37
Rani Dwi Ningtias 1102014220 Mandiri MPT SK1 LO 1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun Tubuh 1.1 Definisi Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan lainnya terhadap mikroba disebut respons imun. Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus

MPT sk1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mandiri MPT skenario 1

Citation preview

Rani Dwi Ningtias1102014220Mandiri MPT SK1

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun Tubuh1.1 DefinisiImunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan lainnya terhadap mikroba disebut respons imun.Sistem imunadalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. 1.2 Klasifikasi

Sistem imun non spesifikImunitas nonspesifik fisiologik berupa kompelemn normal tubuh, selalu ditemukan pada induvidu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya. Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit. Disebut nonspesifik karena dapat ditujukan terhadapt mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukan spesifisitas terhadap benda asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Sistem tersebut merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat memberikan respons langsung. Pertahanan fisik/mekanikKulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak menyebabkan risiko infeksi meningkat. Tekanan oksigen yang tinggi di paru bagian atas membantu hidup kuman obligat aerob seperti tuberculosis. Pertahanan biokimiaBeberapa mikroba dapat masuk melalui kelenjar sebaseus dan folikel rambut. pH asam keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi terhadap protein membran sel sehingga dapat mencegah infeksi yang dapat terjadi melalui kulit. Lizosim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh terhadap berbagai kuman positif-Gram peptidoglikan dinding bakteri. Air susu ibu juga mengandung laktooksidase dan asam neuraminik yang mempunyai sifat anti bakterial terhadap E.koli dan stafilokok. Saliva mengandung enzim seperti laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma dan juga mengandung antibodi serta komplemen yang dapat berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroba. pH yang rendah dalam vagina, spermin dalam semen dan jaringan lain dapat mencegah tumbuhnya bakteri positif-Gram. Pembilasan oleh urin dapat menyingkirkan kuman patogen. Laktoferin dan transferin dalam serum mengikat besi yang merupakan metabolit esensial untuk hidup beberapa jenis mikroba seperti pseudomonas.Bahan yang disekresi mukosa saluran napas (enzim dan antibodi) dan telinga berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. Mukus dapat menangkap bakteri dan bahan lainnya yang selanjutnya dikueluarkan oleh gerakan silia. Polusi, asap rokok, alkohol dapat merusak mekanisme tersebut sehingga memudahkankan terjadinya infeksi oportunistik. Pertahanan humoralSistem imun nonspesifik menggunakan berbagai molekul larut. Molekul larut terntu diproduksi di tempat infeksi atau cedera dan berfungsi lokal. Molekul tersebut antara lain adalah peptida antimkroba seperti defensin, katelisidin dan IFN dengan efek antiviral.1) Komplemen: Komplemen merupakan sistem yang terdiri atas sejumlah protein yang berperan dalam pertahanan penjamu, baik dalam sistem imun nonspesifik maupun sistem imn spesifik. Komplemen merupakan salah satu sistem enzim serum yang berfungsi dalam inflamasi, oposonisasi dan kerusakan (lisis) membran patogen. Komplemen juga dapat berperan dalam sistem imun spesifik yang setiap waktu dapat diaktifkan kompleks imun. Aktivasi komplemen merupakan usaha tubuh untuk menghancurkan antigen asing, namun sering pula menimbulkan kerusakan jaringan sehingga merugikan tubuh sendiri. Komplemen sangat sensitif terhadap sinyal kecil. Mediator yang dilepas komplemen Aktivasi komplemen Reseptor komplemen Fungsi biologis komplemen Regulator inhibitor komplemen Defisiensi komplemen2) Protein fase akut: Selama fase ini, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein dalam serum yang disebut APP. Protein yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang berperan dalam pertahanan dini. APRP diinduksi oleh sinyal yang berasal dari tempat cedera atau infeksi melalui darah. Hati merupakan tempat sistesis APRP.a. C-Reactive ProteinCRP yang meruapaka salah satu PFA, termasuk golngan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai respons imunitas nonspesifik. Sebagai opsonin, CRP mengikat bergbagai mikroorganisme, protein C pneumokok yang membentuk kompleks dan mengaktifkan komplemen jalur klasik.b. LektinLektin berperan sebagai opsonin, mengaktifkan komplemen.c. Protein fase akut lainProtein fase akut yang lain adalah 1-antitripsin, amiloid serum A, haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen yang juga berperan pada peningkatan laju endapan darah akibat infeksi, namun dibentuk jauh lebih lambat dibanding dengan CRP.3) Mediator asal fosfolipid: Metabolisme fosfolipid diperlukan untuk produksi PG dan LTR. Keduanya meningkatkan responsinflamasi melalui peningkatan permeabilitas vaskular dan vasodilatasi.4) Sitokin IL-1, IL-6, TNF-Selama terjadi infeksi, produk bakteri seperti LPS mengaktifkan makrofag dan sel lain untuk memproduksi dan melepas berbagai sitokin seperti IL-1 yang merupakan irogen endogen, TNF- dan IL-6.5) Pertahanan selular: Fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik selular. Sel-sel sistem imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan. Fagosit Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperaan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt sebagai berikut: Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan mencerna.Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor sperti produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen.Antibody seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis (opsonisasi). Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari immunoglobulin pada permukaan fagosit. Natural Killer cell (sel NK)Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka karenan itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi ketiga. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK.Sistem imun spesifikSistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, sistem tersebut disebut spesifik. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem imun spefisik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun nonspesifik dan spesifik seperti antara komplemen-fagosit-antibodi dan anatar makrofag-sel T. HumoralPemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang. Sel B akan berdiferensiasi menjadi sel B matang di dalam sumsum tulang. Sel B dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi, berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum. SelularLimfosit T atau sel T berperan dalam sistem imun spesifik selular. Sel tersebut juga berasal dari sel yang sama seperti sel B. pada orang dewasa, sel T dibentuk di sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di kelenjar timus atas pengaruh oleh berbagai factor asal timus. Hanya 5-10% sel T yang menjadi matang dan meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi. Faktor timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormone asli dan dapat mempengaruhi diferensiasi sel T di perifer. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel dengan fungsi yang berlaian yaitu sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+ atau CTL atau Tc dan Ts atau sel Tr atau Th3. Fungsi utama sistem imun spesifik seluler ialah pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel CD4+ mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Sel CD8+ memusnahkan sel terinfeksi.

KomponenLimfosit T dan B merupakan satu-satunya komponen sistem imun yang mempunyai kemampuan pengenalan antigen spesifik, yaitu dengan menimbulkan imunitas adaptif. Sel NK adalah limfosit yang berasal dari sel induk hematopoetik. Sel NK diduga mempunyai peran pertahanan hospes terhadap infeksi virus, pada pengawasan tumor, dan pada pengaturan imun.Manusia memiliki dua jenis yaitu Limfosit B (sel B) dan Limfosit T (sel T). Limfosit mengalir di darah dan limfa, khususnya sistem limfatik. Sistem limfatik terdir dari limfa, nodus limfa, timus dan jaringan limfa lainnya. Limfosit sendiri merenspons mikroba atau molekul asing tertentu yang dinamakan antigen. Antigen meliputi molekul yang dimiliki virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing parasit. Antigen ditemukan di permukaan zat asing.Antigen menimbulkan respons kekebalan dengan cara mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut dengan antibodi. Antigen memiliki bermacam-macam bentuk molekuler yang merangsang sel B untuk mensekresi antibodi yang berinteraksi dengan antigen tersebut. Sel B dan sel T dapat mengenali antigen yang spesifik karena memiliki reseptor antigen yang terletak di membran plasma. Reseptor antigen pada sel B mrupakan antibodi membran sedangkan pada sel T disebut juga reseptor sel T. Reseptor sel T berikatan dengan antibodi membran dan mengenali antigen tersebut. Limfosit yang mengandung reseptor untuk mengenali antigen. Setelah antigen terdeteksi, maka limfosit akan membelah dan berdiferensiasi serta membentuk 2 klon yaitu sel efektor dan sel memori. Pengklon sel ini disebut dengan seleksi klonal. Setiap antigen berikatan dengan reseptor secara selektif dengan mengaktifkan sel limfosit di tubuh kemudian jumlah sel yang terseleksi akan menghasilkan ribuan sel yang bersifat spesifik untuk menghancurkan antigen tersebut. Kejadian ini dinamakan respons kekebalan. Respons kekbalan terbagi menjadi dua, yaitu respons kekebalan primer dan respons kekebalan skunder. Respons kekebalan primer ketika limfosit memerlukan 10-17 hari untuk menyeleksi limfosit dan memberikan respons terhadap antigen. Sel B dan sel T yang terseleksi akan membangkitkan sel efektor yang menghasilkan antibodi, antibodi ini dinamakan sel plasma dan sel efektor T. Sel efektor akan berkembang, respons yang diterima seseorang yaitu sakit. Lalu gejala tersebut hilang ketikan antibodi membersihkan antigen tersebut. Jika individu terserang antigen yang sama, maka respons yang akan terjadi lebih cepat sekitar 2-7 hari. Respons ini dinamakan respons kekebalan sekunder. Jika antigen yang diterima lebih banyak, maka antibodi yang akan dihasilkan dalam respons skunder memiliki afinitas yang lebih besar terhadap antigen. Kemampuan sistem kekebalan dalam sekunder disebut juga memori imunologis. Sel memori disiapkan untuk berpoliferasi atau memperbanyakdiri dan berdiferensiasi ketika sel limfosit akan berkontak dengan antigen yang sama.Limfosit berasal dari sel induk pluripoten di sumsum tulang. Semua limfosit itu sama lalu akan berkembang menjadi sel B dan sel T tergantung lokasi proses pematangannya. Limfosit yang bermigrasi dari sumsum tulang belakang menju Timus akan menjadi sel T, sedangkan limfosit yang tetap berada di sumsum tulang akan menjadi sel B.Limfosit tidak akan bereaksi terhadap antigen tetapi sel T berinteraksi dengan molekul. Molekul ini merpakan glikoprotein yang berikatan pada permukaan sel yang dinamakan MHC (Major Hsitocompability Complex). Glikoprotein MHc disebut juga HMA (Human Leukocyte Antigen). MHC terdiri dari MHC kelas I dan MHC kelas II. MHC kelas I ditemukan di semua sel tubuh yang bernukleus. MHC kelas II terletak di makrofaga; sel B; sel T yang dikatifkan dan sel yang menyusun bagian inferior timus. Tugas moleku MHC yaitu mengikatkan antigen. Masing-masing molekul MHC mengikatkan fragmen antigen protein dalam lekukan yang berbentuk ayunan dan mengikatkannya pada sel T. Sel T terdiri dari 2 jenis yaitu sel T sitotoksik dan sel T helper. Sel T sittotoksik memiliki reseptor antigen yang berikatan dengan fragmen antigen yang mengandung MHC kelas I terletak pada sel sel tubuh bernukleus. Sel T helper memiliki reseptor yang berikatan dengan fragmen antigen yang mengandung MHC kelas II . Sel T yang berkembang di dalam timus yang memiliki reseptor afinitasnya menjadi sel T sitotoksik. Sel T yang mempunyai reseptor afinitas terhadap MHC kelas II menjadi sel Helper. Respons kekebalan limfosit B dan T memiliki ciri khas yakni spesifitas, keanekaragaman, memori dan mampu membedakan diri sendiri dan bukan diri sendiri. Untuk terjadinya pembentukan antibodi harus diawali dengan adanya antigen di dalam tubuh yang nanti antigen tersebut akan di fagosit oleh makrofag. Apabila makrofag ini tidak mampu mem fagositosis antigen dan antigen itu lolos dari sel Makrofag. Maka makrofag ini akan berikatan dengan sel B yang akan menghasilkan sel B memori ataupun berkembang menjadi sel plasma. Sel B yang berikatan dengan makrofag akan teraktivasi dan membuat sel plasma untuk mensekresi antibody yang spesifik. Cara Pengikatan : prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan oleh sel makrofag. Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi.1. NetralisasiAntibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi.2. PenggumpalanPenggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat.3. PengendapanPrinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam menangkapnya.4. Aktifasi KomplemenAntibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis. Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut memori imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam sistem imun yang berkaitan dengan memori imun. Berikut ini adalah gambaran respon primer dan sekunder. Setelah injeksi antigen A yang kedua, respon imun sekunder jauh lebih besar dan lebih cepat daripada respon primer. Dengan demikian respon sekunder sebenarnya lebih penting peranannya dalam sistem imun.LO 2. Memahami dan Menjelaskan tentang Antigen2.1 Definisi dan sifatBerbagai patogen seperti bakteri, virus, jamur atau parasit mengandung berbagai bahan. Secara spesifik imunogen adalah bahan yang dapat merangsang sel B atau sel T atau keduanya. Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yang dirangsang oleh imunogen spesifik seperti antibodi atau TCR. Antigen lengkap adalah antigen yang menginduksi baik respons imun maupun bereaksi dengan produknya. Yang disebut antigen inkomplit atau hapten, tidak dapat dengan sendiri mengingduksi despons imun, tetapi dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi. Hapten dapat dijadikan imunogen melalui ikatan dengan molekul besar yang disebut molekul atau protein pembawa.Secara fungsional antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Contoh hapten adalah dinitrofenol, berbagai golongan antibiotik dan obat lainnya dengan berat molekul kecil. Hapten biasanya dikenal o0leh sel B, sedangkan protein pembawa oleh sel T. Hapten membentuk epitop pada protein pembawa yang dikenal sistem imun dan merangsang pembentukan antibodi. Molekul pembawa sering digabung dengan hapten dalam usaha memperbaiki imunisasi. Respons sel B terhadap hapten memerlukan protein pembawa untuk dapat dipresentasikan ke sel Th.Jenis antigenImunogenesitas dan antigenesitas mempunyai hubungan satu sama lain tetapi berbeda dalam sifat imunologinya. Imunogenesitas adalah kemampuan untuk menginduksi respons imun humoral. Semua molekul dengan sifat imunogenesitas juga memiliki sifat antigenesitas, namun tidak demikian sebaliknya.Determinan antigen-Epitop adalah bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pertumbuhan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi.Paratop ialah bagian dari antibodi yang mengikat epitop atau TCR yang mengikat epitop pada antigen.Antiantibodi disamping fungsinya sebagai antibodi, antibodi juga dapat berfungsi sebagai protein imunogen yang baik, dapat memacu produksi antibodi atau autoantibodi pada pejamu sendiri.Mitogen-petanda fungsional merupakan bahan alamiah yang mempunyai kemampuan mengikat dan merangsang klon limfoid untuk proliferasi dan diferensiasi. Glikoprotein (lektin) asal tanaman yaitu konkonavalin A (con-A) dan PHA merupakan mitogen poten untuk sel T.Superantigen adalah molekul yang merupakan pemacu respons imum poten, memiliki tempat-tempat untuk mengikat reseptor sel dari dua sistem imun yaitu rantai dari TCR dan rantai atau dari molekul MHC-II, tidak memerlukan pengolahan intraseluleroleh APC dan tidak terbatas pada alel MHC-II khusus. Superantigen dapat merangsang sel T yang multiple terutama CD4+ yang menimbulkan penglepasan sejumlah besar sitokin.Aloantigen adalah antigen yang ditemukan pada beebrapa spesies tertentu antara lain bahan golongan darah pada eritrosit dan antigen histokompatibel dalam jaringan tandur yang merangasan respons imun pada resipien yang tidak memilikinya.Toksin adalah racun yang biasanya berupa imunogen dan merangsang pembentukan antibodi yang disebut antitoksin dengan kemampuan untuk menetralkan efek merugikan dari toksin.Sifat antigen1. Hidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik, glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah2. Lipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid3. Asam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES4. Protein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan dan univalent

Struktur antigen

Bagian Antigen Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu:1. Imunogen / Antigen Lengkap , yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul antigen besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau bagian antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi, bisa juga disebut determinan antigen. Antigen lengkap meliputi imunogen dan antigen. 2. Hapten / Antigen Tidak Lengkap, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil. Bahan kimia aktif ukuran kecil seperti dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapi bahan tersebut sendiri tidak dapat mengaktifkan sel B (tidak imunogenik). Untuk mengacu respon antibodi, bahan kecil tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Hapten merupakan sejumlah molekul kecil yang dapat bereaksi dengan antibodi namun tidak dapat menginduksi produksi antibodi. Contoh hapten adalah berbagai golongan antibiotik dan obat lainnya dengan berat molekul yang rendah. Hapten biasanya dikenal oleh sel B sedangkan carrier oleh sel T. Carrier sering digabungkan dengan hapten dalam usaha imunisasi2.2 KlasifikasiAntigen dapat dibagi menurut epitop, spesifisitas, ketergantungan terhadap sel T dan sifat kimiawi:1) Pembagian antigen menurut epitop Unideterminan, univalenHanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul. Contoh: Hapten Unideterminan, multivalenHanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul. Contoh: Polisakarida Multideterminan, univalenBanyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya saty dari setiap macamnya (kebanyakan protein). Contoh: Protein Multideterminan, multivalenBanyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi)/ contoh: Kimia kompleks2) Pembagian antigen menurut spesifisitas Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam satu spesies Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri3) Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T T dependen, yang memerlukan pengenalam oleh sel T terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respons antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang dipecah didalam tubuh secara perlahan-lahan misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan flagelin polimerik bakteri4) Pembagian antigen menurut sifat kimiawi Hidrat arang (polisakarida)Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respons imun terutama pembentukan antibodi. Contoh lain adalah respons imun yang ditimbulkan golongan dara ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel dara merah LipidLipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid dianggap sebagai hapten, contohnya adalah sfingolipid Asam nukleatAsam nukelat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita dengan LES ProteinKebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umunya multideterminan dan univalenLO 3. Memahami dan Menjelaskan tentang Antibodi3.1 DefinisiAntibodi adalah molekul protein besar berbentuk Y yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan menetralisir benda asing dan patogen, seperti bakteri, virus, jamur, parasit, dan racun. Juga dikenal sebagai immunoglobulin, antibodi yang diproduksi oleh sel-sel darah putih yang disebut limfosit B atau sel B.Menurut Kamus Kedokteran Dorland, Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.3.2 StrukturPorter telah menemukan struktur dasar immunoglobulin yang terdiri dari 4 rantai polipeptida, terdiri dari 2 rantai berat (heavy chain=H) dan 2 rantai ringan(light chain =L) yang tersusun secara simetris dan dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfide(Interchain disulfide bods). Molekul IgG dapat dipecah oleh enzim papain menjadi 3 fragmen. Dua fragmen ternyata identik dan dapat mengikat antigen membentuk kompleks yang larut yang menunjukkan bahwa fragmen itu univalent atau mempunyai valensi satu. Frakmen ini disebut Fab (fragment antigen binding). Fragmen yang ketiga tidak dapat mengikat antigen dan karenanya dapat membentuk kristal disebut Fc(fragment crystallizable). Pepsin, suatu enzim proteolitik lain, dapat memecah IgG pada tempat Fc sehingga tertinggal satu fragmen besar yang masih dapat mengendapkan antigen, sehingga masih bersifat divalen (bervalensi dua), dan disebut F(ab)2. Analisis asam amino menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa terminal-N dari rantai L maupun rantai H selalu menjadi variabel sehingga urutan asam amino yang ditemukan tidak konstan, disebut disebut bagian variabel. Sisa dari rantai ternyata menuunjukkan struktur yang relatif konstan; disebut konstan. Bagian variabel dan rantai-L dan rantai-H, yang membentuk ujung dari Fab menentukan sifat khas dari antibodi itu. Oleh karena setiap molekul immunoglobulin mempunyai 2 Fab, maka struktur dasar dari immunoglobulin dapat mengikat 2 determinan antigen.Rantai- L (light chain). Dari hasil pemeriksaan protein Bence-Jones dalam air kemih penderita myeloma, ditemukan 2 macam rantai-L, yang disebut rantai-(kappa) dan rantai- (lambda). Pada setiap orang sehat dapat ditemukan kedua macam rantai-L itu dengan perbandingan rantai- 65% dan rantai- 35%, atau ratio : adalah 2:1.Rantai- H. Imunoglobulin dibagi menjadi 5 kelas, dan ternyata perbedaannya antara lain terletak pada rantai-H. Maka tiap klas immunoglobulin mempunyai rantai-H tertentu, tetapi semua klas immunoglobulin mempunyai rantai- atau (di dalam satu molekul selalu hanya satu macam saja). Rantai-H dari IgG disebut juga rantai- (gama) Rantai-H dari IgA disebut rantai- (alpha) Rantai-H dari IgM disebut rantai- (mu) Rantai-H dari IgD disebut rantai- (delta) Rantai-H dari IgE disebut rantai- (epsilon)Bagian variabel dari molekul immunoglobulin menentukan sifatnya yang khas terhadap antigen. Bagian yang konstan sama sekali tidak berpengaruh langsung terhadap antigen, tetepi kemungkinan besar bagian Fc dari imunoglobulin menentukan aktifitas biologis dari antibodi itu, misalnya Fc dari IgG memungkinkan molekul itu menembus jaringan plasenta dan Fc dari IgA ikut menentukan sifat dari molekul itu dikeluarkan pada secret. Selain fungsi biologis di atas, bagian Fc juga meningkatkan aktivitas tertentu setelah antibody bergabung dengan antigen, misalnya kemampuan mengikat zat yang disebut komplemen, perlekatan dengan sel macrofag atau menyababkan degranulasi mast cell. Fungsi biologis dari bagian Fc pada berbagai jenis immunoglobulin berbeda satu sama lain, tergantung dari struktur primer molekul itu dan mungkin memerlukan ikatan dengan antigen sebelum fungsi itu menjadi aktif.3.3 Klasifikasi IgG (Imuno globulin G)Merupakan antibodi yang paling umum. Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa tahun. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi. Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur antigen. Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung dalam racun. Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi. Jika antibodi tidak diciptakan dengan karakteristik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena itu, antibodi sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir. IgA (Imuno globulin A)Terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus. Kepekaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap seperti itu. Secara struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki mikroba. Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal yang ditempatkan untuk melindungi daerah kritis. Antibodi ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam kandungan. Setelah kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan tetap melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan ibunya, karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir. Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah mereka melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur beberapa minggu. IgM (Imuno globulin M) Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada saat organisme tubuh manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan musuh. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah. IgD (Imuno globulin D)IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Mereka tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen. IgE (Imuno globulin E)IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini bertanggung jawab untuk memanggil para prajurit tempur dan sel darah lainnya untuk berperang. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi.

3.4 FungsiAntibodi ditemukan dalam setiap manusia. Molekul-molekul ini sangat penting untuk kehidupan, dan memainkan peran yang sangat penting dalam sistem kekebalan tubuh. Setiap orang memiliki sekitar 1-2000000000 antibodi yang berbeda terus mengalir ke seluruh aliran darah, berpatroli siang dan malam untuk melawan infeksi dan penyakit pada host manusia mereka.Antibodi adalah protein dengan bentuk khusus yang mengenali dan mengikat zat-zat asing, seperti bakteri atau virus, yang mengelilingi mereka sehingga sel-sel pemulung dapat menghancurkan mereka dan mengusir mereka keluar dari tubuh.Antibodi molekul sendiri memiliki dua fungsi terpisah. Pertama, antibodi memiliki kemampuan unik untuk mengenali dan menempel pada zat yang menyebabkan penyakit. Kedua, dalam mengenali dan melekatkan diri dengan molekul-molekul patogen, mereka bertindak sebagai penanda, mengirimkan sinyal ke bagian lain dari sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan menghilangkan zat penyakit terkait. (http://www.sridianti.com/antibodi-pengertian-struktur-fungsi-jenis.html diakses pada 29-5-15 pk. 21.02)LO 4. Memahami dan Mempelajari Anatomi Organ LimfoidOrgan Limfoid terbagi 2 ada organ limfoid primer atau sentral ada juga organ limfoid sekunder. Organ limfoid primer tempat pematangan limfosit yang terdiri atas sumsum tulang dan timus. Sedangkan organ limfoid sekunder adalah limpa,nodus limfatikus, plak peyer dan MALT(BALT,GALT,NALT,CALT,O-MALT, D-MALT) .4.1 Memahami dan Mempelajari Makro Anatomi Organ LimfoidOrgan limfoid primer : Organ limfoid primer terdiri dari sumsum tulang dan timus. Sumsum tulang merupakan jaringan yang kompleks tempat hematopoiesis dan depot lemak. Lemak merupakan 50% atau lebih dari kompartemen rongga sumsum tulang. Organ limfoid diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan poliferasi sel T dan B sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen.Sel hematopoietik yang diproduksi di sumsum tulang menembus dinding pembuluh darah dan masukke sirkulasi dan di distribusikan ke bagian tubuh.Organ limfoid sekunder :Organ limfoid sekunder merupakan tempat sel dendritic mempersentasikan antigen yang yang ditangkapnya di bagian lain tunuh ke sel T yang memacunya untuk poliferasi dan diferensiasi limfosit.1. LimfonodusTerletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan anti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas.Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan saluran limfe eferen yang membawa aliran limfe keluar dari limfonodus.Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah sepanjang permukaan cembung.a. Bentuk LimfonodusOval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus)b. Ukuran LimfonodusSebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinal dalam keadaan infeksi.

Daerah tubuh yang terdapat limfonodus1. Dilihat dari letaknya pada tubuha. Limfonodus superfisial b. Limfonodus servikal (leher)c. Limfonodus axilla (ketiak)d. Limfonodus inguinal (lipat paha)

2. Limfonodus profundusa. Limfonodus iliaka (berkenaan dengan ilium)b. Limfonodus lumbal (sepanjang vertebra lumbalis)c. Limfonodus torasikus (pada pangkal paru)d. Limfonodus mesenterikus (melekat pada mesenterium usus haluse. Limfonodus portal (pada fissura portal hepar/ celah porta hati)

3. Menurut Snells letak limfonodus terbagi atas a. Kepala dan leher bagian lateral dan belakang yaitu di sepanjang m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka, mandibular/dasar mulut.b. Extremitas superior yaitu manus, antebrachii, brachii, dan region axillaris.c. Kelenjar mammae yaitu dibawah musculo pectoralis meliputi kulit dan otot.d. Thorax yaitu meliputi dinding thorax, jantung, pericardium dan paru, pleura, esophagus menuju aliran limfe thorax dan kelenjar mamae masuk ke dalam node limfaticus abterior dan posterior.e. Abdomen dan pelvis yaitu meliputi daerah peritoneum dan disekitar aorta, vena cava inferior serta pembuluh darah intestinum. Aliram limfe superficialis bagian depan dan lateral dan belakang diatas pusat masuk menuju nn II axillaris anterior dan posterior dan dibawah pusat ke nn llmfatisi inguinalis superficialis.f. Extremitas inferior yaitu disepanjang a,v tibialis, region popliteal, region inguinale. Aliran limfe masuk limfonodus inguinale.

2. Sumsum TulangTerdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yangkemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnya menjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudian keluar dan mengikuti aliran darahmenuju ke organ limfoid sekunder. Sel stem hematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah menjadi prolimfosit T dan selanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya menuju timus.

3. Lien

Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval. Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali.Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat.a. Letak LienRegio hipochondrium sinistra intra peritoneal.Pada proyeksi costae 9, 10, dan 11.Setinggi vertebrae thoracalis 11-12.b. Ukuran LienSebesar kepalan tangan masing-masing individu.c. Fiksasi 1. Fiksasi lien ke renal melalui ligamentum renolienalis.2. Fiksasi lien ke gaster melalui ligamentum gastrolienalis.3. Fiksasi lien ke colon melalui ligamentum colic d. Aliran darah Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.e. Batas anatomis : Anterior = Gaster, cauda pankreas, fleksura colli sinistra, renalis sinistraPosterior = Diaphragma, pleura dan pulmo sinistra, costae 9-12Lien dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebut kapsula lienalis dan lien memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah didalam lien, juga serat kolagen dan elastis.4. Thymus

Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 buah lobus, mempunyai bagian cortex dan medulla, berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan. Thymus mempunyai 2 batasan, yaitu :a. Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IVb. Batasan atas : Regio colli inferior (trachea)

a. Letak TimusTerdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum.Dasar timus bersandar pada perikardium, ventral dari arteri pulmonalis, aorta, dan trakea.Batas anterior yaitu manubrium sterni, dan rawan costae IV.Batas Atas yaitu regio colli inferior (trachea).b. Perdarahan TimusBerasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan mammaria interna. Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena mammaria interna.

5. Tonsil

Tonsil terletak dalam satu lekukkan yang dikenal sengan Fossa Tonsilaris yamh dibatasi 2 otot yang melengkung berbentuk arcus Palatoglosus dan arcus Palatopharyngeus.Dasar fossa tonsilaris dinamakan dengan istilah Tonsila bed dan tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limf yang dikenal dengan Ring of Waldeyer hal ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang. Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :

a. Tonsila palatine1. Terletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan sinistra2. Terletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa tonsilaris, dasar dari lekukan itu adal tonsil bed3. Tonsil membuka ke cavum oris terdiri dari 12-15 crypta tonsilaris4. Ditutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk capsula5. Persyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus (N V2)6. Pendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillaris externa (facialis) dan arteria tonsilaris vabang a.pharyngica ascendens lingualisb. Tonsila inguialis1. Terletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya papilla sehingga terlihat permukaan berbenjol-benjol (folikel).2. Pendarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang arteria lingualis), arteria carotis eksternac. Tonsila pharyngealis1. Terdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung belakang2. Bila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas karena dapat menyumbat pintu nares posterior (choanae), terletak di daerah nasopharynx, tepatnya diatas torus tobarius dan OPTAPerdarahan tonsil yaitu aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan cabang dari arteri maxillaris externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens lingualis.4.2 Memahami dan Mempelajari Mikro Anatomi Organ Limfoid1. LimfonodusA. Korteks a. Korteks luar : - susunan limfosit membentuk nodulus limfatikus. Terlihat terang, ada limfosit besar dan mikrofag : germinal center. Germinal center adalah terjadi diferensiasi limfosit B menjadi sel plasma.b. Korteks dalam : - limfosit difus, dan didominasi oleh limfosit T.B. MedulaTerdapat korda medularis (sel B dan sel plasma) yang menjadi dinding dari sinus-sinus medularis(limfe, makrofag).

2. LienLien berwarna merah tua karena banyak mengandung darah. Tampak bintik2 putih dlm parenkim nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa alba) Pulpa alba terdapat dalam jaringan merah tua yangg penuh dengan darah pulpa merah/pulpa rubra.

Pulpa rubra terdapat bangunan memanjang yaitu Korda limpa (korda billroth) yang terdapat diantara sinusoid

3. Thymusa. Cortex : zona merah yang gelap dan terdapat banyak limfosit T.b. Medula : zona pusat yang terang, dan terdapat badan hassal.

4. Tonsila. Tonsil lingualis Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terdapat di 1/3 bagian posterior lidah. Limfonodulus umumnya mempunyai germinal center yang umumnya terisi limfosit dan sel plasma. Lebih kecil dan banyak dan masing mempunyai kriptus.

b. Tonsil palatina Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terletak di dinding lateral faring. Bagian melipat jauh masuk kedalam disebut kriptus Terdapat germinal center

c. Tonsila faringea atau adenoid Epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet. Terletak dipermukaan medial dari dinding dorsal nasofaring4.3 FisiologiLO 5. Memahami dan Menjelaskan tentang Vaksin dan Imunisasi5.1 DefinisiVaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnyaImunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:

a. Imunisasi aktifMerupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merespon. b. Imunisasi pasifMerupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.5.2 SediaanMacam-macam imunisasi a. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) 1) Pengertian Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier.2) Cara pemberian dan dosisa) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan mengggunakan alat suntik steril Auto Distruct Scheering (ADS) 5 ml.b) Dosisi pemberian: 0,05 ml. c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus). Dengan menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml. d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam. 3) Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis. 4) Kontra indikasi: a) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti: eksim, furunkulosis dan sebagainya.b) Mereka yang sedang menderita TBC.5) Efek samping Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti deman. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya. b. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) 1) PengertianVaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi. Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran nafas bagian atas. Penularannya bisa karena kontak langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak langsung karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri. 5 Penderita akan mengalami beberapa gejala seperti demam lebih kurang 38C, mual, muntah, sakit waktu menelan dan terdapat pseudomembran putih keabu-abuan di faring, laring, atau tonsil. Pertusis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk yang hebat dan lama. Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi beruntun dan akhir batuk menarik nafas panjang, biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut juga dengan batuk seratus hari. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan disebabkan karena pemotongan tali pusat tanpa alat yang steril atau dengan cara tradisional dimana alat pemotong dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka terkontaminasi spora tetanus. Kuman ini paling banyak terdapat di usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di tanah.Upaya Departemen Kesehatan melaksanakan Program Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi DPT, DT atau TT dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan sebagai berikut: a) Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun. Dengan 3 dosis toksoid tetanus pada bayi dihitung setara dengan 2 dosis pada anak yang lebih besar atau dewasa. b) Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4)Memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun. Dengan 4 dosis toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara dengan 3 dosis pada dewasa.

2) Cara pemberian dan dosis: a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.b) Disuntik secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan). Cara memberikan vaksin ini, sebagai barikut: 1. Letakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh kaki terlentang2. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi 3. Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk 4. Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat5. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk kedalam otot 3) Indikasi Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. 4) Kontra indikasi Gejala- gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada syaraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak-anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT. 5) Efek samping Gejal-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasic. Vaksin Hepatitis B 1) PengertianVaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat in infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorph) menggunakan teknologi DNA rekombinan.2) Cara pemberian dan dosis: a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. b) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian suntikan secara intramuskuler sebaiknya pada anterolateral paha. c) Pemberian sebanyak 3 dosis. d) Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan). 3) Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan virus hepatitis B.

4) Kontra indikasi Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin- vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat disertai kejang. 5) Efek samping Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. d. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine) 1) PengertianVaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari suspense virus poliomyelitis tipe 1,2,3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dibiakkan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa. 2) Cara pemberian dan dosis: a) Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis ada 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (disis) pemberian dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. b) Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. 3) Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis. 4) Kontra indikasi Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. 5) Efek sampingPada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi. e. Vaksin Campak 1) PengertianVaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit virus strain dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erithromycin.2) Cara pemberian dan dosis: a) Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutlan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. b) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catchup campaign campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.

3) Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. 4) Kontra indikasiIndividu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma. 5) Efek samping Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasiSumber http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-wahyuhiday-6038-2-babii.pdf 29-4-15 pk. 17.45LO 6. Memahami dan Mempelajari Hukum Vaksin yang berbahan Dasar HaramBeberapa prinsip dalam pemberian vaksin yg halalan thoyiban : Memberikan asupan nutrisi yg memaksimalkan pembangunan dan memelihara sistem imun tubuh. Memberikan asupan nutrisi yg meminimalkan dan menghilangkan zat yg bersifat menurunkan kerja sistem imun Menjauhkan dan menghentika asupan nutrisi yg bersifat menurunkan kerja sistem imun Tidak menurunkan vaksinasi yg mengandung toksin Tidak memberikan vaksinasi yg mengandung bahan yg haram secara syariah

Imunisasi dan vaksin mubah, silahkan jika ingin melakukan imunisasi jika sesuai dengan keyakinan. Silahkan juga jika menolak imunisasi sesuai dengan keyakinan dan hal ini tidak berdosa secara syariat.Silahkan sesuai keyakinan masing-masing. Yang terpenting kita jangan berpecah-belah hanya karena permasalahan ini dan saling menyalahkan.Majelis Ulama Eropa untuk Fatwa dan Penelitian telah memberikan jawaban untuk masalah vaksin yang digunakan dalam vaksinasi anak terhadap polio. Dalam masalah tersebut, Majelis Ulama Eropa memutuskan dua hal: Pertama:Penggunaan obat semacam itu ada manfaatnya dari segi medis. Obat semacam itu dapat melindungi anak dan mencegah mereka dari kelumpuhan dengan izin Allah. Dan obat semacam ini (dari enzim babi) belum ada gantinya hingga saat ini. Dengan menimbang hal ini, maka penggunaan obat semacam itu dalam rangka berobat dan pencegahan dibolehkan. Hal ini dengan alasan karena mencegah bahaya (penyakit) yang lebih parah jika tidak mengkonsumsinya. Dalam bab fikih, masalah ini ada sisi kelonggaran yaitu tidak mengapa menggunakan yang najis (jika memang cairan tersebut dinilai najis). Namun sebenarnya cairan najis tersebut telah mengalami istihlak (melebur) karena bercampur dengan zat suci yang berjumlah banyak. Begitu pula masalah ini masuk dalam hal darurat dan begitu primer yang dibutuhkan untuk menghilangkan bahaya. Dan di antara tujuan syariat adalah menggapai maslahat dan manfaat serta menghilangkan mafsadat dan bahaya.

Kedua:Majelis merekomendasikan pada para imam dan pejabat yang berwenang hendaklah posisi mereka tidak bersikap keras dalam perkara ijtihadiyah ini yang nampak ada maslahat bagi anak-anak kaum muslimin selama tidak bertentangan dengan dalil yang definitif (qothi).

Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa ( daging hewan) yang (ketka disembelih) disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan kepadamu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.Dan sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginnanya tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmulebih mengetahui orang-orang yang melapaui batas (QS. Al- Anam [6]:119)

Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Anam [6]: 145)

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-baqarah[2]:173)

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.An-Nahl[16]:115)