Upload
kevin-tamara
View
234
Download
60
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gas Porosimeter
Citation preview
TM 2209
MODUL I : GAS POROSIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : Kevin Tamara
NIM : 12213075
SHIFT : Rabu 1
DOSEN : Prof. Ir. Pudji Permadi, M.Sc.,Ph.D.
ASISTEN : 1. Gusti Ardiansah (12211039)
2. Sonia Arumdati (12211066)
TANGGAL PENYERAHAN : 25 Maret 2015
LABORATORIUM ANALISIS PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................................... 2
Daftar Gambar ...................................................................................................................... 3
Bab I Tujuan dan Prinsip Percobaan ............................................................................... 4
Bab II Data dan Pengolahan Data .................................................................................... 6
Bab III Analisis dan Kesimpulan ....................................................................................... 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN GRAFIK
Gambar 1.3.1 PORG-200TM ....................................................................................................4
Tabel 2.1.1 Dimensi Disk dan Core .........................................................................................6
Tabel 2.1.2 Tekanan Disk dan Core .........................................................................................6
Tabel 2.2.1 Diameter dan Panjang Rata-Rata Core .................................................................6
Tabel 2.2.2 Vbulk Disk dan Core ...............................................................................................7
Grafik 2.2.3 Grafik Persamaan Regresi ...................................................................................7
Tabel 2.2.4 Data Volume Grain Core .......................................................................................7
Tabel 2.2.5 Porositas Core Sample ...........................................................................................8
Gambar 3.1.1 Skematik Gas Porosimeter ................................................................................9
BAB I
TUJUAN DAN TEORI DASAR
1.1 Judul Praktikum
Gas Porosometer
1.2 Tujuan Praktikum
- Memahami prinsip kerja Gas Porosimeter.
- Meneentukan porositas suatu sampel core dengan mengggunakan Gas
Porosimeter.
- Memahami konsep porositas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip gas porosimeter adalah Hukum Boyle, yang mengatakan bahwa
perkalian tekanan dan volume pada kondisi isothermal adalah konstan (PV = C). Pada
praktekya kita akan mengalirkan gas N2 ke dalam gas porosimeter yang befungsi
sebagai sumber tekanan pada tekanan P1. Selanjutnya, gas N2 pada tekanan P1
dialirkan ke dalam core holder (matrix cell) yang telah diisi calibration disk atau core
sample sehingga terjadi penurunan tekanan P2.
Gambar 1.3.1 PORG-200TM
Dari data P2 masing-masing calibration disk akan kita temukan sebuah
persamaan regresi yang kita gunakan untuk mencari volume grain dari core sample
(Vgrain = a(P1/P2) + b) sehingga pada akhirnya kita bisa mendapatkan porositas dari
core sample batuan tersebut.
∅ eff=V bulk−V grain
V bulk
Faktor-faktor yang memoengaruhi porositas :
o Bentuk butir (angularity atau roundness)
o Susunan atau packing
o Keseragaman dan ukuran butiran
o Sementasi
o Vugs (batuan karbonat)
o Kompaksi (net over burden)
BAB II
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
2.1 Data Percobaan
2.1.1 Data Calibration Disk
Disk Volume (cc) P1 (psig) P2 (psig)
Empty 0 100 9,1
1 1,599 100 9,4
2 4,821 100 10
3 6,426 100 10,4
4 9,658 100 11,1
5 16,083 100 13,1
5+1 17,682 100 13,7
5+3 22,509 100 15,9
5+4 25,741 100 17,8
5+4+3 32,167 100 23,5
5+4+3+2 36,987 100 30,8
Tabel 2.1.1 Dimensi Disk dan Core
2.1.2 Data Core Sample
CoreDiameter, D (cm) Panjang, t (cm) P1
(psig)
P2
(psig)1 2 3 1 2 3
1-1 2,56 2,54 2,54 3,65 3,66 3,65 100 12,4
1-6 2,59 2,58 2,58 3,6 3,595 3,57 100 12,6
Tabel 2.1.2 Tekanan Disk dan Core
2.2 Pengolahan Data
2.2.1 Diameter dan Panjang Rata-Rata Core
D=D1+D2+D3
3, t=
t1+t 2+t 3
3
Tabel 2.2.1 Diameter dan Panjang Rata-Rata Core
2.2.2 Volume Bulk Core Sample
Plug in numbers
V bulk=π . D2 . t
4
Tabel 2.2.2 Vbulk Disk dan Core
2.2.3 Persamaan Regresi (Calibration Disk)
Vgrain = a(P1/P2) + b
Core Diameter, D (cm) Panjang, t (cm)
1-1 2,5467 3,6533
1-6 2,5833 3,5883
Core Vbulk (cc)
1-1 18,609
1-6 18,807
Grafik 2.2.3 Grafik Persamaan Regresi
Dengan memplot volume disk versus P1/P2 didapatkan persamaan Vgrain
= -4,7813(P1/P2) + 52,558
2.2.4 Volume Grain Core dari Persamaan Regresi
Plug in numbers
Core Vgrain (cc)
1-1 13,999
1-6 14,611
Tabel 2.2.4 Data Volume Grain Core
2.2.5 Porositas Core Sample
Plug in numbers
Core Porositas ,∅ eff (%)
1-1 24,773
1-6 22,31
Tabel 2.2.5 Porositas Core Sample
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 120
5
10
15
20
25
30
35
40
f(x) = − 4.78134586390083 x + 52.5583082422693R² = 0.999949359190999
Grafik Persamaan Regresi
Pressure Rasio P1 / P2
Volu
me
Dis
k (c
c)
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
3.1 Analisis dan Pembahasan
Petrofisika merupakan keilmuan yang membahas sifat-sifat kimia dan fisika
batua reservoir, sifat-sifat kimiawi yang mempengaruhi statika dan dinamika dari
fluida yang ada di dalam batuan reservoir. Terdapat tujuh sifat petrofiska, yakni
porosity, permeability, saturation, wettability, capillary pressure, compressibility, dan
resistivity.
Pada praktikum kali ini, kita menggunakan gas porosimeter (PORG-200TM
Unit). Prinsip kerja alat ini adalah menggunakan Hukum Boyle, yaitu perkalian
tekanan dan volume adalah konstan pada kondisi isothermal. Gambar dibawah ini
menunjukkan skematik gas porosimeter, terlihat bahwa cell yang menampung core
dihubungkan dengan cell yang bertekanan P1 hingga turun tekanannya menjadi P2.
Gambar 3.1.1 Skematik Gas Porosimeter
Penurunan persamaan sehingga menjadi persamaan tersebut adalah sebagai
berikut :
Vbulk = π.r2.t
P1 .V 1=P2 .V 2
P1 .V 1=P2 .(V 1+V m−V grain)
V grain=−V 1(P1
P2)+V 1+V m
∅ eff=V bulk−V grain
V bulk
Dalam mengukur volume grain dari suatu sampel, dibutuhkan V1 dan V2
sehingga digunakan calibration disk untuk mengkalibrasi. Lalu, diplot data tekanan
awal dan akhir dari masing-masing calibration disk sehingga mendapatkan regresi.
Lalu untuk mengukur volume bluk dari suatu core sample, digunakan janga sorong
untuk mengukur diameter dan pamjang dari suatu core sample tersebut sehingga
didapatkan volume bulk dari core sample. Porosotas adalah perbandingan volume
bulk dikurang volume grain dengan volume bulk. Didapatkan porositas efektif saja
karena hanya menghitung pori-pori yang saling berhubungan satu sama lain. Gas yang
digunakan dalam percobaan kali ini adalah N2 karena gas tersebut tidak bereaksi
denga core sample, kompresibilitas rendah, dan harganya murah.
Terdapat asumsi-asumsi yang digunakan pada percobaan kai ini :
- Calibration disk dan core sample adalah tabung sempurna, sehingga dapat
dilakukan perhitungan volume tabung
- Temperatur konstan agar PV=C dapat berlaku
- Pengukuran tekanan dalam gas porosimeter tepat
- Tidak ada kesalahan dalam pengukuran volume bulk
- Tidak terjadi proses kimia antara core dan gas N2
- Tidak ada pengotor atau partikel lain yang masuk ke dalam core holder selain core
sample dan disk.
- Tidak ada head loses, minor loses, major loses, dan pressure loses pada dinding
pipa.
Pada kondisi reservoir, confining pressure atau tekanan akibat beban maksimal
dapat lebih dari 200 psi. Dalam percobaan ini, tekanan maksimalnya adalah 200 psi.
Telah didapatkan porositas dari kedua sampel tersebut. Nilai volume grain dari kedua sampel tersebut sangat ditentukan oleh persamaan regresi yang diperoleh dari percobaan dengan calibration disk sebanyak 11 disk.. Persamaan regresi tersebut adalah Vgrain = -4,7813(P1/P2) + 52,558 dengan R2 = 0,9999 (kepercayaan sangat tinggi). Dengan hal ini gas porosimeter berada dalam kondisi baik dan optimal.
Core Porositas ,∅ eff (%)
1-1 24,773
1-6 22,31
Lalu setelah dibandingkan kedua sampel diatas yaitu sampel 1-1 dan 1-6, sampel 1-1 memiliki porositas lebih besar yaitu 24,773% dan sampel 1-6 memiliki porositas 22,31%. Dalam dunia perminyakan, batuan reservoir yang dicari dan memiliki potensi produktif adalah batuan dengan porositas di atas 10%, sehingga kedua sampel tersebut bisa dikatakan batuan reservoir. Porositas sangat penting dalam dunia perminyakan karena mem perlihatkna sebesar apa kapasitas dari reservoir untuk menampung hidrokarbon.
3.2 Kesimpulan- Gas porosimeter dapat digunakan untuk menentukan porositas efektif batuan
dengan menggunakan prinsip hukum Boyle (PV = C)- Didapatkan porositas dari masing-masing core sample,
- Di dalam dunia perminyakan, porositas sangat penting diketahui karena porositas dapat menentukan kualitas reservoir hidrokarbon di dalamnya.
Core Porositas ,∅ eff (%)
1-1 24,773
1-6 22,31
DAFTAR PUSTAKA
Amyx, James W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, New York :
McGraw-Hill Book Company
Tim Penyusun Modul Praktikum. (2015). Buku Petunjuk Praktikum. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
http://petrowiki.org/PEH%3AReservoir_Pressure_and_Temperature (tanggal akses : 24 Maret 2015)
Latifa, Zilva Rifanti. 2014. Catatan Kuliah Petrofisika. Bandung : Institut Teknologi Bandung