Upload
muhammad-fayzal
View
46
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas KWNs Sandy
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Identitas suatu bangsa merupakan faktor yang sangat menentukan jati diri
sebuah bangsa ataupun negara yang pada prinsipnya identitas itulah yang
menandakan eksistensi bangsa di lingkungan internasional. Bertolak dari konsep
diatas, adalah sangat penting bagi setiap bangsa untuk mampu mempertahankan
identitas nasionalnya demi eksistensi bangsa tersebut dan harga diri, jati diri, dan
kehormatan bangsa tersebut.
Adapun dalam era globalisasi sekarang ini, menuntut penyesuaian bagi
setiap negara agar dapat mempertahankan eksistensinya sebagai negara berdaulat.
Demikian halnya dengan identitas nasional suatu bangsa yang harus
dipertahankan agar tidak mengalami pergeseran nilai identitas nasional tersebut.
Hal inilah yang akan menjadi bahan kajian dalam makalah yang saya sajikan
dengan mengungkap cara suatu bangsa dalam mempertahankan identitas
nasionalnya. Dalam ulasannya, disajikan juga kondisi globalisasi sekarang ini
yang mengalami kemajuan pesat. Disamping kemajuan yang pesat itu, tidak
dipungkiri lagi ada begitu banyak tantangan yang dihadapi negara, dengan adanya
pergeseran nilai–nilai budaya asli bangsa karena arus globalisasi yang kian deras
sehingga kadang tidak terkendali.
Menyikapi hal ini, perlu adanya peran pemerintah dan masyarakat yang
bekerjasama dalam merespon masalah–masalah yang timbul dalam arus
globalisasi sekarang ini, dan demi mempertahankan eksistensi identitas nasional.
Hal ini akan dibahas dalam makalah kami ini, dengan menyertakan berbagai
sumber terkait demi keakuratan materi didalamnya.
1
2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari identitas Nasional ?
b. Bagaimanakah keberadaan identitas nasional dalam arus globalisasi ?
c. Strategi apakah yang diterapkan untuk mempertahankan identitas nasional
dalam arus globalisasi ?
d. Mengapa identitas nasional perlu dipertahankan di era globalisasi ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari identitas Nasional.
b. Untuk mengetahui keberadaan identitas nasional dalam arus globalisasi.
c. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan dalam mempertahankan
identitas nasional.
d. Untuk mengetahui alasan mengapa identitas nasional perlu dipertahankan di
era globalisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Identitas Nasional
Identitas secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain .
Berdasarkan pengertian tersebut, identitas nasional dapat berarti setiap bangsa
memiliki ciri khas, keunikan dan sifat-sifat yang berbeda dengan bangsa lain.
Dengan demikian, identitas nasional merupakan jati diri bangsa atau
kepribadian suatu bangsa. Pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian
sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor
biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasaari tingkah laku individu.
Tingkahlaku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang
beda dengan orang lain. Oleh karena itu, kepribadian tercermin pada keseluruhan
tingkahlaku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981:6)
Identitas nasional merupakan kepribadian bangsa. Ketika dapat
memahami kepribadian, yang menjadi pertanyaan apakah pengertian bangsa .
Pada hakikatnya bangsa adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai
persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak
atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu
wilayah sebagai suatu kesatuan nasional. Dari pengertian kepribadian dan bangsa,
maka identitas nasional itu benar-benar melekat pada setiap individu yang
mendiami suatu bangsa.
A. Unsur - Unsur Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang
majemuk. Ke-majemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
3
a) Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
b) Agama
bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa
Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.
c) Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dala bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
d) Bahasa
merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.
B. Identitas Nasional Indonesia
a) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
b) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
c) Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4
d) Lambang Negara yaitu Pancasila
e) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
f) Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
g) Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
h) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
i) Konsepsi Wawasan Nusantara
j) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan
Nasional\
C. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi:
a) Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan
demografis
b) Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan
kebudayaanyang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002) Menurut Robert
de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The Power of
Identity” (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa
sebagai hasil interaksi historis ada 4 faktor penting, yaitu:
Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama,
dan yang sejenisnya.
Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi,lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara.
Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika
yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem
pendidikan nasional
Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah
5
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
2. Keberadaan Identitas Nasional Dalam Arus Globalisasi
Globalisasi saat ini bergerak dengan sangat cepatnya, kemajuan teknologi
informasi serta komunikasi menyebabkan hubungan antara manusia menjadi
sangat cepat dan tanpa batas. Setiap orang bisa berbicara dan bertatap muka
dengan berbagai masyarakat dari berbagai belahan dunia lainnya.
Dengan adanya kemajuan dibidang teknologi dan informasi
mempengaruhi keberadaan bidang-bidang lain. Misalnya bisnis, transportasi,
pembangunan, pendidikan, budaya. Pengaruh dari adanya kemajuan ini
memudahkan proses transaksi bisnis dan transportasi maka secara otomatis akan
memudahkan masuknya budaya-budaya asing yang akan mempengaruhi identitas
nasional.
Dalam identitas nasional, budaya adalah salah satu faktor penentu jati
diri bangsa. Pada saat ini budaya lokal (daerah) perlahan-lahan mulai berubah dan
bahkan ada bagian-bagian tertentu yang hilang, ini terlihat secara perlahan-lahan
masyarakat cenderung berpikir dan menerapkan budaya nasional dalam tata
kehidupan secara format bisnis yang dibangunnya. Seperti beberapa menu
makanan dan tata budaya lokal mulai terasa asing diterapkan, seperti model
keputusan ke daerah mulai ditinggal dan dipakai format keputusan budaya
nasional, padahal kearifan budaya daerah juga mampu menyelesaikan berbagai
macam permasalahan.
Pergeseran ini dapat kita lihat terutama pada masyarakat perkotaan yang
telah mengalami akulturasi dari berbagai budaya, karena masyarakat kota bersifat
heterogen. Contohnya terlihat pada acara-acara pesta perkawinan tertentu yang
diadakan di perkotaan dimana mempelai laki-laki dan perempuan kadangkala
ditemui tidak lagi memakai pakaian adat mereka, namun telah memakai pakaian
yang bergaya barat seperti jas dan gaun. Contoh yang lainnya dapat dilihat dalam
6
penyelesaian konflik dan proses pengambilan keputusan di masyarakat, yaitu
dalam proses penyelesaian konflik tidak lagi mengedepankan konsep penyelesaian
secara adat, padahal penyelesaian secara adat mampu memberi pengaruh
penguatan rasa persaudaraan. Dari melihat contoh diatas globalisasi yang masuk
ke Indonesia mampu mempengaruhi budaya yang sudah ada.
3. Strategi Mempertahankan Identitas Nasional
Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yang di hadapi oleh
berbagai negara, maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri
terhadap kondisi tersebut. Termasuk juga tantangan dalam mempertahankan jati
diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk
mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diantaranya
dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan Bela Negara.
A. Mengembangkan Nasionalisme
Mengembangkan nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali
dari budaya yang telah memberi identitas sebagai anggota dari suatu
masyarakat bangsa-bangsa . Secara umum, nasionalisme dipahami sebagai
kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat didalamnya.
Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap
nasionalisme, yaitu :
a) Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menambah
rasa cinta dan bangga akan hal yang di buat oleh tangan-tangan kreatif
penduduknya.
b) Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini,
bisa dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton,
mengunjungi hal-hal yang berkaitan tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal
ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme yang sudah ada dari
masing-masing individu.
7
c) Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olah raga,
akademik, teknologi dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan
rasa bangga dan sikap rela berkorban demi bangsa.
Ada tiga aspek penting yang tidak dapat dilepaskan dalam konteks
nasionalisme yaitu :
a) Politik. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan dominasi politik
bangsa asing dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan yang
berkedaulatan rakyat.
b) Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk menghentyikan
eksploitasi ekonomi asing dan membangun masyarakat baru yang bebas
dari kemeralatan dan kesengsaraan.
c) Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali
kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman.
Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme (cinta tanah air),
akan dengan sendirinya telah mempertahankan dan melestarikan keaslian
dari bangsanya, termasuk budaya atau kebiasaan, karakter, sifat-sifat,
produk dalam negeri dan adat istiadat masing- masing suku. Dengan
demikian, hal ini merupakan sikap yang menjadi salah satu faktor penentu
dalam mempertahankan identitas nasional.
B. Pendidikan
Pembinaan jati diri bangsa indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur
formal maupun informal . Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat
dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai peran
yang sangat besar didalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Salah satu
kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan budaya yang beraneka
ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-
masing merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan
bangsa Indonesia yang multikultural. Didalam upaya pembentukan dan
mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk
8
menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan kekayaan
nasional dari masing-masing budaya lokal .
Hal ini sejalan dengan penuturan Syamhalim dalam tulisannya yang
ditampilkan di blog-nya bahwa salah satu upaya untuk mengembalikan dan
mengembangkan identitas nasional adalah melalui bidang pendidikan. Socrates
menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan manusia
kearah kearifan (wisdom), pengetahuan (knowledge), dan etika (conduct),
(Zaim. 2007). Ada dua fenomena mengapa pendidikan adalah yang pertama
dan utama .
Pertama, ketika Uni Sovyet meluncurkan pesawat luar angkasanya yang
pertama Sputnic pada 4 Oktober 1957, Amerika Serikat “meradang”. Amerika
adalah negara besar dengan kemampuan teknologi yang paling maju merasa
didahului oleh Uni Sovyet. Presiden AS ketika itu memerintahkan untuk
membentuk special unit. Tim ini tidak berkeinginan untuk menandingi Uni
Sovyet, tetapi tugasnya adalah meninjau kembali kurikulum pendidikan AS
mulai dari jenjang Pendidikan Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Dengan
bekerja keras dalam waktu yang singkat tim tersebut berhasil mengeluarkan
statement yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan AS dari semua
jenjang pendidikan sudah tidak layak lagi dan harus direvisi.
Amerika pun mulai melakukan pembaharuan pendidikan dalam segala segi
dan dimensinya. Mulai dari kurikulum, mata pelajaran, tenaga pengajar, sarana
pendidikan sampai pada sistem evaluasi pendidikan. Usaha mereka dengan
sangat cepat membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Pada tanggal 14 Juli
1969 mereka berhasil meletakkan manusia pertama di permukaan bulan. Hanya
dalam kurun waktu 12 tahun mereka berhasil mengungguli teknologi Uni
Sovyet. Waktu yang relatif singkat, kurang dari masa pendidikan seorang anak
dari tingkat dasar sampai jenjang perguruan tinggi. (C. Winfield dan Scoot
dalam Zaim. 2007).
Kedua, kejadian yang hampir serupa ketika Jepang telah kalah dalam
perang dunia II dengan dijatuhi bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki
pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Jepang praktis lumpuh dalam segala sendi
9
kehidupan. Bahkan Kaisar Jepang waktu itu menyatakan bahwa mereka sudah
tidak punya apa-apa lagi kecuali tanah dan air. Namun sang Kaisar langsung
memanggil pucuk pimpinan dan bertanya: berapa orang guru yang masih
hidup?. Sebuah pertanyaan sederhana tapi mengandung makna bahwa
pendidikan adalah awal segalanya.
Dua fenomena diatas merupakan gambaran nyata dari urgensi pendidikan
yang telah dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh AS dan Jepang.
Langkah yang mereka ambil telah membuktikan kepada dunia bahwa
kemajuan pendidikan berarti kemajuan sebuah bangsa. Dan bangsa manapun di
dunia ini yang mengabaikan pendidikan maka akan mengalami kehancuran
dari bangsanya.
Di Indonesia, jauh sebelum Bung Karno menggagas konsep kemerdekaan
Indonesia, elemen bangsa yang berbasis pendidikan seperti R.A. Kartini, HOS
Cokroaminoto, Dr. Soetomo, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara,
sudah memikirkan bangsa ini lewat pendidikan. Tidak lama berselang giliran
KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi sosial dan kependidikan dengan
nama Muhammadiyah. Lewat satu Dekade berikutnya KH. Hasyim Asy’ari
ikut mencerdaskan bangsa dengan NUnya. Semua bermuara pada pendidikan.
Hasilnya, semua orang terdidik mulai memikirkan bangsa dan berusaha lepas
dari penjajahan .
Dari uraian di atas nampak adanya keterkaitan antara pendidikan dengan
kemajuan suatu bangsa. Warna pendidikan adalah warna suatu bangsa.
Identitas nasional yang dikembangkan melalui pendidikan diharapkan akan
memberi harapan positif bagi kemajuan bangsa ini untuk mempertahankan
karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang beradab, bangsa yang santun,
bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai perbedaan dan bangsa yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Pemantapan identitas nasional melalui dunia pendidikan hendaknya tidak
dilakukan setengah hati dan parsial. Transformasi nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang memacu tumbuhnya identitas dan jatiri bangsa perlu sinergi
dari pihak-pihak yang berkompeten di dunia pendidikan terutama guru yang
10
bersentuhan langsung dengan siswa, dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa
tugas ini tidak hanya menjadi tugas guru mata pelajaran tertentu saja misalnya
Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi juga semua guru mata pelajaran dengan
pendekatan sesuai karakteristik mata pelajaran yang diampuh. Melalui dunia
pendidikan dapat ditanamkan identitas nasional kepada generasi muda yang
merupakan miniatur masyarakat masa depan.
C. Pelestarian Budaya
Seseorang yang di sebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan
moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut . Budaya merupakan salah
faktor penentu jati diri bangsa.
Pada pengertiannya, budaya adalah hasil karya cipta manusia yang
dihasilkan dan telah dipakai sebagai bagian dari tata kehidupan sehari-hari .
Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam kehidupan dalam waktu yang
lama, akan mempengaruhi pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti
kebiasaan rajin bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka panjang,
sehingga sudah melekat dan terpatri dalam diri masyarakat. Namun pada
kenyataannya budaya indonesia sekarang ini mulai menghilang karena
pengaruh budaya asing yang masuk ke indonesia, untuk itulah perlu adanya
pembangunan kembali jati diri dan budaya bangsa dan Negara, ada dua hal
utama yang harus dilakukan :
a) Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada
pada jalur yang benar sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka
sehingga bangsa kita mampu mandiri dan bermartabat.
b) Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik eksekutif
maupun legislatif untuk membangun dan menjabarkan kembali nilai-
nilai dan semangat kebangsaan di setiap hati
Selain pembangunan diatas, pembangunan dalam bangunan-bangunan
budaya seperti rumah adat, dan lain sebagainya juga perlu diperhatikan untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
11
jelaslah bahwa dengan melestarikan budaya bangsa, dapat memperkokoh
identitas nasional itu sendiri karena dalam setiap pelaksanaan nilai-nilai
budaya, masyarakat akan lebih cenderung melekat dan menyatu dengan
budaya yang dianutnya, selain itu juga dengan adanya keeratan dari buday
ayang ada dapat membawa nama bangsa indonesia menjadi harum, dalam arti
membawa budaya indonesia ke mancanegara atau memperkenalkan budaya
yang ada ke negara luar.
D. Bela Negara
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi : setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dari bunyi pasal tersebut
menunjukkan bahwa bela negara merupakan hak dan sekaligus kewajiban bagi
setiap warga negara, ini membuktikan bahwa bela negara juga menjadi suatu
aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan bela negara demi
ketahanan dan eksistensi sebuah negara.
Pada zaman penjajahan bela negara diartikan dengan cara mengikuti wajib
milter agar dapat membertahankan negara indonesia. Namun, seiring
berjalannya waktu ketika bangsa indonesia berhasil mengalahkan para penjajah
dan merdeka, konsep bela negara berbuah dalam arti tidak tertapaku lagi harus
mengikuti wajib iliter.
Zaman sekarang ini, setiap orang dapat melakukan bela negara dengan
caranya masing-masing, menurut profesinya atau pekerjaannya. Dalam konsep
bela negara diinterpretasikan secara labih luas lagi sehingga meliputi segala
bidang dalam kehidupan bernegara. Dalam upaya pembelaan negara ini,
dilakukan secara terpadu dan disadasarkan atas kecintaan terhadap tanah air
dan bangsa. Misalnya, dalam bidang kesehatan seorang dokter menekuni
preofesinya dengan sungguh sehingga dapat membuat ia menjadi dokter yang
handal bukkan hanya di Indonesia namun juga di luar negeri.
Adapun contoh yang lain dala dunia pendidikan siswa belajar dengan rajin
dan kemudian mengikuti lomba di tingkat internasional dan dapat meraih juara.
Dari berbagai sikap yang dilakukan oleh warga negara sebagai rasa cinta
terhadap negara dan pembelaan negara ini dapat mengharumkan nama bangsa
12
indonesia. Dengan sendirinya juga setiap warga negara sudah memberikan
sumbangsi terhadap ketahanan nasional dan eksistensi dari pada identitas
nasional.
4. Pentingnya Mempertahankan Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia meliputi apa yang dimiliki bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber
kekayaan alam Indonesia, kependudukan Indonesia, ideologi, agama, politik
negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
Menghadapi identitas nasional, bangsa Indonesia sendiri masih kesulitan
dalam menghadapi masalah bagaimana untuk menyatukan negara yang
mempunyai banyak sekali kelompok etnis, yang memiliki pengalaman yang
berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Namun saat ini masyarakat
Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Karena kebiasaan atau pun
budaya masyarakat kita telah bercampur dengan kebiasaan dan kebudayaan
negara-negara lain. Indikator identitas nasional itu antara lain pola perilaku yang
nampak dalam kegiatan masyarakat seperti adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara seperti bendera, bahasa,
dan lagu kebangsaan.
Arus globalisasi yang demikian pesatnya, ternyata telah mampu
mempengaruhi identitas nasional dan berpotensi merosotnya nilai-nilai budaya
bangsa. Masyarakat budaya tidak lagi memperhatikan budayanya sendiri apalagi
punya keinginan dan dorongan untuk melestarikan. Mereka cenderung
mengadopsi dan menerapkan budaya asing dan mengabaikan budaya sendiri.
Budaya yang asli dianggap kuno dibandingkan dengan budaya asing yang
dianggap lebih modern.
Pemikiran dan pemahaman seperti inilah yang membuat menurunnya
nilai-nilai kebudayaan asli bangsa dan berpotensi hilangnya identitas bangsa yang
sebenarnya. Menyikapi hal ini maka dianggap penting untuk mempertahankan
identitas nasional demi eksistensi bangsa. Salah satu alasan pentingnya
mepertahankan nilai-nilai budaya sendiri adalah karena nilai- nilai budaya suatu
13
negara adalah identitas negara tersebut didepan dunia internasional . Jika kita
sebagai masyarakat Indonesia tidak mengahargai dan mempertahankan budaya
kita sendiri, siapa yang akan mempertahankannya? Jika kita tidak
mempertahankan budaya kita sendiri sama saja dengan kita membuang identitas
negeri kita didepan dunia internasional yang akan membuat negara kita tidak
terpandang didepan negara-negara lain.
Dengan kita lebih menghargai dan mempertahankan budaya kita, akan
lebih banyak lagi negara-negara yang akan tahu tentang bangsa kita dan dapat
mendatangkan berbagai keuntungan dalam hal moneter ataupun hal non-moneter
seperti nama Indonesia yang terpandang sebagai negara dengan berbagai keunikan
dan keindahan alam.
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Identitas secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain
b. Identitas nasional dalam era globalisasi sekarang ini sudah mengalami
kemerosotan dari nilai-nilainya yang merupakan akibat dari lajunya arus
globalisasi sehingga proses masuknya budaya asing kedalam budaya asli
bangsa sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Akibatnya budaya asiang dan
buday asli bangsa bercampur baur.
c. Untuk menyikapi hal diatas perlu adanya strategi untuk mempertahankan
identitas nasional. Strategi untuk mempertahankan identitas nasional
dapat dilakukan dengan mengembangkan nasionalisme, melestarikan
budaya, pendidikan, dan bela negara.
d. Identitas nasioanal dianggap penting untuk dipertahankan karena identitas
nasional merupakan jati diri bangsa dan identitas nasional menjadi faktor
yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain.
2. Saran
Sebagai warga negara yang baik kita harus mampu mempertahnkan
identitas nasional di era globalisasi. Dimana pada saat ini dengan adanya
perkembangan di era globalisasi mempengaruhi budaya-budaya yang sudah
ada di indonesia. Disinilah kita sebagai warga negara harus mampu
mengaembangkan jati diri bangsa, jangan sampai budaya kita diganti dengan
budaya asing atau budaya luar. Terlebih kita sebagai mahasiswa harus
berpartisipasi dalam mempertahankan identitas nasional.
15
DAFTAR PUSTAKA
Adriel, Kevin.2010.Pentingnya Mempertahankan Nilai Budaya Indonesia.
http://kevinadriel.blogspot.com (diakses tanggal 16 Oktober 2013)
Fahmi, Irham.2011.Manajemen – teori, kasus, dan solusi.Bandung : Alfabeta
Kaelan dan Zubaidi, Achmad.2010.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:
Paradigma
Syahputra, Dhenie.2007.Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia.Jakarta: Rineka
Cipta
Syamhalim.2012.Agenda Memantapkan Identitas Nasional melalui
Pendidikan. .http://edukasi.kompasiana.com (diakses tanggal 28 Oktober 2013)
Tilaar, Harianto.1999.Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia.
Bandung: Rosda
Tri yuza, Heru.2011.Strategi dan Cara Mempertahankan Identitas Bangsa
Indonesia.http://kelompokkwntekdus.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-
false-false-in-x-none-x.html (diakses tanggal 16 Ok tober 2013)
Wahyu Budi, Agus.2002.Perubahan Sosial dan Pendidikan.Jakarta : Grasindo
16