi
3.4.1. Distributed Control Sistem (DCS)
Sistem pengoperasian pabrik di PT. Kaltim Parna Industri sudah cukup
canggih. Kondisi operasi pabrik dikontrol oleh operator di control room secara
terpusat menggunakan DCS, namun tidak semua alat dapat diatur dari control
room, misalnya ada beberapa alat yang harus dioperasikan dari lapangan.
PT. Kaltim Parna Industri menggunakan DCS dari Yokogawa dengan
sistem double monitor yang akan mempermudah operator dalam
mengoperasikan pabrik. Dengan adanya double monitor ini, operator bisa
langsung memonitor trend perubahan kondisi operasi saat mengoperasikan
pabrik.
38
Gambar 3.11 Tampilan Layar DCS
3.4.2. Process History Data (PHD)
Pencatatan data kondisi operasi tidak hanya dilakukan secara manual
oleh operator tetapi juga secara otomatis dengan bantuan PHD (Process
History Data) dari Honeywall. Instalasi PHD di PT. Kaltim Parna Industri dibuat
link dengan DCS sehingga kondisi operasi yang terukur pada instrumen di
pabrik akan tercatat dan tersimpan oleh PHD. Bahkan data akan tercatat setiap
5 detik.
Pambacaan data yang tersimpan di PHD cukup mudah karena tidak
perlu alat khusus, cukup dengan komputer yang mempunyai software
uniformance. Software ini cukup user friendly sehingga cukup mudah untuk
melihat kondisi operasi atau trend perubahan kondisi operasi instrument pada
saat tertentu maupun untuk interval waktu tertentu. Instalasi PHD ini akan
sangat membantu dalam hal pelacakan sumber permasalahan sehingga setiap
ada masalah dapat langsung diselesaikan dengan cepat dan akurat.
39
Gambar 3.12 Tampilan Layar PHD untuk Aliran NG di PKB
3.4.3. Laboratorium
Analisis gas maupun cairan dapat dilakukan di Laboratorium PT. Kaltim
Parna Industri. Metode dan peralatan yang digunakan sudah cukup canggih
sehingga analisis dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Alat yang
digunakan misalnya Gas Chromatography, UV/Vis Spectrophotometer, Atomic
Absorbtion Spectrophotometer, dan lain-lain.
3.4.4. Jetty
Sebagian besar produk ammonia yang dihasilkan diekspor dengan
menggunakan kapal. Oleh karena itu, dibuat fasilitas jetty di sebelah selatan
komplek pabrik. Perairan di selatan pabrik tidak terlalu dalam sehingga perlu
dilakukan penggalian agar kapal yang masuk tidak menabrak dasar laut. PT.
Kaltim Parna Industri memiliki fasilitas jetty 35.000 DWT yang cukup memadai.
Fasilitas ini dilengkapi dengan ammonia loading arm,escape way, gang way,
sirine, shower, fender, pemisah dan pengencer NH3.
40
Gambar 3.13 Loading Arm
41
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Kaltim Parna Industri, penulis di
tempatkan di Departemen Procurment & Shipping, di bawah pengawasan bapak
Haryanto, selaku Logistic& Shipping Manager. Penulis ditugaskan untuk
membantu tugas dari divisi Logistic yaitu untuk membantu dalam mengarsipkan
file Purchase Order¸ penilaian vendor, pembuatan PO dan aktivitas lain serta
mengamati kegiatan atau aktivitas yang terjadi di departemen tersebut. Selama
pelaksanaan kerja praktek, penulis telah dibimbing dan dibantu oleh :
1. Bapak Haryanto, selaku Logistic & Shipping Manager yang telah
membantu dalam menjelaskan Proses bisnis serta sistem organisasi
pada departemen Logistic & Shipping.
2. Bapak Wahyono Adhi, selaku Logistic Superintendent sekaligus
pembimbing kerja praktek yang telah membantu dalam menjelaskan
tugas pada divisi Logistic dan memfasilitasi dalam pengambilan data.
3. Bapak Edi Susanto, selaku atasan dan Supervisior yang membantu
dalam pembuatan laporan dan pemberi arahan pekerjaan pada divisi
Logistic.
4. Bapak Widi Pahala dan Ibu Arifah Priestiwi, selaku atasan dan Buyer
yang membantu dalam pengumpulan data kerja praktek.
5. Bapak Agus Jaya, selaku atasan yang membantu dalam penjelasan
pengurusan administrasi didivisi Logistic.
6. Ibu Arifah Priestiwi, selaku Buyer-I yang telah membantu dalam hal
penjelasan pembuatan dokumen Purchase Order.
7. Bapak Widi Pahala, selaku Buyer-II yang membantu dalam hal
penjelasan penilaian kualitas vendor.
8. Bapak Lias sebagai, selaku Buyer-III yang menjelaskan mengenai
pembuatan Surat Perintah Kerja serta dalam pembuatan Bid Tab.
9. Bapak Rani, bapak Hermian Lubis dan bapak Ahmad Sayti G., selaku
pekerja Shipping yang sudah memberikan pengetahuan tentang
pengapalan.
10. Bapak Harun, selaku HRD yang membantu dalam hal administrasi kerja
praktek.
42
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan
Penulis di tempatkan di bagian Logistic pada departemen Logistic and Shipping.
Dalam departemen Logistic penulis bertanggung jawab untuk melakukan
pendistribusian dokumen Purchase Request maupun Purchase Order, Peng-
update-an data PR, pembuatan Purchase Order material, Penutupan Purchase
Order, penilaian vendor. Sedangkan wewenang yang diberikan kepada penulis
antara lain:
a. Penulis diperbolehkan untuk mengamati secara langsung kegiatan
atau aktivitas yang terjadi
b. Penulis diperbolehkan untuk berkomunikasi atau bertanya kepada
pembimbing apabila ada hal yang tidak dipahami dari proses yang
terjadi.
c. Penulis diperbolehkan untuk mengambil data yang diperlukan.
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Langkah-langkah pengerjaan tugas yang diberikan pada Departemen
Logistic &Shipping dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
4.4. Hasil Pekerjaan
4.4.1. Penginputan Data Kualifikasi Vendor ke sistem
Penulis mendapatkan tanggung jawab dalam melakukan
pendistribusian dokumen yang merupakan tugas Logistic Admin.
Terdapat 3 (tiga) dokumen yang harus distribusikan yaitu: Material
Acceptance Report, Purchase Order, Purchase Request.
43
Mulai
Mempelajari proses bisnis pengadaan
barang
Pembuatan dokumen pada
sistem AVANTIS
Melakukan pendistribusian
dokumen
Pembuatan PO, penutupan PO dan penilaian
vendor
Melakukan konsultasi kepada pembimbing lapangan
Membuat
laporan Selesai
4.4.1.1. Distribusi PR
Pada saat melakukan pendistribusian Purchase Request (PR),
yang perlu dilihat pertama adalah jenis barangnya. Bila barang
tersebut merupakan barang stock item maka perlu di distribusikan
terlebih dahulu kepada Logistic Superintendent, dan Logistic &
Shipping Manager.
yang membedakan PR barang langsung dan stock item dapat
dilihat pada item type.
Setelah paraf lengkap, baik stock maupun direct item,
dilakukan update data ke sistem AVANTIS, sistem ini
merupakan sistem yang sudah terintregasi dan dapat akses
oleh semua karyawan KPI.
Gambar 4.1. Menu Utama Sistem AVANTIS
Langkah peng-update-an dengan menggunakan sistem
AVANTIS: pilih bagian menu edit yang ada pada Tool Bar,
edit digunakan untuk mengubah konten yang ada didalam
sistem. pilih menu view dan pilih requisition adds-ons dan
tambahkan approve dan isi sesuai tanggal pengerjaan
Purchase Order. Dokumen yang sudah lengkap dan sudah di
periksa, di scan lalu dimasukkan dalam sistem
AVANTIS.Setelah itu di distribusikan ke buyer yang telah di
tunjuk.
44
Gambar 4.2. PR Setelah di Approve
4.4.1.2. Distribusi PO
Dalam pengiriman Purchase Order, terlebih dulu muncul PO –
Approval yang sebelumnya telah di tanda tangani oleh internal
Controller dan Logistic & Shipping Manager, bila item yang
dibeli lebih dari harga 20 juta maka perlu ada dokumen Bid
Tabulation atau MTF yang memerlukan paraf General
Manager logistic dan Direksi user terkait, karena jarak yang
cukup jauh dokumen Bid Tabulation dan MTF dikirim
menggunakan kurir, dan pada setiap pengiriman (dokumen
keluar ) diperlukan pembukuan.
45
Gambar 4.3. Pembukuan
Bila harga diatas dari 1 Miliar, pihak admin harus mengirimkan
PO- Approval ke Jakarta untuk di tanda tangani dan diperiksa
oleh Presiden Direktur KPI.
PO yang sudah melalui proses konfirmasi di-scan dan dikirim
hard copy-nya kepada vendor.
4.4.1.3. Distribusi MAR
MAR (Material Acceptance Report) yang diterima dari Inv-
Warehouse, dan telah di close PO dan diparaf oleh Manager
Logistic & Shipping, MAR dikembalikan ke Inv-Warehouse
dan dilakukan pembukuan.
4.4.2. Pembuatan Purchase Order
Purchase Request (PR) yang telah melalui proses Approval dapat
dilanjutkan dengan pembuatan Purchase Order (PO). Dalam
pembutan Purchase Order PT.KPI menggunakan sistem AVANTIS.
PO yang dibuat terlebih dahulu diteliti, agar dalam pembuatan surat
penawaran tidak salah spesifikasi atau jumlah yang dibutuhkan,
46
tidak hanya itu bila pada PR terdapat estimation cost bisa menjadi
acuan saat negosiasi harga.
Tidak hanya itu, dengan PR dapat memberi buyer informasi berupa
departemen yang mengeluarkan PR, jenis barang yang ingin dibeli,
user yang memerlukan dan nomor PR.
Gambar 4.4. Contoh PR
Langkah selanjutnya yang dilakukan buyer adalah mencari vendor
yang menjual barang yang diperlukan dengan menggunakan sistem
AVANTIS, yaitu dengan cara membuka KPI-Purchase Orders dan
memilih menu filter, lalu isi material yang dicari pada bagian item
Description.
47
Gambar 4.5. Filter Pencarian
Setelah itu tekan Ok dan untuk menampilkan hasil pencarian data
masa lalu barang yang ingin dibeli. Harga, vendor dan tanggal
pembelian lengkap akan muncul, dari hasil yang didapat akan
memudahakan buyer untuk mencari dan memilih vendor yang
terbaik,
Gambar 4.6. Hasil Filter Pencarian
48
setelah memperoleh data vendor, buyer membuat Letter of Inquiry,
yaitu undangan resmi dari perusahaan untuk menyampaikan
penawaran sehubungan dengan permintaan pengadaan barang,
dalam Letter of Inquiry dicantumkan semua informasi mengenai
kebutuhan pengadaan barang spesifikasi material yang belum
tertuang pada PR, Letter of Inquiry dikirim dengan melampirkan PR
Gambar 4.7. Letter of Inquiry
Setelah mengirim email berisi Letter of Inquiry, buyer akan menerima e-
mail balasan yang berupa Quotation yang berisi penawaran dari vendor
kepada perusahaan sebagai respon dari letter of inquiry.
49
Gambar 4.8. Quotation
Dari penawaran yang diberikan buyer akan melakukan proses
negosiasi harga agar mencapai harga terbaik. Harga dibagi menjadi
3 yaitu harga dibawah 20 juta, harga antara 20 sampai 500 juta dan
harga lebih dari 500 juta. Bila harga dibawah 20 juta maka bisa
diproses untuk pembuatan POnya. Bila harga lebih dari 20 dan
sampai dengan 500 juta atau lebih dari 500 juta buyer perlu
membuat MTF atau Bid Tabulation. Buyer membuat MTF bila harga
tidak berubah dari penawaran terakir, bila penawaran berubah
menjadi lebih mahal, buyer wajib membuat Bid Tabulation dan
memilih lebih dari 1 vendor sebagai pembanding harga dan
spesifikasi yang dibutuhkan.
50
Gambar 4.9. Memo To File
51
Gambar 4.10. Bid Tabulation
Bila user yang membutuhkan sudah memilih vendor mana yang
cocok dengan spesifikasi maka buyer bisa menuju ketahap
berikutnya yaitu pembuatan PO. Langkah awal yang dilakukan
adalah membuka menu AVANTIS dan memilih opsi KPI- Purchase
Orders
52
Gambar 4.11. Menu KPI- Purchase Orders
Langkah awal adalah menu New untuk membuat PO baru dan
akan terlihat sebagai contoh diatas. Pada New number akan
menjadi nomor PO yang kita buat dan tekan Ok, dan akan
muncul menu sebagai berikut:
53
Gambar 4.12. KPI- Purchase Orders sub Menu General
Pada menu ini beberapa hal perlu di isi yaitu : Title, Order form,
Buyer, dan Ordered on. Pada sistem avantis bila sudah mengisi
kolom order form maka kolom vendor name dan invoicing site akan
otomatis tertulis. Setelah data telah di isi lalu tekan tombol add line.
54
Gambar 4.13. Add Line
Pada kolom Request Line, isi dengan nomor PR yang ingin dibuat
PO-nya, dan isikan Line sesuai urutan barang yang dipesan. Line
adalah urutan material pada lembaran PR yang ingin dipesan. Bila
mengisi angka satu maka spesifikasi material nomor 1 serta
estimasi harganya yang akan keluar secara otomatis. Setelah itu
laukan pengecekan apakah sesuai spesifikasi atau tidak, juga untuk
penambahan material bila diperlukan penambahan, langkah
selanjutnya memasukan harga yang ditawarkan oleh vendor.
55
Gambar 4.14. Tab Deliver To
Pada tab ini yang perlu diisi adalah pengimputan tanggal Deliver by
,Request by, Deliver To, When Delivered Notify. Untuk
pengimputan tanggal Deliver by dan Request by. Masukkan tanggal
vendor berjanji akan mengirim barang ditambakan 1 minggu untuk
ekstimasi vendor dalam pelengkapan dokumen. Menu Deliver To,
disi sesuai perjanjian sampai mana atau lokasi vendor dapat
mengirimkan item tersebut, When Delivered Notify ditujukan
kepada user pemesan barang.
56
Gambar 4.15. Pengimputan Tax
Setelah itu berlanjut ke tab Taxes, dan tekan add bila vendor
merupakan vendor dalam negri dan diisi sesuai dengan pajak
dalam negri yaitu 10% dari harga aslinya. Bila sudah tekan menu
enable editing untuk menyimpan Line yang sudah kita kerjakan ini.
Gambar 4.16. Menu Enable Editing
Maka akan muncul kembali ke menu tampilan utama yaitu
Purchase Order sub menu general, bila barang yang ingin dibeli
lebih dari 1 Line, kembali dilakukan prosedur penambahan Line.
Langkah berikutnya tekan sub bar Condition untuk memasukan
ketentuan waktu pembayaran, tujuan akhir pengiriman dan waktu
pengiriman sampai sesuai dengan penawaran pada dokumen
Quotation.
57
Gambar 4.17. Menu Condition Details
Hal yang perlu diperhatikan adalah pada bagian condition details
yang terdiri dari Condition Grup dan Condition. Condition Grup
memiliki tiga pilihan yaitu Delivery Point, Payment Term dan
Delivery Term. langkah awal adalah Delivery Point adalah kolom
dimana tujuan akhir dari barang yang kita beli, bila dalam surat
penawaran hanya menyanggupi untuk di pelabuhan di Balikpapan,
maka pilih Condition pelabuhan, bila menyanggupi untuk sampai di
kawasan industri KPI maka pilih Franco KPI Bontang, kolom
Condition masih mempunyai tujuan-tujuan lainnya. Selanjutnya
Payment Term merupakan perjanjian pembayaran barang yang
ingin dibeli, penawaran pembayaran yang terbaik adalah dengan
memilih Condition 30 hari setelah menerima MAR. Dan yang
terakhir adalah Delivery Term bertujuan untuk menentukan kapan
barang akan sampai di warehouse.
58
Gambar 4.18. Menu Akhir Conditions
Pada Sub menu Description digunakan untuk memberikan catatan
penting tentang material yang ingin dibeli.
Gambar 4.19. Menu Description
Setelah diteliti dan dilakukan pengecekan kembali, buyer bertugas
untuk mencetak PO Approval. PO Approval adalah dokumen
persetujuan penerbitan PO kepada vendor yang ditanda tangani
oleh pihak Internal Controller sebagai pemegang saham KPI, pihak
Internal Controller berhak untuk pengecekan harga, yang akan
berujung pada diterima atau tidaknya pembuatan PO dari buyer.
59
Bila dari pihak Internal Controller memiliki saran atau
mempertanyakan PO yang akan dibuat, pihak buyer harus merivew
PO atau membuat surat penawaran baru.
PO juga harus ikut terlampir dalam pendistribusian KPI-PO
Approval dan jika telah ditanda tangani oleh pihak pihak yang
bersangkutan, maka PO akan di kirimkan ke vendor.
Gambar 4.20. Menu Print
Gambar 4.21. KPI PO Approval
60
Gambar 4.22. Purchase Order
Gambar 4.23. Purchase Order lanjutan
61
4.4.3. Penutupan Purchase Order
Pada penutupan purchase order dilakukan saat setelah menerima
Material Acceptance Report yang telah di distribusikan oleh admin.
MAR yang didapat dipastikan kelengkapan dokumennya, yaitu ada
tidaknya Delivery Order yang dilampirkan oleh vendor dan sebagai
bukti pengiriman barang.
Gambar 4.24. Material Acceptance Report
62
Gambar 4.25. Delivery Order
MAR yang sudah buyer terima diperhatikan kembali nomor PO-nya
untuk langkah penutupan awal. Buka KPI- Purchase Order lalu cari
PO yang ingin di close dengan melihat nomor PO pada MAR.
Sebelum melakukan close PO, diwajibkan untuk memberikan
evaluasi pada vendor dengan cara membuka PO yang ingin di
evaluasi pilih kolom tab report card dan pilih new maka akan
muncul interface baru.
63
Gambar 4.26. Menu Report Card
Pada Report Card tertulis draft Karena PO belum di lakukan evaluasi
vendor dan belum melalui tahap finalize. Isi judul penutupan PO dan
hasil evaluasi vendor dari PO berapa. Selanjutnya menuju tab ratings
untuk memberikan nilai pada vendor.
Gambar 4.27. Interface Report Card
Pada pilihan add tambahkan penilaian terhadap vendor. Pada
pilihan indication mempunyai beberapa opsi: Delivery Time, Inquiry
Response, ISO & SMK3 Implem, Payment Term, Price, Quality and
64
Specification. Cara memberikan penilaian untuk Delivery Time dengan
perbandingan waktu barang datang dan diterima oleh warehouse
dengan perjanjian pada PO. Penilaian Inquiry Response dengan
melihat kapan vendor mengirimkan Quotation sebagai email balasan
atau renspon dari Letter of Inquiry yang dikirim buyer. ISO & SMK3
Implem bernilai bagus bila barang yang dibeli sudah memiliki standard
ISO. Payment Term dinilai dari pembayaran, bila pada PO tercantum
30 hari setelah menerima MAR maka itu merupakan hasil terbaik. Price
dinilai dengan barang yang dibeli sudah memalui proses negosiasi dan
mendapatkan harga terbaik. Quality and Specification dapat dinilai dari
barang yang diterima, apakah terdapat cacat hingga perlu di lakukan
pengembalian kembali pada vendor atau memiliki kondisi yang baik.
Untuk melakukan penutupan penilaian vendor tekan tombol finalize
Gambar 4.28. Penyelesaian Vendor Performance
Bila sudah melakukan vendor Performance langkah berikutnya
adalah Close PO.Langkah yang dilakukan adalah membuka sistem
AVANTIS dan memilih opsi Reciept Transaction WorkSheet untuk
penutupan PO
65
Gambar 4.29. AVANTIS Function
Pada Reciept Transaction WorkSheet buyer mengisi PO mana yang
akan di close maka akan terotomatis membuka vendor mana yang
digunakan untuk pengadaan barang untuk material PO tersebut. Pada
kolom Packing Slip di tulis nomor DOnya, semua informasi yang
dibutuhkan untuk pengisian Reciept Transaction Work Sheet sudah
tercantum semua di MAR yang diterima. Nomor MAR diinput pada
kolom Number setelah itu tekan Display Line yang nantinya akan
memperlihatkan item apa saja yang diterima apakah sudah sesuai
dengan MAR yang ada, dengan cara memperhatikan jumlah yang
masuk sudah sesuai atau belum. Bila pengisian sudah benar maka
tekan Post All untuk penyelesaian Close PO.
66
Gambar 4.30. Reciept Transaction WorkSheet
67
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
PT. Kaltim Parna Industri merupakan perusahaan pada bidang
manufaktur bahan kimia yang memproduksi amonia cair yang berasal dari gas
alam. Hasil yang didapatkan penulis selama melaksanakan kerja praktek di
PT.Kaltim Parna Industri adalah :
1. Selama pelaksanaan kerja praktek yang telah di lakukan pada PT. Kaltim
Parna Industri, penulis ditempatkan oleh HRD di departemen logistic &
shipping. Aktivitas yang penulis lakukan dalam departemen logistic &
shipping ini adalah melakukan kegiatan pengadaan barang dan jasa, tetapi
penuis lebih berfokus pada pengadaan barang.
2. Pada proses pengadaan Barang yang terjadi di departemen logistic &
shipping PT.Kaltim Parna Industri telah menggunakan sistem AVANTIS
dimana AVANTIS ini merupakan sistem yang telah terintegrasi. Sistem
pada AVANTIS juga telah terhubung dengan semua departement yang ada
di PT.Kaltim Parna Industri untuk membantu perusahaan dalam melakukan
aktivitas di setiap departemennya.
3. Sistem AVANTIS memiliki tujuan dalam mempermudah komunikasi antar
departemen agar dalam pengerjaannya cepat dan teratur karena hampir
semua informasi tersimpan pada server yang bisa dilihat oleh semua
pekerja.
5.2. Saran
1. Pada departmen logistic & shipping seharusnya mulai menerapkan sistem
seperti kanban sehingga dapat meminimalkan tindakan wasting time
seperti menanyakan pada karyawan lain mengenai kondisi dokumen
apakah sedang dalam proses, revisi, atau telah selesai untuk pengadaan
Jasa.
2. Pada pengadan barang seharusnya perlu di lampirkan gambaran atau foto
dari barang yang ingin di lakukan pengadaan sehingga barang yang di
proses minim dari kesalahan spesifikasi yang di minta.
68