15
1 MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS A.F. Fitriadi 1 , R. Elvyra 2 , Yusfiati 3 [email protected] 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi 3 Bidang Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT The aim of this study is to determine the morphometric and meristic of the parang- parang fish (Chirocentrus dorab) male and female in Bengkalis waters and also view the status of the fish growth. The method used is survey method. The number of samples collected was as many as 60 Chirocentrus dorab, consisting of 15 males in range of 448-680 cm and 15 females in range of 466-690 cm for Bengkalis Strait, and 15 males in range of 365-581 cm and 15 females in range of 370-590 cm for Malacca strait. The result of t test shows significant differences for male fish characters which are PSSA, TK, TB, TPE, PDSV, PM, JMTI, LB and for female which are PS, PSSA, TK, TB, TPE, PDSA, PDSV, PSEB, PM, JMTI, and LB. From the result, it is show that there are no differences beetwen beetwen Chirocentrus dorab male and female in their meristic characters. Keyword : Chirocentrus dorab, morphometric, meristic. PENDAHULUAN Ikan parang-parang (C. dorab) termasuk ikan pelagis kecil, secara ekonomisnya dapat dilihat dari pemasarannya dalam bentuk segar, asin, dan kering. Contoh pemasarannya adalah dijadikan sebagai “kerupuk Ikan Parang” di Kelantan dengan harganya yang sangat murah, bisa dikonsumsi oleh siapa saja, sangat ekonomis, dan tahan lama. Jumlah didapat tidak begitu banyak tetapi hampir setiap hari ada di pasaran. Keunggulan lainnya dapat dilihat dari kandungan Omega 3 sebesar 2,30/100 gr yang menduduki peringkat ke 3 setelah ikan Tuna dan Sardin. Omega 3 ini sangat penting untuk pertumbuhan otak dan kemungkinan bisa mencegah depresi, Schizoprenia, serta hiperaktif pada anak-anak (Dahuri 2003). Ikan C. dorab banyak digunakan sebagai ikan gamefish. Ikan ini digunakan oleh pemancing untuk dijadikan umpan pancing dalam olahraga memancing. Ikan ini juga banyak ditargetkan dalam perikanan di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Ikan ini biasanya ditangkap menggunakan pukat dan perangkap biasa (Herring 2011).

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

1

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG – PARANG

(Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

A.F. Fitriadi1, R. Elvyra

2, Yusfiati

3

[email protected]

1

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2Bidang Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi

3Bidang Zoologi Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

ABSTRACT

The aim of this study is to determine the morphometric and meristic of the parang-

parang fish (Chirocentrus dorab) male and female in Bengkalis waters and also view

the status of the fish growth. The method used is survey method. The number of

samples collected was as many as 60 Chirocentrus dorab, consisting of 15 males in

range of 448-680 cm and 15 females in range of 466-690 cm for Bengkalis Strait, and

15 males in range of 365-581 cm and 15 females in range of 370-590 cm for Malacca

strait. The result of t test shows significant differences for male fish characters which

are PSSA, TK, TB, TPE, PDSV, PM, JMTI, LB and for female which are PS, PSSA,

TK, TB, TPE, PDSA, PDSV, PSEB, PM, JMTI, and LB. From the result, it is show that

there are no differences beetwen beetwen Chirocentrus dorab male and female in their

meristic characters.

Keyword : Chirocentrus dorab, morphometric, meristic.

PENDAHULUAN

Ikan parang-parang (C. dorab) termasuk ikan pelagis kecil, secara ekonomisnya dapat

dilihat dari pemasarannya dalam bentuk segar, asin, dan kering. Contoh pemasarannya

adalah dijadikan sebagai “kerupuk Ikan Parang” di Kelantan dengan harganya yang

sangat murah, bisa dikonsumsi oleh siapa saja, sangat ekonomis, dan tahan lama.

Jumlah didapat tidak begitu banyak tetapi hampir setiap hari ada di pasaran.

Keunggulan lainnya dapat dilihat dari kandungan Omega 3 sebesar 2,30/100 gr yang

menduduki peringkat ke 3 setelah ikan Tuna dan Sardin. Omega 3 ini sangat penting

untuk pertumbuhan otak dan kemungkinan bisa mencegah depresi, Schizoprenia, serta

hiperaktif pada anak-anak (Dahuri 2003).

Ikan C. dorab banyak digunakan sebagai ikan gamefish. Ikan ini digunakan oleh

pemancing untuk dijadikan umpan pancing dalam olahraga memancing. Ikan ini juga

banyak ditargetkan dalam perikanan di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Ikan ini

biasanya ditangkap menggunakan pukat dan perangkap biasa (Herring 2011).

Page 2: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

2

Morfometrik ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang

lainya. Satuan ukuran yang digunakan sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan ukuran

yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau millimeter (mm). Untuk

memperoleh ukuran yang lebih teliti, diukur dengan menggunakan jangka sorong

(caliper). Ukuran yang digunakan untuk identifikasi merupakan ukuran perbandingan

(Irfan 2009). Karakter meristik berkenaan dengan pengamatan jumlah bagian-bagian

tubuh (counting methods), antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi,

jumlah tulang saring insang, pyloric caeca, dan vertebral (Parin 1999).

Kondisi lingkungan yang berbeda antara perairan Bengkalis yang berbatasan dengan

Selat Bengkalis pada bagian Barat dan Selat Malaka pada bagian Timur akibat dari

aktifitas industri dikhawatirkan mengganggu kehidupan biota laut termasuk ikan

Parang-parang.

METODE PENELITIAN

a. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan sampel dilaksanakan dari bulan Januari sampai April 2012. Sampel

berasal dari Perairan Bengkalis yaitu Selat Bengkalis dengan area pengambilan ikan

oleh nelayan di sekitar perairan Desa Meskom dan Selat Malaka denga area

pengambilan ikan oleh nelayan di sekitar perairan Desa Selatbaru. Pengukuran

morfometrik dan perhitungan meristik dilakukan di Laboratorium Zoologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

b. Bahan dan Alat

Sampel ikan C. dorab diambil dari perairan Selat Bengkalis sebanyak 15 ekor jantan

dan 15 ekor betina dan Selat Malaka sebanyak 15 ekor jantan dan 15 ekor betina

sehingga total keseluruhan sampel berjumlah 60 ekor. Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara membeli dari agen penyalur ikan. Bahan dan alat yang digunakan adalah

Formalin 4%-10%, Tissue, Penggaris/mistar, Meteran kain, Pinset, Lup, Kertas label

dan alat tulis, Kotak es, Jarum, Jangka sorong, Kaca mata, Handscoon, dan masker.

c. Prosedur Penelitian

Ikan sampel diperoleh dari nelayan yang mengambil ikan di perairan yaitu berasal dari

nelayan Desa Meskom dan Selatbaru. Pengambilan semua sampel ikan C. dorab

berdasarkan perkiraan kualitas dan kuantitas. Kualitas ikan C. dorab dimaksudkan

dalam hal kelengkapan anggota dan ukuran tubuh sedangkan kuantitas menunjukkan

jumlah ketersediaan ikan C. dorab. Semua ikan C. dorab dibedakan jenis kelaminnya. penentuan jenis kelamin spesies ikan dibedakan dengan memeriksa gonadnya apabila

spsesies tersebut tidak menunjukkan dimorfisme seksual yang jelas. Beberapa jenis ikan

lainnya dapat dibedakan hanya dengan melihat ciri seksual sekunder seperti perbedaan

warna, bentuk, atau ukuran (Takahashi & Hori 2006). Hasil sampling ikan C. dorab

yang diambil dari perairan Bengkalis dimasukkan ke dalam ice box yang berisi formalin

10% dan untuk yang 4% dimasukkan kedalam bagian dalam ikan seperti mulut atau

perut dengan cara disuntik agar ikan tidak cepat membusuk bagian dalamnya dan diberi

label info untuk selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium.

Page 3: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

3

Kemudian sampel dibersihkan dan dikeringkan dengan tujuan untuk menghilangkan

cairan formalin yang masih menempel di tubuh ikan C. dorab. Sampel diamati dengan

teliti dan menggunakan alat pelindung tubuh seperti pelindung mata, tangan, dan mulut

agar terhindar dari efek formalin. Selanjutnya ikan C. dorab yang sudah diamati akan

dilakukan pengawetan kembali. Pengawetan dilakukan secara hati-hati agar tidak

merusak anggota tubuh ikan seperti sirip.

Sampel ikan C. dorab dibawa ke laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam untuk dilakukan pengukuran morfometrik dan meristik. Menurut

Collins (1985), mengatakan bahwa data morfometrik yang diukur melalui penyeleksian

spesimen yang memiliki karakter morfologi (ukuran tubuh) yang sudah mapan.

Pemilihan karakter morfometrik ikan menurut Haryono (2001) yang dimodifikasi sesuai

dengan karakter morfometrik ikan C. dorab yang diukur ada 22 karakter kemudian

dibandingkan dengan karakter panjang total untuk memperoleh nilai nisbah.

Penghitungan karakter meristik dilakukan untuk melihat pencirian bawaan dari ikan C.

dorab. Karakter morfometrik dapat dilihat pada Gambar 1. Ikan C. dorab tidak

memiliki gurat sisi (Biosearch 2012) sehingga diganti dengan garis rusuk. Karakter

meristik diukur berdasarkan Akbar (2008) sebanyak 12 karakter. Karakter yang dihitung

dapat dilihat pada Tabel 1dan Tabel 2.

Gambar 1. Sketsa pengukuran morfometrik ikan C. dorab.

(Sumber : Myers 2013)

Gambar 2. Sketsa pengukuran morfometrik bagian anterior ikan C. dorab.

(Sumber : dokumentasi pribadi)

22

21

1

8

3

19

20

7

Page 4: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

4

Tabel 1. Pengukuran Bagian-Bagian Morfometrik Tubuh Ikan C. dorab

No Pengukuran bagian tubuh ikan Keterangan

1 Panjang total (PT), Jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang termuka

sampai ujung jari sirip yang paling belakang.

2 Panjang standar (PS), Jarak garis lurus yang diukur dari ujung bagian kepala yang

termuka sampai ke pangkal sirip ekor.

3 Panjang kepala (PK), Jarak antara ujung bagian kepala yang termuka sampai bagian

belakang.

4 Panjang sebelum sirip dorsal (PSSD), Jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang termuka

sampai sebelum sirip dorsal.

5 Panjang sebelum sirip ventral (PSSV), Jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang termuka

sampai sebelum sirip ventral.

6 Panjang sebelum sirip anus (PSSA), Jarak garis lurus antara ujung bagian kepala termuka sampai

sebelum sirip anus.

7 Tinggi kepala (TK), Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian kepala yang

tertinggi.

8 Tinggi badan (TB), Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian tubuh yang

tertinggi.

9 Tinggi pangkal ekor (TPE), Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada pangkal ekor yang

tertinggi.

10 Panjang batang ekor (PBE), Jarak garis lurus yang diukur sesudah sirip dorsal sampai ke

pangkal batang ekor.

11 Panjang dasar sirip dorsal (PDSD), Jarak garis lurus antara awal dasar sirip dorsal sampai akhir

dasar sirip dorsal.

12 Panjang dasar sirip anus (PDSA), Jarak garis lurus antara awal dasar sirip anus sampai akhir

dasar sirip anus.

13 Panjang dasar sirip ventral (PDSV), Jarak garis lurus antara awal dasar sirip ventral sampai akhir

dasar sirip ventral.

14 Panjang dasar sirip pektoral (PDSP), Jarak garis lurus antara awal dasar sirip pektoral sampai akhir

dasar sirip pektoral.

15 Panjang sirip ekor bagian atas (PSEA), Jarak garis lurus antara awal pangkal ekor sampai bagian

belakang ekor paling atas.

16 Panjang sirip ekor bagian tengah (PSET), Jarak garis lurus antara awal pangkal ekor sampai bagian

belakang ekor tengah

17 Panjang sirip ekor bagian bawah (PSEB), Jarak garis lurus antara awal pangkal ekor sampai bagian

belakang ekor paling bawah.

18 Panjang moncong (PM), Jarak garis lurus dari pangkal muka sampai batasan operkulum

paling bagian terlebar.

19 Diameter mata (DM), Panjang garis tengah bola mata yang di ukur dari sisi depan ke

sisi belakang bola mata.

20 Jarak mata ke tutup insang (JMTI) Jarak garis lurus antara sisi belakang mata sampai lekukan

operkulum bagian terlebar.

21 Jarak antara dua mata (JAM), Jarak antara dua bola mata pada rongga mata terluar.

22 Lebar badan (LB) Jarak badan bagian kiri dan kanan yang paling lebar.

Page 5: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

5

Tabel 2. Penghitungan Bagian-Bagian Meristik Tubuh Ikan C. dorab

No. Karakter meristik Keterangan

1. Jumlah jari-jari sirip dorsal Jumlah jari-jari keras dan lemah sirip dorsal

2. Jumlah jari-jari sirip anal Jumlah jari-jari keras dan lemah sirip anal

3. Jumlah jari-jari sirip ventral Jumlah jari-jari keras dan lemah sirip ventral

4. Jumlah jari-jari sirip pektoral Jumlah jari-jari sirip pektoral

5. Jumlah jari-jari sirip caudal Jumlah jari-jari sirip caudal

6. Jumlah sisik pada garis rusuk (LL) Sisik di belakang tutup insang sampai pada

permulaan pangkal ekor

7. Jumlah sisik di atas garis rusuk (LL) Sisik pada permulaan sirip punggung miring ke

bawah sampai ke garis rusuk

8. Jumlah sisik di bawah garis rusuk Sisik pada pada permulaan sirip dubur miring ke atas

ke depan sampai ke garis rusuk

9. Jumlah sisik di muka sirip dorsal Semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari

permulaan sirip dorsal sampai ke belakang kepala

10. Jumlah sisik pada pipi Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang

ditarik dari mata sampai ke sudut preoperculum

11. Jumlah sisik sekeliling badan Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis sekelilng

badan, tepat didepan sirip dorsal

12. Jumlah sisik sekeliling batang ekor Jumlah sisik yang dilalui oleh garis sekeliling batang

ekor

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Morfologi dan Karakter Morfometrik Ikan C. dorab

Ikan C. dorab di perairan Selat Bengkalis (Desa Meskom) dan Selat Malaka (Desa

Selatbaru) tidak berbeda secara morfologi antara yang jantan dan betina. Hasil analisis

nilai morfometrik ikan C. dorab jantan dan betina sebanyak 22 karakter di Selat

Bengkalis (desa Meskom) dan Selat Malaka (desa Selatbaru). Pengukuran dalam bentuk

kisaran panjang untuk melihat jarak ukuran panjang, nilai nisbah, rata-rata panjang, dan

standar deviasi untuk melihat nilai-nilai penyebaran data. Uji korelasi disajikan dalam

bentuk grafik perbandingan untuk melihat keeratan hubungan antar variabel (data

pengukuran).

Hasil pengukuran ikan C. dorab berdasarkan kisaran panjang total perairan Selat

Bengkalis untuk ikan jantan yaitu 448-680 mm dan betina 466-690 mm sedangkan

perairan Selat Malaka untuk jantan adalah 365-581 mm dan betina 370 – 590 mm

dengan rata-rata 480-526 mm sesuai dengan ukuran Hering (2011) yaitu memiliki

panjang tubuh sekitar 3-120 cm dengan rata-rata panjang adalah 70 cm. Pengukuran

ikan C. dorab jantan dan betina di Selat Bengkalis dan Selat Malaka merupakan

pengukuran ikan dari ukuran yang paling kecil sampai paling besar sehingga didapat

ukuran kisaran. Ukuran kisaran berfungsi sebagai informasi dasar untuk rentang

pertumbuhan ikan.

Pada Tabel 2 merupakan data hasil nisbah pengukuran, data ini berfungsi agar data

pengukuran yang didapat bersifat universal dan tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel

ikan yang kecil atau besar. Data nisbah karakter morfometrik memberikan gambaran

kondisi dan bentuk tubuh ikan secara keseluruhan yang dilambangkan dengan huruf N.

Untuk data meristik tidak dibandingkan karena bagian meristik merupakan pencirian

dari masing-masing jenis ikan (Elvyra dan Yus 2010).

Page 6: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

6

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Nisbah Ikan C. dorab Jantan dan Betina di Selat Bengkalis dan

Selat Malaka

Simbol

Nisbah Karakter Nisbah

Selat Bengkalis Selat Malaka

Nilai Karakter Nisbah Nilai Karakter Nisbah

Jantan Betina Jantan Betina

NI PS/PT 0.97 0.97 0.96 0.96

N2 PK/PT 0.79 0.70 0.70 0.70

N3 PSSD/PT 0.91 0.91 0.91 0.91

N4 PSSV/PT 0.85 0.85 0.85 0.85

N5 PSSA/PT 0.91 0.91 0.90 0.90

N6 TK/PT 0.64 0.64 0.62 0.62

N7 TB/PT 0.67 0.68 0.65 0.66

N8 TPE/PT 0.57 0.57 0.55 0.55

N9 PBE/PT 0.58 0.59 0.60 0.59

N10 PDSD/PT 0.59 0.59 0.58 0.58

N11 PDSA/PT 0.71 0.71 0.71 0.70

N12 PDSV/PT 0.35 0.36 0.22 0.21

N13 PDSP/PT 0.65 0.65 0.65 0.65

N14 PSEA/PT 0.73 0.71 0.72 0.72

N15 PSET/PT 0.51 0.52 0.52 0.54

N16 PSEB/PT 0.73 0.73 0.72 0.72

N17 PM/PT 0.53 0.52 0.49 0.51

N18 DM/PT 0.42 0.43 0.41 0.42

N19 JMTI/PT 0.57 0.57 0.55 0.55

N20 JAM/PT 0.41 0.41 0.40 0.39

N21 LB/PT 0.53 0.53 0.51 0.51

Rata-rata nilai nisbah ikan C. dorab jantan dan betina tidak terlalu berbeda. Nilai

tertinggi pada nisbah karakter morfometrik terdapat pada panjang standar/panjang total

ikan C. dorab jantan di Selat Bengkalis dengan nilai panjang standar/panjang total 0.97,

sedangkan nilai terendah adalah karakter panjang dasar sirip ventral/panjang total

dengan nilai 0.32, sedangkan di Selat Malaka nilai nisbah tertinggi panjang

standar/panjang total 0.96 dan nilai nisbah paling rendah adalah karakter panjang dasar

sirip ventral/panjang total dengan nilai 0.22. Untuk ikan C. dorab betina nilai nisbah

tertinggi yaitu panjang standar/panjang total dengan nilai nisbah 0.97 terdapat pada ikan

C. dorab di Selat Bengkalis dan nilai terendah yaitu 0.36 dengan karakter panjang dasar

sirip ventral/panjang total yang terdapat pada ikan C. dorab di Selat Malaka.

Nilai nisbah berkaitan erat dengan kisaran pengukuran ikan, hal ini bisa disebabkan oleh

faktor dalam dan luar, faktor luar meliputi sifat keturunan, seks, umur, penyakit dan

parasit sedangkan faktor dalam yang berpengaruh salah satunya adalah makanan. Dari

makanan terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang meliputi populasi yaitu jumlah dan

kualitas makanan, ketersediaan makanan, dan waktu pengambilan makanan oleh ikan

dalam populasi (Effendi 2002).

b. Status Hubungan Karakter Morfometrik Ikan C. dorab

Menurut Effendie (2002), terdapat dua pola pertumbuhan, yaitu pertumbuhan

isometrik dan allometrik. Pertumbuhan isometrik dimaksudkan sebagai perubahan terus

menerus secara proporsional antara panjang atau dengan berat dalam tubuh ikan.

Page 7: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

7

Sedangkan pertumbuhan allometrik adalah perubahan yang tidak seimbang dan bersifat

sementara.

Pada Tabel 3 didapat data hasil persamaan regresi linier dari karakter ikan C. dorab

jantan di Selat Bengkalis dan Malaka. Karakter morfometrik ikan C. dorab jantan di

Selat Bengkalis memiliki status allometrik positif sebanyak 13 karakter yaitu PSSD,

PSSV, PSSA, TK, TPE, PBE, PDSD, PDSV, PDSP, PSEA, PSET, PM, dan LB

sedangkan di Selat Malaka memiliki status allometrik positif sebanyak 11 karakter yaitu

TK, PBE, PDSD, PDSV, PDSP, PSEA, PSET, PM, JMTI, JAM, dan LB. Status

allometrik positif memiliki arti bahwa pertambahan ukuran karakter-karakter lebih

cepat dibandingkan karakter pembanding (PT).

Tabel 3. Persamaan Regresi Linier dan Status Pertumbuhan Ikan C. dorab Jantan di

Selat Bengkalis dan Malaka.

Karakter

Bentuk Persamaan Regresi Log y = log a + b log x Status (AP >1 / AN <1 / I=1 atau

mendekati 1)

Selat Bengkalis Selat Malaka

Persamaan Regresi Status Allometrik Persamaan Regresi Status Allometrik

PS = - 0.172 + 1.031 PT Isometrik = - 0.078 + 0.993 PT Isometrik

PK = - 0.702 + 0.954 PT Allometrik Negatif = - 0.828 + 1.009 PT Isometrik

TK = - 1.393 + 1.151 PT* Allometrik Positif = - 1.168 + 1.054 PT* Allometrik Positif

PM = - 1.995 + 1.260 PT* Allometrik Positif = - 1.565 + 1.077 PT* Allometrik Positif

DM = - 1.373 + 0.927 PT Allometrik Negatif = - 0.848 + 0.731 PT Allometrik Negatif

JMTI = - 1.057 + 0.961 PT* Isometrik = - 1.575 + 1.142 PT* Allometrik Positif

JAM = - 1.562 + 0.986 PT Isometrik = - 2.260 + 1.242 PT Allometrik Positif

TB = - 0.868 + 0.988 PT* Isometrik = 0.361 + 0.512 PT* Allometrik Negatif

TPE = - 1.734 + 1.203 PT* Allometrik Positif = - 1.023 + 0.933 PT* Isometrik

PBE = - 1.512 + 1.141 PT Allometrik Positif = - 1.480 + 1.148 PT Allometrik Positif

PSSD = - 0.765 + 1.190 PT Allometrik Positif = - 0.014 + 0.913 PT Allometrik Negatif

PSSV = - 0.788 + 1.141 PT Allometrik Positif = - 0.310 + 0.967 PT Allometrik Negatif

PSSA = - 0.798 + 1.205 PT* Allometrik Positif = - 0.319 + 1.018 PT* Isometrik

LB = - 2.062 + 1.283 PT* Allometrik Positif = - 1.550 + 1.085 PT* Allometrik Positif

PDSD = - 1.839 + 1.265 PT Allometrik Positif = - 1.507 + 1.143 PT Allometrik Positif

PDSP = - 1.128 + 1.067 PT Allometrik Positif = - 1.110 + 1.067 PT Allometrik Positif

PDSV = - 3.438 + 1.617 PT* Allometrik Positif = - 4.202 + 1.786 PT* Allometrik Positif

PDSA = - 0.786 + 1.003 PT Isometrik = - 0.769 + 0.993 PT Isometrik

PSEA = - 1.087 + 1.125 PT Allometrik Positif = - 0.876 + 1.045 PT Allometrik Positif

PSET = - 5.013 + 2.350 PT Allometrik Positif = - 2.006 + 1.271 PT Allometrik Positif

PSEB = - 0.362 + 0.863 PT Allometrik Negatif = - 0.649 + 0.965 PT Allometrik Negatif

Keterangan: (*) menunjukkan karakter berbeda nyata dalam pengukuran dengan menggunakan analisis uji –t. hasil

analisis menunjukkan t hitung > t tabel. Nilai t Tabel adalah 2.048.

Bagian sirip terlihat lebih banyak percepatan pertumbuhan dibandingkan panjang total,

diduga dalam siklus hidup ikan harus bertahan hidup dengan cara mengembangkan

fungsi-fungsi sirip menjadi lebih cepat panjang untuk lebih cepat mendapatkan makanan

dan menghindari pemangsa.

Di Selat Bengkalis, ikan C. dorab jantan memiliki status allometrik negatif sebanyak 3

karakter yaitu PK, PSEB, dan DM sedangkan Selat Malaka memiliki status allometrik

negatif sebanyak 2 karakter yaitu PSSD, PSSV, TB, PSEB, dan DM. Allometrik negatif

menunjukkan bahwa pertambahan panjang karakter-karakter yang diamati lebih lambat

dibandingkan panjang karakter pembanding (PT).

Pada Tabel 4 didapat data hasil persamaan regresi linier dari karakter ikan C. dorab

betina di Selat Bengkalis dan Malaka. Karakter morfometrik ikan C. dorab betina di

Selat Bengkalis memiliki status allometrik positif sebanyak 5 karakter yaitu PSSV,

Page 8: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

8

PSSA, TK, JAM, dan LB sedangkan di Selat Malaka status allometrik positif sebanyak

6 karakter yaitu TB, TPE, PDSD, PDSV, JAM, dan LB. Status allometrik positif

memiliki arti bahwa pertambahan ukuran karakter-karakter lebih cepat dibandingkan

karakter pembanding (PT). Karakter morfometrik ikan C. dorab betina di Selat

Bengkalis memiliki status isometrik sebanyak 3 karakter yaitu PSSD, PDSP, dan JMTI

sedangkan di Selat Malaka status isometrik sebanyak 7 karakter yaitu PS, PSSD, PSSA,

PDSA, PDSP, PSEA, dan PSET. Status isometrik berarti pertambahan karakter-karakter

pengukur dibandingkan dengan karakter pembanding adalah sama.

Tabel 4. Persamaan Regresi Linier dan Status Pertumbuhan Ikan C. dorab Betina di

Selat Bengkalis dan Malaka.

Karakter

Bentuk Persamaan Regresi Log y = log a + b

log x Status (AP >1 / AN <1 / I=1 atau mendekati 1)

Selat Bengkalis Selat Malaka

Persamaan Regresi Status Allometrik Persamaan Regresi Status Allometrik

PS = - 0.030 + 0.978 PT* Allometrik negatif = - 0.069 + 0.990 PT Isometrik*

PK = - 0.386 + 0.837 PT Allometrik negatif = - 0.698 + 0.957 PT Allometrik negatif

TK = - 1.157 + 1.062 PT* Allometrik positif = - 0.942 + 0.969 PT Allometrik negatif*

PM = - 1.060 + 0.913 PT* Allometrik negatif = - 0.881 + 0.835 PT Allometrik negatif*

DM = - 0.465 + 0.596 PT Allometrik negatif = - 1.407 + 0.943 PT Allometrik negatif

JMTI = - 1.198 + 1.01 PT* Isometrik = - 1.455 + 1.095 PT Allometrik negatif*

JAM = - 2.089 + 1.172 PT Allometrik positif = - 1.846 + 1.081 PT Allometrik positif

TB = - 0.742 + 0.947 PT* Allometrik negatif = - 1.112 + 1.070 PT Allometrik positif*

TPE = - 1.068 + 0.959 PT* Allometrik negatif = - 1.351 + 1.057 PT Allometrik positif*

PBE = - 0.851 + 0.905 PT Allometrik negatif = - 0.996 + 0.961PT Allometrik negatif

PSSD = - 0.248 + 0.999 PT Isometrik = - 0.258 + 1.002 PT Isometrik

PSSV = - 1.581 + 1.428 PT Allometrik positif = - 0.610 + 1.078 PT Allometrik positif

PSSA = - 0.435 + 1.068 PT* Allometrik positif = - 0.373 + 1.038 PT Isometrik*

LB = - 2.248 + 1.351 PT* Allometrik positif = - 1.595 + 1.106 PT Allometrik positif*

PDSD = - 0.365 + 0.724 PT Allometrik negatif = - 1.228 + 1.042 PT Allometrik positif

PDSP = - 1.024 + 1.028 PT Isometrik = - 0.959 + 1.009 PT Isometrik

PDSV = - 1.641 + 0.963 PT* Allometrik negatif = - 6.360 + 2.592 PT Allometrik positif*

PDSA = 0.353 - 0.584 PT* Allometrik negatif = - 0.861 + 1.026 PT Isometrik*

PSEA = 4.042 - 0.774 PT Allometrik negatif = - 0.753 + 0.997 PT Isometrik

PSET = - 0.910 + 0.849 PT Allometrik negatif = - 1.313 + 1.031 PT Isometrik

PSEB = - 0.581 + 0.946 PT* Allometrik negatif = - 0.646 + 0.964 PT Allometrik negatif*

Keterangan: (*) menunjukkan karakter berbeda nyata dalam pengukuran dengan menggunakan analisis uji –t. hasil

analisis menunjukkan t hitung > t tabel. Nilai t Tabel adalah 2.048.

Karakter morfometrik ikan C. dorab betina di Selat Bengkalis memiliki status

allometrik negatif sebanyak 13 karakter yaitu PS, PK, TB, TPE, PBE, PDSD, PDSA,

PDSV, PSEA, PSET, PSEB, PM, dan DM sedangkan di Selat Malaka status allometrik

negatif sebanyak 7 karakter yaitu PK, TK, PBE, PSEB, PM, DM, dan JMTI. Allometrik

negatif menunjukkan bahwa pertambahan panjang karakter-karakter yang diamati lebih

lambat dibandingkan panjang karakter pembanding (PT).

Pengukuran morfometrik jantan dan betina untuk karakter lebar badan di Selat

Bengkalis dan Selat Malaka tidak berstatus isometrik melainkan allometrik positif yang

berarti pertumbuhan lebar badan lebih cepat dibandingkan panjang total. Morfologi ikan

C. dorab lebih terlihat lebar badan dari bagian tengah badan hingga dorsal sesuai

dengan nama daerahnya ikan Parang-parang yang terlihat gemuk di bagian yang tumpul

atau berbentuk seperti anak panah.

Status karakter tinggi badan pada ikan C. dorab di Selat Bengkalis dan Selat Malaka

lebih mengarah ke isometrik dan allometrik negatif diduga status pertumbuhannya lebih

lambat sehingga mempertahankan bentuk tubuh yang memanjang tetapi untuk C. dorab

Page 9: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

9

(b) (a)

betina di Selat Malaka berstatus allometrik positif sehingga pertumbuhan tinggi badan

lebih cepat dibandingkan panjang total, diduga pertumbuhan yang lebih cepat ini

disebabkan oleh aktifitas ikan betina yang tidak seagresif yang jantan seperti mencari

makanan atau menghindari pemangsa lainnya dikarenakan di Selat Malaka tersedia

makanan yang mudah dicari.

c. Hubungan Panjang Total dengan Karakter Morfometrik Ikan C. dorab Jantan

Data hasil persamaan regresi linier 21 grafik ikan C. dorab jantan di Selat Bengkalis

dan Selat Malaka dapat dilihat kekuatan hubungan antar karakter yang diukur dengan

karakter pembandingnya (PT). Grafik regresi mencerminkan nilai determinan (R2) dan

korelasi (r). Adapun nilai keeratan hubungan karakter ditandai dengan nilai korelasi.

Nilai korelasi berdasarkan Razak (2005).

Hubungan persamaan regresi linier panjang total dan karakter pembandingnya

dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu hubungan panjang total terhadap karakter

bagian kepala, badan dan sirip. Karakter pembanding di bagian kepala seperti

hubungan panjang total terhadap tinggi kepala (Gambar 3.a) memiliki persamaan

regresi linier untuk ikan C. dorab daerah Selat Bengkalis adalah TK = -1.393 + 1.151

PT. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi pertambahan ukuran panjang

total sebanyak 1.151 log maka pertambahan ukuran akan terjadi untuk tinggi kepala

sebanyak 1.393 log, sedangkan untuk daerah Selat Malaka memiliki persamaan regresi

linier TK = - 1.168 + 1.054 PT yang menunjukkan bahwa setiap pertambahan panjang

total sebanyak 1.054 log maka pertambahan TK ikut tumbuh sebanyak 1.168 log.

Persamaan untuk karakter bagian kepala lainnya (DM, JMTI, dan JAM) ikan C. dorab

jantan pada dasarnya memiliki nilai hubungan yang sama seperti karakter TK (Gambar

1). Hubungan persamaan regresi linier antara panjang total terhadap karakter

pembanding bagian badan ikan C. dorab jantan yaitu karakter TB, PBE, dan LB.

Penjelasan persamaan regresi untuk setiap karakter pembanding ini memiliki arti yang

sama seperti bagian kepala yaitu jika pertambahan total bertambah maka pertambahan

karakter pembanding juga ikut bertambah, hanya saja nilai log panjang total dan

karakter pembanding yang berbeda. Grafik untuk pertambahan panjang total dengan

karakter pembanding bagian badan dapat dilihat pada Gambar 4.e, 4.f, dan 4.g.

Nilai korelasi antara PT dengan TB, PBE dan LB ikan C. dorab untuk daerah Selat

Bengkalis dan Selat Malaka yang terdapat pada nilai (r) yaitu TB (SB = kuat, SM =

lemah), PBE (SB = sedang, SM = kuat), dan LB (SB = kuat, SM = sangat kuat).

Korelasi keeratan karakter berbeda pada tiap karakter.

Gambar 3. Grafik hubungan PT dengan (a). TK ikan Chirocentrus dorab Jantan di

Selat Bengkalis dan Selat Malaka.

TK = - 1.393 + 1.151 PTR² = 0.792 r = 0.89

TK = - 1.168 + 1.054 PTR² = 0.934 r = 0.97

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2,4 2,6 2,8 3

Log

TK

Log PT

DM = - 1.373 + 0.927 PTR² = 0.672 r = 0.82

DM = - 0.848 + 0.731 PTR² = 0.828 r = 0.91

0,8

0,9

1

1,1

1,2

1,3

2,4 2,6 2,8 3

Log

DM

Log PT

SB

SM SB

SM

Page 10: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

10

(c)

(d)

(h)

(i) (j)

(c)

(e) (f)

(g)

Gambar 4. Grafik hubungan PT dengan (c). JMTI (d). JAM (e). TB (f). PBE (g). LB

(h). PDSV (i). PDSP (j). PSEB ikan Chirocentrus dorab Jantan di Selat

Bengkalis dan Selat Malaka.

Hubungan regresi linier antara panjang total dengan karakter pembanding bagian sirip

yaitu PDSV, PDSP, dan PSEB ikan C. dorab jantan memiliki arti yang sama seperti

karakter pembanding bagian kepala dan badan yaitu jika panjang total bertambah maka

karakter pembanding ikut bertambah juga dengan nilai log panjang total dan karakter

pembanding yang disesuaikan pada saat penghitungan nilai nisbah.

JMTI= - 1.057 + 0.961 PTR² = 0.758 r= 0.87

JMTI= - 1.575 + 1.142 PTR² = 0.905 r = 0.95

11,11,21,31,41,51,61,7

2,4 2,6 2,8 3

Log

JMTI

Log PT

JAM = - 1.562 + 0.986 PTR² = 0.391 r = 0.63

JAM = - 2.260 + 1.242 PTR² = 0.690 r = 0.83

0,6

0,7

0,8

0,9

1

1,1

1,2

1,3

2,45 2,65 2,85

Log

JAM

Log PT

TB = - 0.868 + 0.988 PTR² = 0.667 r = 0.82

TB = 0.361 + 0.512 PTR² = 0.158 r = 0.40

1

1,3

1,6

1,9

2,2

2,4 2,6 2,8 3

Log

TB

Log PT

PBE = - 1.512 + 1.141 PTR² = 0.177 r = 0.42

PBE = - 1.480 + 1.148 PTR² = 0.776 r = 0.88

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2,52 2,72

Log

PB

E

Log PT

LB = - 2.062 + 1.283 PTR² = 0.697 r = 0.83

LB = - 1.550 + 1.085 PTR² = 0.915 r = 0.96

11,11,21,31,41,51,61,7

2,45 2,65 2,85

Log

LB

Log PT

PDSV = - 3.438 + 1.617 PTR² = 0.456 r = 0.68

PDSV = - 4.202 + 1.786 PTR² = 0.541 r = 0.74

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

2,4 2,6 2,8 3

Log

PD

SV

Log PT

PDSP = - 1.128 + 1.067 PTR² = 0.700 r = 0.84

PDSP = - 1.110 + 1.067 PTR² = 0.954 r = 0.98

1,6

1,65

1,7

1,75

1,8

1,85

1,9

1,95

2,4 2,6 2,8 3

Log

PD

SP

Log PT

PSEB= - 0.362 + 0.863 PTR² = 0.703 r = 0.84

PSEB= - 0.649 + 0.965 PTR² = 0.870 r = 0.87

1,8

1,85

1,9

1,95

2

2,05

2,1

2,4 2,6 2,8 3

Log

PSE

B

Log PT

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM SB

SM

Page 11: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

11

Hubungan korelasi antara panjang total terhadap PDSV, PDSP, dan PSEB (Gambar 4.h,

4.i, dan 4.j) yang terdapat di Selat Bengkalis dan Selat Malaka yaitu PDSV (SB =

sedang, SM = kuat), PDSP (SB = kuat, SM = sangat kuat), dan PSEB (SB = kuat, SM =

sangat kuat). Hubungan korelasi antar karakter yang sama adalah pada karakter PDSP

dan PSEB untuk Selat Bengkalis dan Selat Malaka.

d. Hubungan Panjang Total dengan Karakter Morfometrik Ikan C. dorab Betina

Persamaan regresi linier dari 21 grafik ikan C. dorab betina di Selat Bengkalis dan Selat

Malaka terdapat 5 grafik yang memiliki pertumbuhan sangat kuat yaitu PS, PSSD,

PSSA, TB, dan TPE. Variasi pertumbuhan ada sebanyak enam belas grafik ikan C.

dorab betina. Hubungan panjang total dengan karakter PK, TK, PM, DM, JMTI, dan

JAM dapat dilihat pada Gambar 5. Hubungan persamaan regresi linier panjang total dan

karakter pembandingnya dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu hubungan panjang

total terhadap karakter bagian kepala, badan dan sirip. Karakter pembanding di bagian

kepala seperti hubungan panjang total terhadap panjang kepala (Gambar 5.a) memiliki

persamaan regresi linier yaitu PK = - 0.386 + 0.837 PT. Persamaan ini memiliki arti

bahwa jika panjang total bertambah sebanyak 0.837 log, maka pertambahan panjang

kepala akan ikut bertambah sebanyak 0.386 log sedangkan untuk daerah Selat Malaka

memiliki persama regresi yaitu PK = 0.698 + 0.957 PT. Persamaan ini menunjukkan

bahwa jika panjang total bertambah 0.957 log maka panjang kepala ikut bertambah

sebanyak 0.698 log. Hubungan panjang total dengan karakter pembanding lain bagian

kepala (TK, PM, DM, JMTI, dan JAM) untuk ikan C. dorab betina daerah Selat

Bengkalis dan Selat Malaka (Gambar 5.b, 5.c, 5.d, 5.e, dan 5.f) memiliki arti yang sama

yaitu jika panjang total bertambah maka karakter pembanding akan ikut bertambah

sesuai dengan karakter yang diukur sehingga yang berbeda adalah nilai log saja.

Korelasi panjang total dengan panjang kepala ikan C. dorab betina di Selat Bengkalis

(5.a) yaitu R² = 0.767 r = 0.88. Nilai (r) menunjukkan korelasi hubungan yang kuat

sedangkan di Selat Malaka yaitu R² = 0.960 r = 0.98. Nilai (r) menunjukkan korelasi

yang sangat kuat. Korelasi hubungan panjang total terhadap karakter pembanding lain di

bagian kepala yaitu TK (SB = kuat, SM = sangat kuat), PM (SB = sedang, SM = kuat),

DM (SB = kuat, SM = sedang), JMTI (SB = kuat, SM = sangat kuat), dan JAM (SB =

kuat, SM = sangat kuat). Hubungan korelasi antar karakter yang sama di Selat

Bengkalis dan Selat Malaka pada karakter TK, JMTI, dan JAM yaitu kuat dan sangat

kuat.

Hubungan panjang total terhadap karakter pembanding pada bagian badan yaitu PSSV,

PBE, dan LB ikan C. dorab betina di Selat Bengkalis dan Selat Malaka (Gambar 5.g,

5.h, 6.i). Persamaan regresi linier antara panjang total dengan karakter pembanding ikan

C. dorab betina sama halnya dengan panjang total terhadap panjang kepala (PK).

Korelasi antara panjang total terhadap karakter pembanding bagian badan di Selat

Bengkalis dan Selat Malaka yaitu PSSV(SB = kuat, SM = sangat kuat), PBE (SB=

sedang, SM = kuat), dan LB (SB = kuat, SM = sangat kuat). Hubungan korelasi karakter

yang sama antara Selat Bengkalis dan Selat Malaka pada karakter PSSV dan LB yang

memiliki korelasi kuat dan sangat kuat.

Persamaan regresi linier antara karakter panjang total terhadap karakter pembanding

bagian sirip seperti PDSD, PDSA, PDSV, PDSP, PSEA, PSET, dan PSEB ikan C.

Page 12: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

12

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

(g) (h)

dorab betina terdapat persamaan perhitungan bentuk regresi sama seperti panjang total

terhadap panjang kepala (PK) atau pada perhitungan persamaan regresi pada karakter

lain yaitu jika panjang total bertambah maka panjang kepala juga ikut bertambah,

perbedaan terletak pada nilai log karakter sesuai dengan penghitungan masing-masing

karakter. Pada grafik terlihat persamaan regresi masing-masing karakter (Gambar 6.j,

6.k, 6.l, 6.m, 6.n, 6.o, dan 6.p)

Gambar 5. Grafik hubungan PT dengan (a). PK (b). TK (c). PM (d). DM (e). JMTI (f)

JAM (g). PSSV (h). PBE ikan Chirocentrus dorab betina di Selat Bengkalis

dan Selat Malaka.

PK = - 0.386 + 0.837 PTR² = 0.767 r = 0.88

PK = - 0.698 + 0.957 PTR² = 0.960 r = 0.98

1,7

1,75

1,8

1,85

1,9

1,95

2

2,05

2,46 2,66 2,86

Log

PK

Log PT

TK= - 1.157 + 1.062 PTR² = 0.643 r = 0.80

TK= - 0.942 + 0.969 PTR² = 0.953 r = 0.98

1,4

1,5

1,6

1,7

1,8

1,9

2

2,55 2,65 2,75 2,85Lo

g TK

Log PT

PM = - 1.060 + 0.913 PTR² = 0.409 r = 0.64

PM = - 0.881 + 0.835 PTR² = 0.515 r = 0.72

1

1,1

1,2

1,3

1,4

1,5

1,6

2,55 2,65 2,75 2,85

Log

PM

Log PT

DM = - 0.465 + 0.596 PTR² = 0.510 r = 0.71

DM = - 1.407 + 0.943 PTR² = 0.459 r = 0.68

0,8

1

1,2

1,4

1,6

2,45 2,65 2,85

Log

DM

Log PT

JMTI = - 1.198 + 1.01 PTR² = 0.673 r = 0.82

JMTI= - 1.455 + 1.095 PTR² = 0.928 r = 0.96

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2,45 2,65 2,85

Log

JMTI

Log PT

JAM = - 2.089 + 1.172 PTR² = 0.632 r = 0.79

JAM = - 1.846 + 1.081 PTR² = 0.853 r = 0.97

0,8

0,9

1

1,1

1,2

1,3

2,55 2,75

Log

JAM

Log PT

PSSV= - 1.581 + 1.428 PTR² = 0.613 r = 0.78

PSSV= - 0.610 + 1.078 PTR² = 0.976 r = 0.99

1,8

2

2,2

2,4

2,6

2,45 2,65 2,85

Log

PSS

V

Log PT

PBE = - 0.851 + 0.905 PTR² = 0.433 r = 0.66

PBE = - 0.996 + 0.961 PTR² = 0.731 r = 0.85

1,3

1,4

1,5

1,6

1,7

1,8

1,9

2,45 2,65 2,85

Log

PB

E

Log PT

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

Page 13: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

13

(i) (j)

(k) (l)

(i) (j)

(m) (n)

(o) (p)

Gambar 6. Grafik hubungan PT dengan (i). LB (j). PDSD (k). PDSA (l). PDSV (m).

PDSP (n). PSEA (o). PSET (p). PSEB ikan Chirocentrus dorab betina di

Selat Bengkalis dan Selat Malaka.

Korelasi antara panjang total terhadap karakter pembanding bagian sirip adalah PDSD

(SB = sedang, SM = kuat), PDSA (SB = kuat, SM = sangat kuat), PDSV (SB = sedang,

SM = kuat), PDSP (SB = kuat, SM = sangat kuat), PSEA (SB = lemah, SM = sangat

kuat), PSET (SB = sedang, SM = kuat), dan PSEB (SB = kuat, SM = sangat kuat).

LB= - 2.248 + 1.351 PTR² = 0.761 r = 0.87

LB = - 1.595 + 1.106 PTR² = 0.935 r =

11,11,21,31,41,51,61,7

2,47 2,67 2,87

Log

LB

Log PT

PDSD = - 0.365 + 0.724 PTR² = 0.207 r = 0.45

PDSD = - 1.228 + 1.042 PTR² = 0.645 r = 0.8

1,2

1,3

1,4

1,5

1,6

1,7

1,8

2,55 2,75

Log

PD

SD

Log PT

PDSA = 0.353 - 0.584 PTR² = 0.530 r = 0.73

PDSA = - 0.861 + 1.026 PTR² = 0.941 r = 0.97

1,75

1,8

1,85

1,9

1,95

2

2,05

2,4 2,6 2,8 3

Log

PD

SA

Log PT

PDSV = - 1.641 + 0.963 PTR² = 0.280 r = 0.53

PDSV = - 6.360 + 2.592 PTR² = 0.808 r =

0

0,5

1

1,5

2,4 2,6 2,8 3

Log

PD

SV

Log PT

PDSP = - 1.024 + 1.028 PTR² = 0.750 r = 0.87

PDSP = - 0.959 + 1.009 PTR² = 0.928 r = 0.96

1,6

1,65

1,7

1,75

1,8

1,85

1,9

1,95

2,45 2,65 2,85

Log

PD

SP

Log PT

PSEA = 4.042 - 0.774 PTR² = 0.048 r = 0.22

PSEA = - 0.753 + 0.997 PTR² = 0.907 r = 0.95

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2,2

2,45 2,65 2,85

Log

PSE

A

Log PT

PSET = -0.910+0.849 PTR² = 0.363 r= 0.79

PSET = - 1.313+1.031 PTR² = 0.53 r= 0.89

1

1,1

1,2

1,3

1,4

1,5

1,6

1,7

2,45 2,65 2,85

Log

PSE

T

Log PT

PSEB = - 0.581+ 0.946 PTR² = 0.768 r = 0.88

PSEB = - 0.646 + 0.964 PTR² = 0.943 r = 0.97

1,8

1,85

1,9

1,95

2

2,05

2,1

2,15

2,4 2,6 2,8 3

Log

PSE

B

Log PT

SB

SM SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

SB

SM

Page 14: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

14

e. Meristik Ikan C. dorab

Meristik adalah jumlah bagian luar tubuh ikan, seperti perhitungan jumlah jari-jari sirip

dan sisik ikan (Tabel 5).

Tabel 5. Karakter Meristik Ikan Parang-parang (C. dorab) di Selat Bengkalis dan Selat

Malaka.

Karakter Meristik ( ∑ jari – jari dan sisik) Lokasi

Selat Bengkalis Selat Malaka

Sirip punggung XI. 6-8 XI. 6-8

Sirip dada X. 3-4 X. 3-4

Sirip perut 5-7 5-7

Sirip anus 24-33 24-33

Sirip ekor 15-18 15-18

Jumlah sisik pada batang ekor 70 - 75 70 - 75

Hasil perhitungan karakter meristik menunjukkan bahwa sirip punggung (dorsal)

memiliki jumlah jari-jari keras sebanyak 11 dan jari-jari lemah berkisar antara 6 sampai

8, sirip dada (pektoral) memiliki jumlah jari-jari keras sebanyak 10 dan jari-jari lemah 3

sampai 4, sirip perut (ventral) memiliki jumlah jari-jari lemah 5 sampai 7, sirip anus

(anal) memiliki jumlah jari-jari lemah sebanyak 24-33, dan sirip ekor (caudal) memiliki

jari-jari lemah sebanyak 15-18. Untuk penghitungan sisik berkisar antara 70 – 75 pada

bagian batang ekor.

KESIMPULAN DAN SARAN

Morfologi ikan parang-parang (C. dorab) yang berada di Selat Bengkalis dan Selat

Malaka tidak memiliki perbedaan. Status hubungan pertumbuhan ikan C. dorab jantan

maupun betina di Selat Bengkalis dan Selat Malaka memiliki status hubungan

allometrik positif , isometrik, dan allometrik negatif. Hasil uji t pada ikan C. dorab

jantan menunjukkan terdapat perbedaan nyata dari 8 karakter pada jantan yaitu PSSA,

TK, TB, TPE, PDSV, PM, JMTI, dan LB dan 10 karakter pada betina yaitu PS, PSSA,

TK, TB, TPE, PDSA, PDSV, PSEB, PM, JMTI, dan LB. Karakter meristik ikan Parang-

parang (C. dorab) jantan dan betina tidak berbeda. Diharapkan selanjutnya untuk ikan

yang sama dilakukan penelitian di lokai lain sehingga bisa mewakili karakter-karakter

ikan Parang-parang secara umum karena ikan perairan ini termasuk dalam tingkat ikan

konsumsi terbesar.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, H. 2008. Studi Karakter Morfometrik-Meristik Ikan Betok(anabas testudineus

bloch) di Das Mahakam Tengah Propinsi Kalimantan Timur. [Skripsi]:

Program Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Biosearch. 2012. Chirocentrus dorab (Forsskål, 1775). http: //www. biosearch.in/

publicOrganismPage.php?id=2747. [accessed date : 2 Desember 2012].

Collins, M.R. 1985. Species profiles: life histories and environmental requirements of

coastal fishes and invertebrates (south Florida): white mullet. U.S. Fish and

Wildlife Service Biological Report 82(11.39). 7 pp.

Page 15: MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG

15

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman hayati laut : Aset Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 412 halaman.

Effendi. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Elvyra R dan Yus Y. 2010. Karakterisasi Morfometrik dan Meristik Kryptopterus spp.

Di Provinsi Riau. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun II. Lembaga

Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru.

Haryono. 2001. Variasi Morologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga) di

Sumatera. Jurnal Biota VI (3):109-116. ISSN 0853-8670.

Herring, M. 2011. Chirocentrus dorab. http: //animaldiversity. ummz. umich. edu/

accounts/Chirocentrus_dorab/. [accessed date : 06 Januari 2013].

Irfan. 2009. Ciri morfometrik pada ikan. http://id.shvoong.com/exact-

sciences/biology/1932304-ciri-morfometrik-pada-ikan/. [accessed date : 12

April 2012].

Myers, P., R. Espinosa et al. 2013. http:// animal diversity. ummz. umich. Edu

/collections/contributors/Grzimek_fish/Clupeiformes/Chirocentrus_dorab/.

[accessed date : 06 Januari 2013].

Parin, N.V. 1999. Exocoetidae, pp. 2162-2179. In Carpenter, K.E. and V.H Niem (eds.).

FAO Species Identification Guide for Fishery Purpose. The living Marine-

Resources of Western Central Pasific. Volume 4. Bony Fishes (Mugilidae to

Carangidae). FAO, Rome.

Razak, A. 2005. Statistika pengolahan data sosial sistem manual. Autografika.

Pekanbaru.

Takahashi, T., Hori, M. Description of a new Lake Tanganyikan cichlid fish of the

genus Cyprichromis (Perciformes: Cichlidae) with note on sexual dimorphism.

Journal of Fish Biology 68(Supplement B):174-192, (2006).