Upload
febry-gazerock
View
65
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Volume 1, Nomor 1, Agustus 2011 ISSN. 2089-2950
DAFTAR ISI :
Pengaruh Penambahan Kapur dan Abu Layang Terhadap 1-15Mortar Dengan Uji Kuat Tekan Serta Serapan Air PadaBata Beton Berlobang(Asri Mulyadi)
Uji Lendutan Pada Pelat Beton Ringan 16-24Dengan Penambahan Glassfiber(Asrullah)
Silika Fume Dapat Menetralisir Penggunaan Air Rawa 25-38Pada Pengadukan Beton Mutu K-225(SS Purwanto)
Pengaturan Tata Air Pada Drainase Lahan Persawahan Daerah 39-52Rawa Desa Lumpatan-Bailangu Kabupaten Musi Banyuasin(Warnodin)
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Semen Baturaja, 53-65Semen Padang dan Semen Holcim(Yudianto Yuanda)
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
54
tidak memerlukan persaratan khusus, seperti panas dan atau waktu hidrasi serta kondisi lingkungan agresif(SNI 15-2049-2004). Yang mana harga semen dipasaran berbeda sesuai dengan merek semen tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan dibandingkan kuat tekan, moduluselastisitas, dan kuat tarik belah dari beton yang dibuat dengan tiga merek semen berbeda (Semen Baturaja,Semen Padang, Semen Holcim) pada umur hidrasi 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
1.2. Tujuan Penelitian.Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui karakteristik bahan penyusun beton, meliputi :a. Agregat kasar : gradasi, ketahanan aus, berat jenis, berat satuan, kadar air, modulus halus butir,
kekerasan butir agregatb. Agregat halus : gradasi, kadar lumpur, berat jenis, berat satuan
2. Untuk mengetahui nilai optimal kuat tekan, modulus elastisitas, dan kuat tarik belah pada beton darikomposisi campuran semen .
3. Untuk mengetahui merek semen yang ekonomis dengan kekuatan beton tinggi.
1.3. Ruang Lingkup Penelitian.Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana pengaruh semen yang berbeda merek terhadap kuat tekan, modulus elastisitas, dan kuattarik belah beton dengan menggunakan agregat kasar dan halus yang sama serta faktor air semen yangsama.
2. Pada komposisi campuran semen berapa persenkah beton mampu menahan gaya tekan, moduluselastisitas, dan kuat tarik belah yang paling optimal.
Untuk menghindari adanya kesalahan penelitian sesuai dengan tujuan yang dimaksud, makadalam penelitian ini diperlukan adanya batasan – batasan masalah sebagai berikut :1. Semen yang digunakan adalah semen portland type I (Semen Baturaja, Semen Padang, Semen
Holcim ) dengan kemasan dalam kantong 50 kg2. Nilai faktor air semen yang digunakan sebesar 0,5.3. Nilai berat semen yang digunakan sebesar 350 kg / m3
4. Agregat halus dan agregat kasar yang digunakan sama.5. Penelitian yang dilakukan meliputi kuat tekanbeton.6. Mutu beton rencana K -300.7. Pengujian dilakukan pada umur beton 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari..
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian BetonBeton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung,
jembatan, jalan, dan lain – lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkandengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (split), atau jenis agregat lain dan air, dengansemen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang – kadang dengan bahan tambahan (additif) yangbersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen.Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antarasemen dengan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga – ronggaantara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus ataupasir), dan pori– pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen jugaberfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran–butiran agregat salingterekat dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama.
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
55
2.2. Agregat- Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan pengisi
campuran beton. Agregat menempati 70 % volume beton, sehingga sangat berpengaruh terhadapsifat ataupun kualitas beton, sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalampembuatan beton.
Semen Portland- Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang
terdiri dari silikat - silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan(PUBI–1982). Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir–butir agregat agar terjadi suatu massayang kompak atau padat, selain itu juga untuk mengisi rongga diantara butiran–butiran agregat.
Air- Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia, dengan semen untuk
pembentukan pasta semen. Air juga digunakan untuk pelumas antara butiran dalam agregat agarmudah dikerjakan dan dipadatkan. Air dalam campuran beton menyebabkan terjadinya proseshidrasi dengan semen. Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan beton. Namun airyang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi yang tidak merata. Pengunaan Air harusmemenuhi syarat yang telah ditentukan tidak mengandung lumpur .
3. METODE PENELITIAN
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yangbertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu sama lain dan membandingkan hasilnya.Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian bahan, yang meliputi pengujian agregathalus dan agregat kasar sertapengujian kuat tekan beton. Untuk pengujian yang dilakukan menggunakanstandart Peraturan Beton Bertulang 1971 dan Petunjuk Praktikum Asistensi Teknik laboratoriumpengujian beton dari pusat penelitian MBT (1993).
Untuk Pemeriksaan semen dilakukan dengan melihat fisiknya secara visual, apakah semen ituproduksi baru ataukah produksi lama dengan melihat apakah butiran semen terdapat butiran padat atautidak. Dengan kata lain semen yang digunakan adalah semen yang belum beku dan produksi terbaru.
Pemeriksaan agregat halus meliputi pemeriksaan berat isi, berat jenis, analisa saringan dan kadarlumpur. Sedangkan pemeriksaan agregat kasar meliputi pemeriksaan berat isi, berat jenis, keausan, analisasaringan dan kadar lumpur. Sebelum melakukan penelitian harus dibuat bagan alir penelitian sebagaimanabagan dibawah ini hal ini penting mengingat alur proses penelitian agar didapat data yang valid.
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
56
BAGAN ALIR PENELITIAN
3.1. Analisa Karakteristik Bahan Analisa Semen
Pada semen portland dilakukan analisa terhadap kandungan senyawa silika (S1O2), Ferri Oksida(Fe2O3), Kapur (CaO), Alumina (Al2O3), Magnesium (MgO), Sulpurtrioksoda (SO3) dan alkali. Padapenelitian ini dipakai semen portland semen Baturaja, Semen Padang, Semen Holcim, dan untukselanjutnya tidak dilakukan analisa sebab sudah memenuhi spesifikasi teknis yang berlaku.
Analisa AggregatAnalisa yang dilakukan pada agregat baik agregat halus dan kasar adalah sebagai berikut :
Agregat Halus Organik Impuities Berat Jenis (ASTM C128 - 93) Analisa Saringan (ASTM C33 -92a) Berat Isi (ASTM C29) Apsorpsi (ASTM C566 - 89) Modulus Kehalusan (ASTM C136 -92)
Agregat Kasar
Mulai
Data Primer :- Semen
1.Semen Baturaja2.Semen Padang3.Semen Holcim
- Split- Pasir- Air
PengambilanSampel
Laboratorium :- Kuat Tekan
Data Sekunder :- Study Pustaka
Analisa Data
OutputSemen dengan kuattekan beton berbeda
Hasil
Kesimpulan
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
57
Berat Jenis (ASTM - 93) Analisa Saringan (ASTM C33 - 92a) Berat Isi (ASTM C29) Absorpsi (ASTM Cl28 - 93) Kadar Air (ASTM C566 - 39)
Analisa AirAir yang digunakan dalam penelitian ini dianalisa sesuai dengan fungsinya sebagai campuran
beton seperti keasaman, kandungan garam dan zat-zat organik. Dalam penelitian ini air yang digunakansebagai campuran beton tidak boleh menggandung asam, alkali, bahan padat, bahan tersuspensi, bahanorganik, minyak, sulfat, clorida, atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, dalam hal ini dapatdigunakan air bersih yang tersedia dilaboratorium dan sudah memenuhi syarat sesuai ASTM C685 -92a,oleh karena itu tidak dilakukan analisa terhadap air.
3.2. Perencanaan Campuran BetonBahan yang digunakan adalah pasir yang berasal dari Pasir Ogan sedangkan agregat kasar
berasal dari sungai Lematang Lahat. Untuk air yang dipakai air yang berada dilaboratorium.Perencanaan campuran beton ( mix design ) merupakan metode pendekatan dalam menentukan
komposisi bahan-bahan pembentuk beton. Terdapat beberapa metode dalam perencanaan campuran betonyang digunakan sebagai acuan yaitu metode Dreux, metode British 1986, metode Aci (American ConcreteInstitute). Dalam penelitian ini digunakan metode SK SNI T-15-1990- 03.
Pencampuran Beton dengan varian agregat gabungan yaitu :
Semen Portland = 19,52 % Pasir = 29,50 % Agregat Kasar = 40,73 % Air = 10,25 %
3.3. Variabel PenelitianVariabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel juga
dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang berperan penting dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.Variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan berat semen 350 kg/m3 dengan f.a.s 0,5.Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. berikut :
Tabel 1. Variabel Penelitian.
U m u r B e r a t F a k t o r B e r a t B e r a tB e t o n S e m e n A ir A g r e g a t A g r e g a t
( k g / m 3 S e m e n H a lu s K a s a r S e m e n S e m e n S e m e n( k g / m 3 ) ( k g / m 3 ) B a t u r a ja P a d a n g 3 R o d a
3 3 5 0 0 , 5 6 0 9 1 1 3 1 3 3 37 3 5 0 0 , 5 6 0 9 1 1 3 1 3 3 3
1 4 3 5 0 0 , 5 6 0 9 1 1 3 1 3 3 32 1 3 5 0 0 , 5 6 0 9 1 1 3 1 3 3 32 8 3 5 0 0 , 5 6 0 9 1 1 3 1 3 3 3
J u m la h B e n d a h U j iU n t u k U j i ( f c ' & ε o )
Sumber : Petunjuk Praktikum Asistensi Teknik laboratorium pengujian beton dari pusat penelitian MBT (1993)
Keterangan : Fc’ = Kuat tekan betonε = Regangan Beton
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
58
4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Pemeriksaan Bahan Susun Beton
Pemeriksaan terhadap bahan susun beton diperoleh hasil sebagai berikut :1. Air
Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 air harus bersih, tidak mengandung lumpur,minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. Setelah dilakukan pengamatansecara visual terhadap air yang akan digunakan, menunjukkan sifat-sifat antara lain tidak berwarna,tidak berbau, jernih (tidak mengandung lumpur), dan benda terapung lainnya sehingga air tersebutdianggap memenuhi syarat.
2. SemenPemeriksaan secara visual menyimpulkan bahwa semen dalam keadaan baik yaitu berbutir halus,tidak terdapat gumpalan-gumpalan, sehingga semen dapat digunakan sebagai bahan susun betondengan berat jenis 3,15 ton/m3.
3. Pasir Ogana. Berat jenis
Pemeriksaan yang dilakukan pada 2 sampel benda uji, kemudian dirata-rata. Pada kondisi keringdidapat berat jenis Pasir Ogan 2,611 ton/m3. Pasir Ogan termasuk dalam agregat normal (beratjenisnya antara 2,5-2,7), sehingga dapat dipakai untuk beton normal dengan kuat tekan 15-40 MPa(Tjokrodimuljo 1996: 15). Hasil pemeriksaan berat jenis sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 2. Pemeriksaan berat jenis agregat halus.
S a t u a n I II R a t a - r a t a
B e r a t B e n d a u j i S S D ( A ) g r a m 5 0 0 5 0 0B e r a t P ik n o m e t e r ( B ) g r a m 3 0 3 3 0 3B e r a t P ik n o m e t e r + A ir ( C ) g r a m 1 3 0 3 1 3 0 3B e r a t P ik n o m e t e r + A ir + B e n d a U j i ( D ) g r a m 1 6 1 0 1 6 1 0B e r a t B e n d a u j i k e r in g o v e n ( E ) g r a m 4 8 8 4 8 8B e r a t je n is k e r in g ( A ) - ( E ) = ( F ) 1 2 1 2
( A ) + ( C ) = ( G ) 1 8 0 3 1 8 0 3B e r a t J e n is S S D ( A ) 2 . 5 9 1 2 . 5 9 1 2 . 6 1 1
( G - D )P e n y e r a p a n % ( A - E ) x 1 0 0 2 . 4 5 9 2 . 4 5 9 2 . 4 5 9
( E )
P e m e r ik s a a n
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
b. Kadar lumpurPemeriksaan kadar lumpur didapatkan sebesar 3,954% (lampiran 2), menurut Peraturan BetonBertulang Indonesia 1971 kadar lumpur maksimum pasir ialah 5%. Dengan demikian pasir ogandapat digunakan sebagai bahan susun beton. Untuk pasir dengan kandungan lumpur lebih dari 5%,maka sebelum dipakai hendaknya dicuci terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan kadar lumpursebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 3. Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus.
S a t u a n I II R a t a - r a t a
B e r a t T e m p a t ( A ) g r a m 7 3 8 7 3 2B e r a t A g r e g a t s e b e lu m d i c u c i ( B ) g r a m 5 0 0 5 0 0B e r a t A g r e g a t s e t e la h d i c u c i ( C ) g r a m 4 8 4 4 7 8K a d a r lu m p u r % ( A - E ) x 1 0 0 3 . 3 0 6 4 . 6 0 3 3 . 9 5 4
( E )
P e m e r ik s a a n
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
59
c. Gradasi pasirPemeriksaan gradasi pasir ogan dapat dilihat dalam (lampiran 1). Menurut Peraturan BetonBertulang Indonesia 1971, Pasir Ogan termasuk pada Zone II (pasir agak kasar) dapat dilihat padagambar 1 dibawah ini.
10
0
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.08 0.15 0,3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
GRADASI PASIR OGAN PADA ZONA 2(pasir agak kasar)
Pro
sent
ase
Lol
osA
yaka
n (%
)
Lubang Ayakan mm
1 231
Batas Atas2
Batas Bawah
Gradasi Pasir3
Gambar 1. Gradasi Pasir Ogan dan Batasan Gradasi Pasir Zone II
Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Pasir Ogan telah memenuhi syarat sebagaibahan penyusun beton normal. Modulus Halus Butir didapatkan sebesar 4,048.
4. Split Lahata. Berat jenis
Pemeriksaan yang dilakukan pada 2 sampel benda uji, kemudian dirata-rata. Pada kondisi keringdidapat berat jenis Split Lahat adalah 2,306 ton/m3. Split Lahat termasuk dalam agregat normal(berat jenisnya antara 2,3-2,5). Hasil pemeriksaan berat jenis sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 4. Pemeriksaan berat jenis agregat kasar
S a t u a n I II R a t a - r a t a
B e r a t B e n d a u j i S S D ( A ) g r a m 4 9 9 4 7 3B e r a t P ik n o m e t e r ( B ) g r a m 3 0 3 3 0 4B e r a t P ik n o m e t e r + A ir ( C ) g r a m 1 3 0 3 1 3 0 4B e r a t P ik n o m e t e r + A ir + B e n d a U j i ( D ) g r a m 1 5 8 1 1 5 7 6B e r a t B e n d a u j i k e r in g o v e n ( E ) g r a m 4 5 8 4 3 7B e r a t je n is k e r in g ( A ) - ( E ) = ( F ) 4 1 3 6
( A ) + ( C ) = ( G ) 1 8 0 2 1 7 7 7B e r a t J e n is S S D ( A ) 2 . 2 5 8 2 . 3 5 3 2 . 3 0 6
( G - D )P e n y e r a p a n % ( A - E ) x 1 0 0 8 . 9 5 2 8 . 2 3 8 8 . 5 9 5
( E )
P e m e r ik s a a n
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
b. Kadar LumpurPemeriksaan kadar lumpur didapatkan sebesar 11,793%, menurut Peraturan Beton BertulangIndonesia kadar lumpur maksimum Split ialah 1%. Dengan demikian Split Lahat harus dicucisebelum digunakan sebagai bahan susun beton. Untuk Split dengan kandungan lumpur lebih dari1%, maka sebelum dipakai hendaknya dicuci terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan kadar lumpursebagaimana tabel dibawah ini.
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
60
Tabel 5. Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar.
S a t u a n I II R a t a - r a t a
B e r a t T e m p a t ( A ) g r a m 7 2 5 8 1 9B e r a t A g r e g a t s e b e lu m d i c u c i ( B ) g r a m 5 0 0 5 0 0B e r a t A g r e g a t s e t e la h d i c u c i ( C ) g r a m 4 8 4 4 3 7K a d a r lu m p u r % ( A - E ) x 1 0 0 9 . 1 7 0 1 4 . 4 1 6 1 1 . 7 9 3
( E )
P e m e r ik s a a n
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
c. Keausan AgregatPemeriksaan ketahanan aus agregat kasar menggunakan mesin Los Angeles. Pada (lampiran 6),didapat bagian yang hancur (lolos ayakan 2,8 mm) adalah 5,843%. Menurut Peraturan BetonBertulang Indonesia 1971 maksimum bagian yang hancur tidak lebih dari 50%, sehingga SplitLahat dapat digunakan untuk bahan susun beton. Hasil pemeriksaan kadar lumpur sebagaimanatabel dibawah ini.
Tabel 6. Pemeriksaan keausan agregat dengan mesin los angeles.
F r a k s i ( 1 0 - 2 0 m m )B e r a t S a m p e l
( g r a m )L o lo s T e r ta h a n
3 7 ,5 2 5 ,4 1 2 5 02 5 ,4 1 9 1 2 5 0
1 9 1 2 ,5 1 2 5 01 2 ,5 9 ,5 1 2 5 09 ,5 6 ,36 ,3 4 ,7 5
4 ,7 5 2 ,3 8T o ta l 5 0 0B e r a t B o la 1 2J u m la h B o la B a ja 5 0 0 + 2 5C a ta ta n : 1 0 0 K a li P u ta r a n
B e r a t C o n to h AB e r a t A w a l ( A ) 5 0 0 0B e r a t s e te la h d i a y a k s a r i n g a n n o . 2 ,8 m m ( B ) 4 7 2 4B e r a t S e s u d a h ( A - B ) 2 7 6K e a u s a n ( A - B ) x 1 0 0 5 ,8 4
( B )K e a u s a n r a ta - r a ta % 5 ,8 4 3
G r a d a s i P e m e r i k s a a nU k u r a n S a r i n g a n ( m m )
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
4.2. Perencanaan Adukan BetonBahan susun beton yang dipakai meliputi agregat halus berupa Pasir Ogan, agregat kasar berupa
batu pecah mesin asal Lahat dengan butir maksimum 20 mm, semen tipe 1 dengan merk Baturaja, Padangdan Holcim dengan ukuran 50 Kg, air dari laboratorium bahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik SriwijayaPalembang.
Rancangan adukan unutk beton dengan kekuatan rencana K–300 didahului dengan pemeriksaanbahan susun beton (lampiran 1) dan analisis gradasi campuran dengan hasil yang terbaik seperti dalam(lampiran 1), yaitu Pasir Ogan 42% dan Split Lahat 58%. Perencanaan adukan beton dihitung dengan caraLaboratorium yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Persyaratan yang telah ditentukan antara lain :
1. Berat semen 428,57 Kg/m3.2. Faktor air semen 0,525.
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
61
Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh :1. Berat jenis Pasir 2,611.2. Berat jenis kerikil 2,306.3. Perbandingan berat pasir dan kerikil 42%:58%.
Penentuan berat beton :1. Berat jenis agregat campuran : (2,611 x 42%) + (2,306 x 58%) = 2,43412. Kebutuhan air = 0,525 x 428,57 = 225 Kg atau 225 Liter.3. Dari gambar grafik tentang hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran, dan berat
beton (Tjokrodimuljo 1996: 100) dengan Bj campuran 2,4341 dan kebutuhan air 225 L, makaberat beton diperoleh : 2195,25 Kg/m3.
Penentuan berat agregat :1. Penentuan berat campuran :
W camp = Wbeton – Wair – Wsemen= 2195,25 – 225 – 428.57= 1541,68 Kg
2. Penentuan berat pasir :W pasir = P/(P+K) x Wcamp
= 0,42/(0,42+0,58) x 1541,68 Kg= 647,51 Kg
3. Penentuan berat split :W Split = K/(P+K) x Wcamp
= 0,58/(0,42+0,58) x 1541,68= 894,17 Kg
Perbandingan kebutuhan pasir, kerikil, air, dan semen untuk 1m3 adalah1. Pasir = 647,51Kg2. Split = 894,17Kg3. Air = 225 Liter4. Semen = 428,57KgAnalisis kebutuhan pasir, split, air, dan semen untuk 7 kubus beton dengan ukuran (15 x 15 ) cmadalah1. Volume 7 kubus = 7x0.15x0,15x 0,15
= 0.023625 m32. Untuk pelaksanaannya proporsional volumenya ditambah 10%.
Voleme = 0.023625 + 0.0023625= 0.0259875 m3
3. Sehingga kebutuhannya untuk 7 kubus adalah :Pasir = . 0.0259875 x 647.51Kg
= 16,82 KgSplit = 0.0259875 x 894.17 Kg
= 23,23 KgAir = 0.0259875 x 225 Liter
= 5,84 LiterSemen = 0.0259875 x 428,57 Kg
= 11,13 Kg
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
62
Tabel 7. Jumlah kebutuhan bahan susun beton
No MerekSemen
Kebutuhan bahan untuk 7 kubusSplit(Kg)
Pasir(Kg)
Air(Liter)
Semen(Kg)
1 Baturaja 23,23 16,82 5,84 11,132 Padang 23,23 16,82 5,84 11,133 Holcim 23,23 16,82 5,84 11,13
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
4.3. PembahasanKuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan setelah umur beton mencapai umur 3 dan 7 hari yangmana kuat tekan beton pada hari berikutnya dapat dikonversikan dengan koefisien berdasarkan umurbeton menurut PBI 1971. Adapun tabel koefisien berdasarkan umur beton menurut PBI 1971 adalahdibawah ini.
Tabel 8. Koefisien berdasarkan umur beton menurut PBI 1971.
Umur Beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365Semen Biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35Semen denganKekuatan awal
0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20
Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
Dari hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan di Lab Beton Politeknik Sriwijaya yangdilakukan pada umur tiga dan tujuh hari harus dikonversi terlebih dahulu untuk mendapatkan kuat tekanbeton pada umur 14, 21 dan 28 hari.1. Penentuan Kuat Tekan Beton Dengan Semen Baturaja
Trial Mix 1
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari == 494.45 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari == 389.73 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Rata-rata =
Kuat Tekan Beton Rata-rata == 442.09 kg/cm2
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
63
Dengan emikian kuat tekan beton pada umur 14, 21 dapat dihitung sebagai berikut :Kuat Tekan Beton Umur 14 hari = Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971
= 442.09 x 0.88= 389.03 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Umur 21 hari= Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971
= 442.09 x 0.95= 419.98 kg/cm2
2. Penentuan Kuat Tekan Beton Dengan Semen Padang
Trial Mix 1
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari == 463.90 kg/cm2
Trial Mix 2
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
= 237.78Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
= 365.81 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Rata-rata =
Kuat Tekan Beton Rata-rata == 414.85 kg/cm2
Dengan demikian kuat tekan beton pada umur 14, 21 dapat dihitung sebagai berikut :Kuat Tekan Beton Umur 14 hari = Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971
= 414.85 x 0.88= 365.06 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Umur 21 hari= Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971
= 414.85 x 0.95= 394.10 kg/cm2
3. Penentuan Kuat Tekan Beton Dengan Semen HolcimTrial Mix 1
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
64
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari == 408.32 kg/cm2
Trial Mix 2
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari =
Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari == 307.69 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Rata-rata =408.32 + 307.69
Kuat Tekan Beton Rata-rata == 358 kg/cm2
Dengan demikian kuat tekan beton pada umur 14, 21 dapat dihitung sebagai berikut :Kuat Tekan Beton Umur 14 hari= Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971
= 358 x 0.88= 315.04 kg/cm2
Kuat Tekan Beton Umur 21 hari = Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971= 358 x 0.95= 340.10 kg/cm2
Hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan di Lab Beton Politeknik Sriwijaya disajikandalam (lampiran 19-53). Untuk melihat hasil pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan semenbaturaja, semen padang dan semen holcim dengan formula rencana K – 300 disajikan dalam tabel 4.3dibawah ini.
Tabel 9. Kuat Tekan Beton dengan menggunakan semen baturaja, semen padang dan semen holcim untukbeton rencana K - 300.
M e r e k B e r a tS e m e n ( k g ) K e t
3 7 1 4 2 1 2 8
B a tu r a ja 8 ,0 2 1 9 7 ,8 2 5 3 ,3 3 3 8 9 4 2 0 4 4 2 ,1 K .3 0 0P a d a n g 7 ,9 8 1 8 5 ,6 2 3 7 ,7 8 3 6 5 ,1 3 9 4 ,1 4 1 4 ,9H o lc i m 8 ,1 6 1 6 3 ,3 2 0 0 ,0 0 3 1 5 3 4 0 ,1 3 5 8
K u a t T e k a n B e to n B e r d a s a r k a n U m u r( k g /c m 2 )
Sumber : - Hasil Laboratorium- Perhitungan 2010
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik hubungan antara kuat tekan beton berdasarkan umur betondengan tiga merek semen berbeda seperti dibawah ini.
Penelitian Kuat Tekan Beton Dengan MenggunakanSemen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
65
50
0
100
150
200
250
300
350
400
450
3 7 14 21 28
Kua
t Tek
an B
eton
(kg/
cm2)
Umur Beton (hari)
Semen Padang
Semen Baturaja
Semen Holcim
1
2
3
3
12
KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMENBATURAJA, SEMEN PADANG DAN SEMEN HOLCIM
Gambar 2. Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Semen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim.
5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanDari hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :1. Agregat halus yaitu pasir ogan dapat digunakan untuk pembuatan beton normal yang mana kadar
lumpurnya sebesar 3.954%. Pasir ini dapat digunakan untun beton rencana K- 300.2. Agregat Kasar yaitu Split Lahat dapat digunakan untuk pembuatan beton normal dilapangan dengan
terlebih dahulu dicuci, mengingat kadar lumpurnya sebesar 11,793%.3. Kuat Tekan Beton yang paling tinggi adalah beton yang menggunakan semen baturaja. Adapun semen
padang dan semen holcim tetap dapat digunakan untuk pembuatan beton normal dengan kuat tekanrencana K-300.
5.2 SaranSetelah melakukan penelitian tentang kuat tekan beton dengan menggunakan semen baturaja, semenpadang dan semen holcim, maka perlu diperhatikan saran-saran sebagai berikut :- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih akurat kuat kuat tekan beton dengan
menggunakan semen baturaja, semen padang dan semen hocim dengan jumlah sample yang lebihbesar dengan margin error yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA1. Anonim. 1990. Tata Cara Pengujian Kuat Tarik Beton (SK SNI M-60-1990-03). Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan: Jakarta.2. Anonim. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung (SK SNI-
T-1991-03). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan: Jakarta.3. Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI-T-15-1991-03 Departemen
Pekerjaan Umum RI. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.4. Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Andi: Yogyakarta.5. Samekto dan Rahmadiyanto, 2001. Teknologi Beton. Kanisius: Yogyakarta.6. Gani, M.S.J. Cement and Concrete. Chapman & Hall: Melbourne.7. Wospakrik, Hans. 1996. Mekanika Bahan. Erlangga: Surabaya.8. Sorousihan, P. dan Bayazi, Z. 1987. Concep of Fibre Reinforced Concrete, Proceeding of the
International Seminar on Fibre Reinforced Concrete. Michigan State University: Michigan.9. Suhendro, B. 2000. Beton Fiber Konsep, Aplikasi, dan Permasalahannya. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.10. Suroso, H. 2001. Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Bahan Agregat Halus Pada Beton. Thesis
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.