Upload
heri-bkan-heru
View
88
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
teknologi penanganan hasil pertanian
Citation preview
Nilai :
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk & Ukuran))
Oleh :
Nama : Heri
NPM : 240110130080
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 16 September 2015
Asisten : 1. Nedia Cahyati M
2. Frida Pascha N
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSE
DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik penanganan hasil pertanian sangatlah penting di pelajari oleh
mahasiswa teknik pertanian, karena dengan menguasainya dapat mengurangi
kerusakan dari produk-produk pertanian. Seperti kita ketahui ciri-ciri dari produk
pertanian itu salah satunya adalah mudah dan rentan mengalami kerusakan yang
di sebebkan banyak factor salah satunya di sebabkan karena faktor fisik. Ada
banyak factor fisik, tetapi yang akan dilakukan pada praktikum kali ini adalah
mengenai bentuk dan ukuran dari produk pertanian sperti kita ketahui produk
pertanian itu mempunya karakteristik bentuk dan ukuran yang sangat beraneka
ragam jenis dan ukurannya, sehingga dalam penangannnya sudah di buat suatu
standard yang disepakati secara bersama yang nantinya untuk mkempermudah
penanganan produk tersebut sampai ke tangan konsumen.
Seperti paparan awal bahwa produk pertanian rentan mengalami
kerusakan, dengan praktikum kali ini yaitu karakteristik bahan ( bentuk dan
ukuran ) akan mengurangi kerusakan yang akan terjadi selama masa pasca panen
sampai ke tangan konsumen, sehingga kualitas akan semakin baik dan tentu saja
harga akan semakin tinggi.
1.2 Tujuan percobaan
1. Menentukan suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran, kebundaran,
kebulatan.
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di lahan
maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisik, mekanik, termal,
fisiologis dan kimia.
Untuk mencegah kerusakan bahan hasil pertanian seminimal mungkin,
diperlukan pengetahuan tentang karakterisrik (watak/sifat) teknik bahan hasil
pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termal. Selain itu
pengetahuan tentang karakterisrik bahan hasil pertnaian diperlukan sebagai data
dasar dalam :
1. Merancang bangun mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau
material konstruksinya, pengoperasian serta pengendaliannya,
2. Menganalisis dan menentukan efisiensi suatu mesin, maupun proses
pengolahan.
3. Mengembangkan produk-produk olahan baru dari bahan berupa tanaman
dan hewan.
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik
yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan dan keduanya
diperlukan untuk mendeskripsikan karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk
dan ukuran bahan hasil pertnian diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan,
dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-
benda geometri tertentu.
1. Bentuk Acuan (charted standard)
Dalam metode ini, pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan
terhadap keadaan permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya
atau mengukur parameter-parameter bahan kemudian membandingkannya
dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan standard (chart
standard).
Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk
memeriksa suatu objek. Adapun istilah dan perian objek dari bentuk acuan
dapat dilihat di tabel berikut.
Tabel 1. Istilah dan pemerian dari bentuk acuan
Bentuk Deskripsi
Bundar (Round)Menyerupai bentuk bulatan
(spheroid)
OblateDatar pada bagian pangkal
dan pucuk atau puncak
Kerucut (Conic)Meruncing ke arah bagian
puncak
Bujur telur (Ovate)Bentuk seperti telur dan
melebar pada bagian pangkal
Berat sebelah atau
miring (Lopsided)
Poros yang menghubungkan
pangkal dan puncak tidak
tegak lurus melainkan miring
Bujur telur terbalik (Obovate) Seperti telur terbalik
Bulat panjang (Elliptical)Menyerupai bentuk elips
(bulat panjang)
Kerucut terpotong (Truncate)Kedua ujungnya mendatar
atau persegi
Tidak seimbang (Unequal)Separuh bagian lebih besar
daripada yang lain
Ribbed
Pada potongan melintangnya
sisi-sisinya menyerupai sudut-
sudut
Teratur (Regular)Bagian horizontalnya
menyerupai lingkaran
Tidak teratur (Irregular)
Potongan horizontalnya sama
sekali tidak menyerupai
lingkaran
Sumber : (Mohsenin, 1980)
2. Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.
Ada beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda
diantaranya adalah :
(Rd) = ApAc
= r1
2
r22
dimana :
Ap = luas permukaan proyeksi terbesar dalam posisi bebas (Gambar 1.1)
Ac = luas permukaan proyeksi terkecil yang membatasinya (Gambar 1.1)
3. Kebulatan (Sphericity)
Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola
yang mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter bola terkecil
yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan
suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai suatu kebulatan bahan hasil
pertanian mendekati 1, maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Kebulatan dari suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
dimana :
de = diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan objek
dc = diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek
Dengan menganggap volume objek sama dengan volume elips dengan tiga
buah sumbunya masing-masing a, b, dan c, maka kebulatan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Sphericity = (a . b . c )13
a
dimana :
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal terhadap a (sumbu intermediate)
c = sumbu terpanjang normal terhadap a dan b (sumbu minor)
Sumbu-sumbu tersebut tidak harus selalu berpotongan satu sama lain pada suatu
titik.
4. Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijan, garis besar
proyeksi dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat
pembesar photo (photographics enlarger), namun cara sederhana juga dapat pula
dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead
Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP
adalah sebagai berikut :
Bahan (biji-bijian) diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan
Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas milimeter blok tersebut
Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari
bahan
Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari
bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor),
sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c
adalah sumbu terpendek (sumbu minor)
5. Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda
geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun definisi dari masing-
masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh
dari bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila
sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah
buah anggur.
Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut
atau silinder (tabung). Contohnya adalah wortel atau mentimun.
Setelah diketahui bentuk bahan berdasarkan kemiripan terhadap benda-
benda geometri, maka volume dan luas permukaan bahan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Bentuk bahan bulat memanjang
V = 34
.(π.a.b2)
dimana :
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
Bentuk bahan bulat membujur
V = 34
.(π.a2.b)
dimana :
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
Bentuk bahan kerucut berputar atau silinder
V = (π3
¿ . h .(r12+r 1r2
2+r 22)
dimana :
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari puncak kerucut
h = tinggi bahan
BAB III
METODE PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Jangka Sorong untuk mengukur diameter atau tebal bahan
2. Penggaris
3. Jangka
4. Kertas milimeter Block
5. OHP
6. Spidol atau alat tulis
Bahan : Mentimun, Kentang, Telur, Wortel, Tomat, Petai cina, Kacang
3.2 Prosedur Percobaan
Menentukan kebundaran ( roundness) kentang, tomat, telur, dan
mentimun. Dengan menggunakan OHP.
Tempatkan semua bahan pada OHP sehingga bahan tersebut dapat di
proyeksikan.
Gambarkan proyeksi bahan pada kertas milimeter block
Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan
luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan dengan
planimeter.
Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan
seperti diatas
Menentukan kebulatan (sphericitity) kentang, tomat, telur, dan mentimun.
Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu
terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu
terpendek/minor)
Hitunglah kebulatan sphericity bahan dengan menggunakan persamaan
diatas.
Menentukan volume dan luas permukaan teroritis tomat, kentang, dan
wortel.
Menentukan kemiripan tiap bahan tersebut terhadap bentuk-bentuk
geometri seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat
membujur (oblate spheroid) dan kerucut berputar atau silinder
Dengan menggunakan data pengukuran sumbu a, b, dan c pada
penghitungan kebulatan (sphericity), maka kita dapat menghitung volume
dan luas permukaan teoritis bahan dengan persamaan yang sesuai dengan
kemiripan bahan tersebut terhadap bentuk geometri yaitu
kerucut berputar atau silinder
V = (π3
¿ . h .(r12+r 1r2
2+r 22)
Bulat memanjang (prolate spheroid)
V = 34
.(π.a.b2)
Bulat membujur (oblate spheroid)
V = 34
.(π.a2.b)
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 2. Data Bahan Pengukuran Kelompok
Kelompok Roundness Sphericity Geometri
1 Tomat Telur Mentimun
2 Tomat Telur Jeruk
3 Telur Tomat Wortel
4 Telur Tomat Mentimun
5 Tomat Telur Wortel
Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Kelompok 1
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Tomat)
1 56 750,55
8
2 58 730,63
1
3 53 740,51
3
Spherecity
(Telur)
146,025
42,02
31,06
0,851
244.040
3726,06
0,792
345,05
39,04
31,06
0,842
Kemiripan
Benda Geometr
i (
Mentimun)
120,035
17,05
1,463x10-4
1,061
Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Kelompok 2
Pengamatan
Ke
r1
(mr2
(ma
(mb
(mc
(mh
(mRd Sp V
(m3)s
(m2)
m) m) m) m) m) m)
Roundness
(Tomat)
157 74 0,59
3
258 77 0,56
7
363 0,62
0
Spherecity
(Telur)
146 45,
7528,35
0,849
244,65
44,40
29 0,864
345,75
45,45
31 0,876
Kemiripan
Benda Geometri (Jeruk)
9,051x10-4
0,020
Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Kelompok 3
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Telur)
1 4,6 7,1 0,419
2 4,4 6,8 0,418
3 5,0 7,0 0,510
Spherecity
(Tomat)
1 5,6 4,9 3,10,785
2 4,9 4,8 4,30,951
3 5 4,7 3,50,869
Kemiripan
Benda Geometr
i (Wortel)
1,05
1,913,5
94,82x10-4
125,36x10-4
Tabel 6. Data Hasil Pengukuran Kelompok 4
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Telur)
1 47 660,50
72 44 65 0,45
8
3 46 740,38
6
Spherecity
(Tomat)
153,2
52,1
42,3
0,919
255,1
52,2
42,2
0,898
359,7
56,35
49,9
0,924
Kemiripan
Benda Geometr
i (Mentim
un)
123,6
31,5
0,513722027
190,9630993
Tabel 7. Data Hasil Pengukuran Kelompok 5
Pengamatan
Ke
r1
(mm)
r2
(mm)
a (mm)
b (mm)
c (mm)
h (mm)
Rd SpV
(m3)s
(m2)
Roundness
(Tomat)
1 5367,5
0,616
256,5
730,59
9
3 5676,5
0,53
Spherecity
(Telur)
145,90
4629,9
0,8674
2 4545,5
28,8
0,8649
344,50
45,2
21,5
0,7887
Kemiripan
Benda Geometr
i (Wortel)
6,55,375
1381,64x10-5
0,0108105
1.2 Perhitungan
A. Kelompok 1
1. Kebundaran (Roundness)
a. Roundness 1 (Rd1) = r12
r 22 = 562
752 = 0,558
b. Roundness 2 (Rd2) = r12
r 22 = 582
732 = 0,631
c. Roundness 3 (Rd3) = r12
r 22 = 532
742 = 0,513
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sphericity 1 = (a b c)13
a = (46,025× 42,02 ×31,06)
13
46,025 = 0,851
b. Sphericity 2 = (a b c)13
a = (44,04 ×37 × 26,06)
13
44,04 = 0,792
c. Sphericity 1 = (a b c)13
a = (45,05× 39,04 ×31,06)
13
45,05 = 0,842
3. Kemiripan
Pengukuran Kemiripan Benda Geometri Bulat Memanjang (Mentimun)
V=( 43 ) (π x a xb2 )
V=( 43 ) (π x 120,035 x 17,052 )
V=146165,63 mm3
V=1,463 × 10−4 m3
e=[1−( ba )
2]12
e=[1−( 17,05120,035 )
2]12
e=0,989
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
S=2π ×17,05+2 π120,035 x17,05
0,989sin−1 0,989
S=1,061m2
B. Kelompok 2
1. Kebundaran (Roundness)
a. Telur 1
Rd=r1
2
r22=
572
742=0,593
b. Telur 2
Rd=r1
2
r22=
582
772 =0,567
c. Telur 3
Rd=r1
2
r22=
632
82 =0,620
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Tomat 1
Sp=(abc)
13
a=
(46 x 45,75 x 28,35)13
46=0,849
b. Tomat 2
Sp=(abc)
13
a=
(44,65 x 44,40 x29)13
44,65=0,864
c. Tomat 3
Sp=(abc )
13
a=
( 45,75 x45,45 x 31 )13
45,75=0,876
3. Kemiripan
V= 43(πa b2)
V= 43(π × 65,25 x10−3×50,75 x 10−3)
V=9,051 x 10−4 m3
e=[1−( ba )
2]12
e=[1−( 50,75 x10−3
65,25 x10−3 )2]
12
e=0,628
S=2π a2+πb2
eln
(1+e)1−e
S=2π ¿
S=0,020 m2
C. Kelompok 3
1. Kebundaran (Roundness)
a. Rd1 = r1
2
r22 =
4,62
7,12 = 0,419
b. Rd1 = r1
2
r22 =
4,42
6,82 = 0,418
c. Rd1 = r1
2
r22 =
5,02
7,02 = 0,510
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sp1 = (a b .c )1/3
a =
(5,6 x 4,9 x3,1)1/3
5,6 = 0,785
b. Sp2 = (a b c)1 /3
a =
(4,9 x 4 , 8 x 4,3)1/3
4,9 = 0,951
c. Sp1 = (a b c)1 /3
a =
(5 x 4,7 x3,5)1 /3
5 = 0,869
3. Kemiripan
Kerucut Berputar atau Silinder (Wortel)
V = ( π3 ) h (r1
2 + r1 r2 + r22)
= ( π3 ) 13,5x10-2 ((1,05x10-2)2 + (1,05x10-2 x 1,9x10-2) + (1,9x10-2)2)
= 94,82x 10-6 m3
S = π (r1 + r2) (h2 + (r1 - r2)2)1/2
= π (1,05x10-2 + 1,9x10-2) (13,5x10-2 + (1,05x10-2 - 1,9x10-2)2)1/2
= 125,36 x 10-4 m2
D. Kelompok 4
1. Kebundaran (Roundness)
a. Rd1 = r1
2
r22 =
4,72
6,62 = 0,50711662
b. Rd1 = r1
2
r22 =
4,42
6,52 = 0,458224852
c. Rd1 = r1
2
r22 =
4,62
7,42 = 0,38641344
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sp1 = (a b .c )1/3
a =
(53,2 x52,1 x 42,3)1 /3
53,2 = 0,919
b. Sp2 = (a b c)1 /3
a =
(55,1 x52,2 x 42,2)1 /3
55,1 = 0,898
c. Sp1 = (a b c)1 /3
a =
(59,7 x 56,35 x 49,9)1/3
59,7 = 0,924
3. Kemiripan
V= 43(πa b2)
V= 43(π × 123,6 ×31,52)
V=513722,027 m3
e=[1−( ba )
2]12
e=[1−( 31,5123,6 )
2]12
e=0,967
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
S=2π ×31,52+2 π123,6 x31,5
0,967sin−1 0,967
S=1909630,993 m2
E. Kelompok 5
1. Kebundaran (Roundness)
a. Rd 1 = r12
r 22 = 532
67,52 = 0,616
b. Rd 2 = r12
r 22 = 56,52
732 = 0,599
c. Rd 1 = r12
r 22 = 562
76,52 = 0,53
2. Kebulatan (Sphericity)
a. Sp1 = ¿¿ = ¿¿ = 0,8674
b. Sp2 = ¿¿ = ¿¿ = 0,8649
c. Sp3 = ¿¿ = ¿¿ = 0,7887
3. Kemiripan
V = ( π3 ) h (r1
2 + r1 r2 + r22)
V = ( π3 ) 138 (6,52 + (6,5 + 5,3) 5,32)
V = 1,64x 10-5 m3
S = π (r1 + r2) (h2 + (r1 - r2)2)1/2
S = 0,0108 m2
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam melakukan praktikum untuk menentukan roundness ini praktikan
menggunakan OHP dalam menggambarkan bentuk dari bahan, namun pada saat
melakukan penggambaran di kertas milimeter block agak sdikit mengalami
kesulitan karena pada bayangannya agak kabur namun itu tidak terlalu
berpengaruh pada hasil perhitungan nantinya. Dalam menentukan Ap dan Ac
harus benar-benar teliti, karena semakin teliti maka tingkat kebenaran dari nilai
roundness dari suatu bahan akan semakin tingi juga.
Dari hasil perhitungan didapatkan data kebundaran (roundness), maka
sesuai dengan teoritis bahwa kebundaran itu antara 0 – 1 artinya jika nilai
roundness mendekati 1 maka bentuk bahan tersebut semakin bundar, maka kacang
mempunyai nilai kebundaran( roundness) paling kecil dan kentang paling besar.
Jadi telur 1 memiliki tingkat kebundaran paling tinggi dari semua bahan
percobaan. Wortel dan mentimun tidak diukur roundnessnya karena wortel dan
mentimun itu adalah berbentuk kerucut (conic).
Dalam menentukan kebulatan atau sphericity dari bahan yang paling di
perhatikan adalah dalam menentukan harga koefisien b dan c, dimana dalam hal
ini nilai dari koefisien c harus selalu lebih kecil dari koefisien b jadi walaupun kita
mengira bahwa nilai perhitungan kita adalah b tetapi ketika kita mengukur lagi
tetapi nilai yang kita ukur adalah lebih kecil maka asumsi pertama nilai c menjadi
nilai b. Jadi dengan demikian bahan yang paling bulat adalah tomat yang ke 3.
Mentimun, dan wortel adalah bahan kerucutberputar atau silinder jadi tidak di
hitung sphericitynya sedangkan petai cina berbentuk pipih.
Yang membedakan antara roundness dan sphericity adalah dimana
roundness itu 2 dimensi atau bundarnya bahan sedangkan sphericity itu 3 dimensi
atau kemmiripan denan bola (bulat).
Dalam menentukan volume dan luas permukan pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan koefien a,b,dan c dari setiap bahan. Kemudian
tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk goemetri setelah ditentukan lalu
masukkan kerumus masing-masing. Dari hasil pengamatan kami mendapatkan:
Hasil perhitungan luas dan volume yang didapat tentulah tidak 100% benar,
yang menentukan persentase kebenaran dari perhitungan adalah ketelitian
dalam menentukan dan mengukur nilai koefisien a,b,dan c. Semakin
telitimaka tingkat kebenarannya semakin tinggi. Oleh karena itu ketepatan
dalam membaja jangka sorong juga harus benar-benar teliti.
Bentuk acuan atau chart standard dari bahan:
1. Wortel memiliki bentuk acuan kerucut (Conic), yaitu meruncing ke arah
bagian puncak.
2. Tomat memiliki bentuk yang budar (Round), yaitu menyerupai bentuk
bulatan (Spheroid).
3. Telur mempunyai bentuk acuan standard yaitu ovate yaitu bujur telur
4. Timun mempunyai bentuk acuan standard bulat panjang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum karakteristik bahan hasil
pertanian (bentuk dan ukuran) adalah sebagai berikut :
1. ciri-ciri dari produk pertanian itu salah satunya adalah mudah dan rentan
mengalami kerusakan yang di sebebkan banyak factor salah satunya di
sebabkan karena faktor fisik.
2. Kriteria yang digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran dari suatu
bahan hasil pertanian diantaranya bentuk acuan, kebundaran (Roundness),
kebulatan (Sphericity), dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil
pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu.
3. kebundaran itu antara 0 – 1 artinya jika nilai roundness mendekati 1 maka
bentuk bahan tersebut semakin bundar, begitu juga sama halnya dengan
sphericity.
4. Yang membedakan antara roundness dan sphericity adalah dimana
roundness itu 2 dimensi atau bundarnya bahan sedangkan sphericity itu 3
dimensi atau kemmiripan denan bola (bulat).
5. Volume dan luas permukaan suatu bahan hasil pertanian dapat ditentukan
dengan melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu antara
lain : bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate
spheroid), dan kerucut berputar atau silinder (tabung), yang memiliki
persamaan yang telah ditentukan.
6. Hasil perhitungan luas dan volume yang didapat tentulah tidak 100% benar.
6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk memperbaiki praktikum selanjutnya
adalah sebagai berikut :
1. Praktikan harus memahami materi sebelum memasuki laboratorium agar
praktikum lebih efektif dan efisien
2. Praktikan tidah bercanda dan tidak berjalan-jalan saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Zain, Sudaryanto., Ujang Suhadi, Sawitri dan Ulfi Ibrahim. 2005. TeknikPenanganan Hasil Pertanian. Pustaka Giratuna, Bandung.
Mohsenin, N.N. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials.
Gordon and breach Science Publishers, New York.
Rusendi, D. Dkk. 2015. Petunjuk praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Universitas Padjadjaran, Sumedang.
LAMPIRAN
Gambar 1. Tiga buah Telur Gambar 2. Jangka Sorong
Gambar 3. Mentimun Gambar 4. Tomat
Gambar 5. Pengukuran Roundness Telur Menggunakan OHP