38
5 Manajemen Bisnis Ekspor Impor 5 Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Page 2: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

CHAPTER 5

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menjelaskan dokumen dokumen ekspor impor serta pihak pihak yang

terkait langsung ataupun tidak langsung yang terkait dalam penerbitan dokumen ekspor impor

tersebut.

Dokumen merupakan kelengkapan yang penting dalam perdagangan, khususnya ekspor

impor. Kelengkapan dokumen diperlukan dari mulai proses negosiasi hingga tercapai

kesepakatan antara ke dua belah pihak. Bahkan dalam proses pengiriman terhadap barang yang

akan di ekspor impor terhadap realisasi dari kesepakatan negosiasi tersebut memerlukan

dokumen hingga proses pengeluaran barang di negara importir maupun penerimaan barang dari

dari eksportir.

Setiap dokumen mempunyai fungsi nya masing masing dan dibuat atau diterbitkan

tergantung kepada masing masing pihak yang berkepentingan dan yang berkaitan langsung

dengan tujuan pembuatan dokumen tersebut. Oleh sebab itu tidak semua dokumen dibuat oleh

eksportir atau impor ada dokumen yang dibuat oleh pihak atau instansi yang terkait dengan

produk ekspor impor tersebut. Misalnya dokumen berkaitan dengan Kepabeanan yang

dikeluarkan oleh pihak Bea dan Cukai, dokumen perizinanan makanan, obat obatan serta

kosmetik yang dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat obatan dan Makanan) dan

dokumen lainnya yang akan dijelaskan dalam chapter ini.

Adapun secara umum dokumen utama untuk ekspor impor dibagi sebagai berikut :

A. Invoice

B. Packing List

C. Dokumen Pengangkutan

D. Dokumen Customs

E. COO (Certificate of Origin)

F. Dokumen Pendukung lainnya

Untuk dokumen pendukung lainnya dalam kondisi tertentu bisa menjadi dokumen yang

penting jika berkaitan dengan jenis barang ke dan dari suatu negara serta ketentuan khusus

yang melekat dan dipersyaratkan di dalam barang itu sendiri. Misalnya jika kita akan melalukan

impor atau ekspor barang berbahaya maka akan memerlukan dokumen MSDS (Material Safety

Data Sheet) dan mutlak diperlukan. Hal ini akan dibahas secara detail untuk pembahasan

selanjutnya.

A. Invoice

Invoice merupakan dokumen utama dalam kegiatan ekspor impor, karena jika

kesepakatan dalam jual beli yang sudah dicantumkan dalam sales contract, maka

didalamnya tercantum jumlah kwantiti barang yang akan disepakati dan nilai barang yang

ditunjukkan dalam Invoice tersebut. Dalam pengertian sempit Invoice lebih dikenal

sebagai Resi, Kwitansi atau faktur sebagai bukti penagihan dari penjual kepada pembeli.

Untuk lebih memahami apa arti invoice, maka kita bisa merujuk kepada pendapat

beberapa ahli. Di bawah ini adalah pengertian invoice menurut para ahli:

Page 3: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

1. Sugeng Hariyanto

Menurut Sugeng Hariyanto, pengertian invoice adalah suatu catatan yang

menggambarkan barang-barang yang dikirimkan kepada pembeli beserta harganya.

Catatan ini dibuat oleh penjual dan biasanya dikirimkan kepada pembeli untuk meminta

pembayaran atau hanya untuk menginformasikan tagihan apabila pembayaran akan

dilakukan dengan dasar kredit.

2. Andrian Sutedi

Menurut Andrian Sutedi, pengertian faktur adalah suatu dokumen penting dalam

perdagangan karena melalui data-data dalam invoice ini dapat diketahui berapa jumlah

wesel yang akan ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan penyelesaian segala macam bea

masuk.

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, arti invoice adalah daftar barang kiriman yang dilengkapi dengan catatan

nama, jumlah, dan harga yang dikeluarkan penjual dan harus dibayar oleh pembeli atau

pelanggan.

Sedangkan menurut penulis sendiri Invoice adalah dokumen yang diterbitkan oleh penjual

atau pemilik barang yang berisi singkat mengenai jumlah barang dan total nilai yang telah

atau akan dibayar oleh pembeli atas penyerahan barang atau jasa yang telah disepakati

Bersama.

A.1 Fungsi Invoice / Faktur

Adapun manfaat invoice itu sendiri diantara nya adalah :

1. Dapat digunakan sebagai informasi mengenai nilai jual beli suatu barang/jasa.

2. Sebagai bukti tagihan serta term pembayaran oleh pihak penjual kepada pembeli.

3. Sebagai dokumen penting dalam pengurusan kepabeanan baik impor atau ekspor

4. Sebagai dokumen untuk keperluan pembukuan dan bukti pengeluaran oleh bagian

accounting atau keuangan perusahaan.

5. Digunakan sebagai nilai pabean untuk menghitung Bea Masuk serta Pajak Pajak

Dalam Rangka Impor ataupun Pajak ekspor lainnya.

A.2 Jenis jenis Invoice.

Dalam dunia perdagangan ada beberapa jenis Invoice yang harus kita ketahui :

1. Proforma Invoice

Adalah Invoice sementara yang dikeluarkan oleh penjual sebelum adanya pengiriman

barang atas permintaan pembeli. Tujuan penerbitan Invoice ini digunakan oleh

pembeli untuk pengecekan barang serta perhitungan Bea Masuk serta Pajak Pajak

yang akan ditanggungnya. Invoice ini walaupun belum bersifat final dan sebagai

bentuk penawaran tetapi hampir seratus persen sebagai bentuk kesepakatan. Untuk

nilai dari Invoice ini kemungkinan besar bisa mengalami perubahan baik lebih besar

ataupun lebih kecil dari nilai yang disepakati.

Page 4: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Gambar 5.1 Proforma Invoice

2. Commercial Invoice

Adalah suatu nota perincian mengenai data data barang yang ditransaksikan dan juga

memuat informasi mengenai jumlah tagihan (harga) yang harus dibayar oleh pembeli

atas harga yang dikirim. Invoice ini bermanfaat sebagai sebagai bukti dan alat

penagihan dan memudahkan ke dua belah pihak, yaitu importir dan eksportir, serta

untuk mengecek mengenai barang yang berkaitan dengan jumlah, ukuran dan harga

barang, data eksportir dan importir. Invoice umumnya 6 rangkap dan sering dalam

permintaan Letter of Credit diminta dalam 3 asli yang ditandan tangani dan di cap

perusahaan dan 3 copy

Gambar 5.2. Commercial Invoice

Page 5: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

3. Consular Invoice

Adalah invoice yang secara khusus diterbitkan oleh instansi resmi kedutaan

atau konsuler dari negara importir berdasarkan data dari Invoice yang dibuat oleh

eksportir.. Tujuan penerbitan Consular Invoice ini adalah untuk memeriksa harga jual

dibandingkan harga pasar yang sedang berlaku dan memastikan tidak adanya

“dumping” terhadap barang yang ditransaksikan. Ketentuan untuk menerbitkan

Consular Invoice ini diambil berdasarkan kebijakan dibeberapa negara importir

seperti Brazil, Canada dan lainnya..

Untuk Consular ini ada juga yang importir yang tidak perlu mendapatkan Invoice baru

dari kedutaan negara importir tersebut, tetapi hanya mendapatkan stemple atau

tanda tangan pejabat berwenang di kedutaan tersebut atau dikenal dengan Legalisiir

Dokumen. Nantinya dokumen Invoice yang diserahkan ke importir adalah dokumen

yang telah dilegalisir tersebut. Ini digunakan di beberapa negara timur tengah, Saudi

Arabia salah satunya.

Page 6: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Gambar 5.3 Consular Invoice

4. Customs Invoice

Custom Invoice biasanya tidak berkaitan dengan secara langssung dengan jual beli,

biasa walaupun mencantumkan nilai tetapi bukan merupakan suatu tagihan. Nilai yang

tertea di dalam Invoice ini hanya untuk keperluan pengeluaran barang pada saat

proses custom saja. Contoh nya dalam pengiriman sampe yang gratis, barang hadiah

dan bentuk lainnya yang tidak merupakan transaksi jual beli.

Gambar 5.4 Dokumen Invoice

Page 7: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

B. Packing List

Packing list merupakan dokumen yang berisikan rincian spesifikasi barang ekspor sesuai

dengan invoice. Ini dibuat oleh eksportir atau perusahaan yang melakukan pengemasan

langsung terhadap barang tersebut. Fungsi Packing List adalah untuk memudahkan

mengetahui isi barang dalam kontainer apabila ada pemeriksaan. Dokumen ini hampir

Page 8: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

mirip dengan ‘surat jalan’ yang dipakai ketika melakukan pengiriman barang di dalam

Indonesia.

Isi pada Packing List setidaknya memuat informasi-informasi berikut:

a) nama barang, nomor dan tanggal packing list;

b) jumlah kemasan, dalam satuan seperti pack, pieces, ikat, kaleng, karton, karung, dll;

c) berat bersih dan berat kotor.

Gambar 5.5.

C. Dokumen Pengangkutan

Page 9: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Dokumen ini merupakan dokumen yang menyatakan bahwa pihak eksportir sudah

melakukan perjanjian pengiriman barang nya melalui sarana pengangkut yang telah

disepakati Bersama antara eksportir dan importir. Adapun untuk dokumen pengangkutan

ini adalah sesuai dengan alat angkut/sarana pengangkut yang digunakan yang dapat

dibagi antara lain :

1. Bill of Lading (Surat Angkutan Laut)

Dokumen Bill of Lading atau disebut juga Konosemen merupakan dokumen untuk

pengiriman melalui sarana angkutan laut.

Gambar 5.6. Bill of Lading

Adapun fungsi dari Bill Of Lading ini adalah “

Page 10: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

▪ Bukti tanda terima untuk pengiriman dengan menggunakan pengangkutan

laut (Document of seaport receipt)

▪ Sebagai bukti kepemilikan bahwa nama yang tercantum dalam Bill of Lading

adalah bertindak sebagai pemilik barang (Document of Title)

▪ Sebagai bukti perjanjian/kontrak dengan perusahaan pelayaran).

Dalam Bill of Lading dikenal juga istilah “Three for One and One for three” dimana

jika 3 asli dokumen B/L tersebut trelah dipegunakan, maka 2 asli dokumen tersebut

otomatis gugur/ tidak bisa dipergunakan lagi.

Untuk Bill of Lading itu sendiri dapat digolongkan beberapa jenis :

1.a. Blank Bill of Lading

Penerima barang dalam B/L bisa siapa saja (open) asal dapat menunjukkan

dokumen B/L nya Dokumen ini hanya digunakan dalam kondisi tertentu saja, misalnya

terjadi pada saat melakukan impor pembeli belum memiliki nama perusahaan

sedangkan barang harus segerea dikirimkan..

1.b. Straight Bill of Lading (Non Negotiable B/L)

B/L yang mencantumkan nama Consignee dan Notify Party yang sama, sehingga

pemindahan hak milik barang-barang tersebut maka haruslah dengan cara membuat

pernyataan pemindahan hak milik yang disebut declaration of assignment dan dengan

kekuatan hukum seperti Notaris, tidak dapat dengan cara Endorsement seperti pada

Negotiable B/L.

Gambar 5.7. Non Negotiable (Straight) Bill of Lading

Page 11: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

1.c. Negotiable Bill of Lading

B/L yang kepemilikannya dapat dipindah tangankan dengan cara Endorsement,

yaitu cukup membuat endorsement di belakang Bill of Lading setelah ditandangani

oleh yang orang diberikan kuasa perusahaan dan distempel perusahaan. Biasanya

tulisan dalam Endorsement itu berbunyi “ CONSIGNED TO THE ORDER OF

……………….(menyebutkan nama perusahaan atau pihak yang menerima pemindah

tanganan tersebut) “ . Dalam jenis B/L ini nama consignee dan Notify Party nya

berbeda, sehingga proses endorsementnha bisa dilakukan.

Gambar 5.8. Negotiable Bill of Lading

1.d. Master Bill of Lading dan House Bill of Lading

Master B/L yang diterbitkan oleh perusahaan pelayaran (shipping lines) sebaga

pemilik kapal, maka atas muatannya tersebut menerbitkan B/L kepada pengirim

barang atau kuasanya seperti perusahaan freight forwarding. Perusahaan pelayaran

menerbitkan B/L hanya 1 jenis dan bisa dipakai untuk semua pihak yang

menggunakan kapal untuk pengiriman barangnya.

Sedangkan House B/L adalah Bill of Lading yang diterbitkan oleh perusahaan

freight forwarding terutama jika freight forwarding tersebut bertindak juga sebagai

konsoliator yang menerima pengiriman dalam jumlah kurang dari satu container atau

disebut shipment LCL (Less Container Load). House B/L bisa diterbitkan lebih dari

Page 12: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

satu dan isinya disesuaikan dengan jumlah dan jenis pengiriman dari masing masing

shipper atau pengirimnya. Setelah space container sudah terisi penuh, maka freight

forwarding sebagao konsolidator akan mengirimkannya dalam satu container dan

mendapatkan 1 B/L sebagai bukti pengiriman barang.

Gambar 5.9. Master Bill of Lading

Gambar 5.10. House Bill of Lading

1.f. Received for shipment Bill of Lading

Page 13: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Dalam B/L ini menjelaskan, bahwa barang telah belum dinaikkan ke atas kapal

tetapi telah diterima oleh pihak pengangkut dan siap akan diberangkatkan. Untuk

jenis B/L biasa nya tidak diperkenankan dalam pembayaran dengan menggunakan

Letter of Credit, karena pihak bank menganggap masih ada resiko barang tersebut

tidak jadi diberangkatkan.

1.g. Shipped on Board Bill of Lading

Dalam B/L ini sudah menjelaskan bahwa barang sudah dinaikkan ke atas kapan

dan sudah diterima oleh pihak pengangkut serta sudah terjadi serah terima dan

tanggal penerimaan tersebut biasanya sama dengan tanggal keberangkatan kapalnya.

Jenis B/L ini baru bisa diterima oleh pihak bank jika menggunakan cara pembayaran

dengan Letter of Credit.

Gambar 5.11. Shipped on board Bill of Lading

1.i. Combined Transport/Multi moda Transpor Bill of Lading

B/L ini digunakan untuk pengiriman barang yang menggunakan minimal dua jenis

alat transportasi yang berbeda dengan satu dokumen kontrak pengangkutan dan satu

tujuan. Misalnya pengiriman menggunakan angkutan laut, kemudian berpindah

dengan angkutan truk atau kereta api. Maka dokumen yang dipakai tidak perlu cukup

hanya dengan Bill of Lading sebagai dokumen kontrak pengangkutan barang yang

pertama.

Gambar 5.12 Multi moda Transport Bill of Lading

Page 14: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

1.j Unclean dan Clean Bill of Lading

Unclean B/L menjelaskan barang yang diterima pihak pengangkut dalam keadaan

tidak baik, rusak. Dalam Clean B/L barang tersebut tidak ada kerusakan, tidak cacat.

Jenis dokumen ini dapat diterima oleh pihak bank terutama jika pembayaran

menggunakan Letter of Credit.

Gambar 5.13. Clean on Board Bill of Lading

C.2 Air Waybill (AWB)

Page 15: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Air waybill atau dikenal dengan Surat Muatan Udara (SMU) merupakan dokumen untuk

pengiriman melalui sarana angkutan udara yang dikeluarkan oleh pihak pengangkut

yaitu maskapai penerbangan.

Gambar 5.14. Air Waybill

Adapun manfaat AWB adalah sebagai :

o Sebagai tanda terima pengiriman barang dengan menggunakan kapal udara

o Sebagai dokumen untuk pelacakan/tracer keberadaan posisi barang yang

bermanfaat bagi importir dan eksportir.

Dokumen AWB ini tidak memerlukan dokumen original atau asli untuk mengeluarkan

barang di negara tujuan atau untuk proses custom clearance nya, karena sudah

dokumen AWB biasanya sudah terlampir dibarangnya pada saat pengiriman barang.

1. Delivery Order

Page 16: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Delivery order atau disebut juga dengan Surat jalan merupakan dokumen yang

digunakanan untuk pengiriman dengan menggunakan angkutan jalan raya seperti

mobil yang dapat berupa mobil truk container, trailer,Tronton dan sebagainya. Ada

juga pendapat yang membedakan antara Surat Jalan dan Delivery Order. Jika surat

jalan adalah dokumen pengantar atas barang yang dikirim ke pembeli, delivery order

adalah surat perintah mengenai pengiriman barang yang dipesan konsumen. Berbeda

dengan surat jalan, Delivery order hanya berisi informasi dari kesepakatan yang

dibuat oleh pihak pembeli dan penjual.

Gambar 5.15. Deliver Order

Dokumen Surat jalan ini juga tidak menunggu dokumen asli untuk proses penerimaan

barangnya (clearance) di tempat tujuan, karena pihak pengangkut sendiri juga

membawa dokumen asli nya bersama dengan barang yang dikirim. Surat jalan juga

dibuat dalam beberapa rangkap minimal dua dan ada juga yang dibuat dalam 4

rangkap dan masing masing lembarnya berwarna berbeda beda dan diperuntukan

untuk pihak pihak yang berkepentingan dalam pengiriman diantara : pengirim,

penerima, bagian keuangan, gudang dan lainnya.

Surat jalan dalam prakeknya ada 2 (dua) jenis , yaitu surat jalan yang dibuat oleh

pemilik barang itu sendiri dan surat jalan yang dibuat oleh perusahaan pengangkut.

Untuk Surat Jalan yang dibuat oleh pemilik barang sebagai bukti tanda terima kepada

importir dan bukti untuk penagihan dalam pembayarannya, sedangkan Surat Jalan

Page 17: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

yang dibuat oleh perusahaan angkutan itu sendiri selain sebagai tanda terima kepada

pengiriman barang juga berfungsi sebagai surat jalan untuk supir untuk ditunjukkan

jika ada pemeriksaan oleh polisi lalu lintas dan tanda terima di gudang atau tempat

tujuan akhir sesuai order.

Beberapa fungsi surat jalan diantara adalah :

1. Sebagai dokumen tertulis yang berisi detail informasi barang yang dikirim oleh

shipper (pengirim barang). Detail tersebut antara lain adalah nama barang, jumlah

barang, dan harga barang.

2. Sebagai dokumen yang digunakan oleh ekspedisi untuk mempermudah birokrasi

di wilayah tertentu, misalnya pada saat pengecekan yang dilakukan petugas

keamanan, dan polisi.

3. Sebagai dokumen yang disahkan oleh pihak vendor dan shipper bahwa barang

sudah diangkut ke dalam truk dan selesai dikirim sampai ke tujuan.

4. Sebagai dokumen yang digunakan oleh akuntan atau bendahara dari pihak

vendor untuk merangkum seluruh pengiriman yang sudah diselesaikan.

5. Sebagai dokumen bukti jika pihak shipper ingin mengajukan klaim asuransi terkait

barang yang tertulis di dalamnya. Tanpa ini, biasanya pihak asuransi akan sulit

menerima klaim shipper

2. Railway Consignment

Dokumen Railway consignment ini adalah sebagai dokumen perjanjian pengangkutan

barang antara penjual dan pembeli dengan menggunakan angkutan kereta api atau

disebut juga Surat Muatan Kereta Api.

Angkutan jenis ini lebih banyak bersifat sebagai angkutan antara daerah/local, maka

dari itu angkutan ini umumnya sebagai perpanjangan dan penghubungn dari jenis

angkutan laut dan udara. Kecuali di beberapa negara Eropah ada beberapa angkutan

kereta api yang melewati batas suatu negara.

D. Dokumen Customs

Dokumen ini adalah dokumen yang berkaitan dengan pengeluaran dan pemasukan

barang ekspor impor di pelabuhan dan berkaitan dengan penanganan dalam kepabeanan

dan diterbitkan oleh pihak Bea dan Cukai sebagai kelembagaan yang selain mengawasi

keluar masuknya arus barang, tetapi juga membantu memperlancar kegiatan yang

berkaitan dengan kepabeanan tersebut.

1. PIB dan SPPB

Untuk pengisian formulir PIB (Pemberitahuan Impor Barang) yang saat ini sudah

terintegrasi di dalam EDI dan sudah tidak perlu mengisi secara manual. Jika pengisian

sudah lengkap dan setelah proses EDIFACT dalam sistim EDI maka data PIB dikirim

dan diterima oleh server bea cukai. Dengan asumsi bahwa persyaratan telah terpenuhi

maka pihak bea cukai akan menerbitkan SPPB (Surat Pemberitahuan Pengeluaran

Barang).

Page 18: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Gambar 5.16. Formulir Pemberitahuan Impor Barang (BC.20)

Gambar 5.17. Surat Persetujuan Pengeluaran Barang

Page 19: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

2. PEB dan NPE

Page 20: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Untuk pengisian PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan pengisian PEB ini

berdasarkan data Invoice dan Packing List yang dibuat oleh eksportir serta dokumen

pengapalan. Setelah proses EDIFACT maka data dikirim dan diterima

server bea cukai dan dengan kondisi yang lancer, maka diterbitkan NPE (Nota

Pelayanan Ekspor).

Gambar 5.18. Nota Pelayanan Ekspor.

Gambar 5.19 Formulir Pembaritahuan Ekspor Barang (BC. 30)

Page 21: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

E. Certificate of Origin (COO)

Page 22: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Berdasarkan Permendag no. 22/M-DAG/PER/3/ 2015 definisi SKA): Adalah surat

keterangan kebangsaan suatu barang yang disertakan pada saat barang tersebut

memasuki wilayah negara tujuan ekspor tertentu, untuk membuktikan bahwa barang

tersebut berasal, dihasilkan dan atau diolah di suatu negara (Indonesia).

Adapun manfaat dari COO/SKA adalah :

o Menetapkan negara asal barang;

o Menetapkan tarif bea masuk MFN/preferensi.

o Melindungi preferensi agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berhak (free

rider);

Secara umum dikenal ada 2 (dua) Jenis SKA/ COO :

1. SKA Preferensi :

Jenis SKA/COO sebagai persyaratan dalam memperoleh preferensi yang

disertakan pada barang ekspor tertentu untuk memperoleh fasilitas berupa

pembebasan seluruh atau sebagian bea masuk yang diberikan oleh suatu

negara/kelompok negara tujuan.

Bentuk form yang termasuk dalam SKA Preferensi adalah :

1.1 Form A (GSP) untuk ke negara tujuan Eropa, USA, Canada;

1.2 Form D ATIGA untuk ke negara tujuan ASEAN;

1.3 Form E (AC-FTA) untuk ke negara anggota ASEAN dan China;

1.4 Form AK (AK-FTA) untuk ke negara ASEAN dan Korea Selatan;

1.5 Form AI (AI-FTA) untuk ke negara ASEAN dan India;

1.6 Form AANZ (AANZFTA) untuk ke negara (ASEAN, Autralia, dan New Zealand);

1.7 Form IJ-EPA (SKA ke – Jepang);

1.8 Form IP (Indonesia - Pakistan)

1.9 Form ICC ( SKA Kerajinan tangan untuk ke Australia);

1.10 Form COA ( SKA Preferensi untuk Tembakau di 4 IPSKA);

1.11 Form GSTP (SKA Preferensi untuk sesama negara berkembang/ 45 negara);

1.12 Form Handicraft (SKA Preferensi untuk kerajinan tangan ke Uni Eropa).

2. SKA Non Preferensi

Adalah jenis dokumen SKA yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan atau

dokumen penyerta asal barang ekspor untuk dapat memasuki suatu wilayah negara

tertentu.

Bentuk form yang termasuk dalam SKA Non Preferensi adalah :

2.1 Form B (Non Preferensi/ Unilateral);

2.2 Form ICO (SKA Non Preferensi ekspor kopi);

2.3 Form Annex 3 (SKA Non Preferensi untuk ekspor tujuan ke Meksiko).

Gambar 5.20 Certificate of Origin (Form B)

Page 23: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Gambar 5.21 Certificate of Origin (Form A).

Page 24: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

F. Dokumen pendukung lainnya

Page 25: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Untuk jenis dokumen ini beragam dan biasanya bergantung kepada jenis komoditi,

peraturan negara tujuan ekspor serta peraturan dari negara peng ekspor itu sendiri serta

aturan aturan yang telah disepakati baik secara bilateral maupun dalam ruang lingkup

internasional.

Dokumen dokumen tersebut antar lain :

1. Certificate of Analysis

Certificate Of Analysis dapat diartikan sebagai dokumen yang berisi tentang hasil uji

kualitas dan keamanan suatu produk. Dengan melihat dokumen COA ini, maka dapat

diketahui apakah produk layak atau tidak. Tentu ada spesifikasi tertentu yang harus

dipenuhi dalam Certificate Of Analysis tersebut, tergantung jenis produknya.

Certificate Of Analysis ini biasanya digunakan pada makanan dan minuman, produk

kimia, atau juga produk farmasi.

Certificate Of Analysis Farmasi harus memenuhi spesifikasi khusus kualitas produk

farmasi tersebut. Jika hasil ujinya belum mencapai spesifikasi yang ditetapkan, maka

produk tersebut tidak diterima nantinya. Certificate Of Analysis atau sering sering

disebut sebagai COA merupakan sebuah dokumen penting dalam melakukan

perdagangan internasional. Setiap negara umumnya mewajibkan dokumen ini sebagai

syarat melakukan perdagangan.

Certificate Of Analysis dapat diartikan sebagai dokumen yang berisi tentang hasil uji

kualitas dan keamanan suatu produk. Dengan melihat dokumen COA ini, maka dapat

diketahui apakah produk layak atau tidak. Tentu ada spesifikasi tertentu yang harus

dipenuhi dalam Certificate Of Analysis tersebut, tergantung jenis produknya.

Certificate Of Analysis ini biasanya digunakan pada makanan dan minuman, produk

kimia, atau juga produk farmasi.

Certificate Of Analysis Farmasi harus memenuhi spesifikasi khusus kualitas produk

farmasi tersebut. Jika hasil ujinya belum mencapai spesifikasi yang ditetapkan, maka

produk tersebut tidak diterima nantinya.

Pada umumnya saat perusahaan dari satu negara menjalin kerja sama dagang dengan

perusahaan negara lain, dokumen COA tersebut dicantumkan sebagai persyaratan.

Adanya dokumen COA tersebut membuat barang impor atau barang ekspor bisa

masuk ke suatu secara legal. Misalnya Anda melakukan impor, maka tidak perlu

khawatir menjual kembali produk dagangan tersebut.

Namun perlu diketahui bahwa dokumen COA tersebut dibutuhkan setiap kali

melakukan perdagangan. Tujuannya agar produk yang didapatkan kualitasnya sesuai

spesifikasi. Misalnya Anda membeli produk makanan dari negara Malaysia, dan

produk tersebut telah terjual habis. Saat hendak membeli ulang, atau repeat order,

diperlukan kembali Certificate Of Analysis Makanan tersebut.

Gambar 5.22. Certificate of Analysis

Page 26: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

https://www.yumpu.com/en/document/read/19475870/certificate-of-analysis-european-reference-materials

2. Certificate of Fumigation

Page 27: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Pengertian dari sertifikat fumigasi adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa

perlakuan fumigasi telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan atau standar yang

telah ditentukan. Serifikat ini akan diberikan kepada perusahaan fumigasi yang

dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dinilai mampu melaksanakan kegiatan

fumigasi untuk keperluan karantina. Dikeluarkannya sertifikat oleh perusahaan

fumigasi kepada perusahaan jasa pengiriman atau perusahaan yang mengesport

barang dilakukan setelah dilakukannya stufing pada barang yang akan dikirim.

https://harianakuntansi.wordpress.com/2013/06/19/fumigation-certificate sertifikat-

fumigasi/

Gambar 5.23.

https://mdpjakarta011.blogspot.com/2016/01/sertifikasi-ispm-15-fumigasi.html

Fungsi Fumigasi

Page 28: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

2.1 Meningkatkan ketahanan barang/komoditi yang disimpan di gudang dari

aktifitas hama, sehingga masa penyimpanan komoditas dapat lebih panjang.

2.2 Mengamankan barang/ komoditi yang akan di ekspor ke negara tujuan dari

serangan hama/rayap.

2.3 Memenuhi ketentuan phytosanitary negara tujuan ekspor/impor. Negara

penerima komoditi akan menerima sertifikat fumigasi sebagai bukti bahwa

komoditi telah mendapat perlakuan eradikasi hama.

3. Sertifikat CITES

Merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan yang berkaitan

dengan impor dan ekspor yang berkaitan jenis jenis hewan yang dilindungi/langka

yang telah diatur dalam konvensi CITES.

CITES (Convertion On International Trade In Endangered Spesies Of Wild Fauna and

Flora) adalah suatu perjanjian internasional mengenai perdagangan jenis – jenis

hewan dan tumbuhan yang terancam punah. CITES merupakan kesepakatan yang di

susun pada suatu konferensi diplomatic di Washington DC pada tanggal 3 Maret

1973 yang di hadiri oleh 88 negara. Konverensi tersebut merupakan tanggapan

terhadap rekomendasi nomor 99.3 yang di keluarkan oleh Konfeensi PBB tentang

lingkungan hidup di Stockholm. Hal tersebut merupakan konsultasi IUCN

(International Union For Conservation Of Nature And Natural Recource) dengan

beberapa Negara dan organisasi internasional yang di lakukan selama bertahun –

tahun. Pada saat itu 21 negara menandatangani CITES dan secara legal konvensi

tersebut mulai di terapkan pada 1 juli 1975.

Tujuan convensi CITES adalah untuk mencegah terjadinya kepunahan jenis – jenis flora

dan fauna di muka bumi ini yang dapat atau mungkin dapat di sebabkan oleh adanya

kegiatan perdagangan internasional. Kecuali itu konversi ini di bentuk untuk

membangun system pengendalian perdagangan jenis – jenis satwa dan flora serta

produk – produknya secara internasional. Pengendalian tersebut di dasarkan pada

kenyataan bahwa eksploitasi komersial secara tak terbatas terhadap sumber daya

satwa dan tumbuhan liar merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap

kelangsungan hidup suatu jenis. Negara produsen dan konsumen saling membagi

tanggung jawab dan menciptakan sistem atau perangkat yang di perlukan dalam

rangka pengendalian jenis – jenis flora dan fauna langka.

Ada 5 (lima) hal pokok yang menjadi dasar di adakannya konvensi tersebut yaitu:

3.1 Perlu perlindungan jangka panjang terhadap flora dan satwa liar.

3.2 Meningkatkannya nilai flora dan satwa liar bagi manusia.

3.3 Peran dari masyarakat dan Negara dalam usaha perlindungan flora dan fauna

(satwa liar).

3.4 Makin mendesaknya kebutuhan kerja sama internasional untuk melindungi jenis

– jenis tersebut dari over eksploitasi melalui perdagangan internasional.

Page 29: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

3.5 Makin mendesaknya kebutuhan akan tindakan – tindakan mengenai hal – hal

tersebut diatas.

Untuk mencapai tujuan tersebut atas dasar kelangkaannya yang di tentukan oleh

Konfrensi Anggota CITES jenis – jenis flora dan fauna di golongkan dalam 3 (tiga)

kelompok atau Appendices. Tergantung pada tingkat perlindungan yang di perlukan,

maka ekspor dan impor specimen hidup dan bagian – bagiannya akan di larang atau

di wajibkan diliput dengan tata cara perizinan tertentu yang di kenal oleh semua

negara anggota.

CITES memasukkan jenis – jenis flora dan fauna kedalam tiga daftar (Appendiks)

sebagai berikut :

Apendiks I : membuat seluruh jenis – jenis flora dan fauna yang sudah sangat

terancam punah yang di sebabkan atau mungkin di sebab kan oleh kegiatan

perdagangan, perdagangan spesimen (hidup atau mati atau bagian – bagian yang

berasal dari padanya) jenis – jenis ini dilarang dan harus di atur dengan peraturan

yang sangat ketat agar tidak membahayakan kehidupan selanjutnya. Pengecualian

dari ketentuan tersebut di atas hanya dapat di berikan apabila dalam keadaan yang

sangat khusus, misalnya untuk tukar menukar antar kebun binatang, penelitian,

hadiah kenegaraan, pendidikan dan hasil penangkaran yang sudah menghasilkan

generasi kedua (F2). Di Indonesia terdapat beberapa jenis yang termasuk dalam

apindeks I CITES antara lain :

Biawak, komodo, orang utan, ikan arowana, kakatua seram, gajah sumatra, badak

jawa, badak sumatra, harimau sumatra, harimau jawa dan lain – lain.

Apendiks II : memuat jenis yang walaupun yang saat ini tidak terancam punah apabila

perdagangannya tidak di atur dengan ketat dan tidak menghindari pemanfaatan yang

tidak sesuai dengan kemampuan daya dukung hidupnya. Oleh karena itu,

perdagangan spesimen jenis – jenis ini di lakukan dengan penetapan kuota (jumlah

spesimen yang dapat di panen dari alam secara konservativ).

Apendiks III : memuat semua jenis – jenis yang dinyatakan di lindungi oleh peraturan

negara anggota CITES tertentu untuk kepentingan mencegah atau membasmi

pemanfaatan yang berlebihan (eksploitasi) dan memerlukan kerja sama dengan

negara – negara anggota CITES lainnya untuk mengawasi perdagangan.

Gambar 5.24. Sertifikat CITES

Page 30: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

https://artone.com.hk/cites/

4. Sertifikat MSDS

Page 31: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

MSDS (Material Safety Data Sheet) atau secara harfiah jika diartikan ke dalam bahasa

Indonesia adalah lembar data keselamatan bahan (LDKB) jadi dapat diartikan bahwa

dokumen MSDS adalah dokumen yang menjadi suatu data informasi bahan kimia yang

terkandung dalam suatu produk atau barang. Meski kita tahu bahwa tidak semua

bahan kimia itu berbahaya, namun beberapa bahan memiliki sifat yang berbahaya

seperti beracun, mudah terbakar atau meledak, dan sifat berbahaya lainnya jika tidak

ditangani dengan baik.

Gambar 5.25. Sertifikat MSDS

https://misterexportir.com/pengertian-msds-untuk-ekspor-barang/#Apa_Itu_MSDS_Material_Safety_Data_Sheet

Page 32: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Bahkan beberapa bahan kimia dikenal berbahaya bagi kesehatan manusia. Maka dari

itu, untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin ditimbulkan dari produk berbahan

kimia, dokumen MSDS sangat diperlukan. Karena, dokumen tersebut bukan hanya

berisi informasi bahan kimia yang terkandung dalam suatu produk. Namun juga

informasi yang dibutuhkan untuk keselamatan seperti bagaimana cara penanganan,

tindakan khusus, bahaya yang ditimbulkan dan informasi lainnya.

Manfaat MSDS

1.1. MSDS diperlukan untuk menjamin keselamatan dalam menangani barang

yang mengandung bahan kimia.

1.2. MSDS bukan hanya sekadar persyaratan administratif. Melainkan untuk

keselamatan mulai dari pembuatan, pengiriman yang mana banyak pihak yang

terlibat, hingga proses pembuangan limbahnya.

1.3. MSDS sangat penting untuk menjaga keselamatan semua pihak, baik itu

produsen atau eksportir, lalu petugas penanganan dan pengiriman barang,

sampai ke tangan importir.

2. Phytosanitary Certificate

(PC) adalah Sertifikat Kesehatan Tumbuhan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Institusi

Karantina Tumbuhan. Sertifikat "Phytosanitary" telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dengan Peraturan

Pemerintah (PP) No.14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan yang sangat penting

untuk melindungi kualitas produk Indonesia di mata buyer luar negeri.

Kriteria untuk pelaksanaan PC dalam PP No. 14 tahun 2002 ini dijelaskan adalah :

( 1 ) Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia, apabila disyaratkan oleh Negara tujuan WAJIB:

a) Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran bagi Tumbuhan

dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang

tergolong benda lain:

b) Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan:

c ) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-tempat

pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.

Persyaratan ekspor karantina tumbuhan dan produk tumbuhan ditetapkan untuk

mengatur pengeluaran media pembawa berupa tumbuhan dan produk tumbuhan dari

dalam wilayah negara Republik Indonesia serta mencegah keluarnya Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari dalam wilayah negara Republik Indonesia

ke luar negeri. Tindakan karantina terhadap tumbuhan dan produk tumbuhan yang akan

diekspor ditujukan untuk memastikan, bahwa media pembawa tersebut bebas dari OPTK.

Tindakan karantina tersebut telah disesuaikan dengan kebijakan yang diberlakukan di

negara tujuan.

Page 33: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Gambar 5.26 Phytosanitary Certificate

https://incodocs.com/blog/phytosanitary-certificate-document-for-export/

Page 34: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

3. Sertifikat Venetary

Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner yang selanjutnya disebut Nomor Kontrol Veteriner

adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan Higiene

dan Sanitasi sebagai jaminan keamanan produk Hewan pada Unit Usaha produk Hewan.

(PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG

KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN)

Gambar 5.27 Venetary Certificate

http://www.phalosari.co.id/wp-content/uploads/2016/12/NKV.pdf

Page 35: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Sertifikat Veteriner diterbitkan dalam bentuk Veterinary Certificate, Sanitary Certificate

dan Health Certificate. Kementerian Pertanian terus meningkatkan standar keamanan

pangan pada unit usaha/perusahaan produsen pangan dan non pangan asal hewan

ekspor. Sertifikasi NKV merupakan upaya pemerintah dalam memberikan jaminan

persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan keamanan pangan dalam aspek

higiene-sanitasi pada unit usaha produk pangan dan non pangan asal hewan.

Kementerian Pertanian terus meningkatkan standar keamanan pangan pada unit

usaha/perusahaan produsen pangan dan non pangan asal hewan ekspor. Produk pangan

yang mengandung produk asal hewan diantaranya: produk susu, bakso, artificial flavor,

makanan dan minuman yang mengandung telur, mie instan, dan lain-lain. Sedangkan

negara tujuan ekspor berdasarkan penerbitan Sertifikat Veteriner Tahun 2016 yaitu: Irak,

Israel, Kuwait, Lebanon, Uni Emirat Arab, Yordania, India, Pakistan, Sri Langka, Malaysia,

Philippina, Singapura, Thailand, Vietnam, Kanada, Amerika Serikat, Malta, Angola, Bukirna

Faso, Kamerun, Kongo, Sierra Leon, Tonga, Australia, Fiji, New Zealand, Papua New

Guinea, Kepulauan Solomon.

4. Certificate of Manufacture Quality

certificate of manufacturer’s quality : Adalah Sertifikat yang dibuat oleh pabrik pembuat

barang diekspor atau supplier yang menguraikan tentang mutu dari barang-barang atau

mata dagang ekspor termasuk penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah

memenuhi standar barang yang ditetapkan. Certficate ini juga sebagai penegasan bagi

importir bahwa barang impornya di produksi langsung oleh perusahaan/pabrik

pembuatnya.

Gambar 5.28. Manufacture Certificate

https://www.chinapowdercoating.com/iso-certified/certificate-high-quality-manufacture-audited-tuvrheinland/

5. Sertifikat atau Izin Edar BPOM

Page 36: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

Sertifikat ini dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Sertifikasi ini berguna untuk

melindungi masyarakat dari produk makan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan si konsumen,

maka dari itu semua produk yang akan atau telah dipasarkan di Indonesia (dari dalam dan luar negeri) harus

tersertifikasi melalui instansi yang berwenang.

Gambar 5.29. Pemberian izin label untuk produk Kosmetik oleh BPOM

https://www.msglowagenjakarta.com/sertifikasi/sertifikat-bpom-15-min

Izin edar BPOM memiliki 3 jenis label yaitu SP, MD, dan ML, penjelasannya :

Page 37: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

1. Label SP

Label SP atau yang biasa disebut dengan Sertifikat Penyuluhan merupakan label yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan terhadap para pengusaha skala kecil atau biasa disebut

dengan Usaha Kecil Menengah (UKM).

2. Label MD

Label MD atau yang biasa disebut dengan Makanan Dalam diberikan langsung oleh

lembaga BPOM kepada perusahaan besar yang memproduksi makanan dan minuman

yang telah memenuhi kualifikasi dan syarat.

3. Label ML

Label ML atau yang biasa disebut dengan Makanan Luar, khusus dibuat untuk produk

luar yang diimpor ke Indonesia dengan catatan telah memenuhi syarat sesuai aturan

BPOM. Label ini juga diberikan terhadap produk yang langsung dipasarkan di Indonesia

maupun produk yang telah dikemas ulang.

Dibawah beberapa pihak pihak yang menerbitkan dokumen dokumen ekspor impor serta

jenis dokumen yang diterbitkannya.

PRODUSEN/EKSPORTIR/IMPORTIR

o Invoice dan Packing List

o Weight List

o Manufacture Certifciates

o MSDS Certificate

o Certificate Of Analysis

o Beneficiary Certificates

o Shipping Instruction

o Surat Pernyataan Mutu (SPM)

ASURANSI

o Cover Note

o Insurance Policy

DEPARTEMEN KEHUTANAN

o CITES

SHIPPING LINES COMPANY (PERUSAHAAN PELAYARAN)

o Manifest Cargo

o Master Bill of Lading

o Certificate of Vessel

o RKSP (Rencana Kedarangan Sarana Pengangkut)

o JKSP (Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut)

AIRLINES COMPANY (PERUSAHAAN PENERBANGAN)

Page 38: Manajemen Bisnis Ekspor Impor - sso.stiami.ac.id

5

Manajemen Bisnis Ekspor Impor

o Manifest Cargo

o Airwaybill

o Weight Note

o RKSP atau JKSP

FREIGHT FORWARDING COMPANY

o House Bill of Lading (HBL)

o Notice Arrival

o Forwarder Receipt

PERUSAHAAN KERETA API

o Railway Consignment (Surat Muatan Kereta Api)

o Weight Note

BEA CUKAI/CUSTOMS OFFICE

o PEB dan NPE

o PIB dan SPPB

o Inward Manifest Cargo

o Outward Manifest Cargo

o Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

o Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan SPJK (Surat Pemberitahuan Jalur Kuning)

o Dan Formulir Formulur BC lainnya

DEPARTEMEN PERDAGANGAN

o SIUP (Surat Izin Usaha Perdagngan)

o TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

o Certfificate of Origini/Surat Keterangan Asal Barang

o Eksportir Terdaftar (ET) dan lainnya

BALAI KARANTINA PERTANIAN

o Phytosanitary Certidicates

o Venetary Certificates

KEMENTRIAN KEUANGAN

o NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

o SPPKP (Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)

o SKT (Surat Keterangan Terdaftar)