Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Studi Komparatif
LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAPDI CHINA, INDIA DAN INDONESIA
Jakaria Aspan Latifah Mahasiswa S2 Unhan
Anti Khoerul Fikriyyah Mahasiswa S2 Unhan
Nugroho Adi Sasongko Dosen S2 Unhan
“Teknologi Penyimpan Energi Untuk Mendukung Pembangunan
Industri Kendaraan Listrik Nasional”
Seminar Teknologi Bahan dan Barang
Teknik
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
PendahuluanBatubara (Coal)
2
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Pendahuluan
3
30 % dari pasokan energi
dunia.
40 % dari produksi
listrik.
70 % bahan bakar
pembangkit listrik
tradisional.
Batubara adalah bahan baku yang murah,
proses penambangan dan pemrosesan lebih
sederhana dibandingkan dengan bahan
bakar fosil lainnya seperti minyak atau gas
alam.
Penambangan Transportasi Pembakaran
Electricity Coal Supply Chain
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Pendahuluan
4
Cina adalah negara yang mengonsumsi
batu bara sebagai sumber energi 1,91
miliar MTOE dan tercatat sebagai
pengguna terbanyak di dunia.
India juga menempati posisi kedua
konsumen batubara terbesar di dunia.
Kebutuhan batubara di India dapat
mencapai 452 MTOE pada tahun
2018.
Kebutuhan batu bara sebagai sumber energi untuk
pembangkit listrik dipindahkan karena upaya untuk
mengurangi gas rumah kaca akibat proses pembakaran
batu bara yang menghasilkan emisi CO2 yang cukup
tinggi.
>Lingkungan
Namun, beberapa negara masih menggunakan batu bara
sebagai sumber energi utama untuk menghasilkan listrik.
Indonesia adalah negara penghasil
batubara terbesar kelima di dunia.
Indonesia diperkirakan memproduksi
lebih dari 386 juta ton per tahun.
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Bahandan
Metode
5
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Metode
Definisi Tujuan dan Makalah ini menggunakan metode studi
literatur yang menganalisis LCA dari pembangkit listrik
tenaga batu bara di Cina, India dan Indonesia. Peraturan
tentang LCA diatur dalam ISO 14040 [1] dan ISO 14044 [2].
Berdasarkan hal ini, LCA memiliki 4 fase yang terdiri dari [3]:
a. Tujuan dan Definisi (Goal and scope definition)
b. Analisis Inventaris (Inventory analysis)
c. Penilaian Dampak (Impact assessment)
d. Interpretasi (Interpretation)
6
Definisi Tujuan dan
Ruang Lingkup
Analisis Inventoris
Penilaian Dampak
• Pengemb
angan
Produk
• Rencana
Strategis
Interpretasi
Tahapan LCA
[1] ISO, “14040: Environmental management–life cycle assessment—Principles
and framework,” Int. Organ. Stand., 2006.
[2] ISO, “ISO 14044:2006,” Environ. Manag. - Life cycle assessement - Requir. Guidel.
ISO 14044, Int. Organ. Stand., 2006.
[3] F. Ailleret et al., “Comparison of Energy System Using Life Cycle
Assessment,” 2004.
LCA pada Cina, India, dan Indonesia
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Cina
An LCA study of an electricity coal supply chain
(C. Wang and D. Mu)
» Studi kasus di Tiongkok, dilakukan analisis LCA pada pembangkitlistrik dengan menginvestigasi beban lingkungan kumulatif yangdihasilkan oleh rantai pasokan listrik untuk menghasilkan 1 kWh.
» Jiangzhuang Coal Mine (JZCM) dari Zaozhuang Coal Mining Groupdan ditransportasikan sejauh 93 Km menggunakan truk dandilakukan pembakaran pada Shiliquan Plant (SLQP) milikZaozhuang berkapasitas 1255 MW.
» Dilakukan evaluasi pada electricity coal supply chain meliputi 3proses, yaitu penambangan, transportasi, dan pembakaran.
8
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
9
Analisis Inventoris dan Penilaian Dampak
Didapatkan bahwa proses Pembakaran memberikan
dampak terbesar dalam menghasilkan gas buangan. Hal
ini diakibatkan pembangkit melakukan pembakaran pada
batubara yang digunakan memiliki nilai kalori yang
rendah (tinggi sulfur dan debu).
Dampak Lingkungan menggunakan GaBi 4’S CML 2001,
melalui 3 tahapan yaitu karakterisasi, normalisasi dan
pembobotan : Potensi Pemanasan Global (GWP), Potensi
Eutrotifikasi (EP), Potensi Pembuatan Foto Oksidan
(POCP), Potensi Pengasaman (AP), dan Potensi Deplesi
Ozon (ODP).
Potensi Pemanasan Global (GWP), dengan proses
Pembakaran, Penambangan, dan Transportasi.
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Proses Penambangan :
CH4 terbanyak dihasilkan pada saat penambangan, sehingga pemanfaatan teknologi sepertipembangkit tenaga Methane yang telah banyak digunakan oleh Industri besar dapat diaplikasikan.
Proses Transportasi :
Transportasi merupakan proses dengan gas buangan terendah namun masih memiliki dampakterhadap lingkungan, aplikasi katalis oksidasi pada kendaraan sangat direkomendasi untuk mengoksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida
Proses Pembakaran :
Mengubah efisiensi pembakaran batubara berpengaruh besar terhadap efisiensi energi dan rasioenergi juga merupakan cara untuk mengurangi beban lingkungan emisi gas buangan.
10
Interpretasi dan Analisis Perbaikan
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Environmental life cycle assessment of Indian
coal-fired power plants(Udayan Singh, Naushita Sharma,Siba Sankar Mahapatra1)
» Pada studi kasus di India, dilakukan penelitian tentang skenario analisis LCAmenggunakan teori budaya.
» Terdapat dampak signifikan pada hasil LCA yang dihasilkan dari teori budayamenggunakan model Eco-indicator 99 (EI99), yang merupakan metodologi umumyang digunakan di seluruh studi global.
» Data inventaris Eropa untuk EI99 berdasarkan tiga kategori yaitu Egalitarian,Hierarchical Individualists.
» Studi Kasus pada Lapangan Batubara Sub-Bituminous Gondawa, Talchers.
11
India
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
12
Tujuan dan Definisi
» Tujuan utama dari makalah, melakukan analisis LCA dari pembangkit listrik tenaga batubaradi negara India dengan dan tanpa menggunakan teknologi mitigasi CO2, SO2 dan NOx.
» Walaupun menggunakan metodologi Eco-indicator 99 (EI99) namun terdapat sedikitperubahan, yaitu pada database emisi dan sumber daya yang mengikuti tingkat emisi dan polakonsumsi.
• Normalisasi : Pada tingkat emisi akan menggunakan Integrated Environmental Control Model
(IECM).
• Plant Inventory : Pada Pola Konsumsi mengacu pada 3 hal yaitu Human Health, QualityEcosystem, Resource.
» (Flue gas desulfurization (FGD), Selective catalytic reduction (SCR), dan Carbon capturestorage (CCS)) dalam mitigasi gas buangan pembangkit listrik di India 500 MW Sub Criticaldan 660 MW Super Critical.
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
» Dalam studi ini, langkah pertama memasukkan faktor normalisasi
untuk berbagai kategori LCA, seperti kesehatan manusia, kualitas
ekosistem dan sumber daya. Faktor normalisasi dikembangkan untuk tiga
perspektif yaitu Egalitarian, Hierarkis, dan Individualis untuk menilai
dampak tersebut. Begitu faktor normalisasi untuk berbagai dampak,
masing-masing faktor-faktor dinormalisasi dan kemudian diberi bobot
menggunakan faktor pembobotan berdasarkan EI99.
» Inventarisasi pabrik dilakukan dengan menggunakan Integrated
Environmental Control Model (IECM) yang dikembangkan oleh
Carnegie Mellon University, USA. Model ini adalah platform perangkat
lunak multiparameter yang memungkinkan pengguna untuk
mengkonfigurasi pembangkit listrik tenaga batu bara berdasarkan basis
pembangkit kondisi, jenis bahan bakar, kontrol tambahan yang
digunakan, dll. Pada jurnal ini, telah membuat pada model unit sub-kritis
500 MW dan 660 MW unit super kritis.13
Normalisasi dan Plant Inventory
Perbandingan Objektif Karateristik dari perspektif Egaliter,
Hirarkis, dan Invidualis
(Thompson et al. 1990; Hofstetter 1998; Goedkoop and
Spriensma 2000).
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
14
Hasil Penelitian
Normalisasi pada masing-masing perspektif
Skor EIE pada masing-masing perspektifpada pembangkit 500 MW Sub Critical
Skor EIE pada masing-masing perspektifpada pembangkit 660 Super Critical
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
» Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam semua perspektif, sangat penting untuk menggunakanteknologi mitigasi SO2 dan NOx di pembangkit listrik tenaga batu bara karena ada penurunanEIE di ketiga perspektif.
» Penggunaan CCS sangat tergantung pada perspektif :
• Skenario ini tidak menguntungkan bagi CCS dalam perspektif egaliter,
• Skenario ini mendekati netral dalam perspektif hierarkis dan
• Skenario ini cukup menguntungkan dalam perspektif individualis.
» Ini sesuai dengan situasi nyata CCS karena implementasinya sebagian besar didorong oleh sikappara pemangku kepentingan dalam pemerintahan pendidikan, industri dan akademisi.
» Saat ini, Pemerintah India tidak begitu menyukai CCS karena biaya yang sangat tinggi dan penaltienergi yang besar. Oleh karena itu, jika di masa depan, hukuman energi dan biaya untukmengimplementasikan CCS di mana pembangkit listrik India turun, itu akan mengarah padapengurangan EIE untuk CCS, yaitu perubahan karena kondisi teknis dan fisik pabrik dan jugaperubahan sikap pemerintah yang lebih menguntungkan.
15
Hasil Penelitian
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Penakaran Daur Hidup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Pltu) Batubara Kapasitas 50 MW
(Kartini Megasari, Deni Swantomo, Maria Christina P)
» Pada studi kasus di Indonesia, dilakukan penelitian tentang skenarioanalisis LCA pada PLTU berkapasitas 50 MW, dilakukanpenakaran terhadap emisi, limbah, material, dan energi yangdigunakan.
» Dalam LCA ini mempunyai cakupan semua proses yang pentingdalam produksi listrik PLTU batubara mulai dari prosespenambangan batubara, pengolahan batu bara, transportasi danpengoperasian PLTU.
16
Indonesia
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
17
Analisis Inventoris
Inventori emisi dan limbah menggunakan data dari NERL (National Renewable Energy Laboratory)
Emisi Udara pada proses
Penambangan
Limbah Cair pada
proses Penambangan
Proses Penambangan Transportasi Pembakaran
Analisis Emisi Udara Pada PLTU
50 MWatt
Analisis Limbah Padat Pada PLTU
50 MWatt
Emisi yang Dihasilkan Pada Transportasi
Batubara
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
18
Penilaian Dampak
Data mengenai efek negatif yang diakibatkan dari masing-masing kategori telah peroleh padaTabel dibawah, walaupun tidak menjelaskan secara lengkap efek toksikologinya. Tujuan utamapenakaran/penilaian dampak ini hanya memberikan informasi mengenai dampak emisi PLTUbatu bara pada ekologi dan kesehatan manusia.
Potensi Dampak PLTU Batubara Terhadap Ekologi dan Kesehatan Manusia
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
19
Interpretasi atau Analisis Perbaikan
Proses Penambangan :
Usaha untuk mengurangi dampak negatif PLTU batubara dapat dimulai dari proses penambangan
batubara. Salah satu proses yang dapat digunakan adalah dengan teknologi Underground Coal Gasification
(UCG). Teknologi ini merupakan proses untuk mengkonversikan batubara secara in-situ menjadi bahan bakar
gas dan untuk penggunaan industri kimia lainnya.
Proses Transportasi :
Usaha untuk mengurangi dampak polusi udara dari kegiatan transportasi yaitu dengan mempersingkat rute yang
digunakan, pembangkit dapat diletakkan dekat dengan mulut tambang sehingga dapat memangkas jarak.
Proses Pembakaran :
Usaha lain yang dapat dilakukan untuk membuat PLTU batubara yang ramah lingkungan dapat menerapkan
teknologi bersih batubara. Batubara yang dibakar di boiler akan menghasilkan tenaga listrik serta
menghasilkan emisi seperti partikel, SO2, NOx, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi menggunakan
teknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring debu), dan separator
CO2.
Proses Recyling :
Mengolah Polutan menjadi Gipsum menggunakan teknologi Gas buang dari cerobong dimasukkan kedalam fasilitas flue gas desulfurization (FGD) , Mengolah polutan menjadi pupuk menggunakan electronbeam machine atau Mesin Berkas Elektron (MBE).
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
Analisis LCA dilakukan oleh pembangkit listrik di tiga negara yangberbeda yaitu Ciba, India, dan Indonesia. Terdapat spesifikasipembangkit listrik yang diteliti dari tiga negara tersebut sepertipada tabel 1.
20
Komparasi
Spesifikasi Satuan Cina India Indonesia
kapasitas MW 1225 500 50
efisiensi % 32 85 65
HHV kJ/kg 22675 16360 31611.38
Parameter Satuan Cina India Indonesia
CO2 kg/kWh 0.91022 0.9647 0.096985
SO2 kg/kWh 0.000954 0.004774 0.0064
Nox kg/kWh 0.00082 0.00326 0.003039
Partikulat kg/kWh 0.000092 0.000135
Untuk membuktikan hal tersebut, dapat dilakukan analisa
terkait emisi udara yang dihasilkan dari setiap PLTU di tiga
negara. Pada tabel 2 menunjukkan dampak emisi udara yang
dihasilkan dari PLTU batubara
Berdasarkan hasil tersebut, PLTU batubara Cina, India dan Indonesia pada dasarnya
memiliki dampak lingkungan yang sama. Maka dari itu, perlu adanya pengelolaan lebih
lanjut melalui teknologi yang ada seperti CCS (Carbon Capture Storage), FSD (Flue Gas
Desulfurization), dan SCR (Selective Catalytic Reduction) untuk meminimalisir emisi
CO2, SO2, dan NOx.
Tabel 1 Spesifikasi Pembangkit Listrik Cina, India, dan
Indonesia
Tabel 2 Dampak pencemaran udara Pembangkit
Listrik Tenaga Uap di Cina, India, dan Indonesia
BEST FOR YouO R G A N I C S C O M P A N Y
21
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Hasil perbandingan yang dibuat dengan membandingkan analisis LCA antar 3 (tiga) negara,didapatkan kesimpulan :
1. LCA adalah metode yang tepat untuk digunakan dalam menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik.
2. Ketiga jurnal menghasilkan pernyataan bahwa emisi gas buang terbesar terjadi selama pembakaran batu bara,
kemudian proses penambangan batu bara, dan proses transportasi.
3. Efisiensi teknologi yang digunakan dalam setiap proses dianggap kurang sehingga diperlukan peningkatan pada segi
kualitas dan modernisasi sehingga gas buangan yang dihasilkan dapat berkurang.
Saran
1. Dibutuhkan peningkatan terhadap alat dan teknologi yang digunakan pada setiap prosesnya, meliputi pada saat
penambangan batubara, transportasi batubara, dan pembakaran batubara.
2. Kebijakan dan peraturan yang akan dibuat lebih bersifat meluas sehingga mencakup Pemrosesan segala bentuk emisi
buangan
Terima Kasih