35
Oleh : Hj. MARNI NISABU, S.Pd., MAP NIP : 196510161987032011 NDH : 19 Jabatan : Kadis Instansi : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bone Bolango, Prov. Gorontalo Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Pusbangkom Pimnas dan Manajerial ASN Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan “STRATEGI MEMBANGUN KECINTAAN MUSIK ETNIK TRADISIONAL GORONTALO (POLOPALO) SEBAGAI UPAYA PEMAJUAN KEBUDAYAAN DAERAH” Hotel Amaris Gorontalo Jumat, 8 Nopember 2019 Kantor : Jl. Dr. Ing. BJ. Habibie No. 08 Desa Moutong Kec. Tilongkabila, Kab. Bone Bolango, Prov. Gorontalo. Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (KPN) Tingkat II Angkatan XXIV LAN Jakarta Tahun 2019

Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Oleh :

Hj. MARNI NISABU, S.Pd., MAP

NIP : 196510161987032011

NDH : 19

Jabatan : Kadis

Instansi : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kab. Bone Bolango, Prov. Gorontalo

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan

Kabupaten Bone Bolango

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Pusbangkom Pimnas dan Manajerial ASN

Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan “STRATEGI MEMBANGUN KECINTAAN MUSIK ETNIK TRADISIONAL GORONTALO (POLOPALO) SEBAGAI UPAYA PEMAJUAN KEBUDAYAAN DAERAH”

Hotel Amaris Gorontalo Jumat, 8 Nopember 2019

Kantor : Jl. Dr. Ing. BJ. Habibie No. 08

Desa Moutong Kec. Tilongkabila, Kab. Bone Bolango,

Prov. Gorontalo.

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (KPN) Tingkat II Angkatan XXIV LAN Jakarta Tahun 2019

Page 2: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

ABSTRAKSI (RINGKASAN EKSEKUTIF)

Kabupaten Bone Bolango memiliki beragam jenis kebudayaan dan kesenian

tradisional dan permainan rakyat. Beragam kesenian tradisional dan budaya meliputi,

seni gerak, seni musik, seni suara, seni pahat dan seni konteporer (seni lukis). Sebagai

lumbung atraksi kesenian tradisional dan budaya, Bone Bolango dulunya melahirkan

seniman-seniman bertalenta bukan hanya berkiprah di dalam daerah ketika itu bahkan

masih bergabung dengan Provinsi Sulawesi Utara. Dan salah satu seniman yang cukup

terkenal yakni, Rusdi Palapa yang notabene sebagai pelopor alat pengembangan musik

tradisional Polopalo. Ditangannya pula, polesan alat musik ini diera tahun 1980an

berkembang cukup pesat. Padahal tadinya lebih dikenal dengan nama Tonggobi.

Polopalo yang nama aslinya Tonggobi. Menurut sejumlah sumber sudah ada

sejak abab ke 18. Polopalo pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan oleh seorang

seniman bernama Rusdin Palada, pada tahun 1980, setelah membuat sejumlah

perubahan bentuk, sehingga menciptakan nada pada alat tersebut. Sebagai alat musik

etnik masyarakat Gorontalo, Polopalo kala itu, menjadi sangat viral setelah casettnya

beredar luas dikalangan masyarakat Gorontalo, ketika saat yang sama terbentuk musik

polopalo di Jakarta. Berawal dari sini, kemudian Polopalo kian populer dan merakyat

sampai akhirnya dilombakan secara resmi. Padahal media sosial ketika itu belum

berkembang seperti sekarang.

Polopalo dikenal pula sebagai permainan rakyat Gorontalo, terbuat dari bambu

kering yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai garpu tala. Saat dipukul pukulkan

dibagian badan tertentu akan mengeluarkan bunyi yang nyaring. Tempat pegangan

diukur dari bagian pangkal, ¾ bagian dibuat belahan sebagai mulut dan lidahnya,

supaya belahan bambu tidak pecah digunakan lem kayu lalu diikat dengan benang atau

karet tebal. Pada bagian atas pangkal pegangan dibuatkan lubang kecil yang berfungsi

sebagai tempat keluar bunyi. Pada saat dipukul-pukulkan, lubang tersebut

dibuka/ditutup dengan jari sehingga mengeluarkan dua suara yaitu, nada tinggi

(moelenggengo) dan nada rendah (mobulongo).

Menurut masyarakat Gorontalo, musik tradisional Polopalo merupakan musik

asli rakyat Gorontalo, namun pada perkembangannya, ternyata ditemui ada alat musik

daerah lain yang hampir serupa dengan musik ini yakni alat

musik Sasaheng dari Sangihe Talaud dan Bonsing dari Bolaang Mongondow , dua

daerah dalam satu lingkup pemerintahan dengan daerah Gorontalo sebelum pemekaran

dan terbentuknya Provinsi Gorontalo. Alat musik tradisional Polopalo merupakan alat

musik jenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diperoleh dari

badannya sendiri (M. Soeharto 1992 : 54). Dengan kata lain, bahwa ketika Polopalo

tersebut di pukul atau sebaliknya memperoleh pukulan, bunyinya akan dihasilkan dari

proses bergetarnya seluruh tubuh alat musik Polopalo tersebut (diafon).

Tokoh musik tradisional Gorontalo Arthur Galuanta, mengasumsikan bahwa,

sebenarnya alat musik Polopalo dapat di kembangkan dari 2 (nada) menjadi lebih,

dalam artian musik Polopalo dapat dikembangkan jenis organologinya sehingga akan

menghasilkan beberapa buah alat musik Polopalo dalam bentuk dan nada yang

berbeda. Setelah itu Polopalo yang telah menjadi beberapa buah nada tersebut, akan

Page 3: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

dimainkan oleh beberapa orang dengan menyesuaikan komposisi yang telah dibuat.

Secara otomatis musik Polopalo dengan variasi nada kemungkinan sudah bisa

memainkan sebuah lagu. Variasi nada menjadi bahan pertimbangan ketika membuat

komposisi, disesuaikan dengan sentuhan pengembangan yang telah kita nalarkan pada

musik Polopalo tersebut. Dapat ditemui dua macam Polopalo yaitu Polopalo jaman

dulu / tradisional dan Polopalo jaman sekarang. Polopalo jaman dulu hanya dimainkan

sendiri atau solo sedangkan alat musik Polopalo sekarang ini dimainkan berkelompok

dengan menggunakan komposisi dan aransemen.

Sejalan Polopalo mengalami banyak perubahan, peminat Polopalo pun kian

berkurang. Dari masa ke masa, Polopalo mulai tergerus oleh zaman. Peminatnya mulai

beralih kepada bentuk musik yang lebih modernis. Akibatnya, Polopalo yang tadinya

cukup merajai dan sempat menjadi primadona masyarakat Gorontalo pun di era

milenium bak tinggal kenangan mengikuti jejak alat musik lainnya yang sudah lebih

dulu menjemput ‘sakratul maut’. Ironisnya, masyarakat kita sudah bersikap apatis dan

acuh tak acuh dengan perkembangan Polopalo. Padahal Polopalo dulunya juga bukan

sekedar dijadikan kerajinan semata, tapi sudah menjadi penambah penghasilan.

Lalu apa sih alasan, sampai akhirnya Polopalo menjadi obyek Proyek Perubahan,

kenapa bukan yang lain. Padahal juga alat musik lain, sudah banyak yang ikutan ikutan

‘punah’. Jangankan, namanya, bentuknya saja sebagian besar masyarakat kita apalagi

generasi muda sudah tidak mengenal alat musik tradisional kita. Sehingga, kalau

diilustrasikan, bisa dikata hanya alat musik Polopalo yang sering-sering dilombakan.

Pemenang lomba Polopalo bahkan akan dikenal dan dikenang bak ‘artis’ terkenal.

Menjadikannya, prestise dan prestasi. Jangan heran kalau setiap rumah bisa

mengoleksi lebih dari dua buah.

Realitas inilah yang coba diangkat oleh refomer dan melalui Pelatihan

Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2019 LAN Jakarta, dan

selama mengikuti pelatihan dalam penyusunan Laporan Proyek Perubahan

Laboratorium Kepemimpinan dengan judul, “Strategi Membangun Kecintaan Musik

Etnik Tradisional Gorontalo (Polopalo) Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan

Daerah”, diharapkan menjadi solusi alternatif dalam melestarikan dan memajukan alat

musik tradisional guna bisa hidup berkembang kembali di era milenium sekarang ini.

Inilah yang menjadi tujuan akhir daripada penyusunan Laporan Proyek Perubahan

Laboratorium Kepemimpinan saya. Semoga saja laporan ini bisa menjadi salah-satu

studi penelitian bagi yang lain.

Page 4: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan nikmat petunjuk, kesehatan, dan kekuatanNya, dengan sampai hari ini.

Alhamdulillah, bahwasanya kami bisa menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan

(LPP), sesuai jadwal yang sudah ditentukan. LPP ini merupakan bentuk manisfestasi

akan pengabdian, dedikasi dan tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas akhir

sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (KPN) Tingkat II Angkatan XXIV

di LAN Jakarta, Tahun 2019.

LPP ini juga sebagai gambaran guna memahami sejauhmana komitmen dan

konsistensi dalam melaksanakan seluruh tugas dan tahapan selama masa off campus

sejak tanggal 27 September s/d 30 Nopember 2019. Pada dasarnya melalui

Milestone/pentahapan tersebut sebagai peserta benar-benar di uji kemampuan

kompentensinya. Tegasnya, setelah kembali ke daerah, selain melaksanakan tugas-

tugas rutin dan tugas lain yang diberikan atasan dan menghadiri agenda Bupati Bone

Bolango, sebagai peserta PKN II, ‘wajib’ pula melaksanakan tugas dan tanggungjawab

yang diberikan.

Dalam perspektif kami, “strategi membangun kecintaan musik etnik tradisional

(Gorontalo) Polopalo Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah”, amatlah penting

dan bermakna luas dalam rangka mengembangkan serta mendorong partisipasi

masyarakat terutama pelaku kesenian dan pelaku budaya dalam meningkatkan

kreatifitas dan produktifitasnya. Dengan begitu menghindarkan Polopalo dari berbagai

kondisi keterpurukan. Oleh karena itu, sudah menjadi komitmen kami untuk

mengangkat kembali Polopalo agar kembali berkiprah dan meramaikan khazanah

musik tradisional Gorontalo.

Tak dipungkiri bersama dalam merampungkan LPP cukup banyak kendala dan

tantangan yang dihadapi projeck leader. Sekalipun sudah dibentuk Tim Internal dan

Tim Kerja, tetap saja ‘memaksa’ Projeck Leader harus turun tangan menangani

langsung sejumlah permasalahan dasar yang kerap terjadi. Misalkan saja koordinasi

dan minimnya SDM menjadi persoalan urgen yang harus kami tuntaskan. Kondisi ini

diperparah dengan lemahnya Tim Kerja disejumlah sektor yang menangani tugasnya,

berjalan tidak kurang baik.

Alhasil, bisa kegiatan yang dilaksanakan ‘sukses’ itu karena peran leadership

dari setiap penanggungjawab kegiatanlah yang harus kami maksimalkan. Dalam

tahapan jangka pendek, ada beberapa kegiatan yang kami laksanakan diawali dari

konsultasi dan pembimbingan oleh Dr. P.M. Marpaung, M.Sc selaku Coach, terutama

berkaitan dengan persetujuan judul Rancangan Gagasan Proyek Perubahan (RPP) dan

kemudian dilanjutkan dengan konsultasi dan pembimbingan oleh Mentor Ir. H. Ishak

Ntoma, M.Si yang juga Sekda Bone Bolango. Samping menyusun perubahan atas

koreksi kami juga membentuk Tim Internal dan Tim Eksternal dan membentuk Tim

Kerja sebagai kepanjangan-tangan Tim Internal dalam merampungkan sejumlah misi

projeck leader.

Sebagai sasaran atau locus Milestone Jangka Pendek Projeck Leader adalah

kalangan pendidikan. Mengapa memilih sektor pendidikan? Karena berhubungan

dengan kepentingan gugus tugas dan tanggungjawab sebagai Kadis Pendidikan dan

Kebudayaan, samping itu kalau kita berbicara pendidikan, maka didalamnya ada

Page 5: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

beberapa komponen terkait lainnya yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Apa saja

itu?, pertama adalah, Gurunya, kedua para Siswa (Peserta Didik) dan ketiga, Orangtua

Siswa (Masyarakat). Inilah yang kemudian menjadi topik dan titik fokus deskripsi

Laboratorium Kepemimpinan (Labpim) dalam massa penyusunan Laporan Proyek

Perubahan.

Berikut yang menjadi sasarannya adalah kalangan stakeholder yang terdiri atas

budayawan dan tokoh masyarakat. Mereka ini sengaja dipilih sebagai representasi

masyarakat. Hanya saja, kalau dikalangan pendidikan kaderisasi bisa berjalan baik dan

terprogram. Maka, kaderisasi dikalangan budayawan menjadi sesuatu yang sangat

urgen. Sangat sulit mencari kader muda berbakat yang bisa dijadikan sebagai panutan.

Dan umumnya para budayawan kita sudah begitu sepuh, sehingga bila terjadi sesuatu

bisa saja daerah akan kehilangan para panutan ini. Inilah juga menjadi prioritas yang

perlu mendapat perhatian tersendiri sebagaimana tergambar dalam milestone Projeck

Leaader.

Dan dalam kerjasama MoU baik dengan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kab.

Bone Bolango dan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya ada semacam peningkatan

program kerjasama dibidang pembinaan dan kapasitas SDM. Kami juga perlu mencari

solusi alternatif dalam pemberian anugerah dan remunerasi, dengan begitu bisa

meransang kreatifitas dan inovasi pekerja seni dalam melahirkan karya-karya seni

yang bernilai tinggi. Remunerasi ini juga akan lebih mendorong peningkatan

kesejateraan dan kemandirian, samping itu penyediaan sarana dan prasarana dalam

bentuk Taman Kesenian Daerah.

Demikian yang dapat kami sampaikan, dan sebagai harapan besar kami, semoga

melalui Diklat PKN II akan berdampak positif bagi pengembangan budaya Polopalo

guna dimaknai sebagai peninggalan dan warisan budaya yang harus dijaga dan

dilestarikan bersama. Sebab, kalau bukan kita, siapa lagi, dan kalau bukan sekarang,

kapan lagi.

Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-

tingginya kepada :

1. Ketua LAN Jakarta Bpk. Dr. Adi Suryanto, M.Si, yang sudah memberikan

kesempatan dan pengalaman tersendiri bagi kami selama mengikuti KPN Tk. II

Angkatan XXIV LAN Jakarta Tahun 2019.

2. Bupati Bone Bolango Hi. Hamim Pou, S.Kom., MH bersama Wabup Bone

Bolango Mohamad Kilat Wartabone yang sudah menginjinkan dan

merekomendasikan sebagai peserta KPN Tk. II.

3. Sekretaris Daerah Bone Bolango Ir. Hi. Ishak Ntoma, M.Si yang juga merangkap

sebagai mentor yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan kepada kami.

4. Bpk. Dr. P.M. Marpaung, M.Sc sebagai Widyaiswara Ahli Utama, LAN RI yang

dalam kapasitasnya sebagai Coach begitu sabar melayani selama masa orientasi

dan masa penyusunan LABPIM.

5. Rekan rekan Tim Internal dan Tim Eksternal dan Tim Kerja yang sudah turut

membantu dan berkontribusi dalam mendukung mensukseskan misi Proyek

Perubahan sehingga memudahkan dalam penyusunan LABPIM.

Page 6: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

6. Special buat keluarga yang begitu aku cintai terutama bagi anak-anakku yang

selama ini sudah memberikan dukungan moril dan mencurahkan kasih sayangnya.

7. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu-persatu

yang sudah mendukung masa penyusunan Laporan LABPIM.

Akhir kata, semoga seluruh segenap kemampuan, beroleh amal ibadah dari

Allah SWT.

Jazakumullah Khairan Kasiran. Wabillahi Taufik Wal Hidayah

Wasalammu’alaikum warahtullahi wabarakatuh.

Gorontalo, 02 Desember 2019

Peserta PKN II Angk. XXIV,

Hj. Marni Nisabu, S.Pd., MAP

NIP. 196510161987032011

Page 7: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iii

LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

1. Data Dok. PPKD Kab. Bone Bolango ............................................................ 5

2. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

I. JUDUL PROYEK PERUBAHAN......................................................... 1

II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ................................................. 1

III. LATAR BELAKANG........................................................................... 2

3.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 2

3.2. Analisis SWOT .......................................................................... 3

3.3. Kondisi Saat ini dan Kondisi Ideal ............................................... 6

IV. TUJUAN DAN MANFAAT PERUBAHAN ........................................ 6

4.1. Tujuan ........................................................................................ 6

4.2. Manfaat ...................................................................................... 7

V. OUPUT DAN OUTCOME .................................................................. 7

5.1. Output ........................................................................................ 7

5.2. Outcome ..................................................................................... 8

VI. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS .......................... 9

6.1. Tata Kelola Proyek ..................................................................... 9

6.2. Milestone ................................................................................... 9

6.2.1. Milestone Jangka Pendek .................................................. 10

6.2.2. Milestone Jangka Menengah .............................................. 16

6.2.3. Milestone Jangka Panjang .................................................. 18

6.2.4. Milestone Proyek Perubahan .............................................. 20

Page 8: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

VII. RENCANA STRATEGI MARKETING ............................................... 20

7.1. Identifikasi Stakeholders ............................................................. 20

7.2. Strategi Mempengaruhi Stakeholder ............................................ 21

7.3. Metode Komunikasi Terhadap Stakeholder .................................. 23

7.4. Pengembangan Strategi Marketing ............................................... 24

7.5. Identifikasi Potensi Masalah dan Alternatif Pemecahan Solusi ...... 25

VIII. DESKRIPSI HASIL DAN LESSON LEARN ....................................... 26

IX. ORGANISASI PEMBELAJAR ............................................................ 27

X. PENUTUP .......................................................................................... 28

10.1. Kesimpulan ................................................................................. 28

10.2. Saran/Rekomendasi ..................................................................... 29

XI. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 31

XII. LAMPIRAN ........................................................................................ 31

Page 9: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

I. JUDUL : Strategi Membangun Kecintaan Musik Etnik Tradisional Gorontalo (Polopalo) Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah.

II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

Fokus dan deskripsi Proyek Perubahan ini adalah bagaimana menggali kembali kecintaan masyarakat terhadap musik etnik tradisional Polopalo. Alat musik yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo, semenjak dua dekade terakhir mengalami degradasi. Peminat musik Polopalo pun sudah sangat berkurang. Sesuai data resmi Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Bone Bolango Tahun 2018, menunjukkan kalau sebagian besar masyarakat Gorontalo sudah tidak banyak mengenal lagi alat musik tradisional. Tercatat alat musik tradisional khas masyarakat Gorontalo berjumlah 22 jenis, mulai yang dipukul, ditepuk, ditiup, dipetik, sampai digesek.

Sebagian besar diantaranya sudah tidak diketahui baik bentuk dan

rupanya. Selain hanya bisa dilihat melalui cetakan gambar, akan tetapi wujud aslinya sudah sulit ditemui. Kalau saja melalui sarana media begitu terbatas, bagaimana kalau kita berbicara tentang pengrajin, sudah tentunya akan lebih sulit lagi, mengingat pengrajin atau pembuat musik tradisional sekarang ini cukup terbatas. Itu pun hanya terbatas pada produksi alat musik tertentu, samping untuk membuat atau memproduksinya butuh keahlian, sementara keahlian tersebut biasanya diperoleh melalui turun-temurun (Warisan). Inilah yang menjadi kendala utama dalam proses pengembangan dan pelestarian musik tradisional, bukan saja Polopalo, namun terhadap alat musik tradisional lainnya.

Kendala lain dihadapi yakni, ketersediaan bahan baku yang mulai

terbatas. Untuk menghasilkan alat musik yang baik dan berkualitas tinggi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku itu sendiri. Jadi bisa dikata, pengembangan dan pelestarian musik tradisional, bukanlah sesuatu yang gampang akan tetapi sangat dipengaruhi oleh beragam faktor. Permasalahannya sekarang ini cukup kompleks, oleh karena itu, sudah harus dicarikan solusi alternatif. Ibarat benang kusut, tentunya harus dilihat mana ujung pangkalnya. Oleh sebab itu, sebagai katalisator mencoba mencari gagasan yang lebih berani dan menantang melalui Proyek Perubahan, sehingga apa yang disebut sebagai benang merah bisa terurai, mengingat kondisi musik tradisional ditengah kemajuan belantika musik modern kian tergradasi.

Timbul kekhawatiran disejumlah kalangan, Polopalo akan tergerus oleh

zaman mengikuti nasib ‘buruk’ yang menimpa 18 jenis alat musik tradisional yang masuk dalam kategori ‘Tidak Berkembang’ alias ‘punah’. Hanya sedikit saja masih bertahan ditengah kuatnya arus modernisasi dan informasi digital, apa saja? Rebana dan Marwas. Mengapa kedua alat musik ini masih bisa survive dan bertahan, sebab, dalam perayaan Hari Besar Agama Islam, baik kedua alat tersebut masih identik dengan budaya Islam dan masih sering digunakan.

Page 10: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Dilain pihak, rendahnya komitmen pemerintah daerah hanya menambah deret runyamnya persoalan, sehingga berdampak langsung pada pengembangan sarana prasarana penunjang dan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang seni musik tradisional. Padahal Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan telah mengamanahkan bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib membina, melindungi, mengembankan dan melestarikan kebudayaan daerah dan salah satunya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan, alat musik tradisional Polopalo. Sebab, jika tidak dikembangkan, lambat laun akan punah mengikuti jejak ‘malapetaka’ alat musik tradisional lainnya.

Lalu alasan, reformer menfokuskan pada alat musik tradisional yang

satu ini?, berikut yang menjadi dasar pemikiran, sampai mengapa alat musik etnik tradisional Polopalo diajukan sebagai pokok pembahasan dalam Laporan Proyek Perubahan, sebagai berikut :

1. Polopalo merupakan alat musik khas yang mengeluarkan bunyi melalui getaran (diafton), sebagai pembeda dari alat musik lain.

2. Dari sekian alat musik tradisioal yang berkembang, Polopalo masih menjadi primadona. Dan diera 1980an hingga 1990an hampir setiap rumah tangga memiliki koleksi Polopalo.

3. Sebagai icon budaya kesenian tradisional, dibeberapa daerah di Provinsi Gorontalo, terdapat taman budaya kesenian, selalu menampilkan bangunan monumental Polopalo.

4. Sekian banyak alat musik tradisional, hampir tidak ada alat musik lain yang dilombakan selain alat musik Polopalo.

5. Sebagai lambang prestasi dan prestise serta sportifitas bagi kalangan tertentu.

6. Sebagai perekat persatuan dan kesatuan tergambar melalui setiap lomba yang dilangsungkan.

III. LATAR BELAKANG a. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Bone Bolango dibentuk berdasarkan UU RI No. 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo. Masyarakat Bone Bolango sejak dulu memegang filosofi “adati hula-hula’a to syara’a Syara’a hula-hula’a to Qurani (adat bersendikan agama, agama bersendikan kitabullah). Dalam menjunjung tinggi falsafat tersebut, masyarakat Gorontalo diberikan karunia berupa jiwa seni yang cukup tinggi. Jiwa seni tersebut tergambar dalam bentuk ritual masyarakat Gorontalo, berupa Rebana dan Marwas. Kedua alat musik ini masih sering digunakan untuk perayaan perayaaan tertentu sebut saja perayaan Maulid Nabi.

Di salah-satu museum yang dikelola Pemerintah Provinsi Gorontalo

yakni, Museum Popa Eyato bahkan tidak menyimpan dan mengkoleksi replika alat musik dimaksud. Padahal dimana lagi dan kapan lagi masyarakat atau generasi muda bisa mengenal alat musik klasik yang pernah meramaikan negeri ini. Jika saja museum sekelas provinsi sebagai garda terdepan belum menyimpan replika dan menunjukkan eksistensinya, lalu bagaimana ini bisa diwariskan ke generasi berikutnya? Itu sama saja komitmen pemerintah masih diragukan dalam

Page 11: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

pengembangan dan pelestarian kebudayaan. Bagaimana dengan Ekosistem Budaya?, apa bisa terbentuk?. Inilah yang menjadi dasar pemikiran dan alasan bagi reformer, sehingga perlu diangkat dalam Proyek Perubahan.

Ahamdulilah, melalui Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2019, dan selama mengikuti pelatihan dalam penyusunan gagasan Rancangan Proyek Perubahan (RPP) dengan judul, “Strategi Membangun Kecintaan Alat Musik Etnik Tradisional Gorontalo (Polopalo) Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah”, menjadi starting point dalam mengemban sebuah misi bagaimana mengenalkan, memajukan kembali musik tradisional Gorontalo melalui beragam terobosan yang kami gagas, sebagaimana menjadi amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, sebagai berikut :

Pasal 24 (1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah wajib melakukan pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan. (2) Setiap Orang dapat berperan aktif dalam melakukan pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan; (3) Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan dilakukan untuk mencegah kerusakan, hilang, atau musnahnya Objek Pemajuan Kebudayaan; (4) Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan dilakukan dengan cara: a. menjaga nilai keluhuran dan kearifan Objek Pemajuan Kebudayaan; b. menggunakan Objek Pemajuan Kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari; c. menjaga keanekaragaman Objek Pemajuan Kebudayaan; d. menghidupkan dan menjaga ekosistem Kebudayaan untuk setiap Objek Pemajuan Kebudayaan; dan e. mewariskan Objek Pemajuan Kebudayaan kepada generasi berikutnya.

b. Analisis SWOT

Dalam membangun kecintaan masyarakat terhadap musik tradisional etnik Polopalo kami akan melakukan sebuah metode pendekatan melalui analisis SWOT. Analisis SWOT ini untuk mengukur sejauh mana kekuatan, kelemahan, dan peluang serta ancaman guna memastikan kondisi perubahan terhadap kondisi musik tradisional di Gorontalo dalam konteks proyek perubahan ini dilaksanakan. Pendekatan analisa yang digunakan terdiri atas, Strenght (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Treath (Ancaman) merupakan bentuk asli dari Analisa SWOT.

Dari sisi kekuatan, dapat disimpulkan bahwa upaya pengembangan

alat musik tradisional Polopalo memiliki kekuatan pendukung yang cukup karena ditunjang dengan kewenangan dalam menjaga, melindungi, memanfaatkan dan mengembangkan musik tradisional, selain terdapat lembaga/institusi yang secara khusus membidangi permasalahan mengenai kebudayaan. Dan sejauh ini masih tersedia sanggar budaya

Page 12: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Itu artinya masih ada sekelompok masyarakat masih peduli dengan musik tradisional.

Demikian juga kelemahan yang dimiliki dapat diatasi dengan cara

meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan peluang yang sudah tersedia. Dengan kata lain, strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah:

❑ Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang; ❑ Memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancaman; ❑ Mengurangi kelemahan untuk untuk menangkap peluang; ❑ Mengurangi kelemahan untuk mengurangi ancaman.

Berikut ini akan dijelaskan analisis SWOT dalam mengetahui

permasalahan musik etnik tradisional Polopalo, sebagai berikut :

1. Strength (Kekuatan) ❑ UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. ❑ UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. ❑ Perpres Nomor 65 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan

Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan. ❑ Perda Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan,

Pelestarian, Pengembangan Adat Istiadat dan Lembaga Adat, Tanggal 11 Juli 2011.

❑ Perda Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi & Tata Kerja Dinas Daerah Dilingkungan Pemerintah Kab. Bone Bolango.

❑ Perbup Nomor : 59 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Penjabaran Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango.

❑ Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kab. Bone Bolango Tanggal 17 Setember 2018.

2. Weaknesses (Kelemahan) ❑ Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk

pengembangan budaya kesenian dalam bentuk musik tradisional Polopalo.

❑ Belum adanya regulasi yang secara khusus mengatur Pemajuan Kebudayaan Daerah.

❑ SDM dan tenaga ahli belum tersedia. ❑ Anggaran untuk Bidang Kebudayaan belum representatif.

3. Oportunities (Peluang)

❑ Musik tradisional polopalo masih ditemukan di masyarakat tertentu.

❑ Kabupaten Bone Bolango dikenal dengan daerah seni dan budaya.

4. Treath (Ancaman)

❑ Musik tradisonal Polopalo akan tergerus kemajuan zaman. ❑ Musik tradisional Polopalo kurang diminati masyarakat. ❑ Era digitalisasi dan berkembangnya media sosial (Medsos)

mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Page 13: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

❑ Alat dan aliran bebagai jenis musik modern kian bekembang pesat.

Berikut gambaran kondisi virtual dan faktual alat musik tradisional khas masyarakat Gorontalo. Sesuai data yang ada cukup memiriskan bagi kalangan tertentu. Vide data yang tertera pada Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan (PPKD) Kab. Bone Bolango Tertanggal 17 September 2018.

No. Seni Musik Kondisi Faktual

Berkembang Jarang Berkembang

Tidak Berkembang

1. Anthu-

Anthunga

2. Diyo-diyo √

3. Dulango √

4. Elongi √

5. Gambusi √

6. Nggawo-

nggowa

7. Olinggi √

8. Peleku √

9. Tolimelu √

10. Tulali √

11. Ulunggu √

12. Alababu √

13. Elee √

14. Kecapi √

15. Rabana √

16. Tabobo √

17. Tiba-

Tibahuhu

18. Towohu √

19 Olonggu √

20 Patihungu √

21 Maruwasi √

22 Polopalo √

Page 14: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

c. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Diharapkan :

Kondisi sekarang ini : 1. Kecintaan masyarakat terhadap musik tradisional (Polopalo) Minim. 2. Minimnya sarana dan prasarana penunjang musik tradisional. 3. Komitmen dan perhatian Pemda sangat rendah. 4. Event pagelaran budaya hampir tidak pernah digelar.

Terobosan : ❑ Menyusun design formulasi. ❑ Prosentase anggaran Bidang Kebudayaan ditingkatkan. ❑ Menyusun Regulasi untuk penerapan sistem kebudayaan daerah. ❑ Menggelar Festival musik tradisional Polopalo.

Kondisi yang diharapkan :

1. Kecintaan masyarakat terhadap Polopalo meningkat. 2. Terbangunnya penunjang sarana dan prasarana kebudayaan. 3. Implementasi Perbup. 4. Meningkatnya berbagai event musik tradisional ditiap level.

IV. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN

4.1. Tujuan 4.1.1. Jangka Pendek

❑ Membentuk Tim Efektif.

❑ Menyusun design formulasi yang mampu mendorong minat kecintaan masyarakat terhadap Polopalo.

❑ Membangun komitmen stakeholders.

❑ Menyusun Ranperbup. ❑ Melaksanakan FGD

Page 15: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

❑ Merancang Nota Kerjasama dan Kesepahaman (Dewan Kesenian Daerah, Direktur WDB).

❑ Penyusunan Laporan Proyek Perubahan.

4.1.2. Jangka Menengah ❑ Menyiapkan sarana dan prasarana pemajuan kebudayaan. ❑ Menyiapkan Perbup ❑ Melaksanakan Bimtek, Lokakarya seni budaya. ❑ Merealisasikan kerjasama (Dewan Kesenian Daerah,

Direktur WDB). ❑ Mengembangkan aplikasi Data Pokok Kebudayaan

(Dapobud) dengan Direktorat Kebudayaan. ❑ Menggelar Festival Seni Budaya Tradisional.

4.1.3. Jangka Panjang

❑ Implementasi Perbup Pemajuan kebudayaan. ❑ Perbaikan tatakelola pemajuan kebudayaan dengan

komponen terkait. ❑ Pengembangan sarana dan prasarana kebudayaan. ❑ Menyusun roadmap pengembangan dan pemanfaatan

kebudayaan daerah. ❑ Menjadikan Kab. Bone Bolango sebagai destinasi wisata

budaya.

4.2. Manfaat Proyek Perubahan : 4.2.1. Bagi Institusi

❑ Tersusunnya RoadMap kebudayaan daerah. ❑ Membangun jejaring budaya dan ekosistem kebudayaan. ❑ Peningkatan program kebudayaan yang berkelanjutan dan

kompetitif. ❑ Mewujudkan reformasi birokrasi melalui pendekatan budaya

lokal.

4.2.2. Bagi Organisasi

❑ Menumbuhkan budaya kolaboratif dalam organisasi. ❑ Menjadikan organisasi yang adaptif dan berorientasi masa

depan. ❑ Mampu bertransformasi ke bentuk yang baru serta peka

terhadap pengaruh eksternal.

4.2.3. Bagi Peserta

❑ Meningkatkan kemampuan managerial dalam memajukan dan melestarikan nilai-nilai budaya daerah.

❑ Mengembangkan kompetensi dasar budaya dan menjadi pelopor bagi pemajuan kebudayaan.

❑ Melakukan inovasi, promosi untuk melindungi, memanfaatkan, menjaga dan melestarikan musik etnik tradisional Polopalo.

Page 16: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

❑ Menjadikan perilaku yang berbudaya dan memiliki etos kerja yang tinggi.

V. CAPAIAN OUT PUT DAN OUT COME 5.1. Capaian Output

5.1.1. Jangka Pendek ❑ Terbentuknya Tim Teknis (Tim Internal, Tim Eksternal

dan Tim Kerja). ❑ Tersusunnya design formulasi untuk mendorong

kecintaan masyarakat terhadap Polopalo. ❑ Terbangunnya komitmen stakeholders melalui

kampanye, Roadshow, Sosialisasi, Talkshow. ❑ Ditandatanganinya Perbup oleh Bupati Bone Bolango. ❑ Ranperda Masuk Pembahasan Tingkat Prolegda. ❑ Terselenggaranya FGD. ❑ Tersusunnya rancangan Nota Kerjasama dan

Kesepahaman (Dewan Kesenian Daerah, Direktur WDB).

❑ Tersusunnya Laporan Proyek Perubahan. ❑ Terselenggaranya Seminar Terbuka dan Pagelaran

Budaya Kab. Bone Bolango Tahun 2019. 5.1.2. Jangka menengah

❑ Terwujudnya sarana dan prasarana pemajuan kebudayaan. ❑ Tersosialisasinya Perbup Penyelenggaraan pemajuan

kebudayaan. ❑ Terwujudnya kerjasama Dewan Kesenian Daerah, dan

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya. ❑ Terbentuknya aplikasi Data Pokok Kebudayaan (Dapobud)

dengan Direktorat Kebudayaan. ❑ Terselenggaranya Festival Musik Tradisional.

5.1.3. Jangka Panjang

❑ Terselenggaranya implementasi Perbup. ❑ Terbangunnya tata kelola pemajuan kebudayaan dengan

berbagai komponen terkait. ❑ Tercapainya pengembangan sarana dan prasarana

pemajuan kebudaya. ❑ Tersusunnya roadmap pengembangan dan pemanfaatan

kebudayaan daerah. ❑ Terwujudnya Kab. Bone Bolango sebagai destinasi wisata

budaya.

5.2. Dampak (Outcome)

5.2.1. Internal ❑ Perbaikan tata kelola dan sinkronisasi data serta

program dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango sebagaimana tertuang dalam RPJMD.

Page 17: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

❑ Penataan kembali tugas pokok dan fungsi Dinas Dikbud dalam memajukan kebudayaan daerah.

5.2.2. Eksternal

❑ Minat masyarakat terhadap kecintaan musik etnik tradisional Polopalo kembali tumbuh dan berkembang.

❑ Optimalisasi potensi sumber daya budaya daerah musik etnik tradisional untuk dilindungi, dikembangkan dan dilestarikan.

❑ Pembangunan jejaring kerja budaya yang melibatkan seluruh komunitas budaya setempat.

❑ Pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pemajuan kebudayaan daerah.

❑ Peningkatan kualitas program budaya yang sinergis dan berkelanjutan antara pusat dan daerah.

❑ Kemandirian Pemda dalam tata kelola sumber daya budaya.

Page 18: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

VI. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGI 6.1. Tata Kelola Proyek

TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN

INSTRUKTUR DESKRIPSI

❑ Sponsor/Mentor : Peranan sponsor dalam kegiatan proyek perubahan adalah sebagai pengarah, pembimbing dan memberi petunjuk serta ide-ide yang dapat dikembangkan untuk pencapaian tujuan proyek perubahan.

❑ Project Leader : Berperan

untuk merencana-kan,

memimpin dan

mengkoordinir semua

Tim dan Stakeholder

untuk lebih intens

menjalankan aksi

proyek perubahan.

❑ Tim : Tim yang

secara langsung

berperan dan

berpengaruh baik

positif maupun

negative untuk

pelaksanaan tugas

pada Area Proyek

Perubahan.

6.2. Milistone

Pelaksanaan proyek perubahan dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu, jangka pendek dengan durasi waktu 2 bulan, jangka menengah dengan waktu 6 bulan dan jangka panjang dengan durasi waktu 2 tahun. Lebih detail mengenai tahapan dan waktu pencapaian serta hasil kegiatan diuraikan pada rencana jangka pendek, rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang, yaitu:

Sponsor/Ment

or

Ir. Hi. Ishak

Ntoma, M.Si

1). Kadis

2). Sekretaris,

3). Kabid

Kebudayaan,

4). Kabid PPD,

5). Kabid PTK,

6). Kabid Paud

& Dikmas,

7). Korwil

1). Sekda,

2). Kadis

Dikbud

3). Asisten

III

4). Ka.

BKPD

5).

Ka.Bappeda,

6).

Ka.Pertanian,

7).

Ka.BLH,

8). Ka.

Coach

Dr. P.M.

Marpaung, M.Sc

Tim Tim

Projeck Leader

Hj. Marni Nisabu, S.Pd.,

Page 19: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

6.2.1. Milistone Jangka Pendek

MILESTONE/PENTAHAPAN JANGKA PENDEK

LEVEL MILESTONE DESKRIPSI OUTPUT SCHEDULE P

ER

SIA

PA

N A

WA

L M

EN

GG

ALA

NG

DU

KU

NG

AN

TERBAN

GUNNYA

DUKUNGAN DAN

KOMITMEN

BERSAMA

DALAM

PELAKSANAAN

PROYEK

PERUBAHAN

❑ KONSULTASI Rencana Aksi Proyek Perubahan

▪ Draft Gagasan RPP

Minggu,

29 Sept

2019

❑ PERBAIKAN KOREKSI memperbaiki Gagasan RPP

▪ Gagasan RPP Senin s/d

Selasa

30

Sept – 1

Okt 2019

❑ DISKUSI AWAL implementasi Proyek Perubahan bersama Tim Internal

▪ Notula ▪ Dukungan

Dokumentasi

Rabu,

2 Okt 2019

❑ KONSULTASI HASIL atas Implementasi Aksi Perubahan dengan Mentor

▪ Gagasan RPP

Kamis,

3 Okt 2019

PROGRESS

DISCUSION tentang

perkembangan

pelaksanaan Aksi

Perubahan

Menyampaikan hasil

gagasan melalui

Rapat Pembentukan

Tim Kerja dan Tim

Kerja yang dibentuk

paling lambat

menyelesaikan

tugasnya sampai Hari

Selasa, tanggal 8

Oktober 2019

▪ SK Tim Kerja Jumat,

4 Okt 2019

❑ PROGRESS DISCUSSION Pembentukan Tim Ekstenal

▪ SK Tim Eksternal

▪ Notula

Senin,

7 Okt 2019

❑ KAMPANYE PROYEK PERUBAHAN Guna mengggalang dukungan sekaligus

membahas proyeksi anggaran bidang kebudayaan

TA. 2020 dilingkungan kerja Eselon II Pemda Bone

Bolango.

Page 20: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

- Asisten III Setda Pemda Bone Bolango, sdr. Iwan Mustafa, SE., M.Sc., MA guna meminta dukungan Proper.

Dukungan D

okum

enta

si

Selasa,

8 Okt 2019

- Bersama Kadis Keuangan dan Pendapatan Daerah Sdr. Yusni Bolilio, S.Sos, guna membahas ketersediaan anggaran.

- Kepala Bappeda Sdr. Basir Noho, SE., MAP meminta dukungan program dan anggaran.

-

Rabu,

9 Okt 2019

- Melakukan kunjungan

ke Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kemdikbud RI

Jumat,

11 Okt 2019

- Ketua DKD Bone Bolango Sdr. Taufik El Hakim Sidiki, SE.,MM sebagai Konsultan Utama (advisory board)

Rabu,

16 Okt 2019

- Kabag Hukum Sdr. Jein Pakaya, SH Bahas Harmonisasi Perbup dan Ranperda untuk masuk dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda)

Kamis,

17 Okt 2019

- Kaban Kominfo Sdr. Sugondo Makmur, S.Pd sebagai media partner sosialisasi diinternal Pemda Bone Bolango

Senin,

21 Okt 2019

- Kadis Pariwisata & EK Sdr. Lukman Daud, S.Pd membahas FSBP masuk dalam Kalender Event 2020 Kab. Bone Bolango

Selasa,

22 Okt 2019

Page 21: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

- Kadis Pertanian Sdri. Rosnawaty Agus, S.Pt guna membicarakan ketersediaan lahan tanaman bambu berkualitas

Dokum

enta

si D

ukungan

Kamis,

14 Nov 2019

- Kepala BLH Sdr. Aznan Nadjamuddin, SH., M.Si guna meminta dukungan Proyek Perubahan

Senin,18

Nov 2019

- Menemui Kadispora guna meminta dukungan dan membicarakan Proyek Perubahan

Selasa,19

Nov 2019

MEMBANGUN

KOMITMEN BERSAMA

DALAM PELAKSANAAN

PROYEK PERUBAHAN

Mengajukan

undangan tertulis dan

tentatif acara Seminar

Terbuka dan Pagelaran

Budaya Kab. Bone

Bolango Tahun 2019

kepada Direktur Warisan

dan Diplomasi Budaya.

Surat

Undangan

dan

Jadwal

Acara

Selasa,15

Okt 2019

KONSOLIDASI

Menggelar Rapat

Tim Efektif

Menindaklanjuti Perbup

dan MoU

▪ Daftar Hadir

▪ Notula

Rabu,16 Okt

2019

Konsultasi MoU

Kerjasama dengan Ketua

DKD Bone Bolango

▪ Draf MoU Jumat,18

Okt 2019

ROAD SHOW

Kampanye Budaya

Menemui sejumlah

pemuka masyarakat Adat

Suwawa di Desa

dukung

an

Dokum

enta

si Selasa,23

Okt 2019

Page 22: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

BUDAYA

POLOPALO

Tolomato, Kecamatan

Suwawa Tengah.

Bersama Sdr.

Ismail Rahman, selaku

Pengrajin Polopalo di

Desa Timbuolo, Kec.

Botupingge yang hingga

sekarang masih terlihat

eksis

Rabu,

23 Okt 2019

Kampanye dan

Sosialisasi mengunjungi

para siswa SDN 5 Suwawa

Tengah yang sedang

membuat Polopalo dari

bahan Bambu

Kamis, 24

Okt 2019

Kampanye dan

Sosialisasi sekaligus

mengunjungi para siswa

SDN 7 Kabila.

Jumat, 25

Okt 2019

SE

MIN

AR

TE

RB

UK

A D

AN

PA

GE

LA

RA

N B

UD

AY

A

PERSIAP

AN AKHIR DAN

PELAKSANAAN

Meninjau

kesiapan Penerima Tamu

secara adat (Tujai) yang

terdiri Kelompok anak

anak dari SD Tilongkabila

▪ Dukungan Dokumentasi

▪ Daftar Hadir Breafing

Sabtu,

26 Okt 2019

Memberikan

breafing sebagai

kesiapan akhir kegiatan

Seminar Terbuka dan

Pagelaran Budaya Tahun

2019

Senin,

28 Okt 2019

Page 23: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Memastikan

kehadiran delegasi Tim

Kesenian dan Budaya

dari daerah lain bisa

tampil pada pentas

Seminar Terbuka dan

Pagelaran Budaya Kab.

Bone Bolango Tahun

2019, dan secara

khusus mengundang

partisipasi Tim

Kesenian dari Kab.

Buol, Sulteng, dan

Kab/Kota se Provinsi

Gorontalo.

Selasa,

29 Okt 2019

Memastikan undangan bagi peserta dan tamu VIP sudah terdistribusi.

Begitupula dengan peralatan pendukung

lainnya.

Rabu,

30 Okt 2019

Menggelar Seminar

Terbuka dan Pagelaran

Budaya Kab. Bone

Bolango Tahun 2019,

dan penandatanganan

Perbup tentang

Penyelenggaraan

Pemajuan Kebudayaan

oleh Bupati Bone

Bolango, dan penanda-

tanganan MoU dengan

▪ Dukungan Dokumentasi Laporan Kegiatan

▪ Daftar Hadir Peserta

Kamis,

31 Okt 2019

Page 24: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Ketua DKD dan MoU

dengan Dir. WDB.

PASCA KEGIATAN

SEMINAR TERBUKA DAN

PEGELARAN BUDAYA

Melaksanakan evaluasi

Tim Kerja dan

persiapan menyusun

Laporan Kegiatan

Seminar dan Pagelaran

Budaya Kab. Bone

Bolango 2019

▪ Laporan Kegiatan

▪ Dukungan Dokumentasi

Senin-

Selasa

4 – 5 Nov

2019

IMP

LE

ME

NT

AS

I S

TR

AT

EG

I M

AR

KE

TIN

G

Melaksanakan

breafing Tim Efektif,

sekaligus membahas

kesiapan Sosialisasi di

Hotel Amaris Gorontalo,

Jumat 8 Nov 2019 dan

FGD pada Hari Senin, 11

Nov 2019.

▪ Daftar Hadir

▪ Dukungan Dokumentasi

Rabu,6

Nov 2019

Menggelar acara

sosialisasi Budaya

Polopalo di Hotel

Amaris Gorontalo

diikuti oleh kalangan

guru, budayawan dan

tokoh masyarakat

▪ Dukungan Dokumentasi Laporan

▪ Daftar Hadir Peserta

Jumat,

8 Nov 2019

Menggelar FGD

sebagai bahan

masukan dan koreksi

Du

kungan

Dokument

asi

Senin, 11

Nov 2019

Page 25: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Melakukan dialog

budaya live di Pro 4

RRI Gorontalo

mengambil tema

Pelestarian Budaya

Polopalo

▪ Rekaman Suara

▪ Dukungan Dokumentasi

Rabu,13

Nov 2019

Menggelar sosialisasi

Budaya Polopalo di

Graha Azzizah diikuti

oleh kalangan guru,

budayawan dan tokoh

masyarakat

▪ Laporan Kegiatan

▪ Daftar hadir peserta

▪ Dok

Jumat,15

Nov 2019

TALKSHOW di

salahsatu siaran Lokal

Mimoza Tv. Talkshow

bersama dengan

Kadispar & EK Lukman

Daud. Topik bahasan

budaya Polopalo dan

festival seni Tahun

2020

▪ Bukti Rekaman video Dukungan Dokument

asi

Minggu,17

Nov 2019

Sosialisasi Proyek

Perubahan dengan

BNN Bone Bolango

dalam

mengembangkan

budaya Polopalo

▪ Bukti Rekamann

▪ Dukungan Dokumentasi

Rabu,20

Nov 2019

DUKUNGAN

PERNYATAAN

Dukungan Pernyataan

Sekretaris Daerah Ir.

Hi. Ishak Ntoma, M.Si

▪ Surat Pernyataan

Selasa 12

Nov 2019

Dukungan Pernyataan

Bupati Bone Bolango

Hi. Hamim Pou,

S.Kom., MH

▪ Surat Pernyataan

Sabtu 16

Nov 2019

Page 26: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

BREAFING

Melaksanakan breafing

bersama Tim Efektif,

sekaligus menyusun

Laporan FGD

▪ Breafing ▪ Dukungan

Dokumentasi

Kamis,

14 Nov

2019

RDP BERSAMA

DPRD

Menghadiri Rapat

Dengar Pendapat

(RDP) bersama DPRD

Bone Bolango terkait

Program Kegiatan dan

Anggaran TA. 2020

▪ Dukungan Dokumentasi

Selasa,

19 Nov

2019

RO

AD

SH

OW

IMP

LE

ME

NT

AS

I P

EM

AJU

AN

KE

BU

DA

YA

AN

KAMPANYE

PROYEK

PERUBAHAN di

sejumlah sekolah.

Adapun sekolah

sebagai pusat

kebudayaan perlu

didorong sehingga

mempercepat

akselarasi pemajuan

kebudayaan melalui

para pelaku kesenian.

Menggelar Kampanye

Proyek Perubahan di

SDN 5 Suwawa Tengah D

ukungan D

okum

enta

si

Kamis,24

Okt 2019

Kampanye Proyek

Perubahan di SDN 7

Kabila

Jumat,25

Okt 2019

Kampanye Proyek

Perubahan di SDN 03

Tapa

Senin, 25

Nov 2019

Melaksanakan

Kampanye Proyek

Perubahan SMPN I

Bulango Timur

Selasa, 26

Nov 2019

PENGUMPULAN

DATA DAN INFORMASI

TAHAPAN

PENYUSUNAN

Menyampaikan

Laporan kepada Mentor

selaku Sekretaris

Daerah Bone Bolango

Ir. Hi. Ishak Ntoma,

M.Si atas progress

report proyek

perubahan yang sudah

dilaksanakan.

Dukungan D

okum

enta

si

Rabu27

Nov 2019

Mengumpulkan

bahan dalam bentuk

data, informasi,

laporan dan

dokumentasi

Kam

is,

28

Nov 2019

Page 27: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Melakukan

persiapan penyusunan

Laporan Proyek

Perubahan

Laboratorium

Kepemimpinan

(Labpim) sekaligus

melaksanakan evaluasi.

Jum

at – Sabtu,

29 –

30 Nov

2019

LAUNCHING

PILOT PROJECT

NASIONAL

Penyerahan Laporan Proyek

Perubahan Laboratorium dengan Judul

“Strategi Membangun Kecintaan Musik

Etnik Tradisional (Gorontalo) Polopalo

Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan

Daerah”.

Sela

sa, 3 Des

2019

6.2.2. Milistone Jangka Menengah

Pada tahapan ini, reformer sudah menetapkan proyeksi rencana aksi sebagai hasil pengembangan dari tahapan sebelumnya.

MILESTONE/PENTAHAPAN JANGKA MENENGAH

LE

VEL

MILES

TONE

DESKRIPSI OUTP

UT

SCH

EDULE

RA

NC

AN

GA

N P

ER

SIA

PA

N

Ranca

ngan Sarana

dan

Prasarana

Menyusun

rancangan dan design

Sapras Kebudayaan

Lapor

an dan

Dokumen

M1

– M2

Januari

2020

Melaksanakan

FGD

Lapor

an dan

Dokumen

M2-

M4 Jan

2020

Melakukan

koordinasi dengan OPD

tertentu berkaitan

Lapor

an dan

Dokumen

M1

– M2 Feb

2020

Page 28: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

dengam kajian Sapras

Kebudayaan

Menetapkan

alokasi anggaran dan

lokasi pembangunan

Sapras Kebudayaan

yang representatif

Lapor

an dan RAB

M3

–M4 Feb

2020

Mengusulkan

rencana anggaran

pembangunan Sapras

Kebudayaan (APBD-

Perubahan)

RAB

M1-

M2 – Mar

2020

Mengusulkan

rencana anggaran

pembangunan Sapras

Kebudayaan (APBD-

Perubahan)

RAB

M1-

M2 – Mar

2020

Membangun

sinergitas sekaligus

penguatan dengan OPD

lainnya

Doku

mentasi

M3-

M4 – Mar

2020

PE

NG

UA

TA

N

Peratur

an Bupati

Menyiapkan

rancangan kerja

sosialisasi Perbup

Lapor

an dan

Dokumen

M1-

M3 Apr

2020 Melakukan

identifikasi stakeholders

dalam ruang lingkup

wilayah

M4

Apr 2020

Melakukan

sosialisasi Perbup

dengan stakeholder

M1

– M2 Mei

2020

Page 29: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Membuat

laporan Sosialisasi

Perbup

M3

– M4 Mei

2020

ME

NIN

GK

AT

KA

N K

AP

AS

ITA

S L

EM

BA

GA

DA

N P

ER

SE

OR

AN

GA

N

Imple

mentasi

Bimtek

Penjajakan dan

Penguatan Kerjasama

La

po

ran

da

n D

ok

um

en

Ke

rja

sa

ma

M1

– M2 Jun

2020

Tahapan Pra

Persiapan

M3 -

M4 Jun

2020

Tahapan

Persiapan

M1-

M2 Jul

2020

Tahapan

Pelaksanaan

Tahapan Akhir

Perumusan Draft

Kerjasama

Penandatangana

n Kerjasama

Menyelenggarak

an program residensi

eksternal dan residensi

internal

M3

– M4 Jul

2020

PE

NG

UA

TA

N

KE

RJA

SA

MA

MoU

(Nota

Kerjasama

dan

Merancang dan

menyiapkan Program

Kerja Bersama

De

sig

n

Pe

ng

ua

tan

Ke

rja

sa

ma

M1-

M2 Agus

2020

Melakukan

identifikasi obyek

kebudayaan (sekolah)

M3

– M4 Agus

2020

Page 30: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Kesepahaman

)

sebagai pilot projeck

budaya

Menyiapkan

SDM berkualitas

dibidang kebudayaan

M1

– M4 Sept

2020

PE

NG

UA

TA

N A

KS

ELA

RA

SI

RA

NP

ER

DA

Melakukan

sosialisasi MoU dengan

stakeholder

De

sig

n P

en

gu

ata

n K

erj

asa

ma

Pe

mb

ah

asa

n P

erd

a

M1

– M2 Okt

2020

Merencanakan

dan mengawal

pelaksanaan agenda

pelindungan kesenian

M3-

M4 Okt

2020

Mempercepat

pengesahan Perda

tentang Pemajuan dan

Pelestarian Kebudayaan

M1

– M4 Nov

2020

KE

RJA

SA

MA

LIN

TA

S S

EK

TO

RA

L

Kerjas

ama

Pengembang

an Aplikasi

Data Pokok

Kebudayaan

(Dapobud)

Merancang dan

menyiapkan Program

Kerja Bersama

Do

ku

me

n K

erj

asa

ma

Melakukan

penjajakan kerjasama

dengan Dirjen

Kebudayaan,

Kemdikbud RI M1-

M4 Nov

2020 Menyiapkan

draft MoU kerjasama

Menyiapkan

SDM berkualitas

dibidang kebudayaan

Page 31: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Menggelar

Workshop Aplikasi

Dapobud

Menyiapkan

Sistem Aplikasi

RA

NC

AN

GA

N K

EG

IAT

AN

Festiva

l Seni Budaya

Polopalo

Merancang dan

menyiapkan Kerjasama

dengan lintas sektoral

dan OPD

La

po

ran

da

n D

ok

um

en

Ke

rja

sa

ma

M1-

M4 Des

2020

Menyiapkan

SDM

Menyusun

kegiatan pendukung

Melaksanakan

promosi melalui media

Sosial

Menyusun RAB

dan Proposal serta surat

suratan

Menyusun tim

schedul

Melakukan

survey lokasi

Menggelar FSBP

dan Rekor MURI

Nasional

6.2.3. Milistone Jangka Panjang

Page 32: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

Pada tahap jangka panjang waktu pelaksanaannya selama 2 (dua) tahun dan ditahapan menitikbertkan pada peningkatan kapasitas dan tatakelola SDM samping terwujudnya Sapras. Berikut tahapan Jangka Panjang sebagai berikut :

MILESTONE/PENTAHAPAN JANGKA PANJANG

L

EVEL

MILEST

ONE

DESKRIPSI OUT

PUT

SCHE

DULE

SU

ST

AN

AIB

LE

Implem

entasi Perbup

Pendampingan dan

Pembinaan Kapasitas

Sanggar Budaya

Dok

umen

Monev

Jan –

Feb 2021

Peningkatan

Kapasitas SDM bagi

Budayawan.

Dok

umen

Kerjasama

Maret

2021

Pemberian

Remunerasi dan

penghargaan

Dok

umen

Kerjasama

April

2021

Meningkatkan

kapasitas guru dan tata

kelola kurikulum pendidikan

dasar berbasis Kebudayaan

Dok

umen

Kerjasama

Mei

2021

Membangun

komitmen dan sinergitas

bersama Stakehholder

Dok

umen

Kerjasama

Juni

2021

Pemberian anugerah

kepada agen pelestari

budaya.

Dok

umen

Kerjasama

Juli

2021

Pengembangan

Sapras (Taman Kesenian

Daerah)

Dok

umen

Kerjasama

Agust

2021

Page 33: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan

6.2.4. Milestone Proyek Perubahan

Pengembangan

Sapras Kampung Budaya

Dok

umen

Kerjasama

Sep

2021

Penyusu

nan Roadmap

Kebudayaan

Rapat Kerja Terpadu

Tim Koordinasi

Notu

len Rapat

Okt

2021

Integrasi Data Base Dok

umen

Nop

2021

Dokumen Roadmap Lapo

ran

Des

2021

Pengemb

angan Sapras

Peningkatan

managerial dan Kerjasama

lintas sektoral

Dok

umen

Kerjasama

Tw I –

2022

Pembangunan

Museum Daerah dan Galery

Budaya

Dok

umen

Kerjasama

Tw II

dan Tw III

2022

Destinasi

Wisata Budaya

Pencanangan Kab.

Bone Bolango sebagai

Destinasi Wisata Budaya

Dok

umen

Kerjasama

Tw IV

– 2022

Page 34: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan
Page 35: Laporan Sosialisasi Proyek Perubahan