25
BAB I KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. A Umur : 74 tahun Alamat : Majalaya Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Sunda Status Pernikahan : Menikah Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ANAMNESA Telah dilakukan autoanamnesa pada tanggal 2 Februari 2016. Keluhan Utama : Luka pada bagian puting payudara kanan Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluhkan adanya luka pada bagian puting payudara kanan sejak 12 tahun sebelum masuk rumah sakit. Awalnya luka hanya berupa goresan kecil namun lama kelamaan luka membesar hingga sebesar medali. Luka terlihat menebal dan berwarna kemerahan.

Paget

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PAGET DISEASE

Citation preview

Page 1: Paget

BAB I

KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Umur : 74 tahun

Alamat : Majalaya

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status Pernikahan : Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

ANAMNESA

Telah dilakukan autoanamnesa pada tanggal 2 Februari 2016.

Keluhan Utama :

Luka pada bagian puting payudara kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien mengeluhkan adanya luka pada bagian puting payudara kanan sejak 12 tahun

sebelum masuk rumah sakit. Awalnya luka hanya berupa goresan kecil namun lama kelamaan

luka membesar hingga sebesar medali. Luka terlihat menebal dan berwarna kemerahan.

Keluhan pasien disertai dengan rasa nyeri pada luka. Nyeri dirasakan hingga pasien

kesulitan untuk tidur. Pasien juga mengatakan terdapat cairan yang keluar dari payudaranya

berwarna putih kekuningan seperti nanah. Semakin lama luka semakin membesar dan menebal.

Pasien juga mengeluhkan nyeri pada bagian tulang di sekitar dada dan punggung. Terjadi

penurunan berat badan yang drastic dalam 6 bulan terahir dan mngeluhkan nafsu makan

menurun.

Pada 6 bulan yang lalu pada payudara yang mengalami keluhan tersebut pernah

dilakukan operasi untuk dilakukan biopsy.

Page 2: Paget

Riwayat Penyakit Dahulu :

Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu pada pasien. Seperti keluhan benjolan

sebelumnya, riwayat darah tinggi, kencing manis ataupun penyakit jantung.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien pada anggota keluarga.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum :

Kesadaran : Komposmentis

Kesan Sakit : Tampak sakit sedang

Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 84 kali/menit regular volume dan isi cukup

Frekuensi Napas : 22 kali/menit teratur

Suhu : 36,8˚C

STATUS GENERALIS

Kepala

Normochepali, tidak ada deformitas. Mata : pupil isokor dengan diameter 3mm,conjungtiva

anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+),

gerak bola mata normal, exopthalmus (-).

Leher

Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Thoraks

Paru-paru

Inspeksi : Simetris pada keadaan statis dan dinamis

Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Page 3: Paget

Auskulatasi : Suara nafas vesicular, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi : Teraba ictus cordis pada sela iga V di linea midklavikula kiri

Perkusi : Batas kanan: linea parasternalis kanan. Batas kiri: linea midclavikula kiri.

Batas atas: sela iga II

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur(-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi: Simetris, datar, benjolan (-)

Palpasi: Dinding perut: supel, nyeri tekan epigastrium (-), nyeri lepas (-) Hepar: tidak

teraba membesar, Lien: tidak teraba membesar, Ginjal : Ballotement (-)

Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)

Auskultasi: Bising usus (+) 8x/menit

Ekstremitas

Atas : akral hangat +/+, oedem -/-

Bawah : akral hangat +/+, oedem -/-

Status lokalis Regio Mammae Dextra

Inspeksi

Tampak luka menebal pada area puting sebesar medali berbentuk bulat, berjumlah

satu,warna kemerahan, krusta (+), sebagian area basah.

Palpasi

Teraba penebalan kulit pada area puting dengan kosistensi keras, sebagian basah, nyeri

(+), benjolan (-), pembesaran KGB (-)

DIAGNOSA BANDING

Penyakit paget

USULAN PEMERIKSAAN

1. USG payudara

2. Biopsi eksisi, histologi PA

Page 4: Paget

HASIL PEMERIKSAAN

HISTOPATOLOGI (12-6-2015)

Diagnosis klinis : melanoma malignum mammae dextra

Makroskopik :

Sebuah jaringan berkulit diameter1 cm, pitih kecoklatan kenyal.

Pada irisan tampak massa padat berwarna putih kecoklatan.

Mikroskopik :

Jaringan kulit dilapisi epidermis sebagian hyperplasia dan dysplasia seluruh ketebalannyadengan

inti fleomorpik, vesicular dan hiperkromatik, di bagian basal masih dibatasi membrane basalis.

Tidak ditemukan sel melanosit proliferative atau pigmen melanin.

Kesimpulan :

Squamous carcinoma in situ.

DIAGNOSIS

Penyakit Paget

PENATALAKSANAAN

Tindakan Operatif: mastektomi radikal

PROGNOSIS

Ad Vitam : ad bonam

Ad fungsionam : dubia

Ad sanationam : dubia

Page 5: Paget

BAB II

KANKER PAYUDARA

Definisi

Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara merupakan poliferasi maligna yang berasal dari sel epitel duktus ataupun lobus payudara.

Epidemiologi

Di dunia, Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai kanker tersering pada perempuan dengan insidensi 22%. Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki – laki dengan frekuensi sekitar 1 %.

Faktor resiko

Faktor internal o Faktor usia usia >30 tahuno Faktor genetic mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada

kromosom 13o Faktor hormonal

Usia menarche <12 tahun Tidak kawin dan nulipara Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun Tidak menyusui Usia menopause >55 tahun Melakukan terapi hormonal dalam jangka waktu lama Riwayat infeksi, trauma, atau tumor jinak pada payudara

Faktor eksternal o Terpapar radiasi, terutama di daerah thoraxo Merupakan perokok aktif, ataupun perokok pasif dan konsumsi alcohol

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan

sebagai berikut:4

a. Non-invasif karsinoma

Page 6: Paget

Non-invasif karsinoma adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker

dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya. Non-invasif karsinoma

dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu :

Non-invasif duktal karsinoma

Lobular karsinoma in situ

b. Invasif karsinoma

Invasif karsinoma adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa

terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).

Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.

Invasif karsinoma terdapat beberapa jenis, antara lain :

Invasif duktal karsinoma

§     Papilobular karsinoma

§     Solid-tubular karsinoma

§     Scirrhous karsinoma

§     Special types

§     Mucinous karsinoma

§     Medulare karsinoma

Invasif lobular karsinoma

§     Adenoid cystic karsinoma

§     karsinoma sel squamos

§     karsinoma sel spindel

§     Apocrin karsinoma

§     Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia

Page 7: Paget

§     Tubular karsinoma

§     Sekretori karsinoma

§     Lainnya

c. Paget's Disease

Paget’s disease adalah suatu kanker kulit yang jarang terjadi yang menyerupai dermatitis

(peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berasal dari kelenjar di dalam atau di bawah

kulit). Biasanya berasal dari kanker pada saluran susu di payudara, sehingga kanker ini biasanya

ditemukan di sekitar puting susu.

Gejala klinis :

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,

semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada

kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam

(retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit

kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada

payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat

menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu.

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul

borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada

lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen

sebagai berikut:

Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)

Adanya nodul satelit pada kulit payudara

Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa

Page 8: Paget

Terdapat model parasternal

Terdapat nodul supraklavikula

Adanya edema lengan

Adanya metastase jauh

Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,

kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5

cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis

suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker

tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya

dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu

stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang

lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan,

scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut

saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh

UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization) / AJCC

(American Joint Committee On Cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan

American College of Surgeons).5,6

Klasifikasi Stadium TNM berdasarkan American Joint Committee on Cancer

T = ukuran primer tumor.

Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam cm, nilai paling

kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.

Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.

To : Tidak terdapat tumor primer.

Tis : Karsinoma in situ.

Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.

Page 9: Paget

Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.

Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.

Catatan: Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.

T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau kurang.

T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.

T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.

T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.

T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.

T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm.

T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.

T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit.

T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.

T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1

payudara.

T4c : Mencakup kedua hal di atas.

T4d : inflammatory carcinoma.

N = kelenjar getah bening regional.

Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).

N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.

N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.

Page 10: Paget

N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran

kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.

N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain.

N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat

metastasis pada kgb aksila.

N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb aksila

atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula

ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria interna.

N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.

N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.

N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.

Catatan: Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging (di

luar limfoscintigrafi).

M = metastasis jauh.

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.

M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.

M1 : Terdapat metastasis jauh.

Klasifikasi stadium carcinoma mammae.6

Stage 0 Tis N0 M0

Page 11: Paget

Stage I T1 N0 M0

Stage IIA T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stage IIB T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stage IIIA T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stage IIIB T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stage IIIC T (semua) N3 M0

Stage IV T (semua) N (semua) M1

Jalur Penyebaran

a. Invasi lokal

Page 12: Paget

Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor pada mulanya

menjalar dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenai

kulit, posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks. 7

b. Metastasis kelenjar limfe regional

Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar limfe aksilar. Data di China

menunjukkan: mendekati 60% pasien kanker mammae pada konsultasi awal menderita

metastasis kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker makin

buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe mammaria interna juga merupakan jalur

metastasis yang penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor di sisi medial dan

kelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe mammaria interna adalah 50%; jika

kelenjar limfe aksilar negative, angka metastasis adalah 15%. Karena vasa limfatik dalam

kelenjar mammae saling beranastomosis, ada sebagian lesi walaupun terletak di sisi lateral, juga

mungkin bermetastasis ke kelenjar limfe mammaria interna. Metastasis di kelenjar limfe aksilar

maupun kelenjar limfe mammaria interna dapat lebih lanjut bermetastasis ke kelenjar limfe

supraklavikular.

c. Metastasis hematogen

Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah, juga dapat

langsung menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava atau sistem vena interkostal-

vertebral) hingga timbul metastasis hematogen. Hasil autopsy menunjukkan lokasi tersering

metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal.7

I. Penatalaksanaan

Indikasi operasi untuk tumor jinak payudara adalah jika lesi yang bersifat jinak memberikan

keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif.Adapun kontraindikasi, jika tumor jinak

payudara tersebut bukan suatu lesi maligna dan tidak ada komorbid yang berat. Berbagai jenis

Page 13: Paget

tindakan dapat dilakukan bergantung pada jenis tumor jinak payudara yang didapatkan, antara

lain: 8

a. Aspirasi Kista

Teknik yang digunakan untuk mengaspirasi suatu kista payudara hampir sama dengan teknik

yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus. Permukaan kulit dibersihkan

dengan alkohol. Biasanya ‘gauze-needle’ berukuran 21 dilekatkan ke jarum 20ml. kista difiksasi

dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk atau jari telunjuk dan jari tengah. Jarum dipegang

di tangan yang lain, dan kista tersebut diaspirasi sehingga ia tidak dapat teraba lagi.

Biasanya isi dari suatu kista adalah cairan berwarna kecoklatan, kekuningan, atau kehijauan. Jika

cairan seperti itu didapatkan pada pemeriksaan, maka ia tidaak perlu dikirim untuk evaluasi

sitologi. Pemeriksaan sitologi hanya diperlukan jika didapatkan cairan berwarna kemerahan pada

aspirasi.

b. Eksisi papilloma intraduktal

Galaktrografi ini menunjukkan suatu papilloma intraduktal, penyebab tersering dari cairan merah

yang keluar dari payudara yang timbul dari suatu duktus tunggal. Secara umum, pasien-pasien

ini ditangani secara konservatif, papilloma akan terlepas, dan cairan berwarna merah biasanya

sembuh secara spontan dalam waktu beberapa minggu. Jika ini tidak terjadi, diindikasi untuk

eksisi duktus yang terlibat.

c. Eksisi ‘giant fribroadenoma’

Fibroadenoma adalah lesi benigna, biasanya ditemukan pada wanita muda.Lesi-lesi adalah keras,

berbatas tegas dan mobile. Pada palpasi, suatu fibroadenoma dapat menyerupai biji yang

berguling dibawah jari. Pada wanita muda yang dicurigai dengan suatu fibroadenoma, biopsy

eksisi harus dilakukan, jika memungkinkan, sengan inisiasi periareolar.

d. Drainase suatu abses payudara

Jika seorang pasien datang dengan sebagian payudaranya yang eritematous, hangat, dan

berfluktuasi, ini biasanya mengindikasi suatu abses payudara. Abses payudara harus di drainase

Page 14: Paget

denga cepat. Pada kebanyakan kasus, abses payudara di drainase sama seperti drainase abses di

tempat lain, yaitu suatu insisi dilakukan pada rongga abses, pus dikeluarkan, dan lukanya dibuka.

Beberapa abses yang besar dapat di drainase melalui suatu insisi periareolar, dengan meletakkan

drainase ‘penrose’ pada abses. Drain dibiarkan selama beberapa hari, sehingga produksi

drainasenya berkurang.

Perlu diberi perhatian bahwa eritema payudara dapat menyerupai suatu abses yang lama,

selulitis, atau kanker payudara berinflamasi. Untuk menyingkirkan suaatu kanker payudara

berinflamasi, biopsy kulit kadang diindikasikan.

Untuk tumor ganas :

a. Terapi bedah

Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebut kanker

mammae operabel. Pola operasi yang sering dipakai adalah :

Mastektomi radikal :

Tahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan mempopulerkan operasi radikal kanker

mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari tumor, seluruh kelenjar

mammae, m. Pektoralis mayor, m. Pektoralis minor dan jaringan limfatik dan lemak subskapular,

aksilar secara kontinu enblok direseksi. Namun sekitar 20 tahun belakangan ini, dengan

pemahaman lebih dalam atas tabiat biologis karsinoma mammae, ditambah makin banyaknya

kasus stadium sedang dan dini serta kemajuan terapi kombinasi, maka penggunaan mastektomi

radikal konvensional telah makin berkurang.

Mastektomi radikal modifikasi :

Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m. Pektoralis mayor dan

minor (model Auchincloss) atau mempertahankan m. Pektoralis mayor, mereseksi m. Pektoralis

minor (model Patey). Pola operasi ini mempunyai kelebihan antara lain memacu pemulihan

Page 15: Paget

fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior. Dewasa ini,

mastektomi radikal modifikasi disebut sebagai mastektomi radikal standar, luas digunakan secara

klinis.

Mastektomi total :

Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model operasi

ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.

b. Radioterapi

Radioterapi terutama mempunyai 3 tujuan :

Radioterapi murni kuratif :

Radioterapi murni terhadap kanker mammae hasilnya kurang ideal, survival 5 tahun 10-37%.

Terutama digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi.

Radioterapi adjuvan :

Menjadi bagian integral penting dari terapi kombinasi. Menurut pengaturan waktu radioterapi

dapat dibagi menjadi radioterapi pra-operasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,

dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi kanker mammae yang operabel.

Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae (bila perlu ditambah radioterapi

kelenjar limfe regional). Indikasi radioterapi pasca mastektomi adalah : diameter tumor primer ≥

5 cm, fasia pektoralis terinvasi, jumlah kelenjar limfe aksilar metastatik lebih dari 4 buah dan

tepi irisan positif. Area target iradiasi harus mencakup dinding toraks dan regio supraklavikular.

Regio mamaria interna jarang terjadi rekurensi klinik, sehingga perlu tidaknya radioterapi rutin

masih kontroversial.

Radioterapi paliatif :

Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi, metastasis. Dalam hal

meredakan nyeri efeknya sangat baik.

Page 16: Paget

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair

atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker

pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual

dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat

kemoterapi.

d. Terapi hormonal

Terapi hormonal terutama mencakup bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal bedah terutama

adalah ooforektomi (disebut juga kastrasi) terhadap wanita pramenopause, sedangkan

adrenalektomi dan hipofisektomi sudah ditinggalkan. Terapi hormonal medikamentosa yang

digunakan di klinis yang terutama adalah obat antiestrogen. Tamoksifen merupakan penyekat

reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah berikatan dengan reseptor estrogen secara

kompetitif, menyekat transmisi informasi ke dalam sel tumor sehingga berefek terapi. 

Tamoksifen juga memiliki efek mirip estrogen, berefek samping trombosis vena dalam,

karsinoma endometrium dan lain-lain. Sehingga perlu diperhatikan dan diperiksa secara berkala.

II. Prognosis

Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis, tapi yang jelas berpengaruh adalah kondisi

kelenjar limfe dan stadium. Survival 5 tahun pasca operasi pada kasus kelenjar limfe negatif dan

positif adalah masing-masing 80% dan 59%, survival 5 tahun untuk stadium 0-I, II, dan III

adalah masing-masing 92%, 73%, dan 47%. Sedangkan pada yang non-operabel, survival 5

tahun kebanyakan dilaporkan dalam batas 20%. Oleh karena itu dalam kondisi dewasa ini untuk

meningkatkan angka kesembuhan kanker mammae kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis

dini, terapi dini dan tepat.

III. Pencegahan

Page 17: Paget

Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian

penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker

payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan

karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan

pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker

payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at

risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.

Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi

diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-

menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

kanker payudara.

Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa

pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap

tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50

tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada

wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan

yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila

dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

Page 18: Paget

Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker

payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan

dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini

penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan

meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh

banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan

tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya

berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.