Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI KETERAMPILAN KERJA DAN
KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA
Oleh:
Rifqi Dista Mardean
Sumedi P. Nugraha
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI KETERAMPILAN KERJA DAN
KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA
Telah Disetujui Pada Tanggal
________________________
Dosen Pembimbing Utama
Drs. Sumedi P. Nugraha, Ph.D., Psikolog
SELF-EFFICACY AND WORK-READINESS SKILLS
IN UNIVERSITY STUDENTS
Rifqi D. Mardean
Sumedi P. Nugraha
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how the relationship between self-efficacy and
work-readiness skills in the student Program Study of Psychology, Faculty of Social
Sciences, Psychology and Culture, Islamic University of Indonesia. This study uses
two scale, i.e. (a) Work Readiness Scale (54 item) made by (Caballerp, Walker, and
Fuller-Tyszkiewicz, 2011) with α = 0.943 and (b) Self Efficacy Scale ( 15 item)
developed by Sherer (Imam, 2007) with α = 0.880. the result show that theres is a
positive relationship betweet self-efficacy and work-readiness skills in the Student
Program Study of Psychology, Faculty of Social Sciences, Psychology, and Culture,
Islamic University of Indonesia (r = 0,635, (p<0,01)). The higher score self-efficacy
then higher too score work-readiness skills. So, this research hypothesis is accepted.
Keywords: Work-Readiness, Self-Efficacy, a student of Psychology Courses.
LATAR BELAKANG
Kesiapan untuk bekerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu kesiapan mental dan
kesiapan psikomotor. Kesiapan mental meliputi kegiatan-kegiatan yang formal
misalkan sekolah dan bimbingan belajar sedangkan kesiapan psikomotor lebih
mengarah pada keterampilan yang dimiliki setiap individu. Kesiapan mental maupun
psikomotor untuk bekerja merupakan hal yang wajib dimiliki oleh mahasiswa.
Kesiapan ini diperlukan karena saat ini dalam mencari sebuah pekerjaan pesaing dari
mahasiswa-mahasiswa bukan berasal dari Indonesia saja melainkan berasal dari negara
lain terutama ASEAN. Penyebabnya adalah sudah dimulainya MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) sehingga mahasiswa-mahasiswa yang sudah lulus dari berbagai
Universitas di wilayah ASEAN memungkinkan untuk bekerja di seluruh negara
ASEAN.
Aria (2016) mengatakan bahwa pada tanggal 4 Januari 2016 Indonesia sudah
memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean. Seluruh barang maupun jasa dari semua
negara anggota ASEAN akan bebas untuk masuk ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya,
barang dan jasa yang akan diekspor Indonesia ke negara tersebut juga bebas.
Rencananya kawasan perdagangan bebas ini akan diperluas ke Cina, Jepang, dan Korea
Selatan. Barang dan jasa akan menjadi mudah untuk masuk ke Indonesia, dengan
begitu tenga kerja dari ASEAN juga akan mudah masuk dan bekerja di Indonesia. Oleh
karena itu kesiapan untuk bekerja sendiri harus dibentuk di dalam diri oleh mahasiswa-
mahasiswa melalui keterampilan yang ada didalam diri (https://m.tempo.co).
Keterampilan yang dimiliki harus mencakup atau memenuhi dalam standar yang
ada di dalam negara ASEAN yang menjadi tujuan untuk bekerja. Keterampilan tersebut
harus melebihi keterampilan yang ada pada mahasiswa-mahasiswa yang ada negara-
negara ASEAN di luar Indonesia. Misalnya ada seorang mahasiswa Indonesia akan
mencoba bekerja di Malaysia. Keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan
khusus atau keterampilan yang menjadi ciri khas dari mahasiswa itu sendiri dan harus
melebihi dari keterampilan mahasiswa-mahasiswa yang ada di Malaysia. Dengan
demikian, keterampilan atau kemampuan yang harus dimiliki guna menunjang
kesiapan kerja seseorang menjadi penting.
Menurut Muyasaroh, Ngadiman, dan Hamidi (2013) kesiapan kerja adalah
keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman
serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau
kegiatan. Keseluruhan kondisi ini idealnya sudah dimiliki mahasiswa yang telah lulus
karena setelah lulus mahasiswa harus sudah siap untuk bekerja, bersaing mencari
pekerjaan, dan memperlihatkan kemampuan atau keterampilan dalam suatu pekerjaan
tertentu melihat data dari Badan Pusat Statistik (2015) menunjukkan sebesar 44,27 %
penduduk yang bekerja masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan Sekolah
Dasar (SD) ke bawah, sebesar 8,33 % penduduk yang bekerja memiliki tingkat
pendidikan Sarjana dan di atas Sarjana dan sebesarr 47,40% pekerja di Indonesia
adalah tamatan SMP dan SMA. Data tersebut menggambarkan bahwa mayoritas
pekerja di Indonesia di dominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedikitnya sarjana yang menjadi pekerja di Indonesia
dapat berasal dari berbagai macam faktor misalnya seperti kurangnya kompetensi dan
kemampuan yang dimiliki para sarjana tersebut. Seperti yang dilansir di halaman
okezone.com (2015) 600 ribu pengangguran terbuka di Indonesia adalah para lulusan
sarjana maupun diploma dari perguruan tinggi. Kurangnya kompetensi dan
kemampuan soft skill yang dimiliki para lulusan sarjana ini berdampak pada tidak
teralokasikannya lapangan kerja secara baik. Dengan demikian, masih kurangnya
kesiapan untuk bekerja di dalam diri para mahasiswa atau mahasiswa yang telah lulus
dan perlunya mengembangkan keterampilan yang ada di dalam diri mahasiswa
tersebut. Berdasarkan uraian di atas, fokus skripsi ini adalah untuk melihat seberapa
siapkah mahasiswa untuk bekerja dan bersaing dalam mencari pekerjaan dengan para
pencari kerja dari berbagai negara di ASEAN.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, kesiapan kerja berkorelasi dengan
sejumlah variabel. Misalnya penelitian Wye, Lim, dan Lee (2012) meneliti tentang
faktor yang dapat menentukan kesiapan kerja dengan total subjek 300 mahasiswa dan
20 pekerja di dua universitas yaitu universitas negeri dan universitas swasta di
Malaysia yang menghasilkan mahasiswa-mahasiswa di universitas negeri di Malaysia
memiliki kesiapan kerja lebih baik daripada mahasiswa di universitas swasta di
Malaysia. Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Raftopoulos, Coetzee, dan
Visser (2009) yang meneliti tentang kemampuan yang penting dalam kesiapan kerja
dengan subjek sebanyak 92000 pekerja di Fasset Sector Training and Authoritites,
Republic South Africa. Hasil penelitian tersebut adalah komunikasi lisan atau tertulis,
disiplin diri, manajemen waktu, kemampuan interpersonal dan kerjasama tim,
keterampilan dalam pemecahan maslah dan etika kerja yang positif adalah kemampuan
penting dalam kesiapan kerja. Dapat disimpulkan variabel yang dapat mempengaruhi
kesiapan kerja seseorang adalah komunikasi lisan, disiplin diri, manajemen waktu,
kemampuan interpersonal, dan kerja sama. Selain itu, faktor universitas negeri atau
swasta juga dapat mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa tersebut.
Penelitian tentang membangun kesiapan kerja dengan menggabungkan
kemampuan kognitif dan afektif oleh Bandaranike dan Willison (2015) yang meneliti
pada 138 siswa dan 111 pekerja di School of Earth and Enviromental Sciences, James
Cook University, Townsville menunjukan bahwa keseluruhan siswa memiliki
pemahaman yang terbatas mengenai kemampuan afektif padahal di dalam dunia kerja
atasan meminta lebih banyak kemampuan afektif. Selanjutnya penelitian O’Brien,
Moore, Hartley, dan Dawson (2013) tentang persepsi terhadap kesiapan kerja pada 171
Mahasiswa tingkat akhir jurusan paramedis di Universitas Victoria, Melbourne,
Australia menunjukan bahwa ada sebanyak 14% mahasiswa siap ditempatkan sebagai
tenaga kerja. Selain menemukan faktor, mencari tahu tentang persepsi kesiapan kerja
ada juga penelitian tentang pengembangan skala kesiapan kerja.
Penelitian yang ada di dalam negeri rata-rata adalah mencari hubungan atau
korelasi antara variabel tertentu dengan kesiapan kerja. Sirsa, Dantes, dan Sunu (2014)
meneliti tentang hubungan antara ekspektasi kerja, motivasi kerja, dan pengalaman
kerja praktek terhadap kesiapan kerja pada 56 orang siswa kelas XII di SMK N 2
Seririt. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat kontribusi yang signifikan
ekspektasi karier, motivasi kerja, dan pengalaman kerja praktek terhadap kesiapan
kerja. Harja dan Ali (2013) meneliti tentang pengaruh kompetensi kerja dan motivasi
kerja terhadap kesiapan kerja pada 88 orang siswa kelas XII jurusan Teksin Instalasi
Tenaga Listrik di SMK N 2 Yogyakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada
pengaruh positif kompetensi siswa terhadap kesiapan kerja, ada pengaruh positif
motivasi kerja terhadap kesiapan kerja, dan ada pengaruh positif kompetensi kerja dan
motivasi kerja terhadap kesiapan kerja. Selanjutnya ada penelitian Saputro dan Suseno
(2009) meneliti tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan employability pada
mahasiswa dengan subjek 60 mahasiswa terdiri dari 18 mahasiswa laki-laki dan 42
mahasiswa perempuan di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas
Isalm Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan adalah ada hubungan positif antara
kepercayaan diri dengan employabilitiy.
Penelitian lain yang dilakukan Wijayanti dan Zulaifah (2008) yang meneliti
tentang hubungan antara efikasi core skills dengan kesiapan kerja pada mahasiswa
semester akhir dengan subjek sebanyak 100 di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan efikasi core skills memberikan
pengaruh yang signifikan pada kesiapan kerja mahasiswa semester akhir. Ayuningtyas
(2015) meneliti tentang hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada
mahasiswa semester akhir dengan subjek sebanyak 100 mahasiswa di Universitas
Sanata Dharma. Hasil penelitian yang dilakukan adalah terdapat hubungan yang positif
antara kemandirian dengan kesiapan kerja.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kesiapan kerja memiliki hubungan dengan berbagai macam variabel (efikasi core skills,
kompetensi kerja, motivasi kerja, ekspektasi kerja, dan pengalaman kerja praktik).
Meskipun begitu, terdapat beberapa kekurangan yang dimiliki dari penelitian-
penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan di luar negeri rata-rata mencari faktor
dan menemukan suatu gagasan ide yang baru sedangkan penelitian yang dilakukan di
dalam negeri banyak mencari tahu hubungan sebab-akibat dengan variabel lain
misalnya seperti kompetensi kerja, efikasi diri, motivasi kerja, ekspektasi karier,
kemandirian dan kepercayaan diri sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk variabel
bebas penelitian. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
peneliti ingin melihat hubungan antara efikasi diri dan kesiapan kerja pada mahasiswa.
Alasan peneliti melakukan penelitian ini untuk melihat hubungan antara efikasi diri
keterampilan kerja dan kesiapan kerja pada mahasiswa.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efikasi diri. Efikasi diri sendiri
memiliki arti keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga
efikasi diri memiliki kepentingan dalam diri manusia mengenai perasaan, motivasi, dan
menjadi dasar dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan secara benar. Tidak
akan adanya keragu-raguan yang muncul dalam diri seseorang.
Efikasi diri dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam mempersiapkan
diri untuk dunia kerjanya. Jika seseorang tidak memiliki atau tidak memahami efikasi
dalam dirinya maka ketika individu tersebut terjun langsung ke dunia kerjanya akan
merasa minder dengan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Individu tersebut tidak
dapat menunjukan kemampuan terbaik yang dimilikinya, kemampuan tersebut akan
terhambat sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak akan baik bahkan bisa saja buruk.
Selain itu, tidak yakinnya individu terhadap kemampuannya memiliki dampak
yang besar untuk individu itu sendiri. Perasaan lemas, tidak berdaya, motivasi yang
rendah, dan tidak ada yang menjadi dasar pada dirinya dalam melakukan tindakan yang
benar sehingga individu tersebut akan merasa dirinya tidak berharga dan akhrinya tidak
memiliki tujuan hidup.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara efikasi diri
keterampilan kerja dan kesiapan kerja pada mahasiswa. Semakin tinggi efikasi diri
keterampilan kerja mahasiswa maka semakin tinggi pula kesiapan kerjanya.
METODE PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi
dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia angkatan 2014 dan 2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala. Skala ini terdiri dari skala efikasi
diri dan kesiapan kerja. Skala efikasi diri dikembangkan oleh Shere (Imam, 2007)
sedangkan Skala kesiapan kerja dikembangka oleh Caballero, Walker, dan Fuller-
Tyszkiewicz (2011). Metode analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik
dengan menggunakan korelasi product moment Pearson.
HASIL PENELITIAN
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan analisis korelasi product moment Pearson untuk
menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan uji asumsi yang meliputi uji
normalitas dan uji liniearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat sebaran data terdistribusi
secara normal atau tidak. Norma yang digunakan dalam uji ini adalah
p>0,05 maka sebaran dikatakan normal dan jika p < 0,05 sebaran dikatakan
tidak normal.
Hasil uji normalitas menunjukan bahwa skala kesiapan kerja
memiliki nilai p = 200 (p > 0,05) dan skala efikasi diri p = 0,200 (p > 0,05).
Dengan demikian, data kedua skala tersebar secara normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas memiliki tujuan untuk melihat apakah kedua variable
memiliki hubungan yang lurus. Norma yang digunakan dalam uji linearitas
adalah p < 0,01 dengan begitu kedua variabel dikatakan linear jika p > 0,01
kedua variabel dikatakan tidak linier.
Hasil uji linearitas menunjukan bahwa kedua variabel merupakan
satu garis lurus atau berhubungan. Hal ini dikarenakan bahwa data
menunjukan nilai F=64,032 dengan Sig. 0,00 (p < 0,01). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hubungan antara kesiapan kerja dan efikasi diri
bersifat linier.
2. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data dari sampel sudah
cukup kuat untuk menggambarkan populasinya atau apakah dapat
digeneralisasikan ke populasi dari hasil yang didapat dari sample. Uji hipotesis
adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan analisis data. Teknik
yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah menggunakan parametric test
product moment pearson.
Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan positif antara efikasi diri
dengan kesiapan kerja (r = 0,635 (p<0,01)) dengan demikian hipotesis yang
diajukan dapat diterima.
Analisi koefisien determinasi pada korealasi antara efikasi diri
keterampilan kerja dan kesiapan kerja menunjukan angka sebesar 0,426 yang
berarti efikasi diri keterampilan kerja memberikan sumbangan sebesar 42,6%
terhadap kesiapan kerja.
PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
efikasi diri dengan kesiapan kerja pada Mahasiswa Psikologi, Universitas Islam
Indonesia. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini memperoleh
bukti bahwa efikasi diri memiliki hubungan positif dengan kesiapan kerja pada
mahasiswa jurusan Psikologi (r = 0,635 p = 0,000 (p < 0,01)). Hasil tersebut memiliki
arti bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi pula kesiapan kerja yang
dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Sebaliknya, jika semakin rendah efikasi diri maka
semakin rendah pula kesiapan kerja mahasiswa tersebut. Oleh karena itu, hipotesis
yang diajukan peneliti diterima.
Rendahnya efikasi diri dan kesiapan kerja ini dapat berasal dari berbagai macam
hal, Menurut Utami dan Hudaniah (2013) rendahnya efikasi diri dan kesiapan kerja
memiliki arti kurangnya sesorang dalam memiliki keterampilan dan pengetahuan
dalam bekerja, kurangnya harapan untuk bekerja, kurangnya pengembangan potensi
dan perasaan optimis dalam pekerjaan yang akan dilakukan. Ketika diberikan sebuah
pekerjaan, seseorang yang memiliki efikasi diri yang rendah tidak akan mampu
memberikan pekerjaan yang terbaik. Ia akan mengerjakan semampunya saja tidak
menggunakan kemampuan maksimal yang ada di dalam dirinya.
Diterimanya hipotesis penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wijayanti dan Zulaifah (2008) yang meneliti tentang efikasi core skills dengan
kesiapan kerja yang menghasilkan bahwa efikasi core skills memeiliki sumbangan
efektif sebesar 54,8% terhadap kesiapann kerja. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Utami dan Hunaidah (2013) menunjukan bahwa efikasi diri memberikan sumbangan
efektif sebesar 45,6% terhadap kesiapan kerja.
Utami dan Hunaidah (2013) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki efikasi
diri yang tinggi akan memiliki kepercayaan yang tinggi dalam menghadapi berbagai
macam situasi yang ada. Efikasi diri mendorong seseorang unutk semakin yakin
mengenai kemampuan yang dimiliknya dalam menjalankan tugas atau pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai hasil tertentu hal ini ditandai dengan munculnya kesiapan
untuk bekerja. Pengalaman berperan dalam memunculkan kesiapan untuk bekerja.
Bertemu dengan banyak orang juga bisa menimbulkan perasaan efikasi diri. Ketika
seseorang mendapatkan apresiasi atas hasil yang dicapainya maka secara otomatis
dapat meningkatkan efikasi yang muncul dalam diri sesorang tersebut. Pentingnya
apresiasi atas apa yang dilakukan orang lain sehingga orang tersebut akan semakin
berkembang dan menekuni apa yang dilakukannya.
Penelitian ini menghasilkan perhitungan koefisien deteriminan (r2) sebesar 0,426
yang berarti bahwa efikasi diri memiliki sumbangan efekti terhadap kesiapan kerja
yaitu sebesar 42,6%. Tingkat efikasi diri yang tinggi dapat mendorong mahasiswa
untuk siap dalam menghadapi dunia kerja. Sedangkan sisanya sebsar 57,4%
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor misalnya seperti kompetensi kerja dan
motivasi kerja (Harja dan Ali, 2013), kepercayaan diri (Saputro dan Suseno, 2009),
kemandirian (Ayuningtyas, 2015), ekspektasi kerja, motivasi kerja, pengalaman
praktek kerja (Sirsa, Dantes, dan Sunu, 2014), komunikasi lisan, disiplin diri,
manajemen waktu, kemampuan interpersonal, dan kerja sama (Raftopoulos, Coetzee
& Visser, 2009).
Kelemahan dalam penelitian adalah teknis dalam melakukan penelitian misalnya
seperti: (a) waktu pengambilan data. Ketika melakukan pengambilan data peneliti
merasa hanya memiliki waktu yang sebentar. Hal ini dikarenakan sudah akan
berakhirnya hari aktif kuliah di semester tersebut. Peneliti melakukan pengambilan
data ketika hari pengganti kuliah. (b) Ketelitian dalam identitas responden. Peneliti
sering tidak teliti dalam melakukan pengecekan identitas responden. Alhasil ada
beberapa identitas responden yang tidak diisi, dan (c) Kelengkapan jawaban yang
diberikan responden. Ketidak telitian yang dilakukan oleh peneliti terjadi juga dalam
pengecekan jawaban setelah kuesioner diberikan. Terdapat beberapa kuesioner yang
tidak terjawab secara lengkap oleh responden.
KESIMPULAN
Penelitian ini menghasilkan bahwa ada hubungan positif antara variabel efikasi
diri dan kesiapan kerja pada Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya, Universitas Islam Indonesia. Kesiapan kerja mahasiswa tersebut memiliki
tingkat yang sedang sehingga mahasiswa siap untuk bekerja dan tidak siap untuk
bekerja. Pengalaman yang kurang bisa saja menjadi salah satu alasan kenapa tidak siap
untuk bekerja. Sedangkan responden yang siap untuk bekerja mungkin memiliki
pengalaman dalam bekerja atau berorganiasasi.
Selain itu, efikasi diri mahasiswa tersebut rata-rata juga berada di tingkat sedang.
Mahasiswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki, namun di sisi lain mahasiwa
tersebut juga tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki. Perlunya apresiasi guna
meningkatkan efikasi diri mahasiswa tersebut. Dengan demikian ada kemudahan
menimbulkan pribadi siap untuk bekerja jika mahasiswa yakin atas kemampuan yang
dimilikinya. Efikasi diri sendiri menjadi salah satu faktor yang menentukan kesiapan
kerja yaitu termasuk dalam kemampuan dan minat. Keyakinan atas kemampuan dan
minat dalam diri dapat meningkatkan kesiapan kerja yang dimiliki dalam diri
seseorang.
SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden penelitian memiliki
kesiapan kerja dan efikasi diri yang sedang. Diharapkan responden untuk
meningkatkan kesiapan kerja dan efikasi diri supaya responden selalu siap dan
dapat bekerja secara maksimal.
2. Bagi Universitas
Universitas dapat besar karena mahasiswanya, perlunya universitas
memperhatikan kesiapan kerja mahasiswa-mahasiswanya agar mampu bersaing
dalam pencarian dunia kerja. Pengembangan diri dan soft skill memiliki peran
penting dalam diri mahasiswa kedepannya ketika bersaing dalam dunia kerja.
Universitas sebaiknya menambah pelatihan-pelatihan yang bermanfaat terutama
seperti pengembangan diri dan soft skill supaya mahasiswa benar-benar siap
dilepas ketika sudah menjadi diploma, sarjana, maupun pascasarjana.
3. Bagi Penelitian yang akan datang
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya benar-benar memanfaatkan waktu
yang ada untuk pengambilan data. Perkirakan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk pengambilan data. Selain itu, diharapkan lebih teliti dalam
pengambilan data, identitas responden dan kelengkapan jawaban harus lebih
diperhatikan ketika pengambilan data supaya tidak banyak aitem yang
terlewatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Y. N. (2015). Hubungan antara Orientasi Masa Depan dan Daya Juang
Terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. eJournal, 3(1) 369-381
Aria, P. (2016). MEA Mulai Berlaku Hari Ini, Apa Saja Produk Andalan Indonesia?.
Diunduh dari https:// m.tempo.co /read/news /2016/01 /04 /092732756/mea-
mulai-berlaku-hari-ini-apa-saja-produk-andalan-indonesia
Ayuningtyas, T. D. (2015). Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kesiapan Kerja
Pada Mahasiswa Semester Akhir. Skripsi. Diunduh dari
https://repository.usd.ac.id/858/ pada tanggal 31 Maret 2016. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar
Badan Pusat Statistik. (2015). Tingkat Pengagguran Terbuka Sebesar 6,81 Persen.
Diunduh dari http://bps.go.id/brs/view/1196 pada tanggal 17 Maret 2016
Bandaranaike, S. & Willison, J. (2015). Building Capacity For Work Readiness:
Bridging The Cognitive And Affective Domains. Asia-Pacific Journal of
Coperative Education, Special Issue, 16(3), 223-233
Bandura, A. (1997). Self Efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman
Caballero, C. L. & Walker, A. (2010). Work Readiness in Gradutae Recruitment and
Selection: A Review of Current Assessment Methods. Journal of Learning for
Graduate Employability, 1(1), 13-25
Caballero, C. L., Walker, A., & Fuller-Tyszkiewicz, M. (2011). The Work Readines
Scale: Developing A Measure To Assess Work Readiness In College Graduates.
Journal of Teaching and Learning Graduate Employability, 2(2), 41-54
Chaplin, J. P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Depok: Rajagrafindo Persada
Fitriana, S., Ihsan, H., & Annas, S. (2015). Pengaruh Efikasi Diri, Aktivitas,
Kemadirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar
Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP. Journal of EST, 1(2), 86-101
Ghufron & Risnawita, R. S. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Hamalik, O. (2013). Proese Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Harja, I. R. & Ali, M. (2013). Pengaruh Kompetensi Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XII Program Studi Teknik Instalasi Tenaga
Listrik SMK N 2 Yogyakarta. Jurnal Skripsi. Diunduh dari
http://eprints.uny.ac.id/29643/1/Iwan%20Riya%20Harja%2011501247007).pdf
pada tanggal 13 maret 2016. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Hasibuan, M. S. P. (2005). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara
Imam, S.S. 2007. Sherer Et All General Self Efficacy Scale: Dimensionality, Internal
Consistency, and Temporal Stability. Proceeding of the Redesigning Pedagogy:
Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore, 1-13
Kartono, K. (1985). Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali
Muyasaroh, H. B., Ngadiman, & Hamidi, N. (2013). Pengaruh Pengalaman Praktik
Kerja Industri dan Locus of Control Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
SMK Negeri 1 Surakarta. Jupe UNS, 1(1), 1-11
O’Brien, K., Moore, A., Hartley, P., & Dawson, D. (2013). Lesson About Work
Readiness From Final Year Paramedic Student in an Australian University.
Australian Journal of Paramedicine, 10(4) 1-11
Raftopoulos, M., Coetzee, S., & Visser, D. (2009). Work-Readiness Skills in The
Fasset Sector. SA Journal of Human Resource Management, 7(1) 1-8
Salim, P. & Salim, Y. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Tanpa Penerbit
Saputro D. N. & Suseno, M. N. (2009). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan
Employability Pada Mahasiswa. Psikohumanika, 2(1), 13-21
Sirsa, I. M., Dantes, N., & Sunu, I. G. K. A. (2014). Kontribusi Ekspektasi Karier,
Motivasi Kerja, dan Pengalaman Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa
Kelas XII SMK Negeri 2 Seririt. eJournal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan, 5
Susantoputri, Maria, K, Gunawan, W. (2014). Hubungan Antara Efikasi Diri Karier
Dengan Kematangan Karier Pada Remaja Di Daerah Kota Tangerang. Jurnal
Psikologi, 10(1), 67-73
Sujono. (2014). Hubungan antara Efikasi Diri (Self Efficacy) dengan Problem Focus
Coping dalam Proses Penyusunan Skripsi pada Mahasiswa FMIPA UNMUL.
eJournal Psikologi, 2(3), 238-246
Utami, Y. G. & Hudaniah. (2013). Self Efficacy Dengan Kesiapan Kerja Siswa Sekolah
Mengengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 40-52
Wijayanti, R. T. & Zulaifah, E. (2008). Hubungan Antara Efikasi Core Skill Dengan
Kesipan Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir. Naskah Publikasi. Diunduh
pada tanggal 13 Maret 2016. Universtias Islam Indonesia, Yogyakarta
Wye, C., Lim, Y., & Lee, T. (2012). Perceived Job Readiness of Business Student at
the Institute of Higher Learning In Malaisya. International journal of Advances
in Management and Economic, 1(6), 149-156
Universitas St. Andrew. 2005. Employability Strategy 2005 – 2011. April 2005.
http://www.st‐andrews.ac.uk/media/Employability%20Strategy%202005‐2011.pdf. Di akses pada tanggal 14 April 2016.