12
Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial Ismi Arummaning Tyas, 1106053395 I. Kasus (masalah utama): Isolasi sosial Tn. Y, 32 tahun, dirawat di sebuah rumah sakit. Pada saat datang, Tn. Y terlihat murung dan diam. Setelah beberapa hari dirawat, Tn. Y nampak tidak pernah berinteraksi dengan pasien lainnya. Ketika perawat mengajak Tn. Y berbincang, Tn. Y menolak dan memilih menyendiri. II. Proses terjadinya masalah a. Definisi Isolasi sosial adalah kesepian yang dialami seorang individu karena merasa dipaksakan oleh orang lain dan merasa negatif atau adanya ancaman (Nanda, 2015). Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak,tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, et al, 2007). b. Penyebab 1) Faktor predisposisi a) Faktor tumbuh kembang b) Faktor komunikasi dalam keluarga c) Faktor sosial budaya d) Faktor biologis 2) Faktor presipitasi a) Faktor internal: stress psikologis, ansietas b) Faktor eksteranl: stresor sosial budaya c. Akibat 1) Halusinasi 2) Risiko perilaku kekerasan: mencelakai diri sendiri, orang lain, dan merusak lingkungan III. Data yang perlu dikaji

LP SP 1 ISOS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

isolasi sosial merupakan gangguan isolasi sosial yang dapat mengakibatkan halusinasi

Citation preview

Page 1: LP SP 1 ISOS

Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

Ismi Arummaning Tyas, 1106053395

I. Kasus (masalah utama): Isolasi sosialTn. Y, 32 tahun, dirawat di sebuah rumah sakit. Pada saat datang, Tn. Y terlihat murung dan diam. Setelah beberapa hari dirawat, Tn. Y nampak tidak pernah berinteraksi dengan pasien lainnya. Ketika perawat mengajak Tn. Y berbincang, Tn. Y menolak dan memilih menyendiri.

II. Proses terjadinya masalaha. Definisi

Isolasi sosial adalah kesepian yang dialami seorang individu karena merasa dipaksakan oleh orang lain dan merasa negatif atau adanya ancaman (Nanda, 2015). Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak,tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, et al, 2007).

b. Penyebab1) Faktor predisposisi

a) Faktor tumbuh kembangb) Faktor komunikasi dalam keluargac) Faktor sosial budayad) Faktor biologis

2) Faktor presipitasia) Faktor internal: stress psikologis, ansietasb) Faktor eksteranl: stresor sosial budaya

c. Akibat1) Halusinasi2) Risiko perilaku kekerasan: mencelakai diri sendiri, orang lain, dan merusak

lingkungan

III. Data yang perlu dikaji Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Perasaan (sedih, takut, putus asa, gembira) Interaksi selama wawancara Penampilan Koping yang digunakan

Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan observasi (Keliat, et al, 2007):

Tidak memiliki teman dekat Menarik diri

Page 2: LP SP 1 ISOS

Tidak komunikatif Tindakan berulang dan tidak bermakna Asik dengan pikirannya sendiri Tidak ada kontak mata Tampak sedih, afek tumpul

Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara (Keliat, et al, 2007):

Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan Pasien merasa tidak berguna Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan untuk memperoleh data subjektif (Keliat, et al, 2007):

Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?

Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu? Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya? Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya? Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien? Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang

sekitarnya? Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu? Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?

IV. Pohon Masalah dan prioritas diagnosa keperwatan

Defisit perawatan diri

No.

Data Masalah Keperawatan

1. DO: Kurang spontan Apatis Ekspresi wajah kurang berseri

Isolasi sosial

Halusinasi

Isolasi sosial

Page 3: LP SP 1 ISOS

Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

Tidak ada atau kurang komunikasi verbal Mengisolasi diri Tidak/ kurang sadar terhadap lingkungan Asupan makanan dan minuman terganggu Retensi urine dan feses Aktivitas menurun Kurang berenergi/ bertenaga Rendah diri Postur tubuh berubah (seperti sikap fetus)DS: Mengatakan malas bergaul dengan orang lain Mengatakan tidak ingin ditemani perawat dan

meminta sendirian Mengatakan tidak mau berbicara denga orang lain Tidak mau berkomunikasi

2. DO: Mengatakan mendengar suara/ melihat bayangan/

mencium sesuatu/ memakan sesuatu/ ada serangga dikulitnya dll yang tidak sesuai dengans stimulus nyata

Halusinasi

DS: Bicara/ tertawa sendiri Marah-marah/ ketakutan/ menggaruk/ muntah/

mengendus tanpa sebab Mendekatkan/ menutup telinga

Referensi :

Fitria, Nita. (2009). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi

pelaksanaan tindakan keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, B.A, Akemat, Helena Novi, & Nurhaeni Heni. (2007). Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas: CMHN (basic course). Jakarta: EGC.

Nanda. (2015). Diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015-2019. Jakarta : EGC.

Shives, L. R. (2012). Basic concepts of psychiatric-mental health nursing. Florida:

Lippincott Williams & Wilkins.

Page 4: LP SP 1 ISOS

Nama : Ruangan :No. RM : Dx. Medis :

Rencana tindakan keperawatan (Keliat, et al, 2007; Fitria, 2009; Shives, 2012)Diagnosa : Isolasi Sosial

Tujuan Intervensi Rasional Kriteria HasilTujuan jangka panjang : Klien mau berinteraksi dengan satu orang setiap hari

Tujuan jangka pendek1. Membina hubungan saling percaya2. Menyadari penyebab isolasi sosial3. Berinteraksi dengan orang lain

1. Membina hubungan saling percaya

2. Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial

3. Membantu pasien mengenali keuntungan dari membina hubungan dengan orang lain4. Membantu pasien mengenal kerugian dari tidak membina hubungan

5. Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

6. Membantu pasien mengidentifikasi orang yang membuat pasien merasa nyaman ketika berinteraksi7. Membantu mengidentifikasi sistem pendukung yang dimiliki pasien

Penting bagi proses interaksi keperawatan dan asuhan keperawatan yang akan diberikanMengenali penyebab isolasi sosial membantu mengatasi masalah yang muncul dengan tepatMemotivasi pasien untuk berinteraksi dengan orang lainMenyadarkan pasien pentingnya berhubungan dan berinteraksi dengan orang lainMenumbuhkan percaya diri dan mengajarkan pasien cara untuk dapat kembali memulai berinteraksiPerasaan nyaman dapat membantu pasien berinteraksi dengan baik

Memberdayakan sistem pendukung sosial yang dimiliki pasien sehingga pasien dapat berinteraksi tanpa rasa tidak nyaman bertemu dengan orang baru

1. Prioritaskan pada keaktifan pasien dan ikut sertakan orang lain untuk mendukung intervensi;

2. Pasien akan menunjukkan perubahan mood, afek, dan kebiasaan;

3. Peningkatan personal higiene dan penampilan;

4. Pasien menyatakan memahami diagnosa, tanda dan gejala, serta memahami pentingnya melanjutkan perawatan (Shives, 2012)

Page 5: LP SP 1 ISOS

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN ISOLASI SOSIAL

Ismi Arummaning Tyas, 1106053395

Nama : Tn. UHari/ tanggal : Selasa, 29 September 2015SP : 1Pertemuan : 2

A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi Klien

Klien menolak berinteraksi dengan orang lain setelah sebelumnya nampak murung dan cenderung menyendiri.

2. Diagnosa KeperawatanIsolasi sosial

3. Tujuan khususKlien dapat berinteraksi dengan perawat

4. Tindakan Keperawatana. Bina hubungan saling percayab. Mengajarkan pasien cara berkenalanc. Memasukkan latihan berkenalan ke dalam JKH

B. ORIENTASI1. Salam Terapeutik

Selamat pagi, Pak. Masih ingat dengan saya? Iya benar, saya Suster Ismi. Hari ini saya bertugas di sini dari pukul 08.00-14.00 WIB untuk merawat Bapak.

2. Validasi

Page 6: LP SP 1 ISOS

Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Coba kita lihat jadwal Bapak, kemampuan apa saja yang sudah Bapak lakukan?

3. KontrakTopik : Baiklah kalau begitu, sesuai dengan kontrak kemarin hari ini kita akan berbincang tentang orang yang dekat dengan Bapak. Tempat : Mau dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruangan ini?Waktu : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

C. KERJADi rumah dulu Bapak tinggal dengan siapa saja? Siapa orang yang paling dekat dengan Bapak? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan Bapak? Apa yang membuat Bapak jarang bercakap-cakap dengannya?Bagaimana dengan di sini, selama di sini apa yang Bapak rasakan? Bapak merasa sendirian ya. Di sini siapa saja yang Bapak kenal?Apa yang Bapak lakukan dengan teman Bapak? Apa yang menghambat Bapak dalam berteman dengan pasien yang lain? Menurut Bapak, apa saja keuntungan kita mempunyai teman? Iya benar sekali Pak, ada teman untuk berbincang. Selain itu apa lagi Pak? Nah kalau kerugian tidak mempunyai teman apa saja Pak? Iya Pak, apa lagi? Jadi banyak juga ya Pak ruginya kalau tidak mempunyai teman. Kalau begitu, apakah Bapak ingin berhubungan dengan orang lain?Bagus sekali Pak. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain? Begini Pak, untuk berkenalan dengan orang lain kita menyebutkan dulu nama dan panggilan, asal, dan hobi kita.

Page 7: LP SP 1 ISOS

Seperti ini Pak, nama saya Y, saya senang dipanggil Y. Asal saya dari Bogor. Saya suka sekali bermain catur. Selanjutnya Bapak bergantian menanyakan nama orang yang Bapak ajak kenalan. Contohnya, nama kamu siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?Ayo Pak dicoba! Sekarang coba Bapak berkenalan dengan saya! Ya bagus sekali Pak. Coba sekali lagi ya Pak! Setelah berkenalan, Bapak bisa melanjutkan obrolan mengenai hal-hal yang menyenangkan menurut Bapak untuk dibicarakan. Misalnya tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan,dan sebagainya.

D. TERMINASI1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

a. Evaluasi SubyektifBagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan berkenalan?

b. Evaluasi Obyektif1) Klien mampu mengungkapkan atau mengulang kembali

pembicaraan2) Klien mampu mempertahankan kontrak3) Klien mau melakukan aktivitas yang sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.Coba Bapak ceritakan kembali apa yang kita perbincangkan hari ini? Coba ulangi kembali agaimana caranya berkenalan?

2. Rencana Tindak LanjutSelanjutnya Bapak bisa mengingat dan mengulang kembali bagaimana caranya berkenalan saat saya tidak ada. Sekarang kita masukkan latihan berkenalan ke dalam jadwal aktivitas Bapak. Bapak mau sehari berapa kali latihan berkenalan? Baiklah 3 kali ya Pak.

Page 8: LP SP 1 ISOS

3. KontrakSaya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan lagi perbincangannya ya Pak. Besok saya akan mengajak perawat yang lain untuk berkenalan dengan Bapak. Bapak mau kita bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 10 besok? Di mana tempatnya Pak? Bagaimana kalau di taman di luar rumah sakit? Baik kalau begitu saya pamit ya Pak, sampai jumpa lagi besok pagi. Selamat siang.