View
330
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Agriculture
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan – bahan hasil pertanian memiliki banyak bentuk yang beragam
sehingga bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka dari itu diperlukan ilmu
untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk
mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk.
Bahan-bahan hasil pertanian sangat rentan mengalami kerusakan baik saat
masih di lahan maupun selama dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-
kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai factor, baik fisik, mekanik,
termis, biologis, fisiologis, dan kimia.
Para konsumen dalam hal ini memiliki karakteristik khusus untuk
mempertimbangkan karakteristik fisik bahan hasil pertanian. Bentuk dan ukuran
berat serta warna yang seragam merupakan hal yang pertama dilihat oleh para
konsumen dan yang dipilih konsumen. Untuk mencegah kerusakan terhadap
bahan hasil pertanian tersebut, maka diperlukan pengetahuan tentang karakteristik
watak sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik,
mekanik, dan termis.
Oleh sebab itu dilakukanlah praktikum mengenai karakteristik fisik bahan
hasil pertanian untuk mengklasifikasikan bentuk standard dan ukuran standar
produk hasil pertanian.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini yaitu :
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran merupakan dua sifat yang tidak dapat dipisahkan dalam
mendeskripsikan sifat fisik bahan secara jelas. Untuk menetukan bentuk suatu
produk beberapa parameter harus diukur terlebih dahulu. Beberapa kriteria dapat
digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran yaitu : bentuk acuan (chartered
standard), kebundaran (roundness) dan kebulatan (sphericity).
Dalam proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran
suatu komoditi merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Bentuk dan
ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan pada suatu obyek. Pada
umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk menggambarkan obyek secara
fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya ukuran dan bentuk
merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat. Beberapa kriteria yang
termasuk ukuran adalah :
1. Bobot
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang halus
sampai kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di kehendaki.
Dimana bobot suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total, bobot rata-
rata, dan bobot persatuan tertentu.
2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan
tesebut dalam suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah
volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan
berbagai alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi
(perbandingan antara kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan
kerapatan standar), nyata (perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu
tertentu dengan massa air pada suhu yang sama) dan kerapatan mutlak
(perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan.
Pengukuran luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan dengan dua cara
yaitu : penimbangan dan simpon,s rule. Sedangkan yang termasuk ke dalam
bentuk adalah :
1. Oval
2. Simetri
3. Melengkung
Untuk mendefinisikan bentuk, beberapa parameter dimensional perlu diukur.
Pada keadaan dimana bentuk dan ukuran berpengaruh pada proses suatu
hubungan dapat digambarkan dengan satu persamaan berdimensi dua sebagai
berikut :
I = ( b, u) Rumus ......................... 3
Dimana : I = indeks yang dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
Bentuk komoditas produk pangan dapat dikelompokkan sebagai bentuk
umum dan bentuk normal. Bentuk umum komoditas menyatakan bentuk yang
dapat dideskripsikan dan diukur secara fisik. Dalam pengawasan mutu produk
bentuk komoditas padat yang bersifat umum dapat dinyatakan seperti ketiga
bentuk dasar atau bentuk turunannya yaitu bulat, lonjong, silinder, kerucut, kubus,
bundar dan lain-lain.
2.2 Kebundaran
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bentuk
bundar. Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan
kebundaran suatu benda. Beberapa macam metode yang biasa digunakan adalah
roundness, roundness ratio dan rata-rata roundness (gambar 2).
Roundness=FmFc
Dimana, Fm = luas permukaan proyeksi terbesar dalam posisi bebas
(natural rest position)
Fc = luas permukaan lingkaran terkecil yang membatasi
Gambar 2. Kebundaran (Roundness)
Meanroundness= rnR
Dimana, r = jari-jari lingkaran sudut
R = jari-jari lingkaran maksimum di dalam bidang gambar
N = jumlah sudut-sudut yang ada
Roundnessratio= rR
Dimana r = jari-jari lingkaran yang paling tajam
R = jari-jari rata-rata dari obyek (mean radius)
2.3 Bentuk Acuan (Chartered Standard)
Dengan menggunakan bentuk acuan, bentuk dari produk dapat ditentukan
dengan menggunakan istilah yang telah ada pada gambar acuan. Pengamatan
dengan bentuk acuan ini merupakan metode yang sangat sederhana dan
merupakan metode yang bersifat subyektif karena dipengaruhi oleh praduga
seseorang sehingga pengamat yang berbeda dapat memberikan pengamatan yang
berbeda pula. Untuk itu diperlukan pengamatan yang berpengalaman atau ahli
pengamat, sehingga hasil pengamatan dapat dipertanggungjawabkan.
buah apel buah persik kentang
Gambar 1. Contoh bentuk acuan untuk apel, buah persik dan kentang
2.4 Kebulatan (Sphericity)
Konsep dasar geometri dari kebulatan (sphericity) mengacu pada sifat
isoperimetri dari sebuah bola. Ekspresi tiga dimensi dari suatu benda dapat
digunakan untuk memperkirakan kebulatannya dengan persamaan sebagai berikut:
Sphericity=D e
Dc
Dimana :
De = diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan benda contoh
Dc = diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi benda contoh, atau
diameter terpanjang dari benda contoh
Sphericity menyatakan karakter bentuk relatif suatu benda terhadap suatu bola
yang volumenya sama. Dianggap suatu volume benda padat adalah suatu
“triaxial ellipsoid” dengan titik singgung l, b dan t dan diameter bola yang
mengelilinginya adalah titik potong terpanjang l dari ellipsoida, maka derajat
kebulatan (sphericity) dapat dinyatakan sebagai :
Sphericity=(lb t )
13
a
dimana, l = intersep terpanjang
b = intersep terpanjang normal ke l
t = intersep terpanjang normal ke l dan b
Gambar 3. Intersep garis pada biji-bijan
Ketiga intersep tersebut tidak harus bersinggunggan satu dengan yang lainnya
pada satu titik.
Sphericity juga dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Sphericity= didc
Dimana :
di = diameter lingkaran terbesar di dalam benda
dc = diameter dari lingkaran terbesar yang membatasi benda
Gambar 4. Kebulatan (Sphericity)
2.5 Pengukuran Dimensi Sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijan, garis besar proyeksi
dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar photo
(photographics enlarger), namun cara sederhana juga dapat pula dilakukan
dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP
adalah sebagai berikut :
1. Bahan diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan.
2. Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas milimeter blok tersebut.
3. Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari
bahan.
4. Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari
bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor), sumbu b
adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c adalah sumbu
terpendek (sumbu minor)
2.6 Kemiripan Terhadap Benda-Benda Geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda
geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun definisi dari masing-
masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari
bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
2. Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.
3. Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
silinder (tabung). Contohnya adalah wortel.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu :
1. Jangka
2. Jangka Sorong
3. Kertas millimeter block
4. Over Head Projector (OHP)
5. Penggaris
6. Planimeter
7. Spidol warna
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu :
1. Mentimun
2. Tomat
3. Telur
4. Jeruk
5. Wortel
3.2 Prosedur Percobaan
1) Menentukan kebundaran (roundness) kentang dan telur dengan
menggunakan OHP
a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan
b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas millimeter block
c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap)
dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap)
dengan planimeter
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Roundness ( Rd )= ApAc
=r1
2
r22
Dimana: r1=diameter dalam, r2=diameter luar
2) Menentukan kebulatan (sphericity) kentang dan tomat
a. Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari dari sumbu a
(sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet), c
(sumbu terpendek/minor)
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
sphericity=(abc )
13
a
Rumus ini hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.
3) Menentukan volume dan luas permukaan teoritis jeruk dan wortel
a. Ukurlah sumbu a, b dan c dari bahan
b. Tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri: bulat
memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan
kerucut berputar atau silinder
c. Hitunglah volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan
persamaan di bawah ini:
Bulat memanjang (prolate spheroid)
V= 43(πa b2)
e=[1−( ba )
2]12
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
Bulat membujur (oblate spheroid)
V= 43(π a2 b)
e=[1−( ba )
2]12
S=2π b2+2 πb2
eln( 1+e
1−e )Keterangan:
- V = volume
- S = luas permukaan
- a = sumbu memanjang elips (major axes)
- b = sumbu membujur elips (minor axes)
- e = eksentrisitas
Kerucut berputar atau silinder
V=( π3 )h (r1
2+r1 r2+r22 )
S=π (r1+r 2) [ h2+ (r1−r2 )2 ]12
Keterangan:
- r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
- r2 = jari-jari bagian puncak kerucut
- h = tinggi benda
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Data kelompok 1
Pengamatan
(Bahan)Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
A(mm
)
b(mm
)
c(mm
)
h(mm
)Rd Sp
V(m3)
S(m2)
Roundness
(Telur)
147.5
720.43
5
2 4867.5
0.51
3 46 60 0.59
Sphericity(Tomat)
1 58.8 50.5 340.79
2 57.3 53 330.81
3 51.660.4
540.4
50.972
Kemiripan Benda dgn Geometri(Ketimun)
1 144 41.51.0388x10-
3
2.883
Hasil Perhitungan Kelompok 1 :
Rd
1) Rd=r1
2
r22=
47.52
722 =0.435
2) Rd=r1
2
r22=
482
67.5=0.506
3) Rd=r1
2
r22=
462
602=0.588
Sp
1) Sp=(abc )1 /3
a=
(58.8 × 50.5× 34 )1 /3
58.8=0.792
2) Sp=(abc )1 /3
a=
(57.3 × 53.5× 33 )1/3
57.3=0.813
3) Sp=(abc )1 /3
a=
(51.6 × 60.45 ×40.45 )1/3
51.6=0.972
Geometri (Bulat Memanjang)
V= 43
( πa b2)=43
( π × 144 × 41.52 )=1038836.726 mm3=1.0388 ×10−3m3
Mencari nilai e
e=(1−( ba )
2)1/2
=(1−( 41.5144 )
2)1 /2
=0.9576
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
¿2 π × 41.52+2π144 × 41.5
0.9576sin−10.9576
¿2883104.929 mm2
¿2.883 m2
Tabel 2. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 2
Pengamatan
(bahan)
ke
r1
mm
r2
mm
a
mm
b
mm
c
mm
h
mm
Rd
mm
Sp
mm
V
m3
S
m2
Roundness 1
2
3
94
80
67
102
100
95
0,849
0,64
0,497
Sphericity 1
2
3
60,5
58,1
69,6
46,5
44
45,1
16,9
16,3
19,5
0,598
0,597
0,566
Kemiringan
Benda dgn geometri
1
2
69,1 54,4 1,088x
10−3
0,07
3395
3
Perhitungan dari tabel kelompok 2
1. Roundness
Rd 1= r 12
r 22 =942
1022 =0,8493 mm
Rd 2= r 12
r 22 =802
1002=0,64 mm
2. Sphericity
Sp 1=(abc )
13
a=
(60,5× 46,5 ×16,9)13
60,5=0,5988
Sp 2=(abc )
13
a=
(58,1× 44 × 16,3)13
58,1=0,5967
Sp 3=(abc)
13
a=
(69,6× 45,1× 19,5)13
69,6=0,5662
3. Kemiripan Geometri
V= 43
( π a2b )=43
(π (69,1×10−3 )2(54,4 ×10−3))=¿
1,088×10−3m3
e=[1−( ba )
2]12=[1−( 54,4 ×10−3
69,1 ×10−3 )2]
12=0,6166 m2
S=2π a2+2 πb2
eln( 1+e
1−e )¿2 π (69,1× 10−3)2+2π
(54,4×10−3)2
0,6166ln( 1+0,6166
1−0,6166 ) ¿0,073395
Tabel 3. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 3
Pengamat
an
(Bahan)
K
e
-
r1
(m
m)
r2
(m
m)
a
(m
m)
b
(m
m)
c
(m
m)
h
(m
m)
Rd Sp V
(m3)
S
(m2)
Roundnes
s
(Tomat)
1 66 82 0,6
4
2 55 82 0,4
4
3 63 72 0,7
6
Sphericit
y
(Jeruk)
1 52,1 66,1 33,2 0,9
3
2 52,2 66,3 25,0
5
0,8
3
3 48,1 62,2 18,0 0,7
8
Kemiripa
n benda
dg
geometri
bahan
1 4 13,7 113,
8
3,08
x
10−5
6,35
x
10−3
Hasil Perhitungan Kelompok 3 :
Roundness (kebundaran)
Rd = ApAc
= r12
r 22
1. Rd = 662
822 = 0,64
2. Rd = 552
822 = 0,45
3. Rd = 632
722 = 0,76
Sphericity (kebulatan)
Sp = (a × b×c )1/3
a
1. Sp = (52,1 ×66,1 ×33,2)1/3
52,1 = 0,93
2. Sp = (52,2 ×66,3 ×24,05)1 /3
52,2 = 0,83
3. Sp = (48,1× 62,2× 18,0)1 /3
48,1 = 0,78
Kemiripan
Kerucut berputar / silinder (wortel)
V = ( π3 )h(r 12+r 1r 2+r 22)
V = ( π3 )113,8(42+(4 × 13,7)+13,72)
V = 3,08 x 10−5 m3
S = π (r1+r2 ) ¿
S = π (4+13,7 ) ¿
S = 6,35 x 10−3 m2
Tabel 4. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran (Kelompok 4)
Pengama
tan
Ke r1 (mm) r2
(mm)
a
(mm)
b
(mm)
c
(mm
)
Rd Sp V (m3)
×10−9
S (m3)
×10−9
Roundes
s
(Telur)
1 45 71 0,4017
2 47,5 64 0,5508
3 46,5 71 0,4289
Sphericit
y
(Tomat)
1 49 48 29,2 0,8357
2 56,7 55 21,25 0,7137
3 59,4 58,8 28,5 0,7802
Geometri
(Mentim
un)
1 128 45,4 110512
2,153
2716390,
893
2
3
(Sumber : Data Hasil Praktikum. 2015)
Hasil Perhitungan Kelompok 4
- Roundess
Telur 1=¿¿
Telur 2=¿¿
Telur 3=¿¿
- Sphericity
Sp=¿¿
Tomat 1 → Sp=¿¿
Tomat 2 → Sp=¿¿
Tomat 3 → Sp=¿¿
- Geometri (Mentimun)
Volume=43
( π .a .b2 )
Volume=43
( π .128. 45 , 42 )¿=1105122,153× 10−9 m3
e=¿
e=¿ = 0,935
S=2π b2+2 πabe
sin−1 . e
S=2π (45,4)2+2π(128)(45,4 )
0,935sin−1 .0,935=2716390,893 × 10−9 m3
Tabel 5. Hasil Pengukuran Bahan Hasil Pertanian (Kelompok 5)
Peng-amatan
Ke- r1(mm)
r2(mm)
a(mm)
b(mm)
c(mm)
h(mm)
Rd Sp V(m3)
S(m2)
Round-ness
tomat
1 59 73 0,6532 55 72 0,5843 56 73 0,588
Spheri-citytelur
1 45,4 45,1 28,4 0,8532 44,4 44,3 32,4 0,8993 44,3 43,8 31,9 0,893
Geo-metriwortel
1 6,175 4,65 137,95 1,28.10-5
4,69.10-3
Hasil Perhitungan kelompok 5
1. Kebundaran (Roundness)
Rd = AcAp
= r12
r 22
Roundness 1 (Rd1) = AcAp
= r12
r 22 = 5,92
7,32 = 0,653
Roundness 2 (Rd2) = AcAp
= r12
r 22 = 5,52
7,22 = 0,584
Roundness 3 (Rd3) = AcAp
= r12
r 22 = 5,62
7,32 = 0,588
2. Kebulatan (Sphericity)
Sp = ¿¿
Sp1=¿¿
Sp2=¿¿
Sp3=¿¿
3. Geometri Wortel
V=( π3 )h(r1
2+r1 r2+r22 )
¿( π3 )137,95 (6,1752+6,175.4,65+4,652 )=12,780 cm3
¿1,278 .10−5 m3
S=π (r1+r 2) [ h2+ (r1−r2 )2 ]12
¿ π (6,175+4,65 ) [137,952+(6,175−4,65 )2 ]12 =46,916 cm2
¿4,6916. 10−3m2
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu tentang karakteristik fisik bahan hasil
pertanian praktikan melakukan beberapa kali proses praktikum yaitu menentukan
bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran, kebundaran, kebulatan,
serta menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.
Dari hasil praktikum diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa suatu
bahan hasil pertanian dari suatu komoditi mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda hal ini disebabkan karena komoditas hasil pertanian merupakan
komoditas yang hidup yang memiliki system metabolism dan pemecahan sel yang
berbeda-beda di setiap buahnya sehingga dalam penanganannya dilakukan system
sortasi sebelum bahan hasil pertanian itu ditangani selanjutnya.
Hasil praktikum menentukan kebundaran (roundness) dari tomat
kelompok 5 memiliki nilai kebundaran pada tomat ke 1 bernilai 0,653 sedangkan
pada kelompok 4 nilai kebundarannya yang paling baik adalah 0,69. Menurut
literatur nilai kebundaran suatu bahan berkisar antara 0-1, yang artinya apabila
nilai kebundaran mendekati 1, maka dapat dipastikan bahan hasil pertanian
tersebut hamper berbentuk bundar. Dari hasil praktikum menentukan kebundaran
tersebut didapati nilai yang hampir sama diantara 2 kelompok tersebut. Besar
kecilnya nilai kebundaran suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran dari
bahan itu sendiri.
Kemudian hasil praktikum menentukan kebulatan (Sphericity) pada
kelompok 5 didapati hasil yang mendekati 1 bernilai 0,899, sedangkan pada
kelompok 4, didapati salah satu data bahan hasil pertaniannya 0,891, artinya data
bahan hasil pertanian sangat baik, mendekati angka 1, yangcbahan tersebut sudah
mendekati bentuk bulat. Dalam menentukan kebulatan dari bahan yang harus
diperhatikan adalah dalam menentukan harga koefisien b dan c, dimana dalam hal
ini nilai dari koefisien c harus lebih kecil dari koefisien b.
Kemudian dalam menentukan volume dan luas permukaan hal yang harus
dilakukan adalah menentukan koefisien a, b, dan c dari bahan timun, sedangkan
untuk wortel yang harus dilakukan adalah menentukan koefisien r1, r2, dan h.
Kemudian menentukan kemiripan bahan terhadap bentuk geometri setelah
diperoleh nilai koefisien a, b, dan c, serta koefisien r1, r2 dan h kedalam masing-
masing persamaan bahan. Data pengukuran kemiripan terhadap benda-benda
geometri untuk wortel memiliki bentuk acuan kerucut, yaitu meruncing kea rah
bagian puncak. Sedangkan mentimun mempunyai bentuk acuan standard bulat
panjang. Dari hasil praktikum menunjukkan wortel memiliki volume sebesar
1,28 ×10−5m3.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bias diambil pada praktikum kali ini yaitu :
1. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar antara 0-1 artinya jika nilai roundness
mendekati 1 maka bentuk bahan tersebut semakin bundar, begitu pula dengan
sphericity.
2. Roundness dan sphericity memiliki perbedaan dimana roundness merupakan 2
dimensi atau bundarnya bahan sedangkan sphericity merupakan 3 dimensi atau
kemiripan dengan bola (bulat).
3. Volume dan luas permukaan suatu bahan hasil pertanian dapat ditentukan dengan
melihat kemiripan dengan benda-benda tertentu.
4. Wortel memiliki acuan kerucut, sedangkan mentimun mempunyai bentuk acuan
standard bulat panjang.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran dari praktikum ini yaitu :
1. Ketelitian pada saat praktikum sangat diperlukan agar hasil yang didapat jauh
lebih presisi.
2. Sebaiknya OHP yang digunakan pada saat praktikum tidak hanya 1, melainkan
setiap kelompok memiliki alat tersebut agar praktikum ini dapat berjalan lebih
cepat tanpa harus menunggu giliran.
3. Disarankan agar pada saat praktikum, praktikan memahami betul materi yang
akan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Zain, Sudaryanto, Ujang Suhadi, Sawitri dan Ulfi Ibrahim. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka Giratuna, Bandung.
John. 2011. Materi Sifat Fisik Pangan (Bentuk dan Ukuran). Terdapat pada : http://johnbalya.blogspot.com/2011/04/materi-sifat-fisik-pangan-bentuk-dan.html . Diakses pada tanggal 22 September 2015 Pukul 21.32 WIB)
Rusendi, Dedi, Sudaryanto, Sarifah Nurjanah, Asri Widyasanti. 2015. Penuntun Praktikum Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Bandung.
LAMPIRAN