Upload
muhammad-sadiqul-iman
View
781
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM LINGKUNGAN
KUANTITASI MIKROBIA
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD SADIQUL IMAN
NIM : H1E108059
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : NOOR HARIYATI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Oktober, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi penting sekali dan terkait erat dengan kehidupan manusia,
karena mikroba (jasad renik) tersebar merata di seluruh belahan bumi dan ada di
mana-mana. Mikroba ada di udara, ada di air, di tanah, lantai, meja, kulit dan
dimana pun. Oleh karena itu mikroba memiliki korelasi yang erat dan peranan
yang penting dengan kehidupan manusia, yang dapat memberikan pengaruh
merugikan maupun menguntungkan (Dwidjoseputro, 1994).
Istilah pertumbuhan umumnya digunakan untuk bakteri dan
mikroorganisme lain menyatakan pertambahan jumlah atau massa melebihi
inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan seimbang pertambahan massa,
bakteri berbanding lurus dengan pertumbuhan massa selulernya (Peltzar, 1986).
Pertumbuhan seringkali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan
untuk menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat
menghasilkan sel baru. Bila tidak mempunyai kemampuan ini lagi, maka sel
dinyatakan tidak hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan bakteri dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu membandingkan jumlah sel, berat kering,
konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan (Lay & Hastowo, 1992).
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun
secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung
dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa
memberikan perlakuan terlebih ahulu, sedangkan jumlah organisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan
tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari
suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung
hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering
digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di
dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehunbungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak
langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive
test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam
uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel
(Lim, 1998).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil
pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel.
Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa
tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif.
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikrobia di dalam
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1992).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair
dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya
baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar
tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan
tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang tumbuh
tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa
mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml.
koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan
pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah
bakterinya (Pradhika, 2008).
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut :
• Satu koloni dihitung 1 koloni.
• Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
• Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
• Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
• Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak
dihitung.
• Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni
(Pradhika, 2008).
Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif,
sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya
coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram
negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah
perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony
forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan
sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per
100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen
sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai
MPN tertinggi (Lim, 1998).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan
bakteri patogenik lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal
adalah bakteri indicator adanya pencemaran bakteri pathogen. Penentuan coliform
fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi
coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mndeteksi bakteri
patogenik lain (Lim, 1998).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut
sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap
pertama uji E.coli (Penn, 1991).
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi
kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli,
Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam
air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga
menunjukkan adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang
menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap
metode-metode perhitungan populasi mikrobia.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 10.30-13.00 WITA, hari selasa 19
Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar Fakultas
MIPA UNLAM, Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, tabung
durham, alkohol 70%, erlenmeyer, efendorf pipet, api bunsen dan inkubator.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daging segar, daging
kornet, media LB & NA dan pepton water.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Metode MPN
Adapun prosedur kerja pada metode MPN ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan sampel yang sudah dihancurkan dan ditambahkan pepton water.
2. Disiapkan 15 tabung reaksi yang sudah diisi tabung durham dan dengan media
dengan ketentuan 5 tabung berisi 5 ml media dengan kriteria Double Strength
(DS) dan 10 tabung berisi 9 ml media dengan kriteria Single Strength (SS).
3. Diisikan 5 tabung yang berisi 5 ml media dengan kriteria Double Strength
(DS) dengan 5 ml sampel, disterilkan muara tabung sebelum dan sesudah
menambahkan sampel.
4. Diisikan 5 tabung yang berisi 9 ml media dengan kritera Single Strength (SS)
dengan 1,0 ml sampel, disterilkan muara tabung sebelum dan sesudah
menambahkan sampel.
5. Diisikan 5 tabung yang berisi 9 ml media dengan kritera Single Strength (SS)
dengan 0,1 ml sampel, disterilkan muara tabung sebelum dan sesudah
menambahkan sampel.
6. Diinkubasi tabung-tabung tersebut 1 x 24 jam.
7. Dihitung jumlah tabel yang positif yang ditandai dengan adanya gas pada
tabung durham.
8. Dicatat hasil pengamatan dan dihitung dengan tabel MPN. Hasil tersebut
menyatakan MPN coli fekal.
2.3.2 Metode TPC
Adapun prosedur kerja pada metode MPN ini adalah sebagai berikut :
1. Diambil 1 ml sampel yang sudah dihancurkan dan ditambahkan pepton water.
2. Diencerkan sampai 10-4 (karena merupakan sampel padat, maka ketika
penghancuran bahan sudah dianggap mengalami pengenceran 10-1). Dengan
mulut tabung reaksi yang dipanaskan terlebih dahulu dengan api bunsen.
3. Diambil 1 ml sampel pada setiap pengenceran dan dimasukkan ke cawan petri
yang sudah disterilkan dengan sistem doplo.
4. Ditambahkan media NA.
5. Cawan petri dipanaskan sekelilingnya dengan api.
6. Diinkubasi selama 1 x 24 jam.
7. Dihitung koloni bakteri yang ada dengan colony counter.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah :
Tabel 1. Hasil MPN (Most Probable Number)
No. Jenis Sampel Medium
Lactose Broth
Jumlah
Tabung
Posistif
MPN
Coliform
Gambar
1.Daging
Segar
DS 5 ml 5
>1600SS 1 ml 5
SS 0,1 ml 5
2.Daging
Kornet
DS 5 ml 5
430SS 1 ml 4
SS 0,1 ml 5
Tabel 2. Analisis TPC (Total Plate Count)
No. SampelPengenceran
10-1 10-2 10-3 10-4
1.Daging
Segar
10-1(1) = 65 10-2(1) = 61 10-3(1) = 14 10-4(1) = 16
10-1(2) = 127 10-2(2) = 128 10-3(2) = 116 10-4(2) = 1
2.Daging
Kornet
10-1(1) = 70 10-2(1) = 1 10-3(1) = 1 10-4(1) = 1
10-1(2) = 48 10-2(2) = 3 10-3(2) = 1 10-4(2) = 19
3.2 Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan dua
teknik perhitungan mikroba yaitu teknik perhitungan MPN dan cawan (Total
Plate Count), dimana keduanya merupakan teknik perhitungan secara tidak
langsung yang hanya dapat menghitung mikroba hidup saja. Kedua metode ini
digunakan atas dasar kemudahan untuk melihatnya pertumbuhan mikroorganisme.
MPN (Most Probable Number) merupakan metode yang dilakukan dengan
cara melakukan 3 seri (tahap) pengujian yaitu uji penduga, uji penguat/konfirmasi
dan uji pelengkap. Namun pada praktikum yang telah dilakukan hanya melakukan
percobaan pada tahap pertama yaitu uji penduga saja. Metode MPN digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba jenis tertentu yang terdapat di antara mikroba-
mikroba lainnya. Sebagai contoh penggunaan Lactose Broth dan tabung durham
dapat digunakan untuk menghitung jumlah bakteri yang dapat memfermentasi
laktosa membentuk gas, misalnya bakteri coliform. Jika timbul gas sebelum 48
jam berakhir test ini disebut positif. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dan
telah terbentuk gas sehingga bisa dikatakan tabung tersebut positif.
TPC (Total Plate Count) didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang tumbuh
tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa
mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
Kelebihan metode MPN adalah tingkat kepercayaan hasilnya yang
mencapai 95 %, cukup mudah dilakukan, dapat menentukan jumlah spesifik
mikrobia tertentu dengan menggunakan media yang sesuai, serta dapat menetukan
densitas bakteri coliform fekal namun kekurangannya adalah membutuhkan alat
gelas dalam jumlah yang banyak, serta tidak dapat digunakan dalam pengamatan
morfologi dari suatu mikroorganisme. Selain itu metode MPN ini lebih baik bila
dibandingkan dengan metode hitung cawan, karena lebih sensitif dan dapat
mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah di dalam suatu sampel.
Kelebihan metode TPC meliputi mikroba yang berkembang biak dan
membentuk koloni maka dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop, hanya sel yang masih hidup yang hidup yang dihitung,
beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus serta dapat digunakan untuk
isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk mungkin berasal
dari suatu jasad renik yang memiliki penampakan pertumbuhan spesifik.
Sedangkan kekurangannya adalah hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah
sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk
satu koloni, medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan
nilai yang berbeda, jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada
medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar
serta memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relatif lama sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.
Hasil untuk uji penduga didapatkan jumlah tabung yang positif (ada
gelembung) pada air rendaman daging segar adalah 5 5 5, dengan nilai MPN
coliform > 1600, untuk air rendaman daging kornet didapatkan jumlah tabung
yang positif 5 4 5 dengan nilai MPN coliform 430, dan dapat disimpulkan air
rendaman daging segar mempunyai nilai MPN paling tinggi, yang berarti pada air
rendaman daging segar terdapat aktifitas mikroba paling banyak dikarenakan
unsur proteinnya masih tinggi sehingga menjadi medium pertumbuhan yang baik
bagi mikrobia. Selain itu, dikarenakan daging kornet bertujuan untuk disimpan
dalam jangka waktu yang lama sehingga sebelumnya sudah dilakukan
pengawetan terlebih dahulu (adanya proses sterilisasi) dimana proses ini telah
meminimalisir jumlah mikroba yang ada didaging kaleng tersebut.
Pada perhitungan dengan metode kedua yaitu TPC (Total Plate Count),
terlebih dahulu dilakukan serangkaian proses pengenceran yaitu pengenceran 10 -1
sampai 10-4, perhitungan dengan menggunakan colony counter atau secara manual
yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah koloni mikrobia terbanyak ditemukan
pada cawan petri dengan pengenceran 10-2 pada pengambilan kedua yaitu
sebanyak 128 koloni untuk sampel daging segar dan paling sedikit ditemukan
pada pengenceran 10-4 pada pengambilan kedua yaitu sebanyak 1 koloni untuk
sampel daging segar. Untuk sampel daging kornet ditemukan mikrobia paling
banyak pada pengenceran 10-1 pengambilan pertama yaitu sebanyak 70 koloni dan
paling sedikit pada pengenceran 10-2 (1), 10-3 (1), 10-3 (2) serta 10-4 (1) yaitu
sebanyak 1 koloni. Dapat disimpulkan air rendaman daging segar mempunyai
nilai TPC (Total Plate Count) paling tinggi, yang berarti pada air rendaman
daging segar terdapat aktifitas mikroba paling banyak dikarenakan kandungan
proteinnya masih tinggi sehingga menjadi medium pertumbuhan yang baik bagi
mikrobia. Selain itu, daging kornet bertujuan untuk disimpan dalam jangka waktu
lama sehingga sebelumnya sudah dilakukan pengawetan terlebih dahulu (dimana
disini terjadi proses sterilisasi) dimana dalam proses ini dapat mengurangi jumlah
mikroba yang ada di daging kornet tersebut.
Single strength adalah pengenceran yang dilakukan dengan menambahkan
1 ml sampel ke dalam NaCl fisiologis. Sedangkan double strength adalah
pengenceran yang dilakukan dengan menambahkan 5 ml sampel ke dalam NaCl
fisiologis. Rangkaian single strength digunakan bila ada gelembung udara di
dalam tabung Durham. Tetapi bila tidak ada gelembung udara pada rangkaian
single strength, maka digunakan rangkaian double strength.
Metode dengan double strength hanya akan digunakan apabila pada
metode dengan single strength menghasilkan nilai yang negatif. Double strength
menggunakan komposisi media penyusun dua kali lebih banyak daripada single
strength.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi
kualitas suatu bahan pangan. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia
coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendi.
Dari kedua metode yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
perhitungan mikrobia mendapatkan hasil perhitungan yang hampir sama.
Perhitungan yang paling mudah adalah dengan metode MPN namun dalam
prakteknya paling mudah dilakukan pada metode TPC.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah :
1. Terdapat dua teknik perhitungan mikrobia secara tidak langsung yaitu metode
MPN dan TPC. Metode MPN dengan cara melakukan 3 seri (tahap) pengujian
yaitu uji penduga, uji penguat/konfirmasi dan uji pelengkap. Metode TPC
dengan mengasumsikan bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam
suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah menumbuhkannya dalam
media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai.
2. Hasil untuk uji penduga didapatkan jumlah tabung yang positif (ada
gelembung) pada air rendaman daging segar adalah 5 5 5, dengan nilai MPN
coliform > 1600, untuk air rendaman daging kornet didapatkan jumlah tabung
yang positif 5 4 5 dengan nilai MPN coliform 430.
3. Metode TPC jumlah koloni mikrobia terbanyak ditemukan pada pengenceran
10-2 (2) sebanyak 128 koloni dan paling sedikit ditemukan pada pengenceran
10-4 (2) sebanyak 1 koloni untuk sampel daging segar. Untuk sampel daging
kornet ditemukan mikrobia paling banyak pada pengenceran 10-1 pengambilan
pertama yaitu sebanyak 70 koloni dan paling sedikit pada pengenceran 10-2
(1), 10-3 (1), 10-3 (2) serta 10-4 (1) yaitu sebanyak 1 koloni.
4.2 Saran
Ketelitian praktikan sangat dibutuhkan dalam perhitungan mikroba ini,
karena jika salah dalam perhitungan dapat memberikan hasil yang tidak sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Fardiaz, S. 1996. Analaisis Mikrobiologi Pangan. PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Gobel, Risco B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lay, B.W. & S. Hastowo. 1992. Microbiology. Rajawali Press, Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology,2nd Edition. McGraw-Hill Book, New York.
Peltzar, M. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. UI Press, Jakarta.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes.
Pradhika, E.I. 2008. MIKRO-BA NGET: Bab. 5 Morfologi Mikroba.http//ekmon-saurus/bab-5-Morfologi-mikroba/.htmlDiakses tanggal 20 Oktober 2010