Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS
KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Laporan Penelitian ini ditulis untuk sebagai syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh :
Annisa Delia Khusnayni
NIM : 11151030000094
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H /2018 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu pernyataan meperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 10 Oktober 2018
Annisa Delia Khusnayni
iii
MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS
KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran,Fakultas Kedokteran
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh :
Annisa Delia Khusnayni
NIM 11151030000094
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. dr. Riva Auda.,Sp.A, M.Kes.
NIP. 197803142006042001 NIP. 19761217200812015
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H /2018 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian berjudul MINAT KARIER DOKTER ALUMNI
FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA yang diajukan
oleh Annisa Delia Khusnayni (NIM : 1111030000094), telah diujikan dalam
sidang di Fakultas Kedokteran pada 10 Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
pada Program Studi Kedokteran.
Ciputat, 10 Oktober 2018
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. NIP.197803142006042001
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. dr. Riva Auda.,Sp.A, M.Kes.
NIP.197803142006042001 NIP. 19761217200812015
Penguji 1 Penguji 2
dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, Sp.GK dr. Erfira, Sp.M
NIP. 197307252008012009 NIP. 197011042008012012
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FK UIN Kaprodi PSKed
dr. Hari Hendarto, Ph.D.,Sp.PD-KEMD dr. Achmad Zaki,M.Epid.,Sp.OT
NIP.196511232003121003 NIP.197805072005011005
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang
berjudul “MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS
KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA”, sebagai salah satu
syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi di Program Studi Kedokteran di
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak
lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dengan
sebaik-baiknya akhlak.
Seiring dengan dikerjakannya penelitian ini, penulis telah mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak. Sehingga dalam kata pengantar ini, penulis
ingin menyampaikan penghargaan, hormat, terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama
RI yang telah memberikan beasiswa sehingga saya bisa menjalani
pendidikan di PSKed FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku Dekan FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Achmad Zaki, M. Epid., Sp.OT selaku Ketua Program Studi
Kedokteran FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. selaku dosen pembimbing 1 dan dr. Riva
Auda, Sp.A.,M.Kes, selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing selama melakukan penelitian ini.
5. Dr. dr. Francisca A, Tjakradidjaja, M.S, Sp.GK, selaku dosen penguji 1
dan dr. Erfira, Sp.M, selaku dosen penguji 2 yang memberikan bimbingan,
saran dan kritik untuk penelitian ini.
vi
6. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab modul riset
angkatan 2015.
7. dr. Nida Farida, Sp.M, selaku pembimbing akademik dan dosen-dosen
pengajar Program Studi Kedokteran yang telah memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
8. dr. M. Ilyas Saputra, dr. Abe Umaro, dr. Hapsari Abdining I, dr. Dimas
Nugroho, dr. Nurul Fatimah, dr. Ali Alatas, dr. Indra, dan dokter-dokter
lainnya yang telah membantu penulis dalam menyebarkan kuesioner dan
telah memotivasi dan memberikan dukungan bagi penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini.
9. Kedua orang tua penulis, Suliati dan Edi Haris Harsono, yang senantiasa
mendidik dan mendoakan penulis. Tak lupa juga terimakasih kepada adik-
adik saya, Lathifa Rohma dan Bima Satya, dan seluruh keluarga.
10. Ubaidillah Romadlon, Isna Khumairatin A, dan Widda Mayyala S, sebagai
teman seperjuangan dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. M. Thoriq A selaku teman diskusi masalah statistika yang telah banyak
mencerahkan dan memberikan ilmu mengenai SPSS secara sukarela, Fitri
Tahta Alfina sebagai teman sekamar,serta teman-teman seperjuangan dari
PBSB 2015 COSTAVERA yang selama ini telah memberikan dorongan
dan kebahagiaan kepada penulis.
12. Kepada teman seperjuangan Khadijah Alhaura, Risa Azzahra, dan Hanifa
Syafly yang telah selama ini menampung seluruh keluh kesah yang penulis
rasakan dan memberikan dorongan mental selama masa perkuliahan.
13. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tak
terhingga dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
Ciputat, 3 Oktober 2018
Penulis
vii
ABSTRAK
Annisa Delia Khusnayni. Program Studi Kedokteran. Minat Karier Dokter
Alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2018.
Latar belakang: Karier seorang dokter sangat beragam dan dipengaruhi oleh
banyak faktor yang dapat memotivasi dalam memilih karier. Pemilihan karier ini
sangat penting dalam memenuhi kekurangan dokter di Indonesia terutama dengan
berlakunya sistem kesehatan nasional saat ini.Tujuan : Mengetahui distribusi
minat karier dokter alumni dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode :
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan puposive sampling dengan
108 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data
menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Dari 108responden, satu responden
dikeluarkan karena ketidaklengkapan data, 90,6% responden memilih karier
klinis dengan 85% diantaranya memilih karier dokter spesialis. Dari hasil uji
analisis Chi-Square, tidak didapatkanhubungan yang bermakna antara usia, jenis
kelamin, asal daerah, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, dan
nilai IPK akhir terhadap pilihan karier (p>0,05). „Pengalaman pribadi terhadap
penyakit yang berhubungan‟ memiliki korelasi yang bermakna terhadap pemilihan
karier klinis dan nonklinis (p = 0,018), dan „Pengalaman rotasi klinik‟ memiliki
korelasi yang bermakna terhadap pemilihan karier spesialisasi (p = 0,011).
Kesimpulan : Karier yang paling banyak dipilihdokter alumni Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah adalah karier klinik terutama sebagai
spesialis. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, asal
daerah, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, dan nilai IPK
akhir dengan minat karier dokter alumni namun motivasi pemilihan karier
merupakan faktor yang berhubungan.
Kata kunci : Minatkarier, dokter alumni, karier klinis, karier nonklinis, karier
spesialis
viii
ABSTRACT
Annisa Delia Khusnayni. Medicine major. Doctor alumni’s Career Preference
and Factors Influencing Them: Study in Medical Graduates of Medical Faculty.
Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta.2018.
Background : A doctor’s career is diverse and is influenced by many factors that
can motivate career choices. These career choices are very important in meeting
the shortage of doctors in Indonesia especially with the enactment of the current
national health system.Objective : To distribution of doctor alumni cereer
preference and the factors that influence it.Methods :This study used cross-
sectional design and purposive sampling with 108 respondents. The data was
collected using questionnaire and the analysis was carried out using Chi-Square
Test. Results :Of the 108 respondents,one was excluded because of incomplete
data,90.6% respondent chose clinical career with 85% among them chose career
as a specialist. From the results of the Chi-Square analysis, no significant relation
was found between age, gender, home origin, parent’s level of education, parent’s
economic status and final IPK score on career choice (p>0.05).‘Personal
experiences of suffering from a career-related illness’ has significant correlation
to clinical and non-clinical career selection (p = 0.018) and ‘Clinical rotation
experiences’ has a significant correlation to career choice specialization (p=
0.011). Conclusion : The most chosen career by doctor alumni of the Faculty
ofMedicine UIN Syarif Hidayatullah is clinical career, especially as a
specialist.There is no relation between age, gender, home region, parent’s level of
education, parent’s economic status, final IPK scoreand interest in career of
doctor alumni but motivations for carer selection is a related factor.
Key words : Career preference, junior doctor, clinical career, non-clinical carer,
specialization.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAE JUDUL .................................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan umum .......................................................................................... 3 1.3.2 Tujuan khusus ......................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Minat ............................................................................................................. 5 2.1.1 Definisi minat ......................................................................................... 5
2.2 Karier ............................................................................................................ 6 2.2.1 Definisi karier ......................................................................................... 6 2.2.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier ......................................... 6
2.3 Karier dalam bidang Kedokteran................................................................... 7 2.3.1 Definisi dan klasifikasi ........................................................................... 7 2.3.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier spesialistik ...................... 9
2.4 Minat dan karier menurut agama Islam ....................................................... 14 2.5 Kerangka Teori ............................................................................................ 15 2.6 Kerangka Konsep ........................................................................................ 16 2.6 Definisi Operasional .................................................................................... 17
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 22 1.1 Desain penelitian ......................................................................................... 22 1.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 22 1.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 22
1.3.1 Populasi subjek penelitian .................................................................... 22 1.3.2 Besar sampel ......................................................................................... 22 1.3.3 Cara pengambilan sampel ..................................................................... 24 1.3.4 Kriteria sampel ...................................................................................... 24
1.4 Cara Kerja Penelitian ................................................................................... 25
x
1.4.1 Persiapan penelitian .............................................................................. 25 1.4.2 Pembuatan dan validasi kuesioner ........................................................ 25 1.4.3 Identifikasi subjek penelitian ................................................................ 26 1.4.4 Pemilihan sampel .................................................................................. 26 1.4.5 Informed consent terhadap responden ................................................. 26 1.4.6 Pengisian data kuesioner dengan lengkap ............................................ 26 1.4.7 Sortir data .............................................................................................. 26 1.4.8 Analisis dan pengolahan data dengan SPSS ......................................... 27
1.5 Manajemen Data .......................................................................................... 27 1.5.1 Pengumpulan data ................................................................................. 27 1.5.2 Pengolahan dan analisis data ................................................................ 27
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 28 4.1 Uji Validitas ................................................................................................ 28 4.2 Analisis Univariat ........................................................................................ 30
4.2.1Karakteristik responden ......................................................................... 30 4.2.2 Pilihan Karier ........................................................................................ 35 4.2.3 Pilihan instansi bekerja ......................................................................... 37 4.2.4 Motivasi pemilihan karier ..................................................................... 39
4.3 Uji Bivariat .................................................................................................. 40 4.3.1 Hubungan usia terhadap pemilihan karier ............................................ 40 4.3.2 Hubungan jenis kelamin terhadap pemilihan karier ............................. 42 4.3.3 Hubungan kriteria daerah asal terhadap pemilihan karier .................... 44 4.3.4 Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap pemilihan karier ..... 46 4.3.5 Hubungan penghasilan orang tua terhadap pemilihan karier................ 48 4.3.6 Hubungan nilai IPK akhir terhadap pemilihan karier .......................... 50 4.3.5 Hubungan motivasi memilih karier terhadap pilihan karier ................. 52
4.4 Kelebihan Penelitian .................................................................................... 57 4.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 58
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 59 5.1 Simpulan ...................................................................................................... 59 5.2 Saran ............................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61 LAMPIRAN ......................................................................................................... 68
xi
DAFTAR SINGKATAN
IPK : Indeks Prestasi Kumulatif
BPPSDMK : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
FK : Fakultas Kedokteran
PPDS : Program Pendidikan Dokter Spesialis
IPDS : Institusi Pendidikan Dokter Spesialis
KKI : Konsil Kedokteran Indonesia
STR : Surat Tanda Registrasi
TOEFL : Test of English as a Foreign Language
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
SPSS : Statistic Package for Social Sciences
THT-KL : Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher
UKMPPD : Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter
IK : Interval Kepercayaan
OR : Odd Ratio
N/A : Not Applicable
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lama masa pendidikan Program Studi spesialis Universitas
Indonesia................................................................................................................12
Tabel 4.1 Hasil validasi item kuesioner tahap pertama..........................................28
Tabel 4.2 Hasil validasi item kuesioner tahap kedua.............................................29
Tabel 4.3 Distribusi karakteristik responden.........................................................30
Tabel 4.4 Distribusi pilihan karier responden........................................................35
Tabel 4.5 Distribusi pilihan instansi tempat bekerja responden............................37
Tabel 4.6 Distribusi motivasi responden dalam memilih karier............................38
Tabel 4.7 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara usia dengan pilihan
karier klinis dan nonklinis......................................................................................39
Tabel 4.8 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara usia dengan pilihan
karier spesialisasi...................................................................................................40
Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara jenis kelamin dengan
pilihan karier klinis dan nonklinis..........................................................................41
Tabel 4.10 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara jenis kelamin
dengan pilihan karier spesialis...............................................................................42
Tabel 4.11 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara kriteria daerah asal
dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.............................................................43
Tabel 4.12 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara kriteria daerah asal
dengan pilihan karier spesialis...............................................................................44
Tabel 4.13 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.............................................45
Tabel 4.14 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan pilihan karier spesialis...............................................................46
Tabel 4.15 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara penghasilan orang
tua dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.......................................................47
Tabel 4.16 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara penghasilan orang
tua dengan pilihan karier spesialis.........................................................................48
Tabel 4.17 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara nilai IPK akhir
dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.............................................................49
Tabel 4.18 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara nilai IPK akhir
dengan pilihan karier spesialis...............................................................................50
Tabel 4.19 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara motivasi memilih
karier dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...................................................51
Tabel 4.20 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara motivasi memilih
karier dengan piilhan karier spesialis.....................................................................54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar informed consent...................................................................68
Lampiran 2 Kuesioner penelitian...........................................................................69
Lampiran 3 Hasil uji validitas................................................................................81
Lampiran 4 Riwayat penulis..................................................................................82
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karier yang dapat dipilih oleh seorang dokter sangat beragam dan luas,
serta dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbagai jenis karier yang dapat
ditempuh seorang dokter dapat diklasifikasikan dalam bidang klinis yaitu
dokter umum dan dokter spesialis, dan dalam bidang nonklinis yaitu
manajemen, pendidikan, penelitian, dan lain-lain yang sering juga dijumpai
pada karier sebagian dokter di Indonesia yang merupakan bagian yang
integral terhadap kehidupan dan fungsi dokter kepada masyarakat.1,2
Karier
dokter dalam hal nonklinis, yakni pendidikan bahkan telah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2013 mengenai
Pendidikan Kedokteran Bab I pasal 1 no.11 dan 12 tentang Dosen kedokteran
dan Tenaga kependidikan pendidikan kedokteran.3 Pemilihan
karierberpengaruh terhadap kinerja dokter dan berkolerasi secara langsung
terhadap ketidakpuasan pasien dan peningkatan kesalahan medis, terutama
pada karier spesialistik yang memiliki perbedaan dalam beban, lingkungan
pekerjaan, stres, pendapatan, dan konflik sosial.4
Sejak berlakunya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun
2016 oleh Kementerian Kesehatan yang memberlakukan sistem rujukan
berjenjang, semakin terlihat adanya ketimpangan dalam jumlah dokter di
Puskesmas dan rumah sakit. Dalam sistem rujukan berjenjang, untuk dapat
berobat di rumah sakit seorang pasien harus melewati fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) terlebih dahulu kecuali dalam keadaan darurat. FKTP
yang dimaksud adalah Puskesmas atau yang setara, praktik mandiri dokter,
praktik mandiri dokter gigi, klinik pertama atau yang setara termasukfasilitas
kesehatan tingkat pertama milik TNI/Polri, dan rumah sakit tingkat D pratama
atau yang setara. FKTP merupakan fasilitas kesehatan primer yang
2
melaksanakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang merupakan
prinsip managed care yang diberlakukan oleh nasional dan merupakan
gerbang utama masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan, sehingga
fasilitas kesehan primer sangat penting untuk dijaga kualitasnya terutama dari
hal tenaga medisnya.5
Dalam bagan yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK)6, didapatkan
bahwa persebaran dokter umum belum dapat menutupi kekurangan tenaga
dokter di Puskesmas daerah karena adanya kekurangan dan maldistribusi, hal
ini terlihat dengan banyaknya puskesmas dengan jumlah dokter umum di atas
standar 6.954 puskesmas dan dibawah standar 3.579 puskesmas. Selain itu,
jumlah dokter di rumah sakit juga tidak sepenuhnya terpenuhi, terutama pada
dokter umum dengan kekurangan mencapai 1.664 dokter dan spesialis
tertentu yaitu spesialis bedah dan radiologi yang mencapai angka 1.054 dan
1.052.Dalam penelitian sebelumnya didapatkan bahwa karier klinis terutama
dokter spesialis masih lebh digemari dibandingkan karier sebagai dokter
umum, hal ini sangat berkebalikan dengan kebutuhan dokter saat ini yang
lebih membutuhkan dokter umum di fasilitas kesehatan primer. Dengan
adanya kekurangan ini maka semakin penting untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan karier dokter sehingga diharapkan dapat
dilakukannya suatu upaya untuk meningkatkan minat dan kesadaran terhadap
karier dokter yang belum memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan saat
ini.3,6
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemilihan karier dokter alumni
terutama di FK Universitas Islam Syarif Hidayatullah.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana gambaran preferensi karier dokter alumni FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?
3
B. Faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan karier dokter yang telah
lulus?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran preferensi karier dokter alumni Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan faktor-faktor yang
mempengaruhi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mengetahui minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah terhadap pilihan karier klinis dan nonklinis.
b) Mengetahui minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah terhadap pilihan karier spesialis dasar, penunjang,
dan lainnya.
c) Mengetahui instansi kerja yang diminati oleh dokter alumni
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
d) Mengetahui motivasi memilih karier yang berhubungan dengan
minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah pada bidang klinis dan nonklinis serta bidang spesialis
dasar, penunjang, dan lainnya.
e) Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, asal daerah,
tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, nilai IPK akhir
status akademik, latar belakang orang tua dan motivasi memilih karier
dengan minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah pada bidang klinis dan nonklinis serta bidang spesialis
dasar, penunjang, dan lainnya.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti
- Mengetahui gambaran pemilihan karier yang diminati dokter yang
telah lulus dari FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai bahan
pertimbangan untuk pemilihan karier untuk pribadi.
Bagi institusi
- Mengetahui gambaran distribusi minat karier dokter alumni Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai data dasar dalam
menentukan kebijakan dalam sistem pendidikan kedokteran.
Bagi alumni
- Mengetahui pilihan dan faktor yang berhubungan dalam pemilihan
karier dokter alumni lainnya sebagai salah satu dasar pertimbangan
untuk mengambil keputusan mengenai karier yang akan diambil
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minat
2.1.1 Definisi minat
Minat adalah sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri.7 Minat cenderung berkembang karena berbagai
pengalaman yang pernah didapatkan, termasuk bakat.8 Perkembangan
minat ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang mungkin banyak tidak
disadari misalnya faktor eksternal, contohnya pengalaman-pengalaman
berupa paparan terhadap sesuatu yang dilihat ataupun dilakukan. Fase
perkembangan minat berlangsung secara bertingkat mengikuti pola
perkembangan individu itu sendiri. Di samping itu, kematangan individu
juga akan semakin kuat dan terfokus pada objek tertentu. Pada awalnya,
minat terpusat pada diri sendiri, hal-hal yang menjadi kepunyaan,
kemudian berpusat pada orang lain, termasuk objek-objek yang ada di
lingkungannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan minat
dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.9
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri masing-masing
individu berupa faktor biologis seperti jenis kelamin, faktor kesehatan
misalnya cacat mental maupun faktor psikologis seperti kecerdasan,
bakat, minat, perhatian serta motivasi belajar.7
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah semua faktor yang muncul dari luar diri
individu termasuk orang tua, media massa, teman pergaulan, dan lain-
6
lain yang ikut serta membentuk kesenangan dan ketidaksukaan
individu terhadap suatu objek atau aktivitas tertentu.9,10
2.2 Karier
2.2.1 Definisi Karier
Karier adalah perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan,
pekerjaan, jabatan, dan sebagainya atau dapat juga berarti sebagai
pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.8,11
Dalam pengertian
lain, karierdalam bahasa Belanda berarti; pertama, perkembangan dan
kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan, kedua, pekerjaan yang
memberikan harapan untuk maju. Karier sendiri dalam bahasa Inggris
adalah “A job or profession for which one is trained and which one intends
to follow foe part or whole of one’s life” atau suatu pekerjaan atau profesi,
seseorang perlu pelatihan untuk melaksanakan tugasnya, dan berkeinginan
untuk menekuninya dalam kehidupannya.12
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier
Aspek perencanaa dalam pemilihan karier berperan penting dalam
pemilihan karier seseorang yang akan dijalani sepanjang hidup. Menurut
teori Ginzberg mengenai karier, dikatakan bahwa perkembangan
pemilihan karier melalui beberapa tahap yaitu, fantasi, tentatif, dan
realistik. Proses fantasi adalah suatu proses imajinasi yang belum
dikonfirmasi dengan minat, bakat, atau kemampuan yang dimiliki. Proses
selanjutnya yaitu tentatif yaitu timbul dorongan untuk mencoba dan
mencocokkan karier tersebut dengan keadaan pribadi namun belum
sepenuhnya memahami mengenai syarat yang dimiliki karier tersebut.
Proses realistis inilah seseorang benar-benar memahami mengenai karier
yang dipilihnya dan keadaan dirinya sehingga pada tahap inilah seseorang
benar-benar memilih kariernya.13
Sementara itu, menurut Hoyer et al. yang dikutip oleh Agoes
Dariyo13
ada 4 tahap perkembangankarier dalam kehidupan orang dewasa
yaitu, selection and entry, adjusment, maintenance, dan retirement. Pada
saat masa seleksi dan masuk ditandai dengan upaya seseorang untuk
7
memasuki atau menjalani suatu jenis karier tertentu dengan
mempertimbangkan potensi, bakat/minat, kecerdasan, maupun
harapanyang akan dicapai. Masa penyesuaian diri adalah usaha seorang
individu untuk tetap menikmati karier/pekerjaan sebagai jalan hidupnya.
Setelah itu, dilanjutkan dengan masa pemeliharaan dan masa pensiun.13
Dari rangkaian teori di atas, dapat disimpulkan faktor yang
mempengaruhi pilihan karier, yaitu;
1. Faktor Internal
Yakni semua faktor yang berkaitan dengan karakteristik individu
usia, jenis kelamin, sifat, bakat dan minat, dan kecerdasan.13
2. Faktor Eksternal
Dengan menggunakan teori belajar sosial (Social Learning Theory),
maka pemilihan suatu karier adalah hasil dari proses belajar melalui
lingkungan hidupnya yaitu, orang tua, guru, teman, media massa, atau
masyarakat umum lainnya.13
Selain itu,salah satu faktor pendukung adalah status sosial ekonomi.
Status sosial ekonomidapat ditinjau dari pendapatan keluarga, tingkat
pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan status sosial dalam
masyarakat.14
Bila dilihat dari segi pendapatan yang mendukung tingkat
sosial ekonomi, menurut Herru Widiatmanti15
penggolongan dalam kelas
ekonomi ada tiga yaitu,
a. Kelas ekonomi menengah ke atas yaitu orang–orang dngan
besar pendapatan diatas Rp6.000.000 per bulan.
b. Kelas ekonomi menengah yaitu orang–orang dengan
penghasilan diantara Rp2.600.000-Rp6.000.000 per bulan.
c. Kelas ekonomi menegah ke bawah yaitu orang-orang dengan
penghasilan yang kurang dari Rp2.600.000 per bulan.
2.3 Karier dalam bidang Kedokteran
2.3.1 Definisi dan Klasifikasi
Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
8
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.16
Karier dalam bidang
kedokteran memiliki jangkauan yang luas dalam bidang kesehatan,
terdapat banyak jenis klasifikasi, namun dalam penelitian ini klasifikasi
berdasarkan klinisi dan nonklinisi, yakni1
1. Klinisi
A. Praktik umum
B. Praktik spesialistik
a) Ilmu Penyakit Dalam
b) Bedah spesialistik
c) Jantung dan pembuluh darah
d) Anastesi
e) Bedah umum
f) Kebidanan dan kandungan
g) Ilmu penyakit mata
h) Ilmu penyakit kulit dan kelamin
i) Radiologi
j) Ilmu kesehatan anak
k) Psikiatri
l) Ilmu penyakit saraf
m) Telinga, hidung, dan tenggorokan
n) Patologi anatomi
2. Nonklinisi
A. Kedokteran dasar,
B. Kedokteran komunitas
C. Administrasi kesehatan
D. Penelitian industri farmasi
E. Peneliti
F. Lainnya
9
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier spesialistik
A. Umum, spesialistik, atau tidak keduanya
Karier dokter pada bidang klinis dapat dibagi secara general
menjadi umum, spesialis, atau penunjang yang perlu dipahami terlebih
dahulu sebelum memutuskan memilih salah satunya. Karier dalam
bidang umum yakni dokter umum adalah dokter yang bekerja di
layanan primer, namun secara klasik dokter keluarga, dokter spesialis
anak, dan dokter spesialis penyakit dalam juga termasuk dalam bidang
klinis umum. Penggolongan bidang umum ini berdasarkan pada
luasnya pengetahuan medis yang harus diketahui dokter yang umum
dan sering terjadi di masyarakat. Tugas dokter pada golongan umum
ini lebih kepada diagnosis, tatalaksana awal, dan tindakan pencegahan
yang disertai dengan pemantauan pasien dalam jangka waktu yang
lama.17
Berbeda dengan golongan umum yang dapat menjumpai berbagai
macam penyakit, golongan spesialis mengatasi area yang spesifik pada
tubuh manusia dan lebih berorientasi kepada penanganan pasien secara
langsung. Sehingga dokter spesialis lebih berkutat dengan prosedur
teknis dan sebagai konsultan dokter sehingga dokter golongan spesialis
ini lebih sedikit terikat dengan hidup pasien.17
Dokter dalam golongan penunjang lebih bersifat suportif dan tidak
berhubungan langsung dengan pasien misalnya radiologi, rehabilitasi,
patologi klinik, onkologi, emergensi, anestesi, dan kedokteran nuklir.
Para dokter penunjang ini berperan penting dalam penanganan pasien
melalui proses diagnosis dan merupakan dokter dengan orientasi
rumah sakit.17
B. Konten intelektual dan masalah klinis
Beberapa spesialistik memiliki batasan yang jelas terhadap
tindakan yang dilakukan kepada pasien, seperti radiologi dan
dermatologi, yang tidak memiliki wewenang untuk melakukan
tindakan kepada diluar bagian spesialistiknya. Pengetahuan klinis
sangat penting untuk diketahui pada bidang masing-masing, oleh
10
karena itu ketertarikan terhadap masalah klinis penting dalam setiap
janis karier spesialistik yang dipilih. Bila memiliki ketertarikan
terhadap farmakologi klinis dan fisiologis misalnya, maka akan lebih
baik bila memilih karier spesialis anastesi, jangan memaksakan untuk
memilih spesialistik lain yang mungkin tidak berhubungan sama
sekali.17
C. Banyaknya kontak dengan pasien
Sangat penting bagi dokter untuk menjalin kontak dengan pasien
sehingga kepercayaan dapat dibangun dan mempermudah dalam
menangani pasien, namun tidak semua dokter memiliki intensitas
pertemuan yang sama dengan pasien. Dokter spesialis yang memiliki
banyak kontak dengan pasien misalnya, dokter umum dan dokter
penyakit dalam dan sebaliknya, dokter spesialis yang lebih jarang
bertemu pasien misalnya, adalah dokter yang masuk dalam golongan
penunjang yakni dokter spesialis radiologi dan lain-lain. Selain
intensitas bertemu pasien dapat dipilih sebagai alasan dalam memilih
spesialisasi, kebersihan lingkungan kerja juga dapat dijadikan faktor
tersendiri. Dokter emergensi yang manangani pasien dalam keadaan
gawat darurat yang tentu banyak terekspos cairan tubuh pasien
merupakan contoh suatu lingkungan dokter yang cukup kotor, berbeda
dengan dokter spesialis mata yang penanganan pasiennya cukup bersih
dan minimal terekspos oleh darah dan cairan tubuh pasien.17
D. Jenis pasien yang dihadapi
Dalam berpraktek, tentu banyak sekali tipe pesien yang akan
dihadapi oleh dokter, hal ini akan lebih berbeda dengan dokter pada
spesialistik tertentu. Dokter spesialis kedokteran jiwa, sebagai contoh,
akan berhadapan dengan pasien yang cenderung memiliki emosional.
Berbeda halnya dengan dokter onkologi yang cenderung lebih sering
berhadapan dengan pasien dengan penyakit berat dan dengan
prognosis yang buruk, walaupun memiliki temperamen yang lebih baik
namun tingkat mortalitas yang tinggi menjadi beban tersendiri yang
cukup berat. Resiko malpraktik juga turut menjadi beban dasar
11
pertimbangan, karena emosi setiap pasien berbeda dan tingkat
sensitivitasnya jauh lebih tinggi terutama pada spesialis anak, spesialis
saraf, spesialis ortopedi, dan spesialis jantung. Hal-hal seperti ini tentu
akan menjadi beban mental tersendiri bagi dokter spesialis yang juga
akan turut dipertimbangkan dalam memilih kariernya. 17
E. Ekspektasi sosial, status, dan karier
Dalam memilih suatu spesialisasi banyak dokter yang memilih
berdasarkan dengan tingginya status sosial serta karier panjang yang
akan diraih sehingga lebih dihormati dalam masyarakat. Namun
terkadang tidak sedikit yang menghiraukan faktor-faktor eksternal
seperti keluarga, teman, dan lain-lain dan memilih berdasarkan minat
dan dorongan pribadi. Pemilihan karier yang sesuai akan
meningkatkankepuasan dan kebahagiaan dokter terhadap kariernya
dibandingkan bila mengejar status dan karier.17
F. Konsiderasi gaya hidup
Dokter adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu.
Tidak jarang seorang dokter mendapatkan panggilan di tengah jam
istirahat atau tengah malam untuk menangani pasien, misalnya untuk
proses kelahiran. Banyak dokter saat ini yang memilih untuk berkarier
spesialis dengan waktu luang yang cukup untuk dihabiskan bersama
keluarga. Bahkan banyak yang merelakan gaji yang tinggi demi waktu
luang yang lebih dan keseimbangan antara dunia kerja dan dunia
pribadi. Dalam hal ini banyak dokter wanita yang lebih menjadikan isu
jam kerja ini sebagai alasan untuk memilih karier dibandingkan dokter
laki-laki. Beberapa contoh dokter spesialis yang memiliki jam kerja
lebih terbatas adalah radiologi, patologi klinik, kulit dan kelamin, mata,
dan rahabilitasi.17
G. Lamanya pendidikan spesialis
Beberapa dokter dan mahasiswa menjadikan lamanya pendidikan
spesialis sebagai alasan untuk memilih spesialisasi. Lamanya
pendidikan dokter hingga lulus residen memang tidak memakan waktu
yang sedikit, berkisar 3 hingga 6 tahun. Hal ini menjadi halangan
12
tersendiri bagi dokter yang lebih tua dan memiliki keluarga, terutama
bila sudah memiliki anak.17
Beberapa contoh lama pendidikan spesialis
yang dikutip dari website Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
adalah sebagai berikut,
Tabel 2.1 Lama Masa Pendidikan Program Studi Spesialis Universitas
Indonesia18
No Nama Program Studi Spesialis Lama Pendidikan
(semester)
1 Patologi Anatomi, Forensik & Medikolegal,
Mikrobiologi Klinik, Ilmu Kedokteran
Okupasi, Parasitologi Klinik, Ilmu Gizi
klinik, dan Akupuntur Klinik
6
2 Radiolgi, Anestesiologi, Ilmu Kesehatan
Mata, Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin,
Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi,
Ilmu Kedokteran Olahraga, Farmakologi
Klinik, dan Onkologi Radiasi
7
3 Ilmu Kesehatan Anak, Neurologi, Ilmu
Kesehatan Jiwa, Ilmu Kesehatan THT,
Bedah Kepala & Leher, Patologi klinik, dan
Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi
8
4 Ilmu Penyakit Dalam, Obstetri dan
Ginekologi, Ortopedi & Traumatologi, dan
Kedokteran Penerbangan
9
5 Ilmu Bedah Thoraks dan Kardiovaskular,
Urologi, Bedah Plastik, dan Ilmu Bedah
10
6 Bedah Saraf 11
H. Sulitnya mendapatkan posisi residen
Tidak semua universitas dengan Fakultas Kedokteran (FK)
membuka Program Studi Spesialis, hal ini karena regulasi pembukaan
Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) diawasi langsung oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang dilakukan ketat demi
menjaga kualitas dokter spesialis.16
Tidak hanya itu, kuota Peserta
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) juga terbatas, terutama pada
beberapa spesialisasi tetentu. Seleksi untuk PPDS sendiri tidak
semudah memasuki FK, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
sebagai dokter yakni Surat Tanda Registrasi (STR), pengalaman di
klinik selama waktu tertentu diluar internship, sertifikat pelatihan
13
khusus yang diikuti, dan lulus dalam seleksi khusus, selain itu juga ada
beberapa persyaratan dasar yang harus dimiliki semua peserta
misalnya, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Test of English as a
Foreign Language (TOEFL), dan tes-tes khusus tiap spesialisasi.
Terbatasnya IPDS dan kuota PPDS ini menimbulkan kompetisi yang
cukup sulit dilalui dan tidak jarang yang mengurungkan diri
untukberkarier spesialis karena kompetisi dan seleksi masuk PPDS
ini.17,18
I. Potensi pendapatan
Mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan
dokter dan pendidikan spesialis membuat sebagian dokter dengan
pilihan karier spesialis memutuskan untuk memilih spesialisasi dengan
pendapatan yang tinggi. Dalam masa sistem Jaminan Kesehatan
Nasional atau JKN saat ini, dokter semakin urung untuk memilih
spesialisasi dengan pendapatan yang rendah, seperti yang diungkapkan
dalam penelitian yang dilakukan di Bandung mengenai kepuasan kerja
dokter spesialis pasca implementasi sistem JKN, sebagian besar (60%)
menyatakan kurang puas karena kebijakan administrasi organisasi
yang kurang baik.Perlu pertimbangan yang baik dan pemahaman yang
dalam mengenai karakterisik spesialis yang dipilih, terutama
pendapatan dan sistem kesehatan saat ini, lalu membandingkannya
dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing individu untuk
dapat memutuskan spesialisasi yang tepat.17,19,20
J. Lowongan kerja dan prediksi tingkat kesulitan kerja
Persebaran dokter di Indonesia sering mengalami maldistribusi
dalam hal pemenuhan dokter umum dan dokter spesialis. Hal ini
desebabkan karena banyak dokter memilih karier di kota besar
sehingga maldistribusi banyak terjadi di daerah lain yang lebih
terpencil. Hal ini dipaparkan dalam Program Pemenuhan Tenaga
Kesehatan tahun 2016 yang menyatakan adanya kekurangan dokter
spesialis dasar yaitu, spesialis anak, spesialis obgyn, spesialis penyakit
dalam, dan spesialis bedah, serta kekurangan dokter spesialis
14
penunjang yaitu, spesialis anastesi, spesialis radiologi, spesialis
rehabilitasi medik, dan spesialis patologi klinik. Adanya kekurangan
dokter pada beberapa rumah sakit ini menyatakan adanya ketersediaan
lapangan pekerjaan pada beberapa spesialis yang dibutuhkan sehingga
mendorong ketertarikan dokter dan mahasiswa Fakultas Kedokteran
untuk menempuh karier dibidang spesialis tersebut.3,6,17
2.4 Minat dan karier menurut agama Islam
Minat seseorang dapat sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
semua faktor yang muncul dari luar diri individu, termasuk ajaran agama
yang telah diajarkan oleh orang tua dan orang-orang disekitar seorang
individu. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Shumba dan
Naong21
dibuktikan bahwa keluarga berpengaruh besar terhadap pilihan
karier dan kemampuan untuk belajar mengidentifikasi minat anak terhadap
karier tertentu. Ajaran agama yang diberikan oleh keluarga dapat membantu
membentuk pola pikir seorang individu dalam mengambil keputusan dan
tindakan dalam hidupnya serta mendorong pembentukan rasa suka dan
ketertarikan individu terhadap suatu hal.21
Islam sendiri adalah agama yang melindungi dan mendorong umatnya
untuk saling membantu dalam kebaikan. Dalam berkarier seorang muslim
didorong untuk memenuhi kebutuhan dan prioritas masyarakat dalam susunan
dharuriyah (hal-hal primer), hajiyat (hal-hal sekunder), dan tahsinat (hal-hal
tersier). Hal dharuruyah yang dimaksud adalah menjaga jiwa, akal, agama,
kehormatan, dan harta benda, sedangkan hajiyat adalah hal-hal yang
menjadikan kehidupan manusia lebih mudah dan ringan, serta tahsinat adalah
hal-hal yang dianggap baik secara kebiasaan yang membuat hidup seseorang
nyaman tanpa pemborosan dan berfoya-foya. Al-Quran dijelaskan dalam QS
At-Taubah yang artinya ”Dan katakanlah.’Bekerjalah kamu, maka Allah
akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, lalu dibeeitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.’” (QS At-Taubah:105). Dari ayat tersebut dan penjelasan
15
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa bekerja atau berkarier yang
mambawa manfaat kepada masyarakat dan agama memiliki hukum fardhu
dan apapun yang dilakukan dalam pekerjaan akan diperhitungkan nantinya.22
2.5 Kerangka Teori
Minat karier dokter alumni
Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Internship
Keluarga
Teman
Klinik
Kondisi
sosial
ekonomi
Faktor pengalaman
Faktor internal
Bidang klinis
Bidang nonklinis
Faktor
karakteristik
pekerjaan
Faktor eksternal
Usia
Tipe kepribadian
Jenis kelamin
Bakat dan minat
Kecerdasan Akademik
Orang
sekitar
Ayah dan ibu
Guru dan dosen
Kerja Preklinik
16
2.6 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel dependen
Nilai IPK
Pilihan karier
dokter alumni FK
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Tingkat pendidikan
orang tua
Kondisi sosial
ekonomi
Jenis kelamin
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak
diteliti
Karakteristik daerah
asal
Usia
Tipe kepribadian
Bakat dan minat
Faktor yang
mempengaruhi
17
2.6 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Cara
Pengukuran
Skala
Pengukuran
Variabel Independen
1 Usia Lamanya hidup responden yang dihitung dalam tahun sejak
lahir sampai saat penelitian berlangsung.
Dengan kategori usia :
20-24 tahun : dewasa muda, dan
≥25 tahun : dewasa.23
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Ordinal
Skor :
0 : ≤ 25 tahun
1 : > 25 tahun
2 Jenis
kelamin
Perbedaan biologis laki-laki dan perempuan khususnya pada
bagian reproduksi.
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Kategorik
Skor :
0 : Laki-laki
1 : Perempuan
18
3 Tingkat
pendidikan
orang tua
Tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuh kedua orang tua
pada saat penelitian ini berlangsung. Digolongkan menjadi 3,
yaitu,
- Jenjang pendidikan dasar yaitu SD/sederajat, dan
SMP/sederajat
- Jenjang pendidikan menengah yaitu SMA/sederajat
- Jenjang pendidikan tinggi yaitu Perguruan Tinggi
(PT)/sederajat dengan tingkatan strata diploma
hingga strata tiga (S3).24
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Ordinal
Skala :
1 : Dasar
2 : Menengah
3 : Tinggi
2 :
4 Status
ekonomi
Kondisi yang berdasarkan pada tingkat pendapatan orang tua
perbulannya dan digolongkan menjadi 3 yaitu,
- Kelas ekonomi menengah ke atas yaitu orang–orang
dngan besar pendapatan diatas Rp6.000.000 per
bulan.
- Kelas ekonomi menengah yaitu orang–orang
dengan penghasilan diantara Rp2.600.000-
Rp6.000.000 per bulan.
- Kelas ekonomi menegah ke bawah yaitu orang-
orang dengan penghasilan yang kurang dari
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Ordinal
Skala :
1 : Menengah ke
bawah
2 : Menengah
3 : Menengah ke atas
19
Rp2.600.000 per bulan.15
5 Nilai IPK
akhir
Angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar
mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama
sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh.
Nilai IPK akhir ini digolongkan menurut predikat kelulusan,
yaitu:
- Baik : 2,00-2,74
- Amat Baik : 2,75-3,49
- Cum Laude : 3,5-4,00.25
Dalam penelitian ini nilai IPK akhir digolongkan menjadi Amat
baik dan Cum laude.
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Ordinal
Skala :
1 : Amat Baik
2 : Cum laude
6 Daerah
tempat
tinggal
Jenis lingkungan dimana responden tinggal selama 18 tahun
terakhir .26
Dengan kriteria fasilitas kota :
- Sekolah Taman Kanak- Kanak
- Sekolah Menengah Pertama
- Sekolah Menengah Pertama
- Pasar
- Pertokoan
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Kategorik
Skor :
0 : Desa
1 : Kota
20
- Bioskop
- Rumah sakit
- Hotel/ Bilyar/ Diskotek/ Panti Pijat/ Salon
- Persentase Rumah Tangga yang menggunakan telepon
- Presentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik.24
7 Motivasi
pemilihan
karier
Semua faktor- faktor yang mendukung minat terhadapkarier
yang dipilih. Dalam penelitian ini motivasi pemilihan karier
tertera dalam bentuk 17 pernyataan yang diukur tingkat
kesetujuannya pada responden.26,27
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Ordinal
Skala :
1 : sangat tidak
setuju
2 : tidak setuju
3 : setuju
4 : sangat setuju
Variabel dependen
1 Pilihan
karier
Pilihan jenis karier yang akan ditempuh dokter alumni berupa
klinis dan nonklinis. Karier klinis adalah dokter umum dan
dokter spesialis, sedangkan karier nonklinis adalah dosen,
peneliti, manajerial atau struktural, dan lainnya.1
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Nominal
Skor:
0: Klinisi
1: Nonklinisi
2 Pilihan
karier
Pilhan karier dokter dalam menempuh bidang spesialis yang
dibagi menjadi 3 kategori spesialisasi yaitu
Kuesioner Pengisian
kuesioner
Nominal
Skor :
21
spesialis - Spesialis dasar adalah spesialis penyakit dalam,
bedah, anak, dan obgyn
- Spesialis penunjang adalah spesialis radiologi,
patologi klinik, patologi anatomi, anastesi, dan
rehabilitasi medik
- Spesialis lainnya adalah spesialis mata, spesialis
THT-KL, spesialis saraf, spesialis jantung dan
pembuluh darah, spesialis kulit dan kelamin,
spesialis kedokteran jiwa, spesialis paru, spesialis
ortopedi dan traumatologi, spesialis urologi,
spesialis bedah saraf, spesialis bedah plastik,
spesialis kedokteran forensik.28
0: Spesialis dasar
1: Spesialis
penunjang
2: Spesialis lainnya
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
1.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan metode
cross sectional.
1.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai Oktober
2018. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus hingga September
2018 yang disebar juga dalam bentuk online.
1.3 Populasi dan Sampel Penelitian
1.3.1 Populasi subjek penelitian
Populasi target dari penelitian ini adalah Dokter Alumni Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyelesaikan
masa studi dan mendapatkan gelar dokter yang belum hingga telah
melaksanakan internship. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah
Dokter Alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mendapatkan gelar dokter, belum, sedang, dan telah menyelesaikan
internship maksimal 2 tahun yang masih aktif dalam sosial media Line
dan WhatsApp. Sampel penelitian ini adalah purposive sampling.
1.3.2 Besar sampel
Berdasarkan jenis penelitian yang merupakan penelitian
kategorikal dan menggunakan purposive sampling, tetapi perlu untuk
mengetahui sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
rumus yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
Analitik kategorik tidak berpasangan29
:
n = √ √
keterangan :
n = besar sampel
23
Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼
Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽
𝛼 = tingkat kemaknaan
𝛽 = power penelitian
P = proporsi total = (P1 - P2)/2
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement
peneliti
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q = 1 - P
Q1 = 1 – P1
Q2 = 1 – P2
Diketahui :
Zα = 1,96
Zβ = 1,282
P1 = 0,22830
P2 = 0,528
P = -0,15
Q = 0,85
Q1 = 0,772
Q2 = 0,472
dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan
tipe II 10% dan effect size (P1-P2) sebesar 30%, maka besar sampel yang
diperlukan :
n1=n2 = √ √
n1=n2 = 43 sampel
n total =86
untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel
ditambahkan dengan menggunakan rumus :
24
n‟ =
=
= 95,56 = 96 sampel
n‟ = besar sampel setelah antisipasi drop out
n = besar sampel yang dibutuhkan
f = prediksi drop out = 10%
jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah
96orang.
1.3.3 Cara pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Tehnik ini
mengambil beberapa perwakilan dari populasi terjangkau dengan
memperhatikan kriteria yang telah ditentukan dan kuesioner diberikan
dalam bentuk google form dan disebarkan melalui media sosial.
1.3.4 Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi
a. Dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakartayang telah lulus pendidikan preklinik dan klinik serta
mendapatkan gelar dokter.
b. Dokter alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bersedia
menjadi sampel.
2. Kritera eksklusi
Dokter yang telah menyelesaikan masa studi preklinik dan
klinik hingga telah menyelesaikan masa internship yang telah mengisi
kuesioner namun data tidak lengkap atau kuesioner tidak kembali.
25
1.4 Cara Kerja Penelitian
1.4.1 Persiapan penelitian
Persiapan penelitian berupa pengajuanethical clearance yang
ditujukan kepada komite etik penelitian Fakultas kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
1.4.2 Pembuatan dan validasi kuesioner
Pada pembuatan kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
berdasarkan tujuan dan populasi yang telah ditetapkan, kemudian
2. Pembuatan dan validasi kuesioner
3. Identifikasi subjek penelitian
1.
4. Pemilihan sampel
3.
2.
5. Informed consent terhadap responden
4.
3.
6. Pengisian data kuesioner dengan lengkap
5.
4.
7. Sortir data
8. Analisis dan pengolahan data dengan SPSS
Bersedia
Tidak bersedia
Tidak memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Dikeluarkan
1. Persiapan penelitian
26
mereview teori dan penelitian yang telah ada untuk dikembangkan dalam
format kuesioner. Pada penelitian ini, item kuesioner motivasi pemilihan
karier diambil dan dikembangkan dari penelitian Kawamoto R, etal. dan
Takeda Y, etal. melalui proses translasi dan uji validitas yaitu face validity
test dan predictive validity testkepada responden di luar populasi
target.26,27
Validasi kuesioner dilakukan kepada 30 responden yaitu dokter
alumni yang bukan lulusandari Fakultas Kedoktern UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang lulus antara tahun 2009-2012.
1.4.3 Identifikasi subjek penelitian
Subjek penelitian adalah Dokter alumni FK UINSyarif
Hidayatullah Jakarta yang telah lulus masa pendidikan preklinik dan klinik.
1.4.4 Pemilihan sampel
Untuk penelitian ini sampel yang diambil adalah
purposivesampling, hal ini dilakukan karena terbatasnya sampel, waktu,
serta sulitnya menjangkau sampel.
1.4.5 Informed consent terhadap responden
Memberikan penjelasan terkait penelitian sebelum diberikannya
linkkuesioner. Apabila responden bersedia untuk mengikuti penelitian ini
maka akan diarahkan untuk pengisian kuesioener.Sedangkan bagi yang
tidak bersedia, maka tidak diikutsertakan pada penelitian ini.
1.4.6 Pengisian data kuesioner dengan lengkap
Pengisian kuesioner berupa identitas berupa nama, usia, jenis
kelamin, pekerjaan dan pendapatan orang tua, kriteria dan provinsi tempat
tinggal, tahun memasuki Fakultas Kedokteran, Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK), sudah tidaknya menjalani internship, kriteria tempat internship,
instansi bekerja pasca internship,pilihankarier yang dipilih, dan motivasi
pemilihan karier.
1.4.7 Sortir data
Pemilihan data dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria
27
Eksklusi dan kelengkapan data yang telah diisi, bila tidak memenuhi
kriteria atau tidak lengkap, maka data akan dikeluarkan.
1.4.8 Analisis dan pengolahan data dengan SPSS
Analisis dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan
program SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0.
1.5 Manajemen Data
1.5.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data
primer karena kuesioner diisi langsung oleh responden.
1.5.2 Pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan
program SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0. Berikut
ini beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu:
1.5.2.1 Editing
Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.
1.5.2.2 Coding
Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atasbeberapa
kategori.
1.5.2.3 Data entry
Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam
program SPSS.
1.5.2.4 Analisis data
Melakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi atau
distribusi data dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar
variabel dengan menggunakan uji Chi Square dan uji alternatif bila tidak
memenuhi syarat uji Chi-Square.
28
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas
Validitas untuk pengukuran merupakan derajat kesesuaian hasil
pengukuran sebuah alat ukur (instrumen) dengan apa yang sesungguhnya
ingin diukur oleh peneliti sehingga alat ukur itu benar-benar mengukur apa
yang diukur.32,33
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah
kuesioner yang disusun bersama dengan tim. Uji validitas instrumen dilakukan
terhadap 30 responden dokter alumni Fakultas Kedokteran di luar FK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan untuk uji validasi
yang sesuai dengan kriteria inklusi (n) adalah 30 responden sehingga
didapatkan nilai untuk korelasi r product-moment (r table) dengan rumus n-
2= 30-2 = 28 adalah 0,361. Nilai ini didapatkan berdasarkan jumlah sampel
dan tingkat signifikan yang dipilih yaitu 5%.
Tabel 4.1 Hasil validasi tahap pertama item kuesioner
No Item kuesioner r hitung
1. Jam kerja fleksibel 0,070
2. Penghasilan yang tinggi 0,303
3. Profesi masih banyak diperlukan di masyarakat 0,650
4. Status sosial yang baik 0,585
5. Nyaman berinteraksi dengan pasien 0,320
6. Tempat kerja dekat dengan keluarga 0,095
7. Menguasai teori dan keterampilan 0,624
8. Kesempatan mengembangkan karier 0,615
9. Memiliki role model 0,587
10. Mendapatkan saran dari orang terdekat 0,524
11. Pengalaman pribadi dengan penyakit yang berhubungan 0,602
12. Kesempatan mengabdi kepada masyarakat 0,613
13. Sesuai dengan kepribadian 0,665
14. Biaya dan lama pendidikan sesuai kemampuan 0,517
15. Ikut berkontribusi mengatur kebijakan kesehatan 0,748
16. Peluang mengembangkan karier 0,487
17. Pengalaman rotasi klinik 0,445
29
Dari tabel 4.1 di atas diketahui terdapat empat item kuesioner yang
memiliki nilai validitas yang kurang baik yaitu, jam kerja fleksibel,
mendapatkan penghasilan yang tinggi, nyaman berinteraksi dengan pasien,
dan tempat kerja dekat dengan dengan keluarga. Adanya nilai validitas yang
kurang baik ini terjadi karena kurangnya variasi pilihan jawaban yang
dipiliholeh responden validasi. Namun pada penelitian ini item kuesioner
tersebut tetap akan digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukannya
validitas ulang item kuesioner pada akhir pengambilan data yang dianalisis
menggunakan populasi target, sehingga didapatkan nilai untuk korelasi r
product-moment (r table) dengan rumus n-2= 107-2 = 105 adalah 0,190. Nilai
ini didapatkan berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih
yaitu 5%.
Tabel 4.2 Hasil validasi tahap pertama item kuesioner
No Item kuesioner R hitung
1. Jam kerja fleksibel 0,223
2. Penghasilan yang tinggi 0,421
3. Profesi masih banyak diperlukan di masyarakat 0,306
4. Status sosial yang baik 0,458
5. Nyaman berinteraksi dengan pasien 0,271
6. Tempat kerja dekat dengan keluarga 0,411
7. Menguasai teori dan keterampilan 0,579
8. Kesempatan mengembangkan karier 0,577
9. Memiliki role model 0,443
10. Mendapatkan saran dari orang terdekat 0,211
11. Pengalaman pribadi dengan penyakit yang berhubungan 0,493
12. Kesempatan mengabdi kepada masyarakat 0,413
13. Sesuai dengan kepribadian 0,423
14. Biaya dan lama pendidikan sesuai kemampuan 0,301
15. Ikut berkontribusi mengatur kebijakan kesehatan 0,392
16. Peluang mengembangkan karier 0,334
17. Pengalaman rotasi klinik 0,216
Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa setelah dilakukan uji validitas ulang
sesuai dengan jumlah populasi target didapatkan semua item kuesioner
memiliki nilai validitas yang tinggi, sehingga semua item kuesioner tersebut
dapat digunakan dalam penelitian ini.
30
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk
menganalisis karakteristik satu variabel dengan mencari frekuensi atau
persentase.32
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel
yang meliputi: karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
kriteria dan provinsi asal daerah, tahun masuk FK, nilai IPK akhir, status
ekonomi, sudah tidaknya menjalani insternship, kriteria dan provinsi
internship, pilihan tempat bekerja, pilihan karier, dan motivasi yang
mendasari pilihan tersebut.
4.2.1 Karakteristik responden
Karakteristik responden yang diamati pada penelitian ini sebagaimana
telah disebutkan di atas tergambar dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi karakteristik reponden
No. Variabel Kategori
Jumlah
N Presentase
(%)
1. Usia 22
23
24
25
26
27
28
4
13
20
30
24
13
4
3,7
12,1
18,6
28,0
22,4
12,1
3,7
2. Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
47
60
43,9
56,1
3. Kriteria daerah asal Desa
Kota
16
91
15
85
4. Tingkat pendidikan
orang tua
Dasar
Menengah
Tinggi
22
23
62
20,6
21,5
57,9
5. Status ekonomi Menengah ke bawah
Memengah
Menengah ke atas
10
28
69
9,3
26,2
64,5
6. Nilai IPK akhir Amat baik
Cum laude
105
2
98,1
1,8
7. Tahun masuk FK 2009
2010
2011
2012
21
23
31
32
19,6
21,4
28,9
29,9
8. Masa internship Belum 34 31,8
31
Sedang
Sudah
36
37
33,6
34,6
9. Lokasi internship Pulau Jawa
Luar Pulau Jawa
52
20
72,7
27,3
10. Kriteria daerah
insternship
Desa
Kota
20
53
27,4
72,6
11. Instansi tempat bekerja Puskesmas
Klinik swasta
RS Pemerintah
RS Swasta
Poskestren
Lainnya
8
7
13
7
1
1
21,6
18,9
35,1
18,9
2,7
2,7
Penelitian ini melibatkan 108 responden sebagai objek
penelitian, hal ini memenuhi jumlah minimal responden yang
dibutuhkan yaitu 96 responden.. Jumlah populasi terjangkau adalah
135 yang terdiri dari dokter alumni yang lulus pada tahun 2009, 2010,
2011, dan 2012. Responden yang tidak mengisi kusioner berjumlah 27
orang. Responden yang mengisi kuesioner dengan salah berjumlah
satu orang. Sehingga responden yang dianalisis berjumlah 107
orang.Respons rate pada penelitian ini adalah 80%.
Berdasarkan tabel 4.3, ditinjau dari usia responden, diketahui
kelompok usia terbanyak adalah usia 25 tahun (27,8%) dan 26 tahun
(22,2) dengan usia dengan jumlah terendah adalah 22 dan 28 tahun.
Rentang usia responden ini sesuai dengan angkatan alumni yang
menjadi responden yaitu 2009-2012, dengan rata-rata usia saat
memasuki jenjang perguruan tinggi adalah 17-21 tahun.34
Sedangkan
masa pendidikan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
adalah lima setengah tahun, sehingga rentang usia dokter alumni yang
baru saja lulus klinik adalah 22-26 tahun dan responden tertua dalam
penelitian ini adalah angkatan 2009 yang telah tiga tahun lulus klinik
dengan rentang usia 25-29 tahun.
Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan
oleh Akpayak IC et al.35
terhadap mahasiswa kedokteran di Nigeria
dengan usia berkisar 21-30 tahun, pada penelitian yang dilakukan oleh
32
Hou J et al.36
terhadap mahasiswa kedokteran yang akan lulus
denganrata-rataberusia 24 tahun, dan oleh Edmun N Ossai et
al.37
terhadap mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Nigeria Tenggara
dengan rata-rataresponden berusia 25. Perbedaan usia pada rata-rata
responden di masing-masing negara dapat sangat berbeda karena
perbedaan sistem pendidikan yang belaku dan waktu pengambilan
data yang dilakukan.
Pada penelitian ini jumlah responden perempuan dan laki-laki
sangat berbeda, dengan jumlah masing-masing 60 (56,1%) dan 47
(43,9%). Tingginya jumlah perempuan dalam penelitian ini sesuai
dengan tingginya jumlah dokter alumni perempuan pada tiap angkatan.
Perbedaan jumlah jenis kelamin ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Pramita Andarwatidkk.31
yang juga
memiliki jumlah responden perempuan lebih banyak (51,1%)
dibandingkan responden laki-laki dan penelitian yang dilakukan oleh
Eka Nurhayati dkk.20
terhadap lulusan Program Pendidikan Profesi
Dokter di Universitas Islam Bandung dengan jumlah responden
perempuan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
responden laki-laki.
Pada penelitian lain yang dilakukan di Jepang oleh Yuko
Takeda et al.28
dan Ryuchi Kawamoto et al.27
misalnya, justru
memiliki jumlah responden laki-laki yang lebih mendominasi
dibandingkan jumlah responden perempuan, hal ini terjadi kerena
perbedaan budaya dan sistem pendidikan dokter yang berlaku.
Responden pada penelitian ini yang berasal dari desa
berjumlah 16 orang (15%) sedangkan responden yang berasal dari
kota berjumlah 91 orang (85%). Perbedaan jumlah asal daerah ini
menggambarkan adanya tren pemilihan karier dokter dimasyarakat,
hal ini dapat dikarenakan tingginya jumlah penduduk miskin di daerah
pedesaan dan mahalnya biaya kuliah untuk menempuh pendidikan
dokter.38
33
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ryuchi Kawamotoet al.27
yang menunjukkan bahwa 87,2 %
responden tidak berasal dari daerah desa atau rural areas dan di
Indonesia sendiri, hal yang serupa juga ditunjukkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Pramita Andarwati dkk.30
yang memiliki
responden yang berasal dari kota sebanyak 71,7%.
Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pendidikan tinggi lebih mendominasi dibandingkan tingkat pendidikan
dasar dan menengah (57,9%). Tingkat pendidikan tinggi ini sendiri
adalah tingkat pendidikan diploma hingga Sarjana Strata 3 atau S3.
Hal ini sejalan dengan status ekonomi yang didominasi oleh status
ekonomi menengah ke atas yang berjumlah 69 orang (64,4%).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andarwati P
dkk.30
juga menunjukkan dominasi mahasiswa FK yang memiliki
tingkat pendidikan orang tua yang tinggi (75,6%) dan sumber dana
kuliah yang berasal dari mandiri (81,7%).26
Penelitian cukup
menggambarkan banyaknya mahasiswa kedokteran yang memiliki
orang tua dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi, hal ini tentu saja
karena tingginya biaya dan kebutuhan untuk memasuki fakultas
kedokteran.
Berdasarkan tabel 4.3, nilai Indeks Prestasi Kumulatif akhir
responden paling banyak menempati kategori amat baik (98,1%)
dengan jumlah responden yang memiliki nilai IPK akhir lebih atau
sama dengan 3,5 yaitu cum laude hanya ada 2 orang (1,8%). Hal ini
sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Andarwati P
dkk.30
di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan nilai IPK
tinggi lebih mendominasi (87,8%) namun untuk pengkategorian nilai
IPK akhir dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan secara langsung
sehingga tidak diketahui perbedaan pada rentang nilai. Adanya
perbedaan rentang nilai dalam predikat kelulusan dapat terjadi karena
34
perbedaan sistem pengkategorian dan perbedaan sistem pendidikan
pada Universitas Airlangga.
Responden dalam penelitian ini adalah dokter yang lulus pada
tahun 2009-2012 dengan jumlah responden terbanyak adalah lulusan
tahun 2012 yaitu 32 responden, 29,9%. Hal ini dapat terjadi karena
2012 masih belum menjalani Internship sehingga masih dapat dicapai
melalui sosial media dimana peneliti menyebarkan kuesioner dan
jumlah angkatan 2012 yang lebih banyak dibandingkan angkatan lain
yang lebih tua.
Berdasarkan masa internship yang dilalui, sebanyak 34
responden (31,7%) belum melalui internship, 36 responden (33,6%)
sedang menjalani internship, dan 37 responden (34,5%) telah
menyelesaikan masa internship. Tingginya responden yang telah
menyelesaikan masa internship ini terjadi karena masa insternship
yang hanya satu tahun, sehingga pada lulusan 2010 dan 2009
mayoritas telah menyelesaikan masa internship pada saat pengambilan
data berlangsung.Kemudian berdasarkan pada tempat bekerja pasca
internship, didapatkan bahwa jumlah responden yang bekerja di RS
Pemerintah (35,1%) lebih mendominasi dibandingkan dengan pilihan
tempat bekerja lainnya yaitu Puskesmas, klinik swasta, Pos kesehatan
pesantren(Poskestren), dan lainnya.
35
4.2.2 Pilihan Karier
Tabel 4.4 Distribusi pilihan karier responden.
No Pilihan Karier Frekuensi Presentase (%)
1. Karier klinis 97 90,6
Dokter Umum 6 5,6
Dokter Spesialis
Spesialis Anak
Spesialis Kulit dan Kelamin
Spesialis Jantung dan Pembuluh darah
Spesialis THT-KL
Spesialis Obsteteri dan Ginekologi
Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
Spesialis Urologi
Spesialis Anestesia
Spesialis Patologi Klinik
Spesialis Okupasi
Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Saraf
Spesialis Kedokteran Jiwa
Spesialis Mata
Spesialis Bedah
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Spesialis Paru
Spesialis Emergensi
Spesialis Radiologi
Spesialis Forensik
Spesialis Kedokteran Nuklir
Spesialis Parasitologi Klinik
Spesialis Bedah Saraf
91
9
6
9
7
5
3
3
3
2
1
13
4
3
3
10
4
1
0
0
1
0
0
4
85
8,4
5,6
8,4
6,5
4,7
2,8
2,8
2,8
1,8
0,9
12,1
3,7
2,8
2,8
9,3
3,7
0,9
0,0
0,0
0,9
0,0
0,0
3,7
2. Karier nonklinis 10 9,3
Dosen 1 0,9
Peneliti 0 0,0
Manajerial/struktural rumah sakit 8 7,4
Lainnya 1 0,9
Total 107 100
Berdasarkan pilihan karier yang dipilih responden, terdapat 10 responden
dengan pilihan karier kategori nonklinis yaitu dosen (0,9%), peneliti (0%),
manajerial atau struktural rumah sakit (7,4%), dan lainnya (0,9%), serta 97
responden dengan pilihan karier klinis, yaitu dokter umum (5,6%) dan dokter
spesialis (85%) yang terbagi pada tiap pilihan spesialis.
Dari data pada tabel 4.4di atas, dapat diketahui tingginya minat dokter
alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih
36
dokter spesialis sebagai karier pilihan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Syakurah RA dkk.39
yang dilakukan kepada
mahasiswa kedokteran tahun pertama pada universitas terakreditasi A di seluruh
Indonesia, yang mendapatkan bahwa 83,8% dari 410 responden memilih plihan
karier dokter spesialis. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Pramita
Andarwati dkk.30
juga didapatkan 89,2 % responden yang merupakan mahasiswa
tingkat akhir dari Universitas Airlangga Surabaya memilih dokter spesialis
sebagai pilihan kariernya. Hal ini disebabkan karena persepsi mengenai karier
dalam bidang spesialis yaitu mendapatkan pendapatan yang tinggi dan minat
dalam bidang tertentu yang lebih menarik dibandingkan dengan masalah
kesehatan yang ditangani oleh dokter umum.30
Serta dalam penelitian lain oleh Idzni Mardhiyah dkk.1 yang dilakukan
terhadap mahasiswa kedokteran dan dokter intenship di Bandar Lampung, juga
didapatkan hasil yang menunjukkan tingginya minat karier terhadap dokter
spesialis yang menjadi pilihan karier pertama sebesar 67% dan 54%.Dalam
penelitian tersebut dinyatakan bahwa fase pendidikan preklinik dan klinik sangat
berpengaruh dalam penentuan karier, yaitu karena informasi yang didapatkan saat
kuliah dan masa rotasi klinik yang memberikan lingkungan belajar yang lebih
nyata dan pengetahuan tentang realita profesi dokter spesialis yang lebih
diminati.1
Dari pilihan spesialisasi pada tabel 4.4 tersebut, didapatkan empat
spesialisasi dengan peminatan tertinggi yaitu pilihan spesialis penyakit dalam
(12,1%), spesialis bedah (9,3%), spesialis anak (8,4%), dan spesialis jantung dan
pembuluh darah (8,4%) dari 107 dokter alumni yang masuk menjadi responden.
Hal ini serupa dengan hasil yang didapatkan pada penelitian sebelumnya oleh
Pramita Andarwati dkk.30
(2016) yang juga menunjukkan tingginya peminatan
pada bidang spesialistik penyakit dalam (20,4%) yang disusul oleh spesialis bedah
spesialistik dan spesialis jantung dan pembuluh darah. Tingginya minat karier
terhadap dokter spesialis penyakit dalam dan bedah ini juga terjadi di negara lain,
pada penelitian yang dilakukan oleh Salman Y. Guraya et al.40
di Arab Saudi
37
menunjukkan tiga karier spesialistik yang paling diminati adalah spesialis bedah
(29%), spesialis anak (24%) dan spesialis penyakit dalam (18%).34
Tingginya minat pada pilihan spesialis tersebut didasari oleh banyak faktor,
terutama jam kerja yang lebih terkontrol pada spesialis penyakit dalam dan
ketertarikan pribadi terhadap penanganan pada spesialis bedah dan jantung dan
pembuluh darah. Sedangkan pemilihan spesialis obgyn lebih dipengaruhi terhadap
faktor eksternal yaitu keluarga dan peluang bekerja yang besar, dan spesialis anak
yang lebih dipengaruhi oleh ketertarikan pribadi dan keluarga.30,39
Pada kategori nonklinisi terbagi menjadi empat pilihan karier dengan
karier sebagai manajerial atau struktural rumah sakit lebih diminati dibandingkan
dengan yang lain. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Ahsan Rasool
et al.42
yang menunjukkan bahwa dari 58 responden (27,48%) yang memilih
karier nonklinis, 15memilih menjadi pembuat kebijakan kesehatan atau dalam
penelitian ini diketegorikan sebagai manajerial atau struktural rumah sakit, dan 14
memilih menjadi pengajar atau dosen dengan 29 lainnya memilih karier nonklinis
selain keduanya. Rendahnya ketertarikan dalam bidang nonklinis ini disebabkan
karena persepsi bahwa dokter nonklinis adalah „bukan dokter‟, sedangkan
tingginya minat dalam bidang manajerial ini menurut peneliti, terjadi karena
kesadaran individu mengenai kekurangan dalam sistem kesehatan dan keinginan
untuk memperbaikinya.31,42
4.2.3 Pilihan instansi bekerja
Tabel 4.5 Distribusi pilihan instansi tempat bekerja responden.
No Pilihan Instansi Frekuensi Persentasi (%)
1. Puskesmas 8 7,5
2. Klinik swasta 1 0,9
3. RS pemerintah 51 47,7
4. Militer 4 3,7
5. Kementerian 4 3,7
6. RS swasta 29 27,1
7. Institusi pendidikan 4 3,7
8. Institusi riset/penelitian 2 1,9
9. Lainnya 4 3,7
38
Pada tabel 4.5di atas yang menggambarkan distribusi pilihan instansi
tempat bekerjayang diinginkan responden. Dari 107 responden,sebagian besar
responden memilih untuk bekerja di RS pemerintah (47,7%) dan RS swasta
(27,1%). Sedangkan pada instansi lain, 8 responden (7,5%) memilih bekerja di
Puskesmas, 1 responden (0,9%) memilih bekerja di klinik swasta, 2 responden
(1,9%) memilih bekerja di institusi riset atau penelitian, dan sisanya masing-
masing 4 orang (3,7%) memilih bekerja di militer, kementerian, institusi
pendidikan, dan lainnya.
Dari data yang digambarkan pada tabel 4.5 di atas, dapat diketahui
gambaran persebaran minat dokter dalam bekerja di suatu instansi sangat tinggi
pada pilihan rumah sakit pemerintah dan swasta. Hal ini temukan juga dalam
survei pada tahun 2015 yang dilakukan kepada residen di tahun terakhir masa
residensi di Amerika oleh perusahaan pelayanan kesehatan Merrit Hawkins43
yang
menunjukkan 43% dokter residen memilih untuk bekerja di rumah sakit karena
gaji yang lebih terorganisir.
Pada penelitian lain, tingginya pilihan pada RS pemerintah dan RS swasta ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehEka Nurhayatidkk.20
yang
dilakukan kepada dokter yang telah menyelesaikan masa studi klinik dan akan
menempuh Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD).
Pada penelitian tersebut tingginya pilihan untuk bekerja di rumah sakit, yang
merupakan fasilitas pelayanan sekunder dan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh dokter spesialis dan dokter subspesialis, sejalan dengan tingginya minat
dokter alumni untuk melanjutkan studi menjadi dokter spesialis. Namun pada
penelitian tersebut sektor yang paling diminati adalah sektor swasta (43%)
dibandingkan dengan sektor publik atau pemerintah (40%).20
39
4.2.4 Motivasi pemilihan karier
Tabel 4.6 Distribusi motivasi responden dalam pemilih karier
Motivasi Pemilhan Karier
Frekuensi, n (%)
Sangat tidak
setuju
Tidak
setuju
Setuju Sangat
setuju
Jam kerja fleksibel 2 (1,9) 5 (4,7) 38 (35,5) 62 (57,9)
Penghasilan yang tinggi 0 (0,0) 3 (2,8) 36 (33,6) 68 (63,6)
Profesi masih banyak diperlukan di
masyarakat
1 (0,9) 3 (2,8) 35 (32,7) 68 (63,6)
Status sosial yang baik 1 (0,9) 10 (9,3) 54 (50,5) 42 (39,3)
Nyaman berinteraksi dengan pasien 0 (0,0) 1 (0,9) 50 (46,7) 56 (52,3)
Tempat kerja dekat dengan keluarga 0 (0,0) 5 (4,7) 28 (26,2) 74 (69,2)
Menguasai teori dan keterampilan 0 (0,0) 4 (3,7) 77 (72,0) 26 (24,3)
Kesempatan mengembangkan karier 0 (0,0) 2 (1,9) 43 (40,2) 62 (57,9)
Memiliki role model 1 (0,9) 8 (7,5) 42 (39,3) 56 (52,3)
Mendapatkan saran dari orang terdekat 7 (6,5) 29 (27,1) 43(40,2) 28 (26,2)
Pengalaman pribadi dengan penyakit
yang berhubungan
13 (12,1) 33 (30,8) 33 (30,8) 28 (26,2)
Kesempatan mengabdi kepada
masyarakat
0 (0,0) 3 (2,8) 44 (41,1) 60 (56,1)
Sesuai dengan kepribadian 0 (0,0) 7 (6,5) 57 (53,3) 43 (40,2)
Biaya dan lama pendidikan sesuai
kemampuan
4 (3,7) 31 (29,0) 45 (42,1) 27 (25,2)
Ikut berkontribusi mengatur kebijakan
kesehatan
3 (2,8) 22 (20,6) 48 (44,9) 34(31,8)
Peluang mengembangkan karier 5 (4,7) 38 (35,5) 39 (36,4) 25 (23,4)
Pengalaman rotasi klinik 4 (3,7) 15 (14,0) 43 (40,2) 45 (42,1)
Berdasarkan motivasi pemilihan karier di atas, sebagian besar responden
setuju atas pernyataan yang disampaikan dalam kuesioner, kecuali pada beberapa
pernyataan yaitu, „mendapatkan saran dari orang terdekat‟, „pengalaman pribadi
dengan penyakit yang berhubungan‟, „biaya dan lama pendidikan sesuai dengan
kemampuan‟, dan„peluang mengembangkan karier‟yang memiliki nilai tidak
setuju cukup tinggi bila dibandingkan dengan pernyataan yang lain. Hal ini
memperlihatkan adanya perbedaan pendapat dan pengalaman pada tiap individu
yang mendorong adanya motivasi dalam memilih karier. Perbedaan kemampuan
dalam hal keuangan dan waktu juga dapat terjadi mengingat dalam Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ada banyak jalur masuk yang
beberapa diantaranya adalah melalui beasiswa.
40
Pernyataan motivasi yang memiliki jumlah „sangat setuju‟ paling banyak
adalah „tempat kerja yang dekat dengan keluarga‟, „penghasilan yang tinggi‟, dan
„profesi masih banyak diperlukan di masyarakat‟, serta jumlah „setuju‟ paling
banyak adalah „menguasai teori dan keterampilan bidang.‟ Hal ini menunjukkan
ekspektasi responden dalam memilih karier adalah adanya penghasilan yang
tinggi dan ketersediaan pekerjaan yang masih banyak, pengetahuan yang dimiliki
juga dapat mendorong terbentuknya minat terhadap karier tertentu dan lokasi
berpraktek yang dekat dengan keluarga menunjukkan preferensi dokter untuk
memilih untuk bekerja di daerah dimana kelurganya berada yang menentukan
distribusi pada lokasi bekerja nantinya.
4.3 Uji Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
korelasi variabel independen dan dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square untuk menganalisis variabel bebas nominal dan
variabel bebas ordinal yang tidak berpasangan.Apabila tidak memenuhi kriteria
uji Chi-Squareyaitu terdapat nilai expected count less than 5 atau terdapat nilai 0
pada >20% pada tabel 2x2 maka akan digunakan uji alternatif Fisher, dan pada
tabel 2x3 akan dilakukan uji alternatifKolmogorov-Smirnov, namun untuk
variabel dengan tabel 3x2 akan dilakukan transformasi sebelum akhirnya akan
digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil dinyatakan bermakna jik nilai p value
<0,05.44
4.3.1 Hubungan usia terhadap pemilihan karier
Tabel 4.7 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara usia dengan pilihan
karier klinis dan nonklinis.
Usia Klinis Nonklinis Nilai p OR IK (95%)
Min Max
<25 tahun 34 3 1,000 1,259 0,306 5,186
≥25 tahun 63 7
Total 97 10
41
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden dengan usia
dibawah 25 tahun yang memilih karier klinis terdapat 25 responden dan yang
memilih karier nonklinis terdapat 3 responden, sedangkan responden dengan usia
lebih dari atau sama dengan 25 tahun yang memilih karier klinis 63 responden dan
yang memilih karier nonklinis 7 responden. Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p
= 1,000 (OR : 1,259 IK 95% 0,306-5,186) yang artinya p>0,05 sehingga dapat
diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan
pilihan karier klinis dan nonklinis pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.8 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara usia dengan pilihan
karier spesialis.
Usia Spesialis
Nilai p Dasar % Penunjang % Lainnya %
<25 tahun 15 45,5 4 12,1 14 42,4 0,586
≥25 tahun 22 37,9 5 8,7 31 53,4
Total 37 34,6 9 8,4 45 42,0
Berdasarkan tabel 4,8 yang menunjukkan bahwa responden yang berusia
di bawah 25tahun lebih banyak yang memilih berkarier di bidang spesialis dasar
(45,4%), sedangkan untuk responden yang berusia lebih dari atau sama dengan 25
tahun lebih banyak yang memilih berkarier di bidang spesialis lainnya (53,4%).
Dari hasil analisis data menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p = 0,586 yang
artinya p>0.05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara usia dengan pilihan karier spesialis pada dokter alumni
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil pada pemilihan karier klinis dan nonklinis di atassejalan dengan
penelitian yang dilakukan olehLigia Correia Lima de Souzaet al.45
yang dilakukan
pada mahasiswa kedokteran dan dokter di Brazil,yang menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang bermakna antara usia dengan pilihan karier spesialis maupun
nonspesialis.Namun pada penelitian sebelumnya oleh Trevor W Lambert et al.47
yang menunjukkan adanya perubahan signifikan terhadap faktor yang
42
mempengaruhi pemilihan karier karena usia, yaitu faktor kondisi domestik,
keinginan sebelum memasuki fakultas kedokteran, dan komitmen yang dipilih
sebagai faktor yang paling mempengaruhi pemilihan karier oleh dokter yang baru
lulus selama 1 tahun (p<0,001).Dalam penelitian ini, pengaruh usia terhadap
motivasi pemilihan karier tidak diteliti lebih lanjut dan distribusi dalam pilihan
karier tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, sehingga nilai p
tidak signifikan dan dalam penelitian tidak ada hubungan yang bermakna antara
usia dengan pilihan karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4.3.2 Hubungan jenis kelamin terhadap pemilihan karier
Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara jenis kelamin dengan
pilihan karier klinis dan nonklinis.
Jenis Kelamin Klinis Nonklinis Nilai p OR IK(95%)
Min Max
Laki-laki 43 4 1,000 1,194 0,317 4,503
Perempuan 54 6
Total 97 10
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa responden laki –laki yang memilih
karier klinis berjumlah 41 responden dan yang memilih karier nonklinis berjumlah
6 responden, sedangkan responden perempuan yang memilih karier klinis
berjumlah 56 responden dan yang memilih karier nonklinis berjumlah 4
responden. Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 1,000 (OR : 1,194 IK 95%
0,317-4,503) yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan pilihan karier klinis
dan nonklinis pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
43
Tabel 4.10 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara jenis kelamin
dengan pilihan karier spesialis.
Jenis kelamin Spesialis
Nilai p Dasar Penunjang Lainnya
Laki-laki 19 0 22 0,970
Perempuan 18 9 23
Total 37 9 45
Berdasarkan tabel 4.10di atas menunjukkan bahwa responden laki-laki
yang memilih spesialis dasar berjumlah 19 responden, tidak ada yang memilih
spesialis penunjang, dan yang memilih spesialis lainnnya berjumlah 22 responden.
Sedangkan responden perempuan yang memilih spesialis dasar berjumlah 18
responden, yang memilih spesialis penunjang ada 9 responden, dan yang memilih
spesialis lainnya ada 23 responden. Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh
nilai p = 0,970 yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan pilihan karier spesialis
pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian mengenai pemilihan karier klinis dan nonklinis ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan olehPramita Andarwatidkk.30
yang
dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Airlangga yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pilihan karier klinis
dan nonklinis (p = 0,115). Di sisi lain, hasil penelitian ini terhadap pemilihan
spesialisasi sesuai dengan penelitian Anthony Scott et al.47
melalui studi review
beberapa jurnal yang menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh
terhadap pemilihan karier.
Pada penelitian lainnya yang mengkhususkan pada hubungan jenis
kelamin dengan pilihan karier spesialis oleh Hussein Dossajee et al.48
yang
dilakukan kepada mahasiswa kedokteran di Kenya, mendapatkan hasil yang
signifikan antara pilihan karier laki-laki dan perempuan, yaitu pada pilihan
44
spesialis bedah, obgyn, dan anak. Pada penelitian tersebut perempuan
lebihcenderung untuk memilih spesialis yang tidak melibatkan pembedahan
seperti ortopedi, bedah, dan obgyn, dan lebih cenderung memilih spesialis anak
dan penyakit dalam. Dalam penelitian ini tidak terlihat hasil yang signifikan
karena penggolongan spesialis bedah, obgyn, anak dan penyakit dalam masuk
dalam satu kategori spesialis dasar sehingga tidak terlihat detail perbedaannya
serta dalam penelitian ini jumlah spesialis dasar, penunjang, dan lainnya pada
laki-laki dan perempuan tidak begitu berbeda.Sehingga dalam penelitian ini tidak
ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan pilihan karier dokter
alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.3.3 Hubungan kriteria daerah asal terhadap pemilihan karier
Tabel 4.11 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara kriteria daerah asal
dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.
Kriteria asal
daerah Klinis Nonklinis Nilai p OR
IK (95%)
Min Max
Desa 15 1 0,645 1,646 0,194 13,966
Kota 82 9
Total 97 10
Berdasarkan tabel 4.11 yang menunjukkan bahwa responden yang berasal
dari desa dan memilih karier klinis berjumlah 15 responden dan yang memilih
karier nonklinis 1 responden, sedangkan responden yang berasal dari kota yang
memilihkarier klinis 82 responden dan yang memilih karier nonklinis 9 responden.
Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,645 (OR : 1,646 IK 95% 0,194-13,966)
yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara kriteria asal daerah dan pilihan karier klinis dan nonklinis
pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, akan
tetapi responden yang berasal dari kota akan lebih mungkin memilih karier klinis
bila dibandingkan dengan responden yang berasal dari desa.
45
Tabel 4.12 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara kriteria daerah asal
dengan pilihan karier spesialis.
Kriteria asal
daerah
Spesialis Nilai p
Dasar % Penunjang % Lainnya %
Desa 8 57,1 1 7,1 5 35,7 0,394
Kota 29 37,6 8 10,3 40 51,9
Total 37 47,3 9 8,7 45 43,8
Berdasarkan tabel 4.12 yang menunjukkan bahwa responden yang berasal
dari desa lebih banyak memilih karier spesialis dasar (57,1%) dibandingkan
dengan yang berasal dari kota yang banyak memilih spesialis lainnya (51,9%).
Dari hasil uji Chi-Square, diperoleh nilai p = 0,394 yang artinya p>0,05 sehingga
dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kriteria
asal daerah dan pilihan karier spesialis pada dokter alumni Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada penelitian hubungan antara asal daerah dengan karier klinis dan
nonklinis di atas, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramita
Andarwatidkk.30
yang dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir Universitas
Airlangga, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara daerah asal dengan pilihan karier klinis dan nonklinis(p = 0,215). Hal ini
berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Ahsan Rasool et al.42
, yang
mendapatkan bahwa 60,75% mahasiswa kedokteran di Pakistan yang berasal dari
desa atau rural areas lebih memilih untuk berkarier dalam bidang klinis bila
dibandingkan dengan 54,19% yang berasal dari kota. Pada penelitian tersebut
didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara pilihan karier klinis dengan
jenis kelamin dan asal daerah desa(p= 0,001). Pada penelitian ini, distribusi asal
daerah dokter dengan pilihan karier kurang memberikan gambaran preferensi
terhadap karier sehingga secara statsitika hal ini menjadi kurang bermakna.
Sedangkan pada hubungan antara asal daerah dengan pilihan karier
spesialis di atas tidak sejalan dengan penelitian Arun Kumar et al.47
, yaitu
mahasiswa yang berasal dari desa cenderung lebih memilih spesialis obgyn
46
(48,4%) dibandingkan dengan yang berasal dari kota yang lebih banyak memilih
spesialis bedah (38,6%), yang keduanya masuk dalam kategori spesialis dasar
pada penelitian ini.Adanya perbedaan hasil ini dapat terjadi karena beberapa hal
yaitu faktor budaya dan pendidikan pada penelitian yang bukan dilakukan di
Indonesia, dan sedikitnya jumlah responden yang berasal dari desa dengan
persebaran yang mirip dengan yang berasal dari kota menjadikan hasil statistik
yang diuji menjadi tidak signifikan.Sehingga dalam penelitian ini tidak ada
hubungan yang bermakna antara kriteria asal daerah dengan pilihan karier dokter
alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.3.4 Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap pemilihan karier
Tabel 4.13 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.
Tinkat pendidikan
orang tua Klinis Nonklinis Nilai p OR
IK (95%)
Min Max
Dasar- Menengah 41 4 0,890 1,098 0,291 4,143
Tinggi 56 6
Total 97 10
Berdasarkan tabel 4.13 yang menunjukkan bahwa responden yang
memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan dasar hingga menengah dan
memilih karier klinis berjumlah 41 responden dan yang memilih karier nonklinis
berjumlah 4 responden, sedangkan responden yang memiliki orang tua dengan
pendidikan tinggi dan memilih karier klinis berjumlah 56 responden dan yang
memiliki karier nonklinis berjumlah 6 responden. Dari hasil uji Fisher diperoleh
nilai p = 0,890 (OR : 1,098 IK (95%) 0,291-4,143), yang artinya p>0,05 sehingga
dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan orang tua dan pilihan karier klinis dan nonklinis pada dokter alumni
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
47
Tabel 4.14 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan pilihan karier spesialis.
Tingkat pendidikan
orang tua
Spesialis Nilai p
Dasar % Penunjang % Lainnya %
Dasar –menengah 12 30,7 4 10,2 23 58,9 0,234
Tinggi 25 48,0 5 9,6 22 42,3
Total 37 39,3 9 10,9 45 50,6
Berdasarkan tabel 4.14 yang menunjukkan bahwa responden yang
memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan dasar hingga menengah lebih
banyak yang memilih spesialis lainnya (58,9%) dibandingkan dengan responden
yang memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi, yang lebih banyak
memilih spesialis dasar (48,0%). Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p =
0,234 , yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan orang tua dan pilihan karier
spesialis pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh PramitaAndarwati dkk.30
, yang dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir
Universitas Airlangga yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan orang tua dengan pilihan karier klinis dan
nonklinis (p = 0,618).Pada penelitian lain oleh Ligia CL de Souza et al.43
yang
menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan orang tua dengan pilihan karier spesialis.Sedikitnya perbedaan antara
responden dengan pendidikan orang tua dasar dan menengah dengan pendidikan
tinggi terhadap pilihan karier menyebabkan nilai pada uji statistik tidak bermakna.
Hal ini dapat terjadi karena pendapat mengenai suatu karier sama dalam
masyarakat yang menganggap karier klinik lebih dianggap sebagai dokter
dibandingkan dengan nonklinik dan hal yang sama juga dapat terjadi mengenai
karier spesialis.30
Sehingga dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang
48
bermakna antara tingkat pendidikan orang tua dengan pilihan karier dokter alumni
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.3.5 Hubungan penghasilan orang tua terhadap pemilihan karier
Tabel 4.15 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara penghasilan orang
tua dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.
Status ekonomi orang
tua Klinis Nonklinis Nilai p OR
IK (95%)
Min Max
Menengah ke bawah
dan menengah
34 4 0,741 0,810 0,214 3,067
Menengah ke atas 63 6
Total 97 10
Berdasarkan tabel 4.15 yang menunjukkan bahwa responden dengan orang
tua yang memiliki pendapatan perbulan pada kelas menengah ke bawah dan
menengah yang memilih karier klinis berjumlah 34 responden dan yang memilih
karier nonklinis bejumlah 4 responden, sedangkan responden dengan orang tua
yang memiliki pendapatan perbulan pada kelas menengah ke atas yang memilih
karier klinis berjumlah 63 responden dan yang memilih karier nonklinis berjumlah
6 responden. Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,741 (OR : 0,810 IK(95%)
0,214-3,067)yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi orang tua dengan pilihan
karier klinis dan nonklinis pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.16 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara penghasilan orang
tua dengan pilihan karier spesialis.
Status ekonomi orang tua Spesialis
Nilai p Dasar % Penunjang % Lainnya %
Menengah ke bawah dan menengah 15 46,8 2 6,2 15 46,8 0,550
Menengah atas 22 37,2 7 11,8 30 50,8
Total 37 42,0 9 9,0 45 48,8
49
Berdasarkan tabel 4.16di atas yang menunjukkan bahwa responden dengan
orang tua dengan status ekonomi pada kelas menengah ke bawah dan menengah,
memiliki jumlah yang sama (46,8%) pada pilihan spesialis dasar dan spesialis
lainnya, sedangkan responden dengan orang tua dengan status ekonomi pada kelas
menengah ke atas lebih banyak yang memilih karier spesialis lainnya. Dari hasil
uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,550 yang artinya p>0,05 sehingga dapat
diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status
ekonomi dan pilihan karier spesialis pada dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan olehAbdul Hafeez et al.48
yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran
pada beberapa universitas di Saudi Arabia yang menunjukkan bahwa tingkat
sosial ekonomi keluarga berdampak pada pola pikir dalam motivasi memilih
karier bidang kedokteran, namun pada penelitian ini tidak didapatkan nilai p yang
dapat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan pilihan karier dokter. Namun pada penelitian tersebut hubungan antara
tingkat sosial ekonomi dangan motivasi tidak diteliti lebih lanjut.Pada penelitian
ini jumlah dan persebaran responden pada pilihan karier kurang memberikan hasil
statistik yang signifikan, sedangkan pada teori tingginya status ekonomi dapat
memberikan pengaruh dalam pemilihan minat karier dokter yaitu dengan
terbukanya kesempatan yang lebih luas dalam mengenyam pendidikan lanjutan
yang memiliki biaya lebih tinggi yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Sehingga penelitian ini tidak dapat menunjukkan hubungan yang bermakna antara
status ekonomi dengan pilihan karier dokter alumni FK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
50
4.3.6 Hubungan nilai IPK akhir terhadap pemilihan karier
Tabel 4.17 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara nilai IPK akhir
dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.
Kategori nilai IPK akhir Klinis Nonklinis Nilai p
Amat baik
Cum laude
95
2
10
0
1,000
Total 97 10
Berdasarkan tabel 4.17 yang menunjukkan bahwa responden dengan nilai
IPK akhir berpredikat amat baik yang memilih karier klinis berjumlah 95
responden dan yang memilih karier nonklinis berjumlah 10 responden,
sedangkanresponden dengan nilai IPK akhir berpredikat cum laudeyang memilih
karier klinis berjumlah 2 responden. Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 1,000
yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara nilai IPK akhirdan pilihan karier klinis dan nonklinis pada
dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.18 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara nilai IPK akhir
dengan pilihan karier spesialis.
Nilai IPK akhir Spesialis
Nilai p Dasar Penunjang Lainnya
Amat baik 36 9 44 1,000
Cum laude 1 0 1
Total 37 9 45
Berdasarkan tabel 4.18yang menunjukkan bahwa responden dengan nilai
IPK akhir berpredikat amat baik yang memilih karier klinis spesialis dasar
berjumlah 36 responden, spesialis penunjang berjumlah9 responden, dan spesialis
lainnya berjumlah 44 responden, sedangkan responden yang memiliki nilai IPK
akhir berpredikat cum laude yang memilih karier spesialis dasar hanya ada satu
responden dan spesialis lainnnya hanya
51
satu responden. Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p = 1.000,
yang artinya p>0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara nilai IPK akhir dan pilihan karier spesialis pada dokter
alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
olehPramita Andarwatidkk.30
yang dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir
Universitas Airlangga yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
nilai IPK akhir dengan pilihan karier klinis dan nonklinis (p = 0,068). Pada
kenyataannya,rendahnya nilai IPK akhir dapat menjadi penghalang bagi dokter
untuk melanjutkan ke pendidikan spesialis terutama pada Institusi Pendidikan
Dokter Spesialis (IPDS) yang menetapkan nilai IPK terendah 2,75 sebagai syarat
untuk menjadi peserta PPDS.19
Namun pada FK UIN Syarif Hidayatullah, nilai
dengan nilai huruf C diberi kesempatan untuk mengikuti sesi perbaikan dan
pengulangan modul, sehingga nilai tersebut dapat diminimalisir dan tidak
mempengaruhi motivasi dokter dalam memilih spesialisasi. Sehingga pada
penelitian ini faktor nilai IPK akhir pada dokter alumni FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan
karier.
52
4.3.5 Hubungan motivasi memilih karier terhadap pilihan karier
Tabel 4.19 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara motivasi memilih karier dengan pilihan karier klinis dan nonklinis.
Motivasi pemilihan karier Pilihan karier Nilai p
OR IK (95%)
Klinis Nonklinis Min Maks
Jam kerja yang fleksibel Tidak setuju 6 1 0,507 0,593 0,064 5,491
Setuju 91 9
Profesi masih banyak diperlukan di masyarakat Tidak setuju 4 0 1,000 N/A* N/A* N/A*
Setuju 93 10
Mendapatkan status sosial yang tinggi Tidak setuju 9 2 0,273 0,409 0,075 2,227
Setuju 88 8
Nyaman berinteraksi dengan pasien Tidak setuju 1 0 1,000 N/A* N/A* N/A*
Setuju 96 10
Tempat kerja dekat dengan keluarga Tidak setuju 3 2 0,068 0,128 0,019 0,879
Setuju 94 8
Menguasai teori dan keterampilan bidang karier Tidak setuju 3 1 0,329 0,287 0,027 3,055
Setuju 94 9
Memiliki kesempatan mengembangkan karier Tidak setuju 1 1 0,179 0,094 0,005 1,628
Setuju 96 9
Memiliki role model dalam bidang karier Tidak setuju 7 2 0,198 0,311 0,055 1,755
Setuju 90 8
Saran dari orang sekitar Tidak setuju 31 5 0,299 0,470 0,127 1,743
Setuju 66 5
Pengalaman pribadi terhadap suatu penyakit
yang berhubungan
Tidak
setuju
38 8 0,018 0,161 0,032 0,799
Setuju 59 2
Kesempatan mengabdi pada masyarakat Tidak setuju 2 1 0,257 0,189 0,016 2,299
Setuju 95 9
Sesuai dengan kepribadian Tidak setuju 6 1 0,507 0,593 0,064 5,491
Setuju 91 9
53
Biaya dan lama pendidikan sesuai dengan
kemampuan
Tidak setuju 33 2 0,493 2,063 0,414 10,271
Setuju 64 8
Ingin berkontribusi dalam mengatur kebijakan Tidak setuju 23 2 1,000 1,243 0,246 6,273
Setuju 74 8
Peluang berkembang yang besar Tidak setuju 38 5 0,518 0,644 0,175 2,375
Setuju 59 5
Pengalaman rotasi klinik Tidak setuju 15 4 0,075 0,274 0,069 1,090
Setuju 82 6
Mendapatkan penghasilan yang tinggi Tidak setuju 3 0 1,000 N/A* N/A* N/A*
Setuju 94 10
*N/A : Not Applicable
54
Berdasarkan tabel 4.19 yang menunjukkan beberapa motivasi yang
mendukung responden dalam memilih karier, terdapat banyak 17motivasi yang
dipaparkan kepada responden. Dari sekian banyak respons yang masuk dan diuji,
hanya pernyataan mengenai „Pengalaman pribadi terhadap suatu penyakit yang
berhubungan‟ yang memiliki nilai yang bermakna secara stastistika dengan nilai p
= 0,018, yang artinya p<0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara motivasi memilih karier karena pengalaman
pribadi terhadap suatu penyakit yang berhubungan dengan pilihan karier klinis
dan nonklinis. Hal ini sesuai dengan teori mengena minat dan karier yang
dipengaruhi oleh faktor pengalaman, bahwa pengalaman pribadi mengenai suatu
penyakit akan memberikan kesan yang berbeda dan mendorong seseorang untuk
mempelajari lebih lanjut penyakit tersebut dan akhirnya akan mendorong dokter
untuk memilih bidang klinis.
Semua pernyataan motivasi di atas diuji dengan uji Fisher, maka
pernyataan dengan nilai p>0,05 memiliki arti tidak ada hubungan yang bermakna
antara pernyataan motivasi dalam memilih karier di atas dengan pilihan karier
klinis dan nonklinis. Namun, pada pernyataan „Biaya dan lama pendidikan sesuai
dengan kemampuan‟ memiliki nilai odd ratio atau OR yang cukup tinggi (OR
2,063), yang menunjukkan bahwa responden yang mampu secara biaya dan waktu
akan lebih mungkin untuk memilih karier klinis dibandingkan yang tidak mampu.
55
Tabel 4.20 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara motivasi memilih karier dengan pilihan karier spesialis.
Motivasi pemilihan karier Spesialis (n=107)
Nilai p Dasar Penunjang Lainnya
Jam kerja fleksibel Tidak setuju 3
34
0
9
3
42
1,000
Setuju
Profesi masih banyak diperlukan di
masyarakat
Tidak setuju 1
36
0
9
3
42
0,948
Setuju
Mendapatkan status sosial yang tinggi Tidak setuju 1
36
1
8
5
40
0,667
Setuju
Nyaman berinteraksi dengan pasien Tidak setuju 0
37
0
9
0
45
N/A*
Setuju
Tempat kerja dekat dengan keluarga Tidak setuju 1
36
0
9
2
43
1,000
Setuju
Menguasai teori dan keterampilan
bidang
Tidak setuju 0
37
2
7
1
44
0,684
Setuju
Kesempatan mengembangkan karier Tidak setuju 0
37
0
9
0
45
N/A*
Setuju
Memiliki role model Tidak setuju 1
36
1
8
4
41
0,853
Setuju
Saran dari orang sekitar Tidak setuju 8 4 17 0,205
Setuju 29 5 28
Pengalaman penyakit pribadi Tidak setuju 19
18
5
4
13
32
0,076
Setuju
Kesempatan mengabdi kepada
masyarakat
Tidak setuju 1
36
0
9
1
44
1,000
Setuju
Sesuai dengan kepribadian Tidak setuju 2
35
1
8
2
43
1,000
Setuju
Biaya dan lama pendidikan sesuai
dengan kemampuan
Tidak setuju 17
20
2
7
11
34
0,092
Setuju
56
Ingin berkontribusi mengatur
kebijakan
Tidak setuju 8
29
3
6
10
35
0,742
Setuju
Peluang berkembang Tidak setuju 17
20
3
6
15
30
0,478
Setuju
Pengalaman rotasi klinik Tidak setuju 6
31
4
5
3
42
0,011
Setuju
Penghasilan tinggi Tidak setuju 1
36
1
8
1
44
1,000
Setuju
*N/A : Not Applicable
57
Dari tabel 4.20 yang mengambarkan distribusi motivasi pemilihan karier
terhadap pemilihan spesialisasi responden, terlihat dari sekian motivasi hanya satu
yang memiliki nilai p <0,05 yaitu „Pengalaman rotasi klinik‟ dengan nilai
p=0,011.Hal ini selaras dengan penelitian Tobias Deustch et al.53
bahwa
responden yang memiliki pengalaman menarik saat rotasi klinik di
bagian/laboratorium tertentu akan memilih bidang spesialisasi tersebut sebagai
kariernya. Ketertarikan terhadap suatu bidang tertentu dapat mendorong seseorang
untuk memilih kariernya, dalam teori mengenai minat dan karier hal ini termasuk
dalam kemampuan akademik.14
Rotasi klinik adalah siklus pembelajaran
kompetensi antara satu bagian klinik satu dengan lainya pada tahap pendidikan
profesi, yaitu masa pendidikan klinik di rumah sakit atau setara yang menjadikan
interaksi nyata dengan profesi dokter di lapangan sehingga tidak jarang banyak
mahasiswa yang mendapatkanpengalaman berkesan saat di rotasi klinik.54
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pengalaman rotasi klinik
memiliki hubungan yang bermakna dengan pilihan karier spesialis dasar,
penunjang, dan lainnya. Sedangkan pada pilihan motivasi lain yang memiliki
perbedaan antara setuju dan tidak setuju yang sangat berbeda terlihat pada pilihan
„Nyaman berinteraksi dengan pasien‟, „Kesempatan mengembangkan karier‟,
„Menguasai teori dan keterampilan bidang‟, „Kesempatan mengabdi kepada
masyarakat; „Penghasilan tinggi‟, „Tempat kerja dekat dengan keluarga‟, „Profesi
masih banyak diperlukan di masyarakat‟, „Jam kerja fleksibel‟, „Sesuai dengan
kepribadian‟, „Memiliki role model’, dan „Mendapatkan status sosial yang tinggi‟
yang masing-masing memiliki total nilai tidak setuju 0-10.
4.4 Kelebihan Penelitian
Penelitian ini mencakup pemilihan karier klinis, nonklinis, dan oleh
dokter alumni sehingga mencakup banyak aspek yang luas, yang dapat
dikembangkan lagi pada penelitian selanjutanya.
58
4.5 Keterbatasan Penelitian
a. Item kuesioner mengenai motivasi pemilihan karier yang digunakan dalam
penelitian ini diambil berdasarkan penelitiian yang telah dilakukan sebelumnya di
Jepang yang dipublikasikan dalam bahasa inggris, namun kuesioner yang
digunakan ini belum melalui tahap backtranslation yang sebaiknya dilakukan
sebelum memasuki tahap validasi.
b. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dan purposive sampling
dengan jumlah sampel yang cukup sedikit sehingga kesempatan terjadinya bias
semakin meningkat, hal ini terlihat pada rentang IK (95%) yang lebar yang berarti
pada beberapa hasil yang didapatkankurang akurat.
c. Pilihan motivasi dalam kuesioner belum mencakup semua motivasi yang ada
pada diri responden, sehingga motivasi dalam pemilihan karier ini kurang
menggambarkan faktor pemilihan karier terutama pada karier nonklinis.
59
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Gambaran minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dosen,
manajerial/struktural rumah sakit dengan minat paling banyak sebagai dokter
spesialis.
Minat karier sebagai klinisi lebih banyak dipilih oleh dokter alumni
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah terutama sebagai dokter spesialis.
Minat karier sebagai dokter spesialis dasar merupakan karier yang banyak
dipilih oleh dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah dengan
minat tertinggi sebagai spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah.
Rumah sakit pemerintah merupakan instansi tempat bekerja yang paling
banyak dipilih oleh dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan karier
pada dokter alumni. Motivasi yang memiliki hubungan yang bermakna dengan
minat karier adalahpengalaman pribadi terhadap suatu penyakit yang berhubungan
dan pengalaman rotasi klinik.
Dari hasil penelitian, usia, usia, jenis kelamin, asal daerah, tingkat
pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, nilai IPK akhir status akademik,
latar belakang orang tua dan motivasi memilih karier tidak terdapat hubungan
yang bermakna dengan minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah pada bidang klinis dan nonklinis serta bidang spesialis dasar,
penunjang, dan lainnya, namun dokter alumni yang berasal dari kota lebih
mungkin untuk memilih karier klinisi dibadingkan yang berasal dari desa.
60
5.2 Saran
1. Memperbaiki dan mengembangkan kuesioner untuk menambah konten yang
kurang dan untuk melakukan validitas kembali terhadap kuesioner agar
kuesioner dapat menjadi kuesioner yang baku untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi pilihan karier.
2. Untuk penelitian lebih lanjut dan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat,
sebaiknya menambah jumlah responden dan pengambilan data dilakukan
dalam jangka waktu yang lebih lama.
61
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardhiyah I, Saputra O, Larasati TA, Liswanti R. Studi Kualitatif Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier pada Mahasiswa Kedokteran dan
Dokter Internship di Bandar Lampung. JK Unila. 2016;1(2):272-282. Tersedia
dari: http://www.juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/1627
[Diakses 21 April 2017]
2. Joyce C, Eyre H, Wang WC, Laurence C. Australian Doctors‟ Non-clinical
Activites: Result from the Medicine in Australia: Balancing Employment and
Life (MABEL) Surveys of Doctors. Australian Health Reaview.
2015;39(5):588-594. Tersedia dari: https://doi.org/10.1071/AH14223 [Diakses
21 April 2017 ]
3. Sumantri U. Program Pemenuhan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.[Presentasi] Jakarta. 27 Februari 2017]
4. Mashat MA, Aboalfaraj NT, Hussam D, Basam SE, Nasra NA, Lana AA.
Specialty Selection Satisfaction and Regret among Medical School
Postgraduate and Faculty at King Abdulaziz University. International Journal
of Research in Medical Sciences.2015;3(4):899-904. Tersedia dari:
https://doi.org/10.5455-6012.ijrms20150415. [Diakses 21 April 2017]
5. Badan Penyelenggara Kesehatan Sosial. Panduan layanan kesehatan bagi
peserta JKN-KIS. Jakarta;BPJS Kesehatan. 2018.
6. Badan PPSDM Kesehatan. Buku Manual 2 Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan Berdasarkan Standar Ketenagaan Minimal. Jakarta: Pusat
Perencanaa dan Pendayagunaan SDM Kes Badan PPSDM Kesehatan. Tersedia
dari: http://www.scribd.com/document/529308021/8. [Diakses 21 Januari
2018]
7. Slameto. Belajar dan Fakor-Faktor yang mempengaruhinya . Jakarta; Rineka
Cipta. 2010.
8. Barret J. Tes Karier, Bakat, dan Seleksi. Solo; Tiga Serangkai. 2004:21-22.
62
9. Permana D dkk. Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Permainan
Traisional Engklek. Prosiding Seminar Pendidikan Jasmani 2017. 2017: 97-98.
10. Tersedia dari: http://books.google.co.id/books?id. [Diakses 26 November
2017]
11. Ismail A. Selamat Menabur: 33 Renungan tentang Didik Mendidik. 2008.:36-
38. Tersedia dari: http://books.google.co.id/books?id. [Diakses 26 November
2017]
12. KementerianPendidikandanBudaya. KamusBesar Bahasa Indonesia. Tersedia
dari: http://kbbi.web.id/karier.html. [Diakses 26 November 2017 ]
13. Utaminingsih A. Gender dan Wanita Karier. 2017:93. Tersedia dari:
http://books.google.co.id/books?id=uMxVDwAAQBAJ&pg. [Diakses 26
November 2017]
14. Dariyo A. Perencanaa dan Pemilihan karier Sebagai Seorang Guru/Dosen pada
Dewasa Muda. Jurnal Povitae. 2011. Tersedia dari:
http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/prv/article/view/132. [Diakses 26
November 2017]
15. Sulusyawati H, Yusuf AM, Daharnis. Perencanaan Karier siswa di SMA
Ditinjau dari Sosial Ekonomi, Jenis Kelamin, dan Jurusan. Jurnal Bikotetik.
2017;1:1:0-36. Tersedia dari: http://journal.unesa.ac.id/index.php. [Diakses 9
September 2018]
16. Widiatmanti H. Penghasilan Kelas Menengah Naik= Potensi Pajak?. 2015.
Tersedia dari: http://www.bpk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel. [Diakses 23
September 2018]
17. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia.
2012:17. Tersedia dari: http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/Final. [Diakses
26 November 2017]
18. Freeman B. The Ultimate Guide to Choosing a Medical
Specialty.USA:McGrawHill;2013.
19. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Program Pendidikan Dokter
Spesialis-1.2005. Tersedia dari: http://fk.ui.ac.id/spesialis.html. [Diakses 3
Mei 2018]
63
20. Nurhayati E, Respati T, Budiman. Pilihan Karier Lulusan Program Pendidikan
Profesi Dokter Univesitas Islam Bandung Tahun 2015. Global Medical and
Health Communication. 2016;2:4. Tersedia dari:
http://ejournal.unisba.ac.id/index.php. [Diakses 25 Agustus 2018]
21. Nafi‟ah AC, Suryawati C, Fatmasari EY. Faktor yang Berhubungan dengan
Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Pasca Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Kesehatan
Masayrakat. 2016;4:(1):1-11. Tersedia dari:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php. [Diakses 25 Agustus 2018]
22. Shuma A, Naong M. Factors influencing students career choice and aspiration
in South Africa. J Soc Sci.2012;33:2:169-178. Tersedia dari:
http://pdfs.semanticscholar.org. [Diakses 11 Oktober 2018]
23. Fatimah T. Wanita karir dalam Islam. Musawa.2015;7:1:29-51. Tersedia dari:
https://media.neliti.com/publications. [Diakses 11 Oktober 2018]
24. McDonagh JE. The Age of adolescence and young adulthhood. The Lancet
Child & Adolescence Health. 2018;3:e6. Tersedia dari:
https://doi.org/10.1016/S2352-4642(18)30079-8. [Diakses 11 September 2018]
25. Badan Pusat Statistik. Klasifiksi Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia.
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik nomor 37 Tahun 2010. 2010;1:2-
3.Tersedia dari: https://sirusa.bps.go.id. [Diakses1 Agustus 2018]
26. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta. Pedoman Akademik
Program Strata 1 2015/2016 Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatulla Jakarta;2015:40-41.
27. Kawamoto R, Uemoto A, Ninomiya D, Hasegawa Y, Ohtsuka N, Kusunoki T
et al. Characteristics of Japanese Medical Students Associated with their
Intention for Rural Practice. The International Electronic Journal of Rural and
Remote Health Research, Education, Practice , and Policy.2015;15:3112.
Tersedia dari: http://www.rrh.org.au. [Diakses 14 Februari 2018]
28. Takeda Y, Morio M, Snell L, Otaki J, Takahashi M, Kai I. Characteristic
Profiles among Students and Junior Doctors with Spesific Career Preference.
64
BMC Medical Education.2013;13: 125. Tersedia dari:
http://www.biomedcentral.com/1472-6920/13/125. [Diakses 24 Januari 2018]
29. Menterian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tetnatng klasifikasi
rumah sakit. 2010:4.
30. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 5.
Jakarta: Sagung Seto; 2014.
31. Andarwati P, Nuraini S, Nugroho AP. Motivasi dan Pilihan Karier Mahasiswa
Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan.2016;19:165-171. Tersedia dari:
https://ejournal.litbang.depkes.go.id. [Diakses 10 Agustus 2018]
32. Syahdrajat T. Panduan penelitian untuk skripsi kedokteran dan kesehatan.
Jakarta : Diandra; 2017:20-23.
33. Murti B. Validitas dan reliabilitas pengukuran. UNS. 2011: 6-17.
34. Soetjiningsih. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto. 2004.
35. Akpayak IC, Okonta KE, Ekpe EE. Medical Students‟ Preference for Choice of
Clinical Speciaties: a Multicenter Survey in Nigeria.Jos Journal of
Medicine.2014‟;8: (3):49-52. Tersedia dari: https://www.ajol.info. [Diakses 10
September 2018]
36. Hou J, Xu M, Kolars JC, Dong Z, Wang W, Huang A et al. Career preferences
of graduating medical students in China: a nationwide crosssectional study.
BMC Medical Education.2016;16:136. Tersedia dari : DOI: 10.1186/s12909-
016-0658-5.
37. Ossai EN, Uwakwe KA, Anyanwagu UC, Ibiok NC, Azougu BN, Ekeke N.
Specialty Preferences among final Year Medical Students in Medical Schools
of Southeast Nigeria: Need for Career Guidance. BMC Medical Education..
2016; 16:259. Tersedia dari: DOI 10.1186/s12909-016-0781-3.
38. Badan Pusat Statistik. Data Sosial ekonomi. Laporan Bulanan.Edisi 93.
2018:150-151. Tersedia dari: https://www.bps.go.id. [Diakses 4 September
2018]
65
39. Syakurah RA, Sari DA, Riansyah D, Yolanda P. Determinan Pilihan Karir
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Sebagai Spesialis di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2014;3:(2):132-136. Tersedia dari:
https://www.jurnal.ugm. ac.id. [Diakses 24 Januari 2018]
40. Guraya SY, Almaramhy HH. Mapping the Factors that Influence the Career
Specialty Preference by the Undergraduate Medical Students. Sudi Journal of
Biological Science. 2018:25:1096-1101. Tersedia dari:
http://www.sciencedirect.com. [Diakses 20 September 2018]
41. Nasir S, Zahid U, Bhatti ZG. Post Graduate Career Preferences Among
Medical Students. Journal of Rawalpindi Medical College Students
Supplement; 2016:20(S-2):89-92. Tersedia dari: https://www.journalrmc.com.
[Diakses 9 September 2018]
42. Rasool A, Naseem Y, Waqas M, Tariq S, Haroon Z, Rasool M, et al. Assessing
Preference of Medical Students towards Clinical and non-Clinical Careers. S J
Ayub Med Coll Abbottabad. 2015;1(2). Tersedia dari:
http://sjamc.ayubmed.edu.pk. [Diakses 10 Agustus 2018]
43. Merrit Hawkins: AMN Heathcare company. Final=Year Medical Residents.
2075 Survey. 2017:4-15. Tersedia dari: https://www.merrithawkins.com.
[Diakses 23 September 2018]
44. Dahlan MD. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Salemba Medika.
Jakarta. 2009:4:121-122.
45. De Souza LCL, Mendonca VRR, Garcia GB, Brandao ECB, Barral-Netto M.
Medical Specialty Choice and Related factors of Brazilian Medical Students
and Recent Doctors. Plos One. 2015. Tersedia dari:
DOI:10.1371/journal.pone.0133585.
46. Lambert TW, Smith F, Goldacre MJ. Changes in factors influencing doctors‟
career choices between one and five years after graduation: questionnaire
surveys of UK doctors. Journal of the Royal Society of Medicine.2016;109:(11)
416–425. Tersedia dari: DOI: 10.1177/0141076816672432.
66
47. Scott A, Joyce C, Cheng T, Wang W. Medical Career path Decision Making: a
Rapid Review. 2013:11-24. Tersedia dari: https://www.saxinstitute.org.au.
[Diakses 20 September 2018]
48. Dossajee H, Obonyo N, Ahmed SM. Career preferences of final year medical
students at a medical school in Kenya–A cross sectional study. BMC Medical
Education.2016;16:5. Tersedia dari: DOI: 10.1186/s12909-016-1528-1.
49. Kumar A, Mitra K, Nagarajan S, Poudel B. Factors Influencing Medical
Students‟ Career hoice of Future Specialization In Medical Sciences: A Cross-
Sectional Questionnaire Survey from Medical School In China, Malaysia and
Regions of South Asian Association for Regional Cooperation. North
American Journal of Medical Sciences. 2014;6: (3):119-125. Tersedia dari:
DOI: 104103/1947-2714.128473.
50. Hafeez A, Shah SMH. Impact Of Socio-Economic Status On Determinants Of
Medical Career. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2015;28(3)):562–7. Tersedia
dari: http://jac.ayumed.edu.pk. [Diakses 12 Agustus 2018]
51. Smith F, Lambert TW, Goldacre MJ. Factors influencing junior doctors‟
choices of future specialty: trends over time and demographics based on results
from UK national surveys. Journal of the Royal Society of Medicine. 2015;
108(10) 396–405. Tersedia dari: DOI: 10.1177/0141076815599674.
52. Bhat S, Dsouza L, Fernandez J. Factors Influencing the Career Choices of
Medical Graduates. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2012;-6(1):
61-64. Tersedia dari: https://www.jcdr.net. [Diakses 19 Agustus 2018]
53. Deutsch, T, Hönigschmid, P, Frese, T. & Sandholzer, H. Early community-
based family practice elective positively influences medical students‟ career
considerations--a pre-post-comparison. BMC Fam. Pract.2013;(14): 24.
Tersedia dari: https://doi.org/10.1186/1471-2296-14-24. [Diakses 25 Oktober
2018]
54. Samsu N. Manejemen rotasi klinik PSPD-FKUB. [Presentasi] Malang. 2017.
55. Kumar A, Mitra K, Nagarajan S, Poudel B. Factors Influencing Medical
Students‟ Careerchoice Of Future Specialization In Medical Sciences: A Cross-
Sectional Questionnaire Survey from Medical School In China, Malaysia and
67
Regions of South Asian Association for Regional Cooperation. North
American Journal of Medical Aciences. 2014;6: (3):119-125. Tersedia dari:
DOI: 104103/1947-2714.128473.
68
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1Lembar inform consent
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
No.
Yth. Responden
di tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuhu
Saya Annisa Delia Khusnayni, NIM 1115103000094, mahasiwa S1
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter (PSKPD) Fakultas Kedokteran
(FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bermaksud akan melaksanakan penelitian
tentang “Faktor- Faktor ang Mempengaruhi Minat Karier Dokter Alumni Fakultas
Kedokteran (FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran minat karier Dokter
alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Adapun segala informasi yang Anda berikan akan dijamin
kerahasiaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti meminta kesediaan
Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan menandatangani kolom di bawah ini.
Atas kesediaan dan kerjasama Anda kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu
Ciputa…………2018
Peneliti
69
LAMPIRAN 2 Lembar kuesioner
KUESIONER
1. Pengantar
a. Terima kasih atas waktu yang telah Anda luangkan untuk mengisi
kuesioner ini.
b. Kuesioner ini diberikan dalam rangka mendapatkan data gambaran minat
karier dokter alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
c. Kami sangat berterimakasih apabila jawaban yang diberikan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
2. Petunjuk Pengisian Kuesioner
a. Kuesioner ini terdiri dari 4 bagian yaitu Bagian I, II, dan III
b. Jawab dan isilah pertanyaan dan pernyataan berikut sesuai dengan keadaan
Anda dan secara jujur.
c. Berilah tanda centang () pada setiap jawaban yang menurut Anda paling
sesuai dan isilah titik-titik yang tersedia.
d. Instruksi yang lebih jelas akan diberikan di setiap awal bagian.
BAGIAN I
Pada Bagian ini terdapat 17 pertanyaan. Isilah sesuai dengan identitas dan
keadaan Anda saat ini.
1. Nama :____________________________________________________
2. Usia : <25 tahun ≥25 tahun
3. Jenis Kelamin : L P
4. Kriteria tempat daerah anda tinggal selama 18 tahun terakhir
Desa Kota
Dengan kriteria Desa tidak memiliki beberapa fasilitas kota sebagai
berikut,
70
: Kota - Memiliki pertokoan
- Memiliki bioskop
- Memiliki Rumah Sakit
- Memiliki
Hotel/Bilyar/Diskotek/Panti
Pijat/Salon
5. Jumlah saudara dalam keluarga: ≤ 2 >2
6. Pendidikan orang tua
Ayah SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3
Ibu SD SMP SMA Diploma S1 S2 S3
7. Pekerjaan orang tua
Ayah Dokter Umum Dokter Spesialis Lainnya, sebutkan:
_________
Ibu Dokter Umum Dokter Spesialis Lainnya, sebutkan:
_________
8. Penghasilan total orang tua/ bulan. (Ayah + Ibu)
<Rp2.600.000 Rp2.600.000–Rp6.000.000 >Rp6.000.000
9. Status Pernikahan: Belum menikah Sudah Menikah
10. Apakah Anda sudah memiliki anak? Ya, jumlah _____ Tidak
11. Tahun masuk FK UIN : _______
12. Jalur masuk : SNMPTN SBMPTN Mandiri
Beasiswa Pemerintah Daerah Kemenag RI
13. Asal Sekolah : SMA/MAN/MAS di dalam pesantren
SMAN/SMAS/MAN/MAS di luar pesantren
14. Nilia IPK gabungan terakhir :________
15. Apakah Anda sudah menjalani program Internship?
Belum Sedang Sudah
16. Jika Anda menjawab sudah atau sedang, maka sebutkan kriteria daerah
Anda menjalani program Internship.
Desa Kota
Dengan kriteria Desa tidak memiliki beberapa fasilitas kota sebagai
berikut,
71
: Kota - Memiliki pertokoan
- Memiliki bioskop
- Memiliki Rumah Sakit
- Memiliki
Hotel/Bilyar/Diskotek/Panti
Pijat/Salon
17. Jika Anda menjawab sudah, di instansi manakah Anda bekerja setelah
program Internship?
Puskesmas Poskestren
Klinik swasta Militer
Klinik BUMN Kementerian
RS Pemerintah RS Swasta
Lainnya, sebutkan: _____________
BAGIAN II
Bagian ini terbagi menjadi A dan B. Pada bagian A, Anda harus memilih
satu dari sekian pilihan profesi yang tertera dengan cara memberi tanda centang
(). Nomor 1, 2, 3, dan 4 hanyalah penanda jenis profesi, Anda tidak
diperkenankan memilih satu di setiap nomor. Pada bagian B, berilah tanda
centang () sesuai dengan instansi yang Anda inginkan nanti saat Anda bekerja.
A. Berikan tanda centang () pada profesi yang paling Anda minati
1. Dokter di Pelayanan Primer : Dokter Umum
2. Dokter Spesialis
Spesialis Anak Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Kulit dan Kelamin Spesialis Saraf
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Spesialis Psikiatri
Spesialis THT-KL Spesialis Mata
Spesialis Obstetri-Ginekologi Spesialis Bedah
Spesialis Orthopedi-Traumatologi Spesialis Rehabilitasi Medik
Spesialis Urologi Spesialis Paru
Spesialis Anestesiologi Spesialis Emergensi
Spesialis Patologi Klinik Spesialis Radiologi
Spesialis Farmakologi Klinik Spesialis Forensik
Spesialis Patologi Anatomi Spesialis Kedokteran Nuklir
Spesialis Kedokteran Okupasi Spesialis Mikrobiologi
Spesialis Parasitologi
72
3. Pendidikan : Dosen
4. Penelitian : Peneliti
5. Nonmedis : Manajerial/Struktural RS
Lainnya,sebutkan
__________________________
B. Berikan tanda centang () pada instansi yang paling Anda minati
untuk bekerja
Puskesmas Poskestren
Klinik swasta Militer
Klinik BUMN Kementerian
RS Pemerintah RS Swasta
Lainnya, sebutkan: _____________
BAGIAN III
Bagian ini terdiri dari 18 pernyataan dengan skala pengukuran
1,2,3 dan 4 dengan ketentuan sebagai berikut.
1 = sangat tidak setuju 3 = setuju
2 = tidak setuju 4 = sangat setuju
Berilah tanda centang () pada setiap skala yang menurut Anda paling
sesuai dengan alasan Anda dalam memilih profesi pada Bagian II
sebelumnya.
No. Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya ingin memiliki jam kerja yang fleksibel
2. Saya ingin mendapatkan penghasilan yang tinggi
3. Saya merasa profesi tersebut masih banyak diperlukan dalam
masyarakat
4. Saya merasa dengan profesi tersebut, saya mendapat status
soisal yang lebih baik
5. Saya merasa nyaman berinteraksi dengan pasien
6. Saya ingin memiliki tempat kerja yang dekat dengan keluarga
saya
73
7. Saya merasa menguasai teori dan keterampilan pada bidang
tersebut
8. Saya merasa profesi tersebut dapat memberikan kesempatan
untuk mengembangkan karier saya
9. Saya memiliki sosok yang memotivasi saya untuk memilih
profesi tersebut (keluarga, dosen, dokter, dll)
10. Saya mendapat saran dari orang sekitar saya untuk memilih
profesi tersebut
11. Saya memiliki pengalaman pribadi terkait penyakit yang
berhubungan dengan profesi tersebut
12. Saya merasa profesi tersebut memberikan kesempatan untuk
mengabdi kepada masyarakat
13. Saya merasa profesi tersebut sesuai dengan kepribadian saya
14. Saya merasa biaya dan lama pendidikan profesi tersebut
sesuai dengan kemampuan saya
15. Saya ingin berkontribusi dalam mengatur kebijakan kesehatan
Isilah pernyataan nomor 16 jika Anda adalah alumnus/dokter dan mahasiswa Klinik
16. Saya mendapatkan pengalaman saat rotasi klinik yang
memotivasi saya dalam memilih profesi tersebut
Isilah pernyataan nomor 17 jika Anda dari SMA/MAN/MAS dalam pesantren
17. Saya ingin mengembangkan kesehatan pesantren dengan
profesi tersebut
Isilah pernyataan nomor 18 jika Anda adalah penerima beasiswa
18. Saya merasa berkewajiban untuk memberikan kontribusi
kepada pemberi beasiswa, oleh karena itu saya memilih
profesi tersebut
74
75
76
77
78
79
80
81
LAMPIRAN 3 Hasil uji validitas
1. a. Uji Validitas Kuisioner pertama
Variabel R hitung R tabel Keterangan
A1 0,070 0,361 Tidak valid
A2 0,303 0,361 Tidak valid
A3 0,650 0,361 Valid A4 0,585 0,361 Valid A5 0,320 0,361 Tidak valid A6 0,095 0,361 Valid A7 0,624 0,361 Valid A8 0,615 0,361 Valid A9 0,587 0,361 Valid
A10 0,524 0,361 Valid A11 0,602 0,361 Valid A12 0,613 0,361 Valid A13 0,665 0,361 Valid A14 0,517 0,361 Valid A15 0,748 0,361 Valid A16 0,487 0,361 Valid A17 0,445 0,361 Valid
b. Uji validitas kuesioner kedua
Variabel R hitung R tabel Keterangan
A1 0,223 0,190 Valid
A2 0,421 0,190 Valid
A3 0,306 0,190 Valid A4 0,458 0,190 Valid A5 0,271 0,190 Valid A6 0,411 0,190 Valid A7 0,579 0,190 Valid A8 0,577 0,190 Valid A9 0,443 0,190 Valid
A10 0,211 0,190 Valid A11 0,493 0,190 Valid A12 0,413 0,190 Valid A13 0,423 0,190 Valid A14 0,301 0,190 Valid A15 0,392 0,190 Valid A16 0,334 0,190 Valid A17 0,216 0,190 Valid
82
LAMPIRAN 4
RIWAYAT PENULIS
Nama : Annisa Delia Khusnayni
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Taman Pondok Jati CE 3, Taman- Sidoarjo
Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 25 Oktober 1996
Agama : Islam
No Handphone : 085748871109
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
TK : TK Mutiara Taman Pondok Jati (2002-2003)
SD : SD Muhammadiyah 2 Sepanjang Sidoarjo (2003-2009)
SMP : SMPN 4 Surabaya (2009-2012)
SMA : MBI Amanatul Ummah Mojokerto (2012-2015)
S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015-sekarang)