materi emak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hemofilia

Citation preview

SistemImun

0Immune System

Sistem Imunadalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.

Fungsi System Imun Penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Untuk keseimbanagn fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua.

Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya.

Sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat. Respon imun tubuh alamiah terhadap serangan pathogen baru akan muncul dalam waktu 24 jam.

Kebanyakan pathogen yang ada di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh akibat adanya mekanisme pertahanan tubuh secara alami.

Terdapat 4 mekanisme pertahanan tubuh alami terhadap pathogen yang akan masuk kedalam tubuh, yaitu pertahanan fisik, mekanik, kimia, dan biologis.

Pertahanan FisikKulit memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya pathogen ke dalam tubuh. Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras mengandung keratin dan sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan pathogen menjadi terhambat. Contoh zat yang menghambat pertumbuhan bakteri :

Air Mata: Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata

Sebum ( Minyak ): sSebum diekskresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobal.

Mukus: Hasil ekskresi sel-sel goblet yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan. Mukus merupakan cairan lender yang lengket sehingga dapat memerangkap pathogen yang berasal dari udara.

Pertahanan Mekanik Rambut Hidung: Berfungsi sebagi filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain yang erperangkap di mucus akan diserap keluar dari paru-paru oleh silia.

Pertahanan KimiaAir mata, mucus, saliva, dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Biasanya ditemukan enzim Lisozim di anatar mereka. Lisozim mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Selain itu ada asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke lambung.

Pertahanan BiologisTerdapat populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membrane mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri pathogen. Mereka melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan nutrient.

Pertahanan tubuh oleh sel darah putihSel darah putih berfungsi sebagai perthanan tubuh terhadap patogen. Terdapat lima jenis sel darah putih yang terdapat di sumsum tulang. Sel darah putih tersebut adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.

Neutrofilmemiliki ciri nucleus berlobus, dan merupakan sel darah putih terbesar. Netrofil memiliki fungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati.

Eosinofilmemilikin peranan dalam reaksi alergi.

Basofildapat melepaskan senyawa kimia seperti histaminyang menyebabkan reaksi inflamasi.

Monositakan berkembang menjadi makrofag yang juga berfungsi fagositosis.

Limfositterdiri atas 2 jenis sel yaitu Limfosit B dan Limfosit T. Limfosit B berpera dalam antibody-mediated immunity sementara Limfosit T berperan dalam cell-mediated immunity.

Neutrofil dan Limfosit menyusun 90% dari sel darah putih dalam tubuh, dan sisanya 10% disusun oleh monosit, eusinofil, dan basofil.

Respon ImunRespon Imun Non-SpesifikKetika tubuh terluka karena tergores, terpotong, terbakar, atau diserang oleh pathogen yang berhasil menembus pertahanan tubuh, tubuh akan menghasilkan respon imun non-spesifik.

Inflamasi: Pembengkakan jaringan merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan. Inflamasi sanagt berguna sebagai perthanan tubuh, sebab reaksi tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan.

Fagositosis: Sel darah putih menelan pathogen, membawanya ke dalam vakuola yang ada di sitoplasma sel tersebut, lalu dicerna dengan enzim litik.

Respon Imun SpesifikAntibody-Mediated ImmunityAntibosy akan menyerang bakteri atau virus sebelem pathogen tersebut masuk ke dalam sel tubuh. Antibody dihasilkan oleh limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T. terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu

Sel B plasma : Mensekresikan antibody ke system sirkulasi tubuh. Setiap antibody sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik.

Sel B memori : Sel yang deprogram untuk mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi kedua.

Sel B pembelah : Berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B.

Apabila suatu masuk dalam tubuh dan mampu melewatipelindung lapis pertamadan kedua pada sistem pertahanan alami, misal sel limfosit B dan sel limfosit T yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan berdiferensiasi. Hasil pembelahan dan diferensiasi tersebut akan membentuk dua klon. Klon pertama menghasilkansel-sel efektor,sedangkan klon kedua menghasilkansel-sel memori.

Apabila kemudian antibodi menang melawan antigen mak morang tersebut akan sehat dan memiliki sel memori untuk melawan antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, jika suatu saat orang tersebut dimasuki oleh antigen (kuman) berjenis sama, tubuh orang tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah terbentuk sebelumnya. Waktu untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek di bandingkan respons pertahanan primer. Hal ini disebutrespons pertahanan sekunder.Cell-Mediated ImmunityImunitas yang diperantarai sel, melibatkan sel dalam menyerang organism asing. Terdapat 3 jenis sel T. Sel T pembantu : Membantu atau mengontrol komponen respon imun spesifik lainnya. Mengaktivasi makrofag untuk segera bersiap memfagosit pathogen dan sisa-sisa sel. Sel T pembuluh : Menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel-sel pathogen yang relative besar secara langsung. Sel T supresor : Berfungsi untuk menurunkan dan menghentikan respon imun. Mekanisme tersebut diperlukan ketika respon imun sudah mulai lebih dari yang diperlukan, atau ketika infeksi sudah berhasil diatasi.http://biobloguphc.wordpress.com/bab-ii/Mekanisme Pertahanan Tubuh -Kekebalan Non- Spesifik-Kekebalan Tubuh Non-Spesifik Tubuh mempunyai dua lapisan kekebalan, yaitukekebalan nonspesifik dan kekebalan spesifik. Bakteri, virus, dan zat asing harus melalui sistem kekebalan nonspesifik terlebih dahulu. Jika kekebalan nonspesifik tidak mampu menghancukannya, berikutnya zat penginfeksi tersebut akan menghadapi sistem kekebalan spesifika.Kekebalan eksternal Kekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindung tubuh kita (kulit dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya. selain sebagai penghalang masuknya penyakit, epitelium tersebut juga menghasilkan zat-zat pelindung. Misalnya hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah (saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) menjebak mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan pernapasan.b. Kekebalan Internal Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal berupa rangsangan kimiawi dan melibatkan sel-sel fagositik, selnatural killer(sel pembunuh alami), protein anti mikroba yang melawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan (inflamasi) dan demam.Sel-sel fagositik yang berperan dalam kekebalan internal antara lain neutrofil, makrofag, dan eosinofil.1. Neutrofilmeliputi sekitar 60% sampai 70 % dari semua sel darah putih (leukosit). sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang membebaskan sinyal kimiawi yang menarik neutrofil dari darah untuk datang. Nautrofil akan memasuki jaringan yang terinfeksi. lalu menelan dan merusak mikroba yang ada disana. (migrasi menuju sumber zat kimia yang mengundah ini disebut kemotaksis). Akan tetapi, neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika mereka merusak penyerang asing, dan masa hidupnya rata-rata hanya beberapa hari.

Gambar 3. Neutrofil sedang menyerang bakteri antraks (berbentuk batang) 2.Makrofagakan berlekatan dengan polisakarida di permukaan tubuh mikroba dan kemudian menelan mikroba tersebut (Campbell,2004).

Gambar 4. Fagositosit oleh makrofag. makrofag ini menunjukan kaki semu (peudopodia) makrofag yang menyerupai fibril sdg mengikat bakteri berbentuk batang, yang nantinya akan ditelan dan dirusak.

3.Eosinofilmeliputi sekitar 1,5% saja dari leukosit. Sumbangan untuk eosinofil pada pertahanan adalah melawan penyerang parasitik yang berukuran lebih besar, seperti cacing darah. Eosinofil memposisikan dirinya melawan dinding eksternal parasit dan melepaskan enzim-enzim perusak dari granula sitoplasmik. sel-sel ini mempunyai aktivitas fagositik yang terbatas (Campbell, 2004). 4.Natural Killer(Sel pembunuh alami) menyerang sel parasit dengan cara mengeluarkan senyawa penghancur yang disebutperofin.Sel natural killer dapat melisiskan dan membunuh sel-sel kanker serta virus sebelum kekebalan adaptif diaktivasi. protein anti mikroba meningkatkan pertahanan tubuh dengan menyerang mikroorganisme secara langsung maupun dengan cara menghambat reproduksi mikroorganisme. Salah satu protein antimikroba yang penting untuk melindungi sel dari serangan virus daninterferon.

Gambar 5.Natural killer

Kekebalan internal lain adalah respon peradangan (inflamasi) dan demam. Peradangan dipicu oleh trauma fisik, panas yang berlebihan, infeksi bakteri, dll. Peradangan bersifat lokal atau hanya muncul pada daerah terinfeksi sedangkan demam menyebar keseluruh tubuh (Syamsuri, 2007)

Gambar 6. Penggambaran respon peradangan.1. Respon yang terlokalisir dipicu ketika sel-sel jaringan yang rusak oleh bakteri atau kerusakan fisik membebaskan sinyal kmia seperti histamin dan prostaglandid. 2. Sinyal tersebut merangsang pembesaran kapiler (yang mengakibatkan peningkatan aliran darah) dan peningkatan permeabilitas kapiler didaerah yang terserang. sel-sel jaringan juga membebaskan zat kimia yang mengandung sel fagositik dan limfosit. 3 Ketika fagositik tiba di tempat luka, mereka memakan patogen dan serpihan-serpihan sel, dan jaringan itu sembuh(Campbell, 2004).

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2012/02/mekanisme-pertahanan-tubuh-kekebalan.html

DefinisiSistem kekebalan tubuh dirancang untuk pertahanan tubuh melawan benda asing atau zat-zat kimia berbahaya yang menyerang. Beberapa zat-zat termasuk mikroorganisme (biasanya disebut kuman, seperti bakteri, virus, dan jamur), parasit (seperti cacing), sel kanker, dan bahkan organ dan jaringan yang ditransplantasi. Zat-zat yang merangsang reaksi kekebalan di dalam tubuh disebut antigen. Antigen bisa juga ada dengan sendirinya-misal, sebagai polen atau molekul makanan. Reaksi kekebalan normal terdiri dari mengenali antigen benda asing, mengerahkan kekuatan untuk bertahan melawan benda asing itu, dan menyerangnya.Memahami sistem kekebalan tubuh

Antibodi (immunoglobulin):Protein yang dihasilkan oleh limfosit dan berinteraksi dengan antigen khusus

Antigen:Setiap zat yang bisa merangsang reaksi kekebalan

Basofil:Sel darah putih yang melepaskan histamin (zat yang mempengaruhi reaksi alergi) dan yang menghasilkan zat untuk menarik neutropil dan eosinopil untuk ke tempat masalah.

Sel:Bagian terkecil pada kehidupan organisme, terdiri dari nucleus dan sitoplasma yang dikelilingi oleh selaput

Chemotaxis:Proses menarik sel karena zat kimia.

Sistem komplemen:Kumpulan protein dengan berbagai fungsi kekebalan, seperti membunuh bakteri dan sel benda asing yang lain, membuat sel benda asing mudah bagi macrophages untuk mengidentifikasi dan mencernanya, penarikan macrophages dan neutropil ke daerah yang sulit, dan meningkatkan keefektifitasan pada antibodi.

Sitokinesis (Cytokines):Pengantar sistem kekebalan, yang membantu mengatur reaksi kekebalan.

Sel Dendrit:Sel darah putih yang biasanya menetap di jaringan dan yang membantu limfosit T untuk mengenal antigen benda asing.

Eosinofil:Sel darah putih dapat mencerna bakteri dan sel benda asing lain, yang bisa menolong melumpuhkan dan membunuh parasit, yang berpartisipasi dalam reaksi alergi, dan yang membantu menghancurkan sel kanker.

Helper T cell:Sel darah putih yang membantu limfosit B mengenali dan menghasilkan antibodi melawan antigen benda asing.

Histocompatibility:Secara harafiah, kemampuan jaringan, ditentukan oleh antigen leukosit manusia (histocompatibility kompleks yang besar) dan digunakan untuk memastikan apakah transplantasi jaringan atau organ bisa diterima oleh penerima.

Human leukocyte antigens (HLA):Kumpulan molekul yang ditempatkan di permukaan sel dan unik di setiap organisme, memampukan tubuh untuk membedakan dirinya dengan bukan dirinya, yang juga disebut major histocompatibility komples.

Reaksi kekebalan:Reaksi pada sistem kekebalan terhadap antigen.

Immunoglobulin:Sinonimnya antibodi.

Interleukin:Tipe sekresi cytokine dengan beberapa sel darah putih untuk mempengaruhi sel darah putih lainnya.

Killer (cytotoxic) T cell:Limfosit yang menuju benda asing atau sel yang tidak normal dan membunuhnya.

Leukosit:Sel darah putih, seperti monocyte, neutropil, eosinophil, basophil, atau limfosit.

Limfosit:Sel darah putih bertanggungjawab untuk kekebalan khusus, termasuk menghasilkan antibodi (oleh limfosit B) dan membedakan dirinya dengan bukan dirinya (oleh limfosit T).

Makrofag:Sel besar yang diperoleh dari sel darah putih disebut monocyte yang mencerna bakteri dan sel benda asing lain, dan yang membantu sel darah putih mengidentifikasi mikroorganisme dan zat-zat benda asing lainnya.

Major histocompatibility complex (MHC):Sinonim untuk antigen leukosit manusia.

Mast cell:Sel pada jaringan yang melepaskan histamin dan zat lain yang berhubungan dengan reaksi alergi.

Molekul:Sekelompok atom secara kimia dikombinasikan untuk membentuk zat kimia unik.

Natural killer cell:Jenis limfosit yang, tidak sama dengan limfosit lain, siap dibentuk untuk membunuh mikroorganisme tertentu dan sel kanker.

Neutrofil:Sel darah putih yang mencerna dan membunuh bakteri dan sel benda asing lain.

Pagosit:Sel yang mencerna dan membunuh serangan mikroorganisme, sel lain, dan bagian-bagian sel.

Pagositisis:Proses pada sel mencerna dan menyerang mikroorganisme, sel lain, atau bagian sel.

Reseptor:Molekul pada permukaan sel atau bagian dalam sel yang mengijinkan hanya molekul yang sesuai sekali-seperti kunci yang sesuai dengan gembok-untuk mendampinginya.

Suppressor T cell:Sel darah putih yang membantu akhir reaksi kekebalan.

Gangguan pada sistem kekebalan terjadi : ketika tubuh menghasilkan reaksi kekebalan melawan dirinya sendiri (gangguan autoimun).

ketika tubuh tidak dapat menghasilkan reaksi kekebalan yang tepat melawan serangan mikroorganisme (gangguan imunodefisiensi).

ketika reaksi kekebalan normal terhadap antigen benda asing merusak jaringan-jaringan normal (reaksi alergi).

Baris pertama pada pertahanan melawan serangan adalah penghalang mekanik atau fisik ; kulit ; kornea pada mata ; dan selaput yang melapisi pernafasan ; dan saluran pencernaan, berkemih, dan saluran reproduksi. Selama penghalang ini tetap tidak rusak, banyak penyerang tidak dapat masuk ke dalamnya. Jika penghalang rusak-misalnya, jika luka terbakar berlebihan merusak banyak bagian kulit-resiko infeksi meningkat. Sebagai tambahan, penghalang bertahan dengan pengeluaran yang mengandung enzim yang bisa menghancurkan bakteri. Misal air mata pada mata dan sekresi pada saluran pencernaan dan vagina.

Lapisan selanjutnya pada pertahanan meliputi sel darah putih yang berjalan melalui pembuluh darah menuju jaringan, untuk dan menyerang mikroorganisme dan penyerang lainnya, pertahanan ini memiliki dua bagian. Bagian pertama, disebut kekebalan nonspesifik, meliputi beberapa jenis sel darah putih yang biasanya beraksi terhadap dirinya untuk menghancurkan penyerang-penyerang. Bagian kedua, disebut kekebalan khusus (adaptif), meliputi sel darah putih yang bekerja bersama untuk menghancurkan penghalang-penghalang. Beberapa sel ini tidak secara langssung menghancurkan penyerang-penyerang tetapi memampukan sel darah putih lainnya untuk mengenali dan menghancurkan penyerang-penyerang.

Kekebalan tidak khusus dan kekebalan khusus berinteraksi, mempengaruhi satu sama lain secara langsung atau melalui zat-zat yang menarik atau mengaktifkan sel lain pada sistem kekebalan-bagian pada langkah mobilisasi dalam pertahanan. Zat-zat ini termasuk sitokinesis (yang menyampaikan sistem kekebalan), antibodi, dan penyeimbang protein (yang membentuk sistem penyeimbang). Zat-zat ini tidak mengandung sel tetapi melarutkan cairan tubuh, seperti plasma, bagian cairan pada darah.

Untuk dapat menghancurkan penyerang, sistem kekebalan terlebih dahulu harus mengenali mereka. Dimana, sistem kekebalan harus bisa untuk membedakan apa yang bukan dirinya (benda asing) dari dirinya. Sistem kekebalan bisa membuat perbedaan ini karena semua sel telah mengidentifikasikan molekul pada permukaan mereka. Mikroorganiseme dikenali karena mereka unik, benda asing mengenali molekul pada permukaan mereka. Pada manusia, molekul pengenal disebut antigens leukosit manusia (HLA), atau major histocompatibility complex (MHC). Molekul HLA disebut antigen karena mereka menimbulkan reaksi kebal pada orang lain (biasanya, mereka tidak menimbulkan reaksi kebal pada orang yang telah memilikinya). Setiap orang memiliki antigen leukosit manusia yang unik. Sebuah sel dengan molekul pada permukaannya yang tidak teridentifikasi kepada mereka pada sel tubuhnya diidentifikasi oleh benda asing. Sistem kebal kemudian menyerang sel tersebut. Seperti suatu sel kemungkinan sebagai mikroorganisme, sel yang berasal dari jaringan yang ditranplantasikan, atau salah satu dari sel tubuh yang telah terinfeksi oleh serangan mikroorganisme..

Beberapa sel darah putih-limfosit B-mengenali penyerang secara langsung. Tetapi yang lainnya-limfosit T- membutuhkan bantuan dari sel lainnya pada sistem kekebalan-disebut sel antigen-presenting. Sel ini mencerna penyerang dan menguraikannya ke dalam bagian-bagian. Bagian-bagian antigen yang berasal dari penyerang tersebut kemudian dihadirkan dalam saluran dimana limfosit T bisa dikenali.

Bagaimana limfosit mengenali antigen

Limfosit T adalah bagian dari sistem pengendali kebal. Mereka berjalan melalui aliran darah dan sistem lymphatic, mencari zat-zat benda asing (antigen) di dalam tubuh. meskipun begitu, limfosit T tidak dapat mengenali antigen sampai telah diproses dan dihadirkan ke limfosit T oleh sel darah putih lainnya, disebut sel antigen-presenting. Sel antigen-presenting terdiri dari sel dendritic (yang paling efektif), makrofag, dan limfosit B.

1. Dengan sendirinya, limfosit T tidak dapat mengenali antigen yang beredar di dalam tubuh.

2. Sel yang dapat memproses antigen, seperti sel dendritic, mencerna antigen.

3. Enzim di dalam sel antigen-processing memecah antigen ke dalam kepingan-kepingan.

4. Beberapa kepingan-kepingan antigen diangkut oleh molekul antigen leukosit manusia (HLA) sebagaimana mereka disusun di dalam sel antigen-processing. Kemudian molekul tersebut bersama dengan kepingan-kepingan antigen diantarkan ke permukaan sel.

5. Molekul khusus disebut sel-T penerima, yang diletakkan di permukaan pada limfosit T, dapat mengenali kepingan-kepingan antigen ketika hal ini digabungkan dan dihadirkan oleh Molekul HLA. Sel-T penerima kemudian bergabung dengan bagian molekul HLA menghadirkan bagian-bagian antigen, menyesuaikan seperti kunci dengan gemboknya.

Sistem kekebalan termasuk beberapa organ-organ sebagai tambahan untuk pembubaran sel sepanjang tubuh. Organ-organ ini dikelompokkan sebagai organ limfoid primer dan sekunder. Organ limfoid primer-kelenjar thymus dan tulang rawan-adalah tempat dimana sel darah putih dihasilkan. Pada kelenjar thymus, limfosit-sebuah jenis sel darah putih-yang dihasilkan dan dilatih untuk mengenali antigen asing dan mengabaikan antigen tubuh sendiri. (limfosit T adalah kritis untuk kekebalan khusus). Tulang rawan menghasilkan beberapa jenis sel darah putih, termasuk neutrophil, monocytes, dan limfosit B. Ketika diperlukan untuk pertahanan tubuh, sel darah putih digerakkan, sebagian besar dari tulang rawan. Mereka kemudian digerakkan ke dalam aliran darah dan mengalir kemanapun mereka perlu.Sistem getah bening : membantu bertahan melawan infeksi.

Sistem getah bening adalah bagian vital pada sistem kekebalan, sepanjang kelenjar thymus, tulang rawan, limpa, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil.

Sistem getah bening adalah jaringan pada batang getah bening dihubungkan dengan pembuluh darah getah bening. Sistem ini mengangkut getah bening. Cairan yang mengandung oksigen, protein, dan nutrisi lain yang terus merembes melalui dinding tipis pada kapiler ke dalam jaringan tubuh untuk menutrisi mereka. Beberapa cairan ini memasuki pembuluh darah getah bening untuk segera kembali ke aliran darah. Cairan tersebut juga mengangkut zat-zat asing (seperti bakteri), sel kanker, dan sel mati atau rusak yang kemungkinan hadir di jaringan menuju pembuluh getah bening. Getah bening juga mengandung banyak sel darah putih.

Semua bahan diangkut oleh getah bening melalui setidaknya satu batang getah bening, dimana zat-zat asing bisa disaring keluar dan dihancurkan sebelum cairan kembali ke aliran darah. Pada batang getah bening, sel darah putih bisa berkumpul, berinteraksi satu sama lain dan antigen, dan menghasilkan reaksi kekebalan terhadap zat-zat asing. Batang getah bening mengandung penghubung pada jaringan dimana limfosit dikemas dengan ketat. Mikroorganisme yang sangat berbahaya disaring melalui penghubung, kemudian diserang oleh limfosit dan macrophages (yang juga ada pada batang getah bening). Batang getah bening seringkali diikat di daerah dimana pembuluh darah getah bening bercabang, seperti leher, ketiak, dan kunci paha.

Organ limfoid sekunder termasuk limpa, batang getah bening, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil. Organ-organ ini menangkap mikroorganisme dan bahan-bahan asing lain dan menyediakan tempat untuk sel matang pada sistem kekebalan untuk mengumpulkan berinteraksi satu sama lain dan dengan bahan-bahan asing, dan menghasilkan reaksi sistem kekebalan.

Batang getah bening secara strategis diletakkan di dalam tubuh dan dihubungkan dengan jaringan pembuluh darah getah bening, yang bertindak sebagai sistem peredarah sistem kekebalan tubuh. Sistem getah bening mengangkut mikroorganisme, bahan-bahan asing lainnya, sel kanker, dan sel mati dan rusak dari jaringan menuju batang getah bening dan kemudian menuju aliran darah. batang getah bening adalah salah satu tempat pertama dimana sel kanker dapat menyebar. Dengan demikian, dokter seringkali meneliti batang getah bening untuk memastikan apakal kanker telah menyebar. Sel kanker pada batang getah bening menyebabkan batang tersebut bengkak. Batang getah bening bisa juga bengkak setelah infeksi, karena reaksi kekebalan terhadap infeksi dihasilkan di batang getah bening.DefinisiFungsi dari sistem kekebalan adalah sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing.Mikroorganisme, sel-sel kanker dan jaringan atau organ yang dicangkokkan oleh sistem kekebalan dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan oleh tubuh.

Sistem kekebalan merupakan suatu sistem yang rumit, tetapi strategi dasarnya sangat sederhana, yaitu mengenali musuh, mengerahkan kekuatan dan menyerang.Dengan memahamianatomidan komponen dari sistem kekebalan, akan memudahkan kita dalam memahami cara kerja dari sistem kekebalan.

ANATOMI

Sistem kekebalan memiliki sistem peredaran sendiri yaitupembuluh getah bening, yang masuk ke setiap organ tubuh kecuali otak.Pembuluh getah bening mengandung cairan kental (getah bening) yang terdiri dari cairan yang mengandung lemak dan sel-sel darah putih.

Selain pembuluh getah bening terdapat daerah khusus, yaitukelenjar getah bening, amandel (tonsil, sumsum tulang, limpa, hati, paru-paru dan usus; dimanalimfositbisa diambil, diangkut dan disebarkan ke bagian yang memerlukannya sebagai bagian dari respon kekebalan.Rancangan yang jenius dari sistem ini menjamin ketersediaan dan penyusunan respon kekebalan dengan segera, dimanapun diperlukan.Kerja sistem ini bisa terlihat jika sebuah luka atau infeksi pada ujung jari menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di sikut; atau jika terjadi infeksi tenggorokan maka akan ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang. Pembengkakan kelenjar getah bening terjadi karena pembuluh getah bening mengeringkan infeksi dengan cara membawanya ke daerah terdekat dimana respon kekebalan bisa dilaksanakan.

KOMPONEN SISTEM KEKEBALAN

Sistem kekebalan terdiri dari sel-sel dan zat-zat yang bisa larut.Sel-sel utama dari sistem kekebalan adalah sel-sel darah putih, yaitumakrofag,neutrofildanlimfosit.Zat-zat yang bisa larut adalah molekul-molekul yang tidak terdapat di dalam sel tetapi larut dalam suatu cairan (misalnyaplasma). Zat-zat terlarut yang utama adalahantibodi,protein komplemendansitokinesis. Beberapa zat terlarut bertindak sebagai pembawa pesan (messenger) untuk menarik dan mengaktifkan sel-sel lainnya.

Molekulkompleks histokompatibiliti mayormerupakan jantung dari sistem kekebalan dan membantu mengenali benda asing.

Makrofag

Makrofag adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang mencerna mikroba,antigendan zat-zat lainnya.Antigen adalah setiap zat yang bisa merangsang suatu respon kekebalan; antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker dan racun.

Sitoplasmamakrofag mengandunggranulayang terdiri dari beberapa bahan kimia danenzimyang terbungkus dalam suatu selaput.Enzim dan bahan kimia ini memungkinkan makrofag mencerna dan menghancurkan mikroba yang tertelan olehnya.

Makrofag tidak ditemukan di dalam darah, tetapi terdapat di tempat-tempat strategis, dimana organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar.Misalnya makrofag ditemukan di daerah dimana paru-paru menerima udara dari luar dan sel-sel hati berhubungan dengan pembuluh darah.

Neutrofil

Neutrofil adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang mencerna mikroba dan antigen lainnya.Neutrofil memiliki granula yang mengandung enzim untuk menghancurkan antigen yang ditelan olehnya.Neutrofil ditemukan di dalam darah; untuk keluar dari darah dan masuk ke dalam jaringan, neutrofil memerlukan rangsangan khusus.

Makrofag dan neutrofil seringkali bekerja sama; makrofag memulai suatu respon kekebalan dan mengirimkan sinyal untuk menarik neutrofil bergabung dengannya di daerah yang mengalami gangguan.Jika neutrofil telah tiba, mereka menghancurkan benda asing dengan cara mencernanya.Penimbunan neutrofil serta pemusnahan dan pencernaan mikroba menyebabkan pembentukan nanah.

Limfosit

Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening, memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil.Neutrofil memiliki umur tidak lebih dari 7-10 hari, tetapi limfosit bisa hidup selama bertahun-tahun bahkan sampai berpuluh-puluh tahun.

Limfosit dibagi ke dalam 3 kelompok utama:

1. Limfosit Bberasal darisel stemdi dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadisel plasma, yang menghasilkan antibodi2. Limfosit Tterbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah kekelenjar thymus, dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan.Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan.

3. Sel-sel pemusnah alami, memiliki ukuran yang agak lebih besar daripada limfosit T dan B, dinamai sel pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel kanker tertentu.Istilah alami digunakan karena mereka siap membunuh sejumlah sel target segera setelah mereka terbentuk, tidak perlu melewati pematangan dan proses belajar seperti pada limfosit T dan limfosit B.Sel pembunuh alami juga menghasilkan beberapa sitokinesis (zat-zat pembawa pesan yang mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag).

Antibodi

Jika dirangsang oleh suatu antigen, limfosit B akan mengalami pematangan menjadi sel-sel yang menghasilkan antibodi.Antibodi merupakan protein yang bereaksi dengan antigen yang sebelumnya merangsang limfosit B. Antibodi juga disebutimmunoglobulin.

Setiap molekul antibodi memiliki suatu bagian yang unik, yang terikat kepada suatu antigen khusus dan suatu bagian yang strukturnya menerangkan kelompok antibodi.Terdapat 5 kelompok antibodi: IgMadalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen.Contohnya, jika seorang anak menerimavaksinasi tetanusI, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respon antibodi primer).IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ maupun jaringan.

IgGmerupakan jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya.Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus II (booster), maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG.Respon antibodi sekunderini lebih cepat dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi primer.IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dipindahkan melaluiplasentadari ibu ke janin di dalam kandungannya. IgG ibu melindungi janin dan bayi baru lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa menghasilkan antibodi sendiri.

IgAadalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadp masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata, paru-paru dan usus.IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, ASI).

IgEadalah antibodi yang menyebabkanreaksi alergi akut(reaksi alergi segera).IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnyariver blindnessdanskistosomiasis), yang banyak ditemukan di negara berkembang.

IgDadalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah. Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.

Sitem Komplemen

Sistem komplemen mengandung lebih dari 18 macam protein. Protein-protein ini bertindak dalam suatukaskade, dimana satu protein mengaktifkan protein berikutnya.Sistem komplemen bisa diaktifkan melalui 2 cara yang berbeda:

1. Jalur alternatif : diaktifkan oleh produk mikroba tertentu atau antigen2. Jalur klasik : diaktifkan oleh antibodi khusus yang terikat pada antigen (komplek imun).

Sistem komplemen berfungsi menghancurkan benda asing, baik secara langsung maupun bergabung dengan komponen sistem kekebalan lainnya.

Sitokinesis

Pada sistem kekebalan, sitokinesis berfungsi sebagai pembawa pesan.Sitokinesis dihasilkan oleh sel-sel pada sistem kekebalan sebagai respon terhadap perangsangan.Sitokinesis memperkuat (membantu) beberapa aspek sistem kekebalan dan menghalangi (menekan) aspek yang lainnya.

Beberapa sitokinesis bisa diberikan sebagai suntikan untuk mengobati penyakit tertentu.Contohnya:-alfa interferonefektif untuk mengobati kanker tertentu (misalnyaleukemia sel berrambut)-beta interferondigunakan untuk mengobatisklerosis multipel-interleukin-2diberikan kepada penderitamelanoma malignadan kanker ginjal- granulocyte colony-stimulating factor merangsang pembentukan neutrofil, diberikan kepada penderita kanker yang memiliki sedikit neutrofil sebagai efek samping dari kemoterapi.

Kompleks histokompatibiliti mayor

Semua sel memiliki molekul pada permukaannya, yang khas untuk setiap individu. Molekul ini disebut molekul kompleks histokompatibiliti mayor.Melalui molekul ini, tubuh dapat membedakan mana yang merupakan benda asing, mana yang bukan benda asing.

Terdapat 2 jenis molekul kompleks histokompatibiliti mayor (disebut jugahuman leukocyte antigensatauHLA):

1. HLA Iditemukan di semua sel tubuh, kecuali sel darah merah2. HLA IIhanya ditemukan pada permukaan makrofag serta limfosit T dan limfosit B yang telah dirangsang oleh suatu antigen.

Sel-sel pada sistem kekebalan belajar membedakan benda asing dan bukan benda asing di dalam kelenjar thymus. Pada saat janin mulai membentuk sistem kekebalan, sel stem berpindah ke kelenjar thymus dan membelah serta berkembang menjadi limfosit T.Ketika berkembang di dalam kelenjar thymus, setiap limfosit T yang bereaksi terhadap HLA thymus dimusnahkan. Setiap limfosit T yang memerima HLA thymus dan belajar bekerja sama dengan sel-sel yang mencerminkan HLA tubuh akan mengalami pematangan dan meninggalkan thymus.

Hasilnya adalah limfosit T dewasa menerima sel-sel tubuh dan organnya sendiri dan jika harus mempertahankan tubuh, bisa bekerja sama dengan sel-sel tubuh lainnya.Jika limfosit T tidak dapat menerima HLAnya sendiri, maka dia akan menyerang tubuhnya sendiri.Kadang limfosit T kehilangan kemampuannya untuk membedakan benda asing dan bukan benda asing, sehingga terjadi penyakitautoimun(misalnyalupus eritematosus sistemikatau sklerosis multipel).

KEKEBALAN & RESPON KEKEBALAN

Sistem kekebalan telah mengembangkan suatu jaringan pengawasan dan keseimbangan yang rumit, yang bisa digolongkan menjadikekebalan yang dibawa dari lahirdankekebalan yang dipelajari.

Setiap orang terlahir dengankekebalan bawaan.Komponen dari sistem kekebalan yang terlibat dalam kekebalan bawaan adalah makrofag, neutrofil dan komplemen. Komponen tersebut menunjukkan reaksi dan pengenalan antigen yang sama terhadap semua benda asing.

Kekebalan yang didapatdiperoleh setelah lahir.Pada saat lahir, sistem kekebalan seseorang belum bertemu dengan dunia luar atau belum mulai membangun arsip memorinya. Sistem kekebalan belajar untuk memberikan respon terhadap semua antigen baru yang ditemuinya.Karena itu, kekebalan yang didapat, sifatnya khusus untuk antigen yang ditemui selama hidup seseorang.Tanda dari kekebalan spesifik adalah kemampuan untuk mempelajari, menyesuaikan dan mengingat.

Sistem kekebalan memiliki suatu rekaman atau ingatan dari setiap antigen yang ditemui; baik melalui pernafasan, makanan atau kulit.Hal ini dimungkinkan karena limfosit memiliki umur yang panjang.Jika bertemu dengan suatu antigen untuk yang kedua kalinya, maka limfosit dengan segera akan memberikanrespon spesifikterhadap antigen tersebut. Dengan adanya respon spesifik ini, maka seseorang tidak akan menderitacacar airataucampaklebih dari 1 kali dan karena respon spesifik ini pula maka vaksinasi berhasil mencegah terjadinya penyakit.Contohnya, untuk mencegahpoliodiberikan vaksinasi yang berasal dari virus polio yang dilemahkan. Jika kemudian orang tersebut terpapar oleh virus polio, maka sistem kekebalan akan membuka arsip memorinya, menemukan konsep untuk virus polio dan dengan segera mengaktifkan pertahanan yang sesuai. Hasilnya adalah pemusnahan virus polio oleh antibodi spesifik yang menetralkan virus sebelum virus memiliki kesempatan untuk berlipatganda dan memasuki sistem saraf.

Kekebalan bawaan dan kekebalan yang didapat tidak tergantung satu sama lain. Setiap sistem berinteraksi dan mempengaruhi yang lainnya, baik secara langsung maupun melalui rangsangan sitokinesis.

REAKSI AUTOIMUN

Kadang terjadi kelainan fungsi sistem kekebalan, dimana jaringn tubuh dikenali sebagai benda asing lalu diserang sehingga terjadi reaksi autoimun.

Reaksi autoimun bisa dipicu oleh beberapa hal: Suatu zat di dalam tubuh yang dalam keadaan normal hanya terdapat di suatu daerah khusus (dan berada diluar jangkauan sistem kekebalan) dilepaskan ke dalam sirkulasi umum.Misalnya cairan di dalam bola mata dalam keadaan normal hanya terdapat di dalam rongga bola mata. Jika suatu tusukan menyebabkan terlepasnya cairan ini ke dalam aliran darah, maka sistem kekebalan akan bereaksi melawannya.

Perubahan pada suatu zat tubuh yang normal.Misalnya virus, obat-obatan, cahaya matahari atau penyinaran bisa merubah struktur suatu protein sehingga sistem kekebalan mengenalinya sebagai benda asing.

Sistem kekebalan memberikan respon terhadap zat asing yang menyerupai zat tubuh alami dan menyerangnya sebagai benda asing.

Terjadi kelainan fungsi di dalam sel yang mengendalikan pembentukan antibodi.Misalnya limfosit B yang ganas bisa menghasilkan antibodi abnormal yang menyerang sel darah merah.

Akibat dari suatu reaksi autoimun bervariasi:- Demam- Kerusakan berbagai jaringan, misalnya pembuluh darah, tulang rawan dan kulit- Kerusakan organ- Peradangan dan kerusakan jaringan bisa menyebabkan gagal ginjal, gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung, nyeri, kelainan bentuk,deliriumdan kematian.

Sejumlah besar penyakit yang hampir dipastikan merupakan reaksi autoimun adalah:- Lupus eritematosus sistemik- Miastenia gravis- Penyakit Graves- Tiroiditis Hashimoto- Pemfigus- Artritis rematoid- Skleroderma- Sindroma Sj?gren- Anemia pernisiosa.

Ada cara yang labih akurat untuk mengetahui apakah tubuh Anda ideal atau tidak, yaitu dengan:

1.Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:

IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm)/100)2

Contoh :

BB = 50 kg, TB = 160 cmIMT = 50/(160/100)2= 50/2,56 = 19,53

Klasifikasi nilai IMT :

IMT

Status Gizi

Kategori

< 17.0

Gizi Kurang

Sangat Kurus

17.0 - 18.5

Gizi Kurang

Kurus

18.5 - 25.0

Gizi Baik

Normal

25.0 - 27.0

Gizi Lebih

Gemuk

> 27.0

Gizi Lebih

Sangat Gemuk

sumber : Departemen Kesehatan RI

Adenoids

Adenoids adalah kelenjar getah bening yang letaknya tinggi di bagian belakang tenggorokan. Mereka dapat menjadi membesar akibat dari infeksi telinga yang berulang dan dapat mempengaruhi tabung Eustachian yang menghubungkan telinga tengah dan bagian belakang hidung. Sebuah adenoidectomy (penghapusan adenoide) dapat membantu anak-anak dengan infeksi telinga berulang. Jadi gunanya adalah sebagai bagian yang membesar saja ?!?!

Fungsi adenoid adalah bagian imunitas tubuh. Adenoid merupakan jaringan limfoid bersama dengan struktur lain dalam cincin Waldeyer. Adenoid memproduksi IgA sebagai bagian penting system pertahanan tubuh garis depan dalam memproteksi tubuh dari invasi kuman mikroorganisme dan molekul asing.

Kesempurnaan system pertahanan tubuh manusia tidak hanya sebatas itu, masih terdapat pula pengaman-pengaman pada tahap berikutnya. Ketika tentara digarda pertama itu gagal maka ada tentara-tentara lain sebagai pertahanan tubuh selanjutnya dengan cara kerja yang lebih rumit dan mempunyai pasukan lebih kompleks.Secara garis besar system pertahanan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu,1. System pertahanan tubuh non spesifik (alamiah)2. Pertahanan tubuh spesifik

Sistem pertahanan tubuh non spesifikMerupakan system pertahanan tubuh paling depan, yang langsung bereaksi dengan benda asing. Dikatakan non spesifik karena tidak ditujukan untuk benda asing (antigen) secara spesifik, tetapi secara umum dan telah ada sejak lahir.System pertahanan (imun) non spesifik ini terdiri dari,1. Pertahanan fisik atau mekanikMeliputi : kulit, selaput lender, silia saluran nafas, reseptor batuk dan bersin.1. Pertahanan biokimiaBeberapa mikroorganisme yang lolos dari pertahanan fisik, maka pertahanan terhadap berikutnya adalah pertahanan biokimia yang berupa suatu larutan. Pertahanan ini berfungsi untuk menghambat terjadinya infeksi.Macam-macam pertahanan biokimia, Lisozim terdapat dalam keringat, ludah, air mata, air susu yang berguna melindungi tubuh dari bakteri dengan cara menghancurkan dinding selnya terutama pada kuman gram positif. Laktoferin dan asam neuraminik, terdapat pada air susu mempunyai kemampuan anti mikroba terutama terhadap E. Coli (salah satu penyebab diare) dan staphylococcus yang menyebabkan infeksi di berbagai tempat (kulit, saluran nafas, dan lain-lain) HCI (asam lambung), enzim proteolitik, dan empedu dalam usus berfungsi menciptakan lingkungan yang tidak cocok untuk pertumbuhan banyak mikeroorganisme sehingga mikroorganisme petogen (pengganggu) tersebut mudah mati. PH asam dalam vagina, spermin dalam sperma juga menghambat tumbuhnya mikroorganisme PH rendah (asam) dari kelenjer keringat, sekresi sebasea (kelenjar minyak), berbagai bahan yang dilepaskan oleh sel, serta berbagai asam lemak dan enzim dari kelenjar tambahan di kulit mempunyai efek anti mikroba.Pertahanan fisik (mekanik) dan pertahanan biokimia bertugas sebelum kuman memasuki aliran darah. Namun jika kedua pertahanan ini gagal, dan kemudian kuman berhasil masuk kedalam aliran darah, maka pertahanan selanjutnya adalah pertahanan humoral yang berupa enzim/ serum.1. Pertahanan humoralAnggota dari serdadu ini terdiri dari komplemen, interferon C reaktif protein.1. Pertahanan selulerPertahanan ini terdiri dari sel-sel di dalam tubuh yang berperan dalam system imun non spesifik, seperti sel darah putih, sel Natural Killer (Nk) dan sel K (Killer). Sel-sel system imun tersebut tersebar diseluruh tubuh, dan ditemukan dalam aliran darah, limpa, timus, kelenjar getah bening, saluran nafas, saluran cerna dan saluran kencing. Nah, kalau Anda selama ini baru mengenal sel-sel darah putih sebagai tentara tubuh, sesungguhnya masih banyak anggota serdadu lain yang ikut berperan.

System pertahanan tubuh spesifikSystem pertahana tubuh spesifik memiliki kemampuan mengenal benda asing yang masuk kedalam tubuh. Disebut spesifik karena system ini hanya dapat menghancurkan benda asing yang pernah dikenal sebelumnya. Benda asing yang pertama akali muncul akan merangsang sel-sel system imun tersebut. System imun mempunyai kemampuan mengingat, bila sel system imun tersebut terpapar kembali dengan benda asing yang sama. Dengan demikian benda asing tersebut akan dikenal lebih capat dan segera dihancurkan. System imun spesifik dapat bekerja sendiri namun biasanya bekerja sama secara sinergi dengan system imun non spesifik.Pertahanan ini terdiri dari sel-sel di dalam tunuh yang nantinya menimbulkan suatu zat kekebalan (antibody). System pertahanan ini dapat dikelompokkan menjadi system imun spesifik humoral (diperankan sel limfosit T), system limfoid, dan system imun khusus didalam kulit (melanosit, langerhans, dan keratinosit). Memang sedikit aneh nama-nama itu bagi yang tidak pernah mendengarnya. Namun tak ada salahnya Anda mengetahui istilah-istilah tersebut. Anda bisa menganalogikan dengan system pertahanan Negara dengan berbagai istilah dan tugasnya seperti posisi, militer (AD,AU,AL), KPK, hakim, dan sebagainya.Setiap manusia telah dibekali alat pertahanan berupa seluruh komponen system pertahanan tubuh baik non spesifik dan spesifik yang begitu kompleks dan berlapis. Mungkin selama ini kita tidak pernah menyadari bahwa sebelum kita sakit, ternyata mikroorganisme yang hendak menyerang tersebut harus berhadapan dengan para prajurit yang telah bersiap di masing-masing posisinya.Sebenarnya manusia sangat sering melakukan kontak langsung dengan berbagai macam kuman, tetapi dianugerahi Allah Taala dengan system pertahanan tubuh yang sempurna, maka orang yang menjadi sakit sangat sedikit.Bayangkan, berapa banyak Anda melakukan kontak langsung dengan kuman yang banyak di sekitar Anda? Bayangkan, jika Anda menjenguk orang sakit di rumah sakit, maka berapabanyak kuman yang menglilingi Anda? Bayangkan pula jika Anda harus membersuhkan tempat-tempat yang kumuh, kotor, dan penuh kuman? Ternyata hal-hal tersebut tidak lantas membuat orang langsung jatuh sakit. Inilah bukti karunia Allah berupa kemampuan pertahanan diri seseorang.Menurut para ahli, sebenarnya frekuensi infeksi tanpa gejala jauh lebi besar disbanding dengan yang bergejala paling sedikit 100 kali lebih besar. Permisalan dari orang tersebut; jika dalam satu bulan, 100 kali Anda melakukan kontak dengan kuman-misal penyebab batuk pilek, maka Anda tidak 100 kali jatuh sakit. Sebab, ada prajurit yang selalu siaga menjaga. Mungkin hanya sekali atau kurang dalam satu bulan itu. Itu pun karena stamina Anda dalam kondisi yang kurang bagus sehingga prajurit Anda kalah. Akhirnya, Anda pun benar-benar jatuh sakit. Subhanallah! Ternyata Allah menganugerahkan system imun yang luar biasa untuk melawan berbagai macam penyakit.Ketika Allah berkehendak mengubah sedikit saja system itu, maka berbagai penyakit mudah sekali menghinggapi manusia. Sebagai contoh bisa kita lihat penderita AIDS, suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang system pertahanan tubuh penderita. Berakibat, penderita tersbut sangat rentan dengan berbagai penyakit, yang pada orang sehat seharusnya tidak menyebabkan sakit. Inilah sebenarnya tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang bisa berpikir.(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam kedaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),Ya Rabb, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah dari siksa neraka.(Ali Imran [3]: 191).

MUDAH DAN HEMAT HIDUP SEHAT, dr. Dwi Anton Budi Cahyono, dr. Dyah Andari

http://www.arbainweb.com/mengenal-penyakit/126-sistem-pertahanan-tubuh.htmlmekanisme pertahanan tubuh

Agen asing

Sumsum tulang

Sel B

Anti bodi

Imunitas humoral

Mucus saluran pencernaan

HCL lambung

kimiawi

Urine &feses

Bilasan saliva

Bilasan air mata

bersin

Mekanik

interfero

Proses inflamasi

granulos

lizozim

Cilia

Asam laktat

kulit

fisik

Non spesifik

Produk tumbuhan produk hewan

p

Mekanisme pertahanan tubuh

Pathogen kimia

Kelenjar imun

Imunitas seluler

Sel T

limfosit

spesifik