45
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Oleh : Muhammad al-Fatih II Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung lebih 2 bulan karena infeksi bakteri piogenik dan ditandai oleh perforasi membran timpani dan pengeluaran sekret. Dulu kita kenal sebagai otitis media perforata (OMP). Orang awam biasa menyebutnya congek. Ada 3 tipe perforasi membran timpani berdasarkan letaknya, yaitu : Perforasi sentral (sub total). Letak perforasi di sentral dan pars tensa membran timpani. Seluruh tepi perforasi masih mengandung sisa membran timpani. Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik. Letak perforasi di pars flaksida membran timpani. Sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Konsistensinya bisa encer atau kental. Warnanya bisa kuning atau berupa nanah. Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan kelanjutan dari otitis media supuratif sub akut dan otitis media supuratif akut (OMA). Hal ini disebabkan oleh : Terapi. Terapi lambat diberikan atau terapi tidak adekuat. Kuman. Virulensi kuman tinggi. Pertahanan. Daya tahan tubuh rendah akibat gizi kurang. Higiene. Higienitas yang buruk. Jenis otitis media supuratif kronik (OMSK), yaitu : Otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna / mukosa / aman. Otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna / tulang / bahaya. Otitis media supuratif kronik (OMSK) aktif. Sekret keluar

Otitis Media Supuratif Kronik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

omsk

Citation preview

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

Oleh : Muhammad al-Fatih IIOtitis media supuratif kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung lebih 2 bulan karena infeksi bakteri piogenik dan ditandai oleh perforasi membran timpani dan pengeluaran sekret. Dulu kita kenal sebagai otitis media perforata (OMP). Orang awam biasa menyebutnya congek.

Ada 3 tipe perforasi membran timpani berdasarkan letaknya, yaitu :

Perforasi sentral (sub total). Letak perforasi di sentral dan pars tensa membran timpani. Seluruh tepi perforasi masih mengandung sisa membran timpani.Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum.Perforasi atik. Letak perforasi di pars flaksida membran timpani.Sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Konsistensinya bisa encer atau kental. Warnanya bisa kuning atau berupa nanah.

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan kelanjutan dari otitis media supuratif sub akut dan otitis media supuratif akut (OMA). Hal ini disebabkan oleh :

Terapi. Terapi lambat diberikan atau terapi tidak adekuat.Kuman. Virulensi kuman tinggi.Pertahanan. Daya tahan tubuh rendah akibat gizi kurang.Higiene. Higienitas yang buruk.Jenis otitis media supuratif kronik (OMSK), yaitu :

Otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna / mukosa / aman.Otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna / tulang / bahaya.Otitis media supuratif kronik (OMSK) aktif. Sekret keluar dari kavum timpani.Otitis media supuratif kronik (OMSK) tenang. Kavum timpani basah atau kering.Tabel Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) MalignaProses peradangan terbatas pada mukosa. Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa.Proses peradangan tidak mengenai tulang. Proses peradangan mengenai tulang.Perforasi membran timpani tipe sentral. Perforasi membran timpani paling sering tipe marginal & atik. Kadang-kadang tipe sub total (sentral) dengan kolesteatoma.Jarang terjadi komplikasi yang berbahaya. Sering terjadi komplikasi yang berbahaya.Kolesteatoma tidak ada. Kolesteatoma ada.

Terapi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

Terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) memiliki beberapa kesulitan. Diantaranya membutuhkan waktu yang lama, gejala sering berulang, sekret yang keluar tidak cepat kering dan sekret yang selalu kambuh. Masalah ini dapat disebabkan :

Perforasi membran timpani. Perforasi membran timpani yang permanen menyebabkan telinga tengah terpapar langsung & terus-menerus oleh dunia luar.Sumber infeksi. Sumber infeksi yang masih ada dapat terjadi pada nasofaring, faring, hidung dan sinus paranasalis.Jaringan patologik. Jaringan patologik yang ireversibel telah terbentuk dalam rongga mastoid.Gizi & higiene. Status gizi dan higiene pasien yang kurang.Terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) tergantung dari jenisnya. Prinsip terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna dengan cara konservatif (medikamentosa) sedangkan otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna dengan cara pembedahan.

Ada 3 cara terapi konservatif (medikamentosa) otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna, yaitu :

Obat pencuci telinga. Bahannya H2O2 3%. Berikan selama 3-5 hari. Pengobatan ini kita berikan bila sekret telinga keluar terus-menerus.Obat tetes telinga. Lanjutkan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik & kortikosteroid setelah sekret yang keluar telah berkurang. Jangan berikan selama lebih 1-2 minggu secara berturut-turut. Juga hindari pemberiannya pada otitis media supuratif kronik (OMSK) tenang. Hal ini disebabkan semua antibiotik tetes telinga bersifat ototoksik.Obat antibiotik. Berikan antibiotik oral golongan ampisilin atau eritromisin sebelum hasil tes resistensi obat kita terima. Berikan eritromisin jika pasien alergi terhadap golongan penisilin. Berikan ampisilin asam klavulanat bila terjadi resistensi ampisilin.Selain terapi konservatif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna. Tindakan ini disebut miringoplasti atau timpanoplasti. Tujuannya antara lain :

Menghentikan infeksi permanen.Mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat.Memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.Miringoplasti dan timpanoplasti kita lakukan jika sekret telah kering namun perforasi membran timpani masih ada. Juga setelah kita melakukan observasi selama 2 bulan.

Tanda yang menunjukkan adanya sumber infeksi, yaitu :

Sekret masih ada.Infeksi berulang.Cara mengatasi sumber infeksi, yaitu :

Pengobatan.Pembedahan : adenoidektomi & tonsilektomi.Tindakan pembedahan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna yang sering dilakukan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Adapun terapi konservatif (medikamentosa) hanya bersifat sementara dan kita berikan sebelum melakukan tindakan pembedahan. Jika abses subperiosteal retroaurikuler ada, lakukan insisi abses diwaktu yang berlainan, sebelum melakukan operasi mastoidektomi.

Daftar Pustaka

Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

PendahuluanTelinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan), anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat memperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).Perforasi membran timpani permanen adalah suatu lubang pada membran timpani yang tidak dapat menutup secara spontan dalam waktu 3 bulan setelah perforasi. Upaya penutupan perforasi membran timpani permanen secara konservatif masih diperlukan oleh karena terapi secara operatif memerlukan peralatan yang tidak selalu tersedia di rumah sakit kabupaten atau kota dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.Ada 3 tipe perforasi membran timpani berdasarkan letaknya, yaitu : 1)Perforasi sentral (sub total). Letak perforasi di sentral dan pars tensa membran timpani. Seluruh tepi perforasi masih mengandung sisa membran timpani. 2)Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. 3)Perforasi atik. Letak perforasi di pars flaksida membran timpani. Sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Konsistensinya bisa encer atau kental. Warnanya bisa kuning atau berupa nanah.Gendang telinga/membran timpani/tympanic membrane/eardrum adalah suatu membran/selaput yang terletak antara telinga luar dan telinga tengah. Fungsi membran ini sangat vital dalam proses mendengar. Bila terjadi kerusakan pada membran ini dapat dipastikan bahwa fungsi pendengaran seseorang terganggu. Robeknya membran ini merupakan salah satu kerusakan yang sering dialami baik pada anak-anak maupun dewasa. Penyebab robeknya membran ini antara lain disebabkan oleh infeksi telinga tengah(otitis), trauma baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya tertusuk alat pembersih kuping, suara ledakan yang berada didekat sekali dengan telinga kita, menyelam dengan kedalaman yang dianggap tidak aman, trauma kepala akibat kecelakaan kendaraan bermotor dsb. Umumnya tanda dan gejala robeknya gendang telinga antara lain nyeri telinga yang hebat disertai keluar darah dari telinga (yang disebabkan trauma) sedangkan yang disebabkan infeksi umumnya terdapat demam yang tak turun-turun, nyeri telinga (otalgia), gelisah dan tiba-tiba keluar cairan/nanah dengan atau tanpa darah. Untuk memahami hal ini lebih lanjut, penting rasanya untuk memahami anatomi dan fisiologi telinga terlebih dahulu secara umum.Anatomi dan Fisiologi TelingaAnatomi Telinga LuarTelinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.Anatomi Telinga TengahTelinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.Anatomi Telinga DalamTelinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.Membran timpani atau gendang telinga adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya bulat. Penting untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membran timpani, dan bahwa ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah membrana timpani. Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fibrosa di bagian tengah dimana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa dibagian dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat di bagian atas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian membrana timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaksid).Gendang telinga atau membrana tympani adalah selaput atau membran tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga dalam. Ia berfungsi untuk menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah.Gendang telinga secara anatomi dibagi 2 yaitu pars tensa (tegang) dan pars flaksida,1. Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars tensa, terdiri dari 3 lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan ikat, dan bagian dalam yang mengarah ke telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga tengah.2. Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri dari dua lapis tanpa jaringa ikat di bagian tengah.Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah (perforasi) terutama disebabkan infeksi telinga tengah (Otitis Media), namun dapat juga karean trauma. Kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan tuli yang konduktif. Tuli konduktif adalah hilangnya pendengaran karena tidak dapat tersampaikannya getaran suara. Jenis tuli lainnya yaitu tuli sensorik yang disebabkan rusaknya sistem saraf pendengaran.Gendang telinga / membran timpani /tympanic membrane / eardrum adalah suatu membran/selaput yang terletak antara telinga luar dan telinga tengah. Fungsi membran ini sangat vital dalam proses mendengar. Bila terjadi kerusakan pada membran ini dapat dipastikan bahwa fungsi pendengaran seseorang terganggu. Robeknya membran ini merupakan salah satu kerusakan yang sering dialami baik pada anak-anak maupun dewasa.Penyebab robeknya membran ini antara lain disebabkan oleh infeksi telinga tengah(otitis), trauma baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya tertusuk alat pembersih kuping, suara ledakan yang berada didekat sekali dengan telinga kita, menyelam dengan kedalaman yang dianggap tidak aman, trauma kepala akibat kecelakaan kendaraan bermotor dsb. Umumnya tanda dan gejala robeknya gendang telinga antara lain nyeri telinga yang hebat disertai keluar darah dari telinga (yang disebabkan trauma) sedangkan yang disebabkan infeksi umumnya terdapat demam yang tak turun-turun, nyeri telinga (otalgia), gelisah dan tiba-tiba keluar cairan/nanah dengan atau tanpa darah.Umumnya dokter THT akan menangani keadaan akut ini dahulu dengan meredakan gejala dan sumber penyebabnya sambil dievaluasi kondisi membran/gendang telinganya. Bila gejala dan sumber penyebabnya telah tertangani dan dalam penilaian selama 1 bulan gendang telinga ini tidak menutup spontan, biasanya akan disarankan penutupan gendang telinga ini melalui prosedur pembedahan/operasi (tentu setelah dievaluasi manfaat penutupan membran ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi pendengaran, mencegah bahaya infeksi berulang pada telinga tengah)Epidemiologi

Membran timpani lebih sering mengalami trauma dibandingkan dengan telinga tengah atau telinga dalam. Tetapi biasanya dalam derajat keseriusan yang rendah. Insidensi pertahun dari perforasi traumatik bervariasi antara 1,4-8,6 per 100,0000. Hal ini timbul pada semua kelopok umur dengan predisposisi pada anak yang lebih sering dibandingkan dengan kebiasaan memasukkan benda asing ke dalam kanalis aurikula eksternal. Laki-laki dewasa muda lebih sering mengalami cedera perforasi. Hal ini dikarenakan meningkatnya kekerasan domestik, wanita yang secara meningkat menjadi korban dari tamparan tangan terbuka dengan perforasi TM setelahnya.Ketergantungan terhadap trasportasi telah secara besar meningkatkan resiko dari cedera kepala. Telah dijumlahkan sekitar 30-75% dari cedera kepala tumpul dikaitkan dengan lesi tulang temporal. Luka tembak berada dalam sumber yang meningkat dari trauma tulang temporal. Peningkatan mortalitas lebih sering terlihat dalam kelompok ini dikarenakan tingginya keterkaitan dengan trauma intrakranial. Peraturan pemerintah yang baru dalam penggunaan keamanan dan tempat duduk anak-anak untuk MVAs dan proteksi kepala untuk kendaraan sangat menguntungkan sebagai bentuk dari pencegahan sekunder. Ketergantungan pada transportasi kendaraan bermotor telah menambah peningkatan resiko akan terjadinya cedera kepala.Etiology

Perforasi TM timbul oleh mekanisme yang bervariasi dan sumber energi, dan untuk itu dapat menjadi berbagai bentuk dan ukuran. Mereka dijelaskan dalam kaitannya dengan empat kuadran TM yang dibedakan dari tangan malleus. Ukuran secara normal dijelaskan sebagai persentase perforasi (40% perforasi) atau secara langsung untuk perforasi yang kecil (contoh, 2, 3, atau 4 mm perforasi). Klasifikasi lebih jauh dari perforasi marginal versus sentral adalah penting untuk management selanjutnya.Cedera Kompressi:Perubahan mendadak dalam tekanan udara sebagaimana dengan perubahan gradual (barotrauma) dapat menimbulkan kerusakan TM yang signifikan. Cedera akibat ledakan lebih berat ketika refleksi sedikit atau kerusakan dari gelombang energi ledakan pada rute TM. Kecelakaan ski air seringkali terlihat selama musim panas. Perubahan pada tekanan air selama penyelaman dapat menimbulkan cedera tipe tekanan.Cedera Tembus:Penyebab sering kedua dari perforasi TM termasuk Q-tips, bobby pins, kunci, dan klip kertas yang seringkali digunakan untuk membersihkan saluran telinga luarCedera Suhu:Pada komunitas industri, In industrial communities such as ours, hot welding slag is occasionally encountered as the culprit for TM injuries. Dikarenakan kerusakan jaringan dan dikaitkan dengan resiko infeksi, hal ini dirasakan untuk menjadi kurang setuju jika hanya mendapatkan terapi observasiCedera listrik:Konduksi elektrik yang instan dari sengatan listrik diduga dapat menyebabkan kerusakan pada TM baik berupa penekanan atau perubahan tekanan rarefaksi. Cedera ini juga kurang untuk bisa sembuh dengan sempurna.Traumatic Perforasi

TM yang dapat terluka dalam berbagai cara. Skenario seringkali melibatkan orang yang membersihkan telinga dengan alat, yang akan dijelaskan pada bab akhir nanti, adalah cara pertama yang langsung, cedera penetrasi. Sering kali, orang kedua kurang hati-hati menyikutkan sikunya ke telinga hingga menyebabkan cedera. Penyebab lain adalah ledakan membran karena tamparan atau kepalan tangan ke telinga. Jenis perforasi ini biasanya di anterior dan inferior. anggota keluarga yang Kasar mungkin terlibat, dan kadang-kadang, dgn menyedihkan, korban akan mencoba untuk menyembunyikan setiap detail kejadian saat datang ke kantor. Kecelakaan menyelam dan ski air mungkin juga dapat meledakkan drum. Jarang, sebuah ledakan kuat di dekat telinga juga dapat meledak pada drum, akustik biasanya menyebabkan kerusakan pada labirin juga. Akhirnya, particle panas dapat menembus TM, mengkauterisasi ujung-ujungnya seperti berjalan melalui ke dalam telinga. Dalam hal ini, penyembuhan yang spontan sangat jarang dan infeksi berulang dan drainase dapat terjadi.

Perforasi trauma berbeda dalam ukuran dan lokasi. Beberapa mungkin akan sulit untuk dilihat pada pemeriksaan. Mereka mungkin kecil dan tersembunyi di balik exudates atau sumbatan darah atau juga akan dikaburkan dengan tulang punuk dari kanal anterior dinding. Jika pemeriksa dapat melihat bagian dari drum, yang pneumatic otoscope, dengan udara yang cukup di kanal, merupakan kunci untuk diagnosa. TM yg tak bergerak akan terlihat dengan perforasi. ( sangat berbakat TM atau lem tglue ear juga dapat menampilkan imobilitas). Sebaliknya, jika drum adalah mobile, tidak ada perforasi.

Perforasi Membran Timpani biasanya hadir pada pars tensa. Perforasi Pars flaccida umumnya terkait dengan epitympanic cholesteatoma. Jika perforasi membrane timpani tidak sembuh secara spontan, lapisan epithelial dan mucosal merayap dan bertemu di sepanjang batas-batas yang perforasi. komunikasi patologi ini terletak di tengah dan telinga luar dan dapat dianggap sebagai hiliran udara yang benar. Dengan adanya perforasi membrane timpani, pasien akan terganggu berulang karena infeksi telinga dan keluar air dari telinganya.

Kapanpun membran timpani yang didiagnosis perforasi, tiga hal berikut harus menjadi pertimbangan dipenuhi: 1) Pada tingkat yang perforasi situs, ukuran, dan sisanya dari keadaan di sekitar membran timpani perforasi harus ditentukan. 2) Pada tingkat tengah telinga, keadaan mucosa, kondisi yang ossicular rantai (jika mungkin), dan keberadaan atau ketiadaan epithelialization harus dievaluasi. 3) pemeriksaan otoscopic harus dilengkapi dengan audiometry nada murni untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari ossicular rantai (kemungkinan erosi yang incus, ketetapan dari rantai).

Perforasi Pars tensa dapat berupa sentral atau marjinal. Perforasi Marginal terletak di pinggiran dari membran timpani dengan ketidakhadiran dari annulus fibrosus. Perforasi Marginal dianggap tidak aman karena kulit yang berhubungan dgn kanal eksternal, karena ketiadaan dari annulus, dapat dengan mudah maju ke arah telinga, sehingga menimbulkan cholesteatoma.

Pemeriksaan Otoscopic sering dapat menentukan persambungan antara kulit dan mucosa pada batas-batas perforasi membran timpani. Pada persambungan ini squamous epithelium memiliki seperti beludru penampilannya. Adanya cincin merah de-epithelialized sepanjang perforasi rim menunjukkan evagination dari mucosa ke arah luar permukaan membran timpani residu. Namun, invagination dari kulit terhadap sisa permukaan membran timpani lebih sulit untuk didiagnosa. Migrasi kulit ini disukai dengan atrophi mucosa yang terjadi sebagai akibat dari perforasi. Pada saat myringoplasty, perforasi tidak hanya meninggalkan kulit yang terperangkap pada permukaan drum, tetapi juga sangat mengurangi risiko yang dapat mengakibatkan iatrogenic cholesteatoma.

Kehilangan pendengaran konduktif yang disebabkan oleh perforasi membran timpani mempunyai dua penyebab utama: 1) Pengurangan permukaan daerah membran timpani dimana tekanan akustik melebihi tindakannya. 2) Pengurangan dari gerakan vibrasi cairan cochlear karena suara mencapai kedua jendela hampir di waktu yang sama tanpa pemendekan dan tahap perubahan -efek dari membran timpani yang utuh

Tempat perforasi tidak dapat dikaitkan dengan pola audiomerik tertentu. Namun, secara umum diamati bahwa kehilangan pendengaran terjadi di frekuensi yang lebih rendah dan perforasi untuk ukuran yang sama, kehilangan pendengaran lebih sering terjadi lagi di perforasi posterior dibandingkan di anterior .

Mayoritas posttraumatic dan postotitic perforasi sembuh spontan. Ketika bagian besar dari membran timpani yang hilang atau bila infeksi kronis atau berulang terjadi, perforasi dapat menjadi permanen. Dalam kasus ini, membran timpani harus diperbaiki (myringoplasty) untuk mengembalikan fisiologi normal telinga.

Pada semua perforasi trauma, kerusakan telinga tulang kecil bagian tengah, dengan oval atau jendela sepanjang perpecahan, mungkin terjadi. Lihat untuk kehilangan pendengaran dengan inordinate yang besar (> 35 dB HL) atau keberadaan vertigo sebagai petunjuk. Tes Weber dan tes Rinne bermanfaat di sini. Kebanyakan trauma perforasi (mungkin 90%) dapat sembuh spontan. Hindari diri dari air dan observasi awal adalah satu-satunya perawatan yang diperlukan. obat tetes telinga antibiotik Topical mungkin ditunjukkan jika drainase dan infeksi ada. Trauma perforasi yang sangat besar sedikit sekali untuk sembuh. Hal Ini akan memerlukan pembedahan jika mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penutupan setelah pengamatan selama beberapa bulan.Perforasi dari Infeksi Akut

Trauma yang paling sering terjadi adalah perforasi, untungnya , yang paling shortlive. Hal Ini adalah salah satu yang dihasilkan dari otitis media akut. Disini, TM jadi merah, basah, dan pembukaan kecil tersebut tidak selalu terlihat. Hampir semua ini dapat sembuh dalam beberapa hari, dengan asumsi yang diberikan antibiotic. Sebuah pengceualian timbul dengan langka, agresif, necrotizing otitis media akut.

Hal Ini biasanya disebabkan oleh streptococcus beta dalam kaitannya dengan keparahan seperti infeksi virus campak. Di negara-negara lain, demam berdarah masih menjadi penyebabnya. Dalam kasus ini, sebagian besar perforasi tetap dibuat. Nekrosis dari TM sentral secara typikal besar meninggalkan bentuk ladam-lubang yang besar di drum disekeliling manubrium. Pada era pra-antibiotik hal ini merupakan salah satu penyebab kronis perforasi.Chronic Perforasi

Perforasi yang Lama dapat dilihat pada pasien yang mengalami masaalah tuba Eustachio bercampur dengan masalah infeksi bertahun-tahun. Ventilasi tuba mungkin telah dimasukkan berulang kali. sekitar TM seringkali menebal dan berparut. Individu yang terkena mempunyai kehilangan pendengaran konduktif dan mungkin timbul dengan drainase berulang melalui perforasi.

Episode dari drainase ini (otorrhea) sering dilakukan oleh air di dalam telinga atau infeksi pernafasan atas. exudates biasanya mempunya organism yang sama seperti yang terlihat pada otitis eksterna, yaitu Pseudomonas, Staphylococcus, Proteus, dan Enterobacter. Secara insidentil, otorrhea dari infeksi telinga tengah dapat menyebabkan otitis eksternal, sebagai pengecualian terhadap pernyataan kami bahwa kebanyakan masalah telinga hanya melibatkan satu komponen.

Otorrhea Persisten atau berulang melalui perforasi dikenal sebagai otitis media kronis suppurative. Topical antibiotik / steroid obat tetes telinga dapat membersihkan drainase. Tympanoplasty, bedah rekonstruksi TM (dan eroded ossicles, jika diperlukan), dapat dilakukan jika dan ketika tidak ada infeksi. Sering ada mastoiditis kronis di rongga berdekatan, dan mastoidectomy dapat menyertai prosedur ini.

Dengan munculnya AIDS di dekade belakangan ini, otitis media tuberculosis menyebutkan hal ini. Hal Ini sangat jarang yang biasanya dimulai dengan tidak adanya rasa sakit dari penipisan TM diikuti oleh beberapa perforasi, dengan jelas keluarnya. Kehilangan pendengaran ini besar secara inordinate dikarenakan keterlibatan telinga dalam dengan basil. Temuan ini harus curiga dan waspada, dan kultur yang positif untuk pewarnaan organisme asam akan mengkonfirmasikan diagnosis.Summary

Sesuai menurut perforasi secara umum, penyebab, dapat dipastikan dari riwayat pasien, pengobatan dan penentuan prognosis. Yang otitis media akut, jika bukan jenis streptococcal necrotizing, akan sembuh, terutama jika infeksi akan dibersihkan dengan antibiotic oral. Pada kenyataannya, antibiotics awal membantu necrotisasi. Jangan lupa untuk mengevaluasi pendengaran. Kehilangan pendengaran sebesar (> 35 dB HL) dapat menunjukkan kerusakan trauma ossicular; ini juga perlu perhatian pembedahan. Akhirnya, beberapa perforasi menunjukkan tuberkulosis, terutama di hadapan AIDS.

Keberadaan sebuah lubang membran timpani yang tidak sembuh secara spontan kronis seperti otitismedia merupakan cacat anatomis dan fungsional yang memerlukan koreksi bedah dalam mayoritas kasus. Myringoplasty ditunjukkan dalam kasus dengan dan tanpa otorrhea, dengan kecil atau besar udara-tulang, dan tanpa batas usia. Hal ini dikontraindikasikan ketika perforasi membran timpani hadir hanya dalam liang telinga.

Myringoplasty secara umum dilakukan dengan menggunakan insisi postauricular di bawah anestesi lokal-kecuali untuk anak-anak di mana anestesi umum digunakan. Membran timpani diperbaiki dengan graft autologous temporalis. Kami lebih mengutamakan teknik dasar dalam mayoritas kasus, karena memberikan hasil yang lebih baik secara anatomis dan fungsional. teknik Overlay yang digunakan di beberapa kasus bila sisa anterior dari membran timpani adalah pathologic atau tidak ada. Ketika dilakukan dengan benar, maka teknik Overlay memberikan hasil yang optimal dalam kasus ini.

Canalplasty dilakukan kapanpun tulang punuk dari saluran luar hadir yang membatasi kontrol dari batas perforasi. Jika reperforation terjadi setelah myringoplasty (sekitar 5% dari kasus), revisi operasi yang diindikasikan setelah beberapa bulan. Hasil operasi pertama dan kedua dari segi graftyang diambil dan reperforasi biasanya secara umum sebanding.

OMA (Otitis MediaAkut)

November 2, 2009 oleh 4ners

Anatomi dan FisiologiTelinga luarTelinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kanalis auditorius eksternus berfungsi untuk menyalurkan suara ke membran timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit. Telinga tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen. Membran timpani berfungsi untuk menyalurkan suara secara mekanik kemudian diteruskan ke tulang osikuli. Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Jendela oval berfungsi untuk merubah intensitas bunyi, karena kerapatan medium antara udara dan cairan berbeda. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

Telinga dalamTelinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang. Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sempurna mengisinya, Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan cerebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organ Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.

Fisiologi pendengaran normalGetaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar. Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis. Diagnosa Banding1. Otitis media externa : infeksi pada telinga luar.

Etiologi : terpapar bakteri/jamur.

Manifestasi : sama seperti OMA dan OMK (gatal, nyeri, keluar cairan busuk dan ditemukan spora hitam seperti rambut.

1. Otitis media serousa : terdapat cairan di dalam telinga tengah tanpa tanda dan gejala infeksi.

2. Otitis media kronik : lanjutan dari OMA yang tidak tertangani

Manifestasi : perforasi gendang telinga, tanpa rasa nyeri dan demam

OTITIS EKSTERNAOtitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmers ear).Sejumlah bakteri atau jamur (lebih jarang) bisa menyebabkan otitis eksterna generalisata; bakteri stafilokokus biasanya menyebabkan bisul. Orang-orang tertentu (penderita alergi, psoriasis), eksim atau dermatitis pada kulit kepala) sangat peka terhadap otitis eksterna. Cedera pada saluran telinga ketika sedang membersihkannya atau masuknya air/bahan iritan (misalnya hari spray atau cat rambut) bisa menyebabkan otits eksterna.

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.Gejala-gejala dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan berbau busuk.Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.

Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan, akan timbul nyeri.Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati.Bisul menyebabkan nyeri yang hebat. Jika bisul ini pecah, akan keluar darah dan nanah dari telinga.Untuk mengobati otitis eksterna generalisata, pertama-tama dilakukan pembuangan sel-sel kulit mati yang terinfeksi dari saluran telinga dengan alat penghisap atau kapas kering. Setelah saluran telinga diersihkan, fungsi pendengaran biasanya kembali normal. Biasanya diberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik selama bebarapa hari. Beberapa tetes teling ada yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan. Kadang diberikan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat untuk mengembalikan keasaman pada saluran telinga.Untuk mengurangi nyeri pada 24-48 jam pertama bisa diberikan acetaminophen atau codein. Infeksi yang sudah menyebar keluar saluran telinga (selulitis) diobati dengan antibiotik per-oral (melalui mulut).Bisul dibiarkan pecah dengan sendirinya karena jika sengaja disayat bisa menyebabkan penyebaran infeksi. Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik tidak efektif. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan bisa dilakukan pengompresan hangat (sebentar saja) dan pemberian obat pereda nyeri.

Otitis Media Kronis

DEFINISI

Otitis Media Kronis adalah infeksi menahun pada telinga tengah.

PENYEBABOtitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi). Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh:

( Otitis media akut Penyumbatan( tuba eustakius Cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam telinga atau akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba( Luka bakar karena panas atau zat kimia.(GEJALAGejalanya bervariasi, tergantung kepada lokasi perforasi gendang telinga:

( Perforasi sentral (lubang terdapat di tengah-tengah gendang telinga). Otitis media kronis bisa kambuh setelah infeksi tenggorokan dan hidung (misalnya pilek) atau karena telinga kemasukan air ketika mandi atau berenang.Penyebabnya biasanya adalah bakteri. Dari telinga keluar nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri.Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol yang disebut polip, yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar. Infeksi yang menetap juga bisa menyebabkan kerusakan pada tulang-tulang pendengaran (tulang-tulang kecil di telinga tengah yang mengantarkan suara dari telinga luar ke telinga dalam) sehingga terjadi tuli konduktif.

( Perforasi marginal (lubang terdapat di pinggiran gendang telinga). Bisa terjadi tuli konduktif dan keluarnya nanah dari telinga.Komplikasi yang serius adalah:

- peradangan telinga dalam (labirintitis)

- kelumpuhan wajah

- infeksi otak.

pembentukan kolesteatoma (penimbunan bahan putih yang menyerupai kulit) di telinga tengah.Kolesteatoma menyebabkan kerusakan tulang dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi yang serius.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga. Rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran infeksi ke struktur di sekeliling telinga.PENGOBATANPada serangan otitis media kronis, dokter akan membersihkan saluran telinga dan telinga tengah dengan menggunakan penghisap dan kapas kering. Kemudian ke dalam telinga tengah dimasukkan cairan asam asetat dan hydrocortisone.Serangan yang lebih hebat diatasi dengan antibiotik per-oral (melalui mulut). Biasanya dilakukan timpanoplasti untuk memperbaiki gendang telinga dan jika rantai tulang pendengaran mengalami kerusakan, bisa diperbaiki secara bersamaan.

Kolesteatoma diangkat melalui pembedahan. Jika kolesteatoma tidak dibuang, maka perbaikan telinga tengah tidak dapat dilakukan.

PENCEGAHANPengobatan infeksi telinga akut secara tuntas bisa mengurangi resiko terjadinya infeksi telinga kronis.

Otitis Media Akut

DEFINISI

Otitis Media Akut adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri atau virus. Otitis media akut bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak terutama usia 3 bulan- 3 tahun.

PENYEBABPenyebabnya adalah bakteri atau virus. Biasanya penyakit ini merupakan komplikasi dari infeksi saluran pernafasan atas (common cold). Virus atau bakteri dari tenggorokan bisa sampai ke telinga tengah melalui tuba eustakius atau kadang melalui aliran darah. Otitis media akut juga bisa terjadi karena adanya penyumbatan pada sinus atau tuba eustakius akibat alergi atau pembengkakan amandel.

GEJALABiasanya gejala awal berupa sakit telinga yang berat dan menetap. Bisa terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara. Anak-anak yang lebih muda bisa mengalami mual, muntah, diare dan demam sampai 40,5o Celsius. Gendang telinga melami peradangan dan menonjol. Jika gendang telinga robek, akan keluar cairan yang pada awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih dan akhirnya berupa nanah.KOMPLIKASIKomplikasi yang serius adalah:

Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah ((mastoiditis atau petrositis)

( Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

Kelumpuhan pada wajah( Tuli( Peradangan pada selaput otak ((meningitis)

Abses otak.(Tanda-tanda terjadinya komplikasi:

- sakit kepala

- tuli yang terjadi secara mendadak

- vertigo (perasaan berputar)

- demam dan menggigil.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Untuk menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan terhadap nanah atau cairan lainnya dari telinga.

PENGOBATANInfeksi diobati dengan antibiotika per-oral (melalui mulut). Pilihan pertama adalah amoxicillin, tetapi untuk penderita dewasa bisa diberikan penisilin dosis tinggi. Obat flu yang mengandung phenilephrine bisa membantu membuka tuba eustakius dan jika terdapat alergi bisa diberikan antihistamin.

Miringotomi dilakukan jika nyerinya menetap atau hebat, demam, muntah atau diare atau jika gendang telinga menonjol. Pada prosedur ini dibuat sebuah lubang pada gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dari telinga tengah. Pembuatan lubang ini tidak akan mengganggu fungsi pendengaran penderita dan nantinya akan menutup kembali dengan sendirinya.

Otitis media adalah peradangan telinga bagian tengah yang biasanya disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorok (faringitis) dan sering pada anak-anak. Pada semua jenis otitis media juga dikeluhkan gangguan dengar (tuli) konduktif.

Dari perjalanan klinisnya, otitis media dibedakan atas akut (baru) dan kronis (proses lebih lama).

Otitis Media Akut (OMA)Otitis media adalah infeksi atau inflamasi / peradangan di telinga tengah.

Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:

Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar.

Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian belakang hidung.

Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengah

Bagaimana Otitis Media TerjadiOtitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

PenyebabPenyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.

Otitis Media KronikOtitis media kronik ditandai dengan adanya supuratif (bernanah) yang merupakan lanjutan dari OMA yang mengalami pecah gendang telinga dan tidak menutup setelah 6 minggu atau non supuratif (serosa/gendang telinga utuh).

Otitis media akutStadium OMA1) Stadium oklusi tuba Eustachius : Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.

2) Stadium hiperemis (presupurasi): Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.

3) Stadium supurasi Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani.Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi ruptur.

4) Stadium perforasi : Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.

5) Stadium resolusi: Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi.

PENGKAJIANAnamnesa.

1. Biodata

Nama : Tn.Om

Usia : 40 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

1. Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri telinga dan ketajaman pendengarannya menurun.

1. Data

Subjektif

Otalgia

Tinnitus

Pusing

Gatal pada telinga

Vertigo

Objektif

TD:120/80 mmHgSuhu:39C

Otorea

Tuba Eustachius tampak merah bengkak dan suram, pada saat diperiksa dengan otoskop.

1. Riwayat Kesehatan sekarangKlien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri telinga dan ketajaman pendengarannya menurun.

a. Rasa pusing yang berputar (vertigo).Dapat sebagai keluhan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh.

Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien berbaring dan timbul lagi bila bangun dnegan gerakan cepat.

Apakah keluhan vertigo ini disertai mual, muntah, rasa penuh di telinga dan telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin atau disertai keluhan neurologis seperti disentri, gangguan penglihatan yang mungkin letak kelainannya di sentral. Kadang-kadang keluhan vertigo akan timbul bila ada kekakuan pergerakan otot-oto leher. Penyakit DM, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker, sifilis, dapat menimbulkan keluhan vertigo dan tinitus.

b. OtalgiaP (Paliatif /Provocative) : tanyakan penyebab nyeri dan apa yang membuatnya reda ataupun yang memperparah nyeri.

Q (Qualitatif /Quantitative ) : tanyakan bagaimana rasa nyerinya apakah seperti terbakar, tertusuk-tusuk, berdenyut,dan lain-lain.

R (Region/Radiasi) : tanyakan diarea mana yang terasa nyeri Apakah pada telinga kiri/kanan dan apakah nyeri menyebar, jika ia kearea mana penyebaran nyeri. Misalnya Nyeri alihan ke telinga dapat berasal dari rasa nyeri gigi, sendi mulut, tonsil, atau tulang servikal karena telinga di sarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.

S (Severe/ Skala) : tanyakan seberapa nyeri yang dirasakan dan dalam skala berapa.

T (Timing) : tanyakan kapan terasa nyeri, apakah secara terus-menerus atau pada keadaan tertentu saja.

c. Otorhea Apakah sekret keluar dari satu atau kedua telinga, disertai rasa sakit atau tidak.

Sekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari teklinga tengah. Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor. Bila cairan yang keluar seperti air jernih harus waspada adanya cairan liquor serebrospinal.

d.TinnitusKeluhan telinga berbunyi dapat berupa suara berdengung atau berdenging yang dirasakan di kepala atau di telinga, pada satu sisi atau kedua telinga. Apakah tinitus ini menyertai gangguan pendengaran.

e.Penurunan ketajaman pendengaranApakah keluhan tsb. pada satu telinga atau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah secara bertahap dan sudah berapa lamanya.

Apakah ada riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik atau pemekaian obat ototoksik sebelumnya.

Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi virus seperti parotitis, influensa berat dan meningitis.

1. Riwayat kesehatan masa lalu.Klien punya riwayat ISPA lama.

3. Riwayat Psikososial dan SpiritualKlien merasa cemas, menarik diri dan malu pada lingkungan karena penyakit yang dideritanya menimbulkan bau.

Pengkajian FisikPemeriksaan Tanda-tanda Vital :

TD : 120/80 mmHg

S : 39 C

Pemeriksaan Fisik Penunjang :1. 1. Otoskop : pemeriksaan ini dengan cara memasukkan spekulun ke telinga, dan memancarkan cahaya kedalamnya kemudian pemeriksa dapat melihat kondisi membran timpani melalu lensa pembesar otoskop. Biasanya, gendang telinga terihat kemerahan dan terlihat bangunan seperti lubang pada selaput gendang telinga.

Pada kasus hail pemeriksaan otoskop ini didapatkan hasil tuba eustachius bengkak, merah dan suram.

2. Timpanogram : tes ini dilakukan untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membrane timpani.

3. Timpanosentesis dan Kultur : Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani untuk menentukan mikrobiologi. 4. Tes Rinne : Tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Caranya : garputala digetarkan dan tangkainya diletakkan diprosesus mastoid, setelah tidak terdengar garputala dipegang didepan telinga kira-kira 2 cm. normalnya masih terdengar.

5. Tes Weber : Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan telinga kiri. Caranya : garputala digetarkan dan tangkai diletakkan di garis tengah kepala. Normalnya bunyi garputala terdengar di kedua telinga dan tidak dapat dibedakan kearah mana bunyi terdengar lebih keras.

6. Tes Schwabach : Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal. Caranya : garputala digetarkan dan tangkai nya diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi, kemudian diletakkan pada telinga pemeriksa yang pendengarannya normal dan begitu sebaliknya. Normalnya pendengaran hasilnya sama dengan pemeriksa.

7. Tes audiometric : Merupakan pemeriksaan fungsi untuk mengetahui sensitivitas (mampu mendengar suara) dan perbedaan kata-kata (kemampuan membedakan bunyi kata-kata), dilaksanakan dengan bantuan audiometrik.

Tujuan :

1. Menentukan apakah seseorang tidak mendengar.

2. Untuk mengetahui tingkatan kehilangan pendengaran.

3. Tingkat kemampuan menangkap pembicaraan.

4. Mengethaui sumber penyebab gangguan pada telinga media (gangguan konduktif) dari telinga t tengah (sistem neurologi).

Caranya: pemeriksaan dilakukan dalam ruang kedap suara. Klien diberitahu jika mendengar bunyi segera memencet tombol yang disediakan dan hentikan saat bunyi tak terdengar lagi.

Atau dengan cara Tes terdiri dari sejumlah kata-kata tertentu yang diberikan melalui headphone atau pengeras suara pada klien. Kata-kata tersebut harus diulangi oleh orang yang di tes. Setelah selesai, persentase berapa kata yang dapat diulangi dengan benar dapat diketahui.

Pendengaran dapat didintifikasikan pada saat nol desibel naik sebelum seseorang mendengar suara frekuensi yang spesifik. Bunyi pada tik nol terdengar oleh orang yang pendengarannya normal. Sampai ke-20 db dianggap dalam tingkat normal.

Terapi otitis media supuratif akut (OMA) tergantung stadium penyakit, yaitu :- Stadium oklusi

Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fidiologik untuk anak < 12 tahun dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiolofik untuk anak yang berumur > 12 tahun atau dewasa. Selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotic. - Stadium hiperemis (presupurasi) diberikan antibiotic, obat tetes hidung, dan analgesic. Bila membrane timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotic yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosoprin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotic diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 450-100 mg/kgBB, amoksisilin 440 mg/kgBB/hari, atau eritromisin 440 mg/kgBB/hari.

- Stadium supurasi

Selain antibiotic, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membrane timpani masih utuh. Selain itu, analgesic juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.

- Stadium perforasi

Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat sampai 3 minggu.

- Stadium resolusi

Biasanya akan tampak secret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotic sampai 3 minggu, namun bila masih keluar secret diduga telah terjadi mastoiditis.

Aturan pemberian obat tetes hidung :Bahan. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 12 tahun. HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan orang dewasa.

Tujuan. Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat sehingga tekanan negatif dalam telinga tengah akan hilang.

Aturan pemberian obat antibiotik :- Stadium oklusi

Berikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis media yang disebabkan virus dan alergi (otitis media serosa).

- Stadium hiperemis (pre supurasi)

Berikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal 7 hari. Golongan eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin. Penisilin intramuskuler (IM) sebagai terapi awal untuk mencapai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgBB/hari yang terbagi dalam 3 dosis pada pasien anak.

- Stadium resolusi

Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu bila tidak terjadi resolusi. Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Curigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik selama 3 minggu.

Aturan tindakan miringotomi :Stadium hiperemis (pre supurasi) : Bisa kita lakukan bila terlihat hiperemis difus.

Stadium supurasi : Lakukan jika membran timpani masih utuh. Keuntungannya yaitu gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.

Aturan pemberian obat cuci telinga :Bahan : Berikan H2O22 3% selama 3-5 hari.

Efek : Bersama pemberian antibiotik yang adekuat, sekret akan hilang dan perforasi membran timpani akan menutup kembali dalam 7-10 hari.

FARMAKOLOGIChloramphenicolIndikasi:1.Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.2.Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

Kontra Indikasi:Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.

Komposisi:Tiap kapsul mengandung 250 mg kloramfenikol

Cara Kerja:Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

Dosis:Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu :50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 4.

Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu :25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.

Peringatan dan Perhatian:Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala.

Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui, bayi prematur dan bayi yang baru lahir.

Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur.

Efek Samping:Diskrasia darah, gangguan saluran pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif dan sindroma kelabu.

Interaksi Obat:Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid.

Cara Penyimpanan:Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Kemasan:Kotak 10 blister @ 12 kapsul

ParacetamolIndikasi:Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.

Kontra Indikasi:Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.

Deskripsi:Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesikSifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai antirematik.

Jenis: Tablet

AmoxicillinIndikasi :

Infeksi oleh bakteri penghasil beta laktamase, termasuk infeksi saluran napas, otitis media, infeksi saluran kemih-genital dan infeksi abdominal, selulitis, gigitan bintang, infeksi gigi yang berat, osteomielitis oleh Haemophilus influenza dan profilaksis bedah.

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas terhadap penisilin, jaundice, atau gangguan hati berhubungan dengan riwayat penisilin atau amoxicillin asam klavulanat.

Interaksi :

Dosis :

Dewasa dan anak > 12 tahun : 250 mg/kgBB/hari setiap 8 jam, digandakan pada infeksi berat.

Anak < 1 tahun : 20mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi.

Anak 1-6 tahun : 125 mg/kgBB/hari dosis terbagi setiap 8 jam.

Anak 6-12 tahun : 250mg/kgBB/hari dosis terbagi setiap 8 jam.

Cara kerja obat :

Amoxicillina merupakan senyawa penisilin semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spectrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang pathogen. Bakteri pathogen yang positif terhadap amoxicillin adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumonia, N. gonorrhoeae, H. infuenzae, E. coli, dan P. mirabilis. Amoxicillin kurang efektif terhadap spesies Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Efek Samping :

Mual & muntah, diare, ruam (hipersensitivitas), urtikaria, angioedema, anafilaksis, anemia hemolitik.

Interaksi Obat :

Probenesid memperlambat ekskresi amoxicillin.

Cara Penyimpanan :

Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

PENKESCara Menjaga Kesehatan TelingaInilah poin-poin yang menurut Noerbaiti penting untuk diperhatikan dalam menjaga kesehatan telinga.

1. Jangan mengorek-ngorek telinga. Baik dengan cotton buds maupun benda lain.

2. Biasakan anak mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga.

3. Pada bayi, mekanisme ini pun telah dilakukan, yaitu ketika bayi mengisap puting susu atau dot.

4. Bila telinga terasa berkurang pendengarannya, segera ke dokter THT untuk dibersihkan.

5. Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan mengeluarkan benda asing yang masuk. Bila hal ini tidak terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dengan telinga. Segera konsultasikan ke dokter THT untuk dicari penyebabnya.

6. Jauhkan cotton buds dari jangkauan anak-anak. Mereka belum tahu bahayanya. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bila tidak hati-hatimenggunakannya, bukan tak mungkin menusuk dan merobek selaput gendang.

PENCEGAHANBeberapa cara untuk mencegah terjadinya otitis media akut perforasi antara lain:

Resiko terjadinya perforasi pada membran timpani dapat dicegah dengan menghindari terjadinya infeksi pada telinga tengah. Pada anak anak dapat diberikan imunisasi terhadap 2 bakteri yang sering menimbulkan infeksi pada telinga tengah (Haemophilus influenzae and Streptococcus pneumoniae).

Jangan mengorek orek liang telinga terlalu kasar karena dapat merobek membran timpani.

Jika ada benda asing yang masuk ke telinga anda, datanglah ke dokter untuk meminimalisasi kerusakan telinga yang dapat terjadi.

Jauhkan telinga dari bunyi yang sangat keras.

Lindungi telinga dari kerusakan yang tidak diinginkan dengan memakai pelindung telinga jika terdapat suara yang amat keras.

Menonton televisi dan mendengarkan musik dengan volume yang normal.

Lindungi telinga anda selama penerbangan.

Mengunyah permen ketika pesawat berangkat dan mendarat dapat mencegah terjadinya perforasi membran timpani selama penerbangan.

Berkomunikasi pada Kerusakan PendengaranSaran berikut dapat membuat komunikasi lebih bafik dengan penderita gangguan pendengaran yang wicaranya sulit dipahami.

1) Pusatkan seluruh perhatian pada apa yang sedang ia katakannya. Perhatikan dan dengarkan jangan mencoba melakukan pekerjaan lain sementara mendengarkannya.

2) Libatkan pembicara dalam percakapan bila memungkinkan untuk mengantisipasi jawaban. Hal ini memungkinkan anda menjadi terbiasa dengan pola wicaranya yang khusus.

3) Cobalah mencari konteks intinya tentang apa yang sedang dikatakannya; anda kemudian mungkin dapat mengisi detil dari konteks tersebut.

4) Jangan mencoba berpura-pura mengerti bila anda memang tidak mengerti.

5) Bila anda tak mampu memahami atau mengalami keraguan berat mengenai kemampuan memahami apa yang dikatakannya, lebih baik memintanya menuliskan pesan yang ingin disampaikannya daripada mengambil risiko salah pengertian. Meminta orang tersebut mengulang pesan dalam bentuk wicara, setelah anda mengetahui isinya, juga dapat membantu anda membiasakan diri dengan pola wicaranya.

Anjuran agar komunikasi lebih baik dengan penderita gangguan pendengaran yang dapat membaca gerak bibir adalah sebagai berikut:

1) Ketika berbicara, anda harus menatap orang tersebut selangsung mungkin.

2) Yakinkan bahwa wajah anda tampak sejelas mungkin; posisikan diri anda sedemikian rupa sehingga wajah anda mendapat pencahayaan yang memadai hindari terhalang oleh bayangan cahaya yang terlalu terang;jangan menutupi penglihatan orang tersebut terhadap mulut anda dengan cara apapun; hindari berbicara sambil mengunyah sesuatu dalam mulut anda.

3) Yakinkan bahwa pasien mengetahui topik atau subjek ekspresi verbal anda sebelum meneruskan dengan apa yang anda rencanakan untuk diucapkan ini memung-kinkan orang tersebut menggunakan petunjuk kontekstual dalam membaca gerak bibir.

4) Berbicara secara perlahan dan jelas, dengan jeda yang lebih sering dibanding bila anda berbicara normal.

5) Bila anda ragu apakah beberapa petunjuk atau instruk-si telah dipahami, lakukan pengecekan untuk meyakinkan bahwa pasien telah memahami secara penuh pesan anda.

6) Bila mulut anda terpaksa ditutup dengan alasan apapun (misalnya memakai masker) dan anda wajib memberi arahan atau instruksi kepada pasien, maka tak ada jalan lain kecuali anda harus menulis pesan yang ingin anda sampaikan.