Upload
nur-hidayat
View
572
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA
Nama : NURHIDAYAT
NIM : DBC 113 055
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2013
BAB I
PENGERTIAN
Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan
pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal
tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari
metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara
berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu
menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika
hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran,
dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.
Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang
mengandung kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang
lain di luar matematika. Logika matematika berhubungan erat dengan ilmu
komputer dan logika filosofis. Tema utama dalam logika matematika antara lain
adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan deduktif dari sistem
pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-cabang
dari teori himpunan, teori model, teori rekursi, teori pembuktian, serta matematika
konstruktif. Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa.
BAB II
PROPOSISI
Definisi Proposisi
Sebuah proposisi(proposition) atau statement ialah sebuah kalimat deklaratif yang
memiliki tepat satu nilai kebenaran, yaitu: ”Benar”(B) atau ”Salah”(S)
Beberapa contoh proposisi dan bukan proposisi:
1. Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
2. 7 merupakan sebuah bilangan prima.
3. Manusia adalah salah satu jenis makluk di Bumi.
4. Taufik Hidayat pandai main bulu tangkis atau tennes.
5. Jika 10 habis dibagi dengan 4, maka juga habis dibagi dengan 2.
6. Mudah-mudahan anda berhasil dalam meniti karier.
7. Berolahragalah secara teratur!
Kalimat deklaratif pertama, kedua dan ketiga dalam contoh tidak memuat
penghubung disebut proposisi primitip(primitif), dan dilambangkan dengan huruf
kecil: p, q, r, s. Kalimat deklaratif keempat dan kelima memuat penghubung
”atau” dan ”jika...maka...” disebut proposisi majemuk(composite). Kalimat
keenam dan ketujuh bukan proposisi.
BAB III
PENGHUBUNG
Penghubung atau konektif(connective)
Dalam logika matematika dikenal sebanyak 5 penghubung, yaitu:
1. Negasi(Negation)
2. Konjungsi(Conjunction)
3. Disjungsi(Disjunction)
4. Implikasi(Implication)
5. Ekuivalensi(Equivalence)
Definisi Penghubung
Misalkan p dan q adalah proposisi.
1. Negasi:
Untuk sembarang proposisi, p, yang memiliki nilai kebenaran, B=S, maka
negasinya ditulis sebagai, p, memiliki nilai kebenaran lawannya, S=B.
2. Konjungsi:
Konjungsi p dan q dinyatakan dengan, p ^ q, adalah sebuah proposisi yang
bernilai benar jika proposisi p dan q keduanya bernilai benar.
3. Disjungsi:
Disjungsi p dan q dinyatakan dengan, p v q, adalah proposisi yang bernilai salah
jika proposisi p dan q keduanya bernilai salah.
4. Implikasi (proposisi bersyarat):
Implikasi dari p ke q dinyatakan dengan, p => q, ialah proposisi yang bernilai
salah jika dan hanya jika p bernilai benar dan q bernilai salah.
Proposisi p disebut anteseden(premis/hipotesa) dan proposisi q disebut
konsekuen(konklusi/kesimpulan)
5. Ekuivalensi/Biimplikasi:
Ekivalensi dari p dan q dinyatakan dengan, p q, adalah proposisi yang bernilai
benar jika proposisi p dan q mempunyai nilai kebenaran sama.
Beberapa contoh proposisi majemuk
Misalkan p, q dan r adalah proposisi, dimana:
p : Bumi adalah satu-satunya planet di jagat raya yang mempunyai kehidupan. (B)
q : Satu dekade sama dengan 10 tahun. (B)
r : 1 + 1 = 3. (S)
Maka:
1. p : Bumi bukan satu-satunya planet di jagat raya yang mempunyai kehidupan.
(S)
2. p ^ q : Satu dekade sama dengan 10 tahun dan 1 + 1 = 3. (S)
3. p v q : Satu dekade sama dengan 10 tahun atau 1 + 1 = 3. (B)
4. q → r : Jika satu dekade sama dengan 10 tahun maka 1 + 1 = 3. (S)
5. q ↔ r : Satu dekade sama dengan 10 tahun jika dan hanya jika 1 + 1 = 3. (S)
BAB IV
TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI, EKUIVALENSI LOGIKA
A. TAUTOLOGI
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Sebuah
Tautologi yang memuat pernyataan Implikasi disebut Implikasi Logis. Untuk
membuktikan apakah suatu pernyataan Tautologi, maka ada dua cara yang
digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua
pilihan bernilai B (benar) maka disebut Tautologi, dan cara kedua yaitu dengan
melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12
hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh:
Lihat pada argumen berikut:
Jika Tono pergi kuliah, maka Tini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Tini
pergi kuliah. Dengan demikian, jika Tono pergi kuliah atau Siska tidur, maka Tini
pergi kulah.
Diubah ke variabel proposional:
A Tono pergi kuliah
B Tini pergi kuliah
C Siska tidur
Diubah lagi menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis dan
kesimpilan. Ekspresi logika 1 dan 2 adalah premis-premis, sedangkan ekspresi
logika 3 adalah kesimpulan.
(1) A → B (Premis)
(2) C → B (premis)
(3) (A V C) → B (kesimpulan)
Maka sekarang dapat ditulis: ((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B
A B C A → B C → B (A → B) ʌ (C → B) A V C (A V C) ((A → B) ʌ (C → B))
→ B → ((A V C) → B
B
B
B
B
S
S
S
S
B
B
S
S
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
B
S
S
B
B
B
B
B
B
S
B
B
B
S
B
B
B
S
S
B
B
S
B
B
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
S
B
B
S
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Dari tabel kebenaran diatas menunjukkan bahwa pernyataan majemuk :
((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B adalah semua benar (Tautologi)
Contoh tautologi dengan menggunakan tabel kebenaran:
1. (p ʌ ~q) p
Pembahasan:
p q ~q (p ʌ ~q) (p ʌ ~q) p
B
B
S
S
B
S
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
B
B
B
Ini adalah tabel kebenaran yang menunjukkan Tautologi dengan alasan yaitu
semua pernyataannya bersifat benar atau True (T). maka dengan perkataan lain
pernyataan majemuk (p ʌ ~q) p selalu benar.
2. [(p q) ʌ p] p q
Pembahasan:
p q (p q) (p q) ʌ p [(p q) ʌ p] p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
S
S
S
B
B
B
B
(1) (2) (3) (4) (5)
Berdasrkan tabel diatas pada kolom 5, nilai kebenaran pernyataan majemuk itu
adalah BBBB. Dengan perkataan lain, pernyataan majemuk [(p q) ʌ p] p q selalu
benar. Pembuktian dengan cara kedua yaitu dengan penjabaran atau penurunan
dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum ekuivalensi logika.
Contoh:
a. (p ʌ q) q
Penyelesaian:
(p ʌ q) q ~(p ʌ q) v q
~p v ~q v q
~p v T
T .............(Tautologi)
Dari pembuktian diatas telah nampaklah bahwa pernyataan majemuk dari
(p ʌ q) q adalah tautologi karena hasilnya T (true) atau benar.
Pembuktian dengan menggunakan tabel kebenaran dari pernyataan
majemuk (p ʌ q) q yaitu:
P q (p ʌ q) (p ʌ q) q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
B
B
B
T
Pada tabel diatas nampaklah bahwa kalimat majemuk (p ʌ q) q merupakan
Tautologi.
b. q (p v q)
penyelesaian:
q (p v q) ~q v (p v q)
~q v (q v p)
T v p
T ............(Tautologi)
B. KONTRADIKSI
Kontradiksi adalah kebalikan dari tautologi yaitu suatu bentuk pernyataan
yang hanya mempunyai contoh substansi yang salah, atau sebuah pernyataan
majemuk yang salah dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari
komponen-komponennya. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan tersebut
kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan
menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F atau salah
maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran
atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi
Logika.
Contoh dari Kontradiksi:
1. (A ʌ ~A)
Pembahasan:
A ~A (A ʌ ~A)
B
S
S
B
S
S
Dari tabel kebenaran diatas dapatlah disimpulkan bahwa pernyataan majemuk
(A ʌ ~A) selalu salah.
2. P ʌ (~p ʌ q)
Pembahasan:
p q ~p (~p ʌ q) P ʌ (~p ʌ q)
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
S
B
S
S
S
S
S
Ini adalah tabel kebenaran yang menunjukkan kontradiksi dengan alasan yaitu
semua pernyataan bernilai salah (F).
C. Ekuivalensi Logika
Dua atau lebih pernyataan majemuk yang mempunyai nilai kebenaran
sama disebut ekuivalensi logika dengan notasi “ dua buah pernyataan majemuk
dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk itu mempunyai nilai
kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-
pernyataan komponen-komponennya.
Hukum-Hukum Ekuivalensi Logika:
1. Hukum komutatif:
p ʌ q q ʌ p
p v q q v p
2. Hukum asosiatif:
(p ʌ q) ʌ r p ʌ (q ʌ r)
(p v q) v r p v (q v r)
3. Hukum distributif:
p ʌ (q v r) (p ʌ q) v (p ʌ r)
p v (q ʌ r) (p v q) ʌ (p v r)
4. Hukum identitas:
p ʌ T p
p v F p
5. Hukum ikatan (dominasi):
P v T T
P v F F
6. Hukum negasi:
P v ~p T
P ʌ ~p F
7. Hukum negasi ganda (involusi):
~(~p) p
8. Hukum idempoten:
P ʌ p p
p v p p
9. Hukum de morgan:
~( p ʌ q) ~p v ~q
~(p v q) ~p ʌ ~q
10. Hukum penyerapan (absorpsi):
p v (P ʌ q) p
P ʌ (p v q) p
11. Hukum T dan F:
~T F
~F T
12. Hukum implikasi ke and/or:
P q ~p v q[5]
Dengan adanya hukum-hukum diatas, penyelesaian soal-soal baik yang
bersifat tautologi, kontradiksi dan ekuivalensi logika tidak hanya menggunakan
tabel kebenaran namun juga bisa dengan menggunakan jalan penurunan yaitu
dengan memanfaatkan 12 (dua belas) hukum-hukum ekuivalensi logika tersebut.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip di atas, maka kalimat-kalimat yang
kompleks dapat disederhanakan, seperti contoh berikut:
1. Buktikan ekuivalensi berikut: ~(p v ~q) v (~p ʌ ~q) ~p
Jawab:
~(p v ~q) v (~p ʌ ~q) (~p ʌ q) v (~p ʌ ~q)
~p ʌ (q v ~q)
~p ʌ T
~p ...........(terbukti)
2. Tunjukkan bahwa: ~(p v q) (~p ʌ ~q)
Tabel kebenaran ~(p v q) dan (~p ʌ ~q) yaitu:
p q ~p ~q p v q ~(p v q) (~p ʌ ~q)
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
B
S
B
B
B
B
S
S
S
S
B
S
S
S
B
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dari tabel diatas pada kolomk (6) dan (7), jelas bahwa ~(p v q) (~p ʌ ~q).
Jadi, ~(p v q) (~p ʌ ~q).
BAB V
VALIDITAS PEMBUKTIAN
A. PREMIS DAN ARGUMEN
Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan
verbal. Suatu diskusi atau pembuktian yang bersifat matematik atau tidak,
terdiri atas pernyataan-pernyataan yang saling berelasi. Biasanya kita memulai
dengan pernyataan-pernyataan tertentu yang diterima kebenarannya dan
kemudian berargumentasi untuk sampai pada konklusi (kesimpulan) yang
ingin dibuktikan.
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan
disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi
atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri
atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu
(satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-
premis.
Konklusi selayaknya diturunkan dari premis-premis atau premis-premis
selayaknya mengimplikasikan konklusi, dalam argumentasi yang valid,
konklusi akan bernilai benar jika setiap premis yang digunakan di dalam
argumen juga bernilai benar. Jadi validitas argumen tergantung pada bentuk
argumen itu dan dengan bantuan tabel kebenaran.
Bentuk kebenaran yang digeluti oleh para matematikawan adalah
kebenaran relatif. Benar atau salahnya suatu konklusi hanya dalam hubungan
dengan sistem aksiomatik tertentu. Konklusi itu benar jika mengikuti hukum-
hukum logika yang valid dari aksioma-aksioma sistem itu, dan negasinya
adalah salah. Untuk menentukan validitas suatu argumen dengan selalu
mengerjakan tabel kebenarannya tidaklah praktis. Cara yang lebih praktis
banyak bertumpu pada tabel kebenaran dasar dan bentuk kondisional. Bentuk
argumen yang paling sederhana dan klasik adalah Modus Ponens dan Modus
Tolens.
Kaidah metode-metode inferensi pada dasarnya adalah sebuah tautologi.
Kaidah inferensi bermacam-macam, seperti
Modus ponen
Modus tollen
Silogisme
Simplifikasi
Penambahan
Konjungsi
B. MODUS PONEN
C. MODUS TOLLENS
D. SILOGISME HIPOTESIS
E. SILOGISME DISJUNGTIF
F. SIMPLIKASI
G. ARGUMEN
Argumen dikatakan valid jika konklusi benar bilamana semua hipotesisnya
benar, sebaliknya argumen dikatakan invalid
Adalah sederetan proposisi yang dituliskan sebagai :
p1
p2
.
.pn
Kesimpulan q
BAB VI
Himpunan
DefinisiHimpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa. Tiap mahasiswa berbeda satu sama lain.Cara Penyajian Himpunan
Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Contoh 1. - Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}. - Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}. - C = {kucing, a, Amir, 10, paku} - R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }- C = {a, {a}, {{a}} }- K = { {} } - Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 } - Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
Keanggotaanx A : x merupakan anggota himpunan A; x A : x bukan merupakan anggota himpunan A. Contoh 2.
Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } K = {{}}maka3 A{a, b, c} R
c R {} K
{} R Contoh 3. Bila P1 = {a, b},
P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}},
makaa P1
a P2
P1 P2
P1 P3
P2 P3
Simbol-simbol Baku
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }Q = himpunan bilangan rasionalR = himpunan bilangan riilC = himpunan bilangan kompleks Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U. Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U,
dengan A = {1, 3,5}.
Notasi Pembentuk Himpunan
Contoh 5. Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8},
A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
KardinalitasJumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.Notasi: n(A) atau A Contoh 6.(i) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka B = 8 (ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
BAB VII
KESIMPULAN
Mata Kuliah Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang berkaitan
dengan logika, seperti logika secara kalimat, logika dalam pemrograman dan
logika dalam rangkaian digital. Logika dalam kalimat dinyatakan sebagai
proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan logis dengan hukum-hukum
logika.Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan struktur dasar dari
pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart. Logika dalam
rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-gerbang
logika serta penyederhanaan dalam rangkaian.
DATAR PUSTAKA
Nur Hadi. 2013. Logika Matematika.
http://blog.uny.ac.id/nurhadi/2013/09/16/logika-matematika/ 18/10/2013
Author . 2013. Logika Matematika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika_matematika 18/10/2013
Author. 2013. Logika Matematika.
oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=148 18/10/13
Dedek Yohana. 2012. TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI, EKUIVALENSI
LOGIKA. http://dedekyohana93.blogspot.com/2012/11/tautologi-kontradiksi-
dan-ekuivalensi_4667.html 18/10/13
Erizal. 2009. Validitas Pembuktian – Bagian I.
http://erizal.wordpress.com/2009/10/22/validitas-pembuktian-%E2%80%93-
bagian-i/ 18/10/2013