Upload
putu-yudhi-r
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Paper Psak 50
1/25
Pendahuluan
PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian menggantikan PSAK 50 (2010): Instrumen
Keuangan: Penyajian. PSAK 50 ini merupakan adopsi IAS 32 Financial Instruments: Presentation ,
kecuali :
IAS 32 paragraf 96-97F tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak
relevan.
IAS 32 paragraf 98-100 tentang penarikan tidak diadopsi karena tidak relevan.
PSAK 50 (revisi 2010) hanya mengatur tentang penyajian instrumen keuangan. Pengaturan tentang
pengungkapan instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
PSAK 50 (revisi 2010) akan membahas mengenai :
Ruang lingkup & Definisi (puttable instrument)
Penyajian :
Liabilitas dan ekuitas
Instrumen keuangan majemuk
Saham treasuri
Bunga, dividen, keuntungan dan kerugian
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
Pengaturan baru : puttable instrument; Kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara prorata
saat likuidasi; Reklasifikasi dari liabilitas keuangan ke instrumen ekuitas dan sebaliknya.
Tujuan PSAK 50 ini adalah untuk menetapkan:
Prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset
keuangan dan liabilitas keuangan.
Prinsip dalam pernyataan ini melengkapi :
Prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
Pengungkapan informasi mengenai prinsip tersebut dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan
Pengertian
Instrumen Keuangan adalah:
setiap kontrak yang menambah nilai:
8/10/2019 Paper Psak 50
2/25
aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
liabilitas keuangan atau
instrumen ekuitas entitas lain.
1.
Aset Keuanganterdiri dari :
b. Kas
c. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain
d.
Hak kontraktual:
i. untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau
ii. untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung; atau
e. Kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas
i. Nonderivatif
ii.
Derivatif2. Liabilitas Keuangan terdiri dari :
a. Kewajiban kontraktual:
i.
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
ii. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;
b.
kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
i. non derivatif; atau
ii.
derivatif
Kas adalah aset keuangan karena merupakan alat tukar dan menjadi dasar pengukuran dan
pengakuan seluruh transaksi dalam laporan keuangan.
Contoh instrumen keuangan yang mencerminkan hak kontraktual :
a. Piutang usaha dan utang usaha
b.
Weset tagih dan wesel bayar
c.
Pinjaman yang diberikan dan pinjaman yang diterima
d.
Piutang obligasi dan utang obligasi
e. Instrumen utang perpetual
Liabilitas atau aset non kontraktual (seperti pajak penghasilan yang timbul karena peraturan
pemerintah) bukan liabilitas dan aset keuangan, kewajiban kontruktif bukan liabilitas keuangan.
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan instrumen tersebut ataukomponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
8/10/2019 Paper Psak 50
3/25
substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas.
Instrumen-instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi:
a)
Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk:
i. menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
ii.
mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan
kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
b) jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
i. nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkanentitas; atau
ii. derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas
atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument)adalah instrumen keuangan yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit danmemperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit
pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang atau kematian atau
purna karya dari pemegang instrumen.
Kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan
menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut.
Diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur berikut:
a.
Memberikan hak kepada pemegangnya bagian prorata atas aset neto entitas pada saat
dilikuidasi
b.
Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh
instrumen lain
c.
Selain bentuk instrumen keuangan (lihat definisi)
d.
Jumlah arus kas yagn diharapkan didasarkan secara substansial pada laba rugi,
perubahan aset neto
Reklasifikasi Instrumen
8/10/2019 Paper Psak 50
4/25
Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai instrumen ekuitas (sejak tanggal ketika
instrumen memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang ditetapkan.
Entitas mereklasifikasi instrumen keuangan sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki
seluruh fitur atau memenuhi kondisi di paragraf tersebut.
Contoh: Jika entitas menebus seluruh instrumen tanpa opsi jual yang diterbitkan dan setiap
instrumen yang mempunyai fitur opsi jual yang masih beredar memiliki seluruh fitur dan memenuhi
semua kondisi di paragraf 13 dan 14, maka entitas mereklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur
opsi jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal ketika entitas menebus instrumen tanpa opsi jual
Penyelesaian Kontijensi
Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan
(kontiijensi). Instrumen dengan penyelesaian kontijensi adalah liabilitas keuangan, kecualijika:
Bagian dari ketentuan penyelesaian kontijensi adalah tidak sah
Penerbit dapat disyaratakan untuk menyelesaikan kewajiban hanya dalam kondisi penerbit
dilikuidasi
Instrumen tersebut memiliki fitur 16A&B
Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak pilihan cara penyelesaian
(misalnya penerbit atau pemegang instrumen dapat memilih penyelesaian secara neto dengan kasatau mempertukarkan saham dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau
liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai
instrumen ekuitas.
Contoh: opsi saham yang memberi pilihan kepada penerbit untuk menentukan penyelesaian
secara neto dengan kas atau mempertukarkan sahamnya dengan sejumlah kas.
Oleh karenanya, instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bagi penerbit, kecuali jika:
bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian secara kas
atau melalui penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya
sebagaimana jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan) adalah tidak sah (not
genuine); atau
penerbit disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan kas atau dengan
penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya sebagaimana jika
instrumen tersebut merupakan liabilitas keuangan) hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi;
atau
instrumen tersebut memiliki seluruhfitur dan memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14.
8/10/2019 Paper Psak 50
5/25
Instrumen Keuangan Majemuk
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan untuk
menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen
tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen
ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan
tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
Contoh:
Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasadengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari sudut
pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen:
liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain); dan
instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama
jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa
dengan jumlah yang telah ditetapkan).
Saham Treasuri
Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut (saham treasuri)
dikurangkan dari ekuitas.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan
instrumen ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh
anggota lain dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterimadiakui secara langsung di ekuitas.
Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara terpisah, dalam Iaporan posisi keuangan atau
catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
Entitas mengungkapkan sesuai dengan PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi jika saham
treasuri diperoleh oleh pihak-pihak berelasi.
Bunga, Deviden, Kerugian dan Keuntungan
8/10/2019 Paper Psak 50
6/25
Bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian yang terkait dengan instrumen keuangan atau komponen
yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi.
Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas secara langsung ke ekuitas ,
setelah dikurangi dampak pajak penghasilan terkait.
Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat sebagai pengurang ekuitas, setelah
dikurangi dampak pajak penghasilan terkait.
Pajak penghasilan yang terkait dengan distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dan biaya
transaksi dicatat sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan.
Saling Hapus
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisikeuangan jika, dan hanya jika, entitas:
saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan sating hapus
atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara simultan.
Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian
pengakuan, entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas
terkait (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 36).
Untuk memenuhi kriteria saling hapus, entitas saat ini harus memiliki hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus. Ini berarti bahwa hak saling hapus:
harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan; dan
harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai berikut:
situasi bisnis yang normal;
peristiwa kegagalan; dan
peristiwa kepailitan atau kebangkrutan dari entitas dan seluruh pihak lawan.
8/10/2019 Paper Psak 50
7/25
Penerapan dan Contoh Aplikasi PSAK 50
Utang Yang Dapat Dikonversi
Contoh 1 :
PT. ABC menerbitkan obligasi yang dapat dikonversi 2.000 lembar pada awal 20X1.
Obligasi tersebut berjangka waktu 3 tahun dan dijual sebesar nilai nominalnya
Rp1.000 per lembar.
Bunga 6% dibayarkan di muka setiap tahunnya.
Tiap obligasi dapat dikonversikan setiap saat hingga saat jatuh temponya menjadi
250 lembar saham biasa.
Ketika obligasi tersebut diterbitkan, tingkat bunga pasar untuk utang sejenis tanpa
hak konversi sebesar 9%.
Penyelesaian :
Komponen liabilitas harus diukur terlebih dahulu
Selisih antara hasil yang diterima dengan nilai wajar komponen liabilitas dialokasikan sebagai
komponen ekuitas.
Nilai wajar komponen liabilitas dihitung menggunakan tingkat bunga diskonto 9 %,
Nilai sekarang dari pokok obligasi Rp2.000.000 yang harus
dibayar dalam tiga tahun
1,544,367
Nilai wajar dari bunga sebesar Rp120.000 yang harus dibayar
di muka setiap tahunnya selama tiga tahun
303.755
Total komponen liabilitas 1.848.122
Komponen Ekuitas 151.878
Hasil penerbitan obligasi 2.000.000
Jurnalnya :
Kas 2.000.000
Utang Obligasi 1.848.122
Agio saham Ekuitas konversi 151.878
Contoh 2 :
PT XYZ menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai nominal Rp 200.000
pada awal tahun 2013. Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun dengan pembayaran bunga 7
persen setiap akhir Desember. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi 100 lembar saham dengan
nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk obligasi sejenis adalah 9 persen. Bagaimana penyajiannya?
Penyelesaian : Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
8/10/2019 Paper Psak 50
8/25
PV nilai nominal =
= Rp 119.253.465
PV pembayaran bunga =
Rp 62.802.860
PV komponen liabilitas Rp 182.056.325
Komponen ekuitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
Nilai wajar obligasi pada tanggal penerbitan Rp 200.000.000
Dikurangi: nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan Rp 182.056.325
Nilai wajar komponen ekuitas pada tanggal penerbitan Rp 17.943.675
Jurnal Akuntansinya :
Kas 200.000.000
Utang obligasi 182.056.325
Agio saham ekuitas konversi 17.943.675
Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai maturity
Utang obligasi 200.000.000
Kas 200.000.000
Akun agio saham ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 dapat ditransfer ke akun agio saham
biasa.
Kondisi 2: Obligasi dikonversi saat maturity
Agio saham ekuitas konversi 17.943.675
Utang obligasi 200.000.000
Saham biasa 50.000.000
Agio saham biasa 167.943.675
Akun agio sahamekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 ditransfer ke akun agio sahambiasa.
Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum maturity
Obligasi dikonversi menjadi saham pada tanggal 31 Desember 2015
Daftar Amortisasi Obligasi
Tanggal Kas dibayarkan Beban bunga Amortisasi diskonto Nilai tercatat
01/01/2013 182,056,325
31/12/2013 14,000,000 16,385,069 2,385,069 184,441,394
31/12/2014 14,000,000 16,599,725 2,599,725 187,041,120
31/12/2015 14,000,000 16,833,701 2,833,701 189,874,821
8/10/2019 Paper Psak 50
9/25
Agio saham ekuitas konversi 17.943.675
Utang obligasi 189.874.821
Saham biasa 50.000.000
Agio saham biasa 157.818.496
Saham Preferen Yang Dapat Dikonversi
Saham preferen yang dapat dikonversi adalah ekuitas, kecuali jika itu merupakan saham
preferen yang dapat ditebus.
Pengkonversian atau pembelian kembali di dasarkan pada nilai buku, tidak diakui kerugian
atau laba
Jumlah lebih yang dibayarkan di atas nilai buku sering didebit dari laba ditahan.
Waran Saham
Waran saham adalah pemberian hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada harga dan
periode tertentu. Biasanya penggunaan waran dapat berdampak dilusi dengan mengurangi jumlah
EPS. Situasi penerbitan waran:
agar sekuritas lebih menarik;
memberikanpreemptive right kepada pemegan saham; dan
kompensasi kepada karyawan
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas LainContoh :
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta
200 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan
lump sum Rp 400.000. Penyelesaian :
Jumlah saham Nilai Total %
Saham biasa 500 x 600Rp = 300.000Rp 60%
Saham Preferen 200 x 1.000 200.000 40%
Nilai pasar 500.000Rp 100%
Alokasi: Biasa Preferen
Harga penerbitan 400.000Rp 400.000Rp
Alokasi % 60% 40%
Total 240.000Rp 160.000Rp
Kas 400.000
Preferen Stock (200xRp200) 40.000
PIC-P/S (160.000 40.000) 120.000
Common Stock (500xRp100) 50.000
PIC-C/S (240.000 50.000) 190.000
8/10/2019 Paper Psak 50
10/25
Saham Treasuri
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 200 pada harga Rp 500 per
share. Sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
Ekuitas
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan beredar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Total ekuitas
Rp 4.000.000
6.000.000
20.000.000
30.000.000
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi saham sebanyak 5.000 lembar saham
dengan harga Rp 700.
Saham treasuri
Kas
3.500.000
3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan 15.000
beredar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar)
Total ekuitas
Rp 4.000.000
6.000.000
20.000.000
3.500.000
26.500.000
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga Rp
1.000
Kas
Saham treasuri
Agio saham treasuri
500.000
350.000
150.000
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga Rp
600.
Kas
Agio saham treasuriSaham treasuri
300.000
50.000350.000
Agio Saham Treasuri
2 April 50.000 2 Maret 150.000
Saldo 100.000
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp
550.
KasAgio saham treasuri
550.000100.000
8/10/2019 Paper Psak 50
11/25
Laba ditahan
Saham treasuri
50.000
350.000
Kebijakan Dividen
Jenis-jenis dividen:
1.
Dividen kas
2. Dividen property
3. Dividen likuidasi
4.
Dividen saham.
Semua dividen selain dividen saham mengurangi total ekuitas perusahaan. Ketika perusahaan
mengumumkan dividen saham, perusahaan tidak membayarkan sejumlah aset atau mengakui
kewajiban, tetapi hanya menerbitkan saham tambahan ke masing-masing pemegang saham.
Dividen Kas
Dewan direksi mengusulkan pengumuman dividen kas. Dividen kas yang diumumkan merupakankewajiban (biasanya termasuk kewajiban lancar). Perusahaan tidak mengumumkan atau membayar
dividen kas pada saham treasuri.
Tiga tanggal penting:
1.
Tanggal pengumuman
Laba ditahan xxx
Utang dividen xxx
2. Tanggal pencatatan
No entry
3. Tanggal pembayaran
Utang dividen xxx
Kas xxx
Contoh :
Tanggal 2 Juni PT PQR m engumumkan pembayaran kas dividen Rp 200 atas 200.000 saham
yang terutang pada tanggal 12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada tanggal 22
Juni.
Tanggal pengumuman (2 Juni)
Laba ditahan
Utang dividen
40.000.000
40.000.000
Tanggal pencatatan (22 Juni)
No entry
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen
Kas
40.000.000
40.000.000
Dividen Properti
Merupakan utang dividen dalam bentuk aset selain kas. Properti yang akan didistribusikan
dinyatakan ulang ke dalam nilai wajar; keuntungan dan kerugian atas selisih nilai properti diakui
dalam Laporan laba-rugi.
Contoh :
8/10/2019 Paper Psak 50
12/25
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya dalam bentuk sekuritas
senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen properti tanggal 12 Desember 2012, untuk
didistribusikan tanggal 22 Januari 2X13 kepada pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013.
Pada tanggal pengumuman, sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)
Unrealized Holding Gain or LossKerugian
Investasi ekuitas
Laba ditahan
Utang dividen property
100.000.000
100.000.000
200.000.000
200.000.000
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Utang dividen properti
Investasi ekuitas
200.000.000
200.000.000
Dividen Likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada pendapatan / laba ditahan dan mengurangi ekuitas pemegang
saham. Dividen likuidasi lebih mengimplikasikan return atas modal investasi daripada profit yang
dihasilkan perusahaan.
Contoh :
PT RST menerbitkan sebuah dividen kepada pemegang saham biasa sebesar Rp 220.000.000.
Pengumuman menyebutkan bahwa pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000
sebagai pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal.
Tanggal pengumuman
Laba ditahan
Agio saham biasa
Utang dividen
100.000.000
120.000.000
220.000.000
Tanggal pembayaran
Utang dividen
Kas
220.000.000
220.000.000
Dividen Saham
Penerbitan saham sendiri kepada pemegang saham dengan basis pro rata, tanpa mendapatkan
pembayaran apapun (tidak ada kas masuk dan keluar). Ketika saham dividen kurang dari 2025
persen dari saham biasa yang beredar, maka perusahaan melakukan transfer nilai wajar dari laba
ditahan (dividen saham kecil). Ketika saham dividen lebih dari 2025 persen dari saham biasa yang
beredar, maka nilai par dialihkan dari laba ditahan ke modal saham (dividen saham besar).
Contoh :
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan
sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen dividen saham, maka perusahaan
menerbitkan 200 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat
itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
8/10/2019 Paper Psak 50
13/25
Tanggal pengumuman
Laba ditahan
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Agio saham biasa
60.000.000
40.000.000
100.000.000
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Saham biasa
40.000.000
40.000.000
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan
sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 30 persen dividen saham, maka perusahaan
menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat
itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan (600 ribu x Rp 200)
Saham biasa yang dapat didistribusikan
120.000.000
120.000.000
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Saham biasa
120.000.000
120.000.000
Share Split
Untuk mengurangi nilai pasar saham.
No entry untuk pencatatan share split.
Mengurangi nilai pasar dan meningkatkan jumlah saham.Ekuitas sebelum 2-for-1 split Ekuitas sesudah 2-for-1 split
Saham biasa, 2 juta lembar
dengan nilai par Rp 200
Rp 400 juta Saham biasa, 4 juta lembar
dengan nilai par Rp 100
Rp 400 juta
Laba ditahan 200 juta Laba ditahan 200 juta
Total 600 juta Total 600 juta
Perbandingan Dividen Saham, Share Split, dan Dividen Kas
Dampak padaPengumuman
dividen kas
Pembayaran
dividen kas
Pengumuman dan distribusi
Dividen saham
kecil
Dividen
saham besar
Share split
Laba ditahan Berkurang Tetap Berkuranga Berkurangb Tetap
Modal saham Tetap Tetap Bertambahb Bertambah
b Tetap
Agio saham Tetap Tetap Bertambahc Tetap Tetap
Jumlah
ekuitas
Berkurang Tetap Tetap Tetap Tetap
Working
capital
Berkurang Tetap Tetap Tetap Tetap
Jumlah aset Tetap Berkurang Tetap Tetap Tetap
Jumlah
saham
beredar
Tetap Tetap Bertambah Bertambah Bertambah
aHarga pasar bNilai par/dinyatakan cNilai lebih harga pasar dengan nilai par
8/10/2019 Paper Psak 50
14/25
Penyajian Ekuitas
Ref. Laporan Keuangn PLN dari website perusahaan
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
Ref. Laporan Keuangn PLN dari website perusahaan
8/10/2019 Paper Psak 50
15/25
PSAK 50:
ILUSTRASI
Bukan bagian dari Standar
Contoh 1 & 2
Kontrak berjangka Pembelian dan Penjualan Saham
Asumsi-asumsi
Tanggal Kontrak 1 Feb 20X2
Tanggal Jatuh Tempo 31 Jan 20X3
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 20X2 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 20X2 Rp110
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 20X3 Rp106
Fixed forward price yang harus dibayar 31 Jan 20X3 Rp104Nilai kini dari forward price pada 1 Feb 20X2 Rp100
Jumlah saham berdasarkan kontrak berjangka 1.000
Nilai wajar kontrak berjangka pada 1 Feb 20X2 Rp0
Nilai wajar kontrak berjangka 31 Desember 20X2 Rp6.300
Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Januari 20X3 Rp2.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
Kontrak pembelian berjangka atas saham akan diselesaikan neto secara tunai (tidak ada saham
milik entitas yang diserahterimakan dalam penyelesaian kontrak ini).
Pada 1 Februari 20X2, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B untuk menerima
pembayaran sejumlah nilai wajar dari 1.000 saham biasa Entitas A yang beredar sampai dengan
31 Januari 20X3 dengan menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (atau Rp104 per saham) pada 31
Januari 20X3. Kontrak tersebut akan diselesaikan netto secara tunai. Entitas A mencatat ayat-
ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari 2002
Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002 adalah
Rp100
Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah nol
Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan karena nilai wajar derivatif sama dengan nol dan
tidak ada kas yang dibayarkan atau diterima.
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat menjadi Rp110,
akibatnya nilai wajar kontrak berjangka meningkat menjadi Rp6.300
Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar kontrak berjangka
Pembelian Penjualan
Aset forward Rp 6.300 Kerugian Rp 6.300
Keuntungan Rp 6.300 Liabilitas Berjangka Rp 6.300
8/10/2019 Paper Psak 50
16/25
31 Januari 2003
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham turun menjadi Rp106. Nilai wajar dari
kontrak berjangka adalah Rp2.000 atau (Rp106 x 1000 Rp104.000). Pada hari yang sama,
kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A berkewajiban untuk menyerahkan
Rp104.000 kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp106.000 (Rp106 x
1000) kepada Entitas A, jadi Entitas B harus membayar selisihnya sebesar Rp2.000 kepada
Entitas A.
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak berjangka (Rp4.300=Rp6.300-
Rp2.000)
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka
Pembelian Penjualan
Kerugian Rp 4.300 Liabilitas forward Rp 4.300
Aset forward Rp 4.300 Keuntungan Rp 4.300
Kas Rp 2.000 Liabilitas forward Rp 2.000
Aset forward Rp 2.000 Kas Rp 2.000
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a) dengan pengecualian bahwa
penyelesaiannya dilakukan secara neto dengan saham. Ayat-ayat jurnal yang dibuat Entitas A
sama dengan butir (a) di atas, kecuali untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka tersebut,
yaitu:
31 Januari 2003
Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban menyerahkan sahamnya
yang bernilai Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajibanmenyerahkan saham Entitas A senilai Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A. Jadi Entitas
B harus menyerahkan saham senilai Rp2.000 (Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas A, atau
sama dengan 18,9 lembar saham (Rp2000/Rp106)
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka.
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 2.000 Liabilitas forward Rp 2.000
Aset forward Rp 2.000 Ekuitas Rp 2.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaianakan dilakukan dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan jumlahnya telah
ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga per lembar saham yang harus
dibayar oleh Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104.
Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000 secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B
berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar saham beredar entitas A kepada entitas A setelah satu
tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah satu tahun yang dibukukan
sesuai nilai wajarnya Rp100.000 yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat
PSAK 55 Paragraf PA79).
8/10/2019 Paper Psak 50
17/25
31 Desember 2002
Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang dihitung menggunakan metode
bunga efektif atas liabilitas pada nilai pelunasan/ penebusan saham.
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 100.000 Tidak ada jurnal
Liabilitas Rp 100.000
Beban Bunga Rp 3.660 Tidak ada jurnal
Liabilitas Rp 3.660
Pada 31 Januari 2003
Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang dihitung menggunakan metode
bunga efektif atas liabilitas pada nilai pelunasan/penebusan saham.
Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham Entitas A secara kas.
Pembelian Penjualan
Beban Bunga Rp 340 Tidak ada jurnal
Liabilitas Rp 340
Liabilitas Rp 104.000 Kas Rp 104.000
Kas Rp 104.000 Ekuitas Rp 104.000
D. Pilihan Penyelesaian
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan kontrak pembelian kembali berjangka
(forward repurchase contract) sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Jika alternatif yang dipilih adalah dengan mempertukarkan kas dengan saham (butir (c) di atas),
maka Entitas A harus membukukan liabilitasnya untuk menyerahkan kas sebagai utang, seperti
ilustrasi pada butir (c) di atas.
Jika tidak, maka Entitas A memperlakukan kontrak berjangka tersebut sebagai sebuah derivatif.
Contoh 3 & 4 : Pembelian dan Penerbitan Opsi-Beli atas Saham
Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang harus dibukukan atas hak yang timbul dari
pembelian atau penerbitan opsi beli atas saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto
secara tunai, (b) neto dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas dengan saham milik
entitas. Contoh ini juga mendiskusikan efek dari pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah):
Asumsi-asumsi:
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama
Entitas B, Pihak Kedua
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104
Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003 Rp102
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002 Rp5.000Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002 Rp3.000
8/10/2019 Paper Psak 50
18/25
Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003 Rp2.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi
Entitas B kewajiban untuk menyerahkan, dan Entitas A hak untuk menerima, nilai wajar dari
1000 lembar saham biasa Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 atas kas senilai
Rp102.000 (Rp102 x 1000) yang akan diterimanya pada tanggal 31 Januari 2003, jika Entitas A
menggunakan hak tersebut. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A
tidak menggunakan haknya, maka tidak terjadi pembayaran. Jurnal yang dibukukan oleh Entitas
A adalah sebagai berikut:
1 Februari 2002
Harga per lembar saham ketika kontrak disepakati pada 1 Februari 2002 adalah Rp100. Nilai
wajar awal dari kontrak pada 1 Februari 2002 adalah Rp5.000, yaitu sejumlah yang harus
dibayarkan oleh Entitas A pada Entitas B. Pada tanggal itu, opsi tersebut tidak memiliki nilai
intrinsik, hanya nilai waktu, karena harga exercise/strike price Rp102 melebihi harga pasarper lembar saham (Rp100) sehingga tidaklah ekonomis jika Entitas A mengexercise opsinya.
Dengan kata lain, opsi beli tersebut dalam posisi tidak untung.
Pembelian Penjualan
Aset Opsi Beli Rp 5.000 Kas Rp 5.000
Kas Rp 5.000 Aset Opsi Beli Rp 5.000
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat menjadi Rp104. Nilai
wajar opsi beli turun menjadi Rp3.000, dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp2000 ([Rp104-
Rp102] X 1000), dan yang Rp1.000 adalah nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatatpenurunan dalam nilai wajar opsi beli.
Pembelian Penjualan
Kerugian Rp 2.000 Kewajiban opsi beli Rp 2.000
Aset Opsi Beli Rp 2.000 Keuntungan Rp 2.000
31 Januari 2003
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham masih Rp104. Nilai wajar opsi beli
turun menjadi Rp2.000 yang keseluruhannya merupakan nilai intrinsik ([Rp104-Rp102] x
1000) karena tidak ada lagi nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat penurunan dalam nilai
wajar opsi beli.
Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan
neto secara tunai. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp102.000 (Rp102 x 1000) kepada
Entitas B, sehingga Entitas A berhak menerima selisih sebesar Rp2.000 secara tunai. Untuk
mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian Penjualan
Kerugian Rp 1.000 Kewajiban opsi beli Rp 1.000
Aset Opsi Beli Rp 1.000 Keuntungan Rp 1.000
Kas Rp 2.000 Kas Rp 2.000
Aset Opsi Beli Rp 2.000 Kewajiban opsi beli Rp 2.000
8/10/2019 Paper Psak 50
19/25
Saham untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian
akan dilakukan dalam bentuk serah terima saham. Jurnal yang harus dibuat oleh Entitas A sama
dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk pencatatan penyelesaian kontrak, yaitu:
31 Januari 2003
Entitas A melaksanan opsi belinya dan kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas B
berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp104.000 (Rp104 x 1.000) kepada
Entitas A dan menerima saham Entitas A senilai Rp102.000 (Rp102 X 1000) dari Entitas A,
sehingga Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sebanyak 19.2
lembar saham (Rp2.000/Rp104) .Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini
dianggap sebagai transaksi Saham yang Diperoleh Kembali (jadi tidak ada keuntungan atau
kerugian).
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 2.000 Ekuitas Rp 2.000Aset Opsi Beli Rp 2.000 Kewajiban opsi beli Rp 2.000
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan
dan penyerahan kas yang nilainya telah ditetapkan, jika Entitas A menggunakan opsinya. Seperti
pada butir (a) dan (b) di atas, harga exercise per lembar saham ditetapkan sebesar Rp102.
Entitas A berhak menerima 1.000 lembar saham beredarnya atas kas sejumlah Rp102.000
(Rp102 x 1.000) yang diserahkannya, jika Entitas A menggunakan opsinya.1 Februari 2002
Untuk mencatat kas yang dibayarkan atas hak untuk membeli kembali saham Entitas A
setelah satu tahun dengan harga yang telah ditetapkan. Premi yang dibayarkan dibukukan
sebagai ekuitas
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 5.000 Kas Rp 5.000
Kas Rp 5.000 Ekuitas Rp 5.000
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang dibukukan karena tidak ada kas yang diserahterimakan dan karena
kontrak memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam jumlah yang telah
ditetapkan dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut
memenuhi definisi instrumen ekuitas.
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas B
berkewajiban menyerahkan 1000 lembar saham Entitas A atas kas sebesar Rp102.000 yang
diterimanya.
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 102.000 Kas Rp 102.000
Kas Rp 102.000 Ekuitas Rp 102.000
8/10/2019 Paper Psak 50
20/25
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset keuangan. Opsi beli
tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan dengan cara
lain, kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan
menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Entitas A mengakui
sebuah aset derivatif sebagaimana yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang
dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mepertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan. Opsi
tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan selain dengan
cara Entitas A menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas
atau aset keuangan lain yang diterimanya. Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai dengan
ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung
pada bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
Contoh 5&6: Pembelian atau Penerbitan Opsi Jual Saham
Asumsi
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Des 2002 Rp95
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Jan 2003 Rp95
Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima pada 31 Januari 2003 Rp98
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002 Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002 Rp4.000
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003 Rp3.000
A. Penyelesaian Neto dengan Kas
Kontrak pembelian opsi yang akan diselesaikan neto secara tunai. Pada 1 Februari 2002, Entitas
A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas A sebuah hak untuk
menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk membeli, nilai wajar dari 1000 lembar saham EntitasA yang beredar hingga 31 Januari 2003 dengan strike price Rp98.000 (atau Rp98 per lembar)
pada 31 Januari 2003, jika Entitas A menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan
neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan opsinya, maka pembayaran tidak akan
terjadi. Entitas A membukukan ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari 2002
Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002 adalah Rp100.
Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah 5.000. Pada tanggal tersebut
opsi tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu karena exercisenya lebih rendah dari
harga pasar. Tidak ekonomis jika entitas menggunakan opsinya, posisi opsi tersebut tidak
mengutungkan.
8/10/2019 Paper Psak 50
21/25
Pembelian Penjualan
Aset Opsi Jual Rp 5.000 Kas Rp 5.000
Kas Rp 5.000 Kewajiban opsi jual Rp 5.000
31 Desember 2003
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham turun menjadi Rp95. Nilai wajar opsi
beli turun menjadi Rp4.000, dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp3.000 ([Rp98-Rp95] x 1000)
dan Rp1.000 merupakan nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat penurunan dalam nilai
wajar opsi beli.
Pembelian Penjualan
Kerugian Rp 1.000 Kewajiban opsi jual Rp 1.000
Aset Opsi Jual Rp 1.000 Keuntungan Rp 1.000
31 Januari 2003
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham tetap Rp95. Nilai wajar dari opsi beli
tersebut turun menjadi Rp3.000, yaitu sebesar nilai intrinsiknya ([Rp98-Rp95] x 1000) karena
nilai waktunya telah habis. Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi.
Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan
secara tunai. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp98.000 kepada Entitas A, dan Entitas A
berkewajiban menyerahkan Rp95.000 (Rp95 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas B
harus membayar selisih sebesar Rp3.000 pada Entitas A.
Pembelian Penjualan
Kerugian Rp 1.000 Liabilitas opsi jual Rp 1.000
Aset Opsi Jual Rp 1.000 Keuntungan Rp 1.000
Kas Rp 3.000 Liabilitas opsi jual Rp 3.000
Aset Opsi Jual Rp 3.000 Kas Rp 3.000
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan dengan saham. Entitas A membukukan jurnal yang sama seperti
jurnal pada butir (a), kecuali:
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan dengan saham.
Akibatnya, Entitas A berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp98.000 kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan saham miliknya senilai Rp95.000 (Rp95 x1.000) pada Entitas B, sehingga akhirnya Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai
Rp2.000 atau sama dengan 31.6 (Rp3.000/Rp95) lembar saham pada Entitas A.
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 3.000 Liabilitas opsi jual Rp 3.000
Aset Opsi Jual Rp 3.000 Ekuitas Rp 3.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan kas yang nilainya telah ditetapkan atas
penyerahan saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan, jika Entitas A menggunakan
8/10/2019 Paper Psak 50
22/25
opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga exercise per lembar ditetapkan sebesar
Rp98.
Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp98.000 (Rp98 x 1000) pada Entitas A
sebagai pengganti 1.000 lembar saham Entitas A yang diterimanya, jika Entitas A menggunakan
opsinya.
Entitas A berkewajiban membayar Rp98.000 secara tunai sebagai pengganti 1.000 lembar saham
beredar Entitas A yang diterimanya jika Entitas B menggunakan opsinya.Dicatat Untuk nilai kini
kewajiban penyerahan Rp98.000 dalam satu tahun, yakniRp95.000, sebagai liabilitas.
Pembelian Penjualan
Ekuitas Rp 5.000 Kas Rp 5.000
Kas Rp 5.000 Ekuitas Rp 5.000
Ekuitas Rp 95.000
Liabilitas Rp 95.000
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang harus dibukukan pada 31 Desember 2002 karena serah terima kas tidak
terjadi dan karena kontrak memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam jumlah
yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka
kontrak tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas.
Entitas A mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga efektif pada
liabilitas sebesar nilai penebusan saham.
Pembelian Penjualan
Beban Rp 2.750
Ekuitas Rp 2.75031 Januari 2003
Mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga efektif pada liabilitas
sebesar nilai penebusan saham.
Entitas A menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas B
berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai untuk 1.000 lembar saham Entitas A yang
diterimanya.
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya, dan kontrak tersebut diselesaikan
secara bruto. Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai kepada Entitas B
sebagai pengganti.
Pembelian Penjualan
Beban bunga Rp 250
Ekuitas Rp 250
Kas Rp 98.000 Liabilitas Rp 98.000
Ekuitas Rp 98.000 Kas Rp 98.000
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mempertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi jual tersebut sebagai aset keuangan.
Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan selain
dengan cara Entitas A menerbitkan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai
pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang diterimanya.
8/10/2019 Paper Psak 50
23/25
Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal
yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian tersebut
dilakukan.
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mempertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi jual sebagai liabilitas keuangan. Jika alternatif
yang digunakan adalah mempertukarkan kas dengan saham (butir (c) di atas), Entitas A
membukukan liabilitasya untuk menyerahkan kas sebagaimana ilustrasi pada butir (c) di atas.
Jika tidak, Entitas A akan membukukan opsi jual tersebut sebagai liabilitas derivatif.
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
Laporan laba rugi laba
Laporan posisi keuangan
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat Dikonversi
Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah 10% - debenture yang dapat dikonversi dengan
nilai nominal Rp1.000 dan jatuh tempo pada 31 Desember 2008. Debenture ini dapat dikonversimenjadi saham biasa Entitas A dengan harga konversi Rp25 per lembar. Bunga dibayar tunai tiap
8/10/2019 Paper Psak 50
24/25
setengah tahun. Pada tanggal penerbitannya, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang
berjangka sepuluh tahun dengan tingkat bunga kupon 11 persen.(Debenture obligasi tanpa
jaminan).
Komponen Liabilitas
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% 597
Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun
dengan tingkat bungadiskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan 343
Total 940
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000total hasil dan Rp940hasil alokasi di atas) 60
Total hasil yang diperoleh 1,000
Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikonversi tersebut memiliki nilai wajar Rp1.700.Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang debenture untuk membeli kembali
debenture tersebut dengan harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal pembelian
kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang yang tidak dapat dikonversi berjangka
lima tahun dengan tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.
Komponen Liabilitas: N. Tercatat Perb Wajar
Nilai kini dari 10 pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50, yang di diskonto pada 11 dan 8% 377 405
Nilai kini dari Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun dan
didiskonto pada 11 dan 8%, bungamajemuk tengah tahunan 585 676
962 1,081 (119)
Kompnen Ekuitas 60 619 (559)
Total 1022 1700 (678)
Dr Komponen Liabilitas Rp962
Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119
Cr Kas Rp1.081
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas
Dr Ekuitas Rp619
Cr Kas Rp619
Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen ekuitas
8/10/2019 Paper Psak 50
25/25
Daftar Pustaka
IAI. PSAK 50 : Instrumen Keuangan (Revisi 2010)
Martani, Dwi.2014.ED PSAK 50 Revisi 2010.https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-
PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdf
Martani, Dwi.2014.Slide PSAK 50 : Instrumen Keuangan.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdfhttps://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdfhttps://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdfhttps://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdfhttps://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdfhttps://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-50-revisi-2010-Instrumen-Keuangan_Penyajian.pdf