Upload
syaifulsarabiti
View
66
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
This paper explain about how cucumber can decreasing blood presure
Citation preview
Manfaat Mentimun Dalam Penurunan hipertensi
Dr. Suprayanto M.Kes
TugasDisusun Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage
Oleh
Setya Putri Anjani Sarabiti
NIM:G0C015089
PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
Manfaat Mentimun Dalam Menurunkan Hipertensi
1. Pengertian Mentimun
a. sejarah Mentimun
Sebelum memasuki pada subtansi kandungan mentimun alangkah
baiknya kita mempelajari sejarah mentimun. Tanaman mentimun secara
alami berkembang baik dalam lingkungan beriklim sedang dan tropis, dan
umumnya memerlukan suhu antara 60-90 ° F/15-33 ° C. Dalam istilah
evolusioner, mentimun pertama mungkin berasal di Asia Barat (dan
mungkin lebih khusus di India) atau bagian dari Timur Tengah. Mentimun
yang disebutkan dalam legenda Gilgames, seorang raja uruk yang hidup
sekitar 2500 SM di yang sekarang adalah Irak dan Kuwait. Ini adalah
sekitar 3.300 tahun kemudian, ketika budidaya mentimun menyebar ke
bagian Eropa, termasuk Prancis. Dan itu tidak sampai saat kolonis Eropa
yang akhirnya muncul mentimun di Amerika Utara pada tahun 1500-an
(Anonymous, 2011).
Dan menurut buku karangan Isnaini M, (2009) mengatakan asal
tanaman ini belum diketahui secara pasti, tapi sudah lama dibudayakan di
sekitar Burma dan Thailan. Mentimun mempunyai nama lain yaitu timun,
(Jawa), bonteng (Sunda), ketimun (Kalimantan), hantimun (Lampung),
timoh (Aceh).
b. Kandungan Mentimun
Menurut pendapat Isnaini M, (2009) memaparkan bahwasannya
bagian mentimun yang terasa keras termasuk kulitnya banyak
mengandung mineral yang penting bagi tubuh yang salah satunya adalah
silika. Silika mempunyai peranan yang tidak sedikit dalam pembentukan
jaringan konektif yang meliputi otot, tulang, dan instraseluler. Zat yang
terkandung dalam mentimun ini pula yang baik untuk kesehatan kulit.
Mentimun juga mengandung zat yang berfungsi untuk menjaga suhu untuk
berpengaruhi baik terhadap pencernaan. Air mentimun juga baik untuk
menjaga kesehatan ginjal jika diminum rutin setiap hari sebanyak satu
sendok teh. Vitamin A, B komplek, C, dan E berfungsi sebagai
antioksidan, selain itu kandungan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan
bagi kesehatan. Kandungan kalori yang rendah dalam mentimun cocok
bagi yang menjalani diet.
Buah berbentuk lonjong dan berbiji ini sering dijadikan sebagai
lalapan dan acar. Beberapa orang juga menggunakan sebagai masker untuk
merawat kecantikan wajah. Sementara itu, manfaat yang tidak kalah
penting dari mentimun adalah kemampuan membantu menurunkan
tekanan darah. Kandungan kalium (potasium), magnesium, dan fosfor
dalam mentimun efektif mampu mengobati hipertensi. Selain itu,
mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi
sehingga membantu menurunkan tekanan darah (Dewi. S & Familia. D,
2010).
Kandungan Vitamin dan Mineral yang Pada Mentimun menurut
Aphrodita. M, (2010) sebagai berikut:
1. Vitamin A
Vitamin A adalah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan
kesehatan mata, kekurangan vitamin ini, terutama pada anak-anak,
akan berpengaruh pada kecerdasan. Vitamin A dapat ditemui pada
sayuran hijau serta buah berwarna merah dan kuning, seperti mangga,
papaya, dan wortel.
2. Vitamin B Komplek (B1, B6, dan B12)
Semua jenis vitamin B kecuali B12, terkandung dalam sayuran hijau,
biji-bijian, padi-padian, dan sereal. Semua vitamin B membantu
produksi energi. Ketiga vitamin tersebut dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Juga,
untuk memelihara jaringan saraf. Selain berfungsi untuk metabolisme
ketiga vitamin ini juga bermanfaat pada bahan-bahan makanan yang
kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
3. Vitamin C
Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan dan peningkat daya tahan
tubuh. Vitamin C sangat dibutuhkan oleh mereka yang tinggal di
perkotaan karena radikal bebas banyak terdapat di daerah perkotaan.
Vitamin C juga dapat membantu mengatasi anemia, mencegah resiko
kematian akibat penyakit kardiovaskuler, dan mencegah osteoporosis,
batu ginjal, gangguan fungsi kognitif, dan penyakit asma. Selain itu,
konsumsi vitamin C juga dapat membantu kulit terlihat kencang dan
sehat.
4. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai pendukung antioksidan, mengatasi
masalah kardiovaskuler, dan membantu menyehatkan sistem kekebalan
tubuh, serta membantu proses perbaikan DNA. Selain itu, konsumsi
vitamin E akan membantu kulit anda terlihat mulus dan kencang.
Vitamin E banyak terdapat pada bayam, taoge, mentimun, buah kiwi,
mangga, dll.
5. Magnesium
Magnesium adalah mineral yang berperan dalam mineralisasi tulang
dan melindungi tulang. Konsumsi magnesium dapat mencegah
osteoporosis.
6. Fosfor
Fosfor berfungsi sebagai pemberi energi dan kekuatan pada
metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi
dan gusi, untuk sintesis DNA, serta penyerapan dan pemakain kalsium.
Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-
saat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya.
Fosfor banyak terdapat dalam buah ceri, brokoli, buah apel, bunga kol,
lettuce (sejenis sawi), bayam, tomat, mentimun, dll.
7. Potasium (kalium)
Potasium atau Kalium ini meningkatkan keteraturan denyut jantung,
mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya
ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel
tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Kekurangan
potassium (kalium) dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan
tubuh, mudah lelah, dan meningkatnya kebutuhan akan glutamin.
Potasium banyak terdapat pada buah jambu biji, mentimun, tomat,
jeruk, buncis, dll.
8. Silika
Silika ialah mineral yang termasuk salah satu elemen dalam
pembentukan, mempertahankan kolagen yang memadai dan mungkin
mengalami kulit kering, pergeseran atau pembuluh darah, masalah
pencernaan, gigi dan gusi yang lemah, membuang atau menurunkan
ukuran organ atau jaringan. Makanan yang mengandung silika
diantaranya: timun, beras merah, gandung, stroberi, bawang dan
alpukat (Anonymous, 2011).
1. Konsep Tekanan Darah
a. Pengertian Sistolik Dan Diastolik
Sistolik adalah tekanan ini tertinggi karena jantung bilik kiri memompa
darah ke arteri (dalam keadaan mengempis) dan distolik yaitu bilik kiri
jantung sedang terisi kembali, tekanannya menurun (tekanan diastolik).
Kondisi ini merupakan saat tekanan terendah (dalam keadaan
mengembang) (Santoso. D, 2010).
b. Pengertian Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah atas normal. Akibatnya,
volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu,
jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi
ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini. M, 2009) dan hipertensi sering
disebut sebagai pembunuh terselubung. Hipertensi tidak memberikan
gejala kepada penderita. Namun bukan berarti hal ini tidak berbahaya
(Santoso. D, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia
pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari
normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
Seseorang baru merasakan dampak yang gawat dari hipertensi ketika telah
terjadi komplikasi. Hipertensi baru disadari ketika telah menyebabkan
gangguan organ, seperti gangguan fungsi jantung, koroner, ginjal,
gangguan fungsi kognitif ataupun stroke. Hipertensi pada dasarnya akan
mengurangi harapan hidup para penderitanya. Selain mengakibatkan
angka kematian yang tinggi (hight case fatality rate), hipertensi juga
berdampak pada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para penderita. Bahkan, hipertensi berdampak pula bagi
penurunan kualitas hidup.
Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.
Jika salah satu orang tua orangtua terkena hipertensi, maka
kecenderungan anak untuk menderita hipertensi lebih besar dibandingkan
mereka yang tidak memiliki orang tua penderita hipertensi. Sekitar 40%
kematian dibawah usia 65 tahun bermula dari tekanan darah tinggi.
Penyakit ini sudah menjadi endemi di zaman modern, menggantikan
wabah kolera dan TBC dizaman dulu.
c. Perjalanan penyakit hipertensi
Menurut Saraswati. S, (2009) yang mengatakan hipertensi pada awalnya
tergantung dari faktor genetika, namun pada perjalanannya dipengaruhi
pula oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Pola makan. Orang yang tanpa disadari telah terbiasa menyantap
makanan yang asin secara berlebihan dan kebetulan orang tersebut
sensitif terhadap garam (menurut statistik sensibilitas orang terhadap
garam hanya 33%), maka lama kelamaan, akan merasakan tubuhnya
berubah, seperti cepat merasa pusing, berkurang keseimbangan
tubuhnya dan sering merasakan aneka gejala yang tidak enak. Setelah
diperiksakan diri ke dokter, baru diketahui tubuhnya mengidap
hipertensi. Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun
(tidak ada keluhan pusing dan sebagainya). Ini yang sering berbahaya
karena pasien sering menganggap tekanan darahnya sudah normal.
2) Olahraga. Berolahraga bertujuan memperlancar peredaran darah dan
mempercepat penyebaran impuls urat saraf kebagian tubuh atau
sebaliknya sehingga tubuh senantiasa bugar.
3) Istirahat. Seseorang dengan aktivitas berat atau dalam kondisi stres
bisa mengalami tekanan darah yang meningkat. Tekanan darah yang
meningkatkan ini akan semakin membuat stres. Jadi, stres dan
tekanan darah tinggi memang seperti “Lingkaran Setan”.
d. Klaifikasi Tekanan Darah
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita
sendiri. Satu- satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah secara teratur. Tekanan darah diukur dalam
satuan millimeter mercury (mmHg) dan digambarkan sebagai dua angka
tekanan darah sistolik terhadap tekanan diastolik. Tekanan sistolik anda
tulis didepan, sedangkan diastolik dibelakang. Jika hasil pengukuran tensi
120/80 mmHg, artinya sistolik anda 120 dan diastolik adalah 80.
Pengukuran didasarkan dalam arteri yang menyebabkan naiknya kolom
air raksa pada alat pengukuran tekanan darah (Puspitorini. M, 2009).
Para ahli memberikan klasifikasi tekanan darah yang berbeda-beda,
namun pada dasarnya seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi
jika tensinya di atas 140/90 mmHg. Menurut WHO, tekanan darah
dianggab normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila
lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut digolongkan normal
tinggi.
Seventh Report of the Jointh National Committee VII (JNC VII) on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure
memberikan klasifikasi tekanan darah bagi dewasa 18 tahun ke atas yang
tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi dan tidak menderita
penyakit serius dalam jangka waktu tertentu.
Tabel 1Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII
2. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi terjadi karena adanya kerusakan salah satu bahkan
lebih pada organ tubuh. Hal ini dikarenakan peningkatan tekanan darah
sangat tinggi dalam waktu lama sehingga organ tidak mampu bertahan dalam
keadaan itu. Organ-organ ini disebut dengan target organ hipertensi. Organ-
organ itu meliputi otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, dan ginjal
(Dewi. S & Familia. D, 2010).
Pada otak, hipertensi akan menimbulkan komplikasi yang cukup parah,
yaitu stroke. Namun apabila hipertensi dapat dikendalikan, resiko stroke juga
dapat menurun. Selain stroke, akibat komplikasi pada otak adalah daya ingat
menurun atau mulai pikun (dimensia), dan kehilangan kemampuan mental
yang lain.
Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah
halus mata. Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina
(bagian belakang mata) robek. Darah merembes ke jaringan sekitarnya
sehingga dapat menimbulkan kebutaan.
Sementara itu, komplikasi yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah
dapat dijabarkan seperti dibawah ini (Dewi. S & Familia. D, 2010).
c. Arteriosklerosis atau penyumbatan dipembuluh darah atau terjadinya
pergeseran pembuluh darah arteri karena tekanan yang terlalu besar.
Dikarenakan hipertensi yang tinggi, dinding arteri lama-kelamaan akan
kaku dan menebal. Akibatnya, aliran darah mejadi tidak lancar. Selain itu,
juga dibutuhkan tekanan yang lebih kuat sebagai kompensasi atau
imbalannya.
d. Aterosklerosis atau ateroklerosis suatu keadaan arteri besar dan kecil yang
ditandai oleh endapan lemak, trombosit, magrofag, dan leukosit diseluruh
lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Lebih singkatnya,
ateroklerosis merupakan endapan lemak pada lapisan dinding arteri.
Penumpukan lemak pada jumlah besar disebut plak. Pembentuan plak di
dalam pembuluh darah sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah sehingga organ-organ tubuh akan
mengalami kekurangan pasokan darah.
e. Aneurisme, istilah ini mungkin masih asing ditelinga kita. Tidak aneh
karena memang penyakit ini belum sepopuler penyakit mematikan
lainnya. Bahkan, data mengenai penyakit ini pun belum begitu jelas di
Indonesia. Padahal, jika terjadi kematian mendadak hanya ada dua
kemungkinannya, yaitu serangan jantung dan jika menyerang otak hampir
dapat dipastikan itu aneurisme. Aneurisme adalah kelainan pembuluh
darah di otak karena lemahnya dinding pembuluh darah. Dinding
pembuluh darah tesebut tidak mampu menahan tekanan darah yang relatif
tinggi. Melalui proses sekian lama, terjadilah penggelembungan atau
pelebaran yang disebut dilatasi. Gelembung yang awalnya kecil itu dapat
membesar seiring bertambahnya usia dan makin melemahnya dinding
pembuluh. Kondisi ini akan menjadi fatal jika kemudian pecah.
f. Penyakit pada arteri koronaria. Arteri koronaria adalah pembuluh darah
utama yang membersihkan pasokan darah pada otot jantung. Apabila arteri
ini mengalami gangguan, misalnya plak, maka aliran darah ke jantung
akan terganggu sehingga organ-organ tubuh kekurangi darah.
g. Ginjal, hipertensi yang lama/berat dapat menyebabkan kerusakan ginjal
sehingga fungsi ginjal menurun. Fungsi ginjal yang menurun
menyebabkan darah yang disaring menjadi berkurang sehingga jumlah
urin yang dihasilkan menurun dan zat-zat yang seharusnya dibuang seperti
urea menumpuk dalam darah/plasma. Kondisi seperti ini lama-kelamaan
dapat meracuni tubuh. Kerusakan ginjal juga menyebabkan peningkatan
albumin dalam urin sehingga dapat menyebabkan kekurangan albumin
(albuminemia) yang dapat menyebabkan keluarnya cairan dari pembuluh
darah ke jaringan dengan segala manifestasinya seperti asites (busung air),
edema harus diperiksa fungsi ginjal (serum creatinin, creatinin clearance,
protein urin, dan albumin).
3. Manfaat Mentimun Terhadap Perubahan Hipertensi
Pada sub pembahasan ini akan dipaparkan secara detail manfaat dari
beberapa kandungan yang ada pada mentimun sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Menurut Solanki. P, (2011) menyatakan beberapa mekanisme
bagaimana kalium dapat menurunkan tekanan darah sebagai berikut: Kalium
dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan
penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena
mentimun memiliki sekitar 95% dari kandungan air mereka adalah cara
terbaik untuk meningkatkan asupan serat dan air. Ada tingginya kandungan
vitamin A, B6 dan C hadir dalam daging mentimun. Selain itu sayuran ini
diketahui memiliki konsentrasi tinggi mineral seperti kalsium , kalium,
magnesium, dan silika. Berikut ini adalah bagan yang mewakili nilai gizi
mentimun.
Tabel 2 Nilai gizi Mentimun (Mg/100 gram)
Sumber: Parul Solanki, 2011 dan Elson M. Haas, MD
Table 3 Nilai kalori dalam mentimun (Mg/100 gram)
No Kalori % DV (Daily Value)
1 Dari karbohidrat 6.5 (27.2 kJ)
2 Dari lemak 0,5 (2,1 kJ)
3 Dari protein 0,8 (3,3 kJ)
Sumber: Parul Solanki, 2011
Karena kandungan air pada mentimun yang tinggi maka mentimun
menurunkan tekanan darah dengan berkhasiat sebagai diuretik. Air mentimun
juga menjaga kesehatan ginjal dan aktivitasnya sehingga dapat mengubah
aktivitas sistem renin-angiotensin. Kandungan kalium (potasium) membantu
mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah. Cara
kerja kalium berbeda dengan natrium, kalium (potasium) merupakan ion
utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari
natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya
di dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian
ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Amran Y dkk, 2010).
Daging mentimun ini kebanyakan air, tetapi juga mengandung asam
askorbat (vitamin C) dan asam caffeic, baik yang membantu menenangkan
iritasi kulit dan mengurangi pembekakan. Kandungan yang terdapat pada
mentimun antara lain 0.65% protein, 0.1% lemak dan karbohidrat sebanyak
2.2%, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, vitamin A, B1, B2, dan C.
Kontrol tekanan darah tinggi karena sumber yang kaya mentimun kalium,
magnesium dan kaya akan serat yang bisa mengurangi tekanan darah tinggi
ke tingkat yang sehat. Fakta yang terjadi pada mentimun diantaranya:
a) 100 gram mentimun mengandung hanya 15 kalori. Mereka tidak
memiliki lemak atau kolesterol, dan kandungan serat yang tinggi
membantu mengurangi sembelit dan dapat melindungi terhadap
kanker usus besar.
b) Mentimun adalah sumber kalium, yang merupakan elektolit yang
diperlukan, adalah hati yang ramah, dan dapat membantu mengurangi
denyut jantung.
c) Kalium seperti halnya natrium, merupakan ion bermuatan positif,
akan tetapi berbeda dengan natrium, kalium terutama terdapat di
dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium didalam cairan
intraseluler adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraseluler 28:1.
Sebanyak 95% kalium tubuh berada didalam cairan intraseluler.
Absorpsi dan ekskresi kalium diabsorbsi dengan sangat mudah dalam
usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresikan
melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui
keringat dan cairan lambung. Taraf kalium darah dipelihara oleh
ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali dan
mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium
dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium
melalui mekanisme pertukaran didalam tubulus ginjal. Fungsi dari
kalium adalah bersama natrium, kalium memegang peranan dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan
asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf
dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator
dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan
sintesis glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan
sel. Taraf kalium dalam otot berhubungan dengan masa otot dan
simpangan glikogen, oleh karena itu bila otot berada dalam
pembentukan dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup. Tekanan darah
normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang
sesuai di dalam tubuh. Perkiraan kebutuhan kalium di dalam tubuh,
karena merupakan bagian esensial semua sel hidup, kalium banyak
terdapat dalam bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg sehari.
Dan apabila pemenuhan kalium kurang dari minimum maka jantung
akan berdebar-debar detaknya dan menurunkan kemampuan untuk
memompa darah.
d) Magnesium (Mg) adalah kation nomor dua paling banyak setelah
natrium di dalam cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam
merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam
tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan
hemoglobin di dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan.
Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme. Kurang lebih
dari 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh terdapat di dalam
tulang dan gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya di dalam jaringan
lunak lainya serta cairan tubuh. Dalam hal ini peranan magnesium
berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang konstraksi otot,
sedangkan magnesium mengendorkan otot. Kalsium mendorong
penggumpalan darah sedangkan magnesium memecah. Kalsium
menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan
saraf. Sumber magnesium, sumber utama adalah sayuran hijau,
serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan, daging, susu dan
hasilnya serta cokelat juga merupakan sumber magnesium yang baik
(Almatsier. S, 2009).
Angka kecukupan magnesium sehari yang dianjurkan berdasarkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4 Angka kecukupan magnesium yang dianjurkan
e. Kebutuhan kalium untuk menurunkan hipertensi
Kebutuhan kalium dalam tubuh dalam sehari membutuhkan 2000
mg. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk menggantikan
kalium yang hilang. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50
gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366
mg kalium), pisang (451 mg kalium), kentang panggang (503 mg
kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium) (Kurniawan. A,
2012). Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu
penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada
beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang
mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan
darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu
siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang
dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur
omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan
darah (hipertensi) (Khomsah, 2012).
Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi
individu dari hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Anonymous, 2011).
Sementara di dalam Majalah Nirmala, (2008) penderita hipertensi
sangat disarankan untuk mengkonsumsi mentimun, karena kandungan
mineral kalium, magnesium, dan serat di dalam timun bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah. Serta mineral magnesium yang juga
berperan melancarkan aliran darah dan menenangkan saraf.
f. Penelitan Tentang Pengaruh Kalium Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Tinggi
Pada sub pembahasan ini akan dipaparkan secara singkat hasil
penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian tentang
pengaruh kalium terhadap penurunan tekanan darah diantaranya
pengaruh jus tomat dan pengaruh tambahan asupan kalium dari diet
terhadap penurunan tekanan darah.
1) Menurut penelitian Raharjo. P, (2007) tentang Pengaruh Jus
Tomat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wonorejo Kecematan Lawang
Tahun 2007 yang penelitian ini dilakukan selama 2 hari dan
respondennya diukur tekanan darahnya 5 menit sebelum konsumsi
jus tomat, dan 30, 60,90 menit setelah konsumsi jus tomat dan
hasilnya menunjukkan ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap
penurunan tekanan darah dan penurunan terbesar pada 30 menit
setelah pemberian jus tomat.
2) Menurut penelitian Amran. Y dkk, (2010) Tentang Pengaruh
Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadap Penurunan
Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang pada Lansia yang mengamati
pengaruh tambahan asupan kalium dalam diet terhadap penurunan
tekanan darah sistolik. Buah-buahan yang lebih banyak
ditambahkan ke dalam diet harian untuk 12 orang lanjut usia dan
tekanan darah mereka dipantau selama 14 hari. Perubahan tekanan
darah sistolik setelah diberikan buah-buahan mengandung kalium.
Perubahan yang terjadi mengarah pada penurunan tekanan darah
sistolik setelah diberi intervensi. Penurunan tekanan darah sistolik
pada lansia cukup bervariasi.
Sumber :
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/khasiat-mentimun-untuk-
menurunkan-tekanan-darah-tinggi.html
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012/02/manfaat-mentimun-dalam-
penurunan.html
BIODATA
Nama : Setya Putri Anjani Sarabiti
Tempat, tanggal lahir :
Alamat : Jl. Raya Pracimantoro No 17 Wonogiri
Pendidikan :
- Sekolah Dasar : SD Negeri 1 Wonogiri (1997)
- SMP : SMP Negeri 2 Wonogiri (2000)
- SMA/SMK : SMK Analis Kesehatan Surakarta (2003)
- Perguruan Tinggi : Analis Kesehatan Unimus
Hobi : Belajar
Nama Ayah : Yusuf Ali Sarabiti
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Bokinuru Lestaluhu
Pekerjaan Ibu : Perawat