Upload
adee13
View
3.146
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Meningkatkan kemampuan siswa materi aritmatika sosial dengan menggunakan simulasi transaksi jual beli bagi siswa kelas II
Citation preview
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
MATERI ARITMATIKA SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
SIMULASI TRANSAKSI JUAL BELI BAGI SISWA KELAS II
SDN SAMBIROTO 04 SEMARANG TAHUN 2004 – 2005
Skripsi
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Hary Pangesti
NIM : 410 290 30 62
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ABSTRAK
Hary Pangesti, 2005, “ Meningkatkan kemampuan siswa materi
aritmatika sosial dengan menggunakan simulasi transaksi jual beli bagi siswa
kelas II SDN Sambiroto Kecamatan Tembalang Semarang tahun pelajaran 2004 –
2005 ”.
Dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran matematika seorang
guru dituntut untuk mengembangkan kecakapan secara profesional dalam
mengelola kelas. Salah satu kecakapan profesional yang perlu dikembangkan
adalah kecakapan dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan
efektif. Tuntutan bagi guru dalam menggunakan alat peraga sangat diperlukan
pada proses belajar mengajar, khususnya pelajaran matematika. Penelitian ini
mengupayakan peningkatan kemampuan, keaktifan, ketrampilan siswa dalam
menyelesaikan soal aritmatika sosial dan kinerja guru dalam kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan transaksi jual beli pada siswa kelas II SDN
Sambiroto 04 Kecamatan Tembalang Semarang.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi dengan menyajikan pokok bahasan uang melalui
simulasi transaksi jual beli, memberikan tes hasil belajar dan mengamati proses
belajar mengajar yang dilakukan guru dengan melibatkan observer yaitu teman
sejawat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan observasi untuk
mengamati keaktifan siswa, ketrampilan siswa dalam menghitung, hasil belajar
siswa dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Subjek penelitian
berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 laki – laki dan 15 perempuan.
Metode pembelajaran simulasi transaksi jual beli merupakan salah satu
metode pembelajaran, dimana dalam metode ini siswa memeragakan sesuatu
dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan sesungguhnya.
Hasil penelitian ini dikatakan berhasil apabila keaktifan siswa mencapai ≥
75% dalam menghitung 75%, nilai rata – rata hasil belajar siswa ≥ 7,0 dan hasil
kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar ≥ 7,0. Hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut : Pemanfaatan simulasi jual beli mampu meningkatkan hasil
belajar dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial, meningkatkan keaktifan,
ketrampilan siswa dalam menghitung dan kinerja guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal tersebut diidentifikasikan dari pencapaian target yakni keaktifan
siswa 83,4%, ketrampilan dalam menghitung 73, 4% dan nilai rata - rata hasil
belajar aritmatika sosial 8,8 dan nilai rata – rata kinerja guru dalam kegiatan
belajar mengajar 7,75.
Persetujuan yang dapat diyakini sebagai saran : a.) Penggunaaan simulasi
transaksi jual beli dalam pembelajaran matematika perlu ditindak lanjuti sebagai
strategi pembelajaran alternatife bagi guru sekolah dasar, b.) Untuk topik atau
materi tertentu guru dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
metematika agar siswa lebih memahami materi pelajaran, c.) Guru harus kreatif
dalam pembuatan alat peraga yang akan disajikan, upayakan bahan yang dipakai
sederhana dan relatife murah harganya.
PENGESAHAN
Skripsi
Meningkatkan Kemampuan Siswa Aritmatika Sosial Dengan Menggunakan
Simulasi Transaksi Jual Beli Bagi Siswa Kelas II SDN Sambiroto 04
Kecamatan Tembalang Semarang.
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 2 Agustus 2005
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Drs. Kasmadi Imam S, M. S Drs. Supriyono, M. Si
Nip. 130781011 Nip. 130815345
Pembimbing Utama, Ketua Penguji,
Dra. Rahayu BV, M. Si Dra. Sunarmi, M. Si
Nip. 131789827 Nip. 131763886
Pembimbing Pendamping, Anggota Penguji,
Drs. Wardono, M. Si Drs. Wardono, M. Si
Nip. 131568905 Nip. 131568905
Anggota Penguji,
Dra. Rahayu BV, M. Si
Nip. 131789827
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
- Lakukanlah sesuatu yang berbeda, saat sesuatu yang anda lakukan tidak
pernah berubah.
- Banyak orang – orang mencapai sukses berkat banyaknya kesulitan dan
kesukaran yang mesti mereka hadapi.
PERSEMBAHAN :
Karya ini kupersembahkan kepada :
Orang tuaku tercinta.
Suamiku tersayang yang selalu memberi
semangat dan dorongan, serta kedua anakku
tersayang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih
dan anugrah-Nya, akhirnya pembuatan skripsi ini dapat terselesaikan. Judul
penelitian ini adalah “ Meningkatkan Kemampuan Siswa Materi aritmatika Sosial
Dengan Menggunakan Simulasi Transaksi Jual Beli Bagi Siswa Kelas II SDN
Sambiroto 04 Kecamatan Tembalang Semarang Tahun Pelajaran 2004 – 2005 “,
diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan, dapat meningkatkan proses
pembelajaran matematika sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya di bidang pendidikan.
Dalam menyusun skripsi sudah barang tentu tidak lepas dari kesulitan dan
berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai
pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
rasa hormat dan berterima kasih kepada :
1. Drs. H. AT. Soegito, SH, MM. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M. S. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Supriyono, M. Si. Ketua Jurusan Matematika yang telah memberikan izin
dan juga memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Dra. Rahayu, BV. M. Si. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
dorongan, bimbingan, dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
5. Drs. Wardono. M. Si. Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan
bimbingan.
6. Narko, A. Ma. Kepala Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 04 Kecamatan
Tembalang Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi masih jauh dari
sempurna. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan kritik dan saran dari
semua pihak yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Juli 2005
Penulis
( Hary Pangesti )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
LOGO UNNES .......................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................... iii
PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Permasalahan .................................................................. 2
C. Cara Pemecahan Masalah .............................................. 2
D. Tujuan Penelitian ........................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ......................................................... 4
F. Penegasan Istilah ............................................................ 5
G. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................ 6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori ............................................................... 8
1. Pengertian Belajar ..................................................... 8
2. Teori Belajar .............................................................. 9
3. Pengertian Matematika .............................................. 12
4. Teori Perkembangan ................................................. 13
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar ............. 14
6. Metode Simulasi ........................................................ 15
7. Permainan .................................................................. 17
8. Aritamatika Sosial Kelas II tentang Uang ................. 17
B. Kerangka Berfikir ........................................................... 21
C. Hipotesis Penelitian ........................................................ 22
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ............................................................ 23
B. Variabel Penelitian ......................................................... 23
C. Prosedur Kerja ................................................................ 23
D. Data dan Pengumpulannya ............................................. 26
E. Indikator Kinerja ............................................................ 27
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................. 28
B. Pembahasan .................................................................... 33
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................ 35
B. Saran ............................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 37
LAMPIRAN .................................................................................... 38
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Angket Siswa ............................................................................... 38
2. Lembar Pengamatan Siswa Melalui Angket ............................................. 39
3. Rencana Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 40
4. LKS Siklus Pertemuan 1 ........................................................................... 44
5. Rencana Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ............................................ 46
6. LKS Siklus I Pertemuan 2 ......................................................................... 51
7. Kisi – kisi Siklus I ..................................................................................... 53
8. Tes Akhir Siklus I ..................................................................................... 55
9. Analisis Nilai Siklus I ............................................................................... 58
10. Pedoman Observasi Siswa ........................................................................ 60
11. Lembar Pengamatan Guru ......................................................................... 62
12. Rencana Pembelajaran Siklus II ................................................................ 66
13. LKS Siklus II Pertemuan ke-1 .................................................................. 69
14. Kisi – kisi Tes Siklus II ............................................................................. 71
15. Tes Akhir Siklus II .................................................................................... 73
16. Pedoman Observasi Siswa ........................................................................ 75
17. Lembar Pengamatan Guru ......................................................................... 77
18. Analisa Tes Akhir Siklus II ....................................................................... 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan pengetahuan yang penting. Semua aspek
kehidupan tidak dapat lepas dari matematika, karena semua orang
menggunakan matematika di segala bidang kehidupan.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sukar dan
menakutkan, ini anggapan siswa khususnya bagi siswa yang merasa kurang
mampu atau lemah dalam mata pelajaran matematika. Untuk menghindari hal-
hal tersebut, seorang guru harus dapat menyikapi yaitu dengan cara
menciptakan suasana akrab dan menyenangkan dalam belajar matematika.
Pelajaran matematika perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-
hari, sehingga dapat memperluas dan memperdalam konsentrasi siswa serta
mempermudah siswa membuat target prestasi sesuai dengan kemajuan siswa.
Mengajar matematika harus menggunakan suatu teknik, metode dan
model pembelajaran. Dengan demikian siswa mudah memahami materi yang
diterima dan hasil pembelajaran dapat mengalami suatu peningkatan.
Dalam pembelajaran matematika pokok bahasan uang bagi kelas II
SDN Sambiroto 04 Semarang tahun ajaran 2003-2004 sudah disampaikan
dengan benar. Namun penulis menginginkan dalam pokok bahasan uang,
kemampuan siswa materi aritmatika sosial lebih diefektifkan lagi dengan
menggunakan strategi simulasi transaksi jual beli.
Kemampuan siswa kelas II SDN Sambiroto 04 dibidang matematika
pada umumnya dan pokok bahasan uang terutama keaktifan, ketrampilan
menghitung, kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar pada khususnya
perlu ditingkatkan lagi, karena nilai rata – rata siswa hanya 6,5.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan
strategi simulasi transaksi jual beli, kemampuan, keaktifan, dan ketrampilan
siswa kelas II SDN Sambiroto 04 dalam materi aritmatika sosial serta kinerja
guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat ditingkatkan ?”
C. Cara Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan keaktifan, ketrampilan menghitung, hasil belajar
siswa kelas II dalam materi aritmatika sosial dan kinerja guru dalam kegiatan
belajar mengajar SDN Sambiroto 04 salah satunya melalui pembelajaran
dengan kegiatan transaksi jual beli.
Adapun yang dimaksud dengan transaksi jual beli adalah siswa
memerankan cerita sebagai penjual dan pembeli yang merupakan peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Ingin mengetahui ketepatan metode pembelajaran dengan kegiatan
simulasi transaksi jual beli untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam materi aritmatika sosial.
b. Mengubah image siswa bahwa metematika adalah pelajaran yang sulit,
membosankan dan menakutkan menjadi pelajaran yang mudah,
menyenangkan, dan menantang, sehingga siswa menjadi gemar
matematika.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apakah dengan menggunakan strategi simulasi transaksi
jual beli, kemampuan siswa kelas II SDN Sambiroto 04 dalam materi
aritmatika sosial dapat ditingkatkan ?
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi aritmatika sosial.
c. Meningkatkan ketrampilan siswa dalam dalam menghitung pada
materi aritmatika sosial.
d. Meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar pada
materi aritmatika sosial.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi :
1. Siswa
a. Siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri.
b. Siswa dapat membangun ketrampilan, pengetahuan dan
pengalaman dalam praktek kehidupan sehari-hari.
c. Siswa dapat memupuk persahabatan antar siswa, persatuan dan
kerjasama.
d. Siswa memperoleh pengetahuan yang lebih bermakna.
2. Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan matematika
kepada siswa kelas II terutama materi aritmatika sosial.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menentukan metode yang
tepat untuk menyajikan suatu pokok bahasan dalam matematika.
3. Sekolah
a. Memberikan dorongan kepada masyarakat untuk lebih mendukung
usaha peningkatan prestasi sekolah.
b. Meningkatkan citra yang lebih positif bagi sekolah di kalangan
masyarakat, pada saat banyak sekolah terutama sekolah dasar
negeri ditutup karena pada waktu pendaftaran murid baru tidak
mendapat murid baru atau murid baru kurang dari 10 anak.
F. Penegasan Istilah
Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda. Untuk
menghindari penafsiran.yang berbeda mengenai judul skripsi ini, maka
diperlukan batasan sebagai berikut :
1. Meningkatkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terbatas
mengenai perubahan rata – rata nilai pelajaran matematika siswa pada
pokok bahasan uang.
2. Kemampuan yang dimaksud adalah terbatas pada hasil belajar siswa
dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial .
3. Materi yang dimaksud adalah mata uang 25 rupiah sampai dengan 1.000
rupiah.
4. Aritmatika sosial adalah salah satu pokok bahasan matematika kelas II
yang berhubungan dengan jual beli.
5. Simulasi transaksi jual beli adalah terbatas pada ketrampilan siswa dalam
memeragakan sebagai penjual dan pembeli dengan menggunakan alat
peraga uang 25 rupiah sampai dengan 1.000 rupiah.
6. Siswa kelas II SDN Sambiroto 04 adalah anak – anak usia sekolah (
berusia antara 7 tahun sampai 9 tahun ) yang terdiri dari 15 anak
perempuan dan 17 anak laki – laki yang pada tahun pelajaran 2004 – 2005
duduk di kelas II SDN Sambiroto 04 Kecamatan Tembalang Semarang.
G. Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan penulisan dan pemahaman isi skripsi maka disususn
sistematika sebagai berikut :
1. Bagian Pendahuluan
Terdiri dari Halaman Judul, Lembar Pengesahan, Motto dan Persembahan,
Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi Skripsi
Bab I : Pedahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah dan
Sistematika.
Bab II : Landasan Teori
Berisi Pengertian Belajar, Teori Belajar, Pengertian
Matematika, Teori Perkembangan, Faktor – faktor yang
mempengaruhi belajar, Metode Simulasi, Permainan,
Aritmatika Sosial kelas II tentang uang, Kerangka Berpikir,
Hipotesis Penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Berisi tentang Penentuan Subjek Penelitian, Variable
Penelitian, Prosedur Kerja, Data dan Pengumpulannya,
Indikator Kerja.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan.
Berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil
Penelitian.
Bab V : Simpulan dan Saran
Berisi tentang Simpulan dan Saran – saran.
3. Bagian akhir skripsi
Terdiri dari Daftar pustaka dan Lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
Topik penelitian ini, sebagaimana tersirat dalam judul “ Meningkatkan
kemampuan siswa materi aritmatika sosial dengan menggunakan simulasi
transaksi jual beli bagi siswa kelas II SDN Sambiroto 04 Semarang tahun
pelajaran 2004 – 2005 “, adalah tentang pembelajaran matematika, dan upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran metematika.
Topik tersebut tidak bisa lepas dari hal – hal sebagai berikut, yang akan
dibahas dalam bab ini.
1. Pengertian Belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan,
serta perubahan aspek –aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
- Menurut Mouly (2003), dalam buku CBSA Proses Belajar Mengajar,
pada hakikatnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang
berkat adanya pengalaman.
- Menurut Garry dan Kingsley (2003) menyatakan belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-
latihan. Teori Belajar.
Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku menurut
Witherington meliputi perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap,
pengetahuan, dan apresiasi. Yang dimaksud dengan pengalaman dalam
proses belajar tidak lain ialah interaksi antara individu dengan
lingkungannya .
Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif. Belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar
adalah suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu yang dipelajari.
( DR.H.Nana Sudjana,CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar ).
2. Teori Belajar :
Beberapa pendapat dari para ahli psikologi tentang toeri belajar
diantaranya :
a. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, ia tidak
belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal
berikut :
( i ) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon
belajar
( ii ) Respon sipebelajar, dan
(iii) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.
Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi
tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon sipebelajar yang baik
diberi hadiah. Sebaliknya perilaku respon yang tidak baik diberi
teguran dan hukuman.
( Belajar menurut Skinner dalam buku Belajar dan Pembelajaran,
Dr. Dimyati dan Drs. Mud Jono ).
b. Roger mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip
pendidikan. Prinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut sebagai
berikut:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar.
Siswa tidak harus belajar tentang hal – hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya.
3. Pengorganisasian bahkan pengajaran berarti mengorganisasikan
bahan dan ide baru. Sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar
tentang proses – proses belajar, keterbukaan belajar mengalami
sesuatu, bekerjasama dengan melakukan pengubahan diri terus
menerus.
5. Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam proses belajar.
6. Belajar mengalami ( Experiental Learning ) dapat terjadi, bila
siswa mengevaluasi dirinya sendiri. Belajar mengalami dapat
memberi peluang untuk belajar kreatif, self evaluation dan kritik
diri. Hal ini berarti bahan evalusi dari instruktur bersifat sekunder.
7. Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan
sungguh – sungguh.
Langkah – langkah pembelajaran yang perlu oleh guru. Saran
pembelajaran itu meliputi hal sebagai berikut :
1. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih
belajar secara terstruktur.
2. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.
3. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan
(Discovery Learning ).
4. Guru menggunakan metode simulasi.
5. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati
perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
6. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.
7. Sebaliknya guru menggunakan pengajaran berprogram, agar
tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreative.
c. Menurut Ausubel (1971), bahan pelajaran yang dipelajari haruslah
”bermakna”( meaningfull) artinya bahan pelajaran itu cocok dengan
kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang
dimiliki siswa. Pelajaran baru haruslah dikaitkan dengan konsep-
konsep yang sudah ada sedemikian hingga konsep-konsep baru benar-
benar terserap. Dengan demikian intelektual - emosional siswa terlibat
didalam kegiatan belajar mengajar.
d. Menurut rumusan G. A. Kimble, belajar adalah perubahan yang
relative menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai
akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termasuk perubahan –
perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan
syaraf, atau dengan kata lain bahwa mengetahui dan memahami
sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar.
3. Pengertian Matematika
Istilah mathematics (Inggris), Mathematik (Jerman), Mathematique
(Perancis), Matematico ( Itali), Matematiceski (Rusia) atau Mathematick /
wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang
mulanya diambil dari dari perkataan Yunani, Mathematike yang berarti “
Relasing to learning “. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu ( knowledge, science ). Perkataan
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang
serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar ( berpikir ).
- James dan James ( 1976 ) dalam kamus matematikanya mengatakan
bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep – konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga
bidang aljabar, analisis, dan geometri.
- Johnson dan Rising dalam bukunya mengatakan bahwa matematika
adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
diidentifikasikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
dari pada mengenai bunyi.
- Anton M. Maliono ( 1990 : 566 ) dalam buku hand out Dasar – dasar
dan Proses Pembelajaran Matematika I, matematika diartikan sebagai
ilmu tentang bilangan – bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan.
4. Teori Perkembangan.
Menurut Jean Piaget , ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap
individu yang berkembang secara kronologis ( menurut usia kalender )
yaitu :
a. Tahap Sensori Motor, dari lahir sampai dengan umur sekitar 2 tahun,
pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik ( gerakan anggota tubuh
) dan sensori ( koordinasi indra ) .
b. Tahap Operasi, sekitar umur 2 tahun sampai dengan 7 tahun,
pemikiran lebih banyak berdasarkan pada pengalaman kongkrit dari
pada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-objek yang
kelihatannya berbeda, maka ia mengatakannya berbeda pula.
c. Tahap Operasi Konkrit, sekitar umur 7 tahun sampai dengan sekitar
umur 11 tahun, dalam memahami operasi logis denga bantuan benda –
benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep
kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi, mampu
memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara
objektif dan mampu berfikir reversibel.
d. Tahap operasi formal, sekitar umur 11 tahun dan lebih, melakukan
penalaran dengan menggunakan hal – hal yang abstrak.
( H. Erman Suherman Ar, Drs, M. Pd, 2003, Strategi Pembelajaran
Matematika ).
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar.
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Perubahan di
dalam belajar, berhasil baik atau tidaknya tergantung kepada bermacam –
macam faktor yaitu :
1. Faktor individual, adalah faktor yang ada pada diri organisme itu
sendiri , antara lain :
a. Kematangan atau pertumbuhan.
b. Kecerdasan atau intelegensi.
c. Latihan dan ulangan.
d. Motivasi.
e. Sifat – sifat pribadi seseorang.
2. Faktor sosial, adalah faktor yang ada di luar individu, antara lain :
a. Keadaan keluarga.
b. Guru dan cara mengajar.
c. Alat – alat pelajaran.
d. Motivasi sosial.
e. Lingkungan dan kesempatan.
( Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, 1992, Psikologi pendidikan. )
6. Metode Simulasi ( Bermain peran ).
Simulasi menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Depdikbud adalah metode pelatihan yang
memeragakan sesuatu dalam bentuk tiruan ( imakan ) yang mirip dengan
keadaan sesungguhnya.
Menurut buku CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar oleh DR. H. Nana
Sudjana, ( 1989 ). Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura
– pura atau berbuat seolah – olah. Kata simulation artinya tiruan atau
perbuatan yang berpura – pura. Dari kata itu jelas bahwa simulasi adalah
tiruan atau perbuatan yang hanya pura – pura saja. Simulasi dapat
digunakan untuk melakukan proses tingkah laku secara imitasi ataupun
bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah –
olah dalam keadaan sebenarnya.
Tujuan simulasi ialah :
a. Melatih ketrampilan tertentu, baik bersifat profesional maupun bagi
kehidupan sehari – hari
b. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip
c. Melatih memecahkan masalah
d. Meningkatkan kegiatan belajar dengan melibatkan siswa dalam
mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang
sebenarnya
e. Memberikan motivasi belajar kepada siswa
f. Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok
g. Menumbuhkan daya kreatif siswa
h. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Bentuk – bentuk simulasi :
a. Peer teaching yakni latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa
kepada teman – teman calon guru.
b. Role playing, yakni permainan peranan untuk mengkreasi kembali
peristiwa – peristiwa yang telah terjadi atau akan terjadi.
c. Sosiodrama, yakni permainan peranan yang ditujukan untuk
menentukan alternative pemecahan masalah sosial. Tujuan sosiodrama
adalah agar murid dapat menghargai dan menghayati perasaan orang
lain, memupuk rasa tanggung jawab pada diri anak.
d. Psikodrama, yakni permainan peranan yang ditujukan agar siswa
memperoleh ( pemahaman ) yang lebih baik tentang dirinya, dapat
menemukan konsep sendiri, dan dapat menyatakan reaksinya terhadap
tekanan – tekanan yang menimpa dirinya.
e. Simulation game, yakni permainan peranan. Para siswa berkompetisi
untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan memenuhi
peraturan – peraturan yang ditetapkan.
7. Permainan.
Menurut buku Strategi Pembelajaran Matematika kontemporer ( 2003 ),
permainan adalah permainan menyediakan lingkungan belajar perlu
dengan mainan dimana para siswa mengikuti aturan – aturan yang telah
digariskan karena mereka tertarik untuk mendapatkan tantangan.
Permainan ini merupakan teknik yang dapat memotivasi para siswa,
khususnya untuk materi yang berulang – ulang membosankan.
8. Aritmatika sosial kelas II tentang uang.
Aritmetika. Cabang dari matematika. Aritmetika disebut juga ilmu hitung.
Dalam ilmu hitung dibicarakan tentang sifat – sifat bilangan, dasar – dasar
pengerjaan seperti menjumlah, mengurang, meembagi dan mengalikan,
menarik akar dan sebagainya. ( ST. Negaro B Harahap, 1998,
Ensiklopedia Matematika Ghalia Indonesia Anggota IKAPI ).
a. Mata uang 25 rupiah sampai dengan 1.000 rupiah
Dua puluh lima rupiah
Lima puluh rupiah
Seratus rupiah
b. Nilai Sekelompok Uang
Nilainya = 50 + 50 +
100
= 100 + 100
= 200 rupiah
Nilainya = 500 + 100 +
50
= 600 + 50
Dua ratus rupiah
Lima ratus rupiah
Seribu rupiah
= 650 rupiah
Nilainya = 200 + 500
= 700 rupiah
c. Tukar Menukar Uang
1 keping uang 100 rupiah 2 keping uang 50
rupiah
Nilainya 100 rupiah Nilainya 100 rupiah
Berarti ;
1 keping uang 100 rupiah nilainya sama dengan 2 keping uang 50
rupiah.
100 = 50 + 50
1 lembar uang 500 rupiah 5 lembar uang 100 rupiah
Nilainya 500 rupiah Nilainya 500 rupiah
Berarti :
1 lembar uang 500 rupiah nilainya sama dengan 5 lembar uang 100 rupiah.
Dapat ditukar dengan
Dapat
ditukar
dengan
500 = 100 + 100 + 100 + 100 + 100
d. Bermain “ belanja “ dengan jumlah uang sampai dengan 1.000 rupiah.
Percakapan penjual dan pembeli.
Pembeli : “ Berapa harga kue ini pak ? “
Penjual : “ Harganya lima puluh rupiah. “
Pembeli : “ Saya membeli seratus rupiah, Pak “
Penjual : “ Ini mendapat 2 kue “
Soal Cerita.
Perhatikan soal cerita dibawah ini !
Ibu Nana membeli sebungkus cabai merah dengan harga 550 rupiah.
Berapa rupiahkah uang kembali ?
Penyelesaian : Menghitung dahulu jumlah uangnya kemudian
dikurangi harga pembelian. Cara mengerjakan menggunakan kalimat
matematika.
Jawab : ( 500 rupiah + 500 rupiah ) – 550 rupiah = n
1.000 rupiah – 550 rupiah = n
= 450 rupiah
Jadi uang kembaliannya 450 rupiah.
e. Menuliskan nilai mata uang rupiah
Rp 750, 00
Rupiah Nilai uang Nilai sen
Jadi, tujuh ratus lima puluh rupiah ditulis Rp. 750,00.
B. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran melalui kegiatan simulasi transaksi jual beli, siswa lebih aktif secara fisik maupun psikis. Selain
siswa aktif secara fisik maupun psikis, siswa dapat menghitung jumlah nilai uang serta dapat menghitung
pengembalian dalam bertransaksi.
Pembelajaran dengan kegiatan simulasi transaksi jual beli siswa akan
lebih mudah mengingat, karena sesuatu yang dilakukan akan lebih berkesan
dan sulit untuk dilupakan, sesuai dengan prinsip belajar sambil berbuat. Colin
Rose dan Malcolm J Nicholl (1977:120) menyatakan “I hear ang I forget, I
see and I understand, I do and I remember” (saya mendengar dan saya lupa,
saya melihat dan saya paham, saya melakukan dan saya ingat).
Pembelajaran dengan simulasi transaksi jual beli merupakan variasi
pembelajaran karena biasanya jarang digunakan, maka siswa akan lebih
senang. Pembelajaran yang menyenangkan akan memberikan motivasi bagi
siswa dan motivasi sangatlah penting karena tanpa motivasi pembelajaran
kurang bermakna.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat disusun hipotesis sebagai berikut. Dengan kegiatan simulasi transaksi
jual beli siswa aktif dalam proses pembelajaran, ketrampilan dalam bertransaksi, hasil belajar siswa kelas II dan
kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar SDN Sambiroto 04 dapat meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
A. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
Sambiroto 04. Subyek penelitian adalah kelas II (dua), yang terdiri dari 15
siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki, jumlah seluruhnya 32 siswa. Nilai
rata-rata pelajaran Matematika mereka pada semester 1 adalah 6,5. Pemilihan
tempat penelitian ini dikarenakan peneliti sebagai salah satu tenaga pengajar
di sekolah tersebut. Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada
semester 2 yaitu minggu ke-2 bulan Maret 2005. Melalui simulasi transaksi
jual beli, hasil belajar siswa kelas II di SDN Sambiroto 04 Semarang pada
materi aritmatika sosial pokok bahasan Uang dapat ditingkatkan.
B. Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel penelitian ini adalah :
1. Keaktifan siswa selama pembelajaran.
2. Ketrampilan siswa dalam bertransaksi jual beli.
3. Hasil belajar siswa pada pokok bahasan uang.
4. Kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar.
C. Prosedur Kerja dalam Penelitian Tindakan yang Ditempuh
Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas berupa rencana tindakan
yang akan ditempuh secara bertahap. Tahap penelitian tindakan kelas
ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Tahapan tersebut disusun dalam suatu siklus yang terdiri dari 2 siklus,
yaitu :
1. Siklus I
a. Perencanaan
� Membuat model mata uang yang beragam nilainya.
� Membuat rencana pembelajaran tentang materi mengenal mata
uang, nilai sekelompok mata uang dan tukar menukar uang.
� Membuat alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
� Memberikan persepsi.
� Melaksanakan pembelajaran tentang materi mengenal mata uang,
nilai sekelompok mata uang dan tukar menukar uang.
� Membagi siswa menjadi enam kelompok berdasarkan pemerataan
tingkat kemampuan berpikir siswa.
� Siswa mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
� Membahas lembar kerja dengan penyelesaiannya.
� Memberi soal evaluasi pada akhir siklus I.
c. Pengamatan
� Mengamati jalannya pembelajaran.
� Mengamati jalannya kegiatan menukar uang.
� Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal.
d. Refleksi
Dengan mengobservasi tahapan implementasi dan mengadakan evaluasi pada tahapan evaluasi maka hasilnya dapat dianalisa untuk menentukan apakah siklus berikutnya perlu dilakukan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
� Membuat rencana pembelajaran tentang materi transaksi jual beli
dan tukar menukar uang
� Membuat alat evaluasi.
� Membuat pedoman observasi.
b. Implementasi
� Memberikan persepsi.
� Melaksanakan pembelajaran melalui simulasi transaksi jual beli.
� Secara bergantian setiap kelompok melakukan transaksi jual beli,
kelompok lain menjadi pengamat.
� Semua kelompok mengerjakan soal cerita yang telah diperankan.
� Membimbing dalam menyelesaikan soal cerita.
� Bersama siswa membahas soal cerita dengan penyelesaiannya.
� Memberi soal evaluasi pada akhir siklus II.
c. Pengamatan
� Mengamati jalannya pembelajaran.
� Mengamati jalannya kegiatan transaksi jual beli.
� Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
d. Refleksi
Peneliti bersama pengamat mendiskusikan hasil belajar dan menentukan apakah diperlukan siklus selanjutnya atau tidak. Jika hasil belajar sudah sesuai dengan indikator kinerja maka siklus dianggap selesai.
D. Data dan Pengumpulannya
1. Sumber Data dan Jenis Data
a. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa.
b. Jenis Data
Jenis data adalah data kuantitatif yang diambil dari nilai matematika
sebelum penelitian maupun tes pada akhir siklus dan data kualitatif
diambil dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran.
2. Cara Pengambilan Data
a. Data tentang keaktifan proses pembelajaran diambil melalui
pengamatan.
b. Data tentang ketrampilan bertransaksi diambil melalui pengamatan.
c. Data hasil belajar diambil dari hasil tes pada setiap akhir siklus.
d. Data hasil kinerja guru diambil melalui pengamatan.
E. Indikator Kinerja
Pelaksanaan tindakan kelas dianggap berhasil jika :
1. Keaktifan siswa mencapai > 75 %.
2. Ketrampilan siswa dalam menghitung > 75 %.
3. Nilai rata – rata hasil belajar siswa ≥ 7,0.
4. Kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar ≥ 7,0.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
I. Siklus I
Pada siklus ini guru melakukan penelitian tentang proses belajar dengan
pokok bahasan uang.
1. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran,
setelah diamati dan dicatat mengenai tingkat partisipasi dan keaktifan
setiap siswa dalam proses pembelajaran, maka di peroleh data sebagai
berikut :
a. Siswa siap duduk di kursi pada waktu pelajaran aritmatika 32 anak
atau 100 %.
b. Siswa siap dengan buku atau alat pelajaran 32 anak atau 100 %.
c. Siswa tenang dan tertarik dengan penjelasan guru 32 anak atau
100%.
d. Siswa mencatat materi yang dijelaskan guru 32 anak atau 100%.
e. Siswa aktif bertanya 15 anak atau 46, 8 %.
f. Siswa menjawab ( merespon ) setiap pertanyaan guru 18 anak atau
56, 2 %.
g. Siswa tertarik ( senang ) menggunakan media dalam proses
pembelajaran 32 anak atau 100 %.
h. Siswa senang melaksanakan kerja kelompok 32 anak atau 100%.
i. Seluruh siswa aktif dalam melaksanakan kerja kelompok 18 anak
atau 56, 2 %.
j. Siswa dapat bekerja sama atau berhubungan dengan siswa lain 18
anak atau 56, 2 %.
Dari hasil pengamatan di atas maka dapat di ambil rata – rata keaktifan
siswa yaitu 81, 5 % dengan kategori baik sekali.
2. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran
setelah diamati dan dicatat mengenai tingkat ketrampilan menghitung
siswa dalam proses pembelajaran, maka diperoleh data sebagai
berikut:
a. Ada usaha atau motivasi untuk dapat mengakhiri simulasi transaksi
jual beli dengan benar 22 anak atau 68, 7 %.
b. Siswa terampil dalam menggunakan alat peraga uang 18 anak atau
56,2 %.
c. Siswa terampil dalam bertransaksi jual beli 16 anak atau 50 %.
d. Siswa terampil dalam mengelola kerja sama dalam kelompok 18
anak atau 56, 2 %.
Dari hasil pengamatan di atas maka dapat di ambil rata – rata
ketrampilan menghitung siswa yaitu 57, 7 % dengan kategori sedang.
3. hasil laporan pengamatan guru selama proses pembelajaran.
Setelah mengamati proses pembelajaran yang telah berlangsung, maka
pengamat memberi laporan bahwa pada dasarnya peneliti dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar sudah lebih dari cukup, namun
bagi guru itu bukan berarti lebih dari cukup pula bagi siswa karena :
a. Dalam membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri
masih kurang.
b. Dalam berkomunikasi dengan siswa yang menggunakan ekspresi
lisan atau tertulis masih kurang jelas.
c. Kurang menekankan siswa mengenai maksud dan pentingnya
topik.
d. Dalam melaksanakan tindak lanjut masih kurang.
e. Kepekaan terhadap kesalahan berbahasa siswa juga masih kurang.
4. Hasil tes siklus I
Diakhir siklus, siswa – siswa mengerjakan soal tes hasil belajar tentang
mata uang 25 rupiah sampai dengan 1.000 rupiah, nilai sekelompok
mata uang yang beragam jenisnya, nilai tukar mata uang rupiah,
hasilnya sebagai berikut :
a. Nilai tertinggi = 10
b. Nilai terendah = 2
c. Nilai rata – rata = 7,4
II. Siklus II
Pada siklus ini guru melakukan penelitian tentang proses belajar dengan
sub pokok bahasan bermain belanja dengan jumlah nilai uang sampai
dengan 1.000 rupiah dan menuliskan nilai mata uang.
1. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran,
setelah diamati dan dicatat mengenai tingkat partisipasi dan keaktifan
setiap siswa dalam proses pembelajaran, maka diperoleh data sebagai
berikut :
a. Siswa siap duduk di kursi pada waktu pelajaran aritmatika 32 anak
atau 100 %.
b. Siswa siap dengan buku atau alat pelajaran 32 anak atau 100 %.
c. Siswa tenang dan tertarik dengan penjelasan guru 32 anak atau
100%.
d. Siswa mencatat materi yang dijelaskan guru 32 anak atau 100%.
e. Siswa aktif bertanya 18 anak atau 56,2 %.
f. Siswa menjawab ( merespon ) setiap pertanyaan guru 20 anak atau
62,5 %.
g. Siswa tertarik ( senang ) menggunakan media dalam proses
pembelajaran 32 anak atau 100 %.
h. Siswa senang melaksanakan kerja kelompok 31 anak atau 96,8 %.
i. Seluruh siswa aktif dalam melaksanakan kerja kelompok 28 anak
atau 87,5 %.
j. Siswa dapat bekerja sama atau berhubungan dengan siswa lain 18
anak atau 56, 2 %.
Dari hasil pengamatan di atas maka dapat diambil rata – rata keaktifan
siswa yaitu 83,4 % dengan kategori baik sekali.
2. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran
setelah diamati dan dicatat mengenai tingkat ketrampilan menghitung
setiap siswa dalam proses pembelajaran, maka diperoleh data sebagai
berikut :
a. Ada usaha atau motivasi untuk dapat mengakhiri simulasi transaksi
jual beli dengan benar 26 anak atau 81,2 %.
b. Siswa terampil dalam menggunakan alat peraga uang 25 anak atau
78,1 %.
c. Siswa terampil dalam bertransaksi jual beli 25 anak atau 78,1 %.
d. Siswa terampil dalam mengelola kerja sama dalam kelompok 18
anak atau 56, 2 %.
Dari hasil pengamatan di atas maka dapat di ambil rata – rata
ketrampilan menghitung siswa yaitu 73,4 % dengan kategori baik.
3. hasil laporan pengamatan guru selama proses pembelajaran.
Setelah mengamati proses pembelajaran yang telah berlangsung, maka
hasil pengamat yang dapat dilaporkan :
a. Dalam membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri
sudah meningkat.
b. Dalam berkomunikasi dengan siswa yang menggunakan ekspresi
lisan atau tertulis jelas.
c. Sudah menekankan siswa mengenai maksud dan pentingnya topik.
d. Dalam melaksanakan tindak lanjut masih kurang.
e. Kepekaan terhadap kesalahan berbahasa siswa baik.
4. Hasil tes siklus II
Diakhir siklus II, siswa – siswa mengerjakan soal tes hasil belajar
tentang bermain belanja dengan jumlah nilai uang sampai dengan
1.000 rupiah dan menuliskan nilai mata uang. Nilai tukar mata uang
rupiah, hasilnya sebagai berikut :
a. Nilai tertinggi = 10
b. Nilai terendah = 4,6
c. Nilai rata – rata = 8,8
B. Pembahasan
1. Siklus I
Dari hasil penelitian terlihat bahwa rata – rata keaktifan siswa 81, 5 %,
rata – rata ketrampilan menghitung siswa 57, 7 % dan rata – rata hasil
belajar 7,4 sehingga penelitian dapat dikatakan belum berhasil karena rata
– rata ketrampilan menghitung siswa masih di bawah indikator yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh :
a. Faktor siswa.
• Siswa masih tergantung pada temannya yang pandai dalam
menyelesaikan soal aritmatika sosial tentang uang.
• Siswa dapat menyelesaikan soal aritmatika sosial tidak mau
menggunakan alat peraga.
b. Faktor guru.
• Guru kurang maksimal dalam membantu siswa menyadari
kekuatan dan kelemahan diri.
• Ekspresi guru secara lisan atau tertulis masih kurang jelas.
Dari kelemahan – kelemahan siswa dan guru diatas dianggap sebagai
hal – hal yang menyebabkan pada siklus I ini belum berhasil dan
belum sesuai dengan indikator yang diharapkan, sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus II dengan memperhatikan kelemahan –
kelemahan pada siklus I. Namun dari hasil ini sudah ada peningkatan
jika dibandingkan dengan nilai rata – rata hasil belajar siswa semester
sebelumnya yaitu 6,5 meningkat menjadi 7,4 sedangkan kinerja guru
dalam kegiatan belajar mengajar 7, 56.
2. Siklus II
Dengan melihat hasil evaluasi, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa
mencapai 83, 4 % dan hasil belajar siswa 8,8 sehingga dapat dikatakan
indikator untuk keaktifan belajar siswa sudah tercapai dan nilai rata – rata
hasil belajar siswa sudah tercapai. Untuk ketrampilan siswa dalam
menghitung belum mencapai indikator yang diharapkan meskipun
kelemahan – kelemahan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
sudah diminimalisir. Kegiatan pembelajaran siklus II sudah lebih baik dan
dapat dilihat dari nilai rata- rata ketrampilan siswa yaitu 73, 4% dengan
kategori baik dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar 7,75
dengan kategori lebih dari cukup.
Berdasarkan temuan hasil refleksi ternyata menggunakan metode simulasi
transaksi jual beli dalam pembelajaran aritamatika sosial pokok bahasan
uang dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas II Sekolah Dasar
Negeri Sambiroto 04 Kecamatan Tembalang Semarang tahun pelajaran
2004 – 2005.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Naluri anak ingin tahu mempelajari hal – hal yang baru. Usaha tersebut
perlu dilakukan pada masa usia dini, mengingat pengertian yang terbentuk
diharapkan akan menambah dan mewarnai persepsi mereka dijenjang pendidikan
berikutnya. Untuk itu guru dituntut untuk mengenal lebih dekat sisi kejiwaan
anak, terutama taraf perkembangan intelegensinya.
Mengakhiri laporan penelitian tindakan kelas ini, diberikan kesimpulan
dan saran bagi pembaca untuk memudahkan pemahaman.
A. Simpulan.
Pada siklus I diperoleh hasil rata – rata keaktifan siswa 81,5 %, rata – rata
ketrampilan siswa 57,7 %, rata – rata hasil belajar 7,4 dan kinerja guru dalam
kegiatan belajar mengajar nilai rata – rata 7, 56. Pada siklus II diperoleh hasil
rata – rata keaktifan siswa 83,4 %, rata – rata ketrampilan siswa 73,4 %, rata –
rata hasil belajar 8,8 dan nilai rata – rata kinerja guru dalam kegiatan belajar
mengajar 7,75.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan simulasi transaksi jual beli mampu meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan uang.
2. Penggunaan simulasi transaksi jual beli mampu meningkatkan ketrampilan
siswa dalam menghitung pada materi aritmatika sosial.
3. Penggunaan simulasi transaksi jual beli mampu meningkatkan hasil belajar
siswa dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial pokok bahasan uang.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas dapat diajukan beberapa saran :
1. Penggunaan simulasi transaksi jual beli dalam pembelajaran matematika
perlu ditindak lanjuti sebagai metode pembelajaran alternatife bagi guru
Sekolah Dasar.
2. Untuk topik atau materi tertentu guru dapat menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih memahami materi
pelajaran.
3. Guru harus kreatif dalam pembuatan alat peraga yang akan disajikan,
diupayakan bahan yang dipakai sederhana dan relatif murah harganya.
DAFTAR PUSTAKA
- Amin Suyitno, Drs, M. Pd dan kawan – kawan, Hand Out Dasar – dasar Dan
Proses Pembelajaran Matematika I, Universitas Negeri Semarang, 2001.
- Depdikbud ( 1991 ), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
- H. Erman Suherman Ar, Drs., M. Pd, Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003.
- Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika,
Jica, Universitas Negeri Malang, 2003.
- H. Nana Sudjana, DR, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar, 1989
- Lisnawaty Simanjuntak, Dra., dan kawan – kawan, Metode Mengajar
Matematika, Rineka Cipta.
- M. Ngalim Purwanto, Drs., M. Pd , Psiklogi Pendidikan, PT. Remaja
Rusdakarya, Bandung, 1992.
- Petunjuk Praktikum, Analisis Numerik Soal Pengajaran Matematika
Perencanaan Pengajaran Matematika Strategi Pengajaran Matematika
Statistika Dasar Pemrograman Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia,
2000.
- ST. Negoro, B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, Ghalia Indonesia Anggota
IKAPI, 1998.
- Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2001.