23
I. Pengertian Pancasila Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip, asas, batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang baik/senonoh. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. II. Pengertian Pancasila secara Etimologis Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India. Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila. Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan atau sublimasi dari negara lain. Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma” karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk : 1) Melakukan kekerasan; 2) Mencuri; 3) Berjiwa dengki;

pancasila

  • Upload
    marty

  • View
    222

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pancasila sebagai dasar negara

Citation preview

Page 1: pancasila

I. Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam

bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : pañca

berarti lima dan śīla berarti prinsip, asas, batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang

baik/senonoh. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan

bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

II. Pengertian Pancasila secara EtimologisSecara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah

dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan

Budha di India. Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan

melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda. Ajaran

moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan atau sublimasi

dari negara lain. Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma”

karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku itu istilah

Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan

berisi lima larangan untuk :

1)    Melakukan kekerasan;

2)    Mencuri;

3)    Berjiwa dengki;

4)    Berbohong; dan

5)    Mabuk akibat minuman keras.

Selanjutnya, istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai :

1)    Aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa;

2)    Kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun);

3)    Dasar adab;

Page 2: pancasila

4)    Akhlak; dan

5)    Moral.

III. Pengertian Pancasila secara HistorisPembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan rumusan

Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden

RI No.12 Tahun 1968.

IV. Sejarah Singkat Terbentuknya PancasilaSebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia

dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di

Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah

adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di

wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya,

Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa

Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun

politik. Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini

Belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan.

Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat

itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama

menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan

tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang

dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian

hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.

Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang

memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji

kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar

Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki

dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang

untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang

pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang

2

Page 3: pancasila

dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada

sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad

Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk

Indonesia merdeka.

Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas

lima hal, yaitu:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas

lima hal, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945.

Prof.Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945 terdapat pokok-pokok pikiran  yang tidak

banyak berbeda seperti berikut :

a. Negara Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional  yang bersatu dalam

arti totaliter atau integralistik.

b. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada tuhan, tetapi urusan agama hendaknya

terpisah dari urusan negara dan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang

bersangkutan.

c. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan,

agar pemimpin negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus-

menerus.

d. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, system

tolong-menolong dan system kooperasi.

3

Page 4: pancasila

e. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia  yang asli,

dengan sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya.

Prof. Supomo dengan tegas menolak aliran individualisme dan liberalisme maupun teori

kelas ajaran Marx, dan Lenin, sebagai dasar Indonesia Merdeka, dan menandaskan bahwa

politik pembangunan negara harus disesuaikan dengan susunan masyarakat Indonesia.

Maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran (staaside) negara yang integralistik,

negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-

golongannya dalam lapangan apapun. Dalam pengertian ini menurut teori ini yang sesuai

dengan semangat Indonesia yang asli, negara tidak lain ialah seluruh rakyat Indonesia

sebgai persatuan yang teratur dan tersusun.

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar

negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila.

Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas

menjadi Trisila, yaitu:

1. Sosio nasionalisme

2. Sosio demokrasi

3. Ketuhanan

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu

Gotong Royong.

Istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku

seseorang atau bangsa;kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); dasar

adab, akhlak, dan moral. Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir.

Soekarno pada tanggal 1 Juni  1945 dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau, istilah Pancasila tersebut

diperoleh dari para sahabatnya yang merupakan ahli bahasa.

4

Page 5: pancasila

Rumusan Pancasila yang dikemukakan tersebut berdiri atas :

Kebangsaan Indonesia

Internasional atau kemanusiaan

Mufakat atau demokrasi

Kesejahteraan sosial

Ketuhanan yang berkemanusiaan

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat

untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang

masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap

anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan

tanggal 20 Juni 1945.

Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno

2. Ki Bagus Hadikusumo

3. K.H. Wachid Hasjim

4. Mr. Muh. Yamin

5. M. Sutardjo Kartohadikusumo

6. Mr. A.A. Maramis

7. R. Otto Iskandar Dinata

8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para

anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya

dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang

terdiri atas sembilan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Muh. Hatta

3. Mr. A.A. Maramis

4. K.H. Wachid Hasyim

5. Abdul Kahar Muzakkir

6. Abikusno Tjokrosujoso

7. H. Agus Salim

5

Page 6: pancasila

8. Mr. Ahmad Subardjo

9. Mr. Muh. Yamin

Tokoh-tokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk

membahas pidato serta usulan-usulan mengenai dasar negara yang telah dikemukakan

dalam sidang- sidang  BPUPKI. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini

pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah

Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.

Dalam pembahasan tersebut didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila

sebagai berikut :

1.      Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradap

3.      Persatuan Indonesia

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tentang Piagam Jakarta ini Sukarno sebagai ketua Panitia Sembilan mengatakan, bahwa

“Ketuhanan dengan menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluk-pemeluknya”

merupakan jalan tengah yang diambil akibat perbedaan pendapat antara golongan Islam

dan kebangsaan.

Sebenarnya banyak muncul keberatan terhadap Piagam Jakarta ini. Sebagai contoh,

keberatan yang disampaikan oleh Latuharhary yang didukung oleh Wongsonegoro dan

Husein Joyodiningrat dalam sidang panitia perancang UUD tanggal 11 Juli 1945.

Keberatan yang sama juga diajukan oleh Ki Bagus Hadikusumo dalam sidang ketua

BPUPKI tanggal 14 Juli 1945.

Tanggal 18 Agustus ini merupakan perjalanan sejarah paling menentukan bagi

rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang Dasar untuk negara

Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul

(pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut. Namun demikian sehari sebelum

tanggal ini ada peristiwa penting.

Peristiwa penting yang dimaksud adalah seperti ini. Sore hari setelah kemerdekaan

Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima Nisyijima (pembantu

6

Page 7: pancasila

Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang memberitahukan bahwa ada pesan

berkaitan dengan Indonesia merdeka.

Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah

penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil

Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan

dengan rumusan sila pertama (Piagam Jakarta) : .”Ketuhanan dengan kewajiban

menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

Bagaimana dengan sikap Moh. Hatta saat itu? Ketika itu Hatta menyadari bahwa

penolakan terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan pecahnya negara Indonesia

Merdeka yang baru saja dicapai. Jika hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah

(Indonesia) luar Jawa akan kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Oleh karena

itu, Hatta mengatakan kepada opsir pembawa pesan tersebut, bahwa pesan penting itu

akan disampaikan dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) esok

hari (tanggal 18 Agustus 1945).

Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak Ki Bagus

Hadikusumo, Wakhid Hasyim, Kasman Singodimejo, dan Teuku Hasan untuk rapat

pendahuluan. Mereka membicarakan pesan penting tentang keberatan terhadap rumusan

Pancasila Piagam Jakarta. Hasilnya, mereka sepakat agar Indonesia tidak pecah, maka sila

pertama (dalam rumusan Piagam Jakarta) diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

V. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra SejarahAhli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam pertengahan jaman tersier

kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman quarter yang dimulai sekitar 600.000

tahun yang silam Indonesia didiami oleh manusia, dan berdasarkan hasil penemuan fosil

Meganthropus Paleo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo

Wajakensis, serta Homo Mojokertensis.

Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman yaitu :

1. Paleolitikum

2. Mesolitikum

3. Neolithicum 

7

Page 8: pancasila

Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa Pra Sejarah hakekatnya adalah nilai-nilai

Pancasila itu sendiri, yaitu :

1. Nilai ReligiAdanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan  adanya penguburan, terutama

Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus, serta dalam menghadapi tantangan alam

tenaga gaib sangat tampak. Selain itu ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu

yang digunakan untuk aktifitas religi seprti upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya

keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir di tempat-tempat

yang tinggi yang dianggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh keajaiban dan

slelebagai batas antara dunia manusia dan roh leluhur.

Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi dalam makna

animism dan dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.

2. Nilai Peri KemanusiaanNilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya penghargaan terhadap hakekat

kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun

sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhadap sesama manusia,

yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai kemanusiaan. Mereka tidak

hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok pedalaman

dengan pantai dan persebaran kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan

bangsa-bangsa lain.

3. Nilai KesatuanAdanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga muncul

kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori perbandingan bahasa

menurut H.Kern dan benda- benda kebudayaan Pra Sejarah Von Heine Gildern. Kecakapan

berlayar karena menguasai pengetahuan tentang laut, musim, perahu, dan astronomi,

menyebabkan adanya kesamaan karakteristik kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak

mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah sebabnya

mereka menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.

8

Page 9: pancasila

4. Nilai MusyawarahKehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah memiliki aturan

untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat

sosial.

Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh

seorang kepala suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang

pertama diantara yang sama).

5. Nilai Keadilan SosialDikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti masyarakat pada

saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering menuju ke pola hidup

foodproducing. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan

kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada.

VI. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Sebelum Kemerdekaan

6. Masa Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra

(Melayu Kuno & menggunakan huruf Palawa) di kenal dengan kerajaan Maritim yang

mengadakan jalur perhubungan laut. Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686 M),

Selat Malaka (775M). Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana Pemerintah

melalui pegawai Raja membentuk suatu badan untuk mengumpulkan hasil kerajinan rakyat

supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan

yang yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang menjadi

pengawas teknis pembangunan, gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga kerajaan

dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah

dikenal di Asia, Pelajar dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak guru-

guru tamu yang mengajar disini dari India, seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan

bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut

dalam perkataan "Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika" (suatu cita-cita negara

yang adil dan makmur).

9

Page 10: pancasila

Pada Hakekatnya Nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai

pancasila, yaitu sebagai berikut:

a. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup

berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan

dan pengembangan agama Budha.

b. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti

Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India meunjukan telah

tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif

c. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan

konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.

d. Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas,

meliputi Siam dan Semenanjung Melayu (INA sekarang)

e. Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan

sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

7. Masa Kerajaan Majapahit

Sebelum kerajaan majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di jawa Tengah dan Jawa

Timut secara silih berganti yaitu kerajaan Kalingga (abad ke-VII), Sanjaya (abad ke-VIII),

sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut dibangunnya Candi Borobudur (candi

agama Budha pada abad ke-IX) dan Candi Brambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X)

Agama yang dilaksanakan pada zaman Majapahit ini adalah Agama Hindu dan Budha

yang saling hidup berdampingan secara damai. Pada masa ini mulai dikenal beberapa isitilah

dan Nilai-nilai pancasila pada Kerajaan Majapahit, antara lain:

1) Sila 1, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara

damai. Istilah Pancasila terdapat dalam buku 'Negrakertagama karangan Empu

Prapanca dan Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang terdapat seloka

persatuan nasional yang berbunyi "Bhineha Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrud\

artinya walaupun berbeda-beda namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki

tujuan yang berbeda.

2) Nilai sila 2, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan kerajaan

Tiongkok, Ayoda, Champa, dan kamboja. Disamping itu juga mengadakan

10

Page 11: pancasila

persahabatan dengan Negara-negara tetangga.

3) Nilai sila 3, terwujud dengan keutuhan kerajaan , khususnya Sumpah Palapa, yang di

ucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri tahun

1331 yang berbunyi: "Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jika selurnh

nusantara tertakluk di bawah kekuasaan Negara, jika gurun, Seram, Tanjung, Ham,

pahang, Dempo, Bali Sunda, Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan"

4) Nilai sila 4, Terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan Majapahit yang

menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut prasasti Kerajaan Brumbang

(1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat

kerajaan , seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti memberikan

nasehat kepada Raja. Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah

menumbuhkan adat bennusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan masalah

bersama.

5) Nllai Sila 5 dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang ditopang dengan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

8. Masa Kedatangan Islam

1. Sila ke-1: pada masa kedatangan Islam bangsa Indonesia sudah dikenalkan

kepada Tuhan Yang Esa.

2. Sila ke-2: dihapuskannya system kasta dan perbudakan dalam masa

walisongo.

3. Sila ke-3: usaha mempersatukan negeri oleh penyebar agama Islam. Salah

satunya saat walisongo menyebar ke daratan jawa untuk mensyiarkan tentang

Islam.

4. Sila ke-4: system musyawarah yang diperkenalkan Islam untuk mengatasi

suatu persengketaan.

5. Sila ke-5: keadilan bagi seluruh umat merupakan hakekat Islam itu sendiri

semenjak dikenalkan sampai sekarang.

9. Zaman Penjajahan Belanda-Jepang

Zaman penjajahan dimulai bangsa Eropa yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai

memasuki Indonesia, yaitu Portugis, spanyol, Inggris dan belanda. Masuknya bangsa Eropa

seiring dengan keruntuhan Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari perselisihan dan perang

soudara, yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah di tinggalkan. Pada zaman ini tidak ada

11

Page 12: pancasila

rasa persatuan dan kesatuan sehingga perjuangan melawan penjajah secara fisik dilakukan

secara sendiri-sendiri disetiap daerah. Rakyat mudah diadu domba sehingga mudah dipecah

belah, hal ini juga yang menimbulkan rakyat Indonesia semakin miskin dan bodoh akibat

penjajahan tersebut Oleh karena itu untuk semboyan yang berbunyi "Bersatu kita teguh,

bercerai kita runtuh" merupakan semangat agar rakyat Indonesia bisa menciptakan persatuan

dan kesatuan karena tanpa persatuan kita tidak akan bisa mengusir penjajah.

10. Kebangkitan Nasional

Pada abad ke-XX Indonesia mengubah cara-caranya dalam melakukan perlawanan

terhadap penjajah Belanda. Kegagalan perlawanan secara fisik yang tidak adanya koordinasi

pada masa lalu mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia abad ke-XX untuk mengubah

bentuk perlawanan yang lain dengan cara membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia akan

pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan dengan cara mendirikan berbagai

organisasi politik disamping organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.

Dimulai dengan didirikannya suatu organisasi yang bernama Budi Utomo (20 Mei 1908)

dengan tokoh yang terkenal adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini merupakan

organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Kemudian barulah bermunculan

organisasi pergerakan lain yaitu Serikat Dagang Islam (1909) yang kemudia berubah menjadi

pergerakan politik dengan nama Serikat Islam (1911) di bawah pimpinan H.O.S

Tjokroaminoto. Pada masa ini juga adanya Perjuangan PNI (1927) yang menitikberatkan

pada kesatuan nasional yang dipelopori oleh Soekarno dan Kawan-kawan.

11. Pancasila Dalam Era Reformasi

Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden

Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.

Pengunduran diri ini ialah dampak dari ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap

pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu yang juga disusul dengan krisis finansial Asia yang

menyebabkan ekonomi Indonesia melemah. Ketidakpuasan masyarakat ini dituangkan

melalui demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai organisasi aksi mahasiswa

di berbagai wilayah Indonesia.

Tragedi Trisakti adalah salah satu tragedi puncak jatuhnya rezim Soeharto. Tragedi

Trisakti yang meletus pada tanggal 12 Mei 1998 memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari

setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan

yang besar baik dari dalam maupun dari luar negeri, akhirnya kekuasaan Soeharto dapat

12

Page 13: pancasila

ditumbangkan, ia akhirnya memilih mengundurkan diri dari kursi kekuasaan yang telah

didudukinya selama 32 tahun.

Menurut Panitia Lima (Bung Hatta, Subardjo, Maramis, Sunarjo, Pringgodigdo)

Pancasila dapat dipahami bukan hanya dengan membaca teksnya, melainkan dengan

mempelajari terjadinya teks itu. Fleksibilitas Pancasila yang akan mampu membingkai

nasionalisme menjadi aset penting bagi kehidupan era ini, sebab anekaragam sosial dan

kemajemukan budaya (agama, suku, geografis, pengalaman sejarah) dan kehidupan paradoks

butuh ”kesadaran bersama yang baru secara rohaniah” sebagai bangsa.

Jika mencermati keberadaan Pancasila dalam kehidupan politik yang banyak

mengalami perubahan konstitusional dan rezim kekuasaan (1945 – 1978) Pancasila selalu

dipertahankan. Menurut Yamin (1959), hal demikian memperlihatkan Pancasila mengandung

kenyataan yang hidup dan tumbuh dalam sanubari orang per orang dalam masyarakat,

sehingga Pancasila selalu dipertahankan oleh rakyat Indonesia yang mendukung tiap-tiap

negara nasional yang lahir di atas bumi tumpah darah Indonesia. Dengan Pancasila rakyat

Indonesia telah bersatu dalam revolusi dan dalam perjuangan sejak hari proklamasi. Pancasila

merupakan kristalisasi daripada intisari perjuangan kemerdekaan nasional di abad ke-20.

Menurut Sartono Kartodirdjo, Pancasila akan menjadi penentu dalam orientasi tujuan

sistem sosial – politik, kelembagaan dan kaidah-kaidah pola kehidupan, yang bukan hanya

menjadi faktor determinan, juga sebagai payung ideologis bagi pelbagai unsur dalam

masyarakat yang bersifat majemuk.

Pancasila sebagai asas kerohanian dibutuhkan era ini yang karakternya

memperlihatkan euforia keanekaragaman dan kejamemukan dengan corak paradoks (nilai-

nilai budaya yang mengontrol) serta ketegangan antara kesadaran individualisme dan

kolektivisme dalam penyesuaian (dimana individualisme tanpa kolektivisme akan merusak

sedang kolektivisme tanpa individualisme akan menghancurkan).

Fleksibilitas Pancasila yang akan mampu membingkai nasionalisme menjadi sebagai

aset penting bagi kehidupan era ini, sebab anekaragam sosial dan kemajemukan budaya

(agama, suku, geografis, pengalaman sejarah) dan kehidupan paradoks butuh ”kesadaran

bersama yang baru secara rohaniah” sebagai bangsa.

Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan

menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu. Elit politik dan

13

Page 14: pancasila

masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi,

rujukan dan elan vitalnya. Sebab utamannya sudah umum kita ketahui, karena rejim Orde

Lama dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.

Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari kedirian bangsa ini,

Pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila harus tetap menjadi dasar dari

penuntasan persoalan kebangsaan yang kompleks seperti globalisasi yang selalu mendikte,

krisis ekonomi yang belum terlihat penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi

disintegrasi, dan segregasi sosial dan konflik komunalisme yang masih rawan. Kelihatannya,

yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-pendekatan yang lebih

konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana dan relevan dengan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Melihat perilaku sebagaian besar elit politik kita sekarang yang sangat pragmatis,

feodalistik, dan materialis, serta tidak lagi dominan menggunakan ideologi Pancasila sebagai

pendekatan imperatif dalam kerja politik mereka hampir pada semua level dan kelembagaan

politik serta dalam membuat dan mengawasi produk perundang-undangan, kelihatannya masa

depan reformasi dan demokratisasi, integrasi politik, serta kebangsaan Indonesia seperti yang

dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, masih unpredictable.

14

Page 15: pancasila

Daftar Pustaka

- Dian Kartikasari, Agustin. 14 Desember 2014. “Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan

Sehari-hari di Masyarakat”.

https://agustindiankartikasari.wordpress.com/2014/12/14/makalah-implementasi-nilai-

nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari-di-masyarakat.html. 30 Maret 2015. Hal 2-

3.

- Maftuh, Muhammad. “ Nilai Pancasila Sejak Zaman Prasejarah dan Proses

Perumusan Pancasila”. https://www.academia.edu/9456473/Nilai-

nilai_pancasila_sejak_zaman_prasejarah_dan_proses_perumusan_pancasila. 11 Maret

2015. Hal 3-11.

- Majid, Abdullah. 23 April 2014. “Nilai-nilai Pancasila dan Proses Perumusan

Pancasila”. http://www.slideshare.net/majid66abdullah/nilai-nilai-pancasila-dan-

proses-perumusan-pancasila. 30 Maret 2015. Hal 12-13.

- Indri, Weningrosi. 17 April 2013. “Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Indonesia”.

https://kuliahkumanajemenpendidikan.wordpress.com/2013/04/17/pancasila-dalam-

sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia/.11 Maret 2015. Hal 13-15.

15