Upload
others
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh :
Hj. MARNI NISABU, S.Pd., MAP
NIP : 196510161987032011
NDH : 19
Jabatan : Kadis
Instansi : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kab. Bone Bolango, Prov. Gorontalo
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Kabupaten Bone Bolango
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Pusbangkom Pimnas dan Manajerial ASN
Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan “STRATEGI MEMBANGUN KECINTAAN MUSIK ETNIK TRADISIONAL GORONTALO (POLOPALO) SEBAGAI UPAYA PEMAJUAN KEBUDAYAAN DAERAH”
Hotel Amaris Gorontalo Jumat, 8 Nopember 2019
Kantor : Jl. Dr. Ing. BJ. Habibie No. 08
Desa Moutong Kec. Tilongkabila, Kab. Bone Bolango,
Prov. Gorontalo.
Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (KPN) Tingkat II Angkatan XXIV LAN Jakarta Tahun 2019
ABSTRAKSI (RINGKASAN EKSEKUTIF)
Kabupaten Bone Bolango memiliki beragam jenis kebudayaan dan kesenian
tradisional dan permainan rakyat. Beragam kesenian tradisional dan budaya meliputi,
seni gerak, seni musik, seni suara, seni pahat dan seni konteporer (seni lukis). Sebagai
lumbung atraksi kesenian tradisional dan budaya, Bone Bolango dulunya melahirkan
seniman-seniman bertalenta bukan hanya berkiprah di dalam daerah ketika itu bahkan
masih bergabung dengan Provinsi Sulawesi Utara. Dan salah satu seniman yang cukup
terkenal yakni, Rusdi Palapa yang notabene sebagai pelopor alat pengembangan musik
tradisional Polopalo. Ditangannya pula, polesan alat musik ini diera tahun 1980an
berkembang cukup pesat. Padahal tadinya lebih dikenal dengan nama Tonggobi.
Polopalo yang nama aslinya Tonggobi. Menurut sejumlah sumber sudah ada
sejak abab ke 18. Polopalo pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan oleh seorang
seniman bernama Rusdin Palada, pada tahun 1980, setelah membuat sejumlah
perubahan bentuk, sehingga menciptakan nada pada alat tersebut. Sebagai alat musik
etnik masyarakat Gorontalo, Polopalo kala itu, menjadi sangat viral setelah casettnya
beredar luas dikalangan masyarakat Gorontalo, ketika saat yang sama terbentuk musik
polopalo di Jakarta. Berawal dari sini, kemudian Polopalo kian populer dan merakyat
sampai akhirnya dilombakan secara resmi. Padahal media sosial ketika itu belum
berkembang seperti sekarang.
Polopalo dikenal pula sebagai permainan rakyat Gorontalo, terbuat dari bambu
kering yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai garpu tala. Saat dipukul pukulkan
dibagian badan tertentu akan mengeluarkan bunyi yang nyaring. Tempat pegangan
diukur dari bagian pangkal, ¾ bagian dibuat belahan sebagai mulut dan lidahnya,
supaya belahan bambu tidak pecah digunakan lem kayu lalu diikat dengan benang atau
karet tebal. Pada bagian atas pangkal pegangan dibuatkan lubang kecil yang berfungsi
sebagai tempat keluar bunyi. Pada saat dipukul-pukulkan, lubang tersebut
dibuka/ditutup dengan jari sehingga mengeluarkan dua suara yaitu, nada tinggi
(moelenggengo) dan nada rendah (mobulongo).
Menurut masyarakat Gorontalo, musik tradisional Polopalo merupakan musik
asli rakyat Gorontalo, namun pada perkembangannya, ternyata ditemui ada alat musik
daerah lain yang hampir serupa dengan musik ini yakni alat
musik Sasaheng dari Sangihe Talaud dan Bonsing dari Bolaang Mongondow , dua
daerah dalam satu lingkup pemerintahan dengan daerah Gorontalo sebelum pemekaran
dan terbentuknya Provinsi Gorontalo. Alat musik tradisional Polopalo merupakan alat
musik jenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diperoleh dari
badannya sendiri (M. Soeharto 1992 : 54). Dengan kata lain, bahwa ketika Polopalo
tersebut di pukul atau sebaliknya memperoleh pukulan, bunyinya akan dihasilkan dari
proses bergetarnya seluruh tubuh alat musik Polopalo tersebut (diafon).
Tokoh musik tradisional Gorontalo Arthur Galuanta, mengasumsikan bahwa,
sebenarnya alat musik Polopalo dapat di kembangkan dari 2 (nada) menjadi lebih,
dalam artian musik Polopalo dapat dikembangkan jenis organologinya sehingga akan
menghasilkan beberapa buah alat musik Polopalo dalam bentuk dan nada yang
berbeda. Setelah itu Polopalo yang telah menjadi beberapa buah nada tersebut, akan
dimainkan oleh beberapa orang dengan menyesuaikan komposisi yang telah dibuat.
Secara otomatis musik Polopalo dengan variasi nada kemungkinan sudah bisa
memainkan sebuah lagu. Variasi nada menjadi bahan pertimbangan ketika membuat
komposisi, disesuaikan dengan sentuhan pengembangan yang telah kita nalarkan pada
musik Polopalo tersebut. Dapat ditemui dua macam Polopalo yaitu Polopalo jaman
dulu / tradisional dan Polopalo jaman sekarang. Polopalo jaman dulu hanya dimainkan
sendiri atau solo sedangkan alat musik Polopalo sekarang ini dimainkan berkelompok
dengan menggunakan komposisi dan aransemen.
Sejalan Polopalo mengalami banyak perubahan, peminat Polopalo pun kian
berkurang. Dari masa ke masa, Polopalo mulai tergerus oleh zaman. Peminatnya mulai
beralih kepada bentuk musik yang lebih modernis. Akibatnya, Polopalo yang tadinya
cukup merajai dan sempat menjadi primadona masyarakat Gorontalo pun di era
milenium bak tinggal kenangan mengikuti jejak alat musik lainnya yang sudah lebih
dulu menjemput ‘sakratul maut’. Ironisnya, masyarakat kita sudah bersikap apatis dan
acuh tak acuh dengan perkembangan Polopalo. Padahal Polopalo dulunya juga bukan
sekedar dijadikan kerajinan semata, tapi sudah menjadi penambah penghasilan.
Lalu apa sih alasan, sampai akhirnya Polopalo menjadi obyek Proyek Perubahan,
kenapa bukan yang lain. Padahal juga alat musik lain, sudah banyak yang ikutan ikutan
‘punah’. Jangankan, namanya, bentuknya saja sebagian besar masyarakat kita apalagi
generasi muda sudah tidak mengenal alat musik tradisional kita. Sehingga, kalau
diilustrasikan, bisa dikata hanya alat musik Polopalo yang sering-sering dilombakan.
Pemenang lomba Polopalo bahkan akan dikenal dan dikenang bak ‘artis’ terkenal.
Menjadikannya, prestise dan prestasi. Jangan heran kalau setiap rumah bisa
mengoleksi lebih dari dua buah.
Realitas inilah yang coba diangkat oleh refomer dan melalui Pelatihan
Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2019 LAN Jakarta, dan
selama mengikuti pelatihan dalam penyusunan Laporan Proyek Perubahan
Laboratorium Kepemimpinan dengan judul, “Strategi Membangun Kecintaan Musik
Etnik Tradisional Gorontalo (Polopalo) Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan
Daerah”, diharapkan menjadi solusi alternatif dalam melestarikan dan memajukan alat
musik tradisional guna bisa hidup berkembang kembali di era milenium sekarang ini.
Inilah yang menjadi tujuan akhir daripada penyusunan Laporan Proyek Perubahan
Laboratorium Kepemimpinan saya. Semoga saja laporan ini bisa menjadi salah-satu
studi penelitian bagi yang lain.
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan nikmat petunjuk, kesehatan, dan kekuatanNya, dengan sampai hari ini.
Alhamdulillah, bahwasanya kami bisa menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan
(LPP), sesuai jadwal yang sudah ditentukan. LPP ini merupakan bentuk manisfestasi
akan pengabdian, dedikasi dan tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas akhir
sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (KPN) Tingkat II Angkatan XXIV
di LAN Jakarta, Tahun 2019.
LPP ini juga sebagai gambaran guna memahami sejauhmana komitmen dan
konsistensi dalam melaksanakan seluruh tugas dan tahapan selama masa off campus
sejak tanggal 27 September s/d 30 Nopember 2019. Pada dasarnya melalui
Milestone/pentahapan tersebut sebagai peserta benar-benar di uji kemampuan
kompentensinya. Tegasnya, setelah kembali ke daerah, selain melaksanakan tugas-
tugas rutin dan tugas lain yang diberikan atasan dan menghadiri agenda Bupati Bone
Bolango, sebagai peserta PKN II, ‘wajib’ pula melaksanakan tugas dan tanggungjawab
yang diberikan.
Dalam perspektif kami, “strategi membangun kecintaan musik etnik tradisional
(Gorontalo) Polopalo Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah”, amatlah penting
dan bermakna luas dalam rangka mengembangkan serta mendorong partisipasi
masyarakat terutama pelaku kesenian dan pelaku budaya dalam meningkatkan
kreatifitas dan produktifitasnya. Dengan begitu menghindarkan Polopalo dari berbagai
kondisi keterpurukan. Oleh karena itu, sudah menjadi komitmen kami untuk
mengangkat kembali Polopalo agar kembali berkiprah dan meramaikan khazanah
musik tradisional Gorontalo.
Tak dipungkiri bersama dalam merampungkan LPP cukup banyak kendala dan
tantangan yang dihadapi projeck leader. Sekalipun sudah dibentuk Tim Internal dan
Tim Kerja, tetap saja ‘memaksa’ Projeck Leader harus turun tangan menangani
langsung sejumlah permasalahan dasar yang kerap terjadi. Misalkan saja koordinasi
dan minimnya SDM menjadi persoalan urgen yang harus kami tuntaskan. Kondisi ini
diperparah dengan lemahnya Tim Kerja disejumlah sektor yang menangani tugasnya,
berjalan tidak kurang baik.
Alhasil, bisa kegiatan yang dilaksanakan ‘sukses’ itu karena peran leadership
dari setiap penanggungjawab kegiatanlah yang harus kami maksimalkan. Dalam
tahapan jangka pendek, ada beberapa kegiatan yang kami laksanakan diawali dari
konsultasi dan pembimbingan oleh Dr. P.M. Marpaung, M.Sc selaku Coach, terutama
berkaitan dengan persetujuan judul Rancangan Gagasan Proyek Perubahan (RPP) dan
kemudian dilanjutkan dengan konsultasi dan pembimbingan oleh Mentor Ir. H. Ishak
Ntoma, M.Si yang juga Sekda Bone Bolango. Samping menyusun perubahan atas
koreksi kami juga membentuk Tim Internal dan Tim Eksternal dan membentuk Tim
Kerja sebagai kepanjangan-tangan Tim Internal dalam merampungkan sejumlah misi
projeck leader.
Sebagai sasaran atau locus Milestone Jangka Pendek Projeck Leader adalah
kalangan pendidikan. Mengapa memilih sektor pendidikan? Karena berhubungan
dengan kepentingan gugus tugas dan tanggungjawab sebagai Kadis Pendidikan dan
Kebudayaan, samping itu kalau kita berbicara pendidikan, maka didalamnya ada
beberapa komponen terkait lainnya yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Apa saja
itu?, pertama adalah, Gurunya, kedua para Siswa (Peserta Didik) dan ketiga, Orangtua
Siswa (Masyarakat). Inilah yang kemudian menjadi topik dan titik fokus deskripsi
Laboratorium Kepemimpinan (Labpim) dalam massa penyusunan Laporan Proyek
Perubahan.
Berikut yang menjadi sasarannya adalah kalangan stakeholder yang terdiri atas
budayawan dan tokoh masyarakat. Mereka ini sengaja dipilih sebagai representasi
masyarakat. Hanya saja, kalau dikalangan pendidikan kaderisasi bisa berjalan baik dan
terprogram. Maka, kaderisasi dikalangan budayawan menjadi sesuatu yang sangat
urgen. Sangat sulit mencari kader muda berbakat yang bisa dijadikan sebagai panutan.
Dan umumnya para budayawan kita sudah begitu sepuh, sehingga bila terjadi sesuatu
bisa saja daerah akan kehilangan para panutan ini. Inilah juga menjadi prioritas yang
perlu mendapat perhatian tersendiri sebagaimana tergambar dalam milestone Projeck
Leaader.
Dan dalam kerjasama MoU baik dengan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kab.
Bone Bolango dan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya ada semacam peningkatan
program kerjasama dibidang pembinaan dan kapasitas SDM. Kami juga perlu mencari
solusi alternatif dalam pemberian anugerah dan remunerasi, dengan begitu bisa
meransang kreatifitas dan inovasi pekerja seni dalam melahirkan karya-karya seni
yang bernilai tinggi. Remunerasi ini juga akan lebih mendorong peningkatan
kesejateraan dan kemandirian, samping itu penyediaan sarana dan prasarana dalam
bentuk Taman Kesenian Daerah.
Demikian yang dapat kami sampaikan, dan sebagai harapan besar kami, semoga
melalui Diklat PKN II akan berdampak positif bagi pengembangan budaya Polopalo
guna dimaknai sebagai peninggalan dan warisan budaya yang harus dijaga dan
dilestarikan bersama. Sebab, kalau bukan kita, siapa lagi, dan kalau bukan sekarang,
kapan lagi.
Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-
tingginya kepada :
1. Ketua LAN Jakarta Bpk. Dr. Adi Suryanto, M.Si, yang sudah memberikan
kesempatan dan pengalaman tersendiri bagi kami selama mengikuti KPN Tk. II
Angkatan XXIV LAN Jakarta Tahun 2019.
2. Bupati Bone Bolango Hi. Hamim Pou, S.Kom., MH bersama Wabup Bone
Bolango Mohamad Kilat Wartabone yang sudah menginjinkan dan
merekomendasikan sebagai peserta KPN Tk. II.
3. Sekretaris Daerah Bone Bolango Ir. Hi. Ishak Ntoma, M.Si yang juga merangkap
sebagai mentor yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan kepada kami.
4. Bpk. Dr. P.M. Marpaung, M.Sc sebagai Widyaiswara Ahli Utama, LAN RI yang
dalam kapasitasnya sebagai Coach begitu sabar melayani selama masa orientasi
dan masa penyusunan LABPIM.
5. Rekan rekan Tim Internal dan Tim Eksternal dan Tim Kerja yang sudah turut
membantu dan berkontribusi dalam mendukung mensukseskan misi Proyek
Perubahan sehingga memudahkan dalam penyusunan LABPIM.
6. Special buat keluarga yang begitu aku cintai terutama bagi anak-anakku yang
selama ini sudah memberikan dukungan moril dan mencurahkan kasih sayangnya.
7. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu-persatu
yang sudah mendukung masa penyusunan Laporan LABPIM.
Akhir kata, semoga seluruh segenap kemampuan, beroleh amal ibadah dari
Allah SWT.
Jazakumullah Khairan Kasiran. Wabillahi Taufik Wal Hidayah
Wasalammu’alaikum warahtullahi wabarakatuh.
Gorontalo, 02 Desember 2019
Peserta PKN II Angk. XXIV,
Hj. Marni Nisabu, S.Pd., MAP
NIP. 196510161987032011
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
1. Data Dok. PPKD Kab. Bone Bolango ............................................................ 5
2. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
I. JUDUL PROYEK PERUBAHAN......................................................... 1
II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ................................................. 1
III. LATAR BELAKANG........................................................................... 2
3.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 2
3.2. Analisis SWOT .......................................................................... 3
3.3. Kondisi Saat ini dan Kondisi Ideal ............................................... 6
IV. TUJUAN DAN MANFAAT PERUBAHAN ........................................ 6
4.1. Tujuan ........................................................................................ 6
4.2. Manfaat ...................................................................................... 7
V. OUPUT DAN OUTCOME .................................................................. 7
5.1. Output ........................................................................................ 7
5.2. Outcome ..................................................................................... 8
VI. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS .......................... 9
6.1. Tata Kelola Proyek ..................................................................... 9
6.2. Milestone ................................................................................... 9
6.2.1. Milestone Jangka Pendek .................................................. 10
6.2.2. Milestone Jangka Menengah .............................................. 16
6.2.3. Milestone Jangka Panjang .................................................. 18
6.2.4. Milestone Proyek Perubahan .............................................. 20
VII. RENCANA STRATEGI MARKETING ............................................... 20
7.1. Identifikasi Stakeholders ............................................................. 20
7.2. Strategi Mempengaruhi Stakeholder ............................................ 21
7.3. Metode Komunikasi Terhadap Stakeholder .................................. 23
7.4. Pengembangan Strategi Marketing ............................................... 24
7.5. Identifikasi Potensi Masalah dan Alternatif Pemecahan Solusi ...... 25
VIII. DESKRIPSI HASIL DAN LESSON LEARN ....................................... 26
IX. ORGANISASI PEMBELAJAR ............................................................ 27
X. PENUTUP .......................................................................................... 28
10.1. Kesimpulan ................................................................................. 28
10.2. Saran/Rekomendasi ..................................................................... 29
XI. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 31
XII. LAMPIRAN ........................................................................................ 31
I. JUDUL : Strategi Membangun Kecintaan Musik Etnik Tradisional Gorontalo (Polopalo) Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah.
II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
Fokus dan deskripsi Proyek Perubahan ini adalah bagaimana menggali kembali kecintaan masyarakat terhadap musik etnik tradisional Polopalo. Alat musik yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo, semenjak dua dekade terakhir mengalami degradasi. Peminat musik Polopalo pun sudah sangat berkurang. Sesuai data resmi Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Bone Bolango Tahun 2018, menunjukkan kalau sebagian besar masyarakat Gorontalo sudah tidak banyak mengenal lagi alat musik tradisional. Tercatat alat musik tradisional khas masyarakat Gorontalo berjumlah 22 jenis, mulai yang dipukul, ditepuk, ditiup, dipetik, sampai digesek.
Sebagian besar diantaranya sudah tidak diketahui baik bentuk dan
rupanya. Selain hanya bisa dilihat melalui cetakan gambar, akan tetapi wujud aslinya sudah sulit ditemui. Kalau saja melalui sarana media begitu terbatas, bagaimana kalau kita berbicara tentang pengrajin, sudah tentunya akan lebih sulit lagi, mengingat pengrajin atau pembuat musik tradisional sekarang ini cukup terbatas. Itu pun hanya terbatas pada produksi alat musik tertentu, samping untuk membuat atau memproduksinya butuh keahlian, sementara keahlian tersebut biasanya diperoleh melalui turun-temurun (Warisan). Inilah yang menjadi kendala utama dalam proses pengembangan dan pelestarian musik tradisional, bukan saja Polopalo, namun terhadap alat musik tradisional lainnya.
Kendala lain dihadapi yakni, ketersediaan bahan baku yang mulai
terbatas. Untuk menghasilkan alat musik yang baik dan berkualitas tinggi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku itu sendiri. Jadi bisa dikata, pengembangan dan pelestarian musik tradisional, bukanlah sesuatu yang gampang akan tetapi sangat dipengaruhi oleh beragam faktor. Permasalahannya sekarang ini cukup kompleks, oleh karena itu, sudah harus dicarikan solusi alternatif. Ibarat benang kusut, tentunya harus dilihat mana ujung pangkalnya. Oleh sebab itu, sebagai katalisator mencoba mencari gagasan yang lebih berani dan menantang melalui Proyek Perubahan, sehingga apa yang disebut sebagai benang merah bisa terurai, mengingat kondisi musik tradisional ditengah kemajuan belantika musik modern kian tergradasi.
Timbul kekhawatiran disejumlah kalangan, Polopalo akan tergerus oleh
zaman mengikuti nasib ‘buruk’ yang menimpa 18 jenis alat musik tradisional yang masuk dalam kategori ‘Tidak Berkembang’ alias ‘punah’. Hanya sedikit saja masih bertahan ditengah kuatnya arus modernisasi dan informasi digital, apa saja? Rebana dan Marwas. Mengapa kedua alat musik ini masih bisa survive dan bertahan, sebab, dalam perayaan Hari Besar Agama Islam, baik kedua alat tersebut masih identik dengan budaya Islam dan masih sering digunakan.
Dilain pihak, rendahnya komitmen pemerintah daerah hanya menambah deret runyamnya persoalan, sehingga berdampak langsung pada pengembangan sarana prasarana penunjang dan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang seni musik tradisional. Padahal Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan telah mengamanahkan bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib membina, melindungi, mengembankan dan melestarikan kebudayaan daerah dan salah satunya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan, alat musik tradisional Polopalo. Sebab, jika tidak dikembangkan, lambat laun akan punah mengikuti jejak ‘malapetaka’ alat musik tradisional lainnya.
Lalu alasan, reformer menfokuskan pada alat musik tradisional yang
satu ini?, berikut yang menjadi dasar pemikiran, sampai mengapa alat musik etnik tradisional Polopalo diajukan sebagai pokok pembahasan dalam Laporan Proyek Perubahan, sebagai berikut :
1. Polopalo merupakan alat musik khas yang mengeluarkan bunyi melalui getaran (diafton), sebagai pembeda dari alat musik lain.
2. Dari sekian alat musik tradisioal yang berkembang, Polopalo masih menjadi primadona. Dan diera 1980an hingga 1990an hampir setiap rumah tangga memiliki koleksi Polopalo.
3. Sebagai icon budaya kesenian tradisional, dibeberapa daerah di Provinsi Gorontalo, terdapat taman budaya kesenian, selalu menampilkan bangunan monumental Polopalo.
4. Sekian banyak alat musik tradisional, hampir tidak ada alat musik lain yang dilombakan selain alat musik Polopalo.
5. Sebagai lambang prestasi dan prestise serta sportifitas bagi kalangan tertentu.
6. Sebagai perekat persatuan dan kesatuan tergambar melalui setiap lomba yang dilangsungkan.
III. LATAR BELAKANG a. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Bone Bolango dibentuk berdasarkan UU RI No. 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo. Masyarakat Bone Bolango sejak dulu memegang filosofi “adati hula-hula’a to syara’a Syara’a hula-hula’a to Qurani (adat bersendikan agama, agama bersendikan kitabullah). Dalam menjunjung tinggi falsafat tersebut, masyarakat Gorontalo diberikan karunia berupa jiwa seni yang cukup tinggi. Jiwa seni tersebut tergambar dalam bentuk ritual masyarakat Gorontalo, berupa Rebana dan Marwas. Kedua alat musik ini masih sering digunakan untuk perayaan perayaaan tertentu sebut saja perayaan Maulid Nabi.
Di salah-satu museum yang dikelola Pemerintah Provinsi Gorontalo
yakni, Museum Popa Eyato bahkan tidak menyimpan dan mengkoleksi replika alat musik dimaksud. Padahal dimana lagi dan kapan lagi masyarakat atau generasi muda bisa mengenal alat musik klasik yang pernah meramaikan negeri ini. Jika saja museum sekelas provinsi sebagai garda terdepan belum menyimpan replika dan menunjukkan eksistensinya, lalu bagaimana ini bisa diwariskan ke generasi berikutnya? Itu sama saja komitmen pemerintah masih diragukan dalam
pengembangan dan pelestarian kebudayaan. Bagaimana dengan Ekosistem Budaya?, apa bisa terbentuk?. Inilah yang menjadi dasar pemikiran dan alasan bagi reformer, sehingga perlu diangkat dalam Proyek Perubahan.
Ahamdulilah, melalui Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2019, dan selama mengikuti pelatihan dalam penyusunan gagasan Rancangan Proyek Perubahan (RPP) dengan judul, “Strategi Membangun Kecintaan Alat Musik Etnik Tradisional Gorontalo (Polopalo) Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah”, menjadi starting point dalam mengemban sebuah misi bagaimana mengenalkan, memajukan kembali musik tradisional Gorontalo melalui beragam terobosan yang kami gagas, sebagaimana menjadi amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, sebagai berikut :
Pasal 24 (1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah wajib melakukan pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan. (2) Setiap Orang dapat berperan aktif dalam melakukan pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan; (3) Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan dilakukan untuk mencegah kerusakan, hilang, atau musnahnya Objek Pemajuan Kebudayaan; (4) Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan dilakukan dengan cara: a. menjaga nilai keluhuran dan kearifan Objek Pemajuan Kebudayaan; b. menggunakan Objek Pemajuan Kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari; c. menjaga keanekaragaman Objek Pemajuan Kebudayaan; d. menghidupkan dan menjaga ekosistem Kebudayaan untuk setiap Objek Pemajuan Kebudayaan; dan e. mewariskan Objek Pemajuan Kebudayaan kepada generasi berikutnya.
b. Analisis SWOT
Dalam membangun kecintaan masyarakat terhadap musik tradisional etnik Polopalo kami akan melakukan sebuah metode pendekatan melalui analisis SWOT. Analisis SWOT ini untuk mengukur sejauh mana kekuatan, kelemahan, dan peluang serta ancaman guna memastikan kondisi perubahan terhadap kondisi musik tradisional di Gorontalo dalam konteks proyek perubahan ini dilaksanakan. Pendekatan analisa yang digunakan terdiri atas, Strenght (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Treath (Ancaman) merupakan bentuk asli dari Analisa SWOT.
Dari sisi kekuatan, dapat disimpulkan bahwa upaya pengembangan
alat musik tradisional Polopalo memiliki kekuatan pendukung yang cukup karena ditunjang dengan kewenangan dalam menjaga, melindungi, memanfaatkan dan mengembangkan musik tradisional, selain terdapat lembaga/institusi yang secara khusus membidangi permasalahan mengenai kebudayaan. Dan sejauh ini masih tersedia sanggar budaya
yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Itu artinya masih ada sekelompok masyarakat masih peduli dengan musik tradisional.
Demikian juga kelemahan yang dimiliki dapat diatasi dengan cara
meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan peluang yang sudah tersedia. Dengan kata lain, strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah:
❑ Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang; ❑ Memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancaman; ❑ Mengurangi kelemahan untuk untuk menangkap peluang; ❑ Mengurangi kelemahan untuk mengurangi ancaman.
Berikut ini akan dijelaskan analisis SWOT dalam mengetahui
permasalahan musik etnik tradisional Polopalo, sebagai berikut :
1. Strength (Kekuatan) ❑ UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. ❑ UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. ❑ Perpres Nomor 65 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan
Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan. ❑ Perda Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan,
Pelestarian, Pengembangan Adat Istiadat dan Lembaga Adat, Tanggal 11 Juli 2011.
❑ Perda Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi & Tata Kerja Dinas Daerah Dilingkungan Pemerintah Kab. Bone Bolango.
❑ Perbup Nomor : 59 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Penjabaran Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango.
❑ Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kab. Bone Bolango Tanggal 17 Setember 2018.
2. Weaknesses (Kelemahan) ❑ Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk
pengembangan budaya kesenian dalam bentuk musik tradisional Polopalo.
❑ Belum adanya regulasi yang secara khusus mengatur Pemajuan Kebudayaan Daerah.
❑ SDM dan tenaga ahli belum tersedia. ❑ Anggaran untuk Bidang Kebudayaan belum representatif.
3. Oportunities (Peluang)
❑ Musik tradisional polopalo masih ditemukan di masyarakat tertentu.
❑ Kabupaten Bone Bolango dikenal dengan daerah seni dan budaya.
4. Treath (Ancaman)
❑ Musik tradisonal Polopalo akan tergerus kemajuan zaman. ❑ Musik tradisional Polopalo kurang diminati masyarakat. ❑ Era digitalisasi dan berkembangnya media sosial (Medsos)
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
❑ Alat dan aliran bebagai jenis musik modern kian bekembang pesat.
Berikut gambaran kondisi virtual dan faktual alat musik tradisional khas masyarakat Gorontalo. Sesuai data yang ada cukup memiriskan bagi kalangan tertentu. Vide data yang tertera pada Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan (PPKD) Kab. Bone Bolango Tertanggal 17 September 2018.
No. Seni Musik Kondisi Faktual
Berkembang Jarang Berkembang
Tidak Berkembang
1. Anthu-
Anthunga
√
2. Diyo-diyo √
3. Dulango √
4. Elongi √
5. Gambusi √
6. Nggawo-
nggowa
√
7. Olinggi √
8. Peleku √
9. Tolimelu √
10. Tulali √
11. Ulunggu √
12. Alababu √
13. Elee √
14. Kecapi √
15. Rabana √
16. Tabobo √
17. Tiba-
Tibahuhu
√
18. Towohu √
19 Olonggu √
20 Patihungu √
21 Maruwasi √
22 Polopalo √
c. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Diharapkan :
Kondisi sekarang ini : 1. Kecintaan masyarakat terhadap musik tradisional (Polopalo) Minim. 2. Minimnya sarana dan prasarana penunjang musik tradisional. 3. Komitmen dan perhatian Pemda sangat rendah. 4. Event pagelaran budaya hampir tidak pernah digelar.
Terobosan : ❑ Menyusun design formulasi. ❑ Prosentase anggaran Bidang Kebudayaan ditingkatkan. ❑ Menyusun Regulasi untuk penerapan sistem kebudayaan daerah. ❑ Menggelar Festival musik tradisional Polopalo.
Kondisi yang diharapkan :
1. Kecintaan masyarakat terhadap Polopalo meningkat. 2. Terbangunnya penunjang sarana dan prasarana kebudayaan. 3. Implementasi Perbup. 4. Meningkatnya berbagai event musik tradisional ditiap level.
IV. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN
4.1. Tujuan 4.1.1. Jangka Pendek
❑ Membentuk Tim Efektif.
❑ Menyusun design formulasi yang mampu mendorong minat kecintaan masyarakat terhadap Polopalo.
❑ Membangun komitmen stakeholders.
❑ Menyusun Ranperbup. ❑ Melaksanakan FGD
❑ Merancang Nota Kerjasama dan Kesepahaman (Dewan Kesenian Daerah, Direktur WDB).
❑ Penyusunan Laporan Proyek Perubahan.
4.1.2. Jangka Menengah ❑ Menyiapkan sarana dan prasarana pemajuan kebudayaan. ❑ Menyiapkan Perbup ❑ Melaksanakan Bimtek, Lokakarya seni budaya. ❑ Merealisasikan kerjasama (Dewan Kesenian Daerah,
Direktur WDB). ❑ Mengembangkan aplikasi Data Pokok Kebudayaan
(Dapobud) dengan Direktorat Kebudayaan. ❑ Menggelar Festival Seni Budaya Tradisional.
4.1.3. Jangka Panjang
❑ Implementasi Perbup Pemajuan kebudayaan. ❑ Perbaikan tatakelola pemajuan kebudayaan dengan
komponen terkait. ❑ Pengembangan sarana dan prasarana kebudayaan. ❑ Menyusun roadmap pengembangan dan pemanfaatan
kebudayaan daerah. ❑ Menjadikan Kab. Bone Bolango sebagai destinasi wisata
budaya.
4.2. Manfaat Proyek Perubahan : 4.2.1. Bagi Institusi
❑ Tersusunnya RoadMap kebudayaan daerah. ❑ Membangun jejaring budaya dan ekosistem kebudayaan. ❑ Peningkatan program kebudayaan yang berkelanjutan dan
kompetitif. ❑ Mewujudkan reformasi birokrasi melalui pendekatan budaya
lokal.
4.2.2. Bagi Organisasi
❑ Menumbuhkan budaya kolaboratif dalam organisasi. ❑ Menjadikan organisasi yang adaptif dan berorientasi masa
depan. ❑ Mampu bertransformasi ke bentuk yang baru serta peka
terhadap pengaruh eksternal.
4.2.3. Bagi Peserta
❑ Meningkatkan kemampuan managerial dalam memajukan dan melestarikan nilai-nilai budaya daerah.
❑ Mengembangkan kompetensi dasar budaya dan menjadi pelopor bagi pemajuan kebudayaan.
❑ Melakukan inovasi, promosi untuk melindungi, memanfaatkan, menjaga dan melestarikan musik etnik tradisional Polopalo.
❑ Menjadikan perilaku yang berbudaya dan memiliki etos kerja yang tinggi.
V. CAPAIAN OUT PUT DAN OUT COME 5.1. Capaian Output
5.1.1. Jangka Pendek ❑ Terbentuknya Tim Teknis (Tim Internal, Tim Eksternal
dan Tim Kerja). ❑ Tersusunnya design formulasi untuk mendorong
kecintaan masyarakat terhadap Polopalo. ❑ Terbangunnya komitmen stakeholders melalui
kampanye, Roadshow, Sosialisasi, Talkshow. ❑ Ditandatanganinya Perbup oleh Bupati Bone Bolango. ❑ Ranperda Masuk Pembahasan Tingkat Prolegda. ❑ Terselenggaranya FGD. ❑ Tersusunnya rancangan Nota Kerjasama dan
Kesepahaman (Dewan Kesenian Daerah, Direktur WDB).
❑ Tersusunnya Laporan Proyek Perubahan. ❑ Terselenggaranya Seminar Terbuka dan Pagelaran
Budaya Kab. Bone Bolango Tahun 2019. 5.1.2. Jangka menengah
❑ Terwujudnya sarana dan prasarana pemajuan kebudayaan. ❑ Tersosialisasinya Perbup Penyelenggaraan pemajuan
kebudayaan. ❑ Terwujudnya kerjasama Dewan Kesenian Daerah, dan
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya. ❑ Terbentuknya aplikasi Data Pokok Kebudayaan (Dapobud)
dengan Direktorat Kebudayaan. ❑ Terselenggaranya Festival Musik Tradisional.
5.1.3. Jangka Panjang
❑ Terselenggaranya implementasi Perbup. ❑ Terbangunnya tata kelola pemajuan kebudayaan dengan
berbagai komponen terkait. ❑ Tercapainya pengembangan sarana dan prasarana
pemajuan kebudaya. ❑ Tersusunnya roadmap pengembangan dan pemanfaatan
kebudayaan daerah. ❑ Terwujudnya Kab. Bone Bolango sebagai destinasi wisata
budaya.
5.2. Dampak (Outcome)
5.2.1. Internal ❑ Perbaikan tata kelola dan sinkronisasi data serta
program dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango sebagaimana tertuang dalam RPJMD.
❑ Penataan kembali tugas pokok dan fungsi Dinas Dikbud dalam memajukan kebudayaan daerah.
5.2.2. Eksternal
❑ Minat masyarakat terhadap kecintaan musik etnik tradisional Polopalo kembali tumbuh dan berkembang.
❑ Optimalisasi potensi sumber daya budaya daerah musik etnik tradisional untuk dilindungi, dikembangkan dan dilestarikan.
❑ Pembangunan jejaring kerja budaya yang melibatkan seluruh komunitas budaya setempat.
❑ Pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pemajuan kebudayaan daerah.
❑ Peningkatan kualitas program budaya yang sinergis dan berkelanjutan antara pusat dan daerah.
❑ Kemandirian Pemda dalam tata kelola sumber daya budaya.
VI. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGI 6.1. Tata Kelola Proyek
TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN
INSTRUKTUR DESKRIPSI
❑ Sponsor/Mentor : Peranan sponsor dalam kegiatan proyek perubahan adalah sebagai pengarah, pembimbing dan memberi petunjuk serta ide-ide yang dapat dikembangkan untuk pencapaian tujuan proyek perubahan.
❑ Project Leader : Berperan
untuk merencana-kan,
memimpin dan
mengkoordinir semua
Tim dan Stakeholder
untuk lebih intens
menjalankan aksi
proyek perubahan.
❑ Tim : Tim yang
secara langsung
berperan dan
berpengaruh baik
positif maupun
negative untuk
pelaksanaan tugas
pada Area Proyek
Perubahan.
6.2. Milistone
Pelaksanaan proyek perubahan dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu, jangka pendek dengan durasi waktu 2 bulan, jangka menengah dengan waktu 6 bulan dan jangka panjang dengan durasi waktu 2 tahun. Lebih detail mengenai tahapan dan waktu pencapaian serta hasil kegiatan diuraikan pada rencana jangka pendek, rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang, yaitu:
Sponsor/Ment
or
Ir. Hi. Ishak
Ntoma, M.Si
1). Kadis
2). Sekretaris,
3). Kabid
Kebudayaan,
4). Kabid PPD,
5). Kabid PTK,
6). Kabid Paud
& Dikmas,
7). Korwil
1). Sekda,
2). Kadis
Dikbud
3). Asisten
III
4). Ka.
BKPD
5).
Ka.Bappeda,
6).
Ka.Pertanian,
7).
Ka.BLH,
8). Ka.
Coach
Dr. P.M.
Marpaung, M.Sc
Tim Tim
Projeck Leader
Hj. Marni Nisabu, S.Pd.,
6.2.1. Milistone Jangka Pendek
MILESTONE/PENTAHAPAN JANGKA PENDEK
LEVEL MILESTONE DESKRIPSI OUTPUT SCHEDULE P
ER
SIA
PA
N A
WA
L M
EN
GG
ALA
NG
DU
KU
NG
AN
TERBAN
GUNNYA
DUKUNGAN DAN
KOMITMEN
BERSAMA
DALAM
PELAKSANAAN
PROYEK
PERUBAHAN
❑ KONSULTASI Rencana Aksi Proyek Perubahan
▪ Draft Gagasan RPP
Minggu,
29 Sept
2019
❑ PERBAIKAN KOREKSI memperbaiki Gagasan RPP
▪ Gagasan RPP Senin s/d
Selasa
30
Sept – 1
Okt 2019
❑ DISKUSI AWAL implementasi Proyek Perubahan bersama Tim Internal
▪ Notula ▪ Dukungan
Dokumentasi
Rabu,
2 Okt 2019
❑ KONSULTASI HASIL atas Implementasi Aksi Perubahan dengan Mentor
▪ Gagasan RPP
Kamis,
3 Okt 2019
PROGRESS
DISCUSION tentang
perkembangan
pelaksanaan Aksi
Perubahan
Menyampaikan hasil
gagasan melalui
Rapat Pembentukan
Tim Kerja dan Tim
Kerja yang dibentuk
paling lambat
menyelesaikan
tugasnya sampai Hari
Selasa, tanggal 8
Oktober 2019
▪ SK Tim Kerja Jumat,
4 Okt 2019
❑ PROGRESS DISCUSSION Pembentukan Tim Ekstenal
▪ SK Tim Eksternal
▪ Notula
Senin,
7 Okt 2019
❑ KAMPANYE PROYEK PERUBAHAN Guna mengggalang dukungan sekaligus
membahas proyeksi anggaran bidang kebudayaan
TA. 2020 dilingkungan kerja Eselon II Pemda Bone
Bolango.
- Asisten III Setda Pemda Bone Bolango, sdr. Iwan Mustafa, SE., M.Sc., MA guna meminta dukungan Proper.
Dukungan D
okum
enta
si
Selasa,
8 Okt 2019
- Bersama Kadis Keuangan dan Pendapatan Daerah Sdr. Yusni Bolilio, S.Sos, guna membahas ketersediaan anggaran.
- Kepala Bappeda Sdr. Basir Noho, SE., MAP meminta dukungan program dan anggaran.
-
Rabu,
9 Okt 2019
- Melakukan kunjungan
ke Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kemdikbud RI
Jumat,
11 Okt 2019
- Ketua DKD Bone Bolango Sdr. Taufik El Hakim Sidiki, SE.,MM sebagai Konsultan Utama (advisory board)
Rabu,
16 Okt 2019
- Kabag Hukum Sdr. Jein Pakaya, SH Bahas Harmonisasi Perbup dan Ranperda untuk masuk dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda)
Kamis,
17 Okt 2019
- Kaban Kominfo Sdr. Sugondo Makmur, S.Pd sebagai media partner sosialisasi diinternal Pemda Bone Bolango
Senin,
21 Okt 2019
- Kadis Pariwisata & EK Sdr. Lukman Daud, S.Pd membahas FSBP masuk dalam Kalender Event 2020 Kab. Bone Bolango
Selasa,
22 Okt 2019
- Kadis Pertanian Sdri. Rosnawaty Agus, S.Pt guna membicarakan ketersediaan lahan tanaman bambu berkualitas
Dokum
enta
si D
ukungan
Kamis,
14 Nov 2019
- Kepala BLH Sdr. Aznan Nadjamuddin, SH., M.Si guna meminta dukungan Proyek Perubahan
Senin,18
Nov 2019
- Menemui Kadispora guna meminta dukungan dan membicarakan Proyek Perubahan
Selasa,19
Nov 2019
MEMBANGUN
KOMITMEN BERSAMA
DALAM PELAKSANAAN
PROYEK PERUBAHAN
Mengajukan
undangan tertulis dan
tentatif acara Seminar
Terbuka dan Pagelaran
Budaya Kab. Bone
Bolango Tahun 2019
kepada Direktur Warisan
dan Diplomasi Budaya.
Surat
Undangan
dan
Jadwal
Acara
Selasa,15
Okt 2019
KONSOLIDASI
Menggelar Rapat
Tim Efektif
Menindaklanjuti Perbup
dan MoU
▪ Daftar Hadir
▪ Notula
Rabu,16 Okt
2019
Konsultasi MoU
Kerjasama dengan Ketua
DKD Bone Bolango
▪ Draf MoU Jumat,18
Okt 2019
ROAD SHOW
Kampanye Budaya
Menemui sejumlah
pemuka masyarakat Adat
Suwawa di Desa
dukung
an
Dokum
enta
si Selasa,23
Okt 2019
BUDAYA
POLOPALO
Tolomato, Kecamatan
Suwawa Tengah.
Bersama Sdr.
Ismail Rahman, selaku
Pengrajin Polopalo di
Desa Timbuolo, Kec.
Botupingge yang hingga
sekarang masih terlihat
eksis
Rabu,
23 Okt 2019
Kampanye dan
Sosialisasi mengunjungi
para siswa SDN 5 Suwawa
Tengah yang sedang
membuat Polopalo dari
bahan Bambu
Kamis, 24
Okt 2019
Kampanye dan
Sosialisasi sekaligus
mengunjungi para siswa
SDN 7 Kabila.
Jumat, 25
Okt 2019
SE
MIN
AR
TE
RB
UK
A D
AN
PA
GE
LA
RA
N B
UD
AY
A
PERSIAP
AN AKHIR DAN
PELAKSANAAN
Meninjau
kesiapan Penerima Tamu
secara adat (Tujai) yang
terdiri Kelompok anak
anak dari SD Tilongkabila
▪ Dukungan Dokumentasi
▪ Daftar Hadir Breafing
Sabtu,
26 Okt 2019
Memberikan
breafing sebagai
kesiapan akhir kegiatan
Seminar Terbuka dan
Pagelaran Budaya Tahun
2019
Senin,
28 Okt 2019
Memastikan
kehadiran delegasi Tim
Kesenian dan Budaya
dari daerah lain bisa
tampil pada pentas
Seminar Terbuka dan
Pagelaran Budaya Kab.
Bone Bolango Tahun
2019, dan secara
khusus mengundang
partisipasi Tim
Kesenian dari Kab.
Buol, Sulteng, dan
Kab/Kota se Provinsi
Gorontalo.
Selasa,
29 Okt 2019
Memastikan undangan bagi peserta dan tamu VIP sudah terdistribusi.
Begitupula dengan peralatan pendukung
lainnya.
Rabu,
30 Okt 2019
Menggelar Seminar
Terbuka dan Pagelaran
Budaya Kab. Bone
Bolango Tahun 2019,
dan penandatanganan
Perbup tentang
Penyelenggaraan
Pemajuan Kebudayaan
oleh Bupati Bone
Bolango, dan penanda-
tanganan MoU dengan
▪ Dukungan Dokumentasi Laporan Kegiatan
▪ Daftar Hadir Peserta
Kamis,
31 Okt 2019
Ketua DKD dan MoU
dengan Dir. WDB.
PASCA KEGIATAN
SEMINAR TERBUKA DAN
PEGELARAN BUDAYA
Melaksanakan evaluasi
Tim Kerja dan
persiapan menyusun
Laporan Kegiatan
Seminar dan Pagelaran
Budaya Kab. Bone
Bolango 2019
▪ Laporan Kegiatan
▪ Dukungan Dokumentasi
Senin-
Selasa
4 – 5 Nov
2019
IMP
LE
ME
NT
AS
I S
TR
AT
EG
I M
AR
KE
TIN
G
Melaksanakan
breafing Tim Efektif,
sekaligus membahas
kesiapan Sosialisasi di
Hotel Amaris Gorontalo,
Jumat 8 Nov 2019 dan
FGD pada Hari Senin, 11
Nov 2019.
▪ Daftar Hadir
▪ Dukungan Dokumentasi
Rabu,6
Nov 2019
Menggelar acara
sosialisasi Budaya
Polopalo di Hotel
Amaris Gorontalo
diikuti oleh kalangan
guru, budayawan dan
tokoh masyarakat
▪ Dukungan Dokumentasi Laporan
▪ Daftar Hadir Peserta
Jumat,
8 Nov 2019
Menggelar FGD
sebagai bahan
masukan dan koreksi
Du
kungan
Dokument
asi
Senin, 11
Nov 2019
Melakukan dialog
budaya live di Pro 4
RRI Gorontalo
mengambil tema
Pelestarian Budaya
Polopalo
▪ Rekaman Suara
▪ Dukungan Dokumentasi
Rabu,13
Nov 2019
Menggelar sosialisasi
Budaya Polopalo di
Graha Azzizah diikuti
oleh kalangan guru,
budayawan dan tokoh
masyarakat
▪ Laporan Kegiatan
▪ Daftar hadir peserta
▪ Dok
Jumat,15
Nov 2019
TALKSHOW di
salahsatu siaran Lokal
Mimoza Tv. Talkshow
bersama dengan
Kadispar & EK Lukman
Daud. Topik bahasan
budaya Polopalo dan
festival seni Tahun
2020
▪ Bukti Rekaman video Dukungan Dokument
asi
Minggu,17
Nov 2019
Sosialisasi Proyek
Perubahan dengan
BNN Bone Bolango
dalam
mengembangkan
budaya Polopalo
▪ Bukti Rekamann
▪ Dukungan Dokumentasi
Rabu,20
Nov 2019
DUKUNGAN
PERNYATAAN
Dukungan Pernyataan
Sekretaris Daerah Ir.
Hi. Ishak Ntoma, M.Si
▪ Surat Pernyataan
Selasa 12
Nov 2019
Dukungan Pernyataan
Bupati Bone Bolango
Hi. Hamim Pou,
S.Kom., MH
▪ Surat Pernyataan
Sabtu 16
Nov 2019
BREAFING
Melaksanakan breafing
bersama Tim Efektif,
sekaligus menyusun
Laporan FGD
▪ Breafing ▪ Dukungan
Dokumentasi
Kamis,
14 Nov
2019
RDP BERSAMA
DPRD
Menghadiri Rapat
Dengar Pendapat
(RDP) bersama DPRD
Bone Bolango terkait
Program Kegiatan dan
Anggaran TA. 2020
▪ Dukungan Dokumentasi
Selasa,
19 Nov
2019
RO
AD
SH
OW
IMP
LE
ME
NT
AS
I P
EM
AJU
AN
KE
BU
DA
YA
AN
KAMPANYE
PROYEK
PERUBAHAN di
sejumlah sekolah.
Adapun sekolah
sebagai pusat
kebudayaan perlu
didorong sehingga
mempercepat
akselarasi pemajuan
kebudayaan melalui
para pelaku kesenian.
Menggelar Kampanye
Proyek Perubahan di
SDN 5 Suwawa Tengah D
ukungan D
okum
enta
si
Kamis,24
Okt 2019
Kampanye Proyek
Perubahan di SDN 7
Kabila
Jumat,25
Okt 2019
Kampanye Proyek
Perubahan di SDN 03
Tapa
Senin, 25
Nov 2019
Melaksanakan
Kampanye Proyek
Perubahan SMPN I
Bulango Timur
Selasa, 26
Nov 2019
PENGUMPULAN
DATA DAN INFORMASI
TAHAPAN
PENYUSUNAN
Menyampaikan
Laporan kepada Mentor
selaku Sekretaris
Daerah Bone Bolango
Ir. Hi. Ishak Ntoma,
M.Si atas progress
report proyek
perubahan yang sudah
dilaksanakan.
Dukungan D
okum
enta
si
Rabu27
Nov 2019
Mengumpulkan
bahan dalam bentuk
data, informasi,
laporan dan
dokumentasi
Kam
is,
28
Nov 2019
Melakukan
persiapan penyusunan
Laporan Proyek
Perubahan
Laboratorium
Kepemimpinan
(Labpim) sekaligus
melaksanakan evaluasi.
Jum
at – Sabtu,
29 –
30 Nov
2019
LAUNCHING
PILOT PROJECT
NASIONAL
Penyerahan Laporan Proyek
Perubahan Laboratorium dengan Judul
“Strategi Membangun Kecintaan Musik
Etnik Tradisional (Gorontalo) Polopalo
Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan
Daerah”.
Sela
sa, 3 Des
2019
6.2.2. Milistone Jangka Menengah
Pada tahapan ini, reformer sudah menetapkan proyeksi rencana aksi sebagai hasil pengembangan dari tahapan sebelumnya.
MILESTONE/PENTAHAPAN JANGKA MENENGAH
LE
VEL
MILES
TONE
DESKRIPSI OUTP
UT
SCH
EDULE
RA
NC
AN
GA
N P
ER
SIA
PA
N
Ranca
ngan Sarana
dan
Prasarana
Menyusun
rancangan dan design
Sapras Kebudayaan
Lapor
an dan
Dokumen
M1
– M2
Januari
2020
Melaksanakan
FGD
Lapor
an dan
Dokumen
M2-
M4 Jan
2020
Melakukan
koordinasi dengan OPD
tertentu berkaitan
Lapor
an dan
Dokumen
M1
– M2 Feb
2020
dengam kajian Sapras
Kebudayaan
Menetapkan
alokasi anggaran dan
lokasi pembangunan
Sapras Kebudayaan
yang representatif
Lapor
an dan RAB
M3
–M4 Feb
2020
Mengusulkan
rencana anggaran
pembangunan Sapras
Kebudayaan (APBD-
Perubahan)
RAB
M1-
M2 – Mar
2020
Mengusulkan
rencana anggaran
pembangunan Sapras
Kebudayaan (APBD-
Perubahan)
RAB
M1-
M2 – Mar
2020
Membangun
sinergitas sekaligus
penguatan dengan OPD
lainnya
Doku
mentasi
M3-
M4 – Mar
2020
PE
NG
UA
TA
N
Peratur
an Bupati
Menyiapkan
rancangan kerja
sosialisasi Perbup
Lapor
an dan
Dokumen
M1-
M3 Apr
2020 Melakukan
identifikasi stakeholders
dalam ruang lingkup
wilayah
M4
Apr 2020
Melakukan
sosialisasi Perbup
dengan stakeholder
M1
– M2 Mei
2020
Membuat
laporan Sosialisasi
Perbup
M3
– M4 Mei
2020
ME
NIN
GK
AT
KA
N K
AP
AS
ITA
S L
EM
BA
GA
DA
N P
ER
SE
OR
AN
GA
N
Imple
mentasi
Bimtek
Penjajakan dan
Penguatan Kerjasama
La
po
ran
da
n D
ok
um
en
Ke
rja
sa
ma
M1
– M2 Jun
2020
Tahapan Pra
Persiapan
M3 -
M4 Jun
2020
Tahapan
Persiapan
M1-
M2 Jul
2020
Tahapan
Pelaksanaan
Tahapan Akhir
Perumusan Draft
Kerjasama
Penandatangana
n Kerjasama
Menyelenggarak
an program residensi
eksternal dan residensi
internal
M3
– M4 Jul
2020
PE
NG
UA
TA
N
KE
RJA
SA
MA
MoU
(Nota
Kerjasama
dan
Merancang dan
menyiapkan Program
Kerja Bersama
De
sig
n
Pe
ng
ua
tan
Ke
rja
sa
ma
M1-
M2 Agus
2020
Melakukan
identifikasi obyek
kebudayaan (sekolah)
M3
– M4 Agus
2020
Kesepahaman
)
sebagai pilot projeck
budaya
Menyiapkan
SDM berkualitas
dibidang kebudayaan
M1
– M4 Sept
2020
PE
NG
UA
TA
N A
KS
ELA
RA
SI
RA
NP
ER
DA
Melakukan
sosialisasi MoU dengan
stakeholder
De
sig
n P
en
gu
ata
n K
erj
asa
ma
Pe
mb
ah
asa
n P
erd
a
M1
– M2 Okt
2020
Merencanakan
dan mengawal
pelaksanaan agenda
pelindungan kesenian
M3-
M4 Okt
2020
Mempercepat
pengesahan Perda
tentang Pemajuan dan
Pelestarian Kebudayaan
M1
– M4 Nov
2020
KE
RJA
SA
MA
LIN
TA
S S
EK
TO
RA
L
Kerjas
ama
Pengembang
an Aplikasi
Data Pokok
Kebudayaan
(Dapobud)
Merancang dan
menyiapkan Program
Kerja Bersama
Do
ku
me
n K
erj
asa
ma
Melakukan
penjajakan kerjasama
dengan Dirjen
Kebudayaan,
Kemdikbud RI M1-
M4 Nov
2020 Menyiapkan
draft MoU kerjasama
Menyiapkan
SDM berkualitas
dibidang kebudayaan
Menggelar
Workshop Aplikasi
Dapobud
Menyiapkan
Sistem Aplikasi
RA
NC
AN
GA
N K
EG
IAT
AN
Festiva
l Seni Budaya
Polopalo
Merancang dan
menyiapkan Kerjasama
dengan lintas sektoral
dan OPD
La
po
ran
da
n D
ok
um
en
Ke
rja
sa
ma
M1-
M4 Des
2020
Menyiapkan
SDM
Menyusun
kegiatan pendukung
Melaksanakan
promosi melalui media
Sosial
Menyusun RAB
dan Proposal serta surat
suratan
Menyusun tim
schedul
Melakukan
survey lokasi
Menggelar FSBP
dan Rekor MURI
Nasional
6.2.3. Milistone Jangka Panjang
Pada tahap jangka panjang waktu pelaksanaannya selama 2 (dua) tahun dan ditahapan menitikbertkan pada peningkatan kapasitas dan tatakelola SDM samping terwujudnya Sapras. Berikut tahapan Jangka Panjang sebagai berikut :
MILESTONE/PENTAHAPAN JANGKA PANJANG
L
EVEL
MILEST
ONE
DESKRIPSI OUT
PUT
SCHE
DULE
SU
ST
AN
AIB
LE
Implem
entasi Perbup
Pendampingan dan
Pembinaan Kapasitas
Sanggar Budaya
Dok
umen
Monev
Jan –
Feb 2021
Peningkatan
Kapasitas SDM bagi
Budayawan.
Dok
umen
Kerjasama
Maret
2021
Pemberian
Remunerasi dan
penghargaan
Dok
umen
Kerjasama
April
2021
Meningkatkan
kapasitas guru dan tata
kelola kurikulum pendidikan
dasar berbasis Kebudayaan
Dok
umen
Kerjasama
Mei
2021
Membangun
komitmen dan sinergitas
bersama Stakehholder
Dok
umen
Kerjasama
Juni
2021
Pemberian anugerah
kepada agen pelestari
budaya.
Dok
umen
Kerjasama
Juli
2021
Pengembangan
Sapras (Taman Kesenian
Daerah)
Dok
umen
Kerjasama
Agust
2021
6.2.4. Milestone Proyek Perubahan
Pengembangan
Sapras Kampung Budaya
Dok
umen
Kerjasama
Sep
2021
Penyusu
nan Roadmap
Kebudayaan
Rapat Kerja Terpadu
Tim Koordinasi
Notu
len Rapat
Okt
2021
Integrasi Data Base Dok
umen
Nop
2021
Dokumen Roadmap Lapo
ran
Des
2021
Pengemb
angan Sapras
Peningkatan
managerial dan Kerjasama
lintas sektoral
Dok
umen
Kerjasama
Tw I –
2022
Pembangunan
Museum Daerah dan Galery
Budaya
Dok
umen
Kerjasama
Tw II
dan Tw III
2022
Destinasi
Wisata Budaya
Pencanangan Kab.
Bone Bolango sebagai
Destinasi Wisata Budaya
Dok
umen
Kerjasama
Tw IV
– 2022