12
1. Definisi Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan masa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostatis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang,mengakibatkan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang menjadi mudah praktur dengan stress yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.(Brunner & Suddarth) . Fraktur vertebra adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Etiologi Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang a. Determinan Massa Tulang Faktor genetik Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat/berat dari pacia bangsa Kaukasia. Jadi seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap fraktur karena osteoporosis. Faktor mekanis

Osteoporosis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

osteoporosis

Citation preview

1. DefinisiOsteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan masa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostatis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang,mengakibatkan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang menjadi mudah praktur dengan stress yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.(Brunner & Suddarth) .Fraktur vertebra adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya.EtiologiFaktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang a. Determinan Massa Tulang Faktor genetikPerbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat/berat dari pacia bangsa Kaukasia. Jadi seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap fraktur karena osteoporosis.

Faktor mekanis Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor genetk. Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Dengan perkataan lain dapat disebutkan bahwa ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya atrofi baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun demikian belum diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang di sampihg faktor genetik

Faktor makanan dan hormonPada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan yang berlebih (misainya kalsium) di atas kebutuhan maksimal selama masa pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan kemampuan genetiknya.

Faktor resikoa. faktor resiko yang tidak dapat diiubah Usia,lebih sering terjadi pada lansia Jenis kelamin,tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh factor hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil. Ras,kulit putih memiliki resiko paling tinggi Riwayat keluarga atau keturunan Bentuk tubuh,adanya kerangka tubuh yang lemah dan skoliosis vertebra menyebabkan penyakit ini.

b. Faktor resiko yang dapat diubah Defisiensi vitamin dan gizi ,kandungan garam pada makanan,perokok berat,peminum alcohol dan kopi yang berat. Nikotin dalam rokokdan alkohol yang berlebihan akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ketulang. Oleh karena itu,proses pembentukan tulang oleh osteoblas menjadi melemah. Mengkonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir perhari menyebahkan tubuh selalu ingin berkemih. Keadaan tersebut menyebabkan kalsium banyak terbuang bersama air kencing. Kekuarangan protein dan kalsium pada masa anak-anak dan remaja menyebabkan tidak tercapainya masa tulang yang maksimal pada waktu dewasa. Gaya hidup,aktivitas fisik yang kurang dan imunobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorpsi tulang. Menopause dini, kadar estrogen menurun resorpsi tulang menjadi lebih cepat sehingga akan terjadi penurunan masa tulang yang banyak.

Klasifikasi OsteoporosisDalam terapi hal yang perlu diperhatikan adalah mengenali klasifikasi osteoporosis dari penderita. Osteoporosis dibagi 2 , yaitu :1. Osteoporosis primera. tipe 1,adalah tipe yang timbul pada wanita pasca menopause.b. tipe 2, jadi pada orang usia lanjut baik pria maupun wanita2. Osteoporosis sekunder Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif (misalnya myeloma multiple,hipertyroidisme,hiperparatiroidisme) dan akibat obat-obatan yang toxic untuk tulang (misalnya glukokortikoi3. Osteoporosis idiopatikOsteoporosis idiopatik adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya.3. Patofisiologi 4. Manifestasi klinik a. Nyeri tulang.Sebelum terjadi patah tulang:klien biasanya datang dengan nyeri tulang terutama tulang jungkup dan menopause.Sesudah terjadi patah tulang:klien biasanya datang dengan keluhan tiba-tiba punggung terasa sangat sakit (nyeri punggung akut),sakit pada pangkal paha,atau bengkak pada pergelangan tangan stelah jatuh.b. Deformitas tulang

5. Pemeriksaan diagnostica) Pemeriksaan radiologi radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun yang dapat dilihat pada vertebrae spinalis. Dinding depat corpus vertebral bisanya merupakan lokalisasi yang paling berat. Penipisan cortex dan hilangnya trabeculla transversal merupakankelainan yang sering didapat. Lemahnya corpus vertebrae menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nuklieus pulposus ke dalam ruang intervertebralis dan menyebabkan deformitas mbiconcave.

b) CT scan,dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatip yang memiliki nilai penting dalam diagnostikc) Pemeriksaan laboratorium,-Kadar absorpsi ca menurun-Ekskresi fosfat dan hidrosiprolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.6. Penatalaksanaan a) Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang dalam hidup b) Pada menopause, terapi pergantian hormon dengan estrogen dan progesteron dapat di resepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang c) Obat-obat : kalsitonin,menekan kehilangan tulang (iv dan subcutan) natrium flourida,memperbaiki aktiviytas osteoblastik dan pembentukan tulang natrium etridonat, yang menghalangi resorpsi tulang osteoklastik, sedang dalam penelitian unruk efisiensi penggunaanya sebagai terapi osteoporosis.

7. Asuhan Keperawatan Fraktur Vertebral Spontan yang Berhubungan dengan Osteoporosis 1. Assesmenta. Riwayat kesehatan Anamnese memgang peranan penting pada evaluasi penderita osteoporosis. Kadang-kdang keluhan utama mengarahkan ke Diagnosis, misalnya fraktur kolum femoris pada osteoporosis. Faktor lain yang diperhatikan adalah umur, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfor dan vitamin D, latihan teratur. Obata-obatan yang diminum jangka panjang harus diperhatikan, seperti kortikosteroid, hormon tiroid, alkohol dan merokok juga merupakan faktor resiko terjadinya osteoporosis.Riwayat menopause,Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan karena ada beberapa penyakti tulang metabolik yang bersifat herediter.

b.Pengkajian psikososialGambaran klinik penderita dengan osteoporosis adalah wanita post menopause dengan keluhan nyeri punggung yang merupakan faktor predisposisi adanya multiple fraktur karena trauma. Perawat perlu mengkaji konsep diri penderita terutama body image khususnya kepada penderita kiposis berat.Klien mungkin membatasi interaksi sosial sebab adanya perubahan yang tampak atau keterbatas fisik, ,tidak mampu duduk di kursi danlain-lain. Perubahan seksual bisa terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selam posisi intercoitus. Kaji perasaan cemas dan takut bagi penderita.

c.Pola aktivitas sehari-hariPola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olah raga. Olah raga dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi. Untuk usia lanjut perlu aktivitas yang adequat untuk mempertahankan fungsi tubuh. Aktivitas tubuh memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan muskoloskletal. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan denga nmenurunnya gerak persendian adalah agifity (kemampuan gerak cepat dan lancar menurun), stamina menurun, koordinasi menurun dan dexterity (kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus menurun).

2.Pemeriksaan fisik.a) Sistem pernafasanTerjadi perubahan pernafasan pada kasus kiposis berat, karena penekanan pada fungsional paru.b) Sistem persyarafanNyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya fraktur satu atau lebih fraktur kompresi vertebral.c) Sistem PencernaanPembatasan pergerakan dan deformitas mungkin menyebabkan konstipasi, abdominal distance.d) Sistem musklooskletal Inspeksi dan palpasi pada daerah columna vertebralis, penderita dengan osteoporosis seirng menunjukkan kiposis atau gibbus (dowagers hump) dan penurunan tinggi badan dan berat badan. Adanya perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, nyeri spinal. Diagnosa keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan Fraktur 2. konstipasi berhubungan dengan inmobilitas3. kurang pengetahuan berhubungan dengan osteoporotic

dx. 1 :

Pasien outcomeIntervensiRasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria : Mengalami redanya nyeri saat beristirahat klien dapat tenang dan istirahat yang cukup, menunukan berkurangnya nyeri tekan pada tempat fraktur1. Pantau tingkat nyeri pada punggung, nyeri terlokalisasi pinggang.2. Ajarkan klien tentang alternative lain : kompres hangat,pijat punggung,fleksi lutut

3. Atur posisi dengan berbaribg telentang selama kira-kira 15 menit..

4. Kolaborasi : berikan obat opioid dan nonopioid 1. tulang dalam peningkatan jumlah trabekular,pembatasan gerak spinal.2. Meningkatkan rasa nyaman dan merelaksasi otot

3. kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas sehari-hari.

4. Indikasi obat dapat mengurangi nyeri

dx. 2 : Patient outcomeIntervensi Rasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengosongan usus dapat teratasi dengan kriteria : Bising usus aktif Gerakan usus teratur

1. Pantau asupan pasien dan bising usus 2. Berikan awal tinggi serat, tambahan cairan3. Penggunaan pelunak tinja 1. Pasien dapat mengalami ileus 2. Mningkatkan konsistensi feses3. Mengurangi konstipasi

Dx.3 : Patient outcomeIntervensi Rasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mendapatkan pengetahuan mengenai osteoporosis dengan kriteria : Menyebutkan tingkat hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap massa tulang Mengonsmsi kalsium dengan jumlah yang mencukupi

1. Bina hubungan saling percaya antar klien

2. Tentukan teknik komonikasi dengan klien: seperti memakai bahasa yang mudah dimengerti

3. Observasi pengetauan klien tentang penyakitnya

4. Berikan informasi tentang penyakit yang diderita klien. 1. Hubungan Saling percaya dapat meningkat pehamanan dari penjelasan yang diberikan2. Teknik komonikasi yang benar mempermudah klien memahami penjelasan yang diberikan

3. Mempermudah perawat memberikan penjelasan sesuai kebutuhsn sehinggs mudsh dipshsmi4. Dapat menjadi pengetahuan dasar bagi klien