16
  BAB I PENDAHULUAN 1.1.  Latar Belakang Dari pengamatan sehari-hari kita mengetahui bahwa bumi tersusun dari batuan-batuan. Apabila kita mengambil batuan dan mengamatinya, ternyata batuan terdiri dari mineral-mineral dan sejumlah kecil bahan lain seperti bahan organik. Mineral sendiri terdiri dari unsur-unsur yang bersenyawa. Unsur, dalam hal ini, adalah benda yang tak dapat lagi dipisahkan secara kimia. Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang memiliki sifat-sifat unsur tersebut dan terlalu kecil untuk dapat dilihat meskipun menggunak an mikroskop. Mineral adalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu campuran dari gabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses- proses fisis dan kimia khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang homogen dan mempunyai susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi memungkinkan, mendapat suatu struktur yang sesuai, dimana ditentukan bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya. Pengamatan yang dilakukan salah satunya berupa pengamatan mineral melalui nikol silang dan nikol sejajar. pengamatan ini sangat penting sebab dalam pengamata n ini akan diketahui sifat-sifat optik mineral.

Documentmo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 1/16

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dari pengamatan sehari-hari kita mengetahui bahwa bumi tersusun dari

batuan-batuan. Apabila kita mengambil batuan dan mengamatinya, ternyata

batuan terdiri dari mineral-mineral dan sejumlah kecil bahan lain seperti bahan

organik. Mineral sendiri terdiri dari unsur-unsur yang bersenyawa. Unsur, dalam

hal ini, adalah benda yang tak dapat lagi dipisahkan secara kimia. Atom adalah

partikel terkecil dari suatu unsur yang memiliki sifat-sifat unsur tersebut dan

terlalu kecil untuk dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop.

Mineral adalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu

campuran dari gabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses-

proses fisis dan kimia khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang

homogen dan mempunyai susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi

memungkinkan, mendapat suatu struktur yang sesuai, dimana ditentukan

bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya.

Pengamatan yang dilakukan salah satunya berupa pengamatan mineral

melalui nikol silang dan nikol sejajar. pengamatan ini sangat penting sebab dalam

pengamatan ini akan diketahui sifat-sifat optik mineral.

Page 2: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 2/16

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengaplikasikan apa yang

didapatkan proses belajar mengajar atau dalam perkuliahan. Sedangkan tujuan

dilakukannya praktikum ini yaitu diharapkan praktikan dapat:

1. Menentukan sifat-sifat optik mineral dalam pengamatan nikol sejajar.

2. Menentukan sifat-sifat optik mineral dalam pengamatan nikol silang.

1.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1)  Kertas A4

2)  Format praktikum

3) 

Alat tulis menulis

4)  Lap kasar

5)  Lap halus

6)  Mikroskop polarisasi

7)  Sayatan mineral

1.4. Prosedur Kerja

Langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini dimulai dari mengambil

mikroskop polarisasi dari lemari dan selanjutnya membuat bon alat. Setelah itu

mikroskop diletakkan di atas meja yang telah dilapisi oleh lap kasar. Kemudian

mikroskop disentringkan dengan memutar analisator sampat didapatkan terang

Page 3: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 3/16

maksimum dan jika analisator dimasukkan didapatkan gelap maksimum.

Selanjutnya mengambil sayatan mineral dari asisten praktikum dan diletakkan di

meja objek dan dijepit menggunakan specimen clip. Langkah selanjutnya adalah

mengamati mineral pada nikol sejajar, nikol silang, dan TRO lalu menggambar

hasil pengamatan mineral tersebut. Langkah terakhir pada pengamatan ini ialah

menyusun laporan praktikum.

Page 4: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 4/16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Identifikasi Mineral pada Pengamatan Nikol Sejajar

Setiap mineral memiliki sistem kristalnya masing-masing isometrik,

ortorhombik, triklin, monoklin, tetragonal, heksagonal dan lain-lain. Setiap sistem

kristal memiliki sumbu kristal, walaupun sudut yang dibentuk oleh masing-

masing sumbu kristal antara sistem kristal yang satu terhadap yang lain berbeda.

Untuk itulah setiap mineral memiliki sifat optis tertentu, yang dapat diamati pada

posisi sejajar atau diagonal terhadap sumbu panjangnya. Pengamatan mikroskopis

yang dilakukan pada posisi sejajar sumbu panjang disebut pengamatan pada nikol

sejajar.

1. Ketembusan Cahaya

Berdasarkan atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi

dua golongan yaitu mineral yang tembus cahaya/transparent dan mineral tidak 

tembus cahaya /mineral opak/mineral kedap cahaya.

Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai butiran

yang gelap/hitam. Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan dengan mikroskop

polarisasi, dan dapat dipelajari lebih lanjut dengan mikroskop pantulan. Mineral

tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu mineral berwarna dan mineral

tidak berwarna.

Page 5: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 5/16

2. Indeks Bias dan Relief 

Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media kemudian

masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai harga indeks bias yang

berbeda, sehingga cahaya tersebut mengalami pembiasan pada batas kontak kedua

media tersebut.

Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan antara batas tepi

mineral yang satu dengan yang lain. Suatu batuan yang tersusun atas berbagai

macam mineral yang berbeda, masing-masing mineral tersebut tentunya memiliki

sifat optis yang berbeda pula. Jadi, kesemua itu akan membentuk relief ada yang

tinggi, sedang atau rendah. Pada prinsipnya, kaca/air/udara memiliki indeks bias

sempurna, sehingga memantulkan seluruh sinar yang menembusnya. Namun,

suatu mineral memiliki indeks bias yang lebih rendah dibandingkan kaca / air / 

udara, sehingga reliefnya lebih tinggi.

3. Pleokrisme

Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropik dalam menyerap sinar

mengikuti system kristalografinya. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan

warna kristal setelah diputar hingga 360O. Dapat diamati pada posisi terpolarisasi

maupun nikol sejajar. Mineral uniaxial disebut dikroik: dua warna yang berbeda

dari vibrasi sinar yang parallel terhadap sumbu vertikal dan sumbu dasar. Mineral

biaksial: trikroik, 3 perubahan warna berhubungan dengan 3 sumbu elastisitas

utama.

Page 6: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 6/16

4. Bentuk Kristal

Bentuk kristal adalah bentuk suatu kristal mineral mengikuti

pertumbuhan/tata aturan pertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti

mengikuti susunan atom dan pertumbuhan atom-atom tersebut, atau dapat pula

mengikuti arah belahannya.

Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara

keseluruhan atau beraturan maka kristal disebut mempunyai bentuk euhedral.

Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang kristalnya sendiri

maka kristal disebut mempunyai bentuk subhedral. Apabila kristal tersebut tidak 

dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan atau tidak beraturan

maka kristal disebut mempunyai bentuk anhedral.

5. Belahan

Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan sistem kristalnya

  juga. Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem

kristal tertentu, sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal

sendiri dibentuk/dibangun oleh susunan atom didalamnya. Dengan demikian, sisi-

sisi susunan atom-atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan

ikatannya. Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral

mengalami benturan/terdeformasi, maka pecahannya akan lebih mudah mengikuti

arah belahannya. Belahan lebih mudah diamati pada posisi nikol sejajar tetapi

beberapa mineral juga dapat diamati pada posisi nikol silang.

Page 7: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 7/16

Belahan 1 arah : mineral mika. Bidang-bidang belahan akan nampak 

sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang lain pada sayatan yang dipotong

miring atau sejajar terhadap sumbu kristal atau memotong arah bidang belahan.

Sedangkan sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau sejajar bidang belahan,

maka belahan tidak akan nampak sama sekali

Belahan 2 arah: piroksen dan amfibol. Mineral dengan sudut belahan 2

arah membentuk perpotongan dengan sudut 60°/120° misalnya

amfibol/hornblende dan mineral dengan sudut belahan dua arah membentuk sudut

90° piroksen.

6. Inklusi

Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material asing

yang terkumpul pada permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap

dalam kristal, dan seterusnya menjadi bagian dari kristal tersebut. Material

tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari mineral yang berbeda jenisnya,

atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat juga berupa fluida baik cairan

ataupun gas. Kungkungan dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila

terdapat perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya,

misalnya pada ketembusannya, relief maupun perbedaan warna. Bidang batas

antara inklusi dengan mineral yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas

bidang kristal biasa.

Page 8: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 8/16

2.2. Identifikasi Mineral pada Pengamatan Nikol Silang

1. Warna Interferensi

Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator,

komponen sinar lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator, sehingga dapat

diteruskan hingga mata pengamat. Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat

dan lambat, maka terjadi yang disebut sebagai beda fase atau retardasi. Semakin

besar selisih indeks bias, semakin besar beda fase/retardasinya. Warna interferensi

dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang terdapat sayatan mineral

hingga diperoleh terang maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan

tabel interferensi Michel  – Levy Chart.

2. Sifat Birefringence (BF)

Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam sayatan

tipis, interference mineral harus dapat diamati, yang hanya dapat dalam sayatan

tipis 0,03mm. Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan.

Setelah warna interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui garis

diagonalnya hingga didapatkan sifat birefringence (BF). Dari posisi birefringence,

dengan meluruskan ke bawah melalui garis diagonal ke perpotongannya, akan

diketahui ketebalan standarnya, apakah lebih tebal atau tidak dari 0,03 mm. Orde

warna interference dan birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy.

Page 9: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 9/16

3. Sifat Kembaran (Twinning)

Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama

kristal saat pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi

pertumbuhan kristalografi. Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol

silang. Berhubungan dengan sifat pemadamannya. Bentuk Kembaran

berhubungan dengan bentuk simetri dari dua atau lebih bagian-bagian (bayangan

kembar, sumbu rotasi).

Jenis-jenis kembaran lain yang umum dijumpai dalam beberapa mineral

adalah:

1.  Kembaran Albit: terbentuk oleh pertumbuhan bersama feldspar

plagioklas dengan sistem kristal: Triklin; merupakan kembaran yang

umum dijumpai pada plagioklas pada 010

2. 

4. Sifat Gelapan ( Extinction)

Adalah fungsi hubungan orientasi indikatrik dan orientasi kristalografik.

Mineral anisotropik menunjukkan gelapan pada posisi nikol silang dengan rotasi

tiap 90O. Gelapan muncul ketika kedudukan salah satu vibrasi sejajar polarizer

bawah. Dampaknya adalah seluruh sinar datang ditahan oleh polarizer atas

sehingga tidak membentuk getaran. Seluruh sinar yang melalui mineral terserap

pada polarizer atas, dan mineral terlihat gelap. Pada putaran posisi 45°, komponen

maximum dari sinar cepat dan sinar lambat mampu dirubah menjadi vibrasi pada

Page 10: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 10/16

polarizer atas. Hanya perubahan warna interference saja yang menjadi lebih terang

atau lebih gelap saja, warna sebenarnya tidak berubah.

5. Tanda rentang optik dan Sudut Gelapan

Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara

sumbu kristalografi (terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu sinar

cepat (x) dan lambat (z). Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau

z) yang kedudukannya berimpit atau dekat (menyudut lancip) dengan sumbu

panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki oleh mineral yang

memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral (sumbu c). Jenis

tanda rentang optik yaitu :

  Length slow = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan arah getar

sinar lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan Addisi yaitu

penambahan orde warna interferensi pada saat kompensator

digunakan.

  Length fast = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah getar

sinar cepat (sumbu x). Keadaan ini dinamakan Substraksi yaitu

pengurangan orde warna interferensi pada saat kompensator

digunakan.

Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan nikol

bersilang dengan menggunakan kompensator (keping gips/baji kuarsa). Cara

menentukan orientasi optik dan sudut gelapan antara lain, letakkan mineral pada

posisi sumbu panjang (c) sejajar PP (vertikal) Putar meja objek sehingga pada

Page 11: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 11/16

terang max Catat warna interferensinya. Masukkan keping kompensator,

perhatikan gejala yang terjadi, addisi atau subtraksi Jika subtraksi = z

kompensator tegak lurus z indikatriks mineral, length fast, TRO negative Jika

addisi = z kompensator sejajar z indikatriks mineral, length slow, TRO positif.

Putar meja ke kiri hingga gelap maks, pada kedudukan ini z atau g sejajar atau

tegaklurus PP, catat kedudukan ini AO Putar kembali meja objek hingga sumbu

panjang kristal sejajar PP, catat kedudukannya BO Sudut gelapannya yaitu A+B

kemudian dibagi 2.

Page 12: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 12/16

BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka sifat-sifat

optiknya mineral yang diamati adalah sebagai berikut:

1.  Pengamatan Nikol Sejajar Dengan Menggunakan Mineral  Kyanit 

Pada pengamatan nikol sejajar, mineral yang pertama digunakan adalah

mineral kyanit . Dengan menggunakan perbesaran lensa objektif yaitu perbesaran

5x dan perbesaran lensa okuler 10x didapatkan perbesaran total yaitu 50x sebagai

hasil perkalian perbesaran lensa objektif dan lensa okuler , bilangan skala yang

digunakan adalah 0,02 yang merupakan hasil dari pembagian angka satu dengan

perbesaran total

=

= 0,02. Kedudukan mineral (X,Y) => (56,21).

Ukuran dari mineral pada pengamatan ini adalah 3 mm yang diperoleh dari BS x

skala DMP = 0,02 x 150 mm = 3 mm. Pada pengamatan nikol sejajar, warna

mineral yaitu orange kecoklatan. Pada saat meja objek diputar 900, pleokrisme

mineral adalah monokroik. Daya serap cahaya maksimum (intensitas) pada

mineral ini sedang. Indeks bias mineral adalah nmin > ncb, karena arah kertas

searah dengan yang tampak pada lensa okuler yang dilihat. Belahan 2 arah. Jenis

pecahan mineral ini yaitu tidak rata dengan bentuk euhedral serta relief tinggi

karena bidang-bidang batas antar mineral tampak jelas. Pada mineral ini

ditemukan adanya inklusi, dengan warna hitam, bentuk euhedral, dan ukuran BS x

skala DMP = 8 mm x 0,02 = 0,16 mm. (Foto 1.)

Page 13: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 13/16

 

Foto 1. Kenampakan mineral kyanit saat pengamatan nikol sejajar

2.  Pengamatan Nikol Sejajar & Nikol Silang Dengan Menggunakan

Mineral Epidot 

Pada pengamatan nikol sejajar & nikol silang, mineral yang digunakan

adalah mineral epidot . Dengan menggunakan perbesaran lensa objektif yaitu

perbesaran 5x dan perbesaran lensa okuler 10x didapatkan perbesaran total yaitu

50x sebagai hasil perkalian perbesaran lensa objektif dan lensa okuler , bilangan

skala yang digunakan adalah 0,02 yang merupakan hasil dari pembagian angka

satu dengan perbesaran total

=

= 0,02. Kedudukan mineral (X,Y)

=> (56,13). Ukuran dari mineral pada pengamatan ini adalah 3 mm yang diperoleh

dari BS x skala DMP = 0,02 x 515 mm = 10.3 mm. Pada pengamatan nikol

sejajar, warna mineral yaitu orange kecoklatan. Pada saat meja objek diputar 900,

pleokrisme mineral adalah monokroik. Daya serap cahaya maksimum (intensitas)

pada mineral ini kuat. Indeks bias mineral adalah nmin > ncb, karena arah kertas

searah dengan yang tampak pada lensa okuler yang dilihat. Belahan 1 arah. Jenis

pecahan mineral ini yaitu tidak rata dengan bentuk euhedral serta relief tinggi

Page 14: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 14/16

karena bidang-bidang batas antar mineral tampak jelas. Pada mineral ini

ditemukan adanya inklusi, dengan warna hitam, bentuk euhedral, dan ukuran BS x

skala DMP = 8 mm x 0,02 = 0,16 mm.

Warna interferensi maksimum pada saat dimasukkan keeping gips yaitu

warna hijau kecoklatan dengan bias rangkap 0,025 (orde II tengah). Mineral ini

tidak memiliki kembaran. Sudut gelapan yang dihasilkan yaitu 63o

yang

didapatkan dari selisih antara terang maksimum dan gelap maksimum

. Karena sudut gelapan yang didapatkan 63o, maka jenis gelapannya adalah

miring. T.R.O yang didapatkan adalah length fast, subtraksi (-), karena warna

mineral cepat berubah saat meja objek diputar dan mengalami pengurangan warna

saat keeping gips dimasukkan. (Foto 2)

Foto 2. Kenampakan mineral epidot  saat pengamatan nikol sejajar (kiri), nikol

silang (tengah) dan T.R.O (kanan).

Page 15: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 15/16

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Pada pengamatan nikol sejajar, sifat optik mineral kyanite adalah ukuran

mineral yaitu 3 mm, warna mineral orange kecoklatan, intensitas sedang,

indeks bias nmin>ncb, belahan 2 arah, pecahan tidak rata, bentuk euhedral,

relief tinggi dan inklusi, dengan warna mineral hitam, bentuk euhedral,

dan ukuran 0.16 mm.

2. Pada pengamatan nikol silang, sifat optik mineral epidot  yaitu, warna

interferensi maksimum adalah hijau kecoklatan dengan bias rangkap

0,025 (orde II tengah), kembaran tidak ada, sudut gelapan 63o, jenis

gelapan miring dan T.R.O, length fast subtraksi (-).

4.2 Saran

Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratirium seperti mikroskop diperbaiki

yang rusak agar dalam melakukan praktikum dapat berjalan dengan lancar dan

untuk praktikan agar memperhatikan kebersihan laboratorium

Page 16: Documentmo

5/14/2018 mo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mo5571ff8a49795991699d8030 16/16

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, Heru. 2009. Mineral. www.heruharyadi27.blogspot.com 

Irvan, Ulva Ria. 2012, Mineral Optik, Edisi III, Makassar, Unhas