Click here to load reader
Upload
abdul-kahar
View
474
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
1
MODEL ALIRAN DUA FASE: SISTEM UDARA-AIR
PADA KOLOM VERTIKAL
(Two-Phase Flow Modelling: Air-Water System at Vertical Column)
Abdul Kahar, S.T, M.Si
(Jurusan Kimia, MIPA, Universitas Mulawarman)
Abstract
The effect of water temperature and air-water flow rate on two-phase flow
at air-water system with counter current in packed column was studied.
The applied series used were packed column with inside diameter 7,5 cm,
content material of raschig ring the stack height 140 cm, water circulation pump,
and air compressor. The observed variables were water temperature (TA) ranging
from 30O – 60OC, water volumetric flow rate (QA) ranging from 1 – 4 L/minute,
air volumtric flow rate (QU) 35 – 85 L/minute, wet-bulb temperature (Tw), dry-
bulb temperature (Td), and pressure (P). First, the packed column was only flowed
with water and air for 60 minutes. Then, the packed column was flowed with
water and air, in which thr pumped into the packed column was return again to the
storage tank.
Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat persamaan
matematis yang diperoleh : 301,094598,05 .Re.10.4065,4 NScNNSh −=
Pada temperature air meningkat model persamaan matematis yang
diperoleh dari analisis dimensional adalah: 055276,003217,513 .Re.10.91471,2 NScNNSh −=
Key word : Reynolds Number, Schmidt Number Two-phase flow
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
2
I. PENDAHULUAN
1. KONTAK ANTARA ZAT CAIR DAN UDARA
Pada kebanyakan operasi perpindahan massa aliran turbulen diperlukan
untuk meningkatkan laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk
membantu mendisfersikan fluida yang satu di dalam fluida yang lain sehingga
memberikan lebih banyak lagi antarmuka.
Kontak secara sempurna antara zat cair dan udara sangat diharapkan, akan
tetapi sangat sulit dicapai, terutama pada kolom yang besar sehingga lapisan tipis
yang seharusnya terdistribusi secara merata diatas permukaan bahan isian tidak
terjadi. Adanya bagian yang menebal, menipis, kering (tidak terbasahi) pada
permukaan bahan isian, holdup sehingga proses kontak tidak berjalan secara ideal.
Untuk memperkecil hal tersebut perlu perbandingan laju alir zat cair dan udara
yang tepat, perbandingan diameter bahan isian dan diameter kolom yang sesuai.
(McCabe,1993).
2. GERAKAN DALAM ALIRAN MENEMBUS LAPIS HAMPARAN
CURAH
Dalam berbagai proses industri, zat cair atau gas mengalir melaluii lapis
hamparan partikel benda padat, contoh situasi ini dalam satuan operasi kimia
teknik ialah proses penyaringan (filtrasi) dan aliran dua fase lawan-arah dari zat
cair dan gas melalui kolom isian curah (packed column).
Metode yang paling umum untuk digunakan untuk mengkorelasikan
mengenai hubungan penurunan tekanan total melalui lapisan hampar padat dan
seret masing-masing partikel ialah yang didasarkan atas perkiraan tentang seret
total fluida pada batas padat dari alur yang berkelok-kelok melalui hamparan
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
3
benda padat itu. Bentuk saluran di dalam hamparan itu sangat tidak beraturan,
penampangnya berubah-ubah, demikian pula orientasinya dan saling
berinterkoreksi.
Tahanan terhadap aliran fluida melalui rongga-rongga di dalam lapis
hamparan benda padat itu adalah akibat seret total semua partikell dalam
hamparan itu, dimana aliran yang terjadi dapat berupa aliran laminar, aliran
turbulen, dan mengalami seret bentuk, pemisahan dan pembentukan riak-riak
ikutan. Sebagaimana dalam hal seret pada satu partikel, pada aliran ini tidak
terdapat suatu transisi yang jelas antara aliran laminar dan aliran turbulen, seperti
yang dialami pada aliran yang melalui saluran berpenampang tetap.
3. ANALISIS DIMENSIONAL
Persoalan dalam bidang keteknikan banyak yang tidak dapat diselesaikaan
secara lengkap dengan metode teoritis atau metode matematik, seperti dalam
bidang aliran fluida, aliran kalor, dan operasii difusi. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah dimana kita tidak dapat menurunkan persamaan matematik
ialah dengan eksperimentasi empirik.
Dari mekanisme perpindahan massa, koefisien perpindahan massa, k, akan
bergantung pada diffusivitas (Dv) serta pada variabel-variabel yang
mengendalikan karakter aliran fluida yaitu : kecepatan (v), viskositas (µ), densitas
( ρ ) dan suatu dimensi linier (D) ;
( )ρµ,,,, vdiDvfk = (1)
Analisis dimensional menghailkan persamaan :
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
4
vDdiKga.
= ���
����
�
vDvdi
k.
,..
.1 ρµ
µρ
(2)
Bilangan Reynolds, NRe :
µρ..
Re
vDN = (3)
Bilangan Schmidt, N Sc :
ρ
µ.Dv
NSc = (4)
Bilangan Sherwood, NSh :
Dv
diaKN G
Sh
.= (5)
dimana : Dv = diffusivitas, cm2/s
ρ = densitas, g/cm3
µ = viskositas, g/cm.s
Kga = koefisien perpindahan massa, kgmol/mnt.m3.atm.
υ = laju alir, cm/s
A. RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah nilai Bilangan Reynolds dan Bilangan Schmidt terhadap
analisis dimensional hubungan Koefisien Difusi gas dan Koefisien
perpindahan massa yang diperoleh dari penelitian ini.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui nilai Bilangan Reynolds dan Bilangan Schmidt terhadap
analisis dimensional hubungan Koefisien Difusi gas dan Koefisien
perpindahan massa yang diperoleh dari penelitian ini sistem udara-air
dalam kolom isian dengan aliran berlawanan arah (counter current).
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
5
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat-alat dan bahan
Peralatan yang digunakan mencakup: Perangkat peralatan Gas Absorption
yang digunakan dalam penelitian ini adalan buatan Armfield Technical Education
Co. Ltd Ringwood, Hampshire, England, yang berupa kolom isian (packed
column), kompressor, pompa, heater, raschig ring, termometer setting,
thermometer regulator, pengaduk, manometer U, rotameter, stopwacth, selang,
gelas kimia dan lain-lain. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah air dan udara
B. Cara Kerja
Dalam penelitian ini menggunakan variabel, yaitu variasi laju alir udara,
laju alir air dan temperatur air masuk untuk mengetahui pengaruh variabel
tersebut terhadap Koefisien Difusi gas, Dv dan Koefisien perpindahan massa,KGa.
Air dipompa dari tangki penampungan dialirkan ke dalam kolom,
diusahakan agar terjadi kontak antara udara dan air yang seefektif mungkin
dengan suhu air yang bervariasi. Udara dialirkan dari kompressor dan laju alirnya
diatur dengan menggunakan regulator dan rotameter. Bila kondisi telah stabil
maka dilakukan pengukuran temperatur bola basah dan temperatur bola kering
untuk udara masuk dan udara keluar serta suhu air masuk dan suhu air keluar.
Setelah hasil pengukuran menunjukkan keadaan yang stasioner selama 10 menit,
pengambilan data dapat dilakukan. Hal sama juga dilakukan untuk variasi dimana
laju alir udara yang masuk ke dalam kolom berubah dengan suhu air masuk yang
konstan.
III. HASIL PENELITIAN
A. Pengaruh Laju Alir Terhadap Bilangan Reynolds
Dalam kolom isian, aliran dibuat berlawanan arah sehingga menimbulkan
friksi antara kedua fluida. Gesekan atau friksi antar fluida, air dan udara,
menyebabkan terjadinya perubahan tekanan, �P. Semakin tinggi laju alir, baik
udara maupun air, semakin tinggi pula perubahan tekanannya. Dalam kolom isian
ada limit atas untuk laju alir udara yang dapat menyebabkan pembanjiran
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
6
(flooding) yang disebut flooding velocity, yang terletak antara laju alir udara 75 –
85 L/menit dengan laju alir air 4 L/menit.
Kenaikan pada tekanan menyebabkan penurunan pada Difusivitas gas, Dv.
Pada kondisi laju alir air konstan 1 L/menit dan laju alir udara meningkat dari 35
sampai dengan 85 L/menit, difusivitas gas menurun dari 0,27762 sampai dengan
0,2375 cm2/s dan tekanan naik dari 1,0 menjadi 2,7 cm H2O. Begitu juga pada laju
alir air yang lebih besar. Kenaikan pada laju alir air meningkatkan tekanan
sehingga sedikit menurunkan nilai difusivitas gas.
Pada kondisi laju alir air meningkat dari 1 sampai dengan 4 L/menit dan
laju alir udara konstan 40 L/menit, difusivitas gas menurun dari 0,27756 sampai
dengan 0,27559 cm2/s dan tekanan naik dari 1,217 menjadi 8,65 cm H2O. Begitu
juga pada laju alir udara yang lebih besar. Kenaikan pada laju alir udara
meningkatkan tekanan sehingga juga sedikit menurunkan nilai difusivitas gas. Gambar 4.1 Hubungan Laju Alir Air terhadap Bil. Reynolds Air
370
640
910
1180
1450
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5Laju Alir Air, L/menit
Bila
ngan
Rey
nol
ds
Air
, NR
e
Series1Series2Series3Series4Series5
Gambar 4.2 Hubungan Laju Alir Udara dengan Bil. Schmidt
0.58
0.585
0.59
0.595
0.6
0.605
0.61
0.615
0.62
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Laju Alir Udara, L/menit
Bila
ngan
Sch
mid
t, N
Sc
1 L/mnt2 L/mnt3 L/mnt4 L/mnt
B. Pengaruh Laju Alir terhadap Bilangan Schmidt
Pada kondisi laju alir udara meningkat dari 35 sampai dengan 85 L/menit
dan laju alir air konstan pada 1 L/menit koefisien perpindahan massa meningkat
dari 0,05976 menjadi 0,2375 kgmol/menit.m3.atm dengan bilangan Reynolds air
menurun dari 394,162 menjadi 379,5827 dan bilangan Reynolds udara meningkat
dari 612,2768 menjadi 1483,5884. Koefisien perpindahan massa meningkat
karena keturbulenen aliran udara meningat seiring dengan semakin tingginya laju
alir udara. Begitu juga dengan laju alir konstan yang lebih besar walaupun
koefisien perpindahan massa yang diperoleh lebih kecil namun tetap mengalami
kenaikan dengan semakin meningkatnya laju alir udara. Hal ini terjadi karena
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
7
kecepatan alir air semakin tinggi sehingga waktu kontak yang efektif antara udara
dan air, agar terjadi transfer massa yang makin berkurang.
Pada kondisi laju alir udara kostan 40 L/menit dan laju alir air meningkat
dari 1 sampai dengan 4 L/menit, koefisien perpindahan massa yang diperoleh
semakin berkurang dari 0,06499 sampai dengan 0,05889 kgmol/menit.m3.atm.
Dengan bilangan Reynolds air yang meningkat dari 392,3 sampai dengan
1578,344 dan bilangan Reynolds udara menurun dari 697,957 menjadi 697,016.
Pada laju alir udara konstan yang lebih besar koefisien perpindahan massa yang
diperoleh lebih besar, namun tetap mengalami penurunan dengan semakin
meningkatnya laju alir air. Berkurangnya koefisien perpindahan masa disebabkan
karena semakin tingginya aliran air menyebabkan kecepatan aliran udara
berkurang, sehingga mengurangi keturbulenan aliran udara, hal ini terlihat dari
meningkatnya bilangan Reynolds air dan menurunnya bilangan Reynolds udara..
C. Pengaruh Temperatur Air terhadap Bilangan Reynolds
Difusivitas gas, Dv naik jika temperatur dinaikkan. Pada kondisi
temperatur air masuk yang meningkat dari 30OC sampai dengan 60OC, pada laju
alir air 1 L/menit dan laju udara konstan 60 L/menit diperoleh difusivitas gas
meningkat dari 0,26185 sampai dengan 0,31041 cm2/s. Begitu juga pada laju alir
dan temperatur air yang lebih besar. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.18.
Pada laju alir udara 40 L/menit dan laju alir air konstan 2,5 L/menit
dengan kenaikan temperatur air dari 30OC sampai dengan 60OC, diperoleh
difusivitas gas meningkat dari 0,26162 sampai dengan 0,3096 cm2/s. Begitu juga
pada temperatur air dan laju alir udara yang lebih tinggi.
Gambar 4.3 Hubungan Temperatur Air dengan Bil. Reynolds
325
650
975
1300
1625
1950
25 30 35 40 45 50 55 60 65
Temperatur Air. OC
Bila
ngan
Rey
nold
s A
ir, N
Re
1 L/mnt2 L/mnt3 L/mnt4 L/mnt
Gambar 4.4 Hubungan Temperatur Air dengan Bil. Schmidt
0.52
0.54
0.56
0.58
0.6
0.62
25 30 35 40 45 50 55 60 65Temperatur Air. OC
Bila
nga
n S
chm
idt,
NS
c
40 L/mnt50 L/mnt60 L/mnt70 L/mnt80 L/mnt
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
8
D. Pengaruh Temperatur Air terhadap Bilangan Schmidt
Koefisien perpindahan massa, KGa menurun dengan semakin
meningkatnya temperatur air. Pada temperatur air yang meningkat dari 30OC
sampai dengan 60OC, dengan laju alir air 1 L/menit dan laju alir udara konstan 60
L/menit, koefisien perpindahan massa yang diperoleh menurun dari 0,14095
sampai dengan 0,02356 kgmol/menit.m3.atm. Begitu juga halnya yang terjadi
pada laju air yang lebih besar dengan kenaikan temperatur air dan laju alir udara
konstan yang sama, diperoleh koefisien perpindahan massa yang lebih kecil dan
semakin menurun seiring dengan kenaikan temperatur air.
Pada laju alir udara 40 L/menit dan laju alir air konstab 2,5 L/menit
dengan kenaikan temperatur dari 30OC sampai dengan 60OC diperoleh koefisien
perpindahan massa menurun dari 0,09639 sampai dengan 0,01572
kgmol/menit.m3.atm. Hal ini juga terjadi pada laju alir udara yang lebih besar.
E. ANALISIS DIMENSIONAL
Untuk mencari hubungan antara Koefisien Perpindahan Massa ,KGa dan
Difusivitas Gas, Dv dengan peubah yang sangat berpengaruh digunakan analisis
dimensional. Hubungan antara Koefisien Perpindahan Massa dengan variable-
variabel peubah yang berpengaruh dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut:
KGa = ),,,,( ρµνdiDvf (20)
Analisis dimensionalnya menghasilkan persamaan :
Dv
diKga. =
21
1 ...
aa
Dvvdi
k ���
����
����
����
�
ρµ
µρ
(21)
21 .Re.1aa NScNkNSh = (22)
Persamaan (22) dapat disederhanakan menjadi :
1Re.1aNpNSh = (23)
Dimana :
2.11aNSckp = (24)
E.1. Pada Laju Alir Air Meningkat dan Laju Alir Udara Konstan
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
9
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan nilai p1 dan a1 dapat diketahui.
Pengaruh laju aliran air yang meningkat (dalam bentuk Bilangan Reynolds air)
terhadap nilai Koefisien Perpindahan Massa (dalam bentuk Bilangan Sherwood),
pada temperatur air 40 OC dengan laju alir udara konstan 60 L/menit.
Tabel IV.6. Hubungan Bilangan Reynolds air dengan Bilangan Sherwood
Qa, L/mnt NReA (x) Kga Dv, cm2/s NSh (y) 1 2 3 4
389,817 791,732
1191,239 1587,874
0,1051 0,08972 0,08798 0,08407
0,27754 0,27718 0,27587 0,27106
0,028401 0,024277 0,023919 0,023262
Rata-rata 0,023966
Persamaan (23) dapat diselesaikan dengan menggunakan metode regresi
linear, menghasilkan persamaan :
14076,0Re.06457,0 −= NNSh (25)
Selanjtnya dari persmaan (25) dan persamaan (22) menghasilkan
persamaan :
1114076,0 2.Re. pNSckNNSh a == (26)
Selengkapnya hubungan 14076,0Re.NNSh dengan NSc disajikan dalam
Tabel IV.7.
Tabel IV.7. Hubungan NSh.NRe0,14076 dengan Bilangan Schmidt Qa, L/menit NSh.NRe0,14076 (y) NSc (x)
1 2 3 4
0,065770 0,062114 0,064814 0,065642
0,5846 0,5855 0,5893 0,6009
Dengan menggunakan metode regresi linear, persamaan (26) dapat
diselesaikan, menghasilkan :
885178,01 .102998,0 NScp = (27)
Sehingga persamaan (21) menjadi:
88518,014076,0 .Re.103,0 NScNNSh −= (28)
Dengan % kesalahan rata-rata = - 0,104 %
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
10
E.2. Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat
Pengaruh laju alir udara yang meningkat (dalam bentuk bilangan Reynolds
udara) terhadap nilai Koefisien Perpindahan Massa (dalam bentuk bilangan
Sherwood) Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV.8. Data tersebut diambil
dari Tabel IV.5.A dan B, pada temperatur air 40 OC dengan laju alir air konstan
2,5 L/menit.
Tabel IV.8 Hubungan Bilangan Reynolds Udara dengan Bilangan Sherwood
Qu, L/mnt NReU (x) Kga Dv NSh (y)
1 2 3 4
699,6119 874,3695 1049,0874 1398,8558
0,06849 0,08347 0,09985 0,13045
0,27733 0,27704 0,27652 0,27395
0,018522 0,022597 0,027082 0,035713
Rata-rata 0,026999
Untuk melihat pengaruh laju alir udara, persamaan (22) menjadi :
2.Re.1
2bb NScNkNSh = (29)
1Re.2bNpNSh = (30)
2.22bNSckp = (31)
Dengan menggunakan metode regresi linear persamaan (30) dapat
diselesaikan dan menghasilkan persamaan : 94589,05 Re.10.75207,3 NNSh −= (32)
Selanjutnya persamaannya menjadi:
2294598,0 2.Re. pNSckNNSh b ==− (33)
Dan hubungan NSh.NRe-0,94598 dengan NSc selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel IV.9.
Tabel IV.9. Hubungan NSh.NRe-0,94598 dengan Bilangan Schmidt
Qu, L/menit NSh.NRe-0,94598 (y) NSc (x) 40 50 60 70 80
3,77146.10-5
3,7262.10-5 3,7588.10-5 3,7286.10-5 3,7756.10-5
0,58332 0,58403 0,5852 0,5875 0,5908
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
11
Persamaan (33) dapat diselesaikan dengan menggunakan metode regresi
linear, menghasilkan : 301,05
2 .10.4065,4 NScp −= (34)
Selanjutnya persamaan (29) menjadi :
301,094598,05 .Re.10.4065,4 NScNNSh −= (35)
dengan % kesalahan rata-rata = 0,018 %
E.3. Pada Temperatur Air Meningkat
Kenaikan temparatur air berpengaruh terhadap; menurunnya Koefisien
Perpindahan Massa, meningkatnya Difusivitas Gas, meningkatnya Bilangan
Reynolds air, menurunnya bilangan Reynolds udara, dan menurunnya Bilangan
Schmidt. Pengaruh kenaikan temperatur air, 30 OC – 60 OC, dan laju alir udara 60
L/menit dan laju alir air 2,5 L/menit; selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
IV.10.
Tabel IV.10. Hubungan Bilangan Reynolds air dengan Bilangan Sherwood karena kenaikan Temperatur
Ta,OC NRe (x) Kga Dv, cm2/s NSh (y) 30 40 50 60
865,9797 982,021
1135,3833 1314,2867
0,15724 0,09985 0,0426 0,02403
0,261 0,27652 0,29137 0,30643
0,04518 0,02708 0,01097
5,88144.10-3
Rata-rata 0,022278
Persamaan (22) menjadi :
21 .Re.3cc NScNkNSh = (36)
1Re.3cNpNSh = (37)
2.33cNSckp = (38)
Persamaan (37) diselesaikan dengan menggunakan metode regresi linear,
dan menghasilkan persamaan :
03217,513 Re.10.8249,2 −= NNSh (39)
selanjutnya persamaannya menjadi:
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
12
32
303217,5 .Re. pNSckNNSh c == (40)
Dan hasil selengkapnya hubungan antara NSh.NRe5,03217 dengan bilangan
Schmidt, NSc dapat dilihat pada Tabel IV.11.
Tabel. IV.11. Hubungan NSh.NRe5,03217 dengan Bilangan Schmidt Ta, OC NSh.NRe5,03217 (y) NSc (x)
30 40 50 60
2,73517.1013 3,08680.1013 2,59539.1013 2,90578.1013
0,60255 0,5852 0,5558
0,52866
Persamaan (40) diselesaikan dengan metode regresi linear dan
menghasilkan persamaan : 055276,013
3 .10.91471,2 NScp = (41)
selanjutnya secara keseluruhan persamaan (36) menjadi :
055276,003217,513 .Re.10.91471,2 NScNNSh −= (42)
dengan % kesalahan rata-rata = 0,167 %
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bilangan Reynolds, NRe akan semakin meningkat jika laju alir meningkat. Pada
Laju alir air konstan dan laju alir udara meningkat bilangan Reynolds air, NRe air
menurun sedangkan bilangan Reynolds udara dan bilangan Schmidt meningkat.
2. Bilangan Reynolds air akan meningkat jika temperatur meningkat sedangkan
bilangan Reynolds udara dan bilangan Schmidt menurun.
3. Pada laju alir volumetrik udara, QU 60 L/menit dan laju alir volumetrik air, QA
2,5 L/menit dan temperatur 40OC diperoleh bilangan Reynolds air, NReA rata-rata
adalah 985,605 dan bilangan Reynolds udara, NReU rata-rata adalah 1046,877.
4. a. Pada Laju Alir Air Meningkat dan Laju Alir Udara Konstan persamaan
matematis yang diperoleh dengan analisis dimensional adalah:
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
13
88518,014076,0 .Re.103,0 NScNNSh −=
Dengan % kesalahan rata-rata = - 0,104 %
b. Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat persamaan
matematis yang diperoleh :
301,094598,05 .Re.10.4065,4 NScNNSh −=
dengan % kesalahan rata-rata = 0,018 %
c. Pada temperature air meningkat model persamaan matematis yang diperoleh
dari analisis dimensional adalah:
055276,003217,513 .Re.10.91471,2 NScNNSh −=
dengan % kesalahan rata-rata = 0,167 %
B. Saran
Penelitian ini masih dapat dikembangkan untuk variabel-variabel seperti:
debit air yang keluar kolom isian, tinggi bahan isian (Z) dan diameter bahan isian
(dp) yang antara lain untuk mendapatkan variasi perbandingan tinggi tumpukan
bahan isian dengan diameter bahan isian (Z/dp) dan perbandingan diameter bahan
isian dengan diameter kolom isian (dp/di).
DAFTAR PUSTAKA
Badger Walter. L dan Julius T. Banchero. 1982. Introduction to Chemical Engineering. Imternational Edition. McGraw Hill International Book Co. New York.
Bennet, C.O dan J.E. Myers. 1985. Momentum, Heat and Mass Transfer.
International Student Edition. Third Edition. McGraw Hill Inc. New York. Brown, G.G, Donald Katz, Alan S. Foust, dan Richard Scheidewind. Unit
Operation. Modern Asia Edition, Jhon Willey and Sons Inc. New York. David M. Himmelblau. 1996. Basic Principles and Calculation in Chemical
Engineering. 6th Edition. Prnetice-Hall International Inc. New Jersey.
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
14
David M Himmelblau. 1999. Prinsip-prinsip Dasar dan Kalkulasi dalam Teknik Kimia. Edisi Indonesia. Jilid I dan II. Alih bahasa Ita Ananta. PT. Prenhallidi. Jakarta.
Maurice G. Lariam. 1958. Fundamental of Chemical Engineering Operation.
Maruzen Asian Edition. Prentice Hall Inc. Engelwood Cliffs. N.J. Perrys, R.H. dan Green D. 1984. Perry”s Chemical Engineering Hand Biik. Six
Edition. Singapore. Robert C. Reid, Jhon M. Prausnitz, dan Bruce E. Poling. 1991. Sifat Gas dan Zat
Cair. Edisi ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Mc Cabe. Warlen L, Julian C. Smith dan Peter Harriot. 1990. Operasi Teknik
Kimia. Jilid I dan II. Edisi keempat. Terjemaham E. Jasjfi. Erlannga. Jakarta.
Yani, Syamsuddim. 1999. Koefisien Perpindahan Massa dan Difusivitas Efektif
Aksial pada Proses Penjerapan Fenol dalam air pada Kolom Terisi Zeolit Alam. Tesis PPS UGM. Yogyakarta.