Upload
cecilia-tucker
View
162
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
MEMAHAMI ANAK USIA PRA REMAJA. Disusun Oleh : Dewi Ilma Antawati HP. 085230243542 Psikolog PPG Jawa Timur. MASA PRA REMAJA. Usia Pra R emaja merupakan masa peralihan antara masa ANAK dan masa DEWASA yang berlangsung kira-kira usia 1 2 tahun sampai 1 6 tahun - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
Disusun Oleh :
Dewi Ilma Antawati
HP. 085230243542
Psikolog PPG Jawa Timur
MASA PRA REMAJA
Usia Pra Remaja merupakan masa peralihan antara masa ANAK dan masa DEWASA yang berlangsung kira-kira usia 12 tahun sampai 16 tahun
Remaja sendiri mempunyai arti “TUMBUH” atau “ TUMBUH MENJADI DEWASA”.
PROBLEMATIKA
Masalah yang kerapkali terjadi adalah perbedaan keinginan dan pemikiran antara ORANG TUA dan ANAK.
Orangtua cenderung menuntut anaknya mengikuti semua keinginan dan kerapkali menganggap sang anak masih terlalu kecil untuk memahami segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Bagi orangtua/guru masalah besar apabila mendapati anaknya yang kerap kali TIDAK MEMILIKI KESEPAHAMAN dengan KEINGINAN orangtua/guru.
Orangtua lebih cenderung MEMAKSAKAN keinginan mereka dan sang anak cenderung BERSIKAP TEGAS pada pendiriannya apabila keinginan yang dimaksud tak dapat mereka penuhi.
Mencari Identitas Diri
ORANG TUA PERLU MEMAHAMI KARAKTER DAN POLA PRILAKU ANAK
USIA PRA REMAJA
Karakteristik Pra Remaja – Usia 12 tahun
Mulai bersikap kritis Rasa setia kawan yang kuat terhadap
kelompoknya. Cepat lelah dalam berkomunikasi dan
jangka waktu perhatian berubah- ubah, bisa lama bisa juga sebentar.
Karakteristik Pra Remaja – Usia 13 tahun
Perhatian dapat berlangsung lama Penyesuaian diri sudah lebih baik. Lebih spontan dan antusias. Pola berpikir sudah lebih abstrak,
misalnya mengenai hukum, keadilan, kebenaran dan kejujuran.
Karakteristik Pra Remaja – Usia 14/15 tahun Kematangan dalam organ sex Pertumbuhan sangat cepat, sehingga tampak kurang
proporsional dan anak menjadi cepat lelah, sehingga menjadi emosional (sering marah-marah tanpa sebab, nervous, gelisah)
Fase negatif (perilakunya), sehingga menjadi kurang minat dengan teman, menarik diri, lebih banyak menyendiri.
Prestasi di sekolah menurun, menjadi malas. Mudah bosan terhadap waktu maupun situasi dan
mengekspresikannya dengan kata-kata kasar. Sering terjadi pertentangan baik dengan
OT/Saudara/lingkunga.
Ciri Psikologis UmumUsia Pra Remaja
Menolak tokoh otoriter. Sangat emosional, cepat marah dan
berontak serta senang pada pertarungan.
Sikap kasar atau benci pada jenis kelamin yang berlawanan.
Kehilangan kepercayaan diri karena kekhawatiran pada ketidak mampuannya dalam mengadakan hubungan sosial ataupun pribadi.
Contoh Kenakalan Remaja
1. Berbohong2. Pergi keluar rumah tanpa pamit3. Keluyuran4. Begadang5. Membolos sekolah6. Berkelahi dengan teman7. Berkelahi antar sekolah8. Merokok9. Membaca buku porno10. Melihat gambar porno11. Menonton film porno12. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM
13. Kebut-kebutan/mengebut14. Minum-minuman keras15. Kumpul kebo16. Hubungan sex diluar nikah17. Mencuri18. Mencopet19. Menodong20. Menggugurkan Kandungan21. Memperkosa22. Berjudi23. Menyalahgunakan narkotika24. Membunuh
Contoh Kenakalan Remaja
PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Krisis identitasPerubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
1. Terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. 2. Tercapainya identitas peran. Kenakalan Remaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.
Faktor Eksternal Keluarga - perceraian orangtua - tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga. - perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu - pendidikan yang salah di keluarga, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Teman sebaya yang kurang baik
Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.Membentuk gank yang mengutamakan perbuatan kekerasan sebagai cara untuk mendapatkan atau meningkatkan status.
“Bisa memahami dan Mengerti Aku”Dengan mengetahui dan memahami karakteristik usia remaja setidaknya orangtua/guru dapat lebih bersikap TERBUKA dalam berkomunikasi dengan anak dalam mengungkapkan maksud dan tujuan serta keinginan-keinginan, sediakan WAKTU untuk sekedar BERBAGI PENGALAMAN dan DISKUSI KECIL atas masalah-masalah yang terjadi pada hari itu juga.
CURHAT ANAK :
“Aku ingin orang tuaku...”
“Mau Mendukungku”Beri DUKUNGAN atas apayang mereka utarakan dan berusaha bersikap EMPATI serta BERPIKIR POSITIF pada TUJUAN dari apa yang menjadi keinginan mereka
“Dan selalu menyayangi dan perhatian padaku”Kasih sayang dan Kepedulian dari orangtua/guru akan menjadikan anak NYAMAN dan siap melangkah ke perkembangan selanjutnya yaitu menjadi REMAJA DEWASA yang MATANG secara MENTAL & EMOSI
Apabila beberapa hal tersebut sudah diperoleh niscaya anak akan merasa NYAMAN berada dalam rumah dan tidak lagi berusaha mencari jawaban-jawaban atas keraguan mereka diluar lingkungan keluarga.
Kematangan mental dan emosi yang pada akhirnya mereka siap untuk mengaktualisasikan (mewujudkan) peran mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
MENGELOLA Kebanyakan orangtua sekarang lebih mampu
mengelola anaknya ketimbang mengasuh atau mendidiknya.
Mengelola adalah kegiatan yang dilakukan dengan pikiran logis, contohnya menyelesaikan pekerjaan rumah, mengikutkan anak les pelajaran/dsb, mengingatkan anak untuk makan, mandi dan tidur.
Orangtua memperlakukan anak-anak seperti
karyawan di kantor yang perlu dikontrol dan diawasi dengan seperangkat aturan.
Mengasuh merupakan kegiatan yang menggunakan pikiran dan perasaan, seperti memberi pelukan, pujian dan menyemangati ketika anak-anak tertekan, memberikan kehangatan untuk menentramkan mereka dan memberikan mereka waktu berkualitas.
Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah mengetahui siapa mereka dan membantunya menjadi seperti apa yang ada dalam dirinya.
Bukan menjadikan mereka seperti apa yang kita inginkan.
MENGASUH
MENGELOLA vs MENGASUH Analogi yang paling buruk tentang
pengasuhan anak adalah yang mengibaratkan anak seperti gumpalan tanah liat dan orangtua adalah pematungnya.
Hal ini menggambarkan bahwa anak berada dalam pihak yang pasif dan tak berdaya sama sekali.
Anak diposisikan tidak memberikan kontribusi dalam proses tumbuh kembangnya.
Hal ini pada akhirnya gagal dan sangat merugikan perkembangan anak itu sendiri
T A N G G U N G J A W A B
Bertan
ggungja
wab
Pilihan Keb
ebasan
Solusi Kem
auan
Menyalahkan
Menyerah
Berdalih
Membenarkan
Mengingkari
AMAN, BERHARGA, BERNILAI, DIPAHAMI, KASIH
TAKUT, TIDAK MAMPU, BUKAN SIAPA-SIAPA, MERASA SENDIRIAN, BENCI & DENDAM
Selesai... Alhamdulillaahi Jazaa Kumulloohu Khoiroo..
Semoga Alloh Paring Generus Kita Bisa Meraih Sukses Berilmu, Berakhlakul
Karimah dan Mandiri, amiin.