14
BAGAN 1. KONDISI BANGSA INDONESIA NEGARA INDONESIA Eks Pejabat Komunis Nasionalis Eks Komprador Belanda & Jepang Rakyat Eks Daerah Jajahan Belanda Agama Bangsa Indonesia Plus Sukarno merangkul seluruh elemen ke dalam Negara RI (nasionalis, agama, komunis, Eks KNIL/PETA, kelompok Timur Asing, rakyat Papua, dll) INDONESIA SEJAK 1965 Ekstre m Kiri Negara Pancasila (Tentara, Eks Komprador Belanda & Jepang, Golkar, rakyat loyalis Nasionali s Kiri Eks Tapol/ Napol Ekstrem Kanan GPK/ Kelompok Separatis WNI Keturunan Anti Pancasila & Anti Pembangunan Intelektu al Kritis/ Ekstrem Tengah Bangsa Indonesia

Manajemen Konflik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen konflik

Citation preview

Page 1: Manajemen Konflik

BAGAN 1. KONDISI BANGSA INDONESIA

NEGARA INDONESIA

Eks Pejabat

Komunis

Nasionalis

Eks Komprador Belanda &

Jepang

Rakyat Eks Daerah Jajahan

Belanda

Agama

Bangsa Indonesia Plus

Sukarno merangkul seluruh elemen ke dalam Negara RI (nasionalis, agama, komunis, Eks KNIL/PETA, kelompok Timur Asing, rakyat Papua, dll)

INDONESIA SEJAK 1965

Ekstrem Kiri

Negara Pancasila

(Tentara, Eks Komprador Belanda & Jepang, Golkar, rakyat

loyalis

Nasionalis Kiri

Eks Tapol/ Napol

Ekstrem Kanan

GPK/ Kelompok Separatis

WNI Keturunan

Anti Pancasila & Anti Pembangunan

Intelektual Kritis/

Ekstrem Tengah Bangsa Indonesia

Page 2: Manajemen Konflik

INDONESIA REFORMASI

Nasionalis

Negara Pancasila

(TNI, Polri, Elit Partai, rakyat loyalis, agamis,

LSM)

Agamis

Gerakan Separatis

Gender

Intelektual/

Kritis

Bangsa Indonesia WNI Keturunan

Page 3: Manajemen Konflik

Pengusaha Kelas Atas

Agamis

Kaum profesional

Tentara & Polisi (para perwira atas/Jenderal)

Intelektual & Kelas Menengah Bawah

Rakyat kebanyakan

Apa Besok Bisa Makan?!

Sekarang/Besok Makan Apa?!

Sekarang/Besok Makan Dimana?!

Sekarang/Besok Makan Siapa?!

Elit Penguasa

Anggota Parlemen

Prajurit (bhayangkara, tamtama) Miskin Kota, Buruh, Petani, Masyarakat Adat Suku Terasing

BAGAN 2. STRUKTUR SOSIAL

STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA

PARADIGMA KELAS BERDASAR “CARA MAKAN”

Page 4: Manajemen Konflik

Saling incar & jatuhkan jabatan,

power play

Jegal-jegalan, saling serobot

jalur

Berebut rejeki nomplok

Berebut lahan bisnis (backing dll)

Cari peluang & limpahan rejeki

- Penghakiman massa- Tawuran- Berebut “lahan”- Perang “suku”/etnis

Elit Penguasa & Anggota Parlemen

Pengusaha Kelas Atas & Agamawan

Kaum Prefesional

Tentara & Polisi

Intelektual & Kelas Menengah Bawah

Rakyat Kebanyakan

KONFLIK HORIZONTALKONFLIK VERTIKAL

BAGAN 3. POLA KONFLIK

State

Tentara & Polisi

Civil Society

(Kelompok Kritis) Anggota Parlemen, Kelompok Profesional, Intelektual Mahasiswa

Page 5: Manajemen Konflik

BAGAN 4. MATRIKS RAGAM KONFLIK

Elit Penguasa

Anggota Parlemen

Pengusaha Kelas Atas

Agamawan Profesional Tentara & Polisi

Intelektual & Kls.

Menengah Bawah

Rakyat Kebanyakan

Elit Penguasa

Saling incar & jatuhkan jabatan, power play

Anggota Parlemen

Jegal-jegalan saling serobot jalur

Pengusaha Kelas Atas

Berebut rejeki nomplok

Agamawan Berebut pengaruh dan posisi politik

Kaum Profesional

Berebut rejeki nomplok

Tentara & Polisi

Berebut lahan bisnis (backing, dll)

Intelektual & Kelas Menengag Bawah

Cari peluang dan limpahan rejeki

Rakyat Kebanyakan

Penghakiman massa, tawuran, berebut “lahan”, perang “suku”/etnis

Page 6: Manajemen Konflik

BAGAN 5 MODEL PENANGANAN KONFLIK DI INDONESIA

Orde Lama (Konflik di Permukaan)

Orde Baru (Konflik Laten)

Orde Reformasi (Konflik Terbuka)

Konflik dikelola Sumber konflik dipangkas

Konflik disembunyikan Sumber konflik direpresi

Konflik dibiarkan Sumber konflik tak disentuh

Page 7: Manajemen Konflik

BAGAN 6. SEGITIGA KEKERASAN (SIKAP, PERILAKU, SISTEM, - SPS)

Perilaku

Sikap

Perilaku sebagai kekerasan fisik secara langsung:

Intimidasi, pemukulan, penyiksaan, pembunuhan

Kekerasan yg terlihat

Kekerasan yg tak terlihat (di bawah

permukaan)

Sistem sebagai model kekerasan yang melembaga

Diskriminasi dalam pendidikan, pekerjaan, ekonomi, penyangkalan hak dan kemerdekaan, segregasi

sosial oleh negara, kebijakan pemukiman, pelajaran dan penulisan

buku sejarah, perlindungan politis, impunitas, kebijakan eksklusionis, dll

Sikap sebagai sumber kekerasan:Kebencian, kecurigaan, prasangka,

ketakutan, ketakpercayaan, rasialisme, seksisme, intoleransi,

nilai-nilai budaya yang sempit

Sistem

Page 8: Manajemen Konflik

BAGAN 7. FAKTOR KEMAJEMUKAN MASYRAKAT

Vertikal • Penghasilan• Pendidikan• Pemukiman• Kedudukan Sosial-Politik

• Etnik/ras• Agama• Bahasa• Adat istiadat• Asal teritori• Perilaku/sikap

Horisontal

Page 9: Manajemen Konflik

BAGAN 8. SUMBER KONFLIK

- Lahan, hutan, mineral, - Pasar/distribusi, - Bank, - Kesempatan berkuasa, - pengangguran, - Kemiskinan, - perlindungan politik.

- Bahasa, pemukiman, - simbolik publik, - upacara publik, - pakaian, kesenian, - etiket, kebiasaan

- Agama (muncul dalam bentuk ideologi/politik, budaya/kelompok etnis, monopoli ekonomi), - politik (memperkuat segregasi/kelanggenan kepentingan ekonomi)

- Anti-demokrasi/otoritarian, - KKN, - Ketidakadilan, - penguasaan alat produksi oleh elit, - penindasan oleh militer, pelanggaran HAM berat, - tindakan ekstra judicial, - pemberian previlege pada kaum elit, impunitas, - penculikan dan pembunuhan aktivis

Perbedaan akses terhadap sumber-sumber ekonomi

Perluasan batas-batas budaya

Pertentangan ideologi, politik dan agama

Ketidakberesan penyelenggaraan negara

Page 10: Manajemen Konflik

BAGAN 9. TAHAPAN BERKEMBANGNYA SESUATU KONFLIK

KONDISI2 ANTESEDEN

• Ambiguitas peranan• Sumber2 daya langka• Tugas2 yg interdependen• Penghalang2 terhadap komunikasi• Perbedaan2 individual• Konflik2 yg belum terselesaikan

KONFLIK YANG DIRASAKAN

KONFLIK YANG DIBAYANGKAN

KONFLIK YANG MEMANIFESTASI DIRI

PEMECAHAN/PENYELESAIAN KONFLIK ATAU PENEKANAN KONFLIK

HASIL SESUDAH KONFLIKKeterangan :

Anteseden2 konflik seringkali dapat ditemukan pada :- Ambiguitas peranan;- Persaingan untuk mencapai sumber2 daya yg langka;- Interdependensi2 tugas;- Penghalang2 atau kendala2 terhadap komunikasi- Konflik2 sebelumnya yang belum diatasi;- Perbedaan2 dalam persepsi2 individual;- perbedaan-2 dalam kepribadian, kebutuhan2, nilai2 serta tujuan2.

Page 11: Manajemen Konflik

BAGAN 10. SIKAP MENGELOLA TERHADAP KONFLIK

Kompromi

Tinggi Peduli Diri SendiriRendah

Mendominasi Menghindari

Kolaborasi Mengikuti Kemauan Orang Lain

Tinggi P

edul

i Diri

Sen

diri

Page 12: Manajemen Konflik

Stalemate

REKONSILIASI

Adjucation

Coercion

Mediation

Consiliation Arbitration

Compromis Toleration

Page 13: Manajemen Konflik

JOINT VENTURE

KERJA SAMA

BARGAINIG

COOPERATION

COALITION

Page 14: Manajemen Konflik

PRAKARSA DAN PENANGANAN PERDAMAIAN

Tindakan Sementara (Jangka Pendek)

Tindakan Jangka Menengah Tindakan Jangka Panjang

Militer/Keamanan Pelucutan senjata, demo-bilisasi, faksi2, pemisahan militer/polisi

Konsolidasi angkatan bersenjata nasional yg baru, integrasi polisi nasional

Demiliterisasi politik, trans-formasi budaya kekerasan

Politik/Konstitusi Mengelola masalah pemerin-tahan transisi, reformasi konstitusi

Mengelola tantangan Pemilu yang bebas, jujur dan adil

Menumbuhkan tradisi pemerin-tahan yang baik termasuk menghormati demokrasi, supre-masi hukum, pengembangan civil society

Ekonomi/Sosial Bantuan kemanusiaan, layanan kebutuhan pokok, komunikasi

Rehabilitasi masyarakat yang telah dimukimkan kembali, demobilisasi tentara, menge-depankan pembangunan infra-struktur dan pendidikan

Kebijakan ekonomi makro yang stabil dlm jangka panjang, manajemen ekonomi, pemba-ngunan berkelanjutan bagi masyarakat lokal, keadilan yang merata

Psiko-Sosial Mengelola masalah ketidak-percayaan

Membangun dialog lintas batas Penyembuhan penderitaan psikologis, rekonsiliasi

Pers/Media Elektronik

Mengedepankan liputan jurnalisme damai

Mengembangkan sikap yang independen dan non-partisan

Mengembangkan jurnalisme investigasi dan jurnalisme advokasi untuk mengimbangi liputan hiburan dalam industri pers

Internasional Dukungan langsung untuk mendukung proses per-damaian yang peka terhadap budaya masyarakat penerima

Mengelola prioritas yang saling bersaing antara perdamaian dan keadilan

Integrasi ke dalam struktur regional dan global yang setara dan saling menguntungkan